Pemeliharaan Fix

33
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguhsungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi. Hal-hal yang terus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit,

description

dfaADA

Transcript of Pemeliharaan Fix

19

IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguhsungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi.Hal-hal yang terus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran.

1.2. Maksud dan Tujuan 1. Mampu mengerjakan penyiapan kandang untuk peliharaan ayam broiler dari DOC sampai dipasarkan.2. Menghitung kebutuhan luas kandang sesuai dengan jumlah ayam broiler yang akan dipeliharan.3. Mengatur pemanas untuk pemeliharaan ayam broiler periode starter.4. Menangani tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler dari DOC sampai dipasarkan.5. Mengetahui dan mengerti pemotongan paruh.6. Mengetahui dan melaksanakan cara pemotongan paruh yang baik.

1.3. Waktu dan Tempat Waktu: Senin, 16 September 21 Oktober 2013Pukul: 10.00 12.00 WIBTempat : Laboratorium Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Ayam BroilerAyam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an, sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf, 2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam menghasilkan daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis jantan atau pun betina (Kanisius, 1986).Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperature lingkungan dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).

2.2. Sistem Pemeliharaan dalam Farm2.2.1.All In All Out SystemSistem ini digunakan oeh para peternak karena praktis. All in all out system artinya adalah hanya ada satu macam umur dalam farm pada satu saat. Semua anak ayam mulai masuk dalam farm pada hari yang sama dan dijual pada hari yang sama. Setelah itu, kandang dikosongkan selama 2 minggu untuk memotong siklus hidup penyakit dalam kandang. Dengan demikian, ayam yang masuk pada periode berikutnya akan sehat karena tidak tertular penyakit dari ternak periode sebelumnya.

2.2.2.Multiple BroodingPemeliharaan berbagai macam umur dalam farm, dilihat dari segi kesehatan memang lebih menguntungkan. Namun, untuk menghasilkan produksi yang berkesinambungan sesuai dengan permintaan pasar, pemeliharaan dalam farm harus lebih ketat karena dikhawatirkan terjadi penularan penyakit dari ayam-ayam yang lebih tua kepada ayam-ayam yang lebih muda. Saat ini para peternak lebih suka menggunakan program multiple brooding.

2.3.Manajemen Pemeliharaan 2.3.1.Persiapan Ternak Broiler Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya saran yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang (Murtidjo, 1987). Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ad libitum (berlebih) dan ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal (Ginsono, 1986).

2.3.2.Periode StarterPeriode starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa pertumbuhan awal bagi ayam pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC dilihat dari :1) induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan, 2) anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama, 3) matanya cerah atau bercahaya aktif, 4) tidak cacat secara fisik, 5) tidak ada lekatan tinja di duburnya. Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal DOC saat datang di kandang yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang yang dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder) sebagai pengganti induk, pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu 15 menit sebelum DOC datang. DOC di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula aren dan vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan kesegaran anak ayamPakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble. Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan tepung komplit.Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5 cm. Penggunaan alas litter yaitu untuk,1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit, 2) ayam broiler relatif lebih tahan,3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008). Awal pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang, kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding dimulai pada umur 1 - 21 hari. Suhu ruangan 28 31oC dan kelembaban 55 60 % sehingga hampir sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf (2008) mengatakan bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal 19 21oC.

2.3.3.Periode FinisherPeriode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar 5 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin pada waktu malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor, Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini dikarenakan ayam mengalami stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya kosong ( ayam tidak mau makan karena stres).2.4.Penampilan Produksi 2.4.1.Feed Intake Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu tertentu. Ayam mengkonsumsi pakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan energinya. Konsumsi pakan ayam tergantung dari beberapa faktor yaitu : besar tubuh ayam ( jenis galur ), keaktifan badannya sehari hari, suhu atau temperatur di dalam dan disekitar kandang, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan pada ayam pedaging itu, dan cara pengelolaan yang dipraktekkan sehari hari untuk memelihara ayam pedaging. Selain itu ayam pedaging cenderung untuk meningkatkan jumlah konsumsi pakan yang berenergi rendah(Suprawiro et al., 1981). NRC (1984) merekomendasikan bahwa kwbutuhan energi ayam broiler adalah 3200 kcal ME / kg dengan protein kasar 20 % untuk ayam umur 3 6 minggu. Standart konsumsi pakan menurut NRC ( 1984 ) sebanyak 3000 gram /ekor per minggu selama pertumbuhan 0 6 minggu.

2.4.2.Feed Convertion Ratio Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk meningkatkan berat badannya.

2.4.3.Gain/Pertumbuhan Pertumbuhan adalah proses pertambahan berat hidup sejak pembuahan dan lahir hingga mencapai berat dan ukuran dewasa. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara bibit, ransum dan tata laksana yang baik untuk menjamin suksesnya setiap usaha peternakan ayam broiler ( Siregar dkk, 1980 ). Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik, jenis kelamin dan hormon ( Williams, 1982 ). Tilman et al. ( 1984 ) menyatakan bahwa pertumbuhan anak ayam sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan penyakit, dikatakan pula bahwa hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang lebih banyak mengandung protein dengan kualitas yang baik dan banyak mengandung gizi yang mudah dicerna serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.

2.5. Konsumsi PakanMenurut Rasyaf (2003), Konsumsi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan ayam broiler dan konsumsi dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik dari ayam broiler. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam tersebut menjadi terhambat dan akhirnya produksi akan menjadi menurun.Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan pada unggas adalah kandungan serat kasar dalam pakan, tingkat kualitas pakan, dan palatabilitas atau cita rasa pakan (Ichwan, 2003).Konsumsi pakan merupaka jumlah ransum yang dimakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan, Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia /tidak dibatasi) (Prabowo, 2007).

2.6. Konsumsi AirAir merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian tubuh hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan (Parakkasi, 1999). Menurut Scott et al. (1982) , air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam transformasi zat- zat makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyais sifat menguap dan specific heat, (3) membantu mempertahankan homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis, konsentrasi elektrolit.

2.7. Pencegahan Penyakit dan VaksinVaksin merupakan sediaan biologik yang mengandung mikroorganisme yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai infeksi buatan.Peranan vaksin ini ialah merangsang pembentukan antibodi.Berdasarkan jenis antigennya, vaksin dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu vaksin viral, bakterial dan protozoa.Vaksin viral lebih banyak dikembangkan dibandingkan vaksin bakterial maupun protozoa.Salah satu alasannya ialah serangan penyakit viral tidak bisa diatasi dengan pemberian obat sedangkanoutbreakpenyakit bakterial dan protozoa relatif bisa dikendalikan dengan pemberian obat atau antibiotik. Virus yang telah menginfeksi ke dalam tubuh akan masuk ke dalam sel sehingga pemberian obat tidak efektif untuk membunuh virus tersebut. Vaksinasilah yang berfungsi menstimulasi pembentukan titer antibodi yang berperan mem-blok lalu menghancurkan virus sebelum masuk ke dalam sel. Pemberian obat pada saat serangan penyakit viral tetap diperlukan guna mencegah atau mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri. Vaksin yang diberikan pada ayam akan menstimulasi pembentukan antibodi yang berperan mem-blok infeksi virus ke dalam sel tubuh ayamIIIALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat Hygrometer ruang Kandang ayam broiler Pemanas ( lampu pijar ) Sapu lidi Sekat kandang dari bamboo Sprayer Tempat minum Tempat ransum Timbangan Thermometer ruang3.2. Bahan Anak ayam broiler (DOC) Desinfektan Gula merah Kertas koran Obat-obatan dan vitamin Ransum starter Sekam

3.3. Prosedur Kerja1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau litter dengan mengunakan sekop2. Setelah dibersih kandang dicuci dengan air sabun sampai bersih, lalu keringkan satu sampai dengan dua hari3. Kandang yang telah kering lalu dikapur sampai merata4. Peralatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum sebaiknya dicuci dengan larutan desinfektan yang telah disediakan5. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang akan dipelihara6. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, setelah itu dipasang sekat pembatas (chick guard) dan jangan lupa diatas sekam dilapisi kertas koran7. Sehari sebelum ayam dating peralatan kandang dan perlengkapannya seperti tempatransum, tempat minum, kertas Koran, sekam, dan brooder sebaiknya disemprot menggunakan desinfektan8. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan atur suhu sesuai dengan yang dibutuhkan DOC9. Menyiapkan air minum yang sudah dicampur dengan air gula10. Mengeluarkan DOC dari boks dan memasukannya kedalam kandang sambil ditimbang beratnya, lalu dihitung jumlahnya serta diseleksi penampilan dan kondisi fisiknya11. Biarkan DOC didalam kandang jangan diberikan makan atau minum selama 30 menit, agar anak ayam dapat mengurangi stress dalam perjalanan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya12. Setelah 30 menit, DOC diberi air minum yang telah dicampur dengan gulamerah. Kegunaan air gula itu sendiri untuk menggantikan energy yang hilang selama perjalanan13. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang telah ditabur pada feed tray atau bekas tutup boks anak ayam sebagai tempat ransum14. Pemeliharaan pada minggu pertama, ransum yang diberikan secara adlibitum dan sehari diberikan 3 kali yaitu pagi, siang, dan sore, sedangkan untuk air minum perlu dikontrol agar tidak kehabisan15. Ransum yang diberikan ditabur pada feed tray atau tutup boks selama minggu pertama, serta kertas Koran yang menutupi sekam diganti setiap hari selama minggu pertama16. Pada minggu pertama diberikan vaksin ND dan vaksin gumboro yang diberikan berbeda hari, jangan dilakukan secara bersamaan17. Mencatatat konsumsi ransum, bobot badan, konversi dan kematian (mortalitas) setiap minggunya18. Pemeliharaan pada minggu kedua setiap harinya sama seperti yang dilakukan pada minggu pertama yaitu memberikan ransum sehari tiga kali, air minum secukupnya dan pencatatan, namun tidak melakukan vaksin19. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan sama seperti minggu sebelumnya20. Pemeliharaan pada minggu keempat, pada minggu keempat kegiatannya sama dengan minggu sebelumnya, namum pada awal minggu keempat dilakukan vaksinasi ND melalui air minum21. Pemeliharaan pada minggu kelima, pada minggu kelima kegiatannya sama dengan minggu ketiga. Bila bobot badan ayam telah mencapai berat untuk dipasarkan maka timbang berat badan masing-masing ayam. Buat format table yang didalamnya terdapat kolom bobot bandan perminggu, pertambahan bobot badan perminggu, konsumsi ransum perminggu, dan kumulatif, konversi perminggu dan kumulatif.

IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilRumus :FCR: Konsumsi Ransum / Bobot BadanEfisiensi Ransum: Bobot Badan / Konsumsi Ransum X 100%PBB: Bobot Badan Akhir Bobot Badan AwalFCR Kumulatif: Pakan Kumulatif Sisa Pakan / Total Bobot Badan Akhir Total Bobot Badan Awal

Tabel 1. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-0

AyamE.5.1.E.5.2E.5.3E.5.4E.5.5

Bobot Badan35 gram32 gram30 gram32 gram33 gram

Tabel 2. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-1

AyamBobot BadanPBBKonsumsi RansumFCR

Minggu 1Kumulatif

E.5.1.104 gram69gram85,2 gram1,231,41

E.5.2.102 gram70 gram85,2 gram1,22

E.5.3.93 gram63 gram85,2 gram1,35

E.5.4.79 gram47 gram85,2 gram1,81

E.5.5.85 gram52 gram85,2 gram1,64

Total463 gram301 gram426 gram7,25

Berat Pakan Awal= 500 gramSisa Pakan= 74 gramJumlah Konsumsi Pakan= Berat Pakan Awal Sisa Pakan= 500 gram - 74 gram= 426 gramJumlah Pakan Masing masing = Jumlah Konsumsi Pakan / Banyak Ayam= 426 gram / 5= 85,2 gramFCR ayam 1= 85,2 / 104 35 = 85,2 / 69 = 1,23FCR ayam 2= 85,2 / 102 32 = 85,2 / 70 = 1,22FCR ayam 3= 85,2 / 93 30 = 85,2 / 63 = 1,35FCR ayam 4= 85,2 / 79 32 = 85,2 / 47 = 1,81FCR ayam 5 = 85,2 / 85 33 = 85,2 / 52 = 1,64FCR Kumulatif= 426 / 463 -162= 426 / 301 = 1,41Efisiensi Ransum = 463 162 / 426 X 100%= 70,6 %

Tabel 3. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-2

AyamBobot BadanPBBKonsumsi RansumFCRFCR Kumulatif

M1M2

E.5.1104 gram294 gram100 gram258,4 gram2,5841,49

E.5.2102 gram254 gram152 gram258,4 gram1,7

E.5.393 gram292 gram199 gram258,4 gram1,29

E.5.479 gram210 gram131 gram258,4 gram1,97

E.5.585 gram257 gram172 gram258,4 gram1,50

Total463 gram1307 gram754 gramgram9,044

Pakan yang Dikonsumsi M1 = 1000 gramPakan yang Dikonsumsi M2 = 708 gramPakan Kumulatif = 2000 gramPakan Konsumsi Kumulatif= 1000 gram + 708 gram = 1.708 gramSisa Pakan= 292 gramFCR Ayam 1= 258,4 gram / 100 gram= 2,584FCR Ayam 2= 258,4 gram / 152 gram = 1,7FCR Ayam 3= 258,4 gram / 199 gram= 1,29FCR Ayam 4= 258,4 gram / 131 gram= 1,97FCR Ayam 5= 258,4 gram / 172 gram= 1,50FCR Kumulatif= 2000 gram 292 gram / 1307 gram 162 gram= 1708 / 1145 = 1,49

Tabel 4. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-3

AyamBobot BadanPBBKonsumsi RansumFCR

M2M3M3KumulatifM3KumulatifM3Kumulatif

E.5.1294 gram688 gram394 gram653 gram445,8 gram845,8 gram1,131,62

E.5.2254 gram558 gram304 gram526 gram445,8 gram845,8 gram1,46

E.5.3292 gram651 gram359 gram621 gram445,8 gram845,8 gram1,24

E.5.4210 gram360 gram150 gram328 gram445,8 gram845,8 gram2,97

E.5.5257 gram508 gram251 gram475 gram445,8 gram845,8 gram1,77

Total1307 gram2765 gram1458 gram2603 gram2229 gram4229 gram8,57

Pakan yang diberikan minggu ke-3= 2500 gramPakan yang dikonsumsi minggu ke-3= 2229 gramPakan Kumulatif= 4500 gramSisa Pakan= 271 gramPakan Konsumsi Kumulatif= 4229 gramFCR Ayam 1= 445,8 gram / 394 gram = 1,13FCR Ayam 2= 445,8 gram / 304 gram = 1,46FCR Ayam 3= 445,8 gram / 359 gram = 1,24FCR Ayam 4= 445,8 gram / 150 gram = 2,97FCR Ayam 5= 445,8 gram / 251 gram = 1,77FCR Kumulatif = 4500 gram 271 gram / 2765 gram 162 gram = 1,62FCR Populasi= 2229 gram / 1458 gram = 1,53

Tabel 5. Pengamatan Performan Broiler Minggu ke-4

AyamBobot BadanPBBKonsumsi RansumFCR

M3M4M4KumulatifM4KumulatifM4Kumulatif

E.5.1688 gram832 gram144 gram797 gram400 gram1300 gram2,782,02

E.5.2558 gram645 gram87 gram613 gram400 gram1300 gram4,59

E.5.3651 gram785 gram134 gram755 gram400 gram1300 gram2,98

E.5.4360 gram459 gram99 gram427 gram400 gram1300 gram4,04

E.5.5508 gram659 gram151 gram626 gram400 gram1300 gram2,65

Total2765 gram3380 gram615 gram3218 gram2000 gram6500 gram17,04

Pakan yang Diberikan Minggu ke-4= 2000 gramPakan yang Dikonsumsi Minggu ke-4= 2000 gramPakan Kumulatif= 6500 gramPakan Konsumsi Kumulatif= 6500 gramFCR Ayam 1= 400 gram / 144 gram = 2,78FCR Ayam 2= 400 gram / 87 gram = 4,59FCR Ayam 3= 400 gram / 134 gram = 2,98FCR Ayam 4= 400 gram / 99 gram = 4,04FCR Ayam 5= 400 gram / 151 gram = 2,65FCR Kumulatif= 6500 gram / 3218 gram = 2,02FCR Populasi= 200 gram / 615 gram = 3,25

4.2. Pembahasan Pemeliharaan ayam pedaging ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik. Untuk mencapai hal-hal tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pengelolaan. Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih 6 sampai 7 minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya kira-kira sama dengan ayam telur dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg. Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama dengan ayam telur dari periode starter sampai grower. Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas terhadap kandang dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan, tempat minuman,brooder, dan lain-lain. Terutama pada kandang lama yang sudah dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang tercecer harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang tertinggal, sebab setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada kemungkinan akan menularkan sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya. Pembersih dilakukan dengan air dan bahan pencuci (sabun atau detergen).Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.Teknis pemeliharaan ayam broiler yang kami lakukan adalah lima ekor DOC dengan bobot awal 35, 32, 30, 32, dan 33 gram dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan awal adalah 500 gram. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, tepatnya pada saat ayam chick in dalam kandang, dengan vaksin ND. Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme tersebut.Pemeliharaan dilakukan dengan pemberian pakan dan minum secara adlibitum. Pemberian pakan dilakukan bila tempat pakan telah kosong. Dan penggantian air minum rutin kami lakukan sehari dua kali dengan waktu pagi dan sore hari. Tempat makan yang kami gunakan berbentuk round feeder, sedangkan tempat minum berbentuk round waterer. Untuk litter kami menggunakan sekam padi dengan ditutup koran, untuk pencegahan DOC memakan sekam. Setelah ayam dirasa sudah cukup besar, maka alas koran dilepas.Untuk pertambahan bobot ayam pada minggu pertama, didapatkan total PBB sebesar 301 gram, dengan FCR 1,41. Dalam minggu ini, kelompok kami tidak mengalami perbedaan yang drastis dengan kelompok lain. Semua masih dalam batas rata-rata. Di minggu kedua, PBB total mencapai 754 gram, dengan FCR yang sedikit aik yaitu 1,49. Di minggu ketiga, didapatkan PBB kumulatif total sebesar 1458 gram dengan FCR 1,62. Pada minggu ini terjadi kenaikan FCR. Seharusnya makin lama pemeliharaan maka FCR semakin rendah. Dan pada minggu ke empat, didapatkan PBB kumulatif total yang sangat rendah yaitu 615 gram, dengan FCR sangat tinggi sebesar 2,02 gram. Di sinilah kami merasa bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan karena sistem pemeliharaan kami yang kurag baik. Dan kemungkinan dari awal chick in, bobot DOC kelompok kami di bawah standar. Berat awal DOC yang disarankan adalah sebesar 37 gram, sedangkan berat awal DOC kami yang paling besar hanya 35 gram.

VKESIMPULAN5.1. Kesimpulan Hal yang perlu diperhatikan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pengelolaan. Persiapan harus dilakukan dengan benar sebab akan berpengaruh pada kelangsungan hidup ayam. Semakin rendah angka FCR maka akan semakin baik karena berhubungan dengan efisiensi ransum. Pertambahan bobot badan dari minggu pertama sampai ketiga mengalami kenaikan. Sedangkan di inggu ke empat mengalami penurunan. FCR dalam pemeliharaan kami dari minggu ke minggu mengalami kenaikan, yang artinya efisiensi ransum buruk.5.2.SaranSetelah menyusun laporan praktikum, kami ingin memberikan saran sebagai berikut :1. Pemeliharaan harus dilakukan dengan teliti dan tepat waktu2. Jangan hanya memenuhi piket tapi harus memperhatikan hal-hal lain yang bisa mempengaruhi ayam3. Jangan mengandalkan seseorang dalam praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Akpobome, G. D and R. C. Funguy. 1992.Evaluation of Cage Floor System of Production of Comercial Broiler. Poultry Science. Vol. 71: 274.Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.Lubis, D. A. 1992.Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta. Lunstra, D.Ichwan. 2003. Membuat Pakan ras Pedaging. Agro Media Pustaka. Tanggerang.Kanisius. 1986. Beternak Ayam Pedaging. Kanisius. Yogyakarta.Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). JakartaSiregar, A, N. Sabrani dan S. Pramu. 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Margie Group. Jakarta.Tillman, A. D., H.,Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keempat Belas. Penebar Swadaya. JakartaScott, M. L., M. C. Nesheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd Ed. M. L. Scott and Associate. Ithaca. New YorkSoeharsono. 1976. Responns broiler terhadap berbagai kondisi lingkungan. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Budi Hendarto Wijaya. I Love Peternakan. http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/manajemen-pemeliharaan.html ( diakses pada Sabtu 2 November 2013 pukul 13. 06 )Etika Farista. Manajemen Ternak Ayam Broiler. http://etikafarista.blogspot.com/2012/12/manajemen-ternak-ayam-broiler.html. ( diakses pada Sabtu 2 November 2013 pukul 14.15 )