PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

20
PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR Oleh : Budi Setiawan FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA Januari 2021

Transcript of PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

Page 1: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA

BOGOR

Oleh :

Budi Setiawan

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

Januari 2021

Page 2: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

1

PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

Budi Setiawan, SKom., MMSI.

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

[email protected]

ABSTRAKSI

Sistem Informasi Bangunan Gedung Kota Bogor dibangun untuk menunjang

fungsi dan tugas pokok Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota

Bogor dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian baik terhadap seluruh

penyelenggaraan bangunan di Kota Bogor dan pemanfaatan tata ruang Kota

Bogor. Pemeliharaan Sistem Informasi Bangunan Gedung Kota Bogor harus

dilakukan untuk mendapatkan sistem yang selalu terupdate, korektif dan adaptif,

sehingga output sistem yang didapatkan menjadi maksimal. Pemeliharaan

Database Bangunan Gedung merupakan bagian terpenting dalam pemeliharaan

sistem, karena dengan database yang selalu update, valid dan akurat akan

menghasilkan sistem yang handal.

Tujuan pemeliharaan database bangunan gedung adalah untuk memelihara dan

menyediakan data melalui sistem informasi pengawasan dan pengendalian

bangunan. Metodologi yang digunakan adalah System Development Life Cycle

yang terdiri dari tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan penerapan.

Kata kunci : Database Bangunan Gedung Kota Bogor, Pemeliharan Database,

Pemeliharaan Sisten Informasi

1. LATAR BELAKANG

Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor mempunyai fungsi

dan tugas pokok melaksanakan pengawasan dan pengendalian baik terhadap

seluruh penyelenggaraan bangunan di Kota Bogor dan pemanfaatan tata ruang

Kota Bogor, seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Kota Bogor no. 8

Tahun 2011 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-

2031. Dalam rangka menunjang fungsi dan tugas pokok tersebut, diperlukan

beberapa alat penunjang yang dapat membantu Dinas Pengawasan Bangunan dan

Permukiman Kota Bogor dalam pengawasan dan pengendalian tersebut. Alat

penunjang yang dibutuhkan adalah suatu sistem informasi bangunan gedung yang

dapat menyajikan data data terkait kepemilikan, penggunaan, pemanfaatan dan

riwayat bangunan gedung atau tanah. Sistem informasi ini juga mencatat

Page 3: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

2

kesesuaian antara penggunaan bangunan gedung dengan rencana tata ruang

wilayahnya. Dengan adanya sistem informasi ini maka pengawasan dan

pengendalian bangunan gedung akan lebih efektif dan efisien.

Pendataan yang dilakukan pada Sistem Informasi Bangunan Gedung juga

merupakan perwujudan Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota

Bogor dalam memenuhi amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

17/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung Pasal 3

ayat (1), Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melaksanakan pendataan bangunan

gedung di wilayahnnya, sedangkan dalam pasal 12 disebutkan bahwa

pengumpulan data bangunan gedung dilakukan selambat-lambatnya dimulai 1

(satu) tahun sejak Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknis

Pendataan Bangunan Gedung ditetapkan.

Sistem Informasi Bangunan Gedung Kota Bogor yang sudah dibangun pada tahun

2013, seperti sistem informasi pada umumnya, sangat membutuhkan

pemeliharaan. Pemeliharaan Sistem Informasi Bangunan Gedung Kota Bogor

harus dilakukan karena:

1. Pemeliharaan Database Bangunan Gedung, Database Bangunan Gedung

harus selalu up to date dan valid, maka pemeliharaan database bangunan

gedung harus dilakukan secara periodik.

2. Pemeliharaan Korektif Sistem Informasi Bangunan Gedung, pemeliharaan

korektif dilakukan untuk mencari kesalahan pada sistem atau database,

sehingga kesalahan tersebut harus selalu diperbaiki untuk mendapatkan

hasil yang valid.

3. Pemeliharaan Adaptif Sistem Informasi Bangunan Gedung, perkembangan

teknologi dan kebutuhan dari Dinas Pengawasan Bangunan dan

Permukiman Kota Bogor memungkinkan sistem informasi untuk

dikembangkan atau ditingkatkan, misalnya kebutuhan analisa spasial,

memungkinkan database dan sistem informasi dikembangkan

menggunakan sistem berbasis GIS.

Pemeliharaan Database Bangunan Gedung Berbasis GIS merupakan kegiatan

pendukung yang dilaksanakan untuk menginput data-data yang sudah terkumpul

di 6 kecamatan melalui kegiatan Penyusunan Database Bangunan Gedung tahun

2013-2014 ke dalam sistem informasi database bangunan gedung yang sudah

dikembangkan sehingga informasi yang dihasilkan sesuai dengan format

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2010 tentang Pedoman

Teknis Pendataan Bangunan Gedung di 6 wilayah kecamatan di Kota Bogor.

Page 4: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

3

Sedangkan tujuan .pemeliharaan database bangunan gedung berbasis GIS adalah

untuk memelihara dan menyediakan data melalui sistem informasi pengawasan

dan pengendalian bangunan yang memuat :

1. data kepemilikan, penggunaan, pemanfaatan serta riwayat bangunan

gedung dan tanah termasuk kesesuaian antara penggunaan bangunan

gedung dengan rencana tata ruang wilayahnya.

2. informasi/perkembangan mengenai proses penyelenggaraan bangunan

gedung yang sedang berjalan meliputi

Dokumentasi perijinan IPPT, Siteplan, dan IMB

Data hasil monitoring terhadap pelaksanaan penyelenggaraan

bangunan mulai dari prakonstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi

Data indikasi pelanggaran administrasi, pelanggaran persyaratan

teknis, maupun pelanggaran fungsi bangunan

Informasi proses penertiban bangunan yang telah dilaksanakan oleh

pemerintah kota

3. Data hasil pengawasan bangunan

2. E-GOVERNMENT

Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan

penyampaian informasi, jangkauan yang global dan tranparansi. Oleh karena itu

dalam era otonomi daerah ini untuk mewujudkan pemerintahan yang good

governance salah satu upayanya adalah menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi atau yang populer disebut e-Government. Dalam UU No. 32 tahun

2004 mengenai pemerintahan daerah, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek

hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan

sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Amanat UU ini menunjukkan

bagaimana pentingnnya efisiensi dan transparansi, sehingga E-government sangat

sejalan dengan pengamalannya.

Dalam rangka mewujudkan E-Government, Dinas Pengawasan Bangunan dan

Permukiman Kota Bogor sudah membangun Sistem Informasi Bangunan pada

tahun 2013, dimana sistem informasi ini digunakan untuk mengelola data

bangunan secara periodik untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian.

Sistem Informasi Bangunan harus dipelihara dan diupdate untuk mendapatkan

hasil yang valid, selalu up to date, serta sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Page 5: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

4

Perubahan data bangunan yang signifikan dan pengelolaan tata ruang di Kota

Bogor membutuhkan fitur pada sistem informasi yang dapat memperlihatkan

sebaran lokasi bangunan beserta informasi atributnya. Kebutuhan ini sangat

penting untuk dapat menganalisa dan membuat perencanaan yang sesuai dengan

kondisi terkini di lapangan. Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota

Bogor sangat membutuhkan fitur ini untuk membantu melakukan tugas pokok dan

fungsi dinas dalam mengawasi, mengendalikan dan mengatur bangunan dan tata

ruang di Kota Bogor.

Fitur yang dapat memberikan informasi sebaran lokasi bangunan yang dapat

dimerge dengan informasi atribut bangunan baik yang sudah ada pada Database

Sistem Informasi Bangunan maupun data baru adalah Sistem Informasi Geografis

(SIG) atau Geographical Information System (GIS). GIS yang digunakan juga

harus mendukung E-Government yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh

publik, atau informasi yang mudah didapat, untuk itu GIS harus berbasis web atau

internet, yang biasa disebut Web GIS.

3. PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/Prt/M/2010 Tentang Pedoman

Teknis Pendataan Bangunan Gedung, mendefinisikan beberapa istilah dan

prosedur pelaksanaan pendataan bangunan gedung. Beberapa istilah penting

didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Istilah Pendataan Bangunan Gedung

NO. ISTILAH DEFINISI

1. Bangunan Gedung wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya,

sebagian atau seluruhnya berada di atas dan

atau di dalam tanah atau di air yang berfungsi

sebagai tempat manusia melakukan

kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat

tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,

kegiatan sosial budaya maupun kegiatan

khusus

2. Penyelengaraan

Bangunan Gedung

kegiatan pembangunan yang meliputi proses

perencanaan teknis dan pelaksanaan

konstruksi serta kegiatan pemanfaatan,

pelestarian dan pembongkaran

Page 6: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

5

Tabel 3.1 Istilah Pendataan Bangunan Gedung (Lanjutan)

NO. ISTILAH DEFINISI

3. Pendataan bangunan

gedung

kegiatan pengumpulan data suatu bangunan

gedung oleh pemerintah daerah yang

dilakukan secara bersama dengan proses izin

mendirikan bangunan gedung, proses

sertifikat laik fungsi bangunan gedung, dan

pembongkaran bangunan gedung, serta

mendata dan mendaftarkan bangunan gedung

yang telah ada

4. Klasifikasi Bangunan

Gedung

klasifikasi dari fungsi bangunan gedung

berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan

administratif dan persyaratan teknisnya

5. Izin Mendirikan

Bangunan Gedung (IMB)

perizinan yang diberikan oleh pemerintah

daerah kecuali untuk bangunan gedung fungsi

khusus oleh Pemerintah kepada pemilik

bangunan gedung untuk membangun baru,

mengubah, memperluas, mengurangi,

dan/atau merawat bangunan gedung sesuai

dengan persyaratan administratif dan

persyaratan teknis yang berlaku

6. Permohonan Izin

Mendirikan Bangunan

Gedung (PIMB)

permohonan yang diajukan oleh

pemilik/pengguna/pengelola bangunan

gedung kepada pemerintah daerah untuk

mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan

Gedung

7. Sertifikat Laik Fungsi

Bangunan Gedung (SLF)

Sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah

daerah, kecuali untuk bangunan gedung

fungsi khusus oleh Pemerintah untuk

menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan

gedung baik secara administratif maupun

teknis sebelum pemanfaatannya

8. Pemanfaatan bangunan

gedung

kegiatan memanfaatkan/menggunakan

bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang

telah ditetapkan, termasuk kegiatan

pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan

secara berkala

9. Pemeliharaan kegiatan menjaga keandalan bangunan

gedung beserta prasarana dan sarananya agar

selalu laik fungsi

Page 7: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

6

Tabel 3.1 Istilah Pendataan Bangunan Gedung (Lanjutan)

NO. ISTILAH DEFINISI

10. Perawatan kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti

bagian bangunan gedung, komponen, bahan

bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar

bangunan gedung tetap laik fungsi

11. Pelestarian kegiatan perawatan, pemugaran, serta

pemeliharaan bangunan gedung dan

lingkungannya untuk mengembalikan

keandalan bangunan tersebut sesuai dengan

aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut

periode yang dikehendaki

12. Pembongkaran kegiatan membongkar atau merobohkan

seluruh atau sebagian bangunan gedung,

komponen, bahan bangunan dan/atau

prasarana dan sarananya

13. Pemilik Bangunan

Gedung

orang badan hukum, kelompok orang atau

perkumpulan yang menurut hukum sah

sebagai pemilik bangunan gedung

14. Pengguna Bangunan

Gedung

pemilik bangunan gedung dan/atau bukan

pemilik bangunan gedung berdasarkan

kesepakatan dengan pemilik bangunan

gedung yang menggunakan dan atau

mengelola bangunan gedung atau bagian

bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang

ditetapkan

Selain mendefinisikan istilah - istilah di atas, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor : 17/Prt/M/2010 juga memuat panduan teknis pelaksanaan pendataan

bangunan gedung, secara garis besar pelaksanaan pendataan bangunan gedung

dilakukan untuk mencapai tertib administratif pembangunan dan pemanfaatan

bangunan gedung, serta sistem informasi bangunan gedung. Lingkup pekerjaan

pendataan bangunan gedung adalah:

a) penyelenggaraan pendataan bangunan gedung;

b) persyaratan pendataan bangunan gedung;

c) tata cara pelaksanaan yang meliputi organisasi dan tata laksana;

d) prosedur pelaksanaan pendataan bangunan gedung

Page 8: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

7

4. DATABASE

Untuk mewujudkan sistem informasi yang tepat guna perlu disusun dan

dikembangkan sebuah sistem database yang baik. Berikut ini adalah disain

database yang dapat dikembangkan :

Gambar 4.1. Disain Database

Konsep database yang ditawarkan dengan 3 buah layer yaitu layer ekternal,

konseptual dan internal. Dengan konsep ini diharapkan setiap pemakai dalam

sistem melihat database secara benar sesuai dengan peran dan kebutuhan user

tersebut terhadap data yang ada.

Dengan konsep ini juga dapat ditambahkan sebuah tabel kedalam database yang

baik dilihat dari sisi penggunaan dan baik dilihat dari sisi penyimpanan sehingga

dapat diperoleh kinerja yang baik untuk mendukung aplikasi yang ada. Konsep ini

juga dapat dikembangkan untuk update database yang digunakan untuk aplikasi

pelayanan strategis yang akan dikembangkan.

Berdasarkan hasil desain konseptual, dengan model-model ataupun sub sistem

yang telah didefinisikan, maka diturunkan variabel - variabel datanya untuk setiap

entitas yang ada pada sub sistem-sub sistem. Variabel yang telah didefinisikan

kemudian dituangkan dalam struktur basis data. Basis data ini kemudian dibangun

pada platform perangkat lunak yang telah ditentukan untuk kemudian diuji

dengan dummy untuk menguji integritas basis data tersebut. Pekerjaan yang

dilakukan pada tahap ini diantaranya adalah:

Desain Tabel baru

Penambahan Tabel ke dalam Database

Page 9: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

8

Penentuan field-field kode untuk membedakan warna pada tampilan

data grafis

Pendesainan Aliran Informasi

Pendesainan Aliran Prosedural

Pendesainan Struktur Proses

Pendesainan Spesifikasi Proses

Pendesainan Perancangan Formulir

Pendesainan Pengkodean

Adapun data yang diinginkan adalah sebagai berikut :

Mendapatkan struktur data tambahan yang akan diotomasikan

Mendapatkan sistem pengkodean yang menjadi salah satu kunci

pengintergrasian

5. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB

Perkembangan yang sangat pesat dari teknologi informasi dan teknologi

komunikasi di satu sisi memberikan keuntungan bagi pengguna sekaligus

mempunyai konsekuensi. Kecepatan dalam memperoleh informasi serta

keakuratan informasi itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting, bahkan

krusial bagi pengelola dalam menjalankan operasionalnya. Dengan bantuan

teknologi informasi dan teknologi komunikasi kebutuhan tersebut dapat

direalisasikan. Setiap saat seorang pengguna dapat mengakses informasi tersebut

melalui berbagai media. Sebagai konsekuensinya, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu:

1. memastikan bahwa data yang dimasukkan ke dalam sistem

merupakan data terbaru dan dapat dipertanggung jawabkan

keabsahannya.

2. memastikan bahwa metodologi analisis dari data itu sendiri

dapat dipertanggung jawabkan dan memberikan respons yang

cepat

3. memastikan informasi yang diberikan untuk pengguna sesuai

dengan kebutuhan pengguna itu sendiri

4. memastikan hal hal lain seperti misalnya keamanan data,

keamanan sistem, tata cara dan prosedur pembaruan data dan

lain sebagainya

SIG melalui media internet, atau sering disebut GIS over internet atau

webmapping, merupakan perpaduan kekuatan SIG sebagai sebuah alat bantu yang

canggih dan kekuatan internet sebagai media penyampaian informasi yang

Page 10: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

9

efektif. Walaupun demikian webmapping lebih difokuskan untuk penyampaian

informasi, bukan sebagai alat bantu analisis secara kompleks. Analisis secara

kompleks dilakukan dengan menggunakan desktop application yang memang

dirancang untuk melakukan analisis secara kompleks dan rumit. Sebagaimana

layaknya pekerjaan pembangunan sistem yang berbasis internet, metodologi

umum untuk pembangunan webmapping sama dengan pembangunan sistem yang

berbasis internet. Gambar di bawah ini menjelaskan hal tersebut.

Gambar 5.1. Arsitektur Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

6. METODOLOGI

Metodologi merupakan cara atau teknis yang akan dilakukan dalam penyusunan

grand design sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian

metode pelaksanaan ini melekat pada masing-masing kegiatan yang direncanakan

dalam mengupayakan Pemeliharaan database bangunan gedung berbasis GIS .

Pendekatan dari metodologi yang digunakan dalam pekerjaan Pemeliharaan

database bangunan gedung berbasis GIS ini adalah pendekatan SDLC (System

Development Life Cycle) dengan Prototyping Model. SDLC ini terdiri atas

perencanaan (Planning), analisis (Analysis), desain (Design), implementasi

(Implementation), dan pengujian sistem menggunakan sistem prototipe (System

Prototype). Secara umum SDLC dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 11: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

10

Gambar 6.1. Diagram SDLC

Tahap pemeliharaan sistem merupakan bagian dari SDLC (System Development

Life Cycle) setelah tahap implementasi. Pemeliharaan sistem informasi dilakukan

dimana sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi.

Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan

jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya,

organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut.

7. PEMELIHARAAN SISTEM INFORMASI

Tahap pemeliharaan sistem merupakan bagian dari SDLC (System Development

Life Cycle) setelah tahap implementasi. Pemeliharaan sistem informasi dilakukan

dimana sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi.

Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan

jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya,

organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut.

Pemeliharaan sistem dapat digolongkan menjadi empat jenis

1. Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan Korektif adalah bagian dari pemeliharaan sistem yang

tidak terlalu tinggi nilainya serta lebih membebani, dikarenakan

pemeriksaan korektif ini mengkoreksi kesalahan yang telah ditemukan

pada saat sistem berjalan. bisanya pemeliharaan ini melingkupi kondisi

penting atau bahaya yang memerlukan penanganan secepatnya.

Kemampuan untuk nmendiagnosa atau memperbaiki kesalahan dengan

cepat sangatlah berharga bagi perusahaan.

Page 12: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

11

2. Pemeliharaan Adaptif

Pemeliharaan Adaptif adalah cara penyesuaian diri sistem karena

perubahan dalam lingkungan data atau pemrosesan serta untuk

memenuhi persyaratan pemakai baru.

contoh : Sebuah undang - undang perpajakan yang baru mungkin

memerlukan suatu perubahan dalam perhitungan pembayarannya.

3. Pemeliharaan Perfektif

Pemeliharaan Perfektif atau Penyempurnaan adalah pemeliharaan yang

mempertinggi cara kerja maintainability sistem (kemampuan untuk

dipelihara). Pada pemeliharaan ini Memungkinkan sebuah sistem untuk

melakukan pemenuhan persyaratan pemakai yang sebelumnya tidak di

kenali.

contoh : kegiatan ini seperti menyusun ulang software, penulisan ulang

dokumen, perubahan format laporan, penentuan logika pemrosesan yang

lebih efisien.

4. Pemeliharaan Preventive

Pemeliharaan Preventive adalah terdiri atas inspeksi periodik dan

pemeriksaan sistem untuk mengungkapkan dan mengantisipasi

permasalahan atau perombakan secara total untuk melakukan

pemeriksaan sistem guna mengantisipasi permasalahan. Dikarenakan

penemuan kesalahan yang potensial (bukan kesalahan yang sebenarnya)

sehingga bila tidak diantisipasi akan berakibat buruk pada sistem

tersebut.

Secara umum tahapan pemeliharaan sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Pengguna Sistem yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi

tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.

2. Audit Sistem yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk

menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja.

Hal semacam ini disebut penelaahan setelah penerapan dan dapat

dilakukan oleh seorang auditor internal.

3. Penjagaan Sistem yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan

rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk

menjaga kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan

lingkungan sistem atau modifikasi rancangan software.

4. Perbaikan Sistem yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi

kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak

terdeteksi saat tahap pengujian sistem.

5. Peningkatan Sistem yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika

terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa

waktu, biasanya adanya potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh

Page 13: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

12

manajer kemudian diteruskan kepada spesialis informasi untuk dilakukan

modifikasi sesuai keinginan manajer

8. PEMBAHASAN

Untuk kegiatan Pemeliharaan Database Bangunan Gedung Kota Bogor, penerapan

metodologi SDLC dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

Gambar 8.1. Uraian SDLC Pemeliharaan Database Bangunan Gedung Kota

Bogor

Page 14: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

13

8.1. PERENCANAAN

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam metodologi ini.

Tujuannya adalah untuk mempersiapkan semua elemen di dalam

pembangunan database agar tujuan dapat terlaksana dengan baik. Tahap

perencanaan adalah :

IDENTIFIKASI KEGIATAN

Langkah awal dalam suatu perencanaan adalah identifikasi kegiatan.

Pemeliharaan Database Bangunan Gedung Kota Bogor merupakan

kegiatan :

1. Analisa desain program database bangunan berbasis GIS dan

peningkatan sistem informasi

2. Pengolahan Data Perizinan

Pengolahan data perizinan merupakan kegiatan memasukkan data

sekunder berupa dokumentasi perijinan (IPPT, Siteplan, dan IMB)

dan data primer hasil survey yang dilaksanakan oleh Dinas

Pengawasan Bangunan dan Permukiman ke dalam program

database bangunan gedung.

3. Pengolahan data Pengawasan Bangunan

Pengolahan data pengawasan bangunan merupakan kegiatan

memasukkan data hasil pengawasan bangunan ke dalam Sistem

Informasi Database Bangunan Gedung dan Sistem Informasi

Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang (SIP3R).

4. Pelaporan

Penyusunan laporan pendahuluan yang berisi rencana kerja,

laporan bulanan yang berisi laporan kemajuan hasil pekerjaan dan

laporan akhir yang berisi laporan keseluruhan hasil pekerjaan

Page 15: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

14

Dimana 4 (empat) kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan output:

8.2. ANALISA SISTEM INFORMASI BANGUNAN LAMA

Proses analisa sistem informasi bangunan yang lama dilakukan untuk

merumuskan spesifikasi kebutuhan database dan aplikasi atau identifikasi

kebutuhan, dimulai dari identifikasi kebutuhan database dari database

bangunan gedung yang lama.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DATABASE

Untuk mengidentifikasi kebutuhan database dibutuhkan analisa data pada

database sistem informasi bangunan yang lama dan bentuk kuesioner yang

digunakan dalam survey (data survey). Selain kebutuhan identifikasi data

penunjang seperti data user, data peta dan informasi yang dihasilkan.

Yang dibutuhkan adalah bentuk atau struktur data yang akan digambarkan

di dalam perancangan database.

Data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

A. DATA BANGUNAN GEDUNG

a. data kepemilikan

b. penggunaan

c. pemanfaatan

d. riwayat bangunan gedung dan tanah

e. tata ruang wilayah

f. kesesuaian antara penggunaan bangunan gedung

dengan rencana tata ruang wilayahnya

OUTPUT

Sistem Informasi Database Bangunan

Gedung Berbasis Web GIS yang

terupdate

Database Bangunan Gedung

Database Perizinan

Laporan

Laporan Pendahuluan

Laporan Mingguan

Laporan Bulanan

Laporan Akhir

Page 16: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

15

B. DATA PERIZINAN

a. Dokumentasi perijinan IPPT

b. Siteplan

c. IMB

d. Data hasil monitoring terhadap pelaksanaan

penyelenggaraan bangunan: prakonstruksi,

konstruksi dan pasca konstruksi

e. data indikasi pelanggaran administrasi

f. pelanggaran persyaratan teknis,

g. pelanggaran fungsi bangunan

h. informasi proses penertiban bangunan yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah kota

C. DATA HASIL PENGAWASAN BANGUNAN

Selain data di atas, sistem informasi yang baru juga membutuhkan data

spasial dan data pendukung untuk sistem informasi geografis atau GIS. Data

– data tersebut adalah:

D. DATA LOKASI GEDUNG

a. Alamat Gedung

b. Kelurahan

c. Kecamatan

d. Koordinat Spasial

8.3 PERANCANGAN KONSEPTUAL

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual basis data dan

aplikasi. Secara umum perancangan konseptual digambarkan sebagai

berikut:

Page 17: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

16

Gambar 8.2. Perancangan Konseptual Pemeliharaan Database Bangunan

Gedung Kota Bogor

Perancangan konseptual terdiri dari dua perancangan utama yaitu

perancangan database dan perancangan aplikasi (sistem informasi

bangunan gedung berbasis web GIS), uraian dari masing masing

perancangan adalah sebagai berikut:

Analisa Database Sistem Informasi Bangunan 2013

Konversi Database Sistem Informasi

Bangunan 2013 ke Database Baru

Input Data Bangunan Baru,

Data Perizinan dan Pengawasan

Pengelompokkan Data

Kompilasi Database

BASIS DATA

Page 18: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

17

MODEL APLIKASI

Model Aplikasi dari Sistem Informasi Bangunan Gedung Kota Bogor

Berbasis GIS terdiri dari aplikasi Front End dan Back End. Aplikasi Front

End adalah aplikasi yang dapat diakses oleh masyarakat luas (user umum)

tanpa harus terdaftar atau registrasi terlebih dahulu. Informasi yang

ditampilkan merupakan informasi yang tidak bersifat rahasia. Aplikasi ini

sangat berguna untuk memberikan informasi umum mengenai Dinas

Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor serta Informasi dan

beragam data umum bagi seluruh user.

Model Aplikasi Back End adalah model aplikasi yang hanya dapat diakses

oleh user terdaftar atau administrator. Semua Informasi yang ditampilkan

pada model aplikasi back end adalah informasi yang disesuaikan dengan

user profil masing masing. User yang dapat mengakses model aplikasi back

end ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : Administrator dan Power User.

Administrator adalah user yang memiliki akses penuh ke semua menu

termasuk menu setting, power user adalah user dengan akses khusus di

menu terkait.

Analisa Sistem Informasi Bangunan

2013 dan Identifikasi

Kebutuhan Baru

Perancangan Interface dan Fitur Aplikasi : Aplikasi

Database dan Web GIS

Implementasi

Evaluasi dan Uji Coba

Implementasi Akhir

APLIKASI

Page 19: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

18

9. KESIMPULAN

Konsep pemeliharaan basis data bangunan gedung Kota Bogor dapat

disimpulkan sebagai berikut:

•Aplikasi Database Bangunan Gedung Kota Bogor Berbasis Web

•Aplikasi GIS berbasis Web (Web GIS) Bangunan Gedung Kota Bogor

•Server Side (XAMPP) : Apache Server, MySQL Server, Map Server

•Client Side (Browser) : Mozilla Firefox, Google Chrome atau Opera

Web Based Application

•MySQL

Web Database (RDBMS)

•Tools Untuk Backup & Restore Database

Backup & Restore Data

•Dokumen SOP (Standard Operational Procedure) & Manual

Disaster Recovery

•Account Priviledge yang berlapis sesuai kewenangan dari Pemberi Pekerjaan

•Account Lock Out jika salah melakukan sign in

•Enkripsi satu arah untuk Password

Security

•Web GIS untuk peta sebaran berdasarkan lokasi Bangunan Gedung

Peta Sebaran

Page 20: PEMELIHARAAN DATABASE BANGUNAN GEDUNG KOTA BOGOR

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmawan Mulyanto, Dr. 2011. Sistem informasi Geografi (SIG) dan

Standarisasi Pemetaan Tematik. Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

Kajian Kajian Standarisasi Pemetaan Tematik Pertanahan.

2. Longley Paul. 2005. Geographic Information System and Science 2nd

Edition. John Wiley & Sons Ltd.

3. ArcUser. 2011. Bring Map to Life. ESRI Publication Online.

4. ArcUser. 2010. The Role of Geographic Information. ESRI Publication

Online.

5. Connolly, Thomas M. and Carolyn E. Begg, 2008, “Database Systems A

Practical Approach to Design, Implementation and Management”, 5 th

edition, Addison Wesley, New York

6. Wineset, J. (2012). “Web Application Development with Yii and PHP”.

United Kingdom: Packt Publishing Ltd

7. Kustiyahningsih. 2011. “Pemrograman Basis Data Berbasis Web

Menggunakan PHP & MySql”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

8. Whitten, Jeffrey L et.al., 2004, “System Analysis and Design Method

Sixth Edition”, Irwin

9. Yasin V. 2012. “Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek

Pemodelan, Arsitektur dan Perancangan (Modelling, Architecture and

Design)”. Jakarta (ID) : MWM