Pemecah Gelombang Atau Dikenal Sebagai Juga Sebagai Pemecah Ombak Atau Bahasa Inggris Breakwater...

51
Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai Pemecah ombak atau bahasa Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk memecahkan ombak / gelombang , dengan menyerap sebagian energi gelombang. Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan untuk menenangkan gelombang dipelabuhan sehingga kapal dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat Pemecah gelombang harus didesain sedemikian sehingga arus laut tidak menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam pelabuhan . Bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler. Salah satu aspek dari pelabuhan dan juga ilmu-ilmu aplikasi sipil laut adalah pemecah gelombang yang juga disebut sebagai breakwater. Pada pelabuhan fungsi pemecah gelombang sangat diperlukan untuk membuat kolam labuh di mana kapal-kapal dapat bersandar dengan tenang. Pada hakekatnya fungsi pemecah gelombang,sesuai namanya, memecah energi potensial gelombang air laut berkecepatan tertentu dengan korelasi tinggi gelombang tertentu sehingga gelombang yang ditransmisikan berenergi lemah. Kelemahan ini direkayasa dengan maksud tertentu, misalnya tadi untuk pelabuhan agar kapal merapat dengan tenang, di sisi lain agar gelombang tidak erosif (abrasi) akibatnya daratan tidak “termakan” laut, atau untuk maksud tertentu seperti untuk wisata bahari. Dalam perkembangannya pembuatan dan konstruksi pemecah gelombang dapat dibagi menjadi 3 generasi. Yang pertama adalah penumpukan batu-batu besar. Pada mulanya orang berpikiran bahwa bangunan yang dapat menghadapi gelombang yang besar adalah bangunan yang mempunyai berat yang besar. Semakin besar beratnya akan semakin kuat menghadapi gempuran gelombang. Itulah sebabnya batu-batu boulder 2 Ton dihadirkan di laut untuk menghadapi energi yang besar dari gelombang laut. Kemajuan pemikiran berkembang ketika didapati bahwa susunan batu-batu tersebut ambrol. Para insinyur kemudian meneliti bahwa batu-batu boulder tersebut harus mempunyai keterkaitan atau interkoneksi antar unit. Seiring dengan semakin susahnya cadangan batu alam (boulder) atau tidak adanya cadangan di sekitar lokasi maka digagaslah bentuk-bentuk

description

data

Transcript of Pemecah Gelombang Atau Dikenal Sebagai Juga Sebagai Pemecah Ombak Atau Bahasa Inggris Breakwater...

Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai Pemecah ombak atau bahasa Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk memecahkan ombak / gelombang, dengan menyerap sebagian energi gelombang. Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan untuk menenangkan gelombang dipelabuhan sehingga kapal dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat

Pemecah gelombang harus didesain sedemikian sehingga arus laut tidak menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam pelabuhan. Bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler.

Salah satu aspek dari pelabuhan dan juga ilmu-ilmu aplikasi sipil laut adalah pemecah gelombang yang juga disebut sebagai breakwater. Pada pelabuhan fungsi pemecah gelombang sangat diperlukan untuk membuat kolam labuh di mana kapal-kapal dapat bersandar dengan tenang. Pada hakekatnya fungsi pemecah gelombang,sesuai namanya, memecah energi potensial gelombang air laut berkecepatan tertentu dengan korelasi tinggi gelombang tertentu sehingga gelombang yang ditransmisikan berenergi lemah. Kelemahan ini direkayasa dengan maksud tertentu, misalnya tadi untuk pelabuhan agar kapal merapat dengan tenang, di sisi lain agar gelombang tidak erosif (abrasi) akibatnya daratan tidak “termakan” laut, atau untuk maksud tertentu seperti untuk wisata bahari.

Dalam perkembangannya pembuatan dan konstruksi pemecah gelombang dapat dibagi menjadi 3 generasi. Yang pertama adalah penumpukan batu-batu besar. Pada mulanya orang berpikiran bahwa bangunan yang dapat menghadapi gelombang yang besar adalah bangunan yang mempunyai berat yang besar. Semakin besar beratnya akan semakin kuat menghadapi gempuran gelombang. Itulah sebabnya batu-batu boulder 2 Ton dihadirkan di laut untuk menghadapi energi yang besar dari gelombang laut. Kemajuan pemikiran berkembang ketika didapati bahwa susunan batu-batu tersebut ambrol. Para insinyur kemudian meneliti bahwa batu-batu boulder tersebut harus mempunyai keterkaitan atau interkoneksi antar unit. Seiring dengan semakin susahnya cadangan batu alam (boulder) atau tidak adanya cadangan di sekitar lokasi maka digagaslah bentuk-bentuk batu buatan (artifical stone) dengan memperbaiki nilai interkoneksinya. Pada tahap ini dimulailah generasi ke 2 namun dengan basis pemikiran yang sama yaitu unit batu pelindung berat. Untuk memperoleh berat yang dimaksud maka dimensi batu besar. Contoh dari batu-batu ini adalah Dolos, tetrapod, x-block, hexablock dlsb.

 

Generasi ke dua didominasi dengan bentuk-bentuk menjari karena diharapkan dapat membuat interkoneksi antar unit ketika dimasukkan ke dalam laut. Kata diharapkan sengaja dipakai karena untuk membuatnya demikian sangatlah sulit sesuai dengan model di laboratorium karena dimensi yang besar dan berat serta medan di laut. Namun demikian jika dibandingkan dengan generasi pertama interkoneksi generasi ke dua lebih baik tetapi masih bersifat random. Random artinya pada satu bagian interkoneksi sangat baik,di bagian lain sedang dan di bagian lainnya tidak baik (renggang). Nah kondisi ini sangatlah akan berakibat buruk pada jangka panjang karena bagian yang berinterkoneksi buruk akan lepas menyebabkan menurunkan bagian yang sedang serta bagian yang baik dan akhirnya rontok semua. Hal ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

Pemecah Gelombang Air Atau Breakwater

pemecah gelombang atau dikenal sebagai pemecah ombak atau bahasa inggris breakwater adalah prasarana yang dibangun untuk memecahkan ombak/gelombang,dengan menyerap sebagian energi gelombang. pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan  abrasi yang menggerus garis pantai. dan untuk menenangkan gelombang di pelabuhan sehingga kapal dapat merapat di pelabuhan dengan lebih mudah dan cepat.

Pemecah gelombang harus di desain sedemikian sehingga arus laut tidak menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di kolam pelabuhan. bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler.

secara garis besar terdapat dua jenis konstruksi breakwater yaitu Shore-connected Breakwater ( pemecah gelombang sambung pantai ) dan Offshore Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai ( CERC, SPM. Vol. 1, 1984 ). Shore-connected Breakwater merupakan jenis struktur yang berhubungan langsung dengan pantai atau daratan, sedangkan Offshore Breakwater adalah konstruksi breakwater yang tidak berhubungan dengan garis pantai dan dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi  pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang serta dapat didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadi limpasan gelombang yang dapat mengurangi terbentuknya tembolo yaitu endapan sedimen di belakang struktur. Namun demikian kedua jenis struktur tersebut mempunyai beberapa kesamaan umum dalam hal kegunaan. 

Perlindungan kawasan pantai maupun pelabuhan dengan menggunakan konstruksi breakwater harus mempertimbangkan kondisi dimana  breakwater tersebut ditempatkan. Ditinjau dari bentuk penampang melintangnya,  breakwater dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (Triatmodjo, 1999 ) yaitu:

1. Pemecah gelombang dengan sisi miring2. Pemecah gelombang dengan sisi tegak, dan 

3. Pemecah gelombang bertipe campuran. 

Fungsi

Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. perlindungan oleh pemecah gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.

karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam  zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi dan puncak bangunan)

Material

Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material - material seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya diisi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya

Caisson Breakwater

sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, dengan lapisan terluar dari material dengan butiran sangat besar.

Konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:Inti (core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu dan pasir.2Lapisan bawah pertama (under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.3Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang. Pada lapisan inilah biasanya batu batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc, accropode dan lain lain.

Model Konstruksi

Rubble-Mound Breakwater

Untuk kedalaman kolam labuh yang relatif dangkal dapat digunakan pemecah gelombang bersisi miring semisal Rubble-Mound Breakwater, sedangkan untuk kedalaman kolam labuh yang cukup besar lebih sesuai  apabila menggunakan model konstruksi  breakwater berdinding vertikal atau tegak  yaitu  dengan maksud  untuk mengurangi jumlah material penyusunnya. 

cellular cofferdam

Model breakwater seperti ini dicontohkan dengan tipe  cellular cofferdam yaitu suatu konstruksi yang menggunakan sheet pile secara langsung, dimana pile tersebut saling menutup atau mengunci ( interlocking ) satu  dengan yang  lain sehingga membentuk suatu rangkaian elemen  ( cell )  dimana cell  tersebut berisikan material yang tak kohesif seperti pasir  untuk pemberat struktur  di bagian bawahnya sedangkan bagian atasnya terdiri dari batu lindung yang dapat berfungsi menjaga stabilitas struktur akibat pengaruh gelombang.

cellular cofferdam

Konstruksi  breakwater tipe  cellular cofferdam seperti  halnya  beberapa jenis  Offshore Breakwater yang lain  dibangun dengan  puncak elevasi struktur yang mendekati Mean Sea Level  ( MSL ), sehingga hal tersebut memungkinkan energi yang menyertai terjadinya gelombang dapat diteruskan melalui breakwater. Kondisi tersebut dinamakan dengan istilah keadaan overtopping atau kondisi gelombang dapat melimpas. Alasan struktur dibangun dengan kondisi  overtopping adalah untuk pertimbangan disain secara ekonomis, dan juga karena pertimbangan kondisi gelombang rata-rata yang terjadi cukup kecil.

Manfaat dan jenis Pemecah Gelombang Tweet Pasti anda sering mendengar istilah pemecah gelombang, namun pastinya tak semua tahu tentang manfaat dan jenis dari prasarana ini. Pemecah gelombang atau dikenal juga dengan pemecah ombak (breakwater) merupakan prasarana yang dibangun dan berfungsi untuk memecahkan ombak atau gelombang dengan menyerap sebagian energi gelombang. Energi gelombang yang berhasil dipecahkan kemudian sampai ke pantai menjadi tidak besar. Sehingga resiko kerusakan pantai atau abrasi pantai dapat diperkecil. Selain itu, pemecah gelombang berguna untuk menenangkan gelombang di kawasan pelabuhan sehingga kapal dapat merapat lebih mudah dan cepat. Pemecah gelombang terbagi menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan pemecah gelombang lepas pantai. Tipe pemecah gelombang sambung pantai banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. Pada tipe ini membutuhkan peninjauan terhadap karakteristik gelombang di beberapa lokasi sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan prasarana jetty atau groin. Sedangkan tipe pemecah gelombang lepas pantai banyak digunakan untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Prasarana ini dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Biasanya pada tipe pemecah gelombang lepas pantai terjadi endapan di belakang bangunan. Endapan ini menghalangi transpor sedimen sepanjang pantai. (KF-EDU/Vey/Antara)

Copyright catatankamis.blogspot.comRead more at: http://catatankamis.blogspot.com/2013/03/manfaat-dan-jenis-pemecah-gelombang.html#.VVAE-FKAnPc

Beberapa Alternatif Perlindungan PantaiOPINI | 11 February 2011 | 09:42 Dibaca: 1127 Komentar: 6 3

SEIRING dengan perkembangan zaman, daerah pantai kini menjadi kawasan yang paling berharga dan penting. Dengan semakin habisnya lahan daratan yang kosong dan semakin banyaknya sumber daya hutan yang hampir punah, maka pantai dan laut kini menjadi primadona baru. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh kawasann pantai semakin hari semakin berat dan kompleks.Salah satu bahaya dan tantangan yang selalu dihadapi oleh negara pantai (coastal state) adalah erosi pantai. Beberapa alternatif bangunan pelindung pantai perlu dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan agar dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin. Kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam masing-masing model bangunan pelindung pantai harus diketahui sehingga tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan di kemudian hari. Berikut ini disajikan dua alternatif perlindungan pantai.1. Pantai Setimbang (Equilibrium beach).Model terbaik untuk pengelolaan dan perlindungan garis pantai adalah dengan cara membuat situasi dimana garis pantai berorientasi secara paralel terhadap garis puncak gelombang datang, sehingga meminimalkan angkutan sedimen transpor sepanjang pantai dan menciptakan pola pantai yang setimbang (equilibrium / pocket beach).

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat suatu headland control yang diperkenalkan dan diteliti oleh Silvester dan Hsu pada tahun 1993. Model headland control telah berhasil diuji untuk kondisi pantai Singapura dengan sangat efektif sehingga dapat ditiru oleh negara pantai lain dalam pengelolaan garis pantai. Meskipun demikian, hingga saat ini konsep pantai setimbang dengan headland control belum dipandang sebagai satu-satunya solusi paling universal  pada semua persoalan perlindungan pantai di berbagai negara.Beberapa keuntungan dari metode headland control ini menurut Silvester dan Hsu adalah sebagai berikut:

garis pantai dapat menjadi stabil dengan tanpa adanya transport sediment, meskipun masih tetap mengalami pengurangan garis pantai, namun masih dapat ditoleransi

menghemat biaya dibandingkan dengan alternatif bangunan perlindungan lain.

pantai relatif aman untuk berenang karena membuat pantai tetap dangkal dibandingkan model perlindungan pantai lain seperti seawall dan revetment yang dapat membuat dasar pantai menjadi lebih curam.

Gambar 1. East park beach, Singapura (sumber: Google Earth)

Pada Gambar 1 di atas adalah contoh penerapan artificial headland di pantai East Park Singapuran yang sekaligus melindungi infrastruktur jalan raya yang menuju ke bandara internasional Changi.

2. Offshore BreakwaterPengelolaan garis pantai berdasarkan pada konsep penambahan daratan sudah banyak digunakan oleh banyak negara. Sebenarnya prinsip penambahan daratan ini awalnya adalah untuk model perlindungan pantai dengan pembangunan pemecah gelombang di tengah laut (offshore breakwater), namun kemudian memberikan efek tambahan berupa terbentuknya salient atau tombolo di belakang pemecah gelombang yang justru menguntungkan karena dapat berfungsi sebagai penangkap sediment yang efektif. Sedimen yang terakumulasi di belakang pemecah gelombang ini kemudian membentuk daratan baru yang menguntungkan bagi kekuatan pantai dalam mengendalikan erosi.

Faktor –faktor atau yang secara khusus disebut parameter struktur yang mempengaruhi adanya equilibrium state pada pemecah gelombang terhadap adanya salient atau tombolo antara lain adalah dimensi struktur, yaitu panjang struktur, lebar struktur, jarak dari garis pantai asli, dan tinggi puncak struktur.

Gambar 2. Offshore Breakwater

Gambar 2 adalah offshore breakwater yang berhasil membuat daratan baru di belakang bangunan pelindung pantai. Perletakan bangunan pelindung pantai harus diuji secara model matematis dan model fisik di laboratorium untuk menjaga tingkat keberhasilan di lapangan. Pembangunan bangunan pelindung pantai juga tidak boleh sembarangan karena akan menyebabkan kerusakan pantai yang lebih parah seperti kasus perlindungan pantai untuk kawasan tambak (Lihat Gambar 3).

Gambar 3. Pemecah Gelombang yang salah perletakannya (sumber: dok. pribadi)

Pada Gambar 3 dapat dilihat secara jelas pengaruh artifiicial headland yang ditempatkan pada

garis pantai asli, justru memicu terjadinya erosi di samping kanan dan kiri dari pemecah gelombang dan

secara tidak langusng menyebabkan kerentanan di kawasan pantai yang dijadikan tambak bagi nelayan.

Kedepannya, Indonesia sebagai negara pantai harus menjadikan pantainya sebagai kawasan

yang avant garde dalam sektor perekonomian negara. Dengan demikian, penataan kawasan dan

pengelolaan serta perlindungan pantai menjadi hal yang penting untuk segera dilaksanakan

Pemecah Gelombang (Breakwater)

Pengertian

Pemecah gelombang adalah salah satu bangunan pantai yang berfungsi memecah energi gelombang dengan maksud untuk melindungi pantai atau memperoleh kondisi perairan yang tenang.

Berdasarkan bentuknya, pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi 2 macam:

1. Pemecah gelombang sisi tegak

2. Pemecah gelombang sisi miring

Material Pemecah Gelombang

1. Batu alam

2. Batu buatan

PEMECAH GELOMBANG

a.Pemecah gelombang adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan

dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah perairan dari laut bebas, sehingga

perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar di laut. Daerah perairan

dihubungkan dengan laut oleh mulut pelabuhan dengan lebat tertentu, dan kapal keluar/masuk

pelabuhan melalui celah tersebut dengan adanya pemecah gelombang ini daerah perairan pelabuhan

menjadi tenang dan kapal bisa melakukan bongkar muat barang dengan mudah. Gambar 5.1

menunjukan contoh bentuk pemecah gelombang.

Pengaturan tata letak pemecah gelombang telah dipelajri dalam bab II pada prinsipnya, pemecah

gelombang dibuat sedemikian rupa sehingga mulut pelabuhan tidak menghadap kearah gelombang dan

arus dominan yang terjadi dilokasi pelabuhan. Gelombang yang datang dengan membentuk sudut

terhadap garis pantai dapat menimbulkan arus sepanjang pantai kecepatan arus yang besar akan bisa

mengankut sedimen dasar dan membawanya searah dengan arus tersebut. Mulut pelabuhan yang

menghadap arus tersebut akan kemungkinan masuknya sedimen kedalam perairan pelabuhan yang

berakibat terjadinya pendangkalan.

Ada beberapa macam pemecah gelombang ditinjau dari bentuk dan bahan bangunan yang

digunakan. Menurut bentuknya pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi pemecah gelombang sisi

miring, sisi tegak dan campuran. Pemecah gelombang bisa dibuat dari tumpukan batu, blok beton,

beton masa, turap dan sebagainya. Tipe masing-masing pemecah gelombang akan dibahas lebih

mendalam dalam sub bab berikutnya.

Dimensi pemecah gelombang tergantuk pada banyak faktor, diantaranya adalah ukuran dan layout

perairan pelabuhan, kedalam laut, tinggi pasang surut dan gelombang, ketenangan pelabuhan yang

diharapka(besarnya limpasan air melalui puncak bangunan yang diijinkan), transpor sedimen disekitar

lokasi pelabuhan.

Mengikat tujuan utama pemecah gelombang adalah untuk melindungi kolam pelabuhan terhadap

gangguan gelombang, maka pengetahuan tentang gelombang dan gaya-gaya yang ditimbulkanya

merupakan faktor penting didalam perencanaan. Pemecah gelombang harus mampu menahan gaya-

gaya gelombang yang bekerja. Pada pemecah sisi miring, butir-butir batu atau blok beton harus

diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak runtuh oleh serangan gelombang. Demikian juga,

pemecah gelombang diding tegak harus mampu menahan gaya-gaya pengguling yang disebabkan oleh

gaya gelombang dan tekanan Hidrostatis.resultan dari gaya berat sendiri dan gaya-gaya gelombang

harus berada pada sepertiga lebar dasar bagian tengah. Selain itu juga harus mampu mendukung beban

bangunan di atasnya.

a.Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis

pelindung berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Pemecah gelombang tipe ini banyak

digunakan di indonesia mengingat dasar laut di pantai perairan indonesia kebanyakan dari tanah lunak.

Selainitu batu alam sebagai bahan utama banyak tersedia.

Pemecah gelombang sisi miring mempunyai sifat fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan

gelombang tidak secara tiba-tiba (tidak fatal). Meskipun beberapa butir batu longsor, tetapi bangunan

masih bisa berfungsi.kerusakan yang terjadi mudah diperbaiki dengan menambah batu pelindung pada

bagian yang longsor.

Biasanya butir batu pemecah gelombang sisi miring disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis terluar

(lapis pelindung) terdiri dari batu berukuran besar dan semakin kedalam ukuranya semakin kecil.

Stabilitas batu lapis pelindung tergantung pada berat dan bentuk butiran serta kemiringan sisi

bangunan. Bentuk butiran akan mempengaruhi kaitan antara butir batu yang ditumpuk. Butir batu

dengan sisi tajam akan mengait (mengunci) satu sama lain dengan lebih baik sehinga lebih stabil. Batu-

batu pada lapis pelindung dapat

diatur peletakanya untuk mendapat kaitan yang cukup baik atau diletakan secara sembarang. Semakin

besar kemiringan memerlukan batu semakin berat. Berat tiap butir batu dapat mencapi beberapa ton.

Kadang-kadang sulit mendapatkan batu seberat itu dalam jumlah yang sangat besar. Untuk mengatasi

maka dibuat batu buatan dari beton dengan bentuk tertentu. Batu buatan ini bisa dibentuk sederhana

(kubus) yang memerlukan berat yang cukup besar, atau bentuk khusus yang lebih ringan tetapi lebih

mahal dalam pembuatan. Batu buatan ini bisa berupa tetrapod,tribar, hesapod, dolos, dsb. Tetrapod

mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung, tribar terdiri dari tiga kaki yang

dihubungkan oleh lengan. Quadripod mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari tiga

kakinya berada pada bidang datar. Dolos terdiri dari dua kaki saling menyilang yang dihubungkan oleh

lengan.

Gambar 5.5.a adalah contoh pemecah gelombang tumpukan batu denga lapis pelindung terbuat dari

tetrapod berat stu butir tetrapod adalah 25 ton. Tetrapod hanya diletakan pada sisi bangunan yang

banyak menerima serangan gelombang besar. Gambar 5.5.b. adalah contoh pemecah gelombang

tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tumpukan blok beton berbentuk kubus dengan berat tiap

butir adalah 8-16 ton. Bangunan ini dimungkinkan terjadi limpasan, sehingga lapis pelindung juga

dibuat pada kedua sisi bangunan. Lapis pelindung pada sisi pelabuhan digunakan utuk menahan

limpasan air. Stabilitas Batu lapis pelindung

Didalam perencanaan pemecah gelombang sisi miring, ditentukan berat butir batu pelindung, yang dpat

dihitung dengan rumus Hudson.

W =

Sr =

Dengan :

W : berat butir batu pelindung

Yr : berat jenis ba tu

Ya : berat jenis air laut

H : tinggi gelombang rencana

Ø : sudut kemiringan pemecah gelombang

KD: koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung (batu alam atau

buatan), kekasaran permukaan batu, ketajaman sisinya, ikatan antara butir, keadaan pecahnya

gelombang. Nilai batu pelindung diberikan pada tabel 5.2

Rumus 5.1 memberikian berat butir batu pelindung yang sangat besar. Untuk mendapatkan batu yang

sangat besar tersebut adalah sulit dan mahal. Untuk memper kecil haga pemecah gelombang, maka

pemecah gelombang dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar terdiri dari batu dengan ukuran seperti

yang diberikan oleh persamaan 5.1.berat butir batu dibawahnya adalah semakin kecil. Gambar 5.6. dan

5.7. adalah bentuk tampang lintang pemecah gelombang (SPM,1984). Gambar 5.6. adalah tampang

lintang pemecah gelombang yang mengalami serangan pemecahan gelombang pada satu sisi (sisi laut)

pemecah gelombang ini direncanakan dengan elevasi puncak sedemikianrupa sehingga limpasan terjadi

hanya pada saat badai dengan priode ulang yang panjang. Gambar 5.7. adalah pemecah gelombang

yang mengalami serangan gelombang pada kedua sisinya, seperti misalnya pada bagian luar (ujung )

jetty, dan limpasan dimungkinkan sering terjadi. Kedua gambar tersebut menunjukan tampang lintang

ideal dengan banyak lapis dan tampang lintang yang disarankan tampang lintang ideal menggunakan

banyak lapis dengan ukuran berbeda sehingga memungkinkan digunakanya semua ukuran batu yang

diambil dari peledakan disuatu sumber batu (guarry), tetapi pelaksana pekerjaan menjadi lebih sulit.

Gambar tersebut juga memberikan geradasi butir batu pada setiap lapis dalam persen dari ukuran batu

rerata disetiap lapis.

5.3.2. Demensi pemecah gelombang sisi miring

Evaluasi puncak pemecah gelombang tumpukan batu tergantung pada limpasan (overtopping)

yang diijinkan. Air yang melimpas puncak pemecah gelombang akan memgganggu ketenangan di kolam

pelabuhan. Elevasi puncak bangunan dihitung berdasarkan kenaikan (runup) gelombang, yang

tergantung pada karakteristik gelombang, kemiringan bangunan porositas, dan kekasaran lapisan

pelindung. Hitungan runup gelombang diberikan dalam sub bab berikutnya.

Tabel 5.2 koefisien stabilitas kd untuk berbagai jenis butir

Lapis Lindung nPenem

patan

Lengan bangunan Ujung (kepala) bangunanKemi

ringan

KD KD

Gelomba

ng pecah

Gelombang

tidak pecah

Gelomban

g pecah

Gelombang

tidak pecahCot Ø

Batu pecah

Bulat halus

Bulat halus

Bersudut kasar

2

>3

1

Acak 1,2 2,4 1,1 1,9 1,5-3,0

Acak 1,6 3,2 1,4 2,3

Acak 2,9 2,3

Bersudut kasar 2 Acak

2,0 4,0

1,9

1,6

1,3

3,2

2,8

2,3

1,5

2,0

3,0

Bersudut kasar >3 Acak 2,2 4,5 2,1 4,2

Bersudut kasar 2 khusus 5,8 7,0 5,3 6,4

Paralelepipedium 2 khusus 7,0-20.0 8,5-24,0 - - -

Tetrapod dan

Quadripod

2 Acak

7,0 8,0

5,0

4,5

3,5

6,0

5,5

4,0

1,5

2,0

3,0

Tribar 2 Acak

9,0 10,0

8,3

7,8

6,0

9,0

8,5

6,5

1,5

2,0

3,0

Dolos 2 Acak15,8 31,8

8,0

7,0

16,0

14,0

2,0

3,0

Kubus

dimodifikasi

2 Acak6,5 7,5 - 5,0

Hexapod 2 Acak 8,0 9,5 5,0 7,0

Tribar 1 seragam 12,0 15,0 7,5 9,5

Catatan :

n = jumlah susunan butir batu dalam lapisan pelindung

= penggunaan n= 1 tidak sarankan untuk kondisi gelombang pecah

= sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD dibatasi pada

kemiringan 1:1,5 sampai 1:3

= batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan bangunan

Lebar puncak juga tergantung pada limpasan yang diijinkan. Pada kondisi limpasan dijinkan,

lebar puncak minimum adalah sama dengan lebar dari tiga butir batu pelindung yang disusun

berdampingan (n=3). Untuk bangunan tanpa terjadi limpasan, lebar puncak pemecah gelombang bisa

lebih kecil. Selain batasan tersebut, lebar puncak harus cukup lebar untuk keperluan oprasi peralatan

pada waktu pelaksanaan dan perawatan.

Lebar puncak pemecah gelombang dapat dihitung dengan rumus berikut.

B = n. k

Dengan :

B : lebar puncak

n : jumlah butir batu (n minimum = 3)

K : koefisien lapisan (tabel 5.2)

W : berat butir batu pelindung

:B jenierat batu pelindung

Kadang-kadang puncak pemecah gelombang tumpukan batu dibuat dinding dan lapis beton

yang dicor di tempat. Lapis beton ini mempunyai tiga fungsi yaitu :

1. Memperkuat puncak bangunan

2. Menambah tinggi puncak bangunan

3. Sebagai jalan untuk perawatan

Tebal lapis pelindung dan jumlah butir batu tiap satu luasan diberikan dengan rumus brikut ini :

t = nK

(5,3)

N = A nK (5,4)

Dengan :

t : tebal lapis pelindung

n: jumlah lapis batu dalam lapis pelindung

K : koefisien yang diberikan dalam tabel 5.3

A : luas permukaan

P : porsitas rerata dari lapis pelindung (%) yang diberikan dalam tabel 5.3

N : jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A

: berat jenis batu.

5.3.3. Runup gelombang

Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut akan naik (runup)

pada permukaan bangunan. Elevasi (tinggi ) bangunan yang direncanakan bergantung pada runup dan

limpasan yang diijinkan. Runup bergantung pada bentuk dan kekasaran bangunan, kedalaman air pada

kaki bangunan, kemiringan dasar laut didepan bangunan, dan karakteristik gelombang. Karena

banyaknya variabel yang berpengaruh maka besarnya runup sangat sulit ditentukan secara analistis.

Batu Pelindung n Penempatan Koef. Lapis (K Porositas P(%)

Batu alam (halus)

Batu alam (kasar)

Batu alam (kasar)

Kubus

Tetrapod

Quadripod

Hexapod

Tribard

Dolos

Tribar

Batu alam

2

2

>3

2

2

2

2

2

2

1

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Random (acak)

Seragam

Random (acak)

1,02

1,15

1,10

1,10

1,04

0,95

1,15

1,02

1,00

1,13

-

38

37

40

47

50

49

47

54

63

47

37

Soal:

Suatu pemecah gelombang akan dibangun pada kedalaman -8,0 m di suatu lantai dengan

kemiringan dasar 1:50 dan tinggi gelombang dilokasi rencana pemecah gelombang adalah 3m. Periode

gelombang 12 detik. Dari analisis retraksi didapatkan nilai keefisien retraksi sebesar Kr=0,95 pada

rencana lokasi pemecah gelombang. Dari data pasang surut didapatkan HWL=1,85m, MWL=1,05m dan

LWL=0,3m rencana pemecah gelombang tersebut.

Penyelesaian :

Kedalaman air dilokasi bangunan berdasarkan HWL dan LWL adalah :

dHWL = 1,85 – (-8) = 9,85m

dLWL = 0,3 – (-8) = 8,3m

dMWL = 1,05 – (-8) = 9,05m

1.      Penentuan kondisi gelombang direncan   lokasi Pemecah gelombang

Diselidiki kondisi gelombang pada kedalaman air direncana lokasi pemecah gelombang , yaitu

apakah gelombang pecah atau tidak.

Dihitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan sumber 3.22 dan 3.23 untuk

kemiringan dasar laut 1: 50

Lo = 1,56.t2 = 1,56.242 = 898,56 m

= 0,01007 m

Dari lampiran A didapat:

= 0,04032 dan KS = 1,435 m

H1 = KS.Kr.HO > HO =

=

Tinggi gelombang ekivalen : H’O = 0,95x2,2006

= 2,0906 m

=0.0004

Dari gambar 3.22 di dapat :

= 1,22 -> Hb = 1,22 x 2,0906 = 2,550 m

Dari gambar 3.23 di dapat

db = 1,14 x 2,550 = 2,907 m

Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 2,907 m. Karena db < dLW < dHWL,

berarti bangunan pada kedalaman -8 m

gelombang tidak pecah.

2. Penentuan Elevasi Puncak Pemecah Gelommbang.

Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi run up kemiringan sisi pecah

gelombang ditetapkan 1:2

Lo = 1,56 T2 =1,56 x 24 2 = 898,56 m

Bilangan Irribaren :

Ir = =

= 8,6655 m

Dengan menggunakan grafik pada gambar 5.9 dihitung nilai runup.

Untuk lapisan dinding dari batu pecah (quarry Stone) :

Elevasi Puncak pemecah gelombang dengan mempertimbangkan tinggi kebebasan 0,5 m :

EL.Pem. Gel = HWL + Tinggi kebebasan

= 1,85 + 3,73 + 0,5 = 6,1 m

Untuk lapis lindung dari tetrapot :

EL.Pem.Gel = HWL + Ru + Tinggi kebebasan

= 1,85 + 2,7 + 0,5 = 5,0 m

Tinggi Pemecah gelombang :

H.Pem.Gel = EL Pem.Gel – EL dasar laut

H Pem.Gel = 6,1 – (-8) = 14 m (Batu)

H.Pem.Gel = 5– (-8) = 13 m (Tetrapod)

3.      Berat  Butir  lapis  Lindung 

Berat Batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini :

Untuk lapis lindung dari batu (KD =4)

W =

Untuk lapis lindung dari Tetrapod (KD =8)

W =

Apabila didekat lokasi pekerjaan terdapat persediaan batu dengan ukuran dan beratnya sama

seperti dalam hitungan diatas dalam jumlah banyak maka digunakan lapis lindung dari batu pecah.

Penyusunan batu dalam beberapa lapis dapat mengikuti gambar. Untuk selanjutnya digunakan batu

lindung dari batu pecah berat 2,5 ton

4.      Lebar Puncak Pemecah  Gelombang

Lebar Pemecah Gelombang untuk n = 3 (minimum):

B = n KA =3 x 1,15 = 3 3 g ∽ 3,5 m

TebalLapis Lindung

. Tebal Lapis Lindung dihitung dengan Rumus berikut :

t = n KA =3 x 1,15 = 2,3 m

Jumlah Batu Pelindung

Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas (10 m2) dihitung dengan rumus berikut :

N = A n KA

= 10 x 2 x 1,15

= 23 X 0,63 X 1,04 = 15 butir.

Soal:

Suatu pemecah gelombang akan dibangun pada kedalaman - 8,0 m di suatu lantai dengan

kemiringan dasar 1:50 dan tinggi gelombang dilokasi rencana pemecah gelombang adalah 3m. Periode

gelombang 12 detik. Dari analisis retraksi didapatkan nilai keefisien retraksi sebesar Kr=0,95 pada

rencana lokasi pemecah gelombang. Dari data pasang surut didapatkan HWL=1,85m, MWL=1,05m dan

LWL=0,3m rencana pemecah gelombang tersebut.

Penyelesaian :

Kedalaman air dilokasi bangunan berdasarkan HWL dan LWL adalah :

dHWL = 1,85 – (-8) = 9,85m

dLWL = 0,3 – (-8) = 8,3m

dMWL = 1,05 – (-8) = 9,05m

 1.Penentuan kondisi gelombang direncana   lokasi Pemecah gelombang

Diselidiki kondisi gelombang pada kedalaman air direncana lokasi pemecah gelombang , yaitu

apakah gelombang pecah atau tidak.

Dihitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah dengan menggunakan sumber 3.22 dan 3.23 untuk

kemiringan dasar laut 1: 50

Lo = 1,56.t2 = 1,56.122 = 224.64 m

= 0,0403 m

Dari lampiran A didapat:

= 0,08329 dan KS = 1,064 m

H1 = KS.Kr.HO > HO =

=

Tinggi gelombang ekivalen : H’O = 0,95x2,2006 = 2,967 m

=0.0014

Dari gambar 3.22 di dapat :

= 1,22 -> Hb = 1,22 x 2,967 = 3.6197 m

Dari gambar 3.23 di dapat

db = 1,14 x 3.6197 = 4.126 m

Jadi gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 4.126 m. Karena db < dLW < dHWL,

berarti bangunan pada kedalaman -8 m

gelombang tidak pecah.

2.Penentuan Elevasi Puncak Pemecah Gelommbang.

Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi run up kemiringan sisi pecah

gelombang ditetapkan 1:2

Lo = 1,56 T2 =1,56 x 12 2 = 224.64 m

Bilangan Irribaren :

Ir =

=

= 2.498 m

Dengan menggunakan grafik pada gambar 5.9 dihitung nilai runup.

Untuk lapisan dinding dari batu pecah (quarry Stone) :

Elevasi Puncak pemecah gelombang dengan mempertimbangkan tinggi kebebasan 0,5 m :

EL.Pem. Gel = HWL + Tinggi kebebasan

= 1,85 + 3,73 + 0,5 = 6,1 m

Untuk lapis lindung dari tetrapot :

EL.Pem.Gel = HWL + Ru + Tinggi kebebasan

= 1,85 + 2,7 + 0,5 = 5,0 m

Tinggi Pemecah gelombang :

H.Pem.Gel = EL Pem.Gel – EL Asr laut

H Pem.Gel = 6,1 – (-8) = 14 m Lbatu)

H.Pem.Gel = 5– (-8) = 13 m (Tetrapod)

.     3.Berat Butir lapis Lindung 

Berat Batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini :

Untuk lapis lindung dari batu (KD =4)

W =

Untuk lapis lindung dari batu (KD =8)

W =

Apabila didekat lokasi pekerjaan terdapat persediaan batu dengan ukuran dan beratnya sama

seperti dalam hitungan diatas dalam jumlah banyak maka digunakan lapis lindung dari batu pecah.

Penyusunan batu dalam beberapa lapis dapat mengikuti gambar. Untuk selanjutnya digunakan batu

lindung dari batu pecah berat 2,5 ton

4.      Lebar Puncak Pemecah  Gelombang

Lebar Pemecah Gelombang untuk n = 3 (minimum):

B = n KA =3 x 1,15 = 3. 38 ∽ 3,5 m

Tebal Lapis Lindung

Tebal Lapis Lindung dihitung dengan Rumus berikut :

t = n KA =3 x 1,15 = 2,3 m

Jumlah Batu Pelindung

Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas (10 m2) dihitung dengan rumus berikut

N = A n KA

= 10 x 2 x 1,15

= 23 X 0,63 X 1,04 = 15 butir

Pemecah Gelombang (Breakwater)

1 Vote

A. DESKRIPSI UMUM

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau

suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

B. FUNGSI

Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan)

Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.

C. MATERIAL

Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.

Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.

Gbr 1. Berbagai jenis breakwater sisi tegak

Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton :

Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat besar.

Gbr 2. Breakwater sisi miring

Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu dan pasir.

2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core)terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.

3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) sepertinamanya, merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain

Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.

Gbr 3. Beberapa macam material batu buatan

Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.

D. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi pemecah gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi miring. Untuk sis tegak ada sebuah metode pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah konstruksi pemecah gelombang kaison. Metode ini agak berbeda dan sempat mejadi pertentangan pada saat ditemukan.

Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:

o Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan udara didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi pemasangannya.

Gbr 4. Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara

o Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.

Gbr 5. Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat

Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri. Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan kekuatan strukturnya.

Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup oleh kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan dengan kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang. Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu solusi menghemat pemakaian material pengisi.

Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.

Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu berada dibawah dukungan hidrolik sementara.

Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.

Gb 6. Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi dengan material pengisi

Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat transportasi air misalnya kapal atau tongkang pengangkut material. Adapun metode pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:

Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core) idealnya mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di atas level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.

Gbr 7. Pengurugan lapisan inti dengan dump truk

Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-potongan tunggal batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat dilakukan menggunakan ekskavator hidrolis, selain itu juga bisa dengan menggunakan sebuah mobile crane normal jika tersedia ruang yang cukup untuk landasannya. Jangan pernah menggunakan crane dengan ban karet pada lokasi yang tidak rata tanpa landasan yang cukup luas. Ekskavator harus menempatkan batuan yang lebih berat secepat mungkin sehingga bagian inti(core) tidak mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai mengenai lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya, maka ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu penggerusan material. Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan bawah. Dalam hal ini kemiringan lerengnya adalah 2,5/1 dan jarak H, adalah ketinggian dari puncak lapisan bawah ke dasar laut. Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada bagian atas inti (core) dan disemen untuk meperkokohnya. Pada jarak sama dengan 2,5 x H, sebuah batu ladung yang berat dengan sebuah pelampung penanda harus

ditempatkan di dasar laut. Sebuah senar nilon berwarna terang akan direntangkan dari batu ladung ke ketinggian yang diperlukan (H) pada tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap 5 m untuk membantu operator crane atau ekskavator untuk menempatkan puncak lapisan di tingkatan yang benar. Seorang perenang dapat memastikan bahwa masing-masing batu batuan yang terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar nilon.

Gbr 7. Penempatan batuan lapisan bawah menggunakan ekskavator

Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat yang paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran besar. Batu-batu yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau pencengkram dan harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia saling berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik satu batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih kecil.

Gbr 8. Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane

Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai lapisan pelindung ini menerobos permukaan air. Sama seperti lapisan bawah, diperlukan dua lapisan pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang sama.

E. DAMPAK LINGKUNGAN

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate.

Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Tombolo Paximadhi Eboea, Yunani

Gbr 9. contoh Tombolo

Sedangkan pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut.

Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate dibelakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol.

Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai. Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan

menjadi lebih panjang dari pada jaraknya terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.

Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.

Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga terjadi limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat lain dari cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan menyebar ke arah samping sepanjang pantai.

sumber tulisan :

http://aspsipilump.wordpress.com/2009/01/26/breakwater/

sumber gambar :

http://en.wikipedia.org/wiki/Tombolo

http://www.southwestcoastalgroup.org.uk/cc_how_tomnolo.html