Pembuatan Tahu dan Tempe
-
Upload
eko-mardianto -
Category
Business
-
view
1.568 -
download
10
description
Transcript of Pembuatan Tahu dan Tempe
PEMBUATAN TEMPE DAN TAHU
BERSIH DAN SEHAT
1. LATAR BELAKANG
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Seperti yang sudah kita ketahui tempe merupakan makanan yang sehat dan bergizi tinggi. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat umum.
2. TUJUAN
Namun apa jadinya jika makanan yang seharusnya menyehatkan ini di
olah dengan cara yang tidak benar.
Maksudnya? Adalah, Ya. Jika kita menonton tayangan berita Investigasi
yang ditayangkan oleh salah satu TV swasta Nasional di Indonesia beberapa
waktu yang lalu. Maka kita akan mulai menyadari akan hal ini. Dalam
tayangan tersebut sangat jelas dikisahkan dan terbukti dengan sangat jelas
ada beberapa pengusaha temped an tahu yang secara terang – terangan
tertangkap kamera mengaku bahwa menggunakan pengawet dalam proses
pembuatan tempe dan tahu. Menurutnya adalah suatu hal yang biasa dalam
indutri pembuatan tempe dan tahu menggunakan bahan pengawet.
ANALISIS USAHA TEMPE
Mari kita mencoba menghitung mulai dari target produksi tempe kedelai yang diharapkan, lalu
kebutuhan biaya termasuk investasi peralatan, dan akhirnya keuntungan yang didapatkan. Namun
sebelumnya, tentu kita telah mempersiapkan dan merencanakan kegiatan usaha tempe ini :
o Nama Produk : tempe kedelai
o Kebutuhan bahan baku per hari 1 Ton kedelai
o Hasil produksi tempe per hari 7500 bungkus
o Harga tempe per bungkus Rp. 500,-
o Perode produki 1 bulan = 25 hari kerja
Dengan demikian dalam waktu satu bulan dapat dihitung sebagai berikut :
a. Outflow (Produksi)
• Produksi tempe per bulan = 25 x 7500
= 187.500 bungkus
• Nilai produksi per bulan = 187.500 x Rp. 500,00
= Rp. 93.750.000,00
b. Kebutuhan Peralatan
No. Nama alat Jumlah Nilai Umur Penyusutan
1. Tungku 6 buah Rp. 150.000,00 2 tahun Rp.
2. Panci 12 buah Rp. 120.000,00 2 tahun Rp.
3. Ember 8 buah Rp. 128.000,00 2tahun Rp.
4. Tampah 8 buah Rp. 86.000,00 1 tahun Rp.
5. Tenggok 8 buah Rp. 148.000,00 1 tahun Rp.
6. Karung goni 15 buah Rp. 75.000,00 1 tahun Rp.
7. Dandang 9 buah Rp. 180.000,00 2 tahun Rp.
T o t a l Rp. 887.000,00 Rp.
c. Inflow (Biaya-biaya)
1. Penyusutan alat = Rp.
2. Sewa tempat/gudang = Rp. 500.000
3. Kedelai = 100 x 25 x Rp. 3.350,00 = Rp. 8.375.000
4. Laru= 375 kg x Rp. 4.000,00 = Rp. 1.500.000
5. Kayu bakar = 25 x Rp. 10.000,00 = Rp. 250.000
6. Daun pisang dan kertas
150 x Rp. 1000,00 = Rp. 150.000
7. Tenaga kerja :
- Penyotiran =
15 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 67.500,00
- Peredaman =
15 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 67.500,00
- Perebusan =
15 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 67.500,00
- Pencucian =
15 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 67.500,00
- Peragian =
17 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 76.500,00
- Pembungkusan =
17 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 76.500,00
- Pemeraman =
17 HKL x Rp. 4.500,00 = Rp. 76.500,00
Subtotal (7) = Rp. 499.500,00
Total biaya (1 s/d 7 ) = Rp.
d. Keuntungan
1. Nilai produksi = Rp. 93.750.000,00
2. Total biaya = Rp.
3 Keuntungan per bulan = Rp
Analisa Usaha Produksi Tahu. Tahu merupakan makanan asli Indonesia yang disukai oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia, yang berasal dari kacang kedelai. Tahu memiliki rasa yang
khas dan memiliki kandungan gizi yang tinggi selain itu Tahu mengandung nutrisi kompleks
yang mudah diserap oleh tubuh, harganya pun cukup terjangkau dan rasanya pun lezat. Tahu
dapat diolah menjadi berbagai macam olahan makanan dan dapat dengan mudah dijumpai mulai
dari pasar tradisional, minimarket, swalayan, supermarket dan pasar modern lainnya. Permintaan
pasar terhadap Tahu pun relatif stabil
Peluang Usaha Tahu sangat menjanjikan keuntungan, selain relatif mudah dalam proses
pembuatannya dan relatif mudah dalam hal pemasarannya karena Tahu termasuk makanan
favorit semua kalangan. Usaha Tahu ini menyerap banyak tenaga kerja, ini merupakan potensi
yang bernilai ekonomi bagi Anda yang ingin terjun dalam usaha Tahu, modal usaha yang
dibutuhkan untuk memulai usaha ini tidak terlalu besar, usaha ini cukup dilakukan dengan
managemen yang sederhana. Dengan Keuletan, kesabaran dan kedisiplinan usaha ini pasti akan
membuahkan hasil yang maksimal.
Dari Usaha Tahu ini telah menciptakan banyak pengusaha sukses. Pada umumnya pelaku Usaha
Tahu tinggal berhitung berapa pundi-pundi rupiah yang akan didapat dengan menghitung berapa
banyak Tahu yang diproduksi dan berhasil terjual setiap harinya. Luar biasa …
Dengan semua kelebihan Usaha Tahu, tidak lah heran bila banyak pelaku usaha baru
yang berminat untuk memulai Usaha Tahu ini. Namun sebelum Anda memulai usaha ini ada
baiknya anda melihat hasil riset di bawah ini:
Menurut Statistic dari
Small Business Administration (SBA)
50% Usaha Baru GAGAL (di Tahun pertama)
47,5% Usaha Baru lainnya GAGAL (dalam kurun 5 Tahun)
USAHA yang BERHASIL hanya 2,5%
Apa penyebabnya ?
Pelaku Usaha Tidak mampu menyelesaikan
Permasalahan-permasalahan Usaha
karena
Sumber Referensi Usaha Mereka
Tidak memberikan Informasi yang memadai
(Yang Seharusnya mereka butuhkan)
Cara Membuat Tempe
Tahu dan tempe adalah makanan tradisional asli Indonesia dan sudah menyebar ke sebagian besar
masyarakat Indonesia, tapi saat ini Usaha kecil membuat Tahu dan tempe sudah menyebar keseluruh
penjuru dunia. Kalangan vegetarian di seluruh dunia banyak yang sudah menggunakan tempe sebagai
pengganti daging. Akibatnya saat ini tahu dan tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, bukan
hanya di Indonesia. Tapi juga Amerika, jepang, Korea, Timur tengah dan negara lainnya.
Cara membuat tempe ini sudah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat
Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan cara pembuatan yang masih sangat sederhana. Ada
berbagai bahan dasar yang bisa digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan
paling banyak digunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Guna mendapat tempe yang berkwalitas bagus, maka kedelai yang dipakai harus juga yang berkwalitas
bagus dan tidak bercampur dengan biji bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji bijian
lainnya. Disamping itu, prosedur pengolahan juga mesti dilakukan dengan teliti. Cara pembuatan tempe
pada dasarnya merupakan proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp, pada biji
kedelai.
Di dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang benang yang di kenal sebagai benang hifa.
Benang benang hifa itu mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai yang lain, hingga biji biji
kedelai itu membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai itulah yang selanjutnya disebut
sebagai tempe.
Di masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp ini pula menghasilkan enzim yang bisa menguraikan
protein yang berada didalam biji kedelai, hingga protein protein di dalam biji kedelai ini gampang
dicerna. Dalam masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan ada beberapa
jenis mikroorganisme lain yang mungkin turut campur, tapi tidak memberikan aktifitas yang nyata.
Tapi, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini bisa terlihat sesudah
aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yaitu sesudah terbentuknya spora
spora baru yang berwarna putih kehitaman. Ini bisa diketahui, terutama pada tempe yang di biarkan
atau di simpan di dalam suhu kamar, yakni dengan terciumnya bau amoniak. Terciumnya bau amoniak
pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut telah mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini
masih terasa meskipun tempe sudah dimasak, dan bisa menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh sebab itu, supaya didapat tempe yang berkwalitas bagus serta tahan agak lama, maka selama
proses cara membuat tempe mesti diperhatikan mengenai sanitasi serta kemurnian bibit (inokulum)
yang akan digunakan.
Berikut Cara Membuat Tempe
A. Peralatan Yang Dibutuhkan
Baskom Saringan Dandang Kipas Angin / Kipas Sotel kayu Tampah
Kompor Dan Peralatan lain yang diperlukan
B. Bahan Membuat Tempe
Kacang kedelai Ragi tempe atau biakan murni Rhizopus sp. Kantung plastik, atau daun pisang, atau daun jati untuk membungkus tempe
C. Cara Membuat Tempe
1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan peralatan lain yang akan digunakan, setelah itu keringkan. 2. Bersihkan kedelai dari bahan bahan lain yang tercampur, setelah itu cuci sampai bersih. 3. Rendam kedelai yang sudah dicuci bersih selama 12 hingga 18 jam dengan air dingin biasa
(proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ). 4. Kupas kulit biji kedelai yang sudah lunak, setelah itu cuci dan bilas dengan menggunakan air
bersih. 5. Kukus atau rebus biji kedelai tersebut hingga empuk. 6. Sesudah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji kedelai tersebut ke dalam tampah yang sudah
dibersihkan, setelah itu diangin angin dengan kipas atau kipas angin sambil diaduk aduk sampai biji kedelai tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragi tempe Rhizopus sp. yang sudah disiapkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk aduk hingga merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8. Siapkan kantung plastik atau daun pisang, atau daun jati guna membungkus tempe. Jika kantung plastik yang dipakai untuk membungkus, buatlah lubang lubang kecil pada kantong tersebut menggunakan tootpick atau garpu.
9. Masukan kedelai yang sudah diberi ragi tempe Rhizopus sp. ke dalam pembungkusnya, atur takaran berat dan ketebalannya sesuai dengan selera atau ukuran standar jual
10. Proses fermentasi kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau sampai semua permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
11. Tempe siap di masak atau di jual.
Tidak sulit mencari jajanan keripik tempe, khususnya di daerah Jawa.
Tetapi keripik tempe asal kampung Sanan, di kota Malang, Jawa Timur
diklaim beda dari keripik tempe umumnya. Masyarakat kampung Sanan
memang sudah turun-temurun membuat tempe. Kampung yang berada di
pusat kota ini, memang menjadi sentra industri keripik tempe. Masuk
gapura kampung berjejer kios-kios menjual keripik tempe. Masuk kearah
lebih dalam lagi, pemandangan makin nyata rumah-rumah penduduk
menjadi tempat produksi keripik tempe sekaligus produksi tempe. Keripik
tempe sebenarnya merupakan usaha yang relatif baru di kampung Sanan.
Dulu, orang-orang kampung hanya memproduksi tempe untuk dijual di
pasar-pasar sekitar kota Malang. Jadi, pada awalnya, keripik tempe hanya
merupakan produk sampingan. Jika tempe yang dijual di pasar tidak habis,
maka dibuat keripik tempe, hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian.
Karena setelah dibuat keripik, umur kadaluwarsanya bertambah, selain itu
nilai produknya juga ikut terangkat.
SEGMENTASI PEMASARAN KERIPIK TEMPE SANAN
Pemasaran keripik tempe sanan ditujukan untuk semua kalangan
masyarakat dan berbagai tingkat usia yang menggemarinya. Lebih
khususnya ditujukan pada orang-orang penggemar camilan atau makanan
ringan. Awalnya segmentasi geografis keripik tempe Sanan masih berkutat
pada skala domestik namun seiring dengan meningkatnya permintaan,
keripik asli kota Malang berinovasi dan berekspansi hingga skala
Internasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan ekspor ke
Negara lain seperti negara Amerika Serikat. Dengan adanya inovasi tempe
seperti yang dilakukan oleh keripik tempe Sanan tidak mengherankan jika
respons masyarakat sangat baik dan target pemasaran nya pun mencakup
semua usia. Meningkatnya permintaan akan keripik tempe juga didukung
oleh harga keripik yang terjangkau bagi masyarakat baik lapisan atas
maupun bawah. Harganya berkisar dari 5000-6500 per bungkusnya. Keripik
tempe diminati bukan hanya karena harga atau rasa keripiknya yang enak
melainkan juga karena gizi dari tempe tersebut yang mengandung protein
yang berguna untuk menjaga kesehatan.
Segmentasi Psikografis yang tersirat dari pemasaran keripik tempe adalah
suasana kekeluargaan karena keripik tempe bisa menjadi hidangan untuk
mengobrol bersama teman dan keluarga
Kesimpulan :
Segmentasi Pasar Konsumen
· Segmentasi Geografis : Nasional merambah global (diekspor)
· Segmentasi Demografis
o Usia : Semua usia
o Penghasilan : Terjangkau oleh semua kalangan ekonomi atas hingga bawah
o Jenis Kelamin : Semua gender
o Kelas sosial : Semua tingkat kelas sosial
· Segmentasi Perilaku :
o Manfaat : Selain sebagai camilan yang murah, enak dan harga yang
terjangkau, tempe memiliki kandungan protein nabati yang berguna bagi
kesehatan yakni menjaga keseimbangan gizi dalam tubuh.
· Segmentasi Psikografis : Kekeluargaan dan sosial masyarakat.
Tahapan-Tahapan Branding
· Brand Unaware : Pada mulanya masyarakat Sanan hanya memproduksi
tempe bukan kerpik tempe. Namun saat tempe mereka tidak terjual
seluruhnya, mereka menginovasi tempe tersebut menjadi keripik tempe
dengan berbagai varian rasa sehingga masa menuju kadaluarsanya semakin
lama daripada tempe biasa.
· Brand Awareness : Tahap kesadaran masyarakat terhadap keberadaan
keripik tempe sudah tercapai terbukti dengan banyaknya masyarakat yang
gemar makan keripik tempe bahkan manjadikan keripik tempe sebagai
camilan wajibnya.
· Brand Recognition : Setelah tahap awareness tercapai, tahap berikutnya
adalah brand recognition, dimana masyarakat mengenal bahwa keripik
tempe adalah makanan yang enak, murah, bergizi, dan tetap terjangkau.
· Brand Assosiation : Asosiasi masyarakat terhadap keripik tempe bahwa
keripik tempe merupakan makanan keluarga dari berbagai lapisan ekonomi
baik ekonomi atas, menengah, hingga bawah. Keripik tempe merupakan
oleh-oleh khas Malang tepatnya diproduksi di Kampung Sanan Malang.
· Top of Mind : Keripik tempe belum menjadi top of mind selama tahap
perkembangannya. Jika orang membicarakan oleh-oleh khas kota Malang
maka yang langsung terlintas di benak masyarakat bukan keripik tempe
melainkan Apel Malang.