PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR...

9
1 PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA BERBASIS WEBGIS (STUDI KASUS : KOTA SURABAYA) Agnes Rusnalia Trisnawati dan Bangun Muljo Sukojo Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email : [email protected] Abstrak GIS (Geographics Information System) merupakan tool yang dapat digunakan untuk pemetaan dan analisa terhadap aktivitas yang terjadi di permukaan bumi. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, GIS juga mengalami perkembangan yaitu berbasis web (WebGIS). Pembuatan sistem informasi bangunan cagar budaya berbasis webGIS dimaksudkan agar memudahkan inventarisasi, pengawasan, tindak lanjut serta dapat dijadikan acuan untuk penentuan kebijakan yang terkait konservasi bangunan cagar budaya. Hal ini merupakan salah satu strategi pelestarian dan perlindungan terhadap seni dan budaya tradisional. Dengan adanya sistem informasi yang mencakup lokasi dan informasi bangunan cagar budaya yang ada di Kota Surabaya pengelolaan serta pengawasan akan lebih efisien. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan Sistem Informasi Bangunan Cagar Budaya berbasis WebGIS dengan menggunakan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) skala 1:5.000 sebagai peta dasar serta data tabular mengenai bangunan cagar budaya milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sebagai data atribut. Pengolahan data spasial menggunakan MapServer dan penyimpanan database dengan PostgreSQL. Penggunaan MapServer juga ditambahkan pencarian jalur alternatif dengan metode AHP (Analitycal Hierarchial Process) berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar budaya Kota Surabaya ini adalah program aplikasi berbasis web yang dapat menunjukkan persebaran bangunan cagar budaya sebanyak 153 bangunan dan tersebar di wilayah Surabaya Pusat yang merupakan pusat perkembangan kota lama serta beberapa pilihan jalur alternatif yang telah ditentukan berdasarkan proses AHP. Kata kunci : Bangunan Cagar Budaya, WebGIS, MapServer, AHP. PENDAHULUAN Kota Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan, memiliki banyak bangunan cagar budaya yang merupakan warisan yang harus dilindungi. Bangunan bersejarah di Surabaya juga merupakan bukti bahwa kota ini layak menyandang sebagai kota pahlawan. Hingga saat ini Surabaya memiliki 169 bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah tersendiri. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi (information technology). Sebagai teknologi berbasis komputer, SIG harus diperhitungkan bagi mereka yang berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan, inventarisasi, monitoring, dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi SIG yang demikian luas, dari urusan militer sampai pada persoalan bagaimana mencari jalur terpendek untuk pengantaran barang/delivery system, menghendaki penanganan pekerjaan yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan multi- disiplin. Dengan semakin berkembangnya pemanfaatan SIG, maka segala kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan data spasial dan nonspasial dapat dilakukan dengan mudah. Kurang pahamnya masyarakat umum mengenai definisi cagar budaya serta bagaimana bentuk penanganan cagar budaya mengakibatkan pengawasan serta program tindak lanjut pengembangan bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Tim Cagar Budaya menjadi terhambat. Maka dengan adanya sistem informasi bangunan cagar budaya berbasis webgis ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana informasi untuk masyarakat umum agar dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam pengawasan dan pengelolaan. Serta dapat dijadikan sumber data untuk menjalin relasi dengan UNESCO World Heritage Center.

Transcript of PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR...

Page 1: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

1

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA

BERBASIS WEBGIS

(STUDI KASUS : KOTA SURABAYA)

Agnes Rusnalia Trisnawati dan Bangun Muljo Sukojo

Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email : [email protected]

Abstrak GIS (Geographics Information System) merupakan tool yang dapat digunakan untuk pemetaan dan analisa terhadap

aktivitas yang terjadi di permukaan bumi. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, GIS juga mengalami

perkembangan yaitu berbasis web (WebGIS). Pembuatan sistem informasi bangunan cagar budaya berbasis webGIS

dimaksudkan agar memudahkan inventarisasi, pengawasan, tindak lanjut serta dapat dijadikan acuan untuk

penentuan kebijakan yang terkait konservasi bangunan cagar budaya. Hal ini merupakan salah satu strategi

pelestarian dan perlindungan terhadap seni dan budaya tradisional. Dengan adanya sistem informasi yang mencakup

lokasi dan informasi bangunan cagar budaya yang ada di Kota Surabaya pengelolaan serta pengawasan akan lebih

efisien.

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan Sistem Informasi Bangunan Cagar Budaya berbasis WebGIS dengan

menggunakan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) skala 1:5.000 sebagai peta dasar serta data tabular

mengenai bangunan cagar budaya milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya sebagai data atribut.

Pengolahan data spasial menggunakan MapServer dan penyimpanan database dengan PostgreSQL. Penggunaan

MapServer juga ditambahkan pencarian jalur alternatif dengan metode AHP (Analitycal Hierarchial Process)

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar budaya Kota Surabaya ini adalah program

aplikasi berbasis web yang dapat menunjukkan persebaran bangunan cagar budaya sebanyak 153 bangunan dan

tersebar di wilayah Surabaya Pusat yang merupakan pusat perkembangan kota lama serta beberapa pilihan jalur alternatif yang telah ditentukan berdasarkan proses AHP.

Kata kunci : Bangunan Cagar Budaya, WebGIS, MapServer, AHP.

PENDAHULUAN

Kota Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan,

memiliki banyak bangunan cagar budaya yang

merupakan warisan yang harus dilindungi. Bangunan bersejarah di Surabaya juga

merupakan bukti bahwa kota ini layak

menyandang sebagai kota pahlawan. Hingga saat

ini Surabaya memiliki 169 bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah tersendiri.

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi

(information technology). Sebagai teknologi

berbasis komputer, SIG harus diperhitungkan bagi mereka yang berkecimpung dalam berbagai

bidang pekerjaan seperti perencanaan,

inventarisasi, monitoring, dan pengambilan

keputusan. Bidang aplikasi SIG yang demikian luas, dari urusan militer sampai pada persoalan

bagaimana mencari jalur terpendek untuk

pengantaran barang/delivery system,

menghendaki penanganan pekerjaan yang

dilakukan secara terpadu (integrated) dan multi-disiplin. Dengan semakin berkembangnya

pemanfaatan SIG, maka segala kegiatan yang

berhubungan dengan pemanfaatan data spasial dan nonspasial dapat dilakukan dengan mudah.

Kurang pahamnya masyarakat umum mengenai

definisi cagar budaya serta bagaimana bentuk penanganan cagar budaya mengakibatkan

pengawasan serta program tindak lanjut

pengembangan bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Tim Cagar

Budaya menjadi terhambat. Maka dengan adanya

sistem informasi bangunan cagar budaya berbasis webgis ini diharapkan dapat menjadi salah satu

sarana informasi untuk masyarakat umum agar

dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam

pengawasan dan pengelolaan. Serta dapat dijadikan sumber data untuk menjalin relasi

dengan UNESCO World Heritage Center.

Page 2: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

2

Perumusan masalah yang dimunculkan dalam

penelitian ini adalah bagaimana membuat suatu

sistem informasi cagar budaya yang ada di Kota

Surabaya berbasis webSIG serta menentukan hirarki yang tepat untuk penentuan keputusan

jalur alternatif sehingga dapat digunakan

masyarakat luas serta bermanfaat untuk Pemerintah Kota Surabaya khususnya Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata. Batasan masalah

yang ditentukan pada penelitian ini adalah studi kasus yang digunakan adalah Kota Surabaya.

Peta yang digunakan adalah Peta Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya dengan

skala 1:5.000. Data non-spasial yang digunakan adalah data tabular milik Dinas Kebudayan dan

Pariwisata serta data grafis berupa foto bangunan

cagar budaya. Penentuan jalur alternatif berdasarkan kriteria panjang jalan, kepadatan lalu

lintas, kondisi jalan dan rawan kecelakaan.

Pencarian rute alternatif ke Tugu Pahlawan akan dilakukan dari titik-titik/posisi yang dianggap

strategis (Jl. A. Yani, Jl. HR. Muhammad dan

Kampus ITS).

Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi

webGIS berupa sistem informasi cagar budaya

Kota Surabaya yang informatif sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media penunjang

tujuan wisata (cagar budaya) di Kota Surabaya

Manfaat dari penelitian ini adalah adanya suatu

sistem informasi yang interaktif mengenai cagar budaya Kota Surabaya yang lengkap dan

nantinya dapat diakses oleh masyarakat luas

sehingga dapat dijadikan sarana publikasi untuk mempromosikan cagar budaya yang ada di

Surabaya. Dengan adanya penambahan layer

jalur alternatif diharapkan masyarakat dapat menggunakan aplikasi ini dengan mudah.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian Tugas Akhir ini mengambil

daerah studi di wilayah Surabaya. Secara

geografis Kota Surabaya terletak pada koordinat 07° 12' - 07° 21' Lintang Selatan dan 112° 36' -

112° 54' Bujur Timur. Dengan luas wilayah Kota

Surabaya adalah 32.637,75 Ha berdasarkan hasil pengukuran Badan Pertanahan Nasional tahun

2001.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Surabaya

Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara

lain :

a. Perangkat Keras (Hardware)

- Notebook Intel™ Core2Duo @ 2.30 GHz, 2 GB of RAM, Memori DDR2 2040 MB,

HardDisk 320 GB, VGA 1024 MB.

- Printer. - Kamera digital

- GPS Navigasi Garmin eTrx H High

Sensitivity

b. Perangkat Lunak (Software) - Sistem Operasi Windows XP Profesional

Version 2002 SP 3

- Sistem Operasi Debian Lenny 5.07 - Microsoft Office 2007

- ArcGIS 9.3

- ArcView GIS 3.3 - Autodesk Land Desktop 2004

- MapInfo Professional 9.5

- Notepad++

- MapServer - QuantumGIS 1.4.0

- PostgreSQL 8.2

- Photoshop CS3

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Surabaya skala 1:5.000 (Badan Perencanaan

Pembangunan Kota Surabaya), posisi Bangunan

Cagar Budaya (Koordinat GPS Navigasi),

database dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya dan Tim Cagar Budaya serta foto

bangunan cagar budaya.

Diagram Alir Penelitian

Pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan

penelitian ini adalah seperti pada diagram alir

berikut:

Page 3: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

3

Identifikasi Awal

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data

Penyusunan Laporan

Tahap

Persiapan

Tahap

Pengolahan Data

Tahap Akhir

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Berikut penjelasan dari diagram alir diatas:

a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, pekerjaan yang dilakukan adalah :

- Identifikasi Awal, bertujuan untuk

mengidentifikasi permasalahan yang diangkat sebagai tema penelitian, objek penelitian dan

daerah penelitian serta merumuskan cara

memecahkan permasalahan tersebut. - Studi Literatur, bertujuan untuk mendapatkan

referensi mengenai perancangan webSIG.

- Pengumpulan Data, dilakukan pengumpulan

data-data yang diperlukan dalam pengerjaan tugas akhir, yaitu peta garis Kota Surabaya

skala 1:5.000, data cagar budaya yang milik

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, posisi cagar budaya, area-area

penting serta terminal yang ada di Kota

Surabaya didapatkan dengan menggunakan GPS tipe navigasi dan foto dijital bangunan

cagar budaya didapatkan dengan melakukan

pemotretan menggunakan kamera dijital.

b. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data ini terbagi menjadi

beberapa bagian sebagai berikut: - Pengolahan data yang meliputi pengolahan

data spasial dan data tabular, perancangan

Sistem Informasi Cagar Budaya berbasis web

dengan menggunakan MapServer sebagai web server serta sebagai CGI (Common Gateway

Interface) menggunakan pmapper serta

perancangan jalur alternatif dengan menggunakan proses perhitungan AHP.

- Analisa data, berupa penentuan jalur alternatif

menggunakan proses AHP yang telah ditentukan kriterianya yaitu panjang jalan,

kepadatan lalu lintas, kondisi jalan dan rawan

kecelakaan.

c. Tahap Akhir Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari

proses penelitian ini. Tahap ini merupakan

bentuk pelaporan secara jelas dan detil atas semua proses yang dilakukan dan disusun bab

per bab disesuaikan dengan perkembangan

aktivitas Tugas Akhir yang dilakukan.

Diagram Alir Pengolahan Data

Kriteria AHP :

a. Panjang Jalan

b. Kepadatan Jalan

c. Kondisi Jalan

d. Rawan Kecelakaan

Data Tabular :

a. Tabel Cagar Budaya

b. Tabel Kecamatan

c. Tabel Jalan

d. Keterangan

Peta Digital RTRW

Kota Surabaya

Skala 1:5.000

Eksport Database PostgreSQLConvert to shapefile

(*.shp)

Mapscript

Rendering Peta Proses AHP

Uji Coba

AHP

Sistem Informasi Bangunan

Cagar Budaya berbasis

WebSIG

Akhir Pengolahan

Ya Tidak

Nilai Input

AHP

Output Peta pada

Browser

Posisi BCB

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dibedakan menjadi tiga

tahap pengolahan, antara lain: 1. Pra Pengolahan (Pre-Processing)

Pada tahapan ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

- Pengolahan Data Spasial dan Data Tabular Data spasial yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Peta Digital Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya

dengan skala 1:5.000 dan data hasil pengukuran posisi bangunan cagar budaya

menggunakan GPS Handheld. Pada masing-

masing layer peta digital diubah menjadi format shapefile (*.shp) seperti layer batas

administrasi, jalan dan nama jalan. Begitu

Page 4: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

4

pula untuk layer posisi bangunan cagar

budaya juga diubah dalam format shapefile.

Setelah berformat shapefile maka dilakukan

penyimpanan berupa database agar dapat diakses saat penggunaan mapserver.

Penyimpanan database menggunakan

QuantumGIS dengan plugin SPIT (Import Shapefiles to PostgreSQL). Pada software

PostgreSQL harus memiliki ekstensi PostGIS

yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan fitur GIS dalam database server.

Data tabular beserta data yang diperlukan

untuk penentuan jalur alternatif berdasarkan

kriteria Analytical Hierarchy Process (AHP) juga disimpan pada PostgreSQL.

- Perancangan Database

Tahap pembuatan basis data dilakukan dengan PostgreSQL 8.2 yang akan digunakan

sebagai tempat penyimpanan data oleh

aplikasi. Dalam rancangan database terdapat 4 buah tabel database yang saling

berhubungan yaitu:

Tabel cagar_budaya, berisi data bangunan

cagar budaya yang ada di Kota Surabaya

beserta nama, alamat, kecamatan, SK Walikota, arsitek (perancang), periode (tahun

pembuatan), luasan, golongan dan

keterangan. Tabel 1. Tabel cagar_budaya

Nama Tipe Data Keterangan

gid integer Primary key

point_x integer

Koordinat X

posisi bangunan

cagar budaya

point_y integer

Koordinat Y

posisi bangunan

cagar budaya

nama Varchar (254) -

nama_awal Varchar (254) -

lokasi Varchar (254) Alamat

SKwalikota Varchar (25) -

arsitek Varchar (25) Perancang

bangunan

periode Varchar (10) Tahun pembuatan

luasan Varchar (25) Luas bangunan

golongan Varchar (5) Klasifikasi

bangunan

Tabel surabaya_kecamatan, berisi data

kecamatan di surabaya beserta nama

kecamatan yang dibutuhkan untuk mencatat

lokasi bangunan cagar budaya seperti yang terlihat pada tabel 2. Tabel ini menyimpan

data kecamatan yang berbentuk polygon

yang nantinya akan membentuk peta

kecamatan surabaya bila di tampilkan.

Tabel 2. Tabel surabaya_kecamatan

Tabel surabaya_jalan_text, berisi data label

jalan yang isinya berupa nama jalan seperti

yang di tunjukkan tabel 3. Tabel 3. Tabel surabaya_jalan_text

Nama Tipe Data Keterangan

gid_surabaya

_jalan_text

integer Primary key

text_angle float Sudut text

text_size float Ukuran text

nama_jalan Varchar

(254)

Tulisan label jalan

the_geom geometry Data string geometry

Tabel surabaya_jalan, berisi data jalan yang

ada di Surabaya seperti yang di tunjukkan tabel 4. Tabel ini menyimpan data jalan yang

berbentuk line yang bila di tampilkan akan

membentuk jalan yang saling terhubung di surabaya.

Tabel 4. Tabel surabaya_jalan_text

Nama Tipe Data Keterangan

gid_surabaya_jalan integer Primary key

fid_ integer Id garis

entity varchar (254) Entitas

handle varchar (254) -

layer varchar (254) Layer garis

color integer Warna garis

line_type varchar (254) Tipe garis

elevation integer Sudut garis

thickness float Tebal garis

text varchar (254) Nama garis

the_geom geometry Data string

geometry

Pembentukan data atribut untuk kriteria AHP

dibuat dengan menggunakan ArcGIS yang

nantinya akan dimasukkan ke dalam PostgreSQL.

Sebelumnya dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan dijadikan basisdata sehingga dapat

memberi informasi atau keterangan yang

diperlukan. Adapun data yang dikumpulkan yaitu nama jalan, panjang jalan, volume kendaraan,

Nama Tipe Data Keterangan

id_kecamatan integer Primary key

Elevation integer Ketinggian polygon

kecamatan Varchar

(50)

Nama kecamatan

the_geom geometry Data string geometry

Page 5: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

5

kapasitas jalan, kepadatan jalan, angka

kecelakaan lalu lintas dan kondisi jalan.

Dari data-data tersebut nantinya akan

dikelompokkan menjadi data-data atribut ke dalam tabel-tabel, yaitu: tabel jalansby,

alternatif1, alternatif2 dan alternatif3.

Pengelompokan data atribut (field) beserta tipe datanya dalam tabel dapat dijabarkan pada

struktur tabel dibawah ini:

Tabel jalansby, berfungsi untuk menyimpan

informasi mengenai semua jalan yang ada pada peta. Deskripsi dari tabel ini dapat

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Tabel jalansby

Nama Tipe Data Keterangan

gid Integer Primary key

nama_jalan Character Varying (50)

Nama jalan

volume Integer

Volume kendaraan

tiap jalan

kapasitas Integer Kapasitas

kendaraan tiap jalan

kepadatan Double

Precision

Hasil

Volume/Kapasitas

(VC)

arah Integer Jumlah arah tiap

jalan

panjang Integer Panjang tiap jalan

k_baik Integer

Panjang jalan yang

kondisi baik tiap

jalan

k_sedang Integer

Panjang jalan yang

kondisi sedang tiap

jalan

k_rusak Integer

Panjang jalan yang

kondisi rusak tiap jalan

the_geom geometry Geometry tiap

theme

nama_jalan_

baru

Character

Varying (50)

Nama jalan dalam

huruf besar

laka Integer Jumlah kecelakaan

tiap jalan

Tabel alternatif1, berfungsi untuk

menyimpan informasi mengenai rute

alternatif dari Jl. Achmad Yani ke Tugu Pahlawan. Deskripsi dari tabel ini dapat

Tabel alternatif2, berfungsi untuk

menyimpan informasi mengenai rute

alternatif dari Jl. Pasar Turi ke Tugu Pahlawan. Deskripsi dari tabel ini dapat

Tabel alternatif3, berfungsi untuk

menyimpan informasi mengenai rute

alternatif dari Jl. HR. Muhammad ke Tugu

pahlawan.

2. Pengolahan (Processing)

Tahapan dalam proses pengolahan terbagi

menjadi dua, yaitu tahap konfigurasi mapfile

dan perhitungan AHP untuk penentuan jalur alternatif. Tahapan konfigurasi peta (file

*.map) pada mapserver adalah:

- Mapscript Pada tahapan ini webSIG peta yang

ditampilkan merupakan hasil dari proses

memasukkan data spasial peta pada database. Yang di butuhkan adalah

sebuah konfigurasi layer yang di sebut

map file. Untuk menghasilkan mapfile,

sebuah layer peta di import terlebih dahulu ke dalam database. Kemudian

data pada database di export ke dalam

bentuk mapfile. Inti dari memasukkan data spatial peta adalah ketika layer peta

di import dalam database dan siap untuk

di akses. Alur prosesnya bisa di lihat pada gambar 4.

Mulai

Selesai

Digitasi

shapefile

Import

Shapefile ke

database

Akses Shapefile

menggunakan file .map

dari database

Rendering peta

dengan file .map

Gambar 4. Diagram Alir Memasukkan Data

Spasial

- Rendering Peta

Tahap rendering peta merupakan proses kerja

mapserver untuk menampilkan layer-layer dengan konfigurasi file .map menjadi format

gambar pada tampilan di pmapper. Sehingga

layer berformat shapefile dapat ditampilkan pada pmapper.

- Output Peta pada Browser

Proses ini dilakukan untuk menampilkan peta ke dalam web. Data yang digunakan

merupakan data yang ada pada database yang

diakses menggunakan mapfile. Alur

prosesnya dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.

Page 6: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

6

Mulai

Selesai

Mengakses file

.map

Konfigurasi

layer

Rendering

gambar peta

Output peta

pada web

Gambar 5. Diagram Alir Menampilkan Peta

Sedangkan tahapan pada perhitungan AHP

adalah sebagai berikut: - Nilai Input AHP

Proses input pada perangkat lunak ini berupa

nilai riil, nilai yang ada hanya bernilai 1 , 2, 3 , dan 4. Sehingga semua input yang ada harus

diisi oleh user, supaya input dari user dapat

dibuat penghitungan berdasarkan metode

AHP. - Proses AHP

Dalam proses ini akan dilakukan

penghitungan untuk mendapatkan nilai prioritas lokal, kemudian setelah semua

kriteria sudah terisi, maka akan dilakukan

penghitungan prioritas global, sehingga pada

akhir proses ini akan didapatkan hasil pilihan yang tepat, yang sesuai dengan minat

dan bakat, yang dapat dilihat dari persentase

yang terbesar pada prioritas global. Pada tabel 3.8 dapat dilihat pilihan jalur alternatif

menuju Tugu Pahlawan.

Tabel 9. Tabel Alternatif

Alternatif Jalur

1

Jl. Ahmad Yani (CITO) - Jl. Ahmad

Yani (Jatim Expo) - Jl. Raya

Wonokromo - Jl. Raya Darmo - Jl.

Diponegoro - Jl. Pasar Kembang - Jl.

Kedung Doro - Jl. Embong Malang -

Jl. Bubutan - Jl. Pahlawan - Tugu

Pahlawan

2

Jl. HR Muhamad - Jl. Mayjend

Sungkono - Jl. Padmosusastro - Jl.

DR. Sutomo - Jl. Diponegoro - Jl.

Pasar Kembang - Jl. Kedung Doro - Jl. Embong Malang - Jl. Bubutan -

Jl. Pahlawan - Tugu Pahlawan

Alternatif Jalur

3

Jl. Raya ITS - Jl. Kertajaya Indah -

Jl. Manyar Kertoarjo - Jl. Kertajaya -

Jl. Sulawesi - Jl. Pande Giling - Jl.

Raya Darmo - Jl. Urip Sumoharjo -

Jl. Jend. Basuki Rachmad - Jl.

Tegalsari - Jl. Embong Malang - Jl.

Bubutan - Jl. Pahlawan - Tugu

Pahlawan

Setelah penentuan jalur alternatif yang akan

dihitung maka dilakukan proses perancangan

hierarki berdasarkan criteria yang telah

ditentukan sebelumnya. Hierarki pada pencarian jalur alternatif dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Blok Diagram Hieraki

- Uji Coba AHP

Proses ini adalah proses yang terakhir,

dimana akan ditampilkan hasil yang berupa saran pilihan jalur alternatif dari beberapa

pilihan dengan tampilan berupa nilai

rekomendasi berdasarkan persentase yang terbesar pada jalur alternatif tersebut, serta

terdapat pula visualisasi peta untuk pilihan

jalur alternatif yang memiliki persentase

terbesar.

Gambar 7. Diagram Alir Proses AHP

3. Akhir Pengolahan (Post-Processing) Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan

adalah:

Page 7: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

7

- Sistem Informasi berbasis WebSIG

Hasil akhir dari pengolahan ini berupa

tampilan browser yang berisi sistem

informasi bangunan cagar budaya berbasis webSIG. Dimana selain terdapat

peta yang akurat juga didapatkan jalur

alternatif terbaik untuk menuju salah satu lokasi bangunan cagar budaya yaitu

Tugu Pahlawan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara keseluruhan dari penelitian ini didapatkan

hasil akhir berupa Sistem Informasi Bangunan Cagar Budaya Kota Surabaya yang dilengkapi

dengan Peta Persebaran Bangunan Cagar Budaya

Kota Surabaya.

Peta Bangunan Cagar Budaya

Hasil awal dari pengolahan data adalah peta digital mengenai lokasi persebaran bangunan

cagar budaya di Surabaya. Titik-titik yang berisi

informasi bangunan cagar budaya sejumlah 153

sesuai dengan hasil yang di import sebelumnya (Tabel koordinat sebaran bangunan cagar budaya

terdapat pada lampiran). Banyak titik yang

berkumpul di Surabaya wilayah Pusat sehingga persebaran bangunan cagar budaya tidak merata

di seluruh Surabaya.

Gambar 8. Peta Garis Kotamadya Surabaya

Gambar 9. Peta Bangunan Cagar Budaya

Kota Surabaya

Sistem Informasi Bangunan Cagar Budaya

Berbasis Web

Pada halaman web Sistem Informasi Bangunan

Cagar Budaya ini terdapat menu utama, yaitu: a. Home, merupakan halaman utama dari web

yang berisi informasi mengenai Bangunan

Cagar Budaya yang berada di Kota Surabaya beserta link untuk menampilkan peta dan

daftar bangunan cagar budaya.

b. Info Bangunan, berisi informasi mengenai masing-masing bangunan seperti nama,

lokasi, SK Walikota, arsitek, periode, luasan,

golongan dan koordinat posisi.

c. Sejarah, merupakan halaman yang berisi data informasi bangunan cagar budaya yang

berupa nama, nama awal, lokasi dan sejarah

yang terkait dengan bangunan tersebut. d. Daftar Bangunan, pada tab berikut berisi

seluruh informasi bangunan cagar budaya

yang ada di Kota Surabaya.

Gambar 10. Halaman Utama

Pada tampilan Peta Bangunan Cagar Budaya bertujuan untuk memudahkan para pengguna

dalam mengakses letak bangunan cagar budaya

yang ada di Kota Surabaya. Tampilan peta tersebut dilengkapi dengan sistem informasi

geografis berupa letak koordinat, nama, alamat,

kecamatan dan lain sebagainya.

Gambar 11. Tampilan WebSIG

Page 8: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

8

Peta yang tampil pada browser dilengkapi tools-

tools yang membuat peta lebih interaktif. Adapun

tool-tools yang tersedia, yaitu:

= zoom in (memperbesar tampilan)

= zoom out (memperkecil tampilan)

= pan (menelusuri bagian peta)

= back to original view (kembali ke

ukuran semula)

= object information (menampilkan

informasi objek dan hotlink gambar)

= measure (perhitungan jarak/luasan)

Hasil Pengujian Web

Pada pengujian ini akan dilakukan 2 uji coba kinerja sistem yaitu menguji ketepatan sistem

informasi dalam merespon request dari pengguna

dan menampilkan informasi pada halaman web, menguji fungsi tools object information dan tools

navigasi (zoom in, zoom out, pan) pada tampilan

peta bangunan cagar budaya di web.

Proses pengujian ketepatan sistem informasi

dalam merespon request dari pengguna dan

menampilkan informasi pada halaman web yang dimaksud adalah pencarian data bangunan cagar

budaya, alamat (lokasi), SK Walikota.

Gambar 11. Uji Tampilan Informasi Layer

Bangunan Cagar Budaya

Gambar 12. Tampilan Utuh Sistem Informasi

Bangunan Cagar Budaya

KESIMPULAN

1. Dengan adanya sistem informasi bangunan

cagar budaya berbasis webgis, maka

inventarisasi terhadap bangunan-bangunan yang bernilai historis tinggi dapat dilakukan

dengan mudah.

2. Informasi-informasi yang ditampilkan merupakan data yang menunjukkan

persebaran dari bangunan cagar budaya

yang ada di Kota Surabaya. 3. Hasil persebaran bangunan cagar budaya

berdasarkan SK Walikota yang ada di Kota

Surabaya sebanyak 153 bangunan dan

paling banyak berada di Surabaya Pusat. 4. Persebaran bangunan terdapat pada wilayah

Surabaya Pusat dikarenakan awal

perkembangan Kota Surabaya berada di Surabaya Pusat.

5. Jalur alternatif ditentukan dari Jl. Ahmad

Yani, Jl. HR. Muhammad dan ITS Sukolilo

dikarenakan Jl. Ahmad Yani merupakan pintu masuk dari Sidoarjo, HR. Muhammad

dipilih untuk mewakili wilayah Surabaya

Barat, sedangkan ITS Sukolilo untuk wilayah Surabaya Timur.

SARAN

1. Diperlukan server tersendiri untuk

menampung hasil Tugas Akhir mahasiswa

yang mengambil bidang webGIS agar memudahkan dalam pencarian hosting.

2. Adanya penelitian lanjutan untuk

menganalisa perkembangan Kota Surabaya dari awal hingga saat ini dan dibuat aplikasi

dalam bentuk webGIS.

3. Untuk pencarian lebih lengkap mengenai jalur alternatif menuju lokasi-lokasi

bangunan cagar budaya memerlukan analisa

Page 9: PEMBUATAN SISTEM INFORMASI BANGUNAN CAGAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16997-Paper-818446.pdf · Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan cagar

9

AHP (Analytical Hierarchial Process) yang

lebih detail seperti waktu tempuh dan jam

sibuk (peak hour).

4. Penambahan analisa non-teknis terkait dengan perkembangan Kota Surabaya dari

masa penjajahan Belanda hingga saat ini

sehingga dapat menjelaskan persebaran bangunan cagar budaya terdapat di wilayah

Surabaya Pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Burrough, PA. 1994. “Principles of

Geographical Information System for Land Resurces Assessment”. New York : Oxford

University Press Inc.

Charter, D. 2004. Desain dan Applikasi GIS,

Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.

Gunadi. 1996. “Pemikiran Kembali Tentang

Pengertian Situs Arkeologi”, Pertemuan

Ilmiah Arkeologi VII, Proyek Penelitian Arkeologi Jakarta, Cipanas, 12 – 16 Maret,

1996.

Gunarso, P., dkk. 2003. Modul Pelatihan Dasar-

dasar Pengelolaan Data dan Sistem

Informasi Geografis. Malinau research

forest.

Kasnowihardjo, G., Maret 2009. Pengelolaan

Benda dan Kawasan Cagar Budaya 2009. <URL

http://proboyekso.blogspot.com/2009/03/pen

gelolaan-benda-dan-kawasan-cagar.html>. Dikunjungi pada tanggal 19 Nopember 2010.

Pukul 12:05.

Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan Menggunakan MapServer. Bandung: informatika.

Pemerintah Kota Surabaya, 2010. Cagar Budaya

Kota Surabaya. <URL

http://www.surabaya.go.id/wisata/index.php?

id=24>. Dikunjungi pada tanggal 19 Nopember 2010. Pukul 07:30 WIB.

Peta, 2010. <URL http://geografi.sekolahvirtual.or.id/>.

Dikunjungi pada tanggal 5 Februari 2010,

jam 5.45 WIB.

Prahasta, E. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem

Informasi Geografis. Bandung: Informatika.

Prahasta, E. 2007. Sistem Informasi Geografis:

Membangun Aplikasi Web-Based GIS

Dengan MapServer. Bandung: Informatika.

Profil Kota Surabaya, Jawa Timur. <URL

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf>. Dikunjungi pada tanggal

13 Januari 2011. Pukul 18:11 WIB.

Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Lembaran Negara RI Tahun 1992.

Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1993. Peraturan Pemerintah

No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU

No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Sekretariat Negara. Jakarta.

Sitindaon, Fernando. 2003. Membuat Aplikasi Web Database Dinamis Menggunakan Paket

Open Source. Jakarta: Gramedia.

Sukawi, Maret 2008. Konservasi-Pelestarian

Arsitektur: Pelestarian Cagar Budaya. 2008

<URL

http://pelestarian.blogspot.com/2008/03/pelestarian-cagar-budaya.html>. Dikunjungi pada

tanggal 19 Nopember 2010. Pukul 12:05.