PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK …lib.unnes.ac.id/29396/1/131862202_-_07.pdf ·...
Transcript of PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK …lib.unnes.ac.id/29396/1/131862202_-_07.pdf ·...
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN PRODUK TERAPAN
PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI
GAS : CO, CO2, NH3, NO, NO2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU
KUALITAS UDARA
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
OLEH :
Dr. Sujarwata, M.T. NIDN: 0004016113
Fianti, S.Si., M.Sc., Ph.D. Eng. NIDN: 0021017905
Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc NIDN: 0022076807
Dibiayai Oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian
Tahun Anggaran 2017
Nomor: 084 /SP2H /LT /DRPM /IV / 2017
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Oktober 2017
Kode/Rumpun ILmu: 111/ Fisika
ii
iii
RINGKASAN
Material semikonduktor organik CuPc (Copper Phthalocyanine) memiliki sifat sensitivitas
tinggi terhadap gas, mudah mengabsorpsi gas dan dapat dioperasikan pada suhu ruang. CuPc
sebagai lapisan aktif sensor gas berbasis film tipis sangat sensitif dalam merespon gas beracun.
Tujuan penelitian ini membuat sensor berbasis film tipis dengan konfigurasi FET (field effect
transistor) berstruktur bottom contact yang dapat mendeteksi gas beracun, seperti: CO, CO2, NH3,
NO dan NO2. Eksperimen pendahuluan dengan melakukan deposisi film tipis CuPc di atas
substrat Si/SiO2, kemudian dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (X-RD) dan Scanning
Electron Microscopy (SEM) serta dilanjutkan dengan analisis Energy Dispersive X-ray
Spectroscopy (SEM-EDX). Hasil karakterisasi X-RD dan SEM untuk menentukan film tipis
optimum yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan sensor gas.
Pembuatan sensor gas dilakukan dengan panjang channel (jarak antara source dan drain)
100 μm menggunakan metode vacuum evaporator (VE), sedangkan proses perencanaan dengan
teknik lithography. Tahapan pembuatan sensor gas, sebagai berikut: substrat Si/SiO2 dicuci
dengan etanol dalam ultrasonic cleaner, kemudian dilakukan deposisi elektroda source (S) dan
drain (D) di atas substrat dengan metode VE. Selanjutnya deposisi film tipis CuPc diantara
elektroda S/D sebagai kontak resistansi dan diakhiri proses deposisi elektroda gate (G). Sensor
gas yang sudah dibuat kemudian di karakterisasi menggunakan elektrometer El-Kahfi 100 untuk
menentukan karakteristik keluaran dan mobilitas pembawa muatan.
Luaran dalam penelitian ini adalah prototip sensor berbasis film tipis untuk deteksi gas
beracun dan publikasi jurnal ilmiah. Prototipe tersebut dapat dimanfaatkan untuk monitoring
kualitas udara dan pengembangan laboratorium fisika material. Penelitan lanjutan tahun
berikutnya akan merancang dan membuat alat uji kelayakan sensor yang diaplikasikan sebagai
sensor gas CO, CO2, NH3, NO dan NO2. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan alat uji
kelayakan sensor gas, meliputi: glass chamber, electrometer, tabung gas uji, tabung gas N2, flow-
meter, regulator, valve dan alat pendukung lain. Tujuan uji kelayakan sensor gas untuk
menentukan konduktivitas, kesensitivan, waktu tanggap (response time) dan waktu pemulihan
(recovery time ).
Kata kunci : lithography , channel , CuPc, FET dan film tipis
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. penulis panjatkan atas segala karunia, berokah dan
hidayah-Nya yang sangat melimpah kepada kita semua. Selain itu, penulis panjatkan puji syukur
pula karena laporan penelitian yang dibiayai oleh hibah kompetisi Penelitian Produk Terapan
dapat diselesaikan. Adapun penelitian yang kami lakukan adalah penelitian yang berjudul:
Pembuatan Sensor Berbasis Film Tipis Untuk Deteksi Gas : CO, CO2, NH3, NO, NO2 Sebagai
Upaya Pemantau Kualitas Udara. Penelitian ini merupakan bentuk kepedulian dari dosen/peneliti
dalam meningkatkan ilmu dan teknologi film tipis khususnya dibidang sensor gas berbasis film
tipis untuk mendeteksi adanya gas beracun yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Berkat dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak maka pelaksanaan penelitian ini telah
berjalan dengan lancar dan sukses. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih pada Ketua
Laboratorium Fisika Material UGM dan Ketua Laboratorium Fisika Material UNNES yang telah
memberikan dukungan penelitian. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman
dosen yang membantu dalam penelitian ini. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi semua
pihak. Amin Ya Robbal Alamin
Semarang, Oktober 2017
Ketua Pelaksana,
Sujarwata
NIP. 19610104 198903 1001
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii
RINGKASAN ...................................................................................................................... iii
PRAKATA ……………………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………..…… ix
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Roadmap Kegiatan ................................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 3
1.5 Keutamaan Penelitian ............................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN …………………………………... 10
BAB 4. METODE PENELITIAN ………………………………………………………..
3.1 Deposisi Film Tipis ………………………………….………………………………
3.2 Uji karakteristik film tipis CuPc .................................................................................
3.3 Pembuatan sensor gas berstruktur FET ………………………………………………
3.4 Karakterisasi sensor gas berstruktur FET ……………………………………...……...
3.5 Alat uji kinerja sensor gas berstruktur FET …………………………………………..
11
11
13
13
13
14
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ……………………………………..
1. Deposisi film tipis CuPc ………………………………………………………………..
2. Pengujian struktur kristal dengan XRD …………………………………………….…
3. Pengujian morfologi dengan SEM ................................................................................
4. Proses lithography ...........................................................................................................
16
16
17
18
21
vi
5. Run card proses pembuatan FET …………………………………………………….
6. Proses lithography fabrikasi FET ……………………………………………………...
7. Proses Pembuatan FET ……………………………………………………………….
8. Hasil Karakterisasi FET ………………………………………………………...........
9. Hasil Perhitungan Mobilitas Pembawa Muatan ..............................................................
23
25
25
27
28
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ……………………………………… 32
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………. 33
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………………. 36
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan .............................................................. 4
Tabel 2. State of the Art beberapa penelitian material CuPc .................................... 6
Tabel 3. Analisis SEM-EDX pada unsur CuPc ....................................................... 20
Tabel 4. Run card proses pembuatan FET ………………………………………. 23
Tabel 5. Hubungan IDS Vs VGS dengan panjang channel 100 μm pada FET ……… 30
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Roadmap Kegiatan penelitian ...................................................................... 3
Gambar 2. Struktur molekul CuPc ................................................................................. 5
Gambar 3. Bagan alir dan aktifitas penelitian ............................................................... 11
Gambar 4. Metode evaporasi ………………………………………………………………... 12
Gambar 5. Sensor gas berbasis film tipis dengan struktur FET ………………………. 13
Gambar 6. Alat uji kinerja sensor gas beracun . ………………………………...……. 14
Gambar 7 Deposisi film tipis CuPc ………………………………………………………... 16
Gambar 8. Pengaruh resistansi film tipis CuPc terhadap waktu …………………………… 16
Gambar 9. Spektrum XRD dari Serbuk CuPc ………………………………………………. 17
Gambar 10. Spektrum XRD dengan variasi waktu, (a): 30 menit, (b): 60 menit, (c): 90 menit
dan (d) : 120 menit ................................................................................................
17
Gambar 11. Hasil SEM pada permukaan film tipis CuPc dengan variabel waktu pada
alat vakum evaporasi, (a): 60 menit, (b) : 90 menit dan (c) : 120menit ......
18
Gambar 12. Hasil SEM penampang melintang film tipis CuPc dengan variasi waktu,
yaitu: (a) 60 menit, (b): 90 menit dan (c): 120 menit ................................
19
Gambar 13. Hasil scanning elemental EDX …………………………………………... 20
Gambar 14. Proses lithography fabrikasi OFET ……………………………………… 25
Gambar 15. Hasil proses pembuatan sensor gas berstruktur FET ……………………………. 26
Gambar 16. Proses fabrikasi sensor gas ……………………………………………………….. 26
Gambar 17. Hasil pembuatan FET dipasang pada PCB …………………………………….. 27
Gambar 18. Karakteristik FET dengan panjang channel 100 µm ……..……………… 28
Gambar 19. Grafik hubungan (VGS) vs (IDS)1/2
untuk panjang channel 100 μm ……….. 30
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian .............................................................................. 36
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul .............................................. 43
Lampiran 3. Laporan Penggunaan Keuangan 100% .................................................. 53
Lampiran 4. Artikel Ilmiah yang akan dipublikasikan ke Jurnal Internasional
bereputasi TELKOMNIKA (Q3), baru dalam proses revisi ..................
57
Lampiran 5. Hasil Penelitian Produk Terapan berupa FET ((Field Effect Transistor)
untuk aplikasi sensor gas beracun, yaitu : CO, CO2, NH3, NO, NO2 ….
65
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, kurang lebih berkisar 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif lingkungan, baik kesehatan bagi manusia maupun lingkungan,
seperti adanya suspended particulate matter (SPM), NOx , HC, CO dan Ox. Data untuk
wilayah Jakarta menunjukkan kendaraan bermotor menyumbang 13,44 % SPM, 71% HC,
34,73% NOx dan hampir 100% CO ke udara. Sumber utama debu dari pembakaran sampah
rumah tangga, mencakup 41% sumber debu yang berada di Jakarta (www. walhi, 2004).
Terkait dengan fenomena tersebut, diperlukan penelitian untuk menghasilkan produk teknologi
yang dapat mendeteksi gas beracun secara dini agar tidak membahayakan bagi kesehatan dan
keselamatan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Gas karbon monoksida (CO) dapat bereaksi dengan hemoglobin darah membentuk
senyawa karboksi hemoglobin (Hb-CO) yang tidak bisa mengangkut oksigen O2 dalam
sirkulasi darah. Kemampuan gas CO dalam mengikat Hb, ternyata 210 kali lebih kuat, apabila
dibandingkan dengan ikatan antara O2 dengan Hb, sehingga mengakibatkan O2 akan kalah
bersaing. Seseorang yang telah teracuni dengan gas CO akan mengalami gejala gangguan
kesehatan antara lain: adanya gejala sakit kepala, gangguan mental (mental dullness), pusing,
kondisi tubuhnya sangat lemah, mual, muntah, kehilangan kontrol otot diikuti dengan
penurunan denyut nadi dan frekuensi pernapasan, pingsan bahkan dapat meninggal. Kasus
pingsan atau meninggal terjadi apabila kadar Hb-CO dalam darah mencapai 60 % dari total Hb
darah (www.depkes.go.id).
Gas CO2 (karbon dioksida) di atmosfer mempunyai kemampuan menyerap energi infra
merah dan meneruskan panas lingkungan sekitarnya melalui proses getaran, hal ini terjadi
apabila suhu udara naik. Jika konsentrasi CO2 meningkat, maka suhu udara sekitarnya juga
meningkat. Peningkatan konsentrasi CO2 diisebabkan aktivitas manusia melalui proses
pembakaran hidrokarbon dan karbon, antara lain: batubara, metana (CH4), bensin dan minyak
tanah menyebabkan terjadinya pemanasan global (George et al, 2010). Dengan demikian
sensor gas sangat dibutuhkan untuk mengukur keluaran CO2 pada saat pembakaran, sehingga
memberikan informasi real time untuk jumlah CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut.
2
Alat deteksi gas beracun yang mempunyai sensitivitas adalah sensor gas dengan
material semikonduktor (Min, 2003). Sensor kimia sangat pesat pengembangannya dekade
terakhir ini. Hal ini disebabkan oleh pengembangan sensor gas yang cenderung lebih murah,
lebih kecil dan mobile dari instrumen analitis tradisional digunakan saat ini. Beberapa contoh
pengembangan sensor gas, antara lain : untuk monitoring proses pembakaran dan emisi gas
buang kendaraan bermotor, mendeteksi asap, memonitor emisi gas proses industrial
pembangkit listrik dan degradasi oli mesin (Dickert et al, 2001).
Bahan semikonduktor CuPc sangat menarik untuk diteliti dan dikaji, sebab
mempunyai kepekaan tinggi terhadap oksidasi gas. Perkembangan sensor gas memerlukan
pengetahuan tentang struktur maupun deposisi film tipis. Kenyataannya menunjukkan bahwa
struktur film tipis sangat berpengaruh terhadap karakteristik sensor gas (Mirwa et al, 1995).
Bahan phthalocyanine dan paduannya memiliki aspek potensi komersial yang baik dan
menawarkan aplikasi lebih unggul dibanding dengan silikon. Bahan ini juga memperlihatkan
adanya kepekaan tinggi pada elektron akseptor gas dan absorpsi pada permukaan kristal yang
diikuti reaksi transfer muatan.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka ketersediaan sensor gas sangat vital,
terutama untuk mendeteksi secara dini adanya gas beracun tersebut. Sehingga penelitian
yang diajukan ini akan berkonsentrasi pada pengembangan sensor berbasis film tipis
untuk aplikasi sensor gas beracun. Rencana aplikasi sensor gas lebih jauh untuk
mendeteksi gas beracun, seperti: sistem pembakaran kendaraan bermotor berbahan bakar
bensin, gas buang pabrik dan gas beracun di laboratorium. Dengan mengacu latar
belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang meliputi mekanisme:
a) Bagaimana cara deposisi film tipis dan karakterisasinya menggunakan X-RD dan SEM
untuk mendapatkan lapisan aktif yang optimum untuk fabrikasi sensor gas.
b) Bagaimana geometri divais sensor gas yang akan dibuat dengan teknik lithography.
c) Bagaimana fabrikasi sensor gas berbasis film tipis dan berstruktur FET (field Effect
Transistor) dengan panjang saluran (channel) 100 µm.
d) Bagaimana karakterisasi keluaran sensor gas beracun yang telah dibuat.
e) Bagaimana uji kinerja sensor yang akan dilakukan untuk deteksi adanya gas beracun,
antara lain : CO, CO2, NH3, NO, NO2.
3
1.3 Roadmap Kegiatan
Roadmap kegiatan yang dikerjakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Roadmap Kegiatan
1.4 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah membuat sensor gas dengan panjang channel 100 µm
dan alat uji kinerja sensor gas beracun. Adapun tujuan secara khusus sebagai berikut :
a. Deposisi film tipis CuPc menggunakan teknik vakum evaporasi pada suhu ruang.
b. Fabrikasi sensor gas beracun berbasis film tipis CuPc dengan panjang saluran
(channel) 100 µm dengan teknik lithography.
c. Karakterisasi sensor gas, yang meliputi : karakteristik keluaran V/I dan mobilitas
pembawa muatan.
d. Pembuatan alat uji kinerja sensor gas dan pengujiannya, meliputi: kesensitivan,
response time (waktu tanggap) dan recovery time (waktu pemulihan).
1.5 Keutamaan Penelitian
Sensor gas dengan material semikonduktor organik sangat intensif diteliti sejak
dasawarsa belakangan ini. Hal ini karena keunggulan semikonduktor organik jika
dibandingkan dengan anorganik, yakni piranti elektronika ramah lingkungan, mudah dan
murah pembuatannya serta hemat energi operasionalnya, sehingga terbuka peluang
untuk menjadi dasar teknologi nano-elektronika masa depan.
Deposisi film tipis
Karakterisasi Film Tipis
dengan X-RD dan SEM
Pembuatan dan Karakterisasi
sensor gas berbasis film tipis
dengan struktur FET
Kesensitivan, waktu tanggap
(response time), waktu pemulihan
(recovery time)
Perencanaan geometri divais
dengan teknik lithography.
Uji kinerja sensor untuk
deteksi gas beracun
4
Penelitian sensor gas ini memiliki prospek luas dan dapat dimanfaatkan diberbagai
bidang antara lain:
a) Bidang kesehatan dapat mencegah pencemaran udara ruang maupun lingkungan
bebas, sehingga didapatkan udara sehat.
b) Sektor industi akan memberikan harapan komersial untuk memproduksi sensor gas,
sebab 200 mg CuPc dapat dibuat 75 buah sensor.
c) Bidang elektronika menjadi dasar dalam pengembangan teknologi mikro-elektronika,
sehingga diperoleh piranti elektronika yang lebih kecil dan mobile.
d) Bidang Fisika khususnya zat padat/material akan memberikan harapkan untuk
dikembangkan lebih lanjut ke aspek photoconductive dan photovoltaic response.
e) Akademik dapat memberikan kontribusi pemikirian tentang perkembangan sensor gas
beracun berbasis film tipis secara ditail dari sisi bahan maupun struktur sensor.
Tabel 1 Rencana Target Capaian Tahunan
No Jenis Luaran Indikator Capaian
TS1)
TS+1 TS+2
1 Publikasi ilmiah2)
Internasional submitted published
Nasional Terakreditasi
2 Pemakalah dalam temu
Ilmiah3)
Internasional
Nasional terdaftar, sudah
dilaksanakan
3 Invited Speaker dalam
temu Ilmiah4)
Internasional
Nasional
4 Visiting Lecturer5)
Internasional
5 Hak Kekayaan Intelektual
(HKI)6)
Paten
Paten sederhana
Hak Cipta
Merek dagang
Rahasia dagang
Desain Produk Industri
Indikasi Geografis
Perlindungan Varietas
Tanaman
Perlindungan Topografi
Sirkuit Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7)
7 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial8)
produk penerapan
8 Buku Ajar (ISBN)9)
draf, sudah
terbit
9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10)
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan penelitian material phthalocyanine merupakan logam kompleks yang sesuai
untuk peralatan sensor gas dan mempunyai kesensitivan sangat tinggi terhadap NO2 (Zhou et al,
1996). Oleh karena pengembangan material phthalocyanine secara lengkap perlu diteliti, agar
dapat dimanfaatkan sebagai lapisan aktif semikonduktor. Pengembangan itu meliputi: metode
deposisi film tipis, optimasi dan karakterisasi material semikonduktor aktif yang dimanfaatkan
sebagai sensor gas.
Gambar 2. Struktur molekul CuPc
Beberapa tahun terakhir aplikasi semikonduktor organik CuPc untuk sensor gas telah
dikembangkan walaupun tanpa memperhatikan pengaruh morfologi dan ketebalan lapisan CuPc
(Brunet et al, 2005). Terkait dengan parameter sensor gas, maka secara lebih spesifik lagi, unsur
kebaharuan penelitian ini akan terletak pada studi yang sistematis terhadap pengaruh panjang
saluran (channel) sensor gas berbasis film tipis dan berstruktur FET. Perubahan konduktivitas film
tipis disebabkan adanya sifat oksidasi/reduksi gas yang dapat dimanfaatkan untuk membuat divais
sensor gas. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap kinerja sensor gas adalah masalah berkaitan
dengan morfologi film tipis dan struktur divais. Hingga pada saat ini pembuatan sensor gas masih
mempunyai banyak kelemahan, antara lain: waktu tanggap, waktu pemulihan dan sensitivitas
(Lee dan Chang, 2006). Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui hubungan
antara struktur film tipis dengan waktu tanggap dan waktu pemulihan.
Penelitian awal fabrikasi FET telah dilakukan dengan semikonduktor non polimer Cu-
phthalocyanine bertipe-p (Henning et al, 2004). Film tipis ini dideposisikan di atas substrat
menggunakan teknik vakum evaporasi (VE). Hasil penelitian ini ditemukan kerusakan pada
permukaan film tipis karena adanya proses doping, sehingga mempengaruhi konduktivitas dan
mobilitas pembawa muatan. Untuk itu perlu adanya penelitian tentang fabrikasi FET yang
diaplikasikan sebagai sensor gas dengan teknik deposisi yang tidak merusak film tipis.
6
Sensitivitas sensor gas akibat doping NO2 dan pendinginan suhu 770 K dalam nitrogen
cair, telah dilakukan penelitian pada suhu ruang (Roto et al, 2000). Perlakuan awal dengan NO2
menunjukkan peningkatan sensitivitas dengan 2 perubahan magnitude, yaitu konduktivitas
pemberian konsentrasi NO2 dan peningkatan waktu pemulihan. Kelemahan penelitian ini adalah
doping NO2 sulit dikontrol menyebabkan kerusakan tepi permukaan film tipis dan terjadi
perubahan konduktifitas dinamik.
Penelitian tentang pemamfaatan bahan organik sebagai material dan piranti semikonduktor
telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Tabel 1.adalah state of the art beberapa penelitian
yang berkaitan dengan pemanfaatan material semikonduktor CuPc.
Tabel 2. State of the Art beberapa penelitian material CuPc
Nama Penulis dan Tahun Judul dan Nama Jurnal Hasil yang diperoleh
Yuh-Lang Lee, et al,
2004 Gas sensing characteristics of
CuPc films : effects of film
thickness and sensing
temperature, Sensors and
Actuators B 99 (2004) 281-287
Karakteristik waktu
pemulihan lemah,
perlu diperbaiki
dengan mengurangi
ketebalan film tipis
dan perlakuan
doping NO2
Brunet et al, 2005 Improvement in real time
detection and selectivity of
phthalocyanine
gas sensors dedicated to
oxidizing pollutants evaluation,
Thin Solid Films 490 (2005) 28
- 35
Sensor CuPc
berpotensial sebagai
detektor dengan
waktu respon lama
dan difusi lambat
Siklus pengukuran
waktu 15 menit Maggioni et al, 2005 Deposition of copper
phthalocyanine films by glow
discharge-induced sublimation for gas sensing
applications, Surface & Coatings
Technology 200 (2005) 476- 480
Karakteristik respon dari
film GDS pada N2 + NO2
dan campuran N2 + NO
dengan konsentrai 100
ppm, kepekaan kurang
baik dan waktu tanggap
dan pemulihan lama.
Maggioni et al, 2008 Plasma-deposited CuPc A
single gas: sensing material
with multiple responses,
Sensors and Actuators B 131
(2008) 496–503
Mempunyai waktu
elektrik selama 2 menit
Ali et al, 2008 NOx sensing properties of
In2O3 thin films grown by
MOCVD}, Sensors and
Actuators B 129 (2008) 467-
472
Deteksi gas pada suhu
150 o C dan
wapemulihan akan
meningkat
7
Kapse et al, 2009 H2 S sensing properties of La-
doped nanocrystalline In2 O3,
Vacuum 83 (2009) 346-352
Sensor merespon gas
pada suhu 125o C dan
memerlukan agar
sensor gas dapat
beroperasi pemanas
Adamyan et al, 2009 Study of sensitivity and
response kinetics changes for
SnO2 thin-film hydrogen
sensors, International journal
of hydrogen energy 34(2009)
8438-8443
waktu respon dan
waktu pemulihan sensor
gas tidak signifikan
Patil et al, 2010 Highly sensitive ethanol
sensors based on
nanocrystalline SnO2 thin
films}, Current Applied
Physics 10 (2010) 1249-1254
Mempunyai waktu
pemulihan 60 s dan
waktu respon gas pada
suhu 2500 C sampai
dengan 450o C
Ho-Shik Lee et at , 2011 Electrical Properties of a CuPc
Field Effect Transistor Using a
UV/Ozone Treated and
Untreated Substrate,
Transactions on Electrical and
Electronic Materials (2011)
40-42
Mobilitas pembawa
muatan rendah,
yaitu 1,2.10-5
cm2
V-1
s-1
.
Belum diaplikasikan
untuk sensor gas.
Lyly Nyl Ismail et al,
2012
Influence of Doping
Concentration on Dielectric,
Optical,and Morphologica
Properties of PMMA Thin
Films, Advances in Materials
Science and
Engineering,Volume 2012,
Article ID 605673, 5 pages
Sensor mendeteksi
gas pada suhu 1500
C sampai dngan
300o C.
Belum diaplikasikan
untuk sensor gas.
Dari telaah jurnal Tabel 1. diperoleh subtansi penelitian yang belum dilakukan dan perlu
ditingkatkan kinerja sensor gas. Subtansi penelitian tersebut antara lain:
1) Jurnal-jurnal di atas (Tabel 1.) belum mengungkap struktur sensor gas berupa FET untuk
deteksi gas beracun. Hasil penelitian ini diharapkan terbentuknya sensor gas berstruktur FET.
2) Penelitian sebelumnya pada umumnya mobilitas pembawa muatan masih rendah, yaitu: 1,2 x
10-5
cm2 V
-1 s
-1 ( Ho-Shik Lee et al, 2011), maka penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan mobilitasnya.
3) Waktu tanggap dan waktu pemulihan sensor gas pada umumnya masih lambat, yaitu: 2 menit
(Maggioni et al, 2008), dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan waktu tanggap
dan waktu pemulihan.
8
4) Sensor gas yang diteliti sebelumnya hanya dapat mendeteksi gas pada jangkauan suhu sangat
tinggi, yaitu berkisar (150o C - 300
o C). Sensor gas ini kurang praktis dan membutuhkan
pemanas pada saat digunakan.
Sensor gas yang berkembang saat sekarang ini, hanya terdiri dari 2 elektroda sebagai
kontak resistansi. Sensor gas seperti ini hanya mempunyai satu nilai mobilitas pembawa muatan,
sebab medan listrik yang terjadi dalam semikonduktor tidak dapat divariasi. Dengan hanya
memiliki satu nilai mobilitas, maka sensor gas hanya dapat merespon gas pada konsentrasi tertentu
saja. Dengan demikian untuk gas yang mempunyai konsentrasi berbeda, maka sensor gas tidak
dapat merespon gas.
Perubahan listrik dapat dimonitor dengan parameter-parameter transistor, seperti
konduktivitas, mobilitas pembawa muatan dan tegangan ambang. Tanggapan listrik dapat
disebabkan oleh perubahan resisitif yang ditimbulka n reaksi antara material semikonduktor
organik sebagai lapisan aktif pada sensor FET dengan gas. Pada umumnya perubahan karakteristik
listrik yang lebih besar dapat diamati setelah terpapar dengan konsentrasi gas lebih tinggi.
Keuntungan transistor FET adalah adanya perubahan resisitif yang berupa modulasi respon sensor.
Modulasi respon sensor yang terjadi pada transistor FET disebabkan adanya pengaturan dari
tegangan elektroda gate. Mobilitas pembawa muatan dalam semikonduktor dapat dikendalikan
dengan memanfaatkan pada elektroda gate (G).
Sensor gas yang berkembang pada saat sekarang ini, hanya terdiri dari 2 elektroda sebagai
kontak resistansi. Sensor gas seperti ini hanya mempunyai satu nilai mobilitas pembawa muatan,
sebab medan listrik yang terjadi dalam semikonduktor aktif tidak dapat divariasi. Mobilitas
pembawa muatan dalam semikonduktor berkaitan dengan respon sensor saat mendeteksi gas.
Dengan hanya memiliki satu nilai mobilitas, maka sensor gas hanya dapat merespon gas pada
konsentrasi tertentu saja. Dengan demikian untuk gas yang mempunyai konsentrasi lain, sensor
gas tidak dapat merespon.
Penelitian sensor gas berstruktur FET yang diorientasikan pada pemanfaatan kristal
tunggal sebagai saluran (channel) pada material semikonduktor untuk menentukan sifat intrinsik
berupa perubahan muatan dalam divais. Selain itu, orientasi penelitian sensor gas dengan struktur
FET adalah pencarian material semikonduktor sebagai lapisan aktif untuk sensor gas. Sebagian
besar FET menggunakan semikonduktor anorganik sebagai lapisan tipis yang aktif. Namun karena
adanya mobilitas pembawa muatan yang masih rendah, sehingga prakteknya diperlukan tegangan
operasi besar.
9
Sensor gas yang dibuat dalam penelitian ini didasarkan pada FET dengan 3 perangkat
terminal yang berfungsi sebagai switch mikroelektronik. Aplikasi menarik bidang FET adalah
deteksi gas beracun. Menghirup gas beracun berkaitan dengan efek pernapasan yang merugikan,
seperti radang saluran pernafasan. Oleh karena itu penting bagi kesehatan dan keselamatan
lingkungan untuk monitoring gas beracun. Dalam penelitia ini, mekanisme operasional deteksi gas
dengan FET dan wawasan yang diperoleh digunakan mengembangkan sensor gas agar mempunyai
sensitivitas tinggi.
Beberapa tahun terakhir aplikasi semikonduktor organik CuPc untuk sensor gas telah
dikembangkan walaupun tanpa memperhatikan pengaruh morfologi dan ketebalan lapisan CuPc
(Brunet et al, 2005). Terkait dengan parameter sensor gas, maka secara lebih spesifik lagi, unsur
kebaharuan dari penelitian ini akan terletak pada studi yang sistematis terhadap pengaruh panjang
saluran (channel) FET terhadap sensitivitas.
10
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah membuat sensor gas berstruktur transistor efek medan
dengan panjang channel 100 µm dan alat uji kinerja sensor gas beracun. Adapun tujuan secara
khusus sebagai berikut :
a. Deposisi film tipis CuPc menggunakan teknik vakum evaporasi pada suhu ruang.
b. Uji karakteristik film tipis dengan 2 macam pengujian, yaitu: pengujian morfologi film tipis
menggunakan SEM, SEM-EDX dan struktur kristalnya dengan X-RD.
c. Fabrikasi sensor gas beracun berbasis film tipis CuPc dengan panjang saluran (channel) 100
µm dengan teknik lithography.
d. Karakterisasi sensor gas beracun, yang meliputi : karakteristik keluaran V/I dan menentukan
mobilitas pembawa muatan.
e. Pembuatan alat uji kinerja sensor gas dan pengujiannya, meliputi: kesensitivan, response time
(waktu tanggap) dan recovery time (waktu pemulihan).
2. Manfaat Penelitian
Sensor gas berbasis film tipis intensif diteliti sejak dasawarsa belakangan ini. Hal ini
karena beberapa keunggulan, yakni piranti elektronika murah dalam pembuatannya dan hemat
energi dalam operasionalnya. Penelitian ini memiliki prospek luas dan dapat dimanfaatkan
diberbagai bidang antara lain :
a) Produksi sensor gas memberikan harapan komersial di bidang industi untuk memproduksi
sensor gas, sebab 200 mg CuPc dapat dibuat berkisar antara 50 hingga 75 sensor gas.
b) Sensor gas dimanfaatkan bidang kesehatan sebagai pemantau kualitas udara ruang maupun
lingkungan bebas sehingga didapatkan udara sehat.
c) Pengembangan teknologi mikro-elektronika untuk memperoleh piranti elektronika yang
lebih kecil dan mobile.
d) Bidang Fisika khususnya zat padat/material akan memberikan harapkan untuk
dikembangkan lebih lanjut photoconductive dan photovoltaic response.
e) Bidang akademik diharapkan memberikan kontribusi pemikirian tentang perkembangan
sensor gas secara detail dari sisi bahan maupun struktur sensor.
11
BAB 4. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan eksperimen
murni dan dilakukan di dalam laboratorium. Metode penelitian ini secara diagram alir diberikan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Bagan alir dan aktifitas penelitian
3.1 Deposisi Film Tipis
Penelitian ini digunakan bahan CuPc berbentuk serbuk. Selanjutnya dilakukan deposisi film
tipis dengan prosedur sebagai beikut :
1). Preparasi sampel
Pemotongan kaca preparat berukuran (1,5x2,5) cm2, kemudian kaca preparat dicuci
menggunakan alat Ultrasonic Cleaner Model Core-Parmer
2). Proses deposisi film tipis CuPc
Pada alat vacuum evaporator (VE), terdapat beberapa parameter yang dapat
mempengaruhi karakteristik film tipis, yaitu: tekanan, arus, waktu deposisi, massa CuPc.
Dalam penelitian ini, deposisi film tipis akan dilakukan dengan variasi waktu.
Aktifitas
Kegiatan ini meliputi : tersedianya
semua bahan, sampel . alat dan substrat
untuk penelitian dan satu set alat VE
a) Mendeposisikan film tipis dengan
parameter waktu dan kuat arus
b) Karakterisasi film tipis CuPc
menggunakan XRD dan SEM
a) Melakukan proses lithography
b) Tersedianya sensor gas beracun
berstruktur FET dengan panjang
saluran 100 µm
a) Mengamati grafik karakteristik (IDS
dengan VDS )
b) Mengukur mobilitas pembawa
muatan
Kegiatan ini merencanakan dan
membuat Alat Uji Kinerja sensor gas
berbasis film tipis berstruktur FET.
Alat uji kinerja sensor
gas berstruktur FET
Persiapan
Deposisi dan karakterisasi
film tipis
Fabrikasi sensor gas dengan
metode vakum evaporasi
Karakterisasi sensor gas
berstruktur FET
12
3).Variasi waktu deposisi (30, 60, 90, 120) menit.
a) Sampel massanya 200 mg dimasukan ke boat dan ditimbang dengan neraca Ohaus.
b) Selanjutnya sampel dimasukan dalam bell-jar (ruang evaporasi).
c) Substrat kaca dipasang pada holder tepat di atas boat yang telah berisi CuPc.
d) Alat VE yang digunakan divakumkan sampai tekanannya turun menjadi 8 x10-4
Pa.
e) Proses evaporasi dilakukan selama 30 menit dengan kuat arus sebesar 35 A.
f) Sampel yang sudah terdeposisi disimpan dalam wadah kaca yang vakum.
g) Proses dari (a) sampai dengan (f), eksperimen diulangi untuk variasi waktu yang lain.
h) Variasi waktu deposisi film tipis yang akan dilakukan, yaitu (30, 60, 90, 120) menit.
Gambar 4. Metode evaporasi
Deposisi film tipis menggunakan metode vakum evaporasi (VE), bahan CuPc
ditempatkan pada chamber bersama dengan material logam yang akan digunakan sebagai
sumber pelapis (Gambar 4.). Ruang (chamber) tersebut dapat divakumkan dan logam
pelapis dapat dipanaskan hingga mendekati titik leleh. Logam yang dimanfaatkan sebagai
pelapis diletakkan di atas filamen pemanas, dengan cara sebagai berikut : mula-mula
chamber divakumkan yang diikuti dengan pemanas logam pelapis. Atom-atom akan
menguap pada permukaan logam. Ketika sampai pada permukaan material yang memiliki
suhu yang rendah, atom-atom logam terkondensasi dan membentuk lapisan film tipis
dipermukaan material. Agar proses ini dapat berlangsung efisien maka logam pelapis yang
digunakan harus memiliki titik leleh rendah.
Power Supply
Vacuum System
Hot resistance
Vacuum chamber
Substrates
Metal vapour
13
3.2 Uji karakteristik film tipis CuPc
Karakterisasi film tipis CuPc yang akan dimanfaatkan untuk mendapatkan bahan aktif
optimum dalam pembuatan FET. Ada 2 macam karakterisasi film tipis CuPc, yakni:
pengujian morfologi menggunakan SEM dan struktur kristal dengan XRD.
3.3 Pembuatan sensor gas berstruktur FET
Perancangan sensor gas berbasis film tipis berstruktur FET adalah, sebagai berikut:
a) Fabrikasi sensor gas FET dengan struktur bottom-contact
b) Konfigurasi divais FET mempunyai komponen utama, yaitu: elektroda source (S), drain
(D), gate (G), lapisan dielektrik dan lapisan semikonduktor CuPc.
c) Panjang channel (L)= 100 μm, lebar channel (W)= 1 mm dan 2 kontak resistansi (S dan D ).
d) Tahapan pembuatannya, adalah sebagai berikut: mula-mula dilakukan pencucian substrat
Si/SiO2 dengan etanol dalam ultrasonic cleaner, selanjutnya dilakukan pendeposisian
elektroda pada S dan D di atas substrat SiO2 menggunakan bahan emas (Au) dengan teknik
lithography dan deposisi.
e) Deposisi film tipis CuPc di atas S dan D
Gambar 5. Sensor gas berbasis film tipis dengan struktur FET
3.4 Karakterisasi sensor gas berstruktur FET
Karakterisasi FET dilakukan untuk mengetahui resistansi, konduktivitas dan mobilitas
pembawa muatan. Adapun tahapannya, sebagai berikut:
a. Untuk mengkarakterisi FET, elektroda source dihubungkan tanah (grounded), sedangkan
elektroda gate dan drain masing-masing dihubungkan dengan panjar mundur (reverse bias).
b. Untuk mengukur mobilitas pembawa muatan, arus yang mengalir dari source (S) ke drain
(D), yaitu arus (IDS) diukur dengan memvariasi tegangan drain (VD) untuk tiap nilai
tegangan gate (VG).
S D
G
SiO2
Copper Phthalocyanine
channel
14
3.5 Alat uji kinerja sensor gas berstruktur FET
Merencanakan dan membuat alat uji kinerja FET sebagai sensor gas beracun. Adapun
tahapannya, sebagai berikut:
a) Merencanakan skema alat uji sensor gas untuk menguji kinerja dari sensor gas .berbasis
film tipis dan berstruktur FET.
b) Pada perencanaan skema alat uji untuk menguji kinerja FET sebagai sensor gas. meliputi :
glass chamber, electrometer, tabung gas uji, flow-meter dan tabung gas Nitrogen (N2),
regulator berbagai macam gas yang akan diuji dan valve serta alat pendukung lain.
c) Membuat alat uji kinerja FET sebagai sensor gas beracun. Kegiatan ini adalah tersedianya
alat uji kinerja sensor gas yang siap untuk menguji adanya gas beracun.
d) Pengujian sensor gas berbasis film tipis dan berstruktur FET dengan alat uji sensor gas yang
telah dibuat.
e) Pengujian sensor gas beracun, meliputi: sensitivitas, waktu tanggap (response time) dan
waktu pemulihan (recovery time).
f) Uji kinerja sensor gas berbasis film tipis untuk mendeteksi adanya berbagai macam gas,
seperti: CO, CO2, NH3, NO dan NO2.
Gambar 6. Alat uji kinerja sensor gas beracun
Personal Komputer
Gas Outlet
D G S
Gas Inlet
FET N2 CO
CO2
NO NO2
NH3
Elektrometer
15
Tahun ke-1
Deposisi dan karakterisasi film tipis CuPc yang akan dimanfaatkan untuk
mendapatkan bahan aktif optimum dalam pembuatan sensor gas. Ada 2 macam karakterisasi
film tipis, yaitu: pengujian morfologi menggunakan SEM dan struktur kristal dengan XRD.
Setelah mendapatkan film tipis yang paling optimum, langkah selanjutnya fabrikasi sensor gas
berbasis film tipis dengan struktur FET. Sensor gas yang sudah difabrikasi, kemudian
dikarakterisasi untuk mengetahui resistansi, konduktivitas dan mobilitas pembawa muatan.
Kegiatan tahap ini dilakukan di LIPI Bandung, ITB Bandung, UGM dan Laboratorium
Fisika Material FMIPA UNNES Semarang.
Tahun ke-2
Secara detail tahun ke-2 merupakan perencanaan dan pembuatan alat uji kinerja sensor
gas berbasis film tipis. Sensor gas yang sudah dibuat dikarakterisasi dan diuji kinerjanya
untuk deteksi gas beracun. Uji kinerja sensor gas, meliputi: waktu respon (response time) dan
waktu pemulihan (recovery time) saat mendeteksi gas. Adapun langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pembuatan alat uji kinerja sensor gas, sebagai berikut: merencanakan skema
alat uji sensor gas, perencanaan skema alat uji kinerja, meliputi: glass chamber, electrometer,
tabung gas uji, flow-meter dan tabung gas Nitrogen (N2), regulator berbagai macam gas uji
dan valve serta alat pendukung lain. Uji kinerja sensor gas untuk mendeteksi berbagai gas,
seperti: CO, CO2, NH3, NO, NO2.
3.6 Luaran dan Indikator Capaian Tahunan
Luaran usulan Penelitian Produk Terapan ini adalah deposisi film tipis CuPc dan
karakterisasinya, pembuatan sensor gas berbasis film tipis dengan struktur FET untuk
mendeteksi gas bearacun dan alat uji kinerja sensor gas. Hasil penilitian berupa sensor gas
berstruktur FET untuk mendeteksi gas bearacun dan dapat diimplementasikan pada
pengembangan laboratorium fisika material.
16
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
A. HASIL YANG DICAPAI
1. Deposisi film tipis CuPc
Hasil deposisi film tipis CuPc diatas substrat Si/ SiO2 dengan sistem penguapan ruang
hampa (Model JEOL JEE-4X) pada kehampaan tinggi sekitar 8 x10-4
Pa telah dilakukan pada
suhu ruang. Proses deposisi film tipis CuPc telah dilakukan dengan waktu pada alat penguapan
ruang hampa, yaitu : 30, 60, 90 dan 120 menit.
Gambar 7. Hasil deposisi film tipis CuPc
Gambar 7 menunjukkan hasil deposisi di atas substrat kaca berukuran (1,5 x 2,5) cm2
menggunakan teknik vakum evaporasi pada suhu ruang. Selanjutnya sampel dilakukan uji
dikarakterisasi struktur kristal dengan menggunakan XRD ( X-ray diffraction). Di dalam
penelitian ini telah dilakukan karakterisasi sifat elektrik terhadap kecepatan deposisi, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengaruh resistansi film tipis CuPc terhadap waktu
160
165
170
175
180
185
190
195
30 45 60 75 90 105 120
Res
ista
nsi
(MΩ
)
Waktu (menit)
17
2. Pengujian struktur kristal dengan XRD
Struktur kristal merupakan salah satu parameter penting untuk mempelajari karakteristik
bahan, terutama berkaitan dengan sifat listrik . Spektrum XRD dari serbuk CuPc ditunjukkan
pada (Gambar 9), terlihat jelas adanya struktur kristal.
Gambar 9. Spektrum XRD dari Serbuk CuPc
Pada saat digunakan powder diffractometer hanya dapat mengamati jarak antar bidang
paralel permukaan. Oleh karena itu dapat diasumsikan, bahwa film tipis hasil deposisi adalah di
dalam α atau β, dengan poros tegak lurus substrat. Spektrum XRD hasil deposisi film tipis CuPc
dilakukan dengan variabel waktu, sebagai berikut:
Gambar 10. Spektrum XRD dengan variasi waktu, (a): 30 menit, (b): 60 menit, (c): 90 menit dan (d) :
120 menit
(a) (b)
(d) (c)
18
Spektrum XRD film dideposisikan dengan variasi waktu menunjukkan, bahwa satu
puncak pada 2θ = 6,78o – 6,87
o ( D= 12.84-13.04 Ǻ). Jarak inter-planar ini adalah jarak antar atom
Cu. Puncak spektrum XRD film teramati, 2θ = 23,67o
– 27,58o (D = 3,23 – 3,76 Ǻ). Jarak ini
sesuai dengan jarak antara phythalocyanine macrocycles dalam phase α atau β (=3,4 Ǻ).
Pada (Gambar 9(a).), terlihat bahwa puncak spektrum XRD tidak tampak pada penerapan
waktu 30 menit, sehingga film tipis mempunyai struktur amorf. Ketika arus ditingkatkan
menjadi 60 menit, 90 menit dan 120 menit tampak adanya puncak dominan yang berkaitan
dengan bidang kristal.
3. Pengujian morfologi dengan SEM.
Hasil SEM morfologi permukaan film dengan variasi waktu dapat diamati pada
(Gambar.11). Gambar.11 (a) terlihat, film tipis yang terbentuk mempunyai ukuran butiran kecil
dan permukaan film masih terdapat banyak porositas untuk waktu 60 menit. Banyaknya
porositas yang terdapat pada permukaan film ini disebabkan karena tidak menempelnya ikatan
yang terbentuk.
Gambar 11. Hasil SEM pada permukaan film tipis CuPc dengan variabel waktu pada
alat vakum evaporasi, (a): 60 menit, (b) : 90 menit dan (c) : 120menit
(a)
(b) (c)
19
Gambar.11 (b) memperlihatkan hasil karakterisasi SEM untuk waktu 90 menit pada saat
penumbuhan film tipis. Dari gambar terlihat bahwa butiran butiran sudah mulai rapat dan
mempunyai ukuran lebih besar serta sebagian ada yang berbentuk butiran-butiran kecil.
Butiran yang lebih besar ini menunjukkan bahwa butiran-butiran kecil telah menyatu
membentuk suatu kristal yang lebih baik.
Gambar 11 (c). memperlihatkan hasil karakterisasi SEM untuk penumbuhan film tipis
dengan waktu 120 menit saat penumbuhan. Ukuran butiran yang terlihat semakin homogen
dan merata seluruh permukaan. Butiran-butiran semula rukuran kecil kini telah menyatu
membentuk ukuran butiran yang lebih besar.
(a) (b)
(c)
Gambar 12. Hasil SEM penampang melintang film tipis CuPc dengan variasi waktu,
yaitu: (a) 60 menit, (b): 90 menit dan (c): 120 menit
20
Hasil SEM penampang melintang dapat ditentukan ketebalan film tipis dan dihitung laju
penumbuhannya. Gambar.12 menunjukkan penampang melintang film tipis yang dideposisi
dengan waktu bervariasi, yaitu: 60 menit, 90 menit dan 120 menit dengan ketebalan berturut-
turut: 2,1 μm, 2,4 μm dan 4,8 μm.
Film tipis didasarkan pada hasil deposisi dapat dikatakan bahwa film tipis CuPc dengan
pengaturan waktu 90 menit, merupakan karakteristik optimum pertama. Kesimpulan yang
diperoleh adalah film tipis dengan ketebalan akan meningkat, jika kuat arus yang diaplikasikan
pada alat penguapan ruang hampa juga ditingkatkan.
Hasil SEM-EDX berupa struktur permukaan setiap sampel yang diuji dengan karakeristik
gambar 3-D dan grafik spektrum. Grafik Gambar 13 menunjukkan hubungan energi (k eV)
sumbu horizontal dengan cacahan sumbu vertikal. Dengan Gambar 13. dapat mengetahui
unsur-unsur yang terkandung dalam sampel CuPc. Keberadaan unsur-unsur mineral dapat
diketahui berdasarkan nilai energi hasil penembakan sinar elektron primer pada sampel.
Gambar 13. Hasil scanning elemental EDX
Tabel 3. Analisis SEM-EDX pada unsur CuPc
Unsur Energi Massa%
C 0,277 64,87
Na 1,041 1,96
Mg 1,253 1,05
Si 1,739 17,90
Ca 3,690 3,67
Cu 8.040 10,56
Jumlah = 100
21
Untuk mengetahui kandungan unsur dan senyawa CuPc, pengamatan SEM dilanjutkan
dengan analisis Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS). Pengujian aspek kuantitatif untuk
mengetahui kandungan unsur dalam CuPc dilakukan terhadap citra SEM dengan perbesaran 3000
x diperoleh grafik sebagaimana diberikan dalam Gambar 13. Grafik di atas tampak bahwa unsur
yang dominan adalah C, Si dan Cu dan S, sedangkan unsur Na, Mg dan Ca kurang dominan.
4. Proses lithography
Proses lithography proses pembuatan divais merupakan bagian yang penting dimana
geometri divais ditentukan pada permukaan wafer Si. Pembuatan divais semikonduktor terdiri
atas berulang kali proses lithography, seperti dalam langkah proses pembukaan gerbang untuk
difusi, oksidasi. Langkah-langkah proses lithograpy, sebagai berikut :
a) Persiapan substrat
- Bahan : Substrat Silicon Wafer
Single Side Pulishing
- Thickness : 600 µm
- Diametr : 5 inchi
- Type : P
b) Proses oksidasi pada silicon wafer
Oksidasi silikon adalah proses penumbuhan lapisan oksida (SiO2) diatas permukaan
Si. Proses ini merupakan dasar teknologi planar. Oleh karena itu pengontrolan secara teliti
lapisan oksida, pengetahuan mengenai kinetika dan mekanisme proses oksidasi sangat
penting dalam fabrikasi planar divais. Untuk dihasilkan unjuk kerja yang optimal, maka
sifat listrik dan karakteristik fisik oksida harus dipahami. Silikon oksida bertindak sebagai
penghalang terhadap pencangkokan dan difusi dopan k edalam Si.
Gas yang digunakan untuk proses oksidasi dapat berupa: O2 , H2O atau CO2 dan
dapat bereaksi dengan kristal tunggal Si maupun polikristal Si. Dalam penelitian ini
menggunakan gas O2 untuk proses oksidasi dengan teknik thermal dry oxidation (oksidasi
kering).Silikon pada bagian bawah dan atas wafer silicon yang dilapisi dengan SiO2.
Si + O2 → SiO2
c) Proses etching
Proses menghilangkan lapisan oksida SiO2 bagian bawah dengan menggunakan larutan
buffer HF.
22
d) Proses pelapisan emas (Au) dengan metode vakum evaporasi pada lapisan oksid (SiO2)
bagian atas.
e) Proses pelapisan photoresist posisitif AZ dengan teknologi spinner dan menerapkan :
kecepatan 4000 pm, waktu 30 detik, posisi vakum dan dipanaskan dalam clean oven selama
15 menit dengan temperatur 850 C.
f) Expose dengan sinar UV selama 60 detik menggunakan masker 1 (source dan drain )
Selanjutnya developer dengan larutan timas sampai timbul pola masker source dan drain ,
kemudian dicuci dengan DiH2O sampai bersih dan dipanaskan kembali pada temperatur
1200 selama 30 menit.
g) Proses etching emas (Au) menggunakan KJ + J2 + DiH2O
h) Remove resist positif AZ dengan aceton.
i) Proses pelapisan emas (Au) pada bagian bawah silikon dengan teknologi vakum evaporasi
pada suhu ruang..
j) Pelapisan photoresist positif AZ pada lapisan emas dengan spinner menerapkan: kecepatan
400 rpm, waktu 30 detik.Dipanaskan dalam clean oven (15 menit) pada temperatur 850 C.
k) Expose dengan sinar UV selama 30 detik menggunakan masker 2 (gate), developer larutan
timah sampai timbul pola masker gate, dicuci dengan DiH2O sampai bersih dan kemudian
dimasukkan oven kembali pada temperatur 1200 C selama 30 menit.
l) Proses etching emas (Au) dengan larutan KJ + J2 +DiH2O
m) Remove resist posisitif AZ dengan aceton
n) Proses pelapisan photoresist positif AZ pada lapisan emas(Au) bagian atas (kontak S dan D)
dengan spinner dengan menerapkan: kecepatan 400 rpm, waktu 30 detik,pada keadaan
vakum dan dipanaskan dalam clean oven selama 15 menit pada drtemperatur 850 C.
o) Expose sinar UV( 60 detik ) dengan masker CuPc, selanjutnya dilakukan developer
menggunakan larutan timah sampai timbul pola masker CuPc dan dicuci dengan DiH2O
hingga bersih.
p) Proses pelapisan CuPc bagian atas silikon dengan metode penguapan hampa dan
menerapkan: tekanan 8x10-4
Torr, arus 45 A, waktu selama 1 jam dan massa CuPc 200 mg.
q) Remove resist positif AZ dengan aceton, sekaligus melapisi pada resist tersebut sehingga
pola CuPc terbentuk.
r) Hasil akhir pada proses terbentuk kontak source,drain dan gate.
s) Posisi FET di atas lapisan PCB dengan menggunakan gold wire dan silver pasta.
23
5. Run card proses pembuatan FET
Run card dalam proses pembuatan FET berbasis film tipis berstruktur bottom contact untuk
mendeteksi gas beracun ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 4. Run card proses pembuatan FET
No Proses
Disain Equipment Parameter
1 Pelapisan Au
dengan
metode
Evaporasi
SiO2, Au
Alat vakum
evaporasi
Tekanan
( 8.10-4
Pa )
arus 45 A
2 Pelapisan
photoresist
positif AZ
dengan
metode
spinner
Photoresist
positif AZ
Clean Oven
Teknologi
spinner
Alat vakum
Kecepatan
(400 rpm)
Waktu
(30 detik)
Temperatur
( 850 C )
3 Expose
dengan sinar
UV
( masker 1 )
Sinar UV
Masker 1
(source dan
drain)
Larutan
Timah
DiH2O
Alat Milla
Pure (18 m
ohm
Waktu
expose (30 s )
Temperatur
oven (1200C)
Selama 15
menit
4 Proses
etching emas
(Au)
KJ
+J2+DiH2O
Emas (Au)
Waktu
Temperatur
5 Remove resist
positif AZ
dengan aceton
Aceton (ZA
Acs.150)
(CH3)2CO.
Waktu
Temperatur
6 Proses
pelapisan
emas (Au)
pada bagian
bawah silicon
dengan
metode
vakum
evaporasi
Au
SiO2
Alat vakum
evaporasi
Tekanan
( 8.10-4
Pa )
Kuat arus
( 45 A )
Mask S dan D
24
7 Pelapisan
photoresist
positif AZ
dengan
metode
spinner pada
lapisan Au
Photoresist
positif AZ
Clean Oven
Teknologi
spinner
Alat vakum
Kecepatan
(400 rpm)
Waktu
(30 detik)
Temperatur
( 850 C )
8 Expose
dengan sinar
UV selama 30
detik
menggunakan
masker 2
(gate)
Sinar UV
Masker 1
(source dan
drain)
Larutan
Timah
DiH2O
Alat Milla
Pure (18 m
ohm)
Larutan
Microposit
MF 319
Developer
Waktu
expose (30 s )
Temperatur
oven (1200C)
Selama 15
menit
9 Proses etching
emas (Au)
KJ
+J2+DiH2O
Emas(Au)
Waktu
Temperatur
10 Remove resist
positif AZ
dengan
Aceton
Aceton (ZA
Acs.150)
CH3COOH3
58,08 g/mol
Waktu
Temperatur
11 Proses
pelapisan
CuPc pada
bagian atas
silicon dengan
metode
vakum
evaporasi
Au
SiO2
Alat vakum
evaporasi
Tekanan
( 8.10-4
Pa )
Kuat arus
( 45 A )
12 Remove resist
positif AZ
dengan
Aceton.Ssekal
igus lapisan
CuPc pada
resist tersebut
sehingga pola
CuPc
terbentuk
Aceton (ZA
Acs.150)
CH3COOH3
(58,08 g/mol
)
Waktu
Temperatur
Konsentrasi
larutan
Mask gate
CuPc
CuPc
25
6. Proses lithography fabrikasi FET
Teknik lithography meliputi: pelapisan fotoresist menggunakan spinner, proses selanjutya
pemanasan awal (prebake) bertujuan untuk menambah daya adhesi antara resist dengan lapisan
dibawahnya, pelurusan dan penyinaran menggunakan mask aligner, Selanjutnya developer untuk
menimbulkan pola pada resist dan proses lithography terakhir adalah pemanasan akhir (postbrake)
yang bertujuan untuk menguatkan resist. Sesudah lithography maka langkah selanjutnya adalah
etsa. Tujuan dilakukan etsa untuk membuka lapisan pada tempat yang tidak tertutup oleh resist .
Resist yang masih ada harus dibuang karena tidak berguna dan akan mengotori proses selanjutnya
dengan menggunakan stripper resist.
Gambar 14. Proses lithography fabrikasi OFET: (a) Proses oksidasi pada silicon wafer, (b) Proses
pelapisan emas (Au) dengan metode vakum evaporasi pada lapisan SiO2 bagian atas, (c) Proses
pelapisan photoresist posisitif AZ dengan teknologi spinner dan menerapkan : kecepatan 4000
rpm, waktu 30 detik, posisi vakum dan dipanaskan dalam clean oven selama 15 menit dengan
temperatur 850 C, (d) Expose dengan sinar UV selama 60 detik menggunakan masker 1 (source
dan drain ) Selanjutnya developer dengan larutan timas sampai timbul pola masker source dan
drain , kemudian dicuci dengan DIH2O sampai bersih dan dipanaskan kembali pada temperatur
1200 selama 30 menit, (e) Bagian dari expose dengan sinar UV, (f) Proses etching emas (Au)
menggunakan KJ + J2 + DiH2O, (g) Remove resist positif AZ dengan aceton, (h) Pelapisan film
tipis CuPc.
7. Proses Pembuatan FET
Dalam pembuatan FET jarak antara elektroda drain ke source didefinisikan L dan lebar
dari drain atau source adalah lebar saluran W. Tahapan pembuatan OFET, sebagai berikut: pada
permulaan dilakukan pencucian substrat Si/SiO2 dengan etanol dalam ultrasonic cleaner,
selanjutnya dilakukan pendeposisian elektroda S dan D di atas lapisan SiO2 menggunakan bahan
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
(g) (h)
26
Au dengan teknik lithography. Jarak elektroda D ke S adalah L dibuat 300 μm. lebar W adalah 1
Sedangkan panjang kontak resistansi adalah 1,5 mm dan lebar 1 mm.
Gambar 15. Hasil proses pembuatan sensor gas berstruktur FET: (a) Deposisi lapisan emas, (b)
Pembentukan source dan drain, (c) Elektroda source dan drain sudah terbentuk, (d) Elektroda source,
drain dan gate sudah terbentuk
Proses lithography (Gambar 16.) pada fabrikasi OFET berbasis film tipis CuPc di atas
substrat SiO2 untuk membentuk elektroda source, drain dan gate yang di lihat dari atas. Hasil
fabrikasi OFET berbasis film tipis CuPc sebagaimana ditunjukkan Gambar 17. OFET diletakkan
di atas PCB menggunakan gold wire dan silver pasta untuk mempermudah eksperimen.
Gambar 16. Proses fabrikasi sensor gas: (a) Elektrode S dan D belum terpola dan merupakan
deposisi Au. (b) Elektrode S dan D belum terpola dan sudah dilakukan pemotongan tiap
sampelnya. (c) Elektrode S dan D sudah terpola. (d) Elektrode S, D dan G sudah terpola
Hasil akhir proses lithography maupun deposisi terbentuknya FET berbasis film tipis
dengan source, drain dan gate sudah terpasang. Selanjutnya FET dipasang pada PCB dengan
kontak resistansi agar mudah dalam melakukan eksperimen. Eksperimen yang dilakukan untuk
menentukan karakteristik dan mobilitas pembawa muatan
27
.
Gambar 17. Hasil pembuatan FET dipasang pada PCB
8. Hasil Karakterisasi FET
Karakterisasi I-V kontak logam/ semikonduktor menunjukkan hubungan antara arus
yang melalui perangkat elektronik dan tegangan yang diaplikasikan pada terminal.
Karakteristik peralaatan sangat penting untuk menentukan parameter dasar dari perangkat dan
memodelkan perilaku dalam rangkaian listrik. Selain itu, karakteristik I-V komponen aktif
terhubung antara dua elektroda dimanfaatkan untuk memperkirakan sifat materi, seperti
konduktivitas dan mobilitas. OFET didasarkan pada organic semiconductors (OSC) dan
beroperasi melalui aplikasi reversibel dua medan listrik (Jung et al 2011). Kedua sisi medan
adalah medan diantara source/drain vertikal dan antara gate dan semikonduktor.
Medan gate menginduksi lapisan pembawa muatan pada antarmuka dielektrik dan OSC
dielektrik, yang disebut channel.
Besarnya channel bergantung kapasitansi pada dielektrik dan medan gate. Mobilitas
dalam OSC menggambarkan perpindahan elektron terus menerus ke bahan dan terkumpul pada
saluran (channel) yang diinduksi oleh medan listrik drain. Karakterisasi I-V dari OFET berbasis
film tipis CuPc adalah sebagai berikut. Elektroda dari source (S) dihubungkan ke grounded,
sedangkan pada elektroda gate (G) dan drain (D) masing-masing dihubungkan dengan panjar
mundur. Untuk menentukan grafik karakteristik keluaran dari OFET, dilakukan pengukuran kuat
arus (ID) yang berasal dari source ke drain dengan memvariasi tegangan pada drain (VD) untuk
setiap nilai tegangan gate (VD ).
Cara untuk melakukan karakterisasi dan mengukur mobilitas pembawa muatan dari FET
dengan struktur battom-contact, sebagai berikut: Elektroda dari S dihubungkan ke grounded,
sedangkan pada elektroda G dan D masing-masing dihubungkan dengan panjar mundur. Untuk
menentukan grafik karakteristik FET, maka dilakukan pengukuran arus (ID) yang berasal dari
28
source ke drain (ID ) dengan memvariasi tegangan drain (VD) untuk setiap nilai tegangan gate
(VG ). Untuk menentukan mobilitas diperlukan data: IDS , V(DS) , V(T) , Ci, VGS, L dan W. Setelah
data hasil eksperimen lengkap, maka dimasukkan dalam persamaan:
[( )
]
Dimana L dan W masing-masing adalah panjang dan lebar suatu channel dan Ci adalah
kapasitansi per satuan luas bahan isolator. = mobiilitas ; VT = tegangan ambang.
Karakterisai dilakukan dengan cara: tegangan gate dibuat bervariasi, yaitu: -3 V; -1,5 V; 0
V; 1,5 V dan 3 V, sedangkan tegangan yang diterapkan pada source (S) dan drain (D) adalah 3 V.
Pengukuran dilakukan secara kontinu menggunakan electrometer El-Kahfi 100. Karakteristik FET
sebagai sensor gas berstruktur bottom contact dengan panjang channel 100 µm, diperoleh untuk
daerah aktif VDS adalah 2,79 V sampai dengan 3,42 V dan arus IDS adalah 1,95 10-4
A sampai
dengan 16,9 10-4
A. Sedangkan daerah saturasi FET pada tegangan VDS dari 3,43 V sampai
dengan 9 V dan ini merupakan daerah cut off.
Gambar 18. Karakteristik FET dengan panjang channel 100 µm
9. Hasil Perhitungan Mobilitas Pembawa Muatan
Dalam menentukan mobilitas pembawa muatan (μ) ada dua daerah yang harus dicari
,yaitu daerah linier dan saturasi. Untuk daerah linier,digunakan persamaan:
(
) [( )
] ……….….………….. (1)
29
Untuk menentukan mobilitas pembawa muatan pada daerah saturasi,sebagai berikut :
( | ( )) ( ) ( ) …….................. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) untuk menentukan daerah saturasi untuk hole, sebagai berikut:
( )
( )
……………………….......................….................... (3)
Dari persamaan (3) dan (4) diperoleh :
√ ( ) √
( ) ………..................……..................….......... (4)
Penyelesaian persamaan (4) untuk menentukan mobilitas pembawa muatan(μ) dan
mendefinisikan m :
√
……...............…………………...............…........……….... (5)
Sehingga mobilitas pembawa muatan adalah :
Evaluasi untu menentukan m tidak lain adalah gradient dari grafik (IDS)1/2
dengan VGS, hal ini
mobilitas pembawa muatan pada daerah saturasi.
1. Menentukan mobilitas pembawa muatan FET dengan panjang channel 100 μm
Reistivity Si =0,005 Ωcm dan C = 79 nF
C (F)
Panjang lapisan
CuPc (cm)
( L )
Lebar lapisan
CuPc (cm)
( W )
Luas CuPc
(cm)2
C ( F/cm2 )
0.000000079 0.01 0.00024 0.0000024 0.032916667
Dari grafi (IDS)1/2
vs VGS dapat ditentukan nilai VT (tengan ambang), VT = -14 V, karena
dengan memberikan tegangan VGS = -14 V masih ada arus IDS
VGS = VT + VD
VGS = -11.12 V,maka VD = 2.88 V
30
Gambar 19. Grafik hubungan (VGS) vs (IDS)1/2
untuk panjang channel 100 μm
Tabel 5. Hubungan IDS Vs VGS dengan panjang channel 100 μm pada FET
N0 IDS (A) VGS (V) (IDS)1/2
[ (A)1/2
]
1 0.00133 -3 0.036469165
2 0.00161 -1.5 0.040124805
3 0.00171 0 0.041352146
4 0.0026 1.5 0.050990195
5 0.003 3 0.054772256
2. Untuk menentukan mobilitas pembawa muatan pada daerah linier, digunakan persamaan:
(
) [( )
]
Data yang diperoleh dari hasil karakterisasi OFET dengan panjang channel 100 μm pada
daerah linier, sebagai berikut:
L(cm)
W(cm)
VGS (V)
VT (V)
C(F cm-2)
2L/W
IDS (A)
0.01
0.1
-10.94
-14
0.00003292
0.2
0.000156
y = 0.003 x + 0.044 R² = 0.935
0.0350.0370.0390.0410.0430.0450.0470.0490.0510.0530.055
-4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4A
rus[
( I D
S)1/
2 [
(A
) 1/2
]
VGS (V)
Grafik (IDS)1/2 Vs VGS
C(F/cm2)
IDS/ VDS
WC
L/WC
VGS-VT
VDS/2
0.032916667
0.000340143
0.00329167
3.037974684
2.79
1.395
31
VGS-VT
(VGS-VT)2
(2L/W) x IDS
C (VGS-VT)2
μ (cm2/Vs)
3,06
9,3636
3,12.10-5
0,00030825
0,10121664
Dari data di atas diperoleh mobilitas daerah linier, yaitu: μ = 0,10121664 cm2 V
-1 S
-1
3. Untuk menentukan mobilitas pembawa muatan pada daerah saturasi, digunakan persamaan:
Data hasil karakterisasi FET berbasis film tipis dengan channel 100 μm pada daerah saturasi,
sebagai berikut:
Dari data tersebut dapat untuk menentukan mobilitas pembawa muatan pada daerah saturasi,
yaitu: μ = 0.05468465 cm2 V
-1 S
-1
L
W
C
m
2L
WC
m2
2L/WC
μ
0,01
0,1
0,00003296
0,003
0,02
3,29. 10-6
9. 10-6
6076;0727
0,05468465
32
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Secara detail tahun ke-2 merupakan perencanaan dan pembuatan alat uji kinerja sensor
gas berbasis film tipis. Sensor gas yang sudah dibuat dikarakterisasi dan diuji kinerjanya
untuk deteksi gas beracun. Uji kinerja sensor gas, meliputi: waktu respon (response time) dan
waktu pemulihan (recovery time) saat mendeteksi gas. Adapun langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pembuatan alat uji kinerja sensor gas, sebagai berikut: merencanakan skema
alat uji sensor gas, perencanaan skema alat uji kinerja, meliputi: glass chamber, electrometer,
tabung gas uji, flow-meter dan tabung gas Nitrogen (N2), regulator berbagai macam gas uji
dan valve serta alat pendukung lain. Uji kinerja sensor gas untuk mendeteksi berbagai gas,
seperti: CO, CO2, NH3, NO, NO2.
33
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Resistansi film tipis CuPc dipengaruhi oleh arus saat deposisi, hal ini menunjukkan bahwa
kecepatan deposisi menentukan resistansi.
2. Penampang melintang film tipis dideposisikan dengan bervariasi waktu, yaitu: (60 , 90 dan 120)
menit mempunyai ketebalan masing-masing, berturut-turut: 2,1 μm, 2,4 μm dan 4,8 μm.
3. Analisis Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) tampak bahwa unsur yang dominan
adalah C, Si dan Cu dan S, sedangkan unsur Na, Mg dan Ca kurang dominan.
4. Karakterisasi FET berbasis film tipis CuPc diperoleh bahwa daerah aktif untuk VD adalah (2,79
V sampai dengan 3,43 V) dan kuat arus ID (1,95. 10-4
A sampai dengan 16,9. 10-4
A).
5. Mobilitas pembawa muatan untuk daerah liner dan saturasi, berturut-turut: 0,10121664 cm2 V
-1
S-1
dan 0.05468465 cm2 V
-1 S
-1.
B. SARAN
1. Kecepatan deposisi dapat ditingkatkan dengan menambah arus yang diaplikasikan pada vakum
evaporasi.
2. Mobilitas pembawa muatan dapat ditingkat dengan membuat sekecil mungkin panjang channel
pada FET.
3. FET agar tidak mudah rusak dibuat dengan struktur bottom-contact.
34
DAFTAR PUSTAKA
Adamyan, AZ, Adamyan, ZN dan Aroutiounian,V.M, 2009,
Study of sensitivity and response kinetics changes for SnO2 thin-film hydrogen sensors,
International journal of hydrogen energy, 34, 8438-8443.
Ali, M. , Wang,Ch.Y, R¨ohlig,C.C, Cimalla,V, Stauden,Th. dan Ambacher,O, 2008,
NOx sensing properties of In2O3 thin films grown by MOCVD, Sensors and Actuators B
129, 467-472
Brunet,J., Paulya,A.,Mazet,L.,Germain,J.P.,Bouvet,M., Malezieux,B. 2005, Improvement in real
time detection and selectivity of phthalocyanine gas sensors dedicated to oxidizing
pollutants evaluation, Thin Solid Films 490 (2005) 28 – 35
Dickert,F.L.,Greibl,W., Rohrer,A. dan G. Voigt, D., 2001, Sol-gel-coated quartz crystal
microbalances for monitoring automotive oil degradation, Advanced Materials, 13,1327-
1330.
George F. Fine, Leon M. Cavanagh, Ayo Afonja and Russell Binions, 2010, Metal Oxide Semi-
Conductor Gas Sensors in Environmental Monitoring, sensors, ISSN 1424-8220.
Henning Rost, Jürgen Ficker, Juan Sanchez Alonso, Luc Leenders, Iain McCulloch, 2004.
Air-stable all-polymer field-effect transistors with organic electrodes, Synthetic Metals
145, 83–85.
Ho-Shik, Lee, Min-Woo,Cheon and Yong-Pil Park, 2011, Electrical Properties of a CuPc Field-
Effect Transistor Using a UV/Ozone Treated and Untreated Substrate, Transactions on
Electrical and Electronic Materials, 40-42.
Kapse, V.,D, Ghosh, S,A, Chaudhar,G.,N, Raghuwanshi,F.,C., dan D.D. Gulwade,D.,D, 2009,
H2S sensing properties of La-doped nanocrystalline In2O3, Vacuum 83 (2009), 346-352.
Lyly Nyl Ismail, Habibah Zulkefle, Sukreen Hana Herman and Mohamad Rusop Mahmood, 2012,
Influence of Doping Concentration on Dielectric, Optical, and Morphological Properties of
PMMA Thin Films, Advances in Materials Science and Engineering, Volume 2012,
Article ID 605673, 5 pages.
Maggionia,G.,Quaranta,A.,Carturan,S.,Patelli,A,,Tonezzera,M.,Ceccato,R.,Della Mea,G., 2005,
Deposition of copper phthalocyanine films by glow discharge- induced sublimation for
gas sensing applications, Surface & Coatings Technology 200 (2005) 476– 480
Maggioni,G.,Carturan,S.,Tonezzer,M.,Quaranta,A.,Della Mea,G., 2008, Plasma- deposited
copper phthalocyanine: A single gas-sensing material with multiple responses, Sensors
and Actuators B 131 (2008) 496–503
Min, Y., 2003, Properties and Sensor Performance of Zinc Oxide Thin Film, Massachusetts
Institute of Technology.
35
Mirwa,A., M.Friedrich, A. Hofman, 1995, Sensors and Actuator B24-25,596.
Patil, L.A., Shinde, M., D., Bari, A.R. and Deo, V.V., 2010, Highly sensitive ethanol sensors
based on nanocrystalline SnO2 thin films, Current Applied Physics10, 1249-1254.
Yuh-Lang Lee, Chuan-Yi Sheu, Rung-Hwa Hsiao,2004, Gas sensing characteristics of copper
phthalocyanine films: effects of film thickness and sensing temperature, Sensors and
Actuators B 99 (2004) 281–287
Yuh-Lang Lee and Chi-Hsiu Chang, 2006, NO2 sensing characteristics of copper phthalocyanine
films: Effects of low temperature annealing and doping time, Sensors and Actuators B 119, 174-
179.
Zhou,R., Josse, F. , Göpel, W., öztürk‡, Z.Z. dan ö.Bekaroglu§, 1996 Phthalocyanine as sensitiv
material for chemical sensors, Applied Organometallic Chemistry, Vol.10,557 – 577.
www.depkes.go.id
http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_206041, 2004
36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
=====================================================================
Judul
PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI
GAS : CO, CO2, NH3, NO, NO2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU
KUALITAS UDARA
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peneliti : Dr. Sujarwata,M.T. (Ketua)
Fianti, S.Si., M.Sc., Ph.D. Eng. (Anggota)
Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc (Anggota)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam penumbuhan film tipis CuPc (Copper Phthalocyanine) di atas substrat Si/SiO2 ini
menggunakan material semikonduktor organik berwarna biru sebagai lapisan aktif untuk
pembuatan sensor gas beracun. Pada eksperimen pendahuluan dengan melakukan penumbuhan
film tipis CuPc, kemudian dikarakterisasi menggunakan X-RD, SEM dan SEM-EDX. Pembuatan
sensor gas beracun berstruktur FET menggunakan teknik lithography dan penumbuhan film tipis
dengan metode vakum evaporasi (VE) pada suhu ruang. Tahapan pembuatan sensor gas beracun
sebagai berikut: permulaan dilakukan pencucian substrat Si/SiO2 dengan etanol dalam ultrasonic
cleaner, kemudian dilakukan penumbuhan elektroda source dan drain di atas substrat.
Selanjutnya penumbuhan film tipis diantara source/drain dan diakhiri dengan penumbuhan gate.
A. Penumbuhan Film Tipis CuPc
Penumbuhan film tipis CuPc dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Preparasi sampel
Dilakukan pemotongan kaca preparat dengan ukuran ( 1,5x2,5 ) cm2, kemudian kaca
preparat dicuci menggunakan alat Ultrasonic Cleaner Model Core-Parmer.
2. Proses evaporasi untuk penumbuhan film tipis CuPc
Pada alat vacuum evaporator (VE), terdapat beberapa parameter yang dapat mempengaruhi
karakteristik film tipis, yaitu: tekanan, arus, waktu deposisi, massa CuPc yang akan
dideposisi. Dalam penelitian ini, dilakukan variasi arus pada alat vacuum evaporator (untuk
memperoleh variasi laju deposisi lapisan CuPc).
37
3. Variasi waktu/ laju penumbuhan adalah (30, 60, 90 dan 120) menit
i) Sampel (material CuPc) dimasukan ke dalam boat dengan massa 200 mg.
j) Selanjutnya sampel dimasukan dalam bell-jar (ruang evaporasi).
k) Substrat kaca yang telah dibersihkan dipasang pada holder tepat di atas boat yang telah
berisi CuPc.
l) Alat vacuum evaporator divakumkan sehingga tekanannya turun menjadi 8x10-4
Pa.
m) Proses evaporasi dilakukan selama 30 menit dengan kuat arus sebesar 35 A.
n) Sampel yang sudah terdeposisi disimpan dalam wadah kaca yang vakum.
o) Proses dari (a) sampai dengan (f), eksperimen yang telah dilakukan diulangi lagi untuk
variasi arus yang lain.
p) Variasi waktu yang akan dilakukan, yaitu: 60 menit, 90 menit, dan 120menit.
Gambar 1. Metode evaporasi
Penumbuhan film tipis dengan metode evaporasi dan material berupa serbuk CuPc
berwarna biru. Material ditempatkan di ruang (chamber) bersama dengan logam yang akan
digunakan sebagai pelapis (Gambar 1.). Ruang tersebut dapat divakumkan dan logam pelapis
dipanaskan hingga mendekati titik leleh. Logam sebagai pelapis diletakkan di atas filamen
pemanas, dengan cara sebagai berikut: chamber divakumkan yang diikuti dengan pemanas
logam pelapis, sehingga atom-atom akan menguap pada permukaan logam.
Ketika sampai pada permukaan material yang memiliki suhu yang rendah, atom-
atom logam terkondensasi dan membentuk lapisan film tipis dipermukaan material. Agar
proses ini dapat berlangsung efisien maka logam pelapis yang digunakan harus memiliki titik
leleh rendah.
Power Supply
Vacuum System
Hot resistance
Vacuum chamber
Substrates
Metal vapour
38
B. Uji karakteristik film tipis CuPc
Karakterisasi film tipis untuk mendapatkan bahan aktif optimum dalam pembuatan
sensor gas beracun (FET). Ada 2 macam pengujian karakterisasi film tipis, yakni:
pengujian morfologi menggunakan SEM dan struktur kristal dengan XRD.
C. Pembuatan FET berbasis film tipis CuPc
f) FET dibuat dengan struktur bottom-contact dan 2 kontak resistansi, yaitu S dan D.
g) Konfigurasi divais FET dengan komponen utama, yaitu: source, drain, gate
elektroda, lapisan dielektrik dan lapisan semikonduktor (CuPc)
h) Panjang channel (L) = 100 μm dan lebar channel (W) = 1 mm
i) Tahapan pembuatannya, sebagai berikut: mula-mula dilakukan pencucian substrat Si/SiO2
dengan etanol dalam ultrasonic cleaner, selanjutnya dilakukan pendeposisian elektroda S
dan D di atas lapisan SiO2 menggunakan bahan Au dengan teknik lithography dan
penumbuhan film tipis dengan metode penguapan hampa udara..
j) Penumbuhan film tipis CuPc di atas S dan D
Gambar 2. FET dengan struktur bottom-contact
Gambar.3 Masker dalam proses pembuatan FET
S D
1 mm 1 mm 1 mm 1 mm L
1, 5
mm
1 m
m
0,25 mm
0,25 mm
W
1 mm
2 mm
G
Drain Source
Copper Phthalocyanine
Isolator-SiO2
Gate-Si
39
Jarak antar elektroda D dan S didefinisikan L dan panjang kontak D/S adalah lebar
saluran (W). Desain masker FET ditunjukkan Gambar.3 dengan panjang L 100 μm. Untuk
lebar channel adalah 1 mm, panjang elektroda dan kontak adalah 1 mm. Proses lithograpy
pembuatan FET merupakan bagian penting, dimana geometri devais ditentukan pada
permukaan SiO2. Pembuatan devais terdiri atas berulang kali proses lithograpy sebagai
berikut:
No Proses Equipment Parameter
1 Persiapan substrat Silicon Wafer
(Single Side Polishing) Thickness = 600 µm
Diameter 5 inchi
Type P
2 Proses Oksidasi pada
silicon wafer Si dan O2
Thermal Dry Oxidation
Waktu
Temperatur
3 Proses etching pada
lapisan bawah SiO2
SiO2
Buffer HF
Temperatur
Konsentrasi
4 Pelapisan Au dengan
metode Evaporasi Au dan SiO2
Alat vakum evaporasi
Tekanan (8.10-4
Pa)
Kuat arus (45 A)
5 Pelapisan photoresist
positif AZ dengan
metode Spinner
Photoresist positif AZ
Clean Oven dan Alat vakum
Teknologi spinner
Kecepatan (400 rpm)
Waktu (30 detik)
Temperatur (850 C)
6 Expose dengan sinar
UV ( masker 1 )
Sinar UV
Masker 1 (source dan drain)
Larutan Timah dan DiH2O
Alat Milla Pure (18 m ohm)
Larutan Microposit MF 319
Developer
Waktu expose (30 s )
Temperatur oven
(1200C)
Selama 15 menit
7 Proses etching emas
(Au) KJ +J2+DiH2O
Emas(Au)
Waktu
Temperatur
8 Remove resist positif
AZ dengan aceton Aceton (ZA Acs.150)
CH3COOH3 (58,08 g/mol )
Waktu
Temperatur
9 Proses pelapisan emas
(Au) bagian bawah Si Au dan SiO2
Alat vakum evaporasi
Tekanan (8.10-4
Pa)
Kuat arus (45 A)
10 Pelapisan photoresist
positif AZ dengan
metode Spinner pada
lapisan Au
Photoresist positif AZ
Clean Oven dan Alat vakum
Teknologi spinner
Alat vakum
Kecepatan (400 rpm)
Waktu (30 detik)
Temperatur(850 C)
11 Expose dengan sinar
UV selama 30 detik
menggunakan masker 2
(gate)
Sinar UV
Masker 1 (source dan drain)
Larutan Timah dan DiH2O
Alat Milla Pure (18 m ohm)
Larutan Microposit MF 319
Developer
Waktu expose (30 s )
Temperatur oven
(1200C)
Selama 15 menit
40
12 Proses etching emas
(Au) KJ +J2+DiH2O
Emas(Au)
Waktu
Temperatur
13 Remove resist positif
AZ dengan Aceton Aceton (ZA Acs.150)
CH3COOH3 (58,08 g/mol )
Waktu
Temperatur
14 Pelapisan photoresist
positif AZ dengan Au
pada lapisan atas (S/D)
menggunakan Spinner
Photoresist positif AZ
Clean Oven
Teknologi spinner
Alat vakum
Kecepatan (400 rpm)
Waktu (30 detik)
Temperatur (850 C)
15
Expose dengan sinar
UV menggunakan
masker CuPc
Sinar UV
Masker 1 (source dan drain)
Larutan Timah dan DiH2O
Alat Milla Pure (18 m ohm)
Larutan Microposit MF 319
Developer
Waktu expose (60 s )
Temperatur oven
(1200C) , selama 15
menit
16 Proses pelapisan CuPc
pada bagian atas silicon Au dan SiO2
Alat vakum evaporasi
Tekanan (8.10-4
Pa)
Kuat arus (45 A)
17 Remove resist positif
AZ dengan Aceton.
sekaligus lapisan CuPc
pada resist tersebut,
sehingga pola CuPc
terbentuk
Aceton (ZA Acs.150)
CH3COOH3 (58,08 g/mol )
Waktu
Temperatur
Konsentrasi larutan
18 Hasil akhir
terbentuknya kontak
source, drain dan gate.
Elektrode emas
Terminal dari emas
Tekanan (8.10-4
Pa)
Kuat arus (45 A)
D. Karakteristik FET
Karakterisasi FET dilakukan untuk mengetahui resistansi, konduktivitas dan mobilitas
pembawa muatan. Adapun tahapannya, sebagai berikut :
c. Untuk mengkarakterisi FET, elektroda source dihubungkan tanah (grounded),
sedangkan elektroda gate dan drain masing-masing dihubungkan dengan panjar mundur
(reverse bias). Data yang diperlukan untuk karakterisasi FET dengan panjang channel
100 µm sebagai berikut:
41
No VDS ( V ) VGS ( volt ) IDS ( A ) ROS (Organik Semikonduktor)
1 - 3
2 - 2
3 - 1
4 - 0
5 1
6 2
7 3
d. Untuk mengukur mobilitas pembawa muatan, arus yang mengalir dari source (S) ke
drain (D) , yaitu arus (IDS) diukur dengan memvariasi tegangan drain (VD) untuk tiap
nilai tegangan gate (VG). Data yang diperlukan untuk menentukan mobilitas pembawa
muatan ( µ ) dengan panjang channel 100 µm sebagai berikut:
ID (A)
VD (V)
VG (V)
VT (V)
L(m)
W(m)
C
Sedangkan untuk menentukan VT (tegangan ambang) dapat memanfaatkan grafik (IDS)1/2
versus VGS dengan nilai VDS = VGS
( )
VDS = VGS
E. Alat Uji Kinerja FET
Merencanakan dan membuat alat uji kinerja FET sebagai sensor gas beracun. Adapun
tahapannya, sebagai berikut:
g) Merencanakan skema alat uji gas uji untuk menguji kinerja FET sebagai sensor gas. Pada
merencanakan skema alat uji gas uji untuk menguji kinerja FET sebagai sensor gas.
meliputi : glass chamber, electrometer, tabung gas uji, flow-meter.
(
)
µ
42
h) Membuat alat uji kinerja FET sebagai sensor gas beracun. Kegiatan ini adalah tersedianya
alat uji kinerja sensor gas yang siap untuk menguji adanya gas beracun.
i) Pengujian FET dengan alat uji gas yang telah dibuat. Pengujian sensor gas beracun,
meliputi: waktu respon dan waktu pulih.
Gambar 6. Alat Uji Kinerja Sensor Gas Beracun
43
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Sujarwata, M.T. L
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 19610104 198903 1 001
5 NIDN 0004016113
6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 04 Januari 1961
7 Alamat Rumah Jl. Candi Tembaga Raya 659 Rt.3 Rw.5
Semarang
8 Nomor Telepon/Faks/ HP 081326363687
9 Alamat Kantor Gedung D7 Lt 2 Kampus Unnes Sekaran
Gunungpati Semarang 50229
10 Nomor Telepon/Faks 024 -8508112/ 024 -8508112
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 35 Mahasiswa dan S-2 = 1 Mahasiswa
13 Mata Kuliah yg Diampu Elektronika Dasar I
Elektronika Dasar II
Elektronika Lanjut
Sistem Fuzzy dan aplikasinya
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama
Perguruan
Tinggi
IKIP Yogyakarta UGM UGM
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Teknik Elektro Fisika
Tahun
Masuk-Lulus
1982 - 1988 2000 - 2004 2008 - 2015
Judul
Skripsi/Thesis
/Disertasi
Pengaruh Praktikum
Alat-alat Ukur
Terhadap Pemahaman
Konsep Besaran dan
Satuan Pada Siswa
Kelas II Semester I
SMP III Depok Sleman
Yogyakarta Tahun
1987
Teknik Pemasangan
Sensor Gelombang
Ultrasonik Pada Robot
Beroda Untuk
Menghindari Benturan
Pembuatan Transistor
Efek Medan Organik
(OFET) Berbasis
Film Tipis CuPc
Untuk Deteksi Gas
CO2
44
Nama
Pembimbing/
Promotor
Drs. Sumaji
Drs Kartoyo
Dr.Ir. Thomas Sri
Widodo,DEA
Ir.Samiaji
Herdjunanto,M.Sc
Prof. Dr. Kusminarto
Dr. Eng. Kuwat
Triyana, M.Si.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
Jml (Juta Rp)
1 2008 Studi Penumbuhan Film Tipis CuPc Dengan
Metode Penguapan Hampa Udara Pada
Suhu Ruang Untuk Aplikasi Sensor Gas
(tahun pertama )
HIBAH
BERSAING
45
2 2009 Studi Penumbuhan Film Tipis CuPc Dengan
Metode Penguapan Hampa Udara Pada
Suhu Ruang Untuk Aplikasi Sensor Gas
(tahun kedua )
HIBAH
BERSAING
45
3 2013 Pengembangan Transistor Efek Medan
Organik (OFET) Berbasis Film Tipis
Dengan Material CuPc Untuk Mendeteksi
Gas Beracun (tahun pertama )
HIBAH
BERSAING
42,23
4 2014 Pengembangan Transistor Efek Medan
Organik (OFET) Berbasis Film Tipis
Dengan Material CuPc Untuk Mendeteksi
Gas Beracun (tahun kedua )
HIBAH
BERSAING
50,00
5 2015 Deteksi Gas Beracun CO, NH3 Dan Emisi
Gas Buang Kendaraan Bermotor Dengan
Sensor Gas Berbasis Film Tipis
PENELITIAN
DISERTASI
DOKTOR
41.00
6 2015 Sensor Field Effect Transistor Berbasis Film
Tipis Copper Phthalocyanine Untuk Deteksi
Gas CO2
DIPA PNBP
UNNES
27,5
7 2016 Perancangan KIT Robot Mobil Untuk
Membantu Mahasiswa Menyelesaikan
Tugas Akhir Bidang Mikrokontroler
PENELITIAN
PENINGKAT
AN PROSES
PERKULIAH-
AN FMIPA
UNNES
5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
- - - - -
45
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Studi Penumbuhan Film Tipis CuPc
dengan Metode Penguapan Hampa
Udara pada Suhu Ruang untuk Aplikasi
Sensor Gas
Oktober 2009 Vol.32/
No.2 /ISSN: 0215-9945
hlm. 118-125
JURNAL MIPA
2 Pembuatan dan Karakteristik OFET
Berbasis Film Tipis CuPc Dengan
Panjang Untuk Aplikasi Sensor Gas,
0853 – 0823)
Tanggal 10 April 2010,
halaman 87-93, ISSN
0853 – 0823)
Prosiding
Pertemuan Ilmiah
XXIV HFI Jateng
dan DIY
3 Pengendali Motor Servo Berbasis
Mikrokontroler Basic Stamp 2SX Untuk
Mengembangkan Sistem Robotika
Mei 2013, Vol.V/ No.1
No. ISSN: 2085 –
9503; hlm. 47 - 54.
JURNAL
ANGKASA
4 Mobilitas Pembawa Muatan Pada
OFET (Organic Field Effect Transistor)
Berbasis Film Tipis.
Oktober 2013, vol. 36/
No. 2/ ISSN: 0215-
9945; hlm. 151 – 156.
JURNAL MIPA
5 Sensor Gas Berbasis Film Tipis Dengan
Konfigurasi Transistor Efek Medan
(FET) Untuk Deteksi Gas CO
Desmber 2013. Vol. 11
No. 2/ ISSN: 0216-
4566; hlm. 197 – 202.
JURNAL
Sainteknol
6 Fabrication and Characterization of
CuPc Thin Film-Based Organic Field-
Effect Transistor (OFET) for CO2 Gas
Detection
ISSN:2224- 3224
(Print), ISSN : 2225-
0956 (Online), Vol.7
No.5, 2015
Journals
Chemistry and
Materials Research
7 Alat Deteksi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Berstruktur Transistor Efek
Medan
ISSN : 2088-1509 V
Vol 5, No 1 (2015),
hlm. 7 - 11
Jurusan Fisika,
FMIPA UNNES
8 Critical Condition in CuInAlSe2
Growth of Solar Cell Absorber
ISSN: 1693-6930, Vol.
14, N0. 3, hlm. 867-
872
TELKOMNIKA
(Scopus, Q3)
9 Thin Film Based Sensor For Motor
Vehicle Exhaust Gas, NH3, And CO
Detection
p-ISSN: 1693-1246 e-,
Vol 12, No. 2, hlm.
142-147
Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia
(Jurnal Nasional
Terakreditasi)
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional Hasil
Penelitian Multi Tahun
2010
Studi Penumbuhan Film Tipis CuPc
Dengan Metode Penguapan Hampa
Udara Pada Suhu Ruang Untuk
Aplikasi Sensor Gas
30 -07- 2010
DP2M-Ditjen
Dikti,
Kemendiknas
46
2 Seminar Hasil Penelitian
MIPA 2012
Karakteristik Keluaran I/V dari OFET
Berbasis Film Tipis CuPc
28-29 September
2012
FMIPA UGM
3 Seminar Hasil Penelitian
MIPA 2013
Mobilitas Pembawa Muatan Pada
OFET (Organic Field Effect
Transistor) Berbasis Film Tipis
20-21 September
2013
FMIPA UGM
4 Seminar Nasional Hasil
Penelitian Desentralisasi
Tahun 2013
Pengembangan Transistor Efek
Medan Organik (OFET) Berbasis
Film Tipis Dengan Material CuPc
Untuk Mendeteksi Gas Beracun
05 -12 - 2013
LP2M
UNNES
5 Seminar Nasional Hasil
Penelitian MIPA
Tahun 2014
Transistor Efek Medan Organik
(OFET) Untuk Deteksi Gas CO
26 September 2014
FMIPA UGM
6 Seminar Nasional MIPA
Untuk Pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan
Peningkatan Mutu
Pendidikan Tahun 2015
Sensor Gas Berstruktur FET Untuk
Deteksi Gas Buang Kendaraan
Bermotor
28 November 2015
47
Biodata Anggota Peneliti (1)
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dr. Fianti, S.Si., M.Sc.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIP 197901212005012002
5. NIDN 0021017905
6. Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 21 Januari 1979
7. E-mail [email protected]
8. HP 062-81391-334433
9. Alamat Kantor Jurusan Fisika Gedung D7 Universitas Negeri
Semarang, Jalan Raya Sekaran, Semarang, Jawa
Tengah.
10. Nomor Telepon/Fax. 062-24-8508034
11. Lulusan ygna Telah Dihasilkan S-1= - orang; S-2= - orang; S-3 = - orang
12. Mata Kuliah yg Diampu Kecerdasan Buatan
B. Riwayat pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Gadjah
Mada
Universitas Gadjah
Mada
Yeungnam
University
Bidang Ilmu Fisika Fiasika Material
Tahun Masuk - Lulus 1997 - 2003 2007 - 2009 2010 – 2015
Judul Skripsi/Thesis/
Disertasi
Pembangunan
Perangkat Lunak
Sistem Kendali
Berlogika
Samar untuk Proses
Pemanasan pada
Ruang
Telaah Teoritis
Elektromagnetika
metamaterial
The effect of Al
addition on the
properties of
Cu(In,Al)Se2 solar
cell absorber
prepared by pulsed
laser deposition and
selenization
Nama
Pembimbing/Promotor
Dr. Sri Hartati Prof. Kamsul Abraha Prof. Kyoo Ho Kim
48
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2010 Pembangunan Perangkat Lunak
Sistem Kendali Berlogika
Samar untuk Proses Pemanasan
pada Ruang Penetasan
Telur
DIPA
PNBP
6
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kapada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
- - - - -
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Ilmiah 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor
/Tahun
1 Growth of Single-phase CuInAlSe2
Thin Films by Using Pulsed Laser
Deposition and Selenization
Journal of the
Korean Physical
Society
60/12/2012
2 Influence Of The [Cu]/[In] Ratio on
The Properties of CuInSe2 Thin Films
Chalcogenide Letters
11/11/2014
3 Investigation on structural
modification of CuInSe2 solar cell
absorber by Al addition
Journal of Ceramic
and Process
Reaseach
16/3/2015
4 Investigation of Deposition Parameters
Dependence on Sputtered
Cu2ZnSnSe4 Thin Films Properties
Advanced Materials
Research
1125/2015
49
50
Biodata Anggota Peneliti (2)
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 196807221992032001
5 NIDN 0022076807
6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 22 Juli 1968
7 Alamat Rumah Jl. Banteng Raya No. 20 RT 05/04 Semarang
8 Nomor Telepon/Faks/ HP 081390095494
9 Alamat Kantor Gedung D7 Lt 2 Kampus UNNES Sekaran
Gunungpati Semarang 50229
10 Nomor Telepon/Faks 024 -8508034/ 024 -8508034
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= +/- 43 mahasiswa
13 Mata Kuliah yg Diampu Fisika Dasar
Bahasa Inggris untuk Fisika
Dasar Proses Pembelajaran Fisika 1
Dasar Proses Pembelajaran Fisika 2
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi IKIP Semarang UNSW Sydney
Australia
-
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Sistem Informasi
Geografis
-
Tahun Masuk-Lulus 1986 – 1991 1995 – 1996 -
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Studi Komparasi Prestasi
Belajar Siswa Masuk Pagi
dan Masuk Siang
The Applications of
Geographical
Information Systems in
School Planning
Problems: Selected
Examples
-
Nama
Pembimbing/Promotor
Drs. Sanyoto K
Drs. Sri Hendratto
Prof. Barry J. Garner -
51
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2010 Improvement of students hypothetical-deductive
thinking skill in constructivism learning model by
using concept mapping
PTK
PGSBI
20
2 2011 Application of Problem Based Instruction Learning
Model on Science Class: An Effort to Increase
RSBI Students Creativity in Designing Science
Work
PTK
PGSBI
20
3 2013 Developing students application thinking skill in
reading through the use of content and language
integrated learning (CLIL) Approach
PTK
PGMIPA
BI
20
4 2014 Pengembangan Metacognitif Self-Assessment
untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Mahasiswa dalam Membaca Teks Sains
Berbahasa Inggris
DIPA
FMIPA
8
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 Meningkatkan kompetesi guru TK ABA
melalui pelatihan ensembel angklung di
kecamatan gayamsari kota semarang.
DP2M Dikti 5
2 2015 Pendampingan Praktikum Bagi Guru SMP di
Kabupaten Wonosobo
DIPA
Fakultas
-
3 2013 Pelatihan Pengembangan Profesi Pendidikan
Melalui Ptk Dan Implementasi Pembelajaran
Inovatif Bagi Guru Sma 1 Pati
Mandiri 1,9
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun Nama Jurnal
- - - -
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 3rd
International Seminar
of Nusantara Heritage
2014. (FSRD – ITB)
Arts-Based Scientific Communication
For Science Teacher
08 -12- 2014
FSRD-ITB
Bandung
52
53
Lampiran 3. Justifikasi penggunaan anggaran 100%
54
55
56
57
Lampiran 4.
Artikel Ilmiah yang akan dipublikasikan ke Jurnal Internasional bereputasi
TELKOMNIKA (Q3), baru dalam proses revisi.
OFET FABRICATION WITH LITHOGRAPHY AND THIN FILM DEPOSITIONS
PROCESS
Sujarwata*1
, Fianti2, Langlang Handayani
3, Susilo
4, Mosik
5, Aji Purwinarko
6
1, 2, 3, 4, 5 Department of Physics, Universitas Negeri Semarang
6Department of Computer Science, Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Indonesia, fax: +62248508034 *E-mail of the corresponding author: [email protected]
Abstrak
Panjang channel OFET (Organic field effect transistor) berbasis film tipis ditentukan
pada saat fabrikasi berlangsung menggunakan teknik lithography dan masker selama proses
deposisi logam. Teknik lithography merupakan tahapan proses dasar dalam pembuatan devais
semikonduktor. Lithography ini merupakan proses pemindahan pola bentuk geometris masker ke
film tipis dari bahan yang peka terhadap cahaya. Pola bentuk geometris pada masker mempunyai
spesifikasi, sebagai berikut: jarak source dan drain adalah panjang channel bervariasi, yaitu: 100
µm, lebar source dan drain dibuat tetap. OFET berstruktur bottom contact telah berhasil dibuat
menggunakan kombinasi proses lithography dan deposisi film tipis.
Kata Kunci : lithography, OFET, bottom contact, channel
Abstract
The length of the channel OFET (Organic field effect transistor) based thin film is
determined during fabrication takes place using the technique of lithography and mask during the
metal deposition process. The lithography technique is the basic process steps in the manufacture
of semiconductor devices. Lithography is the process of moving geometric shapes mask pattern to
a thin film of material that is sensitive to light. The pattern of geometric shapes on a mask has
specifications, as follows: long-distance source and drain channels varied, i.e., 100 μm, the width
of the source and drain are made permanent. Bottom contact OFET structure has been created
using a combination of lithography and thin film deposition processes.
Key Word: lithography, OFET, bottom contact, channel
1. Introduction
OFET is a field effect transistor using an organic semiconductor material on channel. An
analytical model has been proposed for organic based thin film transistors [11]. The main principle
of the model is based on a gradual approach to channel are used. Channel approach is applied
when the electric field along the channel is much smaller compared to other side. OFET can be
made either using vacuum evaporation of small molecules, by casting a polymer solution or a
small molecule or a mechanical or transfer organic single crystal layer to the substrate. These
devices have been developed to realize the lower cost, broader electronic products, and
environmentally friendly electronics. The performance of OFET continuously been improved to
58
lead to the application in the field of industries. With a large potential as future electronic
components are very cheap and as a smart card, then the polymer can be processed by solvent
method can be used as a substitute for expensive silicon technology [9].
OFET based CuPc is a type of transistor in which the semiconductor material is an organic
material or polymer. However, when compared with other types of inorganic transistors, OFET
charge carrier mobility, in general, is still very low ranging between 10-5
-100 cm
2V
-1s
-1 [29].
OFET has been made with various forms of devices. Device structure most commonly used is the
bottom gate with the drain and source electrodes above. Because this structure is similar to thin-
film transistor (TFT) using a silicon thermal deposition of SiO2 as the gate dielectric organic
polymers. Such as polymethyl-methacrylate (PMMA), can also be used as a dielectric [22]. 2
CIAS thin films have been made with the composition of the Cu-17% Cu/ [CIAS] and analyzed
properties of thin film. Precursor adapted to the PLD system with a sequence specific arrangement
with an element of thin film deposition layer by layer. Then through the reaction selenized through
solid state reaction to form the phase CIAS using the steps in a different heat treatment [23].
The research focuses on the study of electrical and morphological configuration OFET
bottom contact (BC) using organic molecules, i.e., phthalocyanines to form the active layer.
Phthalocyanine naturally heats stable and suitable for thin film deposition by sublimation heat. A
new review of this material has been reported [16]. On the other hand, CuPc is a semiconductor
that has a high conductivity and can be used as an active ingredient for gas sensors [28]. This
study suggests a single-stage LED of electrical circuits. This concept adopts a flyback converter
operating in boundary conduction mode (BCM). Proposed circuit is simpler compact and
minimizes the components in electrical circuits [27].
Based on research conducted by Triyana showed that the CuPc material has LUMO
energy is 3.5 eV, while the HOMO energy was 5.2 eV [24]. The results showed that the valuable
energy gap of 1.7 eV, which means small enough to be potential as organic semiconductor
materials. The difference in the HOMO-LUMO orbital energy of 1.7 eV will reflect the ease of the
process of excitation of electrons so that the material properties of sensitivity to others tend to be
stronger. Thus it can be said that CuPc an organic semiconductor material that has a high
sensitivity to the material properties of the other. Besides, the compound material CuPc have
utility in the development of quantum computing for the duration of the electron can exist in a
quantum superposition state [25].
The purpose of this study was to provide additional information about the OFET device
associated with the phthalocyanine material as a substitute for inorganic semiconductors. In this
research, the material used for the fabrication of OFET is an organic semiconductor material
CuPc. OFET is a FET transistor that uses an organic semiconductor material, wherein the
connection between the organic semiconducting metal influenced by the effect of an electric field
(Horowitz, 1998). Starters OFET polythiophene films produced with the material at the end of
1970. This enables the fabrication of thin films (order of micrometers) organic molecules with a
smaller distance. OFET has an advantage compared to the FET transistor of inorganic materials,
i.e., electronic devices are environmentally friendly, easy fabrication, energy efficient operation
and operates at room temperature.
Based on the active layer that is used in the FET-based sensors are divided into two types,
i.e., inorganic FET (IFET) and organic FET (OFET). The FET-based sensor uses an inorganic
active layer made of inorganic materi al, such as palladium (Pd), TiO2, ZnO, SnO2 and NiO2 [2].
While organic FET-based sensors using an active layer made of organic polymers such as
polyaniline (PANI), polypyrrole (PPy), polythiophene (PTH) and its derivatives [30]. There are
several advantages possessed by OFET be IFET compare, i.e., first OFET operates at room
59
temperature, while IFET was working at high temperature [31]. Second, energy required to make
OFET lower than IFET, because manufacturing process of OFET is simpler.
At this time the thin film as a gas sensor applications more practical and have a high
sensitivity continue to be developed, one of which is a thin film of semiconductor material CuPc
(copper phthalocyanine). These thin films are expected to work optimally at room temperature as a
gas sensor. Gas detection is based on the oxidation-reduction events that occur between the
surface of a thin film with gas. However, problems often arise concerning the manufacture of gas
sensors is still slow response times, i.e., 2 minutes [17]. In the study seeks to improve the response
times are still slow to make gas sensors based on thin film OFET structure CuPc.
2. Research Method
2.1. Design and Principle of Operation
OFET is an electronic component that works based on the current settings with the electric
field. OFET called Unipolar Junction Transistor (UJT) because of the way it works based on the
flow of majority carriers. Current flowing from D to S is controlled by a gate voltage (VG). When
there is no voltage VG, the drain current (ID) is very low, and transistor is normal again. When VG
increases, the charge carriers accumulated on the surface of the semiconductor and the insulator.
Then, when the current ID increases associated with increased charge carrier, the transistor relapse
on. This brief description is the working principle of OFET.
OFET very similar to the inorganic FET, especially concerning the design and
functionality [4, 13, 15]. These devices consist of three electrodes, source (S), drain (D) and gate
(G), the gate dielectric as a gate insulator of a semiconductor material and organic material that
forms the active layer. Organic materials such as organic molecules [4,13, 15] and polymer [21,
5, 7] can be used as the active layer. Many techniques Maximum Power Point Tracking (MPPT)
that have been introduced and widely described by the researchers. References states that at least
19 different methods have been promoted, developed and implemented to increase solar
photovoltaic [9]. Each method differs in complexity, the number of sensors used the cost and
effectiveness [20].
OFET based on Organic semiconductors (OSC) and operates via a reversible second
electric field application [3]. Both side of the electric field is an electric field which occurs
between S/D vertical and between G with organic semiconductors. G electric field induces a
charge carrier layer at the interface of the dielectric and the dielectric of the OSC, called "channel"
Two basic parameters of the device is the channel length L is the distance between the contact
electrodes S and D and W represents the channel width wide organic layer. The difference
between the two configurations lies in the position of the metal source and drain electrodes. The
position of the metal source and drain electrodes over the organic materials for OFET top contact,
whereas of the organic material is bottom contact OFET.
The working principle OFET as follows: VG application, resulting in an electric field
generated by the accumulation of charge carriers at the interface between G dielectric and the
organic material to form channel. The number of free charge carriers VG dependent channel
regions that are applied and can be varied. Therefore, the number of charge carriers between the
semiconductor and the G dielectric will increase when VG is increased. At the time of the voltage
applied to the D electrode, current will flow through channel between S and D. Thus it can be said
that the magnitude of the current can be controlled by VG is applied, while D voltage is required to
control the charge carriers from S to D. FinFET and cell-based JLT 6T-SRAM is designed to set
up a back MOSFET and Junctionless conventional FinFET transistor [6].
Although research in the field of OFET very spacious [1, 18, 27] but there are still many
factors challenge that should be concerned, among other things: the selection of organic molecules
60
accordingly, improve the mobility of the charge carriers, the threshold voltage and the comparison
on/off. The main factor is composed of 2 OFET interfaces to function properly, the interface of
organic semiconductor/dielectric G and electrodes (S/D). The most important factor is the first
factor because it can represent the accumulation of charge in the channel region is active when a
voltage is applied to G. Carrier cargo transported through the active channel from S to D
electrodes when a voltage is applied to the S-D voltage. The interface organic is especially
important during the injection of charge carriers into the organic layer occurs of electrodes S and
D. Therefore, for the good performance of OFET many parameters must be considered, such as
the number of traps due to unwanted contamination, defects structure, result of an organic thin
film deposition, contact resistance, formation of metal electrodes S and D leads to charge carrier
injection in the molecule, degradation of molecules in the air.
2.2. OFET CuPc configuration
Manufacture OFET based thin film CuPc done by making contact bottom structure such as
(Figure 1). The stages of the manufacturing process, as follows: first washing, the substrate SiO2
with ethanol in the ultrasonic cleaner. For the fabrication of OFET with bottom contact structure is
performed as follows: after washing the substrate SiO2 to clean, then carried the electrode
deposition S/D on a layer of SiO2 using a pure gold material with lithography method.
Furthermore, CuPc deposed thin film.
Figure 1. OFET CuPc configuration scheme
Thin film growth technique as follows: cutting the substrate size 6.15 mm2 and distance
between source to drain (L) is 100 μm, and then the substrate was washed using ultrasonic cleaner
Parmer core models. CuPc material with a mass of 200 mg inserted into the bell-jar.
Furthermore, the substrate that has been cleaned is mounted on the right holder on top of the boot
which already contains CuPc. Then vacuuming VE until the pressure drops to 8.10-4
Pa (about 4
hours). The evaporation process is done by providing a steady current of 45 A and wait until the
time limit specified .
2.3. OFET fabrication lithography process
Mechanical lithography include: coating photoresist using a spinner, next process
preheating (prebake) aim to increase the adhesion between the resist to the layer below, the
alignment and irradiation using a mask aligner, then the developer to generate a pattern on a resist
and the lithography latter is heating end (post bake) which aims to strengthen resist. After
lithography then the next step is etching. The purpose of etching to open the layer in places that
are not covered by the resist. Resist that there should be discarded as useless and would
contaminate the next process using a resist stripper.
Characterization of I-V metal contact showing the relationship between the current
through the electronic device and voltage applied to terminal. Characteristics device are very
important to determine the basic parameters of the devices and modeling the behavior in an
electric circuit. Besides, the I-V characteristics of the active component are connected between the
two electrodes utilized to estimate the material properties, such as conductivity and mobility.
OFET based on OSC and operates through two reversible electric field application [12].
61
Gate field induces a charge carrier layer on the dielectric and the OSC dielectric interface,
which is called a channel. The amount of channel capacitance depends on the dielectric and the G
field. Mobility in the OSC describe continuous transfer electrons to the material and collect in the
channel induced by the electric field D. I-V characterization of OFET CuPc is as follows.
Electrodes from S connected to a grounded, while the G and D each connected with a bias retreat.
To determine the output characteristic graph of OFET, the need for robust measurement ID from S
to D by varying voltage at VD for each value of VG.
3. Results and Analysis
3.1. OFET Fabrication Process
Lithography process (Figure 2) OFET fabrications based thin film of CuPc on a SiO2
substrate to form an electrode S, D and G are seen from above.
Figure 2. OFET CuPc fabrication process: (a) Electrodes S and D has not been patterned, and the
deposition of Au. (b) The electrodes S and D has not been done patterned and cutting each
sample. (c) Electrodes S and D already patterned. (d) Electrodes S, D and G already patterned.
3.2. Characteristics OFET
Characterization of I-V semiconductor contacts indicates the relationship between the
current through the electronic device and voltage at terminals. Characteristics to determine the
basic parameters of the device and modeling the behavior of the circuit [19]. Besides, I-V
characteristics of active component connect two electrodes for predicting the properties of
conductivity and mobility. OFET characterization the results can be seen in Figure 3. The voltage
VGS is varied, ie: -3 V; -1.5 V; 0 V; 1.5 V. 3V.
Figure 3. Characteristics OFET with channel length of 100 μm
OFET characteristic curve (Figure 3) shows that the increase in the voltage VDS causes,
current ID will also be increased up to the saturation point of the transistor, as described in Ohm's
law. If VDS increased, depletion region continues to rise so that eventually occurs in conditions of
a cut-off voltage. While voltage VD which led to a cut-off and called cut-off failure despite an
increase in value of VDS is increased. OFET drain current ID at time a drain current and maximum
is achieved when VGS=0 V and VDS >│VP│. At cut-off area, ID has a fixed value though and VDS
62
increases, so OFET can no longer respond. OFET as gas sensors will detect gas only in the active
region, where change in drain current (ID) will change the VD.
On the characteristics of OFET with a channel length of 100 μm having an active region
VDS is 1.2 V to 9.2 V and current IDS 1.10-10
A until 1.28. 10-9
A. While the OFET saturation
region is at a VD voltage is greater than 9.2 V, and this is an area cut off. In Figure 3 current IDS
plotted as a function of VDS for a variety of different VGS voltage applied to electrodes, which
serves as a gateway. Saturation region and linear evident with increasing voltage VDS. At time of
low-voltage VDS, the current IDS follow Ohm's law and is proportional to voltage VDS. Therefore
VDS increases, voltage that is measured relative to source. This can be done during the change
voltage channels from 0 to VDS. Thus the voltage between the gate and points along the channel
decreases from VGS at the source VDS -VGS at the end of the drain. Characteristic curve (IDS-VDS)
are not continuous as a straight line, but a curved line (non-linear), in this state is known as the
pinch-off of the conductive channel transistor. Therefore it can be said that the observation of the
situation is due to the saturation of IDS pinch-off of channel [14].
Figure 3 shows that drain current is effectively influenced by VGS. Drain current (IDS)
OFET increased by a negative VGS. These data indicate that the field effect device with the
operation of the p-type accumulation mode. The characteristics of a transistor are their linear
region and saturation of the curve VDS to IDS. Based on Figure 3, the results did not reveal any
current in a saturation state. This can be caused by the threshold voltage (VT) OFET is too large or
has not reached D and VGS that will make the conduction path between D and S depleted. While
the tendency linear region that is almost similar to the current characteristics of the diodes. This
can be caused by a considerable difference between the work function of D and S electrode work
function CuPc. Work function difference is large enough lead electrode and CuPc non-ohmic
contact form or forming the junction between the electrode and CuPc.
4. Conclusion
Has successfully made the fabrication of OFET on a SiO2 substrate with a length of 100
μm using lithography techniques and thin film deposition. The test results show characterization
of I-V drain-source current (IDS) obtained is influenced by changes in gate voltage (VGS). The
greater VGS is given it will increase IDS. OFET characterization results indicate that the active
region for channel length of 100 μm, is 1.10-10
- 1.28. 10-9
A. While OFET saturation region is at
a voltage VD is greater than 9.2 V, and this is an area cut off.
References
[1] Brinkmann, H., Kelting,C., Makarov, S. , Tsaryova, O., Schnurpfeil,G., Wöhrle, D., and
Schlettwein, D. , 2008, Phys. stat. sol. (a) 205 (3), 2008, 409.
[2] Buso, D., Post, Michael, Cantalini, C., Mulvaney, P., Martucci, A.,2008, Gold
Nanoparticle-Doped TiO2 Semiconductor Thin Films: Gas Sensing Properties.
Advanced Functional Materials, (2008) 18, 23.
[3] Byung Jun Jung, Noah J. Tremblay, Ming-Ling Yeh and Howard E. Katz, 2011, Mo-lecular
Design and Synthetic Approaches to Electron Transporting Organic Tran-sistor
Semiconductors, Chem. Mater. 2011, 23, 568-582.
[4] Checcolia, P., Contea, G., Salvatoria, S., Paolesseb, R., Bolognesic, A., M. Berliocchic,
Brunettic, F., D’Amicoc,A.,Di Carloc, A. and Lugli, P., 2003,Synthetic Metals 138,2003, 261.
[5] Chung, D. S., Lee, D. H., Park, J. W., Jang, J., Nam,S., Kim, Y.H., Kwon, S.K and Park,
C.E.,Organic Electronics, 10, 2009, 1041.
63
[6] Chitra, P., Ravi, S., Ramakrishnan, V.N., 2016, A Soft Error Study on Tri-gate Based FinFET
and Junctionless-FinFET 6T SRAM Cell - A Comparison, TELKOMNIKA, Vol.14, No.4,
December 2016, pp. 1299-1306 , 45, 11.
[7] Dudhea, R.S., Sinhac, J., Kumarb, A., and Rao, V.R., 2010, Sensors and Actuators B148,
2010, 158.
[8] Esram T, PL Chapman.2007. Comparison of photovoltaic array maximum power point
tracking techniques. IEEE TRANSACTIONS ON ENERGY CONVERSION EC. 2007;
22(2):439.
[9] Henning Rost, Jürgen Ficker, Juan Sanchez Alonso, Luc Leenders, Iain McCulloch, 2004,
Air-stable all-polymer field-effect transistors with organic electrodes, Synthetic Metals
145, 83–85.
[10] Horowitz, G. , 1998, Organic Field-Effect Transistors. Advanced Materials , 10: 365-377.
[11] Horowitz, G., 2000, Physics of organic field-efect transistors. 2000, Semiconducting
Polymers, pages 463-514.
[12] Jung BJ, Tremblay NJ, Yeh ML & Katz HE, 2011, Molecular Design and Synthetic
Approaches to Electron-Transporting Organic Transistor Semiconductors, Chem Mater 23:
568–582.
[13] Korodi, I.G., Lehmann, D. , Tippo, T., Hietschold,M.and Zahn, D.R.T. : Phys. Status Solidi
C 7 (2), 2010, 456.
[14] Lale Meyanc Ozer, Metin Ozer, Ahmet Altindal , Ali Riza Ozkaya, Bekir Salih and
Ozer Bekaroglu, 2013, Synthesis, characterization, OFET and electrochemical pro-perties of
novel dimeric metallophthalocyanines, Dalton Trans., 2013, 42, 6633
[15] Lehmann, D. and Zahn, D. R.T., 2009, Appl Phys A 95, 2009, 203.
[16] Leznoff, C.C. and Lever, A.B.P.,1989. Phthalocyanines, Properties and Applications 1-3
VCH.
[17] Maggioni, G., Carturan, S., Tonezzer, M., Quaranta, A. and Della Mea, G., 2008, Plasma-
deposited copper phthalocyanine: A single gas-sensing material with mul-tiple responses,
Sensors and Actuators B 131, 496-503.
[18 ] Michelfeit,M., Schmidt, G., Geurts, J. and Molenkamp, L.W., 2008, Phys. stat. sol. (a) 205,
No.3, 2008, 656.
[19] Müller K, Henkel K, Paloumpa I & Schmeiβer D., 2007, Organic field effect transistors
with ferroelectric hysteresis, Thin Solid Films 515 : 7683–7687.
[20] Rozana Alik, Awang Jusoh, Tole Sutikno, 2015, A Review on Perturb and Observe
Maximum Power Point Tracking in Photovoltaic System, TELKOMNIKA, Vol.13,
No.3, September 2015, pp. 745-751.
[21] Rep, D.B.A., Morpurgo, A.F., Sloof, W.G. and Klapwijk, T. M. J., 2003, Appl. Phys.
Lett. 93, 2003, 2082.
[22] Salleo, A, Chabinyc, M..L, Yang, M..S, Street, R.A., 2002, "Polymer thin-film transistors
with chemically modified dielectric interfaces". Applied Physics Letters (IEEE) 81 (23):
4383-4385.
[23] Sujarwata, Fianti, M.I. Amal, J.Y. Jung, S.H. Lee, K.H. Kim, Critical Condition in
uInAlSe2 Solar Cell Absorbers, TELKOMNIKA, Vol.14, No.3, September 2016, pp. 867-
872.
[24] Triyana, K., Yasuda,T., Fujita, K. and Tsutsui, T., 2004, Effects of Different Materials Used
for Internal Floating Electrode on the Photovoltaic Properties of TandemType Organic Solar
Cell,Jpn. J. Appl. Phys. 43, 2352.
[25] Warner, Marc; et al, 2013), New Material for Quantum Computing Discovered Out of the
Blue, Nature, Retrieved November 3, 2013
64
[26] Wang Qi*, Wu Jie, Baohua-Lang, 2016, Design of Single-Stage Flyback PFC Converter for
LED Driver, TELKOMNIKA, Vol.14, No.4, December 2016, pp. 1263-1268.
[27] Witte, G. and Wöll, Ch., 2008, Phys. stat. sol. (a) 205, No. 3, 2008, 497.
[28] Zhou, R., Josse, F. , Göpel, W., öztürk‡, Z.Z. dan ö.Bekaroglu§,1996, Phthalocyanine as
sensitiv material for chemical sensors, Applied Organometallic Chemistry, Vol.10,557- 577.
[29] Dimitrakopoulos, C.D. and Mascaro,D.J., 2001, Organic thin-film transistors, A review of
recent advances, IBM J. Res. & Dev., 45, 11.
[30] Hua Bai and Gaoquan Shi, 2007, Gas Sensors Based on Conducting Polymers, Sensors 2007,
7, 267-307.
[31] Pereira, M.C., Martins,M.J., Bonnaud,O., 2009, Thin Film Transistors Gas Sensors:
Materials, Manufacturing Technologies and Test Results. Electronic and Electric
engineering, No. 1(89), ISSN 1392-1215.
65
Lampiran 5.
Hasil Penelitian Produk Terapan berupa FET ((Field Effect Transistor) untuk aplikasi
sensor gas beracun, yaitu : CO, CO2, NH3, NO, NO2
PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI
GAS : CO, CO2, NH3, NO, NO2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU
KUALITAS UDARA
.
Hasil pembuatan FET dipasang pada PCB