Pembuatan Produk Steril

9
Pembuatan Produk Steril Prinsip : produk steril dibuat dengan syarat khusus. Pemastian mutu sangat penting dan cara pembuatan ini harus sepenuhnya mengikuti secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang ditetapkan dengan seksama dan tervalidasi. Tujuan : memperkecil resiko pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen. Umum : 1. Pembuatan produk steril harus di area bersih, dan saat memasuki ruangan harus melewati ruang penyangga. 2. Kegiatan persiapan komponen, pembuatan produk dan pengisian dilakukan di ruang terpisah di area bersih. Kegiatan pembuatan produk steril digolongkan dalam dua kategori, yaitu: produk yang disterilkan dalam wadah akhir disebut juga sterilisasi akhir, produk yang disterilkan secara aseptic. 3. Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan yang dipersyaratkan. 4. Kondisi “operasional” dan “non-operasional” hendaklah ditetapkan untuk setiap ruangan bersih. Keadaan “non-operasional” adalah kondisi dimana fasilitas telah terpasang dan beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi, tapi tidak ada personil. Keadaan “operasional” adalah kondisi dimana fasilitas dalam keadaan jalan sesuai dengan modus pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah tertentu personil yang sedang bekerja. Untuk tercapai kondisi “operasional” maka area tersebut hendaklah didesain untuk mencapai tingkat kebersihan udara tertentu pada kondisi “non-operasional”

Transcript of Pembuatan Produk Steril

Page 1: Pembuatan Produk Steril

Pembuatan Produk Steril

Prinsip : produk steril dibuat dengan syarat khusus. Pemastian mutu sangat penting dan cara

pembuatan ini harus sepenuhnya mengikuti secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang

ditetapkan dengan seksama dan tervalidasi.

Tujuan : memperkecil resiko pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen.

Umum :

1. Pembuatan produk steril harus di area bersih, dan saat memasuki ruangan harus melewati

ruang penyangga.

2. Kegiatan persiapan komponen, pembuatan produk dan pengisian dilakukan di ruang terpisah di

area bersih. Kegiatan pembuatan produk steril digolongkan dalam dua kategori, yaitu: produk

yang disterilkan dalam wadah akhir disebut juga sterilisasi akhir, produk yang disterilkan secara

aseptic.

3. Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan

yang dipersyaratkan.

4. Kondisi “operasional” dan “non-operasional” hendaklah ditetapkan untuk setiap ruangan

bersih. Keadaan “non-operasional” adalah kondisi dimana fasilitas telah terpasang dan

beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi, tapi tidak ada personil.

Keadaan “operasional” adalah kondisi dimana fasilitas dalam keadaan jalan sesuai dengan

modus pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah tertentu personil yang sedang bekerja.

Untuk tercapai kondisi “operasional” maka area tersebut hendaklah didesain untuk mencapai

tingkat kebersihan udara tertentu pada kondisi “non-operasional”

Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 kelas kebersihan:

Kelas A : zona untuk kegiatan yang beresiko tinggi, misalnya zona pengisian, wadah

tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptic. Untuk mencapai

kondisi tersebut harus memasang unit aliran udara laminar, yang harus mengalirkan

udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik pada posisi kerja dalam

ruangan bersih terbuka.

Kelas B : untuk pembuatan dan pengisian secara aseptic, kelas ini adalah lingkungan

latar belakang untuk zona kelas A.

Page 2: Pembuatan Produk Steril

Kelas C dan D : area bersih untuk melakukan tahap pembuatan produk steril dengan

tingkat resiko lebih rendah.

Tabel 1 : contoh kegiatan yang dapat dilakukan di berbagai kelas

Kelas Contoh kegiatan untuk produk dengna sterilisasi akhir

A Pengisian prosuk, bila ada risiko di luar kebiasaan

C Pembuatan larutan, bila ada risiko di luar kebiasaan. Pengisian produk

D Pembuatan larutan dan penyiapan komponen sebelum proses pengisian

Kelas Contoh kegiatan pembuatan secara aseptic

A Pembuatan dan pengisian secara aseptic

C Pembuatan larutan yang akan disaring

D Penanganan komponen setelah pencucian

Tabel 2 : jumlah partikulat di udara untuk kelas di atas

Kelas Non – operasional Operasional

Jumlah maksimum partikel /m3 yang diperbolehkan untuk kelas setara atau lebih

tinggi dari

0,5 μm 5 μm 0,5 μm 5 μm

A 3.500 1 3.500 1

B 3.500 1 350.000 2.000

C 350.000 2.000 3.500.000 20.000

D 3.500.000 20.000 Tidak

ditetapkan

Tidak

ditetapkan

5. Area tersebut hendaklah dipantau selama kegiatan berlangsung untuk mengendalikan

kebersihan partikulat dari berbagai kelas tersebut.

6. Selama kegiatan aseptic berlangsung, maka harus sering dilakukan pemantauan dengan cawan

papar, pengambilan sampel udara secara volumetric dan pengambilan sampel permukaan.

Tabel 3 : batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama kegiatan

berlangsung.

Page 3: Pembuatan Produk Steril

Batas yang disarankan untuk cemaran mikroba

Kelas Sampel udara cfu/m3 Cawan papar

(dia.90mm)

cfu/4jam

Cawan kontak

(dia.55m)

cfu/plate

Sarung tangan 5

jari

Cfu/sarung

tangan

A <1 <1 <1 <1

B 10 5 5 5

C 100 50 25 -

D 200 100 50 -

7. Batas waspada dan batas bertindak hendaklah ditetapkan sebagai hasil pemantauan jumlah

tindakan yang harus dilakukan.

TEKNOLOGI ISOLATOR

8. Penggunaan teknologi isolator dimaksudkan untuk memperkecil intersvensi manusia pada area

proses yang mungkin dapat mengakibatkan penurunan resiko pencemaran mikroba dari

lingkungan, secara signifikan terhadap produk yang dibuat secara aseptic.

9. Transfer bahan ke dalam dank e luar unit merupakan sumber kontaminasi yang paling potensial,

untuk proses aseptic setidaknya kelas D.

10. Isolator hendaknya digunakan hanya setelah dilakukan validasi yang sesuai. Validasi hendaklah

mempertimbangkan semua faktor kritis dari teknologi isolator, misanya mutu udara di dalam

dan di luar isolator, sanitasi isolator, proses transfer dan kekedapan isolator.

11. Pemantauan dilakukan secara rutin dan mencakup uji kebocoran isolator dan sistem sarung

tangan.

TEKNOLOGI PENIUPAN / PENGISIAN / PENYEGELAN

12. Mesin peniup / pengisi / penyegel merupakan satu rangkaian mesin, dimana dalam suatu

operasi kontinu, wadah produk dibentuk dari granulat termoplastis, diisi dan kemudian disegel,

semua ini dilakukan oleh satu unit mesin oromatis.

13. Mesin peniup / pengisi / penyegel yang digunakan untuk produksi aseptic yang dilengkapi

dengan air shower yang efektivitasnya sama dengan kelas A dapat dipasang dalam lingkungan

minimal kelas C, dengan syarat mengenakan pakaian kerja kelas A/B.

Page 4: Pembuatan Produk Steril

14. Lingkungan kerja hendaklah memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba pada kondisi “non –

operasional“ dan syarat jumlah mikroba hanya pada saat beroperasi.

15. Dikarenakan teknologi khusus ini, perhatian khusus hendaklah diberikan minimal pada hal

berikut : desain dan kualifikasi peralatan, validasi dan reprodusibilitas dari pembersihan di

tempat dan sterilisasi di tempat, tingkat kebersihan lingkungan latar belakang dimana peralatan

tersebut ditempatkan, palatihan dan pakaian kerja operator, serta intervensi terhadap zona

kritis mesin termasuk proses perakitan aseptic sebelum memulai proses pengisian.

PRODUK YANG DISTERILISASI AKHIR

16. Penyiapan komponen dan sebagian besar produk, yang memungkinkan untuk disaring dan

disterilisasi, hendaklah dilakukan di lingkungan minimal kelas D untuk mengurangi resiko

cemaran mikroba dan partikulat.

17. Pengisian produk yang akan disterilisasi akhir hendaklah dilakukan di lingkungan minimal kelas

C.

18. Pengiapan dan pengisian salep, krim, suspensi dan emulsi pada umumnya hendaklah dilakukan

di lingkungan kelas C sebelum disterilisasi akhir.

PEMBUATAN SECARA ASEPTIK

19. Komponen setelah dicuci hendaklah ditangani di lingkungan minimal kelas D. penangan bahan

awal dan komponen steril kecuali pada proses selanjutnya untuk disterilisasi atau disaring

dengan menggunakan filter mikroba hendaklah dilakukan di lingkungan kelas A dengan latar

belakang kelas B.

20. Proses pembuatan larutan yang akan disterilisasi secara filtrasi hendaklah dilakukan di

lingkungan kelas C, bila tidak dilakukan filtrasi penyiapan bahan dan produk dilakukan di ruang

kelas A dengan latar belakang kelas B.

21. Penanganan dan pengisian produk yang dibuat secara aseptik hendaklah dilakukan di

lingkungan kelas A dengan latar belakang kelas B.

22. Transfer wadah setengah – tertutup, yang akan digunakan dalam proses beku kering hendaklah

sebelum proses penutupan dengan stopper selesai, dilakukan di lingkungan kelas A dengan latar

belakang kelas B atau dalam nampan transfer yang tertutup di lingkungan kelas B.

Page 5: Pembuatan Produk Steril

23. Pembuatan dan pengisian salep krim, suspensi, dan emulsi hendaklah dilakukan di lingkungan

kelas A dengan latar belakang kelas B, bila produk terpapar dan tidak akan disaring.

PERSONIL

24. Hanya personil dalam jumlah terbatas yang diperlukan boleh berada di area bersih, khususnya

untuk proses aseptik.

25. Personil hendaknya dipilih secara seksama untuk memastikan bahwa mereka dapat diandalkan

untuk bekerja dengan disiplin dan tidak mengidap suatu penyakit.

26. Semua personil hendaklah mendapat pelatihan mengenai permbuatan prosuk steril dengan

benar, termasuk tentang higienedan pengetahuan dasar mikrobiologi.

27. Staf yang bekerja dengan bahan yang berasal dari jaringan hewan atau biakanmikroba selain

dari yang digunakan dalam proses pembuatan yang berlaku hendaklah tidak memasuki area

produk steril kecuali mematuhi prosedur masuk yang ketat dan rinci.

28. Standar higiene perorangan dan kebersihan yang tinggi adalah esensial.

29. Pakaian dari rumah tidak boleh dibawa masuk ke area bersih, dan personil yang memasuki

kamar ganti pakaian hendaklah sudah mengenakan pakaian kerja reguler standar.

30. Pakaian kerja reguler tidak boleh dibawa masuk ke dalam kamar ganti pakaian yang

berhubungan dengan ruang kelas B dan C. Sarung tangan secara rutin didesinfeksi selama

bekerja. Masker dan sarung tangan diganti palinh sedikit setiap sesi kerja.

31. Pencucian dan penggantian mengikuti prosedur tertulis yang didesain untuk meminimalkan

kontaminasi pada pakaian area bersih atau membawa masuk kontaminan ke area bersih.

32. Arloji, kosmetika dan perhiasan tidak dipakai ke dalam area bersih.

33. Personil yang memasuki area bersih hendaklah mengganti dan mengenakan pakaian khusus

yang mencakup penutupan kepala dan kaki. Pakaian ini hanya boleh dipakai di area bersih atau

area steril yang relevan.

34. Pakaian dan mutunya hendaklah disesuaikan dengan proses dan kelas kebersihan area kerja.

Penjelasan pakaian kerja yang dipersyaratkan untuk tiap kelas adalah sebagai berikut :

Page 6: Pembuatan Produk Steril

Kelas D : rambut / janggut hendaklah ditutup. Pakaian pelindung reguler, sepatu yang sesuai atau

penutup sepatu hendaklah dikenakan.

Kelas C : rambut / janggut dan kumis hendaklah ditutup. Pakaian model terusan / model celana baju,

yang bagian pergelangan tangannya dapat diikat, memiliki leher tinggi dan sepatu atau penutup

sepatu yang sesuai hendaklah dikenakan.

Kelas A/B : penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut. Penutup kepala diselipkan ke dalam

leher baju. Penutup muka digunakan untuk mencegah penyebaran percikan. Model baju sama

dengan kelas C. Menggunakan sarung tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan

penutup kaki steril atau didesinfeksi. Ujung celana diselipkan ke penutup kaki.

35. Pakaian untuk area bersih dicuci dan ditangani sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan

kontaminan yang kemudian akan terlepas. Penanganan ini hendaklah mengikuti prosedur

tertulis.

36. Hanya personil yang berwenang yang boleh memasuki area bangunan dan fasilitas dengan

akses terbatas.

BANGUNAN DAN FASILITAS

37. Bangunan dan fasilitas area kelas B didesain sehingga semua kegiatan dapat diamati dari luar.

38. Permukaan yang terpapar hendaklah halus, kedap air, dan tidak retak untuk mengurangi

pelepasan atau akumulasi partikel atau mikroba dan memungkinkan penggunaan berulang

bahan pembersih dan bahan desinfektan.

39. Untuk mengurangi akumulasi debu dan memudahkan pembersihan sebaikanya tidak ada

bagian yang sukar dibersihkan.

40. False ceilings disegel untuk mencegah pencemaran dari ruang di atasnya.

41. Pipa dan saluran serta sarana pendukung dipasang dengan tepat sehingga tidak dapat

menimbulkan tempat tersembunyi yang sukar dibersihkan.