pembuatan Na-CMC dari limbah pelepah batang pisang

25
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN SODIUM CARBOXYMETHYLCELLULOSE (Na-CMC) DARI LIMBAH PELEPAH BATANG PISANG KEPOK (Musa paradiciasa) BIDANG KEGIATAN : PKM GT Diusulkan oleh : Yusuf Ma’rifat Fajar Azis D500130103/2013 Adinda Annisa Khurin D500134002/2013 Tryas Munarsyah D500112006 /2011 Bagas W.P D500130132/2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2014

description

pembuatan Na-CMC dari limbah pelepah batang pisang

Transcript of pembuatan Na-CMC dari limbah pelepah batang pisang

  • i

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    PEMBUATAN SODIUM CARBOXYMETHYLCELLULOSE (Na-CMC)

    DARI LIMBAH PELEPAH BATANG PISANG KEPOK (Musa paradiciasa)

    BIDANG KEGIATAN :

    PKM GT

    Diusulkan oleh :

    Yusuf Marifat Fajar Azis D500130103/2013

    Adinda Annisa Khurin D500134002/2013

    Tryas Munarsyah D500112006 /2011

    Bagas W.P D500130132/2013

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    SURAKARTA

    2014

  • iiiiii

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ........................................................................................................... i

    Lembar Pengesahan ................................................................................................... ii

    Daftar Isi ................................................................................................................... iii

    Ringkasan................................................................................................................... iv

    1.BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1. Latar belakang .......................................................................................... 1

    1.2. Tujuan........................................................................................................ 2

    1.3. Manfaat...................................................................................................... 2

    2.BAB II GAGASAN......................................................................................... 3

    2.1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan......................................................... 3

    2.2. Solusi yang Pernah Dilakukan ................................................................. 4

    2.3. Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan Baru ............ 5

    2.4. Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Mengimpletasikan Gagasan ........... 6

    2.5. Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan ............................................ 7

    3.BAB III

    KESIMPULAN .............................................................................................. 8

    3.1. Inti Gagasan............................................................................................... 8

    3.2. Teknik Implementasi Gagasan .................................................................. 8

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • iv

    RINGKASAN

    Salah satu masalah yang di alami oleh bangsa Indonesia saat ini adalah

    masalah limbah terutama limbah pelepah pisang. Di Indonesia sendiri, penanaman

    pisang terutama Pisang Kepok (Musa paradiciasa) banyak di temukan di

    Kalimantan. Produksi pisang di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012

    adalah sebesar 87.362 ton dari luas panen 1.877 Ha. Hal ini mengakibatkan

    banyaknya limbah pelepah pisang yang semakin menumpuk.

    Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut salah

    satunya ialah dengan memproduksi sodium carboxymethylcellulose (Na-CMC) yang

    lebih menguntungkan, baik dari sisi ekonomi maupun aplikasinya dalam bidang

    pangan dan industri. Tujuananya adalah untuk mengurangi limbah pelepah batang

    Pisang Kepok (Musa paradiciasa yang belum begitu maksimal serta meningkatkan

    nilain ekonomisnya.

    Pelepah batang Pisang Kepok (Musa paradiciasa) digunakan dalam

    pembuatan sodium carboxymethylcellulose ini sebab limbahnya yang melimpah dan

    mudah untuk diperoleh serta kandungannya yang terdiri atas kurang lebih 64%

    selulosa, 5% lignin dan sisanya hemiselulosa.

    Pembuatan sodium carboxymethylcellulose, dilakukan dengan proses

    konversi selulosa menjadi sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC) melalui proses

    alkalisasi dan eterifikasi. Limbah pelepah batang Pisang Kepok yang memiliki

    kandungan selulosa dipotong-potong terlebih dahulu, kemudian dibuat menjadi serbuk

    dan dilakukan proses delignifikasi. Selanjutnya dialkilasi dengan alkohol dan

    kemudian dilakukan proses eterifikasi Dalam proses pembuatannya, diperlukan

    bantuan dari beberpa pihak seperti pihak pekebun, pihak laboratorium, pemerintah

    dan masyarakat setempat. Sehingga hal ini perlu kajian dan penelitian lebih lanjut

    untuk pembuatan sodium carboxymethylcellulose dari pelepah batang Pisang Kepok

    ini.

  • 1

    1. BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di daerah-daerah

    di Indonesia. Produksi pisang di Indonesia mencapai 5 juta ton pada

    tahun 2008 (Apriliani, 2013). Sedangkan pada tahun 2011 di Propinsi

    Jawa Timur, produksinya mencapai 1.188.724 ton dan produksi Pisang

    Kepok (Musa paradiciasa) adalah yang paling tinggi yaitu sejumlah 40%

    dari total produksi (BPS, 2012).

    Di Indonesia sendiri, penanaman pisang ini banyak di temukan di

    Kalimantan. Produksi pisang ini, di Provinsi Kalimantan Selatan pada

    tahun 2012 adalah sebesar 87.362 ton dari luas panen 1.877 Ha (Ditjen

    Hortikultura, 2013).

    Pisang-pisang ini sebagian besar dikonsumsi oleh dalam negeri.

    Besarnya konsumsi ini menandakan tingginya kebutuhan masyarakat

    Indonesia akan buah dan serat. Di sisi lain, hal ini menimbulkan dampak

    baru, yaitu banyaknya limbah pelepah batang pisang ini (Apriliani, 2013).

    Pelepah pisang ini oleh sebagian besar masyarakat belum

    dimanfaatkan dengan baik, sehingga mereka tidak segan-segan

    untuk membuangnya atau membiarkan begitu saja. Padahal

    limbah pelepah pisang tersebut mempunyai kandungan selulosa

    yang tinggi hingga 64%(Lokantara, 2012).

    Untuk menghasilkan turunan selulosa dengan sifat yang lebih

    menguntungkan, baik dari sisi ekonomi maupun aplikasinya dalam

    bidang pangan, perlu dilakukan konversi selulosa misalnya menjadi

    sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC). Na-CMC mampu

    meningkatkan kualitas produk pangan karena sifatnya sebagai pengikat,

    penstabil, penahan air, serta pengental (Biswal dan Singh, 2004;

    Ferdiansah, 2010).

    Kondisi kebutuhan akan sodium karboksimetil selulosa yang

    semakin meningkat, kandungan selulosa dan berlimpahnya limbah

    pelepah batang Pisang Kepok (Musa paradiciasa), maka ini akan mejadi

  • 2

    alternatif yang dapat dimanfaatakan sebagai salah satu bahan baku

    pembuatan sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC).

    1.2. Tujuan

    1. Pemanfaatan limbah pelepah batang Pisang Kepok(Musa

    paradiciasa) menjadi salah satu sumber dalam pembuatan sodium

    karboksimetil selulosa (Na-CMC).

    2. Menjadi alternatif pengolahan limbah pelepah batang Pisang

    Kepok selain digunakan sebagai pupuk, pembuatan kertas, pakan

    ternak dan kerajinan tangan.

    3. Meningkatkan nilai ekonomis dari pelepah Pisang Kepok untuk

    memenuhi kebutuhan akan sodium karboksimetil selulosa (Na-

    CMC).

    1.3. Manfaat

    1. Bagi Mahasiswa

    a. Dapat menjadi bahan motivasi dan referensi untuk ide-ide

    selanjutnya.

    b. Memperluas pengetahuan dan pembelajaran tentang pengolahan

    limbah pelepah batang Pisang Kepok bagi pekebun.

    c. Memperoleh pendapatan dengan penjualan limbah pelepah

    batang Pisang Kepok sebagai bahan baku pembuatan sodium

    karboksimetil selulosa (Na-CMC).

    d. Menjadi inovasi dalam pengolahan limbah pelepah batang

    Pisang Kepok (Musa paradiciasa).

    2. Bagi masyarakat dan lingkungan

    Mengurangai limbah pelepah Pisang Kepok untuk pemanfaatan

    menjadi sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC).

    3. Bagi pemerintah

    Membantu pemerintah dalam mencari alternatif baru dalam

    pembuatan sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC) yang banyak

    dan berlimpah

  • 3

    2. BAB II GAGASAN

    2.1. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

    Sodium carboxymethylcellulose merupakan senyawa turunan dari

    selulosa yang mempunyai peranan penting pada berbagai industri. Na-

    CMC bersifat biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun,

    butiran atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan

    organik, memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang

    pH 2 10, bereaksi dengan garam logam berat membentuk film yang tidak

    larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan senyawa organik.

    Karboksimetil selulosa juga merupakan senyawa serbaguna yang memiliki

    sifat penting seperti kelarutan, reologi, dan adsorpsi di permukaan. Selain

    sifat-sifat itu, viskositas dan derajat substitusi merupakan dua faktor

    terpenting dari karboksimetil selulosa. Na-CMC memiliki berbagai

    viskositas antara 10 hingga lebih dari 50000 m Pa S untuk larutan

    2%.(Priatma, 2012)

    Pada industri makanan, Na-CMC digunakan sebagai stabilizer,

    thickener, adhesive, dan emulsifier. Di industri deterjen, Na-CMC

    berfungsi sebagai antiredeposisi kotoran pada kain saat pencucian. Selain

    pada industri makanan, Na-CMC juga dibutuhkan pada industri farmasi,

    kosmetik, kertas, perekat, keramik, deterjen, tekstil, dan oil refinery. Pada

    industri tekstil Na-CMC digunakan sebagai pengental tinta bahan celupan.

    Produk Na-CMC yang lebih murni digunakan pada industri makanan dan

    farmasi dimana diperlukan pengentalan, rheology control, penstabil

    emulsi, dan pengontrolan kandungan air (Priatma, 2012)

    Secara global, konsumsi Na-CMC paling tinggi pada industri

    deterjen. Selama ini Na-CMC diimpor dari luar negeri. Kebutuhan Na-

    CMC di Indonesia sementara hanya dipenuhi oleh 2 pabrik dengan

    kapasitas 6.000 ton per tahun dan 500 ton per tahun (BPS, 2003). Dari data

    ekspor impor yang disediakan oleh BPS, Indonesia masih mengimpor

    lebih banyak Na-CMC daripada mengekspor Na-CMC(Priatma, 2012).

  • 4

    2.2. Solusi yang Pernah Dilakukan

    Natrium carboxymethyl cellulose merupakan eter polimer

    selulosa yang bersifat anion. Natrium carboxymethyl cellulose (Na-

    CMC) biasa disebut cellulose gum. Na-CMC dapat dibuat dengan

    cara mereaksikan asam monokhlorosasetat, dapat berupa asam maupun

    garam natriumnya, dengan selulosa alkali (Priatma, 2012).

    Na-CMC pertama diproduksi di Jerman pada tahun 1918 dan

    memperoleh paten pada tahun 1921. Produksi secara komersial di

    Amerika Serikat dimulai pada tahun 1943. Karena semakin tinggi

    permintaan Na-CMC, kapasitas produksi pada tahun 1943 sebesar 900

    ton/tahun dapat dikembangkan menjadi 48000 ton/tahun pada tahun 1977

    (Priatma, 2012).

    Pembuatan Na-CMC sudah dilkukan penelitiannya oleh Yasar

    (2007) dan Adinugraha (2005) dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk

    dan kulit pisang dengan hasil terbaik kemurnian Na- CMC sebesar

    98,63% dan DS 0,75 pada kondisi operasi menggunakan 15% NaOH,

    pelarut isopropil alkohol, dan suhu eterifikasi 55C untuk kulit pisang.

    Dilihat dari bahan baku pembuatan Na-CMC tersebut,

    sebenarnya masih kurang efektif karena sumber bahan bakunya yang

    masih kurang melimpah dibandingkan dengan pelepah batang Pisang

    Kepok ini. Selain itu, dilihat dari segi ekonomi bahan baku ini harus

    mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sementara dilihat dari

    kandungannya, kulit pisang terdiri dari 17,36 %, Lignin dan 20,90 %,

    selulosa (Kiantoro, 2011). Kandungan selulosa tersebut masih lebih rendah

    jika dibandingkan dengan kandungan selulosa yang ada pada pelepah

    batang Pisang Kepok ini, yakni hingga 64%(Lokantara, 2012).

    Sedangkan untuk kandungan ligninnya masih terlalu besar jika

    dibandingkan dengan pelepah batang Pisang Kepok ini yang hanya

    memiliki 5% kadar lignin (Lokantara, 2012). Sehingga dengan

    kondisi yang demikian, membutuhkan treatment yang cukup sulit

    untuk memperoleh kadar selulosa yang maksimal.

  • 5

    2.3. Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan Baru

    Kondisi yang demikian, membuat kami memiliki gagasan atau

    ide dalam mengatasi pembuatan natrium carboxymethyl cellulose yang

    lebih banyak dan berlimpah bahan bakunya, serta kandungannya yang

    lebih baik jika dibandingkan bahan sebelumnya.

    Sumber pembuatan natrium carboxymethyl cellulose ini berasal

    dari bahan baku pelepah batang Pisang Kepok (Musa paradiciasa).

    Pelepah batang pisang ini sangat berpotensi dalam pembuatan Na-CMC,

    karena kapasitasnya banyak dan berlimpah serta mudah untuk ditemukan.

    Keunggulan lain dari penggunaan pelepah batang Pisang Kepok ini adalah

    bahannya yang mudah untuk didapat, ramah lingkungan, memiliki potensi

    hasil panen yang tinggi, fleksibel dalam usaha tani, dan rotasi umur

    panen yang pendek serta memiliki kadar lignin sedikit yakni sekitar 5%,

    sehingga pada prsosesnya kedepan akan lebih mudah.

    Proses pembuatan natrium carboxymethyl cellulose dengan

    pelepah batang Pisang Kepok ini, sama sebelumnya. Di mana dilakukan

    proses konversi selulosa menjadi sodium karboksimetil selulosa (Na-

    CMC) melalui proses alkalisasi dan eterifikasi (Santoso, dkk., 2012).

    Untuk limbah pelepah batang Pisang Kepok sendiri, pelepahnya dipotong-

    potong terlebih dahulu, kemudian dicuci untuk menghilangkan z a t

    pengotor. Selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari dan

    dikeringkan dalam oven bersuhu 50 C selama 2 jam. Pelepah pisang yang

    sudah kering kemudian dihaluskan dan diayak hingga diperoleh dalam

    bentuk serbuk berukuran 75 mesh. Serbuk ini ditimbang secara analitis,

    kemudian ditambahkan NaOH 10% mol sebanyak 100 ml untuk

    menghilangkan kandungan ligninnya atau delignifikasi (Togrul and

    Arslan, 2004; Adinugraha dkk., 2005; Yasar dkk., 2007).

    Padatan selulosa dan hemiselulosa dipisahkan dari larutan

    lignin (black liquor) dengan filtrasi menggunakan kertas Whatmann

    110 mm. Padatan bebas lignin kemudian dicuci dengan akuades

    sebanyak dua kali. Padatan bebas lignin ditimbang sebanyak 25 g,

    kemudian ditambahkan 100 mL akuades, 5 mL asam asetat (10% v/v),

  • 6

    dan 2 g natrium klorida di dalam gelas piala.

    Campuran kemudian dipanaskan dengan suhu 75 C selama 1

    jam sambil diaduk dengan kecepatan 500 rpm, kemudian disaring untuk

    memisahkan padatan selulosa dari hemiselulosa. Selanjutnya dibilas

    dengan m akuades dan etanol masing-masing sebanyak 50 mL, lalu

    disaring kembali. Pulp selulosa kemudian dikeringkan pada suhu 50 C

    selama 16 jam (Togrul and Arslan, 2004; Adinugraha dkk., 2005; , Yasar

    dkk., 2007).

    Selanjutnya selulosa sebanyak 2 g dialkalisasi dengan

    menambahkan 100 mL isopropil alkohol dan 20 mL NaOH (10%, 20%,

    30%, 40% mol) ke dalam labu leher tiga sambil diaduk selama 90

    menit dengan kecepatan 500 rpm pada suhu 30 C. SCA (1, 2, 3, 4, dan 5

    g) ditambahkan ke dalam campuran sehingga terjadi eterifikasi, kemudian

    diaduk dengan kecepatan 500 rpm selama 6 jam sambil dilakukan

    pemanasan pada 50, 60, 70, dan 80C. Na-CMC kasar disaring dengan

    menggunakan corong buchner dan dibilas menggunakan asam asetat

    90% (v/v) sebanyak 50 mL untuk menetralkan kelebihan NaOH,

    dilanjutkan pembilasan dengan metanol 70% (v/v), kemudian disaring.

    Padatan Na-CMC kemudian dikeringkan pada suhu 50 C sampai

    didapatkan massa yang konstan (Togrul and Arslan, 2004; Adinugraha

    dkk., 2005; Yasar dkk., 2007). Reaksi yang terjadi adalah sebagai

    berikut:

    RselulosaOH+NaOH+ClCH2COONa RselulosaOCH2COONa

    + NaCl+H2O

    Semua sampel Na-CMC dianalisis perolehan, kemurnian,

    dan derajat substitusinya. Na-CMC dengan kemurnian dan perolehan

    terbesar dianalisis gugus fungsinya dengan menggunakan FTIR.

    2.4. Pihak-Pihak yang Dapat Membantu dalam Mengimplementasikan Gagasan

    Untuk merealisasikan pembuatan natrium carboxymethyl

    cellulose dengan pemanfaatan limbah pelepah batang Pisang Kepok

    diperlukan partisipasi dari bebagai pihak seperti di bawah ini :

  • 7

    1. Pekebun sebagai pihak yang menyalurkan dan memfasilitasi

    sumber limbah pelepah batang pisang ini yang merupakan bahan

    baku dalam pembuatan natrium carboxymethyl cellulose.

    2. Pihak laboratorium kimia Univeritas Muhammadiyah Surakarta,

    sebagai pihak yang memfasilitasi penelitan atau eksperimen terkait

    pembuatan natrium carboxymethyl cellulose ini sebelum

    dikembangkan dalam kapasitas besar.

    3. Pengusaha pabrik natrium carboxymethyl cellulose sebagai pihak

    yang dapat diajak kerjasama untuk pembuatan dan

    pengembangannya dalam kapasitas yang besar.

    4. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pihak yang

    memberikan bantuan dan support serta hak paten terkait pembuatan

    natrium carboxymethyl cellulose dari limbah batang pelepah Pisang

    Kepok ini.

    5. Seluruh warga masyarakat dan industri sebagai pelaku atau

    konsumen yang menikmati penggunaan dari produk ini.

    2.5. Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan

    Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk

    merealisasikan pembuatan natrium carboxymethyl cellulose dengan

    pemanfaatan limbah pelepah batang pisang yaitu :

    1. Mengajak kerjasama para pekebun untuk memasok limbah pelepah

    batang pisang dalam rangka pembuatan natrium carboxymethyl

    cellulose ini.

    2. Melakukan eksperimen atau penelitian dalam skala lab terkait

    pembuatannya.

    3. Mensosialisasikan kepada pengusaha pabrik bahwa limbah pelepah

    batang Pisang Kepok dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan

    baku pembuatan natrium carboxymethyl cellulose yang murah dan

    berlimpah.

  • 8

    4. Memberikan sosialisasi kepada pekebun bahwa terdapat

    pemanfaatan limbah pelepah batang Pisang Kepok yang lebih

    ekonomis dan efisien.

    3. BAB III KESIMPULAN

    3.1. Inti Gagasan

    Sodium carboxymethylcellulose merupakan senyawa turunan

    dari selulosa yang mempunyai peranan penting pada berbagai industri.

    Pembuatan Sodium carboxymethylcellulose dilakukan dengan proses

    konversi selulosa menjadi sodium karboksimetil selulosa (Na-CMC)

    melalui proses alkalisasi dan eterifikasi.

    Pembuatan Sodium carboxymethylcellulose memanfaatkan

    limbah pelepah batang Pisang Kepok (Musa paradiciasa) karena

    sumbernya yang sangat berlimpah, mengandung kadar selulosa yang tinggi

    yakni sekitar kurang lebih 64% dan kadar ligninnya yang lebih sedikit

    yakni sekitar 5%. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan berbagi pihak

    diantaranya pekebun, pihak laboratorium, pengusaha pabrik Sodium

    carboxymethylcellulose dan masyarakat sekitar. Sehingga diharapakan

    dapat membantu merealisasikan pembuatan Sodium

    carboxymethylcellulose ini.

    3.2. Teknik Implementasi Gagasan

    1. Mengidentifikasi tata cara pembuatan Sodium

    carboxymethylcellulose yang lebih efisien dan ekonomis.

    2. Melakukan penelitian atau eksperimen lebih lanjut terkait pembuatan

    Sodium carboxymethylcellulose dari limbah pelepah batang pisang

    ini.

    3. Melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada pengusaha pabrik

    Sodium carboxymethylcellulose, pekebun, pemerintah, dan seluruh

    warga masyarakat terkait pembuatan Sodium carboxymethylcellulose

    dari limbah pelepah batang pisang ini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Apriliani S., Asteria dan Franky Agustinus, 2013. Pembuatan Etanol dari Kulit Pisang Secara

    Fermentasi. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik :Universitas Diponegoro.

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri : Vol. 2, No. 2.

    Adinugraha, M. P.; Marseno, D. W.; Haryadi., Synthesis and Characterization of

    Sodium Carboxymethylcellulose from Cavendish Banana Pseudo Stem (Musa

    cavendishii LAMBERT), Journal of Carbohydrate Polymers, 2005, 62(2), 164-

    169.

    Biswal, D. R.; Singh, R. P., Characterisation of Carboxymethyl Cellulose and

    Polyacrylamide Graft Copolymer, Journal of Carbohidrate Polymers, 2004,

    57(4), 379-387.

    Direktorat Jenderal Hortikultura,. 2013. Angka Tetap Komoditas Hortikultura Tahun 2012.

    Direktorat Jenderal Hortikultura: Jakarta.

    Ferdiansah, M. K., Pengelolaan Limbah Buangan Kulit Singkong sebagai Upaya Mendukung

    Produksi CMC Ramah Lingkungan, 2010, http://www.mediaindonesia.com

    /webtorial/klh/?ar_id=NzQ2MQ== (akses Mei 2011).

    Kiantoro, Adi. 2011. Pembuatan Asam Oksalat dari Limbah Kulit Pisang dengan Pengaruh

    Waktu dan Konsentrasi Asam Nitrat (HNO3). Jurusan Teknik Kimia Politeknik

    Negeri Sriwijaya : Palembang.

    Lokantara, P., 2012. Analisis Kekuatan Impact Komposit Polyester-Serat Tapis Kelapa

    dengan Variasi Panjang dan Fraksi Volume Serat yang Diberi Perlakuan NaOH.

    Fakultas Teknik Universitas Udayana : Kampus Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia.

    Priatma, Risqi Putri Nur dan Aitia Mulyawati Widiyannita, 2012. Tugas PPK Prarancangan

    Pabrik Sodium Karboksimetil Selulosa Kapasitas 8.000 ton/tahun. Universitas

    Gajah Mada : Yogyakarta.

  • Santoso, Shella Permatasari, dkk., 2012. Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku

    Pembuatan Natrium Karboksimetil Selulosa. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

    Teknik Universitas Katolik Widya Mandala : Surabaya. Jurnal Teknik Kimia

    Indonesia : Vol. 11, No. 3.

    Torul, H.; Arslan, N., Carboxymethyl Cellulose From Sugar Beet Pulp Cellulose as a

    Hydrophilic Polymer in Coating of Mandarin, Journal of Food Engineering, 2004:

    62(3), 271- 279.

    Yasar, F.; Torul, H.; Arslan, N., Flow Properties Of Cellulose and Carboxymethyl

    Cellulose From Orange Peel, Journal of Food Engineering, 2007: 81(1), 187-199.

  • Anggota 2

    a. Data Diri

    b. Riwayat Pendidikan

    No Asal Sekolah Angkatan

    1. SD Negeri 15 Katobu 2004

    2. SMP Negeri 2 Raha 2007

    3. SMA negeri 2 Raha 2010

    4. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2011

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah

    benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari

    ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

    sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT

    Anggota 1

    Tryas Munarsyah

    1 Nama Lengkap Tryas Munarsyah

    2 Fakultas/Jurusan/Universitas Teknik/Teknik Kimia

    3 Tempat tanggal lahir Raha, 23 November 1991

    4 Contact Person 085647597378

    5 Alamat Email [email protected]

    6 Pengalaman Organisasi BEM FT UMS 2012 dan 2013

    KMTK UMS 2012 dan 2013

    Pengurus dan Pengelola UKM

    Penelitian Teknik UKMI-PIT 2013

    DPM FT UMS 2014

    Anggota 2

    a. Data Diri

    b. Riwayat Pendidikan

    No Asal Sekolah Angkatan

    1. SD Negeri 15 Katobu 2004

    2. SMP Negeri 2 Raha 2007

    3. SMA negeri 2 Raha 2010

    4. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2011

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah

    benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari

    ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

    sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT

    Anggota 1

    Tryas Munarsyah

    1 Nama Lengkap Tryas Munarsyah

    2 Fakultas/Jurusan/Universitas Teknik/Teknik Kimia

    3 Tempat tanggal lahir Raha, 23 November 1991

    4 Contact Person 085647597378

    5 Alamat Email [email protected]

    6 Pengalaman Organisasi BEM FT UMS 2012 dan 2013

    KMTK UMS 2012 dan 2013

    Pengurus dan Pengelola UKM

    Penelitian Teknik UKMI-PIT 2013

    DPM FT UMS 2014

    Anggota 2

    a. Data Diri

    b. Riwayat Pendidikan

    No Asal Sekolah Angkatan

    1. SD Negeri 15 Katobu 2004

    2. SMP Negeri 2 Raha 2007

    3. SMA negeri 2 Raha 2010

    4. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2011

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah

    benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari

    ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

    sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-GT

    Anggota 1

    Tryas Munarsyah

    1 Nama Lengkap Tryas Munarsyah

    2 Fakultas/Jurusan/Universitas Teknik/Teknik Kimia

    3 Tempat tanggal lahir Raha, 23 November 1991

    4 Contact Person 085647597378

    5 Alamat Email [email protected]

    6 Pengalaman Organisasi BEM FT UMS 2012 dan 2013

    KMTK UMS 2012 dan 2013

    Pengurus dan Pengelola UKM

    Penelitian Teknik UKMI-PIT 2013

    DPM FT UMS 2014

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA.pdfPENGESAHAN.pdfDAFTAR ISI dan RINGKASAN.pdfBAB I PENDAHULUAN.pdfDAFTAR PUSTAKA.pdfKETUA PELAKSANA.pdfAnggota 1.pdfAnggota 2.pdfAnggota 3.pdfBiodata Dosen Pembimbing.pdfPERNYATAAN.pdf