Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

14
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. Gelas ukur b. Pipet c. Labu takar 100ml d. Erlenmeyer e. Sarung tangan f. Biuret 2. Bahan a. Aquadest b. Indicator Mo orange c. Borax ( Na 2 B 4 O 7 HaO ) d. Na 2 CO 3 e. HCL 3. Cara kerja 1. Pembuatan larutan HCL 0,1 N a. Membuat x HCL. b. Mengambil x ml HCL pekat , masukan dalam labu takar 100 ml. c. Mengisi dengan akuades sampai tanda garis. d. Mengocok hingga homogen dan pindahkan ke erlenmeyer. 2. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O) a. Mengambil 0,4 gr borax murni

Transcript of Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

Page 1: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Gelas ukur

b. Pipet

c. Labu takar 100ml

d. Erlenmeyer

e. Sarung tangan

f. Biuret

2. Bahan

a. Aquadest

b. Indicator Mo orange

c. Borax ( Na2B4O7 HaO )

d. Na2CO3

e. HCL

3. Cara kerja

1. Pembuatan larutan HCL 0,1 N

a. Membuat x HCL.

b. Mengambil x ml HCL pekat , masukan dalam labu takar 100 ml.

c. Mengisi dengan akuades sampai tanda garis.

d. Mengocok hingga homogen dan pindahkan ke erlenmeyer.

2. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O)

a. Mengambil 0,4 gr borax murni

b. Masukkan dalam elenmayer dan larutkan dengan 50 ml aquades + 3

tetes indicator mo.

c. Mentritasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna, hitung N

HCl.

Page 2: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

3. Penenutuan kadar Na2CO3

a. Menimbang 0,75 gr Na2CO3

b. Memasukkan dalm labu takar 50 ml, beri air sampai tanda batas

c. Mengambil 10 ml masukkan dalam elenmayer.

d. Menambahkan indicator mo 3 tetes.

e. Mentritasi dengan HCl yang telah dibuat.

f. Menentukan kadar Na2CO3.

Page 3: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

D. Hasil dan Analisis Pengamatan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Pembuatan Larutan HCl 0,1 N

V HCl (ml) BJ HCl (gr/ml) Kadar HCl (N) X HCl (ml)1 1,19 37% 0,83

Sumber Laporan Sementara

Tabel 1.2 Standardisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O)

Massa borax (gr)

V HCl (ml)WarnaAwal Proses Akhir

0,4 19 bening orange merahSumber Laporan Sementara

Tabel 1.3 Pembuatan Kadar Na2CO3

V HCL (ml)Kadar

Na2CO3 ( %)WarnaAwal Proses Akhir

20 31 Bening Orange MerahSumber Laporan Sementara

2. Analisis Pengamatan

a. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N

X = (3,65 . V) / 10KL

= (3,65 . 1 ) / 10 . 1,19 . 37%

= 0,83 ml

b. Standardisasi Larutan HCl 0,1 N

N HCl = gr borax . valensi HCL

BM borax .V HCl

= 0,4 .2

382. 19

= 0,8

7258

= 0,00011

= 1,1 × 10-4

Page 4: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

c. Penentuan Kadar Na2CO3

BM Na2CO3

N = 23 , N2 = 46

C = 12 , C = 12

O = 16 , O3 = 48

BM Na2CO3 = 46 + 12 + 48 = 106

Kadar Na2CO3 =V HCl . N HCl . BM Na2 CO3 . 100 %

gr Na2 CO3

= 20 .1,1 ×10−7 . 106 . 100 %0,75

= 0,31%

Page 5: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

E. Pembahasan dan Kesimpulan

1. Pembahasan

Larutan  merupakan campuran yang homogen. Larutan terdiri dari

pelarut (solvent) yang memiliki proporsi lebih besar dan terlarut

(solut) yang proporsinya lebih kecil. Konsentrasi larutan didefinisikan

sebagai jumlah solut yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut.

Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain

normalitas (jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan),

molalitas (jumlah mol solut per 1000 gram pelarut), molaritas (jumlah mol

solut dalam 1 liter larutan).

Pada pembuatan 0,1 N HCl diperoleh dari 0,83 ml larutan HCl pekat,

seharusnya kita mendapat 0,1 N tapi kenyataannya tidak, hal ini disebabkan

karena adanya faktor  relatif yaitu saat kita menambahkan aquadest yang

seharusnya 100 ml namun sebenarnya itu lebih dari 100 ml. Sehingga yang

seharusnya dihasilkan 0,1 N HCl menjadi semakin sedikit karena HCl lebih

encer. Untuk menentukan volume HCl pekat yang dibutuhkan dipengaruhi

oleh besarnya volume N HCl, berat jenis HCl dan kadar dari HCl pekat.

Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan

maka dilakukan standarisasi. 

Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax dapat dilakukan dengan cara

titrasi. Masukan larutan HCl ke dalam erlenmeyer, letakkan campuran 0,4

gram borax murni dengan 50 ml aquadest ditambahkan 3 tetes indikator

MO, teteskan sedikit demi sedikit larutan HCl ke campuran hingga

campuran berubah warna. Daya tampung erlenmeyer biasanya 25

ml, karena warna campuran belum berubah dan larutan HCl

dalam erlenmeyer sudah habis, maka ditambah lagi larutan HCl

kedalam erlenmeyer, kemudian teteskan lagi ke campuran sambil dikocok-

kocok. Titrasi menggunakan indikator MO sebagai tanda titrasi berhasil

yaitu dengan adanya perubahan warna, jadi kalau sudah ada perubahan

Page 6: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

warna maka titrasi dihentikan dan selanjutnya dapat dihitung normalitas

HCl. Pada percobaan tersebut warna awal yaitu orange, warna proses yaitu

orange dan warna akhirnya adalah merah.

Pada penentuan kadar Na2CO3  juga dilakukan secara titrasi. Carannya

yaitu campurkan 0,75 gram Na2CO3 ditambahkan 50 ml ke dalam labu

takar(campuran), ambil 10 ml campuran tambahkan 3 tetes indikator

MO, titrasi dengan HCl. Masukkan larutan HCl ke

dalam elenmeyer, teteskan ke dalam campuran sambil dikoco-kocok. 20

ml HCl dibutuhkan agar campuran berubah warna, warna awal yaitu orange,

warna proses yaitu orange dan warna akhir yaitu merah.

2. Kesimpulan

Pada acara I tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya

dilaksanakan dapat disimpulkan:

a. Banyaknya larutan HCl pekat yaitu 0,83 ml dengan kadar 37% ditambah

dengan aquades sehingga encer dan volumenya menjadi 100 ml.

Konsentrasi HCl tersebut menjadi lebih rendah.

b. Faktor yang mempengaruhi kadar Na2CO3 menjadi 0,31% setelah dititrasi

dengan 20 ml HCl adalah jumlah Na2CO3 .

c. Untuk  memperoleh  larutan  dengan  normalitas  tertentu  diperlukan 

keceramatan dalam pengenceran bahan yang digunakan untuk titrasi. 

d. Untuk mengertahui  volume HCl  pekat, maka  harus  diketahui  volume 

larutan yang diinginkan, BJ HCl dan kadar HCl (%).

e. Untuk menghitung kadar Na2CO3 harus diketahui volume HCl, N HCl, 

BM Na2CO3 dan massa Na2CO3.

f. Larutan adalah campuran yang homogen yang berupa padat, cair, dan 

gas. 

g. Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax membutuhkan 19 ml larutan HCl 

0,1 ml untuk sampai pada perubahan warna yaitu merah. 

Page 7: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STADARISASINYA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Ketika kita mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada

dasarnya adalah fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen.

Komponen yang terdapat dalam jumlah besar yaitu pelarut atau solvent,

sedang komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau

solut.

Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solut yang ada di

dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam

beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas. Molaritas yaitu

jumlah mol solut dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solut

per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas adalah jumlah gram ekuivalen

solut dalam 1 liter larutan.

Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir

semua reaksi terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan

sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebih yang saling

berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-

atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih.

Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-

komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya

lagi. Misalnya larutan gula dengan air, dimana kita tidak dapat lagi melihat

dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen.

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan

konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan

praktikum.

Pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan larutan dan

standarisasinya. Dalam hal ini adalah membuat larutan 0,1 HCl dan

standarisasi HCl serta menentukan kadar Na2CO3 dengan HCl. Dalam

Page 8: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan

perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang

diharapkan.

Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan

maka dilakukan standarisasi. Standarisasi pada percobaan kali ini

menggunakan metode titrasi asam basa yaitu proses penambahan larutan

standar dengan larutan asam. Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini

dengan pertanian yaitu digunakannya senyawa-senyawa kimia sebagai

pemberantas hama yang lebih kita kenal dengan pestisida.

Sebagian besar pestisida berbentuk larutan. Selain digunakan sebagai

pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun demikian, penggunaan

larutan kimia sebagai pupuk perlu diperhatikan penggunaannya. Penggunaan

pupuk harus sesuai dengan kadar yang telah ditentukan agar dapat

mendukung sektor pertanian dalam memproduksi hasil-hasilnya.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pratikim acara spektrofotokopi untuk penentuan kadar protein

adalah

a. Membuat larutan 0,1 N HCL

b. standardisasi HCL

c. Menentukan kadar Na2CO3 dengan HCL

3. Waktu dan Tempat

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 07 Oktober

2013 pada pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 9: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

B. Tinjauan pustaka

Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan sifat basa adalah dengan

menggunakan zat penunjuk yang disebut indikator. Indicator asam basa adalah

zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam atau

lingkungan basa (Anonim1,2010).

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang

dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang

utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen

minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua

atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan

tercampur (Dina,2010).

Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan

dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah

kesetimbangan kimia (chemical equilibrium). Kesetimbangan kimia merupakan

proses dinamik. Ini dapat diibaratkan dengan gerakkan para pemain ski di suatu

resor yang ramai, di mana jumlah pemain ski yang dibawa ke atas gunung

dengan menggunakan lift kursi sama dengan jumlah pemain ski yang turun

berseluncur (Raymon,2005).

Kondisi pH larutan pada suatu ekstraksi pelarut merupakan salah satu

faktor yang penting. Hal ini disebabkan karena karakteristik spesies ligan

sangat dipengaruhi oleh kondisi pH larutan (Hastuti,2001).

Larutan standar glukosa dan fruktosa dibuat dengan konsentrasi. Adapun

konsentrasi masing-masing 5 % b/v. Cara pembuatannya yang pertama kali

adalah menimbang 1 kg masing-masing senyawa. Lalu dimasukkan ke dalam

labu ukur 20 ml. kemudian ditambah aquades sampai tanda batas

(Ratnayani,2008).

Page 10: Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010. Larutan. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan. Diakses pada hari Rabu. 12 November 2013. Pada pukul 18.33 WIB.

Chan, Dina. 2010 .Larutan. http://kimia.upi.Eduutama/bahanajar/kuliah_web /2009/0700009 /index.html. Diakses pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 2010 pada pukul 19.06 WIB.

Raymon. 2005. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Erlangga. Jakarta.

Hastuti. 2001. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia. Volume 6. No 2. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ratnayani, dkk. 2008. Jurnal Kimia. Volume 2. No 2. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.