PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA TELESKOP …
Transcript of PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA TELESKOP …
i
PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA TELESKOP SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 ATAMBUA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Ardi Yohanes Benga Weking (131424033)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Ardi Yohanes Benga Weking. 2017. PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
ALAT PERAGA TELESKOP DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA
NEGERI 3 ATAMBUA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pembimbing : Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Kata Kunci : Alat Peraga, Teleskop, Pemahaman, Minat Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada peningkatan
pemahaman belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Atambua pada materi teleskop
melalui metode pembuatan dan penggunaan alat peraga. (2) apakah ada
peningkatan minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Atambua pada materi
teleskop melalui metode pembuatan dan penggunaan alat peraga.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Maret 2017 dan tanggal 18 Maret
2017 dengan sampel sebanyak 28 murid untuk masing-masing kelas. Instrumen
yang digunakan yakni pretest dan posttest angket minat belajar, pretest dan
posttest pemahaman materi, lembar observasi, dan wawancara.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan
pemahaman siswa, meski tidak lebih baik dari metode ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Ardi Yohanes Benga Weking, 2017. Making and Using of Telescope Props and
Their Influence on The Understanding and Interest of Students X
Grade In Atambua 3 Senior High School. Thesis, Physics
Education Study Program, Department of Mathematics And
Natural Sciences, Faculty of Teacher Training And Education,
Sanata Dharma University Yogyakarta.
Supervisor : Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Key Word : Props Telescope, Understanding, Interest to Learn.
This research aims to know whether (1) there is knowledge improvement
of student X grade in Atambua 3 Senior High School on the teleskop material
through the making and using telescope props; (2) there is interest improvement
in learning of student X grade in Atambua 3 Senior High Scchool on the teleskop
material
This research was conducted on March 16, 2017 until March 18, 2017
with 56 students. The instruments used were pretest and posttest, interest
questionnaire in learning, observasion sheet, and interview.
The result of this research shows that experimental method increases
student interest and knowledge.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Teleskop serta Pengaruhnya
Terhadap Pemahaman dan Minat Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Atambua”.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, motivisi, kritik dan saran selama proses
pengerjaan skripsi
2. Ir. Agustini Sulandari M.Si yang membantu menjelaskan materi
pembuatan alat peraga.
3. Drs. Domi Severinus, M.Si., yang telah membantu dalam memvalidasi
instrument penelitian.
4. Kepala sekolah SMA Negeri 3 Atambua yang telah memberikan izin
penelitian
5. Pak Frans yang sudah menyiapkan jadwal kepada peneliti
6. Semua guru SMA Negeri 3 Atambua yang telah membantu
melancarkan penelitian
7. Siswa kelas X 2 dan X 4 yang telah bersedia bekerja sama dalam
penyelesaian skripsi ini
8. Orang tua yang selalu mendukung dalam doa maupun materi
9. Kakak Nirong Nero dan nona Matildis Melu yang selalu menemani
dan selalu memberikan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Regina Maria Ansila Keun sebagai partner yang sudah mau bekerja
sama dan membantu dalam segala hal
11. Anastasia Udak yang telah menemani dan menyemangati penulis
selama pembuatan proposal
12. Teman-teman pendidikan Fisika 2013 yang memberikan motivasi,
semangat dan masukan
13. Teman-teman rakat kece badai yang selalu memberikan semangat dan
motivasi
14. Serta semua yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebut satu
per satu
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan
dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................... .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....... ......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................. ......................................................................... v
ABSTRACT ............................. ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................. ...................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................. ......................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................... ....................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................... ...................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................. ...................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............ ......................................................................... 1
A.LATAR BELAKANG ........... ......................................................................... 1
B.RUMUSAN MASALAH ....... ......................................................................... 3
C.TUJUAN PENELITIAN ....... ......................................................................... 3
D.MANFAAT PENELITIAN ... ......................................................................... 4
BAB II ........................................... ......................................................................... 5
LANDASAN TEORI ................ ......................................................................... 5
A.FILSAFAT KONSTRUKTIVISME ............................................................... 5
B.PRAKTIKUM, EKSPERIMEN DAN LABORATORIUM/ALAT ................ 8
D.PEMAHAMAN ..................... ....................................................................... 14
E.MINAT ............................. ....................................................................... 15
F.TELESKOP ............................ ....................................................................... 16
BAB III ............................. ....................................................................... 19
A.DESAIN PENELITIAN ........ ....................................................................... 19
B.WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ..................................................... 20
C.SUBJEK PENELITIAN ........ ....................................................................... 20
D.TREATMEN ......................... ....................................................................... 21
E.INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA ...................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
F.VALIDITAS .......................... ....................................................................... 29
G.METODE ANALISIS DATA ....................................................................... 30
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 33
A.DESKRIPSI PENELITIAN ... ....................................................................... 33
B.DATA DAN ANALISIS ....... ....................................................................... 41
C.PEMBAHASAN .................... ....................................................................... 60
D.KETERBATASAN PENELITIAN ............................................................... 64
BAB V PENUTUP ....................... ....................................................................... 66
A.KESIMPULAN ..................... ....................................................................... 66
B.SARAN ............................. ....................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh teleskop ........... ....................................................................... 16
Gambar 2. Proses Pembentukan Bayangan Pada Teleskop .................................. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pre-test and Post-test Control Group dan experiment group ............... 20
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penyusunan Soal Pretest dan Posttest ................................... 24
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Minat . ....................................................................... 28
Tabel 3.4 Penetapan Skor untuk Tiap Pertanyaan Angket....................................30
Tabel 4.1. Data Nilai pretest dan posttest peserta didik........................................41
Tabel 4.2 Uji Test-T pretest Dan Post-Test Kelas Kontrol ................................... 42
Tabel 4.3 Data Nilai pretest dan posttest peserta didik kelas eksperimen ............ 44
Tabel 4.4 Uji Test-T Dan Post-Test Kelas eksperimen ......................................... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Test-T Dan Post-Test Kelas eksperimen ............................... 46
Tabel 4.6 Uji Test-T pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ............... 47
Tabel 4.7 Data Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol. ........................... 48
Tabel 4.8 Uji Test-T Posttest Untuk Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ........ 49
Tabel 4.9 Data Angket Minat Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ...................... 51
Tabel 4.10 Uji Test-T prettest dan Posttest minat Kelas Kontrol ......................... 49
Tabel 4.11 Data Angket Minat Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen .............. 53
Tabel 4.12 Uji Test-T angket pretest Dan Post-Test Kelas Kontrol ..................... 54
Tabel 4.13 Data angket minat pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen .......... 55
Tabel 4.14 Uji- T pretest minat kelas kontrol dan kelas eksperimen ................. 556
Tabel 4.15 Data angket minat posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen ......... 58
Tabel 4.16 Data angket minat pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen .......... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS .......................... 72
LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN DARI DINAS KOTA ATAMBUA .................... 73
LAMPIRAN 3. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN DARI SEKOLAH ............................................... 74
LAMPIRAN 4. RPP KELAS KONTROL ............................................................ 75
LAMPIRAN 5. RPP KELAS EKSPERIMEN ...................................................... 90
LAMPIRAN 6. VALIDASI SOAL PRETEST DAN POSTTEST ........................ 87
LAMPIRAN 7. LEMBARAN JAWABAN TES PEMAHAMAN....................... 90
LAMPIRAN 8. LEMBARAN JAWABAN TES MINAT .................................... 98
LAMPIRAN 9. NILAI PRETEST DAN POSTTEST SISWA ........................... 106
LAMPIRAN 10. SOAL DAN KUNCI PRETEST DAN POSTTEST ................. 110
LAMPIRAN 11.ANGKET MINAT BELAJAR SISWA ................................... 114
LAMPIRAN 12.LEMBAR KERJA SISWA ...................................................... 116
LAMPIRAN 13.GAMBAR .......... .................................................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SMA Negeri 3 Atambua merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas
yang terletak di Haliwen, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. SMA Negeri 3 Atambua baru mendapatkan surat
keterangan ijin operasional pada tanggal 25 Februari 2013. Akibatnya, masih
tergolong sekolah baru dan dalam proses perkembangan termasuk fasilitas dan
pembelajarannya. Menurut narasumber (Eki Bere yang merupakan alumni SMA
Negeri 3 Atambua) pembelajaran fisika di SMA Negeri 3 Atambua masih
menggunakan metode ceramah dimana dalam metode ini guru yang lebih
berperan aktif. Hal ini menyebabkan dalam proses pembelajaran peran aktif siswa
kurang sehingga berpengaruh pada prestasi dan minat belajar siswa.
Menurut Suparno (2007:2), unsur terpenting dalam proses pembelajaran
ialah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran, dan (4)
hubungan antara guru dan siswa. Dalam belajar fisika yang terpenting adalah
siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk
membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri.
Untuk pembelajaran fisika, salah satu usaha yang dapat digunakan yakni
dengan menggunakan metode alat peraga baik dilakukan di kelas maupun di
laboratorium. Hal ini karena dalam kurikulum 1975 SLTP dan SLTA, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kurikulum baru LPTK, mempunyai prinsip bahwa teori dan kegiatan laboratorium
merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Karena melalui
laboratorium beserta alatnya dapat diperoleh pengalaman langsung yang dapat
menampilkan obyek atau benda kongkrit dalam pembelajaran fisika
(Padmawinata dkk., 1981). Untuk mendukung proses pembelajaran maka
laboratorium yang digunakan harus memenuhi standar. Menurut buku kajian
kurikulum fisika SMA/MA berdasarkan KTSP, untuk mempelajari fisika dengan
mendalam dan lancar, dibutuhkan sarana dan peralatan yang memadai. Tanpa
sarana dan peralatan yang baik, maka siswa tidak dapat mempelajari fisika dengan
lebih mendalam dan luas, tidak dapat mempelajari fisika dengan lancar. demikian
pula guru tidak dapat membantu siswa bila tidak ada sarana dan peralatan yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa
sekolah yang sarana dan peralatan yang diperlukan untuk mempelajari fisika yang
lengkap akan lebih baik dari pada bila tidak ada sarana dan peralatannya
(Suparno, 2007:117).
Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode alat peraga, yang dilakukan oleh Ahmad Fuqron Muzaky
dan Jeffry Handhika yakni “Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis
Teknologi Daur Ulang Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor
Dalam Kelas SMKN 1 Wonosari Tahun Pelajaran 2014/2015” dan yang
dilakukan oleh Ayomi Prasetyarini dkk tentang “Pemanfaatan Alat Peraga IPA
Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP NEGERI 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bulupesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013” , menunjuKkan adanya
peningkatan prestasi dan minat belajar siswa.
Dengan melihat kenyataan bahwa di SMA Negeri 3 Atambua belum
pernah menggunakan metode alat peraga dalam pembelajaran, tetapi hanya
menggunakan metode ceramah, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga Teleskop Serta Pengaruhnya
Terhadap Pemahaman dan Minat Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Atambua.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada peningkatan pemahaman belajar siswa kelas X SMA Negeri 3
Atambua dalam materi teleskop dengan proses pembuatan dan penggunaan
alat peraga?
2. Apakah ada peningkatan minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 3
Atambua dalam materi teleskop dengan proses pembuatan dan penggunaan
alat peraga?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan pemahaman belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Atambua pada
materi teleskop melalui metode pembuatan dan penggunaan alat peraga.
2. Peningkatan minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Atambua pada materi
teleskop melalui metode pembuatan dan penggunaan alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa
membantu siswa untuk lebih menyadari bahwa banyak penerapan
fisika dalam kehidupan sehari-hari;
menjadi salah satu variasi dalam membantu proses pembelajaran;
memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran fisika.
2. Bagi guru
dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk
mengaktifkan siswa di kelas;
dapat termotivasi untuk lebih kreatif dalam mengembangkan
pembelajaran fisika di kelas.
3. Bagi sekolah, melalui penelitian ini sekolah mendapatkan alat peraga dari
hasil karya siswa dan dapat termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran
yang ditekankan pada kreativitas siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. FILSAFAT KONSTRUKTIVISME
Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut filsafat
konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (kontruksi) kita sendiri yang
sedang menekuninya (Von Glasersfeld dalam Suparno, 2013: 14). Pengetahuan
itu mengandung suatu proses, bukan fakta yang statis. Dalam artian ini,
pengetahuan itu tidak pernah lepas dari orang yang sedang mengetahui. Ilmu
pengetahuan, terutama sains, adalah ciptaan pikiran manusia dengan semua
gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas (Einstein dan Infeld dalam
Suparno, 1997: 1).
Teori pembelajaran kontruktivisme merupakan teori yang menekankan
pentingnya peran pembelajar dalam membangun dan mentransformasikan
pengetahuan. Kontruktivisme menekankan kontribusi pembelajar dalam dalam
memperoleh makna dan pembelajaran melalui aktivitas individual dan sosial.
Dalam pandangan ini, pembelajar mendapatkan makna pengetahuan dengan
melakukan pemilihan dan menata apa yang mereka ketahui, baik secara individual
maupun bersama pembelajar lain (Surya, 2015: 149).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri
mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah
bahan mencerna, memikirkan, menganalisis, dan yang terpenting merangkumnya
sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa dalam membangun
pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apa-apa (Suparno, 2013:
15).
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja
dari guru ke siswa. Pengetahuan yang sudah dipunyai guru tidak dapat begitu saja
dipindahkan atau dituangkan dalam otak siswa. Pengetahuannya hanya dapat
ditawarkan kepada siswa untuk dikontruksi secara aktif oleh siswa itu sendiri.
Banyaknya siswa yang salah menangkap dan mengerti dari apa yang diajarkan
oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu harus dikontruksikan sendiri
oleh siswa (Suparno, 2013: 15-16).
Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang yang sedang
mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah sesuatu yang sudah
jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu.
Suatu proses yang terus akan berkembang semakin luas, lengkap, dan sempurna.
Pembentukan pengetahuan jelas bukan sekali jadi, tetapi secara bertahap
(Suparno, 2013: 15).
Para kontruktivis menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang
tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Tampak
bahwa pengetahuan lebih menunjuk pada pengalaman seseorang akan dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
daripada dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman itu, seseorang tidak dapat
membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak harus diartikan sebagai pengalaman
fisik, tetapi juga dapat diartikan sebagai pengalaman kognitif dan mental
(Suparno, 1997: 18-19).
Orang yang belajar tidak hanya meniru atau mencerminkan apa yang
diajarkan atau yang ia baca, melainkan menciptakan pengertian. Mengerti itu
merupakan suatu proses pembentukan konsep yang terus-menerus (Bettencourt
dalam Suparno, 1997: 11). Proses pembentukan pengertian ini berjalan terus
menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu
pemahaman yang baru (Piaget dalam Suparno, 2013: 14).
Menurut kaum kontruktivis, belajar merupakan proses aktif. Pelajar
mengkontruksi sendiri pengetahuannya entah dengan teks, dialog, pengalaman
fisisnya, dan lain-lain. Dengan belajar, siswa dapat mengasimilasikan dan
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang
sudah dipunyai siswa sendiri sehingga dapat dikembangkan. Dalam buku Suparno
(1997: 61), proses tersebut antara lain bercirikan enam hal, sebagai berikut:
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari
apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Kontruksi arti itu
dipengaruhi oleh pengertian yang yang telah ia punyai.
2. Kontruksi arti itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan
rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang
dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik
dan lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si
pelajar: konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi
interaksi dengan bahan yang dipelajari.
B. PRAKTIKUM, EKSPERIMEN DAN LABORATORIUM/ALAT
Menurut Edgar Dale dalam buku Inovasi Pembelajaran (2013:60) bahwa
daya ingat peserta didik terkait pada proses pembelajaran yang dilakukan ialah :
1) Peserta didik mungkin mengingat 20% dari apa yang dibaca atau didengar
2) Peserta didik mungkin mengingat 30% dari apa yang dilihat
3) Peserta didik mungkin mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat
4) Peserta didik mungkin mengingat 70% dari apa yang dikatakan
5) Peserta didik mungkin mengingat 90% dari apa yang dilakukan.
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan
atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati melalui media
tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkrit siswa
mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman langsung, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, jika hanya
mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan
diperoleh siswa (Wina Sanjaya dalam perencanaan dan desain sistem
pembelajaran 2008:200).
Metode eksperimen merupakan metode yang mengajak siswa untuk
melakukan. Secara umum metode eksperimen adalah metode belajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian pengecekan
bahwa teori yang sudah dipelajari itu benar (Suparno, 2013:83). Menurut
Suparno metode eksperimen dibedakan menjadi 2 yakni eksperimen terbimbing
dan eksperimen bebas (2013:84). Yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
yakni metode eksperimen terbimbing.
Eksperimen terbimbing yakni eksperimen yang seluruh jalannya
percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa.
Langkah – langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa
yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan dari awal.
1. Tugas guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru
punya peranan yang sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan
guru adalah
Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.
Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya,
peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data
yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan
apa kesimpulannya.
Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga
saat siswa mencoba semua siap dan lancar.
Pada saat percobaan, guru berkeliling melihat bagaimana siswa
melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa.
Bila ada peralatan yang macet, guru membantu siswa agar alat
dapat jalan dengan baik.
Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan
yang dilakukan.
Bila siswa yang membuat laporan, maka guru harus memeriksanya,
Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan
dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
2. Tugas siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dalam percobaan, siswa antara lain akan melakukan tindakan berikut:
Membaca petunjuk percobaan dengan teliti;
Mencari alat yang diperlukan;
Merangkaikan alat-alat yang sesuai dengan skema percobaan;
Mulai mengamati jalannya percobaan;
Mencatat data yang diperlukan;
Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan
dari data yang ada;
Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;
Dapat juga mempresentasikan percobaan di depan kelas.
Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa keunggulan menggunakan
metode eksperimen antara lain:
1) Dengan eksperimen, siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah sehingga tidak mudah percaya pada
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula
kata orang sebelum ia menemukan sendiri kebenarannya.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat.
3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen, di samping
memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis
serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul (peristiwa-peristiwa
yang tidak masuk akal)
C. ALAT PERAGA
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam
proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efesien.
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar-
mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah:
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar.
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c. Penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan
pelajaran
d. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata
alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi
proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa
dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain
menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan
lama diingat siswa.
Disamping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga dalam
proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai seperti di bawah ini:
a. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk
berpikir
b. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa
untuk belajar
c. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan
belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap
d. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
f. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara
lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman
belajar yang sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
D. PEMAHAMAN
Pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif
dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Aspek ini merupakan aspek yang sangat
penting bahkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi aspek yang
paling menonjol atau yang paling ditonjolkan. Bila kita melakukan kegiatan
belajar mengajar yang pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau
mengerti apa yang kita pelajari.
Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori,
artinya untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu
konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan (Sumbangan
pikiran terhadap pendidikan matematika dan fisika, 1987: 2233).
Adapun ciri-ciri pemahaman konsep yakni :
a) Mengenal definisi-definisinya;
b) Mengenal contoh-contohnya;
c) Mengenal sifat-sifat esensialnya;
d) Dapat menggunakan konsep untuk mendefinisikan konsep-konsep
lain;
e) Mengenal hubungan antara konsep-konsep yang berdekatan;
f) Dapat mengenal konsep itu dalam berbagai situasi;
g) Dapat menggunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah.
Pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu untuk diketahui atau diingat, mencakup
kemampuan untuk menangkap makna dari arti bahan yang dipelajari, dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain (Sudaryono, 2012:43).
Dengan demikian pemahaman dapat diartikan sebagai mengerti secara
menyeluruh tentang sesuatu yang telah diketahui dan diingat sebelumnya. Dalam
penelitian ini bertujuan mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan dengan menggunakan metode alat peraga.
E. MINAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), minat berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, diartikan pula sebagai gairah
atau keinginan. Dalam bahasa Inggris, minat sering digambarkan dengan kata-kata
“Interest” atau “Passion”. “Interest” berarti suatu perasaan ingin memperhatikan
dan penasaran akan sesuatu hal, sedangkan “Passion” sama maknanya dengan
gairah atau sesuatu perasaan yang kuat atau antusiasme terhadap sesuatu objek.
Menurut Djaali dalam Psikologi Pendidikan minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh atau perasaan
ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali,
2006:121)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan ketertarikan akan sesuatu objek yang berasal dari hati, bukan karena
paksaan dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa minat yang dimiliki oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
seseorang merupakan hasil proses pemikiran, emosi serta pembelajaran sehingga
menimbulkan suatu keinginan untuk mendalami objek atau mungkin suatu
kegiatan tertentu. Oleh karena itu minat pada masing-masing orang bisa berbeda
meskipun berada dalam lingkungan yang sama.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi
tertentu. Contohnya, siswa yang menaruh minat yang besar pada pelajaran fisika
akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa yang lainnya.
Kemudian, karena pemusatan yang intensif terhadap pelajaran itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini, berusaha membangkitkan siswa untuk
membangkitkan minat siswa dalam bidang studinya (Muhibbin Syah, 2002: 136).
F. TELESKOP
Gambar 1. Contoh teleskop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Fungsinya adalah membawa
bayangan benda lebih dekat, dengan kata lain, untuk memperbesar sudut yang
dibentuk oleh bayangannya sehingga benda tampak lebih besar (lihat gambar 2).
Teleskop sederhana dapat dirangkai menggunakan dua buah lensa, yakni lensa
objektif dan lensa okuler. Dalam percobaan ini digunakan lensa cembung sebagai
lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler.
Gambar 2. Proses pembentukan Bayangan Pada Teleskop
Diagram sinar teleskop ditunjukkan pada Gambar 1 di atas. Sinar-sinar
sejajar yang datang ke lensa objektif membentuk bayangan X, tepat di titik fokus
objektif. Bayangan X merupakan benda maya bagi lensa okuler. Akhirnya, sinar-
sinar sejajar keluar dari lensa okuler menuju ke mata menghasilkan bayangan
tegak di titik tak berhingga. Akibatnya, mata tidak cepat lelah.
Panjang teleskop atau jarak lensa objektif dan lensa okuler, d adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d = f (Ob) – f (Ok)
ket :
d = panjang teropong (meter)
fob = panjang fokus lensa objektif (meter)
fok = panjang fokus lensa okuler (meter)
Dan perbesarannya adalah
M =
Dengan M = perbesaran (kali)
Dalam kehidupan sehari-hari teleskop digunakan oleh para peneliti untuk
melihat benda-benda langit yang sangat jauh dan bahkan ada teleskop yang
letaknya di luar angkasa dan dikendalikan oleh stasiun luar angkasa di bumi,
Teleskop ini bernama teleskop luar angkasa Hubble. Cara kerjanya dengan
mengirimkan gambar hasil tangkapan lensa teleskop ini. Teleskop hubble
digunakan untuk memotret gambar kejadian di luar angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dikatakan
kuantitatif karena data yang diperoleh dalam mengukur pemahaman belajar siswa
dalam bentuk skor yang dianalisa secara statistik. Sedangkan penelitian ini
dikatakan kualitatif karena peneliti menjelaskan gambaran minat belajar siswa
selama penelitian secara deskriptif, dan data yang diperoleh dianalisa secara
kualitatif. Penelitian kualitatif ini bermanfaat untuk memperkuat data kuantitatif
mengenai pemahaman belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan treatmen metode eksperimen terbimbing.
Desain penelitian ini menggunakan dua kelas yakni satu kelas eksperimen dan
satu kelas kontrol. Pada kelas kelas eksperimen metode yang digunakan adalah
pembuatan dan penggunaan alat peraga. Sedangkan pada kelas kontrol metode
yang digunakan adalah metode ceramah aktif. Kelas kontrol ini ini sangat penting
untuk melihat apakah treatmen yang dilakukan berhasil lebih baik atau tidak.
Kedua kelas tersebut akan diberi pre-test dan post-test. Pre-test digunakan
untuk mengukur pemahaman belajar siswa sebelum diberikan treatmen. Pre-test
juga digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki pemahaman
konsep yang sama atau berbeda. Sedangkan post-test digunakan untuk mengukur
pemahaman belajar siswa setelah diberikan treatmen. Desain penelitian yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel 3.1 Pre-test and Post-test Control Groupdan experiment group
Treatment Group O1 X1 O1I
Control Group O2 X2 O2I
Keterangan:
O1 : Pre-test kelas treatmen (Kelas X 4)
X1 : Pembelajaran dengan metode eksperimen (KelasX 4)
O1I : Post-test kelas treatmen (Kelas X 4)
O2 : Pre-test kelas kontrol (Kelas X 2)
X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah (Kelas X 2)
O2I : Post-test kelas kontrol (Kelas X 2)
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret dan 18 maret 2017 dan
dilaksanakan di SMA Negeri 3 Atambua.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian diambil dari SMA Negeri 3 Atambua pada semester
genap tahun ajaran 2016/2017. Dalam penelitian akan digunakan 1 kelompok
eksperimen dan 1 kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan siswi kelas X 4 dan kelompok kontrol menggunakan siswa dan siswi kelas X
2.
D. TREATMEN
Treatmen adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek atau sampel
yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno,
2014: 49). Treatmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen terbimbing. Pada kelas X 2 diberikan metode pembelajaran dengan
eksperimen yakni pembuatan dan penggunaan alat peraga. Sedangkan pada kelas
X 4 sebagai kelas kontrol diberikan metode pembelajaran dengan ceramah.
1. Kelas Eksperimen
Treatmen yang digunakan pada kelas ekperimen adalah eksperimen
terbimbing. Secara singkat desain pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a) Peneliti memberikan pretest dan angket minat kepada siswa.
b) Peneliti memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
c) Peneliti menjelaskan materi teleskop.
d) Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok.
e) Siswa dipandu dengan langkah pembuatan alat dan didampingi guru untuk
membuat alat. Langkah pembuatan alat dilampirkan.
f) Siswa menggunakan alat dengan memberi kebebasan menggunakan alat
diluar sekolah yang membuktikan keberhasilan alat.
g) Siswa mengumpulkan alat yang telah dibuat.
h) Peneliti mengevaluasi jalannya proses pembuatan alat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i) Peneliti memberikan posttest dan angket kepada siswa.
2. Kelas Kontrol
Treatmen yang akan digunakan pada kelas kontrol adalah model
pembelajaran ceramah siswa aktif. Secara singkat desain pembelajarannya
adalah sebagai berikut.
a. Peneliti memberikan pretest dan angket minat kepada siswa.
b. Peneliti memberikan apersepsi berupa pertanyaan kepada siswa
tentang teleskop.
c. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan.
d. Peneliti menjelaskan materi tentang teleskop.
e. Siswa mengerjakan contoh soal yang diberikan.
f. Siswa disuruh mengerjakan soal di depan kelas.
g. Guru mengevaluasi soal yang dikerjakan siswa.
h. Guru memberikan tugas rumah.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan panduan langkah-
langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. RPP disusun
dalam pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan data penelitian.
Materi RPP mengenai teleskop yang dibuat sesuai kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 4
sedangkan RPP untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA
Instrumen ialah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian. Bentuknya dapat berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi,
dan observasi (Suparno, 2014:53). Untuk penelitian ini instrumen yang digunakan
yakni tes, quisioner, dan observasi. Tes dalam penelitian ini berupa pretest dan
posttest (tes awal dan tes akhir) untuk mengukur pemahaman belajar siswa.
Sedangkan pemberian quisioner dan observasi untuk melihat minat belajar siswa.
1. Pretest (Tes awal)
Pretest (tes awal) diberikan pada siswa pertama kali sebelum
`menggunakan metode pembelajaran eksperimen dan metode
pembelajaran ceramah siswa aktif. Aspek yang diukur adalah pemahaman.
2. Posttest (Tes Akhir)
Posttest (tes akhir) diberikan pada siswa yang menggunakan
metode pembelajaran eksperimen maupun yang menggunakan metode
pembelajaran ceramah siswa aktif. Posttest diberikan setelah masing-
masing treatmen diberikan. Aspek yang diukur disini merupakan
pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penyusunan Soal Pretest dan Posttest
Alokasi waktu : 30 menit
Jumlah soal : 5 soal
Bentuk soal : Esay
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Nomor
Soal
skor
3.menerapkan
prinsip kerja
alat-alat optik
3.1 Menganalisis alat-
alat optik secara
kualitatif dan
kuantitatif
Pengertian
teleskop
Siswa dapat
menjelaskan
apa itu
teleskop
dengan benar
Jelaskan apa itu teleskop. 1 0-10
Diagram
pembentukan
bayangan pada
teleskop
Siswa dapat
menggambar
diagram
pembentukan
bayangan pada
Gambarlah proses
pembentukan bayangan
pada teleskop
2 0-25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
teleskop
Besaran-
besaran fisika
dalam teleskop
Siswa dapat
mengerjakan
soal-soal
matematis
mengenai
persamaan
pada materi
teleskop
Sebuah teropong bintang
mempunyai lensa objektif
dan lensa okuler dengan
fokus masing-masing 240
cm dan 8 cm. Tentukan
panjang teropong dan
perbesaran bayangan.
Seorang merancang teleskop
dengan panjang 51 cm dan
perbesaran 50 kali.
Tentukan panjang fokus
lensa objektif dan lensa
okuler
3
4
0-25
0-30
3.2 menerapkan alat-
alat optik dalam
Penerapan
dalam
Siswa dapat
menyebutkan
Sebutkan penerapan
teleskop dalam kehidupan
5 0-10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kehidupan sehari-hari kehidupan
sehari-hari
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
sehari-hari
(soal dan kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh
informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2014: 59).
Dari dasar teori pada bab II dapat disimpulkan kisi-kisi dari angket
minat yakni : rasa senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan
keterlibatan siswa. Pada tabel 3.3 ditulis kisi-kisi pembuatan angket
minat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Minat
Indikator
Minat
Pernyataan
Senang 1. Saya merasa senang belajar fisika dengan
metode yang diberikan guru
2. Saya tidak mengeluh ketika diberi tugas dari
guru
Ketertarikan 3. Saya menyimak dengan baik ketika guru
menjelaskan materi fisika
4. Saya mengerjakan soal fisika yang diberikan
5. Saya membaca buku penunjang agar saya
lebih memahami materi fisika
Perhatian 6. Saya bertanya di dalam kelas
7. Saya menjawab pertanyaan yang diberikan
guru dengan senang
8. Saya memperhatikan penjelasan guru di
dalam kelas
Keterlibatan 9. Saya mengikuti proses pembelajaran fisika di
dalam kelas
10. Saya terlibat dalam diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. Observasi
Observasi merupakan instrumen tambahan. Pada penelitian ini,
salah satu cara mengetahui minat siswa juga dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dilakukan selama peneliti memberikan
pembelajaran dengan metode eksperimen maupun pada metode
ceramah siswa aktif. Peneliti juga menyediakan seorang observer untuk
turut melihat siswa selama pembelajaran.
F. VALIDITAS
Validitas adalah mengukur atau menentukan apakah suatu test sungguh
mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (Suparno,
2007: 67). Jadi, sesuatu tes dikatakan valid bila sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam mengukur valid tidaknya instrument yang digunakan dalam
penelitian terdapat berbagai macam validitas. Dalam penelitian ini digunakan
validitas isi untuk mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan
sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007: 68).
Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pretest, posttest, dan angket
dimana apa yang akan diukur telah sesuai dengan indikator. Untuk validitas dapat
dilihat pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
G. METODE ANALISIS DATA
1. Analisis secara Kualitatif (Angket)
Angket yang diberikan kepada siswa adalah model angket langsung
tertutup untuk mengetahui minat belajar siswa. Digunakan skala Likert
alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat untuk menganalisis data
berupa 10 pernyataan angket tertutup yang didapat dari angket penelusuran
minat siswa terhadap metode pembelajaran.
Menurut Indriantoro dan Supomo (dalam Novela, 2013: 60) Skala Likert
merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau tidak
setuju terhadap subyek atau obyek. Pengukurannya dinyatakan dalam bentuk
skor dimana setiap pernyataan diberi empat kriteria pilihan jawaban, dan
masing-masing pilihan jawaban diberikan skor antara 1 s.d 4. Skor masing-
masing kriteria jawaban untuk pernyataan positif (+), dan pernyataan negatif
(-) yang diajukan pada angket, terdapat pada tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Penetapan Skor untuk Tiap Pertanyaan Angket
Kriteria Jawaban Skor Pernyataan
Positif (+)
Skor Pernytaan
Negatif (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak pernah 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup yang terdiri dari 10 nomor
pernyataan positif (+). Maka, aturan skor yang dipakai adalah pada kolom
pernyataan positif (+).
Angket akan dianalisis tiap nomor pernyataan pada tiap rombel.
Tiap nomor pernyataan pada angket yang telah diisi oleh siswa diskoring
sesuai kriteria pada tabel 3.4. Setelah dilakukan penyekoran pada seluruh
angket, masing-masing nomor pernyataannya pada setiap rombel
dijumlahkan. Jumlah skor masing-masing nomor pernyataan diurutkan
berdasarkan jumlah skor dari yang tertinggi ke terendah. Lewat urutan
pernyataan ini dapat diketahui pernyataan manakah yang lebih dominan,
dan yang kurang dominan. Pernyataan ini mewakili gambaran minat
belajar siswa saat treatmen dilakukan.
2. Analisis secara Kuantitatif (Pretest dan Posttest)
Data yang diperoleh dari tes tertulis (pretest dan posttest) akan
dianalisis secara kuantitatif. Penskoran terhadap pemahaman belajar siswa
dalam mengerjakan soal pretest dan posttest dilakukan dengan membuat
skala skor. Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi
jumlah skor maksimal dikali seratus. Secara matematis, dapat dituliskan :
Skor hasil belajar siswa =
Soal pretest dan posttest akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas
pertanyaan yang diajukan. Penskoran pretest dan posttest didasarkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
panduan penskoran. Untuk melihat apakah hail pretest dan posttest benar
memiliki perbedaan dengan uji T-independent. Untuk mengukur apakah
Ada peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains dilihat dari
peningkatan hasil pre-test dibandingkan dengan post-test diuji T-
dependent nilai signifikan dengan Perhitungan uji T-
menggunakan bantuan SSPS. Data akan dianalisa melalui beberapa tahap
dibawah ini:
a. Uji T-Independent untuk pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen (Kelas XA dan XB). Analisia ini untuk melihat
pemahaman awal kedua kelas tersebut sama atau berbeda.
b. Uji T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest untuk
kontrol kelas kontrol (XA), apakah ada peningkatan.
c. Uji T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest untuk
kelas eksperimen (XB), apakah ada peningkatan.
d. Uji T independent untuk membandingkan posttest untuk kelas
kontrol dan kelas eksperimen (XA dan XB), apakah sama atau
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PENELITIAN
1. Sebelum Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 16 Maret 2017 dan
Jumat tanggal 18 Maret 2017 di SMA NEGERI 1 ATAMBUA, Nusa
Tenggara Timur. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti
melakukan persiapan awal yakni membuat proposal penelitian, dan
menyelesaikan surat izin ke dinas pendidikan kota Atambua.
Surat diberikan pada tanggal 13 Maret 2017, dan baru mendapat surat
rekomendasi ke sekolah pada tanggal 15 Maret 2016. Setelah memperoleh
surat rekomendasi dari dinas pada hari yang sama, peneliti langsung
bertemu dengan kepala sekolah SMA NEGERI 3 Atambua. Setelah
mendapat izin dari kepala sekolah peneliti berkoordinasi dengan guru mata
pelajaran fisika yang juga merupakan pengurus bagian kurikulum di SMA
Negeri 3 Atambua untuk menentukan jadwal penelitian.
Peneliti juga berkenalan singkat dengan guru-guru di sekolah tempat
penelitian. Setelah berdiskusi dengan guru mata pelajaran fisika dan guru-
guru, peneliti mendapat jadwal pada hari Kamis tanggal 16 Maret 2017
dan hari Sabtu tanggal 18 Maret 2017.
Guru mata pelajaran mengajak peneliti ke kelas yang akan digunakan
peneliti sebagai sampel untuk berkenalan singkat. Yakni memperkenalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
nama dan tujuan kedatangan peneliti. Untuk kelas eksperimen peneliti juga
menyampaikan apa saja yang akan dibawa saat penelitian (dapat dilihat
pada lampiran LKS siswa.)
2. Selama Penelitian
a. Kelas Kontrol
Pertemuan pertama pada tanggal 16 Maret 2017 pukul 07.00-
09.00 untuk kelas kontrol yakni kelas X 2 dengan jumlah 28 orang.
Untuk kelas kontrol ini peneliti menggunakan metode pembelajaran
ceramah siswa aktif. Sebelum melakukan penelitian, peneliti juga
melakukan beberapa persiapan awal yakni membaca kembali RPP
yang telah dibuat sebelumnya dan mendalami lagi materi yang akan
diajar.
Pertemuan dimulai tepat pukul 07.00 waktu setempat. Dimulai
dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswi. Setelah
berdoa peneliti mengecek kehadiran siswa serta menyampaikan
maksud kedatangan secara rinci. Selain itu juga memberitahukan
kepada siswa apa saja yang akan kami lakukan nantinya. Setelah
peneliti menyampaikan hal tersebut, peneliti memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperkenalkan diri. Setelah selesai perkenalan
singkat peneliti membagikan angket dan soal pretest. Sebelum
mengerjakan angket dan soal peneliti terlebih dahulu memberikan
penjelasan awal mengenai angket dan soal tersebut. Setelah semua
siswa paham baru peneliti mempersilakan siswa mulai mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Waktu pengerjaan 25 menit. Siswa sangat serius dalam mengerjakan
angket dan soal pretest. Namun beberapa siswa terlihat berdiskusi saat
mengerjakannya. Setelah selesai mengerjakan, peneliti dibantu
observer mengumpulkan pekerjaan siswa.
Kemudian peneliti melanjutkan dengan memberikan materi
pembelajaran. Materi diawali dengan memberikan motivasi awal
yakni berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentang materi
yang akan diberikan yakni teleskop. Disini peneliti menanyakan
pengetahuan awal para siswa seputar teleskop. Beberapa siswa
mencoba menjawab namun kurang sempurna.
Setelah motivasi awal, dilanjutkan pada kegiatan inti. Kegiatan
inti diawali dengan menyampaikan topik serta tujuan pembelajaran.
setelah itu peneliti menyampaikan materi yakni tentang apa itu
teleskop, proses pembentukan bayangan pada teleskop, serta besaran-
besaran dan persamaan fisika pada teleskop. Selama peneliti
menyampaikan materi siswa terlihat sangat memperhatikan peneliti
menjelaskan materi. Namun beberapa siswa yang menempati kursi
paling belakang di kelas sesekali terlihat mengobrol dengan teman
sebangku. Setelah penyampaian materi selesai dilanjutkan dengan
latihan soal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka
tentang materi yang sudah diajarkan. Di sini peneliti juga mengizinkan
siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku dalam mengerjakan
latihan soal. Setelah selesai mengerjakan siswa diberikan kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk mengerjakan di depan kelas dan mengevaluasi bersama. Disini
salah satu siswi mengerjakannya di depan kelas dan jawabannya
benar.
Peneliti menutup kegiatan ini dengan merangkum secara
singkat inti dari materi yang telah dipelajari. Karena hanya satu kali
pertemuan peneliti tidak memberikan tugas rumah kepada siswa.
setelah semuanya selesai, pertemuan ditutup dengan mengerjakan
angket dan soal posttest.
b. Kelas eksperimen
Kelas eksperimen untuk penelitian ini yakni kelas X4 SMA
Negeri 3 Atambua dengan jumlah siswa 28 orang. Pertemuan untuk
penelitian pada kelas eksperimen terjadi sekali, yakni pada tanggal 16
Maret 2017 pada pukul 10.00-13.45 waktu setempat. Peneliti masuk
ke kelas tepat pukul 10.00.
Pertemuan diawali dengan doa yang dipimpin oleh salah satu
murid. Setelah selesai berdoa peneliti memperkenalkan diri,
menjelaskan sedikit tentang maksud kedatangan peneliti ke sekolah
serta mengecek kehadiran siswa. Setelah itu baru peneliti menjelaskan
kepada siswa kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari ini. Setelah
semua siswa paham peneliti melanjutkan dengan membagikan angket
dan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan. Siswa
mengerjakannya selama 30 menit. Semua siswa mengerjakan dengan
tenang dan serius namun beberapa dari mereka berdiskusi saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengerjakan karena posisi duduk mereka yang sangat dekat. Posisi
duduk mereka yang sangat dekat ini diakibatkan kerusakan pada
ruangan kelas yakni ambruknya lantai di tengah kelas tersebut.
Sehingga, siswa hanya menggunakan sebagian kelas saja. Setelah
aiswa selesai mengerjakan peneliti dibantu teman observasi
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
Setelah selesai mengambil data pretest, peneliti melanjutkan
dengan kegiatan pembelajaran dengan materi teleskop. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan apersepsi dan motivasi yang diberikan
oleh peneliti. Yakni menanyakan pengetahuan awal para siswa
mengenai teleskop. Sejauh mana pengetahuan mereka tentang
teleskop itu sendiri. Beberapa dari siswa mencoba menjawab. Rata-
rata jawaban siswa sudah benar namun belum sempurna menjelaskan
apa itu teleskop.
Setelah mengumpulkan jawaban dari beberapa siswa, peneliti
mulai menjelaskan apa itu teleskop secara lebih lengkap. sebelum
menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari tersebut, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan secara singkat topik dan tujuan
pembelajaran hari itu. Pembelajaran ini dimulai dengan pengertian,
bagaimana sehingga kita bisa melihat benda yang jauh menjadi dekat
dengan menggunakan teleskop, apa saja besaran fisika serta
persamaan fisika yang terdapat pada teleskop dan apa saja kegunaan
dari teleskop tersebut. Peneliti mengawali pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menunjukan alat peraga teleskop yang telah dibuat sebelumnya oleh
peneliti. Peneliti menjelaskan bagian-bagian penting dari teleskop
tersebut dengan cara membongkar teleskop tersebut sehingga siswa
lebih melihat jelas lensa yang digunakan serta perhitungan jarak
teleskop yang nantinya akan dibuat oleh para siswa. Karena
menggunakan lensa cembung dan lensa cekung peneliti juga
menjelaskan perbedaan dari lensa cekung dan lensa cembung. Yakni
bentuk dan fungsinya. Untuk lebih memperjelas peneliti mengizinkan
siswa secara bergantian melihat dan menggunakan langsung lensa
cekung maupun lensa cembung. Selama peneliti menjelaskan materi
siswa terlihat mendengarkan dan memperhatikan apa yang
disampaikan oleh peneliti. Namun selama pembelajaran, kurang
interaksi yang terjadi di kelas antara peneliti dan siswa. Setelah selesai
peneliti menjelaskan materi, siswa diberi latihan soal yang
berhubungan dengan materi yang sudah diajarkan. Siswa mengerjakan
soal dan beberapa berdiskusi bersama teman.
Setelah selesai mengerjakan siswa diberi kesempatan untuk
mengerjakan di depan kelas. Namun tidak ada siswa yang
mengerjakan di depan. Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran
akhirnya peneliti membahas bersama latihan soal didepan kelas.
Namun peneliti tetap melibatkan siswa dalam mengerjakan latihan
soal tersebut, dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan selama
proses mengerjakan. Seperti apa saja diketahui dan yang ditanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam soal, serta rumus yang digunakan untuk menghitung. Dari
pertanyaan beberapa siswa menjawab dengan benar.
Setelah selesai mengerjakan contoh soal kegiatan penelitian
dilanjutkan dengan pembuatan alat peraga teleskop. Sebelum siswa
mulai bekerja, terlebih dahulu peneliti membagi siswa menjadi lima
kelompok dengan memperhatikan gender karena proses
pembuatannya membutuhkan kekuatan fisik. Setelah dibagi dalam
kelompok peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada
setiap kelompok.
Sebelum memulai mengerjakan, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan tentang LKS yang dibagikan kepada siswa dengan alat
peraga teleskop yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Namun dalam
proses pembuatannya peneliti memberikan kebebasan kepada setiap
kelompok untuk berkreasi sendiri dalam membuatnya. Selama proses
mengerjakannya siswa sangat berantusias untuk mengerjakannya.
Interaksi peneliti dengan siswa selama mengerjakannya juga baik.
Siswa selalu menanyakan kesulitan dalam proses pembuatan. Peneliti
juga berkeliling melihat kinerja kelompok dan menanyakan kesulitan
yang dihadapi serta memberikan solusi terhadap masalah tersebut.
Semua kelompok sangat antusias dalam mengerjakannya. Namun
karena keterbatasan jumlah alat yakni gergaji besi untuk memotong
pipa paralon maka beberapa kelompok harus terpaksa mengantri untuk
menggunakannya. Gergaji yang disediakan hanya satu yakni yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dibawa oleh peneliti. Sebelumnya peneliti sudah memberitahukan
kepada siswa untuk membawa, namun pada saat penelitian semua
siswa tidak membawa sehingga terpaksa hanya menggunakan alat
yang dibawa oleh peneliti. Selain itu juga kehabisan perekat karena
banyaknya pemakaian dari siswa. Akhirnya peneliti meminta bantuan
dua siswa untuk membelinya di toko terdekat. Meski demikian siswa
terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam mengerjakannya.
Setelah semua kelompok selesai membuatnya, peneliti dibantu
observer mendokumentasikan hasil yang telah dikerjakan oleh siswa.
Penelitian dilanjutkan dengan pengambilan data terakhir yakni angket
dan soal posttest. Saat siswa mengerjakan angket dan soal, waktu
menunjukan pukul 13.30, dimana merupakan waktu pulang sekolah.
Sehingga, terlihat siswa mengerjakannya dengan terburu-buru dan
jawaban kurang maksimal. Setelah semua mengumpulkan
pekerjaannya peneliti menutup pertemuan dengan mengevaluasi
sedikit proses yang sudah dikerjakan oleh siswa dan juga memberikan
apresiasi serta ucapan terimakasih kepada semua siswa yang telah
melancarkan penelitian
c. Wawancara
Karena saat penelitian berlangsung peneliti tidak sempat
mewawancarai siswa, peneliti diberi kesempatan untuk mewawancarai
siswa pada hari Sabtu 18 Maret 2017. Pada saat itu di sekolah sedang
ada kerja bakti bersama persiapan untuk ujian kelas XII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Wawancaranya terjadi di luar kelas dan pada saat siswa sedang
beraktivitas melakukan pembersihan lingkungan sekolah.
Karena siswa berkelompok saat kerja bakti maka peneliti
menanyakan secara umum dan siapa saja boleh menjawab. Untuk
melakukan wawancara itu sendiri peneliti juga ikut bergabung dalam
kelompok kerja siswa. Ada dua kelompok yang diwawancara pada
saat itu. Yakni satu kelompok dari kelas kontrol dan satu kelompok
lagi dari kelas eksperimen. Selain bertanya kepada siswa, siswa juga
mengajukan beberapa pertanyaan pada peneliti, Sehingga terjadi
sharing pengalaman juga saat wawancara.
B. DATA DAN ANALISIS
1. Pemahaman belajar
a. Analisis data pretest dan posttest peserta didik kelas kontrol
Jumlah peserta didik yang dijadikan sampel pada penelitian
ini adalah 28 orang. Dibawah ini disajikan hasil dari pretest dan
posttest peserta didik.
Tabel 4.1. Data Nilai pretest dan posttest peserta didik.
No
Skor
pretest posttest
01 5 34
02 7 35
03 27 40
04 6 46
05 2 12
06 4 49
07 9 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
08 11 42
09 5 14
10 14 44
11 7 12
12 4 31
13 9 11
14 14 44
15 5 37
16 7 18
17 5 12
18 10 40
19 11 39
20 2 40
21 18 31
22 3 39
23 7 6
24 1 25,5
25 1 23
26 11 25
27 10 24
28 17 31
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas
kontrol peneliti melakukan uji test-t menggunakan analisis paired
sample test pada pretest dan posttest peserta didik.
Tabel 4.2 Hasil Uji Test-T Dan Post-Test Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 8.2857 28 5.83639 1.10297
Posttest 30.3036 28 12.67934 2.39617
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
Pair
1
pretest -
posttest
-22.01786 12.51701 2.36549 -26.87145 -17.16427 -9.308 27 .000
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa
t = -9,308 dengan level signifikan Oleh karena p =
0,000 maka hasilnya signifikan, yang menunjukkan pretest
dan posttest terdapat perbedaan.
Hasil analisis dengan SPSS menunjukkan bahwa mean
pretest = 8,9 dan mean posttest = 30,30. Karena mean pretest
lebih besar daripada mean posttest maka ada peningkatan
pemahaman setelah diberikan treatment yakni pembelajaran
dengan metode ceramah.
b. Analisis data pretest dan posttest peserta didik kelas eksperimen
Jumlah peserta didik untuk kelas eksperimen sebanyak 28
orang. Dibawah ini disajikan hasil dari pretest dan posttest peserta
didik untuk kelas eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.3 Data Nilai pretest dan posttest peserta didik kelas
eksperimen
Nomor
Skor
pretest posttest
01 10 15
02 8 34,5
03 2 10
04 7 10
05 9 12
06 8 28,5
07 8 12
08 9 11
09 15 34,5
10 19 11
11 9 11
12 11 35,5
13 7 12
14 10 11
15 7 28,5
16 1 12
17 8 15
18 8 11
19 6 15
20 5 10
21 15 18
22 6 11
23 8 25
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas
ekperimen peneliti melakukan uji test-t menggunakan analisis
paired sample test pada pretest dan posttest peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.4 Hasil Uji Test-T Dan Post-Test Kelas eksperimen
Dari Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat
bahwa t = -4,687 dengan level signifikan Oleh karena p
= 0,000 maka hasilnya signifikan yang menunjukan
pretest dan posttest terdapat perbedaan.
Mean pretest = 8,52 dan mean posttest = 17,10 Karena
mean pretest lebih besar daripada mean posttest maka ada
peningkatan pemahaman setelah diberikan treatment yakni
pembelajaran dengan metode eksperimen.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 8.5217 23 3.91813 .81699
posttest 17.1087 23 8.94168 1.86447
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-tailed)
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean Lower Upper
Pair
1
pretest -
posttest
-8.58696 8.78616 1.83204 -12.38638 -4.78754 -4.687 22 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Analisis Pretest Kelas Kontrol Dan Pretest Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui hasil belajar awal peserta didik, peneliti
membandingkan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berikut disajikan data pretest masing-masing kelas yakni kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4.5 Data Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Nomor
(kelas eksperimen) pretest
Nomor
(kelas kontrol) pretest
01 10 01 5
02 8 02 7
03 2 03 27
04 7 04 6
05 9 05 2
06 8 06 4
07 8 07 9
08 9 08 11
09 15 09 5
10 19 10 14
11 9 11 7
12 11 12 4
13 7 13 9
14 10 14 14
15 7 15 5
16 1 16 7
17 8 17 5
18 8 18 10
19 6 19 11
20 5 20 2
21 15 21 18
22 6 22 3
23 8 23 7
24 1
25 1
26 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
27 10
28 17
Hasil tes uji-t untuk dua kelompok indenpenden menggunakan
SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Test-T pretest untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Group Statistics
Kelomp
ok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest 1.00 23 8.5217 3.91813 .81699
2.00 28 8.2857 5.83639 1.10297
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Prete
st
Equal variances
assumed
3.457 .069 .166 49 .869 .23602 1.42557 -2.62878 3.10083
Equal variances
not assumed
.172 47.286 .864 .23602 1.37260 -2.52484 2.99689
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa
t = 0,16 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,86
dimana p maka hasilnya tidak signifikan. Berarti hasil
belajar awal kelas kontrol dan eksperimen sama.
d. Analisis Posttest Kelas Kontrol Dan Posttest Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui hasil belajar akhir peserta didik, peneliti
membandingkan hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berikut disajikan data posttest masing-masing kelas yakni kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4.7 Data Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Nomor
(kelas eksperimen) posttest
Nomor
(kelas kontrol) pretest
01 15 01 34
02 34,5 02 35
03 10 03 40
04 10 04 46
05 12 05 12
06 28,5 06 49
07 12 07 44
08 11 08 42
09 34,5 09 14
10 11 10 44
11 11 11 12
12 35,5 12 31
13 12 13 11
14 11 14 44
15 28,5 15 37
16 12 16 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
17 15 17 12
18 11 18 40
19 15 19 39
20 10 20 40
21 18 21 31
22 11 22 39
23 25 23 6
24 25,5
25 23
26 25
27 24
28 31
Hasil tes uji-t untuk dua kelompok indenpendent menggunakan
SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Test-T Posttest Untuk Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelomp
ok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest 1.00 23 17.1087 8.94168 1.86447
2.00 28 30.3036 12.67934 2.39617
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Postt
est
Equal variances
assumed
4.484 .039 -4.203 49 .000 -13.19488 3.13976 -19.50446 -6.88529
Equal variances
not assumed
-4.346 47.998 .000 -13.19488 3.03609 -19.29936 -7.09039
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa t = -
4,203 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,000
dimana p maka hasilnya signifikan. Berarti hasil belajar akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan.
mean posttest kelas kontrol = 30,30 dan mean posttest kelas
ekperimen = 17,10. Karena mean posttest kelas ceramah lebih
besar dari mean posttest kelas eksperimen maka dapat dikatakan
menggunakan metode ceramah lebih baik dari pada menggunakan
metode eksperimen pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Minat Belajar
Peneliti mengambil data minat belajar untuk dua kelas yakni untuk
kelas kontrol dan kelas ekperimen. Untuk mengetahui minat belajar
peserta didik, peneliti menggunakan angket minat belajar.
a. Analisis data angket pretest dan posttest peserta didik kelas
kontrol
Di bawah ini disajikan data minat angket pretest dan posttest
peserta didik kelas kontrol
Tabel 4.9 Data Angket Minat Pretest Dan Posttest Kelas
Kontrol
Nomor pretest posttest
01 33 32
02 32 33
03 36 34
04 32 31
05 21 22
06 34 29
07 37 29
08 32 37
09 36 26
10 28 33
11 34 32
12 35 35
13 28 35
14 32 30
15 37 34
16 38 38
17 36 33
18 27 29
19 29 30
20 31 37
21 37 36
22 35 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
23 29 31
24 35 30
25 27 24
26 35 34
27 33 22
28 37 34
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar peserta didik kelas
kontrol peneliti melakukan uji test-t menggunakan analisis paired
sample test pada pretest dan posttest peserta didik.
Tabel 4.10 Uji Test-T Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 preangket 32.7143 28 4.02637 .76091
postangket 31.5357 28 4.19419 .79263
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 preangket -
postangket
1.17857 4.29516 .81171 -.48692 2.84406 1.452 27 .158
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa
t = 1,45 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,15
maka hasil tidak signifikan yang menunjukan pretest dan posttest
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Analisis data angket pretest dan posttest peserta didik kelas
eksperimen
Dibawah ini disajikan data minat angket pretest dan
posttest peserta didik kelas kontrol
Tabel 4.11 Data Angket Minat Pretest Dan Posttest Kelas
Eksperimen
Nomor
Skor
pretest Posttest
01 35 36
02 31 39
03 29 27
04 29 37
05 34 35
06 31 36
07 29 31
08 30 34
09 32 34
10 34 36
11 34 38
12 35 39
13 35 40
14 37 40
15 36 35
16 28 33
17 34 39
18 32 35
19 37 36
20 25 35
21 35 36
22 30 35
23 34 36
24 33 34
25 31 31
26 36 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
27 33 37
28 30 36
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar peserta didik
kelas eksperimen peneliti melakukan uji test-t menggunakan
analisis paired sample test pada pretest dan posttest peserta didik.
Tabel 4.12 Uji Test-T Angket Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 eksperimenpreang 32.4643 28 2.98741 .56457
eksperimenposang 35.6786 28 2.90662 .54930
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
eksperimenpre -
eksperimenpos
-
3.2142
9
2.83310 .53541 -4.31285 -2.11572 -6.003 27 .000
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa t = -
6,003 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,000
dimana p maka hasilnya signifikan yang berarti ada
perbedaan pada pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Hasil analisis SPSS menunjukkan mean prettest = 32,4643
dan mean posttest = 35,6786. Karena mean posttest lebih besar
dari mean prettest kelas maka dapat dikatakan ada peningkatan
minat belajar siswa setelah diberi treatmen.
c. Analisis angket minat Pretest Kelas Kontrol Dan Pretest Kelas
Eksperimen
Untuk mengetahui minat belajar awal peserta didik, peneliti
membandingkan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berikut ini disajikan data angket minat pretest peserta
didik untuk kelas kontrol dan kelas ekperimen.
Tabel 4.13 Data Angket Minat Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas
Ekperimen
Nomor
Pretest
(kelas kontrol )
Pretest
(kelas eksperimen)
01 33 35
02 32 31
03 36 29
04 32 29
05 21 34
06 34 31
07 37 29
08 32 30
09 36 32
10 28 34
11 34 34
12 35 35
13 28 35
14 32 37
15 37 36
16 38 28
17 36 34
18 27 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
19 29 37
20 31 25
21 37 35
22 35 30
23 29 34
24 35 33
25 27 31
26 35 36
27 33 33
28 37 30
Hasil tes uji-t untuk dua kelompok indenpendent
menggunakan SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.14 Uji-T Pretest Minat Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test
code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
preangket 1.00 28 32.7143 4.02637 .76091
2.00 28 32.4643 2.98741 .56457
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa
t = 0264 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,793
dimana p maka hasilnya tidak signifikan. Berarti minat
belajar awal peserta didik kelas kontrol dan eksperimen sama.
d. Analisis angket minat posttest Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Untuk mengetahui minat belajar akhir peserta didik,
peneliti membandingkan hasil pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Berikut ini disajikan data angket minat posttest peserta
didik untuk kelas kontrol dan kelas ekperimen.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e Lower Upper
Preang
ket
Equal variances
assumed
1.598 .212 .264 54 .793 .25000 .94748 -1.64959 2.14959
Equal variances
not assumed
.264 49.81
4
.793 .25000 .94748 -1.65325 2.15325
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.15 Data Angket Minat Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksprimen
Nomor
posttest
(kelas kontrol )
posttest
(kelas eksperimen )
01 32 36
02 33 39
03 34 27
04 31 37
05 22 35
06 29 36
07 29 31
08 37 34
09 26 34
10 33 36
11 32 38
12 35 39
13 35 40
14 30 40
15 34 35
16 38 33
17 33 39
18 29 35
19 30 36
20 37 35
21 36 36
22 33 35
23 31 36
24 30 34
25 24 31
26 34 39
27 22 37
28 34 36
Hasil tes uji-t untuk dua kelompok indenpendent menggunakan
SPSS sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.16 Uji-T Minat Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test
code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
postangket 1.00 28 31.5357 4.19419 .79263
2.00 28 35.6786 2.90662 .54930
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Postt
est
Equal variances
assumed
3.565 .064 4.296 54 .000 4.14286 .96436 2.20943 6.07628
Equal variances
not assumed
4.296 48.074 .000 4.14286 .96436 2.20396 6.08175
Dari hasil analisis menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa t =
4,296 dengan level signifikan Oleh karena p = 0,000
dimana p maka hasilnya signifikan. Berarti hasil belajar akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan.
Mean posttest kelas kontrol = 31,53 dan mean posttest kelas
ekperimen = 35,67. Karena mean posttest kelas ceramah lebih
kecil dari mean posttest kelas eksperimen maka dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menggunakan metode eksperimen lebih baik dari pada
menggunakan metode ceramah.
C. PEMBAHASAN
1. Hasil Belajar
Penelitian yang telah dilakukan ini salah satu tujuannya yakni
melihat apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
pemahaman belajar siswa. Data yang sudah dianalisis yakni data
pemahaman materi pretest yakni data yang diambil sebelum
pembelajaran dan posttest yakni setelah pembelajaran. Dari data yang
sudah didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan program SPSS.
Peneliti menggunakan dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol yakni kelas X 2 dengan jumlah murid 28
orang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dan kelas X 4
dengan jumlah murid 28 orang sebagai kelas eksperimen menggunakan
metode pembelajaran pembuatan dan penggunaan alat peraga. dari
jumlah murid tersebut diatas, untuk kelas ekperimen ada lima siswa
tidak mengerjakan soal pretest mereka sehingga tidak dapat dianalisis.
Sehingga dari 28 data yang dapat dianalisis pada kelas eksperimen
hanya 23 data.
Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan pemahaman pada siswa
dengan kedua metode yang diberikan dilakukan uji Test-T dependent.
Uji yang dilakukan yakni uji Test-T pada nilai pretest dan posttest untuk
kedua kelas. Dari hasil analisis menggunakan SPSS diperoleh hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
signifikan untuk kedua kelas. Hal ini berarti terjadi peningkatan untuk
kedua kelas dengan kedua metode yang diberikan. Selanjutnya untuk
membandingkan peningkatan pada kedua kelas dilakukan uji Test-T
independent pada masing-masing pretest maupun posttest. Dari hasil uji
untuk pretest hasilnya tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan untuk hasil pretest pada kedua kelas. Sedangkan untuk uji
posttest hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
pada hasil posttest untuk kedua kelas. Dimana rata-rata nilai posttest
pada kelas ceramah lebih besar dari pada kelas eksperimen. Sehingga
pada penelitian ini pembelajaran dengan metode ceramah lebih baik
dibandingkan dengan metode eksperimen.
Hal ini karena saat mengerjakan posttest kondisi kelas kurang
kondusif dimana merupakan jam pulang sekolah sekolah sehingga
siswa mengerjakan terburu-buru sehingga banyak soal yang tidak
dijawab oleh siswa. Banyak siswa mengerjakan dengan posisi berdiri
dan bukan ditempat duduknya melainkan dimeja teman. Soal yang sulit
juga merupakan salah satu penyebabnya dan waktu yang disediakan
belum cukup sehingga sisa mengerjakan terburu-buru dan tidak bisa
memeriksa kembali pekerjaan mereka sebelum mengumpulkan. Selain
itu penjelasan pada kelas ceramah lebih baik karena waktu yang
tesedia cukup dibandingkan dengan kelas eksperimen. selain beberapa
alasan diatas proses pembelajaran yang kurang pas pada kelas
eksperimen juga merupakan salah satu penyebab dimana peneliti hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
memfokuskan pada proses pembuatan alatnya saja namun tidak
memperhatikan pemahaman apa yang didapat dalam proses membuat
alat peraga teleskop tesebut.
2. Minat belajar
Selain melihat peningkatan hasil belajar tujuan dari penelitian ini
adalah melihat peningkatan minat belajar siswa. Seperti pada hasil
belajar, minat belajar juga data yang diambil yakni data pretest dan
posttest. Data ini diambil untuk dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Untuk melihat peningkatan minat tesebut menggunakan
program SPSS yakni uji-T. Dari hasil analisis ini kita mengetahui
apakah terjadi peningkatan minat dengan dua metode yang diberikan
dan membandingkan peningkatan dari kedua kelas.
Dari hasil analisis untuk kelas kontrol menggunakan SPSS
diperoleh hasil yang tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan pada nilai pretest dan posttest minat siswa. Sesuai dengan
latar belakang dilakukan penelitian ini yakni pembelajaran di SMA
Negeri 3 Atambua yang tidak pernah menggunakan metode
eksperimen, saat peneliti memberikan metode yang sama siswa merasa
biasa saja atau kurang antusias dengan metode yang digunakan.
Sehingga minat siswa sebelum penelitian dan sesudah penelitian tidak
ada perbedaan.
Oleh karena hal tersebut maka peneliti memberikan metode
pembelajaran lain yakni metode eksperimen namun pada kelas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
berbeda. Dimana metode ini dianggap lebih baik untuk pembelajaran
karena siswa lebih aktif namun masih dalam pengawasan guru. Kelas
yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimen yakni
kelas X 4.
Dari hasil uji menggunakan SPSS, hasilnya signifikan. Hal ini
berarti ada perbedaan untuk nilai pretest dan posttest pada kelas
eksperimen. Jika dilihat dari nilai rata-rata, dimana nilai rata-rata
pretest = 32,46 dan nilai rata-rata posttest = 35,67 maka dapat
disimpulkan terjadi peningkatan minat siswa setelah diberikan metode
pembelajaran eksperimen.
Selain melihat peningkatan pada masing-masing kelas, peneliti
juga melihat perbandingan peningkatan dengan dua metode ini untuk
pretest kedua kelas dan posttest untuk kedua kelas. Dari hasil uji yang
dilakukan untuk uji nilai pretest dari kedua kelas diperoleh hasil yang
tidak signifikan. Berarti tidak ada perbedaan pada hasil pretest dari
kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini karena sebelum
penelitian, guru yang mengajar mata pelajaran fisika pada kedua kelas
ini sama. Dengan kata lain perlakuan pada kedua kelas ini sama,
sehingga minat pada kedua kelas ini bisa dikatakan sama.
Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar akhir siswa dengan kedua metode tersebut. Dari hasil uji yang
diperoleh menggunakan SPSS hasilnya signifikan. Ini berati terdapat
perbedaan hasil posttest dari kedua kelas. Jika dilihat dari nilai rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
rata posttest kelas ceramah yakni 31,53 dan nilai rata-rata posttest
kelas eksperimen sebesar 35,67 maka dapat dikatakan metode
pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan minat siswa.
Menurut Roestiyah (1998) metode pembelajaran eksperimen
dikatakan lebih baik dari metode pembelajaran ceramah karena dengan
menggunakan metode eksperimen siswa lebih aktif berpikir dan
berbuat. Dengan aktif berpikir dan berbuat akan membuat siswa
mengetahui sesuatu dan mengingat apa yang telah didapatkannya
selama proses pembelajaran.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini pun tidak terlepas dari keterbatasan penelitian. Adapun
beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam masa persiapan
hingga melakukan penelitian ini.
Waktu penelitian yang berdekatan dengan ujian tengah semester
sehingga beberapa siswa memilih belajar untuk persiapan ujian dan
kurang memperhatikan peneliti saat memberikan materi
Kekurangan alat yang menyebabkan siswa harus mengantri untuk
membuat alat sehingga berdampak pada kekurangan waktu yang
disediakan dan pengerjaan soal posttest yang terburu-buru karena
sudah jam pulang sekolah.
Soal tes pemahaman yang dianggap terlalu sulit dan waktu
pengerjaan yang sangat cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penjelasan materi pada kelas ceramah yang lebih baik karena waktu
yang disediakan cukup dibandingkan kelas eksperimen
Proses pembelajaran yang kurang tepat pada kelas eksperimen
dimana peneliti hanya memfokuskan pada proses pembuatan alatnya
saja sedangkan kurang memperhatikan pemahaman apa yang didapat
dari proses pembuatan alat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan maka peneliti dapat
menarik kesimpulan yakni :
1. Penggunaan metode pembuatan dan penggunaan alat peraga dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Namun metode ini tidak lebih
baik jika dibandingkan dengan metode ceramah pada penelitian ini.
2. Penggunaan metode pembuatan dan penggunaan alat peraga dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
B. SARAN
1. Bagi guru
a. Metode ini baik digunakan karena dapat meningkatkan minat
belajar siswa.
b. Guru harus bisa mengatur waktu dengan baik karena metode
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
c. Guru harus lebih siap dalam menyiapkan eksperimen yang
akan dilakukan termasuk alat dan bahan.
2. Bagi sekolah
Melihat minat siswa yang meningkat menggunakan metode
pembelajaran eksperimen maka sekolah diharapkan dapat
memfasilitasi guru mata pelajaran dan siswa sehingga dapat
menggunakan metode pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya lebih baik dalam mempersiapkan segala
sesuatu untuk penelitian dari mempersiapkan waktu yang cukup
serta alat dan bahan yang akan digunakan saat ekperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika 2B SMA dan MA untuk kelas XI Semester
II. Bandung: Esis
Bara, Valentina. 2015. Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya
melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek. Yogyakarta: USD.
(Hal 24-41)
Budi, Y. Kartika. 1987. Konsep: Pembentukan dan Penanamannya. Yogyakarta:
Pusat Penelitian Pendidikan Matematika/Informatika FPMIPA, IKIP Sanata
Dharma.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta:
Erlangga
Muzaky, Ahmad Furqon dan Handhika, Jefri. 2015. Penggunaan Alat Peraga
Sederhana Berbasis Teknologi Daur Ulang untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Vektor dalam Kelas Remedial SMKN 1
Wonoasri Tahun Pelajaran 2014/2015. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Novela, Marcellina Anita Prisca. 2003. Skripsi. Tingkat pemahaman dan
kesenangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang dalam pembelajaran
gelombang elektromagnetik dengan menggunakan model ceramah, peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
konsep, dan pemutaran video pembelajaran. Yogyakarta USD: (Hal 50-51
dan 169-170)
Prasetyarini, Ayomi dkk. 2013. Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk peningkatan
pemahaman konsep fisika pada siswa SMP Negeri 1 Bulupesantren
Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Purworejo: Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Group.
Sudjana, Nana. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivisik dan
Menyenangkan Edisi Revisi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Surya, Mohamad. 2015. Strategi Kognitif Dalam Proses Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Susanti, Ita. 2016. Skripsi. Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap
peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pokok
bahasan perubahan wujud kelas X SMA Stella Duce Bantul. Yogyakarta:
USD. (Hal 38-53)
Tipler, Paul A. 2001. FISIKA Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Wirasto, R.M. 1987. Beberapa Faktor Penyebab Kemerosotan Pendidikan
Matematika di Negara Kita. Yogyakarta: Pusat Penelitian Pendidikan
Matematika/Informatika FPMIPA, IKIP Sanata Dharma.
Untuk gambar teleskop dan proses pembentukan bayangan pada teleskop diambil
dari web berikut :
1). https://studentspy.wordpress.com/2011/07/22/teropong/
2) https://www.google.co.id/search?q=gambar+teleskop&biw=1366&bih=
657&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwiCtsbPvr7
SAhWKN48KHfUqCN4Q_AUIBigB#imgrc=p84sueMuUlg7AM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN DARI DINAS KOTA ATAMBUA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN 3. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN DARI SEKOLAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 3 ATAMBUA
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X 2(Control Group)/1
Materi Pokok : TELESKOP
Alokasi Waktu : 2 JP (1 X Tatap Muka)
Kompetensi Dasar
Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
Nilai Karakter
Tanggung Jawab
Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Indikator
Menyebutkan pengertian dan bagian-bagian dari teleskop
Memformulasikan persamaan pada teleskop
Menggambar proses pembentukan bayangan pada teleskop
Menyebutkan manfaat teleskop
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran maka diharapkan :
Siswa dapat menyebutkan pengertian dan bagian-bagian dari teleskop
dengan benar
Siswa dapat menjelaskan perumusan teleskop dengan benar
Siswa dapat menggambar proses pembentukan bayangan pada teleskop.
Siswa dapat menyebutkan manfaat teleskop
Materi Ajar
Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Fungsinya adalah membawa
bayangan benda lebih dekat, dengan kata lain, untuk memperbesar sudut yang
dibentuk oleh bayangannya sehingga benda tampak lebih besar.
Teleskop sederhana dapat dirangkai menggunakan dua buah lensa, yakni lensa
objektif dan lensa okuler. Dalam percobaan ini digunakan lensa cembung sebagai
lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Diagram sinar teleskop ditunjukkan pada Gambar di atas. Sinar-sinar sejajar yang
datang ke lensa objektif membentuk bayangan X, tepat di titik fokus objektif.
Bayangan X merupakan benda maya bagi lensa okuler. Akhirnya, sinar-sinar
sejajar keluar dari lensa okuler menuju ke mata menghasilkan bayangan tegak di
titik tak berhingga. Akibatnya, mata tidak cepat lelah.
Panjang teropong panggung atau jarak lensa objektif dan lensa okuler, d adalah
d = f (Ob) – f (Ok)
keterangan
d = panjang teropong (meter)
fob = panjang fokus lensa objektif
fok = panjang fokus lensa okuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dan perbesarannya adalah
M =
Dengan M = perbesaran (kali)
Dalam kehidupan sehari-hari teleskop digunakan oleh para peneliti untuk melihat
benda-benda langit yang sangat jauh dan bahkan ada juga teleskop yang letaknya
di luar angkasa dan dikendalikan oleh stasiun luar angkasa di bumi, teleskop ini
bernama teleskop luar angkasa Hubble. Cara kerjanya dengan mengirimkan
gambar hasil tangkapan lensa teleskop ini. Teleskop hubble digunakan untuk
memotret gambar kejadian di luar angkasa.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pretest 25 menit
Pendahuluan Peneliti masuk kelas dan memberikan salam
pembuka kepada siswa
Peneliti mengecek kehadiran siswa di kelas
Peneliti memberikan apersepsi dan motivasi
dengan menampilkan gambar teleskop menggali
pengalaman siswa tentang teleskop contoh
pertanyaannya:”apa yang sudah mereka ketahui
sebelumnya tentang teropong dan apa
fungsinya?”
peneliti menanyakan mengapa kita bisa melihat
benda jauh menggunakan teleskop
10 menit
Inti peneliti menyampaikan topik dan tujuan 30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pembelajaran secara ringkas
peneliti menyampaikan materi pembelajaran
tentang teleskop dan persamaan matematisnya.
peneliti memberikan contoh soal di papan tulis
Siswa disuruh berdiskusi bersama teman
mengerjakan di papan tulis
Siswa bersama peneliti membahas bersama soal
yang telah dikerjakan
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika
ada materi yang belum dipahami
Penutup peneliti dan siswa merangkum kembali apa yang
sudah dipelajari
Guru memberikan tugas kepada siswa
10 menit
Posttest 25 menit
Metode Pembelajaran
Ceramah siswa aktif
Sumber Belajar
Buku pegangan peserta didik (Fisikauntuk SMA/MA Kelas XI semester
II)
Sumber lain yang relevan (misalnya; internet, CD/DVD pembelajaran, dll)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Atambua, .......... Maret 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Marselinus Soter Seran Ardi Yohanes Benga
Weking
NIP : 196204221985071001 NIM : 131424033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 3 ATAMBUA
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X 4 (Experiment Group)/II
Materi Pokok : TELESKOP
Alokasi Waktu : 3 JP (1 X Tatap Muka)
Kompetensi Dasar
. Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
Nilai Karakter
Tanggung Jawab
Berpikir Kritis
Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Indikator
Menyebutkan pengertian dan bagian-bagian dari teleskop
Memformulasikan persamaan pada teleskop
Menggambar proses pembentukan bayangan pada teleskop
Menyebutkan manfaat teleskop
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran maka diharapkan :
Siswa dapat menyebutkan pengertian dan bagian-bagian dari teleskop
dengan benar
Siswa dapat menjelaskan perumusan teleskop dengan benar
Siswa dapat menggambar proses pembentukan bayangan pada teleskop.
Siswa dapat membuat teleskop sederhana
Siswa dapat menyebutkan manfaat teleskop
Materi Ajar
Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Fungsinya adalah membawa
bayangan benda lebih dekat, dengan kata lain, untuk memperbesar sudut yang
dibentuk oleh bayangannya sehingga benda tampak lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Teleskop sederhana dapat dirangkai menggunakan dua buah lensa, yakni lensa
objektif dan lensa okuler. Dalam percobaan ini digunakan lensa cembung sebagai
lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler.
Diagram sinar teleskop ditunjukkan pada Gambar di atas. Sinar-sinar sejajar yang
datang ke lensa objektif membentuk bayangan X, tepat di titik fokus objektif.
Bayangan X merupakan benda maya bagi lensa okuler. Akhirnya, sinar-sinar
sejajar keluar dari lensa okuler menuju ke mata menghasilkan bayangan tegak di
titik tak berhingga. Akibatnya, mata tidak cepat lelah.
Panjang teropong panggung atau jarak lensa objektif dan lensa okuler, d adalah
d = f (Ob) – f (Ok)
keterangan :
d = panjang teropong (meter)
fob = panjang fokus lensa objektif
fok = panjang fokus lensa okuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Dan perbesarannya adalah
M =
Dengan M = perbesaran (kali)
Dalam kehidupan sehari-hari teleskop digunakan oleh para peneliti untuk melihat
benda-benda langit yang sangat jauh dan bahkan ada juga teleskop yang letaknya
di luar angkasa dan dikendalikan oleh stasiun luar angkasa di bumi, teleskop ini
bernama teleskop luar angkasa Hubble. Cara kerjanya dengan mengirimkan
gambar hasil tangkapan lensa teleskop ini. Teleskop hubble digunakan untuk
memotret gambar kejadian di luar angkasa.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pretest 30 menit
Pendahuluan Peneliti masuk kelas dan memberikan salam
pembuka kepada siswa
Peneliti mengecek kehadiran siswa di kelas
Peneliti memberikan apersepsi dan motivasi
dengan menampilkan gambar teleskop dan
menggali pengalaman siswa tentang teleskop
contoh pertanyaannya:”apa yang sudah mereka
ketahui sebelumnya tentang teleskop dan apa
fungsinya?”
peneliti menanyakan mengapa kita bisa melihat
benda jauh menggunakan teleskop
10 menit
Inti peneliti menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran secara ringkas
peneliti menyampaikan materi pembelajaran
55 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tentang teleskop dan persamaan matematisnya.
peneliti memberikan contoh soal di papan tulis
Siswa disuruh berdiskusi bersama teman
mengerjakan di papan tulis
Siswa bersama peneliti membahas bersama soal
yang telah dikerjakan
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika
ada materi yang belum dipahami
Peneliti memberikan LKS untuk siswa
Dengan didampingi peneliti siswa disuruh
membuat alat seperti langkah-langkah pada LKS
Siswa bersama peneliti membahas bahan diskusi
pada LKS
Penutup peneliti dan siswa merangkum kembali apa yang
sudah dipelajari
peneliti mengevaluasi tentang proses berjalannya
pembuatan alat
peneliti memberikan tugas kepada siswa
10 menit
Posttest 30 menit
Metode Pembelajaran
Eksperimen Terbimbing
Sumber Belajar
Buku pegangan peserta didik (Fisikauntuk SMA/MA Kelas XI semester
II)
Lembar kerja siswa
Sumber lain yang relevan (misalnya; internet, CD/DVD pembelajaran, dll)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Atambua, .......... Maret 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Marselinus Soter Seran Ardi Yohanes Benga
Weking
NIP : 196204221985071001 NIM : 131424033
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 6. VALIDASI SOAL PRETEST DAN POSTTEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 7. LEMBARAN JAWABAN PRETEST DAN POSTTEST UNTUK
PEMAHAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 8. ANGKET MINAT PRETEST DAN POSTTEST SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 9. NAMA SISWA SERTA NILAI
A. KELAS KONTROL
Nama
PEMAHAMAN MINAT
pretest posttest pretest posttest
Anjelita Bui Asa 5 34 33 32
Lidwina Uruk Sore 7 35 32 33
Afriana F. Ds 27 40 36 34
Sabianus Dim Laku 6 46 32 31
Celestina De F 2 12 21 22
Maria Xavier 4 49 34 29
Yeni U Klaenoni 9 44 37 29
florinda Da Costa 11 42 32 37
Meliana Siri 5 14 36 26
Jitron Bria 14 44 28 33
Emanuel Mau B 7 12 34 32
Wiligardis R Taek 4 31 35 35
Marten G Amaral 9 11 28 35
Yosep Fulgensius
Asa 14 44 32 30
Maria Monis 5 37 37 34
Maria Amaral 7 18 38 38
Januaria Bere 5 12 36 33
Nofridus eman Dasi 10 40 27 29
Demi Teti Ndori 11 39 29 30
Natalia Lon 2 40 31 37
Febriandi M Freitas 18 31 37 36
Maria Y B Rafu 3 39 35 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Abraham L Bere 7 6 29 31
Rosalina T M 1 25,5 35 30
Ludia Carista 1 23 27 24
Julianus Bere 11 25 35 34
Fransiska Maia 10 24 33 22
Fransisco B Afun 17 31 37 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
B. Kelas Eksperimen
Nama
PEMAHAMAN MINAT
Pretest Posttest Pretest Posttest
Antonius Ati Lelo 10 15 35 36
Julio D. F. Lopes 8 34,5 31 39
Densiana 2 10 29 27
Rafael Remes 0 17 29 37
Remires Mau 7 10 34 35
Clara Suri 0 10 31 36
Sisilia D. S De Araujo 9 12 29 31
Anggelina Abati 8 28,5 30 34
Eldemira Madeira 0 30,5 32 34
Katarina D. Mau 8 12 34 36
Yuvita S. Mesak 0 34,5 34 38
Maria Grasela Goo 9 11 35 39
Mikael Mau Buti 0 10 35 40
Jufriano Julian Kiik 15 34,5 37 40
Elias Do Carnio 19 11 36 35
Wilfridus O. Martins 9 11 28 33
Estebo Da Crus 11 35,5 34 39
Mari Y. S Panda 7 12 32 35
Oktovianus Laran 10 11 37 36
Oronio D. R. Marcal 7 28,5 25 35
Simplexsius Tae 1 12 35 36
Jolio Da Santos 8 15 30 35
Gaudensia J Bria 8 11 34 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Julita Emilia Saduk 6 15 33 34
Florentina Buik 5 10 31 31
Esperansa Gonsales 15 18 36 39
Serveres Bau 6 11 33 37
Pedro Soares 8 25 30 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 10.
SOAL PRETEST dan POSTTEST
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan cermat!
1) Jelaskan apa itu teleskop ?
2) Gambarlah proses pembentukan bayangan pada teleskop!
3) Sebuah teropong bintang mempunyai lensa objektif dan lensa okuler
dengan fokus masing-masing 240 cm dan 8 cm. Tentukan panjang
teropong dan perbesaran bayangan
4) Seorang merancang teleskop dengan panjang 51 cm dan perbesaran 50
kali. Tentukan panjang fokus lensa objektif dan lensa okuler
5) Sebutkan penerapan teleskop dalam kehidupan sehari-hari
Nama/No.Absen
: ………………………………
Skor
Kelas :………………………………
Mata Pelajaran
: Fisika
Pokok Bahasan : Teleskop
Waktu Pengerjaan : 30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Selamat Bekerja
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : teleskop
1. Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda yang
jaraknya sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas.
2.
Lensa objektif lensa okuler
3. Diketahui:
fob = 240 cm
fok = 8 cm
ditanya :
a) d = ...?
b) M = ...?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Jawab :
a) d = fob + fok
d = 240 cm + 8 cm
d = 248 cm
b)
=
= 30 kali
4. Diketahui:
d = 51 cm
M = 50 cm
Ditanya:
Besar fob dan fok
d = fob + fok
51 = fob + fok--------------- (pers. 1)
M =
50 =
jadi
fob = 50 fok-------------------(pers. 2)
subtitusikan pers. 2 ke pers. 1 sehingga menjadi
51 = fob + fok
51 = 50 fok+ fok
51 = 51 fok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
fok = ⁄
fok = 1 cm
jadi nilai fob dapat ditentukan dengan persamaan 1
fob + fok = 51
fob + 1 = 51
fob = 51 – 1
fob = 50 cm
5. Teleskop biasa digunakan peneliti untuk melihat bintang dan planet yang
jaraknya sangat jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 11.
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Nama :
Kelas/no. Absen :
Hari/tanggal :
Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara
yang sebenarnya, dengan memberi tanda pada bagian jawaban yang telah
tersedia di samping pernyataan dengan alternatif jawaban :
S = Selalu
K = Kadang-kadang
J = Jarang
TP = Tidak Pernah
NO PERNYATAAN S K J TP
1 Saya merasa senang belajar fisika dengan metode
yang diberikan guru
2 Saya merasa senang belajar fisika dengan metode
yang diberikan guru
3 Saya menyimak dengan baik ketika guru
menjelaskan materi fisika
4 Saya mengerjakan soal fisika yang diberikan
5 Saya membaca buku penunjang agar saya lebih
memahami materi fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
6 Saya bertanya di dalam kelas
7 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan senang
8 Saya memperhatikan penjelasan guru di dalam
kelas
9 Saya mengikuti proses pembelajaran fisika di
dalam kelas
10 Saya terlibat dalam diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 12.
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Membuat Teleskop Sederhana
Nama anggota kelompok
1. ........................................................................................................................
.
2. ........................................................................................................................
.
3. ........................................................................................................................
.
4. ........................................................................................................................
.
5. ........................................................................................................................
.
Tujuan
Setelah melakukan eksperimen ini, siswa diharapkan:
1. Dapat mengenal bagian-bagian teleskop
2. Siswa dapat membuktikan persamaan d = fob + fok
3. Dapat membuat teleskop lain dengan menggunakan titik fokus yang
berbeda
4. Dapat mengetahui fungsi masing-masing lensa pada sebuah teleskop
Dasar Teori
Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Fungsinya adalah membawa
bayangan benda lebih dekat, dengan kata lain, untuk memperbesar sudut yang
dibentuk oleh bayangannya sehingga benda tampak lebih besar.
Teleskop sederhana dapat dirangkai menggunakan dua buah lensa, yakni lensa
objektif dan lensa okuler. Dalam percobaan ini digunakan lensa cembung sebagai
lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Diagram sinar teleskop ditunjukkan pada Gambar di atas. Sinar-sinar sejajar yang
datang ke lensa objektif membentuk bayangan X, tepat di titik fokus objektif.
Bayangan X merupakan benda maya bagi lensa okuler. Akhirnya, sinar-sinar
sejajar keluar dari lensa okuler menuju ke mata menghasilkan bayangan tegak di
titik tak berhingga. Akibatnya, mata tidak cepat lelah.
Panjang teropong panggung atau jarak lensa objektif dan lensa okuler, d adalah
d = f (Ob) – f (Ok)
d = panjang teropong dalam meter
f (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam meter
f (Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Alat dan Bahan
1. 1 buah lup dengan diameter 7,5 cm
2. 1 buah lensa cekung dengan fokus 10 cm dan diameter 5 cm
3. Pipa paralon dengan ukuran 4,5 cm, 6 cm, dan 7,5 cm
4. 2 buah penyambung pipa paralon. Penyambung satu dengan diameter 7,5
cm dan 6 cm. Dan penyambung kedua diameternya 6 cm dan 4,5 cm.
5. Gergaji besi
6. Perekat
7. Gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Langkah-Langkah Pembuatan Alat
1. Menentukan terlebih dahulu panjang fokus dari lensa objektif yakni lup
2. Menggabungkan lensa objektif yakni lup dengan pipa paralon yang
berukuran 7,5 cm menggunakan perekat. Setelah itu gabungkan dengan
penyambung pipa yang berdiameter 7,5 cm. Dan akan menyisakan ujung
penyambung yang lain yang berdimater 6 cm.
3. Gabungkan lensa okuler yakni lensa cekung dengan pipa paralon yang
berdiameter 4,5 cm menggunakan perekat. Setelah itu gabungkan dengan
penyambung pipa yang berukuran 4,5 cm. Ini juga akan menyisakan ujung
penyambung yang lain yakni 6 cm.
4. Selanjutnya gabungkan kedua lensa tersebut dengan pipa paralon yang
berdiameter 6 cm pada masing-masing ujung penyambung yang
berdiameter 6 cm. Tentukan seberapa panjang pipa yang digunakan hingga
teleskop itu dapat digunakan, yakni dapat melihat bayangan dengan jelas.
5. Jika teleskop sudah dapat melihat bayangan dengan jelas atau sudah dapat
digunakan, maka dengan kreatifitas kelompok buatlah teleskop tersebut
menjadi lebih indah.
6. Siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan teleskop diluar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 13. GAMBAR
Suasana siswa kelas ceramah saat mengerjakan pretest
Saat peneliti memberikan materi pada kelas ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Suasana kelas saat mengerjakan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Suasana kelas eksperimen saat mengerjakan pretest
Suasana kelas eksperimen saat peneliti memberikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Suasana saat siswa sedang membuat alat peraga teleskop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Suasana saat siswa sedang membuat alat peraga teleskop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
alat peraga hasil karya siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Beberapa siswa saat menggunakan alat peraga yang telah jadi
Suasana siswa saat mengerjakan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI