PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali...

21
PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tlp. /fax : 0721-350056. E-mail : [email protected] Abstrak Tulisan ini membahas hasil penelitian pengolahan pasir besi menjadi besi nugget, butiran besi berdiameter 3 – 5 mm dengan komposisi kimia mendekati atau sama dengan pig iron. Pembahasan meliputi dasar teori proses pembuatan nugget, bahan dan peralatan serta hasil percobaan. Informasi yang relevan dengan pembahasan berasal dari literatur dan hasil percobaan laboratorium. Percobaan dilakukan melalui jalur pembentukan pellet komposit yaitu campuran pasir besi, batubara dan bentonit , reduksi pellet di tungku tegak berdiameter 400 mm serta peleburan ditungku yang sama. Dengan metoda tersebut telah berhasil dibuat besi nugget dengan kadar besi Fe nol antara 92 – 94 %. Nampaknya tungku tegak perlu dicermati lebih jauh, dengan perbaikan sifat fisik pellet , tidak tertutup kemungkinan menjadi reactor yang lebih efisien dibandingkan dengan tungku putar dalam pembuatan besi nugget. Kata kunci : besi nugget, pasir besi, titanium, pig iron , tungku tegak. PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT RINGAN SKALA SEMI PILOT Edi Herianto Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong Abstrak Telah dilakukan percobaan pembuatan kalsium karbonat (CaCO 3 ) ringan skala semi pilot. Bahan bakar yang di gunakan adalah kerosen. Dalam percobaan ada beberapa peralatan memanfaatkan yang ada, diantaranya burner, blower dan agitator, peralatan tersebut memang tidak sesuai dengan kapasitas disain. Sehingga percobaan yang di lakukan tidak maksimal, dan masih banyak mengalami hambatan di dalam percobaan. Hasil yang di capai dalam percobaan hampir sama dengan yang dilakukan dalam skala laboratorium yaitu bulk density CaCO 3 ringan yang di hasilkan sebesar 0.45 gr/cm 3 - 0.48 gr/cm 3 , hanya saja untuk mencapai pH larutan CaCO 3

Transcript of PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali...

Page 1: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK

Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tlp. /fax : 0721-350056. E-mail : [email protected]

Abstrak

Tulisan ini membahas hasil penelitian pengolahan pasir besi menjadi besi nugget, butiran besi berdiameter 3 – 5 mm dengan komposisi kimia mendekati atau sama dengan pig iron. Pembahasan meliputi dasar teori proses pembuatan nugget, bahan dan peralatan serta hasil percobaan. Informasi yang relevan dengan pembahasan berasal dari literatur dan hasil percobaan laboratorium. Percobaan dilakukan melalui jalur pembentukan pellet komposit yaitu campuran pasir besi, batubara dan bentonit , reduksi pellet di tungku tegak berdiameter 400 mm serta peleburan ditungku yang sama. Dengan metoda tersebut telah berhasil dibuat besi nugget dengan kadar besi Fe nol antara 92 – 94 %. Nampaknya tungku tegak perlu dicermati lebih jauh, dengan perbaikan sifat fisik pellet , tidak tertutup kemungkinan menjadi reactor yang lebih efisien dibandingkan dengan tungku putar dalam pembuatan besi nugget. Kata kunci : besi nugget, pasir besi, titanium, pig iron , tungku tegak.

PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT RINGAN SKALA SEMI PILOT

Edi Herianto Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak

Telah dilakukan percobaan pembuatan kalsium karbonat (CaCO3) ringan skala semi pilot. Bahan bakar yang di gunakan adalah kerosen. Dalam percobaan ada beberapa peralatan memanfaatkan yang ada, diantaranya burner, blower dan agitator, peralatan tersebut memang tidak sesuai dengan kapasitas disain. Sehingga percobaan yang di lakukan tidak maksimal, dan masih banyak mengalami hambatan di dalam percobaan.

Hasil yang di capai dalam percobaan hampir sama dengan yang dilakukan dalam skala laboratorium yaitu bulk density CaCO3 ringan yang di hasilkan sebesar 0.45 gr/cm3 - 0.48 gr/cm3 , hanya saja untuk mencapai pH larutan CaCO3

Page 2: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

ringan sama dengan 7, memerlukan waktu sekitar 10 jam. Hal ini dapat di sebabkan oleh energi yang dibutuhkan untuk kalsinasi batu gamping terlalu kecil, sehingga gas CO2 yang di hasilkan juga kecil, akibatnya proses karbonatasi jadi lambat.

Temperatur kalsinasi yang dicapai maksimal pada percobaan hanya 750 oC, sehingga tidak semua batu gamping terkalsinasi secara sempurna, karena temperatur ideal yang diperlukan untuk kalsinasi batu gamping yaitu sekitar 1000 oC. Dalam percobaan ini reaksi pembentukan CaCO3 ringan dapat berjalan hal ini dapat terjadi karena gas CO2 yang terbentuk tidak saja berasal dari proses kalsinasi tetapi juga di hasilkan dari bahan bakar minyak yang digunakan. PENINGKATAN KETAHANAN DEZINSIFIKASI PADA KUNINGAN DARI

SKRAP LOKAL

Nurul Taufiqu Rochman, Agus Sukarto Wismogroho, Andi Suhandi Syuhada dan Wahyu Bambang Widayatno

Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Kuningan 6/4 (Cu-40mass%Zn) memiliki sifat mampu bentuk yang baik

dan harganya relatif murah, sehingga banyak digunakan untuk peralatan pensuplai air. Namun demikian, karena penggunaan air panas, dan meningkatnya penggunaan ion khlor dalam air untuk membunuh kuman, menyebabkan permasalahan serius pada dezinsifikasi (korosi hanya unsur Zn saja) yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal. Untuk meningkatkan daya tahan dezinsifikasi pada peralatan pensuplai air yang terbuat dari skrap kuningan lokal, dilakukan rekayasa dengan penambahan unsur Sn pada kuningan. Skrap kuningan dicairkan dengan menggunakan tungku arang. Kemudian ditambahkan Sn dalam variasi kadar yang berbeda ke dalam kuningan cair sebelum dituangkan ke dalam cetakan yang terbuat dari baja. Sampel dikarakterisasi dengan mikroskop optik, EPMA (Electron Probe Micro Analysis) dan tes dezinsifikasi dengan menggunakan standar Australia No. AS 2345-1980. Dezinsifikasi dapat diturunkan secara signifikan dengan penambahan Sn sampai pada konsentrasi 0.1% massa. Sementara itu, penambahan berikutnya akan meningkatkan kembali dezinsifikasinya. Kata kunci: skrap kuningan lokal, korosi, dezinsifikasi, Sn, mikrostruktur

PENINGKATAN MUTU BATUBARA NON COKING KALIMANTAN TIMUR SECARA FISIK DAN KIMIA

Rustiadi Purawiardi

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak Peningkatan mutu batubara non coking Kalimantan timur dilakukan

dengan cara penyaringan batubara dan pengurangan atau penghilangan belerang dari batubara non coking , sehingga tujuan akhir diperoleh batubara yang bersih dan ramah lingkungan. Pada perendaman batubara Loajanan ( ABK ) dengan HCl 2,0 M kadar belerang berkurang 60 %, besi terlarut 0,32%. Pada perendaman batubara asal Perian non coking dengan HCl 2,0 M, kadar belerang berkurang 61 %, besi terlarut 0,44 %.

Kata Kunci: batubara , mutu batubara, ramah lingkungan.

Abstract

The Grade of non-coking coal quality from East Kalimantan is done by filtering the coal and decreasing or loosing the sulfur of non coking coal, so the end purpose is to get the clean coal and clear environment. In the soaked Loajanan sulfur (ABK) with 2,0 M HCl, the decreasing of sulfur assay is 60 %, and dissolved iron is 0,32%. In the non coking-soaked sulfur from Perian with 2,0 M HCl, the decreasing of sulfur is 61 % and dissolved iron is 0,44%.

The key word: coal, the quality of coal, clear environment.

PEMANFAATAN ENDAPAN MINERAL (LOGAM) SKALA KECIL

Yusuf Agus Haryono

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Page 3: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Abstrak Indonesia memiliki potensi endapan mineral logam skala kecil yang

tersebar di seluruh pelosok tanah air. Endapan mineral logam jenis ini tidak menarik untuk industri pertambangan dalam tingkat global, tetapi memiliki peran penting sebagai : penggerak ekonomi, penyerap tenaga kerja, penyedia bahan baku industri. Kendala pemanfaatan endapan mineral jenis ini berpangkal pada proses yang umumnya dirancang untuk mengolah endapan mineral dalam skala besar dengan segala implikasi teknis dan ekonomisnya. Hal ini dapat diatasi dengan : pemilihan produk, pemilihan proses, maupun kemungkinan pengembangan proses baru. Pengamatan sementara pada kasus pemanfaatan bijih besi skala kecil memberi peluang dan prospek cukup menarik dari sisi teknis dan ekonomis. Meskipun demikian, pengembangan ini tidak mungkin diserahkan hanya pada pihak industri. Peran lembaga riset akan sangat strategis dalam pemanfaatan dan pengembangan mineral tadi Kata Kunci : Mineral, Logam, Kecil, Tersebar, Proses, Teknologi, Ekonomi.

Abstract Indonesia has a smale scale metalic mineral deposits distributed around

the country. This kind of minerals was not intereted for the big mining company, but has an important role as an economic prime mover, to create jobs and employments, and as a strategic material suppliers for industries. However, development of this kind of resources will never easy, because the available methods and processes usually designed for large operations with its technical and economical consequences. These problems can be relieved by proper selections of products, process, and the possible developments of a new processing technology. A temporary observation on the case of the utilization of small iron ore deposits reveals some interesting prospects and opportunities, both from the technical as well as the economical aspects. However, these developments can not be left.to the industrial society alone. The role of research institutions will be very strategic in the utilization and development of those minerals.

UJI INHIBITOR ANORGANIK DALAM LARUTAN PORI BETON ARTIFISIAL YANG MENGANDUNG NaCl PADA

KOROSI BAJA KARBON

Hartati Soeroso, Harsisto, Bintoro Siswayanti Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Penggunaan larutan pori beton artifisial yang merupakan campuran

Ca(OH)2 jenuh dan 20 gr/L NaHCO3 dimaksudkan untuk memudahkan penelitian di lingkungan beton yang mudah mengeras dan penambahan 3,5% NaCl mewakili suasanan lingkungan air laut. Jenis inhibitor anorganik yang diteliti dengan metode polarisasi potensial adalah Na poliphospat, Na metasilikat, Na molibdat, dan Na nitrit masing-masing dengan konsentrasi antara 50 hingga 200 ppm. Hasil penelitian menunjukkan, efisiensi inhibitor tertinggi pada penambahan 200 ppm yaitu 99,8% untuk Na metasilikat, 97,8% untuk Na molibdat, 95% untuk Na Poliphosfat. Kata kunci : beton, baja, korosi, inhibitor, NaNO2, Na-poliphosfat, Na Molibdat dan Na Metasilikat

METODE-METODE ANALISIS DAN PEMILIHANNYA DALAM ANALISIS ANORGANIK MATERIAL DAN METAL

Iwan Setiawan∗, Murni Handayani

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak Pengujian komposisi kimia dan sifat fisik dari material didasarkan kepada

sifat-sifat yang dimiliki oleh atom dan molekul atau berdasarkan interaksi yang terjadi dengan kalor, panjang gelombang, dan senyawa lain. Dengan bertambahnya jenis material dan semakin spesifiknya sifat-sifat yang diinginkan, maka pengujian material membutuhkan teknik-teknik yang semakin beragam dan relatif rumit.

Dalam bidang anorganik material dan logam, teknik spektroskopi atom dan molekul menjadi sangat berarti didasarkan pada kecepatan pengambilan data, dan banyaknya informasi material yang didapat.

Dalam makalah ini dipaparkan pengujian terhadap sampel anorganik beserta cara pemilihan metode analisis yang cocok untuk sample. Kata kunci: komposisi kimia, anorganik dan logam, spektroskopi atom, pemilihan metode analisis

Page 4: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Abstract The testing of chemical composition and physical property from material

based on the properties owned by molecule and atom or pursuant to interaction that happened by calor, wavelength, and the dissimilar compound. Increased the material type and specific progressively its nature of the desired, hence the material examination require technique which immeasurable progressively and complicated relative.

In the field of inorganic and metal the atomic and molecular spectroscopy technique, now become very mean relied and significance on a data intake speed, and to the number of information which got.

This handing out described testing for inorganic sample therewith the way of method election that is suitable for sample.

Key words : chemical composition, inorganic material and metal, atomic spectroscopy, selection method of testing.

KARBONISASI BATUBARA TEMPERATUR RENDAH

Rahardjo Binudi Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Komplek Puspiptek Serpong

Desember 2005

Abstrak Dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia yang tinggi dan berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk Minyak Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat miskin. Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat. Batubara yang jumlah cadangannya di Indonesia cukup besar lebih dari 50 milyar MT, yang tersebar diseluruh penjuru tanah air merupakan kekuatan energi yang cukup besar. Teknologi untuk mengolah batubara menjadi produk lain yang dapat digunakan masyarakat secara aman sedang giat-giatnya untuk dipelajari dan diterapkan oleh beberapa lembaga riset nasional, salah satunya

adalah Pusat Penelitian Metalurgi LIPI dengan judul Karbonisasi Batubara untuk menunjang perkembangan industri nasional, terutama pengembangan briket batubara yang dicanangkan lebih 180 ribu ton /tahun Teknologi Karbonisasi Batubara Temperatur Rendah (KTR) merupakan salah satu alternatif untuk dikembangkan di Indonesia, karena sesuai untuk sifat batubara yang mudah hancur (ukuran < 3 cm), kadar air tinggi dan VM tinggi. Keuntungan dari teknologi KTR tersebut, yaitu kokas/semikokas, gas-gas sebagai sumber energi dan tar berupa cairan sebagai bahan dasar industri kimia, juga minyak ringan. Dalam makalah ini akan disampaikan pembahasan mengenai kondisi batubara lokal, beberapa kajian teknologi proses karbonisasi dan kemungkinan pengembangannya di Indonesia.

METODA PENGUKURAN KECEPATAN REKRISTALISASI PADA PADUAN Cu-Zn

Budi Priyono

Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Proses rekrisalisasi adalah proses pertumbuhan butir baru dari butir yang telah mengalami deformasi plastis. Pada proses pembentukan dingin masalah besar butir sangat penting, terutama terhadap timbulnya cacat produk yang disebabkan oleh besar butir . Jenis cacat yang sering dijumpai adalah orange peels atau disebut dengan cacat kulit jeruk.

Penelitian ini berawal dari permasalahan tidak diterimanya bahan baku kuningan MS-72 ex-Lokal dengan alasan besar butir tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan yaitu 80 µm. Sedangkan komposisi kimia dan sifat lainnya sesuai dengan spesifikasi material tersebut. Namun ada hipotesa yang mengatakan bahwa butir yang cepat membesar akan rentan terhadap cacat kulit jeruk.

Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian pengukuran kecepatan rekristalisasi. Metoda penelitian yang digunakan adalah teknik pengerolan dingin dengan beberapa tahap (multi pass rolling) sampai regangan tertentu. Kemudian dilakukan proses annealing atau rekristalisasi pada temperatur 600oC dengan waktu penahanan bervariasi dari 5’ s/d 60”. Pengujian yang dilakukan pada kegiaatan penelitian ini adalah metalografi kuantitatif dan uji keras mikro Vickers.

Page 5: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Kata kunci : rekristalisasi, orange peels, kulit jeruk, besar butir, annealing

PEMBUATAN LOGAM PADUAN BIOCOMPATIBEL (Co-30%Cr-5%Mo) MELALUI PENGERJAAN TEMPA

Yuswono

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Kandungan Ni (minimum 2,5%) di dalam logam paduan Co-Cr-Mo adalah untuk meningkatkan mampu bentuk pengerjaan panas. Tetapi paduan Co-Cr-Mo yang telah digunakan sebagai material implan, kandungan Ni terbatas maksimum 0,01%. Karena kandungan Ni di dalam paduan Co-30%Cr-5%Mo bisa mengakibatkan alergi pada tubuh. Pengerjaan tempa terhadap paduan Co-30%Cr-5%Mo tanpa kandungan Ni merupakan masalah yang menarik untuk dilakukan penelitian. Pembuatan paduan dilakukan melalui proses pengerjaan peleburan di dalam tungku busur listrik. Dalam pembuatan paduan Co-30%Cr-5%Mo tidak ditambahkan Ni, dan untuk meningkatkan kekerasannya dilakukan penambahan unsur karbon. Hasil percobaan ditunjukkan bahwa selama pengerjaan tempa memerlukan kontrol suhu pemanasan awal yang tepat. Dalam pengerjaan tempa, pemanasan awal pada suhu 1260oC, dengan reduksi ketebalan tinggi hingga 76,14%, spesimen tidak mengalami kegagalan akibat retak. Tetapi pemanasan awal pada suhu sedikit di bawah suhu tersebut (1240oC), spesimen mengalami kegagalan dalam pengerjaan tempa akibat retak. Penambahan karbon dari 0,03% sampai dengan 0,2% diikuti peningkatan kekerasannya. Pembentukan presipitasi senyawa logam karbida (MoC dan CrC) berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan paduan Co-30%Cr-5%Mo.

Abstract Ni content (2.5% minimum) in the Co-Cr-Mo alloys is used for increasing hot work ability. Ni content in the Co-Cr-Mo alloys for implant material is limited 0.01% minimum. High Ni content in Co-30%Cr-5%Mo alloys causes allergy effect in the body. Research about the forging treatment for a Co-30%Cr-5%Mo without Ni content is interest problems. Co-30%Cr-5%Mo alloys melting used electric arc furnace, and addition of carbon is to increasing of their hardness. Experiment result has shown that temperature control during pre heat is strict during forging treatment. Forging treatment for specimens in high thickness reduction up to

76,14%, cracking were not found when pre heat at 1260oC. Pre heat at lower that temperature, failure specimens with cracking defect is present when pre heat temperature at 1200oC. Increasing their hardness followed addition of carbon from 0.03% to 0.2% in to the Co-30%Cr-5%Mo specimens. Precipitation of metal carbide compound affect to increasing of Co-Cr-Mo alloys hardness.

SEBUAH PEMIKIRAN UNTUK MENGURANGI PENGANGGURAN DENGAN TERAPAN PENGENDALIAN KOROSI

Harsisto Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak

Mengacu berita dari Media Kompas 23 Desember 2005 jumlah pengangguran tahun 2006, Pemerintah memberi perkiraan sebesar 9,64 juta orang. Sementara Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI memperkirakan mencapai angka 12, 151 juta dan Indef memperkirakan angka 12 juta hingga 12,6 juta orang. Dengan semakin tingginya jumlah pengangguran dari zaman berakhirnya Orde Baru hingga kini, tercetus ide untuk mengurangi angka pengangguran dengan terapan pengendalian korosi. Sesuai dengan definisinya, proses korosi adalah proses perusakan material padat oleh lingkungannya. Material padat yang dimaksud bisa berwujud material logam dan material non logam. Lingkungan yang menimbulkan kerusakan lingkupnya sangat luas dari lingkungan alam, lingkungan mekanis, lingkungan industri dan sebagainya. Disadari atau tidak, semua manusia anti korosi. Dengan adanya masalah-masalah tersebut di atas, terbuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja yang jumlahnya tidak sedikit. Diantara peluang peluang yang ada diantaranya adalah bidang jasa pengendalian korosi di masyarakat umum (rumah tangga) hingga di industri-industri.

Abstract

To refer the information of mass media of Kompas on December 23, 2005 the accumulation of joblessness on the year of 2006 by prediction of Indonesian Government about 9.64 million man. The other prediction by research Center foe Economic The Indonesian Institute of Sciences that the joblessness in Indonesia at about 12.151 million man and the prediction by Indef that the joblessness at about 12 million to 12.60 million man. To be Increasing the joblessness in Indonesia from the letter of the Orde Baru period until the recently, get the idea to reducing the sum of workerless by the corrosion control application. Regarding to the definition of the corrosion, the corrosion process is the gradation of the solid

Page 6: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

materials by the environment. The solid materials are metals materials or non metals materials. The environment to degradation on materials has been large range, from natural environment, mechanic environment, industrial environment and the other. Conscious or not, all of the human are resistant to corrosion. By the problems, the sum of opportunities are open to the field of works. This opportunities are corrosion control field in household till industrials.

DAMPAK PENGOTOR LOGAM PADA PRODUKSI RADIOISOTOP

Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak DAMPAK PENGOTOR LOGAM PADA PRODUKSI RADIOISOTOP.

Radioisotop memiliki aplikasi yang luas di bidang kesehatan, industri dan pertanian. Di beberapa negara, pemanfaatan radioisotop telah memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan secara signifikan. Pada produksi radioisotop diperlukan logam dengan kemurnian tinggi. Pada studi ini dilakukan perhitungan dampak keberadaan pengotor logam platina, besi, perak dan natrium. Perhitungan dilakukan untuk iradiasi neutron di posisi central irradiation position (CIP) reaktor G.A. Siwabessy dengan waktu iradiasi selama 12 hari. Logam platina menghasilkan radioisotop 191Pt, 193mPt, 197Pt dan 199Pt dengan radioaktivitas 5,58; 5,78; 24,43 dan 89,72 MBq/mg pada saat end of irradiation (EOI). Radioisotop 191Pt, 193mPt, 197Pt memiliki radioaktivitas sebesar 4,39; 4,92 dan 23,5 MBq/mg setelah 24 jam dan sebesar 1,05; 1,88 dan 18,7 MBq/mg setelah 7 hari. Logam besi menghasilkan radioisotop 55Fe dan 59Fe dengan radioaktivitas sebesar 1,49 dan 0,89 MBq/mg pada saat EOI. Keduanya meluruh menjadi 1,49 dan 0,88 MBq/mg setelah 24 jam dan menjadi 1,48 dan 0,80 MBq/mg setelah 7 hari. Logam perak menghasilkan radioisotop 108Ag dan 110mAg dengan radioaktivitas 3608 dan 269 MBq/mg pada saat EOI. Radioaktivitas 108Ag mendekati nol setelah 24 jam. Radioisotop 110mAg memiliki radioaktivitas 268 setelah 24 jam dan menjadi 263 MBq/mg setelah 7 hari. Logam natrium menghasilkan 24Na dengan radioaktivitas 9,67 MBq/mg pada saat EOI. Radioaktivitas berkurang menjadi 3,19 MBq/mg setelah 24 jam dan menjadi 0,414 MBq/mg setelah 7 hari. Kata kunci: pengotor logam, radioisotop, teknologi produksi.

Abstract EFFECT OF METAL IMPURITIES ON RADIOISOTOPE PRODUCTION.

Radioisotope has many applications in the field of medicine, industry and agriculture. In several countries, the uses of radioisotope give significant impact on economy and social welfare. In radioisotope production, metal materials with very high purity are required. In this study, the calculation of the effect of platinum, iron, silver and sodium impurities was carried out. The calculation was based on irradiation at central irradiation position of G.A. Siwabessy reactor for 12 days. Platinum produced radioisotopes of 191Pt, 193mPt, 197Pt dan 199Pt with radioactivity 5.58, 5.78, 24.43 and 89.72 MBq/mg at the end of irradiation (EOI). Radioisotopes of 191Pt, 193mPt, 197Pt had radioactivity 4.39, 4.92 and 23.5 MBq/mg after 24 hours and 1.05, 1.88 dan 18.7 MBq/mg after 7 days. Iron produced radioisotopes of 55Fe dan 59Fe with radioactivity 1.49 and 0.89 MBq/mg at EOI. Radioactivity of both radioisotopes decreased to 1.49 dan 0.88 MBq/mg after 24 hours and 1.48 and 0.80 MBq/mg after 7 days. Silver produced radioisotopes of 108Ag dan 110mAg with radioactivity 3608 and 269 MBq/mg at EOI.. Radioactivity of 108Ag can be neglected after 24 hours. Radioactivity of 110mAg decreased to 268 MBq/mg after 24 hours and 263 MBq/mg after 7 days. Sodium produced 24Na with radioactivity 9.67 MBq/mg at EOI. The radioactivity decreased to 3.19 MBq/mg after 24 hour and 0.414 MBq/mg after 7 days. Key words: metal impurity, radioisotope, production technology. CACAT RAPUH PANAS AKIBAT PROSES ROL PANAS DARI MATERIAL

Al PADUAN Cu ,Mg.

Saefudin Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak

Pada mulanya penelitian ini akan mencoba melakukan proses gabungan antara rol panas dan proses penuaan dari material Al paduan Cu, Mg. Untuk mendapat material yang sifat-sifat mekaniknya yang lebih baik dari material semula, tetapi pada waktu proses rol panas sampel menemui kendala yaitu sampel hasil rol panas terjadi retakan-retakan. Dimana proses yang dilakukan adalah pertama pemanasan sampel pada temperatur 580oC ditahan selama 1 jam, langsung di rol kemudian hasilnya mengalami retakan. Percobaan kedua pemanasan pada temperatur 480oC ditahan selama satu jam hasil yang diperoleh mengalami retakan juga.Selanjutnya pada pemanasan temperatur 480oC ditahan

Page 7: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

selama satu jam langsung dikejut dalam media air kemudian dirol hasilnyapun mengalami retakan. Ternyata setelah di analisa karena akibat terjadinya rapuh panas, kedua akibat dari tumbuhnya fasa kedua yaitu fasa β akibat pendinginan perlahan dari udara bebas dan akibat dengan rolnya sendiri dan ketiga karena tidak larut padat sempurna Cu pada Al sehingga pada waktu pengejutan tidak terjadi fasa α kelewat jenuh yang sempurna maka semua hasil percobaan diperoleh mengalami terjadi retakan.

KETANGGUHAN LAPIS LINDUNG CAT DI UDARA PANTAI PULAU JAWA

Iing Musalam

Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Lapis lindung cat dikenal sebagai bahan untuk melindungi material

khususnya logam dari serangan korosi. Cat mudah diperoleh dipasaran dengan berbagai merek, jenis dan kualitasnya, tetapi pada dasarnya untuk melindungi logam dari serangan korosi dengan menggunakan lapis lindung cat diperlukan cara yang tepat untuk memperpanjang usia pakai lapis lindung cat. Penelitian ini mencari jenis cat yang paling sesuai untuk digunakan pada struktur logam baja yang dipasang di daerah pantai.

Abstract Paint coating is known as protective material especially metals from the

corrosion atact. Paint is easy to get in the market with the various kind, quality and brand, but the basic phenomena to protect metal from corrosion atact by paint coating are need to use the perfect methode to prolong the service life of paint coating. This research is to find the kind of paint which suitable to use on the steel structure located in the coastal environment.

STANDAR KEKASARAN PERMUKAAN BIDANG PADA YOKE FLANGE MENURUT ISO R 1302 dan DIN 4768 DENGAN

MEMPERHATIKAN NILAI KETIDAKPASTIANNYA

Bimbing Atedi*) dan Djoko Agustono **) Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak

Karakteristik suatu kekasaran permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin. Hal tersebut perlu dinyatakan dengan jelas misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan, ketahanan kelelahan, perekatan dua atau lebih komponen-komponen mesin. Yoke flange adalah merupakan bagian dari komponen otomotive pada transmisi penggerak roda belakang , yang salah satu bagian permukaan perlu memenuhi kekasaran dengan spesifikasi tertentu. Standar kekasaran permukaan komponen tersebut yang ditetapkan dalam perancangan yaitu menurut standar ISO R 1302 dengan kode N8 dengan nilai Ra = 3,2 µm. Sebagai master produk pengukuran terhadap nilai kekasaran permukaan perlu dilakukan pengukuran geometrik secara teliti dengan memperhatikan nilai ketidakpastian pengukurannya. Dengan analisis dari nilai ukurnya, diharapkan hasil dari proses produksi melalui pemesinan yang dilakukan, seluruh produknya dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi teknis yang direncanakan. Kata kunci: kekasaran permukaan, yoke flange, ISO R 1302

Abstract Role of the characteristic of the surface roughness is very important in the

machine design. It should be clearly stated, for example, in its relationship with friction, wear ness, lubrication, fatigue, and assembling of two or more machine components. Yoke flange is one of the machine component at the rear wheel drive, which has certain surface roughness value. According to ISO R 1302, its surface rougness is N8 with Ra= 3.2 µm. As a product master measurement of surface roughness value, it is important to hold a measurement of the geometric accuratly, by taking into account of its uncertainty. By analizing its measurement value it is hoped that all of the results of the DIN 4768 production process will fulfil the technical specification. Key word: surface roughness,Yoke Flange, ISO R 1302

Page 8: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

KAPABILITAS PROSES PEMBUATAN KOMPONEN OTOMOTIF BAHAN S45C DI PT. X

Djoko Agustono*), Bimbing Atedi**), Triyono***) Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknik Pengujian

Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Universitas Trisakti Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Untuk mengetahui apakah proses produksi yang telah dijalankan untuk

produk komponen otomotif dengan bahan S45C telah dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan/ditentukan atau belum, maka telah dilakukan perhitungan Kapabilitas Proses di PT X.Jumlah sample yang diamati adalah 30 buah untuk produk A dan 15 buah untuk produk B.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa dalam pembuatan produk B proses produksi berjalan dengan baik, hal ini terbukti dari Cp selalu > 1.33. Sedangkan untuk produk A tidak semua proses memenuhi syarat hal ini terbukti dari beberapa variable yang diamati harga Cp < 1.33, bahkan ada yang < 1.00. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk memperbaiki proses pembuatan produk A.

Kata Kunci: Kapabilitas proses, komponen otomotif bahan S45C

Abstract In order to know whether the production processes of component automotive

with the material of S45C in the PT. X are under control, then a capability process measurement has been conducted.To obtain manufacturing capabilities hence conducted by taking some product samples, those are 15 samples for product A and 30 samples for product B.

The results of the analysis show that the production process of product B is totally under control, but for the product A some of variables are out of control. It means that some improvement activities are needed to bring the process of product A back under control.

Keywords: Process capability, S45C material automotive component.

ANALISIS KOROSI FATIK PADA MATERIAL RUDDER DAUN KEMUDI KAPAL

Yusuf Afandi

Laboratorium Analisa Kerusakan dan Umur Sisa, B2TKS - BPPT Kawasan PUSPIPTEK Gedung 220 Tangerang Banten

Abstract

Rudder yang terbuat dari material SF 50 (20 Mn) mengalami kehilangan pada bagian daun kemudinya. Untuk menentukan sumber penyebab kerusakan sebagai upaya pencegahan terjadinya kerusakan yang serupa dikemudian hari maka dilakukan analisis meliputi analisis komposisi kimia menggunakan optical emission spectrometry, pemeriksaan metalografi dengan mikroskop optic dan uji kekerasan dengan mesin Frank Weltest. Awal retak terindikasi akibat serangan korosi pada daerah kritis. Serangan korosi menimbulkan adanya retakan akibat kombinasi beban mekanis. Efek retak tersebut akan menimbulkan adanya konsentrasi tegangan di ujung retakan.. Selanjutnya akan terjadi perambatan retak akibat fatik korosi. Sisa penampang tidak mampu lagi menahan beban mekanis sehingga terjadi beban berlebih (Overloading). Hal ini mengakibatkan lepasnya daun kemudi dari kapalnya. Rudder mengalami kerusakan akibat sistem proteksi katodik tidak berfungsi secara sempurna.

Abstract Rudder made of SF 50 (20Mn) have trouble at steered wheel of ship. To

determine the rootcause of rudder failure, it has conducted testing such as visual examination, chemical composition analysis by optical emission spectrometer, metallographic examination by optical microscope metaloplan and hardness measuremen by Frank Weltest machine. Crack initation indicated corrosion attack at critical area. Crack occurred mechanical load combination. Effect of crack stress concentration at crack tip. Crack propagated by fatigue corrosion. Surface area did not resist mechanical loading due to over loading therefore the steered wheel is loss. Rudder failed cathodic protection system aplied unperfecly.

SIMULASI METODA COMPOUND SEPARATION PADA PEMBUATAN

INGOT BESI/ BAJA DARI SKRAP DAN PASIR BESI

Agus Sukarto Wismogroho dan Nurul Taufiqu Rochman Pusat Penelitian Fisika

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Komplek PUSPIPTEK Serpong

Tangerang 15310 Banten

Page 9: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Abstrak

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku besi/ baja cor industri pengecoran di Indonesia, dikembangkan peleburan besi/ baja dari skrap dan pasir besi lokal. Namun demikian di dalam skrap besi/ baja terdapat pengotor seperti Ni, Cu, Pb, Sn, Al, dll yang dalam jumlah relatif banyak dapat menimbulkan masalah pada produk akhir. Sementara itu. pasir besi lokal banyak mengandung unsur Ti dan V yang juga dapat menggumpal pada dasar tungku saat proses peleburan dengan menggunakan kupola. Untuk meningkatkan efisiensi eliminasi pengotor, seperti: Ti, V dan Al, dalam paper ini akan disimulasikan metoda compound separation dengan mengikat/ mereaksikan unsur pengotor dengan unsur lain sehingga terjadi perbedaan berat jenis yang menyebabkan terjadinya pemisahan pengotor dari besi lebur. Simulasi dilakukan dengan perhitungan perubahan (delta) energi standard bebas Gibbs dari reaksi-reaksi antara unsur pengikat, besi, dan pengotor (Ti, V dan Al) dengan menggunakan software HSC Chemistry 5.0. Hasil perhitungan menunjukkan perbandingan kualitatif reaksi antara masing-masing paduan yang terbentuk. Dengan perhitungan berat jenis, fasa, dan kecepatan reaksi dari paduan yang terbentuk, dapat ditentukan unsur yang paling tepat untuk pembersihan (eliminasi) pengotor-pengotor tersebut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Ti, V dan Al dapat dieliminasi dengan bubbling dan penambahan CaF2. Simulasi ini diharapkan dapat diterapkan dalam teknologi compound separation sehingga dapat dipakai untuk mengontrol komposisi besi/ baja sesuai dengan standard yang diinginkan dan dapat ditransfer teknologinya pada industri pengecoran di Indonesia. Katakunci: Simulasi, energi standard bebas Gibbs, metoda compound separation, pengotor, skrap besi/ baja, pasir besi

KARAKTERISTIK MATERIAL SISTEM SUMBER ION MULTICUSP *)

Sudarmono, Silakhuddin

Pusat Pengembangan Sistem Reaktor Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak

KARAKTERISTIK MATERIAL SISTEM SUMBER ION MULTICUSP. Telah dilakukan karakteristik material sumber ion komponen akselerator yang memerlukan kevakuman tinggi untuk menghasilkan berkas partikel energi tinggi. Karakteristik dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.

Penentuan secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan peralatan XRD untuk mengetahui pola difraksinya. Penentuan secara kuantitatif menggunakan peralatan SEM/EDAX yaitu dengan melihat akan adanya unsur-unsur utama pembentuk chromium karbida. Laju korosi dilakukan dengan pengujian kabut garam. Hasil identifikasi sampel baik secara kualitatif dan kuantitatif, diperoleh adanya presipitasi karbida (Cr23C6). Laju korosi yang diperoleh menunjukan bahwa pengurangan massa pada welding metal lebih besar dibanding dengan di daerah logam induk maupun di daerah kena pengaruh panas.

Kata kunci : Presipitasi karbida, laju korosi, Sumber-ion.

Abstract

CHARACTERIZATION AT THE ION SOURCE MULTICUSP MATERIAL. The characterization at the ion source accelerator component was done by mean the qualification and the quantity. The qualification and quantity of chromium carbide was performed by using X-ray diffraction and SEM-EDAX. The corrosion was performed by using salt spray. The results of sample characterization, shows that there is chromium carbide. Experiment result using salt spray method shows that the corrosion occur in the welding metal is higher than base metal and heat effect zone.

Key word : Chromium carbide, Corrosion, Multi-cusp

PENENTUAN KEAUSAN KOMPONEN OTOMOTIF DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS

Sudarmono, Silakhuddin

Pusat Pengembangan Sistem Reaktor Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak PENENTUAN KEAUSAN KOMPONEN OTOMOTIF DENGAN

METODE AKTIVASI LAPISAN TIPIS. Telah dilakukan penentuan keausan komponen otomotif dengan teknik aktivasi lapisan tipis (TLA). Dalam hal ini komponen sepeda motor ring piston disinari dengan partikel proton dari mesin siklotron. Besarnya tingkat keausan ring piston ditentukan oleh banyaknya butiran yang terkikis dari komponen tersebut ketika mesin dijalankan. Hal ini dapat dideteksi dengan mengukur tingkat kenaikan keradioaktivan pada minyak pelumas ataupun tingkat penurunan keradioaktivan pada permukaan komponen dengan menggunakan alat penganalisa Multichannel Analysis (MCA). Dengan suatu

Page 10: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

kalibrasi, jumlah butiran yang terkikis selama proses keausan dapat ditentukan secara kuantitatif. Hasil tingkat keausan minimum yang diperoleh yaitu 8 mgr selama waktu operasi 5 jam. Hasil ini tidak berbeda dengan nilai ketepatan yang dikemukakan oleh T. Delvigne yaitu keausan pada komponen-komponen otomotif adalah sebesar <10 mgr.

Abstract THE DETERMINATION OF WEAR LEVEL ON THE OTOMOTIVE

COMPONENT MATERIAL BY THIN LAYER ACTIVATION METHOD. The determination of the wear of a motor cycle component by using thin layer activation analysis method was done. In the determination, a motorcycle piston ring was activated by proton beam and then was operated on the real machine. The wear measurement was determined by measurement of level radioactivity of lubricant oil by multichannel analyzer. The minimum wearing level is 8 mgr, duration that can detects a wear was 5 hours. This result is same with the result of T.Delvigne namely is less than 10 mgr

PENGECORAN ALUMINIUM UNTUK BUCKET TURBIN PELTON SKALA LABORATORIUM

Budhy Basuki, Djuhana, Bambang Nurwasito Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak Sistem turbin Pelton skala laboratorium telah dirancang dan dibuat . Salah satu bagian penting yang harus dibuat adalah bucket memiliki persyaratan yaitu harus ringan dan kuat. Proses yang dirancang untuk membuat bucket-bucket tersebut yaitu dicor /casting dan menggunakan bahan aluminium paduan. Proses pengecoran yang dilakukan dimulai dari persiapan pembuatan pola, cetakan dan peleburan aluminium. Kemudian untuk mengetahui sifat mekanik dilakukan uji kekerasan. Hasil pengujian kekerasan diperoleh rata-rata adalah 117 BHN dan 124 BHN

Abstract The Pelton turbin laboratorium have been the design and make. In the component is bucket must be make light and strength.

KAJIAN PROSES PENGERINGAN SILIKA PRESIPITAT

Eko Sulistiyono, S.T Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Intisari

Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pembuatan silika presipitat yang ringan. Silika presipitat yang diperlukan untuk keperluan mineral industri yang memiliki bulk density yang berada dibawah 0,3 gr/cm2 . Bahan yang digunakan untuk percobaan adalah hasil proses penggumpalan water glass dengan perbandingan 1 : 2. Proses pengeringan dilakukan pada temparatur antara 80OC sampai 120OC. Waktu proses pengeringan 10 jam dengan interval yang diamati 2 jam. Sebagai parameter keberhasilan adalah dihitung berdasarkan bulk density yang diperoleh dari hasil percobaan.

Abstract Process drying represent one of important step in making silica of light

presipitat. Silica presipitat that is needed for mineral of industry owning bulk density residing in under 0,3 gr/cm2 . Substance used for the attempt is result process coagulation of water glass with comparison 1 2. Process of drying conducted at temparatur of between 80OC until 120OC. Time process drying 10 hours with interval perceived by 2 hours. As parameter of efficacy is counted by pursuant to bulk density obtained from attempt result. Kata Kunci : Silika Presipitat, Proses Pengeringan, Water Glass

PENGUJIAN GAYA TEKUK LOGAM ALUMINIUM

Bambang Herlambang, Djuhana Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak

Gaya tekuk merupakan gaya kritis dimana suatu batang yang diberi gaya tekan pada salah satu ujungnya sedangkan ujung yang lain tetap mengalami lekukan. Pengujian gaya tekuk dilakukan dengan mengukur panjang dan diameter batang uji ketika diberi gaya tekan. Dengan menggunakan persamaan Euler untuk gaya tekuk maka gaya tekuk batang uji dapat diketahui.

Page 11: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian gaya tekuk batang uji yang terbuat dari bahan logam aluminium. Diameter batang uji adalah 6 mm dan panjang batang uji adalah 450 mm. Sedangkan pembebanan yang diberikan adalah 100 gram. Jenis dudukan yang digunakan adalah engsel – jepit dan engsel – engsel.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya tekuk aluminium dengan dudukan jepit – jepit paling tinggi dibandingkan dengan gaya tekuk pada dudukan engsel – jepit dan engsel – engsel. Hal ini disebabkan oleh nilai panjang efektif batang uji pada dudukan jepit – jepit paling kecil dibandingkan dengan pada dudukan engsel – jepit dan engsel – engsel sehingga dibutuhkan gaya paling besar untuk terjadinya tekukan.

Abstract Buckling force is critical force given on a bar at one of its edge, while

another edge is fixed causes buckling on the bar. The test is performed by measuring diameter and length of a bar when a buckling force is applied to the bar. Buckling force of the bar can be determined by using Euler equation.

In this research a buckling test of a bar made of aluminum has been done. The bar dimension are 6 mm in diameter and 450 mm in length. The weighing applied on the bar was 100 grams, while the fixture types used were hinge – clamp and hinge – hinge.

The test results show that buckling force of aluminum with clamp – clamp fixture was largest than hinge – hinge and clamp – hinge fixtures. This is due to effective length of aluminum with such fixture is smallest than others so that it needs largest force to make buckling on the specimen.

Kata kunci: Gaya tekuk, aluminium, persamaan euler, dudukan engsel, dan dudukan jepit. Keywords: Buckling force, aluminum, Euler equation, hinge fixture and clamp fixture.

REVIEW BIO-COMPOSITE MATERIALS AS THE POTENTIAL LINK BETWEEN MATERIALS SCIENCE AND LIFE SCIENCE

STUDY CASE: EXO-SKELETON OF LOBSTER HOMARUS AMERICANUS

Andika W. Pramono Research Center for Metallurgy - Indonesian Institute of Sciences

Kawasan PUSPIPTEK – Serpong 15314 - Indonesia E-mail: [email protected]

Abstract The large number of bio-diversity in Indonesia allows a possible deeper

exploration on bio-material based on animal species. The examination on the structure of such material leads to the knowledge of bio-composites which is highly efficient in nature. As a composite material developed by nature, the exo-skeletons of arthropods and crustaceans function not only mechanically but also chemically. Chemically, these exo-skeletons become the major source for the chitin-protein which has various wide applications in human’s life. As the characteristics of the bio-composite material have been disclosed, a new motivation may arise to mimic or to simulate the properties of such material. Even though, the research activity about the bio-composite material has been internationally initiated, Indonesia still has a lot of chance to take a part by relying on the national bio-diversity. The possibility of research covers the aspects of physics, chemistry, as well as mechanical properties. To provide a good start, a conducted study case on the cuticle (hard skin) of lobster Homarus Americanus will be briefly discussed.

Abstrak Keragaman bio-diversivitas Indonesia memungkinkan untuk

dilakukannya observasi lebih dalam tentang bio-material yang terdapat pada spesies binatang. Penelaahan mendalam pada struktur dari material tersebut membawa kita pada isu bio-komposit yang secara alami sangat efisien. Sebagai bahan komposit yang tersedia oleh alam, exoskeleton (rangka luar) dari arthropoda dan krustacea berfungsi tidak hanya secara mekanis tetapi juga kimiawi. Secara kimiawi, exoskeleton ini merupakan sumber utama bagi tersedianya protein chitin yang memiliki aplikasi luas dalam kehidupan manusia. Apabila karakteristik dari bahan bio-komposit in telah sepenuhnya dipahami, tidak menutup kemungkinan adanya tendensi untuk meniru atau men-simulasi sifat-sifat bahan tersebut. Walaupun, kegiatan riset berkenaan dengan bahan ini telah dimulai di seluruh dunia, Indonesia masih memiliki banyak kesempatan dengan mengedepankan bio-diversitivitas nasional. Kesempatan untuk riset dan pengembangan meliputi aspek fisika, kimia, dan sifat mekanis. Sebagai awal yang baik, studi kasus yang telah dilakukan pada kutikula lobster Homarus Americanus akan dibahas secara singkat.

Keywords: bio-composite material, chitin-protein, chitosan, Bouligand

layers, epicuticle, exocuticle, endocuticle

Page 12: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

KARAKTERISASI KOMPOSIT TITANIUM DENGAN PENGUAT PARTIKEL SILIKON KARBIDA HASIL PELEBURAN

Gadang Priyotomo Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Material titanium dengan penambahan partikel SiC mempunyai karakterisasi sebagai material komposit. Penambahan konsentrasi partikel SiC dapat meningkatkan sifat bahan. Penambahan dengan variasi konsentrasi partikel SiC 1% wt dan SiC 3% wt dilakukan dengan metode peleburan levitasi secara vakum pada temperatur lebih dari 20000C Pada konsentrasi SiC 1% wt terlihat adanya paduan baru terbentuk berupa paduan TiC dan Ti3Si sedangkan pada konsentrasi 3% wt, paduan TiC dan Ti3Si semakin tinggi kadarnya. Selain partikel SiC yang tidak terlarut, paduan TiC dan Ti3Si juga sebagai penguat. Penguat-penguat ini berbentuk jaringan-jaringan dan lamel-lamel.

Abstract Titanium material with adding SiC particles have characterization as composite material. The addition of particles of SiC concentration can increase matter properties. The addition of SiC 1%wt and 3% wt concentration can be conducted with method of levitation melting with temperature over than 20000C The concentration of 1 % wt SiC is shown new alloys such as TiC and Ti3Si in the other side the concentration of 3 % wt SiC, alloy of TiC and Ti3Si increase gradually. Beside SiC particle that is insoluble, alloy of TiC and Ti3Si also are as reinforcement of titanium. These reinforcements have shape of network and lamellas.

PENGARUH PENAMBAHAN PERAK TERHADAP KEKERASAN PADA PADUAN PEWTER

Bambang Sriyono *)

Praja Firdaus Setiawan **) *) Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Komplek Puspiptek Serpong

**) Alumni Jurusan Mesin -ISTN

Intisari Dalam tulisan ini akan dibahas hasil percobaan pengaruh penambahan

perak pada paduan pewter (Sn-Cu-Sb) terhadap kekerasan. Hasil percobaan menunjukkan semakin banyak penambahan perak pada

paduan pewter akan menaikkan kekerasan.

Abstract This paper described about the experimental results of the effect of Ag

addition into Pewter alloy (Sn-Cu-Sb alloy) on hardness. The experiments were carried out that by addition of Ag, the hardness of

pewter alloy increase KATA KUNCI : Paduan pewter, perak, kekerasan, hasil coran dan proses

homogenisasi

RANCANG BANGUN PEMBUATAN ALAT UKUR SILINDER DENGAN KAPASITAS DIAMETER 2500 mm

Budhy Basuki dan Djuhana Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak Dalam pengukuran poros generator Pembangkit Listrik Tenaga Air sulit

dilaksanakan karena diameternya 2500 mm, presisi dan harus dilakukan di tempat/di lapangan. Peralatan untuk itu tidak tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut telah dibuat alat ukur untuk poros berdiameter 2500 mm. Pengukuran menggunakan sistem tiga titik ukur. Untuk mengetahui tingkat ketelitiannya dilakukan komparasi dengan mesin tiga koordinat Coordinat Measuring Machine. Komparasi dilakukan dengan membandingkan silindrometer dengan kalibrator. Hasil komparasi menujukkan perbedaan cukup kecil yaitu 0,008 mm.

Abstract The measurement of generator shaft at HEPP is very difficult due to its

diameter (2500 mm), and shall be in situ/ at field. The equipment is not available. For solving the problem, it has been made an instrument to measure 2500 mm generator shaft. The measurement apply trigonal points system. The level of accuracy is then compared with Coordinat Measuring Machine. The comparison came from cylindrometer and calibrator measurements. The difference between cyllindrometer ND calibrator result is 0,008 mm.

Page 13: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR-UNSUR MODIFIER Na, Ti DAN Sr TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PADUAN Al–7%Si

Saefudin

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstract To increase the nature of mechanic at alloying Al-7%Si conducted by enhancing elements of modifier Na, Sr and Ti content which relative minimize. Result of attempt indicated that by a hardness, interesting strength, and assess higher impact from alloying Al-7%Si which is without conducted by addition of element modifier. Use of better element modifier Ti and Sr from at use of element of modifier Na, because interesting stength and his hardness is higher. Use of element of modifier Sr can improve value of highest impact. But interesting strengh and his hardness is lower the than at addition of element of modifier Ti.

Abstrak Untuk meningkatkan sifat mekanik pada paduan Al–7% Si dilakukan

dengan cara menambahkan unsur-unsur modifier Na, Sr dan Ti dalam kandungan yang relatif kecil. Hasil percobaan ditunjukkan bahwa kekerasan, kekuatan tarik, dan nilai impak lebih tinggi dari pada paduan Al-7%Si yang tanpa dilakukan penambahan unsur modifier. Penggunaan unsur modifier Ti dan Sr lebih bagus dari pada penggunaan unsur modifier Na, karena kekuatan tarik dan kekerasannya lebih tinggi. Penggunaan unsur midifier Sr dapat meningkatkan nilai impak yang paling tinggi. Tetapi kekuatan tarik dan kekerasannya lebih rendah dari pada penambahan unsur modifier Ti.

PENGEMBANGAN MATERIAL KOBALT SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI FUNGSI TULANG PADA TUBUH MANUSIA

Gadang Priyotomo

Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Material kobalt khususnya paduan Co-Cr-Mo mempunyai sifat biokompatibilitas terhadap tubuh yang tinggi, sifat mekanis yang bagus, tahan keausan dan ketahanan korosi yang baik. Pengaruh perlakuan panas hingga

12600C menyebabkan tertahannya transformasi fasa α menjadi fasa ε martensit. Peningkatan holding time juga meningkatkan kadar fasa α (200). Kekuatan luluh menurun seiring dengan meningkatnya temperatur anil pada material. Pelarutan unsur unsur paduan juga harus diberikan perhatian besar pada jaringan tubuh terutama unsur Molibdenum

Abstract Cobalt material particularly Co-Cr-Mo alloy have higher biocompability in human body, good mechanical properties, wear resistance and excellent corrosion resistance. The influence of heat treatment up to 12600C of temperature causes the retaining of phase transformation of α to ε phase of martensite. The increasing of holding time also enhances α phase concentration. Yield strength decreases with increasing annealing temperature on material. The dissolving of alloy elements also must be given great attention in body tissue particularly molybdenum. PENGARUH VARIASI SUDUT NOZEL TERHADAP DISTRIBUSI UKURAN

BUTIRAN PADA PROSES ATOMISASI TIMAH PUTIH

I Nyoman Gede Putrayasa A dan Bambang Sriyono Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak

Telah dilakukan percobaan pembuatan serbuk timah dengan menggunakan metoda proses atomisasi semprot udara. Parameter proses yang divariasikan adalah sudut kemiringan nozel sebesar 30o dan 60o . Tekanan udara yang dipakai berkisar antara 23 sampai 18 kg/cm2 dan temperatur lebur pada keadaan konstan sebesar 400o C Hasil optimum didapat pada tekanan 22 sampai 18 kg/cm2 dengan sudut kemiringan nozel sebesar 30o.

Abstract Have been done by making powder tin attempt by using method process atomization spray air. Process parameter which the variation of inclination nozel angle corner of equal to 30o and 60o . Air pressure weared to range from 23 until 18 constant molten kg/cm2 temperature in the situation equal to 400o C. Optimum result was gained in pressure 22- 18 kg/cm2 with inclination nozzle angle corner of equal to 30 o.

Page 14: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

PENGEMBANGAN SIMULASI UNTUK STUDI AWAL PENGARUH KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN DAN KECEPATAN TERHADAP

KUALITAS RIDE PADA TRAKTOR SEMI TRAILER

Iwan Dwi Antoro Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Telah dilakukan penelitian mengenai pengembangan simulasi untuk studi

awal pengaruh ketidakrataan permukaan jalan dan kecepatan terhadap kualitas ride pada traktor semi trailer. Kualitas ride suatu kendaraan berhubungan dengan kenyamanan yang dialami penumpang di dalam kendaraan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas ride adalah vibrasi pada kendaraan. Vibrasi pada kendaraan disebabkan berbagai macam sumber getar. Biasanya ketidakrataan permukaan jalan merupakan sumber getar yang siknifikan yang mengeksitasi getaran pada kendaraan. Untuk menilai kualitas ride traktor semi trailer maka dikembangkan suatu model traktor semi trailer yang memiliki 12 derajat kebebasan. Persamaan matematika dari model ini diturunkan dengan menggunakan prinsip Hamilton dan dianalisa dalam domain frekuensi, yang selanjutnya disimulasikan dalam program komputer dengan menggunakan MATLAB.

Abstract Have been conducted the research of the development of simulation for

preliminary study of the influence of road irregularities and velocity to the ride quality of tractor semi trailer. The ride quality of vehicle is concerned to the comfortness experienced by passenger in vehicle. One of the factors which influences ride quality is vehicle vibration. Vibration on vehicle is caused by various vibration sources. Generally, road irregularities are significant vibration source which excitate the vibration of vehicle. To asses ride quality of tractor semi trailer, have been developed a tractor semi trailer model which had 12 (twelve) degree of freedom. Mathematical equation of the model is derived by using Hamilton principle and to be analyse in frequency domain, then simulated in computer program using MATLAB. Kata kunci : simulasi, ride, vibrasi, derajat kebebasan, Hamilton, MATLAB, ISO

2631, akar rataan kuadrat (root mean square / RMS), frekuensi, kerapatan spektrum daya (power spectral density / PSD)

PEMANFAATAN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ENAMELS PORCELAIN

Iwan Setiawan

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Komplek Puspiptek Serpong

Abstrak Salah satu sistem pelapisan yang umum digunakan untuk keperluan

aplikasi alat-alat industri yaitu pelapisan dengan menggunakan enamels porcelain yaitu suatu jenis inorganic coating yang berbasis silika.

Sampai saat ini bahan untuk pembuatan enamels ini sangat tergantung pada impor, sedangkan Indonesia mempunyai banyak pasir silika dengan kualitas cukup baik, sehingga sangat diperlukan penguasaan teknologi pemanfaatan pasir silika ini sebagai bahan untuk membuat enamels.

Penelitian ini menitikberatkan pada pembuatan sistem enamels dan aplikasinya pada poduk yang berbasis baja dan besi cor. Karakterisasi yang dilakukan terhadap enamels yaitu menggunakan XRD, DTA dll.

Kata kunci : enamels porcelain, pasir silika, oksida, pelapisan, aplikasi enamels

KOMPOSIT MATRIK LOGAM UNTUK BAHAN MOBIL

Toni B. Romiyarso Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Komposit matrik logam (KLM) adalah bahan yang ringan dan merupakan

material rekayasa yang dibuat dari penggabungan dua atau lebih material konvensional yang mempunyai sifat-sifat lebih unggul bila dibandingkan dengan material pembentuknya. Material tersebut mempunyai matriks dan penguat yang bermacam-macam. Keunggulannya antara lain mempunyai kombinasi yang bagus dari ratio stiffness, kekuatan pada temperatur kamar dan temperatur tinggi, mempunyai modulus spesifik, kekuatan lelah, ketahanan aus, ketahanan abrasi, ketahanan mulur dan konduktifitas panas yang tinggi. Karena sifat-sifat tadi, material ini telah digunakan untuk pemakaian pada mobil dan motor (otomotif). Pembuatan KML ini dilakukan dengan berbagai macam cara.

Page 15: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Abstract Metal Matrix Composite (MMCs) is light substance and represents

engineer materials consisting of two or more conventional materials and having pre-eminent nature when compared to individual material. MMCs has various matrices and reinforcements. The advantage of MMCs includes a good combination of stiffness ratio, low and high temperatur strength, specific madulus, yield strength, wear resistance, abrasion resistance, ductile recelience and high thermal conductivity. Based on these properties, the material has been used in cars and motorcycle (automotive). The manufacture of MMCs is done through various methods.

KATA KUNCI : KML, matriks, reinforce, mobil, proses. PENGARUH REDUKSI ROL DINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN

TEGANGAN SISA PADA MATERIAL Cu MURNI

Saefudin

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstract Have been conducted by a influence presentase research reduce cold rol to nature of stress relief and mechanic of is rest of pure metal Cu. Result of attempt indicated that by pure metal Cu do not experience of strain ossification. Make up of thicle discount value from 25% up to 80%, interesting strength, and so do assesss. Strain only just experience of degradation, although at highest discount. Improvement from 25% tile 80% foloeed with improvement of a lot of item ,cold work ship rol of pure Cu experient of rekristalization. Existence process rekristalization in workmanship of cold rol at pure Cu, in such a way till sheet metal of pure Cu accep heat at temperature of is above temperature rekristalization. At acquirement of stress relief of is rest of result of cold rol from discount of excelsion resolt of stress relief of low remainns, pursuant to calculation. But evaluated from micro structure result of this compatible, cause at result of cold roled metal of pure Cu experient of rekristalization, this rekristalization because of the happening of friction and high pressure of between rol and object work so that arise high heat enough which to passe of boundry of rekristalization metal of pure Cu that is 121oC. and this rekristalization that happened will not destroy atom formation, till handicap of atom or slipe cause of when experiencing of the mentioned will arise stress relief of is rest of but at rekristalization of atom lapped over regular become new item is wihich do not generate stress relief of the remains.

Compatable hence when metal of pure Cu of stress relief of low the rest at his excelsior reduce cold rol at metal of pure Cu of stress relief of low the rest at his excelsior reduce cold rol at metal of pure Cu. This fact of pursuant to result of calculation of stress relief of is rest of and analyse his structure.

Abstrak Telah dlakukan penelitian pengaruh presentase reduksi rol dingin terhadap sifat mekanik dan tegangan sisa pada Cu murni. Hasil percobaan ditunjukkan bahwa logam Cu murni mempunyai mampu bentuk yang sangat baik, selama pengerjaan rol dingin, Cu murni tidak mengalami pengerasan regangan. Peningkatan nilai reduksi tebal dari 25% sampai dengan 80%, kekuatan tarik, demikian juga nilai regangan hampir tidak mengalami penurunan, walaupun pada reduksi yang paling tinggi. Hasil perhitungan banyak butir ditunjukkan bahwa peningkatan reduksi tebal dari 25% hingga 80% diikuti dengan peningkatan banyak butir. Pengerjaan rol dingin Cu murni mengalami rekristalisasi. Adanya proses rekristalisasi dalam pengerjaan rol dingin pada Cu murni, disebabkan karena proses gesekan antara komponen rol dan pelat logam Cu murni, sedemikian hingga pelat logam Cu murni menerima panas pada suhu diatas suhu rekritalisasi.Pada perolehan tegangan sisa hasil rol dingin dari reduksi semakin tinggi hasil tegangan sisa rendah, berdasarkan perhitungan. Tetapi ditinjau dari struktur mikro hasil ini cocok, sebab pada hasil pengerolan dingin logam Cu murni mengalami rekristalisasi, rekristalisasi ini di sebabkan oleh terjadinya gesekan dan tekanan tinggi antara rol dan benda kerja sehingga timbul panas cukup tinggi yang melampoi batas rekristalisasi logam Cu murni yaitu 121oC. Dan rekristalisasi ini yang terjadi tidak akan merusak susunan atom, hingga cacat atom atau slip, sebab bila mengalami hal tersebut akan timbul tegangan sisa tetapi pada rekristalisasi atom tersusun teratur menjadi butir baru yang tidak menimbulkan tegangan sisa tersebut. Maka cocok bila logam Cu murni tegangan sisanya rendah pada semakin tingginya reduksi rol dingin pada logam Cu murni.Ini fakta berdasarkan perhingan tegangan sisa dan analisa strukturnya.

PENGARUH PANAS PADA NANOSTRUKTUR MATERIAL PADUAN LOGAM DAN NANOKOMPOSIT LOGAM ANTIKOROSI

Sahlan

P3TIP, BPPT Fakultas Teknik, Universitas Krisnadwipayana

Abstract

In most of studies involving nanocrystalline materials (NsM), the value of n is different from the value of 0,5, deduced from the parabolic relationship for

Page 16: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

grain growth. Thus, in addition to zener drag (where a particle interacts with the grain boundary to reduce the energy of the boundary-particle system and restrains the boundary movement, other mechanisms such as pinning of grain boundaries by pores, solute atoms or inclusions may also be operative. The fact that pores and impurity doping have cosiderable effect on the grain growth characteristics was demonstrated in TiO2. For an initial grain size of 14 nm, when the porosity was about 25%, the grain size (after annealing for 20 h at 700o C) was 30 nm. When the porosity was reduced to abaot 10%, the grain size for a similar annealing treatment was dramatically increased to 500 nm. Elevated temperatures seem to affect the microstructure of NsM by one or both of the following two types of processes grain growth or/and temperature-induced variations of the atomic structure. Kata Kunci: Material Nanostrukutral (NsM),nanokomposit, pertumbuhan butiran, struktur atomik.

USAHA PENGGUNAAN BAHAN BAKU BIJIH BESI LOKAL SERTA PEMANFAATAN FINNES PELLET DAN SCALE SEBAGAI BAHAN BAKU

ALTERNATIF PEMBUATAN BESI SPONS DENGAN REDUKTOR BATUBARA DAN GREENCOKE

Soesaptri Oediyani, Ir., ME.,Anistasia Milandia, ST,Nina Nopertina, ST

Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Sutan Ageng Tirtayasa

KARBURASI PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DALAM

PERENDAMAN GARAM SODIUM SIANIDA (NaCN) ATAU POTASIUM SIANIDA (KCN)

Sahlan

Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana P3TIP-BPPT

Abstract

Low-carbon, or mild, steels are produced in greater tonnages than all other steels combined. Mild steels is cheap, soft, ductile, and readily welded. However, it cannot be heat-treated. Mild steels are used to produce car bodies, appliance, bridges, tanks and pipe. Low-carbon steels (content 0,05-0,32%C), which as a rule are readily machinable, can have their surface layers carburized and subsequently hardened. This treatment, called case hardening, gives the steel a hard and wear-resisting surface or case. By virtue of the core remaining comparatively soft and

tough the component as a whole shows high impact strength. Owing to the development of compressive stresses in the surface layers during the case-hardening treatment the fatique strength of the steel is also increased. Carburization is effected either in solid media (carburizing compounds), in salt baths or in gases at temperatures normally between 825oC and 925oC. The transport of carbon from the carburizing medium always takes place via a gaseous phase, usually carbon monoxide (CO). The active carburizing agent in a salt bath is sodium cyanide (NaCN) or potassium cyanide (KCN). It is believed that the carburization proceeds via gaseous phase. The first reaction takes place at the interface between the salt bath and the atmosphere; the other two reactions take place at the interface between the salt bath and steel. Some of nitrogen liberated by reaction is also taken up by the steel. Kata Kunci : Baja karbon rendah, Karburisasi, sodium sianida

SISTEM DAN APLIKASI

PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FC)

Murni Handayani Pusat Penelitian Metalurgi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Dengan semakin meningkatnya harga bahan bakar minyak saat ini

diperlukan suatu pemikiran untuk mencari sumber energi alternatif yang lebih efisien dan lebih menguntungkan. Sumber energi fuel cell mempunyai efisiensi tinggi dan ramah lingkungan yang dapat menjadi kandidat untuk menggantikan mesin pembakaran internal. Fuel cell adalah suatu peralatan elektrokimia yang mengkonversikan energi kimia dari reaktan secara langsung yang menghasilkan listrik, panas dan air. Salah satu tipe fuel cell adalah PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell), beroperasi pada temperatur 30°C sampai 80°C dan menggunakan membran elektrolit sebagai Proton Exchange Membrane (PEM). Dalam sel tunggal PEM Fuel cell terdiri dari empat komponen dasar yaitu

Page 17: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

membran, elektroda, lapisan difusi gas dan plat bipolar yang mana keempat komponen tersebut sebagai fungsional utama untuk terjadinya reaksi dan bekerjanya fuel cell. PEM FC banyak diaplikasikan terutama pada industri automotif dan peralatan elektronik portable.

Abstract In this time, with growing of oil fuel price is needed an idea to look for

alternative energy source which having more efficient and beneficial. Energy source of fuel cell having high efficiency and environment friendly able to become candidate to replace internal combustion engine. Fuel Cell is an electrochemical energy conversion device of reactant directly that produces electricity, heat and water. PEM FC (Proton of Exchange Membrane Fuel Cell) is one of fuel cell operating on temperature 30°C until 80°C and use electrolyte membrane as Proton Exchange Membrane (PEM). In single cell of PEM Fuel Cell consist four fundamental component that is membrane, electrode, gas diffusion layer and bipolar plate which fourth component mentioned as especial functional to the happening of reaction and work of fuel cell. Application of PEM FC is especially at automotive industries and equipments of electronic portable. Keywords : Alternative energy, Fuell Cell, PEMFC

PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS BAJA KARBON RENDAH MELALUI PROSES VANADISASI PADAT

Bintang Adjiantoro dan Toni B. Romiyarso

Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Pengerasan permukaan terhadap baja karbon rendah dengan proses

vanadisasi padat telah dilakukan, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekerasan dan katahanan aus. Bahan yang digunakan pada percobaan adalah campuran serbuk: Fe-V, NH4Cl dan Al2O3. Variasi kondisi parameter suhu pemanasan adalah 800oC dan 875oC dengan waktu penahanan selama; 1, 3 dan 5 jam. Dari percobaan tersebut diperoleh capaian peningkatan nilai kekerasan, yaitu 464 HV atau naik 185 % dan ketahanan aus naik 49,2 % terhadap bahan awal. Kondisi parameter ini dicapai pada suhu 875oC dengan waktu penahanan 5 jam.

Abstract

Surface hardening test of low carbon steel by solid vanadization process has been done, and aimed to increase the hardness and wear resistance of its surface. The materials used for the test were the mixed powder: Fe-V, NH4Cl and Al2O3. Parameter codition of the tests were various, such as 800oC and 875oC with holding time for 1, 3 and 5 hours. The test result shows that the hardness can be increased to 464 HV or increase 185 % and wear resistance to increase 49,2 % respectively their initial. The parameter codition for this achievement is 875oC for temperature and 5 hour holding time. KATA KUNCI : Poses vanadisasi, besi cor kelabu, kekerasan ketahanan aus.

SIMULASI KOMPUTER PEMBENTUKAN LEMBARAN LOGAM (DEEP DRAWING)

Gadang Priyotomo Staf Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Proses pembentukan lembaran logam khususnya deep drawing

membutuhkan desain peralatan yang akurat dan presisi dalam menghasilkan produk yang optimal. Proses ini dapat dilakukan dengan simulasi komputer untuk analisa desain. Metode simulasi komputer menggunakan metode elemen hingga. Sehingga ini dapat mempercepat proses produksi dan mengurangi biaya produksi khususnya disain perencanaan di bidang industri manufaktur kendaraan bermotor.

Abstract Process of metal sheet forming especially deep drawing needs design of tool

accurately and precisely in producing the optimally product. This process can be done with computer simulation to analyze a design. Method of computer simulation uses finite element method (FEM). So this can increases process of production and reduces cost of product especially the planning of design in industry of automobile manufacture.

PENGARUH ANALISA PENAMPANG BENTUK RISER TERHADAP

CACAT PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM

Budhy Basuki dan Djuhana Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Page 18: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak Porositas pada pengecoran logam dapat disebabkan terjadi kegagalan

fungsi pada riser untuk mengantisipasi penyusutan. Pada penelitian ini bermuara untuk mengetahui pengaruh bentuk penampang riser terhadap cacat pengecoran. Struktur penampang riser yang dibandingkan adalah bentuk bulat dan segi empat. Dalam pengecoran media yang digunakan adalah dengan cetakan pasir. Hasil yang di dapat dalam bentuk penampang riser sangat berpengaruh terhadap terjadinya cacat coran.

Abstract Porosity to defect steel may be propagated by to the faillure of riser to

antivitasion shrinkage rates. To this researsh is to akses the influence of the riser to porouns defect. Structure section of riser to be compared is between circle shape and rectangular. The casting to the experience proses is used sand casting. The research result shows that section of riser investigate influence to the porosity sand casting defect. PENELITIAN PEMBUATAN KUPINGAN TELAPAK RANTAI TANK PT 76

DARI BAJA COR SC 80 TERHADAP MAMPU LAS

Sahlan Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

P3TIP,BPPT

Abstrak Retrofit Tank Pt-76 oleh TNI adalah usaha untuk tetap dapat

memberdayakan Tank Pt-76 sebagai alat utama TNI. Salah satu komponen (spare parts) yang paling sering diganti karena faktor kerusakan/umur pakai adalah penggantian telapak rantainya. Telah dilakukan berbagai terobosan untuk membuat telapak rantai tank hasil produksi dalam negeri, untuk itu dilakukan penelitian untuk membuat prototype telapak rantai tank Pt-76. Studi atau kajian ilmiah untuk membuat telapak rantai tank yang murah dan mudah sdudah banyak dihasilkan, salah satu cara yaitu membuat bagian kupingan secara terpisah dengan bagian telapaknya dan kemudian dilakukan sambungan las. Ini tentu berbeda dengan telapak rantai tank aslinya (Rusia) yang dibuat secara utuh tanpa sambungan. Penelitian pembuatan kupingan telapak rantai tank dari baja cor karbon rendah SC (Steel Casting) 80 dengan pertimbangan bahwa baja cor SC 80 murah, efisien, mempunyai sifat mampu las tinggi, mampu bentuk yang tinggi.

Kesetaraan SC 80 menurut standarisasi JIS (Japanese Industrial Standard) WES 3001-1970: WH 80, dengan komposisi kimia (%) ≤ 0,18 C, 0,08 P, 0,69 S menunjukkan bahwa bahan baja cor ini sangat baik untuk disambung las. Pertimbangan lain dalam pemilihan SC 80 sesuai dengan standar JIS G 5103-1978 adalah karena bahan ini mempunyai kekuatan yang tinggi yaitu sekitar 80 kg/mm2 yang cukup kuat menahan beban gerak dinamis Tank PT 76. Proses pembuatan dengan cor akan lebih mudah bila dibandingkan menggunakan baja konstruksi St 80 yang proses pembuatan dilakukan dengan berbagai tahapan pekerjaan yang tentunya tidak efisein dan mahal.Tahapan kegiatan peneliatian masing-masing: analisa perilaku mampu las dengan metalografi dan analisa kimia. Hasil analisis foto mikroskop dengan pembesaran 200x menunjukkan bentuk struktur mikro dari martensit atau struktur mikro dari bainit halus dan martensit, artinya besi cor kupingan telapak rantai tank mempunyai kekuatan dan mampu las tinggi. Bila terbentuk struktur ganda tersebut diatas maka bainit akan terbentuk lebih dahulu yang dalam pertumbuhannya akan membagi-bagikan butir-butir austenit menjadi belahan yang lebih kecil dari pada butir-butir mertensit tunggal. Hasil kajian ini diharapkan untuk mendukung proses penelitian pembuatan telapak rantai tank lebih lanjut. Kata Kunci: Telapak Rantai Tank, Tank PT-76, Baja Cor SC 80, JIS G 5103-1978)

KAJIAN PROSES EKSTRAKSI UNSUR BESI DARI PASIR KUARSA

Eko Sulistiyono, S.T

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Intisari Adanya unsur pengotor pada pasir kuarsa berakibat pada rendahnya mutu

pasir kuarsa. Unsur pengotor berupa oksida besi berpengaruh pada proses pembuatan keramik dan gelas dari bahan pasir kuarsa. Pada penelitian ini akan dikaji proses ekstraksi pasir kuarsa dari daerah Tuban yang memiliki kasar oksida besi yang tinggi. Proses ekstraksi dilakukan terhadap pasir kuarsa dari Tuban dengan menggunakan pelarut air dilakukan secara bertingkat.

Abstract

Impurities element existence of sand kuarsa cause at low quality of Quartz sand . Impurities element in the form of iron oxide have an in with the process of

Page 19: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

ceramic and glass from quartz sand substance. This research will be studied by process extraction quartz sand from area Tuban owning harsh of high iron oxide. Extraction process done to quartz sand kuarsa from Tuban by using water soluble done multi stage extraction. Kata Kunci : ekstraksi, Pasir kuarsa, Pengotor, Oksida besi

ANALISIS TEGANGAN CANGKANG PADA INTZE TANK SECARA ANALITIK

Dedi Irawan

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Komplek PUSPIPTEK Gedung 470 Cisauk Tangerang, Banten 15314

Abstract

A shell is considered to be a surface structure; one from other dimensions is too small to compare the other. This structure is constructed as curve or folded surface so that the axial forces of shell become resistance of tension it is very important. Study for shell as basis for the understanding of pressure vessel which is used in our industries. Pressure vessel used to materials storage for dilution or gas before processing or after processing such as reactor, mixer, tank, etc.

Pressure vessels have a special design to accept large pressure with very small thickness if compared to vessel for nominal size. Like other structure can occurred a damage and physical damage pressure vessel because of accepting over pressure or corrosion. From many failures of pressure vessel which occurred, very important to consent for failure from pressure design.

Abstrak Sebuah cangkang tipis (shell) dianggap sebagai struktur permukaan, satu

dari beberapa dimensinya jauh lebih kecil dibanding dengan yang lain. Struktur ini dikonstruksi sebagai kurva atau permukaan yang dilipat sehingga gaya aksialnya menjadi sistem penahan tegangan yang sangat penting. Tujuan dari studi tentang cangkang tipis adalah sebagai dasar untuk pemahaman tentang bejana tekan yang banyak digunakan dalam dunia industri kita. Bejana tekan berfungsi sebagai alat penyimpan bahan / material berbentuk cairan atau gas baik itu sebelum, setelah atau sedang diproses, seperti reaktor, pencampur, tangki dan lain - lain.

Bejana tekan memiliki kekhususan tertentu dibanding dengan struktur lain yaitu mampu menerima beban besar berupa tekanan dengan ketebalan dinding yang cukup tipis dibandingkan dengan ukuran nominal bejana itu sendiri. Seperti

struktur lain pada umumnya bejana tekan pun bisa mengalami kerusakan, baik itu berupa kerusakan fisik yang dikarenakan beban yang diterimanya atau dikarenakan korosi yang terjadi. Dari kegagalan - kegagalan bejana tekan yang sering terjadi, kegagalan dikarenakan kesalahan dalam proses perancangan akan sangat menentukan

Keywords : vessel, tegangan, cangkang, intze tank

ANALISIS KUANTITATIF CAMPURAN SERBUK SiO2 dan Ca(OH)2

DENGAN DIFRAKSI SINAR X (XRD) MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN LANGSUNG

Murni Handayani dan Iwan Setiawan

Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kawasan Puspiptek Serpong

Abstrak Penelitian analisa kuantitatif dengan diffraksi Sinar-X (XRD) telah

dilakukan menggunakan metode perbandingan langsung untuk menentukan R dan fraksi volume dari campuran serbuk SiO2 dan Ca(OH)2. Percobaan dilakukan terhadap 3 sampel yaitu sampel I dan II adalah campuran serbuk SiO2 dan Ca(OH)2 dengan perbandingan berat 40% : 60% dan 50% : 50%. Sedangkan sampel III belum diketahui perbandingan beratnya. Penentuan harga R dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan langsung dari 2 sampel yaitu sampel I dan II yang kemudian harga R yang diperoleh digunakan untuk menghitung fraksi volume pada sampel III. Hasil pengukuran Difraksi Sinar X sample I dan II menunjukkan puncak-puncak dari SiO2 dan Ca(OH)2 dengan sudut refleksi (2θ) dan jarak-d yang spesifik. Puncak yang diambil yang mempunyai intensitas tinggi untuk identifikasi puncak dan bidang (hkl) dengan acuan pada referensi. Bidang yang sama antara SiO2 dan Ca(OH)2 dibandingkan dan diperoleh 3 bidang yang sama yaitu 101,110 dan 100 yang kemudian dilakukan perhitungan harga R . Hasil menunjukkan bahwa pada bidang yang sama diperoleh harga R yang sama atau adanya perbedaan yang tidak berarti. Harga R ini digunakan untuk perhitungan fraksi volume sample III. Hasil perhitungan diperoleh fraksi volume SiO2 adalah 0.66 dan Ca(OH)2 adalah 0.34

Abstract Research of quantitative analysis with X-Ray Diffraction (XRD) have been

done by using direct comparison method to calculate R and volume faction of powder mixtures SiO2 and Ca(OH)2 . Experiment done to 3 sample that is sample I

Page 20: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

and sample II is mixture of powder SiO2 and Ca(OH)2 with weight comparison 40% : 60% and 50% : 50%. While weight comparison of sample III not yet known. Determination of R value done by using direct comparison method from 2 sample that is sample I and sample II, then R value obtained to be used to calculate volume faction at sample III Result measurement of X-Ray Diffraction of sample I and II show peaks of SiO2 and Ca(OH)2 with reflection angle (2θ) and d-spacing which was taken specific. Peaks having high intensity to identify peaks and area (hkl) with compare at reference. The same area SiO2 and Ca(OH)2 compared to calculate R value and obtained 3 same area that is 101,110 and 100, then calculate R value. Result indicate that at same area will be obtained of R value is same or existence of meaningless difference. Then, R value is used to calculate volume faction of sample III. Calculation result obtained that volume fraction SiO2 is 0.66 and Ca(OH)2 is 0.34. Keywords : Quantitative analysis, X-Ray Diffraction, Direct comparison method PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN REGANGAN PADUAN AS CAST Al

– Mg DENGAN KADAR Mg 3-9% UNTUK SEAL RING GENERATOR LISTRIK

Bambang Herlambang, Djuhana, Bambang Nurwasito Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak

Kekuatan tarik didefinisikan sebagai kemampuan maksimum suatu bahan dalam menahan gaya tarik yang dikenakan pada kedua ujungnya. Sedangkan regangan adalah pertambahan panjang suatu batang setelah pada batang tersebut dikenakan gaya tarik pada kedua ujungnya. Kekuatan tarik dan regangan merupakan sifat mekanis material hasil coran yang penting untuk diketahui. Dengan mengetahui kekuatan tarik dan regangan suatu bahan maka dapat diketahui tingkat elastisitas atau kekerasan bahan tersebut.

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kekuatan tarik dan regangan suatu batang uji yang terbuat dari paduan as cast Al – Mg dengan kadar Mg 3-9% yang digunakan untuk seal ring generator listrik. Pengukuran dilakukan dengan memberikan gaya tarik hingga batang uji putus. Pertambahan panjang batang diukur setelah batang uji yang putus tersebut disambung kembali.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik meningkat dan regangan bahan menurun seiring dengan meningkatnya kadar Mg dalam paduan.

Hal ini disebabkan oleh terbentuknya fasa FeAl3 dan Mg2Al3 yang berperan dalam meningkatkan kekerasan bahan.

Abstract The ultimate tensile strength of a material is the maximum amount of

tensile stress that it can be subjected to before it breaks, while elongation is change in the length of a line segment in a deformed body and is an important mechanical characteristics of casting material to be known. This characteristic indicates the elesticity or hardness of the materials. The harder material indicates the larger ultimete tensile strength and the smaller elongation.

This research decribes the measurement of ultimete tensile strength and elongation on a materials that is made of as cast Al – Mg alloys with Mg 3-9% to be used for seal ring of electrical generator. The measurement was performed by applying tensile force to the materials untill the bar was broken. The change in the length of the bar can be identified by measuring the length after the bar is rejoined.

The test shows that the UTS inceases and elongation decreases as increasing of Mg content in the alloys. This is due to the formation of FeAl3 and Mg2Al3 phase which roles to increase hardness of the materials.

Kata kunci:Kekuatan tarik, regangan, paduan Al – Mg, dan seal ring. Keywords:Ultimate tensile strength, elongation, Al – Mg alloys and seal ring. PERANCANGAN BEJANA BERTEKANAN UNTUK ALAT UJI TEGANGAN

DAN REGANGAN

Bambang Herlambang, Djuhana Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Abstrak

Bejana bertekanan merupakan barang teknis yang digunakan sebagai penyimpan fluida dengan tekanan lebih dari 0.7 atm. Bejana bertekanan banyak ditemukan di industri kimia, gas, uap dan sebagainya. Bejana tersebut dirancang sedemian rupa sehingga mampu menahan beban tekanan yang ada didalamnya. Untuk mengetahui kekuatan bejana bertekanan maka diperlukan proses pengujian.

Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan pengujian bejana bertekanan dengan bahan mild steel untuk keperluan pengujian regangan dan tegangan. Bejana yang dibuat sebanyak tiga buah oleh tiga pembuat yang berbeda dengan dimensi diameter 500 mm, tinggi 500 mm dan tebal dinding 2.8 mm.

Page 21: PEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK filePEMBUATAN BESI NUGGET DENGAN TUNGKU TEGAK Adil Jamali Kepala UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ...

Pengelasan yang digunakan adalah pengelasan tahanan listrik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pompa uji dan alat ukur tekanan. Tekanan yang diberikan adalah 0 – 25 kg/cm2 dengan arah pengukuran meningkat dan menurun. Analisa dilakukan terhadap kemampuan fisis bejana dalam menahan tekanan yang diberikan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa bejana A dan B mampu menahan beban tekanan hingga 25 kg/cm2. Sedangkan bejana C hanya mampu menahan beban hingga 9 kg/cm2. Hal ini disebabkan adanya keretakan pada bagian las-lasan sambungan.

Abstract Pressure vessel is technical products that are used as reservoir of fluid

containing pressure above 0.7 atm and is widely used in chemical industries, gasses, vapor etc. the pressure vessel is designed such as so that able to retain the pressure being given. The testing is necessary to be done to know the performance of a pressure vessel.

This paper discusses design and testing on a mild steel-based pressure vessel made for strain and stress testing purpose. There are three pressure vessel which are constructed by different manufacturer with dimension 500 mm in diameter, 500 mm in height and 2.8 mm in thickness. The welding used for joint part is electrical resistance welding. The testing was done using water pump and pressure gauges. The pressure being given is 0 – 25 kg/cm2 with increase and decrease measuring direction. The analysis is emphasized on physical performance of the pressure vessel under test to retain the pressure being given.

The test results show that pressure vessel A and B are able to retain the pressure up to 25 kg/cm2, while pressure vessel C was only able up to 9 kg/cm2. this is due to the fracture occurred on joint welding.

Kata kunci:bejana bertekanan, pengelasan tahanan listrik dan pengujian regangan – tegangan. Keywords:pressure vessel, electrical resistence welding, and strain – stress testing.