Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol
-
Upload
james-irwin -
Category
Documents
-
view
31 -
download
12
description
Transcript of Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol
![Page 1: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN BAKAR NABATI
Praktikum 1
“PERSIAPAN BAHAN”
Dosen Pembimbing :
Yuana Susmiati, S.TP, MP
Penyusun :
1. Ibnu Atho Illah (B42120845)
2. Mohammad Syarif (B42120949)
Waktu : Senin, 8 September 2014
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
SEPTEMBER 2014
![Page 2: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut atau alkohol saja
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan
2 atom karbon (C) dengan rumus kimia C2H5OH.
Secara umum ethanol berupa bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku
tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung,
sorgum, beras, ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan nama
bioetanol. Bahan baku lainnya adalah tanaman atau buah yang mengandung gula
seperti tebu, nira, buah mangga, nenas, pepaya, anggur, lengkeng, dan lain-lain.
Bahan berserat (selulosa) seperti sampah organik dan jerami pun saat ini tlah
menjadi salah satu alternatif ethanol. Bahan baku tersebut merupakan tanaman
pangan yang biasa merupakan tanaman yang potensial untuk dipertimbangan
sebagai sumber bahan baku pembuatan bioetanol. Namun dari semua jenis
tanaman tersebut, ubi kayu merupakan tanaman yang etiap hektarnya paling tinggi
dapat memproduksi bioetanol.
Selain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu sebagai bahan baku proses produksi
bioetanol juga didasarkan pertimbangan ekonomi. Pertimbangan perekonomian
pengadaan bahan baku tersebut bukan saja meliputi harga produksi tanaman
sebagai bahan baku, tetapi juga meliputi biaya pengelolaan tanaman,
biaya produksi pengadaan bahan baku, dan biaya bahan baku untuk memproduksi
setiap liter etanol. Secara umum etanol biasanya digunakan sebagai bahan baku
industri turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi,
kosmetika dan kini sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
Produksi etanol/bioetanol (atau alkohol) dengan bahan baku tanaman yang
mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat
menjadi gula (glukosa), larut air.
| Teknik Energi Terbarukan
![Page 3: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/3.jpg)
Titik didih adalah suhu atau temperatur dimana tekanan uap sebuah zat cair
dengan tekanan ekstrenal yang dialami oleh cairan. Berdasrkan nilai titik didih zat
terlarut, larutan dapat dibagi 2 yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil daripada
pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap O2, NH2
, H2S dan alkohol
didalam air. Yang kedua yaitu zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika
dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan
bergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak bergantung pada jenis
zat terlarutnya.
Didunia industri, kenaikan titik didih sangat penting dipelajari dan dipahami
karena pada suatu proses bahan industri perlu diketahui kenaikan titik didihnya,
contohnya adalah proses destilasi. Dalam proses destilasi kiat harus mengetahui
titik didih tiap senyawa yang dicampur agar waktu yang diperlukan, kecepatan
menguap pada campuran tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga
digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan sehari-hari.
Ethanol encer adalah campuran ethanol dan air. Mengandung tidak kurang dari
69,1 %v/v dan tidak lebih dari 71,0%v/v C2H5OH. Titik didih etanol 70% adalah
780C dan titik lebur etanol adalah -1140C
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pembuatan bioetanol dari singkong sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan bioetanol berbahan baku singkong
C. Manfaat
Praktikum ini bermanfaat sebagai wadah untuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan bioethanol dengan bahan utama singkong.
| Teknik Energi Terbarukan
![Page 4: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bioethanol
Bioethanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan
bahan baku nabati. Ethanol atau etil alkohol C2H5OH, merupakan cairan yang
tidak berwarna, larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik,
serta memiliki bau khas alkohol. Salah satu pembuatan ethanol yang paling
terkenal adalah fermentasi. Bioethanol dapat diperoleh salah satunya dengan cara
memfermentasi singkong.
B. Manfaat Bioethanol
Manfaat Bioethanol sendiri dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan
bakar altenatif yang ramah lingkungan karena memiliki bilangan oktan yang
cukup tinggi,selain itu bioethanol juga dijadikan sebagai bahan baku
beralkohol. Adapaun manfaat bioethanol secara lengkap adalah sebagai berikut :
Sebagai bahan bakar kendaraan
Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
Sebagai bahan bakar
Sebagai bahan bakar roket
Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik
Sebagai antiseptik
Sebagai antidote beberapa racun
Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat
C. Pengertian Singkong Sebagai Bahan Baku Bioethanol
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu,
adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari
keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayura. Memiliki nama
latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan
| Teknik Energi Terbarukan
![Page 5: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/5.jpg)
fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin.
Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi singkong
merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein.
Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena
mengandung asam aminometionin.
D. Kadar Gizi Singkong
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
Kalori 121 kal
Air 62,50 gram
Fosfor 40,00 gram
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 miligram
Vitamin C 30,00 miligram
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 miligram
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,01 miligram
| Teknik Energi Terbarukan
![Page 6: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Adapun tempat praktikum yang kami lakukan di ruang Laboratorium Teknik
Energi Terbarukan, pada tanggal 08 September 2014 dimulai pada pukul 13.00
WIB s/d selesai.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan pada saat praktikum pembuatan bioetanol
diantaranya:
1. Alat
Pisau
Baskom
Alat Parut
Tas Plastik
Plat Pengering
2. Bahan
Singkong utuh
C. Prosedur Kerja
Timbang singkong sebelum dibersihkan
Kupas singkong sampai bersih tanpa dicuci
Timbang kembali singkong setelah dibersihkan beserta kulitnya
Kecilkan ukuran singkong dengan cara diparut
Jemur sampai kering lalu timbang kembali
Tepungkan singkong kering kemudian timbang kembali
BAB IV
| Teknik Energi Terbarukan
![Page 7: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/7.jpg)
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Dari hasil praktikum yang kami lakukan sejak mulai sampai akhir praktikum,
hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
B. Pembahasan
Berat awal singkong berjumlah 8,14 kg, dan setelah dibersihkan berjumlah
8,1 Kg, artinya terdapat kehilangan berat sejumlah 0,04 Kg yang bias
disebabkan oleh hilangnya kotoran berupa tanah yang menempel pada
kulit singkong.
Setelah dikeringkan singkong mempunyai berat 3,3 Kg, dan terdapat
kehilangan berat 3,8 Kg yang bisa disebabkan oleh hilangnya kadar air
akibat pengeringan.
Setelah ditepungkan jumlah beratnya menjadi 2,9 dan terdapat kehilangan
berat sejumlah 0,4 Kg yang disebabkan karena menempelnya tepung pada
alat selep.
BAB V
| Teknik Energi Terbarukan
Setelah ditepungkan2,9 Kg
Setelah dikeringkan3,3 Kg
Setelah dibersihkanSingkong 7,1 Kg Kulit 1 Kg
Sebelum dibersihkan8,14 Kg
![Page 8: Pembuatan Bahan Bakar Nabati Bioethanol](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012922/55cf940b550346f57b9f4007/html5/thumbnails/8.jpg)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan bioethanol, pada tahap persiapan bahan diperlukan
kecermatan dan ketelitian agar tidak mempengaruhi proses pada tahap
selanjutnya, selanjutnya bahan perlu diberi perlakuan pengeringan agar dapat
diproses pada tahap selanjutnya. Pada proses pengeringan pasti aka nada
pengurangan berat dari bahan karena adanya pengurangan kadar air bahan yang
hampir 60% dari berat awal. Persiapan bahan bioethanol dengan maksimal akan
mempengaruhi rendemen bioethanol pada tahap akhir proses dan akan
menghasilkan rendemen dengan kualitas maksimal.
| Teknik Energi Terbarukan