PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN METODE...

172
PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN METODE ADVANCE ENCRYPTION STANDARD DAN RIVEST SHAMIR ADLEMAN Studi Kasus CV Maharta Mandiri Promo ZAENAL MUTTAQIN 2040.9100.2553 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H

Transcript of PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN METODE...

PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN

METODE ADVANCE ENCRYPTION STANDARD

DAN RIVEST SHAMIR ADLEMAN

Studi Kasus CV Maharta Mandiri Promo

ZAENAL MUTTAQIN

2040.9100.2553

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN METODE

ADVANCE ENCRYPTION STANDARD DAN RIVEST SHAMIR ADLEMAN

Studi Kasus CV Maharta Mandiri Promo

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh :

ZAENAL MUTTAQIN

2040.9100.2553

Menyetujui,

Pembimbing I

Herlino Nanang, MT NIP. 19731209 200501 1 002

Pembimbing II Zulfiandri, MMSI NIP. 150 368 821

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman, MIT

NIP. 19710522 200604 1 002

iii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul PEMBUATAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN

METODE ADVANCE ENCRYPTION STANDARD DAN RIVEST SHAMIR

ADLEMAN STUDI KASUS CV MAHARTA MANDIRI PROMO yang ditulis

oleh Zaenal Muttaqin, NIM 204091002553 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam

sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Januari 2010. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Teknik Informatika.

Penguji I

Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001

Menyetujui :

Penguji II

Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150 411 288

Pembimbing I

Herlino Nanang, MT NIP. 19731209 200501 1 002

Pembimbing II

Zulfiandri, MMSI

NIP. 150 368 821

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Teknik Informatika

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Yusuf Durrachman, MIT NIP. 19710522 200604 1 002

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2010

Zaenal Muttaqin

2040 9100 2553

v

ABSTRAK

ZAENAL MUTTAQIN, Pembuatan Aplikasi Enkripsi Menggunakan Metode

Advance Encryption Standard Dan Rivest Shamir Adleman Studi Kasus CV

Maharta Mandiri Promo. (di bawah bimbingan Herlino Nanang dan Zulfiandri).

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini telah menjadikan

informasi sebagai kebutuhan yang pokok bagi setiap orang terutama bagi sebuah

instansi. Salah satu solusi pengamanan informasi yang digunakan adalah teknik

pengamanan data menggunakan kriptografi. Kriptografi adalah ilmu untuk

menyandikan pesan, sedangkan untuk menjaga agar pesan atau dokumen kita

aman dan tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak, digunakan enkripsi.

CV Maharta Mandiri Promo sebagai sebuah perusahaan desain grafis dan

percetakan memiliki keinginan untuk melindungi data-data penting mereka dari

pihak yang tidak berhak. Aplikasi acrypt cs merupakan aplikasi enkripsi yang

menggabungkan metode enkripsi simetris dan metode enkripsi asimetris. Pada

aplikasi ini metode yang digunakan adalah metode enkripsi simetris Advance

Encryption Standard dan asimetris Rivest Shamir Adleman. Aplikasi ini dapat

dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengamankan data. Pembuatan aplikasi

ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL. Untuk pengembangan

aplikasi penulis menggunakan metode Rapid Application Development (RAD).

Hasil akhir berupa aplikasi multifile berbasis client server, tanpa ada proses

instalasi, dan dapat dilakukan pada mutifile secara bersamaan (multifile dibatasi

sebanyak 10 file).

Kata kunci : kriptografi, enkripsi, Advance Encryption Standard, Rivest Shamir

Adleman, Enkripsi simetri/asimetri.

xvii halaman + 113 halaman + 4 tabel + 51 gambar + 3 lampiran

Daftar Pustaka : 15 (1999-2008)

vi

KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, rasa syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah

Subhanahu Wataala. Rahmat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada

Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut

beliau (amin). Hanya berkat petunjuk dan pertolongan Allah-lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : Pembuatan Aplikasi Enkripsi

Menggunakan Metode Advance Encryption Standard dan Rivest Shamir Adleman

Studi Kasus CV Maharta Mandiri Promo.

Terwujudnya tulisan dalam bentuk skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Rasa terima kasih penulis ucapkan

kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

2. Bapak Yusuf Durrachman, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

3. Bapak Herlino Nanang, MT, selaku dosen pembimbing I, dan

4. Bapak Zulfriandri, MMSI, selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan, waktu, dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi

ini.

vii

5. Seluruh Dosen dan staf karyawan Program Studi Teknik Informatika,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mengajar atau membantu penulis selama kuliah.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai

masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari

sempurna dan tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu dengan

senang hati penulis akan menerima semua saran dan kritik maupun ide-ide yang

membangun dari rekan-rekan pembaca. Akhir kata semoga Allah membalas

kebaikan mereka yang telah membimbing penulis dalam membuat skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi penulis dan pada pembaca umumnya.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2010

Penulis

Zaenal Muttaqin

NIM. 2040 9100 2553

viii

Sebuah tulisan sederhana ini kupersembahkan

untuk:

Emak dan Babe kesabaran dan kerja keras telah kalian

lakukan demi membesarkan ananda.. ananda tahu.. seberapa besarpun

hal yang dapat ananda berikan untuk emak dan babe, belumlah cukup

untuk membalas semua perjuangan emak dan babe..

Setiap peluh yang menetes di dahimu.. setiap langkah kakimu.. setiap

perjuanganmu untuk membuat ananda berdiri tegak sampai sekarang..

akan ananda ingat semua itu sampai akhir hayat ananda..

Ya Allah.. berikanlah hamba kesempatan untuk membahagiakan emak

dan babe..

ix

Terimakasih yang Spesial untuk :

Kakak-kakakku tercinta : k juki, k ita, k mun, k, maskur, k

rahman, te nunung, k sugi, k yanto, k adi,

Dan sangat spesial untuk kak may..

(mari kita berjuang untuk hidup yang lebih baik..)

Juga untuk adik-adikku tersayang : herma, edi, doel, n dilah

(maaf membuat kalian menunggu lama..)

Dan untuk semua keponakanku : bunga, lulu, firly, lika, qori, rijal,

ridwan, zaskia, moja, n haikal..

(jangan lupa belajar ya sayang..)

Untuk teman-temanku ariyadi, dimas, maxus, sigit, ade,

dawim, nana, nita, yanti, razka, mimah, n danang

(terimakasih untuk berbagi setiap bulan..)

Untuk fajar (makasih bro), farizki (makasih netbooknya), deva,

sundus, rofi, maladi, dadang (makasih ya CV-nya), adin & eko

(makasih untuk switch & kabel LAN-nya),

makasih buat semua anak TI Bhe angkatan 2004..

tanpa kalian aku tak bisa berdiri tegak.. (tetap silah ya..)

makasih juga untuk pak basuni dan pak zam (perpus)

terimakasih untuk keluarga besar TI/SI angkatan 2004 yang telah

berteman dan berbagi semuanya kepada penulis..

dan banyak lagi yang tidak dapat saya tuliskan di sini..

terimakasih semuanya..

dan juga terimakasih untuk :

uin syarif hidayatullah jakarta & cv maharta mandiri promo

x

DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ iv

PERNYATAAN...................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3. Batasan Masalah................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1.6. Metodologi Penelitian .......................................................................... 5

1.6.1. Metodologi Pengumpulan Data ............................................. 5

1.6.2. Metodologi Pengembangan Sistem........................................ 6

1.7. Sistematika Penulisan........................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8

2.1. Keamanan Data .................................................................................... 8

2.2. Aplikasi ................................................................................................ 8

2.3. Enkripsi dan Dekripsi........................................................................... 9

2.4. Kriptografi .......................................................................................... 11

2.4.1. Definisi dan Terminologi ..................................................... 11

2.4.2. Tujuan Kriptografi ............................................................... 14

2.4.3. Sejarah Kriptografi............................................................... 15

2.5. Algoritma Kriptografi Klasik ............................................................. 17

2.5.1. Cipher Substitusi .................................................................. 17

2.5.2. Cipher Transposisi ............................................................... 20

xi

2.6. Algoritma Kriptografi Modern........................................................... 20

2.6.1. Algoritma Simetris ............................................................... 20

2.6.2. Algoritma Asimetris............................................................. 21

2.6.3. Algoritma Hibrida ................................................................ 21

2.7. Advance Encryption Standard............................................................ 22

2.7.1. Panjang Kunci dan Ukuran Blok Rijndael ........................... 23

2.7.2. Algoritma Rijndael............................................................... 25

2.7.3. Transformasi SubBytes() ...................................................... 28

2.7.4. Transformasi ShiftRows()..................................................... 30

2.7.5. Transformasi MixColumns() ................................................ 30

2.7.6. Transformasi AddRoundKey().............................................. 32

2.7.7. Ekspansi Kunci .................................................................... 32

2.8. Kriptografi Kunci Publik.................................................................... 32

2.8.1. Sejarah Kriptografi Kunci Publik ........................................ 32

2.8.2. Konsep Kriptografi Kunci Publik ........................................ 33

2.8.3. Aplikasi Kriptografi Kunci Publik ....................................... 37

2.9. RSA (Rivest Shamir Adleman) .......................................................... 38

2.9.1. Perumusan Algoritma Rivest Shamir Adleman ................... 39

2.9.2. Algoritma Membangkitkan Pasangan Kunci ....................... 41

2.9.3. Algoritma Enkripsi/Dekripsi................................................ 42

2.9.4. Keamanan Rivest Shamir Adleman ..................................... 42

2.9.5. Kecepatan ............................................................................. 44

2.10. PHP .................................................................................................... 45

2.10.1. Pengertian PHP .................................................................... 45

2.10.2. Kelebihan-kelebihan PHP .................................................... 45

2.10.3. Sintaks PHP.......................................................................... 46

2.11. MySQL............................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 48

3.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 48

3.1.1. Metode Observasi ................................................................ 48

3.1.2. Metode Wawancara.............................................................. 49

xii

3.1.3. Metode Studi Pustaka........................................................... 49

3.1.4. Metode Studi Literatur ......................................................... 49

3.2. Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 50

3.2.1. Fase Perencanaan Syarat-Syarat .......................................... 50

3.2.2. Fase Perancangan ................................................................. 53

3.2.3. Fase Konstruksi.................................................................... 55

3.2.4. Fase Pelaksanaan.................................................................. 55

BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI .......................................... 57

4.1. Gambaran Umum CV Maharta Mandiri Promo................................. 57

4.1.1. Sekilas CV Maharta Mandiri Promo.................................... 57

4.1.2. Visi dan Misi CV Maharta Mandiri Promo ......................... 58

4.1.3. Struktur Organisasi CV Maharta Mandiri Promo ................ 58

4.2. Hasil Observasi .................................................................................. 59

4.3. Aplikasi Acrypt cs .............................................................................. 59

4.4. Fase Perencanaan Syarat-syarat ......................................................... 60

4.4.1. Analisis Kebutuhan Masalah ............................................... 60

4.4.2. Tujuan .................................................................................. 60

4.4.3. Syarat-syarat......................................................................... 61

4.5. Fase Perancangan (Workshop Design) ............................................... 61

4.5.1. Perancangan Proses.............................................................. 62

4.5.2. Perancangan Flowchart........................................................ 64

4.5.3. Perancangan Basis Data ....................................................... 76

4.5.4. Perancangan Antarmuka ...................................................... 80

4.5.5. State Transition Diagram ................................................... 100

4.6. Fase Konstruksi ................................................................................ 106

4.7. Fase Pelaksanaan (Implementasi) .................................................... 107

4.7.1. Konfigurasi Client Server .................................................. 108

4.7.2. Proses Enkripsi dan Dekripsi Multifile .............................. 108

4.7.3. Pengujian Aplikasi Acrypt cs............................................. 109

xiii

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 112

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 112

5.2. Saran................................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114

LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA ........................................................... 116

LAMPIRAN B TAMPILAN APLIKASI ACRYPT CS..................................... 118

LAMPIRAN C KODE SUMBER APLIKASI ACRYPT CS............................. 131

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Enkripsi Secara Umum......................................................................11

Gambar 2.2. Sebuah scytale, pesan yang ditulis secara horizontal,

baris perbaris .....................................................................................16

Gambar 2.3. Mesin enkripsi Enigma yang digunakan oleh tentara Jerman

pada masa Perang Dunia ke II ..........................................................17

Gambar 2.4. Caesar Wheel.....................................................................................19

Gambar 2.5. Diagram Proses Enkripsi ...................................................................27

Gambar 2.6. Transformasi SubBytes .....................................................................31

Gambar 2.7. Transformasi ShiftRows....................................................................31

Gambar 2.8. Transformasi MixColumns ...............................................................32

Gambar 2.9. Transformasi AddRoundKey ............................................................33

Gambar 2.10. Skema kriptografi nirsimetri ...........................................................35

Gambar 3.1. Proses enkripsi dan dekripsi ..............................................................54

Gambar 3.2. Ilustrasi metodologi penelitian pengembangan aplikasi

kriptografi berbasis client server (acrypt cs).....................................56

Gambar 4.1. Organisasi CV Maharta Mandiri Promo ...........................................59

Gambar 4.2. Diagram konteks sistem yang diusulkan ...........................................62

Gambar 4.3. Diagram zero sistem yang diusulkan ................................................62

Gambar 4.4. Diagram level satu proses 1.0 (login)................................................63

Gambar 4.5. Diagram level satu proses 2.0 (enkripsi) ...........................................63

Gambar 4.6. Diagram level satu proses 3.0 (dekripsi) ...........................................63

Gambar 4.7. Flowchart proses enkripsi .................................................................65

Gambar 4.8. Flowchart proses enkripsi dengan metode RSA ...............................67

xv

Gambar 4.9. Flowchart proses enkripsi dengan metode RSA ...............................69

Gambar 4.10. Flowchart proses dekripsi ...............................................................71

Gambar 4.11. Flowchart proses dekripsi dengan metode RSA .............................73

Gambar 4.12. Flowchart proses dekripsi dengan metode RSA .............................75

Gambar 4.13. Struktur Entity Relationship Diagram.............................................76

Gambar 4.14. Logical Record Structure (LRS) .....................................................78

Gambar 4.15. Rancangan halaman login ...............................................................81

Gambar 4.16. Rancangan halaman sign up ............................................................82

Gambar 4.17. Rancangan halaman utama ..............................................................83

Gambar 4.18. Rancangan halaman input file enkripsi ...........................................84

Gambar 4.19. Rancangan halaman input file enkripsi ...........................................85

Gambar 4.20. Rancangan halaman cek file............................................................86

Gambar 4.21. Rancangan halaman input password ...............................................87

Gambar 4.22. Rancangan halaman pilih tujuan .....................................................88

Gambar 4.23. Rancangan halaman encryption complete .......................................89

Gambar 4.24. Rancangan halaman pilih file ..........................................................90

Gambar 4.25. Rancangan halaman cek file............................................................91

Gambar 4.26. Rancangan halaman input private key ............................................92

Gambar 4.27. Rancangan halaman decryption complete .......................................93

Gambar 4.28. Rancangan halaman inbox ..............................................................94

Gambar 4.29. Rancangan halaman outbox ............................................................95

Gambar 4.30. Rancangan halaman my key (security question) .............................96

Gambar 4.31. Rancangan halaman my key (private key) ......................................96

Gambar 4.32. Rancangan halaman generate key ...................................................97

xvi

Gambar 4.33. Rancangan halaman change password ............................................98

Gambar 4.34. Rancangan halaman help.................................................................99

Gambar 4.35. Rancangan halaman about.............................................................100

Gambar 4.36. State Transition Diagram Aplikasi Acrypt CS .............................101

Gambar 4.37. Informasi file sebelum dienkripsi..................................................109

Gambar 4.38. Informasi file sesudah dienkripsi ..................................................110

Gambar 4.39. Informasi file sesudah didekripsi ..................................................111

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tiga buah Versi AES ............................................................................24

Tabel 2.2. S-Box ....................................................................................................29

Tabel 4.1. Tabel ukuran dan waktu enkripsi ........................................................110

Tabel 4.2. Tabel ukuran dan waktu dekripsi ........................................................111

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah menjadikan

informasi sebagai kebutuhan pokok bagi setiap orang. Informasi juga

merupakan hal yang vital bagi sebuah perusahaan, karena informasi

dapat membantu suatu perusahaan untuk terus berkembang dalam

persaingan global.

Masalah yang terjadi pada proses pengiriman ataupun mendapatkan

informasi adalah apabila informasi itu bersifat rahasia. Bila informasi

tersebut tersebar luas karena adanya penyadapan, pencurian, dan

pemalsuan informasi, akan menyebabkan kerugian bagi pemilik

informasi. Salah satu cara untuk mengamankan data atau informasi dari

tindak kejahatan tersebut adalah menggunakan konsep kriptografi.

CV Maharta Mandiri Promo sebagai sebuah perusahaan desain

grafis dan percetakan, memiliki jaringan komputer untuk memperlancar

arus informasi di dalam perusahaan. Jaringan komputer tersebut memiliki

sebuah server dengan kurang lebih dua puluh client. Semua informasi di

perusahaan ini di-share lewat jaringan komputer tersebut. Namun

ternyata kemudahan tersebut tidak memiliki pengamanan yang baik. Di

perusahaan ini pernah terjadi pencurian informasi yang menyebabkan

kerugian bagi perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan membutuhkan

1

sistem keamanan yang kuat untuk mengamankan data penting mereka,

seperti data proyek, desain grafis, dan data internal perusahaan lainnya.

Pada penelitian yang telah dilakukan (Muliati, 2009), dibuat

aplikasi enkripsi menggunakan metode Blowfish dan Rivest Shamir

Adleman yang dapat mengenkripsi maksimum lima file sekaligus. Oleh

karena itu, beberapa kelebihan akan ditambahkan pada aplikasi yang

akan dibuat diantaranya dapat mengenkripsi sepuluh file sekaligus.

Untuk itu peneliti berupaya mewujudkan implementasi keamanan

data dengan menggunakan metode enkripsi Advance Encryption

Standard dan Rivest Shamir Adleman ke dalam suatu aplikasi yang

mudah digunakan, dalam skripsi yang berjudul PEMBUATAN

APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN METODE ADVANCE

ENCRYPTION STANDARD DAN RIVEST SHAMIR ADLEMAN

STUDI KASUS CV MAHARTA MANDIRI PROMO.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah pokok yang akan dibahas

penulis adalah membuat aplikasi enkripsi yang mudah digunakan dan

menjamin kerahasiaan data dengan menggunakan metode Advance

Encryption Standard dan Rivest Shamir Adleman.

2

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya materi pembahasan tugas akhir ini,

maka permasalahan dibatasi hanya mencakup hal-hal berikut :

1. Penelitian dibatasi dengan menggunakan metode enkripsi Advance

Encryption Standard dan Rivest Shamir Adleman.

2. Pada aplikasi ini proses enkripsi/dekripsi dan pengiriman data

dapat dilakukan pada multifile. Jumlah file dibatasi sebanyak 10

file dengan maksimum ukuran file 1 GB pada sekali proses enkripsi

atau dekripsi untuk kunci yang sama, untuk menghindari proses

enkripsi yang terlalu lama.

3. Aplikasi hanya mengenkripsi file tunggal (bukan folder) karena

enkripsi folder akan menyebabkan satu serangan terhadapnya akan

berakibat pada semua file yang ada di folder tersebut.

4. Aplikasi dititikberatkan pada proses pengamanan data dengan

pencegahan pembacaan file oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

5. Hasil akhir file enkripsi akan menghasilkan file terenkripsi (*.znc),

dan password terenkripsi akan disimpan di database.

6. Aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

menggunakan database MySQL, serta dijalankan dengan

menggunakan Web Server Apache.

7. Aplikasi dibuat untuk diimplementasikan pada CV Maharta

Mandiri Promo.

3

1.4. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengimplementasikan dua buah metode enkripsi pada

aplikasi pengamanan data berbasis client server yang mudah

digunakan.

2. Dapat mengamankan data-data penting pada CV Maharta Mandiri

Promo.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dalam menulis skripsi ini adalah :

1. Bagi Penulis

a. Menerapkan ilmu kriptografi khususnya enkripsi dengan

menggabungkan metode enkripsi simetris (Advance

Encryption Standard) dan metode enkripsi asimetris (Rivest

Shamir Adleman).

b. Membangun aplikasi enkripsi berbasis client server yang

dapat membantu menjaga data-data penting.

2. Bagi Pengguna

a. Memiliki sarana untuk lebih meningkatkan keamanan data

yang dianggap rahasia.

b. Memudahkan pengamanan data karena menggunakan kunci

publik. Sehingga tidak memerlukan pertukaran kunci privat.

3. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan teknologi

keamanan data.

4

1.6. Metodologi Penelitian

Pada penulisan tugas akhir ini, diperlukan data-data yang lengkap

sebagai bahan pendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan.

Oleh karena itu diperlukan metodologi pengumpulan data dan metode

membangun sistem.

1.6.1. Metodologi Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung pada

komputer dan jaringannya di CV Maharta Mandiri Promo.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan narasumber.

3. Studi Pustaka

Membaca dan mempelajari referensi yang ada

sebagai pelengkap serta mencari referensi tambahan dari

internet.

4. Studi Literatur

Metode studi literatur digunakan dengan melihat

penelitian yang sudah ada. Melalui studi literatur, peneliti

dapat terhindar dari melakukan penelitian yang sudah

pernah dilakukan, dan pengulangan kesalahan-kesalahan

masa lalu.

5

1.6.2. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode pengembangan model RAD (Rapid

Application Development), model ini dibuat oleh James Martin

untuk membuat sistem yang cepat tanpa harus mengorbankan

kualitas. Dan melingkupi fase-fase sebagai berikut (Kendall &

Kendall, 2003 : 237) :

1) Fase Perencanaan Syarat-Syarat

Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dan syarat-

syarat informasi.

2) Fase Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan proses yaitu proses-

proses yang akan terjadi di dalam sistem, yang terdiri dari

perancangan proses dan perancangan antarmuka pemakai

(user interface).

3) Fase Konstruksi

Pada fase ini dilakukan tahap pengkodean terhadap

rancangan-rancangan yang telah didefinisikan.

4) Fase Pelaksanaan

Pada fase ini dilakukan pengujian terhadap sistem dan

melakukan pengenalan sistem kepada pengguna.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :

6

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang diperlukan

dalam pembuatan aplikasi enkripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metodologi yang digunakan

dalam pembuatan sistem aplikasi.

BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum objek penelitian

yaitu CV Maharta Mandiri Promo serta pengembangan sistem

aplikasi enkripsi yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan akhir dan saran-saran untuk

membangun sistem enkripsi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Keamanan Data

Keamanan dan kerahasiaan data merupakan sesuatu yang sangat

penting dalam era informasi ini dan telah menjadi kebutuhan dasar

karena perkomputeran secara global telah menjadi tidak aman. Informasi

akan tidak berguna lagi apabila di tengah jalan informasi itu disadap atau

dibajak oleh orang yang tidak berhak. Bahkan mungkin beberapa

pengguna dari sistem itu sendiri, mengubah data yang dimiliki menjadi

sesuatu yang tidak kita inginkan.

Keamanan data pada komputer tidak hanya tergantung pada

teknologi saja, tetapi dari aspek prosedur dan kebijakan keamanan yang

diterapkan serta kedisiplinan sumber daya manusia. Jika firewall dan

perangkat keamanan lainnya bisa dibobol oleh orang yang tidak berhak,

maka peran utama kriptografi untuk mengamankan data atau dokumen

dengan menggunakan teknik enkripsi sehingga data atau dokumen tidak

bisa dibaca (Ariyus, 2006 : 3).

2.2. Aplikasi

Perangkat lunak (aplikasi) adalah program yang ditulis oleh

pemrogram komputer untuk memecahkan suatu masalah tertentu dengan

menggunakan bahasa pemrograman (Hartono, 1999 : 360).

8

2.3. Enkripsi dan Dekripsi

Enkripsi adalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah

kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa

dimengerti (Wahana Komputer, 2003 : 17). Enkripsi dapat diartikan

sebagai kode atau cipher. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu

table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari

informasi yang dikirim. Sebuah cipher menggunakan suatu algoritma

yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream) bit dari sebuah

pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unnitelligible). Karena

teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk diautomasi,

maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan

jaringan.

Enkripsi dimaksudkan untuk melindungi informasi agar tidak

terlihat oleh orang atau pihak yang tidak berhak. Informasi ini dapat

berupa nomor kartu kredit, catatan penting dalam komputer, maupun

password untuk mengakses sesuatu.

Sepanjang sejarah pembentukan kode dan pemecahannya selalu

mendapat perhatian khusus dalam operasi militer. Penggunaan komputer

untuk pertama kalinya dalam kriptografi merupakan usaha untuk

memecahkan kode enigma Nazi sewaktu Perang Dunia II. Kini, pada

zaman modern, adanya komputer memungkinkan kita menghasilkan

kode yang kompleks, dan sebaliknya pula dapat digunakan untuk

memecahkannya.

9

E-commerce adalah industri lain yang sangat intensif

memanfaatkan kriptografi. Dengan meng-enkrip paket data yang lalu

lalang di internet, walaupun seseorang dapat menangkap paket-paket data

tersebut, tetap saja ia tidak dapat memahami artinya.

Enkripsi juga digunakan untuk verifikasi. Bila anda men-download

software, bagaimana anda tahu bahwa software yang anda download

adalah yang asli, bukan yang telah dipasangkan trojan di dalamnya.

Dalam hal ini terdapat tiga kategori enkripsi, yaitu (Wahana

Komputer, 2003 : 18) :

1. Kunci enkripsi rahasia. Dalam hal ini, terdapat sebuah kunci yang

digunakan untuk mengenkripsi dan juga sekaligus mendekripsi

informasi.

2. Kunci enkripsi publik. Dalam hal ini, dua kunci digunakan. Satu

untuk proses enkripsi dan yang lain untuk proses dekripsi.

3. Fungsi one-way, atau fungsi satu arah adalah sustu fungsi dimana

informasi dienkripsi untuk menciptakan signature dari informasi

asli yang bisa digunakan untuk keperluan autentikasi.

Enkripsi dibentuk berdasarkan suatu algoritma yang akan

mengacak suatu informasi menjadi bentuk yang tidak bisa dibaca atau tak

bisa dilihat. Dekripsi adalah proses dengan algoritma yang sama untuk

mengembalikan informasi teracak menjadi bentuk aslinya. Algoritma

yang digunakan harus terdiri dari susunan prosedur yang direncanakan

secara hati-hati yang harus secara efektif menghasilkan sebuah bentuk

ter-enkripsi yang tidak bisa dikembalikan oleh seseorang, bahkan

10

sekalipun mereka memiliki algoritma yang sama. Gambar 2.1

menunjukkan proses enkripsi secara umum.

kunci

Teks terang Enkripsi

Teks tersandi

Gambar 2.1. Enkripsi secara umum

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/enkripsi)

2.4. Kriptografi

2.4.1. Definisi dan Terminologi

Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani :

cryptos artinya secret(rahasia), sedangkan graphein

artinya writing (tulisan). Jadi, kriptografi berarti secret

writing (tulisan rahasia). Dalam buku-buku lama (sebelum

tahun 1980-an) menyatakan bahwa kriptografi adalah ilmu dan

seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara

menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti

lagi maknanya. Namun saat ini kriptografi lebih dari sekedar

privacy, tetapi juga untuk tujuan data integrity, authentication,

dan non-repudiation (Munir, 2006 : 2).

Beberapa istilah yang penting dalam kriptografi yang

perlu diketahui adalah sebagai berikut (Munir, 2006 : 3):

11

1. Pesan, Plainteks, dan Cipherteks

Pesan (message) adalah data atau informasi yang dapat

dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan

adalah plainteks (plaintext) atau teks-jelas (cleartext).

Pesan yang disandikan ke bentuk lain disebut cipherteks

(ciphertext) atau kriptogram (cryptogram).

2. Pengirim dan Penerima

Komunikasi data melibatkan pertukaran pesan antara dua

entitas. Pengirim (sender) adalah entitas yang mengirim

pesan kepada entitas lainnya. Penerima (receiver) adalah

entitas yang menerima pesan.

3. Enkripsi dan Dekripsi

Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut

enkripsi (encryption) atau enciphering (standard nama

menurut ISO 7498-2). Sedangkan proses mengembalikan

cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi

(decryption) atau deciphering (standard nama menurut

ISO 7498-2).

4. Cipher dan Kunci

Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan

untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi

matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi.

12

Beberapa cipher memerlukan algoritma yang berbeda

untuk enciphering dan deciphering. Kunci (key) adalah

parameter yang digunakan untuk transformasi enchipering

dan dechipering. Kunci biasanya berupa string atau

deretan bilangan.

5. Sistem Kriptografi

Kriptografi membentuk sebuah sistem yang dinamakan

sistem kriptografi. Sistem kriptografi (cryptosystem)

adalah kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi,

semua plainteks dan cipherteks yang mungkin, dan kunci.

Di dalam sistem kriptografi, cipher hanyalah salah satu

komponen saja.

6. Penyadap

Penyadap (eavesdropper) adalah orang yang mencoba

menangkap pesan selama ditransmisikan.

7. Kriptanalisis dan Kriptologi

Kriptografi berkembang sedemikian rupa sehingga

melahirkan bidang yang berlawanan yaitu kriptanalisis.

Kriptanalisis (cryptanalisys) adalah ilmu dan seni untuk

memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa

mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut

kriptanalis. Kriptologi (cryptology) adalah studi

mengenai kriptografi dan kriptanalisis.

13

2.4.2. Tujuan Kriptografi

Kriptografi bertujuan untuk memberi layanan keamanan

sebagai berikut (Munir, 2006 : 9):

1. Kerahasiaan (confidentiality)

Adalah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan

tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

2. Integritas data (data integrity)

Adalah layanan yang menjamin bahwa pesan masih

asli/utuh atau belum pernah dimanipulasi selama

pengiriman.

3. Otentikasi (authentication)

Adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi,

baik mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang

berkomunikasi (user authentication atau entity

authentication) maupun mengidentifikasi kebenaran

sumber pesan (data origin authentication).

4. Nirpenyangkalan (non-repudiation)

Adalah layanan untuk mencegah entitas yang

berkomunikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengirim

pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima

pesan menyangkal telah menerima pesan.

14

2.4.3. Sejarah Kriptografi

Sejarah kriptografi sebagian besar merupakan sejarah

kriptografi klasik, yaitu metode enkripsi yang menggunakan

kertas dan pensil atau mungkin dengan bantuan alat mekanik

sederhana.

Sejarah kriptografi klasik mencatat penggunaan cipher

transposisi oleh tentara Sparta di Yunani pada permulaan tahun

400 SM. Mereka menggunakan alat yang namanya scytale

(Gambar 2.1). Sedangkan algoritma substitusi paling awal dan

paling sederhana adalah caesar cipher, yang digunakan oleh raja

Yunani kuno, Julius Caesar. Caranya adalah dengan mengganti

setiap karakter di dalam alfabet dengan karakter yang terletak

pada tiga posisi berikutnya di dalam susunan alphabet (Munir,

2006 : 10).

Gambar 2.2. Sebuah scytale, pesan yang ditulis secara

horizontal, baris perbaris.

(Sumber : http://global.mitsubishielectric.com).

Kriptografi juga digunakan untuk tujuan keamanan.

Kalangan gereja pada masa awal agama kristen menggunakan

15

kriptografi untuk menjaga tulisan relijius dari gangguan otoritas

politik atau budaya yang dominan saat itu.

Pada abad ke-17, sejarah kriptografi mencatat korban

ketika ratu Scotlandia, Queen Mary, dipancung setelah surat

rahasianya dari balik penjara (surat terenkripsi yang isinya

rencana membunuh Ratu Elizabeth I) berhasil dipecahkan oleh

seorang pemecah kode.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kriptografi

umum digunakan di kalangan militer. Pada Perang Dunia ke II,

Pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi yang

dinamakan enigma (Gambar 2.2). Mesin yang menggunakan

beberapa buah rotor (roda berputar) ini melakukan enkripsi

dengan cara yang sangat rumit (Munir, 2006 : 11).

Gambar 2.3. Mesin enkripsi Enigma yang digunakan oleh

tentara Jerman pada masa Perang Dunia ke II.

(Sumber : http://www.technology.niagarac.on.ca).

Kriptografi modern dipicu oleh perkembangan peralatan

komputer digital. Dengan komputer digital, cipher yang

16

kompleks menjadi sangat mungkin untuk dapat dihasilkan.

Tidak seperti kriptografi klasik yang mengenkripsi karakter per

karakter, kriptografi modern beroperasi pada string biner.

Cipher yang kompleks seperti DES (Data Encryption Standard)

dan penemuan algoritma RSA adalah algoritma kriptografi

modern yang paling dikenal di dalam sejarah kriptografi

modern. Kriptografi modern tidak hanya berkaitan dengan

teknik menjaga kerahasiaan pesan, tetapi juga melahirkan

konsep seperti tandatangan digital dan sertifikat digital. Dengan

kata lain, kriptografi modern tidak hanya memberikan aspek

keamanan confidentiality, tetapi juga aspek keamanan lain

seperti otentikasi, integritas data, dan nirpenyangkalan (Munir,

2006 : 12).

2.5. Algoritma Kriptografi Klasik

Rinaldi Munir. Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat

dikelompokkan ke dalam dua macam cipher (Munir, 2006 : 55):

2.5.1. Cipher Substitusi

Di dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti

dengan satu unit cipherteks. Satu unit di sini bisa berarti satu

huruf, pasangan huruf, atau kelompok lebih dari dua huruf.

Chiper substitusi dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis

(Munir, 2006 : 61):

17

1. Cipher Alfabet Tunggal (Monoalphabetic cipher), satu

huruf di plainteks diganti dengan tepat satu huruf

cipherteks.

2. Cipher Alphabetic Majemuk (Polyalphabetic chiper),

merupakan cipher substitusi ganda.

3. Cipher Substitusi Homofonik (homophonic substitution

cipher), seperti cipher alfabet tunggal tetapi setiap huruf

dalam plainteks dapat dipetakan ke dalam salah satu dari

unit cipherteks yang mungkin.

4. Cipher Substitusi Poligram (Polygram substitution

cipher), setiap kelompok huruf disubstitusi dengan

kelompok huruf cipherteks.

Algoritma substitusi tertua yang diketahui adalah caesar

cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar, untuk

menyandikan pesan yang ia kirim kepada para gubernurnya.

Gambar 2.3 memperlihatkan caesar wheel terdiri dari dua

buah lempeng lingkaran besi. Lingkaran besi paling luar

menyatakan huruf-huruf plainteks sedangkan lingkaran besi

terdalam menyatakan huruf-huruf cipherteks.

Gambar 2.4. Caesar Wheel (Sumber : http://mail.colonial.net)

18

2.5.2. Cipher Transposisi

Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks

tetap sama, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain

algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter

di dalam teks. Nama lain untuk metode ini adalah permutasi

atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap karakter

di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter-karakter

tersebut. Kriptografi dengan alat scytale yang digunakan oleh

tentara Sparta pada zaman Yunani termasuk ke dalam cipher

transposisi.

Misalkan sebuah plainteks :

DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA ITB

Untuk meng-enkripsi pesan, plainteks ditulis secara

horizontal dengan lebar kolom tetap, misal selebar 6 karakter

(kunci k = 6) :

DEPART

EMENTE

KNIKIN

FORMAT

IKAITB

Maka cipherteksnya dibaca secara vertikal menjadi

DEKFIEMNOKPEIRAANKMIRTIATTENTB

Atau dapat juga ditulis dalam kelompok-kelompok yang

terdiri dari 4 huruf :

DEKF IEMN OKPE IRAA NKMI RTIA TTEN TB

Untuk mendekripsi pesan, kita membagi panjang

cipherteks dengan kunci. Pada contoh ini, kita membagi 30

19

dengan 6 untuk mendapatkan 5 (jika cipherteks ditulis dalam

kelompok-kelompok huruf, buang semua spasi yang ada

sehingga menjadi string yang panjang). Algoritma dekripsi

identik dengan algoritma enkripsi. Jadi, kita tulis cipherteks

dalam baris-baris selebar 5 karakter menjadi :

DEKFI

EMNOK

PEIRA

ANKMI

RTIAT

TENTB

Dengan membaca setiap kolom kita memperoleh pesan

semula :

DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA ITB

2.6. Algoritma Kriptografi Modern

Kriptografi modern mempunyai kerumitan yang sangat kompleks

karena dioperasikan menggunakan komputer (Ariyus, 2008: 46).

Kriptografi modern merupakan suatu perbaikan yang mengacu pada

kriptografi klasik. Algoritma kriptografi modern terdiri dari dua bagian

(Ariyus, 2008: 108) :

2.6.1. Algoritma Simetris

Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan

kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsinya. Keamanan

algoritma simetris tergantung pada kuncinya. Algoritma simetris

sering juga disebut algoritma kunci rahasia, algoritma kunci

tunggal atau algoritma satu kunci. Dua kategori yang termasuk

20

pada algoritma simetris ini adalah algoritma block cipher dan

stream cipher.

Aplikasi dari algoritma simetris diantaranya adalah:

1. Data Encryption Standard (DES).

2. Advanced Encryption Standard (AES).

3. International Data Encryption Algorithm (IDEA).

4. A5.

5. RC4.

2.6.2. Algoritma Asimetris

Algoritma asimetris adalah pasangan kunci kriptografi

yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan yang

satu lagi untuk dekripsi. Semua orang yang mendapatkan kunci

publik dapat menggunakannya untuk mengenkripsi suatu pesan,

sedangkan hanya satu orang saja yang memiliki kunci rahasia

itu, yang dapat melakukan pembongkaran terhadap kode yang

dikirim untuknya.

Beberapa algoritma asimetris antara lain:

1. RSA (Rivest Shamir Adleman).

2. Diffie Hellman.

2.6.3. Algoritma Hibrida

Algoritma hibrida adalah algoritma yang memafaatkan

dua tingkatan kunci, yaitu kunci rahasia (simetri) yang disebut

juga session key (kunci sesi) untuk enkripsi data dan pasangan

21

kunci rahasia kunci publik untuk pemberian tandatangan

digital serta melindungi kunci simetri.

2.7. Advance Encryption Standard

DES (Data Encryption Standard) dianggap sudah tidak aman lagi

karena dengan perangkat keras khusus kuncinya bisa ditemukan dalam

beberapa hari. National Institute of Standards and Technology (NIST),

sebagai agensi Departemen Perdagangan AS mengusulkan kepada

Pemerintah Federal AS untuk sebuah standard kriptografi yang baru.

Untuk menghindari kontroversi mengenai standard yang baru

tersebut, NIST mengadakan sayembara terbuka untuk membuat standard

algoritma kriptografi yang akan diberi nama Advanced Encryption

Standard (AES) (Munir, 2006 : 157).

Persyaratan yang diajukan oleh NIST adalah :

1. Algoritma yang ditawarkan termasuk ke dalam kelompok algoritma

kriptografi simetri berbasis cipher blok.

2. Seluruh rancangan algoritma harus publik (tidak dirahasiakan).

3. Panjang kunci fleksibel : 128, 192, dan 256 bit.

4. Ukuran blok yang dienkripsi adalah 128 bit.

5. Algoritma dapat diimplementasikan baik sebagai software maupun

hardware.

Pada bulan Agustus 1998, NIST memilih 5 finalis yang didasarkan

pada aspek keamanan algoritma, kemangkusan (efficiency), fleksibilitas,

dan kebutuhan memori. Finalis tersebut adalah (Munir, 2006 : 157):

22

1. Rijndael (dari Vincent Rijmen and Joan Daemen Belgia, 86

suara).

2. Serpent (dari Ross Anderson, Eli Biham, dan Lars Knudsen

Inggris, Israel, dan Norwegia, 59 suara).

3. Twofish (dari tim yang diketuai oleh Bruce Schneier USA, 31

suara).

4. RC6 (dari laboratorium RIVEST SHAMIR ADLEMAN USA, 23

suara).

5. MARS (dari IBM, 13 suara).

Pada bulan Oktober 2000, NIST mengumumkan untuk memilih

Rijndael (dibaca : Rhinedoll), dan pada bulan November 2001, Rijndael

ditetapkan sebagai Advance Encryption Standard, dan diharapkan

Rijndael menjadi standard kriptografi yang dominan paling sedikit

selama sepuluh tahun (Munir, 2006 : 158).

2.7.1. Panjang Kunci dan Ukuran Blok Rijndael

Rijndael mendukung panjang kunci 128 bit sampai 256 bit

dengan step 32 bit. Panjang kunci dan ukuran blok dapat dipilih

secara independen. Setiap blok dienkripsi dalam sejumlah

putaran tertentu, sebagaimana halnya pada DES.

Karena Advance Encryption Standard menetapkan

panjang kunci adalah 128, 192, dan 256, maka dikenal Advance

Encryption Standard-128, Advance Encryption Standard-192,

dan Advance Encryption Standard-256. Table 2.1. meresumekan

perbedaan ketiga versi Advance Encryption Standard tersebut.

23

Tabel 2.1. Tiga buah Versi Advance Encryption Standard

(Sumber : Munir, 2006 : 158)

Panjang Kunci (Nk words)

Ukuran Blok

(Nb words) Jumlah Putaran

(Nr)

AES-128 4 4 10

AES-192 6 4 12

AES-256 8 4 14 Catatan : 1 word = 32 bit

Secara defacto, hanya ada dua varian AES, yaitu AES-128

dan AES 256, karena akan sangat jarang pengguna

menggunakan kunci yang panjangnya 192 bit. Karena Advance

Encryption Standard mempunyai panjang kunci paling sedikit

128 bit, maka Advance Encryption Standard tahan terhadap

serangan exhaustive key search dengan teknologi saat ini.

Dengan panjang kunci 128-bit, maka terdapat sebanyak

2128 = 3,4 x 1038

kemungkinan kunci. Jika digunakan komputer tercepat

yang dapat mencoba 1 juta kunci setiap detik, maka akan

dibutuhkan waktu 5,4 x 1024 tahun untuk mencoba seluruh

kemungkinan kunci. Jika digunakan komputer tercepat yang

dapat mencoba 1 juta kunci setiap milidetik, maka akan

dibutuhkan waktu 5,4 x 1018 tahun untuk mencoba seluruh

kemungkinan kunci.

24

2.7.2. Algoritma Rijndael

Rijndael menggunakan substitusi dan permutasi, dan

sejumlah putaran (cipher berulang), setiap putaran

menggunakan kunci internal yang berbeda (kunci setiap putaran

disebut round key). Tetapi tidak seperti DES yang berorientasi

bit, Rijndael beroperasi dalam orientasi byte. Selain itu, Rijndael

tidak menggunakan jaringan Feistel seperti DES dan GOST.

Garis besar Algoritma Rijndael yang beroperasi pada blok

128-bit dengan kunci 128-bit adalah sebagai berikut (Munir,

2006 : 159):

1. AddRoundKey : melakukan XOR antara state awal

(plainteks) dengan cipher key. Tahap ini disebut juga

initial round.

2. Putaran sebanyak Nr 1 kali. Proses yang dilakukan pada

setiap putaran adalah :

a. SubBytes : substitusi byte dengan menggunakan

table substitusi (S-box).

b. ShiftRows : pergeseran baris-baris array state

secara wrapping.

c. MixColumns : mengacak data di masing-masing

kolom array state.

d. AddRoundKey : melakukan XOR antara state

sekarang dengan round key.

3. Final round : proses untuk putaran terakhir :

25

a. SubBytes

b. ShiftRows

c. AddRoundKey

Garis besar algoritma enkripsi Rijndael diperlihatkan pada

gambar 2.5.

state

AddRoundKey

Chiper Key

initial round

1-SubBytes

2-ShiftRows

3-MixColumns

4-AddRoundKey

Round Key 0

9 rounds

SubBytes

ShiftRows

Round Key 10

AddRoundKey

final round

Gambar 2.5. Diagram Proses Enkripsi (Sumber : Munir, 2006 : 159)

Algoritma Rijndael mempunyai tiga parameter (Munir,

2006 : 161) :

1. plaintext : array yang berukuran 16-byte, yang berisi data

masukan.

26

S0,0 S0,1 S0,1 S0,3

S1,0 S1,1 S1,2 S1,3

S2,0 S2,1 S2,2 S2,3

S3,0 S3,1 S3,2 S3,3

out0 out4 out8 out12

out1 out5 out9 out13

out2 out6 out10 out14

out3 out7 out11 out15

2. ciphertext : array yang berukuran 16-byte, yang berisi

hasil enkripsi.

3. key : array yang berukuran 16-byte, yang berisi kunci

ciphering (disebut juga cipher key).

Dengan 16 byte, maka baik blok data dan kunci yang

berukuran 128-bit dapat disimpan di dalam ketiga array tersebut

(128 = 16 x 8). Selama kalkulasi plainteks menjadi cipherteks,

status sekarang dari data disimpan di dalam array of bytes dua

dimensi, state, yang berukuran NROWS x NCOLS. Untuk blok

data 128-bit, ukuran state adalah 4 x 4. Elemen array state diacu

sebagai S[r,c], dengan 0 r < 4 dan 0 c < Nb (Nb adalah

panjang blok dibagi 32. Pada AES-128, Nb = 128/32 = 4).

Pada awal enkripsi, 16-byte data masukan, in0,in1,,in15

disalin ke dalam array state (direalisasikan oleh fungsi

CopyPlaintextToState(state, plaintext)) seperti diilustrasikan

sebagai berikut :

input bytes state array output bytes

in0 in4 in8 in12

in1 in5 in9 in13

in2 in6 in10 in14

in3 in7 in11 in15

Operasi Enkripsi/dekripsi dilakukan terhadap array S, dan

keluarannya ditampung di dalam array out. Skema penyalinan

array masukan in ke array S adalah sebagai berikut :

27

2b

28

ab

09

7e

ae

f7

cf

15

d2

15

4f

16

a6

88

3c

S[r, c] in[r + 4c] untuk 0 r < 4 dan 0 c < Nb

Skema penyalinan array S ke array keluaran out :

out[r + 4c] S[r, c] untuk 0 r < 4 dan 0 c < Nb

Contoh elemen state dan kunci dalam notasi HEX :

input

state Cipher key

32

88

31

e0

43

5a

31

37

f6

30

98

07

a8

8d

a2

34

hexadecimal notation: Ex: 32 = 0011 0010 (1 byte)

3hex 2hex

2.7.3. Transformasi SubBytes()

Transformasi SubBytes memetakan setiap byte dari

array state dengan menggunakan tabel substitusi S-box.

Tidak seperti DES yang mempunyai S-box berbeda pada

setiap putaran, Advance Encryption Standard hanya

mempunyai satu buah S-box. Tabel S-box yang digunakan

ditunjukkan pada table 2.2 :

28

Tabel 2.2. S-box (Sumber : Munir, 2006 : 163)

y hex

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 a b c d e f

0

63

7c

77

7b

f2

6b

6f

c5

30

01

67

2b

fe

d7

ab

76

1

ca

82

c9

7d

fa

59

47

f0

ad

d4

a2

af

9c

a4

72

c0

2

b7

fd

93

26

36

3f

f7

cc

34

a5

e5

f1

71

d8

31

15

3

04

c7

23

c3

18

96

05

9a

07

12

80

e2

eb

27

b2

75

4

09

83

2c

1a

1b

6e

5a

a0

52

3b

d6

b3

29

e3

2f

84

5

53

d1

00

ed

20

fc

b1

5b

6a

cb

be

39

4a

4c

58

cf

6

d0

ef

aa

fb

43

4d

33

85

45

f9

02

7f

50

3c

9f

a8

7

51

a3

40

8f

92

9d

38

f5

bc

b6

da

21

10

ff

f3

d2

8

cd

0c

13

ec

5f

97

44

17

c4

a7

7e

3d

64

5d

19

73

9

60

81

4f

dc

22

2a

90

88

46

ee

b8

14

de

5e

0b

db

a

e0

32

3a

0a

49

06

24

5c

c2

d3

ac

62

91

95

e4

79

b

e7

c8

37

6d

8d

d5

4e

a9

6c

56

f4

ea

65

7a

ae

08

c

ba

78

25

2e

1c

a6

b4

c6

e8

dd

74

1f

4b

bd

8b

8a

d

70

3e

b5

66

48

03

f6

0e

61

35

57

b9

86

c1

1d

9e

e

e1

f8

98

11

69

d9

8e

94

9b

1e

87

e9

ce

55

28

df

x

f

8c

a1

89

0d

bf

e6

42

68

41

99

2d

0f

b0

54

bb

16

Cara pensubstitusian adalah sebagai berikut : untuk setiap

byte pada array state, misalkan S[r,c]=xy, yang dalam hal ini xy

adalah digit hexadesimal dari nilai S[r,c], maka nilai

substitusinya, yang dinyatakan dengan S[r,c], adalah elemen di

dalam S-box yang merupakan perpotongan baris x dengan kolom

y. Gambar 2.5 memperlihatkan transformasi SubBytes().

29

a2,2 a

b2,1

a0,0 a0,1 a0,2 a0,3

a1,0 a1,1 a1,2 a1,3

SubBytes

b0,0 b0,1 b0,2 b0,3

b1,0 b1,1 b1,2 b1,3

a2,0 a2,1

a2,2 2,3

b2,0

b2,2

b2,2 b2,3

a3,0 a3,1 a3,2 a3,3

b3,0 b3,1 b3,2 b3,3

S

Gambar 2.6. Transformasi SubBytes

(Sumber : Munir, 2006 : 163)

2.7.4. Transformasi ShiftRows()

Transformasi ShiftRows() melakukan pergeseran secara

wrapping (siklik) pada 3 baris terakhir dari array state. Jumlah

pergeseran bergantung pada nilai baris (r). baris r = 1 digeser

sejauh 1 byte, baris r = 0 tidak digeser. Gambar 2.6

memperlihatkan transformasi ShiftRows.

Gambar 2.7. Transformasi ShiftRows

(Sumber : Munir, 2006 : 165)

2.7.5. Transformasi MixColumns()

Transformasi MixColumns() mengalikan setiap kolom dari

array state dengan polinom a(x) mod (x4 + 1). MixColumns

30

memberikan difusi pada cipher. Setiap kolom diperlakukan

sebagai polinom 4-suku pada GF(28). Polinom a(x) yang

ditetapkan adalah

a(x) = {03}x3 + {01}x2 + {01}x + {02} (6.5)

Transformasi ini dinyatakan sebagai perkalian matriks :

S(x) = a(x) s(x) (6.6)

S0,c

S1,c =

S2,c

S3,c

02 03 01 01

01 02 03 01

01 01 02 03

03 01 01 02

S0,c

S1,c

S2,c

S3,c

S0,c = ({02} S0,c) ({03} S1,c) S2,c S3,c

S1,c = S0,c ({02} S1,c) ({03} S2,c) S3,c

S1,c = S0,c S1,c ({02} S2,c) ({03} S2,c)

S1,c = ({03} S0,c) S1,c S2,c ({02} S3,c)

Gambar 2.7 memperlihatkan transformasi MixColumns().

Gambar 2.8. Transformasi MixColumns

(Sumber : Munir, 2006 : 166)

31

2.7.6. Transformasi AddRoundKey()

Transformasi ini melakukan operasi XOR terhadap sebuah

round key dengan array state, dan hasilnya disimpan di array

state. Gambar 2.8 memperlihatkan transformasi AddRoundKey.

Gambar 2.9. Transformasi AddRoundKey

(Sumber : Munir, 2006 : 167)

2.7.7. Ekspansi Kunci

Algoritma Rijndael mengambil cipher key, K, yang

diberikan oleh pengguna, dan memanggil fungsi

KeyExpansion() untuk membangkitkan sejumlah round key

(banyaknya round key bergantung pada jumlah putaran).

2.8. Kriptografi Kunci Publik

2.8.1. Sejarah Kriptografi Kunci Publik

Sistem kriptografi nirsimetri dipublikasikan pertama kali

pada tahun 1976 oleh Whitfield Diffie dan Martin Hellman, dua

32

orang ilmuwan dari Stanford University melalui makalah

berjudul New Directions in Cryptography. Makalah mereka

membahas distribusi kunci rahasia pada saluran komunikasi

publik (yang tidak aman) dengan metode pertukaran kunci yang

belakangan dikenal dengan nama algoritma pertukaran kunci

Diffie-Hellman.

Pada tahun 1977, generalisasi dari ide Cocks ditemukan

kembali oleh tiga orang ilmuwan dari MIT, yaitu Rivest, Shamir,

dan Adleman. Algoritma enkripsi yang mereka buat dikenal

dengan nama Rivest Shamir Adleman.

Akhirnya sejak tahun 1976 berbagai algoritma enkripsi,

tanda tangan digital, pertukaran kunci, dan teknik lain

dikembangkan dalam bidang kriptografi kunci publik, misalnya

algoritma ElGamal untuk enkripsi dan tanda tangan digital dan

algoritma DSA untuk tanda tangan digital. Pada tahun 1980

Neal Koblitz memperkenalkan elliptic-curve-cryptography

sebagai keluarga baru yang analog dengan algoritma kriptografi

kunci publik (Munir, 2006 : 177).

2.8.2. Konsep Kriptografi Kunci Publik

Pada kriptografi kunci publik, setiap pengguna memiliki

sepasang kunci, satu kunci untuk enkripsi, dan satu kunci untuk

dekripsi (Gambar 2.9). Kunci untuk enkripsi diumumkan kepada

publik (oleh karena itu tidak rahasia) sehingga dinamakan kunci

publik (public key), disimbolkan dengan e. Kunci untuk

33

dekripsi bersifat rahasia sehingga dinamakan kunci pribadi

(private key), disimbolkan dengan d. Karena kunci enkripsi

kunci dekripsi itulah kriptografi kunci publik disebut juga

kriptografi nirsimetri (Munir, 2006 : 172).

Kunci Publik, e Kunci Privat, d

Plainteks, m

Enkripsi Ee (m) = c

Cipherteks, c Dekripsi Dd (c) = m

Plainteks, m

Gambar 2.10. Skema kriptografi nirsimetri

(Sumber : Munir, 2006 : 172)

Misalkan E adalah fungsi enkripsi dan D adalah fungsi

dekripsi. Misalkan (e, d) adalah pasangan kunci untuk enkripsi

dan dekripsi sedemikian, sehingga

Ee (m) = c dan Dd (c) = m

untuk suatu plainteks m dan cipherteks c. kedua persamaaan ini

menyiratkan bahwa dengan mengetahui e dan c, maka secara

komputasi hampir tidak mungkin menemukan m. asumsi

lainnya, dengan mengetahui e, secara komputasi hampir tidak

mungkin menurunkan d. Ee digambarkan sebagai fungsi pintu

kolong (trapdoor) satu arah dengan d adalah informasi trapdoor

yang diperlukan untuk menghitung fungsi inversinya, D, yang

dalam hal ini membuat proses dekripsi dapat dilakukan.

34

Dengan sistem kriptografi kunci publik ini dua orang yang

berkomunikasi tidak perlu berbagi kunci yang sama. Keduanya

memiliki sepasang kunci, kunci publik dan kunci privat. Sistem

kriptografi kunci publik yang aman memiliki dua karakteristik

sebagai berikut (Munir, 2006 : 174):

1. Komputasi untuk enkripsi/dekripsi mudah dilakukan.

2. Secara komputasi hampir tidak mungkin (infeasible)

menurunkan kunci privat, d, bila diketahui kunci publik, e,

pasangannya.

Kedua karakteristik di atas dapat dianalogikan dengan dua

masalah matematika berikut :

a. Perkalian vs pemfaktoran. Mengalikan dua buah bilangan

prima, a x b = n, mudah, tetapi memfaktorkan n menjadi

faktor-faktor primanya lebih sulit.

Contoh : 31 x 47 = 1457 (perkalian, mudah)

1457 = ? x ?

(pemfaktoran, sulit)

b. Pemangkatan vs logaritma diskrit. Melakukan

perpangkatan modulo, b = ax mod n, mudah, tetapi

menemukan x dari ax b (mod n) lebih sulit.

Contoh :

126 mod 1125 = 234 (perpangkatan modulo, mudah)

x dari 12x 234 (mod 1125) (logaritmik diskrit, sulit)

35

Dua masalah matematika di atas sering dijadikan dasar

pembangkitan sepasang kunci pada kriptografi kunci publik,

yaitu (Munir, 2006 : 175):

1. Pemfaktoran

Diberikan bilangan bulat n. Faktorkan n menjadi faktor

primanya. Contoh :

60 = 2 x 2 x 3 x 5

252601 = 41 x 61 x 101

213 1 = 3391 x 23279 x 65993 x 1868569 x

1066818132868207

Semakin besar n, semakin sulit memfaktorkan (butuh

waktu sangat lama). Algoritma yang menggunakan prinsip

ini : Rivest Shamir Adleman.

2. Logaritma Diskrit

Temukan x sedemikian ax b (mod n) sulit dihitung.

Contoh : jika 3x 15 (mod 17) maka x = 6.

Semakin besar a, b, dan n semakin sulit memfaktorkan

(butuh waktu yang lama).

Algoritma yang menggunakan prinsip ini : ElGamal dan

DSA.

Catatan : Persoalan logaritma diskrit adalah kebalikan dari

persoalan perpangkatan modular : ax mod n

Sistem kriptografi kunci publik cocok digunakan di dalam

kelompok pengguna di lingkungan jaringan komputer

36

(LAN/WAN) yang memungkinkan mereka saling

berkomunikasi. Setiap pengguna jaringan memiliki pasangan

kunci publik dan kunci privat yang bersesuaian. Kunci publik,

karena tidak rahasia, biasanya disimpan di dalam basisdata

kunci yang dapat diakses oleh pengguna lain. Jika ada pengguna

yang hendak berkirim pesan ke pengguna lainnya, maka ia perlu

mengetahui kunci publik penerima pesan melalui basisdata

kunci ini lalu menggunakannya untuk mengenkripsi pesan.

Hanya penerima pesan yang dapat mendekripsi pesan karena ia

yang mengetahui kunci privatnya sendiri.

Dengan sistem kriptografi kunci publik, tidak diperlukan

pengiriman kunci privat melalui saluran komunikasi khusus

sebagaimana pada sistem kriptografi simetri (Munir, 2006 :

176).

2.8.3. Aplikasi Kriptografi Kunci Publik

Aplikasi kriptografi kunci publik dapat dibagi menjadi tiga

kategori (Munir, 2006 : 178):

1. Kerahasiaan data

Seperti pada kriptografi kunci simetri, kriptografi kunci

publik dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan data

(provide confidentiality/secrecy) melalui mekanisme

enkripsi dan dekripsi. Contoh algoritma untuk aplikasi ini

adalah Rivest Shamir Adleman, Knapsack, Rabin,

ElGamal, Elliptic Curve Cryptography (ECC).

37

2. Tanda tangan digital

Tanda tangan digital (digital signature) dengan

menggunakan algoritma kriptografi kunci publik dapat

digunakan untuk membuktikan otentikasi pesan maupun

otentikasi pengirim (provide authentication). Contoh

algoritmanya untuk aplikasi ini adalah Rivest Shamir

Adleman, DSA, dan ElGamal.

3. Pertukaran kunci (key exchange)

Algoritma kriptografi kunci publik dapat digunakan untuk

pengiriman kunci simetri (session key). Contoh

algoritmanya adalah Rivest Shamir Adleman dan Diffie-

Hellman.

2.9. RSA (Rivest Shamir Adleman)

Algoritma Rivest Shamir Adleman dibuat oleh 3 orang peneliti dari

MIT (Massachussets Institute of Technology) pada tahun 1976, yaitu Ron

(R)ivest, Adi (S)hamir, dan Leonard (A)dleman. Keamanan algoritma

Rivest Shamir Adleman terletak pada sulitnya memfaktorkan bilangan

yang besar menjadi faktor-faktor prima. Pemfaktoran dilakukan untuk

memperoleh kunci privat. Selama pemfaktoran bilangan besar menjadi

faktor-faktor prima belum ditemukan algoritma yang mangkus, maka

selama itu pula keamanan algoritma Rivest Shamir Adleman tetap

terjamin (Munir, 2006 : 179).

38

Algoritma Rivest Shamir Adleman memiliki besaran-besaran

sebagai berikut :

1. p dan q bilangan prima (rahasia)

2.

n = p . q

(tidak rahasia)

3.

(n) = (p - 1)(q - 1)

(rahasia)

4.

e (kunci enkripsi)

(tidak rahasia)

5.

d (kunci dekripsi)

(rahasia)

6.

m (plainteks)

(rahasia)

7.

c (cipherteks)

(tidak rahasia)

2.9.1. Perumusan Algoritma Rivest Shamir Adleman

Algoritma Rivest Shamir Adleman didasarkan pada

teorema Euler yang menyatakan bahwa

a(n) 1 (mod n) (2.1)

dengan syarat (Munir, 2006 : 179) :

1. a harus relatif prima terhadap n

2. (n) = n(1 - 1/p1)(1 - 1/p2)(1 1/pr), yang dalam hal ini

p1, p2, , pr adalah faktor prima dari n. (n) adalah fungsi

yang menentukan berapa banyak dari bilangan-bilangan 1,

2, 3,, n yang relatif prima terhadap n.

Berdasarkan sifat ak bk (mod n) untuk k bilangan bulat

1 maka persamaan (2.1) dapat ditulis menjadi

ak(n)

1k (mod n) atau

ak(n)

1 (mod n) (2.2)

39

bila a diganti dengan m, maka persamaan (2.2) dapat

ditulis menjadi

mk(n)

1 (mod n) (2.3)

Berdasarkan sifat ac bc (mod n), maka bila persamaan

(2.3) dikali dengan m menjadi :

mk(n)+1

m (mod n) (2.4)

yang dalam hal ini m relatif prima terhadap n.

Misalkan e dan d dipilih sedemikian sehingga

e d 1 (mod (n)) (2.5)

atau

e d k(n) + 1 (2.6)

Sulihkan (2.6) ke dalam persamaan (2.4) menjadi :

me d m (mod n) (2.7)

persamaan (2.7) dapat ditulis kembali menjadi :

(me) d m (mod n) (2.8)

Yang artinya, perpangkatan m dengan e diikuti dengan

perpangkatan dengan d menghasilkan kembali m semula.

Berdasarkan persamaan (2.8), maka enkripsi dan dekripsi

dirumuskan sebagai berikut :

Ee(m) = c me mod n (2.9)

Dd(c) = m cd mod n (2.10)

Karena e d = d e, maka enkripsi diikuti dengan dekripsi

ekivalen dengan dekripsi diikuti enkripsi :

Dd(Ee(m)) = Ee(Dd(c)) md mod n (2.11)

40

Oleh karena md mod n (m + jn)d mod n untuk

sembarang bilangan bulat j, maka tiap plainteks m, m + n, m +

2n, , menghasilkan cipherteks yang sama. Dengan kata lain,

transformasinya dari banyak ke satu. Agar transformasinya dari

satu ke satu, maka m harus dibatasi dalam himpunan {0, 1, 2,

, n-1} sehingga enkripsi dan dekripsi tetap benar seperti pada

persamaan (2.9) dan (2.10).

2.9.2. Algoritma Membangkitkan Pasangan Kunci

1. Pilih dua buah bilangan prima sembarang, p dan q.

2. Hitung n = p q (sebaiknya p q, sebab jika p = q maka n

= p2 sehingga p dapat diperoleh dengan menarik akar

pangkat dua dari n).

3. Hitung (n) = (p - 1)(q - 1).

4. Pilih kunci publik, e, yang relatif prima terhadap (n).

5. Bangkitkan kunci privat dengan mengguakan persamaan

(2.5), yaitu e d 1 (mod (n)). Perhatikan bahwa e d

1 (mod n) ekivalen dengan e d 1 + k(n), sehingga

secara sederhana d dapat dihitung dengan

(2.12)

Hasil dari algoritma di atas :

- Kunci publik adalah pasangan (e, n)

- Kunci privat adalah pasangan (d, n)

Catatan : n tidak bersifat rahasia, sebab ia diperlukan pada

perhitungan enkripsi/dekripsi (Munir, 2006 : 181).

41

2.9.3. Algoritma Enkripsi/Dekripsi

Enkripsi

1. Ambil kunci publik penerima pesan, e, dan modulus n.

2. Nyatakan plainteks m menjadi blok-blok m1, m2,,

sedemikian sehingga setiap blok merepresentasikan nilai

di dalam selang [0, n-1].

3. Setiap blok m, dienkripsi menjadi blok ci dengan rumus ci

= mi e mod n.

Dekripsi

Setiap blok cipherteks ci didekripsi kembali menjadi blok mi

dengan rumus mi = ci d mod n.

2.9.4. Keamanan Rivest Shamir Adleman

Keamanan algoritma Rivest Shamir Adleman didasarkan

pada sulitnya memfaktorkan bilangan besar menjadi faktor-

faktor primanya (Munir, 2006 : 183).

Masalah pemfaktoran : Faktorkan n, yang dalam hal ini n

adalah hasil kali dari dua atau lebih bilangan prima.

Pada Rivest Shamir Adleman, masalah pemfaktoran

berbunyi : Faktorkan n menjadi dua faktor primanya, p dan q,

sedemikian sehingga n = p q. Sekali n berhasil difaktorkan

menjadi p dan q, maka (n) = (p - 1)(q - 1) dapat dihitung.

Selanjutnya, karena kunci enkripsi e diumumkan (tidak rahasia),

42

maka kunci dekripsi d dapat dihitung dari persamaan e d 1

(mod (n)).

Selama 300 tahun para matematikawan mencoba mencari

faktor bilangan yang besar namun tidak banyak membuahkan

hasil. Semua bukti yang diketahui menunjukkan bahwa upaya

pemfaktoran itu luar biasa sulit. Belum ditemukan algoritma

pemfaktoran bilangan besar dalam waktu polinomial, tetapi juga

tidak dapat dibuktikan algoritma tersebut ada. Fakta inilah yang

membuat algoritma Rivest Shamir Adleman dianggap aman.

Penemu algoritma Rivest Shamir Adleman bahkan menyarankan

nilai p dan q panjangnya lebih dari 100 angka. Dengan demikian

hasil kali n = p x q akan berukuran lebih dari 200 angka.

Menurut Rivest dan kawan-kawan, usaha untuk mencari faktor

prima dari bilangan 200 angka membutuhkan waktu komputasi

selama 4 milyar tahun, sedangkan untuk bilangan 500 angka

membutuhkan waktu 1025 tahun. (dengan asumsi bahwa

algoritma pemfaktoran yang digunakan adalah algoritma yang

tercepat saat ini dan komputer yang digunakan mempunyai

kecepatan 1 milidetik).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Rivest Shamir

Adleman hanya aman jika n cukup besar. Jika panjang n hanya

256 bit atau kurang, ia dapat difaktorkan dalam beberapa jam

saja dengan sebuah komputer PC dan program yang tersedia

43

secara bebas. Jika panjang n 512 bit atau kurang, ia dapat

difaktorkan dengan beberapa ratus komputer.

Tahun 1977, tiga orang penemu Rivest Shamir Adleman

membuat sayembara untuk memecahkan cipherteks dengan

menggunakan Rivest Shamir Adleman di majalah scientific

American. Hadiahnya adalah $100. Tahun 1994, kelompok yang

bekerja dengan kolaborasi internet berhasil memecahkan

cipherteks hanya dalam waktu 8 bulan.

2.9.5. Kecepatan

Rivest Shamir Adleman lebih lambat daripada algoritma

kriptografi kunci simetri seperti DES dan AES. Oleh karena itu,

di dalam praktek penggunaannya, pesan tetap dienkripsi dengan

menggunakan salah satu algoritma kunci simetri atau kunci

rahasia, sedangkan Rivest Shamir Adleman digunakan untuk

mengenkripsi kunci rahasia. Pesan dan kunci rahasia yang sudah

dienkripsi dapat dikirim bersama-sama. Penerima pesan mula-

mula mendekripsi kunci rahasia dengan kunci privatnya, lalu

menggunakan kunci rahasia tersebut untuk mendekripsi pesan

(Munir, 2006 : 184).

44

2.10. PHP

2.10.1. Pengertian PHP

PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor

yang digunakan sebagai bahasa script server-side dalam

pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML.

Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis

sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah

dan efisien (Peranginangin, 2006 : 1).

PHP merupakan software open source yang disebarkan

dan dilisensikan secara gratis serta dapat di-download bebas dari

situs resminya (http://www.php.net).

2.10.2. Kelebihan-kelebihan PHP

Diantara maraknya pemrograman server web saat ini,

adalah ASP yang berkembang menjadi ASP.NET, JSP, CFML,

dan PHP. Jika dibandingkan di antara tiga terbesar

pemrograman server web di atas, terdapat kelebihan dari PHP

itu sendiri, yaitu :

1. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak

melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. Tidak

seperti hanya bahasa pemrograman aplikasi seperti Visual

Basic dan sebagainya.

2. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh

Microsoft, seperti IIS atau PWS juga pada apache yang

bersifat open source.

45

3. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan

perkembangan interpreter pada PHP lebih cepat dan

mudah, karena banyak milis dan developer membantu

pengembangannya.

4. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi

yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk

dipahami.

5. PHP dapat berjalan pada tiga sistem operasi, yaitu : Linux,

Unix, dan Windows, dan juga dapat dijalankan secara

runtime pada suatu console.

2.10.3. Sintaks PHP

Sintaks program/script PHP ditulis dalam apitan tanda

khusus PHP. Ada empat macam pasangan tag PHP yang dapat

digunakan untuk menandai blok script PHP :

, < ? ... ?>, , atau

...

2.11. MySQL

MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa

Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client server

melibatkan server daemon MySQL di sisi server dan berbagai macam

program serta library yang berjalan di sisi client. MySQL mampu

menangani data yang cukup besar. Perusahaan yang menangani MySQL

yaitu TcX, mengaku mampu menyimpan data lebih dari 40 database,

10.000 tabel, dan sekitar 7 juta baris, totalnya kurang lebih 100

Gigabytes data (Nanang, 2004, Ch4).

46

SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses

server database. Bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM,

namun telah diadopsi dan digunakan sebagai standar industri. Dengan

menggunakan SQL, proses akan database menjadi lebih user-friendly

dibandingkan dengan menggunakan dBASE atau clipper yang masih

menggunakan perintah-perintah pemrograman.

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penulisan tugas akhir ini, diperlukan data-data yang lengkap sebagai

bahan pendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu

diperlukan metodologi pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

3.1. Metode Pengumpulan Data

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

metode yang dapat mendukung penulisan, baik dalam pengumpulan data

maupun informasi yang diperlukan, untuk mendapatkan kebenaran

materi uraian pembahasan.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

pembahasan skripsi ini adalah dengan menggunakan :

3.1.1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung yang dilakukan di

lapangan untuk mengetahui secara langsung keadaan objek

penelitian yang sebenarnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh

penjelasan mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian dengan divisi operasional CV Maharta Mandiri

Promo. Observasi ini dilaksanakan selama bulan Juli 2009,

bertempat di Kantor CV Maharta Mandiri Promo Jl. Raya

Pondok Kacang Timur No. 11 Pondok Aren, Tangerang.

48

3.1.2. Metode Wawancara

Wawancara memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan narasumber telah dilakukan pada tanggal 9

Juli 2009 dengan narasumber Bapak Andi Muhammad AR

(Direktur utama CV Maharta Mandiri Promo). Hasil wawancara

dapat dilihat pada lampiran A.

3.1.3. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka digunakan dengan membaca dan

mempelajari referensi yang ada, e-book, serta mencari referensi

tambahan dari internet. Buku utama yang digunakan peneliti

yaitu : Kriptografi (Munir, 2006), Memahami Model Enkripsi &

Security Data (Wahana Komputer, 2003), Pengantar Ilmu

Kriptografi (Ariyus, 2008). Dan buku-buku selengkapnya yang

digunakan dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.1.4. Metode Studi Literatur

Metode studi literatur digunakan dengan melihat

penelitian yang sudah ada. Merujuk pada penelitian yang telah

dilakukan (Muliati, 2009), beberapa kelebihan akan

ditambahkan pada aplikasi yang akan dibuat yaitu : dapat

mengenkripsi sepuluh file sekaligus, adanya pemberitahuan file

masuk baru, perbedaan warna antara file yang pernah didekripsi

dengan yang belum pernah didekripsi, pembangkitan pasangan

49

kunci yang baru, pengubahan password login, verifikasi gambar

saat pendaftaran, dan pertanyaan pengaman.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengembangan

sistem model pendekatan RAD (Rapid Application Development).

Penulis menggunakan model RAD karena melihat dari aplikasi yang

dikembangkan adalah aplikasi yang sederhana dan tidak membutuhkan

waktu yang lama, metode RAD adalah metode yang diperuntukkan untuk

jangka pendek sesuai dengan aplikasi yang dikembangkan. Berikut

adalah penjelasan masing-masing fase RAD dalam penelitian ini.