Pembinaan pengawas

29
1 PEDOMAN PEMBINAAN PENGAWAS MADRASAH DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM 2014

Transcript of Pembinaan pengawas

Page 1: Pembinaan pengawas

1

PEDOMAN PEMBINAAN

PENGAWAS MADRASAH DAN

PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH

KEMENTERIAN AGAMA RI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

2014

Page 2: Pembinaan pengawas

ii

KATA PENGANTAR

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah

ini dapat terlaksana.

Pedoman pembinaan pengawas madrasah disusun dalam rangka implemetasi

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2012 tentang

Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI pada Sekolah sebagaiman yang telah diubah

dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 tahun 2013 tentang Perubahan

Peraturan Menteri agama nomor 2 tahun 2012, terutama pasal 19 ayat 1 dan 2.

Buku pedoman pengawas madrasah terdiri dari 6 bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab

II Konsep Pembinaan, Bab III Pembinaan Pengawas, Bab IV Materi Pembinaan, dan

Bab V Penutup.

Penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan

Agama Islam pada Sekolah. Semoga buku pedoman ini dapat dijadikan panduan

dalam pelaksanaan pembinaan pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan

Agama Islam bagi Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Desember 2014 An. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktur Pendidikan Madrasah Prof. Dr. Phil.H.M. Nur Kholis Setiawan, MA.

Page 3: Pembinaan pengawas

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... II

DAFTAR ISI ............................................................................................................... III

BAB I .......................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

B. DASAR HUKUM .................................................................................................. 2

C. TUJUAN ............................................................................................................. 3

D. SASARAN .......................................................................................................... 3

BAB II ......................................................................................................................... 5

KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS ......................................................................... 5

A. PENGERTIAN PEMBINAAN PENGAWAS .................................................................. 5

B. TUJUAN PEMBINAAN ........................................................................................... 6

C. MANFAAT PEMBINAAN ......................................................................................... 6

D. PRINSIP PEMBINAAN ........................................................................................... 6

E. RUANG LINGKUP PEMBINAAN .............................................................................. 7

A. MEKANISME PEMBINAAN PENGAWAS ................................................................... 7

BAB III ........................................................................................................................ 9

PEMBINAAN PENGAWAS ......................................................................................... 9

A. PEMBINAAN KUALIFIKASI ..................................................................................... 9

B. PEMBINAAN KOMPETENSI ................................................................................. 12

C. PEMBINAAN KARIR ........................................................................................... 17

BAB IV ...................................................................................................................... 21

MATERI PEMBINAAN .............................................................................................. 21

D. KELOMPOK DASAR ........................................................................................... 21

E. KELOMPOK INTI ................................................................................................ 21

F. KELOMPOK PENUJANG ..................................................................................... 22

BAB V ....................................................................................................................... 23

PERAN PIHAK TERKAIT ......................................................................................... 23

A. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM ........................................................ 23

B. DIREKTORAT .................................................................................................... 23

C. PUSDIKLAT DAN BALAI DIKLAT ........................................................................... 23

D. KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ........................................................... 23

Page 4: Pembinaan pengawas

iv

E. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA .............................................. 24

F. KELOMPOK KERJA PENGAWAS (POKJAWAS) ....................................................... 24

BAB VII ..................................................................................................................... 25

PENUTUPAN ........................................................................................................... 25

Page 5: Pembinaan pengawas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran membina

kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala madrasah dalam rangka

meningkatkan kinerja madrasah. Peran pengawas madrasah sangat dibutuhkan

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan madrasah, dan telah diperkuat

kedudukannya melalui Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 dan

Peraturan Menteri Agama No. 31 tahun 2014. Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, Pengawas diharuskan untuk memiliki kompetensi yang lebih unggul

dari guru maupun kepala sekolah. Keunggulan kompetensi tersebut meliputi

tiga kompetensi pokok yaitu supervisi akademik, evaluasi pendidikan,

penelitian dan pengembangan.

Tuntutan profesionalitas mewajibkan pengawas untuk memenuhi

kompetensi sebagai supervisor akademik dan manajerial yang merupakan tugas

pokok pengawas madrasah. Dalam fungsinya sebagai supervisor akademik,

pengawas berkewajiban untuk membantu tenaga pendidik atau guru agar dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor

manajerial, berkewajiban membantu kepala madrasah agar mencapai madrasah

yang efektif. Selain itu, pengawas memiliki peran evaluator pendidikan dimana

pengawas harus memiliki kompetensi mengevaluasi kinerja guru dan Kepala

madrasah. Hal ini dalam rangka menjaga mutu pendidikan serta meningkatkan

mutu pendidikan di madrasah yang dibinanya.

Di sisi lain, pemenuhan kompetensi penelitian dan pengembangan belum

dapat dipenuhi secara optimal oleh Pengawas karena berbagai sebab, antara

lain kemampuan meneliti yang masih rendah, keterbasan anggaran, tidak

adanya pembinaan khusus tentang penelitian dan pengembangan. Kondisi ini

menjadi kendala bagi para pengawas untuk memenui tuntutan kompetensi

sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 khususnya

mengenai Kompetensi Penelitian dan Pengembangan. Kecenderungan yang

Page 6: Pembinaan pengawas

2

terjadi saat ini adalah rendahnya kemampuan meneliti oleh pengawas terhadap

madrasah yang dibinanya.

Mencermati kondisi yang ada sebagaimana diuraikan di atas, maka

pembinaan terhadap pengawas merupakan sebuah kebutuhan dan perlu

didukung dengan regulasi mengenai pola pembinaan terhadap pengawas. Oleh

karena itu, perlu disusun sebuah Pedoman pembinaan pengawas dengan tujuan

agar bisa dijadikan acuan dalam pembinaan pengawas madrasah bagi instansi

terkait.

B. Dasar Hukum

Landasan hukum dalam pelaksanaan tugas Penagawas Madrasah adalah:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Agama.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama.

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan

Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.

8. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

Page 7: Pembinaan pengawas

3

10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis di Lingkungan

Kementerian Agama.

11. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis di Lingkungan

Kementerian Agama.

12. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2004

Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat) Keagamaan.

13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Nomor 193/XIII/10/6/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS.

C. Tujuan

Pedoman Pembinaan Pengawas Madrasah ini disusun sebagai acuan bagi

pihak terkait dalam menjalankan pembinaan pengawas madrasah. Dengan

adanya pedoman ini diharapkan sistem pembinaan pengawas dapat berjalan

secara efektif dan efisien.

D. Sasaran

Pedoman Pembinaan Pengawas ini dapat dijadikan acuan Pembina

pengawas bagi:

1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi di Seluruh wilayah Republik

Indonesia

2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi di Seluruh wilayah Republik

Indonesia

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah

Republik Indonesia

4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota di Seluruh wilayah

Republik Indonesia

5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia

Page 8: Pembinaan pengawas

4

6. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama di seluruh

Wilayah Indonesia

7. Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) nasional, Provinsi dan

Kabupaten/kota.

8. Pengawas Madrasah

Page 9: Pembinaan pengawas

5

BAB II

KONSEP PEMBINAAN PENGAWAS

A. Pengertian Pembinaan Pengawas

Pembinaan adalah suatu proses untuk membantu tenaga kerja untuk

membentuk, meningkatkan dan mengubah pengetahuan, keterampilan sikap

dan tingkah lakunya agar dapat mencapai standar tertentu sesuai dengan apa

yang dituntut oleh jabatannya. Adapun pembinaan tenaga kependidikan

merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan

produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan

manajemen organisasi dan jenjang pendidikan/sekolah.

Pengawas Madrasah sebagai guru PNS yang diangkat dalam jabatan

fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan

wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada

madrasah.Pengawasan akademik bertujuan membantu atau membina guru

dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar

peserta didik yang lebih optimal. Sedangkan pengawasan manajerial bertujuan

membantu dan membina kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan mutu

pendidikan melalui optimalisasi kinerja sekolah.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas

madrasah, diperlukan kemampuan-kemampuan dasar yang dipersyaratkan

sebagai pengawas profesional. Oleh sebab itu, kompetensi pengawas perlu

ditingkatkan dan dikembangkan secara bekelanjutan sehingga kinerja

pengawas akan terus meningkat. Tanpa memiliki kompetensi profesional dalam

hal kepengawasan, para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga

berdampak terhadap mutu kinerja madrasah yang dibinanya.

Page 10: Pembinaan pengawas

6

B. Tujuan Pembinaan

Tujuan umum dari pembinaan adalah meningkatnya kualifikasi, profesi,

dan karir pengawas madrasah sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai pengawas profesional.

Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas madrasah adalah agar

Pengawas mampu:

1. melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan

akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya.

2. Meningkatkan kompetensi kepribadian, supervisi akademik, supervisi

manajerial, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan sosial,

sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya.

3. melakukan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di madrasah binaannya.

4. Mengembangkan karir jabatan pengawas.

C. Manfaat Pembinaan

Manfaat pembinaan pengawas madrasah adalah

1. Mewujudkan kualifikasi pengawas madrasah sesuai peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

2. Meningkatnya kompetensi pengawas madrasah diharapkan berdampak

terhadap peningkatan kinerja dan hasil kerjanya.

3. Meningkatkan karir pengawas madrasah diharapkan berdampak terhadap

kesejahteraannya.

D. Prinsip Pembinaan

Pembinaan Pengawas madrasah mengedepankan prinsip sebagai berikut:

1. Persamaan Hak adalah prinsip dasar dimana pembinaan pengawas harus

diberikan kepada setiap pengawas madrasah, sejak dari pangkat terendah

sampai pada pangkat tertinggi, tanpa membedakan masa kerja.

2. Transaparansi adalah prinsip keterbukaan yang perlu ditumbuh

kembangkan melalui aturan yang formal yang dapat diterima oleh semua

pihak dan telah disosialisasikan.

Page 11: Pembinaan pengawas

7

3. Obyektif adalah prinsip proses pengambilan keputusan yang tepat, tidak

mengandung nilai subjektifitas, karena faktor kedekatan, kekerabatan,

kedaerahan serta kekeluargaan dan lain-lain.

4. Akuntabel yakni prinsip pertanggung jawaban secara hukum; tidak

mengandung cacat hukum dalam proses, mekanisme, prosedur dan

administrasi agar terhindar dari kesalahan yang berakhir di ranah hukum.

5. Terukur adalah diterapkannya indikator kinerja yang dapat dihitung

kepada setiap pengawas. Ukuran kinerja dapat disesuaikan dengan

penilaian hasil kinerja pengawas madrasah.

E. Ruang Lingkup Pembinaan

Ruang lingkup pembinaan mencakup:

1. Peningkatan kualifikasi akademik

Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat meningkatkan

tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI) bagi

yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang

berpendidikan S1.

2. Pengembangan Kompetensi

Pengembangan Kompetensi diarahkan pada peningkatan kompetensi

pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi

pedagogik dan kompetensi professional.

3. Pembinaan Karir.

pembinaan karir pengawas diarahkan untuk mempercepat kenaikan

pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari

pengawas pertama sampai pada pengawas utama.

A. Mekanisme Pembinaan Pengawas

Page 12: Pembinaan pengawas

8

Pembinaan Pengawas memerlukan dukungan dari pihak terkait agar berjalan

secara maksimal. Adapun pihak yang terkait dalam pembinaan pengawas adalah

sebagai berikut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,

Page 13: Pembinaan pengawas

9

BAB III

PEMBINAAN PENGAWAS

A. Pembinaan Kualifikasi

Pembinaan Kualifikasi adalah pembinaan pengawas untuk mencapai standar

kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 12 tahun 2007 tentang kualifikasi pengawas sekolah/madrasah, dimana

pengawas sekolah/madrasah minimal berpendidikan S1 untuk pengawas TK/RA

dan SD/MI, sedangkan pengawas tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK

diutamakan berpendidikan S2.

Pembinaan pengawas madrasah dan PAI pada sekolah untuk meningkatkan

kualifikasi pendidikan dapat ditempuh melalui program sebagai berikut:

1. Beasiswa Pemerintah Pusat

Beasiswa Kementerian Agama Pusat untuk mengikuti pendidikan program sarjana

pada Perguruan TInggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Beasiswa

diprioritaskan kepada pengawas madrasah yang berpendidikan Diploma terutama

pengawas RA/MI agar mencapai kualifikasi Sarjana (S1). Program beasiswa

dilaksanakan secara bertahap, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan

semua pengawas yang belum sarjana bisa menempuh pendidikan program sarjana.

Pada tahap pertama pengawas yang diberikan beasiswa adalah pengawas yang

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Berusia maksimal 48 tahun.

Telah berpengalaman sebagai pengawas madrasahminimal 3 tahun.

Berpendidikan minimal Diploma.

Menyatakan sanggup menyelesaikan program sarjana maksimal 5 semester.

Diperioritaskan yang bertugas di daerah terpencil atau daerah perbatasan,

atau daerah konflik/rawan keamanan atau daerah bencana.

Menunjukkan kemauan dan motivasi untuk mengikuti pendidikan.

Pangkat dan golongan minimal III/c dan maksimal IV/a.

Page 14: Pembinaan pengawas

10

2. Bantuan Biaya Pendidikan.

Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Kementerian Agamadan/atau

Pemerintah Daerah untuk mengikuti pendidikan program sarjana pada Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi.

Bantuan biaya pendidikan bisa digunakan untuk biaya kuliah, proses penulisan

skripsi, pembeli buku. Bantuan biaya pendidikan bisa diberikan kepada pengawas

yang melanjutkan studi pada program sarjana S1, maupun program pasca sarjana

S2 dan S3.

Kriteria pemberian bantuan biaya pendidikan adalah sebagai berikut :

Pengawas berperestasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan, yakni

memperoleh indeks sangat baik.

Berpengalaman sebagai pengawas madrasahselama minimal 5 tahun.

Bersedia untuk tetap menjadi tenaga pengawas madrasahsampai masa pensiun.

Pangkat/Golongan minimal III/c.

3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan

Izin belajar untuk pendidikan lanjutan, baik untuk program sarjana maupun

program pascasarjana, dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Fasilitas yang

diberikan adalah penggunaan waktu untuk belajar sehingga dapat meninggalkan

tugas kepengawasannya.Sedangkan semua pembiayaan ditanggung oleh pengawas

yang bersangkutan.

Program peningkatan kualifikasi pendidikan dapat dilaksankan melalui 2

pendekatan yaitu pendekatan Buttom up dan Pendekatan Top Down. Pendekatan

Top Down yaitu kementerian Agama merencanakan program-program

peningkatan kualifikasi, lalu menginformasikan ke semua pengawas melalui

Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag kota/kabupaten dan pokjawas.

Sedangkan pendekatan Buttom up adalah Kemenag Kota/kabupaten mendata dan

mengusulkan ke kanwil, lalu diteruskan ke Kementerian Agama Pusat agar menjadi

bahan penyusun program peningkatan kualifikasi pengawas.

Page 15: Pembinaan pengawas

11

Proses Pembinaan kualifikasi pengawas dapat melakukan beberapa langkah

sebagai berikut:

a. pemetaan pengawas madrasah berdasarkan di tingkat Kantor Kementerian

Agama Kota/Kabupaten. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran

karakteristik pengawas yang mencakup ; pendidikan terahir, pangkat dan

golongan, usia, pengalaman kerja sebagai pengawas, jenis kelamin, jumlah

madrasah binaannya, alamat tempat tinggal.

b. Pendataan pengawas madrasahyang berminat melanjutkan pendidikan pada

program pascasarjana.

c. Pengusulan nama-nama pengawas madrasahkepada Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam atau kepada Pemerintah daerah setempat untuk diusulkan

mendapatkan (1) Beasiswa Pendidikan Program Sarjana dan (2) Bantuan Biaya

Pendidikan baik untuk Program Sarjana maupun Program pascasarjana.

d. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Perguruan Tinggi

agar proses pendidikan bagi para pengawas madrasahyang diberikan beasiswa

pemerintah pusat.

e. Kantor Kementerian Agama kota/kabupaten memonitor dan meminta laporan

kemajuan studi pengawas madrasahkepada dariperguruan tinggi setiap

semester. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan peringatan lisan dan

atau tertulis.

Mekanisme Pembinaan Kualifikasi Pengawas

Page 16: Pembinaan pengawas

12

B. Pembinaan Kompetensi

Pembinaan kompetensi pengawas madrasahbertujuan untuk meningkatkan

kompetensi kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi

Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, kompetensi Penelitian

Pengembangan, dan kompetensi sosial. Dengan meningkatnya kompetensi

pengawas diharapkan terjadi peningkatan kinerjanya sehingga berdampak

terhadap mutu pendidikan madrasah dan pendidikan agama Islam pada sekolah

yang dibinanya.

Pembinaan diberikan kepada para pengawas madrasahuntuk semua kategori

jabatan pengawas yaitu pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama.

Program pembinaan yang dilakukan berdasarkan kompetensi pengawas sebagai

berikut :

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan aktivitas pengawas madrasahyang

dilaksanakan melalui pembelajaran dengan melibatkan nara sumber untuk berbagi

gagasan dan keahlian melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis kelompok baik

dalam skala besar atau kecil. Hal-hal yang dikaji melalui diklat dapat berupa

eksplorasi teori, pemodelan atau pendemonstrasian keterampilan, simulasi praktik

Page 17: Pembinaan pengawas

13

baik, pemberian balikan terhadap kinerja, atau coaching dan mentoring di tempat

kerja.

Dalam rangka optimalisasi pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan dilakukan

dengan pendekatan In service learning 1 (in-1), on the job Learning (on), dan in

service learning 2 (In-2). In-1 adalah Kegiatan pelatihan dengan menggunakan

sistem tatap muka, peserta dikumpulkan pada suatu tempat dan diberi

bimbingan/informasi oleh narasumber, serta diakhir dengan penyusunan rencana

tindak lanjut. On adalah Kegiatan pelatihan dimana peserta melakukan kegiatan di

tempat kerjanya sesuai dengan rencana tindak lanjut yang disusun pada In-1.

Sedangkan In-2 adalah peserta diklatdikumpulkan kembali untuk

mempresentasikan laporan kegiatan yang dilakukan pada In-1 dan On.

2. Pembimbingan Sejawat

Pembimbingan sejawat merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas ditujukan

bagi pengawas pengawas muda kurang dari 3 tahun. Mentoring dilaksanakan oleh

pengawas utama (Golongan IV/d atau IV/e), dan bila tidak ada maka dibina oleh

pengawas yang Golongannya berada setingkat di bawahnya.

Pendampingan terutama difokuskan pada pelaksanaan tugas kepengawasan di

madrasah binaannya. Melalui pendampingan diharapkan pengawas pratama dan

pengawas muda memperoleh keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas

pokok kepengawasan. Pendampingan pengawas dilaksanakan dengan

melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan/madrasah binaannya

minimal satu semester.

Pengawas utama selain mengarahkan tugas-tugas pokok pengawas madrasahyang

menjadi bimbingannya juga memberikan penilaian terhadap kemajuan dan

prestasi pengawas yang didampinginya. Kelebihan dan kekurangan pengawas

bimbingannya didiskusikan dan dipecahkan bersama-sama. Pengawas pratama

dan pengawas muda dilatih dan dimbimbing membuat program kerja

kepengawasan, metode dan tehnik melaksanakan program pengawasan serta

menilai keberhasilan tugas kepengawasan. Program pendampingan ini mirip

dengan program magang yang selama ini dilaksanakan.

Page 18: Pembinaan pengawas

14

Pendamping diangkat melalui Surat Tugas dari Kepala Kantor Kementerian Agama

Kota/Kabupaten. Tugas melaksanakan program pendampingan ini merupakan

salahsatu pelaksanaan Tupoksi Pengawas Utama.

3. Workshop Penguatan Kompetensi

Workshop penguatan kompetensi adalah kegiatan pembinaan pengawas yang

dilaksanakan melalui aktivitas organisasi atau kelompok kerja pengawas

(Pokjawas)Kabupaten/kota dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap

semester. Tujuan workshop penguatan kompetensi adalah meningkatkan

kemampuan profesional di bidang kepengawasan agar para pengawas

madrasahdapat mempertinggi kinerjanya di bidang kepengawasan. Materi yang

dibahas berkisar pada: (a) peningkatan kompetensi pengawas, (b) tugas pokok dan

fungsi pengawas, (c) kinerja dan hasil kerja pengawas, (d) penyusunan program

kerja pengawas, (e) pelaporan hasil kerja, (g) inovasi pendidikan dan

pembelajaran/bimbingan, (h) sistem evaluasi, (i) pengembangan kurikulum, (j)

manajemen madrasah, (k) administrasi madrasah dan (l) kegiatan akademik

lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap pengawas bisa bertukar pikiran

berdasarkan pengalamannya masing-masing. Hasil-hasil kegiatan kolektif dicatat

dan didesiminasikan kepada seluruh pengawas.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Kementerian Agama Provinsi dan kota

memfasilitasi dan memberikan dukungan sumberdaya untuk terselenggaranya

workshop. Fasilitas dan dukungan yang diberikan meliputi: (a) dana, (b) alat tulis,

dan (c) fasilitas kerja serta (d) sumberdaya lainnya yang diperlukan.

4. Karya Ilmiah.

Karya ilmiah adalah produk dari kegiatan ilmiah yang diikuti oleh semua pengawas

dan dikoordinir oleh Pokjawas Kota dan Provinsi. Tujuan forum ilmiah adalah

meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas

madrasahtermasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah.

Forum ilmiah membahas tentang: (a) berbagai inovasi pendidikan dan

kepengawasan serta, (b) penyusunan karya tulis ilmiah dalam rangka

pengumpulan angka kredit untuk kenaikan jabatan pengawas. Topik-topik bahasan

yang berkaitan dengan inovasi pendidikan antara lain: (a) berbagai inovasi dalam

pembelajaran dan bimbingan, (b) berbagai inovasi dalam sistem penilaian, (c)

Page 19: Pembinaan pengawas

15

pengembangan kurikulum, (d) manajemen pendidikan, (e) sistem informasi

manajemen, (f) supervisi akademik, (g) supervisi klinis, (h) supervisi manajerial

dan (ii) topik-topik lain yang diperlukan untuk peningkatan kemampuan tugas

pokok pengawas madrasah pada sekolah.

Sedangkan topik bahasan yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah antara lain: (a)

penyusunan makalah, (b) penulisan artikel, (c) penelitian pendidikan dengan tema

kepengawasan, (4) teknik penyusunan karya tulis ilmiah, (e) teknik penyusunan

proposal, (f) penelitian tindakan kepengawasan, (g) statistik terapan dan (h) angka

kredit jabatan fungsional.

Pada forum ilmiah bisa mengundang orang luar dari perguruan tinggi (akademisi),

pakar pendidikan, Pusdiklat, Balai Diklat, dan intansi terkait lainnya. Forum

ilmiah bisa dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester. Forum ilmiah

dapat dilaksanakan dalam bentuk: seminar, workshop, lokakarya, simposium,

diskusi panel, dan kegiatan sejenis lainnya.

5. Studi Banding.

Studi banding pengawas madrasah pada sekolah/madrasah ke daerah

kabupaten/kota lain yang dinilai telah maju pendidikannya akan sangat membantu

menambah wawasan, dan pengalaman para pengawas dalam melaksanakan tugas-

tugas kepengawasan. Mereka akan memerpoleh tambahan informasi yang dapat

dijadikan bekal dan bahan untuk diterapkan di temapt tugasnya. Untuk keperluan

studi banding Kementerian Agama Pusat dan Pemerintah daerah perlu

memfasilitasinya terutama pendanaan atau pembiayaannya. Sudah barang tentu

studi banding diberikan kepada pengawas yang berprestasi sebagai reward atas

prestasinya. Studi banding bisa dilaksanakan di dalam daerah satu propinsi, antar

propinsi atau ke luar negeri. Studi banding di kabupaten/kota di dalam satu

propinsi yang sama sebaiknya diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota. Studi banding antar propinsi sebaiknya diselenggarakan dan

dibiayai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Sedangkan studi

banding ke luar negeri dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

dengan biaya dari pusat.

Pengawas madrasahyang diikutsertakan untuk studi banding ke luar negeri adalah

pengawas madrasahyang paling berprestasi dari setiap propinsi atau

Page 20: Pembinaan pengawas

16

kabupaten/kota. Program studi banding ke luar negeri disusun dan dipersiapkan

oleh Kementerian Agama Pusat.

Kegiatan studi banding di dalam negeri antara lain: diskusi dengan kantor

Kementerian Agama setempat dan Para pengawasnya, kunjungan ke beberapa

madrasah yang dinilai berhasil, simulasi dan observasi serta berdiskusi atau

bertukar pengalaman dengan kepala madrasah dan guru yang ada di madrasah

tersebut. Diskusi dengan para pengawas dari daerah yang dikunjungi serta

kunjungan ke madrasah yang dinilai baik menjadi fakus utama studi banding agar

diperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam melaksanakan tugas

kepengawasan. Kegiatan studi banding ke luar negeri pada dasarnya sama yakni

melakukan diskusi tentang kepengawasan dan melakukan kunjungan ke beberapa

madrasah yang dinilai berprestasi di negaranya. Laporan studi banding dibuat

secara tertulis dan dilaporkan kepada Kepala kantor Kementerian Agama. Setiap

pengawas yang mengikuti studi banding juga diwajibkan menulis makalah dengan

tema atau topik yang berkaitan dengan penemuannya dari kegiatan studi banding

tersebut dan diserahkan kepada kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota,

provinsi dan Dirjen Pendidikan Islam.

Semua temuan yang diperoleh dari studi banding harus dipaparkan dan ditularkan

kepada pengawas madrasahyang tidak mengikuti studi banding dalam satu

kegiatan khusus yang dikordinir oleh Kepala kantor kementerian Agama setempat.

Sudah barang tentu temuan-temuan yang dinilai penting dan baru harus

diterapkan dalam melaksanakan tugas kepengawasannya.

Mekanisme pembinaan profesi pengawas madrasah pada sekolah

Page 21: Pembinaan pengawas

17

C. Pembinaan Karir

Pembinaan dan pengembangan karir pengawas dilaksanakan dalam rangka

kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya yang di dalamnya melekat

kemampuan professional dan penampilan kinerjanya.Pembinaan karir pengawas

sangat penting setelah ditetapkannya peraturan menteri Pemberdayaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Pengawas Sekolah

dan Angka kreditnya bab XI pasal 34 ayat (1) yaitu “Pengawas Sekolah muda,

pangkat penata, golongan ruang lll/c sampai dengan pengawas Sekolah Utama,

pangkat pembina Utama Madya, golongan ruang lV/d dibebaskan sementara dari

jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 tahun sejak menduduki jenjang

jabatan/pangkat terakhir tidak dapatmengumpulkan angka kredit yang ditentukan

untuk kenaikanpangkat setingkat lebih tinggi.” Dan pada ayat (2) yaitu “Pengawas

Sekolah Utama, pangkat pembina Utama, golonganruang lV/e, dibebaskan

sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki

jabatan/pangkatnya tidak dapatmengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima)

angka kredit dari kegiatan tugas pokok.”

Pembinaan dan pengembangan karir pengawas adalah upaya terencana untuk

membantu para pengawas dalam kenaikan pangkat dan jabatannya melalui

pengumpulan angka kredit jabatan fungsional.Kenaikan pangkat dan jabatannya

Page 22: Pembinaan pengawas

18

harus mengindikasikan meningkatnya kemampuan professional dan kinerjanya

sebagai pengawas profesional.

Pembinaan dilakukan agar kenaikan pangkat dan jabatan pengawas bisa tepat

waktu.Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prpinsi dan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota memotivasi para pengawas agar secara

terencana mendesain program kerjanya.Setiap pengawas memperoleh kesempatan

untuk mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai nilai angka kredit untuk

kenaikan pangkat dan jabatannya.

Program pembinaan kualifikasi dan profesi memiliki nilai angka kredit.Pembinaan

kemampuan profesional pada dasarnya berdampak terhadap peningkatan karir

pengawas.

Program lain adalah memfasilitasi pengawas madrasahuntuk melakukan kegiatan

penelitian/kajian/studi tentang kepengawasan. Hasil kajian/penelitian/studi

tersebut ditulis dalam bentuk laporan penelitian berdasarkan ketentuan-ketentuan

yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.Untuk itu para pengawas harus

memiliki kemampuan dalam bidang penelitian dan penulisan karya

ilmiah.Kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan

(Diklat) khusus tentang penelitian pendidikan dan penulisan karya ilmiah.

Prioritas pembinaan karir pengawas ada pada pengawas madya yakni pengawas

yang menduduki pangkat IV/a dan IV/b. Namun demikian tidak berarti pengawas

dangan jabatan/pangkat lainnya dikesampingkan.

Mekanisme Pembinaan karir kepangkatan pengawas, sebagai berikut:

1. Pendataan Jenjang dan Golongan Pengawas. Kegiatan ini dilakukan oleh

Pokjawas Tingkat Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Kementerian

Agama setempat.

2. Rekapitulasi Hasil Pendataan. Pokjawas Kabupaten/Kota merekap hasil

pendataan jenjang/golongan pengawas dan diserahkan ke pokjawas provinsi.

Page 23: Pembinaan pengawas

19

3. Rekapitulasi Jenjang dan Golongan Pengawas di tingkat Provinsi. Pengurus

Pokjawas Provinsi merekap pendataan jenjang/golongan di tingkat provinsi

berdasarkan rekapitulasi pendataan tingkat kabupaten/Kota

4. Pembentukan Tim Bimbingan sejawat. Kantor Wilayah Kementerian Agama

Membentuk tim pembimbing yang beranggotakan Pengawas Utama dan/atau

Pengawas yang kompeten.

5. Pelaksanaan Bimbingan sejawat. Tim Pembimbing mendampingi para

pengawas dalam pembinaan karir agar tercapai angka kredit sesuai yang

dipersyaratkan

6. Pembentukan Tim Penilai. Kementerian Agama Pusat Membentuk Tim Penilai

angka Kredit.

7. Pembentukan TimPembinaan Karier Pengawas Madrasah pada Sekolah.

Kementerian Agama membentuk Tim pembinaan karier pengawas madrasah,

untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan karier pengawas.

8. Pembentukan Forum Kolaborasi pengawas tingkat Nasional yang dipasilitasi

Kementerian Agama untuk mengembangkan karya ilmiah dan Karya Inovatif

lainnya.

Mekanisme Pembinaan Karir Kepangkatan

Page 24: Pembinaan pengawas

20

Page 25: Pembinaan pengawas

21

BAB IV

MATERI PEMBINAAN

Materi pembinaan pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam

adalah materi yang perlu dikuasai oleh pengawas dalam rangka meningkatakkan

kompetensi pengawas. Materi pembinaan dapat dijadikan bahan pembinaan

pengawas secara terencana sehingga proses pembinaanya bisa berkelanjutan. Ada

materi pembinaan terbagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut:

D. Kelompok Dasar

1. Perundang Undangan dan Kebijakan Pendidikan dan kebudayaan

2. Peraturan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan

3. Filosofi dan Landasan Pendidikan

4. Peraturan Menteri Tentang Pengawas

E. Kelompok Inti

Materi kelompok inti adalah materi wajib bagi pengawas dalam rangka mencapai

kompetensi telah diatur di dalam peraturan pendidikan nasional nomor 27 tahun

2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah. Materi-materi tersebut adalah

1. Kompetensi Kepribadian

a. Pengembangan Diri

b. Motivasi

2. Kompetensi Supervisi Manajerial

a. Metode, teknik, dan Prinsip Supervisi Manajerial

b. Program Pengawas

c. Program Tahunan, Semesteran, dan Kunjungan kelas

d. Laporan Hasil Kepengawasan

e. MPMBS

f. Administrasi Pendidikan

g. TQM dan Sistem Manajemen Mutu

h. Konsep Bimbingan Konseling

i. Analisis SWOT

j. Akreditasi Madrasah

k. Evaluasi Diri Madrasah

3. Kompetensi Supervisi Akademik

Page 26: Pembinaan pengawas

22

a. Konsep, Prinsip, teori dasar, dan Karakteristik matapelajaran dan proses

pembelajaran matapelajaran yang diampu

b. Pengembangan kurikulum (KTSP)

c. Penyusunan silabus

d. Strategi/metode/teknik Pembelajaran

e. Penyusunan RPP

f. Adminisitrasi Keguruan

g. Media Pembelajaran

h. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

b. Penilaian Kinerja Kepala Madrasah

c. Penilaian kinerja Guru

d. Penilaian Kinerja Staf Madrasah

e. Supervisi Klinis

f. Analisis butir soal

5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan

a. Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah

b. Penelitian Tindakan Kelas

c. Konsep Penyusunan Modul dan Buku Pelajaran

6. Kompetensi Sosial

a. Dinamika Kelompok

b. Peran dan Fungsi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS)

F. Kelompok Penujang

a. Penilaian Angka Kredit Guru

b. Penilaian Angka Kredit Pengawas

c. Penguasaan Komputer Dasar

d. Konsep Coaching dan Mentoring

Page 27: Pembinaan pengawas

23

BAB V

PERAN PIHAK TERKAIT

Tugas dan Tanggung Jawab pihak yang terkait dalam Sistem Pembinaan Pengawas

Madrasah/ Pendidikan Agama Islam adalah:

A. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bertugas: (a) merumuskan kebijakan

nasional yang bersifat umum tentang penyelenggaraan pembinaan pengawas

madrasah/PAI, (b) menentukan kebijakan umum tentang standar proses dan

hasil pembinaan pengawas madrasah/PAI dan (c) melaksanakan koordinasi,

harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan pembinaan pengawas

madrasah/PAI. (d)

B. Direktorat

Direktorat terkait menetapkan bertanggung jawab untuk mensosialisasikan

panduan pembinaan pengawas madrasah/PAI kepada Kantor Wilayah

Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan kementerian Agama, dan Balai Pendidikan dan

Kebudayaan Kementerian Agama.

C. Pusdiklat dan Balai Diklat

Pusdiklat Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan melaksanakan

program pembinaan pengawas madrasah/PAI berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan oleh Ditjen /lembaga terkait. Di dalam pelaksanakan Pusdiklat dan

Balai Diklat berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan

kantor Kementerian Agama Kota/kabupaten.

D. Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Kawil Kementerian Agama Provinsi melakukan analisis pembinaan pengawas

madrasah/PAI pada tingkat provinsi. Berdasarkan hasil Analisis pembinaan

pengawas madrasah/PAI, Kanwil Kemenag provinsi menyusun dan

melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI tingkat provinsi.

Dalam melaksanakan program pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kanwil

Page 28: Pembinaan pengawas

24

Kemenag provinsi berkoordinasi dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Kantor

Kemenag Kota/Kabupaten.

E. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

Kantor Kemenag Kota/Kabupaten melaksanakan analisis pembinaan pengawas

madrasah/PAI pada tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis

kebutuhan pembinaan pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag

kabupaten/kota menyusun dan melaksanakan program pembinaan pengawas

madrasah/PAI tingkat kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan

pengawas madrasah/PAI, Kantor Kemenag kabupaten/kota berkoordinasi

dengan Pusdiklat, Balai Diklat, dan Pokjawas.

F. Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas)

Pokjawas melaksanakan analisis pembinaan pengawas madrasah/PAI pada

tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembinaan

pengawas madrasah/PAI, Pokjawas menyusun, melaksanaan dan mengusulkan

program pembinaan pengawas madrasah/PAI ke Kantor Kemenag

kabupaten/kota. Dalam melaksanakan pembinaan pengawas madrasah/PAI,

Pokjawas berkoordinasi dengan Kemenag kota/kabupaten

Page 29: Pembinaan pengawas

25

BAB VII

PENUTUPAN

Demikian pedoman ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan pembinaan

pengawas Madrasah dan pengawas pendidikan Agama Islam pada Sekolah bagi

Pejabat Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Hal-hal yang belum tercanatum dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam

pedoman teknis pelaksanaan oleh pejabat/lembaga yang berwenang baik ditingkat

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.