PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam...

130
PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh : Santa Viany Cahya Paneri NIM: 031124005 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Transcript of PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam...

Page 1: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh :

Santa Viany Cahya Paneri

NIM: 031124005

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga
Page 3: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga
Page 4: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

iv

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Keluarga Muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta

Romo Paroki dan Dewan Paroki Santo Antonius Kotabaru

Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga

Tante Lusi dan Oom Gerard Steeman

Para pemerhati pelaksanaan pembinaan bagi keluarga muda

Page 5: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

v

MOTTO

Setialah dalam perkara-perkara kecil....

(Mat 25:21)

Page 6: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga
Page 7: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

vii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap keluarga muda katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru yang berada dalam situasi jaman modern yang penuh perubahan. Dalam hal ini Gereja perlu melindungi dengan memberikan perhatian khusus terhadap mereka, karena dari merekalah akan lahir penerus-penerus Gereja dan juga masyarakat.

Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua

langkah penting yang dilakukan oleh penulis. Pertama, penulis melakukan studi pustaka dan refleksi tentang kehidupan beriman keluarga-keluarga muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Kedua, penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keluarga-keluarga muda tersebut telah membangun keluarganya sebagai Gereja Rumah Tangga yang di dalamnya terkandung komponen-komponen formatif hidup beriman keluarga. Adapun hasil penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap responden.

Dari pengolahan hasil kuesioner diketahui, bahwa keluarga-keluarga muda di

Paroki Santo Antonius Kotabaru sudah membangun komponen-komponen formatif yang terkandung di dalam keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga. Walaupun demikian masih diperlukan adanya pendampingan dan pembinaan bagi mereka sebagai keluarga muda. Mereka juga mengungkapkan harapan mereka untuk mendapatkan pembinaan dari Gereja dalam semua bidang pembinaan keluarga seperti komunikasi di dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga dan seks.

Untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, penulis mengusulkan sebuah

program katekese yang dikemas dalam bentuk rekoleksi keluarga muda. Melalui program ini, para pasutri muda dibantu untuk mengahayati panggilan sebagai suami istri dan sebagai orangtua bagi anak-anak mereka. Melalui program ini juga mereka diharapkan dapat menumbuhkembangkan komponen-komponen formatif di dalam keluarga terutama bagi pendidikan anak-anak mereka.

Page 8: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

viii

ABSTRACT

This study is entitled “INTEGRAL FORMATIONS FOR YOUNG CATHOLIC FAMILIES IN SANTO ANTONIUS PARISH, KOTABARU, YOGYAKARTA”. The background of this study is concern to catholic young married couples in Santo Antonius Parish Kotabaru who staying in modern-day situation which is the full of change. In this case Church require to protecting by giving special attention to them, because from they will bear routers of Church as well as society.

In face of the problems inherent in that background, the author took two important steps: first, she did a study on the pertinent litteratures; secondly, she conducted a survey, in the form of questionnaire distributed among the respondents in the aforementioned parish, to inquiry how far the young married couples had tried to build their family as a domestic church, something which includes many formative elements of the faith-life.

The survey yielded a result which, among other things, shows that the young families in Santo Antonius Parish have, to a certain extent, attempted to build up formative elements in their family life. However, they are still in need of assistance and formation from the part of the church in various aspects of family life such as communication in the family, education of children, economic management of the family and the role of sexual life in the family.

To follow up the survey, the author proposes a catechetical program in the form of a series of recollection weekends for the young married couples. This program is designed to help the couples to live up their vocation as couples and as parents for their children. It is hoped that this program would develop further formative components of family life in view of the faith educaton of their children.

Page 9: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Bapa Yang Maha Baik, sebab

berkat rahmat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik,

dari awal sampai terselesaikannya. Meskipun dalam proses banyak kesulitan dan

hambatan yang penulis jumpai, namun kesulitan itu dapat diatasi.

Skripsi berjudul “PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA

INTEGRAL DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA”

mencoba mengetengahkan persoalan yang berhubungan dengan peran keluarga-

keluarga muda yang membangun keluarganya sebagai Gereja Rumah Tangga.

Melalui skripsi ini, penulis bermaksud untuk memberikan sumbangan

pemikiran bagi keluarga-keluarga muda dan katekis di paroki Santo Antonius Kotabru

Yogyakarta, suapaya dapat mendampingi keluarga-keluarga muda dalam membangun

keluarga yang sesuai dengan harapan Gereja. Alasan penulis memberikan perhatian

khusus kepada keluarga muda, karena keluarga merupakan basis kesejatian hidup

beriman umat dan dari merekalah akan lahir orang-orang yang akan membangun

Gereja menjadi sebuah komunitas cinta kasih.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan perhatian dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi ijin dan

kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.dan selaku dosen

pembimbing akademik dan penguji II yang telah dengan sabar membimbing penulis

selama masa studi hingga penyusunan skripsi dan pertanggungjawabannya

Page 10: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

x

2. Dr. M. Purwatma, Pr., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I, yang telah

dengan sabar bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di tengah-tengah

kesibukannya untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan hingga

pertanggungjawaban skripsi ini.

3. Dra. Y. Supriyati, M.Pd., selaku dosen penguji III, yang telah membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini, khususnya dalam persiapan, pelaksanaan dan

pengolahan hasil penelitian serta dalam pertanggungjawaban skripsi ini.

4. Segenap keluarga besar IPPAK yang telah membekali penulis dengan pengetahuan

dan pengalaman serta menyediakan fasilitas pendukung untuk memperlancar studi

penulis.

5. Bapak-Ibu dan seluruh keluarga yang telah memacu semangat penulis dengan

memberikan dukungan moral, material dan spiritual selama studi penulis di IPPAK

6. Rm. M. Sriyanto, S.J., selaku mantan Romo Paroki Kotabaru, yang telah

memberikan bantuannya bail moril maupun materil selama penulis studi dan

mendukung penulis dengan semangat dan dorongan agar segera menyelesaikan

studi penulis dengan baik.

7. Rm. R. M. Wisnumurti, SJ, selaku Romo Paroki Santo Antonius Kotabaru, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan survey terhadap

keluarga muda di paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta.

8. Rm. J. Darminta, S.J., yang telah memberikan fasilitas perpustakaan selama penulis

berada di Pusat Spiritualitas Giri Sonta.

9. Rm. Al. Purwa Hadiwardoyo, M.S.F, yang telah membantu penulis untuk

menemukan buku-buku referensi yang berkaitan dengan skripsi penulis.

Page 11: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xi

10. Para Ketua-ketua lingkungan di paroki Santo Antonius Kotabaru, yang telah

memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam mengumpulkan pasutri-

pasutri muda dalam penyebaran kuesioner di lingkungannya..

11. Keluarga-keluarga muda katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru, atas kesediaan

dan kerelaannya menjadi responden dan mendukung penulis dalam meyelesaikan

skripsi ini.

12. Danang Wibisono,. S.H., yang dengan penuh kesabaran dan kasih telah

memberikan perhatian dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan 2003 serta teman-teman kost yang

terkasih: Mother Mila, Usi Yvonne, Usi Tini, Inke, Nina dan Mbak Sylvia yang

telah turut berperan dalam proses pendewasaan pribadi penulis dalam menghidupi

panggilannya sebagai guru agama.

14. Rekan-rekan lektor Santo Antonius Kotabaru: PJ, Flo, Nia, Tata, Ter Gogon, Sahat,

Fero, Anny, atas pengertian dan dukungannya kepada penulis untuk tidak terlibat di

komunitas selama proses penyelesaian skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, yang telah berperan

dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaiaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai karya tangan manusia, skripsi ini tidak lepas

dari keurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, dengan rendah hati dan terbuka, penulis

menerima kritik maupun saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, khususnya

keluarga-keluarga muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru dan para pendamping

Page 12: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xii

keluarga agar dapat meningkatkan usaha pembinaan keluarga yang sesuai dengan

harapan Gereja.

Yogyakarta, 29 Mei 2007

Santa Viany Cahya Paneri

Page 13: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...........................................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................

PENGESAHAN .............................................................................................

PERSEMBAHAN ..........................................................................................

MOTTO .........................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

ABSTRAK .....................................................................................................

ABSTRACT ...................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

DAFTAR SINGKATAN DAN SEBUTAN ..................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penulisan .............................................................................

D. Manfaat Penulisan ...........................................................................

E. Kajian Pustaka .................................................................................

F. Metode Penulisan ............................................................................

G. Sistematika Penulisan......................................................................

BAB II. PANDANGAN GEREJA TENTANG KELUARGA KELUARGA KATOLIK .................................................................

A. Pengertian Keluarga ........................................................................

1. Pengertian Keluarga Secara Umum ..........................................

2. Pengertian Keluarga Katolik .....................................................

3. Keluarga Muda Katolik .............................................................

B. Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga ........................................

1. Pengertian Gereja ......................................................................

2. Pengertian Gereja Rumah Tangga ............................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xiii

xvi

xvii

1

1

4

5

5

6

8

9

11 12

12

12

14

15

15

16

Page 14: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xiv

3. Keluarga sebagai Komunitas Cinta Kasih ................................

C. Komponen-komponen Formatif di dalam Keluarga Katolik ......... 1. Komunikasi ...............................................................................

a. Komunikasi di dalam Keluraga ...........................................

b. Komunikasi sebagai Sarana Rekonsiliasi di dalam Keluarga ..............................................................................

c. Keluarga Berkomunikasi dengan Masyarakat .................... 2. Keluarga Merupakan Tempat Pendidikan Anak yang Pertama

dan Utama ................................................................................. a. Keluarga Merupakan Tempat Pendidikan yang Pertama.....

b. Keluarga Merupakan Tempat Pendidikan yang Utama.......

c. Keluarga Merupakan Seminari Dasar bgi Anak-anaknya ...

d. Menyiapkan Anak menjadi Kader Masyarakat ...................

e. Pendidikan Iman Katolik pada Tahap Awal di dalam Keluarga ..............................................................................

3. Keluarga Ikut Ambil Bagian dalam Tugas Perutusan Gereja ...

D. Kesimpulan .....................................................................................

BAB III. KEHIDUPAN KELUARGA MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU..........................................

A. Gambaran Umum Kehidupan Umat di Paroki Santo Antonius

Kotabaru Yogyakarta ......................................................................

1. Sejarah Paroki Santo Antonius Kotabaru ..................................

2. Letak Geografis .........................................................................

3. Situasi Sosial Ekonomi .............................................................

4. Kegiatan Pengembangan Umat .................................................

B. Gambaran Keluarga Muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru ..........................................................................................

C. Keluarga-Keluarga Muda Membangun Unsur-unsur Pembentuk Gereja Rumah Tangga..................................................................... 1. Tujuan Penelitian ......................................................................

2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................

3. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................

4. Responden Penelitian ................................................................

5. Variabel Penelitian ....................................................................

D. Hasil Penelitian ...............................................................................

1. Analisis Deskriptif ...................................................................

20

21 21

21

22 23 24 25

25

26

27

28 30

31

34

35

35

35

36

37

38 39 40

40

41

42

42

44

44

Page 15: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xv

2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................

a. Komunikasi di dalam Keluarga ...........................................

b. Pendidikan Anak di dalam Keluarga ..................................

c. Keluarga Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja .........

d. Harapan-harapan Keluarga Muda terhadap Gereja .............

3. Keterbatasan Penelitian .............................................................

BAB IV. REFLEKSI DAN USULAN PROGRAM ......................................

A. Pokok Refleksi: Keluarga Muda Membangun Unsur-unsur Formatif di dalam Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga........... 1. Komunikasi di dalam Keluarga .................................................

2. Pendidikan Anak di dalam Keluarga ........................................

3. Keluarga Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja ...............

4. Harapan-harapan Keluarga Muda terhadap Gereja ...................

B. Usulan Program ...............................................................................

1. Makna dan Tujuan Katekese .....................................................

2. Model Katekese Yang Digunakan ............................................

3. Tujuan Usulan Program ............................................................

4. Peserta .......................................................................................

5. Matriks Usulan Program Rekoleksi Keluarga Muda ................

6. Contoh Satuan Persiapan Rekoleksi Keluarga Muda ...............

BAB V. PENUTUP................................ ........................................................

A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

Lampiran 1: Kuesioner .................................................................................

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden Terhadap Kuesioner.......................

Lampiran 3: Tabel Skor Dari Jawaban Kuesioner ........................................

Lampiran 4: Tabel Rerata .............................................................................

Lampiran 5: Kumpulan Sarana ....................................................................

50

50

51

53

53

55

56

56 57

59

61

63

64

66

69

71

71

73

79

87

88

89

91

93

(1)

(6)

(7)

(8)

(9)

Page 16: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bobot Skor ..........................................................................

Tabel 2. Variabel Penelitian .............................................................

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner .............................................................

Tabel 4. Usia Pernikahan Responden................................................

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden (Istri) ................................

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden (Suami) ............................

Tabel 7. Jenis Pekerjaan Responden (Istri) .......................................

Tabel 8. Jenis Pekerjaan Responden (Suami) ...................................

Tabel 9. Komunikasi di dalam Keluarga ..........................................

Tabel 10. Pendidikan Anak di dalam Keluarga ..................................

Tabel 11. Keluarga Turut serta dalam Tugas Perutusan Gereja .........

Tabel 12. Cara Pendampingan ............................................................

Tabel 13. Bentuk Pembinaan ..............................................................

Tabel 14. Bidang Pembinaan ..............................................................

41

42

42

44

45

45

46

46

47

47

48

49

49

50

Page 17: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab suci

Seluruh singkatan Kitab suci dalam skripsi ini diambil dari Alkitab terbitan Lembaga

Alkitab Indonesia (LAI) tahun 1992, yang diterima dan diakui oleh Konferensi

Waligereja Indonesia (KWI)

B. Singkatan Dokumen Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan

Awam, 7 Desember 1965

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979

EN : Evangelii Nuntiandi, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI kepada para

uskup, imam-imam dan umat beriman seluruh Gereja Katolik tentang

pewartaan Injil dalam dunia Modern, 1975

FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, imam-imam dan Umat beriman seluruh Gereja

Katolik tentang peranan keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22

November 1981

GE : Gravissimum Educationis, Dokumen Konsili Vatikan II, tentang

Pendidikan Kristen, 1965

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja

di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

Page 18: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

xviii

KGK : Katekismus Gereja Katolik

LG : Lumen Gentium, Konstitusi dogmatik Konsili Vatikan II tentag Gereja,

21 November 1964

C. Singkatan Lain

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

Pasutri : Pasangan Suami-Istri

PIA : Pembinaan Iman Anak

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PT : Perguruan Tinggi

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Page 19: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gereja adalah perwujudan Kerajaan Allah di dunia, begitupun dengan keluarga

sebagai gereja mini diharapkan bisa mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Ia di

ibaratkan sebuah cermin yang memantulkan cahaya kemuliaan Tuhan di bumi.

Keluarga juga dipakai oleh Allah sebagai mitra kerja-Nya, itulah sebabnya Allah

menciptakan manusia untuk menikah dan membangun keluarga sebagai gambaranNya.

Keluarga yang dibentuk melalui pernikahan adalah kehendak Allah sendiri yang

dimulai sejak penciptaan. Keluarga adalah institusi yang sangat penting dalam

perwujudan Kerajaan Allah karena hubungan suami-istri dalam keluarga juga

melambangkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya.

Situasi keluarga pada jaman sekarang menampakan aspek-aspek positif dan

negatif, yang pertama menandakan bahwa karya penyelamatan Kristus sedang

berlangsung di dunia, sedangkan yang kedua mencerminkan penolakan manusia

terhadap cinta kasih Allah (FC, 6). Iblis dengan berbagai cara terus berusaha

menghancurkan keharmonisan dalam rumah tangga. Selain itu gempuran jaman budaya

global jaman ini menjadi tantangan tersendiri. Mengikuti perkembangan dunia modern,

keluarga pada jaman modern tentu juga mengalami perubahan yang mendalam dan

pesat. Sekarang ini keluarga-keluarga sedang berada di bawah berbagai ancaman.

Walaupun tidak berupa serangan besar-besaran, tetapi intensitasnya terus meningkat,

karena datang dari berbagai arah. Banyak keluarga, khususnya keluarga muda, yang

Page 20: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

2

mengalami kebimbangan dan keraguan akan makna terdalam mengenai kehidupan

suami istri dan juga keluarga.

Dalam rumah tangga, bukan tidak mungkin muncul berbagai masalah. Oleh

sebab itu diperlukan adanya komuniksi antara suami-istri. Komunikasi yang dilakukan

hendaknya tidak hanya mencakup hubungan suami istri itu sendiri, tetapi juga

mencakup tentang seks, keuangan keluarga dan pendidikan anak. Selain kemunikasi

juga diperlukan adanya keterbukaan dalam penerimaan satu sama lain agar dapat saling

mencintai dengan tulus.

Menurut Purwa Hadiwardoyo (1994: 10), sejak kecil, anak-anak dididik oleh

orang tua dan kakak-kakaknya di rumah. Lewat pendidikan itu, mereka menumbuhkan

berbagai keutamaan, yang kelak juga amat bermanfaat untuk hidup sebagai suami/istri,

misalnya: keterbukaan dalam komunikasi, keakraban dan kemampuan mencintai serta

dicintai. Pendidikan iman yang pernah diperoleh oleh pasangan sebelum menikah

sangatlah penting, karena diharapkan dapat menjadi bekal untuk menghadapi segala

macam tantangan yang dihadapi, entah itu yang didapatkan di dalam keluarga, sekolah

maupun di lingkungan. Hal itu dikarenakan bahwa pendidikan khususnya pendidikan

iman tidak hanya bertujuan untuk pendewasaan pribadi manusia melainkan supaya

mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri

keselamatan, semakin menyadari kurnia iman yang telah diterima, sehingga dengan

demikian mereka mendapat kedewasaan penuh, serta tingkat pertumbuhan yang sesuai

dengan kepenuhan Kristus (GE, 8). Jika demikian apa yang diharapkan dari pendidikan

juga dapat mendukung harapan dalam pembinaan keluarga Kristen.

Pendidikan iman yang diperoleh juga akan memberikan pengaruh bagi mereka

dalam membangun keluarga. Hal tersebut dapat terlihat dari cara mereka membangun

Page 21: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

3

rumah tangganya entah dalam hal iman, hidup doa dalam keluarga maupun dalam

pendidikan anak karena “....orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama” (GE,

3) walaupun diperlukan adanya dukungan dari sekolah dan lingkungan. Keluarga

menerima perutusan dari Allah sendiri untuk menjadi sel pertama dan sangat penting

bagi masyarakat. Perutusan itu akan dilaksanakan melalui cinta kasih timbal balik dari

anggotanya dan doa mereka bersama kepada Allah (AA, 11).

Keluarga-keluarga pada saat ini sudah melaksanakan tugasnya sebagai tempat

pendidikan iman yang pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan iman di dalam keluarga

tidak hanya cukup dalam hal sikap iman dan moral saja, tetapi juga menyangkut

persiapan bagi anak tersebut untuk dapat membangun keluarganya sendiri sesuai

dengan imannya. Keadaan ini menuntut Gereja untuk mulai memberikan perhatian

kepada para keluarga-keluarga khususnya para keluarga muda. Karena dari merekalah

akan lahir penerus-penerus Gereja yang akan membangun dan mengembangkan Gereja.

Dengan demikian perlu ada pembinaan bagi para pasutri secara integral dalam hal

penghayatan hidup berkeluarga secara katolik dan yang mengarah kepada kesuburan

formatif bagi anak-anaknya.

Paroki Santo Antonius Kotabaru adalah sebuah paroki yang berada di tengah

kota Yogyakarta, yang umatnya menggambarkan kehidupan perkotaan dengan segala

permasalahannya. Permasalahan yang muncul bagi keluarga muda di Paroki ini adalah

kurangnya, bahkan tidak adanya pendampingan bagi mereka untuk mengembangkan

imannya dalam membangun keluarga kristiani. Pastoral bagi keluarga muda khususnya

dari paroki sama sekali tidak ada, hal itu dikarenakan corak kehidupan pasangan muda

tersebut yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah dari pagi

hingga petang, sehingga tidak ada waktu lagi untuk melakukan pendampingan bagi

Page 22: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

4

mereka. Pola hidup yang semacam ini dapat menjadi ancaman bagi mereka dalam

membina keluarga jika mereka tidak mempunyai keyakinan untuk mengatasi keraguan

akan makna terdalam dari hidup suami istri dan juga keluarga kristiani. Padahal

berdasarkan penilitian yang dilakukan penulis, para keluarga muda tersebut sangat

mengharapkan adanya pembinaan dari pihak Gereja, baik yang dilakukan secara

perorangan maupun berkelompok. Sedangkan hal materi, mereka mengharapkan materi

yang mereka butuhkan pada awal-awal tahun pernikahan yaitu tentang komunikasi

suami istri, seks, ekonomi keluarga dan pendidikan anak.

Suatu keprihatinan bagi keluarga muda karena mereka harus bergulat dengan

keadaan di lingkungan sekitarnya dan juga dengan iman mereka. Untuk mengatasi

keprihatinan ini tentu saja tidak bisa diserahkan kepada mereka sendiri melainkan perlu

adanya pendampingan yang sesuai dengan keadaan mereka. Dalam hal ini peran gereja

mutlak diperlukan. Maka Gereja wajib berusaha memahami berbagai situasi

penghayatan pernikahan dan berkeluarga jaman sekarang, untuk menunaikan tugas

pengabdiannya (FC, 4) sehingga mampu memenuhi harapan-harapan mereka untuk di

dampingi dan dibina. Bertitik tolak dari apa yang dikemukakan di atas, maka penulis

mengambil judul “UPAYA MENGEMBANGKAN KOMPONEN-KOMPONEN

FORMATIF MELALUI PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA

INTEGRAL DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja komponen formatif dari kehidupan iman keluarga?

2. Bagaimanakah komponen-komponen itu dapat digambarkan dalam suatu proses

formatif bagi anak-anaknya?

Page 23: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

5

3. Bagaimanakah gambaran dalam bentuk proses tersebut dapat dijabarkan secara

praktis dalam sebuah matriks?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui komponen formatif apa saja yang ada di dalam kehidupan iman

keluarga

2. Mengetahui gambaran komponen-komponen formatif itu dalam sebuah proses

formatif bagi anak-anaknya, terutama dalam hal:

a. Komunikasi di dalam Keluarga

b. Pendidikan Anak di dalam Keluarga

c. Turutserta Keluarga dalam Tugas Perutuasn Gereja, sebagai nabi, imam dan raja

3. Tersedianya matriks dari proses formatif tersebut yang disajikan secara praktis

4. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana

Strata Satu pada Program Studi dan Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan

Agama Katolik, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Memberikan masukan bagi para pendamping keluarga supaya semakin membuka

wawasan yang berguna bagi usaha pembinaan iman bagi keluarga muda.

2. Membangun rasa tanggung jawab kepada seluruh umat kristiani akan kewajiban

dan panggilan untuk membina iman keluarga muda serta tanggung jawab dalam

membina dan menyiapkan Keluarga Nazaret masa kini.

3. Memberi wawasan baru bagi gereja akan pentingnya perhatian dan pembinaan yang

sungguh-sungguh terhadap keluarga muda katolik.

Page 24: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

6

E. KAJIAN PUSTAKA

1. Kehidupan Iman di dalam Keluarga

Dengan menciptakan pria dan wanita, Allah telah merencanakan bangsa

manusia untuk menjadi umat; basis dari umat ini adalah keluarga yang diberiNya

kaidah dasar. Anggota-anggotanya adalah pribadi-pribadi yang martabatnya sama.

Demi kesejahteraan umum anggota-anggota keluarga dan masyarakat, keluarga

memiliki tanggung jawab, hak dan kewajiban.

Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra

persekutuan Bapa dan Putra dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran dan pendidikan

anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa. Keluarga dipanggil, supaya

mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Doa harian dan bacaan Kitab Suci

meneguhkan mereka dalam cinta kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas

mewartakan dan memperluaskan Injil (KGK, art. 2205).

2. Pendidikan iman dalam keluarga

Tantangan bagi keluarga-keluarga kristiani dewasa ini adalah bagaimana

dengan kemajuan teknologi dengan berbagai kecanggihannya itu dapat digunakan

sebagai sarana untuk semakin memanusiakan anak-anak menjadi manusia yang utuh

dan mendalam imannya. Dikatakan oleh para musafir MSF (2006) dalam hal inilah

orang tua diingatkan betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai iman pada anak sejak

dini melalui kebiasaan dan teladan hidup dari orang tua sehingga dapat menghantar

anak menemukan kebahagiaan dalam keluarga yang harmonis. Anak membutuhkan

kehadiran, pujian, sentuhan, hadiah dan waktu bersama serta pelayanan orang tua sebab

Page 25: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

7

masa depan anak dan kematangan iman anak pun tidak bisa dilepaskan dari peran serta

anggota keluarga.

3. Mengajarkan Tentang Allah sejak Dini

Pendidikan Iman anak di dalam keluarga hendaknya dilakukan sedini mungkin,

bahkan ketika anak bayi. Anak-anak hidup di dalam dunianya sendiri yang penuh

misteri, anak juga hidup dalam kebiasaan-kebiasaan serta sikap-sikap yang dia lihat dan

alami di sekitarnya, sehingga untuk menolong anak dan menyelamatkan mereka dari

pengaruh luar, orangtua haruslah mengajarkan mereka tentang Tuhan yang juga

misteri.

Orangtua dapat mengajarkan tentang Tuhan kepada anak-anaknya dari banyak

aspek. Untuk menggambarkannya, orangtua dapat mengambilnya dari dunia mereka

sendiri. Pada awalnya mereka memang tidak mengerti tetapi dalam perjalanan waktu

mereka akan mencari dan terus mencari. Oleh sebab itu, peran orang tua sangatlah

penting, bukan hanya mengajarkan secara langsung, tetapi juga turut memberi teladan.

Pada awal pembelajarannya, anak akan melihat, mendengar dan mengamati sampai

akhirnya dia dapat menirunya. Contohnya ketika anak mendengar orang tuanya

berbicara, pada awalnya dia tidak mengerti, tetapi dia melihat, mendengar dan akhirnya

dia pun berbicara dengan bahasa yang non formal.

Pottebaum (1964: 3), menegaskan, bahwa para orangtua haruslah berpartisispasi

dalam misteri Kristus sampai akhirnya mereka dapat membagikan itu kepada anak-

anaknya. Mereka perlu menjadikan Yesus sebagai “habit”, karena anak memahami

tentang Tuhan dari kebiasaan yang dilakukan oleh orangtuanya.

Page 26: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

8

4. Pendidikan Nilai di dalam Keluarga

Menurut Harsono (2007), keluarga adalah tempat awal dimana manusia

dibentuk dalam hal nilai, baik nilai moral maupun spiritual. Pendidikan nilai yang

dilakukan di dalam keluarga hendaknya tidak hanya dilakukan dengan nasihat atau

teguran, karena nasihat dan teguran itu tidak akan berarti apa-apa jika tanpa disertai

dengan teladan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Tidak cukup

hanya keteladanan, tetapi juga orang tua hendaknya senantiasa menciptakan kerukunan

anatar anggota keluarga agar setiap anggotanya dapat merasa nyaman tinggal di

rumahnya. Pendidikan nilai di dalam keluarga juga hendaknya dilakukan sejak dini,

ketika anak berada dalam masa pembentukan agar kelak dapat selalu tertanam di dalam

diri mereka sampai kelak mereka dewasa. Dengan penanaman nilai yang baik di dalam

keluarga, diharapkan akan terbentuk manusia yang berkualitas baik dalam segi moral

maupun spiritual.

F. METODE PENULISAN

Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptis analitis yaitu

menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi melalui penelitian lapangan,

kemudian atas dasar refleksi pastoral kateketis, mengusulkan suatu Program Pembinaan

Iman dalam usaha meningkatkan kualitas iman para keluarga muda katolik di Paroki

Santo Antonius Kotabaru. Adapun data-data yang diperoleh dilakukan dengan

observasi langsung, menyebarkan kuesioner dan studi pustaka, dan pengolahan data

yang dilakukan dalam penelitian akan dilakukan dengan metode penelitian kualitatif

sederhana.

Page 27: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

9

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Uraian dan gagasan skripsi ini dibagi dalam lima bab. Bab I Pendahuluan yang

berisi pemaparan latar belakang penulisan [Di sini tercakup pula hasil penelitian

tentang Pengaruh Pendidikan Iman di dalam Keluarga terhadap Pembangunan Keluarga

Katolik], rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan dan sitematika penulisan.

Bab II dari skripsi ini berisi tentang pemaparan tentang pandangan Gereja

tentang keluarga-keluarga Katolik. Hal tersebut diketengahkan untuk melihat harapan-

harapan Gereja terhadap keluarga-keluarga Katolik, khususnya keluarga-keluarga muda

Katolik. Pembahasan bab II dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, pemahaman tentang

keluarga, baik secara umum dan khusus. Kedua, harapan-harapan Gereja terhadap

keluarga-keluarga Katolik. Ketiga, komponen-komponen formatif yang ditemukan di

dalam keluarga.

Pada bab III, penulis menyajikan hasil penelitian dalam mencari gambaran dan

komponen-komponen formatif yang ditemukan di dalam keluarga-keluarga muda

katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Sehubungan dengan penelitian itu hal-hal

yang dibahas dalam bab III adalah: tujuan penelitian, instrumen pengumpul data,

responden penelitian, variabel penelitian, tempat dan waktu penelitian serta laporan dan

pembahasan penelitian.

Sedangkan di dalam bab IV, penulis menyajikan hasil refleksi pastoral dan

usulan program katekese yang dikemas dalam bentuk rekoleksi. Refleksi pastoral

menyangkut keluarga muda yang membangun unsur-unsur formatif di dalam keluarga

sebagai Gereja Rumah Tangga. Usulan program katekese dalam bentuk rekoleksi

keluarga muda menyangkut makna dan tujuan katekese, tujuan usulan program, model

Page 28: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

10

katekese, peserta katekese, matriks usulan program, contoh persiapan program dan

petunjuk praktis mengenai usulan program. Dan pada bab V, penulis menyajikan

penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

Page 29: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

BAB II

PANDANGAN GEREJA TENTANG KELUARGA-KELUARGA

KATOLIK

Keluarga Katolik merupakan bagian dari Gereja universal yang

mengemban tanggung jawab untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-

tengah masyarakat. Keluarga Katolik disebut pengemban tanggung jawab karena

melalui kesaksian merekalah nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh

Yesus baik hidup dan karya-Nya dapat diwujudnyatakan.

Oleh karena itu Gereja memberikan perhatian kepada keluarga-keluarga.

Perhatian itu secara konkret diwujudkan dengan diterbitkannya dokumen-

dokumen Gereja, yang di dalamnya dimuat tentang pandangan dan harapan Gereja

terhadap keluarga-keluarga Katolik. Dokumen-dokumen tersebut misalnya,

Konstitusi tentang Gereja: Lumen Gentium; Konstitusi pastoral tentang Gereja

dalam dunia modern: Gaudium et Spes; Pernyataan tentang pendidikan Kristen:

Gravisimum Educationis; dan Anjuran Apostolik: Familiaris Concortio. Untuk

memberikan perhatian secara khusus kepada keluarga-keluarga Katolik tersebut,

Keuskupan Agung Semarang juga menetapkan tahun 2007 sebagai tahun

keluarga, secara khusus Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang,

telah mengeluarkan Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang 2007 dengan tema

“Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman” untuk diolah dan didalami bersama

seluruh umat dan keluarga-keluarga yang berada di Keuskupan Agung Semarang,

sehingga mereka dapat menanggapi perhatian dari pihak Gereja terhadap mereka.

Page 30: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

12

A. Pengertian Keluarga

1. Pengertian Keluarga Secara Umum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 413), keluarga adalah

“ibu- bapak dan anak-anaknya”. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Heuken

(1992: 269):

keluarga dalam arti sempit (keluarga inti) mencakup suami-istri dan anak-anak mereka; dalam arti luas seluruh sanak saudara ( famili). Keluarga merupakan kesatuan sosial berdasarkan hubungan biologis, ekonomis, emosional dan/ atau rohani, yang bertujuan mendidik dan mendewasakan anak-anak sebagai anggota masyarakat luas dan terbatas. Dasarnya adalah ikatan perkawinan ayah dan ibu.

Dari ungkapan di atas dikatakan bahwa keluarga merupakan kesatuan sosial yang

artinya ikatan yang terjalin antara suami-istri, orangtua dan anak-anak sangat erat.

Begitu eratnya hubungan ini sehingga antara suami-istri tidak dapat dipisahkan.

Mereka tidak dapat hidup sendirian, setiap anggota keluarga membutuhkan orang

lain. Selain itu, dikatakan juga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan

anggota masyarakat. Hal ini dapat diartikan bahwa keluarga merupakan unsur

terkecil dalam masyarakat dan sebagai benteng pertahanan pertama dan utama

untuk kelangsungan hidup suatu masyarakat.

2. Pengertian Keluarga Katolik

Telah diuraikan di atas pengertian tentang keluarga secara umum; yaitu:

suami-istri dan anak-anak mereka, yang hidup bersama dan saling tergantung.

Adapun yang membedakan keluarga secara umum dengan keluarga katolik adalah

iman akan Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia melalui Sakramen

Perkawinan. Dikatakan oleh Heuken (1992: 270), bahwa keluarga Katolik

Page 31: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

13

berlandaskan ikatan sakramental suami-istri. Sakramen Perkawinan merupakan

sumber rahmat kekuatan yang tetap untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tak

terhindarkan dalam menjalani hidup berkeluarga.

Dalam amanat apostolisnya, Yohanes Paulus II juga mengungkapkan

bahwa: “Keluarga, yang didasarkan pada cinta kasih serta dihidupkan olehnya

merupakan persekutuan pribadi-pribadi: suami, istri, orang tua dan anak-anak,

sanak saudara…” (FC, 18). Jelas sekali dikatakan oleh Yohanes Paulus II, bahwa

cinta kasihlah yang membentuk keluarga, dan cinta kasih pula yang telah

menghidupi keluarga dimana setiap anggota keluarga bertumbuh bersama di

dalam cinta kasih. Dengan cinta kasih juga mereka akan mendidik anak-anak

mereka.

Perkawinan yang dilakukan oleh pria dan wanita, bukan semata-mata

kehendak dari manusia, namun Allah sendiri yang menyatukan mereka untuk

menikah dan membentuk keluarga. Dengan menciptakan pria dan wanita, Allah

telah merencanakan bangsa manusia untuk menjadi umat; basis dari umat ini

adalah keluarga yang diberiNya kaidah dasar. Anggota-anggotanya adalah

pribadi-pribadi yang martabatnya sama. Demi kesejahteraan umum anggota-

anggota keluarga dan masyarakat, keluarga memiliki tanggung jawab, hak dan

kewajiban (GS, 48).

Membangun keluarga Katolik merupakan panggilan hidup yang mulia

karena berasal dari Allah dan dikehendaki oleh Allah sendiri. Oleh sebab itu untuk

memenuhi panggilan tersebut diperlukan persiapan yang panjang dan sungguh-

sungguh, sama ketika para religius mempersiapkan diri untuk memenuhi

Page 32: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

14

panggilannya untuk hidup sebagai biarawan dan biarawati dan mengikat janji

sehidup semati dengan Tuhan.

3. Keluarga Muda Katolik

Telah dikatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang terkecil di dalam

masyarakat yang terbentuk dari perkawinan yang sah, antara seorang pria dan

seorang wanita. Kata muda di sini mau menunjukan bahwa keluarga tersebut dari

segi usia belumlah lama. Dilihat dari segi pengalaman, para pasutri belum

memiliki pengalaman dalam mengarungi hidup berumah tangga dan biasanya

memerlukan bantuan dan pendampingan. Sedangkan kata katolik menunjukan

bahwa keluarga tersebut telah dibangun atas dasar iman kepercayaan katolik dan

diteguhkan secara gerejani serta kehidupan mereka di dalam keluarga diwarnai

oleh iman katolik.

Munculnya istilah keluarga muda dimaksudkan untuk membedakan dari

keluarga yang sudah berumur lama sekaligus untuk membentuk suatu kelompok

keluarga yang usia pernikahannya relatif masih muda, keluarga yang belum

mempunyai pengalaman dalam hidup berkeluarga sehingga masih memerlukan

bantuan dan pendampingan agar kelak mereka dapat mantap dalam hidup

berumah tangga.

Hart (1988: 12-13) mengatakan, bahwa tahun-tahun pertama perkawinan

merupakan masa yang rawan, namun sangat penting. Perencanaan yang dibuat

oleh pasutri pada periode awal ini, dan cara-cara yang mereka kembangkan dalam

usaha menangani segala hal yang berkaitan dengan hidup perkawinan, akan sangat

menentukan perkawinan mereka pada tahun-tahun selanjutnya. Namun mereka

Page 33: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

15

juga tidak lepas dari pendampingan dan pembinaan orang-orang telah

berpengalaman dalam hal membangun keluarga yang kristiani ataupun yang telah

berpengalaman dalam hal pendampingan dan pembinaan keluarga-keluarga.

B. Keluarga Sebagai Gereja Rumah Tangga

Keluarga Katolik tidak hanya merupakan kumpulan beberapa orang yang

se-agama, melainkan juga sebagai paguyuban, yang bersatu berdasarkan iman dan

kasih. Suami-istri sebagai pemimpin keluarga dipanggil untuk membangun

keluarga mereka menjadi sebuah Gereja kecil, sebuah kelompok yang guyub dan

seiman (Dewan Karya Pastoral KAS, 200: 48).

1. Pengertian Gereja

Gereja dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis ‘igreja’ yang

berarti perkumpulan atau pertemuan, sedangkan dalam bahasa Yunani adalah

‘ekklesia’ yang berarti mereka yang dipanggil, kaum, golongan (Heuken, 199:

314). Kata ekklesia ini juga biasa digunakan pada jaman para rasul (1 Kor 1:17-

22), Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus berbicara mengenai jemaat

berkumpul untuk merayakan Ekaristi. Mereka berkumpul karena iman akan Yesus

Kristus. Kata “gereja” digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun

untuk umat Kristen.

Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Gereja dalam Kristus bagaikan

sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan

seluruh umat manusia. Gereja ingin menyatakan kepada seluruh umatnya yang

Page 34: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

16

beriman mengenai hakekat dan dan perutusannya bagi semua orang untuk

memperoleh keselamatan dan bukan hanya kepada orang Kristen saja (LG, 1).

Keselamatan yang diberikan Allah kepada umatNya telah terwujud di

dalam Gereja. Dari pihak lain, Gereja akan mencapai kepenuhannya dalam

kemuliaan di surga yang tergenapi dalam diri Yesus Kristus, dan dengan dipenuhi

oleh Roh Kudus, Kristus berkarya di dalam Gereja secara terus menerus.

2. Pengertian Gereja Rumah Tangga

Keluarga Katolik merupakan unsur pembentuk Gereja. Melalui keluarga,

Gereja memasuki generasi-generasi berikutnya. Keluarga terbentuk dengan

adanya perkawinan. Perkawinan ini disebut Sakramen karena membentuk tanda

dalam Gereja. Tanda ini tampak dalam relasi timbal balik antara suami-istri yang

menunjukan timbal balik antara Kristus dengan GerejaNya. Sakramen juga

merupakan kehadiran Kristus di tengah-tengah pasangan suami-istri yang telah

mengungkapkan janji nikah dihadapan Tuhan.

Keluarga Katolik bukanlah hanya sekedar organisasi, melainkan

persekutuan anggota berdasarkan persaudaraan dan iman. Imanlah yang

menentukan warna Gereja. Maka dalam keluarga Katolik, yang pertama harus ada

adalah iman untuk dapat memberikan semangat kristiani di dalam keluarga

tersebut. Iman disini bukan hanya terletak pada pengetahuan agama, tetapi lebih

kepada sikap atau penghayatan agama yang diwujudkan dalam usaha yang terus-

menerus.

Para Bapa Konsili Vatikan II menulis, “Dalam Gereja-Keluarga itu

hendaknya orang tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman

Page 35: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

17

pertama bagi anak-anak mereka; orangtua wajib memelihara panggilan mereka

masing-masing secara istimewa panggilan rohani” (LG, 11), kemudian dalam

Dekrit Tentang Kerasulan Awam juga ditegaskan,

Keluarga sendiri menerima perutusan dari Allah untuk menjadi penerima perutusan dari Allah untuk menjadi sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat. Perutusan itu akan dilaksanakannya bila melalui cinta kasih timbale balik para anggotanya dan doa mereka bersama kepada Allah, keluarga membawakan diri bagaikan ruang ibadat Gereja di Rumah; bila segenap keluarga ikut serta dalam ibadat liturgis Gereja; akhirnya bila keluarga secara nyata menunjukan kerelaannya untuk menjamu dan memajukan keadilan dan amal-perbuatan baik lainnya untuk melayani semua saudara yang sedang menderita kekurangan (AA, 11).

Dalam suatu lingkup yang lebih kecil, Konsili Vatikan II menyebut Gereja

sebagai Gereja Domestik, kelompok umat beriman atau orang-orang beriman

yang hidup serumah. Sebagai Gereja domestik, kelompok umat seperti itu sudah

mulai bertumbuh sejak abad-abad pertama. Mereka selalau berkumpul di rumah-

rumah dan menyebut dirinya “Jemaat Baru” (Rm 16:5; 1 Kor 16:19)

Kila (2005: 7), mengungkapkan bahwa setiap keluarga Kristiani adalah

Gereja yang hidup, karena Kristus berada di tengah-tengah mereka, ketika mereka

makan bersama, berdoa bersama dan berusaha menyesuaikan hidup mereka sesuai

dengan kehendak-Nya. Gereja Rumah Tangga sebagai persekutuan orang beriman

yang saling mencintai tidak terlepas dari Kitab Suci; di dalamnya terdapat nilai-

nilai yang diwartakan Yesus Kristus dan perlu dicermati dan dikembangkan oleh

setiap keluarga beriman. Untuk menggambarkan Gereja Rumah Tangga sebagai

persekutuan orang beriman yang saling mencintai beliau menemukan perikop

tentang Gereja Rumah Tangga sebagai berikut:

Page 36: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

18

• Yoh 2:1-11: Pesta nikah di Kana

Ketika Yesus sedang menghadiri pesta nikah di Kana, Yesus menunjukkan

kemulian-Nya yang merubah air menjadi anggur untuk menyelamatkan pesta

tersebut, dengan didampingi oleh Bunda Maria sebagai Ibu-Nya yang

mempunyai kedekatan dengan-Nya. Kemuliaan Yesus juga nampak di dalam

keluarga ketika keluarga-keluarga mau menyerahkan keluarganya kepada

penyelenggaraan Allah dengan saling mengasihi di dalam keluarganya dan

membiarkan Allah berkarya di dalam keluarganya.

• Flp 3:3-33: Kebenaran sejati

Paulus menggambarkan Yesus sebagai orang Kristen yang sejati, dan hidup

dalam kebenaran sejati. Keluarga katolik hendaknya mencerminkan Yesus

sebagai orang Kristen yang sejati, dimana pembenaran sejati dari Allah,

datang melalui Kristus, dan iman kepada Kristuslah yang menyelamatkan.

Keselamatan yang dimaksud adalah dengan menjadi seperti Yesus yang ikut

ambil bagian dalam kebangkitan dan penderitaan-Nya. Keluarga-keluarga

hendaknya juga yakin bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dan

selalu menyertai keluarga-keluarga yang menyatukan dirinya dengan Kristus.

• 1 Kor 13:1-13: Kasih

Paulus menggambarkan bahwa kasih lebih dari sekedar karunia pengetahuan,

berkata-kata dan sebagainya. Kasih adalah cara yang paling sempurna, yang

juga paling dasariah, cara bagi semuanya. Kasih menyatukan keluarga, dan

sebaliknya tanpa kasih akan ada perpecahan dan keluarga menjadi hancur.

Page 37: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

19

Kasih adalah karunia yang hakiki dan tidak akan pernah hilang. Keluarga akan

tetap utuh, damai dan sejahtera jika selalu ada kasih di dalamnya.

• Ef 5:1-21,33: Hidup dalam terang

Dalam kewajiban rumah tangga diungkapkan bahwa Kristus adalah kepala

Gereja, demikian suami adalah kepala dari istrinya, dan seperti tubuhnya,

Gereja adalah taat kepada Kristus, demikian juga istri hendaknya taat

sepenuhnya kepada suami mereka. Keluarga katolik hendaknya senantiasa

hidup dalam terang, karena yang dihasilkan oleh hidup dalam terang adalah

kebaikan, kebenaran, dan kenyataan, memperhatikan apa yang berkenan

kepada Tuhan.

• Kol 3:5-17: Hidup yang lama dan yang baru

Keluarga-keluarga katolik hendaknya mulai meninggalkan kebiasaan-

kebiasaan hidup yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan hidup yang

baru. Dengan demikian diharapkan keluarga-keluarga itu mengenakan pakaian

kebajikan dan dapat menebarkan kebaikan kepada sesama, selain itu keluarga

juga hendaknya selalu mengucap syukur dan membiarkan Kristus di tengah

keluarga mereka.

Beberapa kutipan tersebut di atas, dapat berarti bahwa Yesus sendiri telah

melaksanakan pembangunan Gereja Rumah Tangga di dalam setiap karya-Nya

bersama seluruh murid-murid-Nya. Sebagai Gereja Rumah Tangga, keluarga juga

diharapkan ikut ambil bagian dalam perutusan Gereja untuk mewartakan Kerajaan

Page 38: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

20

Allah di dunia. Dengan demikian menjadi tugas suami-istri untuk mewujudkan

Kerajaan Allah di dalam rumah mereka. Mengajarkan kepada anak-anak mereka

tentang cinta kasih, mengikuti perayaan Ekaristi, mengajarkan kepada mereka

bagaiman Allah berkarya di dalam keluarga, menunjukan kesucian perkawinan

mereka yang tak terceraikan, dan dengan melaksanakan tugas tersebut, keluarga

merupakan Gereja Rumah Tangga.

3. Keluarga sebagai Komunitas Cinta Kasih

Sebagai Gereja, paguyuban orang yang percaya kepada Kristus, keluarga

hendaknya menjadi komunitas cinta. Menurut Bagiyowinadi (2006: 26),

komunitas berarti ada proses menjadi satu, dalam arti mau saling mengerti

sehingga merasa senasib dan sepenanggungan. Untuk mewujudkan hal ini,

komunikasi dan kebersamaan manjadi kuncinya.

Komunitas yang dibentuk dalam keluarga harus dilandasi cinta dan di

warnai kasih (1 Kor 13:4-7). Tanpa kesabaran, kemurahhatian, pengorbanan dan

pengampunan, komunitas dalam keluarga belum bisa disebut sebagai komunitas

Kristiani. Sebab menurut Yesus, “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa

kamu adalah murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yoh 13:35). Secara

konkret perwujudan cinta tersebut pertama-tama ditujukan kepada sesama anggota

keluarga.

Hal serupa juga dikatakan oleh Eminyan (2001: 23), cinta suami-istri,

yang menunjukkan pemberian diri secara total serta tidak dapat ditarik kembali

antara pria dan wanita dalam ikatan perkawinan, adalah bentuk cinta yang paling

sempurna dari semuanya. Cinta seperti itulah yang menyebabkan munculnya

Page 39: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

21

suatu komunitas, yang membuat pria dan wanita menjadi suami-istri, dan pada

umumnya anak yang lahir merupakan buah cinta kasih mereka.

Selain suami-istri, setiap anggota keluarga juga dipanggil dan diutus untuk

mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi dirinya sendiri. Selain itu

semua anggota keluarga juga dipanggil untuk saling mengasihi dengan

kemesraan, dan diutus untuk mengasihi dengan ketulusan semua orang lain,

terutama mereka yang lemah, miskin dan tersingkir atau terlantar.

C. Komponen-komponen Formatif di dalam Keluarga Sebagai Gereja

Rumah Tangga

1. Komunikasi

Menurut Gilarso (1996: 44), komunikasi adalah suatu proses timbal balik

antara dua orang. Yang seorang memberi informasi/isyarat dan yang lain

menerima informasi kalau yang lain menangkap dan mengerti informasi tersebut,

sehingga ia mempunyai suatu persamaan pengertian, maka dikatakan sebagai

berkomunkiasi. Sebab, mereka telah menjadi satu dalam pengertian. Sebaliknya,

bila pihak lain tidak menangkap pengertian dari informasi yang disampaikan,

maka belum terjadi komunikasi.

a. Komunikasi di dalam Keluarga

Di dalam hubungan yang akrab, perasaan-perasaan negatif dapat muncul

diantara pasangan. Hal ini tidak terelakkan bila menimbang bahwa kepribadian

manusia begitu kompleks, dan ada tekanan-tekanan di dalam kehidupan yang

dijalani. Banyak pasangan kadang mengatasi perasaan-perasaan negatifnya

Page 40: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

22

dengan cara berkelahi walau kemudian berujung pada saling mendiamkan.

Komunikasi verbal atau dialog menembus perasaan-perasaan negatif. Dialog

merupakan jawaban ketika terasa ada tembok yang memisahkan satu sama lain

(Tim Publikasi Pastoral Redemptoris, 2001: 28).

Menurut Hart (1988:33), komunikasi adalah hal yang sangat penting

dalam membangun keluarga, komunikasi juga merupakan landasan utama, syarat

yang harus ada dalam ikatan perkawinan. Komunikasi adalah kunci untuk

menyelesaikan perselisihan. Komunikasi adalah jalan satu-satunya untuk dapat

terus berkembang bersama, atau hidup bersama dalam perkawinan. Hart (1988:

44) juga mengungkapkan,

Komunikasi merupakan keterampilan dasar dan kunci segala macam unsur yang membentuk hidup perkawinan. Komunikasi dapat dipelajari sepanjang waktu. Komunikasi yang dilakukan tidak hanya sekedar basa-basi atau menyelesaikan konflik dan perselisihan saja tetapi juga menyangkut tentang kelangsungan hidup berkeluarga baik itu tentang sex, pendidikan anak ataupun ekonomi keluarga.

Pada tahun-tahun awal perkawinan, komunikasi yang dilakukan lebih

kepada hubungan suami istri, tetapi dalam perjalanan waktu, komunikasi tersebut

berkembang karena kehadiran anak, pendidikan anak, ekonomi keluarga, dan

seterusnya. Komunikasi di dalam keluarga khususnya suami-istri berlangsung

seumur hidup.

b. Komunikasi sebagai Sarana Rekonsiliasi di dalam Keluarga

Sebagai sebuah keluarga yang dimana Yesus ada di tengah-tengah kita,

maka kita dipanggil untuk berdamai ketika menyebabkan penderitaan satu sama

lain dan turut ambil bagian dalam karya pengampunan-Nya. Pengampunan di

Page 41: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

23

dalam keluarga bukan merupakan Sakramen Tobat, dan bukan untuk

menggantikan sakramen tersebut. Tetapi keduanya dapat berjalan bersama dengan

indahnya. Di dalam tindakan saling mengampuni di dalam keluarga, kita

mengalami kasih Kristus, penyembuhan oleh tubuh-Nya dan mengalami keluarga

sebagai Gereja (Tim Publikasi Pastoral Redemptoris, 2001:71).

Dalam hal ini Paus Yohanes Paulus II juga menghimbau bahwa, Perayaan

Sakramen Tobat memeperoleh makna yang istimewa bagi kehidupan keluarga.

Dalam iman suami-istri serta anggota-anggota sekeluarga lainnya menemukan,

bahwa dosa melanggar tidak hanya perjanjian dengan Allah, melainkan juga

perjanjian antara suami dan istri serta persekutuan keluarga (FC, 58).

Komunitas keluarga hanya dapat dilindungi dan disempurnakan dengan

semangat pengorbanan yang besar. Ini menuntut keterbukaan satu sama lain dan

saling pengertian, ketekunan, maaf dan pengampunan. Tidak ada keluarga yang

tidak tahu betapa egoisme, perselisihan, ketegangan dan konflik benar-benar

menyerang dan melukai keluarga. Akan tetapi keluarga juga dipanggil Allah

Sumber Damai untuk mengalami rekonsiliasi dan persekutuan kembali. Dengan

berpartisipasi dalam sakramen rekonsiliasi dan dalam perkjamuan Ekaristi,

keluarga Kristen mendapat rahmat untuk mengatasi segala perpecahan dan

berjuang untuk mewujudkan kesatuan keluarga sebagaimana yang dikehendaki

Allah (Bala Pito Duan, 2003: 63-64).

c. Keluarga Berkomunikasi dengan Masyarakat

Telah dikatakan bahwa komunikasi merupakan kunci utama dari unsur

pembentuk keluarga. Komunikasi yang dilakukan juga berlangsung seumur

Page 42: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

24

hidup. Namun komunikasi yang dilakukan tidak hanya berhenti di dalam keluarga

saja, tetapi juga di masyarakat. Telah dikatakan juga bahwa keluarga merupakan

sel terkecil dalam masyarakat, dan hidup di tengah masyarakat. oleh sebab itu

hendaknya keluarga juga membangun komunikasi dan relasi yang baik dengan

masyarakat sekitarnya, seperti yang diungkapkan oleh Dewan Karya Pastoral

KAS (2007: 28) bahwa, keluarga katolik tinggal di tengah masyarakat. Oleh

karena itu, keluarga katolik diharapkan tetap hidup terintegrasi dengan masyarakat

sekitar. Hal itu misalnya, dapat diwujudkan dengan memelihara relasi dan

komunikasi yang baik dengan para tetangga, teman-teman kerja dan teman-teman

bergaul. Hal tersebut tidak dapat dihalangi oleh bedanya agama, suku ataupun ras.

Dalam menjalin relasi antara keluarga katolik dengan masyarakat, Paus

Yohanes Paulus II dalam anjuran apostoliknya menghimbau, bahwa keluarga

sebagai sel pertama dan vital bagi masyarakat serta mempunyai ikatan vital dan

organis dengan masyarakat. Keluarga-keluarga katolik hendaknya tidak

terkungkung dalam dirinya melainkan menurut hakekat serta panggilannya

terbuka bagi keluarga-keluarga lain dan bagi masyarakat, serta menjalankan

peranan sosialnya (FC, 42).

2. Keluarga Menjadi Tempat Pendidikan Anak yang Pertama dan Utama

Dewan Karya Pastoral KAS (2007: 29) mengungkapkan bahwa keluarga

bukanlah semata-mata merupakan lingkungan tempat anak-anak bertumbuh secara

fisik. Keluarga juga merupakan lingkungan tempat mereka bertumbuh secara

psikis, moral, sosial dan spiritual. Baik dalam konsep maupun dalam praktik, hal

Page 43: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

25

itu menjadi nyata bila keluarga menjadi tempat pendidikan yang pertama dan

utama.

a Keluarga Merupakan Tempat Pendidikan Anak yang Pertama

Dikatakan oleh Eminyan (2001: 152), bahwa proses ‘menurunkan anak‘

sama sekali tidak selesai pada saat kelahiran, tetapi hendaknya berlangsung terus

melalui kehidupan putra-putrinya, atau bahkan anak telah mencapai

kedewasaannya. Yang berakhir pada saat kelahiran anak adalah penerusan

kehidupan jasmaniah, walaupun seorang anak tetap tergantung pada ayah-ibunya

dalam banyak aspek, akan tetapi pada saat kelahiran mulailah suatu proses yang

lain yaitu penurunan nilai-nilai yang secara bertahap akan memperkembangkan

dan memperkaya kehidupan Roh (jiwa), membimbing anak kepada kematangan

psikologis dan rohani.

Hak dan kewajiban orangtua untuk mendidik anak-anaknya di rumah

merupakan kelanjutan dan konsekuensi dari hak dan kewajiban untuk melahirkan,

mengasuh dan mendidik anak-anak mereka, dan tidak ada seorangpun yang boleh

mengingkari hak dan kewajiban itu (Dewan Karya Pastoral KAS, 2007). Para

orangtua harus selalu mengusahakan pendidikan anak-anaknya baik dalam hal

iman maupun moral.

b Keluarga Merupakan Tempat Pendidikan Anak yang Utama

Sampai pada saatnya anak-anak mendapatkan pendidikan di luar rumah,

namun tetap saja keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama. Pendidikan

formal yang dilakukan di luar rumah tidak dapat menggantikan peran orangtua

Page 44: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

26

sebagai pendidik pertama dan utama. Pendidikan yang didapatkan di luar rumah

hanya sebagai pelengkap saja (Dewan Karya Pastoral KAS, 2007: 30).

Melalui pendidikan hendaknya anak-anak dibina sedemikian rupa

sehingga bila mereka sudah dewasa mereka mampu dan penuh tanggungjawab

mengikuti panggilan mereka juga panggilan religius, serta memilih status hidup

mereka. Selain itu jika mereka mengikatkan diri di dalam pernikahan, mereka

mampu membangun keluarga mereka sendiri dalam kondisi yang penuh dengan

permasalahan baik moril, sosial maupun ekonomi. Merupakan kewajiban orangtua

untuk membimbing mereka dalam membentuk keluarga baik dengan nasihat

maupun teladan.

c Keluarga Merupakan Seminari Dasar bagi Anak-anaknya

Purwa Hadiwardoyo (2006: 48-49) mengungkapkan, bahwa setiap

keluarga katolik diharapkan menjadi sebuah seminari dasar. Artinya, menjadi

tempat bertumbuhnya iman sedemikian rupa sehingga anak Katolik yang diasuh

dan dididik dalam keluarga tersebut mampu menyadari panggilan Tuhan atas

dirinya.

Pertama, setiap anak Katolik dipanggil untuk hidup secara manusiawi,

artinya, hidup sesuai dengan martabat dan kemampuannya yang khas sebagai

manusia. Ia diharapkan mau dan mampu hidup dengan menggunakan

perasaannya, pikirannya, hatinuraninya dan kehendak bebasnya.

Kedua, setiap anak Katolik dipanggil untuk hidup secara Kristiani.

Artinya, hidup sesuai martabat dan kemampuannya sebagai orang Kristen. Ia

Page 45: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

27

diharapkan mau dan mampu hidup dengan mengimani, mengandalkan dan

mengasihi Kristus.

Ketiga, setiap anak Katolik dipanggil untuk hidup secara Katolik. Artinya,

hidup sesuai dengan martabat dan kemampuannya yang khas sebagai seorang

Katolik. Ia diharapkan mau dan mampu hidup dengan berpegang pada Kitab Suci

dan tradisi Katolik.

Hal serupa juga diserukan oleh Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung

Semarang (2007, 30-31), bahwa sebagai tempat pendidikan yang pertama dan

utama keluarga diharap menjadi tempat pembenihan dan pengembangan

panggilan hidup. Dalam kaitan dengan hal itu, keluarga diharap menjadi tempat

berkembangnya kepribadian semua anak, sehingga kelak mereka menjadi orang-

orang dewasa yang benar-benar manusiawi sekaligus benar-benar katolik. Di sana,

setiap anak dibantu dalam mencari dan menemukan panggilan Allah atas dirinya,

entah untuk menjadi iman, untuk hidup membiara, atau untuk berkeluarga.

d Menyiapkan Anak menjadi Kader Masyarakat

Keluarga menjadi sel utama pembentukan masyarakat. Dengan demikian

diperlukan manusia-manusia yang dibentuk dengan baik di dalam keluarganya.

Anak-anak di dalam keluarga perlu diajarkan untuk saling berbagi dan saling

melayani. Dalam hal ini, Bagiyowinadi (2006: 86) mengatakan bahwa mereka

juga mesti dididik dan dilatih bersikap menghormati, menaruh keadilan dan cinta

pada yang lain, sehingga kelak mereka siap untuk terjun ke masyarakat.

Keluarga untuk pertamakalinya memberikan kesempatan kepada anak

untuk melihat lingkungan masyarakat sekitarnya, hal merupakan salah satu cara

Page 46: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

28

bagi anak untuk mengenal lingkungannya. Setelah melihat, memperhatikan dan

mengalami, maka anak akan menemukan sesuatu yang dapat menumbuhkan dia

dan berfikir kritis tentang lingkungannya tersebut, walaupun tentu saja dengan

pendampingan dari orangtua.

e Pendidikan Iman Katolik pada Tahap Awal di dalam Keluarga

Gabriella dan Suban Tukan (1991) mengatakan bahwa Keluarga adalah

wadah pertama dimana anak yang dilahirkan ke dunia hidup dan belajar mengenal

Allah dalam perkembangannya menjadi anak manusia yang utuh. Di dalam

keluarga, begitu anak dilahirkan, seluruh keluarga manjadi pendidik iman, entah

mereka mau atau tidak.

Merekalah orang-orang pertama yang mengajarkan si anak sejumlah pola

tingkah laku supaya bayi itu dapat mulai berkontak dan berelasi dengan mereka

dan dunia sekitar. Merekalah penyaksi iman yang pertama bagi anak. Iman akan

Allah, pengalaman iman akan Allah, menjadi satu dalam seluruh penghayatan

iman dalam keluarga baik dalam hal visi dan pandangan kristiani pun dalam hal

pilihan nilai.

Pendidikan iman dalam keluarga tidak mengikuti suatu program seperti

dalam katekese sekolah, tetapi mulai dengan dasar iman keluarga dan bertumbuh

seterusnya. Pendidikan iman di sini dimengerti lebih sebagai suatu pelaksanaan

yang spontan dan natural dalam pertemuan dalam pribadi-pribadi dalam keluarga

dan dalam umat. Umumnya terjadi dalam hal-hal harian dari satu peristiwa ke

peristiwa berikutnya.

Page 47: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

29

Proses pertama pendidikan anak, dimulai dengan mentransfer nilai, dan

menyesuaikan diri anak dengan adaptasi dan kebiasaan hidup keluarga dan

masyarakat sekitar. Sama juga untuk bidang iman . dalam hal ini bukan bukan

soal berbicara tetapi perbuatan iman yang disaksikan itulah yang penting, yang

perlu bukanlah pemasukan iman dari luar, atau mengajarkan iman kita sendiri,

tetapi mendampingi anak dalam mengkaji nilai iman dari cerita Kitab Suci atau

peristiwa gerejani. Kalau anggota keluarga tidak beriman, merekapun tidak

menyaksikan sesuatu dari imannya karena mereka sedang mengajar bagaimana

hidup tanpa iman.

Keluarga dimana ada iman tentang Kristus, tidak hanya hal itu

menimbulkan iman di dalam diri anak, tetapi juga tertanam cara hidup sebagai

pengikut Kristus. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa tahap ini merupakan

evangelisasi pertama. Seluruh keluarga memberi kesaksian mengenai kabar

gembira yang membebaskan, yang telah terjadi dalam hidup ini, dan mulai

dialami oleh sang anak.

Menyadari tugas utama orang tua tersebut, yaitu sebagai pendidik yang

pertama dan utama, maka usaha pendidikan dari orangtua harus menjangkau

seluruh kepribadian anak. Pendidikan harus membantu anak dalam kedewasaan

fisik, emosional, afektif, moral dan sosial, juga dalam pembinaan akal budi. Sejak

awal hendaknya anak-anak sudah diterima sebagai bagian integral dari keluarga.

Tiap-tiap anggota keluarga-orangtua dan anak-anak-ikut berperan dalam

pendidikan masing-masing anak, tak terkecuali kerelaan yang hendaknya dimiliki

oleh orang tua sendiri untuk belajar sesuatu dari anaknya.

Page 48: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

30

3. Keluarga Ikut Ambil Bagian dalam Tugas Perutusan Gereja

Menurut Eminyan (2001: 176), sebagai Gereja Rumah Tangga, keluarga

dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam perutusan Gereja mewartakan Injil, baik

ke dalam maupun keluar dirinya sendiri. Dengan keluarga sebagai sakramen,

keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga dan keluarga sebagai penginjil,

diharapkan keluarga juga bisa menjadi komunitas keselamatan.

Dalam anjuran apostolisnya, Paus Yohanes Paulus II juga menyebut salah

satu peran keluarga Kristiani di jaman modern ini adalah turut serta dalam hidup

dan perutusan Gereja. Peran ini diwujudkan dengan ambil bagian dalam Tritugas

Kristus, yakni:

a. Nabi : Keluarga Kristen sebagai persekutuan yang beriman dan mewartakan

Injil (FC, 51-54), dalam hal ini keluarga-keluarga hendaknya ikut mewartakan

sabda Allah di dalam keluarganya. Hal ini juga ditegaskan dalam anjuran

apostolis Paus Paulus VI bahwa pewartaan Injil juga hendaknya dilakukan

oleh kaum awam, terlebih lagi keluarga yang disebut sebagai Gereja keluarga.

Orangtua tidak hanya menjadi penyalur Injil bagi anak-anaknya, melainkan

dari anak-anakpun mereka sendiri dapat menerima Injil sebagaiman mereka

hayati secara mendalam. Selain menjadi pewarta Injil bagi keluarganya,

keluarga juga dapat menjadi pewarta Injil bagi keluarga lainnya (EN, 71).

b. Imam : Keluarga Kristen sebagai persekutuan yang berdialog dengan Allah

(FC, 55-62), keluarga katolik hendaknya bersatu dengan Allah lewat

sakramen-sakramen, ibadat dan doa. Seperti sakramen-sakramen lainnya,

Page 49: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

31

sakramen perkawinan juga merupakan tindakan liturgis memuliakan Allah

dalam Kristus dan di dalam Gereja, dengan demikian mereka semakin maju

menuju kesempurnaan hidup iman yang saling menguduskan dan bersama-

sama berperan serta demi kemuliaan Allah.

c. Raja : Keluarga Kristen sebagai persekutuan yang melayani manusia (FC, 63-

64), keluarga katolik hendaknya menemukan makna otentik partisipasinya

dalam martabat raja Tuhannya dengan berbagi semangatnya serta pelaksanaan

pengabdiannya kepada sesama, seperti Kristus, raja yang datang melayani

manusia (Mat 25:40).

Bagaimana secara konkret keluarga Kristen dapat menjadikan dirinya sebagai

persekutuan yang berdialog dengan Allah? Menurut Bagiyowinadi (2006: 29),

melalui Sakramen Perkawinan keluarga Kristen dipanggil menjadi persekutuan

yang berdialog dengan Allah melalui sakramen-sakramen, pengorbanan diri dan

doa (FC, 55). Secara konkret dialog itu bisa dilakukan dengan merayakan

sakramen bersama keluarga, pemberkatan rumah, korban rohani seluruh keluarga

dan doa bersama keluarga.

D. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Gereja memiliki harapan

yang besar terhadap keluarga-keluarga katolik. Gereja berharap keluarga-keluarga

tersebut yang merupakan sel utama pembentukan Gereja dan juga masyarakat

Page 50: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

32

dapat menghasilkan anggota Gereja dan masyarakat yang berkualitas, yang tidak

saja berkembang dalam hal intelektual tetapi juga iman dan moral.

Oleh karena itu, Gereja mempunyai tugas untuk melakukan pendampingan

dan pembinaan terhadap mereka, pembinaan yang dilakukan tentu saja bukan

hanya menyangkut hubungan suami-istrinya sendiri, tetapi juga yang mengarah

kepada pendidikan anak yang bercorak formatif, agar kelak anak tersebut dapat

“menurunkan” apa yang dilakukan oleh orang tua dalam keluarganya ketika

membangun keluarganya sendiri. Namun sebelumnya perlu dilihat juga apakah

unsur-unsur yang disebut di atas sudah dibentuk oleh keluarga-keluarga muda di

Paroki Santo Antonius Kotabaru. Oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian

untuk melihat sejauh mana para keluarga muda telah membangun unsur-unsur

tersebut. Hasil survey yang dilakukan dapat memberikan arah pada pendampingan

dan pembinaan yang akan dilakukan, yang sesuai dengan keadaan keluarga-

keluarga muda itu sendiri.

Usia perkawinan di bawah lima tahun memang belum mengarah kepada

pendidikan anak karena anak masih sangat kecil, atau mungkin ada keluarga yang

belum mempunyai anak. Terlebih lagi, keluarga usia muda tersebut belum berfikir

untuk mempersiapkan anaknya untuk membina rumah tangga. Tetapi sebenarnya

persiapan tersebut hendaknya dipersiapkan sejauh mungkin, pada awal kehidupan

anak seperti yang diungkapkan oleh Eminyan (2001: 163) bahwa,

Persiapan yang dilakukan pada awal-awal tahun kehidupan anak sampai pada masa remaja, bahkan ketika anak belum mulai berfikir dan masih belum mempunyai rencana untuk berkeluarga, namun toh pada akhirnya, suatu ketika bila tiba waktunya juga dipanggil untuk membentuk keluarga.

Page 51: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

33

Oleh sebab itu, para orangtua hendaknya mengetahui bahwa pembekalan dan

persiapan perkawinan bagi anak-anaknya bisa dilakukan sedini mungkin. Melalui

pembinanan dan pendampingan yang dilakukan, diharapkan keluarga-keluarga

tersebut dapat mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menjadikan keluarganya

sebagai basis hidup umat beriman dan membentuk Gereja Rumah Tangga.

Page 52: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

BAB III

KEHIDUPAN KELUARGA MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU

Paroki Santo Antonius Kotabaru merupakan paroki kota dan berada di

pusat Kota Yogyakarta. Paroki ini digembalakan oleh seorang Iman Jesuit yang

baru mengabdi kurang lebih selama lima bulan menggantikan Romo paroki

sebelumnya yang telah mengabdi selama hampir 4 tahun. Paroki Santo Antonius

Kotabaru ini mendapat sebutan sebagai “Gereja Kaum Muda”, karena umat di

paroki tersebut memang didominasi oleh kaum muda yang datang dari luar

Paroki.

Pelayanan pastoral Paroki Santo Antonius Kotabaru ditata menurut

struktur teritorial (lingkungan) dan kategorial (kelompok-kelompok).

Keanggotaannya terdiri dari komunitas-komunitas atau kelompok-kelompok

pelayanan yang ada di Paroki ini misalnya: komunitas koor, komunitas organis,

komunitas lektor, komunitas gamelan, komunitas putra altar dll. Sedangkan untuk

pelayanan secara teritorial meliputi daerah-daerah yang secara geografis menjadi

cakupan Paroki Santo Antonius Kotabaru.

Mereka yang terlibat di dalam komunitas kategorial tersebut tidak hanya

umat paroki Santo Antonius Kotabaru saja, tetapi juga dari luar paroki. Selain itu,

Paroki Santo Antonius Kotabaru sendiri juga memang terbuka terhadap

keterlibatan komunitas-komunitas tertentu di luar paroki, seperti penjagaan parkir,

Ekaristi Kaum muda dan penggalangan dana sebagainya.

Page 53: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

35

A. Gambaran Umum Kehidupan Umat di Paroki Santo Antonius Kotabaru

Yogyakarta

1. Sejarah Paroki Santo Antonius Kotabaru

Pada awalnya Gereja Santo Antonius Kotabaru masih di bawah binaan

Paroki Kidul Loji, karena masih merupakan stasi. Gedung Gereja merupakan

kapel yang dikelola oleh Kolsani, kapel ini sering digunakan oleh para Frater

Jesuit. Seiring perkembangan misi, umat di Kotabaru bertambah banyak, dan

kapelpun dibuka untuk umum. Perkembangan umat dari tahun ketahun semakin

meningkat bersamaan dengan peresmian Gereja pada tanggal 26 September 1926.

Pada tanggal 1 Januari 1934, Gereja Santo Antonius Kotabaru bukan lagi Stasi

dari Paroki Kidul Loji, melainkan menjadi Paroki yang berdiri sendiri (Buku

Ulang Tahun Gereja St. Antonius ke-75)

2. Letak Geografis

Berdasarkan letak geografisnya, Paroki Santo Antonius Kotabaru termasuk

wilayah Keuskupan Agung Semarang. Paroki ini terletak di tengah Kota

Yogyakarta, yang jaraknya berdekatan dengan paroki lain. Sebelah selatan

berbatasan dengan Paroki Bintaran dan Paroki Kidul Loji; sebelah utara

berbatasan dengan Paroki Banteng; sebelah barat berbatasan dengan Paroki

Kumetiran dan Paroki Jetis; sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Paroki

Baciro.

Sedangkan untuk batas-batas wilayah paroki, sebelah barat Paroki Santo

Antonius berbatasan dengan Jalan Malioboro dan Sungai Code; sebelah timur

berbatasan dengan Kali Mambu dan Kali Sagan Wetan; sebelah utara dengan

Page 54: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

36

daerah Bulak Sumur, Kampung Sendowo dan Perumahan UGM; sebelah selatan

dengan Kampung Bausasran dan Gayam.

Gedung Gereja berdiri kokoh dengan artistik Belanda.Letak gedung Gereja

sangat strategis karena bisa dijangkau dari mana saja dan dilewati oleh kendaraan

umum dari berbagai jurusan. Oleh sebab itu banyak umat dari paroki-paroki

tetangga lebih memilih melaksanakan Misa di Paroki tersebut karena lebih mudah

dijangkau.

Paroki Santo Antonius Kotabaru memiliki Gedung pertemuan (GKS

Widyamandala) dan gedung pastoral dengan aula pertemuan. Gedung pertemuan

ini digunakan untuk tempat pendampingan dan pertemuan-pertemuan umat. Selain

gedung pertemuan paroki ini juga terdapat biara-biara (Kolsani, ADM, CSA,

MTB dan CB), Pusat Kateketik dan Pusat Pastoral yang letaknya berdekatan

dengan pusat paroki.

Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2006, Paroki Santo

Antonius Kotabaru terdiri dari 23 lingkungan. Diantaranya adalah: Lingkungan

Bernadetta; Thomas Aquino; Matius; Paulus; Yosef Benediktus; Elisabeth;

Veronika; Yosephus; Petrus; Ignasius; Yacobus; Maria Assumpta; Maria

Immaculata; Theresia; Agustinus; Yohanes; Servasius; Yohanes Paulus; Yusup;

Aloysius; Pankrasius; Stefanus; dan lingkungan Gregorius. Pada tahun 2007 telah

direncanakan adanya penambahan satu lingkungan yaitu Theresia Avilla.

3. Situasi Sosial Ekonomi

Umat Paroki Santo Antonius Kotabaru bertempat tinggal di daerah

perkotaan. Tingkat sosial ekonomi umat di paroki ini bisa digolongkan

Page 55: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

37

berdasarkan tempat tinggal mereka. Umat yang tinggal di lingkungan Bulak

Sumur dan Kotabaru dapat digolongkan ke dalam kelas ekonomi menengah ke

atas, karena mereka tinggal di kawasan yang cukup elit.

Sedangkan umat yang tinggal di sepanjang Sungai Code digolongkan ke

dalam kelas ekonomi menengah ke bawah, karena umat yang tinggal di

lingkungan tersebut banyak yang tinggal di pemukiman yang kumuh, dan

lingkungan-lingkungan lainnya dalam hal sosial ekonomi adalah campuran dari

menengah atas dan menengah bawah. Namun penggolongan tersebut tidak

mempengaruhi keselarasan antar umat di paroki ini, karena mereka tetap bisa

bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik.

4. Kegiatan Pengembangan Umat

Kegiatan-kegiatan pengembangan umat yang dilakukan oleh Paroki Santo

Antonius Kotabaru dilaksanakan dengan koordinasi Dewan Paroki yang

bekerjasama dengan seluruh umat yang dibagi per bidang (Laporan, Ultah Gereja

Santo antonius Kotabaru ke-80, 2006). Bidang-bidang tersebut di antaranya:

Bidang I, atau yang disebut Diakonia, menjalankan kegiatannya dengan

melakukan pembinaan. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan tersebut

mulai dari anak-anak, remaja, kaum muda dan juga orang dewasa. Selain itu,

bidang ini juga mengelolaan perpustakaan, pemeliharaan gedung Gereja dan

termasuk juga mengelola kunjungan Romo paroki ke lingkungan-lingkungan.

Bidang II, atau yang disebut Kerygma, menjalankan kegiatannya dengan

melakukan pendampingan dan kaderisasi bagi para pelayan umat baik itu ketua

lingkungan, katekis dan guru agama. Pendampingan ini juga dilakukan terhadap

Page 56: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

38

kaum muda untuk semakin memantapkan iman mereka, salah satunya dengan

mengadakan pembinaan iman dan sharing KItab Suci bagi mereka.

Bidang III, atau yang disebut dengan Liturgi, menjalankan kegiatannya

dengan menyediakan teks Ekaristi dengan dibantu oleh lingkungan-lingkungan

dan komunitas-komunitas kategorial yang ada di paroki tersebut; pembinaan bagi

prodiakon; pembinaan bagi para lektor; mengkoordinir tugas koor dan organis;

serta pembinaan bagi putra altar. Selain itu, bidang ini juga bertanggung jawab

dalam penyediaan subsidi untuk bunga sebagai penghias altar untuk

menyelenggarakan Ekaristi.

Bidang IV, atau yang disebut dengan Koinonia, menjalankan kegiatannya

dengan bergerak bersama seksi sosial paroki. Yang dilakukan oleh seksi sosial ini

adalah mengelola pangrutilaya dengan menyediakan peti jenazah dan santunan

kematia; pemberian beasiswa bagi umat yang kurang mampu (SD, SMP, SMA);

subsidi bantuan untuk perbaikan rumah dan membentuk petugas keamanan gereja.

B. Gambaran Keluarga Muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru

Keluarga muda (usia pernikahan lima tahun ke bawah) di Paroki Santo

Antonius Kotabaru jika dilihat dari jumlah pasangan Katolik yang menikah di

Gereja Kotabaru selama tahun 2001 sampai dengan 2006 (5 tahun terakhir)

mencapai 250 pasang (Buku Nikah Paroki St. Antonius Yogyakarta 2001-2006).

Namun dari kesekian pasangan yang menikah di Gereja Santo Antonius Kotabaru,

hanya sekitar 30 (tiga puluh) pasang yang berasal dari paroki Santo Antonius

Kotabaru. Pasangan yang berasal dari dalam paroki itupun tidak pasti, karena

Page 57: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

39

setelah menikah, sebagian besar pasangan tidak tinggal di wilayah paroki Santo

Antonius lagi.

Oleh sebab itu pendataan keluarga muda dilakukan bukan berdasarkan

pernikahan yang dilakukan di Gereja Santo Antonius Kotabaru, melainkan

pasangan katolik yang tinggal di 23 lingkungan yang masuk dalam cakupan

Paroki Santo Antonius Kotabaru. Jumlah keluarga muda di paroki Paroki Santo

Antonius Kotabaru berjumlah sekitar 50 pasutri (2006). Jumlah yang tidak pasti

ini karena ada banyak pasutri yang tidak selalu menetap di lingkungan tersebut.

Pasangan muda ini banyak yang bekerja di luar rumah walaupun tidak

sedikit juga para istri yang menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja.

Kebanyakan dari suami-istri yang bekerja adalah sebagai karyawan, namun tidak

sedikit juga yang bekerja sebagai PNS dan wiraswasta. Pekerjaan yang dilakukan

oleh para pasutri tersebut membuat mereka sibuk dan menghabiskan waktu di luar

rumah untuk bekerja.

Dalam hal pendidikan para pasutri muda inipun rata-rata adalah lulusan

SMA dan Perguruan Tinggi. Pendidikan ini pula menentukan jenis pekerjaan

mereka yang mempengaruhi tingkat ekonomi keluarga mereka. Namun dalam hal

pengelolaan belum bisa dipastikan apakah mereka dapat mengelola dengan baik

atau tidak, sehingga perlu dilihat lagi.

C. Keluarga-Keluarga Muda Membangun Unsur-unsur Pembentuk Gereja

Rumah Tangga

Untuk melihat sudah sejauhmana keluarga-keluarga muda di Paroki Santo

Antonius Kotabaru membangun unsur-unsur pembentuk keluarga sebagai Gereja

Page 58: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

40

Rumah Tangga sebagai arah pembinaan secara formatif bagi anak-anaknya, maka

dilakukan penelitian sederhana. Adapun metode penelitiannya adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui sejauhmana keluarga muda sudah melaksanakan komunikasi yang

baik di dalam keluarganya.

b. Melihat bagaimana para orangtua muda melaksanakan pendidikan bagi anak

di dalam keluarganya

c. Mengetahui apakah keluarga-keluarga muda tersebut sudah turutserta dalam

tugas perutusan Gereja yaitu sebagai nabi, imam dan raja

d. Menggali harapan-harapan keluarga-keluarga muda di Paroki Santo Antonius

Kotabaru terhadap Gereja

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Hal

ini berdasarkan keprihatinan dari Romo Paroki yang mengatakan bahwa keluarga-

keluarga muda di paroki tersebut kurang diperhatikan dan keterlibatannya dalam

hidup menggereja sangat kurang. Selain itu, pendekatan terhadap merekapun sulit

dilakukan karena selain kesibukan mereka, mereka juga cenderung untuk menutup

diri terhadap “perhatian” yang diberikan oleh pihak Gereja. Adapun penelitian ini

akan dilakukan selama bulan Maret 2007.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan bantuan ketua lingkungan. Para

ketua lingkungan mendata keluarga muda yang ada di lingkungan mereka,

kemudian penyebaran kuesioner dilakukan oleh ketua lingkungan untuk kemudian

Page 59: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

41

diteruskan kepada keluarga-keluarga muda yang dijadikan responden. Selain itu

penulis juga mengunjungi para pasutri sendiri untuk diminta mengisi kuesioner

secara langsung.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrument pengumpul data yang dipakai adalah

dengan menyebarkan kuesioner, mengingat para responden tersebar secara

geografis (Wasito, 1992: 74). Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tertutup, sedangkan untuk menggali harapan-harapan dari mereka

digunakan kuesioner yang semi terbuka dimana para responden dimungkinkan

untuk menambah jawab yang telah disediakan. Penyebaran kuesioner dilakukan

pada awal bulan Maret 2007.

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup

sedangkan model kuesioner yang digunakan adalah model skala likert, dengan

tiga dan lima kategori jawaban untuk setiap pilihan dalam suatu item diberi bobot

skor sebagai berikut:

Tabel 1. Bobot Skor

Lima Kategoro Jawaban Tiga Kategori Jawaban

Selalu = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah = 1

Ya = 3

Ragu-ragu = 2

Tidak = 1

Pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang positif yaitu yang mendukung

gagasan dalam item-item yang tertera dalam skala likert.

Page 60: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

42

4. Responden Penelitian

Responden penelitian dipilih dengan kriteria tertentu (Purposive Sampling)

hanya sekitar dua puluh tiga (23) pasutri dari populasi sekitar lima puluh (50)

pasutri. Ini dipilih berdasarkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja, dan

mempunyai waktu banyak untuk tinggal di rumah bersama keluarga. Selain itu,

keluarga yang dipilih juga berdasarkan rekomendasi dari Romo paroki dan ketua-

ketua lingkungan setempat.

5. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti melalui instrument kuesioner dalam penelitian

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Variabel Penelitian

Variabel No. Item Jml 1 2 3

1. Identitas Responden 1,2,3 3 2. Komunikasi di dalam Keluarga 4,5,6, 7,8 ,9,10,11,31 9 3. Pendidikan Anak di dalam Keluarga 12,13,14,15,16,

17,18,19, 20,21,22,23 12

4. Keluarga ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja

24,25,26,27, 28,29,30, 32,33

9

5. Harapan-harapan keluarga muda terhadap Gereja

B1,B2, B3 3

Jumlah total item 36

Untuk mempermudah penyusunan daftar pertanyaan dengan skala Likert pada

kuesioner, disusunlah kisi-kisi final sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel Deskriptor Jml Item

No. Item

1 2 3 4 5 1. Identitas 1) Usia pernikahan 3 1,2,3

Page 61: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

43

Responden 2) Pendidikan 3) Pekerjaan

2. Komunikasi di dalam Keluarga

a. Komunikasi di Dalam keluarga

b. Komunikasi sebagai sarana rekonsiliasi

c. Keluarga berkomunikasi dengan masyarakat

1) Membicarakan makna perkawinan yang dijalani

2) Persoalan yang dibicarakan di dalam keluarga

3) Cara membangun komunikasi dengan anggota keluarga

1) Saling mengampuni 2) Cara menyelesaikan

konflik

1) Menjalin relasi dengan masyarakat sekitar

2) Ikut ambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan

1 2 1 2 1 1 1

4 8,11 10 7,31 9 5 6

3. Pendidikan anak di dalam Keluarga.

a. Keluarga sebagai tempat pendidikan anak yang pertama dan utama

b. Menyiapkan anak menjadi kader masyarakat

c. Pendidikan Iman pada tahap awal dalam keluarga

1) Sikap terhadap kelahiran anak

2) Orang tua sadar akan tugas dan kewajibannya

1) Penanaman nilai dan norma masyarakat

2) Memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitar

1) memberikan teladan iman

2) mengajarkan anak tentang iman

1 1 1 1 2 6

12 13 14 16 18,23 15,17,19,20,21,22

4. Keluarga Ikut ambil bagian

a. Sebagai Nabi Keluarga mewartakan Injil

3

24,25,33

Page 62: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

44

dalam tugas perutusan Gereja

b. Sebagai Imam

c. Sebagai Raja

Keluarga berdialog dengan Allah Keluarga melayani sesama

4 2

26,27,29,30 28,32

5. Harapan-harapan keluarga muda terhadap Gereja

a. Bentuk pendampingan

b. Bentuk Pembinaan

c. Bidang Pendampingan

Pribadi, berkelompok Rekoleksi, retret, konferensi, konsultasi

1 1 1

B1 B2 B3

D. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Dari 23 kuesioner yang disebarkan kepada keluarga-keluarga muda di

Paroki Santo Antonius Kotabaru, semua berhasil dikumpulkan. Data tersebut

diperoleh melalui kuesioner yang disusun oleh peneliti.

Berikut ini adalah 23 responden (pasutri) berdasarkan usia pernikahan

mereka:

Tabel 4. Usia Pernikahan Responden (N=23)

Usia Perkawinan Jumlah responden Persentase % 1 2 3

1 tahun 5 22 2 tahun 6 26 3 tahun 5 22 4 tahun 3 13 5 tahun 4 17

Jumlah 23 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia perkawinan pasutri yang

paling banyak mengisi lembar kuesioner adalah usia 2 tahun perkawinan (26%),

sedangkan yang paling sedikit mengisi lembar kuesioner adalah pasutri yang usia

perkawinannya 4 tahun (13%).

Page 63: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

45

Responden penlitian yang mengisi lembar kuesioner juga dibedakan

berdasarkan tingkat pendidikan. Untuk mengisi bagian ini, suami dan istri

dibedakan kerena memang suami-istri yang mengisi lembar kuesioner mempunyai

tingkat pendidikan terakhir yang berbeda. Adapun data berdasarkan tingkat

pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden Istri (N=23)

Pendidikan Jumlah Persentase % 1 2 3

Perguruan Tinggi 13 57 SMA/SMK 9 39 SMP 1 4 SD - -

Jumlah 23 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir

responden (istri) yang terbanyak adalah Perguruan Tinggi (57%). Dari sini dapat

dikatakan bahwa para istri muda di paroki Santo Antonius Kotabaru ini sangat

berpendidikan, sebab tingkat pendidikan yang paling rendah adalah SMP (4%).

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden Suami (N=23)

Pendidikan Jumlah Persentase % 1 2 3

Perguruan Tinggi 12 53 SMA/SMK 10 43 SMP 1 4 SD - -

Jumlah 23 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir

responden (suami) yang terbanyak adalah Perguruan Tinggi (53%). Dari sini dapat

dikatakan bahwa para suami muda di paroki Santo Antonius Kotabaru ini sangat

Page 64: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

46

berpendidikan, sebab tingkat pendidikan yang paling rendah adalah SMP (4%)

saja.

Seperti halnya tingkat pendidikan, untuk jenis pekerjaan juga dibedakan

antara suami dan istri, karena baik suami atau istri mempunyai perbedaan dalam

hal jenis pekerjaan. Informasi mengenai jenis pekerjaan responden dapat diamati

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7. Jenis Pekerjaan Responden (istri) (N=23)

Pekerjaan Jumlah Persentase % 1 2 3

PNS 3 13 Karyawan 7 31 Wiraswasta 3 13 Ibu rumah tangga 10 43

Jumlah 23 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah responden (istri) terbanyak adalah

sebagai ibu rumah tangga ( tidak bekerja) (43%). Dari tabel tersebut juga dapat

diketahui bahwa ternyata sebagian besar para istri (57%) mengahabiskan sebagian

waktunya untuk bekerja di luar rumah dari pagi hingga petang.

Tabel 8. Jenis Pekerjaan Responden (suami) (N=23)

Pekerjaan Jumlah Persentase % 1 2 3

PNS 3 13 Karyawan 9 39 Wiraswasta 7 31 Lainnya….(tidak tetap) 4 17

Jumlah 23 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah responden (suami) terbanyak adalah

bekerja sebagai karyawan (39%). Tabel tersebut juga menunjukan bahwa para

Page 65: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

47

suami muda tersebut sudah mempunyai pekerjaan tetap, karena hanya 4 responden

saja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap (17 %). Dari tabel tersebut juga dapat

diketahui bahwa ternyata sebagaian besar para suami juga menghabiskan sebagian

waktunya untuk bekerja di luar rumah dari pagi hingga petang.

Selanjutnya akan dipaparkan tentang frekuensi dari variabel-variabel yang

diteliti. Pemaparan selengkapnya disajikan dalam tabel-tabel berikut:

a. Frekuensi Komunikasi di dalam Keluarga

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai komunikasi di dalam keluarga,

ditemukan skor tertinggi 29 dan skor terendah sebasar 24. adapun frekuensinya

dapat diamati sebagai berikut:

Tabel 9. Komunikasi di dalam keluarga (N=23)

Kelas interval Frekuensi absolut Frekuensi relatif (%)

1 2 3 27-29 8 35 24-26 11 48 21-23 4 17

Jumlah 23 100

b. Frekuensi Pendidikan Anak

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

pendidikan anak di dalam keluarga, ditemukan skor tertinggi sebesar 41 dan skor

terendah sebesar 30. adapun frekuensinya dapat diamati dalam tabel berikut :

Tabel 10. Pendidikan Anak di dalam Keluarga (N=23)

Kelas interval Frekuensi absolut Frekuensi relatif (%) 1 2 3

38-41 6 26 34-37 9 39 30-33 8 35

Page 66: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

48

1 2 3 Jumlah 23 100

c. Frekuensi Keluarga Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai keluarga turut ambil bagian

dalam tugas perutusan Gereja, ditemukan skor tertinggi sebesar 30 dan skor

terendah sebesar 22. adapun frekuensinya dapat diamati dalam tabel berikut:

Tabel 11. Keluarga Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja

(N=23)

Kelas interval Frekuensi absolut Frekuensi relatif (%) 1 2 3

28-30 5 22 25-27 12 52 22-24 6 26

Jumlah 23 100

d. Harapan Keluarga Muda terhadap Gereja

Dari jawaban terhadap pertanyaan, responden cukup terbuka dalam

menanggapi dan menjawab pertanyaan. Namun demikian ada beberapa responden

yang mengisi lembar kuesioner itu dengan asal-asalan saja. Hal ini mungkin

karena responden merasa hal tersebut tidak penting dan hanya formalitas saja

(yang penting diisi).

Dalam pertanyaan tambahan ini, ada tiga pertanyaan yang diajukan kepada

responden (lihat lampiran 1 halaman (5)). Ketiga pertanyaan tersebut merupakan

penggalian harapan-harapan dari para pasutri muda terhadap Gereja, diantaranya

adalah tentang cara pendampingan yang diharapkan, bentuk pembinaan yang

dilakukan terhadap mereka dan bidang yang diharapkan mendapatkan perhatian

dalam pembinaan mereka sebagai keluarga muda.

Page 67: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

49

• Cara Pendampingan

Tabel 12. Cara Pendampingan

Cara Pendampingan Jumlah Responden

Persentase %

1 2 3 a). Berkelompok/massal 6 26,08 b). Pribadi 15 65,21 c). Keduanya 2 8,69

Dari tabel di datas dapat dilihat, bahwa 15 responden (65,21%) mengharapkan

pendampingan secara pribadi terhadap mereka. Namun 2 orang responden

(8,69%) tidak mempermasalahkan cara pendampingan yang akan dilakukan

terhadap mereka, baik secara pribadi ataupun kelompok.

• Bentuk Pembinaan

Tabel 13. Bentuk pembinaan yang Diharapkan

Bentuk Pembinaan Jumlah Responden

Persentase %

1 2 3 a). Konferensi 3 13,04 b). Rekoleksi 11 47,82 c). Retret 6 26,08 d). Konsultasi 3 13,04

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa 11 dari 23 responden lebih

menyukai pembinaan dengan rekoleksi (47,82%). Sedangkan untuk konferensi

dan konsultasi kurang diminati (13,04%).

Page 68: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

50

• Bidang Pembinaan

Tabel 14. Bidang Pembinaan

Bidang Pembinaan Jumlah Responden

Persentase %

1 2 3 a). Komunikasi dalam keluarga 5 21,73 b). Ekonomi Keluarga 1 4,34 c). Pendidikan Anak 7 30,43 d). Seks - - e). Semua Bidang 10 43,47

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 10 responden menginginkan

pembinaan dalam semua bidang dalam keluarga (43,47%). Dari tabel juga dapat

dilihat, bahwa tidak ada satupun responden yang mengharapkan adanya

pembinaan secara khusus terhadap bidang seks walaupun mereka menganggap

bahwa bidang tersebut penting untuk mendapatkan pembinaan seperti bidang-

bidang yang lainnya di dalam pembangunan keluarga.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Komunikasi di dalam Keluarga

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa keluarga muda di Paroki Santo Antonius

Kotabaru sudah melaksanakan komunikasi dengan baik di dalam keluarganya

(48%). Hal itu terlihat dari komunikasi yang terjalin antara suami-istri dalam

membicarakan persoalan-persoalan rumah tangga, seperti persoalan ekonomi, seks

dan juga pendidikan anak. Tetapi dalam hal membicarakan makna dari

perkawinan itu sendiri, masih jarang dilakukan oleh mereka (lampiran 3) padahal

hal tersebut sangat penting untuk selalu dikomunikasikan oleh suami-istri.

Page 69: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

51

Komunikasi yang terjalin tidak hanya terjadi di dalam keluarga saja

melainkan sampai ke masyarakat. Hal itu terlihat dari kebiasaan mereka untuk

berinteraksi dengan masyarakat sekitar setiap harinya. Namun dari data yang

diperoleh oleh penulis, komunikasi yang dilakukan oleh pasutri dengan

lingkungannnya masih rendah dan kurang terlaksana dengan baik (lampiran 3)

Selain itu komunikasi juga dijadikan sebagai sarana rekonsiliasi bagi

suami-istri jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat. Mereka membicarakan

permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan kesepahaman dan saling

memaafkan. Dari data yang diperoleh, sekitar 74% dari mereka tidak pernah

melibatkan orang ketiga untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik

diantara mereka (lampiran 3).

b. Pendidikan Anak di dalam Keluarga

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa pasutri muda ini menyadari

konsekuensi mereka untuk menikah. Mereka harus terbuka terhadap keturunan

dan bertanggung jawab untuk pendidikan anak-anak mereka (39%). Usia

pernikahan di bawah lima tahun memang belum terlalu terfokus kepada

pendidikan anak, karena anak mereka baru berusia 0-4 tahun. Telah dikatakan,

bahwa pendidikan anak hendaknya dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak anak

belum mengerti apa-apa. Oleh karena itu orang tua diharapkan dapat memberikan

teladan yang baik kepada anak-anaknya. Diantara para pasutri muda tersebut ada

juga yang belum mempunyai anak, tetapi setidaknya mereka mengetahui apa yang

akan mereka lakukan jika kelak anak mereka lahir.

Page 70: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

52

Dari tabel juga dapat dilihat, para pasutri sudah menyadari akan tuganya

mendidik anak dan memberikan perhatian dan kasih kepada anak-anaknya. Hal itu

terlihat dari tingginya perhatian pasutri terhadap kelahiran anak. Sekitar 91% dari

mereka menghadapi kelahiran itu bersama-sama, dengan demikian anak akan

merasakan kasih dari kedua orangtuanya secara langsung bahkan ketika mereka

baru lahir ke dunia (lampiran 3).

Begitu juga dalam hal iman, mereka juga mulai memperkenalkan tentang

iman kepada anak-anak mereka sejak dini dengan mengajak anak untuk berdoa

bersama di rumah, mengajak mereka untuk mengikuti liturgi ekaristi di Gereja,

melihat suasana di dalam Gereja, mendengarkan lagu-lagu rohani dan bertemu

dengan umat lain. Walaupun mereka belum memahami ataupun mengerti apa

artinya mereka berada di tempat tersebut. Pendidikan iman anak sejak dini juga

dilakukan di rumah dengan teladan yang diberikan oleh orangtua dengan bersikap

baik sebagai perwujudan dari iman mereka. Tetapi berdasarkan data yang

diperoleh, para pasutri ini masih belum melaksanakan pendidikan dalam hal iman

dengan baik khususnya dalam hal memperkenalkan Kitab Suci dan

memperkenalkan panggilan hidup religius kepada anak-anak mereka (lampiran 3)

Begitu pula dalam menyiapkan anak-anaknya menjadi bagian dari

masyarakat luas. Sejak dini para pasutri muda ini sudah mulai memperkenalkan

anak-anak mereka dengan lingkungan sekitar dan berinteraksi dengan masyarakat

sekitar. Interaksi itu bisa dimulai dengan mulai membuka pintu rumah bagi orang

lain untuk masuk dan berinteraksi dengan keluarga. Sebaliknya dengan membawa

anak mereka keluar untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar, dengan

Page 71: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

53

demikian anak tidak hanya mengetahui bagaimana lingkungan di dalam

keluarganya, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.

c. Keluarga Turut Serta dalam Tugas perutusan Gereja

Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat, bahwa keluarga muda di Paroki

Santo Antonius Kotabaru ini sudah cukup terlibat dalam tugas perutusan Gereja

walaupun belum maksimal (52%). Keluarga-keluarga ini sudah melaksanakan

tugas kenabiannya dengan mewartakan Injil di dalam keluarganya. Hal tersebut

terlihat bahwa mereka membiasakan keluarganya untuk membaca Kitab Suci dan

mendalami bersama. Tetapi berdasarkan hasil survey, mereka juga terbentur oleh

kesibukan pekerjaan sehingga hal tersebut menjadi sangat jarang dilakukan

bersama-sama.

Dari data yang diperoleh, mereka juga sudah cukup melaksanakan tugas

imamatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana mereka menjalin relasi dan

berdialog dengan Allah. Mereka mempunyai kebiasaan untuk berdoa bersama di

rumah dan mengikuti perayaan Ekaristi bersama di Gereja. Merekapun

menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan di lingkungan. Namun dari data

yang diperoleh, keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan ini

masih sangat rendah (lampiran 3).

d. Harapan-harapan Keluarga muda terhadap Gereja

• Cara pendampingan

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat, bahwa terdapat 15 responden (65,21 %)

yang menginginkan pendampingan secara pribadi kepada masing-masing pasutri,

Page 72: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

54

karena dengan demikian mereka dapat dengan bebas melakukan sharing tentang

kehidupan berkeluarganya tanpa takut diketahui oleh orang lain. Sedangkan 6

responden (26,08 %) lain lebih menginginkan pendampingan secara berkelompok

karena dapat berbagi pengalaman dengan pasutri yang lain mengenai

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam rumah tangga. Responden

lainnya tidak mempermasalahkan cara pendampingan yang dilakukan, entah itu

secara pribadi atau berkelompok, dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam

tabel berikut ini:

• Bentuk Pembinaan

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa para pasutri muda sangat mengharapkan

pembinaan dalam bentuk rekoleksi (47,82%). Mereka menganggap, pembinaan

dengan rekoleksi dirasa lebih santai dibandingkan dengan retret ataupun

konferensi yang mereka anggap serius dan sangat rohani.

Walaupun para pasutri mengharapkan pendampingan secara pribadi, tetapi

dalam bentuk pembinaan mereka mengharapkan pembinaan yang dilakukan

bersama-sama pasutri lainnya. Karena dengan demikian, mereka dapat berbagi

pengalaman dan sharing dari pasutri lainnya khususnya dalam hal pembangunan

keluarga yang katolik. Selain itu dalam proses rekoleksi yang dilaksanakan

dimungkinkan adanya konsultasi pribadi antara peserta dengan pembina.

• Bidang Pembinaan

Dari tabel 13 dapat dilihat, bahwa 10 orang (43,47%) responden

mengharapkan pendampingan dalam semua bidang dalam kehidupan berumah

Page 73: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

55

tangga. Di antaranya adalah komunikasi di dalam keluarga, ekonomi keluarga,

pendidikan anak dan seks.

Dari tabel juga dapat dilihat, bahwa para responden memandang bahwa

semua bidang dalam hal hidup berkeluarga memerlukan adanya pembinaan dan

pendampingan. Namun jika dikhususkan, mereka juga memandang penting

bidang pendidikan anak (30,43 %) sehingga perlu adanya pembinaan dan

pendampingan yang serius terhadap bidang tersebut, karena dapat mendukung

adanya pembinaan yang bersifat formatif dan berdampak ganda bagi pasutri dan

anak-anaknya.

Berdasarkan tabel juga dapat dilihat, bahwa mereka tidak menjadikan

pembinaan dan pendampingan dalam bidang seks suami istri sebagai suatu

kekhususan jika dibandingkan dengan bidang ekonomi keluarga (4,34 %).

Harapan-harapan yang telah terungkap ini membuktikan keseriusan responden

untuk menanggapi perhatian yang diberikan Gereja terhadap mereka.

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap keluarga-keluarga muda

di Paroki Santo Antonius Kotabaru mempunyai beberapa keterbatasan.

Keterbatasan tersebut dikarenakan terbatasnya waktu, tenaga dan juga biaya,

sehingga penulis hanya meneliti kehidupan keluarga-keluarga muda, khususnya

dalam hal unsur-unsur pembentukan keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga serta

manggali harapan-harapan mereka terhadap Gereja. Sedangkan permasalahan dan

kendala-kendala yang dihadapi untuk melaksanakan itu semua tidak penulis teliti

dan memerlukan penelitian lebih lanjut yang dapat dilakukan oleh peneliti lain.

Page 74: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

BAB IV

REFLEKSI DAN USULAN PROGRAM

Pada bagian ini, penulis mencoba memaparkan refleksi pastoral atas hasil

penelitian lapangan terhadap keluarga muda dalam membangun unsur-unsur

pembentuk keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga di Paroki Santo Antonius

Kotabaru, Yogyakarta. Berangkat dari refleksi pastoral ini, selanjutnya penulis

akan menyampaikan sebuah usulan program pendampingan yang diharapkan

dapat berguna bagi para pendamping iman umat dalam rangka membantu para

pasutri muda, khususnya di Paroki Santo Antonius Kotabaru dalam membangun

keluarga sebagai unit formatif yang diharapkan oleh Gereja.

A. Pokok Refleksi: Keluarga Muda Membangun Unsur-unsur Formatif di

dalam Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga

Suami-istri dipanggil oleh Allah untuk membangun sebuah komunitas

yang dapat menjadi sebuah basis kesejatian hidup beriman serta membangun

keluarganya menjadi Gereja Rumah Tangga. Dari hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa secara umum keluarga-keluarga, khususnya keluarga muda di

Paroki Santo Antonius Kotabaru sudah membangun unsur-unsur pembentuk

keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga walaupun perlu adanya peningkatan

dalam beberapa sub bidang pembinaan. Hal tersebut tampak dari cara mereka

membangun unsur-unsur pembangun keluarga sebagai Gereja Rumah tangga

berikut:

1. Komunikasi di dalam Keluarga

Page 75: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

57

Berdasarkan hasil penelitian, para pasutri di Paroki Santo Antonius

Kotabaru sudah membangun komunikasi mereka dengan baik di dalam

keluarganya. Para pasutri khususnya, mereka selalu mengkomunikasikan

permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi di dalam keluarga mereka, baik

itu mengenai keluarga mereka, pendidikan anak-anak mereka, ekonomi keluarga

mereka, dan juga dalam hal hubungan seksual suami istri.

Namun dalam komunikasi yang dilakukan antara suami-istri masih harus

ada peningkatan khususnya dalam hal membicarakan makna dari perkawinan itu

sendiri bagi mereka, karena masih sangat jarang mereka lakukan. Padahal

pemahaman dan diskusi antara mereka mengenai makna dari perkawinan tersebut

merupakan dasar bagi mereka dalam membangun keluarga yang sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh gereja dan Allah sendiri.

Hal itu terjadi, mungkin karena mereka sudah merasa memahami dengan

sungguh makna dari perkawinan itu sendiri, karena tidak mungkin mereka

memutuskan untuk menikah tanpa mangetahui makna dari perkawinan yang

dijalaninya tersebut. Tetapi dimungkinkan juga sebaliknya, bahwa mereka

memang tidak begitu memahami makna dari perkawinan tersebut terhadap

pembangunan rumah tangga mereka, sehingga memilih untuk tidak

membicarakannya.

Selain kurangnya frekuensi suami istri dalam mengkomunikasikan makna

dari perkawinan itu di antara mereka, berdasarkan hasil penelitian, frekuensi

komunikasi mereka dengan masyarakat juga dirasa masih kurang dan perlu

peningkatan. Para pasutri muda ini tidak selalu dapat berkomunikasi dengan

masyarakat lingkungan sekitarnya, baik melalui pergaulan dan peran serta mereka

Page 76: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

58

dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Hal ini tentu saja menjadi suatu

keprihatinan, karena keluarga mereka adalah sel terkecil dari masyarakat dan

hidup di tengah masyarakat sehingga hendaknya mampu tetap hidup terintegrasi

dengan masyarakat sekitarnya baik melalui pergaulan dan membangun relasi yang

baik dengan masyarakat seperti yang telah diungkapkan dalam Nota Pastoral KAS

2007 dan Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolisnya bagi keluarga-

keluarga Kristiani di dunia modern.

Hal tersebut dimungkinkan karena kesibukan mereka dalam pekerjaan,

karena berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar dari pasutri tersebut

bekerja di luar rumah baik sebagai karyawan, PNS dan yang lainnya, sehingga

bisa diandaikan waktu mereka setelah bekerja lebih cenderung untuk keluarga

daripada masyarakat. Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan hendaknya dapat

membantu mereka dalam menyeimbangkan peran mereka sebagai keluarga

sekaligus sebagai masyarakat.

Dalam hidup perkawinan ada saat dimana terjadi kurang kesepahaman

antar suami-istri, anak dan juga anggota keluarga yang lainnya. Hal-hal tersebut

tidak jarang menyebabkan timbulnya konflik. Para pasutri ini juga lebih memilih

mengkomunikasikan konflik yang terjadi antara mereka dengan tidak meminta

bantuan orang ketiga. Hal ini sangat baik karena sebagai orang beriman, ketika

mereka berhasil mengatasi konflik, mereka juga diharapkan mampu untuk saling

mengampuni satu sama lain.

Maka persoalan pastoral dalam bidang ini adalah bagaimana membantu

para pasutri tersebut untuk membina komunikasi dan memanfaatkannya

semaksimal mungkin bukan hanya untuk mengatasi konflik, tetapi terutama untuk

Page 77: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

59

mengembangkan setiap warga keluarga sebagai manusia beriman dan warga

Kerajaan Allah yang dewasa.

2. Pendidikan Anak di dalam Keluarga

Dalam tugas dan perutusannya untuk membangun keluarga, para pasutri

terutama dipanggil untuk menjadi orang tua bagi anak-anak mereka, dengan

bersikap terbuka kepada kelanjutan keturunan dan bertanggung jawab untuk

mendidiknya dengan baik. Dalam usia pernikahan yang masih muda, tentu saja

masalah pendidikan anak belumlah serumit usia pernikahan yang lebih tua, di saat

anak-anak sudah bertumbuh besar dan mulai terbentuk kepribadiannya. Namun

dasar-dasar yang di letakkan pada tahap awal ini akan sangat menentukan suasana

pembinaan pada usia selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dlakukan penulis, pendidikan anak yang

dilakukan oleh keluarga muda di Paroki santo Antonius Kotabaru sudah

terlaksana dengan baik walaupun masih ada beberapa hal yang harus

mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan, khususnya dalam hal pendidikan iman

anak-anak mereka. Dalam mendidik iman anak-anak mereka, para orangtua muda

ini sudah melaksanakannya dengan baik, karena mereka memang sudah mulai

memperkenalkan hal-hal iman yang hendaknya diketahui oleh anak-anak mereka

sejak dini, seperti hidup doa di dalam keluarga, liturgi Gereja, teladan iman dsb.

Tetapi mereka kurang memberi perhatikan akan pentingnya

memperkenalan Kitab Suci sejak dini kepada anak-anak mereka. Padahal Kitab

Suci merupakan sebuah kitab iman (Lalu, 2005: 96) dimana Tuhan “berbicara”

kepada manusia lewat pengalaman hidup manusia yang direfleksikan dalam

Page 78: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

60

terang iman, sehingga menjadi pengalaman iman, yang kemudian dituliskan dan

dibukukan menjadi Kitab Suci. Pengenalan Kitab Suci kepada anak-anakpun

hendaknya dilakukan sesuai dengan pengalaman dan kemampuan dalam

mencerna apa yang disampaikan.

Untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada anak-anaknya, tentu saja para

orangtua juga harus memahami apa itu Kitab Suci, khususnya yang berkaitan

dengan pendidikan iman anak di dalam keluarga. Tidak hanya memahami makna

dari kitab Suci itu sendiri, para orangtua juga hendaknya mengetahui metode

penyampaian yang dipergunakan kepada anak, sebagai salah satu contoh bisa

dengan menggunakan metode bercerita tentang tokoh-tokoh Kitab Suci.

Di saat anak sudah mulai mempunyai kemampuan untuk merangkai satu

peristiwa dengan peristiwa lainnya, maka anak akan terbuka terhadap kisah dan

juga cerita Di sini daya khayal anak mulai dihidupkan dan dikembangkan. Tentu

saja hal ini menuntut waktu dan kesabaran dari pihak orangtua, dan kesediaan

untuk meluangkan waktu bagi pengumpulan bahan cerita serta untuk bercerita itu

sendiri. Dalam hal ini, kiranya para orangtua muda perlu dibantu dan didampingi

untuk mampu bercerita kepada anak-anak mereka yang masih amat kecil.

Selain itu juga keluarga-keluarga muda ini belum begitu menyadari,

bahwa semua keluarga menjadi sebuah seminari dasar. Artinya, menjadi tempat

bertumbuhnya iman sedemikian rupa sehingga anak-anak katolik yang diasuh dan

dididik dalam keluarga tersebut mampu menyadari panggilan Tuhan atas dirinya.

Keluarga diharapkan menjadi tempat berkembangnya kepribadian semua anak,

sehingga kelak mereka menjadi orang-orang dewasa yang benar-benar manusiawi

dan sekaligus benar-benar katolik. Di sana, setiap anak dibantu dalam mencari dan

Page 79: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

61

menemukan panggilan Allah atas dirinya, entah untuk menjadi imam, untuk hidup

membiara, atau untuk hidup berkeluarga.

Peran keluarga dan orangtua dalam panggilan hidup anak adalah

mendukung dan mempersiapkan “tanah” jika pada suatu saat Allah akan memakai

mereka untuk ditanami oleh benih panggilan religius atau panggilan hidup

berkeluarga. Untuk mempersiapkan ini, kiranya para orangtua bisa membantu

anak-anaknya dengan memberikan teladan bagaimana menghayati dan

menanggapi panggilan Allah terhadap mereka baik sebagai religius maupun hidup

berkeluarga. Memberi teladan hidup dalam berkeluarga bisa dilakukan oleh

keluarga sendiri dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan memperkenalkan anak

kepada kaum religius merupakan cara bagaimana anak mengetahui siapa itu

imam, suster dan bruder. Sesuai dengan kemampuan anak, ketertarikan mereka

terhadap kaum religiuspun berawal dari sisi luarnya saja seperti penampilan para

imam dengan jubahnya atau suster dengan baju dan kerudungnya. Pengenalan

anak akan kaum religius akan berkembang seiring dengan berkembangnya usia

dan kemampuan mereka untuk memahami segala sesuatu.

3. Keluarga Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga-

keluarga muda di Paroki santo Antonius Kotabaru sudah ikut ambil bagian dalam

tugas perutusan Gereja, baik sebagai nabi, imam maupun raja. Namun demikian

masih diperlukan banyak peningkatan, terutama dalam hal keterlibatan mereka di

lingkungan hidup kejemaatan, karena mereka cenderung ambil bagian dalam

tugas perutusan itu hanya di dalam keluarganya sendiri saja.

Page 80: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

62

Telah dikatakan bahwa sebagai unit terkecil jemaat, keluarga diharapkan

menjadi basis kesejatian hidup beriman. Dengan kata lain, dalam lingkupnya

sendiri keluarga dipanggil untuk ikut serta dalam misi Gereja secara keseluruhan

dengan turut membangun Kerajaan Allah. Secara lebih kongkrit, keikutsertaan

keluarga dalam perutusan Gereja ini tampak secara eksternal dalam keterlibatan

dalam macam-macam segi hidup jemaat, secara internal dalam ketekunan

membina orang-orang kristiani yang tangguh dan peduli akan sesamanya.

Oleh karena keterbukaan misioner Gereja ini berarti keterbukaan jemaat

akan situasi masyarakatnya, maka keluarga pun perlu membuka diri terhadap

persoalan-persoalan masyarakat sendiri. Pada prakteknya, persoalan-persoalan ini

akan masuk ke dalam hidup keluarga lewat profesi suami maupun istri, dan akan

lebih baik jika hal ini menjadi bahan dialog bagi suami-istri, bukan hanya dalam

perspektif untuk kesejahteraan mereka sendiri, tetapi juga dalam perspektif

kebaikan masyarakat pada umumnya. Maka berlangganan surat kabar dan

majalah, membahas tayangan-tayangan televisi, dan ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan merupakan bentuk dari partisipasi misioner keluarga-

keluarga muda.

Oleh karena itu, pembinaan dalam bidang ini mutlak diperlukan, karena

hal ini penting untuk dimulai dalam usia pernikahan yang masih muda, di mana

secara internal keluarga masih harus mengkonsolidasikan diri. Bila sejak awal

konsolidasi keluarga sudah menyatu dengan gerak partisipasi kejemaatan, kiranya

untuk tahap-tahap usia selanjutnya keluarga tersebut tidak akan merasa canggung

dan ragu-ragu untuk menggabungkan diri dengan gerak misioner Gereja.

Page 81: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

63

4. Harapan-harapan Keluarga Muda terhadap Gereja

Dari hasil penelitian dapat dilihat, bahwa keluarga-keluarga muda sangat

mengharapkan adanya pendampingan dan pembinaan dari pihak Gereja. Mereka

menganggap masih harus banyak belajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pembangunan keluarga yang Katolik, yang sesuai dengan kehendak Allah.

Menanggapi keprihatinan yang diungkapkan Romo Paroki Santo Antonius

Kotabaru bahwa mereka sangat tertutup dan sangat sukar didekati, ternyata

mereka sangat menginginkan pendekatan yang dilakukan secara pribadi kepada

masing-masing pasutri, karena dengan begitu mereka bisa lebih leluasa dalam

mensharingkan pengalaman-pengalaman dan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi tanpa diketahui oleh orang lain.

Namun dalam hal pembinaan, mereka sangat mengharapkan pembinaan

yang dikemas dalam bentuk rekoleksi pasutri. Para pasutri melihat, bahwa

walaupun mereka didampingi secara pribadi, tetapi dalam pembinaan mereka juga

mengharapkan adanya rekan pasutri lain untuk saling berbagi pengalaman dalam

membina hidup berkeluarga. Selain itu dalam proses rekoleksi yang berlangsung

merekapun mempunyai kesempatan untuk berkonsultasi secara pribadi.

Mengenai bidang pendampingan yang mereka harapakan, mereka sangat

mengharapkan pembinaan yang membahas semua bidang pembinaan keluarga,

yaitu mengenai komunikasi di dalam keluarga, pendidikan anak di dalam

keluarga, ekonomi keluarga dan seks dalam relasi mereka sebagai suami istri.

Kiranya hal tersebut memang sangat sesuai bagi mereka yang baru saja menapaki

jalan menuju hidup berkeluarga, sehingga setelah mereka mendalami bidang-

bidang di atas, mereka dapat membangun keluarganya dengan baik sesuai dengan

Page 82: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

64

yang diharapkan oleh Gereja sekaligus dapat memberikan contoh yang baik

kepada anak-anaknya kelak

.

B. Usulan Program

Menanggapi usaha keluarga muda untuk membangun unsur-unsur

pembentuk keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga yang de facto telah

dilaksanakan oleh keluarga-keluarga muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru

dan juga menanggapi harapan-harapan keluarga-keluarga muda tersebut terhadap

Gereja dalam melakukan pendampingan dan pembinaan bagi mereka, maka

selanjutnya penulis mencoba mengusulkan sebuah program kegiatan pembinaan

keluarga muda. Usulan akan program tersebut berkaitan dengan bidang studi yang

digumuli penulis, yaitu katekese, sesuai dengan harapan para pasutri, bentuk yang

mereka inginkan adalah rekoleksi.

Namun dalam hal ini terjadi suatu ketidak konsistenan antara

pendampingan yang diinginkan oleh para pasutri dan bentuk pembinaan yang

diharapkan oleh mereka. Dalam hal cara pendampingan, mereka lebih

menginginkan pendampingan secara pribadi terhadap mereka masing-masing

pasutri, tetapi dalam bentuk pembinaan, mereka mengharapkan rekoleksi dan

bukan konsultasi keluarga. Untuk menanggapi harapan dari para pasutri tersebut,

penulis akan mengusulkan kegiatan katekese yang dikemas dalam bentuk dan

suasana rekoleksi keluarga serta memungkinkan adanya kesempatan untuk

melakukan konsultasi secara pribadi dengan para pembina.

Kegiatan rekoleksi bukan hal yang asing di kalangan Gereja Katolik

Indonesia, karena kegiatan ini sering dilakukan oleh umat baik itu oleh kaum

Page 83: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

65

awam maupun religius dengan berbagai kelompok masing-masing. Melalui

kegiatan rekoleksi ini, para peserta dapat mengolah dan merefleksikan

pengalaman hidupnya sehingga dapat mengambil makna dari pengalaman-

pengalaman itu dari sudut rohani.

Rekoleksi dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga penyesuaian

dilakukan dengan menentukan bahan dan tema. Bahan yang diolah dalam

rekoleksi diambil dari pengalaman hidup yang sudah dijalani ataupun dari

kebutuhan dan minat yang sedang muncul atau dari sebuah peristiwa penting

dalam hidup yang dianggap amat penting.

Alasan penulis mengemasnya dalam bentuk rekoleksi adalah selain untuk

memenuhi harapan para pasutri tetapi juga karena rekoleksi dilaksanakan dalam

waktu yang singkat. Ini sesuai dengn situasi para pasutri muda di paroki Santo

Antonius Kotabaru yang tidak mempunyai banyak waktu untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan pembinaan seperti itu. Dan alasan penulis menggunakan metode

katekese dalam rekoleksi tersebut adalah, karena bahan dari rekoleksi tersebut

dikumpulkan dari pengalaman hidup mereka sebagai orang yang beriman. Maka

penulis pertama-tama akan mengupas tentang makna dan tujuan katekese, model

katekese yang digunakan, kemudian tujuan usulan program, peserta, matriks

usulan program, dan diakhiri dengan contoh persiapan dan petunjuk pelaksanaan

rekoleksi keluarga muda.

1. Makna dan Tujuan Katekese

Seiring perkembangan Gereja, katekese juga mengalami perkembangan.

Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostoliknya menegaskan bahwa yang

dimaksud dengan katekese adalah : “pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang

Page 84: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

66

dewasa dalam iman yang khususnya mencakup penyampaian ajaran kristen, yang

pada umumnya diberikan pada saat organis dan sistematis, dengan maksud

mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen” (CT, 18).

Pembinaan iman, baik anak-anak, kaum muda dan dewasa menjadi tugas

pembinan iman atau katekis. Pembinaan iman yang dilakukan diandaikan ada

suatu perencanaan yang sistematis sesuai dengan keadaan peserta. Orangtua telah

menurunkan kehidupan kepada anak-anaknya, maka pembina iman yang utama di

dalam keluarga adalah orang tua (FC, 36)

Arah penting dari katekese sudah disadari oleh Gereja. Bahkan Pertemuan

Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia (PKKI) juga telah menyadarinya.

Berdasarkan studi terhadap pelaksanaan katekese di Indonesia dan juga terhadap

berbagai usaha yang telah dilakukan guna mengatasi persoalan dan meningkatkan

mutu katekese, maka diadakan pertemuan antar keuskupan untuk mencoba

merumuskan suatu arah katekese yang ideal. Pada PKKI II araj katekese tersebut

lebih dikenal dengan istilah katekese umat. Rumusan katekese pada PKKI II

adalah sebagai berikut:

Katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (pengahayatan iman) antara anggota jemaat/ kelompok. Melalui kesaksian, para peserta dapat saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara makin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakan pada pengahayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan ada perencanaan (Setyakarjana, 1997:67).

Dari pengertian tersebut dapat dipahami mengenai kekahasan katekese umat.

Kekahasan itu terletak pada kesederhanaannya yang terletak pada pengalaman

iman umat sendiri yang dijadikan tekanan dan dikemas dalam bentuk komunikasi

iman, sehingga Kabar Gembira dimungkinkan dapat sampai kepada umat melalui

Page 85: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

67

siatuasi konkret hidup mereka sehari-hari. Namun dalam pelaksanaannya, proses

ketekese juga tidak bisa mengenyampingkan soal pengetahuan walaupun dibuat

sesederhana mungkin, tidak terlalu rumit dan teologis, karena umat (awam) akan

sulit memahami, dan pesan tidak akan sampai kepada mereka. Perlu disadari

bahwa peran katekis mutlak diperlukan dalam proses katekese.

Setyakarjana (1997: 71) mengungkapkan, bahwa katekis sebagai

pemimpin katekese hendaknya dapat bertindak sebagai pengarah dan pemudah

(fasilitator). Ia adalah pelayan yang menciptakan suasana yang komunikatif. Ia

membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara terbuka.

Manekankan bahwa katekis sebagai pemimpin dalam proses katekese tidak

membawa diri sebagai orang yang paling pintar dan paling tahu tentang iman

sehingga menimbulkan kesan indotrinasi terhadap peserta.

Mengenai tujuan dari katekese itu sendiri, Paus Yohanes Paulus II dalam

Anjuran Apostoliknya mengungkapkan bahwa tujuan khas dari katekese adalah :

“berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari

hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta semakin memantapkan

perihidup Kristen umat beriman, muda maupun tua” (CT, 20). Tujuan katekese

yang dimaksud dalam dokumen tersebut adalah, bahwa katekese harus dilakukan

secara berkesinambungan. Artinya karya katekese hendaknya dilakukan secara

terus-menerus sampai manusia mencapai kepenuhannya di dalam Kristus, yakni

ketika mereka berjumpa dengan Dia pada kehidupan kekal.

Para pakar katekese menitikberatkan komunikasi iman dalam katekese

dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini PKKI II merangkumnya sebagai berikut:

Page 86: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

68

• Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari.

• Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari;

• Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita;

• Pula kita semakin bersatu dalam Kristus, semakin menjemaat, makin tegas mewujudkan Gereja setempat, dan mengokohkan Gereja setempat, serta mengokohkan Gereja semesta;

• Hingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat (Setyakarjana, 1997:72)

Dengan demikian umat mampu membuka diri kepada kehadiran Tuhan di tengah-

tengah mereka sehingga akan timbul suatu pengharapan bahwa akan datang

keselamatan dan kehidupan kekal seperti yang sudah dijanjikan oleh Kristus

sendiri. kesadaran akan kepercayaan dan harapan yang sama, akan memapukan

umat untuk saling menguatkan dan menguhkan di dalam iman dan mereka akan

menjadi saksi dari kebaikan dan cinta kasih Tuhan.

Dalam keseluruhan uraian tentang makna dan tujuan katekese, dapat

ditarik sebuah pemahaman tentang pengertian dan tujuan katekese keluarga muda.

Katekese keluarga muda adalah sebuah komunikasi iman atau tukar pengalaman

(penghayatan iman) antara suami-istri dan pasutri-pasutri yang baru saja

mengarungi bahtera rumah tangga. Melalui kesaksian akan sharing pengalaman,

mereka dapat saling membantu sehingga mereka saling menguhkan dalam

panggilannya membangun keluarga yang dikehendaki oleh Allah. Untuk ini tetap

dibutuhkan peranan seorang fasilitator yang membantu dan memperlancar sharing

antar pasutri tersebut.

Adapun katekese bagi keluarga muda ini memiliki tujuan supaya dalam

terang Injil, para pasutri yang baru membangun keluarga semakin meresapi arti

pengalaman hidup sehari-hari bersama keluarga dengan segala permasalahannya,

Page 87: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

69

semakin menyadari kehadiran Tuhan di tengah keluargannya, mampu saling

mngampuni, sehingga merekapun semakin sempurna dalam beriman, berharap,

mengamalkan cinta kasih di tengah-tengah keluarga. Katekese bagi keluarga ini

juga mewujudkan unsur gerejani dari hidup berkeluarga, di mana Gereja ikut serta

menumbuhkan unit-unitnya yang terkecil.

2. Model Katekese yang digunakan

Bertitik tolak dari perkembangan katekese dewasa ini, maka dalam usulan

program, penulis mengusulkan sebuah model katekese, yaitu model pengalaman

hidup. Alasan penulis menawarkan model ini adalah karena peserta diberi

kesempatan seluas-luasnya sehingga hal yang mereka gumuli dan temui dalam

hidup mereka sehari-hari dapat ditanggapi bersama dalam terang Kitab Suci dan

tradisi Gereja. Pengembangan langkahpun sangat sederhana sehingga sangat

memungkinkan untuk dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi.

Adapun langkah-langkah dalam proses katekese dalam model pengalaman

tersebut terdiri dari tiga langkah besar yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan

adanya pengembangan langkah-langkah yang lebih kecil lagi. Langkah-langkah

tersebut dapat penulis rangkum sebagai berikut (Lalu, 2005: 74):

a. Langkah pertama: Proses mengamati dan menyadari suatu fenomena

tertentu di dalam pengalaman hidup yang diangkat sebagai tema

Pada langkah pertama ini peserta diajak untuk mengamati fakta yang

terjadi dengan menggunakan dokumen (fakta, peristiwa) tertentu yang berwujud

cerita bergambar, video, berita, kisah dan sarana-sarana lain. Langkah ini

Page 88: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

70

menyadarkan peserta bahwa sabda Allah bukanlah anonim, tetapi selalu bertolak

dari situasi konkret jemaat pada konteks tertentu. Pada langkah ini peserta juga

diajak untuk mendalami pengalaman-pengalaman hidup mereka untuk kemudian

dirangkum berkaitan dengan tema.

b. Langkah kedua: menyadari dan merefleksikan situasi yang telah

dianalisis dalam terang sabda Allah

Kitab Suci merupakan ungkapan tertulis sabda Allah yang mempunyai

peranan sangat pentig di dalam katekese. Melalui Kitab Suci, peserta diajak untuk

mendengar Allah bersabda di tengah-tengah mereka. Perikope Kitab Suci yang

dipilih harus sesuai dengan atau sekurang-kurangnya mendekati tema atau situasi

yang sedang dibahas. Peserta diajak dan diberi kesempatan serta waktu untuk

sungguh-sungguh mendengarkan dan merenungkan sabda Allah tersebut.

Dalam renungan tersebut diharapkan peserta dapat menemukan dan

memahami kepedulian Allah terhadap mereka dan bagaimana Allah bersikap.

Peserta juga didajak untuk membayangkan apa yang dilakukan Allah yang hadir

dan bersabda di tengah-tengah mereka. Sampai akhirnya mereka berfikir apa yang

hendaknya mereka lakukan untuk membawa keselamatan di tengah-tengah

mereka.

c. Langkah ketiga : Memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertindak.

Langkah-langkah mengamati situasi dan kemudian merefleksikannya

dalam terang sabda Allah bertujuan supaya kita menjadi lebih sadar akan

panggilan sebagai orang beriman untuk bertindak dan memperbaiki keadaan.

Mungkin sabda Allah tersebut akan menegur kita untuk bermetanoia, mungkin

Page 89: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

71

juga memberi inspirasi dan meneguhkan kita untuk berani bertindak. Maka pada

tahap ini, peserta katekese diharapkan membuat rencana-rencana dan

membulatkan tekad untuk bertindak. Tindakan yang dilakukan tentu saja sudah di

luar katekese, namun merupakan implementasi dari katekese. Katekese selalu

berujung pada aksi nyata.

3. Tujuan Usulan Program

Tujuan program yang diusulkan di sini adalah memperkenalkan para

pasutri muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru akan unsur-unsur kesejatian

hidup kristiani yang harus terwujud dalam hidup berkeluarga. Kesejatian ini

diharapkan terbentuk dalam macam-macam bidang yang telah disebut di atas,

yakni, komunikasi dalam keluarga, pendidikan anak dan keterlibatan keluarga

dalam tugas dan perutusan Gereja.

4. Peserta

Peserta dari program ini adalah para pasutri dengan usia pernikahan lima

tahun ke bawah, yang menikah secara katolik dan tinggal di wilayah Paroki Santo

Antonius Kotabaru. Jumlah peserta sebaiknya memungkinkan interaksi yang

bermakna antar mereka, maka dari itu jangan terlalu sedikit maupun terlalu

banyak. Misalnya sebuah pertemuan diikuti oleh 20 sampai 25 pasangan.

Dalam hal ini menjadi tugas katekis untuk dapat menyususn program dan

satuan persiapan rekoleksi dengan katekse yang menarik, dengan menggunakan

metode yang dan sarana yang dapat menyentuh pengalaman hidup dan iman

peserta. Berikut ini penulis mengusulkan sebuah program dan contoh satuan

Page 90: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

72

persiapan. selebihnya katekis di lapangan dapat menyusun dan

menyempurnakannya sesuai dengan situasi dan kondisi umat yang dilayani.

Page 91: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

73

5. Matriks Usulan Program Rekoleksi Pasutri Muda Tema : Membina Komponen-komponen Formatif Hidup Beriman di dalam Keluarga

Tujuan : Meningkatkan kualitas para pasutri muda dalam membangun unsur-unsur kesejatian hidup kristiani yang harus terwujud

dalam hidup berkeluarga.

No Sub

Tema Tujuan

SubTema Judul

Pertemuan Tujuan

pertemuan Materi Metode Sarana Waktu Sumber bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Komunika

si di dalam

keluarga

Membantu para pasutri muda untuk membangun komunikasi yang sehat di dalam keluarganya baik komunikasi antara suami-istri, komunikasi antar anggota keluarga dan masyarakat

a. Bagaimana seharusnya suami-istri berkomunikasi?

Suami-istri lebih memahami cara berkomunikasi yang baik dan meningkatkan jalinan relasi suami-isrti melalui komunikasi

• Prasyarat Komunikasi

• Empat bahasa komunikasi

• Faktor-faktor komunikasi

• Pengaruh dari kecanggihan alat komunikasi

• Efektifitas Komunikasi Langsung

• Perkenalan • Studi kasus • Komentar dan tanya jawab • Diskusi kelompok • Pemberian

informasi

• Permainan untuk perkenalan “Promosi Pasangan”

• Kasus “Kisah Aryo dan Temi”

• Teks Kitab Suci • Kertas Flep • Spidol

400’

• Mangunhardjana, A. 1986. Pembianaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius

• Mat 19:1-12 • Hart, Kathleen Fischer & N,

Thomas. 1988. Dua Tahun Pertama Hidup

Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius • Gilarso, T, SJ. 1995. Membangun

keluarga Kristiani Pembinaan Persiapan

berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius

b. Komunikasi suami istri mengenai penghayatan

Suami-istri mengetahui cara mengkomun

• Kristus hadir di tengah keluarga

• Ungkapan kasih dalam

• Refleksi • Diskusi

kelompok • Pleno

• Hand out • Teks Kitab suci • Alat tulis • OHP

480’ • 1 Kor 13:1-7 • Hadiwardoyo, Purwa. 2007.

Suami-Istri Katolik Memahami Panggilan dan Perutusanya.

Page 92: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

74

perkawinan

ikasikan makna perkawinan mereka yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik

kehidupan sehari-hari suami-istri

• pengalaman suami istri dalam berkomunikasi setiap harinya

• perwujudan kasih dalam kehidupan sehari-hari suami istri

• Tanya jawab • Peneguhan

• Pelastik mika Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang.

• Yohanes Paulus II, Paus. 2004. Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Bala Pito Duan, Yeremias. 2003. Keluarga Kristiani, Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius

• Tim Publikasi Pastoral Redemptorist. 2001. Menjadi Keluarga Katolik Sejati, Buku Pegangan bagi Kaluarga Masa Kini. Yogyakarta: Kanisius

c. Komunikasi

orangtua dengan anak

Agar para orangtua muda menyadari pentingnya komunikasi dengan anak sedini mungkin dan mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan anak-anak mereka

• Tahapan perkembangan anak

• Interaksi orangtua dengan anak

• Bentuk-bentuk komunikasi orangtua-anak

• Mendalami Kisah

• Dinamika Kelompok

• Pleno • Refleksi dan

evaluasi

• Cerita yang berjudul “Membeli waktu”

• Pengalaman menjadi orangtua muda

• Hand Out • Kitab Suci • Alat tulis

480’ • Luk 1:26-38 • Bala Pito Duan, Yeremias.

2003. Keluarga Kristiani, Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius

• Soerjanto, Al & Widiastuti.(2007). Pendidikan Anak-anak dalam Keluarga Katolik. Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang

• Wignyasumarta, Ign, MSF, dkk. 1999. Panduan Rekoleksi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius

Page 93: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

75

d. Suami-istri berkomunikasi dengan masyarakat

Agar suami-istri dapat menjalin komunikasi yang sehat dengan anggota masyarakat sehingga selalu terjalin relasi yang baik

• Membuka pintu rumah untuk orang lain

• Bersikap ramah secara wajar terhadap lingkungan sekitar

• Kasih terhadap saudara

• Permainan • Sharing • Tanya jawab • Pemberian

informasi

• Permainan “Mencintai tetangga”

• Teks Kitab Suci

• Alat tulis • Kertas

480 ‘ • Kwong Tek, Chong & Wee Hian, Chua. 1983. Kekasihku Setelah Pernikahan. Bandung: Lembaga Literatua Baptis

• 1 Yoh 3:11-18 • Yohanes Paulus II, Paus. 2004.

Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Keuskupan Agung Semarang. 2007. Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

• Rachmiati , Mary Go Setiawati, 1993. 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

2 Pendidikan anak di

dalam keluarga

Membantu para pasutri muda dalam menyadari panggilannya sebagai orangtua untuk mendidik anak-anaknya secara dini di dalam keluarga baik dalam segi iman

a. Panggilan Menjadi orangtua

Suami-istri menyadari panggilannya sebagai orangtua bagi anak-anaknya dan mampu menjalankan tugas dan perutusannya dengan baik

• Anak adalah anugerah Allah

• Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya

• Meningkatkan iman suami istri sendiri

• Pendalaman iman • Penyampaia

n informasi • Diskusi

kelompok • Pleno • Tanya jawab • Peneguhan

• Hand out • Teks Kitab suci • Alat tulis • OHP • Pelastik mika • Spidol

480’ • Mat 18:1-6 • Yohanes Paulus II, Paus. 2004.

Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Keuskupan Agung Semarang. 2007. Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

• Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang.(2007). Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi : Liturgi dalam Keluarga. Yogyakarta: Kanisius

Page 94: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

76

maupun moral serta mempersiapkan anak-anaknya menjadi kader masyarakat

b. Mendidik iman

anak melalui cerita

Agar para orang Tua menyadari Tugas mereka untuk mendidik iman anak-anak mereka dan dapat memperkenalkan Allah melalui cerita Kitab Suci sesuai dengan keadaan dan situai anak-anak

• Memasuki dunia anak-anak

• Pendidikan iman melalui Cerita Kitab Suci

• Menjadikan Kristus sebagai Kebiasaan

• Allah yang nampak secara Alami

• Pendalaman Iman

• Dinamika kelompok

• Simulasi dalam kelompok kecil

• Pleno • Refleksi

dan evaluasi

• HandOut • Kitab Suci • Alat tulis • Kertas • Teks lagu

480’ • Mat 18:1-6 • Pottebaum, Gerard. A. 1964.

Teaching Your Child About God. Note Dame, Indiana: Ave Maria Press

• Levebvre, Xavier, SJ & Perin, Louis, SJ. 1967. Bringing Your Child to God. London:Geoffrey Chapman • Yohanes Paulus II, Paus. 2004.

Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Thompson, Marjorie. L.(2001). Keluarga sebagai Pusat Pembentukan, Sebuah Visi Tentang Peranan Keluarga dalam Pembentukan Rohani. Jakarta: Gunung Mulia

c. Orangtua

menghantar pada panggilan hidup anak-anaknya

Agar para orang tua menyadari bahwa keluarganya adalah tanah

• Mengenal panggilan hidup religius (Imam, suster, bruder)

• Terbuka

• Mendalami Kisah

• Dinamika Kelompok

• Pleno • Sharing

• Cerita yang berjudl “Kisah Anne”

• Pengalaman Panggilan kaum religius

480’ • 1 Raj 3:1-10 • Yohanes Paulus II, Paus. 2004.

Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hadiwiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Keuskupan Agung Semarang.

Page 95: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

77

yang dimungkinkan tumbuhnya benih panggilan religius di atasnya dan mampu menanggapi jika kelak panggilan itu tumbuh

terhadap panggilan Allah

• Menanggapi panggilan Allah

panggilan religius

• Refleksi dan evaluasi

• Hand Out • Kitab Suci • Alat tulis

2007. Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

3 Keluarga Muda ikut

ambil bagian dalam tugas

perutusan Gereja

Membantu para pasutri muda untuk memahami tugasdan perannya

dalam tugas perutusan

Gereja sebagai

nabi, imam dan raja

a. keluarga menjadi pewarta Kabar Gembira

Agar keluarga-keluarga muda menyadari tugas mereka untuk menjadi pewarta Kabar gembira

• Keluarga Kristiani menjadi penerima sekaligus pewarta Kabar Gembira

• Keluarga Kristen dipanggil untuk mewartakan Injil

• Cerita • Ceramah

dan Sarasehan

• Sharing Pengalaman

• Diskusi kelompok

• Kisah “ Gadis Kecil dan Bunga Mawar”

• Teks Kitab suci

• Handout • Alat Tulis

480’ • Luk 2:6-14 • Bagiyowinadi, Didik, F.X, Pr.

2006. Membangun Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama

• Bala Pito Duan, Yeremias. 2003. Keluarga Kristiani, Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius

• Keuskupan Agung Semarang. 2007. Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

• Yohanes Paulus II, Paus. 2004. Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

b. Keluarga Supaya • Pelayanan yang • Ceramah • Pengalaman 480’ • Mat 25:34b-40

Page 96: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

78

menjadi sebagai pelayan Allah dan sesama

keluarga-keluarga menyadari tugas mereka untuk menjadi pelayan bagi Allah dan sesama

dilakukan Yesus • Peran sosial

keluarga • Pelayanan

keluarga terhadap masyarakat

dan Sarasehan

• Sharing Pengalaman

• Pemberian Informasi

seorang siswa SMU yang bernama Sally

• Teks Kitab Suci

• Handout • Alat tulis

• Bagiyowinadi, Didik, F.X, Pr. 2006. Membangun Keluarga sebagai Gereja RumahTangga. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama

• Bala Pito Duan, Yeremias. 2003. Keluarga Kristiani, Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius

• Keuskupan Agung Semarang. 2007. Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang

• Konsili Vatikan II. 1993. Apostolican Actuositatem (Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

• Yohanes Paulus II, Paus. 2004. Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

Page 97: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

79

6. Contoh Persiapan Program Rekoleksi

BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA SUAMI ISTRI BERKOMUNIKASI?

Tujuan :

Agar suami- istri lebih memahami cara berkomunikasi yang baik dan

meningkatkan jalinan relasi suami-istri melalui komunikasi

Metode :

• Perkenalan

• Studi kasus

• Menonton video klip

• Komentar dan tanya jawab

• Diskusi kelompok

• Pemberian informasi

Sarana :

• Permainan untuk perkenalan “Promosi Pasangan”

• Kasus yang berjudul “Kisah Aryo dan Temi”

• Kertas Flep

• Spidol

Waktu

400 Menit

Page 98: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

80

Materi :

• Prasyarat komunikasi

• Empat bahasa komunikasi

• Faktor-faktor komunikasi

• Pengaruh dari kecanggihan alat komunikasi

• Efektifitas komunikasi langsung

Sumber bahan :

• Mangunhardjana, A. 1986. Pembianaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta:

Kanisius

• 1 Kor 7:1-16

• Hart, Kathleen Fischer & N, Thomas. 1988. Dua Tahun Pertama Hidup

Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius

• Gilarso, T, SJ. 1995. Membangun keluarga Kristiani Pembinaan Persiapan

berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius

Pemikiran Dasar

Di abad yang modern seperti sekarang ini, kita mengalami begitu pesatnya

kemajuan yang dicapai dengan alat-alat komunikasi. Kita begitu mudah dan cepat

bisa berkomunikasi dengan orang lain, kapan saja, betapapun jauhnya jarak yang

memisahkan kita satu sama lain. Alat komunikasi yang serba canggih tersedia

bagi kita: ada telepon, walkie talkie, Fax, Handphone, internet dan sebagainya.

Namun sayang, kamajuan tekonologi komunikasi dewasa ini tidak selalu

Page 99: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

81

dibarengi dengan kelancaran komunikasi antar manusia sebagai pribadi-pribadi

dalam keluarga. Kecanggihan alat komunikasi terkadang justru mengasingkan kita

dari keakraban berkomunikasi, merenggangkan hubungan antar pribadi,

menggeser pentingnya komunikasi tatap muka yang sangat efektif

Harus diakui bahwa dalam hidup berumah tangga masih sering terjadi

salah paham, percekcokan, pertengkaran, yang kadang berkembang menjadi

konflik berat yang tak teratasi, yaitu datangnya bencana hancurnya keluarga yang

berupa perceraian. Itu semua terjadi karena kurang terjalinnya komunikasi antar

pribadi. Oleh karena itu, di dalam rekoleksi ini akan dipelajari bagaiman cara

memahami, bagaimana suami-istri dapat berkomunikasi dengan baik, bagaiman

suami istri membina komunikasi yang sehat. Karena komunikasi yang baik

merupakan kunci menuju kebahagiaan keluarga.

Sessi I : Proses mengamati dan menyadari suatu fenomena tertentu di dalam

pengalaman hidup yang diangkat sebagai tema

a. Lagu pembukaan

b. Doa pembukaan

c. Pengantar singkat

d. Kepada peserta dibagikan sebuah cerita berjudul “Kisah Aryo dan Temi”

(lihat lampiran 5 halaman (14) ). Salah seorang peserta diberi kesempatan

membacanya, kemudian semua peserta diberi waktu untuk hening sejenak,

membaca kembali dan merenungkan maknanya dalam hati.

Page 100: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

82

e. Pendamping mengajak peserta untuk memahami apa yang terjadi di dalam

komunikasi antara Aryo dan Temi.

• Pada Awalnya Aryo dan Temi dapat berkomunikasi dengan baik, mereka

sering malakukan komunikasi langsung dengan tatap muka, dan keberadaan

HP diantara mereka saat itu adalah sebagai pendukung.

• Pada suatu hari Aryo membeli HP baru dengan alasan praktis dan tarif yang

murah, termasuk jika hendak menelepon Temi. Sehingga komunikasi mereka

bisa tetap terjalin tanpa harus khawatir tarif pulsa yang mahal.

• Tetapi mengapa yang terjadi justru sebaliknya? Dimanakah letak

kesalahannya sehingga HP itu bukan lagi sebagai pendukung tetapi malah

merusak komunikasi yang sudah terjadi antara Aryo dan Temi?

f. Peserta diajak untuk merenungkan pengalaman hidupnya dengan bantuan

pertanyaan berikut: “Apa makna kisah tersebut bagi anda?” dengan berangkat

dari analisa kasus di atas.

g. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari

beberapa pasangan. Di dalam kelompok kecil tersebut setiap peserta diberi

kesempatan untuk memberikan komentar dan sharing satu sama lain dengan

berdasarkan pada kasus tersebut.

h. Pendamping memberikan informasi untuk meneguhkan dan meluruskan apa

yang hendak disampaikan dengan menyampaikan informasi tentang empat

bahasa komunikasi, faktor-faktor komunikasi dan efektifitas komunikasi

langsung. .

Page 101: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

83

Sessi II : Menyadari dan merefleksikan situasi yang telah dianalisis dalam

terang Sabda Allah

a. Salah seorang peserta diberi kesempatan untuk membacakan teks 1Kor 7: 1-16

sedangkan peserta yang lain turut membaca dalam hati. Selanjutnya kepada

seluruh peserta disampaikan beberapa pertanyaan untuk mempermudah

mereka menemukan pesan Kitab Suci. Pertanyaan tersebut adalah sebagai

berikut:

• Apa yang dikehendaki Tuhan melalui teks tersebut?

• Makna apa yang dapat anda petik dari kisah tersebut?

Dengan dipandu pendamping, peserta diberi kesempatan menyampaikan pesan

inti yang mereka temukan menurut tafsiran mereka sendiri dengan cara menjawab

pertanyaan penuntun di atas.

b. Uraian Pendalaman teks

Pendamping menghubungkan pesan inti yang diungkapkan peserta dengan

pesan inti yang sudah dipersiapkan pendamping berdasarkan sumber-sumber

yang telah diolah sebagai berikut:

Dari teks tersebut kita mendapatkan informasi dan nasehat dari Paulus

khususnya mengenai perkawinan Kristen. Dalam suratnya kepada jemaat di

Korintus, Paulus ingin menekankan bahwa sebagai orang Kristen hendaklah

mereka setia kepada komitmen yang sudah dilakukan. Mereka yang memilih

perkawinan sebagai suatu pilihan hidup haruslah saling setia dan saling

menghormati satu sama lain.

Page 102: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

84

Para suami-istri memiliki satu sama lain. Persatuan demikian

mencerminkan tata penciptaan. Dalam perspektif positif, perkawinan

menyajikan suatu model untuk suatu ikatan yang dapat dilakukan orang-orang

Kristen. Paulus kerap mendorong orang Kristen untuk saling taat satu sama

lain, saling mengangkat beban, kasih, saling memberi dukungan. Kasih

Kristen menuntut semua ambisi diri hendaknya ditaklukan oleh kasih.

Apa yang telah diungkapkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus

juga berlaku bagi kita semua pada jaman ini. Kita diharapkan mampu

membangun keluarga yang didasarkan pada ikatan perkawinan yang suci

melalui sakramen. Dalam perkawinan tersebut suami-istri tidak hanya

membangun komitmen di antara mereka tetapi juga dengan Allah sendiri.

Oleh karena itu, hendaklah kita setia pada komitmen yang sudah dibangun

sebagai suami-istri dengan berbagai usaha.

Salah satunya dalah dengan membangun komunikasi yang baik antara

suami-istri. Telah berulangkali dikatakan bahwa komunikasi adalah kunci dari

kesejahteraan hidup berkeluarga. Jika komunikasi suami-istri yang terjalin

dengan baik, maka mereka dapat menghadapi berbagai persoalan-persoalan

yang terjadi di dalam keluarga mereka. Dalam komunikasi tersebut juga

diharapkan ada saling keterbukaan satu sama lain dan saling menghormati

pendapat satu sama lain. Dengan demikian baik suami atau istri dapat saling

mengusahakan kesetiaan di antara mereka masing-masing.

Rasa saling memiliki jiwa dan raga antara suami-istri yang telah

diungkapkan Paulus (ayat 4) juga merupakan suatu sarana komunikasi

Page 103: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

85

diantara mereka. Seperti yang telah dikatakan oleh Gilarso (1996:51), bahwa

salah satu dari empat bahasa komuniaksi -setelah diskusi, dialog dan bahasa

badan- adalah melalui hubungan seks. Hubungan seks adalah bahasa

komunikasi yang paling intim dan paling menyeluruh dalam relasi suami istri.

Seks bukan pertama-tama suatu “kegiatan yang dilakukan” untuk mencari

kepusan biologis (atau hanya sekedar memenuhi kewajiban sebagai

suami/istri) melainkan suatu bahasa komunikasi yang dimaksudkan untuk

mempersatukan suami-istri dalam kasih mesra.

Sessi III : Memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertindak

Peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak dengan pasangan masing-masing

untuk merenungkan kembali seluruh proses yang telah diikuti dan kemudian

mengumpulkan buah-buahnya sebagai bekal dalam hidup sehari-hari, khususnya

sebagai suami-istri yang menjalin komunikasi yang baik satu sama lain untuk

meningkatkan keserasian relasi mereka sebagai suami-istri.

Sessi IV : Refleksi dan Evaluasi

Pada session ini, peserta diajak untuk merefleksikan apa yang telah dilalui dari

awal hingga akhir proses pertemuan refleksi dengan panduan pertanyaan sebagai

berikut :

a. Bagaimana kesan anda selama proses pertemuan hari ini?

b. Apa yang anda dapatkan dari pertemuan kita seharian ini?

c. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pertemuan yang akan datang?

Page 104: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

86

Setelah selesai, pendamping menutupnya dengan beberapa kesimpulan dari hasil

refleksi dan evaluasi peserta dan kemudian ditutup dengan lagu dan doa penutup.

7. Petunjuk Pelaksanaan Rekoleksi

Mengenai program yang penulis usulkan, ada beberapa petunjuk atau catatan

khusus bagi para pendamping di lapangan. Beberapa petunjuk atau catatan

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengenai lamanya waktu pertemuan dapat disesuaikan dengan situasi di

lapangan.

b. Untuk alasan tertentu, misalnya singkatnya waktu yang tersedia untuk

melaksankan rekoleksi, maka pertemuan satu dengan yang lainnya dapat

digabung asalkan tetap memperhatikan kesinambungan atau hubungan yang

harmonis, tidak menimbulkan kesan pertemuan yang sepotong-sepotong.

c. Metode dan sarana dapat diubah sesuai kebutuhan

d. Demi kelengkapan materi, pendamping di lapangan dapat menambah dengan

berbagai sumber yang relevan.

e. Supaya lebih efektif dan efisien, sebaiknya rekoleksi ini dilakukan secara

berkesinambungan, dengan waktu yang tidak berjauhan. Pelaksanaannya juga

hendaknya dilakukan pada hari libur, mengingat banyak pasutri yang sibuk

bekerja pada hari-hari biasa. Romo Paroki atau dewan pendampingan juga

hendaknya datang dalam pertemuan ini sebagai bentuk dukungan dalam

kegiatan ini.

Page 105: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

BAB V

PENUTUP

Pada bagian penutup ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran.

Kesimpulan dimaksudkan untuk mempertegas dan memberikan gambaran menyeluruh

mengenai pokok-pokok skripsi yang dibahas dalam empat bab sebelumnya.

Penyampaian saran dimaksudkan untuk membantu para pembaca, khususnya pihak-

pihak terkait dalam penulisan skripsi ini agar dapat memahami dan memberikan

tanggapan berkaitan dengan tindak lanjut dari program yang telah diusulkan oleh

penulis dalam skripsi ini.

A. Kesimpulan

Keluarga terbangun karena adanya perkawinan yang merupakan perjanjian cinta

antara satu orang pria dan satu orang wanita di hadapan Allah. Keluarga-keluarga muda

di Paroki Santo Antonius sudah memahami apa arti mereka menikah dan membangun

sebuah keluarga. Keluarga seperti apa yang hendak mereka bentuk? Tentunya keluarga

yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Gereja.

1. Komponen Formatif dari Kehidupan iman di dalam Keluarga

Melalui kajian teori dan hasil penelitian yang dilakukan penulis, telah ditemukan

beberapa komponen formatif dari kehidupan beriman yang ada di dalam keluarga-

keluarga muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Walaupun melalui hal-hal yang

biasa dan sederhana; dilakukan secara biasa di dalam kehidupan sehari-hari, namun

Page 106: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

88

ternyata hal tersebut berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak baik dalam segi

iman maupun moral.

Komponen-komponen yang ditemukan adalah: komunikasi, pendidikan anak

dan peran serta keluarga untuk turut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja. Dari

komponen-komponen yang ditemukan, komunikasi menjadi komponen formatif yang

paling penting dalam keluarga, karena merupakan kunci utama pembangunan keluarga

yang harmonis. Jika komunikasi di dalam keluarga berlangsung dengan baik, maka

komunikasi yang terjalin dengan lingkungan Gereja dan masyarakat juga akan terjalin

dengan baik pula. Dari komponen-komponen formatif yang ditemukan, komunikasi

yang paling dominan, karena dapat memberikan pengaruh terhadap bidang-bidang

pembentuk keluarga yang lainnya seperti pendidikan anak, ekonomi keluarga, seks di

dalam keluarga dan dalam menjalankan peran mereka sebagai Gereja dan masyarakat.

2. Pembinaan Keluarga Muda

Pembinaan bagi keluarga muda sangat perlu dilakukan dan menjadi bagian dari

hidup Gereja khususnya paroki. Bukan hanya karena itu adalah harapan dari keluarga-

keluarga mudanya sendiri, tetapi juga merupakan tanggung jawab Gereja untuk

mendampingi dan membina mereka. Pembinaan yang dilakukan juga hendaknya

memupuk semakin bertumbuhnya unsur-unsur formatif dalam hidup keluarga

khususnya bagi pendidikan anak-anak mereka.

Pembinaan yang dilakukan terhadap keluarga muda tersebut juga hendaknya

dilakukan dengan melihat kondisi para pasutri yang setiap harinya disibukan oleh

pekerjaan mereka masing-masing. Oleh karena itu diperlukan pemilihan waktu yang

Page 107: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

89

tepat dan sesuai dengan keadaan mereka, agar keluarga-keluarga muda tersebut bisa ikut

ambil bagian dalam proses pembinaan terhadap mereka.

Untuk bidang pembinaan keluarga muda tersebut juga hendaknya meliputi

bidang-bidang penting dalam keluarga, seperti komunikasi di dalam keluarga,

pendidikan anak di dalam keluarga, ekonomi rumah tangga dan juga seks di dalam

keluarga. Melalui pembinaan ini diharapkan keluarga-keluarga ini mampu mengatasi

barbagai permasalahan yang terjadi di dalam keluarganya khususnya yang berkaitan

dengan bidang-bidang penting di dalam keluarga mereka. Selain itu, pembinaan yang

dilakukan juga memampukan mereka untuk dapat meneruskan apa yang telah mereka

peroleh kepada anak-anak mereka dalam proses tumbuh kembang anak-anak mereka.

B. Saran

Bertitik toal dari keseluruhan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam

skripsi ini, akhirnya penulis mencoba menyampaikan menyampaikan beberapa saran

yang mungkin dapat bermanfaat bagi usaha peningkatan kualitas hidup beriman

keluarga-keluarga muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Alamat utama dari skripsi

ini adalah Paroki Santo Antonius Kotabaru yang meliputi Pastor dan dewan paroki,

khususnya Bidang Pendampingan Keluarga dan Peranan Wanita.

Paroki hendaknya membentuk tim khusus untuk mendampingi dan membina

keluarga khususnya keluarga-keluarga muda yang usia pernikahannya masih di bawah

lima tahun. Dengan demikian keluarga-keluarga muda tersebut akan merasa tersapa dan

merasa menjadi bagian dari Paroki Santo Antonius Kotabaru, sehingga mereka tidak

merasa sungkan atau gamang untuk melibatkan diri di dalamnya. Harus diakui, bahwa

Page 108: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

90

perkembangan suatu paroki tergantung dari perkembangan keluarga-keluarga yang ada

di paroki tersebut.

Para katekis, khususnya katekis paroki hendaknya mulai memperhatikan

pembinaan bagi keluarga-keluarga muda tersebut dengan menyusun suatu program

pembinaan yang terarah dan berkesinambungan dengan memperhatikan keadaan

peserta. Ada baiknya, dalam penuyusunan program tersebut, para katekis menjalin

kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam hal pembinaan dan

pendampingan keluarga, misalnya dengan mendatangkan seorang ahli dalam bidang

pendampingan keluarga, pakar seks, pakar Hukum Gereja Perkawinan dan yang lainnya

sebagai nara sumber.

Page 109: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

91

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bagiyowinadi, F.X. Didik, Pr. (2006). Membangun Keluarga sebagai Gereja Rumah

Tangga. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Bala Pito Duan, Yeremias. (2003). Keluarga Kristiani, Kabar Gembira bagi Milenium

Ketiga. Yogyakarta: Kanisius. Bergant, Dianne CSA & Karris, Robert J. OFM. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Yoyakarta: Kanisius. Cooke, Bernard. (1972). Seri Puskat: Iman dan Keluarga-keluarga Kristen.

Yogyakarta: Pusat Kateketik. Dagun. M. Save. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Darminta, J. (2006). Peziarahan Keluarga. Yogyakarta: Kanisius. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2007). Nota Pastoral Menjadikan

Keluarga Basis Hidup Beriman. Dewan Karya Pastoral KAS Eminyan, Maurice. (2001). Teologi keluarga. Yogyakarta: Kanisius. Gabriella, PRR & Suban Tukan, Johan. (1991). Katekese Keluarga: Sebuah Pengantar.

Jakarta: Luceat. Gilarso, T. SJ. (1995). Membangun Keluarga Kristiani Pembinaan Persiapan

Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius. Harsono, Budi. (2007). Teladan bagi Keluarga. Website: www. tokohindonesia.com.

7/2/07. Hart, Kathleen Fischer & N, Thomas. (1988). Dua Tahun Pertama Hidup Berkeluarga.

Yogyakarta: Kanisius. Keuskupan Agung Semarang.(2007). Nota Pastoral Menjadikan Keluarga Basis Hidup

Beriman. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. Kila, Pius. (2005). Gereja Rumah Tangga Basis Gereja Universal. Jakarta: Obor Komili Liturgi Keuskupan Agung Semarang. (2007). Renungan Bulan Maria dan Bulan

Katekese Liturgi : Liturgi dalam Keluarga. Yogyakarta: Kanisius. Konfrensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius Konsili Vatikan II. (1993). Gravissimum Educationis (Pernyataan tentang Pendidikan

Kristen, diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor. ______. (1993). Apostolicam Actuositatem (Dekrit Tentang Kerasulan Awam,

diterjemahlan oleh R. Hardawiryana, SJ) Jakarta: Obor ______. (1993). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ ). Jakarta: Obor ______. (1993). Gaudium et Spes ( Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang

Gereja di Dunia Dewasa ini, diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor

Kwong Tek, Chong & Wee Hian, Chua. (1983). Kekasihku Setelah Pernikahan. Bandung: Lembaga Literatua Baptis.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta : Komisi Kateketik KWI Levebvre, Xavier, SJ & Perin, Louis, SJ. (1967). Bringing Your Child to God. London:

Geoffrey Chapman.

Page 110: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

92

Musafir MSF. (2006). Menanamkan Iman Anak Sejak Dini dalam Keluarga dan Pendidikan. Website: www.mirifica. com. 7/2/07.

Mangunhardjana, A. (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Pottebaum, Gerard. A. (1964). Teaching Your Child About God. Note Dame, Indiana:

Ave Maria Press. Propinsi Gerejani Ende. (1995). Katekismus Gereja Katolik. Ende: Percetakan

Arnoldus. Purwa Hadiwardoyo, Al.(1994). Persiapan dan Penghayatan Perkawinan Katolik.

Yogyakarta: Kanisius. ______ (2007). Suami-Istri Katolik Memahami Panggilan dan Perutusanya. Komisi

Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang. ______ (2006, 24 September). Panggilan dan Perutusan Keluarga. Majalah Hidup No.

39. h. 48-49. Rachmiati , Mary Go Setiawati. (1993). 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab. Bandung:

Yayasan Kalam Hidup. Setyakarjana. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Kateketik. Soerjanto, Al & Widiastuti. (2007). Pendidikan Anak-anak dalam Keluarga Katolik.

Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang. Team Pembinaan Persiapan Berkeluarga. (1981). Membangun Keluarga Kristiani.

Yogyakarta: Kanisius. Thompson, Marjorie. L. (2001). Keluarga sebagai Pusat Pembentukan, Sebuah Visi

Tentang Peranan Keluarga dalam Pembentukan Rohani. Jakarta: Gunung Mulia.

Tim Publikasi Pastoral Redemptorist. (2001). Menjadi Keluarga Katolik Sejati, Buku Pegangan bagi Keluarga Masa Kini. Yogyakarta: Kanisius.

Yohanes Paulus II, Paus. (2004). Anjuran Apostolik Familiaris Consortio (Penerjemah R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Obor.

______. (1992). Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae (Penerjemah: R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI

Wasito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wignyasumarta, Ign, MSF, dkk. 1999. Panduan Rekoleksi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius.

Page 111: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

LAMPIRAN

Page 112: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Lampiran 1: Kuesioner

Pengantar Yogyakarta, 3 Maret 2007 Bapak-Ibu yang terkasih, Pertama-tama, perkenankan saya memperkenalkan diri: Saya, Santa Viany Cahya Paneri, seorang mahasiswa Semester VII, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (dulu STKat). Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi saya. Secara umum penelitian tersebut bertujuan untuk membahas pengaruh pendidikan iman Katolik di dalam keluarga terhadap pembangunan keluarga Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru. Pembahasan tersebut kami batasi hanya pada pasangan suami istri (pasutri) yang usia pernikahannya lima tahun ke bawah. Oleh karena bapak-ibu memenuhi kriteria tersebut di atas, maka dengan hormat saya mohon kesediaan bapak-ibu untuk mengisi kuesioner yang saya haturkan ini. Kuesioner ini dibagi menjadi tiga bagian: lembar pertama diisi oleh istri, lembar kedua diisi oleh suami dan lembar ketiga diisi dengan dirundingkan bersama-sama oleh suami dan istri. Setelah kuesioner terisi lengkap, Bapak-Ibu dimohon memasukkannya ke dalam amplop yang sudah disediakan. Sebelum menyerahkan kembali, sudilah Bapak-Ibu memastikan bahwa amplop tersebut sudah tertutup rapat untuk membantu terjaganya kerahasiaan identitas Bapak-Ibu. Kami menantikan jawaban isian dari Bapak-Ibu sebelum 15 Maret 2007. Atas perhatian dan kerjasama dari Bapak-Ibu, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih. Hormat Saya, Santa Viany CP

(1)

Page 113: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

KUESIONER

MENJADIKAN KELUARGA SEBAGAI GEREJA RUMAH TANGGA DENGAN

MEMBANGUN UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KELUARGA SEBAGAI

GEREJA RUMAH TANGGA YANG DIHARAPKAN OLEH GEREJA

Petunjuk

Pernyataan-pernyataan di bawah ini menyangkut unsur-unsur pembentukan keluarga katolik sebagai Gereja Rumah Tangga. Anda berdua dimohon untuk mengaitkan masing-masing pernyataan tersebut dengan suasana sesungguhnya di dalam keluarga Anda. Kerahasiaan dari semua tanggapan Anda akan dijaga. IDENTITAS (suami)

1. Usia pernikahan

a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. 5 tahun

2. Pendidikan

a. Perguruan Tinggi b. SLTA/SMK c. SLTP d. SD

3. Pekerjaan

a. PNS b. Karyawan c. Wiraswasta d. Lainnya……..

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KELUARGA SEBAGAI GEREJA RUMAH

TANGGA

4. Anda membicarakan tentang makna pernikahan Katolik dalam keluarga

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Anda selalu menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan tetangga setiap

harinya

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6. Anda terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungan anda

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

7. Anda berusaha secepatnya saling mengampuni bila mengalami perselisihan

a. Selalu b. Sering c Kadang-kadang d. Tidak pernah

(2)

Page 114: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

8. Anda membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam keluarga

(ekonomi, seks, komunikasi suami-istri, pendidikan anak) secara terbuka

a. Selalu b. Sering c Kadang-kadang d. Tidak pernah

9. Anda melibatkan orang ketiga untuk membantu mengatasi konflik dalam

keluarga

a. Selalu b. Sering c Kadang-kadang d. Tidak pernah

10. Anda menyempatkan untuk berekreasi bersama keluarga

a. Selalu b. Sering c Kadang-kadang d. Tidak pernah

11. Anda menyepakati bersama cara-cara untuk mengelola keuangan keluarga

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

12. Anda menghadapi proses kelahiran anak bersama-sama ( ayah menunggui

kelahiran anaknya)

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

13. Anda menyadari bahwa anda bertanggung jawab untuk mendidik anak dengan

baik

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

14. Sebagai pendidikan awal, anda memberi teladan dengan hidup rukun dan

bersikap baik

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

15. Anda memperkenalkan tentang ajaran kristiani kepada anak anda sejak dini

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

16. Anda membawa anak anda keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang lain

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

17. Anda memperkenalkan tokoh-tokoh Kitab Suci kepada anak anda

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

18. Anda memberi teladan dan melatih anak anda bersikap dan berperilaku baik

sebagai perwujudan iman

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

19. Anda memperkenalkan para santo/a dan tokoh-tokoh Gereja kepada anak anda

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

(3)

Page 115: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

20. Anda membawa anak anda ke gereja untuk menghadiri liturgi bersama

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

21. Anda memperkenalkan Romo, Suster, Bruder, kepada anak anda

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

22. Anda membawa anak anda untuk mengikuti kegiatan PIA (Pendidikan Iman

Anak) di lingkungan/paroki

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

23. Ketika anak pertama anda lahir, anda langsung mendaftarkannya sebagai calon

baptis bayi

a. Ya b. Tidak

24. Anda sekeluarga selalu menyempatkan utnuk membaca kitab suci dan

mendalami bersama di rumah

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

25. Anda ikut ambil bagian dalam pendalaman Kitab Suci di lingkungan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

26. Anda berdoa bersama di dalam keluarga

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

27. Anda menyempatkan untuk pergi ke gereja bersama keluarga

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

28. Anda menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan di lingkungan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

29. Anda menciptakan suasana rumah yang kristiani dengan benda-benda rohani

(lukisan, patung, salib)

a. Ya b. ragu-ragu c. Tidak

30. Apakah anda selalu melibatkan iman anda dalam mengambil keputusan-

keputusan

penting di dalam keluarga anda?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

(4)

Page 116: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

31. Dalam situasi konflik dan sakit hati, apakah anda terdorong untuk mengajak

berbicara dan mengampuni pihak yang anda anggap bersalah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

32. Apakah anda menyadari bahwa dengan hidup berkeluarga, anda harus berkorban

baik demi keluarga maupun dengan orang lain?

a. ya b. ragu-ragu c. Tidak

33. Apakah anda mempunyai tempat untuk mewartakan iman kepada orang lain?

a. ya b ragu-ragu c. Tidak

Pertanyaan terbuka: Kalau boleh kami memohon pandangan dari bapak-ibu tentang

pembinaan keluarga yang hendaknya dijalankan oleh paroki/jemaat: silahkan Bapak-Ibu

menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan bebas dalam bentuk pendapat

atau pandangan.

1. Bapak-ibu lebih cenderung untuk ikut serta dalam pembinaan yang dijalankan

secara massal (untuk semua pasutri) atau lebih cenderung pembinaan yang

menempuh pendekatan lebih pribadi (kepada masing-masing pasutri)?

2. Bentuk pembinaan macam apa yang kiranya lebih dapat bapak-ibu terima?

(konferensi? Rekoleksi pasutri? Retret? Konsultasi Pribadi?)

3. Bidang mana yang anda harapkan mendapatkan pembinaan dari paroki?

(komunikasi suami-istri? Ekonomi keluarga? Pendidikan anak? Seks dalam

pernikahan?)

(5)

Page 117: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden Terhadap Kuesioner

(6)

No Item Komunikasi di alam Keluarga Pendidikan Anak di dalam keluarga Peran serta keluarga dalam tugas perutusan Gereja

No 4 5 6 7 8 9 10 11 31 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33 1 c b c a a d c b b a a a a b b a b a c a a b c c a b a a a b 2 c a c a c c c c c a a a b b c b b a c a a b c c b c b b b c 3 b a c b b c b a b a a a b a b b a a b c a c c d a b a b b b 4 c c c a b d a a b a a a a c c a b c c b a c c b c c b a a a 5 c b c a b d c a b a a b b b c b b b c b a a b c b c a b b c 6 c b c a a c a a b a a b a b a a a a b a a b c b c c a a b b 7 c b c a b d c a b a a a a b b a a a a a a b c b a b a a b b 8 c a c a a d a b a a a a a b a a b a a a b a c a a c a b b c 9 b a c a a d a a a a a a a a a a b a a c a b a b a c a a b b 10 a a b b b d b a b a a b a b b a b a c a a b c c b b a a a a 11 c b c a a d c a a a a a a b c a b a c a a c c c b b a a b c 12 c a b a b d b a b a a a b c b b b c c a a c b c a c a b b b 13 b a c a a c a a b c a a a a a a d a c c a c c a a c a a b b 14 c a b a c d c a b a a a a c d a b b c a a b c d a b a a b b 15 c a b a b d b a a a a a a b b a b a b b a b c b a c a a b b 16 c b c a b d c a a a a b a a b a b b b d a c b b a c a b b a 17 c b c a a d d a a b a a b a c b c c b d a c c c c c a b a b 18 c b b a a d a a a a a a a b c b b b b c a b c c b c a b b b 19 b b c a b d b a b a a a a b c a b b c b a a c a a c a a b b 20 c a c b b c c a b a a a b b c c b b b c a c c c b b a b b b 21 a a b b a d c a b b a a a b c a b a c d a c c b a c a a a b 22 b b c b b d b a b a a a a b c c b a b d a b c b a c a a b b 23 c a c a b c c a a a a a b b b b b b c c a c c b b b b a a a

Page 118: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Lampiran 3: Tabel Skor Dari Jawaban Kuesioner

(7)

Komunikasi di dalam keluarga Pendidikan Anak di dalam keluarga Peran serta Keluarga dalam tugas perutusan Gereja No 4 5 6 7 8 9 10 11 31 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33

1 2 3 2 4 4 1 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 1 3 2 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 2 4 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 1 2 2 1 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 3 1 4 3 3 3 3 4 4 2 2 4 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 4 4 4 5 2 3 2 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 2 6 2 3 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 3 2 3 2 2 3 4 3 3 7 2 3 2 4 3 1 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 3 2 3 4 3 3 4 3 3 8 2 4 2 4 4 1 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 0 4 2 4 4 2 3 3 3 2 9 3 4 2 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3

10 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 1 3 2 2 3 3 3 4 4 4 11 2 3 2 4 4 1 2 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 1 2 2 2 3 3 3 4 3 2 12 2 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 13 3 4 2 4 4 2 4 3 3 1 3 4 4 4 4 4 1 4 2 2 1 2 2 4 4 2 3 4 3 3 14 2 4 3 4 2 1 2 3 3 3 3 4 4 2 1 4 3 3 2 4 1 3 2 1 4 3 3 4 3 3 15 2 4 3 4 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 16 2 3 2 4 3 1 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 1 2 3 3 4 2 3 3 3 4 17 2 3 2 4 4 1 1 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 4 3 18 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 19 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 3 4 3 3 20 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 21 4 4 3 3 4 1 2 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4 2 1 1 2 2 3 4 2 3 4 4 3 22 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 1 1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 23 2 4 2 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 4 4 4

55 80 52 87 76 29 63 65 76 65 69 88 85 71 61 81 69 79 60 64 22 62 51 59 79 54 66 83 75 69

Page 119: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Lampiran 4: Tabel Rerata

(8)

Komunikasi dalam

Keluarga

Pendidikan Anak

dalam Keluarga

Turut serta dalam

Tugas perutusan Gereja

32 41 30 32 40 29 31 40 29 30 40 28 30 38 28 30 38 28 30 37 28 29 37 28 29 37 28 29 35 27 28 35 27 28 35 27 28 34 26 27 34 26 27 34 25 27 33 25 27 33 25 27 33 25 26 33 25 26 33 24 25 32 24 25 32 24 24 30 22 647 814 608

Page 120: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Lampiran 5: Kumpulan Sarana

Ungkapan Jujur Seorang Anak

Tahun 2002 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah.Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah. Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanyauntuk melamun. Prestasinya kian lama kian merosot. Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika: "Apa yang kamu inginkan ?" Dika hanya menggelen "Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?" tanya saya. "Biasa-biasa saja" jawab Dika singkat. Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan.Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog. Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ.

Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit. Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek-aspek kemampuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 - 160. Namun ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas). Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang menurut psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian. Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika. Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan "Aku ingin ibuku:...." Dika pun menjawab : "membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja" Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas. Waktuitu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjadwalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapanwaktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di komputer dan sebagainya. Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya.

(9)

Page 121: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit. Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya

Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan "Aku ingin Ayahku..." Dika pun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya "Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu" Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, Seperti apa yang diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.

Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan "Aku ingin ibuku tidak..." Maka Dika menjawab "Menganggapku seperti dirinya" Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana.Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya.Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anaksebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.

Ketika Psikolog memberikan pertanyaan "Aku ingin ayahku tidak: .." Dika pun menjawab "Tidak menyalahkan aku di depan orang lain. Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa" Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya.

Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya. Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa. Ketika Psikolog menulis "Aku ingin ibuku berbicara tentang....." Dika pun menjawab "Berbicara tentang hal-hal yang penting saja". Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya. Dengan jawaban Dika yang polos dan jujur itu saya dingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan. Atas pertanyaan "Aku ingin ayahku berbicara tentang .....", Dika pun menuliskan "Aku ingin ayahku berbicara tentangkesalahan-kesalahannya. Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah.

(10)

Page 122: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku". Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan "Aku ingin ibuku setiap hari...." Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancer "Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku" Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.

Secarik kertas berisi pertanyaan "Aku ingin ayahku setiap hari ...." Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata "tersenyum" Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari Ketika Psikolog memberi kertas bertuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku...." Dika pun menuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus" Saya tersentak sekali! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Kafi PutraAndira. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata "Lanang" yang berarti laki-laki. Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi "Aku ingin ayahku memanggilku .." Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu "Nama Asli". Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan "Paijo" karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. "Persis Paijo, tukang sayur keliling" kata suami saya.

Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena selama ini saya bekerja di sebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan hak-hak anak. Kepada banyak orang saya kampanyekanpentingnya penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia. Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan"To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choice" sebuah seruan yang mengingatkan bahwa "Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan". Tanpa saya sadari, saya telah melanggar hak anak saya karena telah memanggilnya dengan panggilan yang tidak hormat dan bermartabat. Dalam diamnya anak, dalam senyum anak yang polos dan dalam tingkah polah anak yang membuat orang tua kadang-kadang bangga dan juga kadang-kadang jengkel, ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan. Seandainya semua ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk menghormati ayah dan ibunya, tetapi para orang tua tidak boleh membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para orang tua harus mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat yang baik

(Ditulis oleh : Lesminingtyas)

(11)

Page 123: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Kisah Anne

Seorang Bayi Mungil Hanya Mampu Hidup Selama 6 Jam, Tetapi...Sepasang suami istri hidup bahagia. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi. Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi. Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne),mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

(12)

Page 124: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut.Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.. Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

(13)

Page 125: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

KISAH ARYO DAN TEMI

Aryo dan Temi sudah menikah selama satu tahun dan dikaruniai seorang putra. Mereka bekerja di perusahaan yang sama tetapi di cabang yang berbeda sehingga setiap harinya mereka hanya bertemu di rumah saat sebelum berangkat kerja dan sepulang kerja. Untuk memudahkan komunikasi di antara mereka, mereka menggunakan HP (handphone). Namun dalam perjalanan hidup berkeluarganya, mereka lebih banyak bertemu di rumah dan berkomunikasi secara langsung. Sampai pada suatu saat, Aryo membeli sebuah HP CDMA dengan alasan tarif pulsa yang lebih murah jika dipakai untuk menelepon lokal, jadilah Aryo mempunyai dua buah HP.

Beberapa bulan kemudian, sesuatu yang mencurigakapun dialami oleh Temi, ketika Aryo sangat “menyayangi” HP barunya itu, sehingga kemanapun Aryo pergi HP itu selalu dibawanya, bahkan ke kamar mandi sekalipun. Ketika Temi menanyakan hal tersebut, Aryo hanya menjawab “Takutnya nanti ada telepon pentingyang harus segera diangkat”. Tetapi Temi semakin curiga, sebab jika mereka sedang duduk bersama dan tiba-tiba HP Aryo berbunyi, maka Aryo akan mengangkatnya dan pergi sedikit menjauh dari Temi.

Hal tersebut membuat Temi selalu curiga terhadap Aryo dan selalu menerka-nerka apa yang terjadi dengan Aryo suaminya, apakah dia berbicara dengan seorang wanita? Apakah dia berselingkuh? Apakah dia mempunyai tujuan lain dengan membeli HP satu lagi? Ada apa dengan HP itu sehingga dia harus membawanya sampai ke kamar mandi? Apa yang dia lakukan dengan HP nya itu jika sedang tidak di rumah? Sikap Temi yang seperti itu seringkali membuat sering terjadi salah paham diantar mereka, dan lama-kelamaan komunikasi dianatar merekapun tidak seefektif dulu.

(14)

Page 126: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

MEMBELI WAKTU

Seperti biasa, Rudi kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak sepserti biasanya, Eko, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD, yang membukakan pintu. Tampaknya ia sudah menungu cukup lama.

“Kok belum tidur?” sapa rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Eko memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Eko menjawab, “Eko menunggu ayah pulang. Eko mau Tanya, berapa sih gaji ayah?”.

“lho ko tumben Tanya-tanya gaji ayah? Mau minta uang lagi, yah?” “Ah enggak, Cuma pingin tahu aja.” “OK kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam dan

dibayar Rp. 400.000,00. setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji ayah dalam satu bulan berapa hayo?” Eko berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televise. Ketika rudi beranjak menuju kamaruntuk berganti pakaian, Eko berlari mengikutinya.

“kalo satu hari ayah dibayar Rp. 400.000,00 untuk sepuluh jam, berarti satu jam ayah digaji Rp. 40.000,00 dong,?” katanya.

“Wah pinter kamu. Sudah sekarang cuci kaki, trus bobok” perinta Rudi. Tetapi Eko tak beranjak. Sambil memandang ayahnya berganti pakaian, Eko kembali bertanya,

“Ayah, boleh nggak Eko pinjam uang Rp. 5.000,00?” “sudah, nggak usah macam-macamlagi. Buat apa minta uang malam-malam

gini? Ayah kan’ capek. Ayah mandi dulu. Tidurlah.” “tapi ayah…..” “Ayah bilang Tidur!” hardiknya mengejutkan Eko. Anak kecil itupun berbalik

menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi menengok anaknya di kamar. Anak kesayangannya itu belum tidur. Ia sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang sejumlah Rp. 15.000,00 di tangannya. Rudi tampak menyesali hardiknya.

“Maafkan ayah nak. Ayah sayang sama Eko,” katanya sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu. “buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan kan bisa besok. Jangankan Rp. 5000,00, lebih dari itupun ayah kasih.”

“ayah, Eko nggak minta uang. Eko Cuma mau pinjam. Nanti Eko kembalikan kalau sudah nabung lagi dari uang jajan selama seminggu ini.”

“Iya, iya, tapi buat apa?” Tanya Rudi lembut. “Eko nunggu Ayah dari jam 8. eko mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh

menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, Eko mau beli waktu ayah.”

“lalu,lalu?” Rudi penuh perhatian. “tadi Eko buka tabungan, ada Rp. 15.000,00. tapi, karena Ayah bilang satu jam

ayah dibayar Rp. 40.000,00, maka untuk setengah jam berarti Rp. 20.000,00. uang tabungan Eko kurang Rp. 5.000,00. makanya Eko mau pinjam dari ayah,” kata Eko polos.

Rudi terdiam, ia kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipelukny erat-erat.

(15)

Page 127: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

KISAH SALLY Suatu hari Sally, siswa SMU, masuk ke ruang kelasnyadan segera menyadari bahwa akan ada sesuatu yang menyenangkan hari ut. Di dinding ada satu papan sasarang yang besar, di meja terletak banyak anak panah. Gurunya meminta setiap murid untuk membuat gambar orang yang tidak mereka sukai atau orang yang telah melukai hati mereka, kemudian mereka dipersilahkan melempar anak panah pada gambar tersebut. Seorang gadis teman Sally menggambar wajah gadis lain yang telah merebut pacarnya. Yang lain menggambar adiknya. Sally menggambar wajah teman lamanya dengan sangat terperinci sampai diapun tidak lupa menambahkan jerawatnya. Seluruh isi kelas kemudian berbaris dan mulai melemparkan anak panah, diiringi suara tawa riang. Beberapa di antara mereka melempar anak panah begitu kuatnya sampai merobek sasaran. Sally menunggu gilirannya. Tetapi dia kecewa karena waktu sudah habis. Sang guru meminta semua murid untuk kembali duduk di kursi masing-masing. Sambil duduk, Sally memikirkan rasa kecewanya karena belum memiliki kesmpatan untuk melempar, Pak Guru mulai melepaskan sasaran dari dinding. Dan……di balik sasaran terdapat gambar wajah Yesus. Suasana kelas menjadi hening, semua murid menatap gambar Yesus yang telah hancur.; seluruh wajah-Nya berlubang dan sobek, bahkan matanya tertembus. Kemudian Pak Guru mengutip Mat 25:40, “Apa yang kamu lakukan untuk saudara-Ku yang paling hina, kamu malakukannya untuk-Ku”. Tidak ada lagi kata-kata, semua mata berkaca-kaca menatap wajah Yesus. .

(16)

Page 128: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Komunikasi di dalam keluarga (N=23) Skor tertinggi 32 dan skor terendah 24

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 30-32 7 30 % 27-29 11 48 % 24-26 5 22 %

Pendidikan anak (N=23) Skor tertinggi 41 dan skor terendah 30

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 38-41 6 26 % 34-37 9 39 % 30-33 8 35 %

Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja (N=23) Skor tertinggi 30 dan skor terendah 22

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 28-30 9 39 % 25-27 10 44 % 22-24 4 17 %

Page 129: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Komunikasi di dalam keluarga (N=23) Skor tertinggi 32 dan skor terendah 24

Komunikasi Pendidikan anak Perutusan Gereja

29 41 29

29 40 29

28 40 28

27 40 28

27 38 28

27 38 27

27 37 27

27 37 27

26 37 27

26 35 27

26 35 27

25 35 27

25 34 26

24 34 25

24 34 25

24 33 25

24 33 25

24 33 24

24 33 24

23 33 24

23 32 24

23 32 23

21 30 22

583 814 598

Page 130: PEMBINAAN KELUARGA MUDA KATOLIK SECARA INTEGRAL DI … · Menanggapi persoalan yang terungkap dalam latar belakang tersebut, ada dua ... dalam keluarga, pendidikan anak, ekonomi keluarga

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 27-29 8 35% 24-26 11 48% 21-23 4 17%

Pendidikan anak (N=23) Skor tertinggi 41 dan skor terendah 30

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 38-41 6 26% 34-37 9 39% 30-33 8 35%

Turut Serta dalam Tugas Perutusan Gereja (N=23) Skor tertinggi 30 dan skor terendah 22

Kelas interval Frekuensi absolute Frekuensi relative (%)

1 2 3 28-30 5 22% 25-27 12 52% 22-24 6 26%