PEMbiayaan Pembangunan Upload

67
Pembiayaan Pembangunan 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Prasarana bandar udara merupakan prasarana mutlak yang harus ada di kawasan yang menjadi penghubung antar kawasan strategis lainnya. Prasarana ini sangat diperlukan sebagai unsur pembentuk mobilitas, baik itu mobilitas manusia maupun barang. Peran bandar udara seakan cukup vital bagi pembangunan dan pengembangan suatu kawasan. Berfungsinya bandar udara secara efektif seakan menjadi tolak ukur pengembangan suatu wilayah. Hal ini juga berlaku di Kota Padang, sebagai kota dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi, mobilitas manusia dan barang seakan menjadi tuntutan wajib. Sebelumnya Kota Padang memiliki bandar udara tabing, namun seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia dan barang, maka bandar udara tersebut seakan tidak mampu lagi menyanggupi tuntutan tersebut. Dan atas inisiatif pemerintah Sumatera Barat, dibangun bandar udara baru di Ketaping, Padang Pariaman. Bandar udara ini diberi nama Bandar Udara Internasiaonal Minangkabau (BIM). Bandar udara baru ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang ada pada bandar udara lama, dan juga dapat mengatasi permintaan mobilitas manusia dan barang yang tinggi. Hal ini juga mengantisipasi akibat Page 1

Transcript of PEMbiayaan Pembangunan Upload

Page 1: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prasarana bandar udara merupakan prasarana mutlak yang harus ada di kawasan yang

menjadi penghubung antar kawasan strategis lainnya. Prasarana ini sangat diperlukan sebagai

unsur pembentuk mobilitas, baik itu mobilitas manusia maupun barang. Peran bandar udara

seakan cukup vital bagi pembangunan dan pengembangan suatu kawasan. Berfungsinya bandar

udara secara efektif seakan menjadi tolak ukur pengembangan suatu wilayah.

Hal ini juga berlaku di Kota Padang, sebagai kota dengan jumlah penduduk yang cukup

tinggi, mobilitas manusia dan barang seakan menjadi tuntutan wajib. Sebelumnya Kota Padang

memiliki bandar udara tabing, namun seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia dan

barang, maka bandar udara tersebut seakan tidak mampu lagi menyanggupi tuntutan tersebut.

Dan atas inisiatif pemerintah Sumatera Barat, dibangun bandar udara baru di Ketaping, Padang

Pariaman. Bandar udara ini diberi nama Bandar Udara Internasiaonal Minangkabau (BIM).

Bandar udara baru ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang ada pada bandar udara

lama, dan juga dapat mengatasi permintaan mobilitas manusia dan barang yang tinggi. Hal ini

juga mengantisipasi akibat langsung dari penggalakkan provinsi Sumatera Barat sebagai wilayah

ekspor ikan tuna, hasil hutan dan hasil tambang.

Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau ini tentu saja memerlukan

struktur pembiayaan. Dimana pembiayaan yang dimaksud meliputi rincian dana beserta

peruntukkannya. Proses pembiayaannya juga perlu untuk dikaji lebih lanjut, karena proses ini

juga sangat menentukan dalam pengembangan bandar udara tersebut. Pengembangan Bandar

Udara Internasional Minangkabau ini juga diproyeksikan untuk mendongkrak ekonomi

khususnya di Sumatera Barat.

Pendongkrakan ekonomi tersebut akan senantiasa menjadikan Provinsi Sumatera Barat

dapat bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Negara Indonesia.

Page 1

Page 2: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

1.2. Persoalan yang Diangkat

Mengkaji kelayakan pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau

berdasarkan pembiayaan yang ada, dan menelaah manfaat yang akan ditimbulkan dengan adanya

pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau tersebut.

1.3. Tujuan

Mengkaji efektivitas dari pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Internasional

Minangkabau agar diperoleh manfaat sebesar-besarnya dan terpenuhinya mobilitas manusia dan

barang.

1.4. Metode

Metode yang digunakan dalam pembiayaan Bandar Udara Internasional Minangkabau ini

adalah metode pembiayaan konvensional.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah rencana pengembangan yang diperhitungkan

sebatas perluasan terminal penumpang, terminal kargo, apron, penambahan area turn over,

perluasan area parkir kendaraan dan perpanjangan Runway menjadi 3.000 meter dan lebar 45

meter, sehingga memenuhi kebutuhan penumpang proyeksi tahun 2020.

Pembatasan terhadap hal lain yang sehubungan dengan Bandar Udara Internasional

Minangkabau adalah sebagai berikut: Tanah tempat bandara berada merupakan milik pemerintah

RI sehingga tidak memerlukan biaya pengeluaran untuk pembebasan tanah, Pendanaan untuk

pengembangan ini berasal dari pinjaman lunak luar negeri dalam mata uang US dollar.

Perhitungan indikator kelayakan ekonomi hanya untuk Bandar Udara Internasional Minangkabau

dan rencana pengembangannya, tidak termasuk biaya investasi access road ke bandara yang

berada di luar kawasan bandara.

Page 2

Page 3: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

BAB II

EVALUASI KASUS STUDI

2.1. Deskripsi Objek

Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) /Minangkabau International Airport

(MIA) merupakan bandara pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia, yang

memakai nama etnik sebagai nama bandaranya. Fasilitas pendukungnya semuanya menggunakan

nama dan istilah Minang. Bahkan gedung terminal penumpangnya merupakan gedung terbesar di

Indonesia dengan arsitektur Minangkabau. BIM terletak 23 km Utara Kota Padang, di atas lahan

seluas ± 482 hektar yang dibangun menggantikan Bandara Tabing yang telah beroperasi selama

34 tahun. Dipindahkannya Bandara Tabing ke BIM karena sudah tidak lagi memenuhi

persyaratan dari segi keselamatan penerbangan dan juga pemenuhan kebutuhan mobilitas

manusia dan barang.

BIM telah dioperasikan sejak 22 juli 2005. bandara ini didesign dengan arsitetur

tradisional Minangkabau dengan ciri khas Bagonjong atau atap berbentuk tanduk dan interior

terminal penumpang yang dihiasi dengan ukiran Minangkabau tradisional sebagai aksen interior

modern yang penuh imajinasi.

Gambar: Bandar Udara Internasional Minangkabau

Page 3

Page 4: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

2.2. Review Konsep Pembiayaan

2.2.1 Komponen Biaya

Dana konstruksi sebesar ¥ 8,615 milyar dan dana pendamping Rp. 89,150 milyar serta

biaya konsultasi ¥ 876,525 juta dan Rp. 8,511 milyar sebagai dana pendamping.

Perbandingan penggunaan dana awal Bandara Internasional Minangkabau adalah pinjaman

luar negeri 81% dan APBN 19%.

2.2.2 Analisis Kriteria Investasi

Analisis proyeksi pertumbuhan pesawat, penumpang, dan kargo menggunakan dua

skenario, yaitu :

1. Skenario 1 atau skenario optimis

Merupakan skenario yang menggunakan analisis terhadap Data Pertumbuhan

Angkutan Udara di Sumatera Barat Tahun 1980 s/d 2004 yang bersumber dari

Biro Pusat Statistik (BPS) Sumbar dan Data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Sumbar Tahun 1980 s/d 2004 yang bersumber dari BPS Sumbar.

2. Skenario 2 atau skenario pesimis

Merupakan skenario yang menggunakan analisis terhadap Data Pertumbuhan

Angkutan Udara di Sumbar Tahun 1995 s/d 2004 yang bersumber dari PT.

(Persero) Angkasa Pura II dan Data PDRB Sumbar Tahun 1995 s/d 2004 yang

bersumber dari BPS Sumbar.

Skenario pertama memakai analisis data pertumbuhan dari tahun 1980 sampai

dengan tahun 2004 dengan pertimbangan semakin lama jangka waktu proyeksi

pertumbuhan, maka data-data yang digunakan akan semakin akurat. Sedangkan pada

skenario kedua, menggunakan analisis data pertumbuhan dari tahun 1995 sampai dengan

tahun 2004 dengan pertimbangan bahwa adanya keterbatasan data yang dapat diperoleh

dari PT. (Persero) Angkasa Pura II. Selain itu, data ini digunakan dengan pertimbangan

bahwa sejak dilanda krisis moneter tahun 1997 / 1998, kondisi ekonomi Indonesia mulai

mengalami peningkatan sejak tahun 2000 sampai sekarang. Penelitian ini tidak

Page 4

Page 5: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

menggunakan analisis data pertumbuhan tahun 2005 pada kedua skenario dengan

pertimbangan pada tahun ini banyak terjadi peristiwa- peristiwa alam yang

mengakibatkan pertumbuhan angkutan udara menjadi tidak stabil. Antara lain peristiwa

tsunami di Aceh yang terjadi tanggal 27 Desember 2004 dan gempa bumi di Sumbar

tahun 2005. Namun data ini tetap digunakan pada perhitungan indikator kelayakan

ekonomi.

Pada data pertumbuhan angkutan udara Sumbar dari BPS terlihat bahwa pesawat

internasional member kontribusi sebesar 9.7% dari total pesawat datang dan berangkat

dari bandara Padang. Adapun penumpang internasional sebesar 6.1% dari total

penumpang yang datang dan berangkat dari bandara Padang. Demikian juga, pada data

pertumbuhan angkutan udara di Sumbar yang bersumber dari PT. (Persero) Angkasa Pura

II, dapat dilihat bahwa pesawat internasional memberikan kontribusi sebesar 11.7%

terhadap total pesawat yang datang dan berangkat dari Bandara Padang. Sedangkan

penumpang internasional memberikan kontribusi sebesar 6.5% terhadap total penumpang

yang datang dan berangkat dari bandara Padang. Berdasarkan perbandingan ini, diketahui

bahwa pesawat dan penumpang domestik men- dominasi pertumbuhan bandara di

Sumbar.

Tabel Proyeksi Pertumbuhan Pesawat, Penumpang dan Kargo di Sumbar

Kapasitas

Angkutan Udara

Tahap I Tahap II (proyeksi tahun 2020)

Skenario I Skenario II

(pesawat) Growth rate (pesawat) Growth rate

Pesawat Int’l 1.022 19.801 15.97% 13.982 13.31%

Pesawat Dom. 9.190 75.100 11.15% 25.038 3.30%

Jenis Pesawat

terbesar

DC-10 /

A-300

MD-11 / B-

747

MD-11 / B-

747

Penumpang Int’l 43.000 372.919 9.49% 260.637 6.90%

Penumpang 817.000 9.647.088 12.37% 2.733.787 3.31%

Page 5

Page 6: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Dom.

Jemaah Haji 6.454 1.30% 19.094 8.90%

Kargo Int’l 680 136 6.21% 164 7.56%

Kargo Dom. 9.920 6.775 0.14% 13.317 4.76%

2.2.3. Sumber Pembiayaan

Pembangunan awal BIM dibangun dengan biaya yang berasal dari pinjaman JIBC (Japan

Bank for International Co-operation) dan rupiah murni masing-masing dengan rincian

dana konstruksi sebesar ¥ 8,615 milyar dan dana pendamping Rp. 89,150 milyar serta

biaya konsultasi ¥ 876,525 juta dan Rp. 8,511 milyar sebagai dana pendamping.

Perbandingan penggunaan dana untuk pembangunan adalah pinjaman luar negeri 81%

dan APBN 19%. Dan dalam tahap 2 sumber pembiayaannya direncanakan didapat dari

investor dan APBN dengan komposisi 75 % pinjaman luar negeri dan 25 % dana APBN.

2.2.4. Strategi Pembiayaan

Investasi dalam pembangunan Bandara Udara Internasional Minangkabau terdapat 2

skema yang menjadi dasar tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi tujuan

pembangunan Bandara Udara Internasional Minangkabau

1. Skema I

Rencana pengembangan akan dilakukan pada tahun 2008 s/d 2010.

- Modal investasi pembangunan awal berasal dari 81% pinjaman lunak luar negeri

dengan bunga pinjaman sebesar 1.8% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama

30 tahun dengan grace period 10 tahun dan dana APBN 19%.

- Modal investasi untuk pengembangan tahap II menggunakan dua model pinjaman

yaitu:

Page 6

Page 7: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

a. Skema Ia. Modal yang berasal dari 75% pinjaman lunak luar negeri dengan

bunga pinjaman sebesar 1.3% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 30

tahun dengan grace period 10 tahun dan dana APBN 25%.

b. Skema Ib. Modal berasal dari 75% pinjaman luar negeri dengan bunga

pinjaman sebesar 7% dibayarkan secara Pokok + Bunga selama 7 tahun

dengan grace period 3 tahun dan dana APBN 25%.

2. Skema II

Rencana pengembangan akan dilakukan bertahap pada tahun 2008 s/d 2010 dan pada

tahun 2014 s/d 2016.

- Modal investasi pembangunan awal berasal dari 81% pinjaman luar negeri dengan

bunga pinjaman sebesar 1.8% dibayarkan secara Pokok ditambah dengan Bunga

selama 30 tahun dengan grace period 10 tahun dan dana APBN 19%.

- Modal investasi untuk pengembangan tahap II menggunakan dua model pinjaman

yaitu:

a. Skema IIa. Modal yang berasal dari 75% pinjaman lunak luar negeri

dengan bunga pinjaman sebesar 1.3% dibayarkan secara Pokok ditambah

dengan Bunga selama 30 tahun dengan grace period 10 tahun dan dana

APBN 25%.

b. Skema IIb. Modal yang berasal dari 75% pinjaman luar negeri dengan

bunga pinjaman sebesar 7% dibayarkan secara Pokok ditambah dengan

Bunga selama 7 tahun dengan grace period 3 tahun dan dana APBN 25%.

Page 7

Page 8: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Page 8

Page 9: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Page 9

Page 10: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Tabel Biaya Pembangunan Tahap II

Satuan Mata Uang Tahap I Tahap II

Skenario I Skenario II

USD

Rp.

89,240,838

853,167,543,209

157,323,320

1,415,909,882,198

47,649,537

428,845,836,644

Skema I

USD

Rp.

266,029,524

2,394,265,713,481

65,010,921

585,098,290,511

Skema II

Page 10

Page 11: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

2.2.5 Telaah Kritis

Proyek pembangunan Bandar Udara Internasional ini memang telah memiliki prediksi

yang tertuang dalam skema skema rencana pembayaran maupun pelaksanaan yang cukup

lengkap. Namun dalam prediksi tetap saja tidak mungkin 100 % terjadi. Kita harus memprediksi

dalam keadaan terbaik maupun terburuk. Kelemahan dalam melakukan pembayaran adalah

kurangnya pengelolaan utang sehingga mengurangi kemampuan utnuk kosistensi melakukan

pembayaran sesuai dengan fluktuatif perubahan nilai mata uang, pertumbuhan penumpang,

labilnya kondisi ekonomi daerah yang melakukan pinjaman dll. Komposisi pendanaan proyek

Bandar Udara Internasional Minangkabau antar pemerintah dan JIBC juga mempengaruhi

besarnya biaya yang harus dikelurakan untuk pembayaran utang dalam proses. Semakin tinggi

komposisi pemerintah semakin sedikit pula biaya yang dihasilkan dari bunga pinjaman.

pembiayaan melalui obligasi dan BOT bisa digunakan sebagai alternatif pembiayaan.

Page 11

Page 12: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

BAB III

INSTRUMEN PEMBIAYAAN

3.1 Kajian Struktur Anggaran Daerah/Pusat

3.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. (Pasal 1 angka 7, UU

No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, APBN

dalam satu tahun anggaran meliputi:

a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih;

b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih;

c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima

kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya.

Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000,

Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari

sampai dengan tanggal 31 Desember. Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1 April

sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun

anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan

Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/2004).

Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003, anggaran adalah alat

akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, pengeluaran

anggaran hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil (result)

berupa outcome atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut.

Page 12

Page 13: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Sebagai alat manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas

berkelanjutan untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi program pemerintah. Sedangkan

sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan

dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan

bernegara.

Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,

pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa

anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk

menilai apakah kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan

efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran

negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung arti

bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan

keseimbangan fundamental perekonomian.

3.1.2 Pendapatan Negara dan Hibah.

Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak

yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak

lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber

penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi

penerimaan dari sumber daya alam,

setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan kontribusi

yang lebih kecil terhadap total penerimaan anggaran, jumlahnya semakin meningkat secara

Page 13

Page 14: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

signifikan tiap tahunnya. Berbeda dengan sistem penganggaran sebelum tahun anggaran

2000, pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak lagi

dianggap sebagai bagian dari penerimaan.

Dalam pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga tidak boleh

menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk membiayai

kebutuhannya. Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan terkait.

3.1.3 Belanja Negara.

Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana

otonomi khusus dan dana penyeimbang. Sebelum diundangkannya UU No. 17/2003,

anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan. UU No. 17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga tidak lagi ada

pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana perimbangan

terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).

Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan untuk provinsi Daerah

Istimewa Aceh dan provinsi Papua.

3.1.4 Defisit dan Surplus.

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang

melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran

disebut surplus. Sejak TA 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan

anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun.

Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan primer

(primary balance) dan keseimbangan umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah

total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum

adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

Page 14

Page 15: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

3.1.5 Pembiayaan.

Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang

penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri (perbankan dan non perbankan) serta

pembiayaan luar negeri (netto) yang merupakan selisih antara penarikan utang luar negeri

(bruto) dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

3.1.6 Penyusunan dan Penetapan APBN

Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu: (1)

pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari sampai dengan

pertengahan bulan Agustus dan (2) pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN, dari

pertengahan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara

singkat kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN tersebut.

3.1.7 Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR.

Tahap ini diawali dengan beberapa kali pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk

menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan

persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi penentuan asumsi dasar

APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran, skala prioritas dan penyusunan budget

exercise untuk dibahas lebih lanjut dalam rapat antara Panitia Anggaran dengan Menteri

Keuangan dengan atau tanpa Bappenas. Pada tahapan ini juga diadakan rapat komisi antara

masing-masing komisi (Komisi I s.d IX) dengan mitra kerjanya (departemen/lembaga

teknis). Tahapan ini diakhiri dengan proses finalisasi penyusunan RAPBN oleh Pemerintah.

Secara lebih rinci, tahapan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Menteri Keuangan dan Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS) atas nama Presiden

mempunyai tanggung jawab dalam mengkoordinasikan Penyusunan APBN. Menteri

Keuangan bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan penyusunan anggaran belanja rutin.

Sementara itu Bappenas bersama-sama dengan Menteri Keuangan bertanggung jawab dalam

Page 15

Page 16: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

mengkoordinasikan penyusunan anggaran belanja pembangunan.

Persiapan anggaran dimulai dengan assessment indikator fiskal makro oleh Badan Analisa

Fiskal, Departemen Keuangan. Selanjutnya Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas

menerbitkan Surat Edaran agar departemen teknis mengajukan usulan anggaran rutin maupun

pembangunan. Usulan anggaran rutin (Daftar Usulan Kegiatan, DUK) diajukan ke Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) pada bulan Juni. DUK tersebut lebih terfokus pada program

costing dan perubahan harga. DJA dan departemen teknis mereview DUK tersebut dengan

titik tekan pada costing ketimbang policy. Pada bulan Agustus, DJA menerbitkan pagu

pengeluaran rutin sebagai dasar bagi departemen teknis untuk menyusun anggaran rutin lebih

detil.

Sementara itu, usulan anggaran pembangunan diajukan oleh departemen teknis kepada DJA

dan Bappenas. DJA dan Bappenas mereview usulan anggaran pembangunan tersebut

berdasarkan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) dan Rencana Pembangunan

Tahunan (REPETA). Menteri Keuangan memberikan pertimbangan mengenai pagu anggaran

pembangunan sebagai dasar pembahasan antara DJA, Bappenas, dan departemen teknis.

Selanjutnya pada bulan Agustus, Presiden mengajukan Nota Keuangan dan RAPBN kepada

DPR untuk mendapatkan persetujuan.

3.1.8 Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN.

Tahapan ini dimulai dengan Pidato Presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota

Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dengan

Panitia Anggaran, maupun antara komisi-komisi dengan departemeen/lembaga teknis terkait.

Hasil dari pembahasan ini adalah Undang-undang APBN yang disahkan oleh DPR. UU

APBN kemudian dirinci ke dalam satuan 3. Satuan 3 yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari undang-undang tersebut adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per

departemen/lembaga, Sektor, Sub Sektor, Program dan Proyek/Kegiatan. Apabila DPR

menolak RAPBN yang diajukan pemerintah tersebut, maka pemerintah menggunakan APBN

Page 16

Page 17: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

tahun sebelumnya. Hal itu berarti pengeluaran maksimum yang dapat dilakukan pemerintah

harus sama dengan pengeluaran tahun lalu.

Kemampuan APBN

Tahun Target Devisit

APBN-P

Realisasi

Penerimaan

Realisasi

Pengeluaran

Devisit Surplus

2006 40 Triliun (1,3%) Rp 637,8

Triliun

Rp 669,9

Triliun

1 % (32 Triliun)

2007 Rp 58,285 triliun

(1,5%)

Rp707,8

Triliun

Rp757,16

Triliun

1,2 % (50

Triliun)

2008 94,5 triliun (2,1%)  Rp 981

Triliun

Rp 985,3

Triliun

0,1 % (4 Triliun)

2009 129,8 Triliun

(2,4%)

Rp 866.8

Triliun

Rp 954.0

Triliun

1, 6 % (87,2

Triliun)

38 Triliun

Sumber : Depkeu.go.id

Bisa dilihat di tabel pembiayaan APBN dari tahun ke tahun masih menyisakan sisa terhadap

target APBN P. jumlah sisa terhadap APBN P lumayan besar bisa dihitung untuk mencapai nilai

2 Triliun hanya membutuhkan seper empat dari 0,3 % sisa defisit terhadap APBN P. Jadi untuk

membangun Bandara internsional Minangkabau sangat mudah. Namun Pemerintah

menggunakan SILPA tersebut untuk membiayai defisit APBN tahun berikutnya atau kebutuhan

lain yang prioritas dan bisa di manajemen dengan baik dan cepat pada tahun tersebut sehingga

tidak disalahgunakan. Sehingga tidak bisa begitu saja membangun tanpa ada prioritas yang pasti

Page 17

Page 18: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

3.2 Eksplorasi Sumber Pembiayaan Konvensional Dan Non Konvesional

3.2 eksplorasi sumber pembiayaan konvensional dan non konvesional

Secara teoritis, modal bagi pembiayaan pembangunan perkotaan dapat diperoleh dari 3 sumber

dasar:

1. pemerintah/publik

2. swasta/private

3. gabungan antara pemerintah dengan swasta

Untuk setiap modal tersebut, terdapat beberapa jenis instrumen keuangan yang secara umum

dikategorikan sebagai berikut:

1. pembiayaan melalui pendapatan (revenue financing)

2. pembiayaan melalui hutang (debt financing)

3. pembiayaan dengan kekayaan (equity financing)

3.2.1. Public Revenue Financing

Berdasarkan kategori ini ada 3 jenis instumen keuangan yang biasa digunakan, yaitu:

1. pajak

2. retribusi

3. betterment levies

Dilihat dari sifatnya maka pajak dan retribusi termasuk dalam kategori sumber keuangan

yang bersifat konvensional. Sementara itu, betterment levies merupakan instrumen yang bersifat

non konvensional.

3.2.1.1. Public Revenue Financing Yang Bersifat Konvensional

a. Pajak

Pajak merupakan instrumen keuangan konvensional yang sering digunakan di banyak

negara. Penerimaan pajak digunakan untuk membiayai prasarana dan pelayanan perkotaan yang

memberikan manfaat bagi masyarakat umum, yang biasa disebut juga sebagai "public goods".

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama

untuk membiayai public investment.

Page 18

Page 19: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Ciri Ciri Pajak adalah :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga

UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa

untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."

2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perseorangan) yang dapat

ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan

bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar

pajak kendaraan bermotor.

3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam

rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak

memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundag-

undangan.

5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara

yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga

berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam

lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).

Jenis Pajak

Pajak Negara

Pajak Penghasilan

Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Penjualan Barang Mewah

Pajak Bumi dan Bangunan

Page 19

Page 20: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Pajak Bea Masuk dan Cukai

Pajak Daerah

Pajak Kendaraan bermotor

Pajak radio

Pajak reklame

Fungsi Pajak

Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran

pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan

pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari

penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti

belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk

pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni

penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari

tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang

semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.

Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun

luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka

melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi

untuk produk luar negeri.

Page 20

Page 21: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang

berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa

dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,

pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua

kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat

membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Bagi pemerintah daerah tingkat II di Indonesia, penerimaan pajak yang terpenting dan

dominan adalah yang bersumber dari Pajak Pembangunan I, pajak hiburan/tontonan, dan pajak

reklame. Selain itu, PBB, yang pada dasarnya merupakan penerimaan bagi hasil dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah, dapat dianggap juga sebagai sumber penerimaan pajak yang

utama bagi daerah tingkat II. Oleh karena itu, PBB sering bersama-sama dengan PAD

dikategorikan sebagai Penerimaan Daerah Sendiri (PDS).

b. Retribusi

Bentuk lainnya dari public revenue financing adalah retribusi. retribusi adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

Page 21

Page 22: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak

pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal

Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda).Secara teoritis retribusi mempunyai 2 fungsi, yaitu 1) sebagai alat untuk mengatur

(mengendalikan) pemanfaatan prasarana dan jasa yang tersedia; dan 2) merupakan pembayaran

atas penggunaan prasarana dan jasa. Untuk wilayah perkotaan jenis retribusi yang umum

digunakan misalnya air bersih, saluran limbah, persampahan dan sebagainya.

Ciri ciri retribusi :

1. Retibusi dipungut oleh negara

2. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis

3. Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk

4. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang / badan yang menggunakan /

5. mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara.

Retribusi dikelompokkan menjadi 2 yaitu

1. Retribusi jasa umum, yaitu : retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang

pribadi atau badan.

2. Retribusi jasa usaha, yaitu : retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemda dengan

menganut prinsip komersial karena pada dasarnya disediakan oleh sektor swasta.

Pengenaan retribusi sangat erat kaitannya dengan prinsip pemulihan biaya (cost

recovery), dengan demikian retribusi ini ditujukan untuk menutupi biaya operasi, pemeliharaan,

depresiasi dan pembayaran hutang. Adapun tarif retribusi umumnya bersifat proporsional,

dimana tarif yang sama diberlakukan untuk seluruh konsumen, terlepas dari besarnya konsumsi

masing-masing konsumen. Namun demikian, di beberapa daerah yang maju, misalnya di Jakarta,

besarnya retribusi untuk prasarana tertentu, seperti pelayanan air bersih cenderung bersifat

progresif, dimana semakin banyak konsumsi air bersih akan semakin tinggi tarif retribusinya.

Page 22

Page 23: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Jenis retribusi yang memberikan sumbangan penerimaan relatif tinggi bagi pemerintah

daerah adalah berasal dari retribusi perizinan, parkir, dan pasar. Secara rata-rata, dalam tahun

1990/91 penerimaan retribusi mencapai sekitar 65% (kota kecil) dan 47% (kota besar) dari total

penerimaan asli daerah.

3.2.1.2. Public Revenue Financing Yang Bersifat Non Konvensional

Bentuk lain dari public revenue financing namun yang bersifat non-konvensional ialah

betterment levies, yaitu merupakan tagihan modal (capital charges) yang ditujukan untuk

menutupi/membiayai biaya modal dari investasi prasarana. Dalam kenyataannya, jenis pungutan

ini relatif kurang banyak digunakan. Adapun tujuan utama dari pengenaan jenis pungutan ini

adalah mendorong masyarakat yang memperoleh manfaat dari adanya prasarana umum agar

turut menanggung biayanya. Dengan demikian, pungutan ini dikenakan langsung kepada mereka

yang memperoleh manfaat langsung dari adanya perbaikan prasarana umum tersebut. Adapun

dasar pengenaannya bisa didasarkan atas jumlah area atau berdasarkan nilai taksiran manfaat

yang diperolehnya.

3.2.2 Private Revenue Financing

Jenis instrumen keuangan yang biasa digunakan dalam kelompok ini antara lain adalah:

1. connection fees (biaya penyambungan);

2. development impact fees,

Dari kedua jenis instrumen di atas, connection fees cenderung dikategorikan sebagai

instrumen keuangan yang bersifat konvensional, sementara itu development impact fees

dikategorikan sebagai instrumen keuangan yang bersifat nonkonvensional.

3.2.2.1. Private Revenue Financing Yang Bersifat Konvensional

Connection fees merupakan pungutan yang dikenakan oleh perusahaan jasa pelayanan

kepada individu, misalnya air bersih, saluran pembuangan kotoran, dan telephone. Tujuan utama

dari dikenakannya pungutan ini adalah untuk menutupi biaya yang timbul sebagai akibat adanya

tambahan konsumen dalam jaringan yang sudah ada. Walaupun secara tradisional sebenarnya

jenis pungutan ini termasuk dalam kategori "private revenue financing", namun di Indonesia

Page 23

Page 24: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

lebih dikenal sebagai "public revenue financing", karena umumnya perusahaan-perusahaan yang

menyelenggarakan jenis-jenis pelayanan tersebut adalah perusahaan pemerintah.

1. connection fees (biaya penyambungan);

2. development impact fees,

Dari kedua jenis instrumen di atas, connection fees cenderung dikategorikan sebagai

instrumen keuangan yang bersifat konvensional, sementara itu development impact fees

dikategorikan sebagai instrumen keuangan yang bersifat nonkonvensional.

3.2.2.2. Private Revenue Financing Yang Bersifat Non-Konvensional

Development impact fees dibayar oleh developer kepada pemerintah daerah atau

perusahaan daerah sebagai kompensasi dari adanya dampak yang ditimbulkan karena adanya

pembangunan baru, misalnya pembangunan kompleks perumahan, yang berdampak pada

dibutuhkannya prasarana baru di luar kompleks yang bersangkutan, misalnya, saluran

pembuangan kotoran, sistem transportasi dan sumber air bersih. Tujuan utama dari pengenaan

pungutan ini adalah untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan pembangunan prasarana yang

dibutuhkan sebagai akibat dari adanya pembangunan di suatu lokasi, misalnya kompleks

perumahan, industri, dan sebagainya. Pungutan ini biasanya dikenakan pada saat izin membuat

bangunan (IMB) dikeluarkan oleh pemerintah daerah, sehinggan lebih merupakan pungutan yang

harus dibayar di muka.

3.3. Public-Private Revenue Financing

Land readjustment merupakan salah satu instrumen keuangan yang biasa digunakan

dalam kelompok ini. Dilihat dari sifatnya, maka land readjustment dapat dikategorikan sebagai

instrumen yang bersifat non-konvensional. Instrumen ini dinilai cukup kompleks, dan biasa

diterapkan pada suatu daerah tertentu yang relatif belum berkembang namun mempunyai catatan

regristrasi tanah yang akurat dan lengkap. Umumnya dengan adanya land readjustment luas

tanah yang dimiliki seseorang akan berkurang namun nilainya akan bertambah. Hal inilah yang

merupakan motivasi utama yang mendorong dilakukannya land readjustment. Contoh-contoh

negara yang telah berhasil melaksanakan program land readjustment di kawasan Asia adalah

Jepang, Korea, Taiwan, dan Hong Kong.

3.4. Public Debt Financing

Page 24

Page 25: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Jenis instrumen keuangan yang biasa digunakan dalam kategori ini antara lain adalah:

1. pinjaman

2. obligasi

Pinjaman merupakan instrumen keuangan yang bersifat konvensional, sedangkan obligasi

bersifat non konvensional.

3.4.1. Public Debt Financing Yang Bersifat Konvensional

Pinjaman merupakan instrumen keuangan yang sering digunakan dalam kelompok ini.

Secara umum pinjaman mempunyai jangka waktu lebih pendek dan relatif lebih mahal

dibandingkan dengan obligasi. Namun demikian, pemerintah atau perusahaan daerah bisa

melakukan pinjaman tidak hanya dalam bentuk pinjaman komersial, tetapi dapat juga dalam

bentuk pinjaman non komersial, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri

(melalui pemerintah pusat).

3.4.2. Public Debt Financing Yang Bersifar Non Konvensional

Obligasi merupakan instrumen keuangan yang bersifat non-konvensional. Obligasi

adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan

utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali

pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.

Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas

pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit.

Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap di atas 10 tahun. Selama ini

dikenal 3 jenis obligasi, yaitu general obligation bonds (obligasi umum), revenue bonds (obligasi

pendapatan) dan double barrel bonds. Obligasi umum dijamin oleh penerimaan pajak dan

penerimaan umum lainnya, sementara obligasi pendapatan dijamin oleh satu jenis penerimaan

bukan pajak (spesifik). Double barrel bonds merupakan kombinasi dari kedua jenis obligasi

tersebut, yang dijamin baik oleh penerimaan umum (pajak) maupun penerimaan spesifik proyek.

Fitur yang terpenting dalam suatu obligasi adalah :

Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh

penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.

Page 25

Page 26: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat

penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi

dengan biaya-biaya penerbitan.

Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut

penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali /

pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada

pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Beberapa obligasi

diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal tahun 2005,

pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh tempo selama 50 tahun mulai berkembang. Pada

pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi yaitu :

a) Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya hingga 1 tahun;

b) Medium Term Note : masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun;

c) Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya di atas 10 tahun.

Kupon , suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi. Biasanya

suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya obligasi, tetapi juga

bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR, dan lain-lain. Istilah "kupon"

ini asal mulanya digunakan karena dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama

dengan kupon bunga yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon,

pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna ditukarkan dengan

pembayaran bunga.

Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi.

Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara "tengah tahunan",

yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan

obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon pertahun.

Page 26

Page 27: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Dokumen resmi , suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari

pemegang saham. Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan pemerintah

dan undang-undang komersial dimana dokumen ini di hadapan pengadilan diperlakukan

sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi tersebut sulit sekali diubah dimana

perubahan hanya dapat dilakukan atas persetujuan mayoritas pemegang obligasi.

Hak opsi: suatu obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada pembeli

obligasi ataupun penerbit obligasi.

Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi

obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal

sebagai obligasi opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada

penerbit untuk melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi

mengharuskan penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini

utamanya digunakan bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat

banyak sekali persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit,

maka guna membebaskan penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah

pelunasan dini atas obligasi tersebut. namun dengan biaya yang lebih tinggi.

Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk

memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa jatuh

tempo; lihat opsi jual.

Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat

dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi, dimana pada umumnya terdapat 4

cara pelaksanaan opsi yang demikian ini yaitu :

Gaya Bermuda memiliki beberapa tanggal pelaksanaan yang biasanya disesuaiakan

dengan tanggal kupon.

Page 27

Page 28: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Gaya Eropa hanya memiliki satu tanggal pelaksanaan , ini merupakan kasus khusus

gaya Bermuda.

Gaya Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap saat hingga masa jatuh tempo.

Penjualan karena kematian adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris pemegang

opsi untuk menjual kembali obligasinya kepada penerbit dalam hal terjadinya

kematian pada pemegang obligasi atau menderita cacat tetap.

Dana jaminan atau yang juga dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan

suatu syarat dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi tertentu dari

obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar kepada wali

amanat yaitud engan cara melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang

diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di pasaran lalu

menyerahkannya kepada wali amanat.Obligasi konversi adalah obligasi yang

mengizinkan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan

sejumlah saham perusahaan penerbit.

Obligasi tukar  atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB") yang

memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya

dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan penerbit, biasanya dengan

saham anak perusahaan penerbit.

Obligasi di Indonesia

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan

dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:

Page 28

Page 29: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

1. Obligasi Rekap , diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program

Rekapitalisasi Perbankan;

2. Surat Utang Negara  (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;

3. Obligasi Ritel Indonesia  (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit

APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;

4. Surat Berharga Syariah Negara  atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi

sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun

berdasarkan prinsip syariah.

Tahapan yang harus dilalui untuk mengeluarkan obligasi :

1. mendapat persetujuan dari security exchange commission

2. menetapkan tanggal jatuh tempo dan bunga yang ditawarkan

3. berhubungan dengan stockbroker untuk mencari pembeli

4. mengumumkan kepada masyarakat

Pasar obligasi

Sebagai suatu efek, obligasi bersifat dapat diperdagangkan.

Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:

1. Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan.

Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa

efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa

Efek Surabaya (BES) sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan

tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini,

perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat

perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan

Page 29

Page 30: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau

telepon.

Dilihat dari tingkat resikonya, maka obligasi pendapatan mempunyai tingkat resiko yang

lebih tinggi dibandingkan obligasi umum. Hal ini disebabkan karena jaminan bagi obligasi

pendapatan hanya berasal dari satu jenis penerimaan proyek saja (spesifik), dengan demikian

apabila proyek tersebut gagal atau tidak dapat mencapai target penerimaan yang diharapkan,

maka akan mempengaruhi kondisi obligasi tersebut. Oleh karena itu, sebagai kompensasinya

tingkat bunga obligasi pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi umum.

Salah satu aspek penting yang menunjang berkembangnya obligasi perkotaan di negara

lain, misalnya Amerika Serikat, adalah diberlakukan "tax exempt" bagi jenis obligasi tersebut.

Adanya tax exempt ini pada gilirannya akan mengurangi biaya tingkat bunga dan besarnya

cicilan, sehingga mendorong masyarakat untuik menanamkan uangnya ke dalam bentuk investasi

ini.

3.5. Private Debt Financing

Jenis instrumen keuangan yang biasa digunakan dalam kategori ini adalah development

exactions, yang dilihat dari sifatnya dikategorikan sebagai instrumen keuangan non

konvensional. Pungutan ini dikenakan pada developer dalam rangka pembangunan prasarana di

dalam lingkungan (on-site) area pembangunan, sebagai salah satu syarat sebelum pembangunan

itu sendiri di mulai. Adapun jenis prasarana yang biasanya diharapkan dari developer yang

bersangkutan adalah jalan, saluran air bersih dan kotor, penerangan jalan, taman, dan sebagainya.

Berbeda dengan development imnpact fees, dimana bessarnya pungutan ditentukan oleh

pemerintah/perusahaan daerah, besarnya pungutan development exaction ini ditentukan

berdasarkan negosiasi/perjanjian antara developer dengan institusi yang mewakili aktivitas

masyarakat daerah yang bersangkutan. Salah satu keuntungan dari development exaction adalah

Page 30

Page 31: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

tidak ada biaya konstruksi prasarana yang ditanggung oleh pemerintah. Namun demikian,

instrumen ini juga mempunyai kekurangan, yaitu kemungkinan terjadinya pembangunan

prasarana di bawah standard.

3.6. Private-Public Debt Financing

Dua jenis instrumen keuangan yang biasa digunakan dalam kelompok ini ialah:

1. excess condemnation

2. linkage

Kedua jenis instrumen tersebut dikategorikan sebagai instrumen keuangan non-konvensional.

3.6.1. Excess Condemnation

Excess condemnation merupakan metode pembiayaan prasarana secara tidak langsung,

dimana sejumlah tanah disisihkan untuk pembangunan prasarana, dan sejumlah lainnya

diberikan padsa developer swasta untuk pembangunan komersial. Sebagai imbalannya,

developer berkewajiban untuk membangun prasarana yang dibutuhkan. Instrumen ini biasa

digunakan untuk membangun kembali daerah-daerah kumuh ("slum"), dimana melalui instrumen

ini penyediaan prasarana perkotaan di daerah tersebut dapat dilaksanakan tanpa dibiayai oleh

sektor publik.

3.6.2. Linkage

Linkage pada dasarnya merupakan pendekatan yang bersifat langsung, dimana developer

diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yang sejenis (paralel) di daerah lain yang

kurang diinginkan, dalam rangka mendapatkan persetujuan pembangunan di daerah yang mereka

inginkan. Metode semacam ini di Indonesia sudah mulai dikenal, khususnya berkaitan dengan

pembangunan perumahan, dimana para developer diwajibkan untuk pembangunan perumahan

sederhana sebagai kompensasi diberikannya izin untuk membangun perumahan mewah.

3.7. Private-Public Equity Financing

Instrumen keuangan yang biasa digunakan dalam kelompok ini adalah:

1. joint ventures

2. concessions

Dilihat dari sifatnya, maka kedua jenis instrumen ini tergolong sebagai instrumen keuangan non-

konvensional.

Page 31

Page 32: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

3.7.1. Joint Ventures

Joint ventures (Perusahaan Patungan) adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2

pihak atau lebih untuk menjalankan aktivitas ekonomi bersama. Pihak-pihak itu setuju untuk

berkelompok dengan menyumbang keadilan kepemilikan, dan kemudian saham

dalam penerimaan, biaya, dan kontrol perusahaan. dalam perusahaan Patungan kerjasama antara

swasta dengan pemerintah (private-public partnership) dimana masing-masing pihak mempunyai

posisi yang seimbang dalam perusahaan yang bersangkutan. Tujuan utama dari kerjasama ini

adalah untuk memadukan keunggulan yang dimiliki sektor swasta, misalnya modal, teknologi

dan kemempuan manajemen, dengan keunggulan yang dimiliki oleh sektor pemerintah, misalnya

sumber-sumber, kewenangan dan kepercayaan masyarakat.

Alasan Pembentukan

Alasan internal

1. Membangun kekuatan perusahaan

2. Menyebarkan biaya dan risiko

3. Menambah akses ke sumber daya keuangan

4. Ekonomi skala  dan keuntungan kekuatan

5. Akses ke teknologi dan pelanggan baru

6. Akses ke praktek manajer inovatif

Tujuan persaingan

1. Mempengaruhi evolusi struktural industri

2. Kompetisi sebelum selesai

3. Tanggapan defensif untuk menghapuskan batas-batas industri

4. Penciptaan unit kompetisi yang kuat

Page 32

Page 33: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

5. Kecepatan pasar

6. Menambah ketangkasan

Tujuan strategi

1. Sinergi

2. Transfer teknologi/kecakapan

3. Diversifikasi

3.7.2. Concessions

Adapun concessions antara private dengan public dapat terjadi dalam berbagai bentuk,

diantaranya adalah: kontrak jasa, kontrak manajemen, kontrak sewa, BOT (Build, Operate, and

Transfer), BOO (Build, Operate, and Own), dan divestiture (sektor swasta mengambil alih

seluruh kontrol perusahaan dengan membeli seluruh aset pemerintah).

BOT adalah suatu perjanjian dimana pihak pertama tanpa melepas haknya atas suatu bidang

tanah mengikatkan diri untuk menyerahkan penguasan atas tanah tesebut untuk pendirian suatu

bangunan komersial kepada pihak kedua yang mengikatkan dirinya untuk membangun bangunan

komersial atas biayanya sendiri, mengelola dan mengoperasikan untuk suatu jangka waktu degan

atau tanpa imbalan yang telah disepakati serta menyerahkan bangunan tesebu kepada pihak

pertama dalam keadaan dapat dan siap dioperasikan setelah jangka waktunya berakhir.

 Untuk melakukan kerjasama bentuk Build Operate and Transfer ini harus melakukan tiga

perjanjian perjanjian terlebih dahulu. Tahapan dalam perjanjian Build Operate transfer, yaitu:

1. Tahap pembangunan: Pihak pertama menyerahkan tanahnya kepada pihak lain untuk

dibangun.

2. Tahap operasional : Berfungsi mendapatkan penggantian biaya atas pembangunan dalam

jangka waktu tertentu. Dalam tahapan operasional ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Perjanjian BOT dengan fee (Pemilik tanah dpt sejumlah fee dari pihak kedua).

Page 33

Page 34: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

b) Perjanjian BOT tanpa fee (Pemilik tanah tidak dapat fee dari pihak kedua)

3. Tahap transfer : Pihak kedua menyerahkan kepemilikan bangunan komersial kapada

pemilik tanah.

Pada Bangun Guna Serah Build-Operate-Transfer (BOT) memiliki beberapa unsur dalam

perjanjian BOT, antara lain:

1. Adanya pihak sebagai pemegang hak eksklusif, biasanya dalam hal ini pemerintah

department/lembaga pemerintah non department (LPND) ataupun pihak swasta lain

sebagai pemiliki sebidang tanah yang letaknya strategis dikawasan bisnis.

2. Hak eksklusif yang dimiliki departemen/LPND ataupun tanah yang letaknya strategis

dikawasan bisnis tersebut perlu diwujudkan fisik bangunannya untuk pelayanan

masyarakat.

3. Unutk mewujudkan fisik bangunan, baik yang timbul dari hak eksklusif ataupun

bangunan yang diperlukan diatas tanah dikawasan bisnis tersebut (keduanya bisa disebut

proyek infrastruktur, karena perlu dana yang cukup besar) diperlukan dana yang cukup

besar.

4. Dana untuk mewujudkan proyek infrastruktur tersebur tidak tersedia di APBN (anggaran

pendapatan dan belanja negara) departemen/LPND bersangkutan ataupun pemilik tanah

dikawasan bisnis tersebut tidak cukup memiliki dana untuk membangun proyek

infrastukturnya.

5. Sebagai ganti atas dana yang dikeluarkan oleh investor untuk membangun proyek

infrastruktur tersebut kepada investor dalam jangka wakt tertentu diberi hak atas untuk

mengelola bangunan fisik bersangkutan guna diambil manfaat ekonominya dengan pola

bagi hasil dengan pemilik hak eksklusif ataupun pihak swasta pemilik tanah

6. Dengan lewatnya jangka waktu konsesi, maka tanah bangunan beserta sarana dan

prasaranya diserahkan kepada pemilik hak eksklusif ataupun pemilik tanah bersangkutan

untuk dikelola lebih lanjut.

Page 34

Page 35: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Dalam perjanjian Build Operate Transfer terdapat beberapa pihak yang menjalani kerjasama ini.

para pihak yang mengadakan perjanjian ini antara lain:

1. Pihak pertama

a. Pemilik lahan strategis (swasta)

Yang dimaksud sebagai pemilik lahan strategis (swasta) disini adalah

pihak yang menyediakan tanah yang letaknya strategis pada jalur

perekonomian ataupun yang letaknya sangat mungkin diambil manfaat

ekonominya secara besar.

b. Pihak pemilik hak eksklusif

Lain halnya dengan pihak pemilik hak eksklusif (pemerintah) dalam

perjanjian BOT. dalam hal ini yang dimaksud sebagai pihak pemilik hak

ekslusif (pemerintah) adalah suatu badan hukum pemerintah yang

berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan memiliki hak untuk

menjalankan suatu usaha tertentu.

2. Pihak Kedua

Yang dimaksud sebagai pihak kedua disini adalah investor yang menanamkan

dananya untuk membangun proyek yang dibiayai dengan system bangun serah,

yang dalam hal ini bisa perorangan bisa suatu badan usaha atau suatu kumpulan

badan hukum yang menyediakan dana untuk membiayai objek perjanjian bangun

guna serah (BOT).

Perjanjian build operate and transfer ini memiliki beberapa keuntungan dalam segi ekonomi dan

non ekonomis. Manfaat dari segi ekonomis antara lain:

Keuntunhgan bagi pihak swasta pemilik lahan

a) Pemilik lahan dengan tidak mengeluarkan biaya pada saat berakhirnya perjanjian BOT

akan memiliki bangunan

Page 35

Page 36: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

b) Pemilik lahan secara terentas dari kemiskinan karena disamping akan mendapat

bangunan, biasanya juga mendapat uang dan dengan uang itu bisa dimanfaatkan untuk

usaha lain.

Keuntungan bagi pemerintah

a) Pemerintah dapat mengurangi pengguanaan dana APBN, APBD dan mengurangi jumlah

pinjaman

b) Menguntungkan secara financial dan administrative

c) Pada akhir masa pengelolaan oleh pihak investor, segala bangunan dan fasilitas yang ada

diserahkan kepada pemerinah

d) Tidak menimbulkan beban utang bagi pemerintah

e) Membuka lapangan kerja baru

f) Mempercepat proses alih teknologi terutama jika investor luar negeri

Keuntungan bagi investor

a) Membuka kesempatan kepada investor, untuk memasuki bidang-bidang usaha yang

semula hanya diberikan atau dikelola oleh pemerintah atau BUMN

b) Memperluas usaha atau ekspansi kebidang-bidang usaha yang mempunyai prospek baik

dan menguntungkan

c) Menciptakan bidang dan iklim yang baru

d) Dapat memanfaatkan lahan-lahan strategis.

BAB IV

SKEMA PENANGANAN KASUS

4.1. Analisis Finansial Sederhana

Page 36

Page 37: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan angkutan udara proyeksi tahun 2020, kemudian

dihitung kelayakan ekonomi dan finansial Skenario 1 dan Skenario 2 terhadap model investasi

Skema I dan Skema II. Hasil perhitungan indikator kelayakan ekonomi skenario 1 dan skenario 2

Skema I dan Skema II dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini memiliki IRR lebih besar dari pada

MARR yang disyaratkan yaitu 15%, dengan kata lain kedua skenario ini feasible untuk

dibangun. Pada Skema I, Skenario 1 memiliki NPV lebih besar dari pada Skenario 2, namun

memiliki IRR lebih kecil dibandingkan Skenario 2. Sedangkan pada Skema II, NPV Skenario 1 <

NPV Skenario 2 dan IRR Skenario 1 < IRR Skenario 2. Untuk mengetahui skenario investasi

mana yang lebih menguntungkan untuk dibangun maka perlu dilakukan analisa incremental

terhadap kedua model skema investasi. Diketahui Skenario 1 memiliki biaya lebih besar dari

pada Skenario 2 sehingga Skenario 1 dianggap sebagai The Higher Cost Alternative, sedangkan

Skenario 2 dianggap sebagai The Lower Cost Alternative.

Tabel Indikator Kelayakan Ekonomi Skema I dan II BIM Padang

Bunga

Pinjaman

Skenario NPV (USD

1000)

IRR B/C Payback Period

Skema

I

Skema

II

Skema

I

Skema

II

Skema

I

Skema

II

Skema

I

Skema

II

1,3% 1 15,345 12,718 29,05% 28,82% 1,21 1,17 11

tahun

13

tahun

10

bulan

5

bulan

2 12,046 17,355 30,96% 33,92% 1,03 1,14 7

tahun

5

tahun

8

bulan

7

bulan

7% 1 12,583 9,290 28,18% 27,61% 1,05 1,02 12

tahun

14

tahun

6 2

Page 37

Page 38: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

bulan bulan

2 11,210 16,369 30,51% 33,61% 1,01 1,13 7

tahun

4

tahun

9

bulan

11

bulan

Pada Tabel 5 berikut ini, diketahui Skema I memiliki NPV dan ΔROR lebih besar

daripada Skema II. Berdasarkan hasil perhitungan incremental analysis ini, maka Skenario 1

Skema I dianggap lebih menguntungkan dan feasible untuk dibangun daripada Skenario I Skema

II.

Tabel Indikator Kelayakan Ekonomi Incremental Analysis BIM Padang

Bunga

Pinjaman

Skema NPV (USD

1000)

ROR B/C Payback

Period

1,30% I 15.361 23,97% 1,37 17 Tahun 11

Bulan

II 4.817 19,39% 1,51 22 Tahun 3

Bulan

7% I 12.024 23,31% 1,29 18 Tahun 8

Bulan

II 8.732 18,82% 1,42 23 Tahun

Keterangan

NPV (Net Present Value)

Pengertian NPV adalah NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah

didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau

dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang. Untuk

Page 38

Page 39: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan

pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

IRR

IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator

tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju

pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan

investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).

MARR (Minimum Attractive Rate of Return)

Suatu keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan atau kegiatan.

BCR (Benefit Cost Ratio)

Suatu perhitungan yang digunakan untuk menghitung suatu manfaat dari suatu kegiatan. Jika

perbandingan manfaat dan biaya B/C > 1 maka kegiatan tersebut dinyatakan untung dan jika B/C

< 1 maka kegiatan tersebut rugi dan jika B/C = 1 maka tidak untung dan tidak rugi.

4.2 Pemilihan Sumber Pembiayaan

Dalam kasus pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Internasional pembaiayaan

proyek ini termasuk dalam jenis pembiayaan non konvensional dimana cirri pembiayaan non

konvensional adalah terjadinya kerjasama antar pihak swasta dan pemerintah. Dalam kajian

disebutkan dana pembiayaan pembangunan BIM tahap dua adalah berupa investasi yang tertuang

dalam skema scenario pembiayaan yang direncanakan. Proyek ini termasuk pembiayaan

konvensional dalam jenis obligasi dimana pemberian pinjaman tersebut berjangka waktu

panjang.

Pembiayaan yang paling Ideal adalah pembiayaan secara mandiri karena tidak akan

menanggung bunga atau pembengkakan biaya akibat pinjaman atau suatu kerja sama lain.

Namun hal itu cukup sulit karena harus melihat kempuan keuangan daerah tersebut. Banyak hal

Page 39

Page 40: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

yang perlu diprioritaskan untuk pembangunan suatu daerah sehingga tidak bisa hanya

mengalokasikan terhadap satu bidang pembangunan suatu daerah. Alternatif pembiayaan yaitu

melalui pinjaman dan obligasi.

Pinjaman adalah suatu proses kerjasama anatar pemerintah suatu negara untuk

membiayai suatu proyek. Hal ini yang dijadikan alternatif karena kemampuan negara pendonor

untuk meminjamkan dana cukup besar sehingga dana mudah didapat. Apalagi banyak negara

siap membantu dan biasa menjadi sumber pembembiayaan seperti Jepang, Jerman, Inggris, ADB

(Asian Development Bank), Amerika dll. Pinjaman luar negeri akan sangat baik jika pinjaman

yang dikeluarkan adalah pinjaman bunga lunak. Sehingga beban pembiayaan hutang menjadi

lebih ringan.

Kelemahan dari pinjaman adalah jika ketidakmampuan untuk membayar utang akan

memperburuk kondisi perkonomian suatu negara. Dalam penelitian Susan Goerge negara negara

berkembang yang kurang dalam pembayaran hutang akan melakukan tindakan pembatasan

impor dan mempertinggi ekspor agar devisa bisa digunakan untuk membayar hutang. Tindakan

pembaasan impor akan diikuti mengakibatkan terganngunnya program pembangunan yang

membutuhkan barang barang impor. Akibat terganngunya pembangunan tersebut negara

melakukan kebijkan mengurangi laju pembangunan negara, mengembangkan ekspor dan

melakukan subtitusi impor untuk memperbaiki term of trade, atau merangsang arus bantuan luar

negeri lebih besar lagi. Akibat terjerumus ke dalam krisis utang maka untuk mendapatkan

pengurangan atau penambahan pinjaman, IMF atau Bank Dunia menganjurkan dilakukan

kebijakan pengurangan atau penghapusan berbagai macam subsidi bahan bakar minyak dan

kebutuhan pokok lainnya, penundaan kenaikan gaji pegawai negeri dan kebijakan lainnya.

Pilihan alternatif kedua adalah Pemerintah dapat mengeluarkan obligasi untuk membiayai

kebutuhan dana untuk proyek. Obligasi hampir sama dengan pinjaman namun pemerintah

bekerjasama dengan pihak swasta. Obligasi pemerintah bisa menggalang dana sesuai dengan

kebutuhan proyek atau kegiatan. Kelemahan dari obligasi ini adalah ketidaktentuan pasar

pengguna obligasi. Orang atau badan yang akan membeli obligasi belum tentu ada sehingga

pemerintah harus berusaha mencari pembeli obligasi. Kegagalan bayar adalah suatu hal yang

Page 40

Page 41: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

patut diperhitungkan untuk melakukan obligasi pemerintah. Pengeluaran obligasi oleh

pemerintah sama halnya dengan melakukan hutang. Jika hutang tersebut tidak terbayarkan maka

kegaitan kegiatan pemberi pinjaman atau swasta akan terganggu. Apabila sejumlah kegiatan

tersebut terganggu maka kegiatan lainnya yang dipengaruhi kegiatan tersebut akan terganggun

juga dalam kata lain akan terjadi efek berantai akibat gagal bayar bunga apalagi jumlah uang

yang dimainkan cukup besar. Contoh kasus seperti negara Yunani.

Alternatif lainnya adalah BOT ( Build Operate and Transfer) seperti sudah dijelskan di

dalam kajian sumber pembiayaan, BOT adalah suatu kerjasama pemberian hak pengelolaan

terhadap swasta untuk mengelola usaha atau tanah sehingga dapat memberikan untung kepada

pembangun dan pemilik lahan tersebut. Dalam kasus Bandara Internasional Minangkabau,

Bandara ini sudah untung namun perlu diperluas atau dikembangkan karena kapasitasnya tidak

cukup untuk melayani kebutuhan penumpang. Sehingga tidak memerlukan pengelolaan swasta

lagi. Namun bisa diberikan kepada swasta jika pihak swasta bisa memberikan pelayanan lebih

baik dari segi ongkos, teknologi, dan pembangunan. Namun hal itu sangat sulit karena dengan

memberikan pembangunan pasti biaya yang dikeluarkan harus sama dengan pendapatan yang

didapat dan tidak mungkin pihak swasta mampu menurunkan ongkos atau tarif dengan

kelengkapan teknologi yang jauh lebih maju dari kemampuan PT Angkasa Pura

Suatu proyek tidak harus memakai pembiayaan mandiri untuk membangun sesuatu.

Hakikatnya membangun sesuatu pastui mengharapkan keuntungan atau manfaat dari suatu hal

tersebut. Jika dengan meminjam dana kepada pihak luar dapat membangun suatu hal yang

manfaatnya lebih dari biaya untuk meminjam maka hal tersebut menguntungkan. Namun perlu

digarisbawahi sesuatu pinjaman layak dilakukan jika manfaat lebih besar dari pada biaya yang

dikeluarkan untuk pembangunan .

Selain hal bunga pinjaman yang perlu diperhatikan dalam proses pinjaman dana namun

kondisi suku bunga, perkiraan keuntungan suatu proyek dan kondisi pasar. Variable perkiraan

keuntungan proyek bisa didapat dengan memperkirakan pertumbuhan jumlah konsumen, dampak

terhadap masayrakat. Perlu suatu proyeksi masa depan tentang pembayaran hutang mulai dari

keadaan pesimis dan optimis sehingga bisa digambarkan dengan jelas suatu potensi suatu proyek

Page 41

Page 42: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

yang ada. Kendala dalam kegiatan pinjam meminjam adalah ketidakmampuan manaejemen

pembayaran hutang. Sering kali terjadi keterlambatan meskipun bisa membayar biaya pinjaman.

Biaya akan membengkak jika pembayaran terlambat. Maka untuk mengurangi ketidak

berkelanjutannya pembayaran hutang secara kontinyu maka diharapkan untuk membuat suatu

rencana tentang keadaan dimasa depan dengan cermat sehingga bisa mendekati keadaan di masa

depan.

4.3 Strategi Pengimplementasian

Strategi pembiayaan dalam pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau

cukup lengkap yang terdiri dari 4 kemungkinan yang diperkirakan terjadi. Skenario tersebut

dibagi lagi menjadi skema. 4 kemungkinan kondisi, scenario 1 dan 2 dan setiap scenario

mempunyai 2 skema. Scenario dibagi menjadi 2 karena untuk memproyeksikan pertumbuhan

anggkutan udara dengan data yang berbeda. Scenario 1 adalah scenario optimis bersal dari

menghitung pertumbuhan angkutan udara, Data Pertumbuhan Angkutan Udara di Sumatera

Barat Tahun 1980 s/d 2004 yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Sumbar dan Data

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB Sumbar Tahun 1980 s/d 2004 yang bersumber dari

BPS Sumbar. Scenario 2 merupakan scenario pesimis Merupakan skenario yang menggunakan

analisis terhadap Data Pertumbuhan Angkutan Udara di Sumbar Tahun 1995 s/d 2004 yang

bersumber dari PT. (Persero) Angkasa Pura II dan Data PDRB Sumbar Tahun 1995 s/d 2004

yang bersumber dari BPS Sumbar. Dan skema setiap scenario didasarkan pada jumlah bunga

yang akan didapatkan untuk pinjaman. Dari proyeksi yang menggunkan 4 kemungkinan tersebut

didapat hasil jumlah NPV, IRR, B/C yang bagus sehingga layak untuk dikembangkan. Dalam

kasus ini yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana untuk lebih detail memprediksi hasil

perhitungan IRR, NPV dan B/C sehingga dengan lebih detai perhitungan tersebut semakin jelas

potensi yang bisa dikeluarkan dimasa depan.

Dalam hal komposisi dana pembangunan, tidak masalah perbandingan komposisi dana

pinjaman dan pemerintah berapapun namun yang penting harus untung sehingga biaya yang

dikelurkan untuk pinjaman tertutupi oleh manfaat atau keuntungan yang didapat. Namun

Page 42

Page 43: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

keuntungan tersebut harus melebihi titik resiko suatu pembiayaan. Jangan terlalu tipis perbedaan

antara keuntungan dan biaya karena jika terjadi seperti itu bisa dikatakan suatu proyek tidak

memiliki keuntungan atau merugi. Titik kritis resiko keuntungan tergantung setiap jenis proyek

dan itu berbeda beda tergantung perhitungan.

Untuk pembayaran hutang sudah jelas digambarkan dalam skema gambar, namun hal itu

hanya rencana tanggal pembayaran hutang dan cara untuk mendapatkan uang untuk membayar

hutang tidak ada. Dalam hal ini perlu dilakukan efisiensi pengeluaran dan optimalisasi

pendapatan Bandar Udara Internasional Minangkabau. Diharapkan dengan melakukan efisiensi

dan optimalisasi tersebut keungan BIM akan sehat dan mampu membayar hutang dalam keadaan

yang baik dan keadaan tren turun. Pengembangan suatu proyek harus memperphitungkan juga

titik jenuh investasi diman yang dimaksud titik jenuh disini adalah suatu kemampuan

berkembang suatu usaha. Kemampuan berkembang suatu usaha didasarkan pada banyak hal

seperti lahan dan pasar yang ada sehingga jumlah dana yang akan dipinjam jangan terlalu

berlebihan sehingga bisa terpakai dengan baik.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Bandara Internasional Minangkabau merupakan suatu bentuk dari pengembangan

Bandara di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang. Pembangunan dan

Page 43

Page 44: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

pengembangan bandar udara ini diharapkan dapat mengatasi permintaan mobilitas manusia dan

barang di wilayah tersebut.

Pembangunan dan pengembangan bandar udara ini juga sangat memerlukan telaah

mengenai proses pembiayaannya. Dikarenakan, proses pembiayaan juga merupakan hal

terpenting dalam suatu proyek pengadaan infrastruktur. Tanpa adanya pembiayaan yang rinci

dan terstruktur, suatu proyek pengadaan infrastruktur takkan bisa berjalan sesuai dengan

prosedur rencana.

Proyek Bandara Internasional Minangkabau ini terdiri dari proyek pembangunan dan

pengembangan. Keduanya memiliki arti penting yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya

masing-masing. Proyek pengembangan diharapkan dapat lebih menyempurnakan fungsi dan

pelayanan Bandara Internasional Minangkabau.

Pembiyaan Bandar Udara Internasional Minangkabau bisa dikatakan cukup lengkap

karena terdapat 4 proyeksi tentang keadaan usaha bandara setelah menerima investasi masuk.

Dan dalam 4 proyeksi tersebut Bandar Udara Internasional Minagkabau layak untuk

dikembangkan. Proyeksi dilakukan dengan menghitung NPV, IRR, B/C. Semua Skema yang ada

memperoleh angka keuntungan yang layak dikembangkan. Skema pembayaran hutang juga

lengkap yang bisa dilihat dalam gambar skema. Pembangunan Bandar Udara Internasional

Minangkabau direncakan dengan baik dengan analisa pembiayaan yang lengkap.

5.2. Rekomendasi

Komposisi pinjaman tidak jadi masalah akan tetapi harus untung lebih besar dari

pada titik kritis suatu usaha sehingga didapat hasil yang maksimal

Perlu dilakukan efisiensi pengeluaran dan optimalisasi pendapatan sebagai

langkah untuk mengantisipasi tren turunnya penumpang.

Page 44

Page 45: PEMbiayaan Pembangunan Upload

Pembiayaan Pembangunan 2010

Jumlah dana pinjaman sesuai kan dengan batas titik jenuh investasi sehingga tidak

menimbulkan ke mubaziran atau buang buang uang.

Page 45