Pembiayaan kel 3

31
Affiriyani Affiriyani Larusi Larusi Siti Hadijah Siti Hadijah - Since 1802 KELOMPOK 3

Transcript of Pembiayaan kel 3

Page 1: Pembiayaan kel 3

AffiriyaniAffiriyani

LarusiLarusi

Siti HadijahSiti Hadijah

- Since 1802

KELOMPOK 3

Page 2: Pembiayaan kel 3

The Presentation

Page 3: Pembiayaan kel 3

8

Page 4: Pembiayaan kel 3

7

Page 5: Pembiayaan kel 3

6

Page 6: Pembiayaan kel 3

5

Page 7: Pembiayaan kel 3

4

Page 8: Pembiayaan kel 3

3

Page 9: Pembiayaan kel 3
Page 10: Pembiayaan kel 3
Page 11: Pembiayaan kel 3

START

Page 12: Pembiayaan kel 3

KELOMPOK 3 - Since 1802

Definisi Risiko (Risk)

dan

Ketidakpastian

(Uncertainty)Macam-Macam

Risiko

Klasifikasi Risiko

Konsep Risiko dan

Ketidakpastian dalam

Pertanian

Konsep Manajemen

Risiko

Kemampuan dan

Kesediaan Petani

Menanggung Risiko

Perilaku Petani dalam

Menghadapi Risiko

Sumber Risiko dan

Ketidakpastian dalam

Pertanian

Resiko ketidakpastian dalam pertanian

Page 13: Pembiayaan kel 3

Definisi Risiko (Risk) dan Ketidakpastian (Uncertainty)

KELOMPOK 3 - Since 1802

Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan

kemungkinan terjadinya hasil yang berbeda dengan yang

diharapkan (risk is the probability of any outcome from the

one expected). Risiko dihubungkan dengan terjadinya

akibat yang tak diduga dan hasil ini disebabkan adanya

ketidakpastian. Resiko adalah peluang di mana hasil yang

sesungguhnya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan

(Antoni, 2003). Resiko pada umumnya ialah suatu unsur

ketidaktentuan atau kemungkinan kerugian yang tidak

dapat dipisahkan dari setiap kegiatan.

Page 14: Pembiayaan kel 3

Macam-Macam Risiko

KELOMPOK 3 - Since 1802

Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam

menurut karakteristiknya, yaitu:

Risiko Berdasarkan Sifat

1.Risiko spekulatif (spekulatif risk)

2.Risiko murni (pure risk)

Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan

1.Risiko yang dapat dialihkan

2.Risiko yang tidak dapat dialihkan

Page 15: Pembiayaan kel 3

Macam-Macam Risiko

KELOMPOK 3 - Since 1802

Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya

1.Risiko internal

2.Risiko eksternal

Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana

ketidakpastian berubah karena waktu)

1.Risiko statis

2.Risiko dinamis

Risiko Subyektif dan Obyektif

1.Resiko subyektif

2.Resiko obyektif

Page 16: Pembiayaan kel 3

Klasifikasi Risiko

KELOMPOK 3 - Since 1802

Kountur (2008), menyatakan bahwa risiko dapat

diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya

risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan

dan sudut pandang kejadian yang terjadi.

Risiko dari Sudut Pandang Penyebab

Risiko dari Sudut Pandang Akibat

Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas

Risiko dari Sudut Pandang Kejadian

Page 17: Pembiayaan kel 3

Klasifikasi Risiko

KELOMPOK 3 - Since 1802

Dalam bidang agribisnis, ada beberapa sumber risiko yang

dapat mempengaruhi perusahaan baik secara langsung

maupun tidak langsung, antara lain (Harwood et al 1999) :

Risiko pasar

Risiko produksi

Risiko institusional

Risiko sumberdaya manusia

Risiko finansial

Page 18: Pembiayaan kel 3

Konsep Risiko dan Ketidakpastian dalam Pertanian

KELOMPOK 3 - Since 1802

Resiko dalam produksi pertanian diakibatkan oleh adanya

ketergantungan aktivitas pertanian pada alam yang pengaruh

buruk alam telah banyak mempengaruhi total hasil panen

pertanian. Kejadian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap

usahatani. Sebagai contoh : kondisi kurang hujan atau hujan terlalu

besar, kondisi tanaman-tanaman terserang penyakit dan hama

yang menyebabkan kerusakan, sehingga secara alami pertanian

seringkali dianggap sebagai bagian dari alam. Kondisi pasar yang

dihadapi oleh petani juga sering mengandung ketidakpastian.

Ketika harga pasar tinggi petani tidak memiliki produk untuk dijual,

sebaliknya ketika petani berada dalam fase panen mereka

menghadapi harga pasar yang rendah. Harga dari komoditas

pertanian sebagain besar tergantung pada kekuatan lain (di luar

kontrol petani) yang tidak bisa dikendalikan oleh petani, sehingga

pertanian

dicirikan dengan kondisi yang penuh risiko dan ketidakpastian

(Debertin 1986).

Page 19: Pembiayaan kel 3

Risiko adalah suatu kejadian dimana hasil dari kejadian dan

peluang terjadinya bisa diketahui (Debertin 1986). Menurut Ellis

(1988) peluang berarti frekwensi yang diharapkan terjadi dari

sebuah kejadian (jumlah seluruh kemungkinannya adalah satu),

dengan demikian risiko merupakan suatu hal yang obyektif dengan

asumsi informasi yang tersedia cukup.

Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil dan

peluangnya tidak bisa ditentukan. Jadi ketidakpastian tidak

berkaitan dengan peluang-peluang. Ketidakpastian merupakan

diskripsi karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh

petani, dimana lingkungan tersebut mengandung beragam

ketidakpastian yang direspon oleh petani berdasarkan

kepercayaan subyektif mereka (Ellis 1988).

Page 20: Pembiayaan kel 3

Risiko dalam kegiatan pertanian tergolong unik karena dalam

aktivitasnya bergantung pada kondisi alam seperti iklim dan cuaca,

dan lain-lain. Harwood et al (1999) menyatakan bahwa terdapat

beberapa sumber risiko pada kegiatan produksi pertanian antara

lain:

Risiko Produksi

Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah

faktor iklim dan cuaca, seperti curah hujan, temperatur udara,

serangan hama dan penyakit, kesalahan sumber daya manusia,

penggunaan teknologi baru secara cepat tanpa adanya

penyesuaian sebelumnya yang menyebabkan gagal panen,

rendahnya produktivitas, dan lain-lain.

Risiko Pasar atau Harga

Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang

cenderung bersifat kompleks dan dinamis sedangkan proses pada

kegiatan produksi pertanian relatif lama, persaingan, inflasi yang

dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan

rendah, dan lain-lain..

Page 21: Pembiayaan kel 3

Risiko Kebijakan

Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya

suatu kebijakan tertentu dan program dari pemerintah yang

mempengaruhi sektor pertanian dan dapat menghambat

kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk

memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan

kebijakan tarif ekspor.

Risiko Finansial

Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani

meminjam modal dari institusi seperti bank. Risiko yang timbul

antara lain adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah

sehingga perputaran usaha terhambat, putaran barang rendah,

laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko

ini berkaitan

dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman (interest

rate).

Page 22: Pembiayaan kel 3

KELOMPOK 3 - Since 1802

Sumber Risiko dan Ketidakpastian dalam Pertanian

Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang dapat dikontrol (internal) maupun faktor-faktor di luar kontrol

petani (eksternal), menyebabkan petani dihadapkan pada risiko

atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian

yang ada di negara-negara berkembang, risiko usahatani lebih

banyak terkonsentrasi di pihak individu petani kecil (Barry, 1984).

Secara empiris petani secara individu sulit melakukan konsolidasi

kelembagaan dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil

menempatkan petani sebagai penerima harga (price taker).

Kombinasi dari berbagai faktor yang mengandung risiko produksi

dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi sulit untuk

memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya (Zavaleta et al.,

1984).

Page 23: Pembiayaan kel 3

KELOMPOK 3 - Since 1802

Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko

Petani kecil (peasant) adalah orang yang berkedudukan atau

bertempat tinggal di pedesaan (Wolf, 1985). Selanjutnya, Reifeld

(1982) memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu orang-orang

desa yang mengendalikan dan mengolah tanah untuk menyambung

hidupnya, dengan satu sistem ekonomi yang menggunakan

teknologi, ketrampilan, sistem pembagian kerja secara sederhana,

hubungan dengan pasar yang sangat terbatas, alat produksi

dikuasai dan diorganisasikan secara non-kapitalistik, dan skala

produksi yang kecil. Petani kecil identik dengan usahatani berskala

rumah tangga dan belum mengarah ke usaha komersial, dan tidak

berani mengambil risiko produksi (Scott, 1993).

Page 24: Pembiayaan kel 3

- Since 1802

Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Popkin (1986)

mengemukakan meskipun petani kecil adalah miskin, akan tetapi

masih dijumpai petani yang mempunyai kapasitas dan kemudian

melakukan tindakan-tindakan investasi yang berisiko. Pendapat ini

akan mendapat pembuktian empiris untuk usahatani komoditas

pertanian yang tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi.

Ellis (1988) dalam bukunya “Peasant Economics” menyatakan

bahwa perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi

dikategorikan menjadi tiga, yaitu menolak risiko (risk averse),

netral risiko (risk neutral), dan mengambil risiko (risk taker).

Page 25: Pembiayaan kel 3

KELOMPOK 3 - Since 1802

Kemampuan dan Kesediaan Petani untuk

Menanggung Risiko

Cadangan keuangan memainkan peran besar dalam menentukan

kemampuan operasional dalam menanggung resiko. Petanian

dengan jumlah modal ekuitas yang besar dapat menahan kerugian

yang lebih besar sebelum mereka menjadi bangkrut. Pertanian,

dengan nilai utang yang tinggi relatif terhadap aset, bisa dengan

cepat menurunkan ekuitas, karena volume produksinya relatif

tinggi untuk modal mereka. Pertanian ini juga lebih rentan

terhadap risiko keuangan seperti suku bunga yang meningkat.

Aliran kas juga mempengaruhi kemampuan menanggung risiko.

Petani yang memiliki lebih banyak aset dalam bentuk cair, seperti

rekening tabungan atau gandum dan peternakan, memiliki

pekerjaan di luar pertanian, atau dapat bergantung pada keluarga

teman-teman

untuk membantu mereka dalam keadaan darurat keuangan juga

memiliki

kemampuan menanggung risiko lebih besar.

Page 26: Pembiayaan kel 3

KELOMPOK 3 - Since 1802

Konsep Manajemen Risiko

Menurut Darmawi (1997), manajemen risiko merupakan suatu

usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko

dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk

memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam

pengambilan keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan

sebagai pengelolaan variabilitas pendapatan oleh seorang manajer

dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang

diakibatkan oleh keputusan yang diambilnya dalam menggarap

situasi yang tidak pasti. Pemahaman manajemen risiko yang baik

akan dapat mengurangi kerugian. Dengan kata lain, akan dapat

menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam

mengurangi risiko kerugian.

Page 27: Pembiayaan kel 3

- Since 1802

Menurut Lam (2007), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai

pengelolaan keseluruhan risiko yang dihadapi perusahaan, dimana

dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan

terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang keberhasilan

sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Manajemen

risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengolahan serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang

ada. Dengan adanya manajemen risiko maka akan mengurangi

risiko yang ada dalam perusahaan. Manajemen risiko juga dapat

dilakukan dengan adanya kesadaran akan risiko yakni dapat

dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur

risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang ada

sehingga dapat dicari penanganannya.

Page 28: Pembiayaan kel 3

- Since 1802

Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses

berikut ini.

Identifikasi risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko

apa saja yang dihadap oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik

untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber

risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

Evaluasi dan pengukuran risiko

Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko

dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih

baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Ada beberapa

teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.

Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas

(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.

Page 29: Pembiayaan kel 3

- Since 1802

Pengelolaan risiko

Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konseskuensi yang

diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko

bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghndaran,

ditahan (rentention), diversifikasi, transfer risiko (asuransi),

pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk

financing). Petani dapat melakukan beberapa strategi untuk

menangani risiko yang dihadapi serta meminimalisir kerugian

usahataninya. Menurut Harwood et al (1999), beberapa strategi

yang dapat dilakukan antara lain :

Diversifikasi usaha (enterprise diversification)

Integrasi vertikal (vertical integration)

Kontrak produksi (production contract)

Kontrak pemasaran (marketing contract)

Perlindungan nilai (hedging)

Asuransi pertanian (insurance)

Page 30: Pembiayaan kel 3
Page 31: Pembiayaan kel 3