Pembiasan Dan Lensa

download Pembiasan Dan Lensa

of 19

Transcript of Pembiasan Dan Lensa

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    1/19

    NAMA : ANTONIUS T.S

    BONI ZAKARIA

    INDRA FIRMANSYAH

    RANGGA JAYA

    RIFAN SUHARYADI

    YANA KOMARA

    KELAS : 2 OTOMOTIF 1

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    2/19

    PEMBIASAN DAN LENSA

    A. PEMBIASAN CAHAYA

    Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium yanglainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya

    lewat medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk

    sudut terhadap permukaan, berkas tersebut dibelokkan pada waktu

    memasuki medium yang baru. Peristiwa pembelokan ini disebut

    pembiasan.

    Gambar 12.22 (a) berkas cahaya merambat dari udara ke air. Berkascahaya dibelokkan menuju normal ketika memasuki air (nair > nudara),

    (b) cahaya datang menuju medium yang lebih renggang (udara) cahaya

    dibelokkan menjauhi normal

    1. Hukum-hukum pada pembiasana Hukum snellius pada pembiasan

    Pada peristiwa pembiasan berlaku dua hukum pembiasan yang pertama kali

    dikemukakan oleh Willebrod Snellius (1591-1626) dan disebut hukum snellius.

    Hukum snellius berbunyi sebagai berikut :

    I. Sinar datang, sinar bias, garis normal terletak pada sebuah bidang datar dan

    ketiganya berpotongan di satu titik.

    II.

    Sirnar datng dari medium kurng rapat ke medium lebih rapat, dibiaskan

    mendekati garis normal. Sebaliknya apabila sinar datang dari medium lebih

    rapat ke medium kurang rapat, di biaskan menauhi garis normal.

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    3/19

    Gambar 6.14

    Hal khusus

    Apabila sinar datang itu tegak lurus bidang batas, tidak di biaskan melainkan di teruskan.

    Dari hukumnya yang pertama (I), Snellius juga memperoleh rumusan bahwa

    perbandingan sinus sudut datang (sin i)dengan sinus sudut bias (sin r) merupakan tetapan

    (konstanta). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

    ................................................................................................... (6.4)

    Persamaan (6.4) dinamkanpersamaan snellius.

    b Pengertian indeks bias

    1). Indeks bias mutlak

    Tetapan pada persamaan snellius selanjutnya disebut indeks bias mutlak di beri

    lambang n. Jadi, indeks bias mutlak n untuk cahaya yang bergerak dari hampa udara (atau

    udara) menuju ke medium tetentu dapat dinyatakan sebagai sebagai berikut :

    ................. ................................................................................................. (6.5)

    Indeks bias mutlak sutu medium dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan

    medium itu untuk membelokan cahaya. Medium yang memiliki indeks bias lebih besar

    adalah medium yang lebih kuat membelokan cahaya. Tabel berikut ini menyatakan nilai-

    nilai indeks bias mutlak beberap medium

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    4/19

    Tabel

    Indeks bias mutlak beberapa medium

    2). Indeks bias relatif

    Bila gelombang cahaya merambat dari medium 1 dengan cepat rambat c1 dan sudut

    datang i ke medium 2 dengan cepat rambat c2dan sudut bias r, seperti ditunjukan gambar

    6.15, maka berlaku :

    ................................................................................................. (6.6)

    Medium Indeks bias

    Hampa/vacum

    Udara

    EsAir(20oC)

    Aceton

    Etanol

    Gula(30%)

    Carbon tetra klorida

    Kaca kuarsa

    GliserinGula(80%)

    Bensin

    Lucit

    Kaca korona

    Natrium klorida

    Sodium klorida

    Polistirena

    Karon sulfida

    Kaca flint

    Safir

    Kaca flint keras

    Intan

    1,00

    1,00029

    1,31

    1,33

    1,36

    1,38

    1,46

    1,46

    1,471,49

    1,50

    1,51

    1,52

    1,53

    1,54

    1,55

    1,63

    1,65

    1,77

    1,89

    2,42

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    5/19

    Gambar 6.15 Pembiasan gelombang cahaya

    Karena cepat rambat pada masing-masing medium itu tetap, maka

    juga tetap. Dalam

    hal ini

    disebut indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1, diberi lambang n2.1.

    Dengan demikian, persamaan (6.6) dapat di tulis :

    ..................................................................................... (6.7)

    Dengan :

    n = indeks bias mutlak

    c = cepatrambat cahaya dalam ruang hampa (vakum) atau udara

    cm = cepat rambat cahaya dalam suatu medium

    Bila indeks bias mutlak medium 1 nilainya n1=

    dan indeks bias mutlak

    medium 2 nilainya n2

    =

    ,maka perbandingan nilai n

    2: n

    1dapat kita tulis :

    =

    =

    Menurut persamaan (6.7) :

    = = n2.1

    n2.1=

    =

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    6/19

    Dengan demikian di peroleh :

    ................................................................................................. (6.9)

    n2.1= indeks bias relatif medium2 terhadap medium1

    n1 = indeks bias medium 1

    n2 = indeks bias medium 2

    Selain itu, dari pembahasan diatas daat juga diperoleh hubungan :

    Atau

    ..................................................................................................... (6.10)

    Kesimpulan :

    Setiap medium memiliki nilai indeks bias mutlak (sering disebutindeks bias saja) dan

    memiliki indeks bias relatif terhadap medium lain.

    Indeks bias mutlak suatu medium dirmuskan :

    ........................................................... (6.11)

    Indek bias relatif medium 2 terhadap mediu 1 dirumuskan :

    ........................................................................... (6.12)

    n2.1=

    n1 sin i = n2sin r

    n =

    =

    n2.1 =

    =

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    7/19

    c. Pemantulan sempurna

    Perhatikan sumber cahaya S yang berada di bawah permukaan air, seperti di tunjukan

    gambar 6.17. dari gambar tersebut dapat di jelaskan perngai sinar yang keluar dari S sebagai

    berikut.

    1)

    Sinar datang tegak lurus bidang batas dua medium (antara air dan udara), tidak di

    biaskan melainkan di teruskan. Hal yang sma akan terjadi jika sinar datang dari udara

    tegak lurus bidang batas dua medium.

    2)

    Sinar datang dengan sudut i akan di biaskan menjauhi garis normal dengan garis r.

    3)

    Makin besr sudut i, makin tampak adanya bagian sinar yang dipantulkan oleh bidang

    batas, sehingga sinar bias makin redup.

    4)

    Mulai dari sudut tertentu, yaitu ketika sudut bias mencapai 90o, seluruh sinar

    dipantulakan oleh bidang batas. Keadaan inilah yang disebutpemantulan sempurna.

    Sudut datang ketika sudut biasnya mencapai 90odisebutsudut kritisatau disebut juga

    sudut batas.

    Pemantulan sempurna hanya terjadi jika cahaya datang dari medium lebih rapat ke

    medium kurang rapat dan sudut datang lebih besar daripada sudut kritis ( i > ik).

    Untuk menentukan besarnya sudut kritis, kita gunakan persamaan (6.10), yaitu :

    n1 sin i = n2sin r

    Dengan i diganti dengan ik dan r = 90o, sehingga :

    n1 . sin ik= n2 sin 90o

    ........................................................................................................... (6.14)

    Dengan :

    n2 < n1

    Sin ik=

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    8/19

    B. PEMBIASAN PADA LENSA

    1. Lensa

    Lensa sudah dikenal orang sejak berabad-abad. Di yunani dan arab, orang sudah mengenal

    lensa sejak abad pertengahan. Banyak alt yang bagian utamanya berupa lensa. Misalnya :

    kamera, teropong, mikroskop, lup, proyektor bioskop, dan kaca mata. Bahkan mata kita pun

    bekerja berdasarkan prinsip kerja lensa. Untuk memahami cara kerja berbagai alat optik

    tersebut, kita perlu memahami asas kerja lensa. Tetapi pembahasan lensa disini akan dibatasi

    pada pembhasan lensa tipis.

    Lensa tipis adalah lensa bening yang tembus cahaya, yang dibatasi dua permukaan dengan

    jari-jari kelengkungan R1 dan R2. Untuk ensa tipis, keteblan lensa tidak diperhitungkan atau

    dianggap nol.

    a.

    Jenis-jenis lensa tipis

    Secara umum dapat dibedakan dua jenis lensa, yaitu lensa yang tersifat

    mengumpulkanberkas sinar disebut lensakonvergendan lensa yang bersifat

    memancarkansinar disebut lensa divergen, seperti ditunjukan gambar 6.18.

    Gambar 6.18 lensa konvergen dan kovergen

    Selain dua jenis lensa tersebut, terdapat juga beberapa jenis lensa yang mempunyai ciri-ciri

    dan sifat khusus, yitu seperti di perlihatkan gambar 6.19.

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    9/19

    b. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (konvergen dan konveks)

    1) Sinar sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus.

    2) Sinar yang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

    3) Sinar yang melalui pusat lensa, tidak dibiaskan.

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    10/19

    Contoh pembentukan bayangan

    a) Benda terletak diantara lensa dan titik F2(gambar 6.23)

    Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa :

    Maya (di depan lensa);

    Tegak;

    Diperbesar

    b) Benda terletak diantara titik fokus dan titik pusat (gambar 6.24)

    Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa :

    Nyata (di belakang lensa);

    Terbalik;

    Diperbesar;

    c) Benda terletak lebih jauh dari titik F1(gambar 6.25)

    Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa :

    Nyata (di belakang lensa);

    Terbalik;

    Diperkecil;

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    11/19

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    12/19

    Contoh pembentukan bayangan

    Dari contoh pembentukan bayangan seperti ditunjukan gambar 6.13, dapat disimpulkan

    bahwa : diman saja benda ditempatkan, bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu

    berada d idepan lensadengan sifat-sifat :

    Selalu maya;

    Selalu tegak;

    Selalu diperkecil.

    d.

    Perhitungan jarak benda, jarak bayangan, dan pembesaran pada lensa cembungdan cekung

    1) Jarak benda dan jarak bayangan

    Hubungan jarak benda dan jarak bayangan pada lensa tipis dinyatakan dengan

    persamaan :

    ................................. (6.15)

    Dengan:

    = ( -n) (

    -

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    13/19

    n = indeks bias tempat disekitar lensa, untuk udara n = 1

    n = indeks bias lensa

    Bila lensa berada di udara dengan n = 1, maka persamaan (6.15) dapat ditulis :

    .................................................................................................................................... (6.15)

    Bila bendanya ada dijauh tak berhingga (s = ~), maka bayangan benda berada pada titik

    fokus lensa (atau s) sehingga persamaan (6.16) dapat ditulis :

    .... .............................................................................. (6.17)

    Catatan :

    Dalam mengguakan persamaan diatas, harus diperhatikan harga R :

    R di depan lensa, berharga negatif;

    R di belakang lensa, berharga positif.

    Lihat kembali harga R untuk beberapa jenis lensa tipis pada gambar 6.21 !

    Persamaan (6.17) dapat disebut rumus jarak titik fokus lensa tipis. Bila persamaan (6.17)

    dibagi dengan persamaan (6.16), maka akan diperoleh persamaan yang sederhana yang

    berlaku untuk perhitungan pada lensa tipis, yaitu :

    ........................................................................................................ (6.18)

    Persamaan (6.18) ini disebut jugarumuslensa tipis.Dalam menggunakan rumus ini,

    harus diperhatikan ketentuan-ketentuan tanda sebagai berikut :

    s bertanda (+) jika benda terletak didepan lensa (benda nyata);

    s bertanda (-) jika benda terletak dibelakang lensa (benda maya);

    s bertanda (+) jika bayangan terletak dibelakang lensa (bayangan nyata);

    s bertanda (-) jika bayang terletak didepan lensa (bayangan maya);

    f bertanda (+) untuk lensa cembung (konvergen atau konveks);

    f bertanda (-) untuk lensa cekung (divergen atau konkaf).

    Pembesaran bayangan

    = ( -1) (

    -

    =( -1) (

    -

    =

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    14/19

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    15/19

    A. PEMBIASAN CAHAYA

    Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium yang

    lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanyalewat medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuksudut terhadap permukaan, berkas tersebut dibelokkan pada waktu

    memasuki medium yang baru. Peristiwa pembelokan ini disebut

    pembiasan.

    1.

    Hukum-hukum pada pembiasan

    a Hukum snellius pada pembiasan

    Pada peristiwa pembiasan berlaku dua hukum pembiasan yang pertama kali dikemukakan oleh Willebrod

    Snellius (1591-1626) dan disebut hukum snellius. Hukum snellius berbunyi sebagai berikut :

    III.

    Sinar datang, sinar bias, garis normal terletak pada sebuah bidang datar dan ketiganya berpotongan di

    satu titik.

    IV. Sirnar datng dari medium kurng rapat ke medium lebih rapat, dibiaskan mendekati garis normal.

    Sebaliknya apabila sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, di biaskan menauhi

    garis normal.

    Apabila sinar datang itu tegak lurus bidang batas, tidak di biaskan melainkan di teruskan

    b Pengertian indeks bias

    1). Indeks bias mutlak

    Tetapan pada persamaan snellius selanjutnya disebut indeks bias mutlak di beri lambang n. Jadi, indeks bias

    mutlak n untuk cahaya yang bergerak dari hampa udara (atau udara) menuju ke medium tetentu dapat dinyatakan

    sebagai sebagai berikut :

    ................. ......... ........................................................................................ (6.5)

    Indeks bias mutlak sutu medium dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokan

    cahaya. Medium yang memiliki indeks bias lebih besar adalah medium yang lebih kuat membelokan cahaya

    2).Indeks bias relatif

    Bila gelombang cahaya merambat dari medium 1 dengan cepat rambat c 1 dan sudut datang i ke medium 2 dengan

    cepat rambat c2dan sudut bias r, seperti ditunjukan gambar 6.15, maka berlaku :

    ................................................................................................. (6.6)

    c.

    Pemantulan sempurna

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    16/19

    Perhatikan sumber cahaya S yang berada di bawah permukaan air, seperti di tunjukan gambar 6.17. dari gambar

    tersebut dapat di jelaskan perngai sinar yang keluar dari S sebagai berikut.

    1)

    Sinar datang tegak lurus bidang batas dua medium (antara air dan udara), tidak di biaskan melainkan di teruskan.

    Hal yang sma akan terjadi jika sinar datang dari udara tegak lurus bidang batas dua medium.

    2)

    Sinar datang dengan sudut i akan di biaskan menjauhi garis normal dengan garis r.

    3)

    Makin besr sudut i, makin tampak adanya bagian sinar yang dipantulkan oleh bidang batas, sehingga sinar bias

    makin redup.

    4)

    Mulai dari sudut tertentu, yaitu ketika sudut bias mencapai 90o, seluruh sinar dipantulakan oleh bidang batas.

    Keadaan inilah yang disebutpemantulan sempurna.Sudut datang ketika sudut biasnya mencapai 90odisebutsudut

    kritisatau disebut jugasudut batas.

    Pemantulan sempurna hanya terjadi jika cahaya datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dan sudut

    datang lebih besar daripada sudut kritis ( i > i k).

    B.

    PEMBIASAN PADA LENSA

    1. Lensa

    Lensa sudah dikenal orang sejak berabad-abad. Di yunani dan arab, orang sudah mengenal lensa sejak abad pertengahan.

    Banyak alt yang bagian utamanya berupa lensa. Misalnya : kamera, teropong, mikroskop, lup, proyektor bioskop, dan kaca

    mata. Bahkan mata kita pun bekerja berdasarkan prinsip kerja lensa. Untuk memahami cara kerja berbagai alat optik

    tersebut, kita perlu memahami asas kerja lensa. Tetapi pembahasan lensa disini akan dibatasi pada pembhasan lensa tipis.

    Lensa tipis adalah lensa bening yang tembus cahaya, yang dibatasi dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan R1 dan

    R2. Untuk ensa tipis, keteblan lensa tidak diperhitungkan atau dianggap nol.

    a.

    Jenis-jenis lensa tipis

    Secara umum dapat dibedakan dua jenis lensa, yaitu lensa yang tersifatmengumpulkanberkas sinar disebut lensa

    konvergendan lensa yang bersifat memancarkansinar disebut lensa divergen, seperti ditunjukan gambar 6.18.

    Gambar 6.18 lensa konvergen dan kovergen

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    17/19

    Selain dua jenis lensa tersebut, terdapat juga beberapa jenis lensa yang mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, yitu seperti

    di perlihatkan gambar 6.19.

    b.

    Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (konvergen dan konveks)

    1) Sinar sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus.

    2)

    Sinar yang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

    3)

    Sinar yang melalui pusat lensa, tidak dibiaskan.

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    18/19

    c. Sinar- sinar istimewa pada lensa cekung (divergen atau konkaf)

    a) Sinar sejajar sumbu utama, dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus.

    b) Sinar yang seolah-olah menuju titik fokus, di biaskan sejajar dengan sumbu utama.

    c)

    Sinar yang menuju pusat lensa, tidak dibiaskan.

    d.

    Kuat lensa

    Besaran yang menyatakan ukuran lensa dinyatakan kuat lensa (P), yang didefinisikan sebagai kebalikan jarak

    fokus(f).

    ..................................................................................................... (6.20)

    Dengan :

    P = kuat lensa (dioptri)

    f = jarak fokus (m)

    kuat lensa cebung (konvergen) bernilai (+) karena jaarak fokus lensa cembung bernilai (+). Sebaliknya, kuat lensa cekung

    (divergen) bernilai (-) karena jarak fokusnya bernilai (-).

    P =

  • 8/10/2019 Pembiasan Dan Lensa

    19/19

    NO NAMA KELAS TUGAS TANGGAL TTD

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    ANTONIUS T.S

    BONI ZAKARIA

    INDRA FIRMANSYAH

    RANGGA JAYA

    RIFAN SUHARYADI

    YANA KOMARA

    2O1

    2O1

    2O1

    2O1

    2O1

    2O1

    Rangkuman

    Sumber

    Sumber

    Sumber

    Sumber +

    Ngetik

    Sumber

    Created By Rifan