PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH...

16
Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 1 PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN http://keuda.kemendagri.go,id I. Pendahuluan Belanja bantuan hibah merupakan salah satu rekening belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menarik perhatian publik dan seringkali menjadi tajuk utama pada media massa. Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang membutuhkan bantuan hibah tersebut dan banyak kepentingan yang dapat diakomodir, baik untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat maupun kepentingan politik tertentu. Pemberian bantuan hibah oleh pemerintah daerah menjadi rawan penyalahgunaan terutama menjelang adanya pemilihan umum kepala daerah, dimana terdapat kecenderungan bantuan hibah digunakan sebagai alatpolitik pencitraan oleh kepala daerah/wakilkepaladaerah,terutama Kepala Daerah Incumbent yang mencalonkandirinya kembali dalam ajang pemilihan umum kepala daerah untuk periode kedua. Bisa juga disalahgunakan untuk para tim sukses yang dianggap telah berjasa dan dalam menggolkan kepala daerah/wakil kepaladaerah yang sedang menjabat. Berbagai praktik modus yang digunakan melalui penganggaran dalam APBD, sehingga peruntukannya banyak yang kurang tepatsasaran. Walaupun sebenarnya banyak masyarakat dan

Transcript of PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH...

Page 1: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 1

PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

http://keuda.kemendagri.go,id

I. Pendahuluan

Belanja bantuan hibah merupakan salah satu rekening belanja dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menarik perhatian publik

dan seringkali menjadi tajuk utama pada media massa. Hal tersebut dikarenakan

banyak pihak yang membutuhkan bantuan hibah tersebut dan banyak kepentingan

yang dapat diakomodir, baik untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat

maupun kepentingan politik tertentu. Pemberian bantuan hibah oleh pemerintah

daerah menjadi rawan penyalahgunaan terutama menjelang adanya pemilihan

umum kepala daerah, dimana terdapat kecenderungan bantuan hibah digunakan

sebagai alatpolitik pencitraan oleh kepala daerah/wakilkepaladaerah,terutama

Kepala Daerah Incumbent yang mencalonkandirinya kembali dalam ajang

pemilihan umum kepala daerah untuk periode kedua. Bisa juga disalahgunakan

untuk para tim sukses yang dianggap telah berjasa dan dalam menggolkan kepala

daerah/wakil kepaladaerah yang sedang menjabat. Berbagai praktik modus yang

digunakan melalui penganggaran dalam APBD, sehingga peruntukannya banyak

yang kurang tepatsasaran. Walaupun sebenarnya banyak masyarakat dan

Page 2: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 2

organisasi kemasyarakatan yang memang sangat membutuhkan bantuan tersebut

secara riil dan rasional.1

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan telah melakukan kajian yang

menemukan adanya relasi dana bantuan sosial (bansos) dan hibah APBD terkait

pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah. KPK juga menemukan

kecenderungan dana hibah mengalami kenaikan menjelang pelaksanaan pemilihan

umum kepala daerahyang terjadi pada kurun 2011 sampai dengan 2013. Selain

itu, didapati juga fakta banyaknya tindak pidana korupsi yang diakibatkan

penyalahgunaan kedua anggaran tersebut.Sebelumnya, hasil kajian KPK

menunjukkan nominal dana hibah dalam APBD yang cenderung meningkat dalam

tiga tahun terakhir. Dari Rp15,9 triliun pada 2011, menjadi Rp37,9 triliun (2012)

dan Rp49 triliun (2013). Juga ditemukan adanya pergeseran tren penggunaan dana

bansos terhadap pemilihan umum kepala daerah, menjadi dana hibah yang

memiliki korelasi lebih kuat. Dari data APBD 2010 – 2013 dan pelaksanaan

pemilihan umum kepala daerah2011 – 2013, terjadi peningkatan persentase dana

hibah terhadap total belanja. Kenaikan juga terjadi pada dana hibah di daerah yang

melaksanakan pemilihan umum kepala daerahpada tahun pelaksanaandan satu

tahun menjelang pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah. Kenaikan dana

hibah terhadap total belanja cukup fantastis. Ada daerah yang persentase

kenaikannya mencapai 117 kali lipat pada 2011 – 2012, dan 206 kali lipat pada

kurun 2012 – 2013. Sedangkan dana bansos, mencapai 5,8 kali lipat pada 2011 –

2012dan 4,2 kali lipat pada 2012 – 2013. Bila dilihat dari persentase dana hibah

terhadap total belanja, nilainya juga cukup signifikan. Terdapat sebuah daerah

yang anggaran dana hibahnya mencapai 37,07 persen dari total APBD.

2

Seharusnya pemerintah daerah dalam memberikan bantuan hibah

disesuaikan kepada kemampuan keuangan daerahnya sendiri dan harus tetap

memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib terlebih dahulu.

3

1

http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/30-maksimalkan-dana-hibah-untuk-kepentingan-rakyat, diunduh tanggal 16 Desember 2014. 2http://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1657-cegah-dana-bansos-dan-hibah-dari-penyalahgunaan, diunduh tanggal 16 Desember 2014. 3 Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2).

Page 3: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 3

Pasal 21 ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 tahun 2012 tentang

Hibah Daerah juga menyatakan bahwa “Hibah dari Pemerintah Daerah dapat

dianggarkan apabila Pemerintah Daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan

belanja urusan wajib guna memenuhi standar pelayanan minimum sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.”

Pemberian bantuan hibah oleh pemerintah daerah itu sendiri diperbolehkan

berdasarkan PPNomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Pemendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun, pengaturannya secara spesifik baru

ditetapkan melalui Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, yang telah disempurnakan kembali dengan Permendagri

Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Hibahdapatdiberikanberupauangmaupunbarangataujasa.Selanjutnya

pembahasan dalam tulisan hukum ini dibatasi hanya terhadap pemberian bantuan

hibah yang berbentuk uang dan bersumber dari APBD oleh pemerintah daerah

saja.

Tujuan Tulisan Hukum ini adalah untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai

ketentuan-ketentuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dapat

menjadi pedoman dalam memberikan pembatasan-pembatasan yang jelas dan

tegas untuk pemberian bantuan hibahberbentuk uang yang bersumber dari APBD

oleh pemerintah daerah agar permasalahan-permasalahan hukum sebagai akibat

penyalahgunaan pemberian bantuan hibah dapat diminimalisasi dan ditiadakan,

sehingga bantuan hibah dapat tersalurkan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Page 4: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 4

II. Permasalahan

1. Apakah yang dimaksud dengan hibah?

2. Bagaimanakah kriteria dan mekanisme pemberian hibah berbentuk uang

yang bersumber dari APBD oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan?

III. Pembahasan

1. Pengertian, Tujuan, dan Bentuk Pemberian Hibah yang bersumber

dari APBD

a.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “hibah” berarti pemberian

(dengan sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang

lain.

Pengertian Hibah

4

4

Kata “hibah” memiliki 2 (dua) makna, yaitu hibah antar

personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUH Perdata) dan hibah terkait dengan keuangan daerah,

sesuai dengan objek tulisan hukum ini, sebagaimana diatur dalam

ketentuan perundang-undangan sebagai berikut:

1) Pasal 1666 KUH Perdata, menyatakanhibah/penghibahan

(schenking) adalah suatu persetujuan/perjanjian (overeenkomst)

dengan/dalam mana pihak yang menghibahkan (schenker), pada

waktu ia masih hidup, secara cuma-cuma (om niet) dan tak dapat

ditarik kembali, menyerahkan/melepaskan sesuatu benda

kepada/demi keperluan penerima hibah (begiftigde) yang

menerima penyerahan/penghibahan itu.

2) Penjelasan Pasal 27 ayat (7) huruf f PP Nomor 58 tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan bahwa

hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian uang/barang

atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,

perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan,

yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat

tidak wajib dan tidak mengikat,serta tidak secara terus menerus.

http://kbbi.web.id.

Page 5: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 5

3) Pasal 42 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Pemendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, yang menyatakan bahwa belanja hibah digunakan untuk

menganggarkan pemberianhibah dalam bentuk uang, barang

dan/atau jasa kepadapemerintah atau pemerintah daerah lainnya,

perusahaandaerah, masyarakat, dan organisasi

kemasyarakatanyang secara spesifik telah ditetapkan

peruntukannya.

4) Pasal 1 angka 14 Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang telah

diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, pengertian hibah adalah pemberian uang/barang atau

jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah

daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi

kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan

peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta

tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang

penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

5) Buletin Teknis Nomor 4 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah,

menyatakan bahwa hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam

bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau

pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan

organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan

Page 6: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 6

peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta

tidak secara terus menerus.

6) Buletin Teknis Nomor 13 SAP tentang Akuntansi Hibah, yang

menyatakan bahwa belanja hibah adalah belanja pemerintah

dalam bentuk uang/barang atau jasa yang dapatdiberikan kepada

pemerintah negara lain, organisasi internasional, pemerintah

pusat/daerah, perusahaan negara/daerah, kelompok masyarakat,

atau organisasi kemasyarakatan yangsecara spesifik telah

ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak

mengikat, sertatidak secara terus menerus kecuali ditentukan

lain dalam peraturan perundang-undangan.

b.

Sesuai dengen pengertian hibah, maka pemberian hibah oleh

pemerintah daerah bertujuan untuk menunjang penyelenggaran urusan

pemerintah daerah. Pemberian hibah

ditujukanuntukmenunjangpencapaian sasaran program dan kegiatan

pemerintahdengan tetap memperhatikan asas keadilan, kepatutan,

rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat

Tujuan Pemberian Hibah

5, serta sesuai dengan asas

pengelolaan keuangan daerah6

1) Asaskeadilan yaitu terdapat keseimbangan dalam distribusi

kewenangan dan penyalurannya dan/atau keseimbangan

distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan

objektif;

. Asas-

asastersebutdapatdijelaskansebagaiberikut:

2) Asas kepatutanyaitu tindakan atau suatu sikap yang dilakukan

dengan wajar dan proporsional;

3) Asas rasionalitas yaitu keputusan atas pemberian hibah

harustepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan;

5 Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, Pasal 4 ayat (3). 6 PP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, Pasal 7.

Page 7: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 7

4) Asas manfaat untuk masyarakatyaitubahwa keuangan daerah

harus diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat

dan bermanfaat;

5) Asaspengelolaankeuangandaerahberartibahwakeuangandaerahdi

kelolasecaratertib, taatpadaperaturanperundang-undangan,

efektif, efisien, ekonomis, transparan,

danbertanggungjawabdenganmemperhatikanasaskeadilan,

kepatutan, danmanfaatuntukmasyarakat.

c.

1) Hibah berupa uang, dianggarkan dalam kelompok belanja tidak

langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah, dan rincian

obyek belanja hibah pada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

(PPKD).

Bentuk Hibah

Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Permendagri Nomor 32 Tahun 2011

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang telah

diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pemberian hibah dapat

berupa uang, barang, atau jasa.

Bentukhibahtersebutdapatdijabarkansebagaiberikut:

7 PPKD merupakan kepala Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) yang mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaanAPBD dan bertindak sebagai

bendahara umum daerah.8 Hibah berupa uang dikelompokkan ke

dalam belanja tidak langsung yang merupakan belanja yang

tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan daerah.9

7PermendagriNomor 32 Tahun 2011 sebagaimanatelahdiubahdenganPermendagriNomor 39 Tahun 2012, Pasal 11 ayat (1). 8 Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, Pasal 1 angka 15. 9 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, Pasal 36 ayat (2).

Page 8: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 8

2) Hibah berupa pembelian barang dan/atau kegiatan berupa jasa,

dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang

diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan

kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah

barang atau jasa berkenaan kepada pihak ketiga/masyarakat, dan

rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang diserahkan

kepada kepada pihak ketiga/masyarakat pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD).10 SKPD merupakan perangkat

daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna

anggaran/pengguna barang.11Hibah berupa barang dan/atau jasa

dapat dikelompokkan ke dalam belanja langsung yang

merupakan belanja yang terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan daerah.12

Dengan berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, yang kemudian disempurnakan kembali

dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, maka pemberian hibah sejak tahun

2. Kriteria dan Mekanisme Pemberian Bantuan Hibah Berbentuk Uang

yang Bersumber dari APBD oleh Pemerintah Daerah Berdasarkan

Peraturan Perundang-Undangan

Sesuai dengan Pasal 42 ayat (4a) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka belanja hibah

diberikan secara selektif denganmempertimbangkan kemampuan keuangan

daerah,rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan kepaladaerah.

10Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, Pasal 11 ayat (3). 11 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, Pasal 1 angka 10. 12Ibid,Pasal 36 ayat (2).

Page 9: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 9

anggaran 2012 menjadi semakin selektif dan ketat.Kriteria-kriteria sebagai

pembatasan pemberian hibah disyaratkan oleh Permendagri dan dapat

mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam mekanisme pemberian

hibah mulai dari proses pengajuan proposal atau permohonan hibah,

penganggaran oleh pemerintah daerah, penetapan dan penyaluran dana

hibah, sampai dengan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi

atas pemberian dana hibah tersebut.

Ditekankan pada Pasal 42 Permendagri tersebut, bahwa tata cara

penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan

pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial harus

diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah. Pemerintah daerah baru

dapat menganggarkan belanja hibah setelah peraturan kepala daerah

dimaksud ditetapkan dan berlaku dengan menyesuaikan kepada ketentuan

Permendagri tersebut. Berarti selain kriteria minimal yang dipersayaratkan

oleh Permendagri, pemerintah daerah dapat menambahkan

kriteria/persyaratan lain terkait hibah yang dinilai penting dan sesuai dengan

karakteristik daerahnya selama tidak bertentangan dengan Permendagri.

Berikutpenjelasankriteria/persyaratanterkaitpemberianhibah:

a.

Hibah berupa uang harus dicantumkan secara lengkap dan jelas

ke dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran PPKD (RKA-

PPKD) mulai dari jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek

belanja.

Kriteria atau Syarat Minimal Pemberian Hibah

1) Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;

13

13 Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, Pasal 10 dan Pasal 11.

Artinya, dalam menyusun RKA-PPKD tersebut sudah

harus dipastikan dan ditetapkan nama penerima, jumlah/besaran

nilai, dan peruntukan hibah tersebut. Anggaran belanja hibah,

baik sebagian maupun keseluruhan, tidak dapat lagi

dicantumkan secara gelondongan atau hanya sampai jenis

belanja hibah saja. Peruntukan penggunaan hibah juga secara

spesifik dicantumkan dalam peraturan kepala daerah, keputusan

kepala daerah, dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

Page 10: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 10

2) Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap

tahun anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan;

Kriteria ini berarti pemerintah daerah tidak memiliki kewajiban

untuk mengabulkan semua proposal/permohonan bantuan hibah

yang diajukan oleh calon penerima hibah, dana hibah diberikan

sebagai bantuan kegiatan, bukan digunakan untuk dana

operasional yang selalu diberikan setiap tahun anggaran, dengan

pengecualian yang juga ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan, misalnya hibah untuk organisasi semi pemerintah

seperti Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

(TP-PKK), Palang Merah Indonesia, Komite Olahraga Nasional

Indonesia (KONI), Pramuka, maupun organisasi semi

pemerintah lainnya.

3) Memenuhi persyaratan penerima hibah;

Penerima hibah dapat dijelaskan sebagai berikut14

(d) Masyarakat, yaitu kelompok orang yang memiliki

kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan,

kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat, dan

keolahragaan non-profesional. Hibah kepada masyarakat

:

(a) Pemerintah, yaitu satuan kerja dari kementerian

kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang

wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan,

atau sering disebut sebagai hibah kepada instansi vertikal;

(b) Pemerintah daerah lainnya, yaitu hibah kepada daerah

otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana

diamanatkan peraturan perundang-undangan;

(c) Perusahaan daerah, yaitu Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dalam rangka penerusan hibah yang diterima

pemerintah daerah dari Pemerintah Pusat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

14Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012, Pasal 5 dan Pasal 6.

Page 11: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 11

ini diberikan dengan persyaratan minimal memiliki

kepengurusan yang jelas dan berkedudukan dalam wilayah

administrasi pemerintah daerah yang bersangkutan15

(e) Organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Hibah kepada organisasi

kemasyarakatan ini diberikan dengan persyaratan minimal

telah terdaftar pada pemerintah daerah setempat sekurang-

kurangnya 3 tahun (kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan), berkedudukan dalam wilayah

administrasi pemerintah daerah yang bersangkutan, dan

memiliki sekretariat tetap.

;

16

b.

1) Setelah persyaratan awal sebagai calon penerima hibah seperti

yang sudah dijabarkan di atas terpenuhi, maka calon penerima

hibah menyampaikan usulan/proposal/permohonan hibah secara

tertulis kepada kepala daerah.

Persyaratan pada Mekanisme Pengajuan Proposal/Permohonan

Bantuan Hibah dan Penganggaran, Penetapan, serta Penyaluran Dana

Hibah oleh Pemerintah Daerah

17

3) Kepala daerah lalu menunjuk SKPD terkait untuk melakukan

evaluasi atas usulan/proposal/permohonan hibah tersebut,

kepala SKPD lalu menyampaikan rekomendasi sebagai hasil

2) Muatan usulan/proposal/permohonan hibah tersebut dapat

ditentukan lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah. Namun

setidaknya harus memuat latar belakang diajukannya usulan

tersebut, maksud, tujuan, dan uraian kegiatan beserta rencana

kebutuhan anggaran/rencana anggaran biaya, serta kelengkapan

administrasi seperti susunan kepengurusan untuk organisasi

kemasyarakatan, akta pendirian, dan keterangan/pernyataandari

Kesbangpol dan pihak berwenang setempat.

15Ibid, Pasal 7 ayat (1). 16Ibid, Pasal 7 ayat (2). 17Ibid, Pasal 8 ayat (1).

Page 12: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 12

evaluasi kepada kepala daerah melalui Tim Anggaran

Pemerintah Daerah (TAPD). TAPD lalu memberikan

pertimbangan atas rekomendasi tersebut sesuai dengan prioritas

dan kemampuan keuangan daerah.18

4) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD dijadikan

dasar pencantuman alokasi anggaran hibah dalam rancangan

Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara(KUA-PPAS).

TAPD dibentuk dengan

keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah

yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan

kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang

anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan

pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

19

5) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD mulai dari

jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja. RKA-

PPKD menjadi dasar penganggaran hibah dalam APBD sesuai

peraturan perundang-undangan.

Rancangan KUA-PPAS itu

selanjutnya akan dibahas dan disepakati oleh TAPD dengan

Panitia Anggaran DPRD dan menjadi pedoman bagi PPKD

untuk menetapkan RKA-PPKD.

20 APBD selanjutnya ditetapkan

melalui peraturan daerah (perda) dan penjabaran APBD

ditetapkan melalui peraturan kepala daerah (perkada).Daftar

nama penerima, alamat penerima, dan besaran hibah juga

dicantumkan dalam Lampiran III Perkada tentang Penjabaran

APBD.21

6) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan atas apa

yang ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD

(DPA-PPKD)

22

18Ibid, Pasal 8. 19Ibid, Pasal 9. 20Ibid,Pasal 10 dan Pasal 11. 21Ibid,Pasal 11A. 22Ibid,Pasal 12.

, yaitu dokumen pelaksanaan anggaran

Page 13: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 13

badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku Bendahara

Umum Daerah.

7) Berdasarkan Perda APBD dan Perkada Penjabaran APBD,

kepala daerah lalu menetapkan daftar penerima hibah beserta

besaran uang hibah melalui keputusan kepala daerah. Daftar

penerima hibah tersebut menjadi dasar penyaluran/penyerahan

hibah.Pencairan/penyaluran hibah dilakukan dengan mekanisme

pembayaran langsung dari rekening Kas Daerah ke rekening

penerima hibah.23

NPHD paling sedikit harus memuat:

8) Penyaluran/penyerahan hibah dari pemerintah daerah kepada

penerima hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD

bersama antara penerima hibah dengan kepala daerah atau

pejabat yang diberinya wewenang untuk menandatangani

NPHD. 24

(a) pemberi dan penerima hibah;

(b) tujuan pemberian hibah;

(c) besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;

(d) hak dan kewajiban;

(e) tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan

(f) tata cara pelaporan hibah.

c.

1) Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian hibah,

meliputi:

Pertanggungjawabandan Monitoring Serta Evaluasi atas Pemberian

Hibah Berupa Uang

25

23Ibid,Pasal 14. 24Ibid, Pasal 13 dan Pasal 14 ayat (3). 25Ibid, Pasal 18.

(a) Usulan dari calon penerima hibah kepada kepala daerah;

(b) Keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar

penerima hibah;

(c) NPHD;

Page 14: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 14

(d) Pakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan

bahwa hibah yang diterima akandigunakan sesuai dengan

NPHD; dan

(e) Bukti transfer uang dari rekening Kas Daerah ke rekening

penerima hibah.

2) Pertanggungjawaban oleh Penerima Hibah26

(c) bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai

peraturan perundang-undangan. Bukti-bukti pengeluaran

harus sesuai dengan nilai yang tercantum dalam laporan

pertanggungjawaban. Dalam prakteknya, terutama untuk

kegiatan kepanitiaan yang bersifat sementara atau ad-hoc,

jika ada sisa dana hibah yang masih tidak digunakan

sampai dengan berakhirnya tahun anggaran yang

Penerima hibah bertanggung jawab secara formal dan material

atas penggunaan dana hibah yang diterimanya. Dengan

menerima bantuan hibah berupa uang dari pemerintah daerah

yang bersumber dari APBD maka penerima hibah juga harus

menyadari kewajibannya selaku obyek pemeriksaan, khususnya

pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Pertanggungjawaban penerima hibah disampaikan kepada

kepala daerah paling lambat tanggal 10 Januari tahun anggaran

berikutnya, meliputi:

(a) laporan penggunaan hibah, disampaikan kepada

kepaladaerah melalui PPKD dengan tembusan SKPD

terkait;

(b) surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa

hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD.

Penggunaan/peruntukan hibah yang diterima harus sesuai

dengan tujuan atau rencana kegiatan yang diajukan dalam

usulan/proposal/permohonan hibah;

26Ibid, Pasal 16 dan Pasal 19.

Page 15: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 15

bersangkutan maka sisa dana hibah tersebut harus

dikembalikan ke rekening Kas Daerah. Ketentuan

tambahan seperti ini dapat mencegah penyimpangan

dalam penggunaan dana hibah dan perlu ditetapkan ke

dalam peraturan kepala daerah atau keputusan kepala

daerah.

3) Monitoring dan Evaluasi atas Pemberian Hibah

Terhadap realisasi pencairan dan penyaluran dana hibah,

pemerintah daerah, khususnya SKPD terkait, tetap harus

melakukan proses monitoring dan evaluasi atas penggunaan

dana hibah tersebut, misalnya dengan melakukan cek fisik

maupun meminta adanya laporan berkala (triwulan atau

semesteran) dalam tahun anggaran berjalan terkait sejauh mana

penggunaan dana hibah. Hasil monitoring dan evaluasi tersebut

disampaikan kepada kepala daerah dengan tembusan kepada

SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.27

Penetapan Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Permendagri Nomor 32

Tahun 2011 yang telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 telah

memberikan tolok ukur yang jelas dan kriteria minimal dalam penganggaran dan

pemberian hibah. Ketentuan dalam Pasal 43 Permendagri Nomor 39 Tahun 2012

Apabila dari hasil monitoring dan evaluasi ditemukan adanya

ketidaksesuaian antara realisasi penggunaan hibah dengan

peruntukan/tujuan pada usulan/proposal/permohonan bantuan

hibah yang telah disetujui sebelumnya, maka pemerintah daerah

selaku pemberi hibah berhak mengenakan sanksi sesuai

peraturan perundang-undangan atau NPHD terhadap penerima

hibah tersebut.

IV. Penutup

27Ibid, Pasal 40.

Page 16: PEMBERIAN BANTUAN HIBAH OLEH PEMERINTAH …samarinda.bpk.go.id/.../2015/02/Tulisan_Hukum_2014_Hibah_APBD.pdf · personal sebagaimana dimaksud dalam Kitab UndangUndang Hukum - Perdata

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 16

yang menyatakan bahwa dengan berlakunya Permendagri tersebut maka

penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan

sosial mulai tahun anggaran 2013 harus berpedoman pada Permendagri tersebut,

dan pasal-pasal dalam Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 yang tidak diubah,

tidak lagi memberikan alasan kepada pemerintah daerah untuk menyalurkan hibah

dengan tidak terencana. Penganggaran dan pemberian hibah juga harus tetap

memperhatikan ketentuan Permendagri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah yang terbit untuk tiap tahun anggaran.

Lebih lanjut lagi, sebagai salah satu bentuk keseriusan dalam melakukan

upaya-upaya pencegahan korupsi khususnya yang berkaitan dengan agenda

politik, KPK mengawali tahun 2014 ini dengan meminta kepada jajaran kepala

daerah untuk mengelola secara sungguh-sungguh dana bantuan sosial dan hibah

agar terhindar dari penyalahgunaan. Hal itu tertuang dalam surat himbauan

bernomor B-14/01-15/01/2014 tertanggal 6 Januari 2014 yang dikirimkan kepada

seluruh gubernur dan ditembuskan kepada Menteri Dalam Negeri. KPK meminta

kepada para kepala daerah agar pengelolaan dana hibah dan bansos mengacu pada

Permendagri 32/2011 yang telah diubah menjadi Permendagri 39/2012.

Pemberian dana hibah dan bansos harus berpegang pada asas keadilan, kepatutan,

rasionalitas dan manfaat yang luas bagi masyarakat, sehingga jauh dari

kepentingan pribadi dan kelompok serta kepentingan politik dari unsur

pemerintah daerah. Karena itu, para kepala daerah agar memperhatikan waktu

pemberian dana bansos dan hibah, agar tidak terkesan dilaksanakan terkait dengan

pelaksanaan Pemilukada. Selain itu, KPK juga meminta agar aparat pengawasan

internal pemerintah daerah dapat berperan secara optimal dalam mengawasi

pengelolaan dan pemberian dana bansos dan hibah tersebut.28

28

http://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1657-cegah-dana-bansos-dan-hibah-dari-penyalahgunaan, diunduh tanggal 16 Desember 2014.