Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

16
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang masih harus dibayar, yang selanjutnya dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini disebut utang pajak , daIam hal Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya sehingga Wajib Pajak tidak akan mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya. Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

description

Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Page 1: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang masih harus dibayar, yang selanjutnya dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini disebut utang pajak, daIam hal Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kekuasaannya sehingga Wajib Pajak tidak akan mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya.

Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Page 2: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

1. Diajukan secara tertulis menggunakan formulir yang telah ditetapkan paling lambat 9 (Sembilan) hari sebelum saat jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir, kecuali dalam hal Wajib Pajak mengalami keadaan di luar batas kemampuannya.2. Menyebutkan alasan serta jumlah pembayaran yang diajukan penundaan atau angsuran, masa angsuran atau jangka waktu penundaan dan besarnya angsuran.3. Dilampiri bukti-bukti yang menguatkan alasan penundaan / angsuran tsb .4. Memberikan jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala KPP, kecuali apabila dianggap tidak perlu oleh Kepala KPP5. Wajib pajak tidak memiliki tunggakan pajak yang telah jatuh tempo6. Kepala KPP menerbitkan keputusan menerima atau menolak permohonan wajib pajak dalam jangka waktu 10 hari sejak permohonan diterima.

Bagaimana tata cara/syarat pengajuan penundaan dan angsuran pembayaran pajak? :

Page 3: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

JAMINAN

1. Wajib Pajak yang mengajukan permohonan harus memberikan jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak, kecuali apabila Kepala Kantor Pelayanan Pajak menganggap tidak perlu.2. Jaminan dapat berupa garansi bank, surat dokumen bukti kepemilikan barang bergerak, penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito.3. Wajib Pajak yang mengajukan permohonan dalam jangka waktu yang melampaui jangka waktu 9 (sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran) harus memberikan jaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu pengangsuran atau penundaan.

Page 4: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Jangka Waktu Keputusan dari Kantor Pelayanan Pajak

Setelah mempertimbangkan alasan berikut bukti pendukung yang diajukan oleh Wajib Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal dlterimanya permohonan.Keputusan  dapat berupa:1. menyetujui jumlah angsuran pajak dan/atau masa angsuran

atau lamanya penundaan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak;

2. menyetujui jumlah angsuran pajak danlatau masa angsuran atau lamanya penundaan sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak; atau

3. menolak permohonan Wajib Pajak.

Page 5: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Syarat-syarat piutang pajak yang dihapuskan adalah  Piutang pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:

1. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan;

2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi;

3. penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemerintah Daerah setempat;

4. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa; atau5. sebab lain sesuai hasil penelitian.

Page 6: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Piutang pajak Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:

1. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal, atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidak dapat ditemukan;

2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi;

3. Penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada pengurus, direksi, likuidator, kurator, pengadilan negeri, pengadilan niaga, atau Pemerintah Daerah setempat, baik secara langsung maupun dengan menempelkan pada papan pengumuman atau media massa;

4. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa; atau5. sebab lain sesuai hasil penelitian.

Page 7: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Daluwarsa Penagihan(UU Nomor 28 Tahun 2007 Ps 22)

Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

Page 8: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila: 1. diterbitkan Surat Paksa; 2. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak

baik langsung maupun tidak langsung;3. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) UU KUP; atau

4. dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Page 9: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

SUNSET POLICYFasilitas Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang melakukan pembetulan SPT Tahunan yang mengakibatkan pajak yang dibayar menjadi lebih besar yang dikenal dengan istilah ”sunset policy”.

Page 10: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Jenis Sunset PolicyAda dua jenis sunset policy berdasarkan ketentuan yaitu :

 1. Sunset Policy Untuk Wajib Pajak BaruPenghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayar bagi Wajib Pajak orang pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam tahun 2008 dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, paling lambat 31 Maret 2009.

Page 11: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Untuk mendapatkan fasilitas penghapusan sanksi yang dikenal dengan sunset policy ini, Wajib Pajak baru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam tahun 2008;

2. tidak sedang dilakukan pemeriksaan Bukti Permulaan, penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di pengadilan atas tindak pidana di bidang perpajakan;

3. menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya terhitung sejak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif paling lambat tanggal 31 Maret 2009; dan

4. melunasi seluruh pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.

Page 12: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

 2. Sunset Policy Untuk Wajib Pajak LamaYang dimaksud dengan Wajib Pajak Lama adalah Wajib Pajak yang sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak sebelum 1 Januari 2008. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak diberikan kepada Wajib Pajak lama, baik Orang Pribadi maupun Badan, yang dalam tahun 2008 menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007.

Page 13: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Sedangkan persyaratan bagi Wajib Pajak lama adalah sebagai berikut :telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak sebelum tanggal 1 Januari 2008;  1. terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang

dibetulkan belum diterbitkan surat ketetapan pajak; 2. terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang

dibetulkan belum dilakukan pemeriksaan atau dalam hal sedang dilakukan pemeriksaan, Pemeriksa Pajak belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;

3. telah dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan, tetapi Pemeriksaan Bukti Permulaan tersebut tidak dilanjutkan dengan tindakan penyidikan karena tidak ditemukan adanya Bukti Permulaan tentang tindak pidana di bidang perpajakan;

4. tidak sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan, penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di pengadilan atas tindak pidana di bidang perpajakan;

5. menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Tahun Pajak 2006 dan sebelumnya paling lambat tanggal 31 Desember 2008; dan

6. 6. melunasi seluruh pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.

Page 14: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

PEMERIKSAAN PAJAK

Pengertian Pemeriksaan Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.Tujuan Pemeriksaan Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan: - SPT lebih bayar dan atau rugi. - SPT tidak atau terlambat disampaikan. - SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak untuk diperiksa.- Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban

Page 15: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa

2. Meminta tindasan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak3. Menolak untuk diperiksa apabila Pemeriksa tidak dapat menunjukan

Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan4. Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan5. Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, serta

dokumen dokumen yang dipinjam oleh Pemeriksa Pajak6. Meminta rincian berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara hasil

pemeriksaan dengan Surat Pemberitahuan (SPT) mengenai koreksi-koreksi yang dilakukan oleh Pemeriksa Pajak terhadap SPT yang telah disampaikan

7. Mengajukan pengaduan apabila kerahasiaan usaha dibocorkan kepada pihak lain yang tidak berhak

8. Memperoleh lembarAsli Berita Acara Penyegelan apabila Pemeriksa Pajak melakukan penyegelan atas tempat atau ruangan tertentu.

Page 16: Pemberian Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak

Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan

1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP atau objek yang terutang pajak.

2. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

3. Memberi keterangan yang diperlukan