PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv...

229
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KETERAMPILAN MENJAHIT DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) NEGERI 26 BINTARO JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Siti Rayatul Murtapiah 11160541000001 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv...

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI

KETERAMPILAN MENJAHIT DI PUSAT KEGIATAN

BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) NEGERI 26

BINTARO JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Siti Rayatul Murtapiah

11160541000001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

i

Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

ii

Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

iii

Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

iv

ABSTRAK

Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001

Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan Menjahit

di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan

Perempuan, khususnya ibu rumah tangga memiliki hak

untuk dapat survive ketika situasi perekonomian keluarga terbatas

ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang rendah. Untuk

dapat memberdayakan para ibu rumah tangga yang termasuk

dalam kategori keluarga pra sejahtera ini, salah satu upayanya

adalah dengan memberikan keterampilan agar mereka memiliki

keahlian dan produktifitas yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya dan keluarganya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan

melakukan wawancara, observasi dan studi dokumentasi serta

menggunakan metode deskriptif analisis dalam penyajian

datanya.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan, merupakan salah satu jenis pendidikan

nonformal yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dengan menyelenggarakan berbagai pendidikan menyesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat. Di antara programnya adalah

keterampilan menjahit, suatu program keterampilan yang

ditujukan bagi para perempuan agar dapat meningkatkan

kemampuan yang bermanfaat bagi diri dan keluarganya,

khususnya dalam membantu perekonomian keluarga. Hasil

temuan penelitian ini yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas

hidup perempuan diperlukan adanya suatu pendidikan atau

pelatihan melalui keterampilan menjahit dengan melaksanakan

beberapa tahapan dalam proses pemberdayaan dan peserta atau

ibu-ibu rumah tangga dapat merasakan kebermanfaatan dalam

hidupnya dari sasaran program pemberdayaan perempuan melalui

keterampilan menjahit tersebut.

Kata Kunci: Tahapan Pemberdayaan, Sasaran Program dan

Manfaat bagi Perempuan, Ibu-ibu Rumah Tangga

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya serta yang telah memberikan

kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

sebagai tugas akhir dalam perkuliahan yaitu skripsi yang berjudul

“Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan Menjahit di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Jakarta Selatan” dan tidak lupa salawat serta salam penulis

haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW serta

keluarganya, para sahabat dan kerabatnya yang telah

mengantarkan kami dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan, sekalipun

penulis sudah berusaha untuk menyusun skripsi ini sebaik

mungkin. Karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT.

Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan

bantuan, motivasi, dan arahan serta saran terhadap penulis

sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A sebagai

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

vi

2. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S. Ag,

BSW, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik,

Bapak Drs. Sihabudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Cecep

Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatulla Jakarta.

Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA sebagai sekretaris

Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ahmad Darda, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing

Akademik

5. Ibu Dr. Rubiyanah, MA sebagai Dosen Pembimbing

bagi penulis secara ikhlas dan sabar dalam membimbing

dan memberikan pemahaman serta arahan yang sangat

baik dalam penulisan skripsi. Semoga beliau selalu

dalam lindungan Allah SWT.

6. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, pengajaran, dan

bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Civitas Akademika yang telah

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

vii

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, pengajaran,

dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus

segala kebutuhan adminstrasi dan lain sebagainya.

9. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, penulis mengucapkan terima kasih karena telah

membantu dalam memberikan referensi buku, jurnal

ataupun skripsi dari penelitian-penelitian terdahulu.

10. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan, khususnya Ibu Dra. Nurhaeni

selaku Kepala PKBM Negeri 26 Bintaro, Bapak

Irwansyah, S.Pd selaku sekretaris dan Ibu Parini selaku

instruktur keterampilan menjahit serta para peserta atau

ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti keterampilan

menjahit, yang telah meluangkan waktunya dan

memberikan kesempatan kepada penulis dalam

menjalankan penelitian ini, mereka semua terbuka dan

memberikan respon yang sangat baik kepada penulis.

11. Kedua orang tua tercinta penulis Bapak Edi Junaedi dan

Ibu (Almh) Sukatmi yang tiada henti untuk selalu

mendo’akan dan memberikan dukungan serta

mencukupi kebutuhan penulis sehingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan pendidikannya di jenjang

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

viii

Strata Satu ini dan semua kerja keras serta pengorbanan

keduanya tidak bisa penulis balas atas segala-galanya.

Eka Sukmawati, S.Pd satu-satunya Kakak perempuan

yang penulis miliki yang telah memberikan dukungan

dan motivasi dalam menjalani perkuliahan dan

penulisan skripsi ini serta yang telah membantu penulis

dalam hal-hal lainnya. Keluarga penulis yang berada di

Sukabumi yang telah memberikan do’a-do’a terbaiknya

dan memberikan dukungan kepada penulis.

12. Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-2017 atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk dapat

berproses di dalamnya.

13. Teman-teman Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2016 yang selalu

memberikan energi positif dan ilmu pengetahuan serta

hangatnya kekeluargaan kepada penulis selama

menjalani perkuliahan.

14. Keempat teman seperjuangan penulis selama menjalani

perkuliahan dari awal semester satu hingga sekarang ini

yaitu Ajeng Wahyuni, Cahya Tri Aulita, Khoirunnisa

Azizah dan Nuriska Ciptaningrum yang selalu

memberikan dukungan, motivasi, saling membantu satu

sama lain dan bekerja sama selama perkuliahan

berlangsung serta telah menciptakan hangatnya

persahabatan dengan penulis.

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

ix

15. Teman-teman penulis dari semasa putih biru yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis agar selalu

bersemangat dalam menjalani hari dan khususnya

Kartika yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

Endah, Tika, Livia, Noviana, Faisal, DC, Ilham, Yoga

semoga selalu tetap menjadi Be10.

16. Ainune selaku teman penulis semasa putih abu-abu dan

masih selalu berkomunikasi walaupun secara tidak

langsung sampai saat ini yang telah memberikan

dukungan, motivasi serta do’a terbaiknya kepada

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga skripsi ini dapat menjadi referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya dan semoga dapat melengkapi khasanah

keilmuan Kesejahteraan Sosial untuk banyak orang.

Jakarta, 24 Juli 2020

Siti Rayatul Murtapiah

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR BAGAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 9

C. Batasan Masalah 10

D. Rumusan Masalah 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10

F. Tinjauan Kajian Terdahulu 12

G. Metode Penelitian 17

1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 17

2. Jenis Penelitian ..................................................................... 18

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 19

4. Teknik Pemilihan Informan .................................................. 21

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................. 23

6. Teknik Keabsahan Data ........................................................ 24

7. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 24

H. Sistematika Penulisan 25

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xi

I. Teknik Penulisan Penelitian 26

BAB II 27

KAJIAN PUSTAKA 27

A. Pemberdayaan Perempuan . 27

1. Pengertian Pemberdayaan Perempuan .................................. 27

2. Faktor Pemberdayaan Perempuan ........................................ 31

3. Tujuan Pemberdayaan .......................................................... 31

4. Tahapan Pemberdayaan ........................................................ 33

5. Sasaran Program dan Manfaat Pemberdayaan Perempuan .. 36

B. Pendidikan Nonformal 37

1. Pengertian Pendidikan Nonformal ........................................ 37

2. Tujuan Pendidikan Nonformal ............................................. 40

3. Karakteristik Pendidikan Nonformal .................................... 42

4. Jenis Pendidikan Nonformal ................................................. 43

BAB III 52

GAMBARAN UMUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR

MASYARAKAT (PKBM) NEGERI 26 BINTARO JAKARTA

SELATAN 52

A. Sejarah Berdirinya 53

B. Visi dan Misi 55

C. Tujuan 55

D. Sarana dan Prasarana 56

E. Program-program yang Diselenggarakan 59

F. Struktur Organisasi 62

G. Tenaga Kependidikan dan Tenaga Pendidik 63

H. Mitra Kerja 66

BAB IV 67

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN 67

A. Identitas Informan 67

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xii

B. Karakteristik Program Keterampilan Menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro 76

C. Tahapan Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro 90

1. Tahap Persiapan (Engagement) ............................................ 91

2. Tahap Pengkajian (Assessment)............................................ 95

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program dan Formulasi

Rencana Aksi (Designing) .................................................... 98

4. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan ........................ 101

5. Tahap Evaluasi ................................................................... 113

6. Tahap Terminasi ................................................................. 114

D. Sasaran Program dan Manfaat yang dirasakan oleh

Perempuan dalam Pemberdayaan Melalui Keterampilan

Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro 116

1. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan ............................ 116

2. Mewujudkan Rasa Peduli terhadap Gender ........................ 119

3. Menjadikan Perempuan sebagai Pengkoordinir ................. 121

BAB V 125

PEMBAHASAN 125

A. Tahapan Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro 126

1. Tahap Persiapan (Engagement) .......................................... 126

2. Tahap Pengkajian (Assessment).......................................... 128

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program dan Formulasi

Rencana Aksi (Designing) .................................................. 130

4. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan ........................ 131

5. Tahap Evaluasi ................................................................... 132

6. Tahap Terminasi ................................................................. 133

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xiii

B. Sasaran Program dan Manfaat yang dirasakan oleh

Perempuan dalam Pemberdayaan Melalui Keterampilan

Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro 135

1. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan ............................ 135

2. Mewujudkan Rasa Peduli terhadap Gender ........................ 136

3. Menjadikan Perempuan sebagai Pengkoordinir ................. 138

BAB VI 139

PENUTUP 139

A. Kesimpulan 139

B. Implikasi 143

C. Saran 144

DAFTAR PUSTAKA 146

LAMPIRAN 151

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rancangan Informasi 22

Tabel 1.2 Sarana yang tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro 57

Tabel 1.3 Prasarana yang tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro 59

Tabel 1.4 Daftar Tenaga Kependidikan dan Tenaga Pendidik

PKBM Negeri 26 Bintaro 64

Tabel 1.5 Identitas Informan 67

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gedung PKBM Negeri 26 Bintaro 52

Gambar 2.2 Proses Pembuatan Replika Pola Dasar Pakaian 105

Gambar 2.3 Proses Pembuatan Pola Dasar Pakaian yang

Sesungguhnya 108

Gambar 2.4 Proses Praktik Menjahit Menggunakan Mesin 110

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi PKBM Negeri 26 Bintaro 62

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara dengan Kepala PKBM Negeri

26 Bintaro 152

Lampiran 2 Transkip Wawancara dengan Instruktur Keterampilan

Menjahit 157

Lampiran 3 Transkip Wawancara dengan IRT (Ibu Salma) 168

Lampiran 4 Transkip Wawancara dengan IRT (Ibu Erna) 171

Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan IRT (Ibu Ida) 174

Lampiran 6 Transkip Wawancara dengan IRT (Ibu Sumi) 177

Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan IRT (Ibu Paryati) 180

Lampiran 8 Hasil Observasi 184

Lampiran 9 Foto Dokumentasi 203

Lampiran 10 Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi 208

Lampiran 11 Cover Persetujuan Skripsi 209

Lampiran 12 Surat Permohonan Dosen Pembimbing 210

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian Skripsi di PKBM

Negeri 26 Bintaro 211

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perempuan dalam keluarga dengan penghasilan

yang rendah atau bisa dikatakan miskin mempunyai

kemampuan terbatas untuk meningkatkan kesejahteraan

dirinya dan keluarganya. Tidak sedikit perempuan yang

kesulitan untuk mencari pekerjaan, disebabkan tingkat

pendidikan yang rendah. Secara psikologis perempuan

membutuhkan kemampuan diri untuk mencapai apa yang

mereka inginkan dan bisa melakukan pengembangan

dirinya sehingga berdampak positif pula terhadap

pengembangan banyak orang (Anwar 2007, 6).

Perempuan yang bekerja sebagai pencari nafkah

utama, bisa disebabkan karena suaminya telah wafat,

suami masih hidup tetapi berpenghasilan rendah, biaya

pendidikan anak dan biaya kebutuhan lainnya yang tinggi

serta keinginan perempuan untuk mendapatkan kehidupan

yang lebih baik lagi. Umumnya perempuan bekerja di

bidang informal yaitu seperti berdagang, sebagai

pembantu rumah tangga, menjual makan dan minuman,

buruh kebun dan lainnya, perempuan bekerja seperti itu

karena sulit untuk memperoleh pekerjaan dan kurangnya

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

2

keterampilan yang dimilikinya disebabkan pula oleh

rendahnya pendidikan perempuan (Miko 2016, 101).

Banyak anggapan bahwa perempuan tidak

diharuskan menempuh pendidikan yang tinggi

dibandingkan dengan laki-laki karena kodrat perempuan

ketika sudah berkeluarga hanya perihal pekerjaan rumah

tangga saja sehingga tidak banyak pula keahlian yang

dimumpuninya dalam berbagai bidang pekerjaan. Badan

Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa adanya

kesenjangan dalam ketenagakerjaan di Indonesia antara

lelaki dan perempuan dan terbilang cukup tinggi jika

mengacu pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) Indonesia untuk periode Februari tahun 2017

hingga Agustus tahun 2018. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) pada laki-laki tercatat sebesar 82,69%

namun perempuan hanya tercatat sebesar 51,88% pada

Agustus 2018 (Andreas 2018).

Ketidak kemandirian perempuan atau bisa dikatakan

tidak berdaya karena perempuan belum mengenal

kemampuan pada dirinya serta bagaimana jati dirinya

yang sesungguhnya, namun beberapa perempuan pun

cukup dikatakan mandiri karena ia mampu untuk dapat

berguna bagi orang lain dan ia memiliki kreatifitas

keterampilan untuk menciptakan sesuatu, memiliki

pemikiran yang nyata, dapat menghadapi

permasalahannya, berani melakukan hal apapun juga

memberikan kritik, sehingga perempuan dapat berdiri

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

3

dengan yakin tanpa harus orang lain yang membantunya

(Muniarti 2004, 114).

Rekha Mehra mengemukakan bahwa perempuan

cenderung tidak dipandang dalam proses pembangunan

ekonomi, terlihat dari tingginya reproduksi perempuan

dibandingkan perannya dalam berproduktif. Di negara-

negara berkembang perempuan terlibat dalam pekerjaan

terutama di bidang pertanian serta di bidang informal

namun mereka mendapatkan penghasilan tambahan yang

rendah. Sejak tahun 1950 Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) atau organisasi nonpemertintah membantu

perempuan dalam keluarga miskin untuk memperoleh

pendapatan dengan menawarkan pekerjaan sambilan

seperti pekerjaan feminin yaitu keterampilan menjahit

serta merajut walaupun dengan pasar yang terbatas, 20

tahun terakhir di India terdapat organisasi nonpemerintah

yakni Asosiasi Wiraswasta Perempuan memulai bahwa

perempuan dianggap sebagai dasar atau fondasi dalam

proses pembangunan ekonomi sehingga telah efektif pula

dalam meningkatkan status ekonomi perempuan serta

keluarganya (Mehra 1997, 136).

Perempuan sejatinya merupakan makhluk yang

lemah dan bergantung dengan laki-laki, tetapi perempuan

berhak mendapatkan keadilan dalam kehidupannya.

Keadilan ini merupakan adanya keseimbangan antara hak

dan kewajiban setiap orang dalam aspek kehidupan

seperti halnya perekonomian, politik, pengetahuan dan

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

4

juga kesempatan, keadilan ini juga dapat dikatakan

hilangnya pemusatan terhadap salah satu aspek kehidupan

tersebut yang dilakukan oleh kelompok atau golongan

tertentu (Ubaedillah dan Rozak 2003, 227), karena baik

laki-laki maupun perempuan memiliki suatu hak yang

diatur dalam UUD 1945 Pasal 28 C ayat 1 yaitu “Setiap

orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan

memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. Oleh

karena itu, baik laki-laki maupun perempuan memiliki

hak dalam kehidupannya jika ia lakukan dengan hal-hal

kebaikan maka akan mendapatkan pula balasan kebaikan

dari Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dalam Al-Qur’an Surat

An-Nahl ayat 97 yakni sebagai berikut:

Artinya: “Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik

laki-laki maupun perempuan dalam keadaan

beriman, maka pasti akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan akan

Kami beri balasan dengan pahala yang lebih

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

5

baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

(QS. An-Nahl 16:97)

Perempuan memiliki hak untuk mendapatkan

keadilan di antaranya mendapatkan pendidikan demi

meningkatkan kualitas hidupnya, walaupun tidak selalu

dengan pendidikan formal atau pendidikan tinggi namun,

perempuan pun berhak mendapatkan pendidikan

nonformal dalam pengembangan maupun pemberdayaan

terhadap dirinya melalui pelaksanaan suatu keterampilan

sehingga perempuan tetap mendapatkan suatu ilmu yang

berguna bagi kehidupannya, serta untuk kedepannya pun

perempuan dapat membantu suami maupun keluarganya

dalam mendapatkan tambahan penghasilan dan menuntut

ilmu pun merupakan kewajiban bagi laki-laki maupun

perempuan dalam bentuk apapun, seperti halnya hadits

berikut:

Artinya: “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap

muslim laki-laki maupun muslim

perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Bagi perempuan yang tidak memiliki kesempatan

belajar secara formal, terdapat model pengembangan

maupun pemberdayaan masyarakat di Indonesia yang

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

6

telah dikembangkan seperti program pendidikan

keaksaraan, pendidikan kejar paket yang setara dengan

SD, SMP dan SMA (Rahardjo 1994, 22) dan muncul pula

program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

mencoba melakukan kegiatan pendidikan yang bersifat

nonformal yang terorganisir di suatu tempat (Sihombing

1999, 7).

Pendidikan nonformal sebagai usaha untuk

memberdayakan masyarakat di Indonesia yakni

dikembangkan oleh Kindervatter untuk kali pertama,

bahwasanya pemberdayaan adalah proses menciptakan

daya kekuatan dalam bentuk pelatihan dengan tujuan

untuk membangun kesadaran serta masyarakat agar peka

terhadap perkembangan ekonomi, sosial, politik dalam

suatu pelatihan sehingga mampu memperbaiki serta

meningkatkan kedudukannya dalam bermasyarakat di

lingkungannya (Anwar 2007, 7).

Pemberdayaan menurut Englebrg, Rappaport, dan

Hess sebagaimana dikutip oleh Saraka dalam disertasinya

merupakan campur tangan masyarakat dalam suatu

strategi pencegahan permasalahan dengan

perkembangannya yang meluas dan mulai terkenal pada

tahun 1980-an, mereka pun menjelaskan bahwa

pemberdayaan awalnya dikenal pada tingkat individu atau

perorangan dan mulai berkembang ke arah kelompok atau

masyarakat dalam pemberdayaan tersebut dan kini

digunakan sebagai strategi dalam memecahkan

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

7

permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok

(Saraka 2002, 134). Sesuai dalam Al-qur’an Surat Ar-

Ra’d ayat 11 tentang pemberdayaan yakni sebagai berikut:

Artinya:“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat

yang selalu menjaganya bergiliran, dari

depan dan belakangnya. Mereka menjaganya

atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak

akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka

sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap suatu kaum, maka tak

ada yang dapat menolaknya dan tidak ada

pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS.Ar-

Ra’d 13:11)

Pengembangan atau bisa dikatakan pemberdayaan

yang dilakukan perempuan menjadikan hal tersebut

sebagai suatu usaha dalam peningkatan kualitas hidupnya

dan menuju kehidupan yang sejahtera, maka perempuan

pun perlu mendapatkan pendidikan nonformal seperti

pelatihan keterampilan dengan tujuan perempuan mampu

melakukan sesuatu untuk kehidupannya agar lebih baik

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

8

lagi serta dapat membantu dalam mencukupi kebutuhan

hidup keluarganya.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro Jakarta Selatan banyak memberi manfaat bagi

masyarakat seperti halnya pada perempuan karena Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini merupakan

salah satu wadah dalam pemberdayaan perempuan dengan

cara memberikan pelatihan yaitu melalui keterampilan

menjahit yang menjanjikan dalam upaya peningkatan

kualitas hidupnya serta keluarganya. Pengajar atau

instruktur keterampilan menjahit pun telah terlatih di

Ikatan Penata Busana Indonesia (IPBI) Kartini dan

profesional dalam memberikan pelatihan keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro yaitu sejak tahun 2003 hingga saat ini.

Peserta mengalami naik turun namun sudah banyak

juga peserta yang bisa dikatakan berdaya serta mandiri

dalam meningkatkan kualitas hidup dan keluarganya.

Banyak peserta yang dapat membuka usaha menjahit

sendiri di rumahnya dengan menerima jahitan pakaian

anak-anak maupun dewasa. Peserta tersebut merupakan

ibu rumah tangga yang memang kesehariannya hanya

mengurus rumah dan keluarganya, sehingga dari

pemberdayaan perempuan dengan keterampilan menjahit

ini mampu menjadikan perempuan khususnya ibu rumah

tangga dari kalangan keluarga sederhana dapat berdaya

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

9

dan mandiri dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan

keluarganya agar menjadi lebih baik lagi dalam segi

perekonomianya.

Pentingnya pemberdayaan bagi perempuan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya dapat dilakukan melalui

pendidikan atau pelatihan yang tidak selalu formal di

antaranya dengan pelatihan melalui keterampilan

menjahit. Oleh karena itu, penulis tertarik dengan

pemberian judul penelitian ini yaitu “Pemberdayaan

Perempuan melalui Keterampilan Menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Tidak sedikit perempuan yang kesulitan untuk mencari

pekerjaan karena tingkat pendidikan yang rendah

b. Perempuan dalam keluarga sederhana bekerja tidak

menentu dan akan menjadi pencari nafkah utama

apabila suaminya wafat

c. Ketidak mandirian perempuan dengan tidak memiliki

suatu keahlian yang dimumpuninya

d. Perempuan cendrung tidak dipandang dalam proses

pembangunan ekonomi, namun hanya terkait urusan

rumah tangga saja apabila sudah berkeluarga

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

10

e. Hak perempuan cendrung dipandang sebelah mata

untuk mendapatkan keadilan dalam memperoleh suatu

pendidikan demi meningkatkan kualitas hidupnya

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas

dalam penelitian ini, maka penulis membatasinya pada

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan menjahit

yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang tidak

bekerja di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tahapan pemberdayaan perempuan

melalui keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Jakarta Selatan?

2. Apa sasaran program dan manfaat yang dirasakan

oleh perempuan dalam pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta

Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan bagaimana tahapan

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

11

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

b. Untuk mendeskripsikan bagaimana manfaat

yang dirasakan bagi perempuan dalam program

keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta

Selatan

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

1) Memberikan informasi akademik dan menjadi

bahan referensi untuk acuan penelitian

sejenisnya di masa mendatang serta

memberikan sumbangan pengetahuan bagi

program studi Kesejahteraan Sosial Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tentang pemberdayaan perempuan

melalui keterampilan mejahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro Jakarta Selatan

2) Menjadi bekal pengalaman, memperluas

wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti

serta untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

12

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan dalam

pengembangan maupun pemberdayaan perempuan

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti telah melakukan penelusuran terhadap

tinjauan kajian terdahulu yang merupakan bagian penting

dalam sebuah penelitian. Berdasarkan penelusuran yang

dilakukan, penulis menemukan beberapa skripsi terdahulu

yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti,

adapun skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Resa Risaldi Gosal (111354100044) mahasiswa

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Tahapan

Pemberdayaan Perempuan Melalui Program

Pelestarian Bir Pletok di Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka RW.02 Kelurahan

Petukangan Selatan”. Dari hasil temuan yang

didapat oleh penulis bahwa penelitian ini memiliki

persamaan dengan penelitian penulis yaitu

bagaimana tahapan pemberdayaan perempuan yang

dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga agar mereka

bisa produktif dan bisa meningkatkan kualitas

hidupnya. Namun, penelitian tersebut memiliki

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

13

celah perbedaan dengan penelitian penulis bahwa

subyek sangat ketergantungan yang hanya memliki

satu mitra kerja dalam pemasaran hasil

pemberdayaan sehingga jika mitra kerja tersebut

mengalami tingkat jual yang rendah maka subyek

pun juga mengalami penurunan dalam pemasaran,

namun subyek yang mengikuti keterampilan

menjahit di PKBM yang nantinya mereka mampu

membuka usaha jahit di rumahnya dengan

menerima beberapa orang yang menjahit padanya

sehingga untuk mendapatkan penghasilan atau

pemasukan mereka tidak perlu khawatir jika satu

dari beberapa orang tersebut tidak menjahit

padanya.

b. Amirah Mukminina (109054100029) mahasiswi

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul

“Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Melalui

Program Keterampilan Menjahit di Yayasan

Wisma Cheshire Jakarta Selatan”. Dari hasil

temuan yang didapat oleh penulis bahwa penelitian

ini memiliki persamaan dengan penelitian penulis

yaitu meneliti tentang suatu pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit namun memiliki celah

perbedaan yaitu dalam penelitian ini yang menjadi

subyek dalam pemberdayaan ialah tidak hanya

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

14

perempuan saja namun terdapat laki-laki dengan

berbagai usia sesuai syarat dan ketentuan yayasan

tersebut dan mereka semua merupakan penyandang

disabilitas, lembaga tempat penelitian penulis

memiliki seorang instruktur menjahit namun di

yayasan ini awalnya menyediakan pelatih menjahit

dengan berjalannya waktu peserta baru dilatih

menjahit hanya dengan seniornya yang sudah ahli

dalam menjahit dan pemberdayaan di yayasan ini

hanya sebatas memberi pengetahuan keterampilan

menjahit saja untuk bekal ketika peserta keluar dari

yayasan namun belum sampai ke tingkat

kesejahteraan perkonomian dalam hidupnya,

sedangkan yang penulis teliti bahwa pemberdayaan

perempuan tersebut memiliki tujuan guna

meningkatkan kualitas hidup perempuan dan untuk

dapat membantu suami dan keluarganya dalam

menambah penghasilan.

c. Minarti (106054002047) mahasiswi jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul

“Pemberdayaan Perempuan Melalui Program

Keterampilan Menjahit oleh Koperasi Wanita

Wira Usaha Bina Sejahtera Di Bulak Timur

Depok”. Dari hasil temuan yang didapat oleh

penulis bahwa penelitian ini dan penelitian yang

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

15

diteliti oleh penulis memiliki kesamaan yaitu

penelitian tentang pemberdayaan perempuan

melalui keterampilan menjahit yang dilakukan oleh

ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas hidupnya dan membantu

perekonomian keluarganya, dan penelitian ini juga

memiliki celah perbedaan dengan penelitian penulis

yaitu pemberdayaan perempuan pada penelitian ini

dilaksanakan di rumah ketuanya sehingga ini

menjadi salah satu faktor penghambat dalam

pemberdayaan tersebut tidak adanya tempat khusus

dan hanya berlangsung selama 3 bulan saja, namun

penelitian yang dilakukan penulis yaitu tersedianya

ruangan khusus keterampilan menjahit di PKBM

tersebut dan berlangsung kapan saja sesuai

kesepakatan bersama antara peserta atau ibu-ibu

rumah tangga dengan instruktur, yang dilaksanakan

2 kali pertemuan dalam seminggu.

d. Ahmad Suheri (1110054000037) mahasiswa

jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul

“Pemberdayaan Perempuan Melalui Program

Tabungan Simpan Pinjam Masyarakat Desa

Study Kasus Perempuan Kepala Keluarga

Kelompok Kartini di Kp. Klebet Pabuaran Ds.

Klebet Rt.004/Rw.002 Kecamatan Kemiri-

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

16

Tangerang” Dari hasil temuan yang didapat oleh

penulis bahwa penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian penulis yaitu meneliti tentang

bagaimana tahapan atau proses pemberdayaan

perempuan dan apa manfaat dari pemberdayaan

tersebut dalam program tabungan simpan pinjam

Pekka Kelompok Kartini, namun memiliki

perbedaan yaitu anggota dalam pemberdayaan

tersebut diprioritaskan sebagai perempuan yang

menjadi kepala keluarga dan tidak memiliki suami

sedangkan penelitian yang penulis lakukan angoota

pemberdayaan tersebut ibu-ibu rumah tangga dalam

keluarga sederhana dan masih memiliki suami serta

pada penelitian tersebut dalam memberdayakan

anggotanya melakukan berbagai kegiatan seperti

pemberdayaan politik, pemberdayaan hukum, hak

kesehatan sedangkan penelitian yang dilakukan

penulis hanya fokus pada proses pemberdayaan

melalui keterampilan menjahit demi meningkatkan

kualitas hidup perempuan khususnya pada bidang

ekonomi.

e. Mir’atun Nisa (1113054000038) mahasiswi

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul

“Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui

Home Industry Batik di Desa Sendang Duwur

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

17

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”.

Dari hasil temuan penelitian yang didapat oleh

penulis bahwa penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu

meneliti tentang bagaimana proses pemberdayaan

yang dilakukan serta apa saja hasil yang dapat

diperoleh dari mengikuti dan tergabung dalam

pemberdayaan tersebut, namun juga memiliki suatu

perbedaan yaitu dalam penelitian tersebut

menggunakan proses tahapan yang berbeda dengan

penelitian penulis seperti halnya tahap penyadaran,

tahap transformasi, tahap peningkatan intelektual.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik spesifik penelitian

atau teknik pengumpulan data (pengamatan, wawancara,

angket, dan dokumentasi), validitas dan reliabilitas data

(kuantitatif), keabsahan data (Usman dan Akbar 2017, 4).

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dalam

situasi yang wajar (natural setting) dan data yang

dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Oleh

karena itu, penelitian ini disebut metode

kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan

dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Syamsir

Salam dan Jaenal Aripin dalam bukunya

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

18

merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati (Salam dan Aripin 2006, 30).

Penelitian kualitatif ini digunakan oleh

penulis untuk mendeskripsikan dan menganalisis

bagaimana pemberdayaan perempuan melalui

keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta

Selatan dalam meningkatkan kualitas hidupnya,

dalam penelitian ini pula penulis berusaha

menggambarkan hal tersebut sebaik mungkin

melalui pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi

serta penulis melakukan analisis yakni

menyesuaikan dengan teori-teori yang berkaitan

dengan pemberdayaan perenpuan tersebut.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang memiliki tujuan untuk

menggambarkan suatu peristiwa tertentu dan

penyimpangan harus di minimalisir serta harus

memaksimalkan kebenaran (Sukandarrumidi

2012, 104). Tujuan dari penelitian deskriptif ini

ialah untuk mengumpulkan data suatu peristiwa

yang benar-benar terjadi secara jelas dengan

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

19

menggambarkan perihal yang ada, masalah

diidentifikasi serta memeriksa keadaan dan juga

menentukan solusi orang lain terhadap masalah

yang sama dihadapinya lalu suatu pengalaman

dijadikan pembelajaran agar pada masa yang

akan datang rencana telah ditentukan (Rakhmat

2006, 25).

Maka dari itu, penelitian ini menggunakan

jenis penelitian deskriptif yang sesuai dengan apa

yang akan diteliti oleh penulis untuk

menggambarkan bagaimana upaya perempuan

meningkatkan kualitas hidupnya yaitu dengan

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa metode teknik

pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Dalam penelitian ini penulis melakukan

observasi atau pengamatan secara langsung

terhadap pelaksanaan keterampilan menjahit

yang dilakukan oleh para peserta menjahit

dan pengajar atau instruktur yang melatih

peserta tersebut untuk mendapatkan

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

20

informasi yang dibutuhkan. Setelah apa yang

penulis amati kemudian penulis tuangkan ke

dalam tulisan penelitian ini.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan

wawancara dengan subyek secara tersrtuktur,

dengan terlebih dahulu mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan dan dilakukan secara

terbuka serta menggunakan media perekam

untuk mendapatkan informasi dari pendapat

yang diutarakan oleh subyek maupun

informan. Adapun informan yang akan

diwawancarai yaitu empat orang peserta

keterampilan menjahit, satu orang alumni

keterampilan menjahit, Kepala Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), serta

instruktur atau pengajar keterampilan

menjahit.

c. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini penulis berusaha

untuk mendapatkan data-data dokumentasi

tentang pemberdayaan perempuan melalui

keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan yaitu dengan mencari

dan mengumpulkan profil lembaga,

pengumpulan foto-foto yang berkaitan

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

21

dengan PKBM tersebut serta pelaksanaan

keterampilan menjahit yang sedang

berlangsung di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM).

4. Teknik Pemilihan Informan

Sesuai dengan kriteria penelitian kualitatif,

teknik pemilihan informan yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu sampel

bertujuan/purposive sampling yang

mengutamakan pada pertimbangan karakteristik

tertentu dari subyek penelitiannya (Moleong

2009, 241). Purposive sampling ialah sampel

yang diambil hanya menurut kriteria,

pengetahuan peneliti dan pemilihan secara

otomatis terhadap sampel oleh pemahaman

peneliti yang mempengaruhinya terhadap

populasi (Nursiyono 2014, 2015). Subyek dari

penelitian ini yaitu para peserta (ibu-ibu) sesuai

kriteria dalam pembatasan rumusan masalah

tersebut dan informan dari penelitian ini ialah

ibu-ibu tersebut serta kepala Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat dan instruktur keterampilan

menjahit. Adapun tabel tentang pemilihan subyek

terhadap rancangan informan yaitu sebagai

berikut:

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

22

Tabel 1.1

Rancangan Informasi

Informasi yang

dicari

Informan Metode atau

Cara

Jumlah

Gambaran umum

Pusat Kegiatan

Belajar

Masyarakat

(PKBM) Negeri

26 Bintaro

Kepala Pusat

Kegiatan Belajar

Masyarakat

(PKBM)

Wawancara

dan Studi

Dokumentasi

1 orang

Pelaksanaan

keterampilan

menjahit

Instruktur

keterampilan

menjahit

Observasi,

Wawancara

dan Studi

Dokumentasi

1 orang

Sasaran program

dan manfaat bagi

perempuan yang

diperoleh selama

mengikuti

keterampilan

menjahit

Ibu-ibu rumah

tangga

Observasi,

Wawancara

dan Studi

Dokumentasi

4 orang

Sasaran program

dan manfaat bagi

perempuan yang

diperoleh setelah

Alumni (ibu

rumah tangga)

Observasi

dan

Wawancara

1 orang

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

23

mengikuti

keterampilan

menjahit

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data untuk penelitian kualitatif yaitu

suatu upaya dikerjakan dengan data,

penggorganisasian data, untuk menjadi suatu

bagian data dipilah dan dikelola, data dicari dan

memadukannya, lalu menemukan sesuatu yang

penting serta mengambil keputusan terhadap

apapun yang dianggap penting untuk

diinformasikan kepada orang lain. Melakukan

analisis data dalam penelitian kualitatif ini ialah

dimulai dari awal peneliti terjun ke lapangan

untuk mengobservasi serta melakukan

wawancara yang sesuai dengan ketentuan

penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis

induktif yang merupakan kategori, tema dan pola

berasal dari data, kategori-kategori yang muncul

dari hasil catatan lokasi penelitian, berasal dari

dokumen dan hasil wawancara, analisis

penelitian kualitatif meliputi: pengorganisasian

data dengan kasus-kasus spesifik yang

memungkinkan studi mendalam kasus tersebut,

kasus dapat berupa individual, program, institusi,

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

24

atau kelompok (Ghony dan Almanshur 2016,

247).

6. Teknik Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam

rangkaian penelitian, diperlukan teknik

pemeriksaan data dalam penelitian ini penulis

menggunakan triangulasi data. Triangulasi data

teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data yang dimaksud

(Moleong 2009, 124), hal ini dapat dicapai

dengan melakukan cek dan ricek data antara data

yang didapat melalui wawancara, observasi dan

studi dokumentasi yang akan penulis lakukan,

dengan begitu keabsahan data yang didapat oleh

penulis menjadi valid.

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Februari 2020 sampai dengan bulan Maret 2020

dan dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta

Selatan berlokasi di Jalan Bintaro Permai III

Nomor 30 B, Kelurahan Bintaro, Kecamatan

Pesanggerahan, DKI Jakarta Selatan

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

25

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan mengetahui pembahasan

dalam penelitian ini, maka penulis menyusunnya ke dalam

enam bab yang saling berkaitan satu sama lain, adapun

susunannya sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Kajian Literatur, Metode

Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, serta

Sistematika Penulisan

b. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Terdiri dari Landasan Teori penelitia yang

membahas tentang pemberdayaan perempuan,

pendidikan nonformal dan sebagainya

c. BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN

Menjelaskan tentang gambaran umum Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro Jakarta Selatan serta latar belakang, tujuan

berdirinya, visi, misi, struktur organisasi, dan

sebagainya

d. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian

yang didapatkan saat penelitian berlangsung serta

menjawab rumusan permasalahan penelitian

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

26

e. BAB V PEMBAHASAN

Berisi uraian tentang analisis yang mengaitkan data

dan temuan penelitian dengan teori yang digunakan

untuk penelitian yang dilakukan oleh penulis

f. BAB VI PENUTUP

Terdiri dari implikasi, kesimpulan dan saran dalam

penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan

menjahit

I. Teknik Penulisan Penelitian

Teknik penulisan penelitian ini berpedoman pada

buku pedoman Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

menggunakan gaya Chicago 1: Bidang Ilmu Sosial

(author-date system).

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

27

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemberdayaan Perempuan

1. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan yaitu upaya untuk

meningkatkan kualitas hidup perempuan agar ia

mendapatkan akses dan juga kontrol terkait semua

sumber daya dalam kehidupannya (Hanindito 2011, 11).

Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah upaya

yang efektif untuk menghapuskan hal-hal yang tidak

menguntungkan seperti penyakit, kelaparan, dan juga

kemiskinan serta untuk mencapai keberlanjutannya suatu

pembangunan (Harkristuti dan dkk 2008, 17).

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu upaya

demi terwujudnya kesetaraan baik peran maupun akses

serta kontrol terhadap pembangunan antara perempuan

dan laki-laki, pemertintah dan juga masyarakat

melakukan upaya-upaya terkait program pemberdayaan

perempuan agar dapat mewujudkan keseimbangan antara

laki-laki dan perempuan terhadap manfaat pembangunan

itu sendiri yang tercipta dan terdistribusikan serta agar

terciptanya kesetaraan gender dan agar kesejahteraan

keluarga dapat tercapai maka dilakukan berbagai upaya

seperti halnya mengembangkan suatu usaha sehingga

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

28

dapat pula meningkatkan perekonomian keluarga

(Marwanti dan Astuti 2012, 135).

Pemberdayaan perempuan menurut Hubeis

sebagaimana yang dikutip oleh Saugi dan Sumarno

dalam jurnalnya yaitu suatu upaya perbaikan perempuan

terhadap status dan perannya dalam pembangunan

bangsa sama halnya dengan organisasi perempuan

terhadap perannya yang berkualitas serta kemandirian

yang dilakukannya dan program pemberdayaan

perempuan di Indonesia menurut Daulay sebagaimana

yang juga dikutip oleh Saugi dan Sumarno dalam

jurnalnya yaitu dimulai sejak tahun 1978 dalam

perkembangannya program pemberdayaan perempuan

tersebut telah menghasilkan suatu kemajuan di antaranya

peningkatan kondisi, derajat serta kualitas hidup

perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,

ketenagakerjaan dan ikut serta dalam ber-KB (Keluarga

Berencana) (Saugi dan Sumarno 2015, 228).

Pemberdayaan perempuan adalah agenda bangsa

yang secara keseluruhan menjadi tanggung jawab

bersama pemerintah dan masyarakat. Disamping itu,

pemberdayaan perempuan perlu disiapkan dan

dilaksanakan secara terencana, terarah, terpadu dan

berlanjut. Tujuan pemberdayaan perempuan, untuk

mepertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta

nilai historis perjuangan kaum perempuan. Hal ini

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

29

dilakukan dalam rangka melanjutkan usaha

pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga

dan masyarakat. Terdapat dua ciri dari pemberdayaan

perempuan, pertama, sebagai refleksi kepentingan

emansipatoris yang mendorong masyarakat

berpartisipasi secara kolektif dalam pembangunan,

kedua, sebagai proses pelibatan diri individu atau

masyarakat dalam proses pencerahan, penyadaran dan

pengorganisasian kolektif sehingga mereka dapat

berpartisi (Parawansa 2006, 79).

Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk

mengatasi hambatan guna mencapai pemerataan atau

persamaan bagi laki-laki dan perempuan pada setiap

tingkat proses pembangunan dan pemberdayaan

perempuan menurut Novian sebagaimana dikutip oleh

Widiastuti dan Kartika dalam jurnalnya yaitu upaya

pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan

kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial,

budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan

meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan

dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah,

sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep

diri (Widiastuti dan Kartika 2017, 23).

Pemberdayaan perempuan menurut Prijono &

Prijoko sebagaimana yang dikutip oleh Sri Marmoah

dalam bukunya ialah kesadaran dan partisipasi

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

30

perempuan dapat tumbuh di semua sisi kehidupan yang

didorong oleh adilnya pembagian kekuasaan, hal ini

dapat dikaitkan dengan perempuan yang diberikan

kekuatan agar mampu mengaktualisasikan dirinya

terhadap eksistensi yang tinggi di tengah masyarakat dan

menurut Mutawali bahwa peranan perempuan dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu aspek intern berupa

peranannya dalam kehidupan keluarga yakni mendidik

dan memelihara anak serta membina keluarga agar

menjadi keluarga yang sehat dan sejahtera lahir dan

batin dan aspek eksternal yakni perannya di luar

keluarga, turut membangun masyarakat sebagai

pelaksana pembangunan (Marmoah 2014, 66).

Perempuan menurut Tan sebagaimana yang

dikutip oleh Sri Marmoah dalam bukunya bahwa

perempuan mendapatkan berbagai kesempatan bukan

hanya sebagai anggota keluarga namun ia memiliki

kesempatan untuk melakukan sebagaimana perannya

sebagai makhluk sosial yang dapat menjalin hubungan

tidak hanya dengan keluarga saja melainkan dengan

masyarakat luas pun perempuan dapat melakukannya,

maka dari itu dalam suatu pembangunan bangsa

perempuan diarahkan pada peningkatan kualitas

hidupnya, kemiskinan yang dihapuskan, perekonomian

yang tumbuh baik, stabilisasi nasional, keberlanjutan

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

31

pembangunan serta perempuan dapat aktif berpartisipasi

dalam hidup bermasyarakat (Marmoah 2014, 67).

2. Faktor Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu hal

yang sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa dan

pemberdayaan perempuan ini dapat dilaksanakan

karenakan beberapa faktor yaitu sebagi berikut:

a. Rendahnya tingkat pendidikan yang didapatkan

perempuan

b. Paksaan hak reproduksi yang dimiiki oleh

c. Tingginya kekerasaan yang dialami oleh

perempuan

d. Perempuan tidak memiliki kebebasan berada di

dalam dunia politik

Maka dari itu, sangat diperlukan upaya

pemberdayaan yang dilakukan oleh perempuan untuk

dapat memiliki akses terhadap semua aspek

pembangunan sehingga dapat terjadi pula keseimbangan

dalam suatu pembangunan serta adanya pemberdayaan

perempuan ini dapat menjadikan hasil pembangunan

yang setara antara laki-laki dan juga perempuan

(Sunarjati dan dkk 2000, 130).

3. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pertama pemberdayaan yaitu agar

masyarakat yang lemah dan tidak berdaya dapat

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

32

memiliki kekuatan dan kekuasaan terhadap dirinya

sendiri karena situasi internal (misalnya persepsi mereka

sendiri) dan juga situasi eksternal (ditindas oleh ketidak

adilan struktur sosial). Berikut merupakan kelompok

yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau

tidak berdaya:

a. Lemah secara struktural yakni mengalami

kehidupan di kalangan bawah seperti kelas, gender,

maupun etnis

b. Lemah khusus ialah lanjut usia, anak-anak,

penyandang disabilitas, gay dan lesbian,

masyarakat marginal

c. Lemah personal ialah orang yang mengalami

permasalahan pribadi maupun keluarga (Suharto

2005, 60).

Pemberdayaan menunjukkan orang-orang yang

termasuk kelompok lemah agar mereka dapat memiliki

kemampuan atau kekuatan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehingga mereka terbebas dari kelaparan,

kebodohan, penyakit dan mereka dapat menggunakan

sumber-sumber yang dapat membuat mereka

meningkatkan pemasukan dan mendapatkan kebutuhan

yang mereka perlukan, serta mereka pun boleh

berpartisipasi pada pembangunan dan mengambil

keputusan (Marmoah 2014, 51). Adapun tujuan pada

tahap pelaksanaan pemberdayaan yaitu agar terciptanya

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

33

perubahan sikap mental, memiliki keterampilan, dan

kualitas warga dampingan sosial menjadi lebih baik lagi

serta agar terciptanya nilai-nilai sosial baru yang dapat

menunjang ke arah perbaikan dan juga kemajuan

(Marmoah 2014, 47).

4. Tahapan Pemberdayaan

Tahap pemberdayaan yang juga dapat dilakukan

oleh perempuan menurut Isbandi Rukminto Adi yaitu

sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan (Engagement)

Pada tahap persiapan ini merupakan langkah

awal dalam pemberdayaan yang meliputi dua

tahapan yaitu penyiapan petugas dan penyiapan

lapangan. Penyiapan petugas dalam hal ini

merupakan tenaga pemberdayaan dan diperlukan

untuk mengutamakan kesamaan pemikiran

peserta atau anggota dan agen perubahan,

sedangkan penyiapan lapangan yakni petugas

melakukan studi kelayakan terhadap suatu tempat

atau lokasi yang akan dijadikan sasaran dalam

pelaksanaan pemberdayaan dan pada tahap ini

kontak awal dengan peserta atau anggota terjadi

serta komunikasi yang baik pada tahap ini akan

mempengaruhi partisipasi peserta atau anggota

pada tahap berikutnya.

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

34

b. Tahap Pengkajian (Assessment)

Pada tahap ini petugas sebagai agen

perubahan dalam pelaksanaan pemberdayaan

memiliki peranan yaitu berusaha

mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang

dirasakan dan sumber daya yang dimiliki

anggota. Dalam melaksanakan assesment ini

partisipasi peserta atau anggota sangat

dibutuhkan agar mereka mengetahui terhadap

masalah yang dirasakannya, kemudian agen

perubahan pun berperan penting untuk

memfasilitasi peserta atau anggota terhadap

permasalahannya yang akan ditindaklanjuti di

tahap berikutnya.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program dan

Formulasi Rencana Aksi (Designing)

Pada tahap ini agen perubah mencoba

melibatkan peserta atau anggota untuk

membentuk perencanaan program atau kegiatan

dalam upaya mengatasi permasalahan yang dapat

mereka lakukan. Program atau kegiatan tersebut

harus dikembangkan sesuai dengan tujuan dan

dipahami oleh semua pihak baik peserta atau

anggota maupun agen perubah yang berperan

sebagai fasilitator dalam tahap pemberdayaan ini.

Kemudian pada tahap formulasi rencana aksi ini

agen perubah dan peserta atau anggota dapat

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

35

menentukan tujuan yang jelas untuk mencapai

keberhasilan program tindakan yang

dilakukannya pun harus sesuai dengan apa yang

sudah direncanakannya.

d. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan

(Implementasi)

Tahap ini merupakan tahap yang paling

penting dalam program pemberdayaan, karena

tahap ini adalah proses pelaksanaan program atau

kegiatan yang telah direncanakan oleh peserta

atau anggota pada tahap sebelumnya. Dalam

tahap ini seringkali teknologi maupun peralatan

yang akan digunakan harus sesuai dengan kondisi

atau apa yang dibutuhkan peserta pada tahap

pelaksanaan pemberdayaan.

e. Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan proses pengawasan

peserta atau anggota dan agen perubah terhadap

program pemberdayaan yang sedang berlangsung

dilaksanakan, sehingga diharapkan pula dalam

jangka panjang dapat membentuk peserta atau

anggota pemberdayaan menjadi lebih mandiri

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Tahap evaluasi ini juga diharapkan dapat

memberikan umpan balik yang memiliki

kebermanfaatan bagi suatu program atau

kegiatan agar menjadi lebih baik lagi.

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

36

f. Tahap Terminasi (Disengagement)

Tahap ini merupakan tahap pemutusan

hubungan secara formal yang dilakukan agen

perubah dengan komunitas atau anggota sasaran

program pemberdayaan agar mereka dapat

memiliki kemandirian dalam upaya mengatasi

permasalahan yang telah dilaksanakannya pada

tahap pemberdayaan sebelumnya. Namun, tidak

jarang pula agen perubah tetap melakukan kontak

meskipun tidak rutin dengan anggota sasaran

tersebut dan kemudian secara perlahan-lahan

agen perubah harus mengurangi kontak

dengannya (Adi 2002, 182).

5. Sasaran Program dan Manfaat Pemberdayaan

Perempuan

Sasaran program dan manfaat pemberdayaan yang

dilakukan oleh perempuan adapun di antaranya yaitu

sebagai berikut:

a. Meningkatkan potensi yang ada pada dirinya

yang dapat dipergunakan dalam berbagai bidang

baik formal maupun nonformal juga untuk

meningkatkan kemampuannya sehingga dapat

memiliki suatu keahlian profesional yang

dimumpuninya

b. Kemudian untuk dapat mewujudkan rasa peka

dan peduli terhadap gender dari seluruh

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

37

masyarakat, dalam kebijakan pun perempuan

mendapat hak untuk menentukannya, perempuan

juga memiliki suatu keahlian dalam keputusan

yang diambilnya dan juga dalam pengambilan

rencana dan menegakkan hukum serta

memperbaharui produk hukum tentang nilai

sosial budaya serta keadilan yang berwawasan

gender

c. Perempuan dapat menjadi sebagai pengkoordinir

secara optimal dalam hal perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi

dan pelaporan (Widiastuti dan Kartika 2017, 23)..

B. Pendidikan Nonformal

1. Pengertian Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal menurut Peraturan

Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 pasal 1 adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Sebagaimana penelitian pemberdayaan

perempuan ini dilakukan di suatu lembaga atau Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang merupakan

salah satu pendidikan nonformal, dapat dirasakan dan

diikuti oleh masyarakat khususnya perempuan tanpa

adanya paksaan dan tekanan. Pendidikan nonformal

merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang

muncul dalam studi kependidikan pada akhir tahun tujuh

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

38

puluhan, istilah-istilah pendidikan yang berkembang di

tingkat internasional mula saat itu ialah pendidikan

sepanjang hayat, pendidikan pembaharuan, pendidikan

abadi, pendidikan informal, pendidikan masyarakat,

pendidikan perluasan, pendidikan massa, pendidikan

sosial, pendidikan orang dewasa dan pendidikan

berkelanjutan (Sudjana 2001, 13).

Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan

terorganisasi dan sistmatis, diluar sistem persekolahan

yang mapan, dilakukan secara mandiri merupakan

bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang

sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu

di dalam mencapai tujuan belajarnya (Sudjana 2001, 21).

Pendidikan nonformal juga merupakan salah satu

pendidikan sekolah, menyediakan kesempatan belajar

bagi anak-anak atau orang dewasa karena berbagai

alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki

satuan pendidikan sekolah. Kegiatan belajar mengajar

bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar

membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan praktis

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti

pemeliharaan kesehatan lingkungan, gizi keluarga, dan

jenis-jenis keterampilan lainnya (Sudjana 2001, 107).

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang

diselenggarakan diluar sistem pendidikan persekolahan

yang berorientasi pada pemberian layanan pendidikan

yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

39

pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Nonformal

memang mengalami perubahan, walaupun istilah yang

digunakan mengalami beberapa perubahan, secara garis

besar fungsi pendidikan nonformal tetap sama yaitu

sebagai pelengkap, dan pengganti pendidikan formal

bagi warga yang membutuhkan pendidikan diluar

pendidikan formal (Mulyono dan Ernawati 2017, 61).

Pendidikan nonformal menurut Soelaman Joesoef

adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi

yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh

informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan

sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan

tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan

nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-

peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan

keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan

negaranya (Joesoef 1992, 51). Pendidikan nonformal

menurut Philip H.Coombs sebagaimana yang dikutip

oleh Soelaman Joesoef dalam bukunya adalah

terorganisirnya kegiatan pendidikan yang

diselenggarakan baik di luar sistem formal maupun

bukan ialah untuk memberikan layanan pendidikan

tertentu agar tercapainya tujuan-tujuan belajar (Joesoef

1992, 50).

Pendidikan nonformal menurut The Soth East

Asian Ministery of Education Organization sebagaimana

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

40

yang dikutip oleh Sulfemi dalam modulnya ialah setiap

upaya pendidikan dalam arti luas yang di dalamnya

terdapat komunikasi yang teratur dan terarah,

diselenggarakan di luar subsistem pendidikan formal,

sehingga seseorang atau kelompok memperoleh

informasi, latihan, dan bimbingan sesuai dengan

tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya (Sulfemi 2018,

9).

2. Tujuan Pendidikan Nonformal

Tujuan dari pendidikan nonformal ini ialah

bertanggung jawab menggapai dan memenuhi tujuan-

tujuan yang sangat luas cakupannya dalam kapasitas

inilah muncul pendidikan nonformal yang bersifat multi

purpose. Tujuan-tujuannya terfokus pada pemenuhan

kebutuhan belajar tingkat dasar semacam pendidikan

keaksaraan, pengetahuan alam, keterampilan vokasional,

pengetahuan gizi serta citra diri dan nilai hidup (Ishak

dan Suprayogi 2012, 44).

Pendidikan nonformal menurut Sudjana

sebagaimana yang dikutip oleh Sulfemi dalam modulnya

bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada

peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran

tertentu yang diperoleh selama mengikuti program

pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah, kepada

alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih

memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

41

materi pelajaran yang telah diperoleh dan mereka yang

putus sekolah serta masih memerlukan pengetahuan

serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan

pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat. Serta

memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar

masyarakat dan mendekatkan fungsi pendidikan sekolah

dengan kenyataan yang ada di masyarakat, oleh karena

itu program pendidikan nonformal pada umumnya

dikaitkan dengan lapangan pekerjaan seperti latihan

keterampilan menjahit, memasak dan lain sebagainya

(Sulfemi 2018, 11).

Pendidikan nonformal memiliki tujuan dan

kegiatan yang terorganisasi, dilaksanakan di lingkungan

masyarakat dan lembaga-lembaga untuk melayani

kebutuhan belajar khusus para peserta didik (Sulfemi

2018, 22). Adapun tujuan pendidikan nonformal

menurut Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1991

sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono dan Ernawati

yaitu sebagai berikut:

a. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan

berkembang sedini mungkin dan sepanjang

hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu

kehidupannya

b. Membina warga belajar agar memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang

diperlukan untuk pendidikan yang lebih tinggi

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

42

c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang

tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan

sekolah (Mulyono dan Ernawati 2017, 62).

3. Karakteristik Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri atau

karakteristik yang berbeda dari pendidikan sekolah atau

pendidikan formal. Namun kedua pendidikan tersebut

saling menunjang dan melengkapi, adapun karakteristik

tersebut sebagai berikut:

a. Memiliki tujuan untuk memperoleh keahlian atau

keterampilan yang nantinya dapat dipergunakan

dalam kehidupan para peserta, pendidikan

nonformal menekankan belajar dengan memiliki

fungsi yang sesuai apa yang dibutuhkan peserta

dalam hidupnya

b. Peserta menjadi pusat dalam pendidikan

nonformal ini dan dapat belajar mandiri serta

peserta memiliki peran sebagai pengambil inisiatif

dan peserta sendiri yang dapat mengontrol

kegiatan pada saat belajar

c. Menggunakan waktu yang cukup singkat dalam

pelaksanaannya serta tidak memiliki

kesinambungan

d. Kurikulum kafetarialah yang digunakan oleh

pendidikan nonformal dan bersifat fleksibel dapat

dirundingkan antara peserta dengan pengajar atau

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

43

instruktur dan juga kurikulum dapat ditentukan

sesuai kebutuhan peserta

e. Partisipasi peserta digunakan dalam metode

pembelajaran dan menekankan pula belajar secara

mandiri

f. Peserta dengan pengajar memiliki hubungan yang

bersifat mendatar serta informal dan akrab satu

sama lain, pengajar merupakan fasilitator bukan

menggurui dalam pendidikan nonformal ini dan

juga dipandang sebagai narasumber oleh peserta

g. Sumber yang digunakan merupakan sumber lokal

yakni menggunakan sumber belajar dari berbagai

keahlian dan narasumber, sehingga digunakan

semaksimal mungkin karena langkanya sumber-

sumber untuk pendidikan (Ishak dan Suprayogi

2012, 44).

4. Jenis Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal hadir di tengah masyarakat

merupakan salah satu pilar penting dalam mencerdaskan

bangsa, tidak semua lapisan masyarakat mampu

menempuh jenjang-jenjang pada jalur pendidikan

formal. Banyak hambatan dan keterbatasan yang terjadi

di masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah.

Keterbatasan ekonomi, keterbatasan waktu, persoalan

usia merupakan beberapa alasan penting hadirnya

lembaga-lembaga yang dikelola oleh masyarakat dalam

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

44

lingkup pendidikan nonformal yang memiliki tujuan dan

kepedulian dalam menyediakan tempat bagi masyarakat

lapisan bawah untuk tetap mendapatkan kesempatan

belajar dan ini merupakan pentingnya pendidikan

nonformal, salah satu jenis pendidikan nonformal

tersebut yakni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) (Himayaturohmah 2017, 101).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal yang

juga meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,

pendidikan keterampilan/kursus dan pelatihan kerja,

berbagai jenis program tersebut pada umumnya

(Muarifuddin dan Suminar 2016, 24).

a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) sebagai lembaga pendidikan nonformal,

secara umum sebagai suatu lembaga yang

bergerak pada dunia pendidikan nonformal

dengan tujuan sebagai senter kegiatan belajar

masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) sebagai wadah masyarakat untuk

belajar, memiliki banyak fungsi terutama yang

terkait dengan implementasi pengembangan

kegiatan pendidikan nonformal. Inti keberadaan

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

45

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

mampu melayani kebutuhan belajar bagi

masyarakat sekaligus sebagai wadah solusi

berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

organisasi sosial yang bertujuan menanggulangi

masalah-masalah kemiskinan, kebodohan, dan

masalah keterbelakangan, beberapa hal tersebut

keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) tentu memiliki peran besar dalam

memecahkan masalah kemasyarakatan. Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

merupakan gerakan kekuatan alternatif yang

tumbuh dari masyarakat itu sendiri melalui ujung

tombak dalam membantu menangani masalah

sosial, masalah yang sangat urgen sekaligus

menjadi masalah holistik adalah kemiskinan,

selama ini kemiskinan menjadi masalah pokok

terutama di bangsa Indonesia tercinta kita ini

(Muarifuddin dan Suminar 2016, 22).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) menurut UNESCO yang dikutip oleh

seorang peneliti dalam jurnalnya merupakan

tempat yang memberikan kesempatan belajar

seumur hidup bagi semua orang di masyarakat

untuk memberdayakan masyarakat agar menjadi

mandiri, meningkatkan kualitas hidup, dan

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

46

mengembangkan komunitas yang ada di

masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) mempunyai peran yang sangat penting

dalam upaya mewujudkan pendidikan untuk

semua (education for all). Beberapa tugas Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di

antaranya ialah mengidentifikasi dan mengatasi

kebutuhan masyarakat, memenuhi kebutuhan dan

kepentingan masyarakat melalui berbagai

kegiatan, memobilisasi sumber daya di

masyarakat, membangun hubungan kerjasama

yang erat dan kemitraan dengan organisasi dan

lembaga lainnya, memantau dan meninjau

kemajuan untuk membantu dalam perencanaan

masa depan, endokumentasikan kekuatan dan

kelemahan kegiatan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM). Dalam upaya menjalankan

tugas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) mengenai pemenuhan kebutuhan dan

kepentingan masyarakat, Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) mempunyai dua program

kegiatan utama, yaitu kegiatan pembelajaran,

meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

kesetaraan (Paket A, B & C), kursus serta

pendidikan perempuan, dan kegiatan

nonpembelajaran meliputi Taman Bacaaan

Masyarakat (TBM), multimedia, Kelompok

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

47

Usaha Bersama (KUB), seni, dan usaha

produktif. Berbagai kegiatan tersebut

menunjukkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) mencakup semua aktivitas belajar yang

dapat dilakukan sepanjang hidup, dengan tujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan kompetensi dalam perspektif pribadi,

masyarakat, sosial dan/atau yang berhubungan

dengan pekerjaan (Septiani 2015, 68).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) menurut UNESCO sebagaimana yang

dikutip oleh Mustofa Kamil dalam bukunya

merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

diselenggrakan di luar sistem pendidikan formal

diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan

perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu

sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka

untuk mengembangkan berbagai model

pembelajaran dengan tujuan mengembangkan

kemampuan dan keterampilan masyarakat agar

mampu meningkatkan kualitas hidupnya (Kamil

2009, 85).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) merupakan alternatif yang dapat dipilih

dan dijadikan ajang pemberdayaan masyarakat

hal ini selaras dengan pemikiran bahwa dengan

melembagakan Pusat Kegiatan Belajar

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

48

Masyarakat (PKBM) akan banyak berpotensi

yang selama ini tidak tergali akan dapat digali,

ditumbuhkan, dimanfaatkan, dan didaya gunakan

melalui pendekatan-pendekatan kultural dan

persuasif, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) diharapkan dapat menjadi pusat seluruh

kegiatan belajar masyarakat, kemandirian dan

kehandalannya perlu dijamin oleh semua pihak

(Sihombing 1999, 104).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) merupakan salah satu jenis pendidikan

nonformal sebagai tempat pembelajaran dan

sumber informasi yang dibentuk dan dikelola

oleh masyarakat yang berorientasi pada

pemberdayaan potensi setempat untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial

dan budaya. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) adalah suatu wadah yang menyediakan

informasi dan kegiatan belajar sepanjang hayat

bagi setiap warga masyarakat agar mereka lebih

berdaya, wadah ini adalah milik masyarakat

dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat.

b. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM)

Terdapat tujuan penting dalam

terbangunnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

49

(PKBM) yaitu memberdayakan masyarakat agar

mampu mandiri (berdaya), meningkatkan

kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial

maupun ekonomi, meningkatkan kepekaan

terhadap masalah-masalah yang terjadi di

lingkungannya sehingga mampu memecahkan

permasalahan tersebut, adapun tujuan

pelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) menurut Sihombing ialah untuk

menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan

memanfaatkan seluruh potensi yang ada di

masyaraka, untuk sebesar-besarnya

pemberdayaan masyarakat itu sendiri (Kamil

2009, 87).

Pada sisi lain tujuan Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) adalah untuk lebih

mendekatkan proses pelayanan pendidikan

terutama proses pelayanan pembelajaran yang

dipadukan dengan berbagai tuntutan, masalah-

masalah yang terjadi disekitar lingkungan

masyarakat itu sendiri (Finola, Irja, dan

Maemunaty 2016, 6).

c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) yang berada di tengah masyarakat

memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai tempat

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

50

pusat semua kemampuan yang dimiliki

masyarakat, sebagai pusat dan sumber informasi,

sebagai tempat tukar-menukar keterampilan dan

pengalaman, sebagai pusat pertemuan pengelola

dan sumber belajar serta sebagai lokasi belajar

yang nyaman (Sihombing 1999, 110).

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) merupakan suatu tempat kegiatan

pembelajaran masyarakat yang terfokus pada

pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan

potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan

pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan aspek-

aspek kehidupan lainnya. Hal ini mencerminkan

PKBM berfungsi sebagai:

a. Melakukan kegiatan pembelajaran

b. Melakukan koordinasi dalam

memanfaatkan potensi masyarakat

c. Menyajikan informasi

d. Ajang pertukaran informasi dan

pengetahuan

e. Menjadi tempat untuk upaya peningkatan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai-nilai tertentu bagi warga masyarakat

yang membutuhkannya

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

51

Untuk itu, PKBM mengadakan program-

program pendidikan luar sekolah seperti program

pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kecakapan

hidup dan pendidikan kepemudaan (Tohani 2009,

195).

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

52

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR

MASYARAKAT (PKBM) NEGERI 26 BINTARO

JAKARTA SELATAN

Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai

gambaran umum objek penelitian yaitu Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro, yang

berlokasi di Jalan Bintaro Permai III Nomor 30 B, Kelurahan

Bintaro, Kecamatan Pesanggerahan, Jakarta Selatan.

Gambar 2.1

Gedung PKBM Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

53

A. Sejarah Berdirinya

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah

satuan Pendidikan Nonformal yang didirikan dalam

rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang

menyelenggarakan berbagai pendidikan yang berbasis

masyarakat dan menyesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro sebagai institusi pelayanan masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang

nonformal, yaitu memberi pengetahuan, keterampilan

agar masyarakat berilmu pengetahuan, berketerampilan

dan berkarakter produktif sehingga mereka memiliki

kesetaraan dengan kelompok masyarakat lainnya dalam

kehidupan sosial maupun ekonomi.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro berada di wilayah Kelurahan Bintaro,

Kecamatan Pesanggrahan, Kota Administrasi Jakarta

Selatan awalnya merupakan Panti Latihan Karya (PLK)

mengalami perubahan nama sesuai fungsinya tidak lagi

hanya melayani pendidikan keterampilan tetapi juga

melayani pendidikan keaksaraan, kesetaraan, serta

kegiatan lain yang dapat memberdayakan masyarakat

sekitar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Perubahan nama menjadi PKBM sesuai surat Gubernur

Provinsi DKI Jakarta Nomor 135/-1.838.6b Tahun 1999

dan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

54

14342 Tahun 2015. Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro di bawah

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan

pengawasan dan pembinaan Dinas Pendidikan DKI

Jakarta melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota

Administrasi Jakarta Selatan.

Program-program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro berfokus pada pelayanan

pendidikan nonformal untuk warga masyarakat yang tidak

terlayani pada jalur pendidikan formal yang masih

membutuhkan layanan. Program yang dilaksanakan antara

lain; Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kesetaraan

(Paket A, B, C), Pendidikan kecakapan hidup dan kursus-

kursus. Hasil yang diharapkan dari program-program

yang dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro adalah masyarakat kreatif

berpengetahuan dan bertaqwa serta berperilaku yang baik,

memiliki disiplin tinggi mencintai kebersihan diri dan

lingkungan dengan tujuan ini maka Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro berupaya

untk meningkatkan pelayanan lebih baik sehingga Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

unggul berkreasi dalam memberikan layanan pendidikan

nonformal (Nurhaeni 2020).

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

55

B. Visi dan Misi

a. Visi:

Unggul Berkreasi (Kreatif, Religius, Antusias dan

Bersih) dalam pemberian layanan pendidikan

nonformal yang berkualitas

b. Misi:

Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dengan:

1) Mengoptimalkan pengembangan layanan

pendidikan nonformal-informal (pendidikan

kesetaraan, keaksaraan, life skill, anak usia dia)

yang berkualitas melalui perkembangan

teknologi

2) Menanamkan penghayatan dan pengamalan

terhadap ajaran agama kepada komponen

PKBM

3) Meningkatkan kekuatan berkompetisi semua

komponen PKBM

4) Membangun karakter cinta kebersihan,

keindahan semua komponen PKBM (Nurhaeni

2020)

C. Tujuan

a. Memberikan pembelajaran dan bimbingan secara

efektif dalam mewujudkan pelayanan yang

berkualitas

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

56

b. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal

minat terhadap perkembangan kemajuan

pengetahuan dan teknologi

c. Menanamkan disiplin yang tinggi dari seluruh

komponen PKBM dalam mewujudkan ketertiban di

lingkungan PKBM

d. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada

peserta didik dalam meningkatkan kekuatan

berprestasi dan berkompetisi

e. Menanamkan suasana pergaulan sehari-hari yang

berlandakan pengamalan terhadap ajaran agama

f. Mewujudkan manajemen PKBM yang transparan

dan partisipatif, melibatkan seluruh komponen

PKBM dan kelompok kepentingan yang terkait

g. Mewujudkan lingkungan PKBM yang bersih, resik

dan asri (Nurhaeni 2020)

D. Sarana dan Prasarana

Guna mendukung kelancaran serta menunjang proses

pengajaran dan pemberdayaan di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro ini, maka lembaga

ini pun memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

57

Tabel 1.2

Sarana yang Tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro

Jakarta Selatan

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Komputer 5 Unit

2. Laptop 2 Unit

3. Implifiyer 1 Unit

4. Printer 4 Unit

5. Lemari File 4 Unit

6. Lemari File Tutor 1 Unit

7. Lemari Penyimpanan

Tas

1 Unit

8. Lemari Kaca 2 Unit

9. Lemari Buku 2 Unit

10. Locker Penyimpanan 1 Unit

11. Televisi 1 Unit

12. Projector 1 Unit

13. Meja dan Kursi

Belajar

100 Set

14. Meja dan Kursi Kantor 5 Unit

15. Meja dan Kursi

Pimpinan

1 Unit

16. Meja dan Kursi

Komputer

6 Unit

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

58

17. Bangku Istirahat 1 Unit

18. Kipas Angin 3 Unit

19. Pendingin Ruangan 1 Unit

20. Refrigenerator 1 Unit

21. Mesin Air dan Toren 1 Unit

22. Mesin Jahit 6 Unit

23. Meja Besar 1 Unit

24. Patung/Manekin 2 Unit

25. Cermin 2 Unit

26. Mesin Obras 1 Unit

27. Meja Perapihan

Menjahit

1 Unit

28. Lemari Penyimpanan

Kain

1 Unit

29. Etalase Penghargaan 1 Unit

30. Perangkat Peralatan

Salon

1 Unit

31. Perangkat Peralatan

Boga

1 Unit

32. Peralatan Olahraga

Tenis Meja

1 Unit

33. Peralatan Musik

(Organ, Gitar, Kajon)

1 Unit

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

59

Tabel 1.3

Prasarana yang Tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro

Jakarta Selatan

No. Jenis Prasarana Jumlah

1. Luas Tanah 500 M2

2. Luas Bangunan 300 M2

3. Listrik 2.200 Watt

4. Ruang Pimpinan dan

Ruang Tamu

1 Ruang

5. Ruang Tata Usaha

dan Ruang Tutor

1 Ruang

6. Ruang Belajar 3 Ruang

7. Ruang Praktek

Keterampilan

2 Ruang

8. Ruang Perpustakaan 1 Ruang

9. Toilet 2 Ruang

10. Dapur 1 Ruang

E. Program-program yang Diselenggarakan

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro pada saat ini memiliki dua program utama

adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan kesetaraan yang biasa disebut Sekolah

Kejar Paket yakni Paket A setara dengan Sekolah

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

60

Dasar (SD), Paket B setara dengan Sekolah

Menengah Pertama (SMP), dan Paket C setara

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler bagi

peserta pendidikan kesetaraan tersebut seperti

futsal, taekwondo, musik, bulu tangkis dan basket.

b. Program keterampilan menjahit yang dilakukan

oleh ibu-ibu sebagai upaya pemberdayaan

perempuan

Namun sebenarnya tidak hanya kedua program

tersebut saja yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro, 5 tahun

yang lalu terdapat program keterampilan tata rias dan juga

tata boga yang memiliki manfaat bagi pemberdayaan

perempuan dalam menggali potensi pada dirinya dan

dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta pendidikan

keaksaraan yang dapat diikuti oleh masyarakat tanpa

batasan usia.

Program keterampilan tata rias telah berlangsung

pada tahun 1999 hingga tahun 2014 sedangkan tata boga

telah berlangsung pada tahun 2012 hingga tahun 2016 dan

saat ini sudah tidak ada karena dana yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah telah dialihkan kepada program

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pada saa

itu dan lambat laun dialihkan kepada Lembaga

Masyarakat Kelurahan (LMK) yang ada di Kelurahan

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

61

Bintaro Jakarta Selatan, sehingga PKBM tidak lagi

mengadakan kedua keterampilan tersebut (Nurhaeni

2020).

Pendidikan keaksaraan pun sebenarnya saat itu yang

sangat menonjol di PKBM tersebut sejak tahun 2000,

yang mengajarkan masyarakat dalam belajar membaca

dan menulis, namun Pemerintah DKI telah menyatakan

bebas buta huruf dan akhirnya pendidikan keaksaraan

tersebut dihapus atau ditiadakan oleh PKBM kurang lebih

pada tahun 2003 (Nurhaeni 2020).

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

62

F. Struktur Organisasi

Bagan 3.1

Struktur Organisasi PKBM Negeri 26 Bintaro

Pembina

Kasudin Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Selatan

Penilik Kecamatan Pesanggrahan

Kepala PKBM

Dra. Nurhaeni

Sekretaris

Irwansyah, S.Pd

Bendahara

Wawan Gunawan, SE

Koordinator

Kesetaraan

Koordinator

Keaksaraan

Koordinator

Keterampilan

Koordinator

Jaringan / Mitra

Peserta PKBM Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

63

G. Tenaga Kependidikan dan Tenaga Pendidik

a. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro memiliki

tugas melakukan peyelenggaraan (Perencanaan,

Pelaksanaan, Peniliain dan Pengembangan) dalam

membantu kelancaran program di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat serta bertanggung jawab terhadap

seluruh pelaksanaan program, status kepegawaian

untuk Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga lainnya

adalah Pekerja Harian Lepas (PHL)/honorer Sudin

Pendidikan wilayah 1 Jakarta Selatan.

b. Tenaga Pendidik

Pendidik/tutor/instruktur memiliki tugas

memfasilitasi proses pembelajaran pada program-

program yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro.

Pendidik memiliki kompetensi sesuai bidang yang

diampuhnya. Jumlah pendidik di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro yaitu

pendidik kesetaraan berjumlah 11 orang, instruktur

keterampilan berjumlah 2 orang dan instruktur

ekstrakurikuler berjumlah 2 orang, semua merupakan

tenaga honorer/non Pegawai Negeri Sipil (PNS)

(Nurhaeni 2020).

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

64

Tabel 1.4

Daftar Tenaga Kependidikan dan Tenaga PKBM

Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

No. Nama Tempat

Tanggal

Lahir

Jabatan / Tugas Pendidikan

Terakhir

1. Dra.

Nurhaeni

Jakarta,

15 Mei 1967

Kepala PKBM

S1

Pendidikan

Luar

Sekolah

2. Wawan

Gunawan,

SE

Jakarta,

15 September

1975

Bendahara S1 Ekonomi

3. Irwansyah,

S.Pd

Timu,

07 Oktober

1984

Sekretaris S1

Penjaskes

4. Siti

Zubaidah,

S.Ag

Jakarta,

11 Agustus

1973

Tutor Ekonomi

& Geografi

(Paket C),

Tutor IPS

(Paket B)

S1

Pendidikan

Agama

5. M.Kurtubi,

S.Ag

Cirebon,

12 Januari

1968

Tutor Sosiologi,

Ekonomi, Mulok

(Paket C)

S1

Pendidikan

Agama

6. Mahmud

Saltut, SH.i

Cirebon,

13 Agustus

1970

Tutor Pendidikan

Agama Islam

(Paket A, B, C)

S1 Hukum

Islam

7. Holilah,

S.Pd

Jakarta,

12 September

1979

Tutor Bahasa

Inggris

(Paket B, C)

S1 Bahasa

Inggris

8. Sri

Ramdiny,

Jakarta,

02 Juni 1986

Tutor PKN

(Paket A, B, C)

D3 Teknik

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

65

A.Md Tutor IPS

(Paket A)

Komputer

9. Muliahadi

Tumanggor,

S.Pd. MM

Padang,

11 November

1988

Tutor

Matematika

(Paket B, C)

S1

Pendidikan

Matematika

10. Viveka Wira

Mukti, S.Pd

Tangerang,

06 September

1993

Tutor IPA

(Paket A, B, C)

S1 IPA

Biologi

11. Syafrijal Padang,

19 Desember

1995

Tutor Olahraga

& TIK

(Paket A, B, C)

S1

Pendidikan

Akuntansi

12. Nurkhasana

h, S.Pd

Jakarta,

08 Oktober

1994

Tutor Bahasa

Indonesia

(Paket A, B, C)

S1

Manajemen

Pendidikan

13. Asrida

Warni

Pasar

Tarandam,

30 Oktober

1990

Tutor Bahasa

Indonesia & Seni

Budaya

S1 Sastra

Indonesia

14. Tesmanawit

a

Padang,

12 Mei 1964

Tutor

Keterampilan

SMA

15. Febian Elan

Saputra

Jakarta,

17 September

1989

Tutor Musik SMA

16. Parini Karanganyar,

15 Oktober

1982

Tutor

Keterampilan

Menjahit

SMA

17. Nabila

Dwiyanti

Jakarta Tutor

Taekwondo

SMA

18. Ruaida

Tumanggor

Padang,

25 November

1992

Tutor

Matematika

S1

Matematika

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

66

H. Mitra Kerja

Mitra kerja Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro adalah pihak-pihak dari

masyarakat terdiri dari lembaga atau individu yang degan

kesadaran dan kerelaan turut berpartisipasi dan

berkontribusi bagi kelangsungan dan pengembangan

PKBM. Adapun mitra kerja tersebut di antaranya yaitu:

a. Pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga

(RW) di lingkungan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro dalam

menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban

lingkungan

b. Kelurahan dan Kecamatan dalam rangka

perekrutan dan pembinaan peserta didik

c. Universitas, lembaga motivasi dalam rangka

pengajaran, pengembangan dan pemotivasian

peserta didik

d. LKP Wijaya Sari dalam rangka pembelajaran dan

usaha tata boga

e. Lembaga homeschooling (Sekolah Rumah) dalam

pengembangan program pembelajaran

f. Homeschooling Prima Gama dalam

pengembangan program pendidikan kesetaraan

g. Sekolah bisa dalam pengembangan program

Pendidikan kesetaraan paket A (Nurhaeni 2020)

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

67

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Identitas Informan

Penulis melakukan wawancara untuk memperoleh

data informasi dengan 7 orang informan yaitu Kepala dan

Instruktur Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro, peserta atau ibu-ibu yang mengikuti

keterampilan menjahit dan seorang ibu rumah tangga yang

sudah menjadi alumni atau sudah tidak lagi mengikuti

keterampilan menjahit sebagai upaya pemberdayaan

perempuan berikut merupakan data identitas informan

tersebut:

Tabel 1.5

Identitas Informan

No. Nama Usia Alamat Pendidikan

Terakhir

Tingkat

1. Ibu Nurhaeni

(Kepala

PKBM)

53 th Jakarta Selatan S1

Pendidikan

Luar Sekolah

2. Ibu Parini

(Instruktur

Keterampilan

Menjahit)

38 th Pondok Aren

Tangerang

Selatan

SMA

(Sekolah

Menengah

Atas)

3. Ibu Salma

(Peserta / Ibu

Rumah

Tangga)

38 th Pondok Aren

Tangerang

Selatan

MTS

(Madrasah

Tsanawiyah)

2 tahun

(Mahir)

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

68

4. Ibu Erna

(Peserta / Ibu

Rumah

Tangga)

49 th Ciledug,

Tangerang

Selatan

SMA

(Sekolah

Menengah

Atas)

7 bulan

(Terampil)

5. Ibu Ida (Peserta

/ Ibu Rumah

Tangga)

34 th Pesanggrahan

Jakarta Selatan

SMA

(Sekolah

Menengah

Atas)

7 bulan

(Terampil)

6. Ibu Sumi

(Peserta / Ibu

Rumah

Tangga)

40 th Petukangan

Jakarta Selatan

SMP

(Sekolah

Menengah

Pertama)

1 tahun

(Mahir)

7. Ibu Paryati

(Alumni

Peserta / Ibu

Rumah

Tangga)

50 th Bintaro Jakarta

Selatan

SMP

(Sekolah

Menengah

Pertama)

3 bulan

(Dasar)

Terdapat 12 ibu rumah tangga yang mengikuti

keterampilan menjahit di PKBM dan program

keterampilan menjahit tersebut berlangsung kurang lebih

selama 6 bulan dengan satu kali ujian, namun peserta

diperbolehkan apabila mengikuti pemberdayaan tersebut

hanya dalam kurun waktu kurang 6 bulan atau lebih

karena sesuai dengan kesepakatan bersama antara peserta

dengan intruktur. Penulis melakukan penelitian dengan 5

peserta sesuai dengan kriteria pada penelitian yang

dilakukan oleh penulis. Kelima peserta tersebut sudah

mengikuti keterampilan menjahit dalam kurun waktu rata-

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

69

rata maksimal dua tahun dan minimal tiga bulan. Adapun

penuturan dari kelima ibu rumah tangga yang telah

penulis wawancarai di antaranya sebagai berikut:

a) Ibu Salma

Ibu Salma merupakan seorang ibu rumah tangga

yang kesehariannya hanya mengurus rumah tangga

dan keluarganya saja tidak memiliki pekerjaan formal

dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan yang

ditempuhnya sehingga ia tidak memiliki suatu

keahlian yang dimumpuninya. Ibu Salma berusia 38

tahun yang bertempat tinggal di Pondok Aren,

Tanggerang Selatan mengikuti program keterampilan

menjahit sudah 2 tahun sejak 2018 dan bisa dikatakan

sudah pada tingkat mahir. Ia memiliki 2 orang anak

yang masih sekolah dan suaminya bekerja sebagai

pegawai swasta, pendidikan yang ditempuhnya hanya

sampai Tsanawiyah.

Ibu Salma mengikuti keterampilan menjahit di

PKBM ini berawal dari ia yang selalu mengantar

jemput anaknya yang bersekolah tidak jauh dari

lokasi PKBM tersebut, sehingga ia berinisiatif untuk

mengikutinya dan untuk mengisi waktu luang serta

memperoleh ilmu tentang keterampilan menjahit yang

sangat bermanfaat dalam kehidupan bersama

keluarganya, sebagaimana hasil wawancara yang

dilakukan oleh penulis bersama ibu Salam yakni:

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

70

“Karena waktu itu anak saya sekolah di dekat

daerah sini jadikan daripada saya hanya antar

jemput anak saja ga ada kegiatan menurut saya

ya ikut keterampilan menjahit disini sambil antar

anak langsung kesini dan supaya saya punya

keahlian terus ya bisa menambah penghasilan

juga, jadi kita ga tergantung sama suami yang

penghasilannya berapa, bisa bantu suami dan

kedepannya bisa mandiri juga gitu”(Salma

2020).

b) Ibu Erna

Ibu Erna merupakan seorang ibu rumah tangga

yang berusia 49 tahun, bertempat tinggal di daerah

Ciledug, Tangerang Selatan. Ibu Erna memiliki 3

orang anak, dua di antaranya sudah berkeluarga dan

satu masih sekolah suaminya bekerja sebagai pegawai

negeri namun akan memasuki masa pensiun. Ibu Erna

mengikuti pemberdayaan keterampilan menjahit ini

sudah tujuh bulan (tingkat terampil), ia mengetahui

adanya program keterampilan menjahit ini dari

temannya yang juga sebagai peserta keterampilan

menjahit di PKBM tersebut dikarenakan pula di

daerah tempat tinggalnya tidak ada tempat atau

lembaga yang melaksanakan pemberdayaan

keterampilan menjahit dan salah satu alasan ia belajar

menjahit ini karena untuk memperoleh suatu keahlian

untuk membantu suaminya serta ketika ia sudah ahli

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

71

dalam menjahit ia akan menurunkan kepada anaknya

dengan mengajarkannya keterampilan menjahit untuk

bekal kehidupan rumah tangganya kelak, walaupun

jenjang pendidikan terakhirnya yaitu hingga sekolah

menengah atas namun ia hanyalah seorang ibu rumah

tangga yang tak bekerja seperti pada umumnya yang

dikarenakan pula keahlian yang terbatas.

Sebagaimana pernyataan yang dikatakan Ibu Erna

saat melakukan wawancara dengan penulis yakni

sebagai berikut:

“Saya tahu dari teman, yang lebih dulu ikut

keterampilan menjahit di sini kami ngobrol-

ngobrol akhirnya saya kesini. Biar bisa

membantu pemasukkan keluarga saya dan

supaya saya juga punya kahlian menjahit terus

kalo udah lancar banget maunya saya juga bisa

nurunin ke anak, supaya nantinya dia bisa jahit

juga minimal dia nanti kalau udah berumah

tangga pas dia ga kerja dia punya keahlian gitu

“ (Erna 2020).

c) Ibu Ida

Ibu Ida berusia 34 tahun beralamat di

Pesanggrahan, Jakarta Selatan merupakan seorang ibu

rumah tangga memiliki satu orang anak yang masih di

bawah umur dan pendidikan terakhir yang ia tempuh

hanya sampai sekolah menengah pertama saja

sehingga ia tidak memiliki suatu keahlian yang

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

72

spesifik dalam bidang pekerjaan formal.

Kesehariannya sama seperti informan lainnya yaitu

hanya mengurus keluarganya di rumah, suaminya

bekerja sebagai seorang pegawai swasta. Sudah tujuh

bulan (tingkat terampil).

Ibu Ida mengikuti keterampilan menjahit di PKBM

tersebut, dikarenakan dahulu mertuanya telah

mengikuti program keterampilan menjahit juga di

Panti Latihan Karya (PLK) sebelum berubah nama

menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

sehingga Ibu Ida diberitahu oleh mertuanya agar

mengikuti keterampilan menjahit sebagai upaya

pemberdayaan perempuan di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro dan memang

Ibu Ida sendiri juga ingin memiliki suatu keahlian

dalam menjahit yang nantinya bisa bermanfaat untuk

membantu suaminya dalam menambah penhasilan

keluarganya serta ingin lebih berproduktif dalam

mengisi waktu luangnya. Sebagaimana apa yang

dikatakan oleh Ibu Ida saat penulis melakukan

wawancara kepadanya, ialah sebagai berikut:

“Dulu mertua saya ikut PLK (Panti Latihan

Karya) sebelum namanya diubah jadi PKBM, dia

yang ngasih tahu saya ada keterampilan jahit

disini, saya juga mau banget bisa jahit jadinya

saya dateng sendiri ke sini. Saya ikut

keterampilan jahit disini buat mengisi waktu

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

73

luang aja, mana tahu ada yang nawarin yang

lebih Alhamdulillah syukuri aja. Terus supaya

saya juga bisa bantuin suami nantinya,

penghasilan jadi nambah sayanya ga bergantung

mulu sama suami karena bisa menjahit baju

orang lain kalau udah lancar belajar jahitnya”

(Ida 2020).

d) Ibu Sumi

Informan selanjutnya yaitu Ibu Sumi seorang ibu

rumah tangga yang kesehariannya hanya mengurus

keluarganya dan juga menjualkan pakaian anak-anak

di rumahnya yang didapatkannya dari luar bukan

hasil jahitannya sendiri, walaupun tidak seberapa

keuntungan yang diperolehnya dari hasil penjualan

pakaian anak-anak tersebut. Ibu Sumi berusia 40

tahun dan bertempat tinggal di Petukangan, Jakarta

Selatan. Pendidikan terakhir yang ia tempuh hanya

sampai sekolah menengah pertama saja. Ibu sumi

memiliki satu orang anak yang masih bersekolah di

sekolah dasar dan suaminya hanya bekerja sebagai

karyawan swasta. Ibu Sumi mengikuti keterampilan

menjahit ini sudah satu tahun (tingkat mahir).

Awalnya ia mencari-cari tahu tentang adanya

program keterampilan menjahit di PKBM ini karena

yang ia tahu memang sebenarnya terdapat tempat

kursu untuk menjahit namun memerlukan biayan

yang tidak sedikit dan Ibu Sumi sangat senang karena

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

74

di PKBM ini untuk keterampilan menjahit masih aktif

berjalan dan alasannya ia ingin sekali mengikuti

keterampilan menjahit ialah agar memiliki keahlian

menjahit dan bisa memproduksi sendiri pakaian anak-

anak untuk dijual serta ia pun ingin sekali membantu

menambah penghasilan suaminya yang tidak

seberapa. Seperti apa yang dikatannya saat

melakukan wawancara dengan penulis yakni sebagai

berikut:

“Saya sebagai ibu rumah tangga aja, sama ya

dagang baju ga banyak tapi bukan hasil buatan

saya sendiri bajunya dari luar saya dagangin aja

di rumah. Makanya saya ikut pemberdayaan

keterampilan jahit disini juga supaya bisalah ya

jahit bajunya sendiri. Saya tahu PKBM ini ada

keterampilan jahitnya cari-cari sendiri aja,

karena yang saya tahu tempat-tempat pelatihan

keterampilan jahit gitu kebanyakan bayarannya

mahal. Alhamdulillah nemu PKBM ini ada

keterampilan jahitnya juga disini dan khusus

pemberdayaan perempuan kaya ibu-ibu seperti

saya ini. Tujuannya ya untuk diri sendiri aja,

buat usaha ternyata enak terus ya bisa juga

nambah-nambah keuangan suami”(Sumi 2020).

e) Ibu Paryati

Ibu Paryati adalah alumni atau sudah tidak lagi

mengikuti program keterampilan menjahit di Pusat

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

75

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro ia mengikuti program tersebut selama 3 bulan

(tingkat dasar) dikarenakan sebenarnya ia sudah bisa

menjahit menggunakan mesin jahit namun untuk

pembuatan pola dasar pakaian ia sama sekali belum

bisa sehingga ia pun mengikuti keterampilan menjahit

tersebut sebagai upaya pemberdayaan perempuan dan

ia pun sebagai seorang ibu rumah tangga yang berusia

50 tahun dan bertempat tinggal di Bintaro Permai,

Jakarta Selatan. Ibu Paryati menempuh pendidikan

sama seperti informain lainnya yaitu hanya sampai

sekolah menengah pertama saja, ia memiliki seorang

anak yang masih bersekolah dan suaminya bekerja

hanya sebagai buruh dan pedagang keliling mainan

anak-anak, namun saat ini kondisi tubuh suaminya

sudah tidak baik.

Setelah mengikuti keterampilan menjahit kini Ibu

Paryati di rumahnya sudah dapat menerima jahitan

pakaian orang lain walaupun belum membuka

usahanya secara besar, penghasilan yang

didapatkannya pun bisa menambah pemasukan

suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya. Tujuan Ibu Paryati dalam mengikuti

keterampilan menjahit ini tidak lain tidak bukan yaitu

untuk membantu menambah penghasilan suaminya

yang tidak seberapa dari hasil bekerjanya dan ia ingin

hidup mandiri tidak bergantung kepada orang lain

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

76

dalam bekerja sebagai penjahit rumahan yang dapat ia

produksi dari hasil dirinya sendiri. Sebagaimana apa

yang dikatakannya saat penulis melakukan

wawancara dengan Ibu Paryati, yakni sebagai berikut:

“Prinsip saya gini, kan ga bisa saya tergantung

dengan orang lain harus bisa mandiri gitu, harus

bisa sendiri kan belum tentu kita ikut orang

mulu, enakan sendiri gitu. Terus ya akhirnya

Alhamdulillah disini bisa buka jahitan, sama biar

bisa bantu keluarga, suami saya kerjanya cuma

kuli bangunan sama kadang jualan mainan anak-

anak keliling terus sekarang lagi sakit asam

lambungnya naik jadinya libur dulu.

Alhamdulillah pendapatan dari jahitan cukup-

cukup aja buat menuhin kebutuhan keluarga,

walaupun bukan buat cari nafkah utama tapi

Alhamdulillah bisa bantu suami, bisa buat uang

jajan anak terus ya buat kebutuhan pribadi juga

gitu” (Paryati 2020).

B. Karakteristik Program Keterampilan Menjahit di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro

Pendidikan nonformal pun memiliki karakteristik

yang berbeda dengan pendidikan formal. Oleh karena itu,

bab ini akan memaparkan hasil temuan lapangan tentang

karakteristik pendidikan nonformal yang telah dibunyikan

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

77

ke dalam karakteristik program keterampilan menjahit di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro, di antaranya sebagai berikut:

a. Memperoleh suatu Keahlian

Program keterampilan menjahit di PKBM ini

memiliki tujuan yang sangat baik yaitu agar perempuan

khsususnya ibu-ibu rumah tangga yang tidak

menempuh pendidikan dengan jenjang yang tinggi dan

ini merupakan salah satu penghalang untuk

mendapatkan lapangan pekerjaan, di mana mereka

yang hanya di rumah saja mengurus keluarganya agar

dapat memiliki keterampilan atau keahlian, di

antaranya mereka dapat memiliki suatu keterampilan

atau keahlian dalam bidang menjahit. Sehingga dari

keterampilan tersebut mereka dapat pula memiliki

fungsi sesuai apa yang dibutuhkannya yakni mereka

dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya

serta dapat pula meningkatkan kualitas hidupnya,

selain itu mereka pun dapat sedikit demi sedikit

membantu keluarganya memperoleh pemasukan dari

hasil menjahitnya, khususnya dapat menbantu

perekonomian yang mungkin hanya didapatkan oleh

suaminya dalam memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya (Parini 2020). Seperti yang dikatakan oleh

Ibu Parini selaku instruktur keterampilan menjahit di

PKBM Negeri 26 Bintaro, saat penulis melakukan

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

78

wawancara dengannya pada tanggal 04 Maret 2020

sebagai berikut:

“Tujuannya itu bagi ibu-ibu yang tidak punya

kegiatan kerjaan di luar rumah atau cuma sebagai

ibu rumah tangga saja mereka bisa

mengembangkan potensi dirinya, terus juga bisa

terampil juga dalam menjahit pakaian atau

apapun sama supaya mereka bisa berguna

nantinya untuk membantu penghasilan suaminya”

(Parini 2020).

Adapun peserta atau ibu-ibu yang mengikuti

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan

menjahit ini datang ke Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro tidak dengan

cuma-cuma, mereka pergi dari rumahnya dengan niat

dan semangat yang tinggi untuk belajar menjahit

dengan memiliki tujuan yang baik agar memperoleh

pengetahuan dan keahlian atau keterampilan dalam

bidang menjahit. Di mana nantinya mereka dapat

meningkatkan kualitas hidupnya serta dapat membantu

perekonomian keluarganya dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Secara garis besar apa yang

dikatakan oleh peserta atau ibu-ibu saat wawancara

yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 19 Februari

2020, yakni sebagai berikut:

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

79

“Supaya saya punya keahlian terus ya bisa

menambah penghasilan juga, jadi kita ga

tergantung sama suami yang penghasilannya

berapa, bisa bantu suami dan kedepannya bisa

mandiri gitu” (Salma 2020).

b. Pendidikan yang berpusat pada Kemampuan

Peserta

Ibu-ibu sebagai peserta dalam pemberdayaan ini

memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan

keterampilan menjahit, apa yang akan diajarkan

instruktur dalam proses keterampilan menjahit ini

apabila mereka merasa kurang cukup apa yang

diberikan oleh instruktur, mereka akan mengutarakan

pendapatnya dalam berinisiatif seperti halnya terdapat

ibu-ibu yang ingin belajar keterampilan menjahit selain

pakaian yaitu membuat wewadahan yang terbuat dari

kain, maka instruktur akan mempersilahkannya namun

hal itu dapat dilakukan setelah mereka selesai dan

lancar pada tahap pembuatan pola dasar (Parini 2020).

Mereka berhak memutuskan akan menjahit jenis

pakaian seperti apa atau menjahit apapun selain

pakaian sehingga nantinya mereka pun dapat mandiri

dalam mengerjakan jahitan tersebut dan mereka

memiliki hak untuk mengerjakannya seperti apa baik

dikerjakan di PKBM atau melanjutkan mengerjakan di

rumahnya sendiri, tidak ada aturan yang ketat.

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

80

Instruktur memberikan kebebasan kepada peserta atau

ibu-ibu dalam keterampilan menjahit ini karena semua

keputusan ada di tangan mereka dan juga mereka yang

menjadi pusat pendidikan nonformal dalam mengikuti

pemberdayaan keterampilan menjahit tersebut (Parini

2020). Seperti apa yang dikatakan oleh instruktur

tersebut ketika wawancara sedang berlangsung dengan

penulis, ialah sebagai berikut:

“Ibu-ibu di sini punya inisiatif sendiri misalnya di

pelajaran belum ada ya saya kasih tahu gimana

cara buatnya, terserah mereka juga mau buat

pakaian jenis apa, bebas mereka mau belajar

menjahit apa setelah bisa membuat pola dasar.

Seperti pertemuan kali ini dia mau membuat

celana kulot terus kainnya yang kaya gini

silahkan, ada juga yang mau buat baju model kaya

gini ya boleh aja, terus ada juga yang ngerjainnya

di rumah ya gapapa. Jadi sesuka mereka aja mbak

enaknya gimana” (Parini 2020).

c. Waktu yang digunakan cukup Singkat dan tidak

Berkesinambungan

Pemberdayaan perempuan yang terdapat di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro ini dilaksanakan pada waktu yang

menyesuaikan dengan aktifitas ibu-ibu rumah tangga,

yaitu pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB setiap

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

81

hari Rabu dan Jum’at. Walaupun memang relatif

singkat namun dalam waktu tersebut disesuaikan

dengan kesibukan dari masing-masing mereka yang

sebelumnya harus mengerjakan aktifitas rumah tangga

serta mengurus anak dan suami terlebih dahulu.

Pemberdayaan keterampilan menjahit ini sangat

berkesinambungan dengan waktu yang relatif singkat

tersebut, peserta atau ibu-ibu dipersilahkan untuk

melanjutkan mengerjakan jahitannya di rumah mereka

masing-masing atau dipersilahkan pula untuk

melanjutkannya di pertemuan berikutnya di PKBM

tersebut dengan arahan yang diberikan oleh instruktur

dalam proses pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit ini (Parini 2020). Sebagaimana yang

dikatakan oleh instruktur saat melakukan wawancara

dengan penulis saat itu, ialah sebagai berikut:

“Keterampilan jahit di sini mulainya dari jam satu

siang sampai jam empat sore mbak, nyesuaian

waktu kosong ibu-ibunya, kalau pagikan mereka

sibuk dengan aktifitas rumah jadi kesepakatan kita

siang. Sayanya juga ya bisanya jam segituan

ngajarin jahit merekanya, soalnya saya juga harus

urus rumah tangga dulu” (Parini 2020).

d. Menggunakan Kurikulum yang Fleksibel

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro ini merupakan salah satu pendidikan

nonformal yang menggunakan kurikulum yang jelas

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

82

berbeda dengan kurikulum yang digunakan oleh

pendidikan formal. Pada tahun 2015 sebenarnya

terdapat program pemerintah dalam kurikulum

keterampilan menjahit ini dengan menggunakan

pelevelan yaitu level 1, 2, dan 3 sama seperti halnya

dengan tingakatan dasar, mahir, dan terampil namun

tidak diajarkan dari awal mula belajar menjahit, peserta

atau ibu-ibu diajarkan dan langsung praktik menjahit

menggunakan mesin.

Tidak adanya pengajaran membuat pola dasar

padahal itu penting sekali, sedangkan mereka sama

sekali belum mengetahui dan belum bisa melakukan

keterampilan menjahit apalagi menggunakan mesin

jahit. Namun, instruktur tidak mengikuti program

pemerintah yang menggunakan pelevelan tersebut, ia

seperti saat sebelum adanya program pemerintah

tersebut benar-benar mengajarkan ibu-ibu dalam

keterampilan menjahit dimulai dari 0, di mana ibu-ibu

tersebut belum bisa sama sekali untuk keterampilan

menjahit. Instruktur mengajarkan peserta dari mulai

awal sekali, ia menjelaskan terkait dasar-dasar menjahit

serta mengajarkan cara pembuatan pola dasar dengan

sangat baik dan sabar kepada mereka. (Parini 2020).

Sebagaimana yang dikatakan oleh instruktur saat

melakukan wawancara dengan penulis saat itu, ialah

sebagai berikut:

Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

83

“Kurikulum keterampilan jahit di sini sebenarnya

program pemerintah itu adanya level 1, 2, dan 3 di

mulai dari tahun 2015, tapi kalau kita ikutin

program pemerintah ibu-ibu gak akan mengerti

buat pola dasar, tapi saya ajarinnya berbeda yaitu

saya ajarin pola dasarnya terlebih dahulu. Kalau

program pemerintahkan harusnya langsung

dikasih jahitan, ibu-ibu belum tentu bisakan jadi

saya ngajarinnya dari 0 mereka sama sekali belum

bisa. Ada juga yang emang udah lumayan bisa

gunain mesin jahit walaupun belum lancar tapi

belum bisa buat pola dasar pakaian ya saja ajarin,

jadi nyesuain ibu-ibunya juga apa yang belum bisa

dikuasain atau dibutuhin dalam keterampilan jahit

ini ya saya ajarin mbak”(Parini 2020).

Kurikulum di PKBM ini dapat pula ditentukan

oleh peserta seperti halnya terdapat ibu rumah tangga

yang sebelumnya sudah bisa menggunakan mesin jahit

namun ia tidak bisa membuat pola dasar sehingga ia

mengikuti pemberdayaan keterampilan menjahit ini

sesuai apa yang dibutuhkannya yaitu hanya belajar

membuat pola dasar yang diarahkan oleh instruktur dan

juga ia sendiri yang menentukannya sampai berapa

lama ia akan mengikuti pemberdayaan perempuan

melalui keterampilan menjahit tersebut. Jadi tidak

adanya aturan yang ketat berapa lama peserta atau ibu-

Page 102: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

84

ibu yang harus mengikuti pemberdayaan keterampilan

menjahit yang terpenting sesuai dengan kehendak dan

ketentuan mereka sendiri dan kurikulum ini dapat

disesuaikan dengan kesepakatan bersama antara peserta

atau ibu-ibu dengan istruktur tersebut (Parini 2020).

Seperti yang dikatakan oleh seorang peserta atau

alumni dalam program keterampilan menjahit saat

melakukan wawancara dengan penulis, yakni sebagai

berikut:

“Saya ikut program keterampilan jahit di PKBM

cuma 3 bulan, soalnya cuma biar bisa bikin pola

dasar aja kan sebelumnya saya udah bisa jahit

pake mesin tapi kalo untuk buat pola dasar

pakaiannya saya belum bisa mbak”(Paryati 2020).

Terdapat pula peserta yang sudah cukup lama

mengikuti pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit di PKBM ini dan sebenarnya ia sudah bisa

terampil dan lancar dalam menjahit serta ia sudah dapat

membuka usaha jahitannya sendiri di rumahnya

walaupun belum secara besar-besaran namun, ia masih

tetap ingin mengikuti pemberdayaan perempuan

melalui keterampilan menjahit di PKBM tersebut

karena semakin pesatnya perkembangan di zaman ini,

semakin banyak pula jenis model pakaian yang bisa

dikatakan tidak mudah untuk menjahitnya. Jadi ia pun

sering datang ke PKBM selain untuk pembuatan pola

Page 103: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

85

dasar dan menjahitnya yang dibantu dengan arahan

instruktur, ia pun selalu berbagi pengetahuan dan

berdiskusi tentang keterampilan menjahit pakaian

tersebut dengan peserta lainnya (Parini 2020). Seperti

yang dikatakan oleh seorang peserta yang mengikuti

keterampilan menjahit saat melakukan wawancara

dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Saya ikut keterampilan jahit kurang lebih sudah

2 tahun, sebenernya saya sudah mulai terampil

dan lancar untuk buat pola sama jahitnya, saya

juga di rumah Alhamdulillah nerima kalo ada

orang yang mau jahi baju, tapi saya masih sering

ke sini soalnya ada aja model baju zaman

sekarang yang agak ribet bikinnya jadi saya sering

diskusi deh sama bu Rini” (Salma 2020).

e. Pentingnya Partisipasi Peserta dan Pembelajaran

secara Mandiri

Pada pemberdayaan perempuan partisipasi yang

dilakukan oleh peserta atau ibu-ibu rumah tangga

sangat penting agar dapat berjalan dengan baik.

Keterampilan menjahit itu tidak semudah apa yang

dipikirkan, butuh waktu cukup lama agar benar-benar

lancar dalam menjahit dan bisa mandiri mengerjakan

jahitan tersebut, maka dari itu instruktur sangat

berperan dalam memberikan arahan terkait proses

keterapilan menjahit tesebut. Untuk bisa lancar dalam

Page 104: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

86

pembuatan pola dasar tidak cukup dengan waktu enam

bulan saja belajarnya, minimal satu tahun agar dapat

lancar semua langkah dalam keterampilan menjahit

yang dimulai dari pembuatan pola dasar pakaian lalu

menerapkannya kepada kain yang akan dipotong

setelah dibuat pola dasarnya, kemudian menjahitnya

dengan mesin dan diakhiri dengan finishing atau

merapikan pakaian yang dijahit.

Untuk menjalankan mesin jahit banyak ibu-ibu

yang sudah terbiasa dan lancar menggunakannya

dengan waktu kurang lebih tiga bulan proses

pembelajaran, berkaitan dengan mandiri ini banyak

ibu-ibu yang meneruskan sedikit demi sedikit jahitan di

rumahnya ketika waktu proses pemberdayaan

keterampilan menjahit sudah selesai di PKBM dan

mereka pun berusaha mandiri dengan terus belajar

dalam tahap pembuatan pola dasar di rumahnya, di

mana pada pertemuan selanjutnya ia akan meminta

bantuan instruktur untuk mengkoreksi apakah sudah

baik dan benar dalam pembuatan pola dasar tersebut di

PKBM, semua hal ini dapat berjalan dengan baik

karena rasa semangat tinggi yang dimiliki ibu-ibu dan

partisipasi yang mereka lakukan sendiri terhadap

pemberdayaan perempuan ini (Parini 2020).

Sebagaimana yang dikatakan oleh instruktur saat

melakukan wawancara dengan penulis saat itu, ialah

sebagai berikut:

Page 105: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

87

“Butuh waktu cukup lama supaya mereka bener-

bener mandiri serta lancar menjahitnya karena

menjahit itu berbagai model, gak bisa cukup 6

bulan. Tapi 3 bulan itu untuk menggunakan mesin

mereka sudah lumayan lancar tapi kalau buat pola

dasar mereka belum bisa lancar. Minimal itu di

atas 1 tahun peserta bisa lancar mengerjakan

semuanya dari mulai buat pola dasar, potong pola

terus di taruh atas kain, jahit gunain mesinnya,

pasang kancing-kancing, terus finishing dan itu

semua harus benar-benar dilakukan dengan

partisipasi dari ibu-ibu itu sendiri sama semangat

yang tinggi supaya mereka bisa lancar dan punya

keahlian menjahit apapun yang mereka mau”

(Parini 2020).

f. Memiliki Hubungan yang Mendatar dan Informal

antara Instruktur dengan Peserta

Hubungan di antara instruktur keterampilan

menjahit dengan para peserta atau ibu-ibu yang

mengikuti pemberdayaan ini memiliki hubungan yang

sangat baik dan tidak memiliki tingkatan-tingkatan.

Mereka menganggap instruktur seperti temannya,

hubungan mereka begitu akrab dan juga tidak kaku

walaupun seperti itu namun, mereka bersikap tidak

melampaui batas yang sewajarnya (Parini 2020).

Sebagaimana yang dikatakan oleh instruktur dalam

Page 106: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

88

wawancara yang dilakukan dengan penulis saat itu,

ialah sebagai berikut:

“Mereka ya nganggep saya sudah seperti teman

sendiri aja, jadi hubungan kami akrab satu sama

lain enggak kaku tapi mereka bisa bedain antara

orang yang ngajarinya jadi enggak melampaui

batas, kami juga sering ngobrol seputar aktifitas

rumah tangga ngalir aja gitu sambil ngerjain

jahitannya”(Parini 2020).

Tidak hanya berdiskusi dan berbincang tentang

persoalan keterampilan saja namun, mereka satu sama

lain juga saling berkomunikasi mengenai persoalan

rumah tangga dengan mengalir begitu saja saat

melakukan pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit ini di mana mereka semua merupakan seorang

ibu rumah tangga (Parini 2020). Sebagaimana yang

dikatakan oleh seorang peserta saat melakukan

wawancara dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Instrukturnya baik ya, sabar banget kadang saya

ga cukup sekali diajarinnya jadi ya saya nanya-

nanya mulu ke instrukturnya. Terus enak kalo

ngobrol sama bu Rini udah kaya sama temen

sendiri aja, selain ngobrolin jahitan kadang kita

semua juga suka ngalir aja gitu ngobrolin urusan

keluarga yang sekiranya baik buat diobrolinnya”

(Ida 2020).

Page 107: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

89

g. Menggunakan Sumber Lokal

Karakteristik selanjutnya yakni Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) yang merupakan salah

satu pendidikan nonformal sangat terbatas dalam

memiliki sumber-sumber pendidikan sehingga

instuktur yang mengajarkan ibu-ibu dalam

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

hanyalah seorang diri dan ia berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan pengetahuan dan

mengajarkan menjahit kepada ibu-ibu sejak tahun 2003

hingga sekarang ini dikarenakan pula tidak ada honor

yang harus dibayarkan kepada instruktur lainnya selain

instruktur yang ada untuk mengajarkan ibu-ibu dalam

keterampilan menjahit selama ini. Selain itu, peserta

atau ibu-ibu satu sama lain menjadi narasumber untuk

memperoleh pengetahuan tentang keterampilan

menjahit, mereka saling membantu dalam proses

keterampilan menjahit tersebut. (Parini 2020).

Sebagaimana yang dikatakan oleh instruktur dalam

wawancara yang dilakukan dengan penulis saat itu,

ialah sebagai berikut:

“Khusus keterampilan jahit ini cuma saya yang

menjadi instruktur atau pengajarnya di sini mbak,

jadi ya bener-bener saya harus maksimal

mengajarkan jahitnya ke ibu-ibu. Kadang mereka

juga satu sama lain saling bantu, diskusi terkait

jahitan yang dikerjainnya” (Parini 2020).

Page 108: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

90

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh

penulis bahwa sebenarnya di wilayah Kecamatan

Pesanggrahan terdapat dua Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri yaitu Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro dan

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 27

Petukangan. Namun, Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 27 Petukangan sudah

tidak ada lagi program-program pemberdayaan yang

dilakukan oleh perempuan salah satunya program

keterampilan menjahit, sedangkan Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

merupakan satu-satunya PKBM yang masih aktif

berjalan dengan adanya program keterampilan menjahit

bagi para ibu rumah tangga dan PKBM ini terletak di

wilayah yang strategis yakni berada di wilayah yang

tidak jauh dari wilayah perbatasan antara Jakarta

Selatan dan Tangerang Selatan dan rata-rata peserta

keterampilan menjahit tersebut bertempat tinggal di

wilayah Jakarta Selatan dan juga di wilayah Tangerang

Selatan.

C. Tahapan Pemberdayaan Perempuan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Pemberdayaan perempuan melalui keterampilan

menjahit di PKBM ini mempunyai tujuan utama yaitu

Page 109: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

91

untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan menggali

potensi yang ada pada dirinya sehingga perempuan

nantinya akan memiliki keahlian terhadap suatu hal di

mana dengan itu dapat membantu perekonomian

keluarganya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan

tersebut dalam pemberdayaan perempuan ini diperlukan

adanya tahapan yang harus dilakukan oleh perempuan

atau ibu-ibu rumah tangga dalam mengikuti

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan menjahit.

Sebagaimana hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro melakukan tahapan pemberdayaan

yang dilakukan oleh perempuan terhadap keterampilan

menjahit yakni sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (Engagement)

Tahap persiapan ini terdapat dua tahapan yang

harus dilaksanakan dalam proses pemberdayaan, yaitu

tahap penyiapan petugas dan juga penyiapan

lapangan. Kedua tahapan tersebut sangat penting

dalam pelaksanaan pemberdayaan, sebagai berikut:

a. Tahapan Penyiapan Petugas

Program keterampilan menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro dalam mempersiapkan petugas atau

agen perubahan yang memberikan arahan atau

bimbingan pada proses pemberdayaan melalui

Page 110: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

92

keterampilan menjahit ini dengan cara mencari

instruktur atau pengajar keterampilan menjahit.

Pada tahun 2003 Kepala PKBM mencari

seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang

tata busana dan memiliki keterampilan menjahit

yang baik dan akhirnya ia menemukan seorang

perempuan yang ahli dalam hal tata busana

khususnya menjahit sehingga ia pun menjadi

instruktur keterampilan menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro, Jakarta Selatan (Parini 2020).

Instruktur keterampilan menjahit di PKBM

tersebut merupakan seorang ibu rumah tangga

yang memiliki keahlian dalam keterampilan

menjahit, ia juga menempuh pendidikan jurusan

tata busana saat sekolah dan banyak mengikuti

pelatihan-pelatihan keterampilan menjahit salah

satunya di sanggar kegiatan belajar yang

dikelola oleh seseorang yang memiliki peran

penting di suatu perguruan tinggi Jakarta

khususnya bidang tata busana. Ia hanyala

seorang diri yang siap memberi arahan atau

bimbingan menjahit ibu-ibu rumah tangga.

Sebenarnya terdapat dua orang instruktur

keterampilan menjahit pada saat itu namun,

salah satu dari mereka telah kembali terlebih

dahulu menghadap sang Ilahi dan semenjak itu

Page 111: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

93

tidak ada penambahan instruktur keterampilan

menjahit karena pendanaan untuk keterampilan

menjahit diberikan oleh pemerintah telah

dialihkan ke Kelurahan setempat sehingga tidak

ada adanya uang honor yang diberikan

kepadanya (Parini 2020). Seperti yang

dikatakan oleh Ibu Parini selaku instruktur di

PKBM saat penulis melakukan wawancara

dengannya yakni sebagai berikut:

“Waktu itu saya ditawarin untuk jadi

pengajar menjahit di sini sama Kepala

PKBM, yaudah saya bersedia. Saya sempat

belajar keterampilan tata busana di

sanggar kegiatan belajar menjahit Ibu Hj.

Murtati beliau adalah dosen tata busana di

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan

beliau juga buka tempat pelatihan menjahit

di Bintaro Sektor. Awalnya ada dua orang

instruktur di sini termasuk saya, tapi dia

sekarang sudah meninggal jadi cuma saya

sendiri yang jadi instrukturnya dari tahun

2003 sampai sekarang ini mbak. Tidak cari

instruktur lagi karena uang honornya udah

ga ada lagi dari pemerintah, udah di alihin

ke program yang ada di kelurahan

itu”.(Parini 2020).

Page 112: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

94

b. Tahapan Penyiapan Lapangan

Pada tahap ini ibu-ibu yang mengikuti

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit

di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro, tidak perlu

melakukan usaha untuk mencari dan

menentukan lokasi yang akan dijadikan

tempat melakukkan pemberdayaan tersebut

karena PKBM ini sudah berdiri dan memiliki

bangunan sendiri sejak tahun 1975, di mana

PKBM sebelumnya itu adalah Panti Latihan

Karya (PLK) yang diperuntukkan tidak hanya

ada pemberdayaan keterampilan menjahit saja

namun, juga terdapat seperti pelatihan

akuntansi, kursus bahasa Inggris dan lainnya

untuk masyarakat di daerah sini bahkan yang

bertempat tinggal di luar daerah ini. Dalam

pelaksanaan keterampilan menjahit ibu-ibu

bersama instruktur tidak perlu merasa resah

terhadap tempat yang akan digunakan untuk

pemberdayaan tersebut, karena PKBM

memiliki ruangan tersendiri untuk pelaksanaan

keterampilan menjahit walaupun ruangannya

tidak memiliki ukuran yang besar (Parini

2020). Seperti yang dikatakan oleh Ibu Rini

selaku instruktur di PKBM saat penulis

Page 113: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

95

melakukan wawancara dengannya, yakni

sebagai berikut:

“Keterampilan menjahit ini udah memiliki

bangunan sendiri untuk dijadikan tempat

pelaksanaan belajar menjahit bagi ibu-ibu

sejak tahun 1975, PKBM ini itu dulu

namanya PLK (Panti Latihan Karya) di

mana saya belum menjadi instruktur atau

petugas dalam pemberdayaan perempuan

di sini mbak” (Parini 2020).

2. Tahap Pengkajian (Assessment)

Pada tahap ini instruktur melakukan pengkajian

terhadap ibu-ibu bahwasannya mereka datang ke

Pusat Kegatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro untuk bisa menjahit pakaian yang nantinya

dapat membantu menambah penghasilan suaminya

sehingga mereka membutuhkan pengajaran

keterampilan menjahit yang baik dan benar.

Kemudian instruktur pun melibatkan peserta atau ibu-

ibu untuk berdiskusi dalam melakukan perencanaan

terkait pelaksanaan pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit dan juga melakukan

pengkajian terhadap permasalahan yang dihadapi

dalam pelaksanaan pemberdayaan tersebut.

Di antaranya yaitu saat ini untuk pelaksanaan

keterampilan menjahit di PKBM membutuhkan

Page 114: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

96

mesin-mesin jahit yang lebih baik lagi karena mesin-

mesin yang ada sudah dalam keadaan yang kurang

maksimal untuk dipergunakan oleh ibu-ibu,

dikarenakan pula beberapa mesin bermasalah setelah

digunakan peserta atau ibu-ibu yang masih awam

terhadap penggunaan mesin jahit tersebut. Walaupun

mesin-mesin jahit yang terdapat di PKBM selalu

diperbaiki tiga bulan satu kali oleh teknisi yang

mendatangi PKBM namun, sebenarnya untuk

pelaksanaan keterampilan menjahit ini juga

membutuhkan mesin jahit yang baru, yang telah

terperbaharui pada zaman sekarang. Pemerintah

mengetahui bahwa terdapat mesin-mesin jahit di

PKBM yang dapat digunakan oleh peserta atau ibu-

ibu namun, tidak tahu bagaimana kondisi atau

keadaan mesin-mesin jahit tersebut pada saat ini

walaupun memang masih bisa dipergunakan namun

juga tidak semaksimal seperti dahulu untuk

digunakannya (Parini 2020).

Lalu permasalahan dalam pelaksanaan

keterampilan menjahit ialah instruktur terkadang

selalu merasa cemas ketika peserta kejar paket akan

melaksanakan ujian nasional atau ujian lainnya

karena biasanya semua ruangan yang ada di PKBM

akan disterilisasikan termasuk ruangan yang

digunakan untuk keterampilan menjahit tersebut

sehingga tidak dapat digunakan untuk pelaksanaan

Page 115: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

97

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit dan

pelaksanaan keterampilan menjahit di PKBM akan

diberhentikan sejenak setelah ujian-ujian sekolah

yang dilaksanakan oleh peserta kejar paket tersebut

selesai, walaupun memang bukan merupakan masalah

yang besar karena pada saat itu peserta atau ibu-ibu

bisa mengerjakan sesuatu keterampilan menjahit

secara mandiri di rumahnya seperti apa yang telah

diajarkan oleh instruktur di PKBM. Seperti yang

dikatakan oleh Ibu Parini selaku instruktur di PKBM

saat penulis melakukan wawancara dengannya, yakni

sebagai berikut:

“Peserta yang datang kesini punya tujuan biar

bisa menjahit dan bisa bantuin penghasilan

suaminya mbak kalau mereka sudah benar-

benar lancar menjahitnya. Terus kebutuhan

peserta saat ini yang dibutuhkan itu adalah

mesin jahit, karena disini mesinnya itu sudah

kurang maksimal karena juga sudah tua dan

sekarang pemerintah sudah tidak memberi

subsidi mesin-mesin, pemerintah tahunya itu

ada tapi kondisinya sudah kurang maksimal.

Terus yang dibutuhin mungkin tempat kali ya,

soalnya kalau anak-anak sekolah paket

waktunya ujian sekolah semua ruangan

disterilin dulu jadi buat pemberdayaan

keterampilan jahit ini ga bisa pake ruangannya

Page 116: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

98

karena udah dirapihin buat anak-anak ujianya

otomatis keterampilan jahitnya dipending dulu,

kan kasihan ibu-ibu yang mau belajar jahit di

PKBM ini, walaupun cuma seminggu dua kali

tapi kan lumayan buat mereka bisa ngembangin

potensinya mbak” (Parini 2020).

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program dan

Formulasi Rencana Aksi (Designing)

Tahap ini merupakan tahap perencanaan di

mana instruktur sendiri yang membuat kurikulum

dalam pelaksanaan keterampilan menjahit di PKBM

tersebut, pertama-tama instruktur menjelaskan

peralatan apa saja yang akan digunakan untuk

keterampilan menjahit ini kepada peserta atau ibu-ibu

dan sebelum memulai pelaksanaan keterampilan

menjahit mereka bersama instruktur melakukan

diskusi terlebih dahulu pada satu kali pertemuan

dalam satu pekan, di antaranya instruktur dan ibu-ibu

melakukan diskusi untuk merencanakan pembuatan

replika pola dasar pakaian yang nantinya akan

dilekatkan pada lembaran-lembaran buku sebelum

benar-benar membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya. Setelah ibu-ibu tersebut lancar dalam

membuat replika pola dasar maka pada diskusi

selanjutnya ibu-ibu dan instruktur akan melakukan

rencana dengan membahas terkait untuk menjahit

Page 117: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

99

pakaian jenis apa sesuai dengan yang diinginkan oleh

ibu-ibu tersebut. Instruktur memperbolehkan mereka

yang mengikuti pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit ini untuk membuat pakaian jenis apa setelah

benar-benar lancar dalam pembuatan replika pola

dasar di mana hal itu dapat didiskusikan terlebih

dahulu secara bersama-sama (Parini 2020).

Pada tahap perencanaan ini pun memiliki tujuan

terkait pembuatan replika pola dasar pakaian yang

dilakukan oleh ibu-ibu yakni agar nantinya ibu-ibu

dapat membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya dengan baik dan benar, tidak ada

kesalahan sedikit pun karena dalam pembuatan pola

dasar pakaian yang sesungguhnya jika dari awal

sudah mengalami atau menemukan kesalahan maka

untuk kedepannya pun akan salah, baik dalam

mengambil ukuran tubuh atau dalam pengguntingan

kertas yang dijadikan pola tidak benar maka untuk

tahap menjahit selanjutnya pun akan menemukan

masalah. Sehingga dalam diskusi tentang perencanaan

tersebut sangat penting untuk dilakukan oleh ibu-ibu

bersama instruktur keterampilan menjahit di PKBM

(Parini 2020). Seperti yang dikatakan oleh instruktur

tersebut saat melakukan wawancara dengan penulis,

yakni sebagai berikut:

Page 118: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

100

“Sebelum keterampilan menjahit dimulai saya

dan ibu-ibu melakukan diskusi terkait peralatan

apa saja yang akan digunakan untuk menjahit

kaya mereka itu harus punya gunting, jarum,

benang, pensil, dan lain-lainnya, saya juga yang

membuat sendiri gimana kurikulum untuk

keterampilan menjahit ini kaya ngerencanain

dulu sama ibu-ibu mau buat replika pola dasar

apa kaya rok atau atasan gitu mbak sebelum

bener-bener bikin pola dasar sungguhan dan

mulai menjahit pake mesin. Nah kalau udah

lancar buat pola dasarnya boleh langsung jahit

pake mesin, terus di setiap pertemuan ibu-ibu

bebas nentuin sendiri mau belajar jahit pakaian

jenis apa sesuai dengan keinginannya, saya juga

enggak membatasi mereka untuk belajar jahit,

jadi mereka udah ngerencanain mau belajar jahit

apa untuk pertemuan berikutnya. Kaya misalnya

ada ibu-ibu yang bilang ke saya bahwa besoknya

mau buat gamis, mereka juga punya tujuannya

masing-masing mau buat ini, mau buat itu

karena apa, dan pastinya bisa bermanfaat

banget buat jangka kedepan” (Parini 2020).

Page 119: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

101

4. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit yang

dilakukan oleh ibu-ibu, khususnya mereka ibu rumah

tangga yang tidak memiliki pekerjaan di luar rumah.

Pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui

keterampilan menjahit ini dapat dilakukan dengan

beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

a. Memahami Gambar Aneka dan Bagian

Busana

Pada tahap ini ibu-ibu yang mengikuti

keterampilan menjahit di PKBM benar-benar

sama sekali tidak tahu-menahu tentang

keterampilan menjahit, instruktur akan

mengarahkannya untuk belajar memahami

beberapa gambar aneka dan bagian busana

dengan cara melihat dengan seksama gambar-

gambar tersebut beserta keterangan

penjelasannya di sebuah buku tata busana

milik instruktur. Ia pun akan memberi

penjelasan kepada ibu-ibu mengenai gambar

aneka dan bagian busana seperti atasan

pakaian dewasa maupun pakaian anak-anak,

berbagai macam rok, daster, celana, pakaian

kerja, pakaian muslim, gaun, pakaian daerah,

dan lainnya (Parini 2020).

Page 120: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

102

Seperti halnya tentang macam-macam

model lengan, kerah, model belahan,

pelengkap lainnya dan saku yaitu lengan licin,

lengan lonceng, lengan tulip, lengan setali,

lengan panjang/manset, lengan kelelawar,

lengan raglan, kerah tegak, kerah rebah, kerah

shanghay, kerah kemeja, kerah garbo, kerah

bertingkat, belahan kancing, belahan dua jalur,

belahan bervariasi, macam kancing hias,

macam renda, vuring, bisban, padding, dan

lain sebagainya serta saku tempel, saku sisi

dalam, saku lengkung dalam dan lainnya. Ibu-

ibu juga diajarkan oleh instruktur cara

mengambil ukuran yang diperlukan pada

paham gambar tersebut dan diarahkan agar

dapat memilih bahan untuk menjahit pakaian

yang sesuai dengan model, bentuk tubuh, usia,

serta permukaan bahan yang baik untuk

digunakan dalam pembuatan pakaian yang

akan dijahitnya (Parini 2020). Seperti yang

dikatakan oleh instruktur tersebut saat

melakukan wawancara dengan penulis, yakni

sebagai berikut:

“Pertama ibu-ibu memahami gambar

mbak, saya jelaskan juga terkait gambar-

gambar bagian yang ada di pakaian,

seperti gambar macam-macam model

Page 121: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

103

lengan. Model lengan itu banyak

macamnya kaya lengan licin, lengan

lonceng, lengan tulip, lengan setali,

lengan panjang/manset, lengan

kelelawar, lengan raglan. Terus model

kerah baju juga banyak macamnya kaya

kerah tegak, kerah rebah, kerah

shanghay, kerah kemeja, kerah garbo,

kerah bertingkat. Terus ada juga macam

model belahan yaitu belahan kancing,

belahan dua jalur, belahan bervariasi,

dan sebagainya. Berbagai macam

pelengkap pakaian seperti macam

kancing hias, macam renda, vuring,

bisban, padding, dan lain sebagainya

serta berbagai macam saku seperti saku

tempel, saku sisi dalam, saku lengkung

dalam dan lainnya. Selain itu saya

ajarkan juga caranya mengambil ukuran

pakaian mbak biar nantinya baju yang

udah jadi sesuai sama ukuran badan

orangnya” (Parini 2020).

b. Pembuatan Replika Pola Dasar Pakaian

Tahap selanjutnya yakni ibu-ibu

diarahkan instruktur untuk membuat replika

pola dasar pakaian dengan menggunakan

peralatan seperti kertas HVS, alat tulis,

Page 122: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

104

gunting, skala, lem, kertas warna dan lainnya.

Langkah pertama ibu-ibu harus mengerti cara

mengambil ukuran tubuh, namun dalam

pembuatan replika pola dasar ini

menggunakan satu perempat dari ukuran

tubuh yang sesungguhnya.

Ukuran tersebut dipergunakan pada kertas

warna untuk digunting dan ditempel pada

buku khusus pembuatan replika pola dasar,

mereka tidak hanya membuat satu jenis model

pakaian saja namun, juga membuatnya

beberapa jenis model pakaian sehingga hal ini

dapat menjadikan ibu-ibu lebih kreatif dan

teliti karena memang dengan ukuran yang

kecil tidak semudah untuk mengerjakannya

membutuhkan tingkat ketelitian yang begitu

tinggi. Pembuatan replika pola dasar ini

memiliki tujuan yaitu agar nantinya ibu-ibu

dapat lebih memahami dalam pembuatan pola

dasar pakaian yang sesungguhnya dan

menjadikan terbiasa melakukannya sehingga

tidak akan mengalami kesalahan-kesalahan

pada proses pembuatan pola dasar pakaian

yang sesungguhnya (Parini 2020). Seperti

yang dikatakan oleh instruktur tersebut saat

melakukan wawancara dengan penulis, yakni

sebagai berikut:

Page 123: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

105

“Kemudian yang harus dilakukan ibu-ibu

selanjutnya itu membuat replika pola

dasar pakaian tujuanya supaya ibu-ibu

dapat lebih memahami dalam pembuatan

pola dasar pakaian yang sesungguhnya

terus supaya ga ada kesalaha-kesalahan

waktu membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya mbak. Membuat replika

pola dasar ini alat yang digunakannya itu

kertas HVS, alat tulis, gunting dan buku

panduannya buatnya pakai ¼ ukuran

tubuh yang sesungguhya mbak” (Parini

2020).

Gambar 2.2

Proses Pembuatan Replika Pola Dasar

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Page 124: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

106

c. Pembuatan Pola Dasar Pakaian

Sesungguhnya

Tahap selanjutnya yaitu ibu-ibu membuat

pola dasar pakaian sesungguhnya, dengan

langkah awal yaitu mengambil ukuran tubuh

dirinya sendiri atau ukuran tubuh orang lain

dengan saling membantu dalam pengambilan

ukuran tubuh tersebut. Dalam pembuatan pola

dasar pakaian yang sesungguhnya ini

membutuhkan peralatan berupa alat-alat tulis,

kertas plano, gunting serta lem. Lalu

menggambar pola bagian-bagian tubuh yang

sebelumnya diukur terlebih dahulu seperti

ukuran lingkar dada, lingkar pinggang, lebar

bahu, lebar pundak, lingkar leher, lingkar

tangan, panjang lengan, panjang kaki, dan lain

sebagainya. Menggunting tepi-tepi kertas yang

telah digambar bagian-bagian tubuh

sebelumnya, kemudian pola bagian-bagian

tubuh tersebut diaplikasikan kepada bahan

yang akan digunakan untuk membuat pakaian

sesuai dengan model yang diinginkannya

(Parini 2020).

Dalam membuat pola dasar pakaian ini

diharapkan ibu-ibu harus dengan teliti agar

tidak menemukan kesalahan-kesalahan baik

Page 125: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

107

dalam mengukur ukuran tubuh ataupun ketika

sedang tahap pemotongan dengan

menggunakan gunting karena apabila telah

mengalami sedikit kesalahan saja maka untuk

pengerjaan tahap berikutnya pun akan tetap

salah dan lumayan sulit untuk diperbaiki

kembali oleh peserta atau ibu-ibu rumah

tangga tersebut (Parini 2020). Seperti yang

dikatakan oleh instruktur tersebut saat

melakukan wawancara dengan penulis, yakni

sebagai berikut:

“Membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya itu pertama mengambil

ukuran badan sendiri atau ibu-ibu

lainnya mbak, menggunakan alat-alat

tulis, kertas plano, gunting serta lem.

Terus menggambar pola bagian-bagian

tubuh yang sebelumnya diukur kaya

ukuran lingkar dada, lingkar pinggang,

lebar bahu, lebar pundak, lingkar leher,

lingkar tangan, panjang lengan, panjang

kaki. Turus mengguntin tepi-tepi kertas

yang udah digambar bagian-bagian

tubuhnya, terus diaplikasiin ke bahan

yang mau digunain untuk jahit baju

sesuai model yang dinginin ibu-ibunya.

Buat pola dasar pakaian ini harus teliti

Page 126: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

108

biar ga ada kesalahan di awal, karena

kalau diawal ada yang salah nanti

selanjutnya juga bakal salah mbak”

(Parini 2020).

Gambar 2.3

Proses Pembuatan Pola Dasar Pakaian

Sungguhan

Page 127: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

109

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

d. Praktik Menjahit Menggunakan Mesin

Jahit

Ibu-ibu yang sudah lancar dalam

pembuatan pola dasar pakaian maka tahap

selanjutnya yaitu instruktur akan memberikan

arahan untuk praktik langsung menjahit bahan

yang telah dipotong sesuai dengan pola-pola

dasar bagian tubuh tersebut dengan

menggunakan mesin jahit. Namun, untuk

pertama kalinya ibu-ibu dalam penggunaan

mesin jahit ini mereka terlebih dahulu

diajarkan untuk berlatih menjahit kain-kain

perca agar tidak kaget dan gugup dalam

menggunakan mesin jahit tersebut dan ketika

mereka sudah benar-benar lancar menjahit

kain-kain perca dalam kurun waktu kurang

lebih tiga bulan maka ibu-ibu selanjutnya

praktik langsung menjahit pakaian sesuai

Page 128: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

110

dengan jenis model yang diinginkannya

(Parini 2020). Seperti yang dikatakan oleh

instruktur tersebut saat melakukan wawancara

dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Tiga bulan itu untuk menggunakan

mesin mereka sudah lumayan lancar tapi

kalau buat pola dasar mereka belum bisa

lancar” (Parini 2020).

Gambar 2.4

Proses Praktik Menjahit menggunakan

Mesin Jahit

Page 129: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

111

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

e. Finishing atau Tahap Pengakhiran

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam

pelaksanaan keterampilan menjahit yang

dilakukan oleh ibu-ibu di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro, pada tahap ini ibu-ibu yang sudah

melakukan tahap proses menjahit bahan yang

sesuai dengan pembuatan pola dasar

pakaiannya dengan langsung praktik

menggunakan mesin jahit dan sudah hampir

selesai dalam proses penjahitannya maka

selanjutnya mereka harus mengerjakan

finishing atau tahap pengakhiran yaitu

menyelesaikan apa yang belum rapi pada

pakaian yang dijahit oleh peserta atau ibu-ibu

dengan cara manual menggunakan jarum

tangan (Parini 2020).

Finishing ini yaitu berupa menjahit tepi-

tepi jahitan pakaian tanpa menggunakan mesin

jahit agar terlihat rapi selanjutnya jahitan

Page 130: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

112

tersebut yang sudah benar-benar menjadi

pakaian sesungguhnya dalam tahap finishing

ini dirapikan menggunakan setrika dengan

tekanan yang tidak terlalu panas sesuai dengan

bahan jenis apa yang digunakan agar pakaian

tersebut tidak bermasalah ketika sedang

disetrika. Kemudian finishing juga merupakan

melengkapi bagian pakaian agar terlihat

menarik seperti halnya memasang kancing-

kancing baik pada permukaan pakaian

maupun pada lengan sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh ibu-ibu tersebut,

diperkenankan untuk menggunakan kancing-

kancing sebagai pelengkap dan penarik

pakaian maupun tidak menggunakannya

(Parini 2020). Seperti yang dikatakan oleh

instruktur tersebut saat melakukan wawancara

dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Selanjutnya itu finishing menyelesaikan

yang belum rapi tepi-tepi pakaiannya,

manual aja pake tangan dan jarum. Terus

disetrika dengan tekanan yang ga terlalu

panas, melengkapi bagian pakaian kaya

memasang kancing-kancing” (Parini

2020).

Page 131: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

113

5. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini instruktur melakukan proses

pemantauan dan pengawasan kepada ibu-ibu yaitu

dengan cara mengadakan ujian keterampilan menjahit

yang dilakukan satu kali dalam enam bulan. Ujian

tersebut akan dilakukan oleh ibu-ibu secara mandiri

tidak lagi dengan menggunakan bantuan instruktur,

hal ini juga menjadikan sebagai pengaplikasian sejauh

mana ibu-ibu dapat lancar dalam proses

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

dengan apa yang telah diajarkan dan diarahkan oleh

instruktur kepada ibu-ibu tersebut (Parini 2020).

Seperti yang dikatakan oleh instruktur saat melakukan

wawancara dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Tahap evaluasinya yaitu 6 bulan sekali ada

ujian mengerjakan jahitan, saya kasih soal

misalnya dengan model dress seperti ini, nanti

bagaimana cara membuat pola dasar,

merancang lalu memotong sampai dengan

menjahit dan model pakaian yang akan

diujikan pun semua dengan model pakaian

yang sama yang akan dijahit masing-masing

peserta atau ibu-ibu yang ikut keterampilan

menjahit di sini”(Parini 2020).

Instruktur memberikan materi ujian kepada ibu-

ibu berupa bagaimana pengerjaan suatu jenis pakaian

dimulai dari membuat pola dasarnya dengan ketelitian

Page 132: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

114

mengambil ukuran tubuh seseorang atau sesama

rekannya dalam pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit ini, kemudian proses menjahitnya dengan

menggunakan mesin jahit apakah sudah dengan baik

dan benar dalam penggunaan mesin jahit tersebut

sehingga akan mudah terlihat rapi atau tidaknya

pakaian yang dijahitnya dan melakukan tahap

finishing pada pakaian yang telah dijahitnya secara

manual tidak lagi menggunakan mesin jahit.

Insrtruktur akan memberi materi ujian tersebut

kepada ibu-ibu yang mengikutinya dengan jenis

model pakaian yang sama setiap masing-masing

peserta atau ibu-ibu di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro, seperti

halnya bagaimana cara pembuatan atau menjahit

kemeja atau rok atau lain sebagainya yang nantinya

hasil dari ujian keterampilan menjahit tersebut

pakaianna bisa digunakan oleh mereka sendiri (Parini

2020).

6. Tahap Terminasi

Tahap terminasi ini merupakan tahap

pemutusan atau tahap pengakhiran pemberdayaan

melalui keterampilan menjahit yang dilakukan oleh

ibu-ibu dengan instruktur di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro. Tahap ini

dilakukan dengan cara yakni instruktur akan

Page 133: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

115

memberikan sertifikat bukti telah mengikuti

keterampilan menjahit di PKBM, apabila ibu-ibu

tersebut benar-benar lancar dalam mengerjakan

proses penjahitan berbagai jenis macam model

pakaian, sehingga mereka pun akan meninggalkan

PKBM.

Sertifikat yang diberikan oleh instruktur dapat

dipergunakan jika mereka ingin melamar bekerja

untuk menjahit di suatu tempat usaha jahit seperti

konveksi ataupun butik-butik ternama dan bisa juga

hanya disimpan sendiri sebagai kenang-kenangan

bukti bahwa ia telah mengikuti keterampilan menjahit

di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro dan jika memang mereka mampu

dan siap membuka usaha jahitan di rumahnya sendiri

(Parini 2020). Seperti apa yang dikatakan oleh

instruktur dalam wawancara yang dilakukan dengan

penulis, yakni sebagai berikut:

“Sertifikatnya bisa digunain ibu-ibu kalau

ingin melamar kerja seperti di konveksi-

konveksi atau kalau siap mereka akan buka

usaha jahit sendiri di rumahnya dan sertifikat

itu disimpan sebagai penghargaan atas kerja

keras dan kemampuannya semasa ikut

pemberdayaan keterampilan menjahit di

PKBM ini mbak” (Parini 2020).

Page 134: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

116

Ibu-ibu yang telah memilih untuk mengakhiri

dalam pemberdayaan melalui keterampilan menjahit

ini dipersilakan untuk tidak hadir kembali di PKBM

namun, mereka pun dipersilakan apabila ingin

berkonsultasi dengan instruktur terkait keterampilan

menjahit baik secara langsung datang ke PKBM

maupun melalui via suara atau menelepon instruktur

keterampilan menjahit (Parini 2020).

D. Sasaran Program dan Manfaat yang dirasakan oleh

Perempuan dalam Pemberdayaan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Pemberdayaan perempuan melalui keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro ini memiliki sasaran dan juga manfaat

bagi perempuan dari adanya program keterampilan

menjahit tersebut dalam kehidupannya, di antaranya

sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan

Dengan adanya program keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro sebagai suatu proses

pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh

ibu-ibu rumah tangga di mana mereka tidak

memiliki pekerjan di luar rumah atau pekerjaan

formal seperti pada umumnya, pemberdayaan ini

Page 135: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

117

sangat memiliki manfaat bagi mereka yakni ibu-

ibu yang mengikuti pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit kebanyakan dari mereka

sama sekali tidak tahu-menahu tentang

keterampilan menjahit, kemudian mereka dapat

belajar dan berlatih menjahit yang dibantu oleh

arahan dan bimbingan instruktur ketika proses

pemberdayaan tersebut berlangsung, sehingga

mereka memiliki pengetahuan tentang

keterampilan menjahit. Seperti apa yang dikatakan

oleh Ibu Sumi sebagai salah satu peserta atau ibu

rumah tangga yang mengikuti keterampilan

menjahit saat melakukan wawancara bersama

dengan penulis, ialah sebagai berikut:

“Bantu dan bermanfaat banget ikut

keterampilan menjahit di sini, pokoknya

baguslah ada pemberdayaan keterampilan jahit

kaya gini, bener-bener baguslah bisa latih ibu-

ibu supaya mandiri dan bantu keuangan suami

juga. Terus saya juga jadi tahu gimana caranya

menjahit dari mulai buat pola dasarnya yang

diajarin sama bu Rini, padahal tadinya saya

sama sekali ga tahu tentang jahit-menjahit”

(Sumi 2020).

Peserta atau ibu-ibu mengikuti

pemberdayaan ini hadir dengan penuh semangat ke

Page 136: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

118

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro dan berharap nantinya mereka

dapat memiliki suatu keahlian, tentu saja sasaran

dari program pemberdayaan ini dan manfaatnya

bagi perempuan yaitu meningkatkan kualitas

hidupnya di mana mereka dapat memiliki suatu

keahlian yang profesional di berbagai bidang

seperti halnya dalam bidang keterampilan

menjahit. Mereka dengan kesehariannya sebagai

ibu rumah tangga dan juga tidak memiliki suatu

pekerjaan berhak memiliki keahlian agar dapat

mereka pergunakan dalam kehidupannya

membantu meningkatkan kesejahteraan

keluarganya. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Ibu Erna selaku peserta atau ibu rumah tangga

yang mengikuti program keterampilan menjahit

dalam wawancara yang dilakukan bersama dengan

penulis, yakni sebagai berikut:

“Biar bisa membantu pemasukkan keluarga

saya dan supaya saya juga punya kahlian

menjahit terus kalo udah lancar banget maunya

saya juga bisa nurunin ke anak, supaya

nantinya dia bisa jahit juga minimal dia nanti

kalau udah berumah tangga pas dia ga kerja

dia punya keahlian gitu”(Erna 2020).

Page 137: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

119

Dengan adanya program keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro ini juga memiliki

manfat sebagai upaya menggali dan

mengembangkan potensi yang ada pada diri

perempuan sebagai sasaran program keterampilan

menjahit di PKBM tersebut, yang sebelumnya

mereka pun tidak mengetahui potensi apa yang

dimilikinya dengan demikian mereka bisa

melakukannya pada bidang keterampilan menjahit

ini. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Parini selaku

instruktur keterampilan menjahit dalam wawancara

bersama dengan penulis, yaitu sebagai berikut:

“Ibu-ibu yang tidak punya kegiatan kerjaan di

luar rumah atau cuma sebagai ibu rumah

tangga saja, mereka bisa mengembangkan

potensi dirinya bisa terampil juga dalam

menjahit pakaian atau apapun terus supaya

mereka juga bisa berguna nantinya untuk

membantu penghasilan suaminya” (Parini

2020).

2. Mewujudkan Rasa Peduli terhadap Gender

Selanjutnya terkait sasaran program

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

yang memliki manfaat bagi perempuan yakni

mereka dapat menjadikan semua pihak peduli akan

Page 138: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

120

gender yang tidak lagi membandingkan antara

laki-laki dan perempuan karena perempuan pun

memilik hak untuk dapat berdiri mandiri dengan

memiliki suatu keahlian yang mereka mumpuni

dan juga memiliki hak untuk mengambil

keputusan dalam pembuatan rencana terhadap

suatu pekerjaan yang ingin dilakukannya untuk

menambah pemasukan keluarga, seperti halnya

membuka usaha jahitan di rumahnya sebagaimana

mereka semua mengikuti keterampilan menjahit di

PKBM ini sebagai upaya pemberdayaan

perempuan, sebagaimana apa yang dikatakan oleh

Ibu Nurhaeni selaku Kepala PKBM saat

melakukan wawancara bersama dengan penulis,

yakni sebagai berikut:

“Di era sekarang ini agar perempuan

mendapatkan hak untuk memiliki keahlian

dalam mencari pekerjaan dan memperoleh

pemasukan yang tidak lagi hanya dapat

dilakukan oleh laki-laki, serta perempuan juga

punya hak untuk mengambil keputusan tentang

rencana bekerja seperti apa yang

diinginkannya. Kan kalau misalnya buka usaha

jahitan di rumahnya itu sangat bagus, bisa

bekerja sekaligus tetap berjalan sebagai ibu

rumah tangga mengurus keluarganya”

(Nurhaeni 2020).

Page 139: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

121

Dalam keterampilan menjahit ini mereka

juga memiliki hak dalam mengambil keputusan

sebagaimana mereka memohon izin kepada

suaminya untuk mengikuti pemberdayaan tersebut

di mana nantinya mereka dapat membantu

suaminya dalam meningkatkan kualitas hidupnya

dan membantu dalam menambah penghasilan

keluarga serta sebagai pembuat rencana terkait

bagaimana mereka akan mengerjakan jahitan

pakaiannya yang sesuai dengan apa yang mereka

inginkan ketika pemberdayaan tersebut sedang

berlangsung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro, sebagaimana yang

dikatakan Ibu Parini selaku instruktur keterampilan

menjahit dalam wawancara bersama dengan

penulis, yakni sebagai berikut:

“Di setiap pertemuan ibu-ibu bebas nentuin

sendiri mau belajar jahit pakaian jenis apa

sesuai dengan keinginannya, saya juga enggak

membatasi mereka untuk belajar jahit, jadi

mereka udah ngerencanain mau belajar jahit

apa untuk pertemuan berikutnya” (Parini

2020).

3. Menjadikan Perempuan sebagai Pengkoordinir

Sasaran program pemberdayaan berikutnya

yang memiliki manfaat bagi perempuan ialah

Page 140: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

122

dalam pelaksanaan keterampilan menjahit selain

peserta dapat memiliki keahlian dalam menjahit

berbagai macam jenis pakaian, namun mereka pun

dapat dengan optimal mengatur keadaan atau

mereka dapat mengkoordinir terhadap dirinya

sendiri pada tahap perencanaan dan pelaksanaan

keterampilan menjahit sesuai dengan apa yang

ingin dilakukannya, serta kapan dan di mana

mereka akan melanjutkan mengerjakan

keterampilan jahitannya tersebut setelah mereka

mendapatkan arahan dan bimbingan dari instruktur

yang mengajarinnya, seperti yang dikatakan oleh

Ibu Erna selaku peserta keterampilan menjahit di

PKBM tersebut saat melakukan wawancara

bersama dengan penulis, yakni sebagai berikut:

“Sangat bantu banget ikut keterampilan

menjahit di sini, ini lumayan tidak terlalu jauh

dari rumah sebelumnya juga saya ga bisa

menjahit, disini saya bener-bener dari 0. Saya

juga seneng banget karena kan saya nantinya

bisa buat baju kapan aja bisa, terus enak aja

gitu belajar jahit di sini saya bisa ngatur

sendiri sesuai yang dibutuhin dan yang

diinginin saya, bisa buat rencana sama bu

Rini mau jahit baju jenis apa untuk besok

harinya dan saya juga bisa ngelaksanain

Page 141: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

123

jahitannya di bawa pulang, ngerjain sedikit-

sedikit di rumah terus diperiksa bu Rini di

pertemuan selanjutnya” (Erna 2020).

Tidak hanya salah satu peserta saja yang

dapat mengkoordinir dirinya sendiri terhadap

rencana pelaksanaan keterampilan menjahit ini,

namun siapa saja pun boleh sesuai dengan yang

diinginkannya selagi baik dan wajar dan hal

tersebut dapat dilakukan oleh peserta atau ibu-ibu

apabila mereka sudah benar-benar lancar pada

tahap pembuatan pola dasar pakaian yang

sesungguhnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Ibu Ida selaku peserta atau ibu rumah tangga yang

mengikuti keterampilan menjahit saat melakukan

wawancara bersama dengan penulis, yakni sebagai

berikut:

“Membantu banget adanya keterampilan jahit

di sini tuh mbak, apalagi buat ibu-ibu kaya

saya gini yang cuma di rumah aja ngurus

rumah tangga, saya di sini bisa belajar

mejahit terus di sini juga ga ada aturan yang

ketat saya bisa atur jadwal datang ke sini

sesuai saya bisanya kapan datang yang

penting di hari Rabu dan Jum’at, saya juga

bisa ngerencanain sendiri mau jahit apa tapi

setelah saya bener-bener lancar buat pola

dasarnya, nanti bu Rini bantuin saya ngarahin

Page 142: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

124

gimana caranya kalau buat jahit pakaian

model ini atau itu” (Ida 2020).

Page 143: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

125

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan analisis

penelitian yang mengacu pada bab IV data dan temuan

penelitian dikaitkan dengan beberapa teori yang bersangkutan

pada bab II mengenai proses tahapan pemberdayaan

perempuan melalui keterampilan menjahit serta apa manfaat

yang dirasakan bagi perempuan dalam mengikuti

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Jakarta Selatan.

Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada ibu-

ibu rumah tangga sebagai peserta keterampilan menjahit di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro, mereka yang tidak memiliki pekerjaan formal dan

hanya melakukan pekerjaan rumah tangga saja di rumah dan

masih terdapat kelemahan pada kaum perempuan maka

diperlukan adanya suatu peningkatan pendidikan atau

pemberdayaan bagi kaum perempuan tersebut salah satunya

yaitu melalui pendidikan atau pelatihan keterampilan menjahit

guna meningkatkan kualitas hidupnya agar tidak selalu

bergantung pada suaminya terlebih mengenai perekonomian

keluarganya serta mereka menginginkan adanya suatu

kemajuan dalam dirinya yaitu agar dapat berdaya dan mandiri

dalam kehidupan sosialnya. Hal ini selaras dengan teori yang

Page 144: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

126

telah dipaparkan pada bab II tentang tujuan dari pemberdayaan

yaitu agar terciptanya perubahan sikap mental, memiliki

keterampilan, dan kualitas warga dampingan sosial menjadi

lebih baik lagi serta agar terciptanya nilai-nilai sosial baru

yang dapat menunjang ke arah perbaikan dan juga kemajuan

(Marmoah 2014, 47).

A. Tahapan Pemberdayaan Perempuan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Tahapan pemberdayaan keterampilan menjahit yang

dilakukan oleh peserta atau ibu-ibu rumah tangga di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

dengan temuan penelitian yang telah dipaparkan pada bab

IV yang dikaitkan dengan teori pada bab II yang

dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi tentang tahapan

pemberdayan, adapun di antaranya sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (Engagement)

Pada tahap ini terdapat dua tahapan yang harus

dilakukan dalam pemberdayaan yaitu tahapan penyiapan

petugas dan penyiapan lapangan, di antaranya adalah

sebagai berikut:

a. Tahapan Penyiapan Petugas

Berdasarkan data hasil temuan penelitian pada bab

IV halaman 91 bahwa pada tahapan penyiapan

petugas atau pelatih dalam melakukan keterampilan

Page 145: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

127

menjahit Kepala PKBM mencari orang yang memiliki

keahlian dalam bidang tata busana dan memiliki

keterampilan menjahit, akhirnya ia menemukannya

yang ahli dalam hal tersebut sehingga ia pun menjadi

instruktur keterampilan menjahit di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro sejak

tahun 2003 hingga sekarang in. Hal tersebut selaras

dengan pernyataan yang telah dipaparkan bahwa

tahapan penyiapan petugas yaitu tenaga

pemberdayaan dan diperlukan untuk mengutamakan

kesamaan pemikiran peserta atau anggota dan petugas

atau agen perubahan (bab II, hal. 33).

b. Tahapan Penyiapan Lapangan

Di dalam tahapan penyiapan lapangan ini para

peserta tidak perlu melakukan usaha untuk mencari

dan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat

melakukan proses pemberdayaan karena PKBM ini

sudah memiliki gedung bangunan sendiri dan

memiliki ruangan tersendiri untuk pelaksanaan

keterampilan menjahit walaupun ruangannya tidak

terlalu besar dan komunikasi antara instruktur dan

peserta sudah berjalan secara baik (bab IV, hal. 94).

Hal tersebut dapat dikatakan tidak selaras dengan

pernyataan Isbandi Rukminto Adi tentang tahapan

penyiapan lapangan yang menjelaskan bahwa petugas

melakukan studi kelayakan terhadap suatu tempat

atau lokasi yang akan dijadikan sasaran dalam

Page 146: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

128

pelaksanaan pemberdayaan dan kontak awal dengan

peserta atau anggota terjadi, komunikasi yang baik

pada tahap ini akan mempengaruhi partisipasi peserta

pada tahap berikutnya (bab II, hal 33).

2. Tahap Pengkajian (Assessment)

Berdasarkan data hasil temuan bahwa instruktur

melakukan pengkajian terhadap ibu-ibu yang datang ke

PKBM agar bisa menjahit yang nantinya mereka pun

dapat membantu penghasilan suaminya, maka dari itu

mereka butuh untuk diajarkan menjahit yang baik dan

benar di PKBM tersebut, sehingga ibu-ibu atau peserta

membutuhkan pengajaran terkait keterampilan menjahit

dan pada tahap pemberdayaan selanjutnya akan

ditindaklanjuti tentang bagaimana langkah-langkah cara

menjahit yang baik dan benar yang akan diajarkan oleh

instruktur (bab IV, hal. 95).

Instruktur melakukan pengkajian terhadap apa

yang dibutuhkan oleh ibu-ibu atau peserta terkait

pelaksanaan pemberdayaan melalui keterampilan

menjahit dan melakukan pengkajian terhadap

permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

pemberdayaan tersebut. Berdasarkan hasil temuan

penelitian bahwa dalam pelaksanaan keterampilan

menjahit membutuhkan mesin jahit yang lebih baik lagi

karena mesin-mesin yang ada sudah dalam keadaan yang

kurang maksimal dan permasalahan yang terjadi yaitu

Page 147: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

129

instruktur dan ibu-ibu atau peserta terkadang selalu

merasa cemas ketika peserta kejar paket akan

melaksanakan ujian sekolah karena biasanya semua

ruangan yang ada di PKBM akan disterilisasikan

termasuk ruangan yang digunakan untuk keterampilan

menjahit sehingga proses pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit akan sedikit terhmbat (bab IV,

hal. 96).

Namun untuk merealisasikan kebutuhan terkait

mesin jahit dan permasalahan terkait ruangan hal ini

tidak selaras dengan teori yang ada karena program

keterampilan menjahit tetap berlangsung dengan tetap

menggunakan mesin jahit tersebut walaupun sudah

kurang maksimal, setidaknya masih bisa digunakan serta

ketika terdapat ujian sekolah yang dilakukan oleh peserta

kejar paket, program keterampilan pun diliburkan, tidak

ada upaya untuk menindaklanjuti terhadap kedua hal

tersebut pada tahapan pemberdayaan selanjutnya, para

peserta atau ibu-ibu tidak turut berpartisipasi terhadap

apa yang dibutuhkan pada proses pemberdayaan tersebut

dan terhadap permasalahan yang dirasakannya mereka

hanya mengikuti arahan instruktur saja tidak adanya

suatu partisipasi atau tindakan yang dilakukannya.

Kedua hal tersebut bersinggungan dengan

pernyataan yang telah dijelaskan oleh Isbandi Rukminto

Adi tentang tahap pengkajian dalam pemberdayaan yaitu

Page 148: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

130

petugas dalam pelaksanaan pemberdayaan memiliki

peranan yakni berusaha mengidentifikasi masalah atau

kebutuhan yang dirasakan dan sumber daya yang

dimiliki anggota dalam melaksanakan pengkajian ini

partisipasi peserta atau anggota sangat dibutuhkan agar

mereka mengetahui terhadap masalah yang

dirasakannya, kemudian agen perubahan pun berperan

penting untuk memfasilitasi peserta atau anggota

terhadap permasalahannya yang akan ditindaklanjuti

pada tahap berikutnya (bab II, hal. 34).

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program dan

Formulasi Rencana Aksi (Designing)

Berdasarkan data temuan penelitian bahwa

instruktur melibatkan peserta untuk melakukan diskusi

terlebih dahulu pada satu kali pertemuan dalam satu

pekan seperti untuk merencanakan pembuatan replika

pola dasar pakaian, kemudian merencanakan jenis

pakaian apa yang akan dijahit dan dapat didiskusikan

terlebih dahulu secara bersama-sama, hal ini bertujuan

agar saat memulai pelaksanaan keterampilan menjahit

dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kesalahan

dalam proses pelaksanaannya serta dapat berjalan sesuai

dengan apa yang sudah direncanakan (bab IV, hal. 98).

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa petugas

yang melibatkan peserta pemberdayaan untuk

membentuk perencanaan yang harus dikembangkan

Page 149: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

131

sesuai dengan tujuan dan dipahami oleh semua pihak

baik petugas maupun peserta, kemudian pada tahap

formulasi rencana aksi ini petugas dan peserta dapat

menentukan tujuan yang jelas untuk mencapai

keberhasilan program, tindakan yang dilakukannya pun

harus sesuai dengan apa yang sudah direncanakannya

(bab II, hal. 34).

4. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Pada tahap ini pelaksanaan keterampilan menjahit

yang diajarkan atau diarahkan oleh instruktur

dilaksanakan setelah apa yang sudah direncanakan

sebelumnya seperti halnya pelaksanaan tersebut dimulai

dari memahami gambar aneka busana dan ukuran badan,

pembuatan replika pola dasar, pembuatan pola dasar

pakaian yang sesungguhnya, menjahit menggunakan

mesin dan melakukan tahap pengakhiran pada pakaian

yang sudah jadi dan teknologi atau alat yang digunakan

telah tersedia di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan seperti

terdapat beberapa unit mesin jahit, mesin obras, meja

potong, manekin, dan lain sebagainya yang sesuai

dengan apa yang dibutuhkan pada pelaksanaan proses

keterampilan menjahit (bab IV, hal. 101).

Berdasarkan data hasil temuan penelitian yang

dilakukan oleh penulis bahwa hal tersebut selaras,

sebagaimana yang dijelaskan pada bab II halaman 35

Page 150: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

132

yaitu tahap pelaksanaan program sangat penting dan

merupakan proses pelaksanaan program yang telah

direncanakan oleh petugas bersama peserta pada tahap

sebelumnya, dalam tahap ini seringkali teknologi

maupun peralatan yang akan digunakan harus sesuai

dengan kondisi atau apa yang dibutuhkan peserta pada

tahap pelaksanaan pemberdayaan.

5. Tahap Evaluasi

Berdasarkan data temuan penelitian pada bab IV

halaman 113 bahwa instruktur melakukan proses

pemantauan dan pengawasan kepada ibu-ibu pada tahap

evaluasi ini yaitu dengan cara mengadakan ujian

keterampilan menjahit yang dilakukan satu kali dalam

enam bulan. Instruktur memantau peserta dalam

melakukan pembuatan pola dasar, pengambilan ukuran

badan dan penggunaan mesin jahit serta melakukan

proses finishing atau pengakiran, apakah sudah baik dan

benar ataupun masih terdapat kesalahan.

Peserta atau ibu rumah tangga yang mengikuti

keterampilan menjahit ini dapat meningkatkan potensi

yang ada pada dirinya terlihat dari adanya beberapa dari

mereka dapat membuka usaha jahitannya sendiri dan

terdapat pula yang sudah terampil dalam menjahit

mereka masih tetap mengikuti pelaksanaan

pemberdayaan tersebut agar lebih baik lagi dalam

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, mereka

Page 151: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

133

memperdalam pendidikan dalam keterampilan menjahit

tersebut.

Hal ini selaras dengan apa yang telah dijelaskan

pada bab II halaman 35 bahwa tahap evaluasi ini

merupakan proses pengawasan peserta dan petugas

terhadap program pemberdayaan yang sedang

berlangsung dilaksanakan, sehingga diharapkan pula

dalam jangka panjang dapat membentuk peserta atau

anggota pemberdayaan menjadi lebih mandiri dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada. Tahap ini juga

diharapkan dapat memberikan umpan balik yang

memiliki kebermanfaatan bagi suatu program atau

kegiatan agar menjadi lebih baik lagi.

6. Tahap Terminasi

Tahap ini peserta atau ibu-ibu dengan instruktur

melakukan pemutusan atau pengakhiran dalam proses

pemberdayaan yang dilakukannya yaitu dengan cara

instruktur memberikan sertifikat tanda bukti telah

mengikuti program keterampilan menjahit kepada ibu-

ibu yang sudah mengikuti ujian dan benar-benar lancar

dalam mengerjakan proses menjahit berbagai jenis

macam model pakaian sehingga ia pun diperbolehkan

untuk tidak lagi mengikuti keterampilan menjahit di

PKBM dan diharapkan mereka mampu menggunakan

keilmuan yang telah diajarkan oleh instruktur dengan

membuka usaha jahitan di rumahnya walaupun secara

Page 152: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

134

kecil-kecilan atau sertifikat tersebut dapat digunakan

untuk melamar bekerja di butik-butik ternama yang

memerlukan pekerja yang profesional dan terampil. Ibu-

ibu yang sudah mengakhiri pemberdayaan tersebut

diperkenankan untuk tetap melakukan kontak dengan

instruktur baik secara langsung maupun melalui via

telepon (bab IV, hal. 114).

Berdasarkan temuan penelitian tersebut selaras

dengan teori yang telah dipaparkan pada bab II halaman

36 yaitu tahap terminasi merupakan tahap pemutusan

hubungan secara formal yang dilakukan agen perubah

dengan komunitas atau anggota sasaran program

pemberdayaan agar mereka dapat memiliki kemandirian

dalam upaya mengatasi permasalahan yang telah

dilaksanakannya pada tahap pemberdayaan sebelumnya.

Namun, tidak jarang pula petugas atau agen perubah

tetap melakukan kontak meskipun tidak rutin dengan

anggota sasaran tersebut dan kemudian secara perlahan-

lahan agen perubah harus mengurangi kontak

dengannya.

Seperti halnya terdapat peserta atau ibu rumah

tangga yang sudah mengikuti ujian keterampilan

menjahit dengan baik dan benar sehingga mendapatkan

sertifikat yang diberikan oleh instruktur, sertifikat

tersebut ia simpan dengan baik di rumahnya tidak ia

pergunakan untuk melamar bekerja di suatu butik

Page 153: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

135

ternama atau perusahaan yang membutuhkan tenaga

kerja dalam bidang fashion atau keterampilan menjahit

karena peserta tersebut berusaha untuk mencoba

membuka usaha jahitan di rumahnya sendiri walaupun

tidak besar-besaran (bab IV, hal. 115).

B. Sasaran Program dan Manfaat yang dirasakan oleh

Perempuan dalam Pemberdayaan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

1. Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan

Pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

sangat memiliki manfaat bagi ibu-ibu rumah tangga yang

kebanyakan dari mereka sama sekali tidak tahu-menahu

tentang keterampilan menjahit, kemudian mereka dapat

belajar dan berlatih menjahit yang dibantu oleh arahan

dan bimbingan instruktur sehingga mereka memiliki

pengetahuan tentang keterampilan menjahit. Mereka

mengikuti pemberdayaan keterampilan menjahit ini

berharap nantinya dapat memiliki suatu keahlian, tentu

saja sasaran dari program pemberdayaan tersebut dan

manfaatnya bagi perempuan yaitu meningkatkan kualitas

hidupnya di mana mereka dapat memiliki suatu keahlian

yang profesional dalam bidang keterampilan menjahit,

mereka dengan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga

dan juga tidak memiliki suatu pekerjaan berhak memiliki

keahlian agar dapat dipergunakan untuk membantu

Page 154: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

136

meningkatkan kesejahteraan keluarganya (bab IV, hal.

116).

Berdasarkan temuan penelitian hal tersebut selaras

dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Widiastuti

dan Kartika bahwa sasaran program dan manfaat yang

dirasakan oleh perempuan dalam pemberdayaan yaitu

untuk meningkatkan potensi yang ada pada dirinya yang

dapat dipergunakan dalam berbagai bidang baik formal

maupun nonformal dan untuk meningkatkan

kemampuannya sehingga dapat memiliki suatu keahlian

profesional yang dimumpuninya (bab II, hal. 36).

2. Mewujudkan Rasa Peduli terhadap Gender

Berdasarkan data temuan penelitian bahwa sasaran

program serta manfaatnya bagi perempuan dalam

pemberdayaan yaitu dapat menjadikan semua pihak

peduli akan gender sehingga perempuan tidak lagi

dibanding-bandingkan dengan lelaki karena perempuan

pun memilik hak untuk dapat berdiri mandiri dengan

memiliki suatu keahlian yang mereka mumpuni dan

memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam

membuat rencana terhadap suatu pekerjaan yang ingin

dilakukannya seperti halnya membuka usaha jahitan di

rumahnya, sebagaimana mereka mengikuti keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro sebagai upaya pemberdayaan

perempuan (bab IV, hal. 119).

Page 155: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

137

Hal tersebut selaras dengan teori yang telah

dipaparkan bahwa sasaran dari program keterampilan

menjahit dan manfaatnya bagi perempuan yaitu untuk

dapat mewujudkan rasa peka dan peduli terhadap

gender dari seluruh masyarakat, dalam kebijakan pun

perempuan mendapat hak untuk menentukannya,

perempuan juga memiliki suatu keahlian dalam

keputusan yang diambilnya dan juga dalam pengambilan

rencana dan menegakkan hukum serta memperbaharui

produk hukum tentang nilai sosial budaya serta keadilan

yang berwawasan gender (bab II, hal. 36).

Hal ini juga diperkuat dalam UUD 1945 Pasal 28

C ayat 1 yang berbunyi “Setiap orang berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan

budaya, demi meninkatkan kualtas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia”. Karena sejatinya

walaupun perempuan selalu dipandang makhluk yang

lemah namun perempuan pun juga memiliki hak untuk

dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidupnya yang tidak harus selalu

bergantung kepada laki-laki serta perempuan memiliki

hak terhadap kesetaraan gender yang memiliki

kesempatan yang sama dalam menikmati atau

menggunakan fasilitas atau aspek kehidupan seperti

Page 156: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

138

halnya dalam bidang perekonomian, poitik, hukum,

pengetahuan dan lain sebagainya.

3. Menjadikan Perempuan sebagai Pengkoordinir

Kemudian sasaran program dan manfaat bagi

perempuan selanjutnya berdasarkan data temuan

penelitian yaitu peserta atau ibu-ibu dapat dengan

optimal mengatur keadaan atau dapat mengkoordinir

terhadap dirinya sendiri pada tahap perencanaan dan

pelaksanaan khususnya dalam keterampilan menjahit

sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya, serta kapan

dan di mana mereka akan melanjutkan mengerjakannya

baik di PKBM maupun di rumahnya setelah mereka

mendapatkan arahan dan bimbingan dari instruktur yang

mengajarinnya (bab IV, hal. 121).

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa hal

tersebut cukup selaras dengan teori yang ada karena

sasaran program keterampilan menjahit dan manfaatnya

bagi perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga ialah

perempuan dapat menjadi sebagai pengkoordinir secara

optimal dalam hal perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan (bab

II, hal. 37).

Page 157: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

139

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah pemaparan pada bab-bab sebelumnya, dalam

bab ini penulis akan menjawab pertanyaan penelitian

mengenai bagaimana pendidikan atau pelatihan

keterampilan menjahit bagi perempuan apakah dapat

meningkatkan kualitas hidupnya dengan demikian bahwa

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

berdasarkan hasil data dan temuan penelitian yaitu dapat

meningkatkan kemampuan perempuan dalam bidang

keterampilan menjahit dengan persentase satu orang yang

dapat membuka usaha jahitan di rumahnya sendiri, dua

orang yang sudah terampil namun belum dapat membuka

usah jahitan sendiri dan dua orang memperdalam belajar

keterampilan menjahit di PKBM tersebut.

Kemudian penulis menarik kesimpulan dari penelitian

yang dilakukannya mengenai bagaimana tahapan

pemberdayaan perempuan melalui keterampilan menjahit

di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro serta apa sasaran dan manfaatnya yang dirasakan

oleh perempuan dalam mengikuti pemberdayaan tersebut,

adapun di antaranya sebagai berikut:

Page 158: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

140

a. Tahapan Pemberdayaan Perempuan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Tahapan pemberdayaan program keterampilan

menjahit yaitu pada tahap persiapan, terdapat dua

tahapan yaitu tahapan penyiapan petugas dimana pada

tahun 2003 Kepala Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro merekrut

seorang instruktur yang berpengalaman dan

profesional untuk menjadi instruktur keterampilan

menjahit atau agen perubahan pada pemberdayaan

perempuan kemudian tahapan penyiapan lapangan

dimana anggota atau peserta pemberdayaan tidak

perlu mencari dan menentukan lokasi yang akan

dijadikan tempat untuk melakukan pemberdayaan.

Tahap pengkajian, dimana tahap ini adalah untuk

mengkaji permasalahan dan kebutuhan yaitu

kebutuhan merekrut instruktur dan kebutuhan alat

penunjang seperti, mesin jahit baru karena mesin jahit

yang ada sudah kurang maksimal untuk

dipergunakan.

Tahap Perencanaan, pada tahap ini para ibu

rumah tangga bersama dengan instruktur melakukan

perencanaan terlebih dahulu dengan berdiskusi, agar

nantinya tidak menemukan suatu permasalahan dalam

proses menjahit yaitu mereka berdiskusi untuk

merencanakan pembuatan replika pola dasar pakaian

Page 159: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

141

terlebih dahulu, kemudian pertemuan selanjutnya

berdiskusi membahas untuk merencanakan

pembuatan pola dasar pakaian sesungguhnya sebelum

tahap pelaksanaan keterampilan menjahit

dilaksanakan.

Tahap Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahap

terpenting dalam pemberdayaan dimana tahap

pelaksanaan ini dilaksanakan dengan beberapa

langkah di antaranya yakni pertama-tama peserta

harus memahami aneka jenis dan bagian dari busana

yang dibimbing oleh instruktur, lalu membuat replika

pola dasar pakaian setelah itu membuat pola dasar

pakaian sesungguhnya, lalu peserta dapat belajar

menggunakan mesin jahit, dan terakhir yaitu finishing

atau pengakhiran yang dilakukan dengan menjahit

tepi-tepi pakaian secara manual agar terlihat lebih

rapi kemudian pakaian tersebut dirapikan dengan

menggunakan setrika.

Tahap Evaluasi, pada tahap ini instruktur

melakukan proses pemantauan dan pengawasan

kepada peserta atau para ibu rumah tangga yaitu

dengan cara mengadakan ujian keterampilan menjahit

yang dilakukan satu kali dalam enam bulan, hal ini

dilakukan agar dapat mengetahui pengaplikasian

sejauh mana mereka lancar dalam proses

pemberdayaan melalui keterampilan menjahit ini

Page 160: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

142

dengan apa yang telah diajarkan dan diarahkan oleh

instruktur.

Tahap Terminasi, tahap ini merupakan tahap

pemutusan atau tahap pengakhiran pemberdayaan

melalui keterampilan menjahit yang dilakukan oleh

ibu-ibu dengan instruktur, lalu instruktur memberikan

sertifikat bukti telah mengikuti keterampilan menjahit

di PKBM apabila mereka telah lancar dalam

mengerjakan semua langkah proses keterampilan

menjahit, sehingga mereka pun berhak meninggalkan

PKBM.

b. Sasaran dan Manfaat yang dirasakan oleh

Perempuan dalam Pemberdayaan Melalui

Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro

Sasaran program dan manfaat yang didapatkan

oleh para ibu rumah tangga dalam mengikuti

keterampilan menjahit sebagai upaya pemberdayaan

perempuan yaitu ibu-ibu rumah tangga tersebut dapat

memiliki pengetahuan tentang keterampilan menjahit

dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta

membantu perekonomian keluarganya, di mana

mereka dapat memiliki suatu keahlian yang

profesional dalam bidang keterampilan menjahit.

Kemudian dapat mewujudkan kesetaraan gender

antara laki-laki dan perempuan karena perempuan

Page 161: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

143

pun memilik hak untuk dapat berdiri mandiri dengan

memiliki suatu keahlian yang mereka mumpuni

seperti halnya membuka usaha jahitan di rumahnya

sendiri serta perempuan dapat menjadi sebagai

pengkoordinir atau pengatur dirinya sendiri untuk

dapat melaksanakan keterampilan menjahit yang baik

dan benar, hal ini juga dapat dilakukannya di tengah-

tengah hidup bermasyarakat sebagai pengkoodinir

terhadap suatu hal yang tidak lagi selalu bergantung

dengan laki-laki.

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi banyak pihak serta penelitian-penelitian

selanjutnya. Adapun implikasinya adalah sebagai berikut:

a. Pusat Kegiatan Belajar Mayarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro merupakan suatu wadah pemberdayaan

perempuan bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak

memiliki pekerjaan pada umumnya yang bertempat

tinggal di kawasan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta

Selatan dan beberapa tinggal di kawasan Tangerang

Selatan, dengan program keterampilan menjahit

tersebut dapat menjadikan mereka belajar dan

memiliki pengetahuan tentang keterampilan menjahit

yang sangat bermanfaat bagi mereka untuk dapat

memiliki suatu keahlian dan meningkatkan kualitas

Page 162: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

144

hidupnya serta membantu perekonomian

keluarganya

b. Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki

manfaat yaitu untuk menambah wawasan dan

pengetahuan banyak orang mengenai pemberdayaan

perempuan yang dilakukan ibu-ibu rumah tangga

dengan keseharian hanya mengurus keluarga dan

rumah tangganya sehingga dengan mereka mengikuti

pemberdayaan tersebut mereka dapat memiliki suatu

keahlian yang memumpuni dan dapat hidup mandiri

tanpa selalu bergantung kepada suaminya

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis, terdapat saran yang penulis berikan baik untuk

tempat penelitian penulis maupun untuk penelitian

selanjutnya yaitu sebagai berikut:

a. Pihak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro perlu meningkatkan kualitas

pendidikan atau pelatihan keterampilan menjahit

bagi perempuan dan diharapkan lebih

memperhatikan lagi mengenai program keterampilan

menjahit terkait tentang ruangan yang dijadikan

tempat pelaksanaan program tersebut agar tidak

terganggu oleh peserta sekolah kejar paket yang akan

melaksanakan ujian sekolah dan juga lebih

memperhatikan terhadap apa yang dibutuhkan oleh

Page 163: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

145

program keterampilan menjahit khususnya

kebutuhan akan adanya mesin-mesin jahit baru yang

lebih maksimal untuk dipergunakan.

b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat

melakukan penelitian lebih baik lagi tidak hanya

tentang pemberdayaan saja, namun juga melakukan

penelitian mengenai evaluasi dari pemberdayaan

perempuan dan juga dapat menggunakan metode

penelitian lainnya.

Page 164: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

146

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adi, Isbandi Rukminto. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam

Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Seri Pemberdayaan

Masyarakat 02. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan

Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skills pada

Keluarga Nelayan. Bandung: Alfabeta.

Finola, Ozi, Desti Irja, dan Titi Maemunaty. 2016. “Studi tentang

Organisasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di

Kota Dumai.” Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Riau.

Ghony, M. Djunaidi, dan Fauzan Almanshur. 2016. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Revisi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hanindito, Andi. 2011. Berdaya Bersama Perempuan Indonesia.

Jakarta: Kementrian Sosial RI.

Harkristuti, Harkrisnowo, dan dkk. 2008. Pedoman Pemenuhan

Hak Asasi Manusia bagi Perempuan. Jakarta:

Departemen Hukum dan HAM RI.

Himayaturohmah, Emma. 2017. “Strategi Pengembangan

Manajemen Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) di Provinsi Riau.” Jurnal

Penjaminan Mutu.

Page 165: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

147

Ishak, Abdulhak, dan Ugi Suprayogi. 2012. Penelitian Tindakan

dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT Raja Grafindo

Pustaka.

Joesoef, Soelaman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Nonformal.

Jakarta: Bumi Aksara.

Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal Pengembangan

Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di

Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan di

Jepang. Bandung: Alfabeta.

Marmoah, Sri. 2014. Manajemen Pemberdayaan Perempuan

Rimba. 1 ed. Yogyakarta: Deepublish.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Muniarti, Nunuk P. 2004. Getar Gender: Perempuan Indonesia

dalam Perspektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan

HAM. Magelang: Indonesiatera.

Nursiyono, Joko Ade. 2014. Kompas Teknik Pengambilan

Sampel. Bogor: In Media.

Parawansa, Khafifah Indar. 2006. Mengukur Paradigma

Menembus Tradisi. Jakarta: LP3ES Indonesia.

Rahardjo, S. 1994. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program

Magang. Jakarta: Depdikbud.

Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salam, Syamsir, dan Jaenal Aripin. 2006. Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Page 166: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

148

Saraka. 2002. Model Pembelajaran Swaarah dalam

Pengembangan Sikap Mental Wiraswasta. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Sihombing. 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa

Depan. Jakarta: PD. Mahkota.

Sihombing, dan Gutama. 1999. Profil Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) di Indonesia pada Masa Perintisan.

Jakarta: Mahkota.

Sudjana. 2001. Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah

Perkembangan Falsafah & Teori Pendukung serta Asas.

Bandung: Falah Production.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan

Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis

untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sunarjati, Ari, dan dkk. 2000. Perempuan yang Menuntun:

Sebuah Perjalanan Inspirasi dan Kreasi. Bandung:

Ashoka Indonesia.

Ubaedillah, A, dan Abdul Rozak. 2003. Pendidikan

Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak

Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Usman, Husaini, dan Purnomo Setiady Akbar. 2017. Metodologi

Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 167: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

149

Jurnal:

Marwanti, Sri, dan Ismi Dwi Astuti. 2012. “Model Pemberdayaan

Perempuan Miskin Melalui Pengembangan

Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif di

Kabupaten Karanganyar.” Sepa 9.

Mehra, Rekha. 1997. “Women, Empowerment, and Economic

Development. The Annals of the American Academy of

Political and Social Science.” Center for International

Education University of Massachusetts 9.

Miko, Jeroh. 2016. “Peran Perempuan Sebagai Pencari Nafkah

Utama di Kota Subulussalam (Studi Fenomenologi).”

Medan: UIN Sumatera Utara.

Muarifuddin, Tri Joko Raharjo, dan Tri Suminar. 2016. “Peran

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dalam Menanggulangi

Kemiskinan Melalui Pendidikan Nonformal di Jawa

Tengah.” Journal of Nonformal Education 2.

Mulyono, Sungkowo Edy, dan Ernawati. 2017. “Manajemen

Pembelajaran Program Paket C di PKBM Bangkit Kota

Semarang.” Journal of Nonformal Education 3.

Saugi, Wildan, dan Sumarno. 2015. “Pemberdayaan Perempuan

Melalui Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan Lokal.”

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat 2.

Septiani, Mita. 2015. “Pengalaman Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) dalam Memfasilitasi Masyarakat

Belajar Sepanjang Hayat” 10.

Page 168: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

150

Sulfemi, Wahyu Bagja. 2018. “Modul Manajemen Pendidikan

Nonformal.” Program Studi Administrasi Pendidikan

STKIP Muhammadiyah.

Tohani, Entoh. 2009. “Evaluasi Pelaksanaan Program Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Konteks

Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Istimewa

Yogyakarta.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta 2.

http://garuda.ristekdikti.go.id/documents/detail/353362.

Widiastuti, Novi, dan Prita Kartika. 2017. “Penerapan Model

Kelompok Usaha Kreatif Islami (Kukis) dalam

Pemberdayaan Perempuan Berbasis Pondok Pesantren.”

Jurnal Empowerment 6.

Website:

Andreas, Damianus. 2018. “Masih Ada Kesenjangan Laki-laki &

Perempuan di Ketenagakerjaan.” tirto.id, 2018.

https://tirto.id/bps-masih-ada-kesenjangan-laki-laki-

perempuan-di-ketenagakerjaan-c9IR. Diakses 14

November 2019

Sumber Wawancara:

Erna. 2020. Temuan dan Data tentang Pemberdayaan Perempuan

melalui Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 BintaroAlat Rekaman.

Page 169: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

151

Ida. 2020. Temuan dan Data tentang Pemberdayaan Perempuan

melalui Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 BintaroAlat Rekaman.

Nurhaeni. 2020. Pemaparan Gambaran Umum Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 BintaroAlat

Rekaman.

Parini. 2020. Temuan Data tentang Karakteristik Pendidikan

Nonformal yang dibunyikan ke dalam Pemberdayaan

Perempuan melalui Keterampilan Menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

BintaroAlat Rekaman.

Paryati. 2020. Temuan dan Data tentang Pemberdayaan

Perempuan melalui Keterampilan Menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

BintaroAlat Rekaman.

Salma. 2020. Temuan dan Data tentang Pemberdayaan

Perempuan melalui Keterampilan Menjahit di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

BintaroAlat Rekaman.

Sumi. 2020. Temuan dan Data tentang Pemberdayaan Perempuan

melalui Keterampilan Menjahit di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 BintaroAlat Rekaman.

Page 170: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

152

LAMPIRAN

Lampiran 1

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kepala PKBM Negeri 26 Bintaro

Nama : Dra, Nurhaeni

Usia : 53 tahun

Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 17 Februari 2020

Pukul : 10.12 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Kantor PKBM

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Luar Sekolah

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah

berdirinya PKBM?

PKBM itu dulu namanya Panti Latihan

Karya (PLK) yaitu gedung yang

diperuntukkan untuk keterampilan seperti

keterampilan menjahit, akuntansi, bahasa

Inggris itu dulu tahun 1975 berdirinya.

Setelah tahun 2000 itu ada kebijakan dari

kementerian dulu itu namanya

departemen gitu ya, jadi kementerian itu

membentuk PKBM di masyarakat, jadi

kebijakan secara umum setiap

wilayah/daerah itu harus memiliki PKBM

Page 171: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

153

maka DKI inisiatif dari kepala-kepala

PLK dulu bahwa PKBM ini dijadikan

dan ada surat-suratnya permohonan ke

gubernur bahwa PLK ini dirubah menjadi

PKBM karena fungsinya memang sudah

banyak pendidikan kesetaraan pada saat

itu, karena pada tahun 1994 itu muncul

pendidikan kesetaraan, wadah-wadahnya

tidak ada karena itu masih kelompok

belajar. Nah karena PLK ini untuk

keterampilan dan peluangnya untuk

ditempatkan kegiatan itu ada, maka

mereka banyak yang belajar di PLK pada

saat itu. Fungsinya sehingga ada

pendidikan kesetaraan (paket), ada

keterampilan maka pada saat itu kepala

PLK mengusulkan untuk dijadikan

PKBM karena ada kebijakan juga, dari

dinas juga lebih baik digunakan untuk

PKBM Negeri. Tahun 1999 ada

keaksaraan (buta huruf), dulu dari PKBM

ini yang menonjol justru program

keaksraannya karena kan dulu program

pemerintah memberantas buta huruf, jadi

program-program pemerintah pada saat

itu adalah keaksaraan, tapi lambat laun

pemerintah DKI sudah menyatakan bebas

buta huruf akhirnya lama-lama program

itu hilang. Jadi pada tahun 2015

diresmikan terbentuknya PKBM,

pembentukkan secara belum hukum itu

sih sudah berdiri dari tahun 2000,

mengusulkannya tahun 1999 maka 2000

sudah digunakan untuk kegiatan-kegiatan

karenakan PKBM itu pusat kegiatan

Page 172: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

154

belajar masyarakat jadi kegiatan apapun

bisa ditempatkan di PLK pada saat itu,

jadi akhirnya pada tahun 2000 sudah

ditempatkan kegiatan-kegiatan yang lain.

Baru pada tahun 2015 resmi dari

Pergubnya secara resmi disahkan. Jadi

gedung ini sebenarnya sudah ada dari

tahun 1975 di DKI ini punya

Pemenrintah Daerah, untuk tadi

keterampilan masyarakat seperti itu

2. Apa saja program

yang ada di

PKBM?

Saat ini terdapat program yaitu

pendidikan kesetaraan ialah sekolah kejar

paket di antaranya Paket A setara SD,

Paket B setara SMP, Paket C setara SMA

dan keterampilan menjahit yang

diperuntukkan untu ibu-ibu yang mau

mandiri

3. Apa sajakah sarana

dan prasarana yang

tersedia dalam

program yang ada

di PKBM?

Sarana belajar kaya biasa, ada ruang

kelas, bangku, kursi, papan tulis, ruang

keterampilan menjahit ada mesin-

mesinnya, dan lainnya terus prasarana

tempat ibadah seperti mushola

4. Siapa saja yang

menjadi sasaran

program PKBM

tersebut?

Anak-anak dan ibu-ibu saja, untuk

keterampilan menjahit ibu-ibu usia di atas

25 tahun

5. Dari mana sumber

dana PKBM?

Kalau untuk anak-anak itu dananya dari

pemerintah untuk keterampilan menjahit

juga dari pemerintah pusat yaitu bantuan

operasional namun ada dana swadaya

dari peserta untuk peralatan menjahitnya

seperti jarum tangan, penggaris, dan

Page 173: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

155

sebagainya yang sangat terjangkau

6. Bagaimana sistem

penerimaan peserta

pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan

menjahit?

Peserta yakni ibu-ibu mendaftar ke

bagian tata usaha dan kami langsung

menerimanya, tidak bisa dikelompokkan

karena berbeda antara satu dengan yang

lainnya jadi ketika sudah mendaftar

keesokkan harinya kami berikan

pelatihan keterampilan menjahit tersebut

mulai dari awal, satu minggu 2 kali yaitu

pada hari Rabu dan Jum’at

7. Apa tujuan dari

adanya

pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan

menjahit?

Tujuannya untuk memberikan

keterampilan sebagai bekal untuk dia bisa

bertahan hidup di masyarakat, contohnya

untuk bisa menambah income rumah

tangga. Untuk bisa mandiri tidak lagi

bekerja di tempat orang tetapi bisa

menjahit baju sendiri di rumah, itu juga

salah satunya tujuan dia datang kesini

untuk itu mereka semangat sekali datang

ke sini untuk belajar menjahit, apalagi

yang memang mereka berasal dari

keluarga sederhana sangat berguna sekali

untuk bisa membantu meningkatkan

kualitas hidup keluarganya dari mereka

yang bisa terampil menjahit dan

tujuannya juga tidak hanya untuk mencari

nafkah atau membantu ekonomi

keluarganya namun juga agar mereka

bisa mandiri dalam hidupnya dan

memiliki keahlian yang profesional

dalam bidang keterampilan menjahit. Di

era sekarang ini agar perempuan

mendapatkan hak untuk memiliki

keahlian dalam mencari pekerjaan dan

Page 174: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

156

memperoleh pemasukan yang tidak lagi

hanya dapat dilakukan oleh laki-laki,

serta perempuan juga punya hak untuk

mengambil keputusan tentang rencana

bekerja seperti apa yang diinginkannya.

Kan kalau misalnya buka usaha jahitan di

rumahnya itu sangat bagus, bisa bekerja

sekaligus tetap berjalan sebagai ibu

rumah tangga mengurus keluarganya

8. Bagaimana alumni

atau peserta yang

sudah tidak lagi

mengikuti

pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan

menjahit?

Mereka ada yang membuka usaha

menjahitnya sendiri di rumahnya, ada

juga yang menjadi instruktur

keterampilan menjahit seperti instruktuk

keterampilan menjahit di sini dia tadinya

juga ikut pemberdayaan melalui

keterampilan menjahit di PKBM ini

Page 175: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

157

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Instruktur Keterampilan Menjahit

Nama : Ibu Parini

Usia : 38 tahun

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 19 Februari 2020

Rabu, 04 Maret 2020

Pukul : 12.59 WIB & 15.05 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Keterampilan Menjahit

PKBM

Pendidikan Terakhir : SMA (Sekolah Menengah Atas)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama Ibu

menjadi instruktur

keterampilan menjahit

di PKBM ini?

Sejak tahun 2003 sampai sekarang

ini tahun 2020. Waktu tahun 2003

sampai tahun 2008 yang menjadi

instruktur disini saya dengan satu

teman saya, tetapi ia sakit-sakitan

hingga akhirnya wafat jadi yang

menjadi instruktur sampai saat ini

ya saya sendiri

2. Apa tujuan dari adanya

program pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit

Tujuannya itu bagi ibu-ibu yang

tidak punya kegiatan kerjaan di luar

rumah atau cuma sebagai ibu

rumah tangga saja, mereka bisa

Page 176: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

158

di PKBM ini?

mengembangkan potensi dirinya

bisa terampil juga dalam menjahit

pakaian atau apapun terus supaya

mereka juga bisa berguna nantinya

untuk membantu penghasilan

suaminya

3. Apakah peserta atau

Ibu-ibu memiliki

inisiatif dalam

pelaksanaan

keterampilan menjahit

di PKBM ini?

Ibu-ibu di sini punya inisiatif

sendiri misalnya di pelajaran belum

ada ya saya kasih tahu gimana cara

buatnya, terserah mereka juga mau

buat pakaian jenis apa, bebas

mereka mau belajar menjahit apa

setelah bisa membuat pola dasar.

Seperti pertemuan kali ini dia mau

membuat celana kulot terus

kainnya yang kaya gini silahkan,

ada juga yang mau buat baju model

kaya gini ya boleh aja, terus ada

juga yang ngerjainnya di rumah ya

gapapa. Jadi sesuka mereka aja

mbak enaknya gimana

4. Bagaimana waktu yang

dipergunakan dalam

pelaksanaan

keterampilan menjahit

di PKBM ini?

Keterampilan jahit di sini mulainya

dari jam satu siang sampai jam

empat sore mbak, nyesuaian waktu

kosong ibu-ibunya, kalau pagikan

mereka sibuk dengan aktifitas

rumah jadi kesepakatan kita siang.

Sayanya juga ya bisanya jam

segituan ngajarin jahit merekanya,

soalnya saya juga harus urus rumah

tangga dulu

5. Bagaimana kurikulum

yang digunakan oleh

Kurikulum keterampilan jahit di

sini sebenarnya program

Page 177: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

159

Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro

dalam pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit

ini?

pemerintah itu adanya level 1, 2,

dan 3 di mulai dari tahun 2015, tapi

kalau kita ikutin program

pemerintah ibu-ibu gak akan

mengerti buat pola dasar, tapi saya

ajarinnya berbeda yaitu saya ajarin

pola dasarnya terlebih dahulu.

Kalau program pemerintahkan

harusnya langsung dikasih jahitan,

ibu-ibu belum tentu bisakan jadi

saya ngajarinnya dari 0 mereka

sama sekali belum bisa. Ada juga

yang emang udah lumayan bisa

gunain mesin jahit walaupun belum

lancar tapi belum bisa buat pola

dasar pakaian ya saja ajarin, jadi

nyesuain ibu-ibunya juga apa yang

belum bisa dikuasain atau

dibutuhin dalam keterampilan jahit

ini ya saya ajarin mbak

6. Membutuhkan waktu

berapa lama agar

peserta atau Ibu-ibu

dapat menjahit secara

mandiri tanpa bantuan

dari Ibu?

Butuh waktu cukup lama supaya

mereka bener-bener mandiri serta

lancar menjahitnya karena menjahit

itu berbagai model, gak bisa cukup

6 bulan. Tapi 3 bulan itu untuk

menggunakan mesin mereka sudah

lumayan lancar tapi kalau buat pola

dasar mereka belum bisa lancar.

Minimal itu di atas 1 tahun peserta

bisa lancar mengerjakan semuanya

dari mulai buat pola dasar, potong

pola terus di taruh atas kain, jahit

gunain mesinnya, pasang kancing-

kancing, terus finishing dan itu

Page 178: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

160

semua harus benar-benar dilakukan

dengan partisipasi dari ibu-ibu itu

sendiri sama semangat yang tinggi

supaya mereka bisa lancar dan

punya keahlian menjahit apapun

yang mereka mau

7. Bagaimana hubungan

antara Ibu sebagai

instruktur keterampilan

menjahit dengan Ibu-

ibu sebagai peserta

dalam pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit

ini?

Mereka ya nganggep saya sudah

seperti teman sendiri aja, jadi

hubungan kami akrab satu sama

lain enggak kaku tapi mereka bisa

bedain antara orang yang

ngajarinya jadi enggak melampaui

batas, kami juga sering ngobrol

seputar aktifitas rumah tangga

ngalir aja gitu sambil ngerjain

jahitannya

8. Bagaimana sumber

daya yang digunakan

dalam pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit

di PKBM ini?

Khusus keterampilan jahit ini cuma

saya yang menjadi instruktur atau

pengajarnya di sini mbak, jadi ya

bener-bener saya harus maksimal

mengajarkan jahitnya ke ibu-ibu.

Kadang mereka juga satu sama lain

saling bantu, diskusi terkait jahitan

yang dikerjainnya

9. Berapa jumlah peserta

atau Ibu-ibu dalam

pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit

ini?

Ada 12 peserta ibu-ibu untuk

sekarang ini, mereka hadir

jadwalnya beda-beda mbak,

karenakan mereka juga punya

kesibukan tersendiri di rumahnya

jadi yang gak bisa hadir di hari

Rabu bisa hadir di hari Jum’atnya.

Peserta setiap tahunnya pasti

ngalamin naik turun, gak bisa

Page 179: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

161

dipastiin. Mereka ikut keterampilan

menjahit di sini dari 0 yang sama

sekali gak bisa mereka diajarkan

dari mulai pola dasar, pemecahan,

bagaimana merancang baju, sampai

selesai/finish

10. Bagaimana tahap

persiapan Pusat

Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM)

Negeri 26 Bintaro

dalam pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit?

Kepala PKBM saat itu rumahnya

gak jauh dari rumah saya dan

kebetulan saya ditawarin untuk

mengajar jahit ibu-ibu di sana

karena waktu itu gak ada orang

yang ngajarin jahitnya, saya juga

bersedia ngajarinnya. Terus saya

dulu ngambil keterampilan tata

busana dari SMK nya dan ambil

pelatihan-pelatihan tata busana.

Saya sempat belajar keterampilan

tata busana di sanggar kegiatan

belajar menjahit Ibu Hj. Murtati

beliau adalah dosen tata busana di

Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

dan beliau juga buka tempat

pelatihan menjahit di Bintaro

Sektor 1 dan akhirnya saya menjadi

instruktur menjahit di sini dari

tahun 2003 sampai sekarang ini,

keterampilan menjahit ini sudah

memiliki bangunan sendiri untuk

dijadikan tempat pelaksanaan

belajar menjahit bagi ibu-ibu sejak

tahun 1975, PKBM ini itu dulu

namanya PLK (Panti Latihan

Karya) di mana saya belum

menjadi instruktur atau petugas

Page 180: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

162

dalam pemberdayaan perempuan di

sini mbak

11. Bagaimana tahap

pengkajian yang Ibu

lakukan bersama

peserta atau Ibu-ibu?

Kebutuhan peserta saat ini yang

dibutuhkan itu adalah mesin jahit,

karena disini mesinnya itu sudah

kurang maksimal karena juga

sudah tua dan sekarang pemerintah

sudah tidak memberi subsidi

mesin-mesin, pemerintah tahunya

itu ada tapi kondisinya sudah

kurang maksimal. Mesin-mesin

tersebut juga sering diservice atau

diperbaiki tiga bulan sekali,

dibiayai oleh dana kantor, dengan

kerusakannya tergantung gimana

pemakaiannya seperti peserta yang

masih awam gunain mesin jahitnya

itu ia menggenjot pedal mesin

dengan sembarangan. PKBM sudah

lama bekerjasama dengan teknisi

perbaikan mesin jahit, ia datang ke

PKBM buat benerin mesin-mesin

jahitnya. Terus yang dibutuhin

mungkin tempat kali ya, soalnya

kalau anak-anak sekolah paket

waktunya ujian sekolah semua

ruangan disterilin dulu jadi buat

pemberdayaan keterampilan jahit

ini ga bisa pake ruangannya karena

udah dirapihin buat anak-anak

ujianya otomatis keterampilan

jahitnya dipending dulu, kan

kasihan ibu-ibu yang mau belajar

jahit di PKBM ini, walaupun cuma

Page 181: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

163

seminggu dua kali tapi kan

lumayan buat mereka bisa

ngembangin potensinya mbak

12. Bagaimana tahap

perencanaan

pemberdayaan

perempuan melalui

keterampilan menjahit?

Sebelum keterampilan menjahit

dimulai saya dan ibu-ibu

melakukan diskusi terkait peralatan

apa saja yang akan digunakan

untuk menjahit kaya mereka itu

harus punya gunting, jarum,

benang, pensil, dan lain-lainnya,

saya juga yang membuat sendiri

gimana kurikulum untuk

keterampilan menjahit ini kaya

ngerencanain dulu sama ibu-ibu

mau buat replika pola dasar apa

kaya rok atau atasan gitu mbak

sebelum bener-bener bikin pola

dasar sungguhan dan mulai

menjahit pake mesin. Nah kalau

udah lancar buat pola dasarnya

boleh langsung jahit pake mesin,

terus di setiap pertemuan ibu-ibu

bebas nentuin sendiri mau belajar

jahit pakaian jenis apa sesuai

dengan keinginannya, saya juga

enggak membatasi mereka untuk

belajar jahit, jadi mereka udah

ngerencanain mau belajar jahit apa

untuk pertemuan berikutnya. Kaya

misalnya ada ibu-ibu yang bilang

ke saya bahwa besoknya mau buat

gamis, mereka juga punya

tujuannya masing-masing mau buat

ini, mau buat itu karena apa, dan

Page 182: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

164

pastinya bisa bermanfaat banget

buat jangka kedepan

13. Bagaimana tahap

pelaksanaan

keterampilan menjahit

ini?

Pertama ibu-ibu memahami gambar

mbak, saya jelaskan juga terkait

gambar-gambar bagian yang ada di

pakaian, seperti gambar macam-

macam model lengan. Model

lengan itu banyak macamnya kaya

lengan licin, lengan lonceng,

lengan tulip, lengan setali, lengan

panjang/manset, lengan kelelawar,

lengan raglan. Terus model kerah

baju juga banyak macamnya kaya

kerah tegak, kerah rebah, kerah

shanghay, kerah kemeja, kerah

garbo, kerah bertingkat. Terus ada

juga macam model belahan yaitu

belahan kancing, belahan dua jalur,

belahan bervariasi, dan sebagainya.

Berbagai macam pelengkap

pakaian seperti macam kancing

hias, macam renda, vuring, bisban,

padding, dan lain sebagainya serta

berbagai macam saku seperti saku

tempel, saku sisi dalam, saku

lengkung dalam dan lainnya. Selain

itu saya ajarkan juga caranya

mengambil ukuran pakaian mbak

biar nantinya baju yang udah jadi

sesuai sama ukuran badan

orangnya. Kemudian yang harus

dilakukan ibu-ibu selanjutnya itu

membuat replika pola dasar

pakaian tujuanya supaya ibu-ibu

Page 183: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

165

dapat lebih memahami dalam

pembuatan pola dasar pakaian yang

sesungguhnya terus supaya ga ada

kesalaha-kesalahan waktu

membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya mbak. Membuat

replika pola dasar ini alat yang

digunakannya itu kertas HVS, alat

tulis, gunting dan buku panduannya

buatnya pakai ¼ ukuran tubuh yang

sesungguhya mbak. Terus

membuat pola dasar pakaian yang

sesungguhnya itu pertama

mengambil ukuran badan sendiri

atau ibu-ibu lainnya mbak,

menggunakan alat-alat tulis, kertas

plano, gunting serta lem. Terus

menggambar pola bagian-bagian

tubuh yang sebelumnya diukur

kaya ukuran lingkar dada, lingkar

pinggang, lebar bahu, lebar pundak,

lingkar leher, lingkar tangan,

panjang lengan, panjang kaki.

Turus mengguntin tepi-tepi kertas

yang udah digambar bagian-bagian

tubuhnya, terus diaplikasiin ke

bahan yang mau digunain untuk

jahit baju sesuai model yang

dinginin ibu-ibunya. Buat pola

dasar pakaian ini harus teliti biar ga

ada kesalahan di awal, karena kalau

diawal ada yang salah nanti

selanjutnya juga bakal salah mbak.

Kalau mereka udah lancar dan

bener buat pola dasarnya mereka

Page 184: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

166

waktunya belajar jahit pake mesin

ya walaupun suka ada aja ibu-ibu

yang masih gugup gunain

mesinnya. Nah kalau menjahitnya

sudah selesai selanjutnya ngerjain

finishing/pengakhiran menjahit,

menyelesaikan yang belum rapi

tepi-tepi pakaiannya, manual aja

pake tangan dan jarum terus

disetrika dengan tekanan yang ga

terlalu panas, melengkapi bagian

pakaian kaya memasang kancing-

kancing

14. Seperti apa tahap

evaluasi bagi para

peserta atau Ibu-ibu?

Tahap evaluasinya yaitu 6 bulan

sekali ada ujian mengerjakan

jahitan, saya kasih soal misalnya

dengan model dress seperti ini,

nanti bagaimana cara membuat

pola dasar, merancang lalu

memotong sampai dengan menjahit

dan model pakaian yang akan

diujikan pun semua dengan model

pakaian yang sama yang akan

dijahit masing-masing peserta atau

ibu-ibu yang ikut keterampilan

menjahit di sini

15. Bagaimana tahap

terminasi yang

dilakukan Ibu dengan

peserta atau Ibu-ibu?

Peserta yang sudah benar-benar

lancar dalam keterampilan menjahit

ini diberikan sertifikat yaitu

sertifikat telah mengikuti

keterampilan menjahit, ketika

peserta tersebut sudah tidak lagi

ikut pemberdayaan keterampilan

menjahit di sini ia akan

Page 185: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

167

meninggalkan PKBM ini.

Sertifikatnya bisa digunain ibu-ibu

kalau ingin melamar kerja seperti

di konveksi-konveksi atau kalau

siap mereka akan buka usaha jahit

sendiri di rumahnya dan sertifikat

itu disimpan sebagai penghargaan

atas kerja keras dan

kemampuannya semasa ikut

pemberdayaan keterampilan

menjahit di PKBM ini mbak

Page 186: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

168

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ibu Rumah Tangga

Nama : Ibu Salma

Usia : 38 tahun

Alamat : Pondok Aren, Tangerang Selatan

Pendidikan Terakhir : MTS (Madrasah Tsanawiyah)

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 19 Februari 2020

Pukul : 16.16

Tempat Wawancara : Ruang Keterampilan Menjahit

PKBM

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama Ibu

mengikuti pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Saya ikut keterampilan jahit kurang

lebih sudah 2 tahun, sebenernya

saya sudah mulai terampil dan

lancar untuk buat pola sama

jahitnya, saya juga di rumah

Alhamdulillah nerima kalo ada

orang yang mau jahi baju, tapi saya

masih sering ke sini soalnya ada aja

model baju zaman sekarang yang

agak ribet bikinnya jadi saya sering

diskusi deh sama bu Rini

2. Bagaimana Ibu tahu

tentang adanya

Karena waktu itu anak saya sekolah

di dekat daerah sini jadikan

Page 187: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

169

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

daripada saya hanya antar jemput

anak saja ga ada kegiatan menurut

saya ya ikut keterampilan menjahit

disini sambil antar anak langsung

kesini

3. Apa tujuan Ibu mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Supaya saya punya keahlian terus

ya bisa menambah penghasilan

juga, jadi kita ga tergantung sama

suami yang penghasilannya berapa,

bisa bantu suami dan kedepannya

bisa mandiri juga gitu

4. Materi apa yang Ibu

dapat dari pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Sudah banyak, bisa bikin pola, bisa

bikin macam-macam model.

Sekarang ya gini sambil saya

belajar gini mau berapa tahun pun

saya jalanin

5. Bagaimana instruktur

saat memberikan

pelatihan keterampilan

menjahit?

Baik banget, selalu sabar kalau lagi

ngajarin saya walaupun saya sudah

cukup lama ikut pemberdayaan

disini, masih saja ada kesulitan

waktu ngerjain jahitan ini jadi ya

saya banyak nanya-nanya sama bu

Rini, beliau selalu bantuin saya

kalau saya nanya gimana sih

ngerjain bagian-bagian ini dan

ngoreksi jahitan saya terus ngasih

tahu kalau ada jahitannya yang

kurang rapi

6. Apa yang Ibu lakukan

sebelum mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit ini

Saya cuma Ibu rumah tangga saja,

ngurus keluarga sama ngerjain

pekerjaan rumah yang dilakuin

Page 188: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

170

di PKBM ini? setiap harinya

7. Menurut Ibu bagaimana

dengan adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Bagus ya, maksudnya kalau ibu-ibu

kan santai disinikan ga kaya di

sekolah formil gitu. Kita santai

sama instrukturnya juga santai,

bagus sih sambil kita buat

keterampilan, bisa buat ngehasilin

juga. Kita bisa buat pemasukan

juga, saya juga kan sudah lumayan

lama disini sekarang saya bisa jahit

punya orang lain di rumah pelan-

pelan dan pemasukkannya pun

lumayan. Awalnya tetangga tahu

saya bisa jahit sendiri terus mereka

coba jahit di saya dan cocok gitu,

jadi pelanggan tau ya dari mulut ke

mulut, belum berani pasang plang

gitu. Tapi saya kan masih tahap

belajar juga ya, jadi saya gamau

yang diburu-buru kaya harus 2/3

hari harus selesai, jadi saya yang

nentuin misalnya di atas satu

minggu harus udah selesainya saya

mau terima dan ibu-ibu kebanyakan

yang jahit

8. Apa rencana Ibu setelah

selesai mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Saya pingin bisa bikin galeri, bisa

buka sendiri di rumah pasang

plang, sambil urus rumah tanggalah

gitu kedepannya Insyaa Allah

Page 189: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

171

Lampiran 4

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ibu Rumah Tangga

Nama : Ibu Erna

Usia : 49 tahun

Alamat : Ciledug, Tangerang Selatan

Pendidikan Terakhir : SMA (Sekolah Menengah Atas)

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 21 Februari 2020

Pukul : 16.28 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Keterampilan Menjahit

PKBM

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama Ibu

mengikuti pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Saya sudah 7 bulan ikut keterampilan

menjahit disini

2. Bagaimana Ibu tahu

tentang adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Saya tahu dari teman, yang lebih

dulu ikut keterampilan menjahit

disini kami ngobrol-ngobrol akhirnya

saya kesini

3. Apa tujuan Ibu mengikuti

pemberdayaan

Biar bisa membantu pemasukkan

keluarga saya dan supaya saya juga

Page 190: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

172

keterampilan menjahit

ini?

punya kahlian menjahit terus kalo

udah lancar banget maunya saya juga

bisa nurunin ke anak, supaya

nantinya dia bisa jahit juga minimal

dia nanti kalau udah berumah tangga

pas dia ga kerja dia punya keahlian

gitu

4. Materi apa yang Ibu

dapat dari pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Banyak mbak, gimana caranya saya

bikin rok, bikin kebaya terus bikin

gamis. Terus dilatih bikin pola,

pecah model, gimana cara mengukur

badan buat bikin pola dasar

pakaiannya

5. Bagaimana instruktur

saat memberikan

pelatihan keterampilan

menjahit?

Sabar terus pengertian kalo lagi

ngajarin saya, kadang saya juga suka

lama ngertinya kalau sudah diajarin,

tapi beliau ya sabar setiap ngajarin

saya dari mulai bikin replika pola

dasar sampe jahit gunain mesinnya.

Saya kalo nanya-nanya sama beliau

ga canggung, kadang juga saya suka

ngobrol sama beliau urusan rumah

tangga hari ini masak apa, besok

masak apa ya gitu aja ngobrolnya

6. Apa yang Ibu lakukan

sebelum mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Sebagai ibu rumah tangga aja, di

rumah ngurus keluarga dan ya beres-

beres rumah saya seneng ikut

pemberdayaan keterampilan jahit di

sini jadi saya ada kerjaan lain gitu di

waktu luang belajar jahit, berguna

banget pokoknya

7. Menurut Ibu bagaimana Sangat bantu banget ikut

Page 191: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

173

dengan adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

keterampilan menjahit di sini, ini

lumayan tidak terlalu jauh dari

rumah sebelumnya juga saya ga bisa

menjahit, disini saya bener-bener

dari 0. Saya juga seneng banget

karena kan saya nantinya bisa buat

baju kapan aja bisa, terus enak aja

gitu belajar jahit di sini saya bisa

ngatur sendiri sesuai yang dibutuhin

dan yang diinginin saya, bisa buat

rencana sama bu Rini mau jahit baju

jenis apa untuk besok harinya dan

saya juga bisa ngelaksanain

jahitannya di bawa pulang, ngerjain

sedikit-sedikit di rumah terus

diperiksa bu Rini di pertemuan

selanjutnya

8. Apa rencana Ibu setelah

selesai mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Pinginnya sih saya bisa jadi mata

pencaharian bantu suami nambah

pemasukan karena kan sedikit lagi

suami mau pensiun terus supaya bisa

produksi sendiri minimal ke teman-

teman terus saudara juga

Page 192: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

174

Lampiran 5

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ibu Rumah Tangga

Nama : Ibu Ida

Usia : 34 tahun

Alamat : Pesanggrahan, Jakarta Selatan

Pendidikan Terakhir : SMP (Sekolah MenengahPertama)

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 13 Maret 2020

Pukul : 15.13 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Keterampilan Menjahit

PKBM

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama Ibu

mengikuti pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Kurang lebih 7 bulan saya ikut

pemberdayaan keterampilan jahit

disini, ya hampir barengan sama Bu

Erna mbak

2. Bagaimana Ibu tahu

tentang adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Dulu mertua saya ikut PLK (Panti

Latihan Karya) sebelum namanya

diubah jadi PKBM, dia yang ngasih

tahu saya ada keterampilan jahit

disini, saya juga mau banget bisa

jahit jadinya saya dateng sendiri ke

sini

Page 193: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

175

3. Apa tujuan Ibu mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Saya ikut keterampilan jahit disini

buat mengisi waktu luang aja, mana

tahu ada yang nawarin yang lebih

Alhamdulillah syukuri aja. Terus

supaya saya juga bisa bantuin

suami nantinya, penghasilan jadi

nambah sayanya ga bergantung

mulu sama suami karena bisa

menjahit baju orang lain kalau udah

lancar belajar jahitnya

4. Materi apa yang Ibu dapat

dari pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Selama saya ikut pemberdayaan

jahit disini saya dapet materi

tentang seputar bikin baju kaya

atasan, gamis, celana, kulot yang

bisa saya pake sendiri

5. Bagaimana instruktur saat

memberikan pelatihan

keterampilan menjahit?

Instrukturnya baik ya, sabar banget

kadang saya ga cukup sekali

diajarinnya jadi ya saya nanya-

nanya mulu ke instrukturnya. Terus

enak kalo ngobrol sama bu Rini

udah kaya sama temen sendiri aja,

selain ngobrolin jahitan kadang kita

semua juga suka ngalir aja gitu

ngobrolin urusan keluarga yang

sekiranya baik buat diobrolinnya

6. Apa yang Ibu lakukan

sebelum mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Dulu sih pernah kerja tapi karena

punya anak jadinya ya ngurus anak

sama rumah tangga aja di rumah

7. Menurut Ibu bagaimana

dengan adanya

pemberdayaan

Membantu banget adanya

keterampilan jahit di sini tuh mbak,

apalagi buat ibu-ibu kaya saya gini

Page 194: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

176

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

yang cuma di rumah aja ngurus

rumah tangga, saya di sini bisa

belajar mejahit terus di sini juga ga

ada aturan yang ketat saya bisa atur

jadwal datang ke sini sesuai saya

bisanya kapan datang yang penting

di hari Rabu dan Jum’at, saya juga

bisa ngerencanain sendiri mau jahit

apa tapi setelah saya bener-bener

lancar buat pola dasarnya, nanti bu

Rini bantuin saya ngarahin gimana

caranya kalau buat jahit pakaian

model ini atau itu

8. Apa rencana Ibu setelah

selesai mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Untuk kedepannya kalau udah bisa

menjahit terus udah lancar ya

dikembangin, terus kalau ada yang

nawarin buka usaha jahitan gede-

gedean ya Alhamdulillah. Sekarang

mah belajar untuk diri sendiri dulu,

ini juga lagi belajar bikin kantong

baju biar lancar dan rapi

Page 195: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

177

Lampiran 6

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Ibu Rumah Tangga

Nama : Ibu Sumi

Usia : 40 tahun

Alamat : Petukangan, Jakarta Selatan

Pendidikan Terakhir : SMP (Sekolah MenengahPertama)

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 13 Maret 2020

Pukul : 16.20 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Keterampilan Menjahit

PKBM

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama Ibu

mengikuti pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Sudah 1 tahun saya ikut

pemberdayaan keterampilan jahit

disini

2. Bagaimana Ibu tahu

tentang adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Saya tahu PKBM ini ada

keterampilan jahitnya cari-cari

sendiri aja, karena yang saya tahu

tempat-tempat pelatihan

keterampilan jahit gitu kebanyakan

bayarannya mahal. Alhamdulillah

nemu PKBM ini ada keterampilan

jahitnya juga disini dan khusus

Page 196: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

178

pemberdayaan perempuan kaya

ibu-ibu seperti saya ini

3. Apa tujuan Ibu mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Tujuannya ya untuk diri sendiri aja,

buat usaha ternyata enak terus ya

bisa juga nambah-nambah

keuangan suami

4. Materi apa yang Ibu

dapat dari pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Yang saya tekunin itu ya belajar

jahit gamis sama baju anak-anak

aja mbak

5. Bagaimana instruktur

saat memberikan

pelatihan keterampilan

menjahit?

Instruktur ngajarin saya sabar

banget, bu Rini itu sabar banget

kalau ga sabar ya saya ga bisa

bertahan, ga ikut pemberdayaan

keterampilan jahit ini lagi

6. Apa yang Ibu lakukan

sebelum mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Saya sebagai ibu rumah tangga aja,

sama ya dagang baju ga banyak tapi

bukan hasil buatan saya sendiri

bajunya dari luar saya dagangin aja

di rumah. Makanya saya ikut

pemberdayaan keterampilan jahit

disini juga supaya bisalah ya jahit

bajunya sendiri

7. Menurut Ibu bagaimana

dengan adanya

pemberdayaan

keterampilan menjahit di

PKBM ini?

Bantu dan bermanfaat banget ikut

keterampilan menjahit di sini,

pokoknya baguslah ada

pemberdayaan keterampilan jahit

kaya gini, bener-bener baguslah

bisa latih ibu-ibu supaya mandiri

dan bantu keuangan suami juga.

Terus saya juga jadi tahu gimana

caranya menjahit dari mulai buat

Page 197: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

179

pola dasarnya yang diajarin sama

bu Rini, padahal tadinya saya sama

sekali ga tahu tentang jahit-

menjahit

8. Apa rencana Ibu setelah

selesai mengikuti

pemberdayaan

keterampilan menjahit

ini?

Rencana kedepannya ya pastilah ya

untuk bisa buka usaha jahitan sama

terima jahitan sendiri di rumah,

rencananya juga ya itu jualan lebih-

lebih semangat lagi

Page 198: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

180

Lampiran 7

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Alumni Keterampilan Menjahit

Nama : Ibu Paryati

Usia : 50 tahun

Alamat : Bintaro Permai, Jakarta Selatan

Pendidikan Terakhir : SMP (Sekolah MenengahPertama)

Hari, Tanggal Wawancara :Sabtu, 22 Februari 2020

Pukul : 16.34 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Ibu Paryati

No. Pertanyaan Jawaban

1. Berapa lama Ibu mengikuti

pemberdayaan keterampilan

menjahit di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro?

Saya ikut program keterampilan

jahit di PKBM cuma 3 bulan,

soalnya cuma biar bisa bikin

pola dasar aja kan sebelumnya

saya udah bisa jahit pake mesin

tapi kalo untuk buat pola dasar

pakaiannya saya belum bisa

mbak

2. Apa pekerjaan Ibu saat ini?

Ya ini terima jahitan, tapi ga

bikin plakat gitu pelanggan

taunya ya dari telinga ke telinga

aja Alhamdulillah pada cocok,

mesin-mesin juga punya ada

mesin jahit, mesin lubangin

Page 199: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

181

kancing sama mesin neci juga

punya ya kalau buat bungkus

kancing baru saya keluar. Terus

juga saya ikutan ibu-ibu PKK

ada posyandu, ada dasawisma

dari Kelurahan gitu sama ikutan

pengajian bareng ibu-ibu lainnya

di majelis-majelis

3. Bagaimana Ibu tahu tentang

adanya pemberdayaan

keterampilan menjahit ini?

Kan tempatnya itu ga jauh dari

rumah, yaudah deh coba ikut

keterampilan jahit disana

sekalian biar bisa ngelancarin

4. Apa yang Ibu lakukan

sebelum mengikuti

pemberdayaan keterampilan

menjahit tersebut?

Ya ngurus rumah tangga sama

bantu suami nambah-nambah

pemasukan, jahit di tempat

orang. Tapi ya cuma jahit aja

pake mesin belum bisa bikin

pola dasarnya gitu

5. Apa tujuan Ibu mengikuti

pemberdayaan keterampilan

menjahit tersebut?

Prinsip saya gini, kan ga bisa

saya tergantung dengan orang

lain harus bisa mandiri gitu,

harus bisa sendiri kan belum

tentu kita ikut orang mulu,

enakan sendiri gitu. Terus ya

akhirnya Alhamdulillah disini

bisa buka jahitan, sama biar bisa

bantu keluarga, suami saya

kerjanya cuma kuli bangunan

sama kadang jualan mainan

anak-anak keliling terus

sekarang lagi sakit asam

lambungnya naik jadinya libur

dulu

Page 200: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

182

6. Materi apa yang Ibu dapat

dari pemberdayaan

keterampilan menjahit

tersebut?

Materi tentang membuat pola

dasar, kan kalau dari dasar itu

nanti kalau mau bikin apa aja ya

udah bisa. Yang dipinginin ya

emang itu bisa bikin pola dasar,

jahitnya kan emang udah bisa

tapi ikut sampe ujiannya

7. Menurut Ibu bagaimana

dengan adanya

pemberdayaan keterampilan

menjahit tersebut?

Bagus, apalagi kalau buat ibu-

ibu gini. Tapi juga sebenernya

anak muda bisa aja ikut

keterampilan jahit disana biar

dia kreatif gitu, kan ga musti

kerja kantoran kalau dia punya

keterampilan bisa dia bikin

usaha sendiri apalagi dia bisa

memperkerjakan orang, bagus

itu begitu mah sebenernya

8. Bagaimana instruktur saat

memberikan pelatihan

keterampilan menjahit?

Saya sih berterima kasih banget

sama mbak Rini, karena saya

kan ikut pelatihan keterampilan

jahit disana supaya bisa

ngelancarin jahitnya, kaya bikin

pola dasar pakaiannya gitu terus

kalau ada orang yang jahit ke

saya suka ga ada contoh aslinya

cuma gambar aja, yaudah saya

sering nanya-nanya ke mbak

Rini ini gimana bikin polanya

yang bener. Dia ngajarinnya

juga enak terus telaten gitu mbak

9. Bagaimana dengan sertifikat

yang diberikan oleh pihak

Pusat Kegiatan Belajar

Sertifikatnya ada ko saya simpan

aja, terus saya kan ga ngelamar

kemana-mana gitu. Emang

Page 201: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

183

Masyarakat (PKBM) Negeri

26 Bintaro setelah

melakukan evaluasi atau

ujian?

sebenernya sertifikat itu bisa

dipakai buat ngelamar kerja

menjahit di luar, tapi karena kan

saya mikirnya bukan buat kerja

di luar, tapi ya di rumah aja bisa

terima jahitan, bisa bantu

keluarga

10. Berapa pendapatan Ibu

perbulan dari hasil

keterampilan menjahit?

Ga bisa ditentuin, kadang-

kadang lumayan kan kalau kaya

gitu bukan kaya gajian ya

jadinya, kadang-kadang

dapetnya Alhamdulillah

bersyukur banyak ya memenuhi

target terus kan kalau gini ga

bisa matokin

11. Apakah dengan pendapatan

tersebut cukup untuk

memenuhi kebutuhan

keluarga?

Alhamdulillah pendapatan dari

jahitan cukup-cukup aja buat

menuhin kebutuhan keluarga,

walaupun bukan buat cari nafkah

utama tapi Alhamdulillah bisa

bantu suami, bisa buat uang

jajan anak terus ya buat

kebutuhan pribadi juga gitu

Page 202: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

184

Lampiran 8

HASIL OBSERVASI

No Hari /

Tanggal

Tempat Kegiatan

1. Kamis / 06

Februari 2020

Ruang Kantor

PKBM Negeri

26 Bintaro

Penulis berkunjung ke Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro

pada pukul 10.15 WIB penulis

memasuki ruang kantor untuk

bertemu dengan Kepala PKBM

yaitu Ibu Nurhaeni. Penulis

memperkenalkan diri

kepadanya bahwa maksud

kedatangannya ialah untuk

melakukan penelitian tentang

Pemberdayaan Perempuan

Melalui Keterampilan Menjahit

di Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro yang sebelumnya

penulis telah memberikan surat

izin penelitian kepada pihak

staf tata usaha PKBM tersebut.

Ibu Nurhaeni memberikan

respon yang sangat baik

kepada penulis dan tentu saja

mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di tempat

yang ia tanggung jawabi

sebagai kepala atau pimpinan.

Penulis dan Ibu Nurhaeni

Page 203: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

185

berbincang-bincang mengenai

PKBM walaupun tidak secara

detail beliau pun tidak bisa

berlama-lama di PKBM

karena memiliki urusan dinas

pekerjaannya di luar PKBM.

Kemudian Ibu Nurhaeni

memberikan salinan file

dokumentasi PKBM kepada

penulis yang berisi tentang

profil, visi dan misi, sejarah

adanya PKBM tersebut, serta

tujuannya dan lain sebagainya.

Setelah itu, penulis mengamati

keadaan PKBM di antaranya

ruang kepala menyatu dengan

ruang tata usaha yang dibatasi

dengan beberapa lemar,

memang PKBM tersebut

memiliki luas bagunan gedung

yang tidak terlalu besar,

sehingga ketika penulis sedang

berbincang dengan kepala

PKBM tidak sengaja

mendengar percakapan antara

salah satu petugas tata usaha

dan orang tua calon peserta

baru yang sedang melakukan

pendaftaran sekolah kejar

paket untuk anaknya.

2. . Senin / 17

Februari 2020

Ruang Kantor

PKBM Negeri

26 Bintaro

Penulis berkunjung ke Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro

pada pukul 10.27 WIB dan

Page 204: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

186

langsung memasuki ruang

kantor untuk bertemu dengan

Ibu Nurhaeni selaku kepala

PKBM yang sebelumnya telah

melakukan perjanjian untuk

bertemua melalui komunikasi

Whatsapp. Penulis melakukan

wawancara kepada kepala

PKBM tentang pertanyaan-

pertanyaan mengenai profil

umum PKBM, dimulai dari

bagaimana sejarah

terbentuknya, bagaimana visi

dan misinya, bagaimana tujuan

dari adanya PKBM tersebut

dan lainnya secara mendetail

dan tidak bertele-tele.

Kemudian, penulis melakukan

pengamatan terhadap PKBM

tersebut terdapat beberapa

ruang kelas yang sedang serius

melakukan belajar mengajar

mengenai materi pelajaran

sekolah kejar paket yang

dilakukan oleh para peserta dan

juga tutor atau pengajarnya

namun, terdapat pula dua orang

peserta yang sedang

melakukan pembelajaran di

salah satu depan ruang kelas

bersama tutornya. Lalu penulis

melihat ruang keterampilan

menjahit yang sepi

dikarenakan tidak ada orang-

orang yang sedang melakukan

Page 205: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

187

keterampilan menjahit tersebut

yang memang pada hari

tersebut bukanlah jadwalnya

hari untuk melaksanakan

keterampilan menjahit yang

dilakukan oleh peserta yaitu

ibu-ibu rumah tangga yang

tidak memiliki pekerjaan selain

urusan rumah tangganya saja,

penulis mengamati keadaan

luar ruang keterampilan

menjahit yang terdapat meja

besar dan beberapa kursi di

sisi-sisinya, serta terdapat

gambar-gambar pakaian wanita

seperti halnya gambar gaun

yang tertempel di dinding luar

ruangan ketermpilan menjahit

tersebut.

3. Rabu / 19

Februari 2020

Ruang

Keterampilan

Menjahit

PKBM Negeri

26 Bintaro

Penulis tiba di PKBM pada

pukul 12.59 dan bertemu

dengan instruktur keterampilan

menjahit, kemudian penulis

memperkenalkan diri

kepadanya. Setelah itu, penulis

melakukan wawancara dengan

Ibu Parini selaku instruktur

keterampilan menjahit tersebut

mengenai peserta atau ibu-ibu

rumah tangga yang mengikuti

keterampilan menjahit di

PKBM sebelum mereka semua

tiba. Kurang lebih pada pukul

dua siang beberapa peserta tiba

Page 206: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

188

di PKBM, mereka bercerita

alasan mengapa tiba pada

pukul tersebut yang

dikarenakan tidak lain tidak

bukan adalah terdapat urusan

di rumahnya masing-masing,

pada hari tersebut tidak semua

peserta bisa hadir ke PKBM

dikarenakan terdapat peserta

yang cuti urusan keluarganya.

Setelah itu, penulis

diperkenalkan oleh instruktur

kepada para peserta terkait

maksud dan tujuannya berada

di tengah-tengah mereka

karena untuk melakukan

penelitian terkait tugas akhir

penulis dan respon dari mereka

pun sangat baik kepada

penulis. Kemudian, penulis

melakukan pengamatan

terhadap para peserta yang

akan memulai melakukan

pembelajaran terkait

keterampilan menjahit,

terdapat peserta yang akan

membuat pola dasar pakaian

yaitu akan membuat kemeja

lengan pendek, ia dibantu oleh

peserta lainnya untuk

mengukur bagian-bagian

tubuhnya seperti panjang dan

lebar bagian bahu, lingkar

dada, lingkar lengan, dan

lainnya. Penulis pun

Page 207: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

189

mengamati bahwa para peserta

satu sama lain saling

membantu dan terlihat

hubungan mereka semua

sangat akrab yang terlihat pula

dari mereka yang saling

berdiskusi terhadap pengerjaan

keterampilan menjahit tersebut.

Lalu, terdapat salah satu

peserta yang sedang membuat

replika pola dasar pakaian

dengan sangat serius dan juga

terdapat peserta yang meminta

bantuan instruktur untuk

mengoreksi apakah sudan

benar atau belum terhadap

ukuran-ukuran tubuh yang

akan digunakan untuk

membuat pola dasar pakaian

suaminya, lalu instruktur pun

mengkoreksinya terdapat

beberapa ukuran yang kurang

pas yang seharusnya ukuran

tubuh laki-laki, instruktur pun

memberitahu yang benar

terkait ukuran tubuh tersebut

dan mereka pun berdiskusi.

Terdapat pula peserta yang

akan melakukan penjahitan

terhadap pola dasar pakaian

yang sudah diterapkan kepada

kain yang akan dibuat pakaian

olehnya, penulis melihat

peserta tersebut menjahit kain-

kain menggunakan mesin jahit

Page 208: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

190

yang ada di ruangan

keterampilan menjahit PKBM

dengan sangat hati-hati dan

secara pelan-pelan untuk

menghindari terjadinya

kesalahan saat menjahit.

Sekitar pukul empat sore

pelaksanaan keterampilan

menjahit harusnya berakhir

namun karena peserta datang

terlambat pada pukul dua siang

yang seharusnya dimulai pukul

satu siang, maka pelaksanaan

keterampilan menjahit tersebut

dilakukan dengan tambahan

satu jam sehingga mereka

memiliki waktu untuk

melakukan pengerjaan

jahitannya hingga pukul lima

sore. Terdapat pula peserta

yang cukup menyudahi

pengerjaan jahitannya dan

penulis pun melakukan

wawancara kepada peserta

tersebut yang sebelumnya

penulis telah meminta

waktunya sebentar untuk

melakukan wawancara

dengannya yaitu Ibu Salma, ia

merespon sangat baik dan

bersedia untuk penulis

wawancarai. Penulis

melakukan wawancara dengan

pertanyaan yang sesuai dengan

pedoman wawancara, yakni

Page 209: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

191

penulis mewawancarainya

dengan pertanyaan-pertanyaan

mengenai tujuan dari

mengikuti keterampilan

menjahit di PKBM tersebut,

bagaimana manfaat yang dapat

dirasakannya setelah dan

ketika mengikuti keterampilan

menjahit, dan lain sebagainya.

Ibu Salma memberikan

jawaban dari wawancara

tersebut dengan sangat baik

dan juga terbuka kepada

penulis saat proses wawancara

sedang berlangsung.

4. Jum’at / 21

Februari 2020

Ruang

Keterampilan

Menjahit

PKBM Negeri

26 Bintaro

Penulis tiba di PKBM pada

pukul 12.37 WIB dan langsung

menuju ruang keterampilan

menjahit. Belum ada para

peserta yang hadir, hanya ada

instruktur saja yang sedang

menunggu dan sedang

merapikan jahitan pakaian

milik anaknya secara manual,

kemudian penulis

menghampirinya. Penulis

berbincang-bincang dengan

instruktur sambil menunggu

kedatangan peserta, walaupun

sedang berbincang-bincang

namun instruktur tetap fokus

terhadap jahitannya tersebut ia

memiliki sifat yang sangat

terbuka, jadi tidak masalah

Page 210: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

192

dengan berlangsungnya

perbincangan tersebut saat

instruktur sedang menjahit

pakaian anaknya secara manual

tidak menggunakan mesin

jahit. Pukul satu siang akhirnya

peserta tiba di PKBM dan

langsung menuju ruang

keterampilan menjahit.

Sebelum kegiatan dimulai

penulis meminta izin kepada

salah satu peserta untuk

melakukan wawancara, peserta

tersebut pun bersedia untuk

diwawancarai setelah

kegiatannya selesai. Kegiatan

keterampilan pun dimulai,

masing-masing peserta

memiliki kesibukannya sendiri

terhadap apa yang akan

dilakukannya, terdapat peserta

yang sedang merader pola

dasar pakaiannya dengan

tujuan untuk menandakan pola

tersebut agar mudah dijahitnya

dengan menggunakan kertas

karbon untuk penanda di antara

pola dan bahan yang akan

digunakan, peserta tersebut

melakukannya dengan fokus

agar tidak terjadi kesalahan

saat meradernya. Kemudian

peserta dengan instruktur

berdiskusi terkait pengukuran

untuk membuat pola dasar

Page 211: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

193

atasan/blouse seperti halnya

mengukur bagian lengan,

lingkar dada, lebar bahu dan

sebagainya, instruktur

membantu dan

mengarahkannya mengukur

tubuhnya agar sesuai dan pas.

Tidak jarang para peserta

saling berbincang saat

melakukan bagian-bagian

pekerjaannya dalam

keterampilan menjahit, mereka

saling berbincang terkait apa

yang dilakukannya sebelum

tiba di PKBM dan seputar

perbincangan ibu-ibu rumah

tangga pada umumnya yang

juga memiliki manfaat satu

sama lain saling memberikan

pengalaman, perbincangan ini

dilakukan saat beberapa

peserta sedang membut pola

dasar pakaian di meja besar

khusus keterampilan menjahit

yang tersedia di sana dan

perbincangan ini dilakukan

agar dapat mencairkan suasana

dan agar terasa santai tidak

tertekan dan agar tidak merasa

canggung satu sama lain.

Peserta saling membantu satu

sama lain dalam penempatam

posisi pola dasar pakaian agar

pas dan sesuai karena terdapat

suatu masalah karena pola

Page 212: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

194

yang dibuatnya tidak pas untuk

dipasangkan atau disejajarkan

dengan bahan yang akan

dijahitnya untuk menjadi

pakaian karena bahan tersebut

kurang, dan akhirnya dapat

diakali dengan menambahkan

bahan baru yang akan dibeli

oleh peserta walaupun memang

tidak banyak. Penulis

diperlihatkan oleh instruktur

buku panduan menjahit yang

berisi tentang cara mengambil

ukuran tubuh/badan untuk

menjahit pakaian, buku

tersebut diberikan kepada

peserta. Terdapat peserta yaitu

Ibu Salma yang sedang

membuat pola dasar pakaian

dengan menggunakan kertas

plano dan ukuran tubuhnya

yang dalam pengambilan

ukuran tubuhnya dibantu oleh

peserta lainnya yaitu Ibu Erna,

setelah selesai pola tersebut

instruktur memeriksanya

apakah sudah benar atau masih

terdapat kekurangannya.

Akhirnya pukul setengah lima

sore kegiatan pun selesai,

penulis melakukan wawancara

dengan peserta yang sudah

melakukan kesepakatan

sebelumnya yaitu bersama Ibu

Erna, penulis

Page 213: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

195

mewawancarainya terkait

pemberdayaan keterampilan

menjahit ini, apa manfaat yang

dirasakaannya ketika

mengikuti pemberdayaan ini

dan sebagainya. Ibu Erna

memberikan jawaban yang

sangat jelas, terbuka dan ramah

kepada penulis.

5. Sabtu / 22

Februari 2020

Rumah

Alumni

Keterampilan

Menjahit

Penulis berkunjung ke rumah

salah satu alumni keterampilan

menjahit atas arahan dari

instruktur yang letak rumahnya

tidak jauh dari PKBM Negeri

26 Bintaro. Penulis memiliki

kontak alumni dari instruktur

dan sebelum berkunjung ke

rumahnya penulis terlebih

dahulu berkomunikasi dengan

alumni melalui pesan

Whatsapp untuk melakukan

pertemuan dan

memperkenalkan diri maksud

dan tujuan penulis, respon

alumni tersebut pun sangat

terbuka kepada penulis dan

bersedia untuk bertemu di

rumahnya dan diwawancarai.

Penulis tiba di rumah alumni

tersebut yaitu Ibu Paryati pada

sore hari karena memang pada

waktu tersebut Ibu Paryati

memiliki waktu yang senggang

untuk bisa bertemu dengan

Page 214: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

196

penulis. Kemudian penulis

langsung dengan jelas

memperkenalkan diri maksud

dan tujuannya berkunjung ke

rumah Ibu Paryati, penulis pun

langsung melakukan

wawancara dengannya terkait

keterampilan menjahit yang

dilakukan oleh Ibu Paryati dan

seputar pedoman wawancara

yang telah disusun oleh

penulis. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan oleh

penulis bahwa rumah yang

ditempat tinggali oleh Ibu

Paryati sangat sederhana dan

merupakan rumah kontrakan,

terdapat satu mesin jahit, satu

mesin obras dan satu manekin

serta beberapa pakaian yang

tergantung rapi. Walaupun

rumahnya sangat sederhana,

Ibu Paryati sudah bisa

membuka usaha jahitan di

rumahnya sendiri namun tidak

memasang plakat pada

umumnya, dan ini menjadi

suatu pekerjaan yang ia tekuni

dan ia lakukan setiap harinya

selain menjadi ibu rumah

tangga.

6. Rabu / 04

Maret 2020

Ruang

Keterampilan

Menjahit

Seperti hari-hari sebelumnya

penulis melakukan penelitian

dengan berkunjung ke PKBM

Page 215: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

197

PKBM Negeri

26 Bintaro

Negeri 26 Bintaro dan

langsung ke ruang

keterampilan menjahit. Di

depan ruangan kelas peserta

kejar paket terdapat peserta dan

tutor yang sedang duduk di

meja piket terlihat seperti

sedang memberi arahan yang

dilakukan oleh tutor kepada

peserta. Penulis menunggu

kedatangan instruktur dan

peserta ibu-ibu, tidak lama

kemudian mereka pun datang

dan langsung mempersiapkan

peralatan keterampilan

menjahit yang dibawanya.

Penulis pun melakukan

pengamatan, terdapat peserta

yang menjahit dengan penuh

hati-hati menggunakan mesin

jahit dan instruktur pun

mendapinginya. Terdapat

peserta yang sedang membuat

pola dasar pakaian atasan

wanita dan penulis pun

menjadi contoh ukurannya,

penulis membantu peserta

untuk diukur tubuhnya

sepertihalnya mengukur bagian

lengan, lingkar dadar, lebar

bahu dan lainya karena peserta

ingin membuatkan pakaian

tersebut untuk saudaranya yang

ukuran tubuh dan tingginya

tidak berbeda jauh dengan

Page 216: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

198

peserta. Lalu, penulis

membantu peserta lainnya

untuk memegang kain panjang

yang akan dipotong oleh

peserta dan akan dibuat pola

dasarnya. Pukul tiga sore

peserta melakukan wawancara

kembali dengan instruktur

yang sebelumnya telah

melakuan wawancara pada

minggu lalu, mewawancara

terkait data-data sesuai yang

dibutuhkan dalam penelitian,

penulis meminta izin terlebih

dahulu kepada instruktur

sebelum wawancara dimulai

dan di waktu tersebut pun

instruktur yang mengajak

langsung untuk diwawancarai,

karena menurutnya peserta bisa

melakukan kegiatan

keterampilan menjahitnya

tanpa banyak bantuan dan

arahan darinya. Penulis pun

mewawancarainya dengan

suasana yang santai karena

instruktur pun sedang

merapikan jahitan pakaian

anaknya dengan hanya

menggunakan benang, jarum

dan gunting namun instruktur

memberikan jawaban sangat

jelas meskipun sedang fokus

merapikan jahitan tersebut.

Page 217: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

199

7. Rabu / 13

Maret 2020

Ruang

Keterampilan

Menjahit

PKBM Negeri

26 Bintaro

Penulis berkunjung ke PKBM

Negeri 26 Bintaro dan terdapat

peserta yang sedang

mempersiapkan peralatan

untuk keterampilan menjahit.

Kemudian penulis mengamati

instruktur yang sedang

membantu salah satu peserta

dalam pembuatan pola kerah

model sanghay, mula-mula

instruktur membuat gambar

kerah pada pola yang akan

dibuat olehnya dan nantinya

akan dijahit oleh peserta

tersebut, lalu insttuktur

mengarahkannya untuk

membuat pola kerah tersebut

secara sendiri dengan langkah

awal menggambarnya terlebih

dahulu agar peserta dapat

terbiasa dan lancar dalam

pembuatan kerah sanghay dan

model lainnya secara mandiri.

Kemudian instruktur

membantu peserta dalam

pemasangan resleting pada rok

yang akan dijahitnya,

instruktur membantu dengan

mengarahkannya posisi yang

benar untuk memasang

resleting tersebut. Penulis pun

membantu peserta atau salah

seorang ibu yang sedang

membuat pola dasar pakaian

dengan memegangi bahan yang

Page 218: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

200

akan dipotong oleh ibu

tersebut. Penulis melihat

terdapat peserta yang sedang

menggunakan mesin jahit

untuk menjahit bahan bagian

lengan yang sudah dibuatkan

polanya terlebih dahulu, namun

ia menggunakan mesinnya

dengan sangat perlahan seperti

belum lancar sekali dalam

penggunaan mesin tersebut.

Lalu penulis melihat peserta

lainnya yang sedang membuat

pola kantung pada atasan

pakaian dengan menggunakan

bahan berwarna putih yang

tidak terlalu banyak dalam

pemakaiannya setelah itu ia

meminta instruktur untuk

memeriksanya apakah sudah

benar atau belum pola kantung

yang dibuatnya, instruktur pun

mengeceknya lalu memberi

arahan pada peserta agar

pembuatan pola kantung

tersebut dibuat menjadi lebih

rapi lagi. Kemudian penulis

dimintai bantuan oleh peserta

untuk berdiri secara tegap dan

mengukur badan penulis

karena menurutnya postur

tubuh penulis sama dengan

postur tubuh keponakannya

yang akan ia jahitkan pakaian

untuknya sehingga beberapa

Page 219: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

201

bagian ukuran tubuh penulis ia

gunakan untuk mebuat pola

dasar pakaiannya. Pukul tiga

sore penulis meminta izin

kembali untuk mewawancarai

salah satu peserta lainnya

karena sebelum kegiatan

dimulai peserta tersebut

bersedia untuk diwawancarai

oleh penulis dan akhirnya

penulis dan peserta melakukan

wawancara mengenai

penelitian yang dilakukannya,

peserta tersebut merespon

setiap pertanyaan penulis

secara terbuka dan jelas. Lalu

penulis melakukan wawancara

dengan peserta lainnya setelah

kegiatan akan berakhir pada

hari itu, peserta atau Ibu Sumi

bersedia untuk melakukan

wawancara bersama penulis

ketika ia sudah cukup

menyelesaikan jahitannya, ia

mengajak penulis untuk

diwawancarai di dalam ruang

keterampilan menjahit karena

ia sudah selesai menjahit

pakaian anaknya dengan

menggunakan mesin jahit di

dalam ruang tersebut. Peserta

atau Ibu Sumi dan penulis

melakukan wawancara dengan

santai dan Ibu Sumi

memberikan respon sangat

Page 220: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

202

baik kepada penulis, ia

menjawab semua pertanyaan

penulis dengan jelas dan apa

adanya. Setelah selesai

melakukan wawancara dan

waktu telah menunjukkan

pukul lima sore semua peserta

dan instruktur serta penulis pun

bersiap untuk kembali pulang

ke rumah masing-masing.

Page 221: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

203

Lampiran 9

FOTO DOKUMENTASI

Tampak Bagian Depan Gedung Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan

Page 222: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

204

Para Peserta sedang Membuat Pola Dasar Pakaian

Page 223: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

205

Para Peserta sedang Melakukan Proses Menjahit

Page 224: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

206

Peserta sedang Merader Pola Dasar Pakaian

Instruktur sedang Membantu Merapikan Hasil Jahitan Peserta

Instruktur sedang Memeriksa Pengukuran Pola Dasar yang akan

digunakan oleh Peserta

Page 225: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

207

Mesin-mesin Jahit yang Tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro

Mesin Obras yang Tersedia di PKBM Negeri 26 Bintaro

Page 226: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

208

Lampiran 10

Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi

Page 227: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

209

Lampiran 11

Cover Persetujuan Skripsi

Page 228: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

210

Lampiran 12

Surat Permohonan Dosen Pembimbing

Page 229: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52936...iv ABSTRAK Siti Rayatul Murtapiah, 11160541000001 Pemberdayaan Perempuan Melalui Keterampilan

211

Lampiran 13

Surat Permohonan Izin Penelitian Skripsi di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26 Bintaro Jakarta Selatan