Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)

28
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI : P4S Sebagai Pelaku Penyuluhan ModernSyahyuti Diskusi penyusunan Juklah CF-SKR Badan SDMP Kementerian Pertanian Crystal Kuta Hotel – Denpasar 16 Februari 2016 1

Transcript of Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)

Page 1: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

1

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI :“P4S Sebagai Pelaku Penyuluhan Modern”

SyahyutiDiskusi penyusunan Juklah CF-SKR Badan SDMP Kementerian

PertanianCrystal Kuta Hotel – Denpasar

16 Februari 2016

Page 2: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

2

MATERI PRESENTASI:

1. Pengertian LEMBAGA vs ORGANISASI2. Kebijakan pengorganisasian petani di Indonesia saat ini3. Farmer to farmer extension 4. P4S sebagai pelaku penyuluhan modern

Page 3: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

3

Penyebab organisasi-organisasi petani tidak berkembang baik:

1. Pada sisi keilmuan = konsep dan teori berkenaan tentang “lembaga” dan “organisasi” lemah, tidak konsisten, tidak ada konsep dan teori baku tentang lembaga dan organisasi.

2. Dari sisi kebijakan = inkosistensi konsep lembaga dan organisasi, pendekatan searah, “pemaksaan” organisasi, organisasi adalah “wakil pusat di desa”, ego sektoral, dll

3. Pada diri aparat = lemah dan keliru tentang konsep, sikap, dan metode dalam mengorganisasikan petani.

4. Pada diri petani = belum mampu mengorganisasikan diri secara efektif, petani “terpaksa” berorganisasi.

Page 4: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

4

Satu, Pengertian Lembaga (Institution) dan

Organisasi (Organization)

Page 5: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

5

Kekeliruan yang sering terjadi:

1. Menyebut “lembaga” (institution) sama dengan “organisasi” (organization). Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal organization”.

2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan

3. Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan jaringan) telah menganalisis kelembagaan

4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural kognitif.

Page 6: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

6

KETIDAKKONSISTENAN KONSEP DI LEVEL AKADEMISI tentang INSTITUTION DAN ORGANIZATION:

• “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate among social scientist….. The term institution and organization are commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion” (Uphhof, 1986).

• “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008).

• “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris ‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah ‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan Soemardi, 1964).’

• ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions” (Lobo, 2008).

• Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social organization.

Page 7: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

7

KETIDAKKONSISTENAN ISTILAH DALAM LEGISLASI PEMERINTAH

(1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005.Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan pengembangan organisasi ekonomi petani”.  kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani”organisasi = berada di level petani.  (=keduanya “organisasi”). (2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi”“Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”. “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan”“Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota”. (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani).”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait” (“lembaga” = organisasi milik pemerintah).

Page 8: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

8

(4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. ( “kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi).

”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan”

“Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan kelembagaan penyuluhan swadaya”

(“kelembagaan” = organisasi).

Page 9: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

9

• Pola yang terlihat:

1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk legislasi/pedoman

2. Mengorganisasikan petani dalam organisasi formal disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan

3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah hanya bekerja hanya dengan organisasi formal

4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan “organisasi”.

5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani-petani yang tidak berorganisasi.

Page 10: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

10DEFINISI SEMESTINYA:

Lembaga (institution) = “merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint) aktor”

Kelembagaan (institutional) = “segala hal yang berkenaan dengan lembaga”

Organisasi (organization) = “adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani”

Keorganisasian (organizational) = “hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain”

Page 11: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

11REKONSEPTUALISASI “LEMBAGA” DAN “ORGANISASI”

In English Biasa diterjemahkan menjadi Terminologi semestinya

Batasan dan materinya

1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor

2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya

anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan)

4. organizational Keorganisasian, kelembagaan Keorganisasi

an

Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll).

Page 12: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

12Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive

Organization = organisasi

Network = jaringan

= individu

P4S

Kel tani

Page 13: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

13Menurut new institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga:

1.Regulative pillar “rules define relationship among role” rule setting, monitoring, sanksi kapasitas untuk menegakkan aturan reward and punishment melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan) represi, constraint, dan meng-empower aktor

2.Normative pillar norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done) Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya meng-constraint dan meng-empower aktor

3.Cultural-cognitive pillar Intinya meaning Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna diproduksi Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal Situation shared secara kolektif Bersifat individual dan variatif Culture = what is and what should be

Page 14: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

14

Dua,

Updating kebijakan ORGANISASI Petani Di Indonesia

Page 15: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

15

Secara TEORI, fungsi yg harus dipenuhi organisasi petani:

1. Fungsi administrasi pembangunan (kepentingan proyek)2. Fungsi komunikasi (edukasi, ekonomi)3. Fungsi kolektifitas (belajar, skala ekonomi) 4. Fungsi partisipasi (kepentingan proyek vs peserta)5. Fungsi perwakilan (politik).

Page 16: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

16KEBIJAKAN BARU TENTANG ORGANISASI PETANI:

1. UU No 19-2013 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Petani,

2. UU No 16-2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

3. UU No 1-2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan

4. Permentan No 82-2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan.

Page 17: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

17

Pasal 1:• Kelembagaan Petani = lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,

oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani.

• Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan Petani.

• Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan Petani

UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:

Page 18: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

18

Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal Petani.

Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional. (2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik petani.

Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif dalam Kelembagaan Petani.

Page 19: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

19

Pasal 76: (1) Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani.(2) Petani dalam mengembangkan Asosiasinya dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan Petani.

Pasal 77: Asosiasi Komoditas Pertanian dapat berkedudukan di kabupaten/kota atau provinsi.

Pasal 78: Asosiasi Komoditas Pertanian bertugas:a. menampung dan menyalurkan aspirasi Petani;mengadvokasi dan mengawasi pelaksanaan kemitraaan Usaha Tani;c. memberikan masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam perumusan

kebijakanPerlindungan dan Pemberdayaan Petani;d. mempromosikan Komoditas Pertanian yang dihasilkan anggota, di dalam negeri dan di luar negeri;e. mendorong persaingan Usaha Tani yang adil;f. memfasilitasi anggota dalam mengakses sarana produksi dan teknologi; dang. membantu menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani

Page 20: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

20

Pasal 79:

(1) Dewan Komoditas Pertanian Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf d bersifat nirlaba yang merupakan gabungan dari berbagai Asosiasi Komoditas Pertanian.

(2) Dewan Komoditas Pertanian Nasional berfungsi sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani.

(3) Petani dalam mengembangkan Dewan Komoditas Pertanian Nasional dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli pada kesejahteraan Petani.

(4) Dewan Komoditas Pertanian Nasional merupakan mitra pemerintah dalam perumusan strategi dan kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Page 21: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

21

Pasal 80:(1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani.(2) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani.

Pasal 81: Badan usaha milik Petani paling sedikit bertugas:a. menyusun kelayakan usaha;b. mengembangkan kemitraan usaha; danc. meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian.

KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI:

Page 22: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

22PERUBAHAN ISI UU NO 19 TAHUN 2013 OLEH MK NO. 87/PUU-XI/2013

Pasal UU No 19 tahun 2013 Revisi oleh MKPasal 70 ayat 1

“Kelembagaan petani sebagai dimaksud dalam pasal 69 ayat (1) terdiri atas: (a) Kelompok Tani, (b) Gabungan Kelompok Tani, (c) Asosiasi Komoditas Pertanian, dan (d) Dewan Komoditas Pertanian Nasional”

(Dibatalkan)

Pasal 71 ayat 1

“Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif dalam Kelembagaan Petani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1)”.  

“Petani bergabung dan berperan aktif dalam kelembagaan petani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat 1”

Implikasi nya:

1. Nama dan bentuk organisasi petani ke depan bebas dan variatif

2. Regulasi, pedoman, Juklak harus direvisi

3. Seluruh organsiasi formal dimana anggotanya adalah petani harus menjadi perhatian pemerintah

4. Pemerintah harus memperhatikan pelaku utama dan usaha (petani, pedagang, penyedia jasa pertanian, dll)

5. Pedoman kerja penyuluhan harus berubah (meluas)

Page 23: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

23

• Pemberdayaan Petani = “segala upaya untuk meningkatkan kemampuan Petani untuk melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta penguatan Kelembagaan Petani”.

• Pasal 7 ayat 3 point b: strategi pemberdayaan petani dilakukan melalui penyuluhan dan pendampingan.

• Pasal 98: masyarakat dalam Pemberdayaan Petani dapat berperan serta dalam menyelenggarakan: pendidikan nonformal, pelatihan dan pemagangan, serta penyuluhan (= Penyuluh SWADAYA dan SWASTA).

• Bagian penjelasan : ....beberapa kegiatan yang diharapkan mampu menstimulasi petani agar lebih berdaya, antara lain, berupa pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, serta pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian.

UU No 19 tahun 2013 ttg Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:

Page 24: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

24

Fungsi organisasi 

Bentuk relasi Peran selama ini 

Ke dapan

KT Gap Kop Asosiasi KTNA

1.Administrasi Atas ke bawah Ya Ya Ya Tidak Tidak Semakin berkurang, Bansos akan berakhir

2.Komunikasi Atas ke bawah, horizontal Ya Ya Ya Ya (internal)

Ya (internal)

Berkurang, sarana komunikasi berubah

3.Ekonomi Horizontal Lemah Lemah Lemah Ya Tidak Perlu (BUMP=koperasi, PT, dll)

4.Partisipasi pembangunan

Bawah ke atas  Lemah

Lemah Lemah Tidak Ya Koperasi, KTNA, asosiasi, NGO, dll

5.Representasi politik

Bawah ke atas Tidak Tidak Tidak terbatas Ya KTNA, HKTI, asosiasi, petani di legislatif, “partai petani”, dll

PERAN ORGANISASI PETANI: KINI VS NANTI

Page 25: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

25

Rancangan organisasi petani ke depan berdasarkan level wilayah:

Level wilayah

Jenis organisasi Organisasi saat ini Pilihan organisasi ke depan

Dusun Organisasi individual Kelompok tani Kelompok tani, KWT, koperasi primer

Desa Organisasi koordinator (inter-group organization)

Gapoktan dan koperasi Koperasi dan Posluhdes sebagai simpul relasi

Kabupaten Organization interrelation, dan supporting organization

Dinas Pertanian, Badan Penyuluhan, KTNA (namun tidak menjadi koordinator seluruh organisasi petani sekabupaten)

KTNA, Dinas Pertanian, Bapeluh, asosiasi Gapoktan, asosiasi PPL swadaya, asosiasi komoditas, NGO, dll

Page 26: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

26FARMERS MAY BE ORGANIZED ATFOUR LEVELS

1. Farmers Interest Groups ( FIGs )2. Sectoral Farmers Association ( SFA )3. District Farmers Forum ( DFF )4. State Farmers Federation ( SFF )

Page 27: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

27

PPL kurang mengembangk

an organisasi petani

(Syahyuti et al., 2014)

Uraian Jabar Jatim SumbarJumlah petani yang sudah masuk kelompok tani (%)

48.4 54.6 55.5

Jumlah kelompok tani yang dibina (unit) 11 – 16 10-14 10 - 16Jumlah berdasarkan kelas: Kelas pemula (%) 37.2 43.4 56.2 Kelas lanjut (%) 37.2 38.6 31.2 Kelas madya (%) 18.6 18.0 12.6 Kelas utama (%) 7.0 0.0 0.0Total 100.0 100.0 100.0Target semua petani masuk kelompok tani (%)

100.0 100.0 100.0

Target semua kelompok menjadi kelas utama (%)

0.0 0.0 0.0

Jumlah petani yang sudah masuk koperasi (%)

Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu

Target semua petani masuk koperasi (%) 0.0 0.0 0.0Pembinaan organisasi petani (%):

Kelompok tani 100.0 100.0 100.0Gapoktan 100.0 100.0 100.0Koperasi 12.5 27.2 18.7Asosiasi petani 0.0 0.0 0.0KTNA 0.0 0.0 0.0

Page 28: Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)

28

Demikian, Terima kasih

email: [email protected]

syahyuti slideshare