PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

16
18 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 18 33, 2016 PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK DI PRODOSUMBUL DESA KLAMPOK KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG Sri Susanti dan Akhadiyah Afrila Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstrak Limbah ternak masih mengandung bahan organik yang potensial untuk dikelola dan dimanfaatkan lebih lanjut. Pengelolaan limbah ternak perlu dilakukan, disamping untuk mengurangi bagian terbuang dari biomassa, menghindari pencemaran lingkungan juga untuk memberikan nilai tambah limbah ternak. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di kelompok tani ternak dalam wilayah kerja Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Arjuna Sejahtera Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, dengan melibatkan peran serta kelompok ibu-ibu petani peternak dalam memanfaatkan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif. Tujuan kegiatan adalah menerapkan teknologi pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak sehingga bisa dihasilkan produk pupuk organik yang berkualitas, mendukung pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif diantaranya budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga. Metode yang digunakan adalah (1) Penyuluhan dan pendampingan peternak dalam pemeliharaan ternak dan program sanitasi lingkungan, serta pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing, (2) Memberikan peragaan tentang teknik pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing dalam bentuk kompos dan bokashi, (3) Aplikasi pemanfaatan pupuk organik dari kotoran kambing untuk budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga di pekarangan rumah tinggal, (4) Bantuan bibit tanaman untuk dibudidayakan dan dikembangkan, (5) Pendampingan pada kelompok ibu-ibu peternak dalam pengolahan dan diversifikasi pangan khususnya jagung dan singkong yang berasal dari hasil panen sendiri dan tanaman sekitar rumah sehingga bisa menghasilkan produk yang Berkualitas, Beragam, Bergizi dan Aman dan berpeluang untuk dipasarkan. Luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah berupa: (1) Pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga, (2) Pupuk organik, dan (3) Publikasi Ilmiah dalam Jurnal Terakreditasi Kata kunci: limbah ternak - pupuk organik pemberdayaan pekarangan Pendahuluan Desa Klampok merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Lokasi peternakan di Desa Klampok mempunyai jarak 5 km dari Ibukota Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Desa Klampok terletak pada ketinggian 400-800 ml dari permukaan laut. Kecamatan Singosari beriklim sejuk dengan suhu ratarata adalah 1727 0 C. Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Transcript of PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

Page 1: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

18

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 18 – 33, 2016

PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK

BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK DI PRODOSUMBUL DESA

KLAMPOK KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN

MALANG

Sri Susanti dan Akhadiyah Afrila Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstrak

Limbah ternak masih mengandung bahan organik yang potensial untuk dikelola dan

dimanfaatkan lebih lanjut. Pengelolaan limbah ternak perlu dilakukan, disamping

untuk mengurangi bagian terbuang dari biomassa, menghindari pencemaran

lingkungan juga untuk memberikan nilai tambah limbah ternak. Kegiatan pengabdian

masyarakat dilaksanakan di kelompok tani ternak dalam wilayah kerja Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan) Arjuna Sejahtera Desa Klampok Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang, dengan melibatkan peran serta kelompok ibu-ibu petani peternak

dalam memanfaatkan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif. Tujuan

kegiatan adalah menerapkan teknologi pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak

sehingga bisa dihasilkan produk pupuk organik yang berkualitas, mendukung

pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif diantaranya budidaya

tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga. Metode yang digunakan adalah (1)

Penyuluhan dan pendampingan peternak dalam pemeliharaan ternak dan program

sanitasi lingkungan, serta pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing, (2)

Memberikan peragaan tentang teknik pembuatan pupuk organik dari kotoran

kambing dalam bentuk kompos dan bokashi, (3) Aplikasi pemanfaatan pupuk

organik dari kotoran kambing untuk budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat

keluarga di pekarangan rumah tinggal, (4) Bantuan bibit tanaman untuk

dibudidayakan dan dikembangkan, (5) Pendampingan pada kelompok ibu-ibu

peternak dalam pengolahan dan diversifikasi pangan khususnya jagung dan singkong

yang berasal dari hasil panen sendiri dan tanaman sekitar rumah sehingga bisa

menghasilkan produk yang Berkualitas, Beragam, Bergizi dan Aman dan berpeluang

untuk dipasarkan. Luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah berupa:

(1) Pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk usaha produktif budidaya tanaman

sayuran dan tanaman obat keluarga, (2) Pupuk organik, dan (3) Publikasi Ilmiah

dalam Jurnal Terakreditasi

Kata kunci: limbah ternak - pupuk organik – pemberdayaan pekarangan

Pendahuluan

Desa Klampok merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang. Lokasi peternakan di Desa Klampok mempunyai jarak 5 km dari

Ibukota Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Desa Klampok terletak pada

ketinggian 400-800 ml dari permukaan laut. Kecamatan Singosari beriklim sejuk

dengan suhu rata–rata adalah 17–270C. Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Page 2: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

19

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

terletak diantara 112,3795 bujur timur sampai 112,4416 bujur timur dan 7,5472

lintang selatan sampai 7,5162 lintang selatan. Geografis mengacu pada data potensi

Kecamatan Singosari, letak geografis sekitar 12 desa berada di dataran dan 5 desa di

lereng dengan topografi desa tergolong perbukitan dan dataran. Luas kawasan

Kecamatan Singosari secara keseluruhan adalah sekitar 118,51 km2 atau sekitar

3,98% dari total luas Kabupaten Malang. Desa Klampok Kecamatan Singosari

berbatasan dengan Desa Gunung Rejo (di sebelah utara), Desa Pagentan (di sebelah

timur), Desa Purwoasri (di sebelah selatan) dan Hutan/Tahura Kab. Malang (di

sebelah Barat). Desa Klampok memiliki wilayah seluas lebih kurang 1642 ha

dengan rincian: Pemukiman (325 ha), Pertanian (717 ha), Tegalan/Ladang (400 ha),

Perkebunan Negara (75 ha) dan 125 ha untuk jalan desa (Sumber: Monograf Desa

Klampok, 2014).

Jumlah penduduk desa Klampok sebanyak 10.681 jiwa terdiri dari 4.806

laki-laki dan 5.875 perempuan. Sarana pendidikan di Desa Klampok terdiri dari TK 6

buah, SD 4 buah, SMP 2 buah. Sarana kesehatan terdiri dari 8 unit Posyandu,

Polindes 1 unit, bidan desa 2 orang dan dukun beranak 8 orang. Jumlah penduduk di

Desa Klampok berdasarkan pendidikan adalah tidak sekolah 1.855 jiwa, taman

kanak-kanak 488 jiwa, sekolah dasar 3.416 jiwa, SLTP 2.465 jiwa, SLTA 1.465 jiwa

dan perguruan tinggi 97 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

adalah petani 2.928 jiwa, buruh tani 3.904 jiwa, pegawai negeri/pemerintah 488 jiwa,

pegawai swasta 976 jiwa, usaha mandiri 488 jiwa dan tidak bekerja 976 jiwa.

Desa Klampok merupakan salah satu desa yang berpotensi sebagai wilayah

pengembangan ternak potong terutama kambing dan sapi potong. Sebagian besar

peternak merupakan anggota kelompok tani ternak yang tergabung dalam Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) “Arjuna Sejahtera”. Desa Klampok terdiri dari 3

dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Kebon Jati dan Dusun Prodosumbul. Dusun yang

paling banyak usaha peternakan dan pertanian adalah Dusun Prodosumbul. Para

peternak kambing di Dusun Prodosumbul Desa Klampok tergabung dalam

Kelompok Tani Ternak Harapan dalam wilayah kerja Gapoktan Arjuna Sejahtera.

Mata pencaharian utama sebagian besar penduduk desa Klampok adalah bertani

(63%) dan sebagian generasi mudanya karyawan dari PT. Wonokoyo Jaya Co., Unit

Singosari yang terletak di sebelah barat desa Klampok (Susanti dan Marhaeniyanto,

2014). Pertanian lahan kering merupakan andalan pendapatan petani dalam

memenuhi kebutuhan hidup yaitu dari hasil tanaman jagung serta hasil pertanian

lainnya karena lahan yang ada didominasi oleh tegalan dengan persentase lahan

sawah yang sangat rendah. Usaha peternakan umumnya hanya sebagai usaha

sampingan sehingga tatalaksana pemeliharaan ternak masih sederhana. Mengingat

pengalaman beternak cukup lama (5-25 tahun) dan rata-rata penduduk dalam kisaran

umur produktif (91,67%) sehingga mudah menerima inovasi baru dalam

mengembangkan ternaknya maka usaha budidaya ternak kambing dan sapi potong

sangat potensial untuk terus dikembangkan dan menjadi harapan bagi petani ternak

untuk membantu mencukupi keperluan hidup keluarganya, sebagai pemenuhan

kebutuhan mendesak, penyangga kegagalan panen dan peningkatan penggunaan

tenaga kerja keluarga (Sasongko dan Bulu, 2004; Hendayana dan Togatorop, 2003).

Pengalaman beternak berkontribusi terhadap kemampuan peternakan dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi (Febrina dan Liana, 2006), sehingga

Page 3: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

20

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

kemampuan dan keterampilan peternak semakin baik dalam meningkatkan

produktivitas ternaknya.

Pada umumnya peternak kambing ataupun sapi potong menerapkan Sistem

Gaduhan dalam memelihara ternak. Dalam Sistem Gaduhan ini peternak dituntut

mampu menerapkan manajemen pemeliharaan yang efisien sehingga peternak akan

mendapatkan keuntungan yang memadai jika ternak dijual. Pengalaman beternak

yang cukup lama merupakan potensi pendukung keberhasilan usaha beternak yang

dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2014, jumlah kepemilikan ternak

kambing berkisar 1-17 ekor dengan jumlah kepemilikan terbanyak 1-5 ekor,

sedangkan jumlah kepemilikan sapi rata-rata 2-3 ekor per peternak. Ternak kambing

yang dipelihara didominasi kambing betina (68,11%) dibandingkan kambing jantan.

Sistem pemeliharaan kambing di Dusun Prodosumbul adalah pemeliharaan

tradisional dan semi intensif. Pemeliharaan semi intensif merupakan gabungan

pengelolaan ekstensif dengan intensif, hal ini disebabkan karena kurang

ketersedianya lahan untuk membangun kandang ternak. Sebagian besar kandang

ternak di Dusun Prodosumbul belum terpisah dengan tempat tinggal peternak yaitu di

bagian belakang atau samping rumah. Jarak rata-rata antara rumah dan kandang pada

kisaran 0-20 m bahkan sebagian besar responden menempatkan kandang pada jarak

<5 m. Ternak dipelihara dalam satu kandang dan dicampurkan. Bentuk kandang

seluruhnya adalah kandang panggung persegi panjang yang terbuat dari kayu dan

bambu yang berkolong dengan jarak 1-1,5 meter dari permukaan tanah sehingga

memudahkan dalam pengumpulan kotoran dan pembersihan kandang. Masih banyak

peluang untuk mengembangkan lebih lanjut usaha budidaya ternak kambing

mengingat bahwa para peternak sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima

inovasi baru terutama tentang tatalaksana pemeliharaan kambing guna meningkatkan

produktivitas ternak serta meningkatkan kontribusi ternak kambing guna

peningkatan kesejahteraan peternak.

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya (Susanti dan

Marhaeniyanto, 2014) masih banyak hal yang memungkinkan untuk diberdayakan.

Hasil diskusi dan kesepakatan dengan peternak kambing di Gapoktan Arjuna

Sejahtera diantaranya adalah kegiatan penyuluhan dan pendampingan peternak

dalam pemeliharaan ternak dan program sanitasi lingkungan, serta pembuatan pupuk

organik dari kotoran kambing. Perlu diketahui bahwa pada saat ini pengelolaan

kotoran kambing hanya dikeringkan saja atau dibiarkan kering dengan sendirinya

sebelum ditebarkan di lahan pertanian sebagai pupuk kandang. Untuk itu perlu

dikembangkan teknologi pembuatan pupuk organik sehingga kualitas pupuk yang

dihasilkan menjadi lebih baik dan pemanfaatannya lebih luas tidak hanya terbatas

pada lahan pertanian/tegalan.

Pupuk organik atau dikenal sebagai kompos merupakan hasil akhir atau hasil

antara dari perubahan tanaman atau hewan. Pupuk organik tersusun dari campuran

limbah pertanian, limbah dapur, dan hasil samping pemeliharaan ternak (campuran

feses, urin, dan sisa pakan). Kotoran kambing-domba mengandung bahan organik yang

dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian (dekomposisi).

Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk

pertumbuhan tanaman. Feses domba dan kambing mengandung sedikit air sehingga

mudah diuraikan. Penggunaan kotoran ternak dalam bentuk kompos sebagai pupuk organik

Page 4: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

21

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

akan memperbaiki struktur dan komposisi hara tanah. Tanah olahan yang diberi kompos

menjadi lebih gembur, mengandung cukup hara, serta mampu mengikat dan menyimpan

air. Produksi tanaman juga lebih tinggi dibanding yang tidak mendapat tambahan bahan

organik, baik pada lahan basah mapun lahan kering. Penggunaan pupuk anorganik

secara terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik akan

mengganggu sifat fisik tanah yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman. Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan sifat fisik dan kimiawi tanah

serta mencegah kerusakan lahan adalah konservasi dengan pupuk organik. Melalui

pembuatan pupuk organik maka limbah ternak dan sisa pakan bisa dikelola lebih

lanjut, kualitas lingkungan menjadi lebih baik dan apabila pupuk organik

diaplikasikan untuk budidaya tanaman hortikultura di pekarangan rumah tinggal

maka dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan pangan berkualitas bagi keluarga

peternak, bahkan bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga peternak. Berkaitan

dengan aplikasi pupuk organik untuk budidaya tanaman di pekarangan rumah, maka

peran penting ibu-ibu perlu ditingkatkan diantaranya melalui program pemberdayaan

PKKdan ibu-ibu anggota tani ternak.

Pemberdayaan mempunyai tujuan membangun daya dan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta

upaya untuk mengembangkannya (Herawati, Utomo dan Dirjopranoto, 2009). Dalam

kerangka pemberdayaan ini Soetrisno (1997) dan Sunyoto (1998) mengemukakan 2

(dua) hal yakni: 1). Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling) dengan titik pandang bahwa setiap manusia

(masyarakat) memiliki potensi; 2). Memperkuat potensi (empowering) dengan

langkah-langkah konkrit menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) dan

pembukaan (askes) ke dalam berbagai kesempatan (opportunities) yang akan

membuat masyarakat semakin berdaya.

Potensi sumber daya alam yang cukup besar di Dusun Prodosumbul Desa

Klampok seharusnya masih bisa ditingkatkan pemanfaatannya secara maksimal

khususnya untuk pengembangan tanaman hortikultura di pekarangan rumah tinggal.

Pemanfaatan pekarangan rumah tinggal dimaksudkan untuk meningkatkan

keanekaragaman pangan sesuai karakteristik wilayah dengan konsep kawasan rumah

pangan lestari yang dicanangkan oleh pemerintah daerah propinsi Jawa Timur, yaitu

sebuah konsep lingkungan perumahan-penduduk yang bersama-sama mengusahakan

pekarangan secara insentif untuk dimanfaatkan sebagi sumber pangan berkelanjutan

dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga

setempat (Pranarka, Prijono dan Onny, 1996). Apabila potensi pekarangan yang

cukup besar ini dikelola dengan baik dan optimal maka akan memberikan

konstribusi yang positif terhadap penyediaan pangan, perbaikan gizi, mengurangi

pengeluaran keluarga dan atau menambah pendapatan keluarga (Ruswadi, Rustiyadi

dan Mudikdjo, 2007). Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan

gerakan dari dan untuk masyarakat pedesaan termasuk Ibu-ibu para istri kelompok

tani ternak mulai tingkat dusun sampai dengan tingkat rumah tangga. Optimalisasi

pemanfaatan pekarangan dilakukan dengan upaya pemberdayaan wanita untuk

memanfaatkan pekarangan yang ada sebagai sumber pangan keluarga. Selain

pemanfaatan pekarangan juga dilakukan pemberdayaan kemampuan kelompok

wanita dengan membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi

Page 5: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

22

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

seimbang dan aman (Soehaji, 2002). Dengan demikian pemanfaaatan pekarangan

pada akhirnya juga diharapkan tidak hanya sebatas memanfaatkan hasil pekarangan

sebagai sumber pangan keluarga, tetapi juga dapat dikembangkan lebih lanjut

sebagai tambahan pendapatan keluarga yang nantinya dapat meningkatkan

perekonomian keluarga melalui penjualan hasil tanaman dari pekarangan.

Sehubungan dengan itu maka usaha budidaya kambing yang sudah

dikembangkan oleh peternak di Dusun Prodosumbul ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pekarangan rumah tinggal melalui pemanfaatan kotoran

kambing sebagai pupuk organik yang berkualitas. Berdasarkan hasil pengamatan dan

diskusi dengan para peternak, pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran kambing

baru terbatas pada lahan pertanian. Ibu-ibu para istri peternak juga belum

memanfaatkan lahan pekarangan rumah tinggal yang kosong untuk usaha produktif

seperti untuk penanaman sayur dan tanaman obat keluarga. Dengan demikian perlu

memberikan motivasi kepada para istri peternak untuk bisa mengoptimalkan

pekarangan yang ada sehingga dapat bermanfaat sebagai sumber pangan dan

meningkatkan pendapatan keluarga, serta memberdayakan kemampuan kelompok

wanita dengan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman.

Kombinasi permasalahan antara perlunya pengelolaan kotoran kambing

untuk pupuk organik yang berkualitas dan perlunya memanfaatkan pekarangan

rumah tinggal untuk budidaya tanaman hortikultura (sayuran dan tanaman obat)

merupakan justifikasi permasalahan yang diberikan oleh Gapoktan Arjuna Sejahtera

dan kelompok Ibu-ibu peternak sebagai mitra kerja Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang. Dengan demikian prioritas permasalahan yang harus segera

ditangani adalah penyuluhan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan

memanfaatkan kotoran ternak kambing dan sisa pakan, serta pemberdayaan ibu-ibu

peternak dalam memanfaatkan pekarangan rumah tinggal untuk budidaya tanaman

sayur dan tanaman obat keluarga guna pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan

keluarga serta peningkatan pendapatan rumah tangga peternak.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan IbM yang dilaksanakan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan IbM yang

telah dilaksanakan sebelumnya pada tahun 2014. Hasil evaluasi bersama dengan

mitra terdapat beberapa prioritas kegiatan yang dibutuhkan oleh mitra dan perlu

ditindaklanjuti oleh tim pelaksana. Diantara program yang dibutuhkan oleh peternak

(anggota kelompok tani ternak yang tergabung dalam Gapoktan Arjuna Sejahtera

dusun Prodosumbul Desa Klampok) selaku Mitra I adalah pembuatan pupuk organik

kompos dan bokashi untuk mengatasi berlimpahnya kotoran ternak kambing dan

sapi. Pada umumnya peternak hanya mengeluarkan kotoran yang menumpuk di

kandang untuk selanjutnya dijemur di luar kandang sampai kering tanpa perlakuan

dan proses apapun. Kotoran ternak yang telah kering ditebar saja di tegalan tanpa

digiling terlebih dahulu. Para peternak menginginkan ada penyuluhan dan pelatihan

pembuatan pupuk organik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

peternak dalam mengelola limbah ternak yang dipeliharanya. Peternak juga

memerlukan mesin giling untuk pupuk organik sehingga pupuk siap diaplikasikan

bahkan diharapkan bisa dijual untuk menambah pendapatan peternak. Di sisi lain,

Page 6: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

23

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

pekarangan rumah tinggal di Desa Klampok khususnya di dusun Prodosumbul secara

umum cukup luas namun belum dimanfaatkan untuk usaha produktif. Potensi

limbah ternak yang dimiliki dan akan dikelola menjadi pupuk organik semestinya

bisa dimaksimalkan pemanfaatannya untuk memperbaiki kualitas lahan dan

meningkatkan pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk budidaya tanaman

sayuran dan tanaman obat keluarga. Produk yang dihasilkan bisa digunakan untuk

konsumsi keluarga atau bahkan bisa dijual bila budidaya tanaman sayuran dan

tanaman obat keluarga diusahakan dengan tatakelola yang lebih baik. Untuk itu perlu

ditingkatkan partisipasi kelompok ibu-ibu petani peternak (selaku Mitra II) dalam

pemanfaatan pekarangan rumah tinggal menjadi usaha produktif yang bisa bernilai

ekonomis.

Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi maka beberapa

kerangka solusi pemecahan masalah dibuat sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

petani peternak terhadap pentingnya pemeliharaan ternak, program sanitasi

lingkungan dan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing.

Pemahaman tentang pemeliharaan yang benar dan perawatan kesehatan ternak

termasuk program sanitasi lingkungan sangat penting karena produktivitas ternak

sangat dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Berkenaan dengan program sanitasi

lingkungan maka peternak akan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya

dalam mengelola kotoran ternak kambing dan sisa-sisa pakan melalui teknologi

pembuatan pupuk organik dalam bentuk kompos dan bokhasi. Pendampingan

peternak terkait dengan tatalaksana pemeliharaan kambing, pemeliharaan

kesehatan dan program sanitasi serta teknologi pembuatan pupuk organik yang

berkualitas diharapkan dapat meningkatakan produktivitas ternak, meningkatkan

kualitas lingkungan kandang serta mengurangi bagian terbuang dari proses

produksi usaha peternakan (Prinsip Zero Waste).

2. Memberikan peragaan tentang teknik pembuatan pupuk organik dari kotoran

kambing dalam bentuk kompos dan bokhasi.

3. Aplikasi pemanfaatan pupuk organik dari kotoran kambing untuk budidaya

tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga di pekarangan rumah tinggal. Untuk

itu kepada ibu-ibu peternak akan diberikan bantuan berbagai macam bibit

tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga yang potensial dan cocok untuk

dikembangkan di dusun Prodosumbul desa Klampok. Pendampingan dilakukan

mulai penanaman, perawatan hingga pemanenan sehingga diharapkan dapat

memenuhi pangan berkualitas bagi keluarga petani peternak.

4. Memberi pendampingan pada kelompok ibu-ibu peternak dalam pengolahan dan

diversifikasi pangan khususnya yang berasal dari hasil panen sendiri yaitu jagung

dan singkong sebagai produk utama daerah pertanian lahan kering dan tanaman

hasil pekarangan sehingga bisa menghasilkan produk yang Berkualitas, Beragam,

Bergizi dan Aman dan berpeluang untuk dipasarkan.

Page 7: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

24

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Gambar 1. Diagram alir kerangka pendekatan pemecahan masalah

Evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan setelah penyuluhan,

peragaan /percontohan dan pendampingan dilakukan. Evaluasi selama kegiatan

berlangsung meliputi hambatan-hambatan yang dihadapi peserta baik selama

menerima materi penyuluhan dan pendampingan maupun hal-hal teknis lainnya.

Evaluasi ini sekaligus merupakan tahap monitoring pelaksanaan di lapang tentang

Kelompok Tani Ternak dalam

Gapoktan Arjuna Sejahtera

Prodosumbul - Klampok

POTENSI & KETERBATASAN:

Peternakan tradisional (kambing)

Lahan kering, produk utama singkong &

jagung

Kotoran kambing melimpah, belum

diproses optimal

INOVASI/AKTIVITAS:

Penyuluhan (sanitasi lingkungan,

kesehatan ternak, pupuk organik)

Teknologi pembuatan pupuk organik

Kompos dan Bokashi

Pengembangan Usaha Peternakan

dengan Prinsip Zero Waste

Kelompok Ibu-ibu Peternak

Prodosumbul - Klampok

POTENSI & KETERBATASAN:

Lahan pekarangan cukup luas

Pemanfaatan pekarangan belum optimal

Jumlah balita & anak-anak cukup banyak

INOVASI/AKTIVITAS:

Aplikasi pupuk organik untuk

Budidaya sayuran & tanaman obat

keluarga di pekarangan rumah tinggal

Pengolahan & diversifikasi pangan

(hasil panen pekarangan) menjadi

produk Bergizi, Sehat, Aman &

bernilai Ekonomi

(a) BAHAN PANGAN SEHAT & BERGIZI

(b) PRODUK OLAHAN PANGAN

BERNILAI EKONOMIS

PUPUK ORGANIK

(Kompos & Bokashi)

Produktivitas ternak dan lahan

pekarangan meningkat

Pendapatan keluarga petani peternak

di wilayah kerja mitra meningkat

Page 8: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

25

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

pelaksanaan kegiatan. Kesanggupan mitra untuk melanjutkan kegiatan pembuatan

pupuk organik setelah program berakhir, komitmen untuk terus memberdayakan

lahan pekarangan untuk budidaya tanaman organik dan komitmen ibu-ibu untuk

mengembangkan dan meningkatkan produktivitas usaha pengolahan dan diversifikasi

pangan (singkong dan jagung). Evaluasi akhir kegiatan, dilakukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan program. Komitmen dari mitra untuk melanjutkan kegiatan

secara mandiri sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program. Adanya

perubahan pengetahuan dan perilaku dari mitra terhadap Untuk itu, analisis terhadap

faktor-faktor yang mendukung keberhasilan program ataupun faktor-faktor

penghambat perlu dilakukan dengan cermat. Evaluasi meliputi respon masyarakat

tentang:

1. Berapa banyak petani peternak yang memelihara kambing, melakukan program

sanitasi kandang dengan baik dan benar dengan mengadopsi materi program

penyuluhan.

2. Berapa banyak petani peternak yang memelihara kambing, melakukan pembuatan

pupuk organik (kompos atau bokashi) dengan mengadopsi materi program

penyuluhan.

3. Berapa banyak ibu-ibu peternak yang mengimplementasikan pupuk organik untuk

budidaya tanaman organik di lahan pekarangan rumah tinggal.

4. Berapa banyak ibu-ibu peternak melakukan pengolahan dan diversifikasi pangan

khususnya yang berasal dari hasil panen sendiri yaitu jagung dan singkong

sebagai produk utama daerah pertanian lahan kering dan tanaman hasil

pekarangan sehingga bisa menghasilkan produk yang Berkualitas, Beragam,

Bergizi dan Aman dan berpeluang untuk dipasarkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) ini dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas

dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Nomor

124/TB-LPPM/DL-340/IV/2016 tanggal 29 April 2016, sedangkan Surat Perjanjian

Penugasan Pelaksanaan Hibah Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat No.

120/TB.LPPM/TU-220/VI/2016 tanggal 29 April 2016 dengan pendanaan dari

Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Direktorat Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristek Dikti, sesuai dengan Surat Perjanjian

Penugasan Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor:

108/SP2H/PPM/DRPM/II/2016 tanggal 17 Februari 2016 dan/atau Nomor:

166/SP2H/PPM/DRPM/III/2016 tanggal 10 Maret 2016. Permohonan ijin kegiatan

ke Bakesbangpol Kabupaten Malang telah diselesaikan lebih awal dengan surat dari

LPPM Nomor 52/LPPM.UT.520/III/2016 tanggal 21 Maret 2016, menindaklanjuti

surat DRPM Nomor 0299/E3/2016 tanggal 27 Januari 2016 perihal Penugasan

Hibah Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Program Kreativitas

Mahasiswa di Perguruan Tinggi Tahun 2016. Surat Keterangan dari Bakesbangpol

terbit pada tanggal 24 Maret 2016 dengan Nomor: 072/503/421.205/2014. Dengan

demikian, terhitung mulai akhir Maret 2016 kegiatan IbM ini mulai dilaksanakan.

Koordinasi persiapan kegiatan dengan tim pelaksana dan mahasiswa yang dilibatkan

dalam kegiatan, inventarisasi kebutuhan materi, pembagian tugas dalam tim dan

Page 9: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

26

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

koordinasi dengan calon khalayak sasaran dilaksanakan pada 16 April 2016.

Kegiatan IbM ini dilaksanakan dan bermitra dengan:

I. Petani Peternak kambing dan sapi yang tergabung dalam kelompok tani ternak

Harapan dalam wilayah kerja Gapoktan Arjuna Sejahtera di Dusun

Prodosumbul Desa Klampok Kecamatan Singosari,

II. Kelompok Ibu-ibu peternak di Dusun Prodosumbul Desa Klampok Kecamatan

Singosari, yang tergabung dalam kelompok 8 Program Keluarga Harapan

(PKH) RT 7 RW 7 dusun Prodosumbul.

Kedua mitra tersebut tergolong dalam kelompok mitra yang tidak produktif,

namun sudah memiliki usaha meskipun belum semuanya sebagai usaha pokok dan

memiliki motivasi yang kuat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta

berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya.

Hasil analisis situasi terhadap adanya potensi sumberdaya alam yang ada

dan beberapa kekurangan yang dimiliki, maka terdapat beberapa kegiatan yang

menjadi prioritas untuk diselesaikan bersama antara tim pelaksana kegiatan dan

kedua mitra. Kombinasi permasalahan antara perlunya pengelolaan kotoran kambing

untuk pupuk organik yang berkualitas dan perlunya memanfaatkan pekarangan

rumah tinggal untuk budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat merupakan

justifikasi permasalahan yang diberikan oleh Gapoktan Arjuna Sejahtera dan

kelompok Ibu-ibu peternak sebagai mitra kerja Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Malang. Dengan demikian prioritas permasalahan yang harus segera ditangani adalah

penyuluhan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan

kotoran ternak kambing dan sisa pakan, serta pemberdayaan ibu-ibu peternak dalam

memanfaatkan pekarangan rumah tinggal untuk budidaya tanaman sayur dan

tanaman obat keluarga guna pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan keluarga serta

peningkatan pendapatan rumah tangga peternak.

Untuk melaksanakan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan

dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

Penyuluhan dan Praktek pembuatan pupuk bokashi

Praktek pembuatan pupuk organik (kompos ataupun bokashi) didahului

dengan upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peternak terhadap

pentingnya pemeliharaan ternak dan program sanitasi lingkungan. Pemahaman

tentang pemeliharaan yang benar dan perawatan kesehatan ternak termasuk program

sanitasi lingkungan sangat penting karena produktivitas ternak sangat dipengaruhi

faktor-faktor tersebut. Berkenaan dengan program sanitasi lingkungan maka peternak

akan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola kotoran ternak

kambing dan sisa-sisa pakan melalui teknologi pembuatan pupuk organik dalam

bentuk kompos dan bokhasi. Pendampingan peternak terkait dengan tatalaksana

pemeliharaan kambing, pemeliharaan kesehatan dan program sanitasi serta teknologi

pembuatan pupuk organik yang berkualitas diharapkan dapat meningkatakan

produktivitas ternak, meningkatkan kualitas lingkungan kandang serta mengurangi

bagian terbuang dari proses produksi usaha peternakan. Penyuluhan dan praktek pembuatan bokashi dilaksanakan pada hari Sabtu,

30 Juli 2016 jam 13.00 sampai dengan 17.30, bertempat di kediaman Bpk Adi Kurdi,

Page 10: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

27

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

dihadiri oleh 15 orang (laki-laki dan perempuan). Tim pelaksana sudah menyiapkan

modul dan brosur sederhana untuk dibagikan kepada peserta yang hadir. Para peserta

mendapatkan penjelasan singkat tentang manfaat dan nilai lebih yang diperoleh dari

kegiatan pengelolaan limbah ternak (feses & urine), sehingga pemahaman peternak

meningkat tentang pentingnya memproses limbah ternak termasuk sisa pakan di

kandang. Selama ini kotoran ternak dan sisa pakan dibiarkan menumpuk atau

dibiarkan kering sebelum ditebarkan secara langsung di tegalan.

Page 11: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

28

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Budidaya tanaman organik (sayuran dan tanaman obat keluarga)

Pemanfaatan pekarangan rumah tinggal untuk budidaya tanaman organik, baik sayur-

sayuran ataupun tanaman obat keluarga (Toga) perlu digalakkan kembali. Ibu-ibu di

dusun Prodosumbul sebenarnya sudah cukup memahami manfaat pemberdayaan

lahan pekarangan untuk budidaya sayuran ataupun toga. Namun sangat sedikit yang

mau mengusahakannya. Alasan yang paling banyak dikemukakan antara lain tanah di

depan atau samping kiri/kanan rumah tidak subur bahkan cenderung keras.

Penanaman di halaman seringkali rusak dimakan ayam kampung yang berkeliaran

bebas. Akhirnya menimbulkan rasa malas.

Program pemberdayaan lahan pekarangan sebagai topik sentral dalam

kegiatan IbM ini, diharapkan bisa menumbuhkan kembali semangat memanfaatkan

lahan pekarangan menjadi lebih produktif. Aplikasi pemanfaatan pupuk organik dari

kotoran kambing untuk budidaya tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga di

pekarangan rumah tinggal merupakan solusi yang sangat tepat untuk memperbaiki

kualitas tanah, meningkatkan pemanfaatan lahan kosong menjadi lebih produktif, dan

meningkatkan ketersediaan pangan organik dan obat-obatan herbal.

Dalam sub program ini, mitra diajak bersama-sama mempersiapkan dan

menanam sayuran organik serta diberikan bantuan bibit tanaman siap tanam

diantaranya: tomat, terung, cabe, sawi, brokoli, seledri, jeruk purut, jeruk pecel, jeruk

lemon dan belimbing. Demoplot dibuat di kediaman Ibu Nurkholifa dan Yuniawati.

Beberapa jenis sayuran dibeli dalam bentuk benih dan dilakukan persemaian sendiri,

sehingga dapat diperoleh tanaman dalam jumlah yang lebih banyak untuk dibagikan

kepada anggota kelompok.

Page 12: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

29

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Penyuluhan dan pengolahan pangan asal Singkong dan Jagung

Diversifikasi pangan merupakan salah satu usaha penganekaragaman pangan dari

bahan baku pangan menjadi bahan pangan yang memiliki nilai gizi dan nilai

ekonomi yang lebih dibanding sebelumnya. Diversifikasi atau keanekaragaman

pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya sebagai upaya mengurangi

ketergantungan pada beras tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk

mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan

globalisasi. Diversifikasi pangan dilakukan dengan meningkatkan keanekaragaman

pangan, mengembangkan teknologi pengolahan dan produk pangan serta

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam pangan

dengan prinsip gizi seimbang. Oleh karena itu dimensi diversifikasi pangan tidak

hanya terbatas pada pada diversifikasi konsumsi pangan pokok saja untuk

mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga makanan pendamping.

Kegiatan ibu rumah tangga di desa Klampok sehari-hari dihabiskan dengan

membantu suami di ladang ataupun di sawah, jelas menunjukkan betapa peran ibu-

ibu rumah tangga pedesaan kurang efektif dan efisien di berbagai hal yang berkaitan

dengan keluarga. Sebagai dampaknya kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga kurang diperhatikan. Jagung dan ubikayu sebagai dua komoditas tanaman

pangan kedua yang potensial setelah padi di desa Klampok. Produksi jagung 4 ton

/Ha dengan luas lahan tanam 12 Ha (Hartiningsih dan Wijayanti, 2007). Jagung yang

dihasilkan sebagian besar dijual dalam bentuk jagung glondong ataupun jagung

pipilan. Pengolahan jagung menjadi produk pangan yang bervariasi belum dilakukan.

Sebagai bahan pangan sumber energi, pengolahan yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu

rumah tangga di desa Klampok baru terbatas pada produk makanan yang

konvesional, seperti: beras jagung, dadar jagung dan jagung rebus. Demikian halnya

dengan ubikayu, biasanya hanya disajikan sebagai singkong rebus ataupun singkong

goreng. Dengan demikian masih bisa dilakukan peningkatan nilai gizi dan nilai

ekonomisnya.

Pengetahuan ibu-ibu terhadap hasil pangan di desa Klampok yang diukur

melalui ada tidaknya penyuluhan dan pembinaan tentang fungsi dan manfaat hasil

pangan diperoleh skor 2,2 (Hartiningsih dan Wijayanti, 2007). Skor tersebut

menunjukkan respon rendah yang artinya bahwa kegiatan penyuluhan dan

pembinaan di desa tersebut sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survey bahwa pengetahuan ibu-ibu tentang fungsi dan manfaat bahan pangan sangat minim.

Peranan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di tingkat

desa ataupun kecamatan belum sepenuhnya mampu memperbaiki rendahnya

pengetahuan akan gizi dan partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam diversifikasi

pangan khususnya jagung dan ubikayu yang merupakan produk potensial desa

Klampok.Untuk itu kegiatan penyuluhan dan demonstrasi pengolahan pangan asal

Singkong dan Jagung dilakukan di awal kegiatan dengan harapan mitra segera

memperoleh tambahan pengetahuan pengolahan pangan terutama jagung, sedangkan

untuk usaha keripik singkong dan pisang diharapakan dapat memperbaiki produksi

dan penyajian sehingga bisa meningkatkan nilai jualnya.

Page 13: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

30

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Penyuluhan dan demonstrasi dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 Juni

2016 di kediaman keluarga Ibu Yuniawati, mulai jam 13.00 sampai 17.00, dihadiri

13 orang ibu-ibu dan remaja putri. Materi yang diberikan sudah didokumentasikan

dalam Modul yang diberi judul “Diversifikasi Produk Jagung dan Singkong” dan

dibagikan kepada peserta.

Materi penyuluhan disiapkan dan disampaikan oleh Ketua Pelaksana dan

Anggota dengan didukung oleh Bpk. Budi Santosa, SP., MP. selaku

penanggungjawab Laboratorium Rekayasa Pangan UNITRI dan 1 orang mahasiswa.

Produk yang dipraktekkan adalah produk olahan jagung yaitu Krupuk Jagung dan

Krupuk Singgung (Singkong-Jagung). Para peserta sangat antusias mengikuti materi

yang disampaikan dan pemahaman peserta diperkuat dengan praktek membuat

kedua produk dimaksud secara organik, artinya semua bahan yang dipergunakan

aman tanpa pengawet. Pemahaman peserta tentang pemilihan bahan pangan yang

sehat dan aman menjadi meningkat, dan diharapkan bisa diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari para peserta penyuluhan. Namun masih terdapat beberapa hal

yang menjadi kesulitan peserta, diantaranya belum tersedianya almari es yang

diperlukan dalam membuat krupuk jagung agar bahan setengah jadi dari krupuk jagung lebih kenyal sehingga ketebalan hasil pengirisan krupuk bisa homogen tipis.

Ibu Sunikyah sepakat untuk menekuni pembuatan krupuk jagung, disamping

produksi kripik pisang yang sudah lebih dulu berjalan. Untuk mendukung proses

pembuatan krupuk jagung diberikan bantuan alat giling serba guna untuk menggiling

jagung supaya lebih halus teksturnya.

Berkenaan dengan usaha kripik (singkong dan pisang) yang telah dikembangkan oleh

mitra, tim pelaksana memberikan beberapa solusi dari permasalahan produksi yang

dihadapi mitra, sebagai berikut:

Proses penggorengan masih menggunakan 1 (satu) tungku tradisional dan kayu

bakar. Kesulitannya : asap yang ditimbulkan cukup mengganggu pandangan dan

pedih dimata, apalagi saat produksi banyak. Solusi : mitra diberikan bantuan

seperangkat kompor gas, sehingga mampu bertambahnya produk tidak menjadi

kendala dalam prosesnya. Produksi saat ini 50-70 kg singkong selesai diproses

selama 7-8 jam, dan habis terjual dalam 2 hari.

Page 14: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

31

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Proses pengemasan masih menggunakan plastik yang relatif tipis dan label

sederhana. Kelemahannya : tampilan produk kurang menarik dan daya simpan

rendah. Solusi : mitra dibuatkan design label yang lebih menarik dan diberikan

contoh cara pengemasan dengan plastik yang lebih tebal, sekaligus diberikan

bantuan Sealer 30cm, mengingat sealer yang dimiliki sudah rusak.

Permasalahan yang belum bisa dibantu penyelesaiannya adalah kendala

daya listrik yang tidak mencukupi untuk operasional mesin perajang singkong

apabila digunakan malam hari. Alternatif mengajukan tambah daya ke kantor PLN

kecamatan Singosari sudah dilakukan, namun layanan yang tersedia hanya daya 1300

watt. Daya sebesar itu tidak memungkinkan bagi mitra karena tarif biayanya untuk

saat ini masih terlalu besar sehingga dikhawatirkan beban pembayaran listrik setiap

bulan menjadi berat.

Page 15: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

32

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama kegiatan berlangsung, secara

umum program dapat dikatakan berhasil. Diantara faktor pendukung keberhasilan

program adalah partisipasi aktif dari mitra dalam diskusi selama kegiatan

penyuluhan maupun evaluasi kegiatan serta dalam menyediakan materi untuk

kegiatan demoplot. Pengetahuan mitra terhadap materi kegiatan meningkat dan

terdapat perubahan perilaku meskipun hanya beberapa orang saja yang

menindaklanjuti dengan serius. Pelaksanaan demoplot dilakukan bersama

masyarakat petani peternak dengan harapan aplikasi teknologi pembuatan pupuk

kompos dan bokashi lebih mudah dipahami oleh peternak, mudah diaplikasikan dan

memberi manfaat lebih baik bagi mitra. Berkat partisipasi aktif para peternak mitra

program Ipteks bagi masyarakat ini diharapkan bisa berkelanjutan. Demikian pula

partisipasi aktif dari kelompok ibu-ibu. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sangat tampak, meskipun tidak seluruh peserta bisa mempraktekan

sebagai usaha yang produktif. Sebagian besar ibu-ibu masih banyak disibukkan

dengan rutinitas kegiatan ke ladang untuk membantu suami hingga sore hari. Dengan

demikian masih diperlukan pendampingan lebih intensif sehingga pemberdayaan

lahan pekarangan untuk budidaya tanaman organik bisa lebih produktif dan bernilai

ekonomis.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa: (1) Penyuluhan yang diberikan mampu meningkatkan

pemahaman dan menghasilkan perubahan perilaku peternak mitra tentang pentingnya

pemrosesan limbah ternak kotoran kambing dan sisa pakan sebagai pupuk organik

kompos dan bokashi serta implementasinya dalam budidaya tanaman organik; (2)

Bantuan bibit tanaman sayuran dan obat-obatan memberikan manfaat menambah

koleksi dalam usaha pemberdayaan lahan pekarangan rumah.

Pemahaman dan perubahan perilaku dimaksud masih perlu terus ditingkatkan

sehingga pemanfaatan lahan pekarangan rumah tinggal menjadi lebih produktif dan

bernilai ekonomis.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian

Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan

Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor :

108/SP2H/PPM/DRPM/II/2016 tanggal 17 Februari 2016 dan / atau Nomor:

166/SP2H/PPM/DRPM/III/2016 tanggal 10 Maret 2016.

Daftar Pustaka

Chamdi, A.N, 2003, Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing di Kecamatan Kradenan

Kabupaten Krobongan, JITV Volume III Tahun 2003 : 312-317.

Page 16: PEMBERDAYAAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA …

33

S. Susanti dan A. Afrila / JAPI Vol 1 No 1: 19 – 33, 2017

Febrina, D dan M. Liana, 2008, Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia

Pada Peternakan Rakyat Di Kecamatan Renggatat Barat Kabupaten Indra Giri Hulu,

JITV Volume 5 no 1 Tahun 2008 : 28-37, http://www.uinsuska.info/faperta

/attachments/091, jurnal_%20Dewi.pdf [9 April 2011].

Hartiningsih dan C. S. Wijayanti. 2007. Pemberdayaan Kelompok Ibu Rumah Tangga

Pedesaan Melalui Diversifikasi Pangan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga.

Laporan Penelitian Dosen Muda. Fakultas Peternakan. Universitas Tribhuwana

Tunggadewi. Malang.

Hendayana, R dan M.H. Togatorp, 2003, Struktur Waktu Kerja dan Pendapatan Peternak,

JITV Volume III Tahun 2003 : 318-323

Herawati, T, B. Utomo dan W. Dirjopranoto, 2009, Profil Petani Miskin Di Desa Hutan Dan

Upaya Pemberdayaannya, http ://ntb.litbang.deptan.go.id/2004/SP/profilpetani.doc

[15 Nopember 2010].

Pranarka, KMW, Prijono, dan Onny S, 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan

Implementasi, CSIS, Jakarta.

Ruswadi, A, E. Rustiyadi dan K. Mudikdjo, 2007, Dampak Konversi Lahan Pertanian

Terhadap Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah: Study Kasus di Daerah

Bandung Utara, http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com

_content&task=view&id=511&Itemid=42, Jurnal Argo Ekonomi volume 25 no. 2

Oktober 2007:207-219 [20 Nopember 2010].

Santosa, B., W. Mushollaeni dan N. Hidayat. 2006. Tortilla. Trubus Agrisarana.Surabaya.

Sasongko, W.R dan Bulu, 2004, Status Pakan dan Persepsi Petani Dalam Pemberian Pakan

Ternak Kambing Lokal di Lahan Kering Desa Sambelia, http://ntb.litbang.

deptan.go.id/ind/2005/NP/status.doc [9 April 2011].

Soehaji, 2002, Kebutuhan Inovasi Teknologi Peternakan dan Veteriner dalam Menunjang

Agribisnis Pertanian, Pros. Seminar Nasional Teknologi peternakan dan veteriner,

Bogor, 30 September-1 Oktober 2002, Puslitbang Peternakan, Bogor.

Soetrisno, L, 1997. Kemiskinan, Perempuan, Pemberdayaan. Kanisius. Yogyakarta.

Sunyoto U., 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Susanti S. dan E. Marhaeniyanto. 2014. IbM Membuat Pakan Konsentrat di Kelompok Tani

Ternak Desa Watugede dan Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan

Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Pengabdian

Kepada Masyarakat Berbasis Riset Dalam DIPA Kopertis VII tahun anggaran 2014

Nomor: 029/SP2H/PPM-mono/K7/KM/2014 Tgl. 03 April 2014. Fakultas Pertanian,

Universitas Tribhuwana Tunggdewi. Malang.