PEMBERDAYAAN EKONOMI MANTAN PEKERJA BURUH MIGRAN … · (CED) Desa Bondan, yang telah meluangkan...
Transcript of PEMBERDAYAAN EKONOMI MANTAN PEKERJA BURUH MIGRAN … · (CED) Desa Bondan, yang telah meluangkan...
PEMBERDAYAAN EKONOMI MANTAN PEKERJA
BURUH MIGRAN MELALUI PROGRAM COMMUNITY
ECONOMIC DEVELOPMENT (CED) DI DESA BONDAN
KEC. SUKAGUMIWANG KAB. INDRAMAYU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh
Yuyun Yunena
11140540000025
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1439 H
i
ABSTRAK
Yuyun Yunena
Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh Migran
melalui Program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten
Indramayu
Daya tarik kerja di luar negeri dengan penghasilan tinggi
mendorong tidak sedikit masyarakat Indonesia, kebanyakan ibu-
ibu rumah tangga berpendidikan rendah, tergiur mengadu nasib ke
negeri seberang. Diantara mereka ada yang berhasil meningkatkan
taraf hidup, namun setelah mereka pulang dari luar negeri tidak
mempunyai pekerjaan lagi, sehingga mengalami permasalahan
ekonomi. Untuk itu, Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, terutama
mantan pekerja buruh migran. Sebagaimana program CED yang
hadir merespon segala permasalahan yang dihadapi mantan
pekerja buruh migran di Desa Bondan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)
Bagaimana proses pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh
migran melalui Program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu, 2)
Bagaimana hasil pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh
migran melalui Program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu.
Pemberdayaan memiliki makna dorongan atau motivasi,
untuk meningkatkan kemampuan individu atau masyarakat secara
mandiri. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif.
Hasil dari penelitian yang penulis dapatkan terkait proses
pelaksanaan pemberdayaan ekonomi melalui program CED ialah:
1) pelatihan usaha atau training, 2) Pemberian modal untuk usaha.
Dan hasil dari pemberdayaan ekonomi melalui program CED ini
ialah 1) mampu meningkatkan Produktivitas pendapatan dalam
keluarga, 2) adanya kesadaran untuk menabung, 3) mampu
menentukan prioritas kebutuhan yang terpenting, dan 4) optimis
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji hanya pada-MU satu-satunya
zat yang kusembah Allah SWT. Atas karunia, ridho dan kekuatan
dari-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh Migran melalui
Program Community Economic Development di Desa Bondan
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu” sebagai syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sholawat dan salammarilah kita sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, Beliau pemberi syafa’at kelak dihari kiamat
kepada seluruh umat.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak motivasi,
bimbingan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,
ucapan terimakasih tersebut penulis tunjukkan kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D sebagai Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Ibu Hj. Roudhonah, M.A sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, sebagai Wakil Dekan III Bindang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Wati Nilamsari, M.Si. sebagai Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak Muhammad Hudri, M.A. sebagai Sekretaris Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A. sebagai dosen
pembimbing yang telah sabar, tulus, tekun dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberi bimbingan,
motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama penyusunan skripsi.
8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjalankan perkuliahan.
9. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
iv
memberikan fasilitas berupa buku-buku dan referensi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
10. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Raedi dan Ibu Nasiyah,
yang tak pernah lelah tak pernah letih selalu kau sebut aku
dalam do’a mu, setiap hari setiap waktu rela berkorban jiwa
dan raga dalam memberikan fasilitas kehidupan demi
keberlangsungan pendidikan dan kesuksesan puterinya. Atas
curahan cinta dan kasih sayang yang tiada putus, mengajarkan
penulis untuk selalu kuat, tabah dan tegas dalam menjalani
hidup sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga setiap
do’a dan pengorbanan mendapat balasan dari Allah SWT.
Amiiiin.
11. Ibu Rosita Tandos sebagai ketua Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan, yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian
skripsi ini, seluruh tim lokal CED Ibu Carini, Bunda Yuni dan
Kak Sarah yang selalu membantu dan selalu memberikan
arahan terkait dengan penelitian skripsi ini.
12. Seluruh peserta program Community Economic Development
(CED) Desa Bondan, yang telah meluangkan waktunya untuk
bersedia di wawancarai.
13. Kuwu Desa Bondan Bapak Marfu’, S.H yang telah
memberikan izin untuk penelitian skripsi di Desa Bondan ini
dan selalu memberikan motivasi kepada saya, tak lupa juga
para staf Desa Bondan yang telah membantu memberikan
informasi mengenai data Desa Bondan.
v
14. Saudara kembar saya Yuyun Yuneni, yang tak pernah bosan
mengantar dan membantu dalam kegiatan penelitian skripsi ini,
serta kakak-kakak penulis, keluarga Indramayu dan keluarga
Kampung Gunung yang selalu mendo’akan dan memberikan
fasilitas untuk menyelesaikan masa studi saya di UIN Syarif
Hidatullah Jakarta.
15. Sahabat terdekat penulis, Muhammad Cahya yang telah
banyak memberikan semangat, motivasi, dukungan dan
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
16. Sahabat penulis Risna Siti Rahmah yang telah memberikan
semangat serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dan
Neilla Dian Fitryana (FSH) terima kasih telah banyak
membantu dan memberi semangat.
17. Teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI) angkatan 2014, Daimatul Mawaddah, Syifa
Nurohmah, Syarifah Asmar, Ikrima Nur Alfi, Siti Maghfiroh,
Dwi Aryurini, Zia, Azhar Fuadi, Ahmad Rizal, Abdul Basyid
Nasution, Hendrian Julisna, Syahrullah dan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, sahabat dan teman-teman
seperjuangan, dan kaka kelas adik kelas semuanya yang telah
banyak memberikan semangat, dukungan, masukan dan
motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam penulisan
skripsi. Terimakasih atas dukungan dan doa yang telah
diberikan.
18. Teman-teman LDK Syahid UIN Jakarta.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis
miliki serta kesulitan dalam melaksanakan penelitian dan
penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.
Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarkatuh,
Ciputat, 5 April 2019
Penulis
Yuyun Yunena
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 9
1. Pembatasan Masalah ............................................... 9
2. Perumusan Masalah ................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 10
1. Tujuan Penelitian ................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ................................................. 10
D. Metodologi Penelitian ................................................... 11
1. Pendekatan Penelitian ............................................ 11
2. Jenis dan Sumber Data .......................................... 12
3. Teknik Keabsahan Data ......................................... 13
viii
4. Instrumen Penelitian .............................................. 15
5. Teknik Pengumpulan Data .................................... 15
E. Tinjauan Pustaka .......................................................... 20
F. Sistematika Penulisan .................................................. 24
BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................. 27
A. Pemberdayaan ................................................................. 27
1. Pengertian Pemberdayaan ..................................... 27
2. Prinsip-prinsip Pemberdayaan ............................... 29
3. Tujuan Pemberdayaan ........................................... 30
4. Proses-proses Pemberdayaan ................................. 31
B. Pemberdayaan Ekonomi ................................................. 32
C. Community Economic Development (CED) ................... 34
1. Pengertian Community Economic Development
(CED) .................................................................... 34
2. Tujuan Community Economic Development (CED)
............................................................................... 35
D. Ekonomi Keluarga ........................................................... 36
1. Pengertian Ekonomi Keluarga ............................... 36
2. Kemandirian Ekonomi Keluarga ........................... 39
E. Buruh Migran .................................................................. 40
1. Pengertian Buruh Migran ...................................... 40
2. Jenis-jenis Buruh ................................................... 41
ix
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN ...................... 45
A. Gambaran Umum Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan .................................................... 45
1. Sejarah ................................................................... 45
2. Objectivities ........................................................... 49
3. Outcomes ............................................................... 49
4. Outputs .................................................................. 50
5. Strengths ................................................................ 51
B. Gambaran Umum Desa Bondan .................................... 52
1. Demografi .............................................................. 52
2. Struktur Pemerintah Desa Bondan ........................ 56
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN ............. 58
A. Temuan ............................................................................. 58
1. Permasalahan yang dihadapi Mantan Pekerja Buruh
Migran di Desa Bondan ......................................... 59
2. Proses Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh Migran melalui Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
.......................................................................... .....66
3. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan .................... 73
B. Analisis Temuan Penelitian ............................................ 77
x
1. Proses Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh Migran melalui Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
........................................................................... ....77
2. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh Migran melalui Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
......................................................................... ....110
BAB V PENUTUP ................................................................... 120
A. Kesimpulan .................................................................... 120
B. Saran ............................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informan Program CED Desa Bondan .......................17
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ....................................................... 44
Tabel 3.1 Jenis Pekerjan / Mata Pencaharian .............................. 54
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan ..................................................... 55
Tabel 3.3 Struktur Pemerintah Desa Bondan .............................. 56
Tabel 3.4 Penempatan Tenaga Kerja Indonesia .......................... 57
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Terakhir Peserta CED ................. 60
Tabel 4.2 Daftar Negara Tujuan Peserta CED ............................ 65
Tabel 4.3 Tahap Perencanaan Pemberdayaan ............................. 84
Tabel 4.4 Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan ............................. 96
Tabel 4.5 Daftar Peserta Peminjam Mikro Kredit ...................... 99
Tabel 4.6 Tahap Pelembagaan Pemberdayaan .......................... 106
Tabel 4.7 Hasil Pemberdayaan ................................................. 117
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Desa Bondan ................................................... 52
DAFTAR SINGKATAN
BNP2TKI : Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia
CED : Community Economic Development
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
PAR : Participatory Action Research
TPPO : Tindak Pidana Perdagangan Orang
TKI : Tenaga Kerja Indonesia
TKW : Tenaga Kerja Wanita
SBMI : Serikat Buruh Migran Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat
Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Catatan Observasi
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
Lampiran 5 Transkip Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan kemiskinan yang tidak kunjung usai dan
sempitnya lapangan kerja di dalam negeri membuat
masyarakat tidak punya banyak pilihan untuk menyambung
hidupnya. Daya tarik kerja di luar negeri dengan penghasilan
tinggi mendorong tidak sedikit masyarakat Indonesia,
kebanyakan berpendidikan rendah, tergiur mengadu nasib ke
negeri seberang (Hakim, 2011:258).
Hasil ini sesuai dengan data BNP2TKI menyebutkan
setidaknya terdapat 78.966 tamat SMP dan 88.997 tamat SD
yang bekerja sebagai buruh migran (Sumber data: Pusat
Penelitian Pengembangan dan Informasi (PUSLITFO
BNP2TKI). Sektor yang banyak diminati para pekerja
Indonesia di luar negeri adalah sektor informal rendah atau
kerja kasar, antara lain buruh bangunan, pembantu rumah
tangga, pembantu restoran, dan baby sitter.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pekerja buruh
migran Taiwan yang bekerja di sektor domestic perawat lansia
mengatakan bahwa saat ini gaji perbulan bisa mencapai 9 juta,
jika megambil lembur dalam setiap tahun bertambah 4 juta,
sedangkan jika berkerja di dalam negeri sebagai pembantu
rumah tangga hanya berkisar 2 juta perbulan (Wawancara Ibu
2
E Buruh Migran Taiwan, 2018). Dari pernyataan Ibu E
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa penghasilan
bekerja di luar negeri memang sangat menggiurkan.
Indonesia adalah pemasok besar dalam migrasi
internasional. Berdasarkan data dari BNP2TKI mengenai
penempatan tenaga kerja Indonesia pada tahun 2016 dan 2017
(s.d November).
‘’Tercatat sejumlah 238.467 jiwa, yang didominasi
oleh pekerja perempuan dengan total 32.677 jiwa yang
mengalami kenaikan dibandingkan jumlah pekerja
buruh migran laki-laki yang mengalami penurunan
dengan total -10.468 jiwa , sedangkan penempatan
tenaga kerja Indonesia. berdasarkan Kab-Kota periode
2016 dan 2017 (s.d November) menunjukan bahwa:
Kabupaten Indramayu berada diurutan ke 2 dengan
total 16.027 yang bekerja sebagai buruh migran, dari
angka tersebut menunjukkan adanya jumlah
penempatan tahun 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan dengan tahun 2016”. (Sumber data:
Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi
(PUSLITFO BNP2TKI)).
Situasi buruh migran perempuan Indonesia
merefleksikan dilema perempuan, di satu sisi mereka harus
bekerja akibat tuntutan ekonomi, sementara di sisi lain,
pekerjaan yang tersedia untuk mereka dengan pendidikan yang
terbatas adalah jenis pekerjaan yang berisiko tinggi, penuh
eksploitasi, kekerasan, subordinasi dan diskriminasi.
Mayoritas buruh migran bekerja sebagai pekerja rumah tangga
dalam situasi yang terisolasi, sebagai entertainers atau pekerja
3
seks dalam pariwisata seperti di restoran dan hotel (Hakim,
2011:258).
Fenomena buruh migran telah menjadi pro-kontra
mulai dari pemberangkatan, penanganan hingga dampaknya.
Dampak negatif yang timbul antara lain upah rendah, upah
yang tidak dibayar, jam kerja yang terlalu lama dan pelecehan
seksual. Sementara dampak positifnya, yaitu peningkatan
pendapatan si pekerja dan keluarganya (Effendi, 2004:215).
Sepanjang 2016, Serikat Buruh Migran Indonesia
(SBMI) Indramayu mencatat terdapat 51 kasus buruh migran
asal Indramayu yang terjerat masalah di luar negeri. Mereka
terutama berada di kawasan Timur Tengah. Dari jumlah itu, 80
persen di antaranya menimpa buruh migran perempuan. Data
tersebut, artinya buruh migran perempuan asal Indramayu
sangat rentan mengalami masalah. Masalah yang dialami para
buruh migran perempuan tersebut di antaranya hilang kontak,
penipuan, overstay, interminit, kekerasan, dan dijual atau
menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
(Sumber Data: Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)
Kabupaten Indramayu).
Menurut yang dikutip Haris dalam buku (Abdullah,
2003:108) “ada beberapa kemungkinan kenapa pekerjaan
sektor domestik banyak diisi oleh kelompok wanita dari negara
berkembang termasuk Indonesia. Pertama, tingkat pendidikan
perempuan di negara-negara berkembang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan negara-negara maju. Kedua, perbedaan
4
tingkat ekonomi antara negara pengirim dengan negara
penerima, motivasi dan etos kerjanya berbeda sehingga ada
perbedaan perlakuan dalam memberikan nilai pertenaga kerja
wanita. Ketiga, adanya perbedaan distribusi kekuasaan dan
pengawasan sumber daya antara laki-laki dan wanita sehingga
wanita tidak memiliki pilihan yang lebih baik selain kembali
ke sektor domestik”.
Pendapatan para pekerja buruh migran perempuan
yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan pekerjaan yang
sama di dalam negeri, menjadikan buruh migran sebagai
sumber finansial keluarga mereka di kampung. Uang yang
mereka dapatkan ditransfer seperti untuk membangun rumah,
biaya pendidikan anak, ditabungkan, bahkan sebagai uang saku
suami mereka yang tidak bekerja serta untuk kebutuhan
lainnya, para perempuan tersebut memiliki peranan ekonomi
signifikan dalam keluarganya (Hakim, 2011:258).
Dengan gaji lumayan tinggi dibandingkan dengan
pekerjaan di dalam negeri, para pekerja buruh migran sanggup
memenuhi kebutuhannya hingga pada hal-hal yang kurang
dibutuhkan. Dengan kata lain, banyak para buruh migran
menjadi konsumtif. Dari penghasilan itu, mereka cukup
memiliki kekuasaan di dalam menentukan keputusan-
keputusan yang menyangkut keluarga (Daulay, 2001:102),
namun para pekerja seringkali masih menghadapi masalah
keuangan setelah kembali kerumah.
Namun, para pekerja sereingkali masih menghadapi
masalah keuangan setelah kembali kerumah. Kesulitan
5
keuangan ini dilanjutkan atau menjadi lebih rumit jika buruh
migran tidak bisa menemukan pekerjaan di Indonesia, suami
mereka bekerja dengan gaji minimal dan/atau keluarga mereka
tidak berhasil mengatur uang dengan baik. Akibatnya, situasi
ini menyebabkan siklus hidup dari seorang pekerja buruh
migran, dimana seorang wanita mungkin akan dipaksa untuk
kembali bermigrasi dan terus bekerja sebagai pekerja buruh
migran untuk memastikan stabilitas keuangan keluarganya
(Rosita Tandos, 2017: 2).
Oleh karena itu, perlunya kebutuhan memberdayakan
untuk mendukung mantan pekerja buruh migran yang kembali,
untuk mengatasi masalah keuangan setelah kembali pulang.
Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
kaum perempuan apalagi mantan buruh migran yang tidak lagi
bekerja, untuk membuat perempuan berdaya maka harus
adanya suatu ketrampilan khusus yang dimiliki setiap wanita.
Peluang yang sangat memungkinkan para wanita berkarir
adalah dalam bidang usaha, hal ini dapat terlihat dari
ketekunan, ketelitian, serta kesabaran wanita dalam melakukan
suatu kegiatan (Habibah, 2012:1).
Kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi
merupakan kondisi yang diharapkan demi tercapainya
kesejahteraan manusia seutuhnya, sehingga aspek ekonomi ini
sangat penting. Dalam al-Qur'an terdapat ajaran normatif
mengenai bagaimana seharusnya seorang muslim hidup di
muka bumi dalam kaitannya dengan pelaksanaan ibadah dan
6
mu'amalah-nya, ajaran tersebut termaktub dalam surat Al-
Jumu'ah ayat 10, sebagai berikut:
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (QS Al-Jumu’ah [62:10]). (AL-Qur’an
Online, 2018)
Dalam ayat ini, ditegaskan bahwa ibadah (sholat
Jum'at) harus segera ditunaikan ketika waktunya telah tiba, dan
semua aktifitas ekonomi harus ditinggalkan, begitu ibadah
selesai, manusia diperintahkan untuk segera bermu'amalah
kembali (mencari rejeki). Ini menunjukkan bahwa aktifitas
ekonomi diperintahkan oleh ajaran Islam, sebagaimana
diperintahkannya aktifitas ibadah. Begitu pentingnya
kewajiban urusan dunia dan kewajiban urusan akhirat,
sehingga manusia diharuskan mengerjakan kedua kewajiban
tersebut bersama-sama dan tidak terbebani atasnya.
Keseimbangan (equilibrium) antara ibadah dan mu'amalah
inilah yang selalu ditekankan oleh Islam (Abdullah, 2014:9).
Pemberdayaan masyarakat adalah proses
pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi
diri sendiri (James A. Christenson, dkk, 1989:215).
7
Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti meningkatkan
kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat.
Sementara itu menurut Ife dalam Isbandi melihat bahwa
pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan daya (power)
dari kelompok yang kurang beruntung (Rukminto Adi,
2013:206). Pemberdayaan masyarakat bukan hanya meliputi
penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya.
Kabupaten Indramayu sudah lama dikenal sebagai
daerah pengirim (sending area) buruh migran ke luar negeri,
dimana sebagian besar di antara mereka adalah buruh migran
perempuan. Gambaran tentang kondisi dan perkembangan
buruh migran di Indramayu menunjukkan peningkatan yang
sangat signifikan. Kondisi dan perkembangan buruh migran
perempuan di Indramayu sudah lama menjadi perhatian dan
keprihatinan banyak pihak. Indramayu merupakan wilayah
pengirim buruh migran terbesar kedua di Indonesia (Sumber
Data: Pusat Penelitian Pengembangan Dan Informasi
(PUSLITFO BNP2TKI)).
Desa Bondan sebagai salah satu desa yang berada di
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu juga
memiliki kompleksitas mantan pekerja buruh migran
perempuan yang mengalami permasalahan ekonomi.
Penanganan permasalahan ekonomi perlu dilakukan melalui
program-program pemberdayaan, sebagaimana
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui program
Community Economic Development (CED) sebagai kelompok
usaha yang berada di desa Bondan.
8
Salah satu fungsi program CED di desa Bondan adalah
untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat bagi anggota
kelompok atau ibu-ibu rumah tangga terutama mantan pekerja
buruh migran.
Pemberdayaan terhadap mantan pekerja buruh migran
masih sangat minim, hal ini bisa dilihat dari situs resmi
BNP2TKI mengenai pemberdayaan TKI Purna, dimana hanya
dilakukan pada kota-kota tertentu diantaranya yaitu
Yogyakarta, Jakarta, Pontianak dan Provinsi Banten.
Kelompok CED sebagai wadah untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat, telah membantu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat desa Bondan, khususnya mantan
pekerja buruh migran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang
timbul mengapa masyarakat lebih memilih untuk bekerja di
luar negeri dikarenakan: 1) masalah keuangan atau ekonomi
dalam rumah tangga, 2) bekerja diluar negeri mendapatkan
upah yang tinggi, 3) tingkat pendidikan yang rendah membuat
mereka tidak punya pilihan untuk memilih pekerjaan, dan 4)
tidak adanya pekerjaan setelah kembali dari luar negeri karena
sempitnya lapangan pekerjaan.
Untuk itu, Pemberdayaan ekonomi merupakan salah
satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi,
terutama mantan pekerja buruh migran. Sebagaimana program
CED yang hadir merespon segala permasalahan yang dihadapi
mantan pekerja buruh migran di Desa Bondan.
9
Program CED ini diharapakan dapat menjadi solusi
untuk masalah keuangan yang dialami oleh banyak mantan
pekerja buruh migran di Desa Bondan. Dimana mereka sangat
membutuhkan akan pendapatan alternatif ketika kembali
kekampung halaman.
Mengingat pentingnya penelitian mengenai
pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh migran, maka
peneliti bermaksud mengangkat sebuah judul skripsi dengan
judul ‘’PEMBERDAYAAN EKONOMI MANTAN
PEKERJA BURUH MIGRAN MELALUI PROGRAM
COMMUNITY ECONOMIC DEVELOPMENT (CED) DI
DESA BONDAN KECAMATAN SUKAGUMIWANG
KABUPATEN INDRAMAYU’’.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi pembahasan dan penelitian ini
dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa
Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten
Indramayu. Karena peneliti hanya ingin mengetahui proses
pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
mantan pekerja buruh migran.
2. Perumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah di atas maka peneliti,
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pemberdayaan ekonomi mantan
pekerja buruh migran melalui program Community
10
Economic Development (CED) di Desa Bondan
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu?
b. Bagaimana hasil pemberdayaan ekonomi mantan
pekerja buruh migran melalui program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang hendak diteliti, maka
adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan ekonomi
mantan pekerja buruh migran melalui CED di Desa
Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten
Indramayu
b. Untuk mengetahui hasil pemberdayaan ekonomi
mantan pekerja buruh migran melalui CED di Desa
Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten
Indramayu
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dalama penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu
dan wawasan peneliti mengenai materi yang dibahas
maupun metode yang digunakan dalam meneliti
khususnya keterlibatan masyarakat dalam upaya
mensejahterakan masyarakat desanya sendiri.
11
b. Menjadi sebuah acuan alternatif dalam pendekatan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
c. Menambah pengalaman penulis di bidang
pemberdayaan masyarakat, khususnya program CED.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian studi kasus ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan
dokumen (J. Meleong, 2008:9-10). Penelitian yang dengan
prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
Dijelaskan dalam Zuriah (2007:92) bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
memerlukan ketajaman analisis, objektifitas, sistematis dan
sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi,
sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi
penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau Gestalt.
Untuk metode pendekatan penelitiannya, penelitian
kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada
penggunaan metode studi kasus. Penelitian yang mendalam
dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan subyek penelitian, dimana penelitian dilakukan
secara detail dan mendalam mengenai program kegiatan
12
pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh migran
tersebut.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung
oleh pengumpul data dari responden atau objek
penelitian. Data primer ini dapat diperoleh melalui
wawancara dan observasi terhadap orang-orang yang
bersentuhan langsung dengan program pemberdayaan
ekonomi mantan pekerja buruh migran serta kepada
pemanfaat program dan kepada orang-orang yang
terlibat langsung dalam pelaksanaan program. Saat ini
jumlah peserta yang mengikuti program CED sebanyak
50 peserta.
b. Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung dari objek yang diteliti. Data sekunder
bisa juga disebut sebagai data tambahan. Data sekunder
yang penulis dapatkan berasal dari buku, majalah,
tinjauan pustaka, internet dan mading serta arsip-arsip
yang berhubungan dengan program pemberdayaan
ekonomi mantan buruh migran.
13
Adapun data sekundernya adalah berupa berita ataupun
liputan- liputan mengenai kegiatan serta profil umum
dari kelompok CED yang peneliti dapat dari Internet.
Selain itu juga beberapa buku yang terkait langsung
dengan penelitian ini. seperti, buku-buku teori
pemberdayaan, arsip-arsip, skripsi-skripsi, serta outline
hasil seminar yang terkait dengan kegiatan
pemberdayaan ekonomi.
3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2010: 324), kriteria keabsahan
data ada empat macam yaitu : (1) kepercayaan (kredibility),
(2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan
(depenability), (4) kepastian (konfirmability).
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik:
a. Kredibility (Kepercayaan)
Dalam teknik kredibility ini, peneliti menggunakan
teknik triangulasi, dimana triangulasi adalah teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang
telah ada. Teknik triangulasi, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
14
serempak (Sugiyono, 2018:241). Hal itu dapat dicapai
dengan jalan :
1) Membandingkan data hasil pengamatan di
lapangan dengan hasil wawancara para peserta
program CED.
2) Membandingkan keadaan dan pendapat dan
pandangan orang lain, misalkan peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh
peserta CED, dengan jawaban ketua program,
membandingkan jawaban dengan kepala Desa
Bondan mengenai Program CED.
3) Membandingkan hasil wawancara dan observasi
dengan dokumen yang sudah ada atau yang
tersedia baik dokumen dari program CED maupun
dokumen dari pemerintah Desa Bondan.
b. Depenability (Kebergantungan)
Dependability atau penelitian yang dapat dipercaya,
dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan
selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang
dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan
proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil
yang sama pula.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara
melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau
pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan
15
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana
peneliti mulai menentukan masalah, turun ke lapangan,
memilih sumber data, melaksanakan analisis data,
melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan
laporan hasil pengamatan (Sugiyono, 2010: 131).
4. Instrumen Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi
instrumen adalah penulis atau peneliti itu sendiri. Penulis
menjadi media yang membantu dalam pengolahan data dan
penganalisisan data melalui wawancara.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan
seluruh panca indera (melihat, mendengar, dan
merasakan) (Yulistiani, 2001:16) dan pencatatan secara
sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan
penelitian. yaitu dengan mengadakan pengamatan
langsung pada kelompok CED di Desa Bondan.
Adapun gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian
seperti aktifitas kelompok selama program berjalan.
Adapun jenis observasi yang digunakan adalah
observasi nonpartisipan yaitu penulis tidak terlibat
langsung dan hanya sebagai pengamat independen
terhadap objek (Basrowi & Suwandi, 2008:109).
Observasi dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan
16
data dengan mengamati dan mencatat untuk
mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Dalam
penelitian ini penulis datang ke lapangan tetapi tidak
intensif dalam kegiatan yang dilakukan kelompok
CED di Desa Bondan.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Dalam penelitian ini jenis wawancara
yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara
terstruktur, dimana penulis telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
peneliti mencatatnya (Sugiyono, 2014:138).
Dalam penelitian ini penulis akan mewawancarai
ketua Program CED, serta narasumber yang termasuk
dalam jajaran kelompok CED sebagai orang yang
bertanggung jawab langsung terhadap program, lalu
penulis akan mewawancarai peserta/pemanfaat yang
mengikuti program tersebut.
17
Tabel 1.1
Informan Program CED Desa Bondan
No
Informan
Jumlah
Alasan
Informasi yang
dicari
Metode
pengumpulan
data
1.
Ketua
Program
CED
1
Untuk mencari
informasi yang
lebih akurat dan
lengkap
mengenai
Program CED.
Latar belakang
dibentuknya
program CED,
pengelolaan
program CED
Wawancara
terstruktur, bebas,
observasi dan
dokumentasi.
2.
Tim lokal
Program
CED
1
Karena tim lokal
yang menetap di
Desa Bondan,
sebagai pemantau
jalannya program
CED.
Gambaran umum
mengenai program
CED, kegiatan
pemberdayaan apa
saja yang diberikan
kepada para
peserta Program
CED, dan apa saja
tugas sebagai tim
lokal.
Wawancara
terstruktur, bebas,
observasi dan
dokumentasi.
3.
Peserta
Program
CED
15
Dari ke 15
Peserta
diharapkan
mampu
menjawab dari
perumusan
masalah
penelitian.
Pelatihan apa saja
yang telah diikuti
dalam kegiatan
Program CED.
Wawancara
terstruktur, bebas,
observasi dan
dokumentasi.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan salah satu bentuk atau alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dokumen
merupakan sebuah catatan yang berisi pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang, pemerintah atau
18
lembaga sebagai data tertulis mengenai profil atau
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Dokumen
memiliki fungsi sebagai sumber data, bukti, informasi
alamiah, dan membuka kesempatan memperluas
pengetahuan terhadap yang diteliti (Sedarmayanti dan
Syarifudin, 2011:85).
Studi dokumen adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi
dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu
media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan
(Moleong 2008, 180).
Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan
peneliti dalam pengumpulan data adalah dokumen
Pemerintah Desa, dokumen BPS, serta dokumen dari
pihak Program CED Desa Bondan.
d. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan, analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
19
lain. Ada berbagai cara untuk menganalisa data, yakni
sebagai berikut:
1) Reduksi Data, yaitu merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono,
2010:92).
2) Penyajian Data, setelah data mengenai
Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migra melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan Indramayu
diperoleh, maka data tersebut disusun dan
disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar,
matrik, bagan dan lain sebagainya.
3) Penyimpulan, merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil
analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian. Dengan berpedoman
pada kajian penelitian (Gunawan, 2013:212).
e. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini terhitung mulai dari
bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2018.
Adapun pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan di
Desa Bondan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten
Indramayu-Jawa Barat.
f. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah orang yang dapat memberikan
20
informasi. Teknik yang digunakan untuk pemelihan
informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Dengan memilih orang
sebagai sampel yang benar-benar mengetahui atau
memiliki kompetensi dengan topik pilihan kita
(Nanang Martono,2011:79).
Konsep sampel dalam penelitian kualitatif
berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan
misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang
apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan mempermudah peneliti
menjelajahi objek/situasi yang diteliti (Sugiyono,
2009:54). Peneliti menggali dari pihak-pihak yang
terlibat dalam pemberdayaan ekonomi mantan pekerja
buruh migran melalui program CED yang ada di Desa
Bondan.
Sedangkan objek penelitiannya adalah proses
dan hasil dari Pemberdayaan Ekonomi Mantan
Pekerja Buruh Migran melalui Program Community
Economic Develpoment (CED) di Desa Bondan
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya
ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah
mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunya
21
judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti, berikut
adalah beberapa kajian skripsi yang telah penulis jadikan
sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi ini.
Kajian yang pertama yaitu judul kripsi Pemberdayaan
Ekonomi Nelayan Oleh Pt. Karya Masyarakat Mandiri
Dompet Dhuafa Di Desa Tanjung Pasir Kabupaten
Tangerang, yang ditulis oleh Amir Hamza Jurusan
Kesejahteraan Sosial , Tahun Lulus 2015. Dalam
penelitiannya skripsi ini membahas Pemberdayaan Ekonomi
Nelayan Oleh Pt. Kary Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa
Di Desa Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang. Persamaan
skripsi di atas dengan skripsi penulis yaitu sama-sama
menggunakan fokus atau kajian pemberdayaan ekonomi. Dan
perbedaanya terletak pada subyek dan obyeknya serta tempat
penelitiannya.
Skripsi di atas subyeknya adalah pengurus dan Mitra
Masyarakat Mandiri Dhompet Dhuafa yang menjadi
pendamping program Pemberdayaan Ekonomi Nelayan
Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang. Dan objeknya adalah
Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan oleh
Mintra Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa di Desa Tanjung
Pasir Kabupaten Tangerang. Sedangkan skripsi penulis
subyeknya adalah pengurus dan penerima program CED
Project, dan obyeknya adalah Pemberdayaan Ekonomi
Mantan Buruh Migran di Desa Bondan Kecamatan
Sukagumiwang Kabupaten Indramayu.
22
Kajian skripsi yang kedua yaitu skripsi dengan judul
Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba Usaha
Tangeran Kuat Sejahtera Melalui (Tks) Mart Penulis Ahmad
Septiawan Badawi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Tahun lulus 2016. Hasil penelitian skripsi ini disimpulkan
bahwa KSU Tangerang Kuat Sejahtera cukup membantu
ekonomi anggota dengan adanya kegiatan-kegiatan yang bisa
membantu memenuhi kebutuhannya walau tidak banyak, akan
tetapi kegiatan-kegiatan tersebut terkendala oleh faktor-faktor
yang menghambatnya membuat kegiatan atau program yang
sedang berjalan tidak efektif.
Persamaan dari skripsi ini adalah pada focus kajian nya
yaitu tentang pemberdayaan ekonomi sedangkan,
perbedaannya terletak pada subyek dan obyek, serta lokasi
penelitian.
Kajian skrispi yang ketiga yaitu skripsi milik Khairul
Anam dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di
Komunitas Eco Business Indonesia Kelurahan Kedaung
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi
masyarakat di Komunitas Eco Business Indonesia Kelurahan
Kedaung Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan
adalah untuk mengupayakan masyarakat agar produktif,
kreatif bersumber dari lingkungan sekitar dalam
mengembangkan kehidupannya secara tanggung jawab
terhadap masalah sosial khususnya sampah yang mereka
hadapi.
23
Persamaan dari skripsi ini adalah pada focus kajian nya
yaitu tentang pemberdayaan ekonomi sedangkan,
perbedaannya terletak pada subyek dan obyek, serta lokasi
penelitian.
Kajian skripsi yang ke empat yaitu skripsi yang ditulis
oleh Anfal Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta lulusan tahun 2015 dengan judul skripsi
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok
Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug
Kota Tangerang.
Peneliti membahas tentang penanganan permasalahan
kemiskinan Keluarga di Indonesia, pemerintah telah
merancang suatu proyek yang diharapkan dapat lebih
menjamin keberlanjutan, selain itu pula banyak Lembaga
Suadaya Masyarakat yang bermunculan guna
mensejahterakan masyarakat yang lebih mandiri salah satunya
adalah dengan adanya wirausaha pembuatan assesoris yang
dijalankan oleh ibu-ibu rumah tangga, yaitu pemberdayaan
masyarakat melalui pembuatan assesoris.
Selanjutnya kajian skripsi yang kelima yaitu skripsi
dengan judul Peran pengusaha pembuatan tempe dalam
pemberdayaan masyarakat: Studi kasus di RT 16 RW 09
Kelurahan Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan yang ditulis
oleh Nurmah Mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
24
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta lulus
tahun 2013.
Dalam skripsi ini penulis membahas bahwa
pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha pembuatan
tempe terhadap para pekerja atau pengrajin tempe mereka
mendapatkan ilmu serta keretampilan dalam pembuatan
tempe, mereka mendapatkan pekerjaan menjadi pengrajin
tempe dan mendapatkan upah atau pendapatan sehingga
tingkat perekonomian mereka menjadi bertambah.
Penemuan penelitian pada usaha pembuatan tempe
dalam memberdayakan masyarakat yaitu kebanyakan para
pekerja atau pengrajin tempe di rekrut atau diambil dari
kampung halaman pengusaha pembuatan tempe yaitu dari
pekalongan dan mereka sudah saling kenal sebelumnya. Para
pengrajin tempe hanya lulusan SD dan SMP mereka tidak
menamatkan pendidikan. Alasan mereka menjadi pengrajin
tempe karena untuk mencari pekerjaan di Jakarta sulit karena
mereka tidak memiliki ijazah.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu
tentang pendahuluan, kerangka teori, metode penelitian,
temuan dan analisis, dan penutup. Berdasarkan sistematika
penulisan, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
25
penelitian, metodelogi penelitian, kajian pustaka,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis mencakup aspek-aspek sebagai
berikut:
Pemberdayaan: Pengertian Pemberdayaan,
Strategi Pemberdayaan, Tujuan Pemberdayaan,
Tahap-Tahap Pemberdayaan, Konsep
Pemberdayaan, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan.
Pemberdayaan Ekonomi: Pengertian Ekonomi,
Pemberdayaan Ekonomi.
Community Economic Development (CED) :
Pengertian dan Tujuan Community Economic
Development (CED).
Kemandirian Ekonomi Keluarga: Meningkatkan
Produktivitas Pendapatan dalam Keluarga,
Perlunya Kesadaran untuk Menabung, Menentukan
Prioritas Kebutuhan, Optimis.
BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM CED
Memaparkan mengenai Gambaran Umum
Community Economic Development (CED) dan
Gambaran Umum Desa Bondan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Temuan dan analisis mengenai bagaimana proses,
dan hasil pemberdayaan ekonomi mantan pekerja
buruh migran melalui program Community
Economic Development (CED) Di Desa Bondan
26
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu.
BAB V PENUTUP
Pada Bab ini akan membahas kesimpulan dan saran
dari hasil penelitian yang diperoleh dan akan
dijelaskan secara konkrit yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kelompok CED buruh migran pada
khususnya dan pada umumnya masyarakat luas.
27
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan
daya (empowerment) atau penguatan (strengthening)
kepada masyarakat. Keberdayaan masyarakat oleh
Sumodiningrat dalam buku Totok Mardikanto diartikan
sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan
masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat
yang bersangkutan (Totok & Poerwoko, 2013:26).
Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai
upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu,
kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol
lingkungannya sehingga dapat memenuhi keinginannya,
termasuk aksesibilitasnya terhadap sumberdaya yang
terkait dengan pekerjaannya, aktivitas sosialnya, dll.
(Totok & Poerwoko, 2013:28).
Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan
sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat
(miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan
pendapat dan atau kebutuhan pilihan-pilihannya,
berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola
28
kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat
(accountable) demi perbaikan kehidupannya.
Dalam pengertian di atas, pemberdayaan
mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan
setiap individu dan masyarakat baik antara lain dalam arti
(Totok & Poerwoko, 2013:28):
a. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan;
b. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan
kesehatan);
c. Kemerdekaan dari segala bentuk pendindasan;
d. Terjaminnya keamanan;
e. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa
takut dan kekhawatiran.
Sementara itu, menurut Ife dalam Isbandi melihat
pemberdayaan sebagai “upaya untuk meningkatkan daya
(power) dari kelompok yang kurang beruntung
(disadvantaged)”. (Rukminto Adi, 2013:206-207).
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan memiliki
makna dorongan atau motivasi, bimbingan, atau
pendampingan dalam meningkatkan kemampuan individu
atau masyarakat secara mandiri (M. Anwas, 2013:50).
Dengan demikian dapat diringkas bahwa, pemberdayaan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
(miskin, marjinal, terpinggirkan) yang tidak berdaya
menjadi masyarakat yang berdaya.
29
2. Prinsip-prinsip Pemberdayaan
Setiap penyuluh atau fasilitator dalam
melaksanakan kegiatan harus berpegang teguh pada
prinsip-prinsip pemberdayaan. Dalam Totok & Poerwoko
(2013:105) Pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Mengerjakan, artinya, kegiatan pemberdayaan harus
sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk
mengerjakan/menerapkan sesuatu. Karena melalui
proses mengerkan meraka akan melalui proses belajar
baik menggunkaan pikiran, perasaa, dan
ketrampilannya, sehingga akan terus diingat dalam
jangka waktu yang lama.
b. Akibat, artinya, kegiatan pembedayaan haus
memberikan akibat atau pengaruh yang baik ata
bermanfaat, karena perasaan senang/puas atau tidak
senanag/kecewa akan mempengaruhi semangatnya
untuk mengikuti kegiatan pembedayaan dimasa
mendatang.
c. Asosiasi, artinya, kegiatan pemberdayaan harus
dikaitkan dengan kegiatan lainnya. Sebab, setiap orang
cenderung untukmengaitkan atau menghubungkan
kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang
lainnya.
30
Lebih lanjut, Dahama dan Bhatnagar dalam Totok
& Poerwoko (2013:106-108) menjelaskan beberapa prinsip
pemberdayaan yang lain, diantaranya yaitu:
a. Minat dan kebutuhan
b. Oragnisasi masyarakat bawah
c. Keragaman budaya
d. Perubahan budaya
e. Kerjasama dan partisipasi
f. Demokrasi dalam penerapan ilmu
g. Belajar sambil bekerja
h. Penggunaan metoda yang sesuai
i. Kepemimpinan
j. Spesialis yang terlatih
k. Segenap keluarga
l. Kepuasan
3. Tujuan Pemberdayaan
Dalam buku Totok & Poerwoko (2013:111-112)
tujuan dari pemberdayaan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Perbaikan pendidikan (better education)
b. Perbaikan aksesibilitas (better accessibility)
c. Perbaikan tindakan (better action)
d. Perbaikan kelembagaan (better institution)
e. Perbaikan usaha (better business)
f. Perbaikan pendapatan (better income)
g. Perbaikan lingkungan (better environment)
31
h. Perbaikan kehidupan (better living)
i. Perbaikan masyarakat (better community)
4. Proses-proses Pemberdayaan
Menurut Tantan Hermansah (2016:47-48),
terdapat empat tahapan yang wajib dilalui dalam proses
pemberdayaan, antara lain yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, partisipasi masyarakat “dapat dilihat,
pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam
musyawarah penentuan program, indentifikasi
masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, “anggota masyarakat ikut
serta dalam pelaksanaan program yang telah
direncanakan sebelumnya”.
c. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahap ini “partisipasi anggota masyarakat ikut
serta dalam merumuskan keberlanjutan atau
pelembagaan program. Langkah partisipasinya seperti
membuat model pendanaan program, penguatan
lembaga dan pengkaderan anggota asyarakat sebagai
penguatan SDM bagi program tersebut”.
d. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap ini masyarakat ikut serta mengawasi
pelaksanaan program. Pengawasan ini sangat penting
agar program memiliki kinerja yang baik secara
administratif maupun subtantif.
32
B. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari
tiga sisi (Mubyanto, 1998:28-29), yaitu:
a. Menciptakan keadaan yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang.
b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat
untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.
c. Mengembangkan ekonomi rakyat juga memiliki arti
melindungi rakyat dan mencegah terjadinya persaingan
yang tidak seimbang.
Sejalan dengan pengertian di atas jika dikomparasikan
dari berbagai tulisan Sumodiningrat konsep pemberdayaan
ekonomi dapat dikemukakan sebagai berikut (Harahap,
2012:86-87):
a. Perekonomian rakyat adalah perekonomian
diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian
diselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonomian
nasional yang berakar pada potensi dan kekuasaan
masyarakat secara luas untuk menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri.
b. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk
menjadikan ekonomi kuat, besar, modern, dan berdaya
saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena
kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala
struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus
dilakukan melalui perubahan struktural. Perubahan
33
struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke
ekonomi kuat, dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar,
dari ketergantungan ke kemandirian.
c. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan
peningkatan produktivitas, memberikan kesempatan
berusaha yang sama, dan hanya memberikan suntikan
modal sebagai stimulan, tetapi harus dijamin adanya
kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju.
dengan yang masih lemah dan belum berkembang.
d. Kebijakannya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat
adalah pemberian peluang atau akses yang lebih besar
kepada aset produksi (khususnya modal), memperkuat
posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat,
pelayanan pendidikan dan kesehatan, penguatan industri
kecil, mendorong munculnya wirausaha baru, dan
pemerataan spasial.
e. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (1)
peningkatan akses bantuan modal usaha; (2) peningkatan
akses pengembangan SDM; dan (3) peningkatan akses ke
sarana dan prasarana yang mendukung langsung sosial
ekonomi masyarakat lokal.
Dari lima butir pokok mengenai konsep pemberdayaan
masyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak cukup hanya dengan
pemberian modal bergulir, tetapi juga harus ada penguatan
kelembagaan ekonomi masyarakat, penguatan sumberdaya
34
manusianya, penyediaan prasarananya, dan penguatan posisi
tawarnya; (2) pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju
ekonomi rakyat yang kokoh, modern, efisien; dan (3)
pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak dapat
dilakukan melalui pendekatan individu, melainkan harus
melalui pendekatan kelompok.
C. Community Economic Development (CED)
1. Pengertian Community Economic Development (CED)
Community Economic Development atau disingkat
CED (Pengembangan Ekonomi Masyarakat) merupakan
strategi utama pengembangan masyarakat tetapi tidak
semata-mata merespon kemerosotan ekonomi lokal dan
lemahnya harapan merevitalisasi dari luar, baik dari pasar
swasta melalui investasi maupun dari dukungan program-
program pemerintah (Eric, Shragge, 2013:78).
Inisiatif-inisiatif yang menonjolkan kepemimpinan
organisasi-organisasi masyarakat dan relasi-relasi
pendampingan dengan aktor-aktor lokal (seperti sektor
swasta, serikat-serikat, lembaga-lembaga lokal, dan
pemerintah) telah dirancang untuk menciptakan opsi-opsi
ekonomi baru bagi penyediaan pekerjaan, pelayanan-
pelayanan, atau infrastuktur.
Melalui proses ini, organisasi-organisasi masyarakat
telah menjadi aktor dalam proses pengembangan ekonomi.
Praktik-praktik ini bervariasi termasuk promosi perusahaan
berskala kecil yang mempekerjakan orang-orang yang
35
menghadapi pengangguran jangka panjang, meminjam
dana guna menyokong inisiatif-inisitaif CED, dan
merencanakan inisiatif-inisiatif yang mempropmosikan
pengembangan ekonomi lokal.
Praktik-praktik baru ini termasuk inisiatif-inisiatif
ekonomi, seperti keahlian yang diperoleh melalui pelatihan
dan program-program penciptaan lapangan pekerjaan.
Membedakan definisi-definisi praktik CED berarti
merefleksikan perbedaan-perbedaan dalam nilai-nilai dan
analisis-analisis yang fundamental.
Michael Swack beralasan bahwa pemikiran CED
adalah memperkuat kapasitas lokal untuk memobilisasi
sumber dan menggunakan ini semua untuk membangun
basis ekonomi yang kuat bagi masyarakat. CED berusaha
merubah struktur ekonomi masyarakat dan membangun
institusi ekonomi yang permanen. Karena itu, CED dapat
memiliki kontrol yang lebih besar atas sumber-sumber
lokal. Strategi yang diinisiasi oleh orang ini berusaha untuk
mengembangkan ekonomi masyarakat, regional, atau
negara guna bermanfaat bagi penduduknya. CED adalah
suatu intervensi terencana dan sistematis untuk
mempromosikan kemandirian ekonomi (Eric, Shragge,
2013:79).
2. Tujuan Community Economic Development (CED)
36
Salah satu tujuan utama CED adalah membantu para
konsumer agar menjadi produser, para pengguna agar
menjadi penyedia, dan para pekerja agar menjadi pemilik
perusahaan.
CED memanfaatkan metode-metode kewirausahaan
yang sama dengan metode-metode yang digunakan oleh
bisnis-bisnis tradisional dalam sektor swasta untuk
mengembangkan efisiensi produktif dan dunia usaha serta
perusahaan yang untung namun terlaksana dalam konteks
sebuah komunitas sosial, budaya, dan nilai-nilai politik.
Selain itu CED juga bertujuan untuk menemukan
cara-cara guna merevitalisasi ekonomi lokal, mengurangi
kemiskinan melalui pelatihan dan penciptaaan lapangan
kerja, serta melibatkan penduduk dan aktor-aktor lokal
dalam proses-prosesnya (Eric, Shragge, 2013:81).
D. Ekonomi Keluarga
1. Pengertian Ekonomi Keluarga
Untuk dapat memahami dengan baik dan mendasar
tentang ekonomi keluarga, maka penulis memisahkan dua
kata tersebut untuk kemudian menguraikannya secara
terperinci. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu “oikonomia” kata ini terdiri dari dua kata yaitu oikos
dan nomos.
37
Oikos yang berarti sesuatu yang berhubungan
dengan rumah tangga, sedangkan nomos berarti undang-
undang atau peraturan. Pengertian oikos berkembang
menjadi keluarga, desa, kota, bangsa, dan dunia. Sementara
nomos juga berkembang menjadi segala upaya dan tindak
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya (Abbas,
2009:1).
Dengan demikian kata ekonomi berarti segala daya
upaya dan tindakan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya terhadap barang dan jasa baik dalam
skala keluarga, desa, kota, bangsa dan atau dunia.
Para ahli ekonomi telah banyak memberikan
berbagai macam definisi ilmu ekonomi, dan tidak jarang
pula berbeda satu sama lain terutama dari segi
pandangannya, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh
Adam Smith yang mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai
suatu ilmu yang menyelidiki tentang sifat-sifat dan sebab
muasab kemakmuran. Sedangkan menurut Lipsey et all
sendiri mengatakan ilmu ekonomi adalah suatu studi
tentang pemanfaatan sumberdaya yang langka guna
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas
(Nuryadi, dkk, 2013:1).
38
Dari Berbagai pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa ekonomi adalah segala daya upaya dan
tindakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya terhadap barang dan jasa maupun pemanfaatan
sumberdaya yang langka guna memenuhi kebutuhan
hidupnya yang tidak terbatas. Sedangkan pengertian
keluarga menurut Mudrock yang menguraikan bahwa
keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki
karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi
dan terjadi proses reproduksi (Lestari, 2012:3).
Definisi lain keluarga ialah kelompok yang ada
hubungan darah atau perkawinan, orang-orang yang
termasuk keluarga adalah ibu, ayah, dan anak-anaknya
(Setiono, 2011:7).
Jika demikian, yang dimaksud ekonomi keluarga
adalah segala upaya dan tindakan yang dilakukan oleh
sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Persoalan ekonomi sering menjadi salah satu pemicu
ketidak harmonisan keluarga. Walaupun demikian,
persoalan pokoknya bukanlah pada besaran pendapatan
keluarga. Pengelolaan keuangan merupakan pokok dari
persoalan ekonomi, keseimbangan antara pendapatan dan
belanja keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama
(Lestari, 2012:14).
39
Untuk memenuhi kebutuhan suatu keluarga,
manusia diharuskan melakukan aktivitas kerja. Seperti
yang dilakukan oleh kelompok mantan pekerja buruh
migran di Desa Bondan yang memang berinisiatif untuk
mendapatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dengan
harapan tidak lagi menjadi pekerja buruh migran.
2. Kemandirian Ekonomi Keluarga
Dalam jurnal Romdhoni (2014:217-218), berikut
ini adalah upaya yang harus dilakukan untuk kemandirian
ekonomi keluarga:
a. Meningkatkan Produktivitas pendapatan dalam
keluarga, ini harus dilakukan, karena perkembangan
gaya hidup masyarakat membuat jenis kebutuhan dan
biaya hidup juga naik.
b. Perlunya kesadaran untuk menabung, dalam persaingan
hidup yang super ketat seperti sekarang ini, setiap
keluarga harus memiliki biaya cadangan untuk
menjawab kebutuhan yang tidak terduga.
c. Menentukan prioritas kebutuhan, banyak orang yang
gagal, karena tidak berhasil memilih mana yang
terpenting dan harus lebih dahulu diselesaikan.
d. Optimis, tetap berprasangka baik dan yakin bahwa
masa-masa sukses akan menghampiri kita, dalam
kondisi sulit kita tidak boleh menyerah.
Apabila empat langkah di atas menjadi prinsip kita
dalam membangun kemandirian ekonomi keluarga, berarti
satu keluarga di negara Indonesia telah hidup dengan sehat
40
dan berdiri di atas sokongan ekonominya sendiri. Dia tidak
menjadi beban orang lain.
Bayangkan kalau mayoritas keluarga di Indonesia
mampu menanggung biaya kebutuhan keluarga sehari-hari,
tanpa melahirkan kecurangan dalam menjalani hidup di
masyarakat. Tentu ketimpangan-ketimpangan yang kita
saksikan di sekitar kita akan segera hilang.
E. Buruh Migran
1. Pengertian Buruh Migran
Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan
dipadankannya istilah pekerja dengan buruh merupakan
kompromi setelah dalam kurun waktu yang amat panjang
dua istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh
masyarakat (Budiono, 2009:5).
Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Pasal 1 pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna mengahsilkan barang dan jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Sedangkan
pemberi kerja adalah perorangan, pengusaha badan hukum
atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja
dengan membayar upah atu imbalan dalam bentuk lain.
Sedangkan pengertian buruh migran menurut
Wickramasekera (2002:2), mengacu kepada Konvensi ILO
pada Buruh Migran tahun 1949, (No.97) pada Article 11,
41
buruh migran adalah orang yang bermigrasi dari satu
negara ke negara lain untuk tujuan bekerja. Menurut
Departemen Sosial, definisi buruh migran (Indonesia)
adalah orang yang berpindah ke daerah lain, baik di dalam
maupun ke luar negeri (legal maupun illegal), untuk
bekerja dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan UU No. 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri pasal 1 ayat 1, definisi Tenaga Kerja Indonesia
yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap
warganegara Indonesia yang memenuhi syarat untuk
bekerja di luar negeri dalam hubungankerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah.
2. Jenis-jenis Buruh
Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain
yang mempunyai suatu usaha kemudian mendapatkan upah
atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Upah
biasanya diberikan secara harian maupun bulanan
tergantung dari hasil kesepakatan yang telah disetujui.
Buruh terdiri dari berbagai macam (Budiono, 2009:29),
yaitu:
a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan
hari masuk kerja
b. Buruh Kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya
karena tidak mempunyai keahlian dibidang tertentu
c. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada
musim- musim tertentu (misalnya buruh tebang tebu)
42
d. Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik
e. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan
f. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja
di kebun atau di sawah orang lain.
F. Kerangka Berfikir
Community Economic Development (CED) merupakan
strategi utama dalam pengembangan masyarakat. Salah satu
tujuan utamanya ialah untuk mengurangi kemiskinan melalui
pelatihan-pelatihan dan penciptaan lapangan kerja, serta
melibatkan penduduk dan aktor-aktor lokal dalam prosesnya.
Agar dapat melihat program pemberdayaan berjalan
baik atau tidak, maka kita harus melihatnya melalui tahap-
tahap yang harus dilalui dalam proses pemberdayaan.
Tahap Perencanaan: tahap perencaaan pemberdayaan
ekonomi yang dilakukan melalui program Community
Economic Development (CED) ialah dengan melakukan
sosialisasi, musyawarah penentuan program, mengidentifikasi
masalah, serta membuat formula kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Tahap Pelaksanaan: Pada tahap pelaksanaan,
masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program
pemberdayaan ekonomi melalui program Community
Economic Development (CED) yang ada di Desa Bondan.
Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan diikuti secara seksama
dan cermat.
43
Tahap Pelembagaan: tahap ini dibutuhkan partisipasi
masyarakat dalam merumusakan keberlanjutan program
Community Economic Development (CED).
Tahap Monitoring dan Evalusi: pada tahap ini kegiatan
program CED selanjutnya akan dipantau oleh tim kerja. Tahap
ini menjadi penting agar program pemberdayaan dapat
memiliki kinerja yang baik secara administratif maupun
subtantif.
Setelah melihat tahapan pemberdayaan ekonomi
melalui program Community Economic Development (CED),
selanjutnya adalah melihat hasil dari pemberdayaan itu sendiri.
Dalam hal ini kemandirian ekonomi keluarga menjadi point
penting dari hasil pemberdayaan yang dilakukan melalui
program CED.
Meningkatkan produktivitas pendapatan dalam
keluarga, mampu menghasilkan pendapatan dari program yang
telah dilaksanakan.
Perlunya kesadaran untuk menabung, setelah
mengikuti kegiatan pemberdayaan melalui program CED
diharapakan mampu untuk menambung penghasilan yang
didapat.
Menentukan prioritas kebutuhan, karena kebutuhan
rumah tangga sangatlah banyak, maka diharapakan untuk dapat
menentukan kebutuhan yang terpenting dan harus dahulu
diselesaikan.
44
Optimis, diharapkan melalui program CED mampu
menjadikan masyarakat lebih optimis dan yakin. Setidaknya
optimis bahwa untuk dapat menghasilkan uang tidak harus
bekerja di luar negeri.
Tabel 2.1
Kerangka Berfikir
Pemberdayaan Ekonomi melalui Program
Community Economic Development (CED)
45
Proses
Pemberdayaan
Hasil
Pemberdayan
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pelembagaan
4. Tahap Monitoring dan
Evaluasi
1. Meningkatkan
produktivitas pendapatan
dalam keluarga
2. Perlunya kesadaran untuk
menabung
3. Menentukan prioritas
kebutuhan
4. Optimis
Meningkatkan perekonomian keluarga dan
menjadi masyarakat yang mandiri
46
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan
1. Sejarah
CED adalah “Pengembangan Ekonomi
Masyarakat: Memberikan Pelatihan dan Micro Credits
Program untuk Mantan Buruh Migran Perempuan”
dilakukan di Desa Bondan Kabupaten Indramayu Provinsi
Jawa Barat. Daerah ini dikenal sebagai sumber utama
buruh migran perempuan di Indonesia (Rosita Tandos,
2017:4).
CED diusulkan berdasarkan rekomendasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Rosita Tandos (Alumni
Australia Development Scholarship), dan bertujuan untuk
mengeksplorasi kehidupan pekerja rumah tangga migran
perempuan meliputi: faktor yang mempengaruhi
pekerjaann rumah tangga transnasional, masalah yang
mereka hadapi, dan mimpi yang mereka miliki.
Selama proses pengumpulan data, partisipan
perempuan memiliki kesempatan untuk meningkatkan
suara mereka tentang masalah ini, mengungkapkan
kebutuhan mereka, dan solusi yang diusulkan dari masalah
yang telah diidentifikasi.
47
Dari hasil penelitian, terdapat lima isu utama, yaitu:
1) Isu-isu yang terkait kehidupan buruh migran perempuan,
khususnya yang berkaitan dengan masalah keuangan; 2)
Kebutuhan akan pendapatan alternatif ketika kembali
kekampunng halaman; 3) Kurangnya pendidikan dan
ketrampilan; 4) Sebuah harapan untuk dapat hidup dengan
keluarga-tidak harus bermigrasi dan bekerja di luar negeri;
dan 5) Untuk memiliki kehidupan masa depan yang lebih
baik, terutama untuk anak-anak mereka. Kemudian,
partisipan menyebutkan pulan tentang perlunya memiliki
bisnis untuk membantu mengatasi kondisi ekonomi yang
menyedihkan.
Oleh karena itu, program CED dapat dianggap
sebagai bentuk dari aksi penelitian yang telah dilakukan.
Adapun, CED ini telah diselenggarakan sebagai program
satu tahun (September 2015-Agustus 2016) dengan
sponsorship dari Alumni Grant Scheme (AGS), dan akan
dilanjutkan atau dikelola oleh CED tim dan didukung oleh
“Paguyuban TKW Indramayu” (Organisasi Berbasis
Masyarakat informasi yang didirikan ketika pelaksanaan
CED). Anggota organisasi ini adalah peserta program dan
anggota masyarakat lainnya.
48
Hingga November 2016, CED memberikan
program pelatihan untuk mengembangkan pembangunan
kapasitas yang dihadiri sekitar 250 peserta. Pelatihan
termasuk sesi untuk meningkatkan pengetahuan
kewirausahaan dan keterampilan untuk membuat berbagai
produk lokal seperti kuliner (makanan tradisional dan
makanan ringan), souvenir, membuat batik dan
keterampilan lainnya (membuka usaha penjahit dan salon
kecantikan, dan membuat boneka).
Untuk periode September 2015-2016 November,
program kredit micro telah didistribusikan kepada 160
peserta yang tinggal di desa, atau mereka yang
memutuskan berhenti bekerja diluar negeri. Pinjaman atau
kredit micro yang disediakan untuk individu atau
kelompok untuk menjalankan bisnis atau memiliki industri
rumahan. Dana tersebut disalurkan pertama untuk 40
perempuan (September 2015) yang harus dibayarkan
kembali setiap minggunya.
Kedua program (training dan kredit micro)
bertujuan untuk memberdayakan dan mendukung burh
migran untuk mengatasi masalah apapun setelah kembali
pulang dari bekerja di luar negeri. Para peserta yang tinggal
di Desa Bondan menyarankan bahwa lembaga pemerintah
dan lainnya diharapkan untuk memberikan kepada mereka
pengetahuan, keterampilan dan modal (dana) untuk
membuka bisnis baru.
49
Oleh karena itu, program seperti pengembangan
ekonomi masyarakat diusulkan sebagai solusi untuk
masalah yang dihadapi setelah kembali dari bekerja di luar
negeri khususnya masalah keuangan. Program CED tidak
hanya bisa menyediakan dana yang bisa dipinjam, tetapi
juga membantu para perempuan untuk mengembangkan
pengetahuan tentang kewirausahaan dan manajemen usaha
kecil. Program tersebut dimaksudkan untuk
mengembangkan motivasi, kepemimpinan perempuan dan
kerja sama tim untuk saling mendukung. Program ini juga
menekankan bahwa keberhasilan peserta program dapat
ditransfer dan direplikasi dengan yang lainnya yang
memiliki masalah yang serupa di Desa Bondan atau
tempat-tempat lainnya.
Peserta program mikro kredit membayar pula ekstra
fee sebagai program saving (sekitar 10% dari pinjaman).
Dana ini digunakan untuk menjaga kesinambungan
program, mengantisipasi kondisi yang tidak terduga,
seperti adanya peserta yang tidak bisa membayar pinjaman
tepat waktu. Selain itu tabungan juga digunakan untuk
mempekerjakan staf lokal yang bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mengelola pembayaran mikro kredit,
dan mengembangkan program tambahan.
50
2. Objectives
Program Pembangunan Ekonomi Masyarakat
(CED) di Desa Bondan memiliki dua tujuan utama (Rosita
Tandos, 2017:8), yaitu:
a. Untuk meningkatkan kemampuan partisipan dengan
program, pelatihan enterpreneurship sehingga para
peserta dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam menjalankan
usaha kecil dan/atau memiliki industri rumahan. Selain
itu ada kesempatan bagi para peserta (yang baru dan
lama) untuk belajar dan berbagi kesuksesan satu sama
lain.
b. Untuk meningkatkan kontribusi perempuan untuk
mengubah kondisi ekonomi keluarga mereka.
Setiap tahap CED dimulai dengan sesi pelatihan
yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas
perempuan sebagai pengguna program utama ini.
Kemudian mereka diberikan untuk membuka bisnis yang
akan dikerjakan sendiri atau dalam satu tim (yang terdiri
dari 3-5 orang) dalam hal ini, jumlah pinjaman kelompok
dikalikan dengan jumlah orang dalam kelompok.
3. Outcomes
Program CED memiliki hasil yang diiginkan
(outocomes) untuk jangka pendek dan jangka menengah,
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
51
a. Untuk meningkatkan kepemimpinan peserta, motivasi,
dan pengetahuan tentang bagaimana menjalankan
bisnis kecil yang efektif, dan bekerja secara individual
dan tim dalam menangani masalah sehari-hari.
b. Untuk mengubah perspektif dan perilaku peserta
sehingga mereka bisa melihat diri mereka sebagai ahli,
mitra, dan agen perubahan dalam mengatasi masalah
yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari
setelah bekerja diluar negeri.
c. Untuk meningkatkan pendapatan individu dan keluarga
melalui kredit mikro yang digunakan untuk
menjalankan bisnis kecil atau industri rumahan.
d. Untuk mengusulkan beberapa strategi untuk melakukan
pembangunan ekonomi masyarakat dari proyek yang
mungkin bisa dilakukan ke tempat lain dengan
menyebarkan pencapaian proyek melalui publikasi.
Program ini juga dimaksudkan untuk memberikan
rekomendasi untuk perubahan kebijakan dan program.
4. Outputs
CED Project memiliki output dari proyek (Rosita
Tandos, 2017:10):
a. Pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dari mantan pekerja rumah tangga migran
perempuan di awal dan mengembangkan bisnis baru
atau industri rumahan. Pada putaran terakhir Balqis
Foundation turut berpartisipasi mendukung
52
pelaksanaan training, yaitu NGO yang juga diketuai
oleh Rosita Tandos sebagai Direktur Eksekutif.
b. Mendistribusikan mikro kredit bagi mereka yang
bersedia untuk memiliki usaha sendiri atau industri
rumahan.
c. Program tambahan (bahasa inggris untuk masyarakat)
telah dikemabangkan dari proyek dengan kemitraan
oraganisasi pemuda (Karang Taruna) di Desa Bondan.
d. Membentuk sebuah organisasi berbasis komunitas
informal yang (CBO) disebut “Paguyupan TKW
Indramayu” dengan tujuan penting untuk belajar,
berbagi, dan saling mendukung
5. Strengths
CED memiliki beberapa poin dari kekuatan yang
mendukung hasil yang diinginkan (Rosita Tandos,
2017:11):
a. Peserta program dan tim CED yang aktif
b. Disiplin dan komitmen untuk melakukan perubahan
c. Menjadi dan bertanggung jawab atas keberhasilan
kolektif
d. Menjadi kreatif untuk mengembangkan bisnis atau
industri rumahan
e. Dukungan dari pemerintah, organisasi/lembaga, dan
anggota masyarakat lokal lainnya.
f. Tim kerja (tim CED, peserta dan stakeholder lainnya)
53
g. Memanfaatkan dan menekankan pada sumber daya
lokal
h. Mengembangkan program dan jaringan
i. Monitoring dan evaluasi program
j. Keberlanjutan dari proyek/program
B. Gambaran Umum Desa Bondan
1. Demografi
Gambar 3.1
Peta Desa Bondan
Sumber: Data Pokok Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017
Kode Desa (Kode Pum) : 3212272002
Nama Desa/Kelurahan : Bondan
Kecamatan : Sukagumiwang
Kabupaten/Kota : Indramayu
54
Provinsi : Jawa Barat
a. Batasan Wilayah
Sebelah Utara : Desa Gunung Sari
Sebelah Selatan : Desa Cibeber
Sebelah Timur : Desa Luwung Kencana
Sebelah Barat : Desa Gadel
b. Luas Wilayah : 777 Ha
Darat : 197 Ha
Lahan Sawah : 556 Ha
Lahan Ladang : 5 Ha
Luas Tanah Kas Desa : 34 H
Lahan Lainnya : 216 Ha
c. Orbitrasi (Jarak Dari Pusat Pemerintahan)
Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kecamatan :3 Km
Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kota : 35 Km
Jarak Dari Ibukota Provinsi : 200 Km
d. Jumlah Kepala Keluarga : 1970 KK
Laki-laki : 1564
Perempuan : 343
e. Jumlah Penduduk Tahun 2017 : 6030 Jiwa
Laki-laki : 2917 Jiwa
Perempuan : 3113 Jiwa
Usia 0-17 thn : 1.639 Jiwa
Usia 18-55 thn : 3036 Jiwa
Usia 55 thn Keatas : 1189 Jiwa
55
Meninggal : 446 Jiwa
Pindah : 656 Jiwa
f. Jumlah RT/RW
RT : 18
RW : 9
g. Pekerjaan/Mata Pencaharian
Tabel 3.1
Jenis Pekerjaan/Mata Pencaharian
Sumber: Data Pokok Desa/Kelurahan Bulan 1
Tahun 2017
h. Tingkat Pendidikan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Karyawan 37
2. PNS 21
3. TNI/Polri 16
4. Wiraswasta/Pedagang 27
5. Petani 729
6. Buruh tani 940
7. Peternak 127
8. Jasa 8
9. Pensiun 8
10. Mantri Kesehatan 1
11. Bidan/Dukun Bayi Terlatih 1
12. TKI 456
13. Lainnya 244
56
Tabel 3.2
Tingkat Pendidikan
Sumber Data Pokok Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017
i. Sarana dan Prasarana
1) Kantor Desa : 1 Buah
2) Puskesmas Pembantu : 1 Buah
3) Prasarana Pendidikan
Gedung Sekolah TK : 4 Buah
Gedung Sekolah SD : 5 Buah
Gedung Sekolah SMP : 1 Buah
Gedung Sekolah SMA : 1 Buah
4) Prasarana Ibadah
Masjid : 6 Buah
Mushola : 9 Buah
5) Prasarana Air Bersih
Sumur gali : 25 Buah
No Pendidikan Jumlah
1. TK 279
2. SD / Sederajat 2.098
3. SMP / Sederajat 1.477
4. SMA / Sederajat 541
5. Akademi D1-D3 25
6. Sarjana S1 55
7. Sarjana S2 2
8. Tidak Sekolah 228
57
Sumur pompa : 1505 Buah
2. Struktur Pemerintah Desa Bondan
Tabel 3.3
Struktur Pemerintah Desa Bondan Sumber: Data Pokok Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017
Tabel 3.4
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Berdasarkan KAB-KOTA Periode 2016 dan 2017
(s.d Desember)
No Jabatan Nama Pendidikan
1. Kuwu Marpu, S.H Ijazah S1
2. Sekretaris Desa Citra Irmayani Ijazah SMA Sederajat
3. Tata Usaha Ii Safitri Ijazah SMA Sederajat
4. Bendahara Yayan Suryana Ijazah SMA Sederajat
5. Lurah Nuridin Ijazah SMA Sederajat
6. Raksabumi Carsa Ijazah SMA Sederajat
7. Kliwon Abdul Muhyi Ijazah SMA Sederajat
8. Lebe Ridwan Ijazah D4 / S1
9. Bekel 1
Bekel 2
Bekel 3
Bekel 4
Bekel 5
Kandeg
Sanudin
Amrullah
Carsita
Naryan
Ijazah SMA Sederajat
Ijazah SMA Sederajat
Ijazah SMA Sederajat
Ijazah SMA Sederajat
Ijazah SMA Sederajat
10. LPM Suad Ijazah SMA Sederajat
11. BPD Dudung Ijazah SMA Sederajat
12. MUI Supandi Ijazah SMA Sederajat
13. Karang Taruna Yudi Ijazah SMA Sederajat
58
Sumber Data: Pusat Penelitian Pengembangan Dan
Informasi (PUSLITFO BNP23.TK)
No
KAB-KOTA
2016 Selisih 2016 & 2017
Jan-Des Jumlah T/N
1. Lombok Timur 19.274 -4.044 T
2. Indramayu 16.625 993 N
3. Lombok Tengah 10.907 -1.107 T
4. Cirebon (KAB) 10.078 92 N
5. Cilacap 9.574 554 N
59
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Temuan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa temuan
yang dihadapi mantan pekerja buruh migran di Desa Bondan,
permasalahan ekonomi merupakan masalah yang utama. Oleh
karenanya Program CED hadir berdasarkan rekomendasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Ibu R untuk melihat kehidupan
mantan pekerja buruh migran di Desa Bondan.
Jumlah RW yang ada di Desa Bondan ialah 9 RW, dan
program CED sudah tersebar melaui 3 RW, berdasarkan hasil
wawancara kepada peserta CED mereka tinggal di RW 001,
002 dan 005, namun lebih banyak dari RW 001. Hal ini juga
sesuai yang disampaikan oleh Ibu R sebagai ketua program
CED Desa Bondan:
“...dan daerah-daerah lain di sekitar Bondan itu kan
blok pertama, kan pertama cuma dua blok terus naik
lagi empat sekarang sudah sampe luas, masuk Bondan
itu udah sampe situ peserta nya jadi udah penuh...”
(Wawancara dengan Ibu R sebagai ketua program
CED, 2018).
60
Berikut ini adalah beberapa temuan peneliti
berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada para
informan CED Desa Bondan.
1. Permasalahan yang dihadapi Mantan Pekerja Buruh
Migran di Desa Bondan
Berdasarkan hasil temuan peneliti, alasan mereka pergi
keluar negeri disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Berdasarkan data Pokok Desa Bondan tahun
2017 jumlah lulusan setingkat SD/Sederajat ialah 2.098
(Data Pokok Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017).
Mantan pekerja buruh migran di Desa Bondan memiliki
tingkat pendidikan yang rendah, rata-rata mereka yang
bekerja di luar negeri hanya lulusan SD dan paling
tinggi maksimal SMA. seperti yang disampaikan oleh
beberapa peserta CED Desa Bondan, sebagai berikut:
“...pendidikan terahirnya di MTS Bondan
mba...” (Wawancara dengan Ibu NI, 2018).
“...saya juga cuman lulusan SD mba SMP nya ngga
tamat mba, mau ngga mau harus jadi TKW
soalnya cuman itu yang bisa saya lakuin...”
(Wawancara dengan Ibu IST, 2018).
“...uang nya ga cukup kan, hasil jadi TKW juga
lama-lama habis karena saya juga sekolahnya kan
sampe SMP mba, jadi ya susah juga buat nyari
kerja untuk lulusan SMP mah mba...”
(Wawancara dengan Ibu OM, 2018).
61
“...saya tamatan Aliyah mba, itu sekolahnya di
sukagumiwang sanah...” (Wawancara dengan Ibu
SRI, 2018).
“...sekolahnya cuma sampe SD mba, itu juga jauh
harus ke Ligung naik sepeda mba, sampe kadang
saya cape ini kakinya, ya namanya jaman dulu
ngga ada motor jadi ya adanya sepeda mba...”
(Wawancara dengan Ibu SUI, 2018).
“...pendidikan terahir saya kejar paket B mba waktu
itu...” (Wawancara dengan Ibu WAR, 2018).
Tingkat pendidikan bagi para peserta CED
memang masih rendah sebagaimana hasil wawancara di
atas, bahkan terdapat salah seorang peserta CED yang
tidak bersekolah yaitu Ibu RNA, yang mengatakan
bahwa dia tidak bersekolah (Wawancara dengan Ibu
RNA, 2018).
Berikut ini peneliti menyajikan tabel berdasarkan
hasil wawancara yang mencakup tingkat pendidikan
terakhir peserta CED Desa Bondan
Tabel 4.1
Tingkat Pendidikan Terakhir Peserta CED
Desa Bondan
No Nama Pendidikan Terakhir
1. Ibu NI MTS
2. Ibu LA SD
3. Ibu SRA SMP
62
No Nama Tingkat Pendidikan
Terakhir
4. Ibu KAR SD
5. Ibu IL SMP
6. Ibu OM SMP
7. Ibu SAM SD
8. Ibu YLI MTS
9. Ibu IST SD
10. Ibu WAR Kejar paket B (SMP)
11. Ibu SRI MA
12. Ibu SRH MTS
13. Ibu SMA SD
14. Ibu RNA Tidak Sekolah
15. Ibu SUI SD
Sumber: wawancara pribadi dengan peserta CED
Desa Bondan
b. Kurangnya Keterampilan
Kurangnya keterampilan seperti memanfaatkan
barang bekas, membuat aneka pernak pernik serta
mengolah aneka produk makanan yang menghasilkan
nilai jual tinggi, sangat minim dimiliki perempuan desa
Bondan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu
peserta CED yang mengatakan bahwa pada awalnya dia
tidak banyak mengetahui jenis-jenis keterampilan yang
bisa dimanfaatkan disekitar lingkungannya
“...nyari pengalaman, nyari ilmu mba, saya kan
dari awal ikut pelatihan-pelatihan CED itu mba,
63
itu kalo pas pelatihan saya yang paling rame
mba, saya ikutin kegiatan-kegiatan CED itu kaya
bikin kerajinan bunga plastik, terus pernah juga
boneka mba, itu kan kalo kita nya jadi bisa nanti
dijual dapet uang lumayan kan mba...”
(Wawancara dengan Ibu SUI, 2018).
Sumber daya alam yang ada di Desa Bondan
masih banyak yang dapat dimanfaatkan. Akan tetapi,
ketika tidak dibarengi dengan sumberdaya manusia yang
memadai maka semua akan menjadi sia-sia ketika tidak
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, untuk itu
keterampilan haruslah dimiliki oleh setiap orang, ini lah
masalah yang terjadi pada perempuan-perempuan desa
Bondan, mereka belum mampu mengembangkan
sumberdaya alam yang ada disekitarnya sehingga mereka
terpaksa harus menjadi buruh migran, seperti yang
disampaikan oleh salah satu tim lokal CED Desa Bondan,
yaitu Ibu Y:
“...Desa Bondan itu kan sebenarnya banyak yang
bisa dimanfaatin ya mba, disini kan masih
banyak pekarangan terus banyak pohon bambu
juga makanya kita kalo ngadain pelatihan itu kita
juga liat SDA sama SDM disini, kaya waktu itu
kan kita ngadain pelatihan kerajinan dari bambu
kaya bikin gelas, terus bunga, pernak-pernik gitu
lah mba karena kita melihatnya disini masih
banyak bambu, makanya dengan pelatihan itu
semoga masyarakat khususnya peserta CED bisa
memanfaatkan nya” (Wawancara dengan Ibu Y
sebagai tim lokal, 2018).
64
Temuan ini juga sesuai dengan hasil identifikasi
yang dilakukan oleh ketua program CED Desa Bondan,
yang menemukan lima isu utama, salah satunya ialah
kurangnya pendidikan dan keterampilan (Rosita
Tandos, 2017:3).
c. Minimnya Lapangan Pekerjaan
Mata pencaharian penduduk Desa Bondan di
dominasi oleh buruh tani, yakni sekitar 940 keluarga
bekerja sebagai buruh tani. Namun, hal ini juga
dibarengi dengan banyaknya perempuan di Desa
Bondan yang bekerja sebagai buruh migran,
berdasarkan data pokok Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun
2017 jumlah TKI yang bekerja di luar Negeri mencapai
456 jiwa dari jumlah penduduk 6030 jiwa (Data Pokok
Desa/Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017). Hal itu juga
sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala Desa
Bondan bapak M:
“...kalo Indramayu itu kan sudah terkenal TKW
nya ya mba, ya termasuk disini, hampir 70%
rumah-rumah yang ada di Desa Bondan ini hasil
dari TKW, dulu mah rumahnya masih biasa aja
sekarang mah udah mewah-mewah, tapi kalo
TKW itu udah pulang kerumah ya dia akan
nganggur lagi, lama-lama uangnya habis kalo
masih ada keinginan mereka akan berangkat
lagi...” (Wawancara dengan Bapak M, 2018).
65
Minimnya lapangan pekerjaan yang ada di Desa
Bondan, mengharuskan para perempuan bekerja sebagai
Buruh Migran untuk mencukupi kebutuhan rumah
tangganya. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah
satu peserta CED Desa Bondan yaitu Ibu IST:
“...saya pergi keluar negeri itu mbak karena
disini kan jarang sekali lapangan pekerjaan,
palingan ya kalo ngga jadi TKW saya jadi buruh
tani mba...” (Wawancara dengan Ibu IST, 2018).
Selain karena minimnya lapangan kerja di Desa
Bondan, alasan mereka bekerja diluar negeri juga karena
mendapatkan gaji yang cukup besar, dengan latar
belakang pendidikan yang rendah.
“...tempat kerjanya di bagain terapi orang sakit,
gaji perbulannya 9 juta, lemburan setiap tahun 4
juta mba...” (Wawancara dengan Ibu IL, 2018).
Berikut ini peneliti menyajikan tabel berdasarkan
hasil wawancara kepada para peserta CED yang pernah
bekerja sebagai buruh migran.
Tabel 4.2
66
Daftar Negara Tujuan para Peserta CED
Desa Bondan
No
Nama
Negara Tujuan
Menjadi Buruh
Migran
Pendapatan Saat
Bekerja Menjadi
Buruh Migran
1. Ibu NI Saudi 600 Real
2. Ibu LA Oman 1,2 Juta
3. Ibu SRA Saudi, Kuwait 600 Real
4. Ibu KAR - -
5. Ibu IL Taiwan 9 Juta
6. Ibu OM Saudi, Dubai 500-2000 Real
7. Ibu SAM Arab, Madina 3 Juta
8. Ibu YLI - -
9. Ibu IST Saudi, Abudhabi 800 Dirham
10. Ibu WAR - -
11. Ibu SRI Oman, Abudhabi 1,5 Juta-1.500
Dirham
12. Ibu SRH Saudi 300 Real
13. Ibu SMA Saudi 600 Real
14. Ibu RNA - -
15. Ibu SUI Saudi,Abudhabi 500-2000 Real
Sumber: wawancara pribadi dengan peserta CED
Desa Bondan
2. Proses Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migran melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan
67
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan memiliki
makna dorongan atau motivasi, bimbingan, atau
pendampingan dalam meningkatkan kemampuan individu
atau masyarakat secara mandiri (Anwas, 2013:50).
Berdasarkan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui suatu perubahan yang merujuk pada perubahan
sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan
dari masyarakat yang belum berdaya menjadi berdaya, serta
melihat kemampuan yang sebelumnya tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup menjadi mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti kepercayaan
diri maupun menyapaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri
dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Suharto,
2010:58). Sebagaimana dikemukakan oleh oleh Ibu R selaku
penanggung jawab program pemberdayaan CED di Desa
Bondan berikut ini:
68
“...Saya mencoba membuka paradigma mereka bahwa
ini program, ini pemberdayaan, jadi saya menilai itu
dari 3 poin itu, satu keaktifan didalam keseluruhan
program training sampai simpan pinjam, disiplin dan
progres dari bisnis mereka harus ada, kalo ga ada
progres kita pertimbangkan untuk ngambil lagi jadi
harus ada progres. Nah, kemudian seiring dengan
berputar sampai putaran kesembilan terakhir, kita
mengutamakan yang mampu meberdayakan
temannya, jadi tidak hanya bisa mengembalikan
simpan pinjam saja, tapi juga bisa menginspirasi yang
lain, makanya kaya Teh S, ibu L itu kan.
Memberdayakan itu tidak hanya menjadikan mereka
kreatif tetapi tanggung jawab untuk sukses bersama
harus bisa sharing, yang bisa surfive, yang bisa lanjut
bisnisnya harus dikasih tau strateginya sehingga bisa
sukses bersama”. (Wawancara dengan Ibu R sebagai
ketua program CED, 2018).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan peneliti, proses pemberdayaan bagi mantan pekerja
buruh migran melalui program Community Economic
Development (CED) yang ada di Desa Bondan ialah
melakukan pelatihan atau training dan pemberian modal
kepada peserta yang bersungguh-sungguh dalam berbisnis.
Berikut adalah penjelasan proses tersebut.
a. Tahap Pelatihan atau Training
Setiap tahap program CED dimulai dengan sesi
pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan
kapasitas perempuan sebagai pengguna program utama
(Rosita Tandos, 2017:6)
Tujuan pelatihan tersebut ialah:
69
1) Untuk mengembangkan pembangunan kapasitas
2) Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan
3) Keterampilan untuk membuat berbagai produk lokal
seperti kuliner, pelatihan pembuatan souvenir,
membatik dan keterampilan lainnya.
Kegiatan pelatihan atau training ini dilaksanakan
selama 2 sampai 3 hari di rumah warga, kegiatan
training ini terbuka untuk siapa saja, seperti yang
disampaikan oleh ketua program CED Ibu R:
“...jadi dimulai dengan training dulu nah training
ini terbuka untuk siapa saja...” (Wawancara
dengan Ibu R sebagai ketua program CED,
2018).
Dalam pelaksanaan pelatihan, terdapat dua sesi
materi yang disampaikan kepada para peserta, sesi
pertama ialah pelatihan atau praktek langsung, seperti
pelatihan membuat kerajinan, makanan, keterampilan
dan lain-lain. Kemudian sesi kedua ialah penyampaian
materi, materi ini seperti motivasi dalam berwirausaha,
sebagaimana yang disampaikan oleh tim lokal CED,
yakni Ibu Y:
“...nah dalam pelatihan itu kita kasih ilmu
praktek langsung mba, waktu itu kita praktek
cara buat bakso, buat ayam kentucky terus bikin
kerajinan juga kaya bikin bunga dari plastik,
terus kalo yang sesi kedua itu lebih ke motivasi
gitu mba jadi kaya bagaimana cara-cara ilmu
70
berbisnis yang baik, gitu si mba..” (Wawancara
dengan Ibu Y, 2018).
Salah satu tujuan Community Economic
Development ialah untuk menemukan cara-cara guna
merevitalisasi ekonomi lokal, mengurangi kemiskinan
melalui pelatihan dan penciptaaan lapangan kerja, serta
melibatkan penduduk dan aktor-aktor lokal dalam
proses-prosesnya (Eric, Shragge, 2013:81).
CED Desa Bondan yang dalam pelaksanaanya
selalu melibatkan masyarakat setempat, seperti untuk
menentukan pelatih pada saat mengadakan pelatihan,
maka akan dimusyawarahkan bersama antara ketua
dengan tim lokal, pemilihan pelatih juga melihat SDM
serta SDA para peserta training, jika dari peserta
pelatihan sendiri ada yang mampu menguasi suatu
bidang maka pelatih juga bisa saja dari peserta training.
Seperti yang disampaikan oleh ketua program yakni Ibu
R sebagai berikut:
“...Cari trainer dua tahun sekarang ini dari
mereka sendiri, saya ngga cape sekarang...”
(Wawancara dengan Ibu R sebagai ketua
program CED, 2018).
b. Pemberian Modal Usaha
Pemberian modal juga tak kalah penting untuk
berjalannya program CED yang ada di Desa Bondan.
Pemberian modal dilakukan setiap putaran CED
71
berlangsung, dimana dalam pelaksanaanya setiap 4
sampai 5 bulan sekali modal itu akan bergulir kepada
peserta-peserta CED baik yang lama maupun yang baru.
Setiap peserta diberikan pinjaman modal sebesar satu
juta rupiah.
Setiap peserta yang meminjam modal maka
angsuran yang harus dibayar ialah 65.000, - x 18 minggu
dengan periode pinjaman selama 5 bulan. Peserta mikro
kredit membayar pula ekstra fee sebagai program
saving sekitar 10% dari pinjaman. Dana ini digunakan
untuk mengantisipasi kondisi yang tidak terduga, seperti
adanya peserta yang tidak bisa membayar pinjaman
pada waktu yang ditentukan juga untuk mempekerjakan
tim lokal yang bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mengelola pembayaran mikro
kredit.
Program CED yang berupa simpan pinjam,
diharapankan tidak memberatkan para peserta training
pada saat pengembalian pinjamannya, sehingga para
peserta training akan lebih mudah dalam
mengembalikan setoran yang mereka pinjam. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu R selaku
penanggung jawab utama dalam berjalannya program
CED yang ada di Desa Bondan:
“...nah itu setiap putaran kan mereka
mengembalikan sekitar 18 minggu jadi 4
setengah atau 5 bulan, kalo yang awal-awal
72
malah periode pertama 3 atau 4 bulan udah
diputer lagi, jadi dana mungkin baru dua pertiga
terkumpul mau diputer lagi silahkan, jadi semua
training program itu terserah mereka...”
(Wawancara dengan Ibu R sebagai ketua
program CED, 2018).
Sejalan dengan yang disampaikan oleh Ibu R,
tim lokal CED juga menambahkan penjelasannya
mengenai peminjaman modal tersebut
“...kalo untuk pinjem modal itu satu orang 1 juta
mba, tapi kalo yang usahanya udah berkembang
bagus, terus lancar ya minjemnya bisa 2 sampai
3 jutaan. Ngembaliin simpan pinjamnya itu
sistemnya dilakukan perminggu Rp. 65. 000.000
mba, nanti kan peserta itu dikasih kartu simpan
pinjamnya, kalo udah setor ya disitu ada tanda
buktinya sudah bayar atau belum...”
(Wawancara dengan Ibu C sebagai tim lokal
CED, 2018).
Pemberian modal simpan pinjam yang
diharapkan tidak memberatkan para peserta dalam
proses pengembaliannya, sangat dirasakan oleh salah
satu peserta CED, sebagaimana hasil wawancara yang
disampaikan oleh Ibu SRH, sebagai berikut:
“...setorannya ringan mba, butuh modal juga kan
jadinya ya saya ikut, sama ga pengen jadi TKW
lagi udah tua udah pengen dirumah aja jaga
warung ini, terus CED ini kan beda sama Bank
biasa ya mba kalo Bank biasa kan cuma minjem
uang aja udah tapi kalo ini kan kita juga dikasih
pelatihan jadi kita juga punya pengalaman baru
73
gitu loh mba...” (Wawancara dengan Ibu SRH,
2018).
Pemberdayaan ekonomi melalui program CED
yang ada di Desa Bondan, memberikan kesempatan
kepada perempuan untuk membangun atau melanjutkan
bisnis mereka secara individu atau maupun secara
kelompok untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Sebelum meminjam modal setiap individu atau
kelompok harus menjelaskan jenis usaha apa yang ingin
dijalankan. Selain itu, diharapkan peminjaman modal
ini bersifat keberlanjutan dan dampaknya akan
dirasakan oleh banyak perempuan di Desa Bondan. Hal
ini seperti yang dijelaskan langsung oleh Ibu R
selakupenanggung jawab program Pemberdayaan di
Desa Bondan:
“...tahap pertama semua baru direkrut kan
dengan maksimal 40 orang dengan dana
pinjaman 900 ribu, nah next putaran kedua itu
saya minta kalo bisa ada yang baru, putaran ke
tiga dan seterusnya kaya gitu juga, jadi ada yang
sudah tiga kali ngambil ada yang baru tapi selalu
saya bilang utamakan yang baru dan yang
berbisnis, dan yang ikut dari tahap awal mulai
dari training kalo dia ikut cuma ingin ambil duit
ga bisa saya tidak perioritaskan...” (Wawancara
dengan Ibu R sebagai ketua program CED,
2018).
74
3. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migran melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan
Berdasarkan temuan penelitian ini, terdapat tiga
poin yang penulis jelaskan dari hasil pemberdayaan
ekonomi melalui program CED yang ada di Desa Bondan.
Poin tersebut ialah, para perempuan yang telah mengikuti
program CED ini memiliki kepercayaan diri, mengubah
sumber ekonomi keluarga serta mampu menumbuhkan
kemandirian ekonomi keluarga. Berikut penjelasan dari
ketia poin di atas:
a. Memiliki Kepercayaan Diri
Hasil dari usaha yang dijalankan peserta CED
mampu menjadikan setiap peserta dapat mengubah
perilaku maupun rasa percaya diri yang kuat terhadap
dirinya sendiri. Uang yang dihasilkan dapat mengatasi
masalah ekonomi keluarga, setidaknya mereka tidak
bergantung dari pendapatan suami saja, sebagaimana hal
ini disampaikan oleh salah satu peserta CED yakni Ibu IL:
“Pastinya perubahan ekonomi ya mba, terus ya rasa
semangat saya itu bertambah gitu mba karena kan
punya usaha jadi ga ngandelin uang dari suami, saya
punya pegangan buat jajan sendirinya” (Wawancara
dengan Ibu IL, 2018).
75
Rasa percaya diri juga sangat dirasakan oleh Ibu NI
dalam menjalankan bisnisnya, seperti halnya yang Ibu NI
sampaikan:
“...Perubahannya ya pertama ekonomi ya mba, terus
saya banyak pengalaman juga, soalnya saya juga
pernah jadi pelatih pas putaran CED itu kan, jadi
saya nambah percaya diri untuk ngembangin
usahanya ini mba...” (Wawancara dengan Ibu NI,
2018).
b. Perubahan Sumber Ekonomi Keluarga
Pembedayaan ekonomi melalui program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan merupakan program yang membawa manfaat
positif bagi masyarakat Desa Bondan khususnya bagi kaum
perempuan, program ini memungkinkan bagi perempuan
untuk dapat mandiri secara ekonomi dan masih memiliki
pekerjaan setelah bekerja sebagai buruh migran.
Setiap buruh migran yang telah memutuskan tidak
lagi pergi ke luar negeri, sangat membutuhkan pekerjaan
guna menstabilkan ekonominya, maka dari itu program
CED yang ada di Desa Bondan dapat memenuhi kebutuhan
akan pendapatan alternatif ketika kembali kekampung
halaman. Sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa
peserta CED berikut ini:
“...saya pengen ada masa depan dirumah mba ga
selalu jadi TKW, jadi saya pinjem modal untuk
usaha. Tadinya kan pas pulang dari luar negeri itu
diem dirumah lama-lama uang ga ada tapi
76
kebutuhan banyak, dan sekarang alhamdulillah
ada usahanya...” (Wawancara dengan Ibu SAM,
2018).
“...pengen usaha mba biar ga usah pergi kesana
lagi ya mba...” (Wawancara dengan Ibu SRH,
2018).
“...ga pengen jadi TKW lagi udah tua udah pengen
dirumah aja jaga warung ini, terus CED ini kan
beda sama Bank biasa ya mba kalo Bank biasa kan
cuma minjem uang aja udah tapi kalo ini kan kita
juga dikasih pelatihan jadi kita juga punya
pengalaman baru gitu loh mba...” (Wawancara
dengan Ibu SRA, 2018).
c. Kemandirian Ekonomi Keluarga
Program CED di desa Bondan membuka peluang
untuk menjadikan perempuan-perempuan sebagai agen
perubahan dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya,
menjadikan peserta berperilaku disiplin serta bertanggung
jawab dalam melaksanakan usaha yang dijalankannya.
Peserta program CED yang ada di Desa Bondan
rata-rata sudah berkeluarga, dan untuk memenuhi
kebutuhan hidup suatu keluarga maka, setiap orang
diharuskan untuk melakukan aktivitas kerja. Jenis usaha
yang dijalankan oleh peserta CED berbeda-beda
tergantung dari minat serta kemampuannya, tentunya
dengan ilmu yang telah di dapatkan pada saat pelatihan
CED berlangsung.
Hasil pemberdayaan yang dilakukan melalui
program Community Economic Development (CED) yang
ada di Desa Bondan dapat dilihat dari kemandirian
77
ekonomi keluarga. Kemandirian ekonomi keluarga ini
seperti meningkatkan Produktivitas pendapatan dalam
keluarga, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu IL:
“...hasil jualan parfume itu sehari bisa 400 ribuan
kalo rame mba, terus kalo uangnya ya untuk
modal lagi buat belanja, terus ya untuk kebutuhan
keluarga anak sekolah, belanja sayur mayur gitu
lah mba...” (Wawancara dengan Ibu IL, 2018).
Selain itu kemandirian ekonomi keluarga juga
dapat dilihat dari kemampuan menabung setelah mereka
menjalankan bisnisnya. Seperti halnya yang disampaikan
oleh peserta CED berikut:
“...kalo ada sisa ya saya nabung, kalo ngga ya ngga
soalnya kan buat bolak balik belanja bahan-bahan
kue, palingan nabung juga ga besar mba ya itung aja
lah sehari itu 100 ribuan kalo orderan lagi rame...”
(Wawancara dengan Ibu NI, 2018).
“...kalo nabung si sedikit-sedikit bisa ya mba, sehari
itu saya bisa ambil 50 sampe 100 ribu mba...”
(Wawancara dengan Ibu SRH, 2018).
Menentukan prioritas kebutuhan keluarga juga
termasuk kemandirian ekonomi keluarga, disini para
peserta CED mampu mendahulukan kebutuhan yang
sangat penting terlebih dahulu, seperti kebutuhan untuk
biaya anak sekolah, kebutuhan rumah tangganya, serta
yakin dengan usaha yang dijalankannya akan berkembang
secara bertahap, seperti yang disampaikan oleh Ibu SUI
dan Ibu LA sebagai berikut:
78
“...uangnya buat biaya anak sekolah, buat
belanja bahan lagi mba...” (Wawancara dengan
Ibu SUI, 2018).
“...ya untuk kebutuhan sehari-hari mba buat anak
sekolah, jajan kebutuhan dapur kan, kebutuhan
sawah juga beli pupuk beli obat semprot kan mba
buat suami itu...” (Wawancara dengan Ibu LA,
2018).
B. Analisis Temuan Penelitian
Dari beberapa data temuan lapangan, temuan ini pada
dasarnya menggambarkan proses dan hasil dari pemberdayaan
ekonomi mantan pekerja buruh migran melalui program
Community Economic Development (CED) di Desa Bondan,
yang dapat di analisis sebagai berikut:
1. Proses Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migran melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan
Dalam prosesnya, setidaknya ada empat tahapan
yang wajib dilalui dalam pemberdayaan, diantaranya ialah:
a) tahap perencanaan, b) tahap pelaksanaan, c) tahap
pelembagaan program, d) tahap monitoring dan evaluasi
(Hermansah, 2016:47).
Dari ke empat tahapan proses pemberdayaan
tersebut, maka penulis akan mengggunakanya sebagai alat
analisis untuk melihat proses pemberdayaan ekonomi
melalui program CED yang ada di Desa Bondan. Berikut
adalah penjelasannya:
79
a. Tahap Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktifitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengkontrolan tidak akan mampu berjalan (Muhtadi &
Hermansah, 2003:41).
Berikut ini adalah bagaimana tahap perencanaan
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan. Dalam tahap perencanaan, setidaknya ada empat
tahapan, yaitu:
1) Tahap Pengenalan
Tahap pengenalan adalah proses untuk mengetahui
dan lebih kenal terhadap situasi, kondisi, dan arus relasi
sosial di dalamnya. Tahap ini menunjukkan bahwa
proses saling kenal mengenal yang lebih mendalam
terkait fenomena dan situasi yang dialami oleh suatu
daerah.
Maka, dalam tahap ini ketua program CED
melakukan suatu analisis lingkungan pada saat penelitian
disertasinya yang nantinya program apa yang diinginkan
oleh masyarakat Desa Bondan khususnya mantan
pekerja buruh migran. Indikator yang ditemukan oleh Ibu
80
R adalah permasalahan rumah tangga pekerja buruh
migran salah satunya masalah keuangan, dimana setelah
mereka tidak lagi bekerja di luar negeri tidak ada lagi
penghasilan, sementara pengeluaran selalu ada sehingga
antara pemasukan dengan pengeluaran tidak seimbang.
Pada tahap pengenalan ini Ibu R melakukan diskusi
dengan perempuan-perempuan mantan pekerja buruh
migran yang ada di Desa Bondan, dalam diskusinya itu
mereka saling berbagi solusi dari permasalahan yang
ada. Seperti hasil wawancara yang disampaikan langsung
oleh Ibu R berikut ini:
“...ini diawali dari suatu penelitian PAR, yang
kemudian mengidentifikasi masalah dan bagaimana
solusinya, jadi mereka yang menginginkan CED ini
bukan saya, makanya program ini merespon karena
itu, karena keinginan dari mereka, pengen punya
alternatif pendapatan selama ada di Indonesia atau
pulang dari kerja diluar negeri, saya tanya
bentuknya pengen seperti apa mau simpan pinjam
dan sebagainya, sesungguhnya program simpan
pinjam sebenernya banyak di desa ini, Koperasi,
dari Bank, Individu, tapi saya kan namanya aja CED
ya, jadi tidak hanya memberikan simpan pinjam
saja tetapi bagaimana memberikan capacity
building, orang tidak dikasih duit saja tapi
bagaimana kemudian dia bisa memanfaatkan dana
itu, itu sebenarnya yang menjadi sasaran”.
(Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Dari penjelasan yang Ibu R sampaikan, dapat
dilihat bahwa pada saat proses pengenalan kepada
masyarakat desa Bondan, Ibu R tidak memaksakan apa
81
yang harus dilakukan, tetapi semua diserahkan kepada para
peserta, sehingga dari diskusi tersebut barulah Ibu R
menggagas program CED ini.
Dengan demikian tahap pengenalan ini, penguatan
motivasi dilakukan dari bawah atau dari para peserta,
sehingga pemberdayaan ini betul-betul merupakan aspirasi
dari masyarakat yang membutuhkan program
pemberdayaan seperti CED.
2) Tahap Penerimaan
Tahap penerimaan adalah suatu tahap proses relasi
terjalin antara dua komponen. Maksudnya pada tahap
penerimaan ini terjadinya komunikasi serta koordinasi
dengan berbagai pihak guna kelangsungan program yang
akan dijalankan.
Begitu pula denga program CED yang ada di desa
Bondan, yang dalam proses penerimaannya melakukan
perizinan kepada Pemerintah Desa Bondan, sebagai
mana hal ini juga disampaikan oleh Ibu R berikut ini:
“...Untuk perizinan awal pendirian CED dari Desa
saja, dan itu ngga butuh waktu lama, jadi karena
riset Disertasi saya kan disitu, dan bahkan jauh
sebelum disertasi kan saya saudah tinggal bersama
anak-anak TKW di Cirebon waktu masih kuliah
disana dengar cerita mereka, nah mereka yang
minta, bu suatu saat Ibu kekampung bantuin orang-
orang, alhamdulillah ada program yang nawarin
dana hibah, mungkin orang mikirnya itu mah
simpel tapi itu ngga, karena saya punya target yang
harus saya kejar” (Wawancara dengan Ibu R, 2018).
82
Pada tahap penerimaan di Desa Bondan, program
CED tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
prosesnya baik penerimaan dari para peserta maupun
proses perizinan dari Pemerintah Desa. Hal ini karena, Ibu
R sendiri telah melakukan Riset di Desa tersebut, sehingga
dalam proses penerimaan dengan mudah saja mengenalkan
program CED yang akan dilakukan di Desa Bondan
tersebut. Sebagaimana diperjelas lagi oleh pernyataan Ibu
R berikut ini:
“...nah sosialisasinya karena ini dari masyarakat
saya dengan mudah saja memperkenalkan dan
bawa program ini, saya kembali setelah Riset saya
dengan kalian, program ini yang ingin saya
perkenalkan, dan ekspektasi dari program ini
adalah mereka bisa terbuka wawasannya bahwa
ada alternatif lain untuk mendapatkan pendapatan
dikampung halaman ga usah keluar Negeri jadi
TKW dengan segala permasalahan dan
tantangannya...” (Wawancara dengan Ibu R,
2018).
Sementara proses penerimaan dari pihak
Pemerintah Desa terkait Program CED yang akan
dilaksanakan di Desa Bondan merespon dengan baik,
sebagaimana hal ini disampaikan oleh kepala Desa Bondan
yakni Bapak M:
“...Program CED ini bagus ya, dan sudah lumayan
lama, jadi program ini sangat di terima oleh
masyarakat Desa Bondan khususnya ex TKW yah
mba, tapi pengennya si program ini tuh tidak hanya
memberikan modal saja, soalnya kan kaya ngasih
83
modal sama warga yang emang rata-rata udah
punya bisnis, pengennya yang besar sekalian aja
mba misalkan kaya home industry gitu kan jadi
lebih banyak menyerap tenaga kerja. Tapi program
ini sangat positif untuk masyarakat sini mba...”
(Wawancara dengan bapak M sebagai Kuwu Desa
Bondan, 2018).
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Ibu R dan
Bapak M, maka tahap penerimaan program CED ini
direspon sangat baik oleh pihak Pemerintah, meskipun
Pemerintah mengharapkan program yang lebih besar, akan
tetapi dengan adanya program CED ini diharapkan
masyarakat bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik
lagi.
3) Tahap Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan dalam
menentukan program yang akan dibentuk dalam
masyarakat nantinya. Tujuannya ialah untuk menghasilkan
output program yang didasari adanya sebuah partisipasi
dan kerjasama yang telah dirumuskan.
Dalam Rosita Tandos (2017:5), berdasarkan hasil
penelitiannya, terdapat lima isu yang telah diidentifikasi,
yaitu:
a) Isu-isu yang terkait kehidupan buruh migran
perempuan, khususnya masalah keuangan.
b) Kebutuhan akan pendapatan alternatif ketika kembali
ke kampung halaman.
84
c) Kurangnya pendidikan dan keterampilan.
d) Sebuah harapan untuk dapat hidup dengan keluarga
(tidak harus bermigrasi)
e) Untuk memiliki kehidupan masa depan yang lebih baik
terutama untuk anak-anak mereka. Kemudian
partisipan menyebutkan pula perlunya memiliki bisnis
untuk membantu mengatasi kondisi ekonomi
keluarganya.
Dari kelima isu tersebut, penulis juga menemukan
isu atau permasalahan yang sama seperti halnya pada poin
c, dimana perempuan di Desa Bondan memiliki pendidikan
yang rendah serta kurangnya keterampilan. Berikut ini
penulis juga menyertakan pendapat dari salah satu peserta
program CED yaitu Ibu IST, dalam peryataannya Ibu IST
juga mengatakan bahwa harapannya sekarang adalah tidak
lagi menjadi buruh migran dan ingin tetap tinggal di
kampung halaman, serta memiliki pendapatan alternatif
setelah pulang dari luar negeri. Berikut ini pernyataan
beliau:
“...saya pengen dirumah tapi ada kerjaannya mba, ga
usah jadi TKW lagi, makannya saya ikut CED ini,
terus ya bisa usaha jadinya mba...” (Wawancara
dengan Ibu IST, 2018).
Dari isu atau permasalahan yang ditemukan baik
dalam Rosita Tandos maupun hasil dari temuan peneliti,
maka program CED ini hadir atau dilaksanakan
berdasarkan kemauan dari peserta itu sendiri yang dilatar
85
belakangi dari kondisi permasalahan yang terdapat di Desa
Bondan.
Sebagaimana uraian di atas, pada tahap
perencanaan ini penulis berpendapat bahwa proses
perencanaan yang dilakukan oleh Ibu R, tim lokal dan
keseluruhan anggota benar-benar sangat rinci dan detail,
dimulai dari tahap pengenalan sampai ke tahap identifikasi
masalah, dimana kerjasama dan saling berbagi solusi
sangat tergambar dari uraian di atas.
Tahap perencanaan untuk memulai program CED
sangat terkontrol dan terencana, sehingga tahap ini yang
akan meneruskan tahap-tahap selanjutnya yang akan
dilakukan untuk berjalannya program CED yang ada di
Desa Bondan.
Untuk memahami proses perencaan yang dilakukan
oleh pihak CED dalam menjalankan program di Desa
Bondan, penulis menyajikan proses perencanaan tersebut
dalam bentuk tabel. Sebagaimana berikut ini:
Tabel 4.3
Tahap Perencanaan Pemberdayaan Ekonomi
Mantan Pekerja Buruh Migran melalui
Program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
1. Pengenalan Ibu R dan
masyarakat
Diskusi Adanya
aspirasi dari
Diskusi yang
dilakukan
86
Desa Bondan
hususnya
mantan pekerja
buruh migran
masyarakat
untuk
menggagas
sebuah
program
yang akan
dilaksanakan
di Desa
Bondan
tidak ada
kendala karena
dalam tahap
pengenalan
semua aspirasi
dari masyaraka
t.
2. Penerimaan Pihak
penyelenggara
program CED
dan
Pemerintah
Desa Bondan
Perizinan
Resmi
Program
CED yang
dilaksanakan
di Desa
Bondan
mendapat
perizinan
resmi dari
pihak
Pemerintah
Desa,
sehingga
memudahkan
dalam
pelaksanaan
kedepannya.
Tidak ada
kendala dalam
proses
perizinan ini,
hal ini karena
Ibu R telah
melakukan
disertasi di
Desa tersebut,
sehingga
dengan mudah
saja program
CED ini di
terima.
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
3. Identifikasi
masalah
Ibu R Hasil dari
disertasi
Terdapat
lima isu
Tidak ada
kendala
87
utama yang
telah
ditemukan
oleh Ibu R,
dimana hal
itu juga
terdapat
kesamaan
antara hasil
temuan
peneliti yakni
tingkat
pendidikan
yang rendah
serta
minimnya
keterampilan
yang dimiliki
oleh
masyarakat
desa Bondan.
Sumber: wawancara dan observasi kepada informan Program CED
Desa Bondan
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling
penting dalam program pemberdayaan masyarakat,
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik bisa
melenceng dalam pelaksanaannya dilapangan apabila
88
tidak ada kerjasama antara petugas, warga masyarakat,
maupun kerjasama antar warga (Rukminto, 2002:24).
Program CED yang dilaksanakan di Desa Bondan
dimulai pada tahun 2015 pada saat putaran awal CED,
jenis program simpan pinjam disalurkan kepada 40 peserta
saja. Sedangkan program pelatihan untuk
mengembangkan pembangunan kapasitas telah dihadiri
sekitar 250 peserta hingga November 2016. Berdasarkan
data dan hasil wawancara kepada Ibu C, untuk saat ini
jumlah peserta yang mengikuti program simpan pinjam
sebanyak 50 peserta (Wawancara dengan Ibu C, 2018).
Dari 50 peserta tersebut, peneliti hanya mengambil 15
narasumber untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil
dari pemberdayaan melalui program CED tersebut.
Dalam pelaksanaannya, program CED yang ada di
Desaa Bondan sebagaimana teori pemberdayaan ekonomi
menurut Musa Asy’ari bahwa pemberdayaan ekonomi
masyarakat khususnya institusi-institusi keagamaan perlu
mendorong dan memberikan kesempatan kepada para
pemeluknya, supaya berlatih dan mempersiapkan dirinya
untuk memilih peluang menjadi wirausaha, dengan
memberikan bekal pelatihan-pelatihan untuk mampu
bersaing di dunia wirausaha.
Selain itu program binaan, dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan, seperti: pelatihan usaha, pendampingan,
pemagangan, permodalan, dan jaringan bisnis (Asy’ary,
1997:141-144). Dari ke empat tahapan itu penilitian ini
89
akan menggunakan dua tahapan saja yakni pelatihan usaha
dan permodalan. Berikut adalah penjabaran terkait proses
pelaksanaan yang dilakukan melalui program CED di
Desa Bondan:
1) Tahap Keadministrasian
Setiap putaran CED berlangsung keadministrasian
sangat diperlukan, tahap keadminitrasian yang dilakukan
oleh ketua beserta tim lokal ialah membuat daftar hadir
peserta pada saat putaran CED berlangsung, dan untuk
administrasi bagi peserta yang mengikuti program simpan
pinjam, mereka harus mengisi formulir simpan pinjam
dilampirkan KTP, dan KK, kemudian setelah persyaratan
sudah terpenuhi, maka setiap peserta yang mengikuti
program simpan pinjam akan diberikan micro credit card
oleh ketua dan tim lokal. Tidak ada jaminan khusus untuk
setiap peserta yang ingin meminjam modal, hal ini juga
dikemukakan langsung oleh penanggung jawab program
yakni Ibu R:
“...Mereka ini senengnya di CED kan karena ga ada
jaminan cuma photocpy KTP, KK, sama
formulir...” (Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Pada tahap ke administrasian untuk program CED,
ketua dengan tim lokal melakukannya dengan cara
profesional dan teliti dalam hal dokumen, terbukti semua
peserta tercatat bahkan sampai data pribadi mulai dari
Alamat, Kartu Keluarga (KK), KTP, dan pengisian
90
formulir peserta. Maka dengan ini dokumen CED
terdokumentasikan dengan baik dan rapih.
Pencatatan dokumennya dilakukan secara manual
terlebih dahulu yang nantinya akan dilanjutkan dalam
pengetikan. Sehingga keadministrasian ini bisa dijadikan
dokumen data pendukung yang membackup seluruh
kegiatan peserta CED seperti ketika akan mengevaluasi
program.
2) Jadwal Putaran CED
Pertemuan yang dilakukan antara ketua dengan tim
lokal beserta seluruh peserta CED yaitu dijadwal sekitar 4
setangah sampai 5 bulan sekali. Sedangkan untuk peserta
yang mengikuti program simpan pinjam, angsuran yang
harus dibayar ialah dilakukan setiap 1 minggu sekali.
Sebagaimana hal ini juga disampaikan oleh tim lokal CED
yakni Ibu C sebagai penanggung jawab yang menetap di
Desa Bondan, berikut adalah penyampaiannya:
“...ngembaliin simpan pinjamnya itu sistemnya
dilakukan perminggu Rp. 65. 000.000 Rupiah mba,
nanti kan peserta itu dikasih kartu simpan
pinjamnya, kalo udah setor ya disitu ada tanda
buktinya sudah bayar atau belum...” (Wawancara
dengan Ibu C, 2018).
Jadwal putaran CED dilakukan secara rutin dan
terjadwal, sehingga dengan adanya jadwal ini diharapkan
dapat menjadikan suatu kedisiplinan bagi semua yang
terlibat dalam program CED termasuk ketua, tim lokal dan
91
khususnyaa para peserta dalam hal pengembalian modal
usahanya.
Pada dasarnya tahap pelembagaan ini kegunaannya
untuk proses pelaporan, untuk evaluasi tentang
keberhasialn peserta dan untuk pengembangan setiap
peserta CED.
3) Pelatihan usaha atau training
Setiap tahap program CED dimulai dengan sesi
pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas
perempuan sebagai pengguna program utama ini. Selain
itu tujuan dari pelatihan usaha ini dimaksudkan untuk
mengembangkan motivasi, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dalam menjalankan usaha kecil atau memiliki
industri rumahan, dan kerja sama tim untuk saling
mendukung.
Pelatihan training ini terbuka untuk siapa saja,
bukan hanya mantan pekerja buruh migran, akan tetapi
mereka yang sungguh-sungguh ingin berbisnis. Seperti
yang disampaikan langsung oleh Ibu R:
“...itu terbuka untuk siapa saja, tapi persyaratannya
mereka yang mau berbisnis, jadi dimulai dengan
training dulu nah training ini terbuka untuk siapa
saja...” (Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Dalam pelaksanaannya, pelatihan usaha atau
training ini, dilaksanakan selama 2 sampai 3 hari dalam
setiap putaran. Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi,
yaitu:
92
a) Sesi pertama, ialah penyampaian materi praktek
langsung, seperti pembuatan kue, pembuatan kerajinan
dan lainnya.
b) sesi kedua ialah penyampaian materi teori, teori disini
maksudnya ialah teori yang disampaikan oleh
pembicara kepada seluruh peserta training seperti
mengenai ilmu bisnis, motivasi dan lain-lainnya.
Sebagaimana hal ini sesuai dengan penjelasan yang Ibu
Y sampaikan:
“...iya jadi kita itu setiap putaran CED berlangsung
ngadain pelatihan juga mba, jadi peserta tuh tidak
cuma dikasih modal saja tapi kita juga kasih ilmu
nya juga. Nah dalam pelatihan itu kita kasih ilmu
praktek langsung mba, waktu itu kita praktek cara
buat bakso, buat ayam kentucky terus bikin
kerajinan juga kaya bikin bunga dari plastik, terus
kalo yang sesi kedua itu lebih ke motivasi gitu mba
jadi kaya bagaimana cara-cara ilmu berbisnis yang
baik, gitu si mba..” (Wawancara dengan Ibu Y,
2018).
Untuk penentuan pelatih dalam kegiatan training
program CED ini, ketua dengan tim lokal melakukan
musyawarah terlebih dahulu, dan setiap pelatih atau trainer
yang datang akan diberikan uang transport, sebagaimana
yang disampaikan oleh Ibu Y juga:
“...untuk pelatih kalo yang dari luar Indramayu kita
kasih uang transport antara 600 sampe 800 ribu,
tergantung alat dan bahan yang dipake si mba, kalo
dari deket-deket rumah antara 300 sampe 400
ribuan, kadang kalo peserta ada yang sudah mahir,
93
itu di praktekin lagi di temen-temen peserta lainnya
pada saat trainer, misal materinya diulang gitu
mba...” (Wawancara dengan Ibu Y, 2018).
Pelatihan yang berfokus pada materi praktek dan
teori diharapkan dapat diterapkan oleh peserta CED,
sehingga dari praktek itu akan menjadi motivasi kepada
para peserta yang masih bingung dengan bisnis yang akan
dijalankanya dan nantinya akan menjadi sebuah semangat
baru bagi para peserta.
Selain itu program CED ini sangat melibatkan para
peserta seperti peserta yang berhasil mengembangkan
bisnisnya akan dijadikan trainer juga kepada para peserta
lain, sehingga dari situ akan menjadikan motivasi kepada
para peserta lain.
4) Permodalan
Aspek ini menjadi salah satu faktor yang sangat
penting bagi dunia enterpreneurship. Karena dengan
modal finansial yang stabil maka tujuan dari program yang
telah dirumuskan dari awal akan mudah dijalankan.
Adapun pelaksanaan program CED yang ada di Desa
Bondan dalam hal permodalan sebagai berikut:
a) Fasilitas Rumah untuk Pelatihan
Dalam pelaksanaan training pada saat putaran
CED, ketua dengan tim lokal sudah menyiapkan rumah
94
untuk setiap jalannya kegiatan CED, rumah ini
sebenarnya adalah rumah milik warga setempat, karena
pemilik rumah tidak lagi tinggal disitu maka
dimanfaatkanlah rumah tersebut untuk kegiatan CED,
dan pada saat pelaksanaan dilakukan di teras rumah
agar semua peserta bisa terjangkau, hal ini sesuai yang
dikatakan oleh Ibu R selaku ketua CED:
“...saya lakukan di beranda teras rumah penduduk
tempatnya mba Y, semua bisa dateng saya pakai mic
yang keras...”. (Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Adanya fasilitas rumah diharapkan bisa
menjadikan kegiatan training ini berjalan aman,
nyaman, dan terkendali. Sehingga semua kegiatan akan
berdampak baik bagi semua yang terlibat dalam proses
pelatihan tersebut.
b) Dana untuk Program Simpan Pinjam
Setiap tahapan program CED dimulai dengan
sesi pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan
kapasitas perempuan sebagai pengguna utama program
tersebut. Kemudian, mereka diberikan pinjaman mikro
kredit untuk membuka bisnis yang akan dikerjakan
sendiri atau kelompok.
Program mikro kredit ini memberikan
kesempatan bagi para peserta untuk membangun atau
melanjutkan bisnis mereka.
95
Adapun yang telah dijelaskan oleh ketua
program CED bahwa modal untuk menjalankan
program ini beliau dapatkan dari dana hibah program
beasiswa Australi, dimana setiap alumni diberikan
kesempatan untuk menggunakan dana tersebut untuk
kegiatan apa saja yang bisa berguna bagi
pengembangan keilmuan dan karir alumninya.
Sehingga dalam kesempatan ini Ibu R
menggunakannya untuk kegiatan program CED di
Desa Bondan. Sebagaimana yang beliau paparkan
berikut ini:
“...itu dana hibah buat alumni program
beasiswa Australi, karena waktu itu saya kan
belajar di Australi dibawah beasiswa namanya
Australia Development Scholarship, nah dana
hibah itu diberikan kepada alumni untuk
melakukan kegiatan apa saja yang bisa berguna
bagi pengembangan keilmuan dan karir
alumni, Ibu salah satu penerima Award itu dari
tahun 2015 sampai 2017 jadi dua periode, dan
melakukan dana hibah itu untuk program CED
yang ada di Desa Bondan Indramayu...”
(Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Sebelum menerima dana, setiap peserta harus
menjelaskan jenis usaha apa yang akan dijalankan.
Dalam peminjaman dana ketua CED sangat selektif
memilih peserta berbeda dengan program training
yang terbuka untuk siapa saja. Pada peminjaman dana
ini peserta harus jelas bisnis apa saja yng ingin
dijalankan.
96
Program simpan pinjam atau mikro kredit
dilakukan secara bergulir setiap putarannya. Namun
ketua CED selalu memprioritaskan yang baru agar
mereka juga mempunyai kesempatan yang sama
dengan peserta lain. Jadi ketika peserta dianggap sudah
mampu menjalankan bisnisnya tanpa harus meminjam
dana, maka dana tersebut bisa dialihkan kepada peserta
yang baru yang ingin berbisnis juga tetapi masih
kekurangan modal, saat ini jumlah peserta yang
mengikuti program mikro kredit sebanyak 50 peserta
dengan jumlah peminjaman dana sebesar 1 juta rupiah
per orang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu R
berikut ini:
“...Nah kalo untuk simpan pinjam itu sangat
selektif karena pertama dana terbatas, kedua
kita melihat kontinuity dari penerima program
, jadi gini tahap pertama semua baru direkrut
kan dengan maksimal 40 orang dengan dana
pinjaman 900 ribu, nah next putaran kedua itu
saya minta kalo bisa ada yang baru, putaran ke
tiga dan seterusnya kaya gitu juga, jadi ada
yang sudah tiga kali ngambil ada yang baru tapi
selalu saya bilang utamakan yang baru dan
yang berbisnis, dan yang ikut dari tahap awal
mulai dari training kalo dia ikut cuma ingin
ambil duit ga bisa saya tidak perioritaskan...”
(Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Permodalan bentuk dana yang dikhususkan
bagi para peserta yang menjalankan bisnisnya,
diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
keluarganya.
97
Dalam penelitian ini, peneliti juga tidak hanya
mewawancarai peserta yang meminjam mikro kredit,
akan tetapi peneliti juga mewawancarai beberapa
peserta yang sudah tidak lagi mengikuti program
tersebut. Penulis juga telah menyajikan tabel daftar
peminjam modal maupun yang tidak meminjam modal
bagi para peserta CED, berikut ini adalah penyajian
tabelnya:
Tabel 4.5
Daftar Peserta Peminjam Mikro Kredit
No Nama Jumlah Modal yang
dipinjam
1. Ibu NI Rp. 2.000.000
2. Ibu LA Rp. 1.000.000
3. Ibu SRA Rp. 1.000.000
4. Ibu KAR Rp. 1.000.000
5. Ibu IL Tidak Meminjam
6. Ibu OM Rp. 2.000.000
7. Ibu SAM Rp. 3.000.000
8. Ibu YLI Rp. 1.000.000
9. Ibu IST Rp. 1.000.000
10. Ibu WAR Rp. 2.000.000
11. Ibu SRI Rp. 4.000.000
12. Ibu SRH Rp. 1.000.000
98
13. Ibu SMA Rp. 1.000.000
14. Ibu RNA Rp. 1.000.000
15. Ibu SUI Tidak Meminjam
Sumber:Wawancara Pribadi dengan Peserta Program
CED Desa Bondan
5) Proses Penjualan
Diluar dari teori yang dikemukakan oleh Musa
Asy’ari, penulis juga telah mengobservasi bagaimana
proses penjualan dari usaha yang dijalankan para peserta
program CED. Dari hasil wawancara kepada 15 peserta
untuk proses penjualan produk, tergantung dari jenis
usahanya masing-masing, ada yang membuka warung
dirumah-rumahnya, ada yang menjualnya di pasar Bondan,
ada juga yang berkeliling kampung untuk menjajakan
usahanya, serta melalui media sosial seperti Facebook,
Whatsapp (Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
peneliti, 2018). Berikut ini adalah hasil wawancara kepada
para peserta CED mengenai proses penjualan usahanya:
“...saya jualannya lewat media sosial mba, jadi saya
promosi lewat Facebook, Whatsap, terus ya Ibu-Ibu
disekolah gitu mba, nanti kalo ada yang pesan saya
langsung anterin kerumahnya itu, kalo yang deket
mah orang nya ambil sendiri kerumah saya...”
(Wawancara dengan Ibu NI, 2018).
“...dagangnya ya disekolah-sekolah itu mba, kadang
ya ngider juga...” (Wawancara dengan Ibu OM,
2018).
“...kalo jualannya di pasar bondan tiap pagi mba...”
(Wawancara dengan Ibu KAR, 2018).
99
Pemikiran yang semakin maju, menjadikan para
peserta mencari hal-hal yang baru untuk jenis usaha serta
bagaimana mempromosikan jenis usahanya tersebut,
seperti memanfaatkan sosial media yang dirasa sangat
bermanfaat bagi setiap peserta CED, sehingga produk yang
mereka hasilkan bisa terjual dengan luas tidak hanya di
Desa Bondan saja.
Akan tetapi masih terdapat beberapa kendala bagi
peserta yang berbisnis makanan maupun sayuran, seperti
kendala cuaca dan sebagainya, sebagaimana pernyataan
yang disampaikan oleh Ibu RNA berikut ini:
“...saya itu jualan sayur setengah hari paling
dapetnya 50 ribu mba, itu juga kadang tergantung
cuaca ya mba, kalo musim hujan kan agak repot
karena saya jualannya kan pake motor keliling
kampung gitu mba..” (Wawancara dengan Ibu
RNA, 2018).
Untuk memudahkan pemahaman kita tentang
pelaksanaan pemberdayaan program Community
Economic Development (CED) yang ada di Desa Bondan,
penulis sajikan dalam bentuk tabel, sebagaimana berikut ini
Tabel 4.6
Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi
Mantan Pekerja Buruh Migran melalui
Program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
100
1. Tahap
Keadministrasian
Peserta
yang
mengikuti
program
CED
Pendataan
dengan cara
manual yang
kemudian
akan
dilanjutakan
pada tahap
pengetikan
Adanya data yang
terdokumentasikan
dengan baik baik
dan rapih,
sehingga
memudahkan guna
proses evaluasi
program dan
sebagainya
Tidak ada
kendala dalam
proses
keadminitrasian
ini, karena
persyaratan
yang mudah
seperti hanya
mem fotocopy
KK, KTP dan
pengesian
formulir
simpan pinjam,
sehingga
peserta yang
ingin mengikuti
program tidak
kerepotan
menyiapkan
persyaratan
tersebut
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
2. Jadwal Putaran
CED
Seluruh
anggota
yang
terlibat
dalam
program
CED
Kordinasi
antara ketua
dengan tim
lokal CED
Adanya jadwal
yang terstruktur,
sehingga
memudahkan
berjalannya
kegiatan CED
serta adanya
Jarak tempat
tinggal antara
ketua dengan
tim lokal yang
jauh, sehingga
kordinasi lebih
sering
101
kedisiplinan baik
dari peserta
maupun pengurus
CED dalam
melaksanakan
program
menggunakan
telepon.
3. Pelatihan
Usaha
Seluruh
masyarakat
desa
Bondan
khususnya
mantan
pekerja
buruh
migran
Materi dan
praktek
Peningkatan
pengetahuan
kewirausahan dan
keterampilan
Jangka waktu
pelatihan yang
sangat terbatas.
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendala
4. Permodalan Seluruh
masyarakat
Desa
Bondan dan
Peserta
yang sudah
mempunyai
usaha
Memfasilitasi
Rumah untuk
pelatihan dan
memberikan
pinjaman
dana atau
mikro kredit
Adanya tempat
yang digunakan
untuk pelatihan
usaha, peserta
mendapatkan
modal untuk
mengembangkan
bisnisnya.
Minimnya dana
untuk program
mikro kredit,
sedangkan
peminat dari
peserta sangat
banyak.
5. Proses Penjualan
Produk
Peserta
yang
mempunyai
bisnis
Sesuai
dengan jenis
usaha yang
dijalankannya
Peserta dapat
memperkenalkan
produk usahanya
kepada masyarakat
yang lebih luas.
Cuaca yang
terkadang tidak
menentu.
102
Sumber: wawancara dan observasi kepada informan Program CED
Desa Bondan
Dengan demikian proses pelaksanaan program
pemberdayaan ekonomi melalui program CED mempunyai
dampak yang posifit bagi para peserta khususnya mantan
pekerja buruh migran seperti kemandirian dalam proses
penjualan produk dan kedisiplinan dalam pengembalian
modal usahanya. Dengan adanya pelatihan dan
peminjaman dana para peserta mempunyai semangat dan
motivasi yang besar untuk meningkatkan usaha atau bisnis
yanga dijalankannya.
c. Tahap Pelembagaan
Dalam pengembangan masyarakat atau
pengorganisasian masyarakat, terdapat beberapa model.
Salah satunya adalah model intervensi. Model ini
mengatakan bahwa program atau kegiatan yang akan
dijalankan haruslah selaras dan dipantau oleh fasilitator
pemberdaya (Hermansah, 2016:112).
Tahapan pelembagaan adalah tahapan khusus yang
dilakukan dalam rangka membangun aspek kemandirian
atau keberlanjutan. Adapun program CED adalah
merupakan program yang jelas, terukur, dan terencana
sehingga tidak berhenti dalam waktu tertentu melainkan
berkesinambungan. Program pemberdayaan ekonomi
yang berkesinambungan akan membangun kemandirian
masyarakat dan meningakatkan produktivitas.
103
Berikut ini adalah tindakan yang dilakukan dalam
proses pelembagaan yang dilakukan oleh tim program
CED:
1) Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam program harus di bangun kelembagaan lokal
yang kuat sebagai mata rantai yang akan melanjutkan
kegiatan pemberdayaan yang sudah dilakukan melalui
stimulan dari pihak luar. Hal ini karena kelembagaan
yang kuat akan memelihara kesinambungan dan
manfaat program. Penguatan kelembagaan lokal dapat
dilaksanakan melalui penguatan sumber daya manusia
sebagai pengelolaan program tersebut (Muhtadi &
Tantan, 2013:50).
Sejalan dengan perspektif di atas program CED
telah melakukan penguatan kelembagaan, seperti
halnya 1) meningkatkan capacity building atau
pengembangan kapasitas, 2) meningkatkan
kepemimpinan, 3) meningkatkan pengetahuan tentang
bagaimana menjalankan bisnis yang efektif.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu R
sebagai berikut:
“...Saya mencoba membuka paradigma mereka
bahwa ini program dan ini pemberdayaan,
program ini kan namanya aja CED yah, jadi tidak
hanya memberikan simpan pinjam saja, tetapi
bagaimana memberikan capacity building, orang
tidak dikasih duit saja tetapi bagaimana kemudian
bagaimana dia mampu memanfaatkan dana itu. Itu
104
sebenrnya yang menjadi sasaran dari program
ini...”. (Wawancara Ibu R, 2018).
Selain itu guna meningkatkan kekuatan sumber
daya manusia baik untuk peserta maupun tim CED,
dibentuklah sebuah organisasi berbasis komunitas
informal yang disebut “Paguyuban TKW Indramayu”
dengan tujuan penting untuk belajar, berbagi, dan
saling mendukung. Mereka dapat mengembangkan
kepemimpinan dan kemampuan mereka dengan
mendengarkan dan menyalurkan suara mereka melalui
oraganisasi. Anggota dari paguyuban ini terdiri dari tim
CED, mantan pekerja buruh migran, dan anggota
masyarakat lainnya (Rosita Tandos, 2017).
2) Menjalin Kemitraan
Menjalin kemitraan dengan tokoh masyarakat yang
akan mendukung pelaksanaan program CED di tingkat
lokal sangatlah diperlukan, hal ini juga dilakukan oleh
tim CED untuk berjalannya program yang
berkelanjutan, berikut ini beberapa kemitraan yang
yang dilakukan oleh tim program CED:
a) Kerjasama dengan Balqis Foundation
Pada putaran terakhir, Balqis Foundation turut
berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan
training program CED yang ada di Desa Bondan.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan langsung
oleh Ibu R berikut ini:
105
“jadi program ini semenjak putaran kedua itu dengan
tambahan program itu sudah dengan Balqis, kalo
yang AGS kan dana nya semua ke CED tapi kalo
yang editional itu semua dari Balqis, perpustakaan,
dan sebagainya, kelas mingguannya, jadi bermitra,
kan karena seiring dengan berakhirnya AGS ini
sekarang di takeover semua sama Balqis, Balqis
yang menjalankan, jadi kalo inisiator ibu terus
sekarang sebagai direkrut Balqis , program ini
dibawah Balqis sekarang”. (Wawancara Ibu R,
2018).
b) Kerjasama dengan Pelaku Bisnis
Untuk memudahkan para peserta program CED
dalam menjalankan bisnisnya tentu memerlukan
kerjasama dengan pelaku bisnis yang sudah
profesional, begitu pula dengan tim program CED
yang telah bekerjasama dengan pelaku bisnis yang
di undang sebagai pelatih pada saat program
training. Pada saat kegiatan pelatihan, trainer
haruslah pelaku bisnis, agar para peserta dapat
mengembangkan bisnisnya. Hal ini lah yang selalu
di terapkan oleh tim CED dalam setiap
pelaksanaanya, seperti yang dipaparkan oleh Ibu R
berikut ini:
“ ...dan trainer itu harus pelaku bisnis ya, jadi dia
tidak hanya ngajarin bikin produk tapi juga harus
bisa mengajarkan bagaimana mengembangan bisnis
yang baik, nah terus kita kasih nomer kontaknya
kepada para peserta, misalkan ibu-ibu ingin nanya
sesuatu kan bisa berlanjut”. (Wawancara Ibu R,
2018).
106
c) Kerjasama dengan Media
Untuk menyebarluaskan hasil dan keberhasilan
program CED, maka diperlukan kerjasama dengan
media (surat kabar dan media sosial), sebagaimana
yang kita tahu saat ini bahwa media sosial sudah
menjadi kebutuhan pokok sehari-hari kita, untuk itu
agar program CED ini tersebar dan dapat
menginspirasi banyak orang tim Program CED
melakukan kerjasama dengan media. Program CED
ini diterbitkan di dua surat kabar lokal yakni Pikiran
Rakyat dan Radar Cirebon. Selanjutnya, program
CED akan dipublikasikan disebuah surat kabar
nasional (Rosita Tandos, 2017:18).
3) Publikasi Berupa Buku (Handbook)
Program CED yang bertujuan untuk
menyebarluaskan hasil dan prestasi yang mungkin
diterapkan dalam situasi dan kondisi, serta populasi
yang serupa.
Penulisan buku dimulai dengan diskusi tentang
buruh migran perempuan di tingkat global, regional,
dan lokal. Hal ini bertujuan untuk memberikan
kontribusi berupa beberapa rekomendasi yang
digunakan untuk dapat melakukan perubahan kebijakan
program dan peningkatan layanan yang tersedia bagi
buruh migran perempuan.
Selain itu, buku yang ditulis juga diharapkan dapat
meningkatkan diskusi pemberdayaan ekonomi
107
masyarakat yang menekankan pada sumber daya lokal
(sumber daya manusia dan alam, serta sistem yang
berlaku), dan isu terkait Hak Asasi Manusia, khususnya
mengenai isu kesetaraan dan keadilan gender (Rosita
Tandos, 2017:19).
Untuk memudahkan pemahaman mengenai
bagaimana tahap pelembagaan program CED, berikut
penulis sajikan tahapan tersebut dalam bentuk tabel:
Tabel 4.7
Tahap Pelembagaan Pemberdayaan Ekonomi Mantan
Pekerja Buruh Migran melalui Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
No Kegiatan Partisipan Metode Output Kendalan
i. Penguatan
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
Seluruh
anggota yang
terlibat
program CED
Melalui
pendidikan
atau pelatihan
dan diksusi
Terciptanya
peserta program
CED yang
mampu
mengembangkan
kreatifitas dan
kemampuan
dalam
menjalankan
bisnis.
Karakter dari
setiap peserta
yang berbeda-
beda.
ii. Menjalin
Kemitraan
Seluruh
anggota yang
terlibat
program CED
Sesuai
dengan jenis
kemitraan
yang
dilakukan
Perluasan jaringan
baik dibidang
bisnis, maupun
dalam mengenalkan
program CED
kepada masyarakat.
Sampai saat ini
kemitraan
berjalan lancar.
108
iii. Publikasi
berupa
Buku
(Handbook)
Seluruh
anggota yang
terlibat
program CED
Diskusi
seluruh
anggota yang
terlibat
program CED
Adanya bukti
penulisan sebagai
hasil dari program
CED
Publikasi
belum terlalu
banyak, namun
buku ini bisa
juga dicari di
Internet.
Sumber: wawancara dan observasi kepada informan Program CED
Desa Bondan
d. Tahap Evaluasi
Evaluasi dapat pula dilakukan terhadap proses dan
hasil implementasi program Community Economic
Development (CED) Desa Bondan, artinya bisa dilakukan
pada waktu-waktu tertentu dan pada akhir putaran CED
berlangsung. Tujuan evaluasi program adalah untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan, apa faktor
penghambat, pendukung dan langkah apa yang diambil
guna perbaikan lebih lanjut (Muhtadi & Hermansah,
2013:51-53).
Adapun dalam konteks Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan proses dan
pelaksanaan evalusianya adalah dengan diskusi, jejak
pendapat, sharing antara ketua program dengan tim lokal.
Dikarenakan ketua program CED tidak selalu standby di
Desa Bondan maka ketua selalu merespon segala tantangan
109
program ini melalui Telephone dengan tim lokal maupun
peserta CED.
Pada awal putaran CED, tim lokal masih belum
sepenuhnya memahami bahwa program CED ini tidak
hanya meminjamkan modal saja seperti yang dilakukan
oleh bank-bank pada umumnya, maka dengan ini ketua
melakukan diskusi sehingga membuka pemikiran tim lokal
agar memahami betul tujuan dari program CED ini.
Sebagaimana hal itu disampaikan oleh ketua
program CED Desa Bondan, sebagai berikut:
“...nah itu yang pertama karena saya ngga disana,
ngga standby disana tapi telpon saya hampir 24
jam buat merespon segala tantangan program ini,
jadi satu tuh karena dari timnya sendiri banyak
yang awal-awal tuh ngga paham, pikirnya mereka
kan sama simpan pinjam biasa. Saya mencoba
membuka paradigma mereka bahwa ini program
ini pemberdayaan, jadi saya menilai itu dari 3 poin
itu, satu keaktifan didalam keseluruhan program
training sampai simpan pinjam, disiplin dan
progres dari bisnis mereka harus ada, kalo ga ada
progres kita pertimbangkan untuk ngambil lagi
jadi harus ada progres...” (Wawancara dengan Ibu
R, 2018).
Kemudian untuk mengukur keberhasilan dari usaha
yang dijalankan para peserta CED, ketua dengan tim lokal
memberikan sebuah penghargaan kepada setiap peserta
yang telah mampu mengembangkan bisnisnya serta
kedisiplinannya mulai dari awal mengikuti training,
110
sampai disiplin dalam pengembalian simpan pinjam, serta
keaktifan peserta dalam setiap program CED yang
dijalankan. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan hasil
wawancara dari Ibu R:
“...Terus untuk ukuran keberhasilan peserta itu
setiap tahun dikasih penghargaan, dikasih harapan
satu dua tiga, setiap tahun, ini kan udah tahun kedua
berarti kalo tahun ke tiga nanti kasih penghargaan
lagi, sebenarnya penghargaan itu untuk motivasi
saja gitu, itu pun kriterianya kita jelasin kenapa dia
dapet penghargaan, ya itu tidak lari dari keaktifan,
kedisiplinan program, mulai dari training sampai
simpan pinjam terus progres dari bisnisnya, terus
bisa menginspirasi teman-temannya.” (Wawancara
dengan Ibu R, 2018).
Proses Evaluasi yang dilakukan pada program CED
sangatlah rinci dan jelas, meskipun dalam tahap teknisnya
ketua dan tim lokal jarang bertatap muka secara langsung,
namun dengan begitu proses evaluasi masih bisa
terjangkau lewat sosial media. Evaluasi terhadap
keberhasilan para peserta juga sangat jelas seperti dengan
adanya pemberian penghargaan dan penambahan modal
bagi para peserta yang ingin mengembangkan bisnisnya
lebih besar lagi.
2. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migran melalui Program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan
Berdasarkan hasil yang ditemukan dilapangan,
program CED yang ada di Desa Bondan memiliki dampak
111
yang sangat baik bagi masyarakat Desa Bondan khususnya
mantan pekerja buruh migran perempuan. Dengan adanya
program CED ini, kemampuan yang diperoleh peserta dari
hasil pelatihan serta adanya peminjaman modal untuk
kegiatan usaha, dirasa sangat membantu permasalahan yang
terjadi khususnya pemasalahan ekonomi keluarga.
Seperti Ibu YLI yang mengatakan bahwa beliau sangat
merasakan hasil dari CED yang ada di Desa Bondan
tersebut, berikut penyampaian Ibu YLI:
“...Saya pengen buka usaha, tapi belum ada modal,
makanya saya ikut CED mba, setelah saya ikut CED
jadi ada kerjaan, terus ada penghasilan meskipun ga
banyak juga. Intinya ada kemajuan untuk keluarga
saya mba.” (Wawancara dengan Ibu YLI, 2018).
Untuk dapat melihat berhasil atau tidaknya proses
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan melalui program
Community Economic Developmet (CED) yang ada di
Desa Bondan, maka dalam hal ini penulis akan
menganalisis berdasarkan indikator kemandirian ekonomi
keluarga yang dikemukakan oleh Ali Romdhoni dalam
Jurnalnya.
Mengapa kemandirian ekonomi keluarga, karena rata-
rata peserta program CED yang ada di Desa Bondan sudah
memiliki keluarga, sehingga hasil dari usaha yang
dijalankan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Berikut adalah Indikator kemandirian
ekonomi keluarga:
112
a. Meningkatkan Produktivitas Pendapatan dalam
Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara kepada para peserta
program CED Desa Bondan, mereka mengatakan bahwa
harapan mengikuti program CED ialah usaha yang berjalan
lancar, sehingga hasil dari usaha tersebut mampu
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, seperti untuk
kebutuhan rumah tangga, biaya sekolah anak, dan untuk
modal usaha lagi. Sebagaimana hasil wawancara yang
disampaikan oleh beberapa peserta CED berikut ini:
“...Saya usahanya warung sama sarapan mba,
keuntungan pasti ada ya, sehari itu saya bisa
dapet 500 ribu, tapi kan itu untuk belanja lagi,
terus uang nya ya buat anak sekolah, sekarang
saya lagi kredit motor mba, terus buat belanja
dapur juga mba”. (Wawancara dengan Ibu SAM,
2018).
Sejalan dengan yang disampaikan di atas, Ibu NI
juga memberikan komentarnya terkait pendapatan dari
usahanya, berikut ini penyampaian yang beliau jelaskan:
“kalo peningkatan pasti ada yah mba, soalnya kan
saya usaha ini tuh ya lumayan lah untuk satu jenis
kue aja yang ukuran sedang itu saya jual 50-100
ribu mba” (Wawancara dengan Ibu NI, 2018).
Sebuah kebanggaan tersendiri bagi para peserta
CED yang mampu mengembangkan bisnis usahanya,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarganya dan yang paling penting adalah mereka tidak
113
lagi menganggur, mampu untuk membiayai kebutuhan
anak sekolah, membeli motor meskipun melalui kredit.
b. Perlunya Kesadaran untuk Menabung
Dalam persaingan hidup yang super ketat seperti
sekarang ini, setiap keluarga harus memiliki biaya
cadangan untuk menjawab kebutuhan yang tidak terduga.
Keluarga yang baik tentu akan menyisihkan hasil
pendapatannya sebagai jaminan hidup di masa depan.
Seperti halnya dengan para peserta CED di Desa
Bondan, berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan, para peserta CED mampu menabungkan atau
menyimpan uang dari hasil usahanya, meskipun dalam
jumlah yang tidak banyak dan rata-rata mereka tidak
menabungkannya di Bank akan tetapi lebih kepada
celengan mereka masing-masing, namun ada juga peserta
yang masih belum bisa menabungkan hasil usahanya
karena untuk kebutuhan modal usahanya lagi, berikut ini
adalah hasil dar wawancara kepada para peserta CED:
“...kalo untuk nabung Insyaallah saya bisa mba, jadi
saya itu setiap hari nyelengin 50 ribu, kalo ditabung
di bank si belum bisa, namanya juga kan usaha saya
kecil-kecilan”. (Wawancara dengan Ibu IS, 2018)
“...ya bisa aja si mba saya nyimpen 50 kadang 100
sehari itu” (Wawancara dengan Ibu SUI, 2018).
Sedangkan menurut Ibu RNA yang usahanya
sebagai penjual sayur, untuk menabung tidak tentu
tergantung dari uang yang dihasilkan setelah jualan.
114
Berikut adalah paparan yang beliau sampaikan:
“...buat nabung ya kadang bisa kadang ngga mba, ,
uangnya kan buat muter-muter aja, buat belanja
lagi, buat kebutuhan yang mendadak, ya buat yang
lain-lain ya mba” (Wawancara dengan Ibu RNA,
2018).
c. Menentukan Prioritas Kebutuhan
Kebutuhan rumah tangga amatlah banyak, akan
tetapi dalam ekonomi keluarga perlunya skala prioritas
dalam menentukan kebutuhan tersebut, memilih mana yang
terpenting dan harus lebih dahulu diselesaikan. Seperti yang
dikatakan oleh beberapa peserta CED di Desa Bondan,
bahwa hasil dari usahanya lebih diutamakan untuk biaya
pendidikan anak-anaknya. Salah satunya ialah Ibu SI:
“Untuk biaya anak saya kuliah, saya masih ada
anak satu yang kuliah di Cirebon mba” (Wawancara
dengan Ibu SRA, 2018).
“...untuk setor lagi ke Ibu Carini tiap minggu, terus
ya buat modal dagang lagi kan, sama buat makan
sehari hari. Ya kebutuhan rumah tangga lah mba...”
(Wawancara dengan Ibu KAR, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menurut
penulis para peserta CED telah mampu menentukan
kebutuhan mana yang perlu diprioritaskan terlebih
dahulu.
d. Optimis
Dalam kondisi sulit kita tidak boleh menyerah,
justru kita harus memanfaatkan kondisi sulit untuk
115
menyuport semangat kita agar mau keluar dari kondisi
tersebut. Kita juga harus tenang dan yakin bahwa usaha kita
akan berbuah manis. Dengan sikap itu langkah kita akan
tetap tenang, dan dalam kondisi tenang maka perhitungan
kita akan tetap akurat. Dengan ini pula, kesuksesan akan
semakin dekat menghampiri kita.
Program CED yang ada di Desa Bondan mampu
menjadikan perempuan-perempuan mantan pekerja buruh
migran menjadi optimis dalam hidupnya, tanpa harus
bekerja di luar negeri mereka mampu menghasilkan uang
dan mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Peserta CED yang telah mengikuti program sangat
yakin untuk lebih mengembangkan skill, keterampilan, dan
usaha mereka menjadi berkembang dan lebih maju lagi.
Harapan itu lah yang disampaikan langsung oleh para
peserta CED beikut ini:
“...harapannya semoga CED ini ada terus, soalnya
biar saya banyak belajar lagi mba pas pelatihan-
pelatihan CED itu, rencananya juga saya pengen
buka toko mba dirumah, jadi nanti didepan itu kan
ada ruangan nah saya pengen itu nanti dirubah jadi
toko kue saya, makanya sekarang tuh saya lagi usaha
terus biar bisa tercapai” (Wawancara dengan Ibu NI,
2018).
“...perubahannya ya saya punya usaha, ga harus jadi
TKW terus kan mba, saya juga sekarang lagi belajar
banyakin rasa es lilin sama eskrimnya yang tadinya
cuma dua rasa kerana saya coba-coba belajar jadi
banyak varian rasanya sekarang, anak-anak yang
jajan juga pada suka...” (Wawancara dengan Ibu OM,
116
2018).
Namun harapan yang disampaikan Ibu RNA sedikit
berbeda, beliau mengatakan bahwa dirinya tidak ingin lagi
mengikuti program simpan pinjam dikarenakan terkendala
karena setorannya, berikut ini adalah yang disampaikan
oleh Ibu RNA:
“...rencananya saya ngga ikut minjem modal lagi
mba, kepikiran setorannya itu mba” (Wawancara
dengan Ibu RNA, 2018).
Pencapaian di atas adalah bentuk dari keberhasilan
pemberdayaan yang dilakukan melalui program CED yang
ada di Desa Bondan, meski masih terdapat salah satu
peserta yang sedikit terkendala terhadap setoran simpan
pinjam. Dalam hal kemandirian, bagi peserta program CED
menurut ketua dapat dilihat dari adanya rasa kepedulian
peserta yang lama kepada kepada peserta-peserta yang
baru, mereka memberikan kesempatan untuk peserta lain
agar dapat mengikuti program CED juga. Sebagaimana hal
ini pula disampaikan oleh Ibu R berikut ini:
“...dan saya bangga nya itu mereka yang bisa
berkembang sendiri mereka sudah banyak yang
mundur kasih kesempatan yang lain, tapi kalo
secara ekonomi saya tidak tahu ya, tapi dia
menganggap bahwa saya sudah bisa sendiri gitu
dengan entah itu dana CED yang terbatas, saya juga
masih mempertanyakan karena kan duitnya dikit
banget tuh. Tapi dia mengatakan bahwa saya harus
beri kesempatan yang lain saya bisa berbisnis tanpa
117
meminjam nah itu yang saya seneng, bahwa
kesuksesan itu harus bersama gitu. Nah saya selalu
bilang kalian harus disiplin mengembalikan uang
pinjaman bukan apa, karena kalo kalian tidak
mengembalikan kasian yang mau pinjem lagi...”
(Wawancara dengan Ibu R, 2018).
Untuk dapat melihat lebih jelas hasil dari
pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh migran
melalui program Community Economic Develepoment
(CED) penulis membuat tabel yang mencakup jenis usaha
yang dijalankan, rata-rata pengahasilan sampai dengan
kemampuan untuk menabung.
Tabel 4.7
Hasil Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja
Buruh Migran melalui Program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan
No Nama Jenis Usaha Rata-rata
Penghasilan
Kemampuan
menabung
1. Ibu NI Catering,
Laura Bakery
Rp.300.000-
400.000/hari
Mampu
2. Ibu LA Bertani dan
Ternak
Dilihat saat panen Mampu
3. Ibu SRA Warung Rp. 300.000/hari Mampu
4. Ibu KAR Kerupuk dan
ayam potong
Rp.100.000-
150.000/hari
Mampu
5. Ibu IL Parfume Rp. 400.000/hari Mampu
6. Ibu OM Ice Cream RP. 150.000/hari Mampu
118
7. Ibu SAM Warung dan
sarapan
Rp.100.000-
200.000/hari
Mampu
No Nama Jenis Usaha Rata-rata
Penghasilan
Kemampuan
Menabung
8. Ibu YLI Warung Rp. 200.000/hari Mampu
9. Ibu IST Warung Rp. 150.000/hari Mampu
10. Ibu WAR Pakaian Rp.100.000-
200.000/hari
Mampu
11. Ibu SRI Butik dan
ternak
Rp.400.000-
500.000/hari
Mampu
12. Ibu SRH Usaha Gas Rp. 50.000-
100.000/hari
Mampu
13. Ibu SMA Sarapan Rp.300.000-
400.000/hari
Mampu
14. Ibu RNA Sayur Rp. 50.000/hari Belum mampu
15. Ibu SUI Makanan
Ketan
Rp.380.000/hari Mampu
Sumber: Wawancara Pribadi dengan Peserta Program CED di
Desa Bondan
Dari tabel yang disajikan, penulis dapat melihat
beragam jenis usaha yang dijalankan oleh para peserta
CED, dan juga berapa penghasilan yang didapatkan,
sehingga dari usahanya tersebut para peserta mampu
menjadikan perekonomian keluarganya menjadi lebih baik
serta mandiri, sehingga program CED ini sangat
119
berpengaruh positif terhadap masyarakat Desa Bondan
khususnya mantan pekerja buruh migran.
Jika dilihat dari latar belakang pendidikan yang
rata-rata masih rendah, kurangnya keterampilan serta
minimnya lapangan pekerjaan, disitulah keinginan untuk
maju dan sukses tanpa harus bekerja diluar negeri, dan
mereka mampu membuka pikiran serta mampu
menjalankan bisnisnya dari hasil pelatihan-pelatihan yang
telah diberikan. Melalui program CED ini para peserta
mempunyai keyakinan dan optimis serta kemauan untuk
maju dan sukses sangat tertanam disetiap jiwa para peserta
CED.
120
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang
telah penulis lakukan, dan telah terurai dalam bab sebelumnya,
mengenai proses dan hasil dari pemberdayaan ekonomi
mantan pekerja buruh migran melalui program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan. Maka dengan
ini, kesimpulan yang akan penulis paparkan adalah sebagai
berikut:
1. Sebagaimana latar belakang masalah dari penelitian ini
adalah pekerjaan di luar negeri dengan penghasilan tinggi
menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat
khususnya ibu-ibu rumah tangga yang berpendidikan
rendah untuk bekerja disana, hal ini sejalan dengan hasil
temuan peneliti dimana pendidikan para peserta program
CED masih tergolong rendah, dari hasil wawancara kepada
15 peserta mengenai tingkat pendidikan terakhir penulis
menyimpulkan jumlah lulusan SD 6 orang, SMP 7 orang,
MA 1 orang dan tidak sekolah 1 orang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa masyarakat yang tertarik untuk bekerja
sebagai buruh migran rata-rata mereka memang
berpendidikan rendah.
121
2. Dalam teori yang dijelaskan oleh Eric Shargge tujuan
utama dari Community Ecomonic Development adalah
untuk menemukan cara-cara guna merevitalilasi ekonomi
lokal, mengurangi kemiskinan melalui pelatihan dan
penciptaan lapangan kerja serta melibatkan penduduk dan
aktor-aktor lokal dalam setiap prosesnya. Maka dalam hal
ini dengan melihat studi Rosita Tandos serta berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, program
CED yang ada di Desa Bondan telah memenuhi
sebagaimana tujuan dari CED yang telah dijabarkan di atas.
Salah satu tujuan Program CED Desa Bondan ialah untuk
meningkatkan kemampuan partisipan dengan program
pelatihan enterpreneurship, sehingga para peserta dapat
meningkatkan motivasi, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman dalam menjalankan bisnis usaha kecil atau
industri rumahan. Selain itu ada kesempatan bagi para
peserta (yang baru dan lama) untuk belajar dan berbagi
kesuksesan satu sama lainnya.
3. Proses pemberdayaan ekonomi mantan pekerja buruh
migran melalui program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan dalam prosesnya
telah memenuhi sebagaimana teori yang dijelaskan dalam
buku Tantan Hermansah, dimana dalam proses
pemberdayaan terdapat 4 tahapan yang harus dilalui yaitu
dimulai dari:
a. Tahap Perencanaan, program CED yang dalam proses
perencaannya dilakukan dengan sangat rinci dan
122
terarah dimana dimulai dari tahap pengenalan kepada
masyarakat sekitar dan saling diskusi guna menjawab
permasalahan yang ada di Desa Bondan khususnya
masalah keuangan mantan pekerja buruh migran,
kemudian adanya proses penerimaan yang terjalin
sangat baik antara pihak penyelenggara program
dengan pihak Pemerintah Desa, sehingga program
CED ini benar-benar diakui oleh pemerintah setempat.
b. Tahap Pelaksanaan, program CED telah melaksanakan
sejaka tahun 2015 sampai sekarang, dan dalam
pelaksanaannya selalu berjalan dengan tertib, terarah
dan terkontrol, hal ini berkat kerja sama antara semua
pihak yang terlibat dalam program. Pelatihan usaha dan
pemberian modal menjadikan perempuan-perempuan
mendapatkan pekerjaan serta mendapatkan
penghasilan untuk membantu perekonomian
keluarganya.
c. Tahap Pelembagaan, dalam menjalankan suatu
program tahap pelembagaan sangat dibutuhkan, hal ini
sebagaimana Program CED yang dalam tahap
pelembagaannya sangat terarah sehingga Program
CED ini terus berkembang dan lebih baik.
d. Tahap Evaluasi, evaluasi yang dilakukan oleh tim CED
terhadap peserta yang mengikuti program ialah dengan
cara melihat kedisiplinan, komitmen dalam program
serta kesungguhan dalam berbisnis, sehingga bagi
peserta yang menjalankan bisnisnya dengan sungguh-
123
sungguh dan berhasil akan diberikan sebuah
penghargaan disetiap ahir tahun, tujuan pemberian
penghargaan ini untuk dijadikan motivasi kepada para
peserta yang bisnisnya masih belum berkembang.
Dilihat dari beberapa proses tersebut, program CED
telah berhasil melakukan setiap prosesnya, sehingga
sampai saat ini program CED berjalan dengan baik dan
terarah.
4. Hasil dari Pemberdayaan Ekonomi Mantan Pekerja Buruh
Migran melalui Program CED di Desa Bondan:
a. Program CED telah banyak dirasakan oleh setiap
peserta, dimana para peserta berhasil membangun
kreativitas, kepercayaan, kedisiplinan serta
optimis, dan mampu membantu perekonomi
keluarganya menjadi lebih baik.
b. Program CED telah merubah mindshet mantan
pekerja buruh migran yang ada di Desa Bondan,
dengan cara pandang bahwa untuk mendapatkan
uang tidak harus bekerja diluar negeri, mereka
masih bisa mencari alternatif pendapatan lain
dengan cara berbisnis di rumah masing-masing.
B. Saran
Dari berbagai informasi yang didapat dari hasil
penelitian, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi
catatan bagi peneliti yang mana hal tersebut menjadi dasar
peneliti untuk memberikan masukan dan usulan untuk
124
memajukan program CED yang ada di Desa Bondan. Peneliti
berharap saran yang diberikan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan.
1. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat
untuk mengembangkan lebih lanjut program CED kesegala
RW sebagai langkah solutif dalam pengentasan atau
penurunan angka buruh migran khususnya di Desa Bondan
atau bahkan tingkat Kabupaten.
2. Bagi pengurus program CED terus memberi pemahaman
serta pelatihan untuk para peserta guna menciptakan idea-
idea yang kreatif untuk membuat produk bisnis yang akan
dijalankan oleh setiap peserta.
3. Perlu adanya pengkaderan yang lebih sistematis dan
berkelanjutan dalam menjaga eksistensi dari program CED.
DAFTAR PUSTKA
Abdullah, I (Ed). Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003.
Adon Nasrullah dan Jamaludin. Sosiologi Pembangunan.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2016.
Adi, Isbandi Rukminto. Pembedayaan, Pengembangan dan
Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. 2003.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.
2002.
Ali Aziz, Moh. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma
Aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.
Asy’ari, Musa. Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi.
Yogyakarta: Lesfi, 1997.
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Breman, J. dan G. Wiradi. Masa Cerah dan Masa Suram di
Pedesaan Jawa. Jakarta: LP3ES, 2004.
Budiono, Abdul Rahmad. Hukum Perburuhan. Jakarta: PT.Indeks.
2009
Daulay, H. Pergeseran Pola Relasi Gender Di Keluarga Migran.
Yogyakarta: Galang Pers, 2001.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Hermansah, Tantan. Memberdayakan Masyarakat dengan
Mengaplikasikan Pendekatan Transformasi-Komunitas-
Institusionalsasi. Banten: UIN Jakarta Press, 2016.
Huraerah, Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat. Cet ke-2 Bandung: Humaniora, 2011.
Hikmah, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
Humaniora, 2001.
Idrus Muhammad, Metode penelitian ilmu sosial. Jakarta,
Erlangga, 2009.
James A. Christenson & Jerry W. Robinson, Jr Ames, Community
Development In Perspective: Lowa State University Pres,
1989.
Juliansyah, Noor. Metode Penelitian. Jakarta, Kencana Media
Gruop, 2011.
Kartasasmita, Ginandjar. Pembangunan Untuk Rakyat:
Memadukan Pertumbuhan dan Pemeratan. Jakarta: PT.
Pustaka Cidesindo, 1996.
Macendrawati, Nanih, Agus Ahmad, Syafe’I. Pengembangan
Masyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi Sampai
Tradisi. Cetakan ke-1, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001.
Mahfudz, Model Pemberdayaan Masyarakat Dan Industri. Jakarta
: 2005. MITIMardikanto, Totok dan Soebianto,
Poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Cetakkan Ke-2, Bandung: Alfabeta,
2013.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT RajaGrafindo
Perasada. 2011.
Masriah, dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan
Lingkungan. Cetakan ke 1. Malang: Universitas Negeri
Malang (UM PRESS). 2011.
Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2007.
Mubyanto. Ekonomi Rakyat dan Program IDT. Yogyakarta: Aditya
Media, 1998.
Muhtadi & Tantan Hermansah. Manajemen Pengembangan
Masyarakat Islam. Banten: UIN Jakarta Press, 2013.
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-
Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Oos, M. Anwas.Pemberdayaan Masyarakat di Era Global.
Bandung: Alvabeta, 2013.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2018.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat
Kajian Strategis Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan
Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Yulistiani, Indriati. Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian
Lapangan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001.
Artikel dan Jurnal
Ali Romdhoni. 2014. Membangun Kemandirian Ekonomi
Keluarga. Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II.
Effendi, T. N. 2004. Mobilitas Pekerja, Remitan dan Peluang
Berusaha di Pedesaan. Jurnal Ilmu Sosial Politik, Vol. 8(2)
Erni Febrina Harahap. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang
Ekonomi Untuk Mewujudkan Ekonomi Nasional Yang
Tangguh dan Mandiri. Manajemen dan Kewirausahaan III,
no.2 (Mei 2012).
Fahmi Abdullah. Pemahaman dan Pengamalan Surat Aljumuah
ayat 9-10 (Studi Kasus Pada Pedagang di Lingkungan
Masjid Ampel Surabaya). JESTT Vol.1 No.1 Januari 2014.
Sumber Website
Pusat Penelitian Pengembangan Dan Informasi (PUSLITFO
BNP2TKI) artikel diakses pada 11 Januari 2018 Pukul
19:47wib dari http://www.bnp2tki.go.id/frame/9005/Pusat
-PenelitianPengembangan-dan-Infor%20masi-
PUSLITFO.html
https://www.puskapol.ui.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/fact-
sheet-2.pdf Artikel diakses pada 25 April 2019 Pukul 09:00
WIB
Dokumen
Rosita Tandos. Community Economic Development (CED) Project
(Program Pemberdayaan Ekonomi bagi Mantan Buruh
Migran Perempuan). Banten:Balqis Foundation, 2017.
Data Pokok Desa / Kelurahan Bulan 1 Tahun 2017
UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri pasal 1 ayat 1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat
Lampiran 1
Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Catatan Observasi
CATATAN OBSERVASI
No Tanggal Objek
Observasi
Deskripsi
1. 31 Okt 2018 Proses
Training/Pelatihan
Proses pelatihan program CED
dilakukan selama 2 sampai 3
hari, yang bertempat di Rumah
Mba Y Desa Bondan RW...,
pelatihan ini terbuka untuk
siapa saja. Pelaksanaan
pelatihan dimulai dari pukul
10:00 sampai dengan 15:00
WIB. Pelatihan ini terbagi
menjadi dua sesi, yaitu sesi
pertama sesi kegiatan praktek
langsung seperti pembuatan
makana, pembuatan souvenir,
dan sebagainya. Kemudian
untuk sesi kedua yakni
penyampaian materi, materi
disini seperti materi ilmu bisnis
seperti bagaimana cara
berbisnis yang baik serta
bagaimana memasarkan
produk agar diminiati
konsumen, selain itu materi lain
juga diberikan kepada peserta
seperti motivasi keluarga yang
sakinah dan sebagainya.
2. 2 November
2018
Jenis Usaha Berdasarkan hasil pengamatan,
jenis usaha yang dijalankan
oleh setiap peserta CED
bermacam-macam namun
disini peneliti hanya
mengambil 15 narasumber.
Jenis usaha dari ke 15 peserta
tersebut beragam diantaranya
ialah, usaha butik, sarapan,
catering, warung, beternak,
bertani, minuman, sayuran dan
lain-lainnya
3. 23 November
2018
Proses Pemasaran
Produk
Dari ilmu yang didapat setelah
pelatihan, serta materi-materi
yang didapat para peserta
mampu mempromosikan jenis
usahanya berdasarkan
kemampuan masing-masing,
berbagai cara para peserta
mempromosikan usahanya
tersebut diantaranya, jika yang
usahanya warung maka mereka
cukup membuka warung-
warung tersebut di teras
rumahnya, dan untuk yang
berjualan sayur mereka
menggunakan sepeda motor
untuk keliling kampung, serta
ada sebagain peserta juga yang
mempromosikan usahanya
melalui media sosial seperti
facebook dan whatsapp.
4. 25 November
2018
Permodalan Permodalan pada kegiatan
CED dikhususkan untuk
peserta yang bersungguh-
sungguh ingin berbisnis, jadi
ketika ingin meminjam modal
tetapi tidak untuk berbisnis
maka, akan dipertimbangkan
oleh anggota tim CED. Setiap
peserta yang meminjam modal
akan melawati beberapa tahap
ke administrasian yang sudah
disiapkan oleh tim, kemudian
jika persayaratan sudah
terpenuhi makan peserta
diberikan pinjaman sebesar Rp.
1.000.000 Rupiah dengan
sistem pengembalian per
Minggu Rp. 65.000 Rupiah dan
setiap peserta yang meminjam
modal akan dikasih micro
credit card oleh tim lokal CED.
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
A. Ketua Program Community Economic Development (CED)
Desa Bondan
1. Apa yang melatar belakangi dibentuknya program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
2. Apa tujuan dibentuknya program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan?
3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
4. Bagaimana cara sosialisasi atau mengenalkan program
Community Economic Development (CED) kepada
masyarakat di Desa Bondan?
5. Bagaimana proses perekrutan peserta program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
6. Berapa modal yang dibutuhkan untuk program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
7. Bagaimana mendapatkan modal untuk program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
8. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dengan peserta
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
9. Apakah ada evaluasi kritis untuk program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan, mohon
dijelaskan bagaimana proses evaluasinya?
10. Apa harapan kedepan untuk program Community
Economic Development (CED)?
B. Tim Lokal Program Community Economic Development
(CED) Desa Bondan
1. Apa saja tugas tim lokal dalam kegiatan program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
2. Bagaimana proses perekrutan peserta program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
3. Berapa jumlah peserta penerima program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan pada saat
ini?
4. Apakah peserta program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan diharuskan mantan
pekerja buruh migran?
5. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dengan peserta
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
6. Berapa jumlah modal yang dapat dipinjamkan kepada
peserta program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
7. Apa kriteria peserta program Community Economic
Development (CED) yang dapat meminjam modal?
8. Bagaimana proses pengembalian modal yang dipinjam
peserta program Community Economic Development
(CED)?
9. Bagaimana cara memasarkan produk-produk yang
dihasilkan oleh peserta program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan?
10. Apa ukuran keberhasilan peserta program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
11. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering
terjadi pada program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
12. Apa harapan kedepan untuk program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
C. Peserta Program Community Economic Development
(CED) Desa Bondan
1. Apakah ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
2. Bagaimana proses yang ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
5. Berapa lama kerja disana?
6. Berapa gaji saat itu?
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
10. Apa saja motivasi yang mendorong ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Lampiran 5 Transkip Wawancara
Transkip Wawancara
Ketua Program Community Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu R
Jabatan : Ketua Program Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
1. Apa yang melatar belakangi dibentuknya program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: jadi proyek yang melatar belakangi CED itu
adalah program yang namanya Alumni Grand Scheme
(AGS), itu danah hibah buat alumni program beasiswa
Australi, karena waktu itu saya kan belajar di Australi
dibawah beasiswa namanya Australia Development
Scholarship, nah dana hibah itu diberikan kepada alumni
untuk melakukan kegiatan apa saja yang bisa berguna bagi
pengembangan keilmuan dan karir alumni, Ibu salah satu
penerima Award itu dari tahun 2015 sampai 2017 jadi dua
periode, dan melakukan dana hibah itu untuk program
CED yang ada di Desa Bondan Indramayu.
2. Apa tujuan dibentuknya program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: kalo untuk tujuan nanti bisa dilihat di buku Ibu
ya
3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: mantan TKW, definisi mantan itu adalah
mereka-mereka yang sedang menunggu panggilan
berikutnya, kan setelah mereka selesai kontrak mereka
balik lagi ke desa nya, nah di desanya dari pada mereka
tidak melakukan apa-apa mereka bisa terlibat diprogram
ini untuk meningkatkan capacity building atau
pengembangan kapasitas dan mendapatkan pelatihan. Jadi
nah ya itu mereka yang sedang menunggu panggilan
berikutnya atau mereka yang sudah memutuskan untuk
tidak lagi bekerja sebagai buruh migran.
4. Bagaimana cara sosialisasi atau mengenalkan program
Community Economic Development (CED) kepada
masyarakat di Desa Bondan?
Jawaban: jadi program ini bukan inisiatif dari saya, ini
diawali dari suatu penelitian PAR, yang kemudian
mengidentifikasi masalah dan bagaimana solusinya, jadi
mereka yang yang menginginkan CED ini bukan saya,
makanya program ini merespon karena itu, karena
keinginan dari mereka, pengen punya alternatif
pendapatan selama ada di Indonesia atau pulang dari kerja
diluar negeri, saya tanya bentuknya pengen seperti apa
mau simpan pinjam dan sebagainya, sesungguhnya
program simpan pinjam sebenernya banyak di desa ini,
Koperasi, dari Bank, Individu, tapi saya kan namanya aja
CED ya jadi tidak hanya memberikan simpan pinjam saja
tetapi bagaimana memberikan capacity building, orang
tidak dikasih duit saja tapi bagaimana kemudian dia bisa
memanfaatkan dana itu, itu sebenarnya yang menjadi
sasaran, nah sosialisasinya karena ini dari masyarakat saya
dengan mudah saja memperkenalkan dan bawa program
ini, saya kembali setelah Riset saya dengan kalian,
program ini yang ingin saya perkenalkan, dan ekspektasi
dari program ini adalah mereka bisa terbuka wawasannya
bahwa ada alternatif lain untuk mendapatkan pendapatan
dikampung halaman ga usah keluar Negeri jadi TKW
dengan segala permasalahan dan tantangannya.
5. Bagaimana proses perekrutan peserta program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: itu terbuka untuk siapa saja, tapi persyaratannya
mereka yang mau berbisnis, jadi dimulai dengan training
dulu nah training ini terbuka untuk siapa saja, saya lakukan
diberanda teras rumah penduduk tempatnya mba Yuni,
semua bisa dateng saya pakai mic yang keras. Nah kalo
untuk simpan pinjam itu sangat selektif karena pertama
dana terbatas kedua kita melihat kontinuity dari penerima
program , jadi gini tahap pertama semua baru direkrut kan
dengan maksimal 40 orang dengan dana pinjaman 900
ribu, nah next putaran kedua itu saya minta kalo bisa ada
yang baru, putaran ke tiga dan seterusnya kaya gitu juga,
jadi ada yang sudah tiga kali ngambil ada yang baru tapi
selalu saya bilang utamakan yang baru dan yang berbisnis,
dan yang ikut dari tahap awal mulai dari training kalo dia
ikut cuma ingin ambil duit ga bisa saya tidak perioritaskan,
karena yang merekrut itu semua tim-tim lokal CED jadi
saya kasih pencerahan mungkin pada tahap satu dua
mereka belum terlalu paham, namun seiring dengan itu
karena ada hambatan satu dua dan itu mereka tidak
memakainya untuk bisnis nah itu yang saya tekankan
kembali bahwa untuk bisnis, jadi tiga dan seterusnya tidak
ada pinjem dana untuk keperluan pribadi.
6. Berapa modal yang dibutuhkan untuk program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: kalo untuk modal kita melihat berapa banyak nya
peserta, tapi kalo sekarang satu orang itu bisa ambil 1 juta
dan kita maksimalkan 50 orang saja, tapi kalo untuk Mba
L, sama mba S itu kan karena bisnis dia juga makin
berkembang makanya mereka bisa ambil 2 sampe 3 juta,
karena saya melihat dari bisnisnya itu yah.
7. Bagaimana mendapatkan modal untuk program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: untuk dana modal sudah saya jelaskan diawal
yah.
8. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dengan peserta
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: nah itu setiap putaran kan mereka
mengembalikan sekitar 18 minggu jadi 4 setengah atau 5
bulan, kalo yang awal-awal malah periode pertama 3 atau
4 bulan udah diputer lagi, jadi dana mungkin baru dua
pertiga terkumpul mau diputer lagi silahkan, jadi semua
training program itu terserah mereka.
9. Apakah ada evaluasi kritis untuk program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan, mohon
dijelaskan bagaimana proses evaluasinya?
Jawaban: nah itu yang pertama karena saya ngga disana,
ngga standby disana tapi telpon saya hampir 24 jam buat
merespon segala tantangan program ini, jadi satu tuh
karena dari timnya sendiri banyak yang awal-awal tuh
ngga paham, pikirnya mereka kan sama simpan pinjam
biasa. Saya mencoba membuka paradigma mereka bahwa
ini program ini pemberdayaan, jadi saya menilai itu dari 3
poin itu, satu keaktifan didalam keseluruhan program
training sampai simpan pinjam, disiplin dan progres dari
bisnis mereka harus ada, kalo ga ada progres kita
pertimbangkan untuk ngambil lagi jadi harus ada progres.
Nah kemudian seiring dengan berputar sampai putaran
kesembilan terahir, kita mengutamakan yang mampu
meberdayakan temannya, jadi tidak hanya bisa
mengembalikan program tapi juga bisa menginspirasi yang
lain, makanya kaya Teh Suniri, Laura itu kan.
Memberdayakan itu tidak hanya menjadikan mereka
kreatif tetapi tanggung jawab untuk sukses bersama harus
bisa sharing yang bisa surfive yang bisa lanjut bisnisnya
harus dikasih tau strateginya sehingga bisa sukses
bersama, jadi sekarang itu trainer-trainer ngga dari luar
lagi tapi langusung dari peserta sendiri,tahun ini juga luar
biasanya tim itu tidak lagi anak-anak mudanya, Mba Yuni
dan kawan-kawan udah ngga ada udah di Cirebon
sekarang bisnis juga, nah Ibu-Ibunya sekarang yang
semuanya menghandel, cuman kekurangannya ya itu
program kaya anak-anak itu udah ngga ada, karena kakak-
kakaknya kan udah bisnis semua di Cirebon, jadi
menginspirasi semuanya, timnya juga pada pergi bisnis.
Terus untuk ukuran keberhasilan peserta itu setiap tahun
dikasih penghargaan, dikasih harapan satu dua tiga, setiap
tahun. ini kan udah tahun kedua berarti kalo tahun ke tiga
nanti kasih penghargaan lagi, sebenarnya penghargaan itu
untuk motivasi saja gitu, itu pun kriterianya kita jelasin
kenapa dia dapet penghargaan, ya itu tidak lari dari
keaktifan, kedisiplinan program, mulai dari training
sampai simpan pinjam terus progres dari bisnisnya, terus
bisa menginspirasi teman-temannya.
10. Apa harapan kedepan untuk program Community
Economic Development (CED)?
Jawaban: nah itu yang Ibu bilang, itu yang calendging dari
program ya namanya ada ketergantungan, sebenarnya kalo
Ibu tuh dengan aktifitas sekarang kan berat ya harus turun
kesana, tapi ya karena pemahaman Ibu namanya
berdakwah itu adalah tidak ada akhirnya, ini kan bagian
dari berdakwah, dakwah in action dakwah itu kan tidak
sebatas lisan, itu yang lisannya kita mengajarkan
bagaimana konsep pemberdayaan mereka harus begini-
begini mereka harus bisa melakukan tidak hanya kita, tapi
ya itu komitmen dengan segala sesuatunya harus sama,
karena kebutuhan disana masih sangat kuat. Dan daerah-
daerah lain di sekitar Bondan itu kan blok pertama kan
pertama cuma dua blok terus naik lagi empat sekarang
sudah sampe luas, masuk Bondan itu udah sampe situ
peserta nya jadi udah penuh , dan saya bangga nya itu
mereka yang bisa berkembang sendiri mereka sudah
banyak yang mundur kasih kesempatan yang lain, tapi kalo
secara ekonomi saya tidak tahu ya, tapi dia menganggap
bahwa saya sudah bisa sendiri gitu dengan entah itu dana
CED yang terbatas, saya juga masih mempertanyakan
karena kan duitnya dikit banget tuh. Tapi dia mengatakan
bahwa saya harus beri kesempatan yang lain saya bisa
berbisnis tanpa meminjam nah itu yang saya seneng,
bahwa kesuksesan itu harus bersama gitu. Nah saya selalu
bilang kalian harus disiplin mengembalikan uang pinjaman
bukan apa, karena kalo kalian tidak mengembalikan kasian
yang mau pinjem lagi. Mereka ini senengnya di CED kan
karena ga ada jaminan cuma photocpy KTP, KK, sama
formulir.
Ibu juga pengen ngembangin dengan grand lain komunitas
yang lebih besar tapi masih dengan Ibu-Ibu TKW, karena
cita-cita saya pengen Ibu-Ibunya itu tidak keluar negeri
gitu, saya juga udah mapping di Brebes juga tapi saya
belum followup lagi. Rencana nya itu saya ingin di tiga
titik.
11. Bagaimana untuk perizinan awal diadakannya program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: Untuk perizinan awal pendirian CED dari Desa
saja, dan itu ngga butuh waktu lama, jadi karena riset
Disertasi saya kan disitu, dan bahkan jauh sebelum
disertasi kan saya saudah tinggal bersama anak-anak TKW
di Cirebon waktu masih kuliah disana dengar cerita
mereka, nah mereka yang minta, bu suatu saat Ibu
kekampung bantuin orang-orang, alhamdulillah ada
program yang nawarin dana hibah, mungkin orang
mikirnya itu mah simpel tapi itu ngga, karena saya punya
target yang harus saya kejar.
12. Bagaimana untuk mencari pelatih pada saat program
training dilaksanakan, apakah pelatih dikasih uang
transport dan sebagainya?
Jawaban: Cari trainer dua tahun sekarang ini dari mereka
sendiri, saya ngga cape sekarang, dan trainer dari luar itu
kita kasih uang transport untuk narasumber juga, dan
trainer itu harus pelaku bisnis ya, jadi dia tidak hanya
ngajarin bikin produk tapi bagaimana mengembangkan
bisnis, terus dikasih nomer kontaknya kepada peserta,
misalkan Ibu-Ibunya nanya sesuatu kan bisa lebih lanjut.
Transkip Wawancara
Tim Lokal Program Community Economic Development
(CED) Desa Bondan
Nama : Ibu C
Usia : 41 tahun
Jabatan : Tim Lokal
1. Apa saja tugas tim lokal dalam kegiatan program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: kalo tugas saya dalam CED ini sebagai
penanggung jawab mba, tadinya yang menjadi penanggung
jawab itu adik saya namanya Yuni tapi berhubung dia
pindah ke Cirebon ikut suaminya jadi sekarang saya yang
menggantikan dia, terus tugasnya saya mendata peserta
CED, nagihin simpan pinjam peserta, kalo putaran CED itu
akan dilaksanakan saya bagiin undangan ke peserta-
peserta.
2. Bagaimana proses perekrutan peserta program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: dulu itu pas CED mau diadakan disini awalnya
kan Ibu Rosita udah penelitian gitu ya mba, jadi ya
masyarakat disini juga udah pada kenal istilahnya, terus
ya saya juga ngobrol dengan sodara-sodara dulu mau ikut
ngga mau ngadain CED, habis itu datengin rumah Ibu-
Ibu, kadang kalo Ibu-Ibu lagi ngumpul saya datengin juga
terus ngobrol dengan mereka tentang CED.
3. Berapa jumlah peserta penerima program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan pada saat
ini?
Jawaban: saat ini jumlahnya itu ada 50 peserta mba, 50 itu
ada yang usahanya berkembang dan ada yang belum.
4. Apakah peserta program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan diharuskan mantan
pekerja buruh migran?
Jawaban: ngga si mba peserta nya itu ya campur, tapi
kebanyakan ya mantan TKW soalnya kan disini itu
kebanyakan perempuannya jadi TKW diluar negeri.
5. Berapa kali pertemuan yang dilakukan dengan peserta
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: kalo untuk pertemuan yang besar antara peserta
dengan ketua itu ketemunya 18 minggu sekali, kalo saya
biasa nyebutnya itu putaran mba, jadi pada saat putaran
CED itu berlangsung peserta akan diberi bekal
ketrampilan, terus nanti ya siapa yang mau minjam modal
akan didata pada saat itu, tapi yang minjam modal ini
harus ada usahanya mba, kalo ngga ada itu kita
pertimbangkan dulu.
6. Berapa jumlah modal yang dapat dipinjamkan kepada
peserta program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: kalo untuk pinjem modal itu satu orang 1 juta
mba, tapi kalo yang usahanya udah berkembang bagus
terus lancar ya minjemnya bisa 2 sampai 3 jutaan.
7. Apa kriteria peserta program Community Economic
Development (CED) yang dapat meminjam modal?
Jawaban: untuk kriteria si ngga ada ya mba, jadi ya siapa
aja boleh ikut, tapi kebanyakan itu pedagang yang ingin
menambah modal untuk usahanya.
8. Bagaimana proses pengembalian modal yang dipinjam
peserta program Community Economic Development
(CED)?
Jawaban: ngembaliin simpan pinjamnya itu sistemnya
dilakukan perminggu Rp. 65. 000.000 Rupiah mba, nanti
kan peserta itu dikasih kartu simpan pinjamnya, kalo udah
setor ya disitu ada tanda buktinya sudah bayar atau belum.
9. Bagaimana cara memasarkan produk-produk yang
dihasilkan oleh peserta program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: kalo untuk masarin produknya peserta CED itu
dilakukan sendiri-sendiri sama peserta nya mba, kalo
yang punya warung ya diwarung, kalo untuk yang jualan
kue itu biasanya online mba kaya Mba Nur itu, terus kalo
yang pedagang sayur ya keliling kampung sini, ada juga
yang dijualnya dipasar Bondan, itu yang saya liat sih
mba.
10. Apa ukuran keberhasilan peserta program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: ukuran keberhasilannya ya pendapatan Ibu-Ibu
yang ikut CED meningkat, usahanya bisa berkembang
dengan baik terus yang tadinya cuma minjem modal 1 juta
bisa 2 juta karena usahanya bagus.
11. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering
terjadi pada program Community Economic
Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: kendalanya ya pasti ada aja ya mba, namanya
juga saya penanggung jawab kan, biasanya si peserta
sering telat bayar simpan pinjamnya, harusnya perminggu
ada yang dua minggu sekalian, tapi kalo pas jatuh tempo
si semuanya bisa bayar ko mba jadi ya uang untuk modal
lagi pasti ada.
12. Apa harapan kedepan untuk program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapan saya itu banyak banget mba di CED ini,
kalo saya denger dari Ibu-Ibu itu pengennya lanjut terus
soalnya pada senang dengan adanya CED ini, karena kan
kita diberikan pelatihan juga ngga cuma modal untuk
usaha aja, jadi kita juga menambah wawasan, ilmu, bisa
belajar, yang tadiya Ibu-Ibu itu diem ngerumpi sekarang
bisa ada kerjaannya, terus saya si pengennya modalnya
nambah dari Ibu Rosita soalnya banyak Ibu-Ibu yang
pengen ikut CED juga.
Transkip Wawancara Peserta
Program Community Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu NI
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 28-04-1978
Usia : 40 Tahun
Pendidikan : MTS Bondan
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya pernah mba, waktu itu saya berangkat ke Saudi,
baru di Saudi aja si mba saya jadi TKW itu.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: iya pasti mba kalo ngga ada surat-surat nanti ilegal,
terutama paspor itu kan sangat penting. terus KTP juga.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: dulu buat surat-suratnya itu sama sponsor saya mba,
jadi yang ngurus itu ya sponsor, saya tinggal terima jadi kalo
untuk bayaranya dulu mah sekitar 300 ribuan lah mba.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: saya dulu berangkat itu nama PT nya PT Dian
Karya Trampil, kalo dari PT si ga minta uang mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: saya jadi TKW di Saudi itu kalo dihitung 5 tahunan
ya mba, soalnya kan itu kepotong cuti, jadi saya pulang dulu
terus berangkat lagi kesana.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: 300 Real
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: kalo dari PT ga ada potongan mba, tapi karena dulu
saya berangkat itu dibiayain sponsor jadi selama 3 bulan gaji
saya dipotong untuk bayar kesponsor itu mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: ngirim uang dulu mah lewat cek mba, yang nerima
ya orang tua mba
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: hasil kerja karena dulu saya belum berkeluarga ya
untuk membantu orang tua mba, alhamdulillah orang tua bisa
perbaiki rumah.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: yang pasti si saya ingin cari modal ya mba, terus ya
cari pengalaman juga pengen belajar soalnya kan CED ini tuh
sangat bagus, saya ikut CED ini tuh dari awal mba, mungkin
udah 4 tahun kali yah sampe sekarang itu.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya itu catering, kue ulang tahun, roti, pizza
mba, terus ya menyesuaikan pesanan aja simba, kadang ada
juga yang pesen tumpeng, tapi ya intinya si itu ya mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: awalnya saya itu minjem 1 Juta mba, tapi kalo
sekarang si 2 Juta soalnya saya pengen ngembangin usahanya
lagi.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: saya jualannya lewat media sosial mba, jadi saya
promosi lewat Facebook, Whatsapp, terus ya Ibu-Ibu
disekolah gitu mba, nanti kalo ada yang pesan saya langsung
anterin kerumahnya itu, kalo yang deket mah orang nya ambil
sendiri kerumah saya.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: kalo peningkatan pasti ada yah mba, soalnya kan
saya usaha ini tuh ya lumayan lah untuk satu jenis kue aja
yang ukuran sedang itu saya jual 50-100 ribu mba.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: yang pasti untuk biaya anak sekolah ya mba, terus
ya kebuthan rumah tangga belanja sayur, ga tentu juga si mba
pasti banyak kan kebutuhan yang dadakan juga.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: kalo ada sisa ya saya nabung, kalo ngga ya ngga
soalnya kan buat bolak balik belanja bahan-bahan kue,
palingan nabung juga ga besar mba ya itung aja lah sehari itu
100 ribuan kalo orderan lagi rame.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah mengikuti
program Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: perubahannya ya pertama ekonomi ya mba, terus
saya banyak pengalaman juga, soalnya saya juga pernah jadi
pelatih pas putaran CED itu kan, jadi saya nambah percaya
diri untuk ngembangin usahanya ini mba.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapannya semoga CED ini ada terus, soalnya biar
saya banyak belajar lagi mba pas pelatihan-pelatihan CED itu,
rencananya juga saya pengen buka toko mba dirumah, jadi
nanti didepan itu kan ada ruangan nah saya pengen itu nanti
dirubah jadi toko kue saya, makanya sekarang tuh saya lagi
usaha terus biar bisa tercapai.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu WAR
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 11-03-1971
Usia : 47 tahun
Pendidikan : Kejar Paket B
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: saya ngga pernah jadi TKW mba, dirumah aja.
2. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: pengen ngembangin usaha mba, jadi ya saya ikut
CED pengen minjem modal, terus nambah ilmu sama
wawasan di CED.
3. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya baju atau pakaian mba
4. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: sekarang itu saya minjem modalnya 2 juta
5. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: saya jualanya ngider mba, jadi setiap hari kamis aja
sistemnya mingguan gitu.
6. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya ada mba, dari usaha saat ini itu saya dapet kurang
lebih 100 ribu sehari.
7. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: kalo kebutuhan kan banyak ya mba, jadi hasil nya
ya untuk kebutuhan keluarga, buat belanja pakaian lagi,
untuk beli pupuk padi, ya banyak lah mba, tapi ya isnyaallah
cukup.
8. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: kalo untuk ditabung si ya bisa aja mba tapi ga besar,
kalo baju nya lagi banyak pembeli ya saya bisa nabung.
9. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: perubahannya yang pasti saya ga nganggur mba,
saya jadi ada kegiatan kan usaha, ga cuma diem dirumah bisa
dapet penghasilan meski ga seberapa juga, terus pas putaran
CED berlangsung itu saya nambah ilmu nambah wawasan,
banyak belajar lah pastinya.
10. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapannya ya CED ini ada terus mba, saya juga
makin bertambah ilmunya, usaha nya bisa maju lagi.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu IST
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 20-02-1982
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya pernah di Saudi sama Abudabi mba
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: awalnya ya saya cari sponsor dulu mba, terus ya
buat paspor kan, syarat paspor kan harus ada KTP, Akte
Kelahiran
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: waktu itu sekitar 200 ribuan mba, kalo saya diurus
sponsor semua.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: PT nya Assalam mba, PT ga minta uang mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: kalo dihitung saya itu bolak balik hampir 4 tahun ya
disana mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: gajinya kalo uang sana itu sebulan 800 dirham mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba, justru waktu saya dapet uang dari PT
itu.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: ngirim uang nya transfer mba, yang nerima suami
saya, tapi saya juga ga lupa ngasih orang tua.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: buat kebutuhan keluarga mba, alhamdulillah saya
bisa perbaiki rumah, sama beli motor.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: saya pengen dirumah tapi ada kerjaannya mba, ga
usah jadi TKW lagi, makannya saya ikut CED ini terus ya bisa
usaha jadinya mba.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya ya itu warung kecil-kecilan mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 1 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya saya buka warung aja mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya pasti ada ya mba, namanya juga usaha kan.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: ya buat kebutuhan warung lagi, buat kebutuhan
anak sekolah, buat belanja makan.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: kalo untuk nabung isnyaallah saya bisa mba, jadi
saya itu setiap hari nyelengin 50 ribu, kalo ditabung dibank si
belum bisa, namanya juga kan usaha saya kecil-kecilan.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: perubahannya ya saya ada kerjaan, terus dapet
penghasilan kan
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapan saya usahanya bisa maju lagi, terus ya
dengan adanya CED saya bisa nambah pengalaman nambah
ilmu, terus yang penting saya ga jadi TKW lagi mba, udah
pengen dirumah aja.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu YLI
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 16-03-1982
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : MTS Bondan
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: saya belum pernah jadi TKW mba.
2. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: saya pengen buka usaha, tapi belum ada modal,
makanya saya ikut CED mba.
3. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya ya itu mba warung
4. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: 1 juta mba
5. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya saya tinggal buka warung aja mba didepan rumah
itu.
6. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ada mba, sehari saya bisa dapet 200-300 Ribu dari
hasil warung itu.
7. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: ya buat jajan anak sekolah, kebutuhan rumah
tangga, bayar listrik gitu mba.
8. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: bisa mba, jadi saya itu kalo sehari ngambil 40 ribu
nanti dipisahin sama uang yang untuk belanja lagi.
9. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: setelah saya ikut CED jadi ada kerjaan, terus ada
penghasilan meskipun ga banyak juga. Intinya ada kemajuan
untuk keluarga saya mba.
10. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: warung saya bisa lebih gede mba.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu SRA
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 1971
Usia : 47 tahun
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: pernah di Arab sama Madinah
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: ya biasa lewat sponsor mba, pasti nya pake surat-
surat mba, paspor kan itu perlu .
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: ga bayar mba, ya diurusnya sama sponsor itu mba.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: PT Karya Manunggal, ngga minta mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: kerja disana itu kurang lebih saya 7 tahun ada kali
mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: saya berangkat itu gajinya 3 juta perbulan.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: potongan gaji itu ga ada si mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: kalo dulu mah pake cek mba, ga kaya sekarang kan
apa-apa serba cepet ya tinggal transfer dulu mah lama kan
mau ngirim uang juga.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: hasil jadi TKW itu ya alhamdulillah bisa bangun
rumah, beli emas.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: saya pengen ada masa depan dirumah mba ga selalu
jadi TKW, jadi saya pinjem modal untuk usaha.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: saya usaha warung sama jualan sarapan mba
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 3 juta.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya buka warung aja mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: keuntungan pasti ada mba, sehari itu saya bisa dapet
500 ribu, tapi kan itu untuk belanja lagi.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: uang nya ya buat anak sekolah, sekarang saya lagi
kredit motor mba, terus buat belanja dapur.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: iya alhamdulillah sedikit-sedikit saya bisa nabung
mba, kalo saya nabung dibank itu setiap minggu aja kalo
setiap hari ya ga ada uang nya mba, ga besar paling 500-600
ribu kalo nabung juga, ya tergantung dari pendapatan sehari-
harinya aja banyak atau sedikit.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: perubahannya pasti pekerjaan ya, tadinya kan pas
pulang dari luar negeri itu diem dirumah lama-lama uang ga
ada tapi kebutuhan banyak, dan sekarang alhamdulillah ada
usahanya.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapan saya CED ini tuh ada terus, usaha saya juga
makin maju, modal ya ada terus, dan ga jadi TKW lagi mba.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED)
Desa Bondan
Nama : Ibu OM
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 27-05-1976
Usia : 42 Tahun
Pendidikan : SMP N 1 Bondan
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: saya pernah jadi TKW di Saudi sama Abudhabi.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: prosesnya ya kaya biasa aja mba lewat sponsor
dulu, yang penting mah paspor itu mba,
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: ga bayar mba gratis, ya itu diurus semua sama
sponsor saya.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: saya agak lupa nama PT nya mba, tapi ya kalo ga
salah si namanya itu PT Pangkalan mba, ga mba PT ga minta
uang, malahan dikasih uang istilahnya itu kaya uang pesangon
gitu lah mba ya.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: saya itu mba kalo bisa dibilang mah hidupnya
disana terus pas belum nikah itu, tapi pas nikah punya anak
kebutuhan banyak kan jadi ya saya berangkat lagi kesana, ya
kalo bisa dibilang mah ada 10 tahun itu bolak balik kesana
mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: gajinya dulu itu 500 sampe 2000 Real kalo uang
sana mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ga ada mba, ya itu seperti yang saya bilang diawal
malah saya dapet uang dari PT.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: ngirimnya dulu-dulu mah pake cek mba, kalo pas
tahun 2014 an ya itu saya udah pake bank ditransfer mba,
yang nerima kalo sebelum nikah ya orang tua pas udah nikah
ya suami yang nerima uangnya.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: kalo orang sini kan rata-rata jadi TKW itu buat
bangun rumah ya mba, saya juga ya sama buat bangun rumah,
terus ya beli motor, beli kulkas TV gitu lah mba buat beli
barang-barang elektronik.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: saya pengen buka usaha kecil-kecilan mba, tapi ya
uang nya ga cukup kan, hasil jadi TKW juga lama-lama habis
karena saya juga sekolahnya kan sampe SMP mba, jadi ya
susah juga buat nyari kerja untuk lulusan SMP mah mba, saya
juga udah pengen dirumah aja ngurus anak suami kasian kan
kalo ditinggal terus, makanya saya seneng banget ada CED
ini jadi saya bisa minjem modal kan untuk usaha dirumah.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya jualan es lilin, es cream mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 2 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: dagangnya ya disekolah-sekolah itu mba, kadang ya
ngider juga.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya ada mba, sehari itu saya kadang dapet 400
ribuan, tapi ya itu juga untuk beli bahan-bahan lagi kan,
jadinya bergulir.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: uangnya ya buat jajan anak, makan keluarga, beli
bahan-bahan lagi gitu mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: kalo orang dagang kaya saya si ya palingan bisanya
nyelengin aja mba sedikit-sedikit.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: perubahannya ya saya punya usaha, ga harus jadi
TKW terus kan mba, saya juga sekarang lagi belajar banyakin
rasa es lilin sama eskrimnya yang tadinya cuma dua rasa
kerana saya coba-coba belajar jadi banyak varian rasanya
sekarang, anak-anak yang jajan juga pada suka.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapannya itu saya pengen untuk kemasan es lilin
sama eskrimnya lebih menarik lagi mba, jadi kan anak-anak
yang beli juga tertarik gitu, semoga aja pas Ibu Rosita dateng
lagi pengen ada pelatihan buat bungkus eskrim yang lucu-
lucu.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu IL
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 26-08-1987
Usia : 30 Tahun
Pendidikan : SMP N 1 Sukagumiwang
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya pernah mba, saya kerjanya di Taiwan.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: daftar ke sponsor dulu mba, terus kan dimedikal
kaya kursus bahasa taiwan dulu, kalo udah lulus ya boleh
terbang, suratnya ya pasti perlu banget kaya paspor itu kan.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: ga bayar mba, diurus sponsor ya mba.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: namanya PT Eka Santi Jaya Mulya
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: saya lumayan lama disana mba 13 tahun.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: waktu itu sebulan bisa 5 juta mba, belum termasuk
lembur itu mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ga ada mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: lewat transferan ya mba, yang nerima dulu orang
tua pas berangkat pertama itu mba, terus pas saya udah nikah
kan berangkat lagi tuh jadi yang nerima ya suami saya.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: ya buat orang tua kan biayain adik-adik sekolah,
terus buat modal nikah saya juga dulu itu mba, sama
kebutuhan keluarga lah ya intinya mah.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: saya itu ikut CED pengen belajar ilmu bisnis gitu
mba, kan kalo pelatihan juga dikasih pelajaran-pelajaran
gimana caranya ngembangin bisnis biar maju lagi, sama
pelatihannya kan macem-macem ya jadi ya saya tertarik gitu
buat ngumpul sama yang lain yang ikut CED juga.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: jualan parfume mba, itu kan karna saya suka
parfume jadi ya saya coba bisnis ini.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya ga minjem modal mba, tapi saya itu selalu ikut
pas pelatihan-pelatihannya karena disitu kan saya banyak
belajar mba, nambah ilmu juga.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: jualannya ya dirumah sama kalo sekarang kan serba
online ya mba jadi saya juga promosiin lewat Facebook sama
teman-teman kan gitu mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya ada mba, hasil jualan parfume itu sehari bisa 400
ribuan kalo rame.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: untuk modal lagi buat belanja, terus ya untuk
kebutuhan keluarga anak sekolah, belanja sayur mayur gitu
lah mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: iya alhamdulillah bisa mba, saya nabung sehari itu
kadang paling besar 50 ribuan ya soalnya kan uang nya juga
untuk belanja lagi kan.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: pastinya perubahan ekonomi ya mba, terus ya rasa
semangat saya itu bertambah gitu mba karena kan punya
usaha ya jadi ga ngandelin uang dari suami, saya punya
pegangan buat jajan sendirinya.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: saya pengen buat etalase yang agak gedean lagi
mba, terus ya CED ituada terus, soalnya mba kalo pas putaran
CED itu enak rame kan Ibu-Ibu pada ngumpul dapet ilmu
dapet wawasan juga jadi ya saya itu seneng.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu KAR
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 1979
Usia : 39 Tahun
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: saya ga pernah jadi TKW mba.
2. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: ada yang minjemin modal untuk usaha jadi ya saya
ikut juga CED mba, soalnya kan CED ini beda sama bank-
bank yang harian atau mingguan kan ya, kalo ini kan ngumpul
itu setiap 4 bulan sekali dikasih pelatihan juga, jadi ya saya
tertarik mba untuk ikut.
3. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: saya jualan krupuk sama ayam potong mba, krupuk
mlarat kalo kata orang sini mah mba namanya tuh.
4. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 1 juta mba.
5. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: kalo jualannya di pasar bondan tiap pagi mba.
6. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya ada mba, lumayan lah sehari itu saya bisa ambil
150 sampe 200 ribu dari hasil jualan ayam saja, kalo kerupuk
ya ga banyak palingan 50 ribu aja.
7. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban; untuk setor lagi ke Ibu carini tiap minggu, terus ya
buat modal dagang lagi kan, sama buat makan sehari hari. Ya
kebutuhan rumah tangga lah mba.
8. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: iya Insyaallah bisa mba, tergantung rame apa ga
terus kalo ayam lagi mahal kan pembeli juga agak sepi.
9. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: usaha saya itu bisa nambah modal mba, jadi ya saya
tambahin dagangannya kan.
10. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: ya pasti nya si usaha nya lancar terus ya mba, sama
CED ini ada terus biar saya juga bisa minjem modal lagi kan
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu SAM
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 7-04-1970
Usia : 48 Tahun
Pendidikan : SMP Ligung Majalengka
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya pernah mba di Saudi sama Kuwait.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: prosesnya ya melalui sponsor medikal dulu kurang
lebih 2-3 bulan itu medikalnya mba, ya pasti mba saya itu
berangkat ke luar negeri dari sebelum nikah, surat surat
resminya kaya ijazah terahir KTP terus ya paspor.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: ga bayar mba, yang ngurus ya sponsor semua, kalo
saya tinggal nunggu kabar nya aja mba kapan berangkat
medikal nya gitu.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: dulu itu PT Gayung Mulia Ikif kalo ngga salah
soalnya kan udah lama ya mba, ga ada mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: ada kali mba 7 tahun saya diluar itu.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: 600 real mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ga ada mba, tapi kalo dari seponsor si ada soalnya
kan dibayarin dulu pas awal berangkat itu.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: kirimnya ya lewat cek dulu mah mba, sekarang si
gampang kan mba tinggal transfer aja, kadang ya saya pegang
sendiri dulu mba, tapi kalo keluarga lagi butuh ya saya kirim
yang nerima ya orang tua saya.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: buat bangun rumah, beli emas disana mba, soalnya
kan emas disana bagus ya kalo dijual disini harganya juga bisa
lebih mahal kalo emas beli disaudi itu.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: setorannya ringan mba, butuh modal juga kan
jadinya ya saya ikut, sama ga pengen jadi TKW lagi udah tua
udah pengen dirumah aja jaga warung ini, terus CED ini kan
beda sama Bank biasa ya mba kalo Bank biasa kan cuma
minjem uang aja udah tapi kalo ini kan kita juga dikasih
pelatihan jadi kita juga punya pengalaman baru gitu loh mba.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya ya warung ini mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 1 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya buka warung aja mba, karena dekat sama sekolah
kan jadi ya enak rame.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya ada mba, sehari itu kadang dapet 400 sampe 500
ribuan lah ya ada.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: Untuk biaya anak saya kuliah, saya masih ada anak
satu yang kuliah di Cirebon mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: ya bisa aja si mba saya nyimpen 50 kadang 100
sehari itu.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: saya ada usaha, bisa nambah modal kan ini juga lagi
direnovasi kan warungnya mba.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapannya ya CED itu ada terus mba, solanya saya
seneng ya itu setorannya ringan terus dikasih pelatihan kan
jadi nambah ilmu buat saya yang tua ini.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu LA
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 12-09-1987
Usia : 31 Tahun
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya pernah mba, saya di oman dulu itu berangkat
tahun 2010.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: iya perlu mba prosesnya ya pake sponsor dulu
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: iya waktu itu bayar 200 ribuan mba, diurus sama
sponsor.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: nama PT nya Sukma Insan Kamil, minta uang si
ngga mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: sebentar mba cuma 2 tahun saya disana.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: kalo di Oman itu gajinya kecil mba waktu 1,2 Jutaan
sebulan.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba, malah dikasih uang transpot.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: kirimnya ya transfer, yang nerima orang tua
dirumah.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: buat beli motor mba, sama buat nyewa sawah, ya
buat kebutuhan keluarga lah mba.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: ya untuk kegiatan aja lah mba, saya kan juga pengen
kaya temen ada kegiatannya ga diem aja.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya nernak mba nernak entog bebek ayam itu
karena kan masih ada pekarangan yang lumayan buat
kandang ternaknya itu mba, sama tani mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: 1 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: jualnya ya kalo ternak itu ke tukang kranjangan
yang suka nyari entog ayam atau bebek itu, kadang ya
tetangga juga beli, kalo lebaran si yang banyak itu mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ya lumayan lah mba ada aja, kalo nyawah kan
hasilnya itu keliatan pas panen kalo padinya lagi bagus ya
hasilnya juga banyak kan.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: ya untuk kebutuhan sehari-hari mba buat anak
sekolah, jajan kebutuhan dapur kan, kebutuhan sawah juga
beli pupuk beli obat semprot kan mba buat suami itu.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: ya kalo saya itu ga nabung di bank tiap hari atau tiap
minggu gitu mba paling kalo jual padi, uang nya saya taro di
bank biar aman.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: perubahannya pasti ada ya mba dari usaha itu,
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: harapannya si ya banyak banget mba usaha lancar,
saya juga bisa beli sawah sendiri ga usah nyewa atau gade
punya orang lain kan gitu si mba.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu SRI
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 21-03-1984
Usia : 34 Tahun
Pendidikan : MA
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: iya mba saya pernah di Oman, sama Abudhabi kalo
di oman itu sekitar 2 tahunan kalo diabudahbi itu ada 6
tahunan mba.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: kao dulu saya itu nanya dulu ketemen yang udah
pernah berangkat kesana mba, nanya juga pake sponsor nya
siapa, terus ya kalo udah tau informasinya saya langsung cari
sponsor nya itu mba, kalo surat-surat iya perlu itu yang ngurus
sponsor semua mba.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: kalo di Abudhabi itu ngga bayar mba jadi gratis gitu
tapi kalo di Oman itu saya lupa bayar berapa ya, kalo yang
ngurus ya sponsor itu mba.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: PT. Sinar Harapan Anda mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: saya di Oman 2 tahun terus di Abudhabi 6 tahun
mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: di Oman dulu sebulan 1,5 Jutaan mba, kalo di
Abudhabi 3 sampe 4 juta mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: ngirimnya lewat bank transfer gitu, terus yang
nerima itu suami saya mba, soalnya saya pergi kesana itu udah
nikah mba jadi ya semuanya ke suami.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: uangnya ya untuk kehidupan suami disini, bangun
rumah, sama usaha suaminya juga, sama buat kebutuhan saya
selama disana mba.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: pengen punya modal buat usaha mba, sama buat
wawasan juga, soalnya saya seneng banget ikut CED itu mba,
saya juga pernah diajak ke Jakarta sama Bu Rosita itu mba
kesana.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: sekarang usahanya ternak ayam, sama baju mba
sekarang lagi nyobain ini mba pewangi pakaian juga buat
nambah-nambah penghasilan kan.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem 4 juta mba lumayan banyak.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: kalo jual baju si ya gini mba buka dirumah aja pake
etalase kadang saya juga promosi lewat facebook gitu mba,
terus kalo ayam itu di pasar mba jualnya.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya ada mba kalo dari baju aja itu sehari bisa ambil
untung 100 sampe 200 an, kalo dari ayam lebih gede lagi mba.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: ya untuk kebutuhan rumah tangga ya mba, buat beli
susunya anak terus pampers, belanja kebuthan dapur itu mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: alhamdulillah saya bisa mba sedikit-sedikit mah.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: saya jadi punya usaha mba, punya kegiatan, terus
ya bisa bantu-bantu suami nyari penghasilan.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: kalo harapannya ya kelompok Ibu-Ibu sini itu
tambah kompak pas ada pelatihan CED nya, terus usaha saya
juga makin maju mba biar penghasilan juga nambah terus.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu SRH
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 04-12-1975
Usia : 43 Tahun
Pendidikan : MTS Sukagumiwang
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: pernah di Saudi.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: prosesnya ya pertama nyari sponsor terus bikin
surat-surat kaya paspor kalo udah siap semua nanti tinggal
medikalan mba, dulu saya medikal di daerah Bekasi.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: dulu ga bayar saya mba, diurus sponsor.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: nama PT nya kalo ngga salah PT Mar Safar Intisari
mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: 4 tahun mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: kalo uang sana si 300 Real mba sebulan itu.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: ngirimnya lewat transfer, yang nerima suami saya
mba.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: uangnya untuk beli motor, rehab rumah sama gade
sawah mba, masih banyak si mba kalo kebutuhan mah.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: pengen usaha mba biar ga usah pergi kesana lagi ya
mba.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: usahanya jadi agen gas LPG mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya minjem ke Ibu R itu 1 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: jualnya saya naroh ke warung-warung mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya ada aja lah mba sedikit-sedikit mah.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: buat jajan anak, buat belanja sama ya buat modal
lagi kan mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: kalo nabung si sedikit-sedikit bisa ya mba, sehari itu
saya bisa ambil 50 sampe 100 ribu mba.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: yang pasti ada usaha, terus dapet ilmu dari kegiatan
CED itu mba.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: pengennya si usaha saya berkembang lagi ya mba,
terus ya ikut CED itu biar saya nambah ilmu nambah
pengalaman juga mba.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu SMA
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 05-05-1971
Usia : 47 Tahun
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: pernah mba yun, saya ini orang pertama di Desa
Bondan yang pergi jadi TKW keluar Negeri.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: ya biasa mba pertama tuh kita nyari sponsor dulu,
terus medikalan di Jakarta, surat-suratnya ya pasti sangat
perlu mba.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: dulu itu masih bayar ya mba, kalo sekarang si saya
denger-denger itu pergi kesana gratis, malah dapet uang dari
PT nya, dulu banget si saya lupa ya bayar berapa itu mba,
diurus sponsor.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: PT Amil Faja mba, ngga mba PT ga minta uang ko.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: kalo diitung ada 12 tahun saya kerja disana mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: dari gaji 300 ribu perbulan sampe sekarang 600
Real mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: pas pertama berangkat itu masih ngasihnya ke orang
tua mba, terus kesini-sini suami, dulu mah pake cek kan mba.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: buat bangun rumah, biaya adik-adik saya sekolah,
ya banyak lah mba kebutuhannya.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: biar ngga jadi TWK lagi mba, saya udah cape udah
tua juga kan jadi ya pengen dirumah aja sambil dagang gini.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: saya jualan sarapan lontong sayur, nasi kinung, nasi
lengko mba.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: minjem 1 juta mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: jualannya ya disini aja mba bareng-bareng sama
warung adek saya, tapi kalo saya jualannya sampe jam 9 atau
jam 10 an terus pulang, tergantung habisnya aja jam berapa
mba.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya alhamdulillah ada ya mba, sedikit-sedikit, sehari
itu saya bisa dapet 500 ribu.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: buat belanja lagi, buat setor, buat makan ya banyak
lah mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: buat nabung si kadang bisa kadang ngga yah mba
palingan nabung juga sedikit.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: ada penghasilan mba, ga jadi TKW lagi kan, kalo
pas putaran CED juga kan kadang Ibu Rosita itu mesen
makanan kaya nasi kebuli itu saya yang bikin mba.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: pengen usahanya lancar, CED ada terus mba biar
rame gitu mba.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu RNA
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 1960
Usia : 58 Tahun
Pendidikan : Tidak sekolah
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: ngga mba,
2. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: cari modal buat jualan.
3. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: jualan sayur.
4. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: minjem 1 juta.
5. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: mider pake motor mba.
6. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: saya itu jualan sayur setengah hari paling dapetnya
50 ribu mba, itu juga kadang tergantung cuaca ya mba, kalo
musim hujan kan agak repot karena saya jualannya kan pake
motor keliling kampung gitu mba.
7. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: untuk belanja lagi, sama untuk setor mba.
8. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: buat nabung ya kadang bisa kadang ngga mba, ,
uangnya kan buat muter-muter aja, buat belanja lagi, buat
kebutuhan yang mendadak ya buat yang lain-lain ya mba.
9. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: ya saya bisa jualan sayur ini mba, ada kerjaan lah
intinya mba.
10. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: rencananya saya ngga ikut minjem modal lagi mba
kepikiran setor.
Transkip Wawancara Peserta Program Community
Economic Development (CED) Desa Bondan
Nama : Ibu SUI
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu
Usia : -
Pendidikan : SDN Bondan 1
1. Apakah Ibu pernah bekerja sebagai buruh migran, di
negara mana saja?
Jawaban: pernah di Saudi sama Abudhabi mba.
2. Bagaimana proses yang Ibu jalani untuk menjadi buruh
migran tersebut, apakah perlu surat-surat resmi?
Jawaban: ya ikut sponsor mba, pasti ada ya kalo surat-surat
gitu mba.
3. Butuh biaya berapa untuk pengurusan surat-surat itu,
diurus sendiri apa bantuan orang lain?
Jawaban: kalo ngga salah 200 ribuan dulu itu.
4. PT apa yang memberangkatkan, apakah pihak PT
meminta uang?
Jawaban: dulu itu saya berangkat sama PT namanya PT
Buana Safira Abadi mba, minta uang si ngga mba.
5. Berapa lama kerja disana?
Jawaban: 8 tahun mba.
6. Berapa gaji saat itu?
Jawaban: waktu dulu gaji saya sebulan itu masih 1 juta mba.
7. Apakah ada potongan gaji dari pihak PT?
Jawaban: ngga ada mba.
8. Bagaimana cara pengiriman uang untuk keluarga
dikampung dan siapa yang menerima uang tersebut?
Jawaban: dulu ya pake cek mba, yang megang suami saya.
9. Uang yang dihasilkan untuk apa saja?
Jawaban: kalo buat saya itu buat beli emas, kalo yang dikirim
buat bangun rumah.
10. Apa saja motivasi yang mendorong Ibu untuk mengikuti
program Community Economic Development (CED) di
Desa Bondan?
Jawaban: nyari pengalaman, nyari ilmu mba, saya kan dari
awal ikut pelatihan-pelatihan CED itu mba, itu kalo pas
pelatihan saya yang paling rame mba, saya ikutin kegiatan-
kegiatan CED itu kaya bikin kerajinan bunga plastik, terus
pernah juga boneka mba, itu kan kalo kita nya jadi bisa nanti
dijual dapet uang lumayan kan mba.
11. Apa jenis usaha yang dijalankan saat ini?
Jawaban: jualan ketan.
12. Berapa jumlah modal yang dipinjam untuk menjalankan
usaha saat ini?
Jawaban: saya ga minjem modal mba.
13. Bagaimana proses pemasaran hasil produk dari program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: ngider tiap pagi mba pake sepeda.
14. Adakah peningkatan ekonomi setelah mengikuti program
Community Economic Development (CED) di Desa
Bondan?
Jawaban: iya pasti ada mba, sehari itu bisa dapet 200 sampe
300 ribu.
15. Untuk apa saja uang yang dihasilkan dari usaha saat ini?
Jawaban: buat biaya anak sekolah, buat belanja bahan lagi
mba.
16. Hasil dari usaha yang saat ini dijalankan apakah bisa
untuk menabung juga?
Jawaban: saya belum bisa nabung mba.
17. Perubahan apa saja yang dirasakan Ibu setelah
mengikuti program Community Economic Development
(CED) di Desa Bondan?
Jawaban: bisa nambah pengalaman, nambah ilmu, bisa kenal
sama Ibu Rosita juga.
18. Apa saja harapan mengikuti program Community
Economic Development (CED) di Desa Bondan?
Jawaban: CED ada terus soalnya rame ya mba kalo lagi
pelatihan itu kan ngumpul rame-rame, usaha saya juga lancar.