PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

21
teoLoc SEKOLAH TINGGI TEOLOGIAMANAT AGUNG PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR MELALUI PEMBUATAN MAKNA SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi OIeh BrandoTanean 1011611165 Ub41479 PERPUSTAKAAN i STT AMANAT AGUNO Jakarta 2020

Transcript of PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

Page 1: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

teoLoc

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIAMANAT AGUNG

PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIRMELALUI PEMBUATAN MAKNA

SKRIPSI

Diajukan KepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi

OIeh

BrandoTanean

1011611165

Ub41479

PERPUSTAKAANi STT AMANAT AGUNO

Jakarta2020

Page 2: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yangberjudul PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIRMELALUI PEMBUATAN MAKNA dinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim DosenPenguji pada tanggal 18 Agustus 2020.

Dosen Penguji Tanda Tangan

1. Lie Han Ing, M.Min., M.Th.

2. Irwan Hidajat, S.Th., M.Pd.

3. Astri Sinaga, S.S., M.Th.

jakarta, 1 stiis 2020

Page 3: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya

bahwa skripsi yang berjudul PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGI ORANG

DEWASA AKHIR MELALUi PEMBUATAN MAKNA, sepenuhnya adalah hasil karya

tulisan saya sendiri dan bebas dari plagiarisme.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa saya telah melakukan tindakan

plagiarisme dalam penulisan skripsi ini, saya akan bertanggung jawab dan siap

menerima sanksi apapun yang dijatuhkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Amanat

Agung.

Jakarta, 18 Agustus 2020

fVS'P.Ê

75AHF

usaBMieURUPlAH

Brando Tanean

NIM: 1011611165

Page 4: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

(A) Brando Tanean (1011611165)

(B) PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGI ORANG DEWASA AKHIR MELALUI

PEMBUATAN MAKNA

(C) vii + 88 hlm; 2020

(D) Program Studi Sarjana Teologi/Kependetaan

(E) Skripsi ini membahas tentang orang dewasa akhir yang merasa frustrasi

karena mengalami kemunduran fisik dan kognitif seiring dengan

meningkatnya usia dan harapan hidup. Kemunduran ini menyebabkan

timbulnya stereotip orang dewasa akhir sudah tidak berguna lagi. Oleh karena

itu, orang dewasa akhir juga mempunyai stigma keberadaan dirinya tidakberguna dan bermakna lagi. Padahal orang dewasa akhir berharga di hadapan

Tuhan. Alkitab mencatat orang dewasa akhir tidak mengalami penurunanmakna pada dirinya sekalipun terjadi penurunan-penurunan yang merekahadapi. Pembuatan makna adalah sebuah proses pembelajaran yang bertujuanmenolong orang dewasa akhir menemukan makna dalam hidupnya. Melalui

proses pembelajaran ini diharapkan terjadi transformasi konsep diri danperspektif diri pada orang dewasa akhir. Pada akhirnya hidup orang dewasaakhir yang mengalami transformasi melalui proses pembelajaran pembuatanmakna menjadi berbahagia, bersemangat, bersukacita dan bermartabat.

(F) Bibliografi 28 (1981-2019)

(G) Lie Han Ing, M. Min., M.Th.

Page 5: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

DAFTARISI

ABSTRAK i

UCAPAN TERIMA KASIH vi

BAB SATU: PENDAHULUAN 1

Latar Belakang Permasalahan 1

Pokok Permasalahan 7

Tujuan Penulisan 8

Pembatasan Penulisan 8

Metodologi Penelitian 9

Sistematika Penulisan 9

BAB DUA: MEMAHAMI DUNIA ORANG DEWASA AKHIR MENURUT ALKITAB 11

Pendahuluan H

Potret Orang Dewasa Akhir 12

Aspek Demografi 12

Aspek Sosio-Emosi dan Budaya 13

Stigma tentang Orang Dewasa Akhir dan Kaitannya dengan Komunitas Iman 15

Pandangan Perjanjian Lama tentang Orang Dewasa Akhir 17

Dimensi Négatif Tentang Orang Dewasa akhir 19

Kemunduran Fisik 19

11

Page 6: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

Masalah Psikologis 20

Kerentanan 21

Dimensi Positif Tentang Orang Dewasa Akhir 23

Aspek Imago Dei dan Inkarnasi 23

Aspek Berkat 24

Aspek Hikmat 25

Aspek Hormat 28

Aspek Otoritas 29

Aspek Kasih Allah 31

Pandangan Perjanjian Baru Tentang Orang Dewasa Akhir 34

Inkarnasi dan Gambar Allah 34

Konsumasi-Pembaharuan 35

Kekhawatiran Akan Hidup 36

Peran Orang Lanjut Usia 38

Mengasihi Diri dan Sesama yang Berusia Dewasa Akhir 41

Keprihatinan Kepada yang Kurang Beruntung 43

Hubungan Pembuatan Makna Bagi Orang Dewasa Akhir dan Iman Menurut

Alkitab 45

Rangkuman 48

BAB TIGA: PEMBUATAN MAKNA DAN PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF 49

iii

Page 7: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

Pembuatan Makna sebagai Pembelajaran Transformatif 49

Teori Pembelajaran Transformatif 50

Karakteristik Pembelajaran Transformatif 53

Tujuan Pembelajaran Transformatif 53

Pembuatan Makna 54

Menemukan dan Membuat Makna 57

Proses Umum Pembuatan Makna 60

Distorsi dalam Pembuatan Makna 61

Menstrukturkan Makna 62

Refleksi dan Pembuatan Makna 63

Proses Pembuatan Makna sebagai Pembelajaran 65

Rangkuman 66

BAB EMPAT: STRATEGl PEMBELAJARAN YANG DAPAT DILAKUKAN GEREJA

DALAM UPAYA MENOLONG ORANG DEWASA AKHIR MELALUl PEMBUATAN

MAKNA 49

Pendahuluan 68

Pentingnya Makna bagi Orang Dewasa Akhir 69

Strategi Gereja dalam Proses Pembuatan Makna Orang Dewasa Akhir 70

Pembuatan Makna Secara Komunal 71

Mendengar dan Merefleksikan 71

IV

Page 8: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

Mendengar dan Mendiskusikan 73

Mendengar dan Mempraktikkan/Melibatkan (Partisipatoris) 75

Melatih Kebiasaan Baru dengan Berulang-ulang 77

Fembuatan Makna secara Personal 78

Mendengar dan Merefleksikan 79

Mendengar dan Berbicara/diskusi (dialog) 79

Mendengar dan Mempraktikkan 80

Melatih Kebiasaan dengan Berulang-ulang 80

Rangkuman 81

BAB LIMA: KESIMPULAN 83

BIBLIOGRAFI 86

Page 9: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

BAB SATU

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Menurut dua ahli teori perkembangan hidup, masa dewasa akhir

dikelompokkan pada orang dewasa yang berusia 60 tahun ke atas. Hurlock

membagi usia dewasa akhir menjadi usia lanjutdiniyangberlâsar antara 60 sampai

70 tahun dan usia lanjut yang mulai pada usia 70 tahun sampai akhir kehidupan

seseorang.1 Sedangkan masa dewasa akhir oleh Newman2 dibedakan antara later

adulthood, atau dewasa akhir (60 hingga 75 tahun), elderhood, atau usia lanjut (75

tahun hingga meninggal). Dari dua ahli perkembangan hidup ini, penulis

menyimpulkan orang dewasa akhir adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas.

Dunia hari ini semakin banyak orang yang berusia lanjut dibandingkan

dengan masa-masa sebelumnya, dan usia mereka juga semakin tua.3 Kemajuan

teknologi dan pencapaian pesât dalam ilmu kedokteran berdampak pada

peningkatan persentase populasi harapan hidup yang semakin tinggi.^ Artinya

dengan berjalannya waktu orang-orang yang mencapai usia tua semakin besar

jumiahnya.

1. Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan(jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), 380.

Z.Barbara M. Newinan dan Philip R. Newman, Life-Span Development A PsychosocialApproach (Boston: Wadsworth, 2012), 551 & 587.

3. John W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup, ed. Vol. 2 (Jakarta:Erlangga, 2012), 136.

4. Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi. terj. Bénédictine Widyasinta dan Darma Juwono,ed. Vol. 2 (Jakarta: Erlangga, 2007), 137.

Page 10: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

Masa dewasa akhir adalah masa dalam perkembangan hidup manusia

sebagai tahap yang seharusnya dapat dinikmati dan dijalani dengan memandang

kembali pengalaman hidup yang telah dilalui dengan rasa puas, kemudian menapaki

masa depan dengan penuh harapan. Namun, realitas dan harapan tidak selalu

berbanding lurus. Realitasnya semakin tinggi harapan hidup juga membawa

dampak terhadap kerentanan dari sakit penyakit, kesulitan-kesulitan hidup lainnya.

Orang lanjut usia mengalami penurunan dalam "aspek fisiologi, intelegensi, ingatan,

dan bentuk-bentuk lain dari fiingsi mental secara drastis seiring dengan

bertambahnya usia mereka.''^ Penurunan dalam tes penalaran, pemecahan masalah

yang kompleks, kemampuan memunculkan dan mengeja kata-kata umum,

perubahan ini membuat orang dewasa akhir merasa frustasi dan terganggu.^

Penurunan fisik dan kognitif menyebabkan timbulnya keputusasaan pada

orang masa dewasa akhir ini. Hal ini diperparah dengan kepasifan orang dewasa

akhir dalam kegiatan yang dapat merangsang mereka berpikir aktif, yaitu hilangnya

rangsangan intelektual, hilangnya tujuan yang dapat dicapai, dan hilangnya

kemampuan mengendalikan kejadian-kejadianyang ada di sekitar mereka.^

Ketidaksadaran orang tua dan anggota keluarganya akan pentingnya kegiatan-

kegiatan yang dapat merangsang mereka berpikir aktif mengakibatkan kemunduran

intelektual semakin cepat. Paul Baltes dan rekan-rekannya menyatakan bahwa

5. Wade dan Tavris, Psikologi, Vol. 2:274.6. Wade dan Tavris, Psikologi, Vol. 2: 274.7. Wade dan Tavris, Psikologi, Vol. 2:275.

Page 11: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

orang tua akhir kehilangan kognitif dan kemampuan belajaryang cukup besar;

stress kronis, disabilitas fisik dan mental; meningkatnya rasa kesepian.»

"Proses penuaan juga berkontribusi pada menurunnya sistem kekebalan

tubuh yang dapat menimbulkan penyakit infeksi pada orang lanjut usia."^ Lamanya

menderita stress yang berkepanjangan dan berkurangnya proses penyembuhan

pada orang lanjut usia dapat mempercepat efek penuaan terhadap kekebalan

tubuh.io "Orang lanjut usia cenderung makin lama makin lambat dalam bermobilitas

dibandingkan ketika mereka masih muda/'" padahal "mobilitas adalah aspek

penting dalam mempertahankan gaya hidupyangaktif dan independen di dewasa

akhir."i2

Dengan berbagai kenyataan akan kondisi kemunduran yang dialami orang

dewasa akhir menyebabkan mereka mulai berpikir tentang kematian. "Setiap

manusia sebagai makhlukyang sadar bahwa keberadaannya harus diselesaikan, dan

tidak lepas dari dirinya."" Dengan kata lain, manusia adalah satu-satunya makhluk

yang tahu bahwa ia pasti meninggal.i'» Kesadaran dirinya pasti meninggal dapat

memunculkan berbagai reaksi dan sikap. Reaksi dan sikap yang négatif seperti

putus asa, takut, pasif dan perasaan tidak bermakna sangat wajar bisa bermunculan.

Padahal, sebagai umat Allah, ditinjau dari teologis maupun biblis, orang lanjut usia

hendaknya tidak melihat kondisi kemunduran fisik, kognitif, motorik dan sensorik

sebagai alasan hidupnya tidak bermakna lagi.

8. Santrock, Life-Span Development, 2:140.9. Santrock, Life-Span Development. 2:143.10. Santrock, Life-Span Development. 2:143.11. Santrock, Life-Span Development. 2:148.12. Santrock, Life-Span Development. 2:148.13. Santrock, Life-Span Development. 2: 252.14. Santrock, Life-Span Development. 2: 252.

Page 12: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

"Sejauh mana seseorang telah menemukan makna dan tujuan hidupnya

berkaitan dengan bagaimana dia menghadapi kematiannya/'is Sebuah penelitian

mengungkapkan sebuah fakta, bahwa "individu dengan sisa hidupnya kurang dari

tiga bulan yang telah menemukan tujuan dan arti hidupnya tidak merasa putus asa

di minggu-minggu terakhir, di mana orangyang tidak memiliki alasan untuk hidup

merasa sangat putus asa dan ingin mempercepat kematiannya."i6 Dari penelitian di

atas dapat disimpulkan bahwa memiliki makna dan tujuan hidupn akan membuat

orangdi masa dewasa akhir tetap bertahan walaupun mengalami krisis oleh karena

kemunduran fisik.

Menurut Sharon Daloz Parks, "manusia nampaknya tidak mampu bertahan,

dan tidak akan mampu berkembang. kecuali kalau dapat membuat makna."i7

Melalui makna manusia tidak melihat kemunduran-kemunduran yang dihadapi

membuat dia putus asa. Pembuatan makna sesungguhnya dapat dilakukan bagi

orang dewasa akhir. namun proses belajar seringkali dipandang sebagai kebutuhan

masa anak-anak dan orang muda. Orang lanjut usia sering memberikan stigma

bahwa orang yang sudah berusia tua tidak perlu dan tidak bisa belajar lagi.

Apa sesungguhnya makna itu? Manusia sering timbul pertanyaan untuk apa

dia hidup? Mengapa dia ada di dunia ini? Apa makna hidup dia? Bagaimana

seharusnya dia menjalani hidup ini? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan mencari

makna hidup. Roy D'Andrade. seorang filsuf mencatat empat fungsi dari makna,

15. Santrock, Life-Span Development 2:252.

17 Sharo°n DallS ParïL^^Big Q^stions, Worthy Dreams: Mentoring YoungAdults in TheirSearcHlorM^a^Zfrpose. and M (San Francisco: lossey-Bass, 2000), 7.

Page 13: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

yaitu: "to represent, to construct, to evoke, or to direct. Dia menjelaskan keempat

istilah ini masing-masing sebagai berikuti^: "Pertama, makna merepresentasikan

pcngetahuan yang sesuai dongan data yang diamati. Ksdua, makna membangun

S6suatu yang sesuai dengan kesepakatan sosial seperti nilai-nilai dari budaya

seperti misalnya penduduk bekas negara Jerman Timur lebih mengerti makna

kebebasan, mereka belajar nilai kebebasan dalam memilih. Ketiga, makna

membangkitkan respon yang afektif yaitu respon yang berkenan dengan perasaan

seperti takut, cinta. Keempat, makna mengarahkan tindakan pada bagian seseorang

atau komunitas seperti membangun komunitas melalui karir dalam pekerjaan

sosial."

Mengapa kemunduran-kemunduran pada orang dewasa akhir membuat

adanya anggapati bahwa mereka Udak bisa belajar lagi? Para pemimpin gereja dan

Hamba Tuhan juga memberikan sHgma-stigma demikian sehingga pelayanan

kepada orang tua sering terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

yang sangat mendasar saja, padahal orang tua mempunyai kebutuhan yang lebih

tinggi, yaitu kebutuhan akan makna.

Stigma-stlgma orang tua tidak periu dan tidak bisa belajar lagi sebenarnya

teiah terpatahkan. Sebuah studi yang diiakukan oieh David Snowdon beruparangsangan menantang kemampuan Inteiektuai terhadap sejumiah biarawati

•mengglring para iimuwan di bidang neuroiogi untuk berpendapat bahwa otak

. . f ..r Marparet Ann Crain, dan Joseph V Crockett, Educating Chhstians: The18. Jack L. - fNashville: Abingdon Press, 1993), 35.Intersection ofMeanmg, Leaming I pducatina Chrsitians 35-6

19. Seymour, Crain, dan Crockett, Educating Lhrsitians. t>.

Page 14: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

memiliki kapasitas untuk berubah dan bertumbuh, bahkan di usia tua."20 "Para

peneliti otak berpendapat bahwa hal ini berkontribusi terhadap kualitas hidup

mereka sebagai orang lanjut usia dan kemungkinan berusia panjang."2i Dengan

alasan dari studi ini, maka orang dewasa akhir juga mempunyai kapasitas berubah

dan bertumbuh dan mengalami hidup yang berkuaiitas.

Apa yang dimaksud dengan membuat makna dan bagaimana makna dapat

mentransformasi orang tua melalui pembelajaran? Jack Mezirow mengatakan

"membuat makna berarti membuat sebuah pengalaman masuk akai dan membuat

interprétas! pada pengalaman tersebut."22 Ketika kemudian memakai interpretasi

ini untuk memandu kita dalam pengambilan keputusan atau tindakan, maka

pembuatan makna menjadi pembelajaran.23 Pembelajaran dapat didefinisikan, "as

theprocess ofmaking a new or revised interprétation ofthe meaning ofan experience,which guides subséquent understanding, appréciation, and action.''^^ ]ad\ pembuatan

makna dapat diperoleh melalui penafsiran yang baru dari makna sebuah

pengalaman yang memandu kepada pemahaman, penghargaan dan tindakan.

Pembuatan makna juga terkait erat dengan iman.25 "iman selalu dikaitkan

secara eksklusif dengan kepercayaan, khususnya kepercayaan agama."26 "Tetapi

jauh melampaui kepercayaan agama."27 i^an lebih tepat dikenal sebagaiiman

20. Santrock, Life-Span Development, 2:147.21 Santrock, Life-Span Development. 2:147.22' lack Mezirow, "How Critical Reflectlon Triggers Transformative Learning." Dalam

Fostering Critical Re/lection in Adulthood: A Guide to Transformative and Emancipatory Learning. ed.lack Mezirow (San Francisco: Jossey-Bass, 1990), 1.23 Mezirow "How Critical Reflection Triggers Transformative Learning, 1.24^ Mezirow! "How Critical Reflection Triggers Transformative Learning," 1.25. Parks, Big Questions, Worthy Dreams, 7.26. Parks, Big Questions. Worthy Dreams. 7.27. Parks, Big Questions, Worthy Dreams, 7.

Page 15: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

"activity ofseeking and discovering weaning in the mostcomprehensive dimensions of

our experience."^^

Pembelajaran harus berakar pada "in the wayeach ofus makes meaning in

relation with the hofy One."^ Dengan kata lain pembelajaran yang berakar adalah

pembelajaran di mana terjadi perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan.

Perjumpaan ini yang membawa orang tersebut mengalam! transformatif di dalam

hidupnya. Orang dapat menginterpretasikan pengalaman hidup dalam hubungan

dengan orang lain, tradisi-tradisl Iman, dan Allah.^®

jadi melalui kehldupan religl, orang kemudlan raendapatkan makna hidupnya.

Hldup bukan sekedar kehldupan jasmani, ada kehldupan spiritual yang membuat hidup initidak hanya untuk sekarang, tetapi seteiah kehidupan sekarang ini manusia mau ke mana,

untuk apa hidup di dunla ini. Kaum lanjut usia sesungguhnya juga dapat mengalamipembelajaran yang membuat mereka hidup bermakna. Untuk itulah skripsl ini dlbuatsebagal sebuah penelltian untuk menemukan prinsip-prinslp penUng dalam menolongkaum lanjut usla mengalami pembelajaran yang transformatif.

Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di bagian atas, penulis

mengangkat beberapa pokok permasalahan sebagal berikut:

1. Fada umumnya banyak orang yang berusia dewasa akhir menghadapi

kenyataan kemunduran flsik, kognitif, motorik, sensorik dan sosial. Hal-hal ini

Il SîmÔïr Crain! dan Crockett, educatwg Chrsitlaes. 16.

Page 16: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

8

menimbulkan masalah, orang dewasa akhir ini merasa keberadaan hidup mereka

sudah kurang atau tidak bermakna lagi, sehingga mereka menjalani hidup yang

tidak berkualitas, padahal secara teologis dan biblis, orang dewasa akhir seharusnya

tetap bisa memandang hidup yang bermakna sebagai anugerah Tuhan.

2. Penurunan daya yang dimiliki orang dewasa akhir membuat anggapan

orang dewasa akhir tidak bisa belajar, padahal proses belajar bisa terjadi sepanjang

hayat melalui pembuatan makna.

3. Program gereja kurang memfasilitasi pelayanan kepada orang tua yang

menyentuh proses transformasi dalam pembuatan makna.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adaiah sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep teoiogis dan biblis tentang usia dewasa akhir sebagaihidup yang seharusnya dapat dijalani dengan berkualitas.

2. Menjelaskan pemahaman tentang proses belajar pada usia dewasa akhirmelalui pembuatan makna.

3. Menjelaskan strategi yang dapat dilakukan gereja dalam upaya menolongorang dewasa akhir melaiui pembuatan makna.

Pembatasan Penulisan

j .roca akhir" yang akan digunakan dalam sepanjangIstilah "orang dewasa aKHir s s

eacifik hanva mengacu kepada orang dewasa yang berusiapenelitian ini, secara spesifik hanyd

Page 17: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

enam puluh tahun ke atas yang kemampuan sensorik masih berfungsi dengan baik,

tidak mengalami penyakit skizofrenia, demensia, dan alzheimer dalam konteks

jemaat di gereja. Penulis sadar pembelajaran berkaitan dengan pembuatan makna

juga sangat luas. Penulis membatasi kajlan pembelajaran transformatif melalui

refleksi diri kritis yang menghasilkan reformulasi perspektif makna dari iman yang

mengacu kepada kebenaran firman Tuhan.

Metodologi Penelitîan

Tulisan ini menggunakan metode penelitiaan kualitatif deskriptif. Penelitîan

kualitatif merupakan upaya untuk memahami fenomena yang terjadi berkaitan

dengan subjek yang diteliti. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata danbahasa, pada suatu konteks khusus dengan memanfaatkan berbagai metodealamiah.3. Untuk itu, penulis akan melakukan penelitîan Ini berdasarkanpengumpulan data melakukan kajlan literatur dengan buku-buku, jurnal dansumber lain yang berkaitan dengan toplk yang dlbahas.

Sistematika Penulîsan

Penullsan lui terdirl dari lima bab. Pada bab satu, penulis menjelaskanmengenal latar belakang permasalahan, pokok permasalahan. tujuan penuHsan,pembatasan penullsan, metode penullsan, dan sistematika penullsan. Pada bab dua,

■ iZndoloQi Penelitîan Kualitatif {Bandung: PT Remaja Rosdakarya.31. Lexy J Moleong. Metoaoïoy

2006). 6.

Page 18: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

10

penulis menjelaskan konsep teologis dan biblis bahwa orang dewasa akhir tetap

mempunyai makna hidup. Pada bab tiga, penulis menjelaskan pemahaman tentang

proses belajar orang dewasa akhir melalui pembuatan makna. Pada bab empat.

penulis akan memberi penjelasan strategi yang dapat dilakukan gereja dalam upaya

menolong orang dewasa akhir melalui pembuatan makna. Pada bab lima, penulis

memberi kesimpulan dan refleksi pembelajaran.

Page 19: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

BAB LIMA

KESIMPULAN

Orang dewasa akhir adalah orang yang memasuki tahap terakhir dalam

hidup tnanusia. Mereka seharusnya menikmati hari-hari mereka dengan penuh

makna. Tetapi ada berbaga! pengalaman di masa lalu atau hal-hal yang belum

niereka capai sehingga tingkat kepuasan menjadi berkurang. Kemunduran fisik dan

kognitif yang adalah realitas juga menjadi sesuatu yang berdampak pada konsep dm

orang dewasa akhir. Penuaan tidak dapat dihindari, proses ini merupakan bagian

dari hidup yang harus diaiami oieh orang dewasa akhir. Proses penuaan dan

kemunduran ini kemudian memuncuikan berbagai sùgma tentang orang dewasa

akhir. Misainya stigma bahwa orang dewasa akhir tidak berguna iagi. Berbagai

atigma ini kemudian memengaruhi orang dewasa akhir daiam memandang dirinyaaendiri. Seiain itu, berbagai stigma ini juga membuat orang dewasa akhir

mendapatkan periakuan diskriminasi, mereka seringkaii dianggap sebagai orang-orang yang tidak berguna. dijadikan sebagai objek, dilupakan. dan lain sebagainya.

Namun, jika kita meiihat pada Aikitab baik Perjanjian Uma maupun

•"erjanjian Baru, kita akan menemukan bahwa mereka adaiah pribadi priba y gbermakna dengan berbagai keiebihan yang dimiiiki oieh mereka. Orang dewasa^khir mempunyai niiai pada diri mereka. Aiiah begitu menggambarkan orang tua,"Rombut puUh adaiah mahkota yang indah yang didapat pada jaian kebenaran"(Amsai 16:31). Mereka adaiah gambar dan rupa Aiiah. Citra diri sebagai gambar dan^"Pa Aiiah. dan Aiiah yang datang ke dunia berinkarnasi mengambii rupa manusia

83

Page 20: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

84

menjadi perpaduan makna pada diri manusia yang begitu mulia. Orang dewasa

akhir juga merupakan pribadi yang diselamatkan melalui karya penebusan Yesus.

Penjabaran ini menjadi landasan makna hidup orang dewasa akhir. Jadi Allah

mengaruniakan makna di dalam setiap diri manusia termasuk orang dewasa akhir.

Dalam upaya untuk menemukan makna tersebut di tengah berbagai stigma

yang ada tentang orang dewasa akhir, proses pembuatan makna sebagai

pembelajaran transformatif dapat menjadi sebuah sarana untuk melakukannya.

Pembelajaran pembuatan makna bertujuan mengubah cara pola pikir, sudut

pandang, konsep diri, dan perspektif diri pada diri orang dewasa akhir. Melalui

proses pembelajaran dengan penginterpretasian pengalaman, menilai pengalaman

dengan self-reflection yang merubah perspektif makna dan merekonstruksi dengan

menyesuaikan dengan kerangka referensi atau ekspektasi kebiasaan, seseorang

dapat menemukan makna yang tepat tentang apa yang terjadi dengan dirinya.

Pada akhirnya, proses pembuatan makna dapat menjadi pembelajaran yang

dapat menolong orang dewasa akhir, keluarga, komunitas menemukan aspek-aspek

'^akna tentang orang dewasa akhir. Dengan demikian, diharapkan bahwa proses

pembelajaran melalui pembuatan makna dapat mengubah konsep diri, perspektif

'^akna diri orang dewasa akhir dan membuat mereka mengalami transformasi

sehingga mereka dapat hidup lebih bermartabat, bersukacita, lebih mandiri dan

•^ergairah. Mereka bisa lebih memaknai proses penuaan ini bukan sebagai sesuatu

yang menakutkan dan harus ditolak. Tetapi mensyukurinya sebagai bagian dari

^encana Allah. Untuk itu, gereja dalam hal ini dapat berperan aktif memfasilitasi

nrarig dewasa akhir memperoleh pembelajaran pembuatan makna. Pembelajaran

Page 21: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF BAGl ORANG DEWASA AKHIR

85

melalui program yang memfasilitasi terjadinya proses mendengar, merefleksi,

mendiskusi dan mempraktikan dapat menolong orang dewasa akhir menemukan

dan membuat makna pada hidupnya. Program-program yang aplikatif dalam kelas

pembinaan, seminar, retreat orang dewasa akhir, persekutuan kelompok kecil, kelas

PA, pelayanan pastoral sebagal wadah yang dapat menolong orang dewasa akhir

Hîenemukan makna dalam hidup mereka sebagai gambar dan rupa Allah dan orang-

orangyang telah diselamatkan melalui karya penebusan yang Allah kerjakan di

dalam Kristus.