PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten SKRIPSI Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1...

Page 1: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA:

Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten

SKRIPSI

Oleh:

ANJAR ARDYANI

K1207002

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA:

Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten

Oleh:

ANJAR ARDYANI

K1207002

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui di hadapan Tim Penguji, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I,

Drs. Suyitno, M. Pd.

NIP 195201221980031001

Pembimbing II,

Sri Hastuti, S.S., M.Pd.

NIP 196906282003122001

Page 4: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Andayani, M.Pd. .....................

Sekretaris : Dr. Nugraheni E.W, S.S., M.Hum. .....................

Anggota I : Drs. Suyitno, M. Pd. .....................

Anggota II : Sri Hastuti, S.S., M.Pd. .....................

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 196007271987021001

Page 5: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Anjar Ardyani. K1207002. Pembelajaran Tetralogi Andrea Hirata: Studi

Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta. September 2011.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) Bentuk perencanaan

pembelajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom, (2)

Pelaksanaan pembelajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom, (3) Kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran

Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom, (4) Upaya guru bahasa

Indonesia dan pihak sekolah untuk mengatasi kendala pembelajaran Tetralogi

Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom.

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian

ini adalah (1) Dokumen, (2) Tempat dan Peristiwa, dan (3) Informan. Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Validitas

data diuji menggunakan triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode. Teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1)

Bentuk perencanaan pembelajaran tetralogi Andrea Hirata menggunakan

perangkat pembelajaran yang dibuat oleh tim MGMP tingkat sekolah, yang

berbentuk RPP; (2) Pelaksanaan pembelajaran tetralogi Andrea Hirata hampir

memiliki kesesuaian seperti yang ada dalam RPP, yang berbeda adalah dengan

penambahan media elektronik dalam pembelajaran sehingga siswa merasa lebih

tertarik. Materi pembelajaran novel bersumber dari buku paket bahasa Indonesia

dari penerbit Erlangga, Bumi Aksara, Yudhistira, serta beberapa sumber dari

internet. Metode yang digunakan guru diantaranya: ceramah, tanya jawab, diskusi,

dan inkuiri. Media yang digunakan sudah menarik yaitu menggunakan media

elektronik yang berupa LCD proyektor. Sebagai evaluasi, saat akhir pembelajaran

guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis tersebut

Page 6: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

berhubungan dengan materi yang telah diperoleh siswa; (3) Kendala yang timbul

dalam pembelajaran tetralogi Andrea Hirata adalah kurangnya minat siswa

terhadap materi novel dan terbatasnya waktu; (4) Upaya yang dilakukan guru

bahasa Indonesia dan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut adalah:

untuk mengatasi minat siswa yang kurang terhadap materi novel, maka guru

berusaha menanamkan rasa senang pada siswa dengan mengajak siswa menonton

film terlebih dahulu dan menjelaskan tentang arti pentingnya novel sebagai karya

sastra. Untuk mengatasi kendala terbatasnya waktu, maka upaya guru adalah:

berusaha mengoptimalkan waktu, dengan memberikan tugas rumah, dan

penyampaian hasil diskusi secara perwakilan.

Page 7: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala

kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain.

(Thomas Hardy)

Page 8: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta, Bapak Sukiman dan Ibu

Rusmiyati atas semangat, dorongan, kasih

sayang, dan doa tiada henti.

2. Adikku, Esti Wardani yang menjadi sumber

semangat.

3. Teman spesialku, Ardiyan Pratama yang

selalu memberikan semangat dan dukungan.

4. Sahabat seperjuanganku, Praptami Windy dan

Airy Mindia.

5. Teman-teman BASTIND angkatan 2007.

Page 9: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama

kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang

telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.

2. Drs. Amir Fuady, M. Hum., Selaku pembantu Dekan III FKIP UNS yang telah

memberi banyak kemudahan pada peneliti.

3. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan PBS yang

telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.

4. Dr. Andayani, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Drs. Suyitno, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I

yang telah membimbing dan memberikan arahan dengan sabar sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Sri Hastuti, S.S., M.Pd., selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah

membimbing penulis selama proses penelitian berlangsung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus

memberikan ilmunya kepada peneliti.

8. Keluarga besar SMA Negeri 1 Karanganom yang telah memperkenankan

penulis melaksanakan penelitian dan membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

9. Kedua orang tua yang tulus ikhlas mendidik dengan sabar, mendoakan, dan

memperjuangkan hingga penulis meraih kesuksesan.

Page 10: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan

2007 yang menjadi teman seperjuangan penulis selama menempuh pendidikan

di Universitas Sebelas Maret.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga amal

kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan. Amin.

Surakarta, September 2011

Penulis

Page 11: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II

LANDASAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN

KERANGKA BERPIKIR ................................................................................ 8

A. Landasan Teoretis

1. Hakikat Novel ..................................................................................... 8

Page 12: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Pengertian Novel ......................................................................... 8

b. Ciri-ciri Novel............................................................................... 10

c. Macam-macam Novel .................................................................. 10

d. Unsur Intrinsik Novel .................................................................. 11

2. Hakikat Tetralogi ................................................................................ 18

3. Tetralogi Andrea Hirata ...................................................................... 19

4. Hakikat Materi Ajar ............................................................................ 20

a. Pengertian Materi Ajar ................................................................. 20

b. Dasar Pemilihan Materi Ajar ....................................................... 21

5. Hakikat Apresiasi Sastra .................................................................... 23

a. Pengertian Apresiasi .................................................................... 23

b. Pengertian Apresiasi Sastra ......................................................... 23

6. Pemanfaatan Novel Tetralogi Andrea Hirata pada Pembelajaran

Apresiasi Sastra di SMA .................................................................... 26

a. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 26

b. Ciri-ciri Pembelajaran .................................................................. 26

c. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 27

d. Sastra dan Pembelajarannya ........................................................ 28

B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 34

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 35

BAB III

METODE PENELITIAN .................................................................................. 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 37

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................... 38

C. Sumber Data Penelitian ........................................................................... 38

D. Teknik Pengambilan Sampel................................................................... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39

F. Teknik Uji Validitas Data ....................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40

H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 42

Page 13: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB IV

HASIL PENELITIAN . ...................................................................................... 43

A. Deskripsi Latar Penelitian ...................................................................... 43

B. Deskripsi Awal ....................................................................................... 45

C. Deskripsi Data ........................................................................................ 47

1. Bentuk Perencanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA

Negeri 1 Karanganom ........................................................................ 47

2. Pelaksanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata ............................ 51

D. Analisis Data ........................................................................................... 56

1. Bentuk Perencanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA

Negeri 1 Karanganom ...................................................................... 56

2. Pelaksanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom ..................................................................................... 58

3. Kendala-kendala yang Timbul dalam Pengajaran Tetralogi Andrea

Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom ............................................. 62

4. Upaya Guru Bahasa Indonesia dan Pihak Sekolah untuk Mengatasi

Kendala Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom ..................................................................................... 63

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................................... 66

A. Simpulan ................................................................................................. 66

B. Implikasi .................................................................................................. 68

C. Saran ........................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

DAFTAR TABEL

Page 14: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Novel di

Kelas XI Semester 2 ................................................................................. 34

2. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 37

3. Soal tentang Unsur Intrinsik Novel Tetralogi Andrea Hirata ................... 54

4. Jawaban Siswa tentang Unsur Intrinsik Novel Tetralogi Andrea Hirata .. 55

DAFTAR GAMBAR

Page 15: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar

1. Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................... 36

2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ............................ 42

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran

1. Sinopsis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata ............................. 73

2. Sinopsis Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata ............................... 75

3. Sinopsis Novel Edensor Karya Andrea Hirata ......................................... 77

4. Sinopsis Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata ........................ 79

5. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen ............................................. 87

6. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen ............................................. 89

7. Catatan Lapangan Hasil Analisis Pengamatan ......................................... 90

8. Catatan Lapangan Hasil Analisis Pengamatan ......................................... 93

9. Catatan Lapangan Hasil Analisis Wawancara .......................................... 96

10. Catatan Lapangan Hasil Analisis Wawancara .......................................... 103

11. Catatan Lapangan Hasil Analisis Wawancara .......................................... 109

12. Denah Gedung Barat ................................................................................ 113

13. Struktur Organisasi secara Operasional .................................................... 114

DAFTAR SINGKATAN

Page 17: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

1. TIU : Tujuan Instruksional Umum

2. TIK : Tujuan Instruksional Khusus

3. CLHW : Catatan Lapangan Hasil Wawancara

4. KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

5. MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Page 18: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Anjar Ardyani. K1207002. Tetralogy of Andrea Hirata Learning: A Case Study

in SMA Negeri 1 Karanganom. Theses. Faculty of Teacher Training and

Education Sebelas Maret University. Surakarta. September 2011.

The purpose of this study to describe: (1) The form of planning in learning

Tetralogy of Andrea Hirata in SMA N 1 Karanganom, (2) Implementation of

tetralogy of Andrea Hirata in SMA N 1 Karanganom, (3) The constraints that arise in

the implementation of learning Tetralogy of Andrea Hirata in SMA N 1 Karanganom,

(4) The efforts Indonesian teachers and schools to overcome barriers to learning in

Tetralogy of Andrea Hirata SMA N 1 Karanganom.

This research uses qualitative descriptive study. Sources of data in this study

are (1) Documents, (2) Places and Events, and (3) Informant. The sampling technique

using purposive sampling. Techniques of data collection is done by document

analysis, observation, and interviews. The validity was tested by using triangulation

of data sources (data) and the triangulation method. Techniques of data analysis in

this study using an interactive analysis model.

Based on this research, it can be concluded as follows: (1) The form of

tetralogy Andrea Hirata lesson plans to use the learning tool created by a team

MGMP school level, in the form of lesson plans, (2) Implementation of tetralogy of

Andrea Hirata learn almost have fit like the one in RPP, which is different is the

addition of electronic media in learning so that students feel more interested. Novel

learning materials sourced from Indonesian from textbook publishers Erlangga, Bumi

Aksara, Yudhisthira, as well as some sources from the internet. Methods teachers use

are: lecture, question and answer, discussion, and investigation. The medium used

interesting is to use electronic media in the form of an LCD projector. As an

Page 19: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

evaluation, while the final evaluation of teachers teaching in the form of a written

test. Written test related to the material obtained by the students, (3) Obstacles that

arise in learning tetralogy of Andrea Hirata is a lack of student interest towards novel

materials and time limited, (4) The efforts the Indonesian teachers and the school to

overcome these obstacles are: to overcome the lack of student interest in novel

materials, teachers try to instill in students a sense of fun by inviting students to

watch the previous films and explains the importance of the novel as a literary work.

To overcome the constraints of limited time, the efforts of teachers is: trying to

optimize time, by giving homework, and submission of representatives from the

discussion.

Page 20: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang tepat tidak hanya dilihat dari segi materi pendidikan serta

kelengkapan sarana penunjang proses pembelajaran akan tetapi lebih kepada

bagaimana seorang guru membimbing para siswa untuk memahami materi

pendidikan tanpa mengabaikan potensi dari siswa tersebut. Guru hendaknya

memahami bahwa setiap siswa mempunyai dimensi kecerdasan yang berbeda-

beda.

Dalam berkomunikasi dikenal berbagai ragam bahasa. Ragam bahasa

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa

lisan merupakan ungkapan pengalaman batin seseorang dalam ujaran atau ucapan,

hubungan yang timbul dari penggunaan bahasa ini adalah pembicara dan

pendengar. Bahasa tulis merupakan ungkapan pengalaman batin seseorang dalam

bentuk tulisan, hubungan yang timbul dari penggunaan bahasa ini adalah penulis

dan pembaca. Dalam perkembangannya, ragam bahasa tulis muncul sebagai

sarana pengungkapan ide, gagasan, serta pemikiran manusia secara terperinci

daripada ragam bahasa lisan. Karya sastra merupakan salah satu dari ragam

bahasa tulis yang banyak terdapat dalam pembelajaran bahasa.

Atar Semi (1993: 8) mendefinisikan sastra adalah suatu bentuk dan hasil

pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan menggunakan bahasa

sebagai mediumnya. Sastra adalah suatu alat atau sarana untuk mengarahkan,

mengajarkan sesuatu tentang kebaikan yang telah disaksikan, dialami, dirasakan,

dan direnungkan secara mendalam oleh manusia tentang kehidupan yang

disampaikan secara indah dan menarik. Sastra merupakan karya seni yang

bermediakan bahasa yang unsur-unsur keindahannya menonjol. Akan tetapi,

sebagai sebuah karya seni, sastra bukan semata-mata berurusan dengan unsur

bahasa saja, melainkan juga dengan unsur-unsur sastra yang lain yang tak kalah

pentingnya. Karya sastra juga merupakan tanggapan seorang pengarang terhadap

Page 21: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dunia yang dihadapinya, di dalamnya berisi pengalaman-pengalaman pengarang

sendiri, pengalaman orang lain, dan atau pengalaman sekelompok masyarakat.

Seorang sastrawan dalam menuangkan karyanya bukan hanya sekedar

mengambil dari lingkungan sekitarnya semata, namun penyerapan berawal dari

bahan mentah yang telah merasuki pikirannya sebagai bekal penghayatan yang

dalam benak sastrawan menjadi sebuah rasa yang menggelora, mengkristal

menjadi kata-kata yang siap dituangkan, yang pada akhirnya membentuk

rangkaian kalimat hingga layak menjadi sebuah karya sastra.

Pengajaran apresiasi sastra dinilai masih belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Kualitas pengajaran sastra dinilai rendah karena sastra hanya

diajarkan dalam definisi-definisi seperti ilmu fisika, dalam rumus-rumus mirip

rumus kimia (Taufik Ismail, 2007: 3). Pendapat senada tentang kualitas

pengajaran sastra saat ini rendah adalah pendapat yang dikemukakan oleh Atar

Semi. Atar Semi (2002: 134) mengatakan bahwa kualitas pengajaran sastra dinilai

rendah karena berbagai faktor seperti kurikulum, sarana belajar, dan guru.

Pengajaran sastra pada dasarnya adalah pengajaran tentang kehidupan.

Karya sastra menyajikan para tokoh dengan latar belakang tertentu mengalami

peristiwa atau konflik. Dalam karya sastra, pengarang menampilkan bagaimana

para tokoh cerita menyikapi serta keluar dari konflik tersebut. Karena itu, harga

karya sastra terletak pada cara pengarang menyampaikan tindak-tanduk, sikap,

penilaian tokoh cerita atas konflik yang dihadapi melalui berbagai tinjauan.

Melalui tinjauan tersebut pembaca memperoleh pembandingan atau pelajaran

yang berharga untuk menyikapi kehidupan sehari-hari. Karena karya sastra

bukanlah petunjuk praktis untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, maka para

siswa perlu memperoleh pemahaman tentang bagaimana membaca karya sastra.

Disinilah pentingnya pengajaran apresiasi sastra. Pengajaran ini bermanfaat untuk

memberikan bekal teoretis kesusastraan dan latihan-latihan praktis membaca

karya sastra. Pengajaran sastra bukan hanya bermanfaat dalam menunjang

kemampuan berbahasa siswa dan mengembangkan kepekaan pikiran serta

perasaan siswa, melainkan juga bermanfaat untuk memperkaya pandangan hidup

serta kepribadian siswa.

Page 22: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Peran guru adalah membawa siswa kepada proses menemukan makna dari

apa yang dibacanya. Karena itu, pengajaran sastra lebih pada menemukan cara

memandang suatu gejala atau peristiwa, bukan pada fakta peristiwa itu sendiri.

Karena karya sastra menampilkan penggalian-penggalian dari aspek kejiwaan

tokoh, dari sudut pandang sosial budaya, pembaca memperoleh cara pandang

relatif sekaligus menyeluruh atas suatu gejala atau peristiwa. Guru dapat berperan

dalam mengantarkan siswa pada cara pandang relatif dan komprehensif itu.

Dalam pembelajaran sastra, siswa dapat melakukan aktivitas membaca,

menikmati, menghayati, memahami serta merespon karya sastra tersebut. Melalui

apresiasi sastra diharapkan siswa mampu mengapresiasi dan memberi

penghargaan yang tulus terhadap karya sastra tersebut. Dunia sastra berkembang

sesuai dengan kehidupan dan perubahan zaman. Ada ciri khas tersendiri pada

setiap generasi yang menarik untuk disimak. Sekarang ini novel bertema remaja

dan cinta banyak bermunculan di peredaran. Tema yang diambil begitu menjual

walaupun kurang mendidik bagi pembacanya. Namun disamping itu, ada

beberapa novel yang berusaha memunculkan tema yang bagus sehingga menjadi

suatu bacaan yang berkualitas dan berguna.

Dari beberapa novel tersebut, ada novel yang mengangkat tema tentang

pendidikan. Selain itu juga memiliki gaya penceritaan yang bagus dan

penggunaan sudut pandang serta setting yang terperinci yang membuat sebuah

novel menjadi enak dan layak untuk dibaca yaitu novel Laskar Pelangi, Sang

Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.

Alasan dipilihnya novel Tetralogi Andrea Hirata sebagai materi ajar dalam

penelitian ini adalah karena novel ini mengungkapkan masalah perjuangan

seorang anak yang gigih dalam berusaha untuk mewujudkan keinginannya yaitu

untuk bersekolah setinggi-tingginya walaupun ditengah kondisi ekonomi yang

serba kekurangan. Alasan lain adalah pesan yang disampaikan pengarang novel

yaitu agar setiap orang menggantungkan cita-citanya setinggi mungkin, dan

berusaha keras serta berdoa untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut.

Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Tetralogi Andrea Hirata tidak

hanya tertuju pada masalah religius dan pendidikan, tetapi juga mengajarkan

Page 23: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kepada pembaca tentang masalah-masalah sosial, moral, dan unsur keindahan

sebuah karya sastra. Permasalahan penting yang sering dihadapi guru dalam

kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran

yang tepat bagi siswa agar mereka bisa mencapai kompetensi yang telah

ditetapkan di dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang paling dekat dengan

pengembangan budi pekerti dan kepribadian tidak lain adalah bahasa dan sastra.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran bahasa dan sastra selama ini

lebih menitikberatkan kepentingan praktis dan pragmatis, yakni untuk

meningkatkan kelancaran komunikasi dan pendalaman keilmuan semata. Oleh

karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra kurang bisa mengangkat nuansa

apresiasi bagi siswa yang nantinya diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi

yang berbudi pekerti luhur sebagaimana harapan semua pihak.

Pembelajaran apresiasi sastra yang dilaksanakan selama ini monoton dan

kurang menarik. Siswa hanya mengenali sekilas tentang karya-karya sastra,

pengetahuan sastra, dan pengarang sastra. Siswa tidak diajak memahami, apalagi

memahami karya sastra atau belum pernah berapresiasi sastra. Pembelajaran

apresiasi sastra belum disampaikan atau diajarkan secara maksimal oleh guru

bahasa dan sastra Indonesia sehingga membuat daya apresiasi dan minat siswa

terhadap pembelajaran apresiasi sastra kurang berkembang. Padahal,

mengapresiasi karya sastra merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa

untuk mengapresiasikan pikiran dan perasaan siswa. Pembelajaran apresiasi sastra

seharusnya menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bisa mengajak siswa

untuk mengapresiasikan pikiran dan perasaan melalui karya sastra tersebut.

Beberapa indikator rendahnya pembelajaran sastra dapat dilihat dari segi

siswa maupun guru. Banyak siswa mengalami kegagalan dalam mengapresiasi

satra. Indikator tersebut di antaranya ialah siswa kurang tertarik akan materi sastra

yang diberikan oleh guru. Siswa kurang dapat mengapresiasi sastra karena

keterbatasan materi ajar yang baik dan keterbatasan informasi tentang unsur-unsur

intrinsik sastra khususnya novel yang akan diapresiasi. Siswa cenderung menjadi

epigon guru. Siswa hanya mengekor pada pendapat gurunya. Persepsi siswa

Page 24: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tentang hakikat apresiasi hanya sebatas pada penikmatan sastra saja dan belum

mengarah pada pencapaian taraf menilai dan berproduksi.

Prosedur pembelajaran yang dilakukan adalah guru hanya mengajarkan

teori tanpa melibatkan siswa dalam wujud praktik mengapresiasi. Kalaupun

menggunakan praktik, guru hanya memberikan sebuah novel untuk dikaji bersama

tanpa memperhatikan kebebasan siswa dalam berekspresi. Novel telah disediakan

oleh guru sebelumnya secara subjektif atau yang hanya terdapat dalam buku

sumber. Kemudian, guru menafsirkan novel tersebut menurut kesepahamannya.

Setelah itu, guru menugaskan siswa untuk mengapresiasi kembali novel tersebut.

Selanjutnya siswa hanya melakukan akitivitas penikmatan. Dari prosedur ini,

tampak bahwa siswa hanya diberi kesempatan menerima dari apa yang

disampaikan oleh gurunya. Siswa terkungkung pada satu titik. Siswa tidak diberi

kesempatan untuk berkreasi dengan novel lain. Hal inilah yang menyebabkan

kurangnya minat siswa dan akhirnya menimbulkan rendahnya nilai apresiasi

sastra.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menyadari betapa besar

manfaat mengapresiasi novel khususnya novel Tetralogi Andrea Hirata serta ingin

mengetahui bagaimana perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, kendala,

dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diberi

judul PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA: Studi Kasus di SMA

Negeri 1 Karanganom, Klaten.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat

diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk perencanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata di

SMA Negeri 1 Karanganom?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA

Negeri 1 Karanganom?

3. Apa sajakah kendala yang timbul dalam pengajaran tetralogi Andrea Hirata

di SMA Negeri 1 Karanganom?

Page 25: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Bagaimana upaya guru bahasa Indonesia dan pihak sekolah untuk mengatasi

kendala pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Bentuk perencanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom.

2. Pelaksanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom.

3. Kendala-kendala yang timbul dalam pengajaran tetralogi Andrea Hirata di

SMA Negeri 1 Karanganom.

4. Upaya guru dan pihak sekolah untuk mengatasi kendala pengajaran tetralogi

Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan

dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA, khususnya

pembelajaran apresiasi sastra.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak,

antara lain:

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui jawaban dari masalah yang dirumuskan.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peneliti

untuk semakin aktif menyumbangkan hasil karya ilmiah ini bagi dunia

pendidikan.

b. Bagi Pembaca pada Umumnya

Pembaca diharapkan dapat lebih memahami isi novel Tetralogi Andrea

Hirata dan mengambil mengambil manfaat darinya. Selain itu,

diharapkan pembaca semakin jeli dalam memilih bahan bacaan

Page 26: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(khususnya novel) dengan memilih novel-novel yang mengandung pesan

moral yang baik dan dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk

sarana memajukan pendidikan.

c. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi guru bahasa dan

sastra Indonesia bahwa novel Tetralogi Andrea Hirata baik digunakan

sebagai bahan atau materi pembelajaran sastra sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

d. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat memahami dan menganalisis novel untuk

meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap sebuah novel.

Page 27: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teoretis

1. Hakikat Novel

a. Pengertian Novel

Novel muncul karena pengaruh filsafat John Locke yang menekankan

pentingnya fakta dan pengalaman serta memandang berfikir terlalu fantastis

adalah sesuatu yang ada berbahaya (Herman J. Waluyo, 2002: 36). Pembaca-

pembaca dari golongan kaya, menengah, dan terpelajar di Inggris tidak menyukai

puisi dan drama yang kurang realistis dan lebih menyukai cerita yang berdasarkan

fakta, oleh karena itu novel lebih mudah diterima sebagai cabang kesenian yang

baru. Di Indonesia novel pertama kali dipelopori oleh Idrus yang membuat karya

berupa kumpulan novel berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, dengan

novel pertama berjudul Ave Maria dan yang terakhir berjudul Jalan Lain ke

Roma. Sejak tahun 1950-an novel di Indonesia mengalami perkembangan pesat.

Batos (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 164) menyatakan bahwa novel

merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan watak muda, menjadi tua,

bergerak dari sebuah adegan yang lain dari satu tempat ke tempat yang lain.

Burhan Nurgiyantoro (2005: 15) menyatakan novel merupakan karya yang

bersifat realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel

dapat berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-

dokumen, sedangkan roman (romansa) lebih bersifat puitis dan epik. Berdasarkan

penjelasan tersebut, diketahui bahwa novel dan romansa berada dalam kedudukan

yang berbeda. Jassin (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 16) membatasi novel

sebagai cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar

kita, tidak mendalam, tidak banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seorang

dan lebih mengenai suatu episode. Penyataannya, novel di Indonesia yang digarap

secara mendalam, baik secara penokohan maupun unsur-unsur intrinsik lain.

Page 28: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sejalan dengan pendapat tersebut, Zaidan Hendy (1993: 225) mengemukakan

bahwa novel merupakan prosa rekaan yang terdiri dari serangkaian peristiwa dan

latar. Novel tidak sama dengan roman. Sebagai karya sastra yang termasuk ke

dalam karya sastra modern, penyajian cerita dirasa lebih baik.

Novel merupakan ungkapan serta gambaran kehidupan manusia pada

suatu zaman yang dihadapkan pada berbagai permasalahan hidup yang kompleks

yang dapat melahirkan suatu pertikaian dan konflik. Melalui novel pengarang

dapat menceritakan semua aspek kehidupan manusia secara mendalam termasuk

tentang berbagai perilaku manusia di dalamnya. Novel memuat tentang kehidupan

manusia dalam menghadapi permasalahan hidup, novel juga berfungsi untuk

mempelajari kehidupan manusia pada zaman tertentu.

Novel biasanya memungkinkan adanya penyajian secara meluas tentang

tempat atau ruang sehingga tidak mengherankan jika keberadaan manusia dalam

masyarakat selalu menjadi topik utama (Suminto A. Sayuti, 1997: 6-7).

Masyarakat selalu berkaitan dengan ruang atau tempat, sedangkan tokoh dalam

masyarakat berkembang dalam dimensi waktu. Semua itu membutuhkan deskripsi

yang mendetail supaya diperoleh suatu keutuhan yang berkesinambungan.

Perkembangan dan perjalanan tokoh untuk menemukan karakternya akan

membutuhkan waktu yang lama, apalagi jika penulis menceritakan tokoh mulai

masa kanak-kanak hingga dewasa. Novel memungkinkan untuk menampung

keseluruhan detail perkembangan tokoh dan pendeskripsian ruang.

Suminto A. Sayuti (1997: 7) mengemukakan bahwa novel dikategorikan

dalam bentuk karya sastra fiksi yang bersifat formal. Bagi pembaca umum,

pengategorian ini dapat menyadarkan bahwa sebuah fiksi diciptakan dengan

tujuan tertentu. Dengan demikian pembaca dalam mengapresiasi sastra akan lebih

baik. Pengategorian ini berarti novel dianggap sulit dipahami, tidak berarti bahwa

novel tersebut memang sulit. Pembaca tidak mungkin meminta penulis untuk

menulis novel dengan gaya yang luwes dan dapat dicerna dengan mudah karena

setiap novel yang diciptakan dengan suatu cara tertentu akan mempunyai tujuan

yang tertentu pula.

Page 29: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa novel

merupakan jenis cerita fiksi yang dibangun atas unsur-unsur intrinsik yang

mengungkapkan konflik kehidupan para tokohnya secara lebih mendalam dan

halus yang berbentuk lebih panjang dan muncul paling akhir jika dibandingkan

dengan cerita fiksi lain seperti roman dan cerpen. Novel sebagai karya fiksi

dibangun melalui beberapa unsur intrinsiknya, antara lain tema, alur, amanat,

penokohan, serta sudut pandang.

b. Ciri-ciri Novel

Zaidan Hendy (1993: 225) mengemukakan ciri-ciri novel sebagai berikut:

1) Sajian cerita lebih panjang daripada cerita pendek dan lebih pendek dari

roman. Biasanya cerita dalam novel dibagi atas beberapa bagian.

2) Bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada dalam masyarakat dengan

ramuan fiksi pengarang.

3) Penyajian cerita berlandaskan pada alur pokok atau alur utama yang menjadi

batang tubuh cerita dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang

bersifat otonom (mempunyai latar tersendiri).

4) Tema sebuah novel terdiri atas tema pokok dan tema bawahan yang berfungsi

mendukung tema pokok tersebut.

5) Karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga

karakter tokoh lainnya. Dalam novel dijumpai pula tokoh statis dan tokoh

dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak tetap sejak

awal hingga akhir. Sedangkan tokoh dinamis adalah tokoh yang mempunyai

beberapa karakter yang berbeda atau tidak tetap.

c. Macam-macam Novel

Begitu banyaknya novel yang diterbitkan pada dekade 80-an, para

pengamat sastra mengklasifikasikan novel menjadi dua jenis, yaitu novel serius

dan novel pop. Novel serius yaitu novel yang dipandang bernilai sastra tinggi,

sedangkan novel pop yaitu novel yang nilai sastranya diragukan (rendah) karena

tidak ada unsur kreativitasnya (Herman J. Waluyo, 2002: 38). Beliau

menambahkan ciri-ciri novel serius dalam sastra Indonesia mutakhir adalah tidak

Page 30: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menggarap realitas kehidupan, yang ditampilkan adalah tokoh dan cerita di luar

cerita kehidupan.

Pengarang yang disebut kreatif harus mampu menyuguhkan bidang

garapan lain dari yang lain, sedangkan pengarang yang hanya mengulang problem

cerita yang sudah digarap menggunakan cara penggarapan tetap disebut

pengarang pop dan karya mereka kurang mendapat tempat di mata para kritikus

sastra.

Adanya pro dan kontra menyebabkan ciri-ciri antara novel serius dengan

novel pop sering dipertentangkan. Kadang ciri-ciri novel serius dijumpai dalam

novel pop terutama pada ciri yang bersifat umum dan sebaliknya (Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 17).

d. Unsur Intrinsik Novel

1) Tema

Stanton dan Kenney (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 67)

mendefinisikan bahwa tema adalah makna yang dikandung dalam sebuah cerita.

Makna yang dimaksud dapat berupa makna pokok (tema pokok) novel dan makna

khusus (sub-sub tema atau tema-tema tambahan). Tema merupakan ide yang

mendasari sebuah cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tokoh pengarang

dalam memaparkan fiksi yang diciptakannya. Tema merupakan makna

keseluruhan yang mendukung sebuah cerita dan secara otomatis akan tersembunyi

di balik cerita yang mendukungnya.

Senada dengan pendapat tersebut, Burhan Nurgiyantoro (2005: 68)

mengatakan bahwa tema adalah inti dari cerita sehingga peristiwa-peristiwa yang

ada dalam cerita semua berpusat pada tema. Tema disebut juga ide, gagasan,

pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Tema

sebagai makna yang dikandung oleh cerita. Tema merupakan gagasan dasar

umum yang menunjang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau

perbedaan. Tema adalah makna cerita, seperti yang dikemukakan Paul G. Paris

(2003), yaitu :

Page 31: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

“Theme is not the moral, not the subject, not a hidden meaning,

ilustrated by the story, what is it? Theme is meaning but it is a not

hidden it is a not ilustrated. Theme is meaning the story

realeased; it may be the meaning the story discoverers. By them

we mean the neccesary implication of the whole story, not a

separable part of a story”. (tema bukan nasihat, bukan subyek,

bukan sebuah makna yang disembunyikan dari cerita. Apakah

tema? Tema adalah makna yang tersirat; mungkin makna untuk

mengetahui sebuah cerita. Dengan tema, pembaca memaknai

implikasi penting dari keseluruhan cerita, bukan sesuatu yang

terpisahkan dari bagian cerita).

Pendapat lain, Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985: 142) menyatakan

bahwa tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra

yang terkandung dalam teks sebagai struktur semantik yang menyangkut berbagai

persamaan maupun perbedaan yang ada. Tema-tema tersebut disaring dari

berbagai motif yang menentukan hadirnya beragam peristiwa, konflik, dan situasi

tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa tema adalah ide atau gagasan yang terkandung dalam sebuah karya sastra

yang diambil dari khazanah kehidupan yang ada.

2) Penokohan/perwatakan

Burhan Nurgiyantoro (2005: 165) mengatakan bahwa penokohan adalah

pelukisan gambar yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita. Menurut Djibran (2008: 58), penokohan mencakup pembentukan identitas,

watak, kebiasaan, dan karakter tokoh yang diceritakan. Penokohan merupakan hal

yang penting dalam sebuah cerita karena tanpa tokoh yang diceritakan sebuah

cerita tidak akan berjalan.

Burhan Nurgiyantoro (2005: 176) mengatakan bahwa dalam sebuah cerita,

masing-masing tokoh memiliki peranan yang berbeda. Dilihat dari tingkat peranan

atau kepentingan tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu 1). Tokoh utama, yaitu

tokoh yang ditampilkan terus menerus atau paling sering diceritakan, dan 2).

Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali saja

dalam sebuah cerita. Tokoh cerita dapat dibedakan antara tokoh sederhana dan

tokoh kompleks. Tokoh sederhana adalah tokoh yang dalam penampilannya hanya

menampilkan sifat atau watak tertentu saja sedangkan tokoh kompleks atau bulat

Page 32: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

adalah tokoh yang memiliki berbagai sifat dan watak yang diceritakan secara

detail.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa penokohan adalah cara pandang pengarang untuk menggambarkan karakter

tokoh dalam sebuah cerita yang dapat berfungsi untuk menyampaikan amanat,

plot, serta tema yang ada dalam cerita tersebut.

3) Latar

Atar Semi (1993: 46) berpendapat bahwa latar atau setting merupakan

lingkungan terjadinya peristiwa, termasuk di dalamnya tempat dan waktu dalam

cerita. Artinya bahwa latar itu meliputi tempat maupun waktu terjadinya

peristiwa. Menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 216) latar atau

setting disebut juga sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan.

W. H Hudson (dalam Herman J. Waluyo, 2002a: 198) menambahkan

bahwa latar atau setting adalah keseluruhan lingkungan cerita yang meliputi adat

istiadat, kebiasaan dan pandangan hidup tokoh. Latar tidak hanya menunjukkan

tempat dan waktu tertentu tetapi juga ada hal lainnya. Latar meliputi

penggambaran lokasi geografis termasuk topografi pemandangan sampai pada

rincian perlengkapan sebuah ruangan, pekerjaan, atau kesibukan sehari-hari

tokoh-tokoh, waktu terjadinya peristiwa, lingkungan agama, moral, emosional

para tokoh, dan sejarah tentang peristiwa dalam sebuah cerita (Muhammad

Pujiono: 2008).

Suminto A. Sayuti (1997: 80) membagi latar dalam tiga kategori yakni,

latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat merupakan hal yang berkaitan

dengan masalah geografis, latar waktu yang berkaitan dengan masalah historis,

dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Pendapat Suminto A.

Sayuti didukung dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2005: 227) yang

membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok.

Page 33: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a) Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi peristiwa. Nama tempat yang

digunakan yaitu nama tempat yang nyata, misalnya nama kota, instansi atau

tempat-tempat tertentu. Penggunaan nama tempat haruslah tidak bertentangan

dengan sifat atau geografis tempat yang bersangkutan, karena setiap latar tempat

memiliki karakteristik dan ciri khas sendiri.

b) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Latar

yang diceritakan harus sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Penekanan

waktu lebih pada keadaan hari, misalnya, pada pagi, siang, atau malam.

Penekanan ini dapat juga berupa penunjukan waktu yang telah umum, misalnya,

maghrib, subuh, ataupun dengan cara penunjukan waktu pukul tertentu.

c) Latar Sosial

Latar sosial merujuk pada berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat pada tempat tertentu. Hal tersebut meliputi masalah

kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir,

serta hal-hal yang termasuk latar spiritual.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa latar

atau setting adalah lingkungan atau tempat terjadinya suatu peristiwa dalam cerita

yang meliputi tempat, waktu, maupun sosial yang menentukan watak atau

karakter dari tokoh-tokoh yang ada di dalamnya.

4) Alur atau plot

Menurut Boulton (dalam Herman J. Waluyo, 2002a: 145) menyatakan

bahwa alur merupakan seleksi peristiwa yang disusun dalam rangkaian waktu

yang menjadi penyebab mengapa seseorang tertarik untuk membaca dan

mengetahui kejadian yang akan datang. Plot tidak hanya sekedar menyangkut

peristiwa, namun juga cara pengarang dalam mengurutkan peristiwa-peristiwa,

motif dan konsekuensi serta hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang

lainnya. Pendapat lain, Luxemburg (dalam Zainuddin Fananie, 2002: 93)

menyatakan bahwa alur atau plot adalah konstruksi yang dibuat pembaca

Page 34: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling

berkaitan atau dialami oleh para pelaku.

Burhan Nurgiyantoro (2005: 153) membagi alur ke dalam beberapa jenis

perbedaan yang berdasarkan pada kriteria urutan waktu, kriteria jumlah, kriteria

kepadatan.

1. Berdasarkan Kriteria Urutan Waktu

Urutan waktu di sini adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam fiksi tersebut secara teoritis. Urutan waktu dibagi menjadi

dua golongan:

a) Kronologis, jalan cerita yang dibuat adalah dengan jalur yang lurus maju

atau lebih dikenal dengan alur progresif.

b) Tidak kronologis, jalan cerita yang dibuat adalah menggunakan alur

mundur, sorot balik, flash back atau lebih dikenal dengan alur regresif.

2. Berdasarkan Kriteria Jumlah

Berdasarkan jumlah adalah banyaknya jalur alur dalam karya fiksi. Ada

kemungkinan karya fiksi hanya terdiri atas:

a) Satu jalur saja (alur tunggal). Hanya menampilkan kisah tentang seorang

tokoh saja yang dikembangkan hanya hal-hal yang berkaitan dengan

sang tokoh.

b) Lebih dari satu alur (sub-sub alur). Pada kriteria ini sub-sub plot

memiliki alur cerita lebih dari satu. Terdiri dari alur utama dan alur

pendukung (sub-sub alur).

3. Berdasarkan Kriteria Kepadatan

Kriteria kepadatan yang dimaksud adalah:

a) Alur padat, yaitu alur yang dipaparkan secara tepat, peristiwa fungsional

itu terjadi susul menyusul dengan rapat sehingga pembaca seolah-olah

diharuskan untuk terus menerus mengikuti jalan cerita dan ketika salah

satu bagian cerita tersebut dihilangkan maka cerita tersebut tidak akan

menjadi utuh.

b) Alur longgar, yaitu cerita fiksi yang memiliki alur longgar. Pergeseran

alur cerita yang satu dengan cerita selanjutnya berlangsung lambat.

Page 35: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Sekalipun alur terbagi menjadi beberapa bagian, tidak tertutup

kemungkinan jika dalam satu karya terdapat berbagai kategori alur

senyampang alur tersebut masih bersifat padu dan utuh sehingga cerita

yang disampaikan dapat dipahami secara menyeluruh.

5) Amanat

Amanat menurut Panuti Sudjiman (1988: 57) adalah suatu pesan moral

yang ingin disampaikan oleh pengarang. Wujud amanat dapat berupa kata-kata

mutiara, nasehat, firman Tuhan sebagai petunjuk untuk memberikan nasehat dari

tindakan tokoh cerita.

Amanat secara umum dapat dikatakan dalam bentuk penyampaian nilai

dalam fiksi yang mungkin bersifat langsung atau tak langsung (Burhan

Nurgiyantoro, 2008). Pengarang dalam menyampaikannya tidak melakukannya

secara serta merta, tersirat dan terserah pembaca dalam menafsirkan amanat yang

terkandung dalam karya sastra tersebut. Pembaca dapat merenungkan dan

menghayatinya secara intensif. Amanat dalam sebuah karya sastra adalah bagian

dari dialog dan tindakan para tokoh dalam menghadapi suatu masalah yang

mungkin berbeda antarmasing-masing tokoh. Di sinilah amanat mulai terlihat,

bagaimana amanat tersebut sampai di hati pembaca melalui kepandaian khusus

pengarang dalam menceritakannya. Pembaca dapat saja menyadari atau menolak

tindakan-tindakan tokoh dalam cerita tersebut demi terwujudnya amanat.

Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985: 10) mengatakan bahwa amanat

adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya cerpen atau novel

kepada pembaca atau pendengar. Sedangkan (Zulfahnur, 2008) dalam pengenalan

budaya nusantara amanat diartikan sebagai pesan berupa ide, gagasan, ajaran

moral, dan nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan pengarang lewat

cerita. Amanat adalah renungan yang disajikan kembali kepada pembaca

(Muhammad Pujiono: 2008).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah

pesan atau nilai yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya

sastra yang disampaikan secara tersirat dan penafsirannya bersifat subjektif.

Page 36: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

6) Sudut Pandang

Sudut pandang adalah bagian dari unsur intrinsik dalam karya sastra.

Berkenaan dengan sudut pandang yang ada yang mengartikan sudut pandang dari

pengarang ada juga yang mengartikan dari pencerita, bahkan ada pula yang

menyamakan antara keduanya. Menurut Djibran (2008: 60) sudut pandang atau

point of view dalam karya sastra terbagi menjadi tiga, yaitu sudut pandang orang

pertama, sudut pandang orang kedua dan sudut pandang orang ketiga.

Herman J. Waluyo (2002a: 184) menyatakan bahwa point of view adalah

sudut pandang darimana pengarang bercerita, apakah sebagai pencerita yang tahu

segala-galanya ataukah sebagai orang terbatas. Lebih lanjut Herman J. Waluyo

(2002a: 184-185) membagi point of view menjadi tiga, yaitu:

1) Teknik akuan yaitu pengarang sebagai orang pertama dan menyebut

pelakunya sebagai “aku”.

2) Teknik diaan yaitu pengarang sebagai orang ketiga dan menyebut pelaku

utamanya sebagai “dia”.

3) Pengarang serba tahu atau omniscient naratif, yaitu pengarang

menceritakan segalanya dan memasuki berbagai peran bebas.

Pendapat senada dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro (2005: 256-

271) membagi sudut pandang cerita secara garis besar yaitu:

1) Sudut pandang persona pertama “aku”

Penceritaan dengan menggunakan sudut pandang “aku”, berarti

pengarang terlibat dalam cerita secara langsung. Pengarang adalah tokoh

yang mengisahkan kesadaran dunia, menceritakan peristiwa yang

dialami, dirasakan, serta sikap pengarang (tokoh) terhadap orang (tokoh)

lain kepada pembaca. Sudut pandang orang pertama dibedakan menjadi

dua golongan. Berdasarkan peran dan kedudukan “aku” dalam cerita

yaitu “aku” yang menduduki peran utama dan “aku” yang menduduki

peran tambahan/berlaku sebagai saksi.

a) “Aku” tokoh utama

Sudut pandang “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan

tingkah laku yang dialaminya. Tokoh “aku” menjadi pusat cerita,

Page 37: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

segala sesuatu diluar tokoh “aku” akan dianggap penting jika

berhubungan dengan tokoh “aku”.

b) “Aku” tokoh tambahan

Tokoh “aku” yang muncul bukan sebagai tokoh utama, akan

tetapi sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku” tampil sebagai saksi.

2) Sudut pandang persona ketiga “dia”

Narator dalam sudut pandang ini adalah orang diluar cerita yang

menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama. Kata gantinya:

ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya tokoh utama terus

menerus disebut dan sebagai variasinya dipergunakan kata ganti.

Penggunaan kata ganti tersebut dimaksudkan untuk mempermudah

pembaca mengenali siapa tokoh yang diceritakan.

3) Sudut pandang campuran

Jika dalam suatu cerita digunakan model “aku” dan “dia”, maka

cerita tersebut menggunakan sudut pandang campuran. Hal tersebut

tergantung dari kreativitas pengarang bagaimana memanfaatkan berbagai

teknik yang ada untuk mencapai efektifitas yang ideal (Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 266).

2. Hakikat Tetralogi

Tetralogi adalah gabungan suatu karya yang terdiri dari 4 karya berbeda.

Awalan tetra- berarti 4 dalam bahasa Yunani. Selain kata tetralogi, quadrilogi

juga dipakai untuk menunjukkan gabungan dari 4 karya berbeda. Awalan quadri-

diambil dari bahasa Latin yang juga berarti empat.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tetralogi).

Tetralogi merupakan kumpulan buku yang ceritanya saling berkelanjutan

dan terdiri dari empat seri. Contohnya adalah tetralogi Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata yang terdiri dari Laskar Pelangi, Sang Pemimpi yang keduanya

sudah difilmkan, lalu Edensor, dan terakhir Maryamah Karpov.

(http://ririsalien.blogspot.com/2010/05/apa-itu-dwilogi-trilogi-dan-tetralogi.html).

Page 38: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Sementara itu dalam KBBI (2008: 1458) menjelaskan bahwa tetralogi

merupakan seri karya sastra yang terdiri atas empat satuan yang saling

berhubungan dan mengembangkan satu tema.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud tetralogi adalah karya sastra yang terdiri dati empat satuan yang

berbeda, yang saling berhubungan, dan mempunyai satu tema.

3. Tetralogi Andrea Hirata

Empat buah buku fenomenal buah karya dari salah seorang penulis muda

berbakat Indonesia, Andrea Hirata, merupakan bacaan ilmiah bergaya sastra yang

sangat jarang ditemukan di ranah kesusatraan Indonesia. Karena keunikan dan

kualitasnya tersebut maka tidak mengherankan apabila tetralogi Laskar Pelangi

juga sering dijadikan salah satu referensi kajian-kajian ilmiah, baik di Indonesia

maupun di dunia.

Diangkat dari kisah nyata, tema cerita yang disuguhkan oleh tetralogi

Laskar Pelangi pun universal dan bermacam-macam seperti mimpi, cita-cita,

cinta, dan pendidikan. Dengan gaya penulisan yang sangat menarik dan kental

dengan aroma sastra, tetralogi Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan anak-

anak melayu Indonesia dari salah satu pulau di sebelah barat Indonesia, Pulau

Belitong, dengan tokoh utamanya bernama Ikal. Novel tetralogi Andrea Hirata

terdiri empat buah novel, yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan

Maryamah Karpov.

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan

oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10

anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah

Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Novel Karya

Andrea Hirata dengan tebal buku 534 halaman ini mengandung sebuah cerita yang

sangat menarik. Cerita yang ada didalam Novel ini merupakan kisah nyata dari

perjalanan seorang Penulis dalam mengejar mimpinya hingga ke Negara Perancis.

Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona

dan akan membuat pembaca percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan

Page 39: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat pembaca percaya kepada

Tuhan. Sang pemimpi, buku yang menceritakan kehidupan Ikal di masa SMA.

Ikal harus meninggalkan kampung karena SMA hanya ada di Magai. Dengan nilai

NEM yang memadai, Ikal berhasil menjadi salah satu muridnya. Bersama Arai

dan Jimbron, Ikal menjalani hari hari di daerah yang berjarak 30 km dari

rumahnya.

Edensor mengulas tentang perjalan hidup Andrea dan Arai, saudara

sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan,

suka maupun duka. “Edensor” bercerita mengenai kehidupan Ikal dan Arai

semasa berkuliah di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan petualangan

penaklukan gagah berani dataran Eropa dan Afrika, dari Belanda sampai ke Italia,

dari Tunisia sampai ke Casablanca dan kembali masuk Portugal.

Maryamah Karpov adalah novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi.

Maryamah Karpov dilaunching pada tanggal 28 November 2008 di toko buku MP

Book Point, Jakarta, dan beredar secara resmi mulai tanggal 29 November 2008.

Buku ini berkisah tentang kisah pencarian A Ling yaitu cinta sejati Andrea Hirata

(Ikal) walaupun akhirnya tidak terlalu bahagia.

4. Hakikat Materi Ajar

a. Pengertian Materi Ajar

Materi ajar adalah suatu alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk

mencapai tujuan instruksional (Winkel, 1996: 261). Materi ajar juga dapat

membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Materi ajar bukan hanya

mencakup data, kejadian, dan relasi antar data, melainkan juga oleh pengolahan

siswa. Pendapat senada juga dari Chomsin S. Widodo dan Jasmani (2008: 40)

yang menyatakan bahwa materi ajar yang baik harus dirancang dan ditulis sesuai

dengan kaidah instruksional, ini diperlukan karena materi ajar akan digunakan

pendidik untuk membantu tugas mereka dalam proses belajar mengajar.

Menurut Inoe (2008), yang dimaksud materi ajar adalah seperangkat

materi yang disusun secara sistematis sehingga lingkungan atau suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar. Materi tersebut bisa berupa materi tertulis

Page 40: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

maupun materi yang tidak tertulis. Materi ajar bertujuan untuk membantu siswa

dalam mempelajari sesuatu, memyediakan berbagai jenis pilihan materi ajar,

memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan supaya kegiatan

pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa dapat mempelajari suatu kompetensi

atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga mampu memguasai

semua kompetensi secara utuh dan terpadu dengan menggunakan materi ajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi

ajar merupakan dasar atau pokok yang ada dalam proses belajar mengajar. Materi

tersebut akan disampaikan oleh pendidik ke siswa pada saat proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan instruksional dan dapat membangkitkan motivasi siswa.

b. Dasar Pemilihan Materi Ajar

Setelah masuk ke pembelajaran sastra yang sesungguhnya, tidak mudah

bagi seorang pendidik untuk memilih dan memilah materi ajar yang sesuai dengan

siswanya. Menurut Winkel (1996: 297), dasar pemilihan materi ajar antara lain:

1) Materi atau bahan ajar harus relevan terhadap tujuan instruksional yang

harus dicapai, yaitu dari segi isi maupun jenis perilaku yang dituntut siswa

yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) Materi atau bahan pelajaran harus sesaui dengan taraf kesulitannya dengan

kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan itu.

3) Materi atau bahan pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa, antara

lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari-hari siswa.

4) Materi atau bahan pelajaran harus membantu untuk melibatkan diri secara

aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai

kegiatan.

5) Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktis yang

diikuti. Misalnya, materi pelajaran akan lain bila guru menggunakan

bentuk ceramah dibandingkan dengan pelajaran bentuk diskusi kelompok.

6) Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan media pelajaran yang

tersedia.

Atar Semi (2002: 13) menyatakan bahwa dasar pemilihan bahan atau

materi pelajaran antara lain:

Page 41: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Bahan atau materi tersebut valid untuk mencapai tujuan pengajaran sastra.

2) Bahan atau materi tersebut bermakna dan bermanfaat jika ditinjau dari

kebutuhan siswa (kebutuhan perkembangan insting etis dan estetis,

imajinasi, dan daya kritis).

3) Bahan atau materi tersebut harus menarik supaya dapat merangsang minat

siswa.

4) Bahan atau materi tersebut berada dalam batas keterbacaan dan intelektual

siswa. Artinya, bahan tersebut dapat dipahami, ditanggapi, dan diproses

siswa sehingga mereka merasa pengajaran sastra merupakan pengajaran

yang menarik, bukan pengajaran yang berat.

5) Bahan atau materi berupa bacaan haruslah berupa karya sastra yang utuh,

bukan sinopsisnya saja, karena karya sinopsis itu hanya berupa problem

kehidupan tanpa diboboti nilai-nilai estetika yang menjadi pokok atau inti

karya sastra.

Pemilihan materi ajar tidak hanya sebatas yang diungkapkan Atar Semi

tersebut, namun pemilihan materi ajar masih ditentukan oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut, antara lain kurikulum yang diberlakukan dan diikuti,

banyaknya karya sastra yang terdapat di perpustakaan sekolah, persyaratan bahan

yang harus diberikan oleh siswa agar dapat menempuh tes belajar akhir tahun,

serta masih ada faktor lain yang harus dipikirkan oleh pendidik yang mengajar

pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat kompetensi tentang sastra

di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berdasarkan penjelasan tersebut, Inoe (2008) menjelaskan bahwa guna

mendapatkan materi ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus

dikuasai oleh siswa diperlukan analisis terhadap beberapa faktor, anatar lain:

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi mana yang

memerlukan materi ajar dengan cara mempelajari standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator yang menandai bahwa suatu kompetensi dasar

telah tercapai, materi pokok, dan pengalaman belajar yang akan dilakukan

oleh siswa.

Page 42: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Analisis Sumber Belajar

Sumber belajar yang akan digunakan sebagai materi penyusunan materi

ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan,

kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah

dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan

dengan kebutuhan.

c. Pemilihan dan Penentuan Materi Ajar

Pemilihan dan penentuan materi ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah

satu kriteria bahwa materi ajar harus menarik dan dapat membantu siswa

untuk mencapai kompetensi. Jenis dan bentuk materi ajar ditetapkan atas

dasar analisis kurikulum dan analisis sumber materi sebelumnya.

5. Hakikat Apresiasi Sastra

a. Pengertian Apresiasi

Kata apresiasi secara estimologi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang

berarti menghargai. Sedangkan dalam bahasa Inggris appreciate yang berarti

menyadari, memahami, dan menilai, memiliki makna penghargaan, pemahaman,

dan penghayatan. Kata apresiasi dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang

sejajar dengan kata apreciatio (Latin) dan appreciation (Inggris) tersebut.

Apresiasi sastra berarti berusaha menerima karya sastra sebagai sesuatu yang

layak diterima dan menerima nilai-nilai sastra sebagai suatu kebenaran.

b. Pengertian Apresiasi Sastra

Apresiasi sastra adalah mengenali dan memahami nilai-nilai sastra yang

menimbulkan kenikmatan dan kegairahan kepada karya sastra tersebut. Seseorang

yang dapat mengenali dan memahami nilai sastra dengan tepat akan menikmati

karya sastra tersebut sehingga merasa puas kepadanya dan setiap orang

mempunyai kenikmatan yang berbeda satu dengan yang lain.

Apresiasi sastra berarti mengenali, memahami, menggauli, dan menikmati

hubungan antar pengalaman dan bahasa sebagai jelmaan pengalaman yang

imajinatif, intelektual, dan emosional yang telah diolah dan disusun sehingga

jelas, mudah ditangkap maknanya, dan menyentuh perasaan. Apresiasi sastra

Page 43: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

merupakan ungkapan perasaan seseorang setelah membaca dan memahami karya

sastra sehingga seseorang dapat menikmati nilai-nilai sastra yang terkandung di

dalamnya. Nilai-nilai sastra yang dinikmati menimbulkan kepuasan dan gairah

kepada karya sastra karya sastra sehingga menciptakan penghargaan dari hasil

imajinatif, intelektual, dan emosional.

Apresiasi sastra memberi manfaat kepada penikmat nilai-nilai di dalamnya

dan dibagi dalam tingkatan tertentu. Manfaat dan tingkatan apresiasi sastra antara

lain, yaitu:

a) Manfaat apresiasi sastra

1) Manfaat estetis, apresiator memperoleh kenikmatan karya sastra yang

mengandung keindahan;

2) Menfaat pendidikan, apresiator memperoleh pelajaran nilai-nilai

kehidupan yang berarti dari isi karya sastra yang diapresiasikannya

sehingga ia mampu mengahadapi hidup dengan lebih baik;

3) Manfaat menambah wawasan, apresiator memperoleh pengetahuan baru

dari isi karya sastra yang diapresiasikannya sehingga ia sadar akan

kehidupan sekelilingnya; dan

4) Manfaat psikologis, dapat membantu menyelesaikan atau meringankan

masalah yang dihadapinya dari isi karya sastra yang diapresiasikannya.

(Andayani, 2004: 6).

b) Tingkatan apresiasi sastra

1) Menggemari, seseorang tertarik hal-hal yang berhubungan dengan sastra

dan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti membaca buku-buku sastra,

menyaksikan pementasan drama, menyaksikan pembacaan puisi, dan

sebagainya;

2) Menikmati, seseorang merasakan keindahan karya sastra yang membuat

senang dan larut dalam karya sastra tersebut;

3) Mereaksi, seseorang mempunyai keinginan untuk menyatakan pendapat

tentang karya sastra yang dinikmati, seperti mengikuti ceramah-ceramah

dan diskusi tentang sastra;

Page 44: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Produktif, seseorang telah menghasilkan karya sastra yang dapat

dinikmati. (Disick dalam Amir Fuady dan Marwanto MS, 1983: 1-2).

Dalam konteks yang lebih luas, apresiasi menurut Govel (dalam Suranto,

2006: 48) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan dan kepekaan

batin; (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang

diungkapkan oleh pengarang. Herman J. Waluyo (2003: 44) menjelaskan bahwa

apresiasi biasanya berkaitan dengan kegiatan seni. Jadi apresiasi sastra berkaitan

dengan kegiatan memahami, menghargai, menghayati, mendengarkan, membaca,

serta mengapresiasi karya sastra tersebut.

Sementara Squire dan Taba (dalam Suranto, 2006: 48) berpendapat bahwa

suatu proses apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yaitu:

a. Aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca atau

penikmat dalam memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat

objektif.

b. Aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca atau

penikmat dalam upaya mengahayati unsur-unsur keindahan dalam

karya sastra yang dibaca atau ditonton. Selain itu, aspek emosi sangat

berperan dalam memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif.

c. Aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian

terhadap baik buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai, serta

jumlah ragam lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik,

tetapi secara personal dimiliki pembaca atau penikmat. Keterlibatan

unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap

apresiator yang telah mampu merespon teks sastra yang dibaca sampai

pada tahap pemahaman dan penghayatan sekaligus juga mampu

mengadakan penilaian.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

apresiasi sastra adalah memahami, menghayati, dan menghargai karya sastra

dengan jalan mendengarkan, membaca, memikmati, serta membuat resensi karya

sastra tersebut.

Page 45: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Abdul Razak Zaidan (dalam Herman J. Waluyo, 2003: 44) menjelaskan

bahwa syarat untuk mengapresiasi sastra adalah kepekaan batin terhadap nilai-

nilai karya sastra, sehingga seseorang dapat: (1) mengenal; (2) memahami; (3)

mampu menafsirkan; (4) mampu menghayati; dan (5) dapat menikmati karya

sastra.

6. Pemanfaatan Novel Tetralogi Andrea Hirata pada Pembelajaran

Apresiasi Sastra di SMA

a. Pengertian Pembelajaran

Istilah “pembelajaran” sama artinya dengan “pengajaran”. Purwadarminta

(dalam Gino, 1998: 30) menyatakan bahwa pengajaran mempunyai arti cara

(perbuatan) mengajar atau mengajarkan.

Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar tentunya ada yang

mengajar yaitu guru, dan ada yang diajar atau yang belajar yaitu siswa. Dengan

demikian pembelajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa).

Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari

dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam

kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan mengajar merupakan kegiatan

sekunder yang dimaksudkan untuk dapatnya terjadi kegiatan belajar mengajar

yang optimal ….

Pembelajaran …, yaitu: sebagai usaha sadar dari guru untuk membuat siswa

belajar, yaitu terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana

perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu

yang relatif lama dan karena adanya usaha (Gino, 1998: 30).

b. Ciri-ciri Pembelajaran

Gino (1998: 36) menjelaskan bahwa ciri-ciri pembelajaran terletak pada

adanya unsur-unsur dinamis pada proses belajar siswa. Unsur-unsur tersebut

antara lain:

1) Motivasi Belajar

Motivasi tidak dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar, tetapi

motivasi tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang atau siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

siswa dapat dicapai (Sardiman dalam Gino, 1998: 37).

Page 46: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2) Bahan Belajar

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta prinsip

dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Isi bahan ajar

juga harus dapat memancing daya cipta siswa sehingga pembelajaran akan

semakin hidup dan tujuan pembelajaran pun lebih mudah tercapai.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar adalah semua alat yang dapat membantu siswa dalam

memahami materi belajar untuk mancapai tujuan pembelajaran. Makin banyak

alat indera yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, maka akan semakin

mudah siswa dalam mengingat dan memahami materi.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar yang baik adalah suasana belajar yang dapat menimbulkan

semangat siswa dalam beraktivitas dan berpartisipasi aktif untuk mempelajari

materi bahan belajar. Hal tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, antara lain:

a) Adanya komunikasi dua arah (antara siswa dengan guru dan antara siswa

dengan siswa).

b) Adanya suasana yang menggembirakan siswa dalam belajar. Salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan media yang tepat

dan menarik.

5) Kondisi Subjek yang Belajar

Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, oleh karena itu guru

perlu mengetahui kondisi siswa pada saat akan menerima pelajaran. Kondisi

psikologis yang baik akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan

memudahkan guru mengajarkan materi pelajaran. Kondisi psikologis yang baik

perlu diciptakan oleh guru jika timbul indikasi bahwa siswa belum siap belajar

karena suatu masalah yang dihadapi siswa karena kegiatan pembelajaran lebih

menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, sedangkan guru berperan sebagai

fasilitator, motivator, dan pembimbing.

c. Tujuan Pembelajaran

Latuheru (dalam Gino, 1998: 40) mengemukakan bahwa tujuan

pembelajaran adalah apa yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah mereka

Page 47: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan nasional dikenal dua

macam tujuan yang ingin dicapai, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan

Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan instruksional khusus merupakan satu

tujuan yang konkret dan spesifik dan dianggap cukup berharga, wajar, dan pantas;

yaitu dapat direalisir dan bertahan lama, yang menunjang tercapainya tujuan

instruksional yang bersifat lebih umum (Djiwandono dalam Gino, 1998:40).

Tujuan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1) instructional

effect atau tujuan langsung adalah satu tujuan yang pencapaiannya secara relatif

dapat diketahui segera dan 2) nurturant effect atau tujuan tak langsung adalah

tujuan jangka panjang.

d. Sastra dan Pembelajarannya

Bila pengertian tentang apresiasi dikaitkan dengan pembelajaran, maka

dapat dikatakan bahwa pembelajaran apresiasi sastra adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya untuk dapat mengenal,

memahami, dan menilai karya sastra. Pembelajaran apresiasi sastra adalah proses

pembelajaran siswa berkaitan dengan karya sastra. Dalam proses tersebut terjadi

interaksi antara guru dan siswa dengan karya sastra. Selain itu, dalam interaksi

tersebut juga memungkinkan terjadinya proses pengenalan, pemahaman,

penghayatan, penikmatan terhadap karya sastra sehingga siswa mampu

menerapkan temuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

pembelajaran apresiasi sastra akan memperoleh manfaat dari karya sastra yang

dipelajari atau diapresiasinya.

Sastra terutama novel adalah sebuah cerita tentang kehidupan masyarakat,

bahkan tidak jarang isi dalam sebuah karya sastra merupakan cermin hal-hal yang

sedang terjadi dalam masyarakat ketika karya sastra tersebut dihasilkan. Pendapat

senada keterkaitan dengan hubungan antara sastra dengan masyarakat dikatakan

oleh Ogunyemi (2011: 301):

“Literature is a social institution, using as its medium language, a

social creation. They are conventions and norm which could have

arisen only in society. But, furthermore, literature „represent‟

„life‟;and;„life‟;is, in large measure, a social reality, eventhough the

natural world and the inner or subjective world of the individual have

also been objects of literary „imitation‟. The poet himself is a member

Page 48: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

of society, possesed of a specific social status; he recieves some degree

of social recognition and reward; he addresses an audience, however

hypothetical” (Sastra adalah sebuah hasil dari kehidupan sosial,

menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan merupakan satu hasil

cipta sosial. Sastra adalah konvensi-konvensi dan norma yang ada dan

ditimbulkan dalam masyarakat. Sastra merupakan representasi dari

kehidupan yang ada dalam sebuah komunitas masyarakat, sebuah

kenyataan sosial yang terjadi secara alami. Sastra menjadikan nilai

yang ada, kelas sosial, serta struktur dalam sebuah masyarakat sebagai

obyeknya).

Rahmanto (1991: 16) menyatakan bahwa pengajaran sastra dapat

membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat,

yaitu:

a. Membantu Keterampilan Berbahasa

Ada empat keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia, yaitu

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Memasukkan pengajaran sastra

ke dalam kurikulum berarti melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Meningkatkan Pemahaman Budaya

Sastra berkaitan dengan aspek kehidupan yang meliputi aspek manusia

dan alam beserta seluruh isinya. Setiap karya sastra selalu mengandung

sesuatu yang apabila dihayati dengan mendalam akan menambah kekayaan

pengetahuan orang yang menghayatinya. Setiap sistem pendidikan perlu

disertai usaha untuk menanamkan pemahaman budaya bagi setiap anak didik.

c. Mengembangkan Cipta dan Rasa

Kecakapan yang perlu dikembangkan dalam pengajaran sastra adalah

kecakapan yang bersifat indra, penalaran, afektif, sosial, dan religius.

Pengajaran sastra jika dilakukan dengan benar dapat menyediakan

kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan

tersebut secara lebih baik apabila dibandingkan dengan mata pelajaran

lainnya, sehingga pengajaran sastra dapat lebih mendekati tujuan pengajaran.

1. Indra

Pengajaran sastra dapat digunakan untuk memperluas pengungkapan

apa yang diterima oleh panca indra. Ungkapan-ungkapan yang digunakan

Page 49: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dalam karya sastra biasanya lebih halus daripada ungkapan dalam bahasa

sehari-hari. Dengan mengikuti tafsiran serta makna kata yang disampaikan

pengarang, siswa diantar mengenali berbagai pengertian dan mampu

membedakan hal yang satu dengan yang lainnya. Apabila kepekaan perasaan

sudah dipahami, usaha selanjutnya adalah memahami berbagai aktivitas yang

dilakukan manusia untuk mengungkapkan dirinya yang dilakukan secara

fisik. Ungkapan diri melalui aktivitas fisik dapat dipelajari oleh siswa, salah

satunya dengan kegiatan drama.

2. Penalaran

Penalaran dapat juga diartikan sebagai berpikir logis. Proses berpikir

logis banyak ditentukan oleh hal-hal seperti ketepatan pengertian, ketepatan

interpretasi kebahasaan, klasifikasi dan pengelompokan data, penentuan

berbagai pilihan, serta formulasi rangkaian tindakan yang tepat (Rahmanto,

1991: 20). Sejak awal seharusnya guru melatih siswanya untuk memahami

fakta-fakta, membedakan hal yang pasti dengan hal yang bersifat dugaan,

memberikan bukti untuk pendapat mereka, serta tahu bagaimana cara

berargumen yang benar.

3. Perasaan

Kepekaan rasa dan emosi sangat erat kaitannya dengan karya sastra

karena sebuah karya sastra diciptakan berdasarkan emosi pengarang.

Perasaan merupakan hal yang rumit yang ada dalam diri manusia sebagai

anggota masyarakat. Anggapan yang keluar berdasarkan perasaan seorang

individu belum tentu sama dengan anggapan individu lain. Perbedaan-

perbedaan tersebut hampir selalu terjadi dalam lingkungan masyarakat yang

menyebabkan sulitnya pencapaian tujuan yang sehati. Oleh karena itu, dalam

masyarakat diadakan kesepakatan tentang tindakan yang bisa diterima dan

yang tidak bisa diterima atau hal yang baik dan yang buruk.

4. Kesadaran Sosial

Kesadaran sosial yaitu kepedulian terhadap kondisi orang lain dan

lingkungan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan menghargai orang lain

tanpa memandang perbedaan suku, ras, kekayaan, status pekerjaan, tingkat

Page 50: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pendidikan, dan sebagainya. Pengajaran tentang kesadaran sosial sudah ada

dalam kurikulum mata pelajaran lain (selain pengajaran sastra). Meskipun

demikian, sastra lebih mampu memberikan pendidikan tentang kesadaran

sosial. Seorang pengarang yang berkualitas mampu untuk mengidentifikasi

dirinya dengan orang lain, menerobos suatu masalah dan mengenali intinya.

Pemilihan bahan pengajaran sastra yang tepat akan mampu membantu siswa

untuk memahami diri dan orang lain.

5. Nilai Religius

Rasa religius ada dalam hati setiap manusia sebagai tolok ukur atau

dasar dari setiap tingkah lakunya, begitu juga dengan pengarang yang yakin

akan nilai religius. Mereka cenderung membuat karya sesuai dengan

kepercayaan yang mereka yakini. Karya-karya yang didasarkan pada segi

religi akan mampu menciptakan sesuatu yang lebih hakiki.

d. Menunjang Pembentukan Watak

Adanya anggapan bahwa orang yang banyak membaca sastra pasti

berperilaku baik tidaklah sepenuhnya benar. Perilaku seseorang lebih

ditentukan oleh pribadinya sendiri. Pendidikan hanya bersifat membina dan

membentuk, hasil akhir tetap ada pada masing-masing individu. Demikian

juga dengan karya sastra, dalam karya sastra terdapat pendidikan nilai-nilai

kehidupan yang akan berfungsi jika pembaca meresapinya secara mendalam.

Tujuan pembelajaran sastra yang pertama adalah pengajaran hendaknya

mampu membina perasaan yang lebih tajam. Seseorang yang banyak

membaca karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk

menunjukkan hal yang bernilai dan yang tidak bernilai. Kemudian dia akan

mampu mengatasi permasalahan hidupnya dengan pemahaman, wawasan,

toleransi, dan simpati yang mendalam. Tuntutan kedua adalah pengajaran

sastra hendaklah dapat memberikan bantuan dalam usaha untuk

mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa. Dalam pembelajaran

sastra dengan berbagai ciri khas, siswa diberi kesempatan untuk menelusuri

pengalaman hidup yang berisi permasalahan dan pemecahannya agar terus

mengalir. Pengalaman tersebut sangat berguna bagi perkembangan

Page 51: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kepribadian siswa terutama dalam hal menilai suatu hal dan mengambil

keputusan untuk menyelesaikan masalah.

Pada hakikatnya pembelajaran apresiasi sastra Indonesia ialah

memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang didukung karta sastra dan

mengajak siswa ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang disajikan.

Pembelajaran apresiasi sastra Indonesia bertujuan mengembangkan kepekaan

siswa terhadap nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai efektif, nilai keagamaan,

dan nilai sosial secara sendiri-sendiri, atau gabungan keseluruhan, seperti

yang tercermin di dalam karya sastra (Purwo, 1991: 61). Pada hakikatnya,

pengajaran sastra adalah menciptakan situasi siswa membaca dan merespon

karya sastra serta membicarakan secara bersama dalam kelas.

(http://www.KondisiPembelajaranSastraIndonesia.htm).

Di dalam mengapresiasikan sastra, kita mengenal nilai-nilai yang

terdapat di dalam karya sastra. Dengan kegairahan dan empati akhirnya kita

dapat merasakan kenikmatan. Supriyadi (1997: 310) menyatakan kenikmatan

itu dapat karena: (1) merasa berhasil dalam menerima pengalaman orang lain,

(2) bertambah pengalaman sehingga dapat mengahadapi kehidupan dengan

lebih baik, (3) kekaguman akan kemampuan sastrawan dalam mengarahkan

segala alat yang ada pada medium seninya sehingga berhasil memperjelas,

memadukan, dan memberikan makna terhadap pengalaman yang diolahnya,

(4) menikmati sesuatu demi sesuatu itu sendiri yaitu kenikmatan estetik.

(http://www.KondisiPembelajaranSastraIndonesia.htm).

Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan

psikologis siswa hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar

pengaruhnya terhadap minat dan kesenangan siswa dalam banyak hal. Tahap

perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap: daya

ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemingkinan

pemahaman situasi atau pemecahan masalah yang dihadapi.

Pelaksanaan pembelajaran sastra dengan tujuan meningkatkan

kemampuan mengapresiasikan sastra secara kreatif perlu memperhatikan

beberapa konsep dasar pembelajaran apresiasi sastra. Menurut Imam Syafi’ie

Page 52: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(1993: 68-69) dikemukakan ada empat konsep dasar yang perlu diperhatikan.

Keempat itu diuraikan sebagi berikut:

2. Pembelajaran sastra bukan proses pembentukan penguasaan

pengetahuan tentang sastra, melainkan pembinaan peningkatan

kemampuan mengapresiasikan sastra. Oleh karena itu, pembelajaran

sastra harus diupayakan agar tidak terpengaruh pada pemberian

pengetahuan kesastraan, misalnya pengetahuan tentang hal-hal tersebut

harus diletakkan dalam posisi sebagi penunjang kegiatan

mengapresiasikan sastra.

3. Pembelajaran mengapresiasikan dilaksanakan dengan memberikan

kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk terlibat secara

langsung dalam proses mengapresiasi. Untuk itu, siswa perlu lebih

banyak menggauli karya sastra dengan membaca berbagai bentuk karya

sastra.

4. Peranan guru dalam pengajaran sastra janganlah sebagai pemberi tahu

yang mendiktekan catatan-catatan tentang sinopsis, nama-nama tokoh

dalam novel, nilai-nilai keindahan yang ditemukannya, dan sebagainya.

Guru hendaknya menciptakan situasi yang mendorong siswa untuk

mendapatkan sendiri kenikmatan dan kemanfaatan membaca sastra.

5. Pembelajaran sastra menghindarkan diri dari proses yang bersifat

mekanis, misalnya menghafalkan hal-hal yang tidak berguna. Yang

lebih dipentingkan adalah pemerolehan pengalaman batin dalam diri

siswa yang mereka peroleh dari proses membaca sastra dengan

mengenali, memahami, mengahayati, menilai, dan akhirnya menghargai

karya sastra itu. Proses inilah yang akan meningkatkan kualitas

kehidupan batin siswa.

Pembelajaran novel yang dikemukakan dalam landasan teori adalah

pembelajaran novel di sekolah lanjutan tingkat atas (SMA). Kurikulum 2006

diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Di

dalam kurikulum tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran novel

Page 53: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berlangsung pada jenjang kelas XI. Dengan demikian, telaah teoretis

pembelajaran novel dalam konteks ini difokuskan pada pembelajaran novel di

kelas XI.

Lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 Tahun 2006 bahwa pembelajaran novel di SMA mencakup

pemahaman terhadap unsur intrinsik (struktural) dan ekstrinsik,

membandingkan kedua unsur tersebut, dan pemahaman terhadap nilai-nilai

edukatif di dalamnya. Seperangkat pengetahuan tersebut, diajarkan di kelas

XI semester dua. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran

novel di SMA dapat dicermati dari tabel 1 berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Novel

di Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca: Memahami buku

biografi, novel, dan hikayat.

Mengungkapkan hal-hal yang

menarik dan dapat diteladani dari

tokoh.

Menganalisis nilai-nilai yang terdapat

dalam novel.

Mendeskripsikan unsur-unsur novel.

Sumber: Peraturan Menteri Pndidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Main Sufanti tahun 2002, dengan

judul “Pelaksanaan Pengajaran Sastra Indonesia di SMU Muhammadiyah Se-

Surakarta” menyimpulkan: (1) pemahaman guru tentang konsep pembelajaran

sastra Indonesia dalam kurikulum masih bersifat teoretis; (2) realitas pelaksanaan

pembelajaran sastra belum sepenuhnya menyentuh aspek apresiatif; (3) evaluasi

sastra masih ada yang menitikberatkan aspek pengetahuan; (4) tanggapan siswa

terhadap pelaksanaan pengajaran sastra Indonesia yang dilakukan oleh guru di

sekolah kurang menarik, monoton, tidak banyak memberi kesempatan pada siswa

Page 54: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

secara langsung berkenalan dengan karya sastra untuk dibaca, diapresiasi, dan

dinikmati.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ririh Yuli Atminingsih pada tahun

2007 yang berjudul ”Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

beberapa jenis gaya bahasa dalam novel Laskar Pelangi, yaitu : simile, metafora,

dipersonifikasi, hiperbola, ironi, paradoks, metonimia, alusio, dan lain sebagainya.

Novel Laskar Pelangi juga mengandung beberapa nilai didik yang meliputi nilai

religius, nilai sosial, dan nilai moral. Penelitian ini juga bermanfaat dalam

pembelajaran bahasa Indonesia jenjang SMA kelas XI, menggunakan novel

Laskar Pelangi sebagai bahan ajar dan sesuai dengan kurikulum yang ada.

C. Kerangka Berpikir

Karya sastra adalah karya seni yang mengandung unsur keindahan dan

sangat erat keterkaitannya dengan kehidupan. Pengarang sebagai pencipta karya

sastra mempunyai kebebasan penuh dalam mengungkapkan imajinasinya. Dalam

sebuah karya sastra terdapat stuktur novel yang akan menambah pengalaman bagi

pembacannya.

Berbicara tentang karya sastra maka akan terlintas dalam pikiran kita

nilai apa saja yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Karya sastra hendaknya

mempunyai nilai-nilai tertentu yang menjiwai sebuah karya sastra. Karya sastra

diciptakan bukan sekedar untuk dinikamati keindahannya tetapi juga untuk

dipahami dan diambil manfaatnya secara menyeluruh. Sastra bukanlah sekedar

benda mati yang tak berarti, namun di dalamnya termuat banyak sekali nilai- nilai

hidup, pesan moral yang luhur, yang mampu menambah wawasan manusia dalam

memahami, menjalani dan menghayati kehidupan.

Kemampuan optimal siswa dalam pembelajaran tetralogi Andrea Hirata

dapat diperoleh antara lain dengan memberikan latihan-latihan tentang apresiasi

sastra khususnya novel serta kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran.

Guru dituntut untuk mampu menyusun perencanaan pengajaran dengan baik,

memilih materi atau bahan pelajaran, pendekatan dan metode pengajaran yang

Page 55: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

digunakan tepat, mampu memilih dan menyediakan media yang relevan dengan

tujuan pembelajaran, melaksanakan penilaian dengan tepat, dapat melaksanakan

pengajaran dengan baik, serta mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran

tetralogi Andrea Hirata dan cara mengatasinya.

Keefektifan guru dalam melaksanakan pembelajaran tetralogi Andrea

Hirata dapat dilihat dari kompetensi siswa dalam mengapresiasi novel. Hal ini

sejalan dengan tujuan (kompetensi dasar) pengajaran novel, yaitu siswa dapat

mengungkapkan hal-hal yang menarik yang dapat diteladani dari tokoh. Kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 1

Kerangka Berpikir Penelitian

Pembelajaran Tetralogi

Andrea Hirata

Kompetensi

apresiasi novel Perencanaan

pengajaran

Pelaksanaan

pengajaran

Kendala-kendala dalam

pembelajaran sastra

1. Siswa kurang berminat

2. Terbatasnya waktu

3.

Pelaksanaan

pengajaran

Upaya mengatasi kendala

dalam pembelajaran

Tujuan pembelajaran

tercapai

Page 56: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMA N 1 Karanganom, Klaten yang

beralamatkan di Jalan Raya Penggung-Jatinom 03 Karanganom, Klaten.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2011.

Adapun perincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2. Jadwal Penelitian

Waktu/jenis

kegiatan

Feb. Maret April Mei Juli Agustus Oktob.

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan

Judul

Persiapan

survei awal

dan

penyusunan

proposal

Penyusunan

instrumen

Pengumpul-

an data dan

pemberian

perlakuan

Analisis data

Penyusunan

laporan

Ujian

pendadaran

Page 57: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian memperoleh hasil yang baik dan maksimal, apabila pada

prosesnya menggunakan metode yang tepat. Metode penelitian yang sesuai akan

mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menuturkan, manganalisis, dan mengklasifikasi

(Winarno Surakhmad, 1994: 139). Menurut Moleong (2000: 6), data deskriptif

yang dikumpulkan dapat berupa kata-kata dan gambar, bukan angka. Jadi

penelitian deskriptif adalah penelitian yang menuturkan, menganalisis, dan

mengklasifikasi data yang berupa kata-kata dan gambar, bukan berupa angka.

Strategi yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Strategi

tunggal terpancang memusatkan studi terhadap beberapa aspek yang dipilih

berdasarkan kepentingan, tujuan, dan minat penelitian.

C. Sumber Data Penelitian

Data merupakan suatu hal pokok dalam penelitian. Data atau informasi

yang paling penting untuk dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif.

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:

1. Dokumen, yaitu novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan

Maryamah Karpov karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh PT Bentang

Pustaka, dan RPP untuk mengetahui bagaimana bentuk perencanaan guru

dalam pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom.

2. Tempat dan peristiwa. Tempat berkaitan dengan sasaran penelitian ini,

yaitu sekolah sebagai wadah pembelajaran formal dalam hal ini adalah

SMA Negeri 1 Karanganom. Peristiwa berkaitan dengan pelaksanaan

pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom.

3. Informan, yaitu hasil wawancara berisi pendapat para pembaca mengenai

novel Tetralogi Andrea Hirata. Pembaca yang diwawancarai adalah guru,

siswa, dan kepala sekolah. Penggunaan sumber data ini lebih diutamakan

untuk mengetahui kendala yang timbul dalam pengajaran tetralogi Andrea

Page 58: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom, serta upaya yang dilakukan guru

dan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

yaitu sampel yang dipergunakan sesuai dengan kepentingan peneliti dan

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan tujuan penelitian. Peneliti

cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan

masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang

mantap.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Analisis Dokumen dan Arsip (Content Analysis)

Analisis ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang bentuk

perencanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom..

Teknik ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber pada arsip

dan dokumen di sekolah yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam

banyak hal dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan atau

meramalkan.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran

tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom. Observasi dilaksanakan

secara terbuka, artinya pengamatan yang diketahui oleh subjek. Dalam melakukan

observasi, peneliti mencatat hal-hal pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran tetralogi Andrea Hirata di kelas yang meliputi: (1) bahan/materi

yang diajarkan, (2) pendekatan yang digunakan, (3) metode yang digunakan, (4)

media yang digunakan, (5) langkah-langkah pembelajaran tetralogi Andrea Hirata,

(6) kendala yang timbul dalam pembelajaran tetralogi Andrea Hirata beserta

upaya yang dilakukan guru untuk mengatasinya. Dalam penelitian observasi

dibuat catatan lapangan. Bodgan dan Bilken (dalam Moleong, 2002: 153)

berpendapat bahwa catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa saja yang

Page 59: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan

refleksi di dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan ini digunakan untuk

mendukung data konkret penelitian.

3. Wawancara

Teknik ini dipakai peneliti untuk mengetahui kendala yang timbul dalam

pengajaran tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom, serta upaya

yang dilakukan guru dan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut. Dalam

penelitian ini, wawancara dilakukan dengan guru bahasa Indonesia, siswa, dan

kelapa sekolah. Untuk wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bahasa

Indonesia juga tidak terlepas dari pertanyaan mengenai perencanaan pengajaran

dan pelaksanaan pengajaran tetralogi Andrea Hirata.

F. Teknik Uji Validitas Data

Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses

penelitian. Setelah data diperoleh, selanjutnya data diperiksa keabsahannya

melalui teknik triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran dengan

cara memperoleh data tersebut dari pihak atau sumber berbeda. Hal ini bertujuan

untuk membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak agar ada

jaminan tentang tingkat kepercayaan atau kevalidan data. Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan metode.

Triangulasi sumber data antara lain meliputi triangulasi data dari

beberapa guru, data kegiatan guru dalam mengajar di kelas, data dari kegiatan

guru dalam bersastra, data dari pimpinan sekolah, dan data dari siswa. Triangulasi

metode antara lain dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi, serta diskusi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif, yaitu analisis dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data atau analisis di lapangan yang meliputi tiga komponan yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Analisis model mengalir

Page 60: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mempunyai tiga komponen yang saling terjalin dengan baik, yaitu sebelum,

selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak

penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan. Data berupa proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan

abstraksi data yang berupa data kasar dan konsep-konsep yang umum dan

terpisah-pisah yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Proses ini

merupakan bagian dari analisis yang sudah dimulai sejak peneliti mengambil

keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pernyataan

yang akan diajukan, dan tentang cara pengumpulan data yang akan dipakai.

Proses ini berlangsung hingga laporan akhir penelitian selesai ditulis.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dilakukan. Dengan melihat sajian data, peneliti akan mengerti

apa yang terjadi dan kemungkinan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis

atau tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang baik

dan jelas sistematikanya akan banyak menolong peneliti sendiri.

Pengelompokan atau pengklasifikasian data yang sudah ada berarti sudah

memasuki daerah analisis penelitian.

3. Penarikan Simpulan

Dalam tahap ini dibuat simpulan tentang hasil dari data yang diperoleh sejak

awal penelitian. Simpulan ini masih perlu adanya verifikasi yaitu penelitian

kembali tentang kebenaran laporan sehingga hasil yang diperoleh benar-benar

valid.

Ketiga komponen tersebut saling terkait dan dilakukan secara terus

menerus mulai dari awal, saat penelitian berlangsung, sampai akhir penelitian.

Page 61: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Proses analisis interaktif jika digambarkan adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan yang

disertai dengan perinciannya pada tiap tahap. Adapun ketiga tahapan beserta

perincian itu adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Penentuan topik dan pencarian landasan teori yang relevan dngan

kegiatan penelitian.

b. Penyusunan proposal penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Pengumpulan data-data yang diperlukan dan melakukan klasifikasi

sesuai dengan permasalahan.

b. Menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang diperoleh.

3. Tahap penyusunan hasil penelitian

a. Penyusunan laporan penelitian.

b. Memeriksa kesatuan laporan penelitian.

c. Memperbanyak laporan penelitian.

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi Data Penarikan

Simpulan/verifikasi

Page 62: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab IV ini akan dibahas mengenai temuan dalam penelitian yang

merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab I.

untuk menjawab rumusan masalah, diperlukan data-data dari lapangan. Data-data

di lapangan tersebut berasal dari objek yang diteliti dan benar-benar berasal dari

subjek yang diteliti. Sebelum penyajian temuan hasil penelitian, akan disampaikan

deskripsi kondisi latar penelitian, yakni SMA Negeri 1 Karanganom.

A. Deskripsi Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganom. SMA Negeri 1

Karanganom terletak di Jalan Raya 3 Karanganom Klaten. Telp (0272) 337039.

SMA Negeri 1 Karanganom yang terletak di Kabupaten Klaten, yang mana

disamping dikenal daerah pertanian, Kabupaten Klaten juga banyak memiliki

potensi wisata yang potensial. Jadi SMA Negeri 1 Karanganom memiliki peluang

disamping mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, juga memiliki

kesempatan mempelajari potensi daerahnya di bidang pertanian dan potensi-

potensi lainnya seperti wisata sebagai keunggulan lokal/daerah (Kabupaten

Klaten).

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagai lembaga

pendidikan formal SMA Negeri 1 Karanganom memiliki visi: Unggul dalam

Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti. Untuk mewujudkan visi Unggul dalam

Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti, SMA Negeri 1 Karanganom menetapkan

suatu bentuk layanan yang dituangkan dalam bentuk misi sekolah sebagai berikut:

1. Unggul dalam NUAN

2. Unggul dalam seleksi ujian masuk PTN dan PTS favorit di dalam dan luar

negeri

3. Unggul dalam Olimpade Mata Pelajaran

4. Unggul dalam Lomba Karya Ilmiah

5. Unggul dalam Keolahragaan

Page 63: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

6. Unggul dalam disiplin

7. Unggul dalam aktivitas Keagamaan

8. Unggul dalam Kepekaan Sosial

9. Unggul dalam Seni dan Budaya

10. Unggul dalam Manajemen Informatika

11. Unggul dalam berkomunikasi dan memanfaatkan literasi berbahasa Inggris.

Tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Karanganom sebanyak 87 orang.

Terdiri dari seorang kepala sekolah berijazah terakhir S2. Guru tetap (PNS)

sebanyak 52 orang. Guru bantu sebanyak 4 orang. Guru tidak tetap 13 orang.

Guru berijazah S2 ada 1 orang, berijazah S1 ada 36 orang, dan berijazah

D3/sarjana muda keguruan ada 15 orang.

Animo masyarakat untuk sekolah di SMA Negeri 1 Karanganom cukup

tinggi, dengan daya tampung 360 siswa. Jumlah pendaftar pada setiap tahun

ajaran baru berkisar antara 450 sampai 650 siswa. Jumlah peserta didik pada tahun

pelajaran 2010/2011 sebanyak 1004 siswa. Terdiri dari 371 siswa laki-laki dan

633 siswa perempuan. Sedangkan rincian per jenjang kelasnya adalah 354 siswa

di kelas X, 327 siswa di kelas XI, dan 323 siswa di kelas XII. Jumlah kelas

sebanyak 25 rombongan belajar (rombel), dengan rincian kelas X ada 9 rombel,

kelas XI ada 8 rombel, dan kelas XII ada 8 rombel. Komposisi penjurusan di kelas

XI adalah 4 rombel IA, 3 rombel IS, dan 1 rombel Bahasa. Di kelas XII juga

terdiri dari 4 rombel IA, 3 rombel IS, dan 1 rombel Bahasa.

Sebagai suatu lemabaga pendidikan, SMA negeri 1 Karanganom dipimpin

oleh seorang kepala sekolah. Adapun pergantian kepala sekolah yang pernah

memimpin di SMA Negeri 1 Karanganom yaitu:

1. R. Boedhiarto WS : 1 Juli 1964 s.d 14 Pebruari 1985

2. R. Soeprapto : 15 Pebruari 1985 s.d 13 September 1990

3. Drs. H. Muh. Markum : 14 September 1990 s.d 31 Juli 1995

4. Drs. S.d. Soenarjo : 1 Agustus 1995 s.d 11 Januari 1996

5. H. Soemadi, BA : 12 Januari 1996 s.d 30 Juni 2001

6. Drs. H. Supito : 1 Juli 2001 s.d 31 Desember 2001

7. Drs. H. Fahrudin Suwoto, M.M : 1 Januari 2002 s.d 30 April 2007

Page 64: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

8. Drs. Agus Sukamto, M.M : 1 Mei 2007 s.d 31 Maret 2009

9. Drs. Sumardi : 1 April 2009 s.d 13 Januari 2010

10. Drs. H. Sukarno, M.M. : 14 Januari 2010 s.d sekarang

B. Deskripsi Awal

Perencanaan yang dipakai guru saat akan mengajar berbentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik

adalah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru masing-masing sekolah. Hal

tersebut untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah masing-masing

untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Jika guru mengetahui

benar-benar apa yang akan dilakukannya maka hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai

guru disusun bersama tim MGMP bahasa Indonesia tingkat sekolah, termasuk

rencana pembelajaran. Hanya saja RPP yang digunakan di sekolah tersebut masih

dalam bentuk RPP yang lama, belum mengikuti standar RPP yang berlaku saat ini

sehingga membuat pembelajaran kurang optimal. Bentuk perencanaan

pembelajaran yang dipakai di SMA Negeri 1 Karanganom tersebut adalah:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA N 1 Karanganom

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 4 X 45 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Dasar

15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh

B. Indikator

1. Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam novel yang

dibaca

2. Merefleksikan tokoh dengan diri sendiri

3. Menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh lain

4. Menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut

Page 65: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Materi Pokok

Buku sastra (novel)

1. Hal-hal yang menarik

2. Perefleksian tokoh

3. Penentuan hal-hal yang dapat diteladani

D. Skenario Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu Metode

1

2

3

1

2

3

PERTEMUAN PERTAMA

Pendahuluan

Pengantar konsep dan ilustrasi tentang novel

Inti

a) Membaca buku sastra yaitu novel

b) Mengungkapkan hal-hal yang menarik

tentang tokoh dalam novel yang dibaca

c) Merefleksikan tokoh dengan diri sendiri

Penutup

Penguatan pemahaman pengahayatan novel

yang dibaca

PERTEMUAN KEDUA

Pendahuluan

Mengulas pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya

Inti

a) Menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh

lain

b) Menemukan hal-hal yang bisa diteladani

tentang tokoh tersebut

Penutup

Kesimpulan pembelajaran dan post test

5 menit

70

menit

15

menit

5 menit

70

menit

15

menit

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Inkuiri

Tanya jawab

Diskusi

Inkuiri

Page 66: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

E. Media

1. Novel

2. Buku Kompeten Berbahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta

F. Evaluasi

Jenis Tagihan:

1. Tugas individu

2. Tugas kelompok

Bentuk Instrumen:

1. Uraian bebas

2. Pilihan ganda

3. Jawaban singkat

C. Deskripsi Data

1. Bentuk Perencanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata

di SMA Negeri 1 Karanganom

Perencanaan pembelajaran yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu

pembelajaran. Guru harus melakukan inovasi baru terhadap rencana pembelajaran

yang telah mereka buat. Setiap tahun harus ada perbaikan rencana pembelajaran

sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran itu. Begitu juga rencana

pembelajaran yang dipakai oleh guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1

Karanganom dalam pembelajaran. RPP yang dipakai guru merupakan RPP

dengan model lama, sementara sekarang sudah muncul lagi RPP dengan model

baru. Perbedaan yang menonjol antara RPP lama dengan model yang sekarang

adalah pada kegiatan pembelajarannya. Model RPP yang terbaru dalam kegiatan

pembelajaran meliputi kegiatan apersepsi, motivasi, eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. Semua unsur dalam kegiatan pembelajaran tersebut saling memiliki

keterkaitan sehingga pembelajaran akan lebih baik dan tujuan pembelajaran akan

tercapai. Dengan demikian maka pembelajaran akan lebih menarik dan kualitas

pembelajaran akan meningkat. Bentuk perencanaan pengajaran yang berlaku

sekarang dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 67: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA N 1 Karanganom

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/2

Pertemuan ke :

Alokasi Waktu : 4 X 45 menit (2 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat

B. Kompetensi Dasar

15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh

C. Indikator

1. Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam novel yang

dibaca

2. Merefleksikan tokoh dengan diri sendiri

3. Menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh lain

4. Menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat:

1. Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam novel yang

dibaca dengan tepat

2. Merefleksikan tokoh dengan diri sendiri

3. Menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh lain

4. Menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut

E. Materi Pokok

Buku sastra (novel)

1. Hal-hal yang menarik

2. Perefleksian tokoh

3. Penentuan hal-hal yang dapat diteladani

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

Page 68: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Diskusi

4. Inkuiri

G. Langkah-langkah Pembelajaran

PERTEMUAN PERTAMA (2 X 45 menit)

Hari/Tanggal :

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Motivasi: Membaca sangat bermanfaat bagi kehidupan dan masa

depan

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan tentang novel

Elaborasi

a. Siswa membaca novel tetralogi Andrea Hirata

b. Siswa mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam

novel yang dibaca

Konfirmasi

a. Siswa merefleksikan tokoh dalam novel dengan dirinya sendiri

3. Kegiatan Akhir

a. Penguatan pemahaman penghayatan novel yang dibaca

PERTEMUAN KEDUA (2 X 45 menit)

Hari/Tanggal :

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi: Mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya

b. Motivasi: Membaca sangat bermanfaat bagi kehidupan dan masa

depan

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan tentang Tetralogi Andrea Hirata

Elaborasi

a. Siswa membaca novel yang telah ditentukan

Page 69: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Siswa mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam

novel yang dibaca

Konfirmasi

a. Siswa merefleksikan tokoh dalam novel dengan dirinya sendiri

3. Kegiatan Akhir

a. Penguatan pemahaman pengahayatan novel yang dibaca

b. Kesimpulan dan penilaian

H. Penilaian/tindak lanjut

1. Pada pertemuan pertama melalui penugasan

a. Membaca novel

b. Menuliskan unsur-unsur intrinsik dan hal yang menarik dalam novel

c. Menuliskan resensi novel

2. Pada pertemuan kedua melalui tes tertulis/uji kompetensi yaitu dengan

mengerjakan soal ulangan harian

Penilaian

Jumlah soal = 5, bobot nilai setiap soal adalah 20.

Nilai akhir = jumlah jawaban benar X bobot setiap soal = 100

Nilai akhir = (nilai proses+nilai hasil)

2

Teknik tes : tes tertulis

Teknik instrumen : uraian

Instrumen Penilaian:

1. Apakah pengertian tetralogi novel? Jelaskan!

2. Sebutkan secara berurutan judul novel yang termasuk dalam tetralogi

novel karya Andrea Hirata!

3. Apakah tema yang menonjol pada tetralogi novel tersebut?

4. Bagaimanakah alur yang terdapat pada tiap-tiap novel tersebut?

5. Siapakah tokoh utama dalam tetralogi novel tersebut? Bagaimana

pula karakternya?

6. Bagaimanakah sudut pandang pengarang terhadap tetralogi novel

tersebut? Jelaskan!

Page 70: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

7. Sebutkan judul ke 2 tetralogi novel tersebut! Jelaskan pula setting

yang terdapat pada novel tersebut!

8. Amanat apakah yang dapat diambil setelah membaca novel tersebut?

I. Sumber/Media yang digunakan

1. Novel tetralogi Andrea Hirata

2. Buku Kompeten Berbahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta

3. LCD proyektor

2. Pelaksanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata

Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru selanjutnya untuk

dilaksanakan. Guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam melaksanakan

pembelajaran yang sudah dibuat. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,

guru dituntut untuk dapat mengoptimalkan segala kemampuan yang dimilikinya

dengan tujuan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan

maksimal.

Kegiatan pembelajaran secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahapan,

yaitu pembukaan yang diawali dengan apersepsi, menanyakan pekerjaan rumah,

menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya, menyampaikan tema yang akan

dibahas pada pertemuan hari itu, serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai

pada pembelajaran kali itu. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Tahap yang kedua dalam pembelajaran adalah kegiatan inti. Kegiatan inti

merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Pada kegiatan

inti inilah guru mempunyai peranan yang penting. Bagaimana guru

menyampaikan materi, memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dan

sesuai dengan materi yang disampaikan saat itu akan sangat mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan fisik serta psikologis

Page 71: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

siswa. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Tahap yang ketiga adalah penutup. Penutup merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Dalam kegiatan penutup,

guru memberikan refleksi. Refleksi dilakukan dengan memberikan evaluasi

kepada siswa. Evaluasi tersebut yaitu guru menyimpulkan materi yang telah

diberikan pada hari itu dan dapat juga dengan pemberian tugas rumah (PR)

maupun post test. Selain itu dalam penutup dapat juga dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak

lanjut. Tahap penutup ini bertujuan sebagai penguatan pada siswa atas

pembelajaran yang didapat pada pertemuan itu.

Penelitian pertama dilakukan pada hari Selasa tanggal 12 April 2011. Pukul

07.00 guru masuk kelas. Ketua kelas menyiapkan dan memimpin doa. Guru dan

melakukan pembukaan dengan memberikan salam kepada siswa dengan

mengucapkan “assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” lalu siswa

menjawab “waallaikumsalam warahmatullahi wabatakatuh”. Setelah itu guru

memperkenalkan peneliti yang duduk di kursi paling belakang. Siswa menjadi

agak gaduh karena masih asing dengan peneliti, namun guru segera menenangkan

kelas dan absensi siswa. Setelah itu guru menuliskan pokok bahasan materi di

papan tulis tentang tetralogi Andrea Hirata. Sebelum masuk ke materi, guru

memberikan pre-test pada siswa mengenai pengertian novel dan tetralogi Andrea

Hirata. Kemudian guru menyampaikan materi tentang novel dan memperkenalkan

novel Tetralogi Andrea Hirata yang terdiri dari Laskar Pelangi, Sang Pemimpi,

Edensor, dan Maryamah Karpov. Siswa tampak memperhatikan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal

yang belum dipahami, namun siswa hanya diam. Karena tidak ada pertanyaan,

guru melanjutkan materinya. Selanjutnya guru masuk pada pembelajaran inti.

Guru memutarkan sebuah film dari salah satu novel tersebut yang berjudul Sang

Pemimpi. Siswa kelihatan sangat tertarik dan antusias. Tujuan dari pemutaran film

ini adalah untuk memberi semangat dan menumbuhkan rasa ketertarikan pada diri

siswa untuk membaca novelnya. Selama pemutaran film, suasana kelas menjadi

Page 72: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tidak menentu. Kadang kelas menjadi tenang ketika adegan dalam film tersebut

biasa saja, tetapi sebaliknya kelas menjadi ramai jika adegan dalam film tersebut

juga seru. Siswa terlihat sangat menikmatinya. Acara pemutaran film itu sedikit

dipercepat karena keterbatasan waktu. Siswa boleh mengopy film tersebut jika

ingin melanjutkan menonton di rumah. Pemutaran film itupun berakhir pukul

08.15. Setelah itu, guru sedikit membahas tentang film tersebut. Guru

menjelaskan bahwa film yang berjudul Sang Pemimpi tersebut merupakan salah

satu film yang diambil dari salah satu novel tetralogi Andrea Hirata dan dari

tetralogi Andrea Hirata tersebut yang sudah difilmkan hanya Laskar Pelangi dan

Sang Pemimpi. Ketika jam pelajaran hampir usai maka guru memberikan tugas

rumah kepada siswa. Kelas dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan presensi,

masing-masing kelompok diberi tugas untuk membaca satu buah novel dari

tetralogi Andrea Hirata. Selain itu, tiap kelompok juga membuat sinopsis novel

tersebut, sinopsis bisa dicari melalui internet. Tugas didiskusikan dibahas pada

pertemuan berikutnya. Setelah memberikan tugas dan waktu pelajaran selesai,

guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 April 2011. Pada

pukul 07.00 guru masuk kelas. Ketua kelas memimpin doa dan dilanjutkan guru

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam “assalamualaikum

warahmatullahi wabarakatuh”. Siswa menjawab salam guru tersebut. Selanjutnya

guru mengabsensi siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengulas

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu siswa dibagi menjadi

empat kelompok berdasarkan presensi, masing-masing kelompok beranggotakan

11 orang. Ketika siswa mulai menempatkan diri bersama kelompoknya, guru

menulis di papan tulis hal-hal yang akan dibahas dalam pembelajaran tetralogi

Andrea Hirata. Hal-hal yang akan dibahas tersebut antara lain:

Page 73: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 3. Soal tentang unsur intrinsik novel tetralogi Andrea Hirata

No. Unsur Intrinsik Laskar

Pelangi

Sang

Pemimpi Edensor

Maryamah

Karpov

1

2

3

4

5

6

Tema

Alur

Tokoh/karakter

Setting

Point of view

Amanat

Setelah guru selesai menulis di papan tulis, siswa mulai berdiskusi dengan

teman satu kelompoknya. Beberapa siswa terlihat serius dalam mengerjakan tugas

kelompok tersebut. Selama proses diskusi, guru memantau jalannya diskusi

dengan sesekali mendatangi kelompok untuk menanyakan apakah ada kesulitan

yang dihadapi kelompok tersebut. Setelah waktu dirasa cukup, masing-masing

kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya yang diwakili oleh salah satu

siswa. Siswa itu membacakan sinopsis dari novel yang telah mereka baca secara

urut mulai dari novel pertama yaitu Laskar Pelangi sampai yang terakhir yaitu

Maryamah Karpov. Semua siswa memperhatikan penjelasan dari teman lain

kelompok sehingga tanpa membaca sendiri siswa mengetahui isi novel yang

dibaca oleh temannya tersebut. Untuk mengisi pertanyaan yang ada di papan tulis,

tiap-tiap kelompok menunjuk satu siswa untuk mewakili kelompoknya menulis di

papan tulis. Siswa menulis dengan tertib sementara teman yang dibelakan juga

tetap tenang dan memperhatikan. Berikut adalah jawaban siswa yang ditulis di

papan tulis:

Page 74: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4. Jawaban siswa tentang unsur intrinsik novel tetralogi Andrea Hirata

No Unsur

Intrinsik

Laskar

Pelangi

Sang

Pemimpi Edensor

Maryamah

Karpov

1

2

3

4

5

6

Tema

Alur

Tokoh/

karakter

Setting

Point of

view

Amanat

Pendidikan

Maju

Ikal: pintar,

percaya diri

Lintang:

jenius, sabar

- Tempat:

Belitong

- Suasana:

penuh

perjuangan,

mengharu

kan

Sudut

pandang

orang

pertama

pelaku utama

Keterbatas an

bukan

kendala

untuk maju

Persahabatan

dan

perjuangan.

Campuran

Ikal: baik hati

Arai: pintar

Jimbron:

polos, gagap

Pulau

Belitong, los

pasar,

pelabuhan,

gedung

bioskop

Sudut

pandang

orang pertama

sebagai

pelaku utama

Jangan

berhenti

bermimpi

Kesuksesan

berasal dari

mimpi

Campuran

Ikal: pantang

menyerah

Weh: cerdas

Ayah: sabar

Masjid,

sekolah,

perahu, Eropa,

Bogor, dan

lain-lain

Sudut pandang

orang pertama

pelaku utama

Jangan mudah

menyerah

Bermimpilah

setinggi-

tingginya

Percintaan

Maju

Ikal:

berjuang

keras

Arai: peduli

Pulau

Belitong,

pulau Batu

Sudut

pandang

orang

pertama

tokoh utama

Jangan

pernah

berputus asa

Page 75: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Setelah semua pertanyaan terjawab seperti tabel di atas, guru membahas

keempat novel tersebut. Selesai membahas kemudian guru memberikan post test

dengan membagikan soal kepada siswa. Siswa mengerjakan dengan sungguh-

sungguh. Jam pelajaran pun berakhir, siswa mengumpulkan post test dan tugas

rumah di meja guru. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

D. Analisis Data

1. Bentuk Perencanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA

Negeri 1 Karanganom

Perencanaan yang dibuat oleh guru harus dipertimbangkan secara matang.

Untuk dapat membuat perencanaan yang baik guru harus mampu menjabarkan

kurikulum dengan jalan mempelajari dan meneliti isi dari kurikulum itu sendiri.

Dalam kurikulum terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan

materi pokok. Setelah kurikulum benar-benar dipahami guru perlu

mempertimbangkan penyajian pembelajaran yang berhubungan dengan

pengalaman belajar, media, metode, materi, sumbar belajar, dan penilaian yang

seharusnya dilakukan oleh guru.

Dalam menjabarkan kurikulum dapat dilakukan secara individu atau

kelompok seperti forum MGMP. Dari hasil penjabaran kurikulum tersebut

nantinya akan menjadi bahan acuan dalam membuat program tahunan, program

semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah silabus

tersusun dan dapat dipahami oleh guru, maka langkah yang selanjutnya adalah

mengembangkan silabus tersebut dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu program yang

disusun oleh guru untuk satu atau dua kali pertemuan dalam mencapai satu

kompetensi dasar. Dalam menyusun RPP terdapat di dalamnya adalah kompetensi

dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran, dan

sistem penilaian yang digunakan.

Dari hasil analisis dokumen diketahui bahwa bentuk perencanaan pengajaran

yang dipakai guru merupakan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh tim

MGMP bahasa Indonesia tingkat sekolah, berbentuk RPP yang dibuat tiap kali

Page 76: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pertemuan. Jadi RPP itu dibuat dibuat bersama guru bahasa Indonesia satu

sekolah pada tingkat yang sama. Hal utama yang akan dilakukan guru sebelum

mengajar adalah melihat buku modul materi apa yang akan diajarkan, kemudian

guru mempelajarinya dan mencari materi tambahan melalui internet atau sumber

lain. Selain itu guru juga memperkirakan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan ketika mengajar.

Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh tim MGMP bahasa Indonesia

tingkat sekolah itu hanya sebagai patokan sehingga guru diberikan keleluasaan

atau kebebasan untuk mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi

sekolah masing-masing. Bentuk RPP yang dibuat MGMP bahasa Indonesia

tingkat sekolah tersebut agak berbeda dengan RPP pada umumnya. Persiapan

mengajar itu hanya berupa garis besarnya saja sehingga dalam penerapan bisa

terjadi perubahan yang disesuaikan dengan kreativitas guru. Dalam RPP tersebut

tidak dituliskan standar kompetensinya terlebih dahulu tetapi langsung ke

kompetensi dasar. Selain itu dalam RPP tersebut tidak dicantumkan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Indikator yang disusun sudah mengacu pada

kompetensi yang diharapkan. Siswa diharapkan mampu mengungkapkan hal-hal

yang menarik tentang tokoh dalam novel yang dibaca, mempu merefleksikan

tokoh dengan diri sendiri, mampu menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh

lain, dan mampu menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut.

Materi pokok yang disampaikan dalam RPP tersebut sangat sederhana, hanya

menuliskan tentang karya sastra khususnya novel dan hal-hal yang dipelajari

diantaranya hal-hal yang menarik dari buku, perefleksian tokoh, serta penentuan

hal-hal yang dapat diteladani. Seharusnya dalam materi pokok tersebut ditulis

lebih lengkap lagi, bahkan mungkin materi yang hendak disampaikan kepada

siswa ditulis dalam RPP tersebut sehingga materi pembelajaran yang akan

diajarkan sudah tertata rapi yang nantinya guru akan lebih siap dalam

menyampaikan materi. Skenario pembelajaran sudah disusun secara sistematis

dan mengarah pada pencapaian kompetensi. Dalam skenario tersebut tedapat

kegiatan inti pembelajaran yaitu siswa disuruh membaca novel, mengungkapkan

hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam novel yang dibaca, merefleksikan

Page 77: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tokoh dengan diri sendiri, menemukan tokoh yang mirip dengan tokoh lain, serta

menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut. Selain kegiatan

pembelajaran yang ditulis dengan jelas, dalam skenario pembelajaran tersebut

juga sudah diatur alokasi waktu dari masing-masing kegiatan yaitu 5 menit untuk

pendahuluan, 70 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup. Dalam

skenario pembelajaran tersebut juga sudah disebutkan metode yang digunakan

guru dalam mengajar, yaitu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi,

dan inkuiri. Media yang digunakan berupa novel dan buku kompeten berbahasa

penerbit Erlangga, tidak dijelaskan secara rinci seharusnya penggunaan buku

peket itu juga diperjelas dengan tahun buku yang digunakan dan halaman buku.

Untuk penilaian atau evaluasi masih kurang lengkap karena tidak mencantumkan

contoh instrumen dan cara penilaiannya.

2. Pelaksanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pembelajaran tetralogi

Andrea Hirata yang dilakukan oleh guru di kelas hampir memiliki kesesuaian

seperti apa yang ada dalam RPP. Materi pokok pengajaran menggunakan tetralogi

Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah

Karpov. Kegiatan pengajaran yang terjadi sudah mengacu pada kompetensi dasar

yang ingin dicapai yaitu mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat

diteladani dari tokoh. Kegiatan pengajaran yang dilakukan guru juga sudah urut

dengan RPP, namun untuk skenario pengajaran pada pertemuan pertama bagian

inti ada acara menonton film Sang Pemimpi yang tujuannya untuk menarik minat

siswa untuk membaca novelnya. Jadi, kegiatan pengajaran yang terjadi adalah:

guru menyampaikan materi, siswa menonton film, siswa membaca novel tetralogi

Andrea Hirata, siswa membuat resensi, siswa berdiskusi dengan teman satu

kelompok, dan siswa membahas hasil diskusi di depan kelas. Untuk evaluasinya,

guru menggunakan jenis tagihan berupa tugas kelompok yaitu resensi tiap novel

dan post test. Bentuk instrumennya menggunakan tes uraian bebas yaitu dengan

Page 78: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan novel tetralogi Andrea Hirata.

Sumber belajar yang dipakai guru berasal dari buku paket dan internet.

Untuk pemilihan materi pengajaran tetralogi Andrea Hirata guru

berpedoman pada “Buku Kompeten Berbahasa Indonesia” dari penerbit Erlangga.

Selain itu materi juga diambil dari sumber lain, yang dikembangkan oleh guru

sendiri. Dalam hal ini guru mencari tambahan materi dari internet dan buku paket

dari Yudhistira, dan Bumi Aksara.

Penggunaan metode pengajaran yang sesuai dalam pengajaran sangat

penting dalam proses belajar mengajar. Dalam praktik pengajaran tidak ada satu

metode yang paling baik yang dapat digunakan untuk mancapai setiap tujuan,

karena setiap metode selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dengan

demikian, penggunaan metode pengajaran pada umumnya selalu menghubungkan

antara metode yang satu dengan metode yang lainnya, seperti yang telah

diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan guru sudah

bervariasi. Selain menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan inkuiri, guru

juga masih menggunakan metode diskusi. Suatu pengajaran tanpa didahului

dengan metode ceramah tidak akan berjalan dengan baik karena siswa

membutuhkan penjelasan materi terlebih dahulu sebelum diberikan penugasan.

Selain itu metode diskusi juga sangat penting dalam pengajaran. Dengan

menggunakan metode diskusi, siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran sehingga guru tidak mendominasi kelas dengan ceramah saja. Selain

siswa lebih aktif, penggunaan metode diskusi juga membuat proses belajar

mengajar lebih menarik, siswa tidak akan bosan hanya mendengarkan ceramah

dari guru tetapi justru akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran.

Ceramah guru terlihat kurang menarik dan jarang disertai dengan tanya jawab.

Hal tersebut yang akhirnya membuat suasana kelas menjadi ramai. Ketika guru

menjelaskan kadang-kadang siswa kurang memperhatikan terhadap penjelasan

guru karena siswa lebih senang bercanda atau berbicara dengan teman

sebangkunya. Ketika suasana kelas mulai ramai, guru mengatasinya dengan

memberikan teguran dan memberikan tanya jawab atau meminta siswa untuk

mengulangi penjelasan materi yang telah diberikan guru. Metode tanya jawab

Page 79: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

digunakan guru untuk mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi aktif di kelas.

Dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, maka diharapkan semua siswa

akan fokus dan aktif mengikuti jalannya pembelajaran di kelas. Kegiatan tanya

jawab juga melatih keberanian siswa untuk mengemukakan ide dan gagasannya

secara lisan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Langkah-langkah yang digunakan guru dalam pembelajaran tetralogi

Andrea Hirata, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Guru mengucapkan salam;

2. Guru mengabsensi siswa;

3. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dibahas;

4. Guru melakukan pre-test;

5. Guru menjelaskan materi, yaitu tentang novel dan tetralogi Andrea Hirata;

6. Guru memutarkan film Sang Pemimpi untuk menumbuhkan minat siswa

membaca novel tetralogi Andrea Hirata;

7. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok;

8. Guru menberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membaca

satu buah novel dari tetralogi Andrea Hirata dan membuat resensinya;

9. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menbacakan hasil resensinya;

10. Guru memberikan pertanyaan tentang novel di papan tulis;

11. Guru meyuruh perwakilan kelompok untuk maju menjawab pertanyaan;

12. Guru mengumpulkan tugas;

13. Guru melakukan post test;

14. Guru menutup pelajaran.

Media yang digunakan guru dalam pengajaran tetralogi Andrea Hirata

sudah bervariasi. Guru sudah menggunakan media elektronik yaitu menggunakan

LCD sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih menarik.

Penilaian atau evaluasi pengajaran dilaksanakan dalam dua kesempatan.

Penilaian pertama adalah evaluasi proses yang dilaksanakan saat kegiatan belajar

mengajar. Penilaian ini dilaksanakan dengan memperhitungkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dari segi kognitif, pada saat siswa diberi tugas secara

kelompok untuk membuat resensi novel dan menyebutkan unsur intrinsik novel.

Page 80: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Penilaian dari segi afektif meliputi: kesungguhan, kedisiplinan, dan keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pengajaran. Dari segi psikomotorik penilaian

dilakukan dengan tes perbuatan, yaitu dengan memeperhatikan siswa yang dengan

senang hati mau mewakili kelompoknya untuk menyampaikan hasil diskusi.

Evaluasi kedua adalah evaluasi hasil yang dilaksanakan pada akhir pokok bahasan

(kompetensi dasar). Penilaian dilakukan secara tertulis ketika guru telah selesai

memberikan materi. Siswa diberikan soal-soal yang berhubungan dengan materi

yang telah dipelajari bersama. Pada saat itu siswa diberi soal tentang novel

Tetralogi Andrea Hirata yang telah didiskusikan dan dibahas bersama di kelas.

Pada saat peneliti melakukan penelitian pembelajaran tetralogi Andrea Hirata

yang dilaksanakan oleh guru, selama siswa mengerjakan tugas secara

berkelompok beliau cukup aktif berkeliling memantau pekerjaan tiap kelompok

dan terkadang juga memberikan penjelasan ketika ada kelompok yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa hasil

pekerjaan siswa yang berupa ulangan setelah dikumpulkan dan dikoreksi maka

akan dikembalikan lagi ke siswa agar mereka tahu letak kesalahan yang ada pada

pekerjaan mereka. Jika ada siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan,

maka guru akan memberikan remidiasi. Pelaksanaan remidiasi dilakukan ketika

jam pelajaran dengan cara siswa mengerjakan soal yang berbeda dengan soal

ulangan yang mungkin diambilkan dari kelas lain. Untuk tugas yang berupa tugas

kelompok, disusun dalam bentuk ketikan. Setelah dikumpulkan kepada guru dan

dikoreksi maka hasilnya tidak dikembalikan lagi ke siswa tetapi akan

dikumpulkan di perpustakaan sebagai tambahan referensi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, secara umum dapat dikatakan

bahwa interaksi pengajaran tetralogi Andrea Hirata yang terjadi di kelas XI IA2

sudah optimal karena dalam kegiatan pembelajaran peran guru tidak

mendominasi. Selain sudah menggunakan media elektronik yang berupa LCD

proyektor, guru juga menerapkan metode diskusi sehingga siswa juga dapat

berperan aktif. Pembelajaran tetralogi Andrea Hirata yang dilakukan di kelas ini

sudah menarik karena sebelum masuk ke pelajaran inti, terlebih dahulu guru

Page 81: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

memutarkan film Sang Pemimpi yang tujuannya untuk menumbuhkan minat dan

motivasi siswa.

3. Kendala-kendala yang Timbul dalam Pengajaran Tetralogi Andrea

Hirata di SMA Negeri 1 Karanganom

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya

keterampilan membaca banyak kendala yang dihadapi. Berdasarkan hasil

pengamatan (observasi) diperoleh data bahwa kendala yang timbul dalam

pengajaran tetralogi Andrea Hirata adalah dari faktor waktu dan dari siswa.

Terbatasnya waktu yang disediakan dalam aspek keterampilan membaca

merupakan kendala bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dari

faktor waktu, untuk materi apresiasi novel dengan kompetensi membaca, alokasi

waktunya kurang yaitu hanya 4 X 45 menit. Kendala tersebut disampaikan oleh

guru sebagai berikut:

“Dari waktu, untuk materi membaca novel itu kurang jadi harus pandai-

pandai mengatur waktunya.” (CLHW: 1)

Kendala lainnya adalah yaitu dari siswa itu sendiri. Tidak semua siswa suka

membaca novel. Sebagian dari siswa merasa malas jika disuruh membaca novel

yang lumayan tebal. Jadi minat siswa terhadap novel itu sendiri masih kurang.

Menurut pengamatan yang dilakukan ternyata hal tersebut benar karena siswa

tersebut merupakan siswa kelas ilmu alam sehingga minat adan motivasi siswa

dalam hal sastra masih kurang. Hal tersebut diungkapkan guru sebagai berikut:

“Hambatan dari siswa, tidak semua siswa suka membaca fiksi atau novel.”

(CLHW: 1)

Berdasarkan hasil pengamatan terdapat beberapa siswa yang kurang

berminat terhadap pembelajaran tetralogi Andrea Hirata. Hal tersebut dapat dilihat

pada waktu kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Mereka kurang antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai

kemungkinan, diantaranya adalah lingkungan sekolah dan pengelolaan kelas yang

kurang maksimal. Dalam satu kelas terdiri dari siswa laki-laki dan siswa

Page 82: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

perempuan. Kebanyakan dari siswa laki-laki kurang memperhatikan, mereka

sering gaduh sendiri.

Kendala lain juga berasal dari sekolah itu sendiri. Lokasi sekolah yang

terletak di pinggir jalan raya membuat suasana belajar dalam kelas menjadi

kurang kondusif. Suara bising yang ditimbulkan dari kendaraan yang lewat sangat

mengganggu ketika pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut dapat

mempengaruhi konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

4. Upaya Guru Bahasa Indonesia dan Pihak Sekolah untuk Mengatasi

Kendala Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom

Berdasarkan sejumlah kendala yang timbul dalam pembelajaran Tetralogi

Andrea Hirata di kelas XI IA2, maka guru dan pihak sekolah melakukan upaya

untuk mengatasinya. Untuk mengatasi keterbatasan waktu maka guru berupaya

untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Guru berusaha

semaksimal mungkin untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga standar

kompetensi yang direncanakan dapat tercapai. Guru memberikan tugas untuk

membaca novelnya di rumah, sedangkan di.kelas siswa membahas isi novel

tersebut diskusi berkelompok. Masing-masing kelompok yang diwakili oleh satu

siswa membacakan hasil diskusinya kepada teman-teman kelompok lain.

Untuk mengatasi kendala tidak semua siswa suka membaca karya fiksi

atau novel yaitu dengan cara guru menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan. Guru memberikan pengantar yang menarik, selain itu sebelum

masuk ke inti materi novel, siswa diajak untuk menonton filmnya terlebih dahulu

sehingga memunculkan niat dan keinginan dari dalam diri siswa untuk membaca

novel itu dengan baik. Selain itu, siswa harus dibuat suka terhadap pelajarannya,

yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang inovatif, guru tidak monoton

hanya menerangkan saja. Hal tersebut diungkapkan guru sebagai berikut:

“Untuk mengatasi hambatan dari siswanya, ya harus menciptakan suasana

kelas yang menyenangkan. Kemudian membuat siswa suka mengikuti

pelajaran tersebut. Siswa itu tertarik untuk mengikuti pelajaran karena dua

Page 83: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

hal yaitu guru dan pelajarannya. Jadi sebisa mungkin siswa dibuat tertarik

pada kedua-duanya. Supaya siswa suka pada pembelajaran apresiasi novel,

maka sebelum siswa disuruh membaca siswa disuguhi film dulu. Setelah

menonton film, siswa merasa tertarik untuk membaca novelnya. Selain itu

pembelajarannya juga harus menarik dan inovatif sehingga siswa tidak

bosan.” (CLHW: 1).

Solusi lain juga diungkapkan kepala sekolah bahwa siswa harus diberikan

arahan terlebih dahulu, seperti diungkapkan berikut ini:

“Solusinya ya guru harus bisa memberikan arahan. Siswa diberikan

nasihat, diberikan pengertian bahwa mereka memang harus mengikuti

pelajaran ini dengan baik.” (CLHW: 3).

Untuk mengatasi kendala masalah waktu, guru harus bisa pandai-pandai

dalam mengatur waktu. Kalau untuk materi pembelajaran apresiasi novel seperti

ini, siswa disuruh membaca dirumah. Ketika di kelas baru nanti akan didiskusikan

bersama. Hal tersebut diungkapkan guru sebagai berikut:

“Ya untuk mengatasi hambatan waktu, ya harus pandai-pandai mengatur

waktunya. Biasanya untuk pembelajaran apresiasi novel seperti ini siswa

saya suruh untuk membaca di rumah. Nanti di kelas baru didiskusikan

bersama.” (CLHW: 1).

Hal senada juga diungkapkan oleh kepala sekolah. Untuk mengatasi

masalah waktu guru harus menggunakan metode yang tepat, misalnya penugasan.

Hal tersebut diungkapkan kepala sekolah sebagai berikut:

“Kalau masalah waktu, ya memang begitu jadi metodenya saja harus tepat.

Misalnya ketika pembelajaran novel itu, siswa disuruh membaca novel di

rumah. Maka metodenya penugasan. Ceramahnya sedikit sekali. Nanti di

kelas dibahas, yang membahas juga siswa sendiri. Misalnya siswa disuruh

mengungkapkan tema, alur, dan sebagainya.” (CLHW: 3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru dapat mengatasi

kendala yang dialami dalam kegiatan pembelajaran tetralogi Andrea Hirata.

Dengan usaha yang telah dilakukan, diharapkan tujuan pembelajaran bahasa dan

Page 84: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sastra Indonesia umumnya dan aspek keterampilan membaca khususnya dapat

tercapai sehingga siswa benar-benar memiliki kompetensi sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 85: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Beasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1. Bentuk Perencanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA

Negeri 1 Karanganom

Perencanaan pengajaran yang dipakai guru dalam pengajaran tetralogi

Andrea Hirata menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dibuat oleh tim MGMP tingkat sekolah. Jadi RPP yang digunakan berbeda dengan

RPP yang digunakan oleh sekolah lain. Guru tidak terpaku pada RPP saja tetapi

juga mengembangkan RPP tersebut. RPP yang dibuat dan digunakan oleh guru

dalam pembelajaran tetralogi Andrea Hirata berbeda dengan RPP yang berlaku

saat ini karena tidak memuat kegiatan apersepsi, eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi sehingga bisa dikatakan RPP yang digunakan di sekolah tersebut

masih belum baik.

2. Pelaksanaan Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom

Pengajaran tetralogi Andrea Hirata yang dilakukan oleh guru merupakan

pengembangan dari RPP yang telah dibuat. Guru mengembangkan sendiri

pembelajaran sehingga lebih menarik. Dalam pembelajaran tetralogi Andrea

Hirata, guru menggunakan media elektronik. Siswa diajak menonton film Sang

Pemimpi yang merupakan salah satu dari novel tetralogi Andrea Hirata yang telah

difilmkan. Kegiatan pengajaran yang dilakukan sudah cukup kondusif, siswa

bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Materi pengajaran novel bersumber dari

buku paket terbitan Erlangga, Bumi Aksara, dan Yudhistira. Selain itu siswa juga

dapat menambah materi melalui internet yang berhubungan dengan pembelajaran

yang sedang dilaksanankan yaitu tentang novel tetralogi Andrea Hirata. Metode

yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan inkuiri. Selama

Page 86: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pembelajaran berlangsung, kegiatan diskusi lebih diutamakan. Guru hanya

menyampaikan sedikit teori kemudian dibentuk kelompok-kelompok. Peran guru

hanya sebagai motivator dan fasilitator. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan

evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis yang berkaitan

dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan.

3. Kendala yang Timbul dalam Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di

SMA Negeri 1 Karanganom

Kendala yang timbul dalam pengajaran tetralogi Andrea Hirata adalah

kurangnya minat siswa untuk membaca novel. Mareka lebih tertarik untuk

membaca buku yang ringan daripada membaca novel yang tebal. Siswa lebih suka

membaca cerita pendek karena bagi mereka hanya sebagai selingan diwaktu

kosong. Selain itu kendala yang lain adalah terbatasnya waktu dalam pengajaran

novel tetralogi Andrea Hirata. Waktu yang terbatas mengharuskan guru untuk

pandai dalam mempergunakan sebaik-baiknya.

4. Upaya Guru Bahasa Indonesia dan Pihak Sekolah untuk Mengatasi

Kendala Pengajaran Tetralogi Andrea Hirata di SMA Negeri 1

Karanganom

Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi minat siswa yang kurang untuk

membaca novel adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa mengenai

pentingnya pembelajaran novel di sekolah. Guru juga menanamkan rasa senang

dan tertarik siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik yaitu dengan

mengajak siswa untuk menonton film di awal pembelajaran dengan tujuan supaya

menumbuhkan semangat pada diri siswa. Setelah tertarik menonton film, siswa

akan mulai tertarik juga untuk membaca novel. Untuk mengatasi kendala

terbatasnya waktu maka upaya yang dilakukan guru adalah: mengoptimalkan

waktu, pemberian tugas dengan menyuruh siswa membaca novel di rumah,

dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sehingga penyampaian hasil

dari tugas dilakukan secara perwakilan.

Page 87: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Implikasi

Implikasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Implikasi Teoretis

a. Bertambahnya khasanah keilmuan dan terbukanya cakrawala baru yang

berkaitan dengan pendalaman materi keterampilan bersastra, khususnya

novel.

b. Membuka wawasan akan beragamnya novel yang dapat digunakan

sebagai media pembelajaran.

2. Implikasi Paedagogis

a. Menambah referensi novel yang dapat digunakan dalam pembelajaran

menganalisis novel. Novel tetralogi Andrea Hirata dapat digunakan

sebagai media pembelajaran yang isinya mudah dipahami dan banyak

mengandung nilai-nilai pendidikan.

b. Memberikan gambaran bahwa keberhasilan pembelajaran tidak hanya

tergantung pada faktor dari siswa tetapi faktor yang berasal dari guru juga

berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Faktor dari siswa yaitu:

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Faktor

dari guru antara lain: kejelian dalam memilih media pembelajaran yang

tepat, kemampuan dalam membimbing siswa menguasai materi

pembelajaran, kemampuan mengembangkan materi, kemampuan

mengelola kelas, kemampuan menciptakan inovasi baru terhadap metode

dan teknik yang digunakan. Faktor-faktor yang berasal dari siswa dan

guru harus saling mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena

itu, baik siswa maupun guru harus sama-sama mempunyai kesadaran

mengenai tugas dan kewajiban masing-masing sehingga akan tercipta

proses pembelajaran yang efektif, efisien, kondusif, yang pada akhirnya

tujuan pembelajaran akan dapat tercapai.

3. Implikasi Praktis

a. Memperkaya khasanah ilmu yang berkaitan dengan penelitian studi

kasus, sehingga peneliti lain akan termotivasi untuk melakukan penelitian

sejenis yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah.

Page 88: PEMBELAJARAN TETRALOGI ANDREA HIRATA - digilib.uns.ac.id... · Studi Kasus di SMA Negeri 1 Karanganom, Klaten Oleh: ANJAR ARDYANI K1207002 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mencermati

media pembelajaran yang tepat bagi siswa.

C. Saran

Setelah memaparkan hasil penelitian, simpulan dan implikasinya terhadap

dunia pendidikan berikut ini akan disampaikan beberapa saran terkait dengan

pembelajaran tetralogi Andrea Hirata. Beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

refleksi dan koreksi diri sebagai berikut:

1. Siswa hendaknya lebih sering membaca karya sastra (novel) khususnya

novel-novel yang berisi tentang semangat, tekad, perilaku pantang menyerah

untuk selalu memperjuangkan cita-cita. Selain itu, di dalam kelas hendaknya

siswa lebih aktif lagi dalam mengikuti pembelajaran. Peran aktif siswa dalam

pembelajaran dapat berupa menanyakan hal-hal yang kurang dipahami

kepada guru, mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat, dan dapat

juga dengan memberikan kritik tentang cara mengajar guru tetapi dengan

cara yang sopan.

2. Guru hendaknya dapat memaksimalkan penggunaan media pembelajaran

sastra, dalam hal ini adalah novel. Contoh novel yang sesuai digunakan

dalam pembelajaran adalah novel tetralogi Andrea Hirata. Dalam novel

tetralogi Andrea Hirata memenuhi empat macam manfaat pembelajaran

sastra, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan

budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan

watak. Novel tersebut tidak hanya memberikan hiburan saja tetapi juga

banyak memberikan hal positif dan ilmu kehidupan bagi siswa.

3. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk selalu melakukan

pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa tidak mengalami

kejenuhan dalam belajar di kelas. Kepala sekolah hendaknya juga

memotivasi siswa untuk giat belajar dan berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.