PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah...

16
PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNARUNGU-WICARA DI YAYASAN SLB ANUGERAH COLOMADU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: FAWZIA HARDIYANSYAH A510140179 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah...

Page 1: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL

ANAK TUNARUNGU-WICARA DI YAYASAN SLB ANUGERAH

COLOMADU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

FAWZIA HARDIYANSYAH

A510140179

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL

ANAK TUNARUNGU-WICARA DI YAYASAN SLB ANUGERAH

COLOMADU

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FAWZIA HARDIYANSYAH

A510140179

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, 09 Juni 2018

Dosen Pembimbing

(Achmad Fathoni, Dr., M Pd)

NIK. 062

Page 3: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL

ANAK TUNARUNGU-WICARA DI YAYASAN SLB ANUGERAH

COLOMADU

OLEH

FAWZIA HARDIYANSYAH

A510140179

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Muhammdiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 26 Juni 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Achmad Fathoni, M.Pd ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Nur Amalia, S. S., M.Teach ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Minsih, S Ag., M.Pd ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum)

NIDN. 0028046501

Page 4: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 26 Juni 2018

Penulis

FAWZIA HARDIYANSYAH

A510140179

Page 5: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

1

PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL

ANAK TUNARUNGU-WICARA DI YAYASAN SLB ANUGERAH

COLOMADU

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) Proses pembelajaran tari yang

memiliki peran dalam meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara di

Yayasan SLB Anugerah Colomadu. 2) Faktor-faktor penghambat dan pendukung

anak tunarungu-wicara selama mengikuti pembelajaran tari. 3) Upaya yang

dilakukan oleh sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran tari bagi

peningkatan interaksi social anak tunarungu-wicara di Yayasan SLB Anugerah

Colomadu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian

mendeskripsikan tentang 1) Pembelajaran tari yang diadakan oleh sekolah tidak

menggunakan RPP melainkan membuat konsep dan gerakan tari sendiri.

Pembelajaran tari yang dilaksanakan sekolah memberikan pengaruh terhadap

peningkatan interaksi social anak tunarungu-wicara. 2) Faktor penghambat anak

tunarungu-wicara selama mengikuti pembelajaran tari yaitu keterbatasan

pendengaran dan faktor lingkungan sekitar anak ketika mengikuti pembelajaran tari,

sedangkan faktor pendukung yaitu pemberian motivasi dan apresiasi oleh guru dan

pemilihan jenis tari yang disesuaikan dengan keinginan anak. 3) Upaya yang

dilakukan oleh sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tari dalam

meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara, yaitu menyediakan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan selama pembelajaran tari dan selalu mengikuti lomba tari

di luar sekolah.

Kata Kunci: anak tunarungu-wicara, interaksi social, pembelajaran tari

Abstract

This study aims to describe 1) The process of dance learning that has a role in

improving the social interaction of children deaf-speech in the Foundation SLB

Anugerah Colomadu. 2) Identify factors affecting children with hearing impairment

during the learning of dance. 3) Efforts made by schools to support dance learning

activities for the improvement of social interaction of children deaf-speech in the

Foundation SLB Anugerah Colomadu. This research uses qualitative research type.

Data collection techniques used were interviews, observation, and documentation.

Data analysis technique using interactive model. The results of the study describe

about 1) Dance learning held by the school does not use RPP but make the concept

and movement of dance itself. Dance lessons conducted by schools have an effect on

increasing social interaction of children deaf-speech. 2) Factors inhibiting children

deaf-speech during the learning of dance, hearing impairment and environmental

Page 6: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

2

factors around the child when following the dance learning, while the supporting

factor is the motivation and appreciation by teachers and the selection of dance types

that are tailored to the wishes of the child. 3) Efforts made by schools to support the

implementation of dance learning in improving the social interaction of children

deaf-speech, which provides the necessary facilities and infrastructure during dance

learning and always follow the dance competition outside the school.

Keywords: deaf-talking children, social interaction, dance learning

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai pengembangan program

sekolah, salah satunya adalah program pendidikan luar biasa. Program

pendidikan luar biasa dapat dilihat di sekolah-sekolah luar biasa yang telah

banyak berdiri di berbagai kota di Indonesia. Saat ini Indonesia juga tengah

mengembangakn program pendidikan inklusif di sekolah-sekolah biasa guna

memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat berinteraksi dengan

anak normal lainnya. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang telah berdiri di berbagai

kota, memiliki tujuan untuk memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan anak-

anak berkebutuhan khusus. SLB juga merupakan tempat dimana anak-anak

berkebutuhan khusus akan mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan

yang mereka miliki, serta dapat mengembangkan karakter yang ada dalam diri

mereka. Hal tersebut sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 3 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan karakter dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dilihat dari pernyataan diatas, dapat dipahami bahwa pemerintah

berusaha menerapkan berbagai program pendidikan di sekolah-sekolah untuk

memfasilitasi anak bangsa agar dapat mengembangkan kemampuan dan karakter

yang mereka miliki sehingga menjadi warga negara yang beriman, demokratis,

Page 7: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

3

serta dapat bertanggung jawab atas segala tindakan yang mereka lakukan. Hal

tersebut juga menjadi landasan bagi berdirinya SLB Anugerah. SLB Anugerah

merupakan salah satu yayasan untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang

terletak di Colomadu, Karanganyar. SLB Anugerah menerima berbagai jenis

kecacatan yang dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus. SLB Anugerah

didirikan dengan tujuan untuk memberikan fasilitas kepada anak-anak

berkebutuhan khsusus, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk hidup

bersama masyarakat lain. SLB Anugerah juga membantu anak untuk

mengembangkan berbagai karakter dan kemampuan yang ada dalam diri

mereka.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan SLB Anugerah sama seperti

sekolah-sekolah yang lain, hanya saja kurikulum, materi pembelajaran, serta

metode mengajar yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan dan

kebutuhan masing-masing anak berkebutuhan khusus. Sekolah berusaha

memberikan pendidikan terbaik agar anak bisa mengembangkan berbagai

kemampuan yang mereka miliki. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas

No.70 tahun 2009 pasal 2 yang menjelaskan bahwa pendidikan inklusif

bertujuan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta

didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan social atau memiliki

potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Sesuai dengan

penjelasan tersebut, sekolah selalu memberikan pendidikan sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan anak sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang

tidak diinginkan dari berbagai pihak. SLB Anugerah juga memberikan berbagai

kegiatan keterampilan di sekolah yang membantu anak untuk meningkatkan

kemampuan yang mereka miliki. Kegiatan keterampilan yang diadakan oleh

sekolah diantaranya yaitu, keterampilan membuat kerajinan dari barang bekas,

keterampilan menggambar, dan berbagai kegiatan lainnya. Kegiatan

keterampilan yang ada diadakan oleh sekolah bertujuan untuk meningkatkan

berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak seperti, minat dan bakat anak,

karakter yang dimiliki anak, khususnya meningkatkan interaksi social anak.

Page 8: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

4

Peningkatan interaksi social dilakukan agar anak dapat belajar hidup bersama

dengan orang lain terutama bagi anak tunarungu-wicara. Anak tunarungu-wicara

merupakan anak yang lebih suka berdiam diri atau bermain dengan teman

sesama tunarungu-wicara. Karakteristik anak tunarungu-wicara tersebut,

diakibatkan oleh keterbatasan pendengaran yang mereka miliki sehingga mereka

merasa minder ketika harus berinteraksi dengan orang lain. Sulastri (2013: 211-

212) mengatakan bahwa anak tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan

dalam berkomunikasi dengan orang lain yang disebabkan oleh kemampuan

pendengaran yang kurang sehingga biasanya mereka berkomunikasi dengan

bahasa isyarat.

SLB Anugerah tidak mengajarkan bahasa isyarat kepada anak tunarungu-

wicara melainkan membiasakan mereka untuk memahami setiap ucapan yang

disampaikan oleh lawan bicara. Hal tersebut dilakukan agar anak tunarungu-

wicara bisa berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus menggunakan bahasa

isyarat karena tidak semua orang mengerti bahasa isyarat. Salah satu tujuan

diadakannya pembelajaran keterampilan di sekolah agar anak tunarungu-wicara

berani berinteraksi dengan anak lainnya, akan tetapi tidak berpengaruh pada

anak tunarungu-wicara. Anak tunarungu-wicara tetap mengerjakan tugas

keterampilan sendiri atau apabila harus berpasangan mereka memilih pasangan

sesama tunarungu-wicara. Kegiatan keterampilan yang tidak memberikan

pengaruh terhadap anak tunarungu-wicara mengakibatkan guru harus memilih

solusi lain agar anak tunarungu-wicara dapat meningkatkan kemampuan

interaksi social yang mereka miliki.

Sekolah memilih pembelajaran tari sebagai sarana lain yang dapat

meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara. Konsep pembelajaran tari

dibuat oleh sekolah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak, sehingga

salah satu tujuan dari pembelajaran tari yaitu agar dapat meningkatkan interaksi

social anak tunarungu-wicara. Menurut KBBI (2008) menjelaskan bahwa tari

merupakan gerak anggota tubuh yang berirama dan biasanya diiringi dengan

bunyi-bunyian seperti music dan gamelan. Pembelajaran tari menjadi satu

Page 9: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

5

alternatif dalam meningkatkan pengembangan diri anak terutama dalam

peningkatan interaksi social melalui kegiatan yang menyenangkan.

Pembelajaran tari yang diajarkan oleh guru di SLB Anugerah merupakan

jenis tari kreasi dimana guru membuat gerakan tarian sendiri yang disesuaikan

dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Gerakan tarian juga dibuat untuk

tujuan agar anak tunarungu-wicara dapat berinteraksi dengan anak lainnya. Hal

tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar anak tunarungu-wicara

dapat meningkatkan kemampuan interaksi social mereka, sehingga mereka bisa

berbaur dengan orang-orang di sekitarnya. Selain pembelajaran tari yang

diadakan oleh sekolah, peran guru dalam memberikan pendampingan kepada

anak juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan interaksi social anak

tunarungu-wicara. Guru pendamping juga harus selalu berkomunikasi dengan

orangtua anak, agar dapat mengetahui peningkatan interaksi social anak ketika di

rumah.Hal tersebut juga disampaikan oleh Kraft dan Dougherty (2013) dalam

penelitiannya yang menjelaskan bahwa komunikasi guru dan keluarga secara

berkala akan meningkatkan penyelesaian tugas di luar sekolah, meningkatkan

kualitas perilaku dan partisipasi peserta didik di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran tari sebagai metode dalam meningkatkan

interaksi social merupakan salah satu hal yang menarik untuk diteliti. Oleh

karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran tari dalam

meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara. Penelitian ini berfokus

pada kegiatan pembelajaran tari yang dapat meningkatkan interaksi social anak

tunarungu-wicara. Dalam pelaksanaan penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai

yaitu, 1) Menjelaskan proses pembelajaran tari yang berlangsung sehingga dapat

meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara. 2) Mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi anak tunarungu-wicara selama mengikuti

pembelajaran tari. 3) Mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk

mendukung pelaksanaan pembelajaran tari dalam meningkatkan interaksi

sosiasocial tunarungu-wicara di yayasan SLB Anugerah Colomadu.

Penelitian yang sesuai yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti

(2015) yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengembangan

Page 10: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

6

kepercayaan diri anak tunarungu dalam menari tari Hangruwat di SDLB Dena

Upakara Wonosobo. Hasil penelitian menyebutkan 1) Pembelajaran tari

Hangruwat untuk anak tunarungu harus didukung sepenuhnya oleh guru dan

pihak sekolah. 2) Penyediaan fasilitas selama pembelajaran tari Hangruwat juga

harus lengkap agar pembelajaran tari dapat berjalan secara maksimal. 3) Melalui

pembelajaran tari Hangruwat, rasa percaya diri pada anak tunarungu dapat

meningkat karena peserta didik telah tampil menari di depan umum dengan baik.

4) Pembelajaran tari Hangruwat juga menumbuhkan rasa bangga kepada anak

tunarungu karena mereka dapat menari di depan umum dengan baik.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif karena hasil dari penelitian berbentuk deskripsi kata-kata

dari berbagai data yang telah ditemukan peneliti selama melakukan penelitian.

Komariah (2014: 25) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian yang menceritakan tentang peristiwa social melalui deskripsi kata-kata

sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan dan berdasarkan teknik

pengumpulan data yang relevan.

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah fenomenologi. Desain

penelitian fenomenologi memahami peristiwa atau kejadian dalam kehidupan

sehari-hari yang dapat mempengaruhi seseorang. Danim (2013: 52)

menyebutkan bahwa desain fenomenologi merupakan desain penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan berbagai pengalaman yang telah dialami oleh

seseorang dalam hidupnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber dan teknik. Menurut Sugiyono (2015: 372) mengatakan bahwa

triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Pengujian kerdibilitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari guru tari,

kepala sekolah, dan guru pendamping anak tunarungu-wicara. Sugiyono (2015:

372) menjelaskan bahwa triangulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas

Page 11: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

7

data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tari dalam Meningkatkan Interaksi

Sosial Anak Tunarungu-wicara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu proses pelaksanaan pembelajaran

tari yang dapat meningkatkan interaksi social anak tunarungu-wicara.

a. Menyiapkan rencana pembelajaran tari untuk anak tunarungu-wicara

Perencanaan pembelajaran tari dilakukan oleh guru tari SLB

Anugerah. Guru tari tidak membuat RPP yang sama dengan RPP yang

digunakan oleh sekolah biasa, akan tetapi guru membuat konsep

pembelajaran tari sendiri. Konsep pembelajaran tari yang dibuat oleh

guru disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan yang dimiliki oleh

anak tunarungu-wicara. Gerakan yang dibuat oleh guru dapat

meningkatkan interaksi social antara anak tunarungu-wicara dengan

anak lainnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Muchtar (2010) yang menjelaskan bahwa guru harus

mengajar dan menggunakan metode yang sesuai dengan kemampuan

anak. Pembelajaran tari harus menggunakan materi dan metode

mengajar yang sesuai dengan kemampuan anak tunarungu-wicara,

sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua

pihak.

b. Pembelajaran tari memberikan pengaruh terhadap peningkatan interaksi

social anak tunarungu-wicara.

Pembelajaran tari yang dilaksanakan oleh pihak SLB Anugerah

memberikan pengaruh terhadap pengembangan diri anak. Salah satu

pengaruh yang terlihat adalah peningkatan interaksi social anak

tunarungu-wicara terhadap orang-orang di sekitarnya. Melalui

pembelajaran tari, anak tunarungu-wicara mulai berani untuk

Page 12: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

8

berinteraksi dengan anak lainnya terlebih dahulu. Pembuatan gerakan

tarian juga dapat meningkatkan interaksi social anak. Selama

pembelajaran tari berlangsung, guru memiliki pengaruh yang besar

terhadap peningkatan interaksi social anak tunarungu-wicara dengan

anak lainnya.

Pendapat yang sama disampaikan oleh Nurbayani (2017) yang

menjelaskan bahwa rangsangan visual selama pembelajaran tari dapat

meningkatkan pengembangan diri anak selama mengikuti pembelajaran

tari sehingga anak lebih percaya diri dalam belajar menari. Kepercayaan

diri yang muncul dalam diri anak, dapat memperlancar interaksi yang

terjadi antara anak tunarungu dengan masyarakat di sekitarnya.

3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak Tunarungu-wicara selama

Pembelajaran Tari berlangsung

a. Faktor yang menghambat anak tunarungu-wicara selama pembelajaran

tari berlangsung

Pembelajaran tari yang diikuti oleh anak tunarungu-wicara tidak

selalu berjalan dengan baik. Selama pembelajaran tari berlangsung

anak-anak tunarungu-wicara mengalami faktor-faktor penghambat baik

dari diri anak sendiri ataupun dari lingkungan sekitar anak. Faktor

penghambat yang dialami oleh anak tunarungu-wicara yang berasal dari

diri sendiri yaitu keterbatasan pendengaran yang dimiliki. Terbatasnya

pendengaran yang dimiliki anak tunarungu-wicara terkadang

memberikan pengaruh terhadap kesesuaian gerakan dan iringan music

yang sedang berjalan. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan

sekitar yaitu gangguan yang muncul dari anak-anak lain yang tidak

mengikuti pembelajaran tari. Gangguan yang datang dari anak lainnya

membuat anak tunarungu-wicara tidak focus selama pembelajaran tari

berlangsung.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Hastuti, dkk (2014) yang

menjelaskan bahwa kendala utama yang dialami oleh peserta didik

tunarungu yaitu mereka memiliki kemampuan mendengar yang tidak

Page 13: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

9

sama antar peserta didik, sehingga mereka tidak bisa mengikuti

pembelajara tari secara maksimal. Kendala yang lain adalah belum

tersedianya ruangan khusus untuk melaksanakan pembelajaran tari.

b. Faktor yang mendukung anak tunarungu-wicara selama pembelajaran

tari berlangsung

Selama pembelajaran tari berlangsung, terdapat faktor-faktor yang

merupakan dukungan bagi anak tunarungu-wicara. Faktor pendukung

pertama yaitu anak tunarungu-wicara dapat memilih jenis tari yang

akan diajarkan sesuai dengan keinginan mereka. Faktor pendukung

kedua yaitu pemberian kata pujian dan apresiasi selama anak mengikuti

pembelajaran tari. Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap

meningkatnya semangat anak selama mengikuti pembelajaran tari.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Muchtar (2010) yang

menjelaskan bahwa pembelajaran tari yang diadakan oleh sekolah harus

menimbulkan keinginan sendiri dalam diri anak tunarungu agar mereka

merasa senang dalam mengikuti pembelajaran tari.

3.3 Upaya yang Dilakukan oleh Pihak Sekolah untuk Mendukung

Kegiatan Pembelajaran Tari dalam Meningkatkan Interaksi Sosial

Anak Tunarungu-wicara

a. Kendala yang dialami oleh sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran tari untuk anak tunarungu-wicara

Kendala yang dialami oleh sekolah yaitu sekolah belum

mempunyai ruangan tari sendiri, sehingga pembelajaran diadakan di

halaman depan sekolah. Kendala selanjutnya yaitu sekolah belum

bisa memberikan pinjaman alat bantu pendengaran kepada anak

tunarungu-wicara yang membutuhkan selama mengikuti

pembelajaran tari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang

disampaikan oleh Agustiningrum (2014) yang mengatakan bahwa

seorang anak tunarungu sangat membutuhkan alat bantu

pendengaran selama mengikuti pembelajaran tari. Alat bantu

pendengaran sangat bermanfaat bagi anak tunarungu untuk

Page 14: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

10

melakukan komunikasi dan memahami materi selama pembelajaran

tari berlangsung.

b. Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mendukung kegiatan tari

dalam meningkatkan interaksi social.

Upaya yang dilakukan sekolah untuk mendukung

pembelajaran tari yaitu menyediakan sarana dan prasarana selama

pembelajaran tari berlangsung. Upaya selanjutnya yang dilakukan

oleh sekolah adalah dengan mengikutkan semua guru agar

berpartisipasi selama pembelajaran tari berlangsung. Hal tersebut

disebabkan karena guru memiliki pengaruh yang besar terhadap

peningkatan semangat anak tunarungu-wicara. Hal tersebut sesuai

dengan penjelasan yang disampaikan oleh Garcia (2011) yang

mengatakan bahwa guru memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap peningkatan motivasi anak, sehingga pembelajaran dapat

mencapai tujuan pendidikan dengan maksimal.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembicaran yang telah dipaparkan pada bab IV,

maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Proses pelaksanaan pembelajaran tari terdiri dari a. Menyiapkan rencana

pembelajaran untuk anak tunarungu-wicara yang meliputi: 1) Guru tari tidak

membuat RPP pembelajaran tari, melainkan membuat konsep sendiri sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki anak. 2) Konsep pembelajaran yang

dibuat oleh guru disesuaikan dengan kemampuan anak. 3) Penggunaan

isyarat jari tangan untuk membantu anak tunarungu-wicara selama

pembelajaran tari. Selanjutnya b. Pembelajaran tari memberikan dampak

terhadap peningkatan interaksi sosial anak tunarungu-wicara yang meliputi:

1) Pembelajaran tari dapat meningkatkan interaksi sosial anak tunarungu-

wicara. 2) Gerakan yang dibuat oleh guru membantu anak untuk berinteraksi

dengan teman sejawat.

Page 15: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

11

2) Faktor-faktor yang memdampaki anak tunarungu-wicara selama pelaksanaan

pembelajaran tari yaitu a. Faktor penghambat anak tunarungu-wicara selama

pembelajaran tari yang meliputi: 1) Keterbatasan pendengaran yang dimiliki

oleh anak tunarungu-wicara. 2) Lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran tari yang tidak mendukung. 3) Faktor penghambat memberikan

dampak dalam meningkatkan interaksi sosial anak tunarungu-wicara.

Selanjutnya yaitu b. Faktor pendukung anak tunarungu-wicara selama

pembelajaran tari yaitu: 1) Pemilihan jenis tari yang disesuaikan dengan

keinginan anak tunarungu-wicara. 2) Pemberian motivasi dan apresiasi

selama pembelajaran tari berlangsung. 3) Faktor pendukung memdampaki

peningkatan interaksi sosial anak tunarungu-wicara.

Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mendukung kegiatan

pembelajaran tari dijelaskan sebagai berikut; a. Kendala yang dialami oleh

sekolah dalam melaksanakan pembelajaran tari yaitu: 1) Belum tersedianya

ruangan pembelajaran tari sendiri. 2) Sekolah belum memiliki alat bantu

pendengaran. 3) Guru tari yang ada di sekolah hanya satu. Selanjutnya, b. Upaya

yang dilakukan oleh sekolah untuk mendukung kegiatan tari, yaitu: 1)

Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama pembelajaran tari

berlangsung, meliputi menyediakan halaman depan untuk pelaksanaan

pembelajaran tari. Prasarana yang disediakan seperti jaranan, topeng, kipas,

kostum, dan make up. 2) Guru ikut berpartisipasi dalam pembelajaran tari

seperti, membantu anak menyiapkan barisan untuk pembelajaran tari, membantu

anak untuk melakukan pemanasan sebelum pembelajaran tari, serta ikut menari

ketika pembelajaran tari berlangsung. 3) Selalu mengikuti lomba sebagai bentuk

dukungan dalam melaksanakan pembelajaran tari.

DAFTAR PUSTAKA

Denim, Sudarwan. 2013. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Page 16: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI …eprints.ums.ac.id/63310/11/Naskah Publikasi.pdf · Pada hari Selasa, 26 Juni 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

12

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 70 Tahun 2009, tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang

Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Jakarta: Depdiknas

Garcia, P., Lori Kupcyznski, dan Glenda Holland. 2011. “Impact of Teacher

Personality Styles on Academic Excellence of Secondary Students”. National

Forum of Teacher Educational Journal 21 (2): ISBN-978-1-1249-8128-4.

Diakses pada 25 Maret 2018

(http://eprints.whiterose.ac.uk/126004/1/Kim_et_al._2017.pdf)

Komariah, A’an dan Djam’an Satori. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta CV

Kraft, M.A., dan Dougherty SM. 2013. “The Effect of Teacher-Family

Communication on Student Engagement: Evidencen from a Randomized Field

Experiment”. Journal of Research on Educationa Effectiveness 6 (3): 199-222.

Diakses pada 25 Maret 2018

(https://scholar.harvard.edu/mkraft/publications/effect-teacher-family-

communication-student-engagement-evidence-randomized-field)

Muchtar, Atira. “Pembelajaran Seni Tari pada Anak Tunarungu di Sentra PK

(Pendidikan Khusus) PLK (Pendidikan Layanan Khusus) SLB Negeri Pembina

Provinsi Sulawesi Selatan”. Skripsi. Universitas Negeri Makassar, Makassar

Nurbayani, S., Yuliasma dan Afifah Asriati. 2017. “Menumbuhkan Kreativitas Anak

Tunarungu dalam Kegiatan Pengembangan Diri Seni Tari di SLB Negeri 2

Padang”. E-Jurnal Sendratasik 6(1). Diakses pada 14 Januari 2018

(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/article/viewFile/8687/6687)

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Wijayanti, Desi. 2015. “Pengembangan Kepercayaan Diri Menari Anak Tunarungu

di SDLB B Dena Upakara Wonosobo melalui Pembelajaran tari Hangruwat

(Pencukuran Rambut Gembel)”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang,

Semarang

Sulastri. 2013. “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi melalui Metode

Komunikasi Total bagi Anak Tunarungu Kelas II di SDLB Kartini Batam”.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus 1 (2):943-955. Diakses pada 6 November

2017 (http://ejournal.ip.fisip-

unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/08/E%20JOURNAL%20Sulastri%20

(08-22-13-06-03-05).pdf)