Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

download Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

of 7

Transcript of Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    1/7

    PEMBELAJARAN

    KONSTRUKTIVISME

    MELAUI

    KOMPUTER

    (CaMPUTER BASED

    /NSTRUCTION

    )

    UNTUK

    MENGAKOMODASI

    KERAGAMAN

    KEMAMPUAN

    SISWA

    Guru bidang

    studi

    fisika

    /

    Dosen Pendidikan

    Fisika

    nneu..ieean,.A

    t$ah

    tlT,.'llff

    N

    syah

    d

    reker,ta

    Pembelajaran

    fisika di tanah air

    mulai dari tingkat

    dasar hingga

    perguruan

    tinggi terasa

    kurang mengalami kemajuan

    yang

    cukup

    berarti.

    Hal

    ini

    jika

    kita

    lihat

    dari segi

    konten,

    produk

    maupun

    prflses

    l

    pembelajarannya,

    cenderung

    stagnan.

    Beragamnya

    tingkat

    kemampuan

    siswa

    merupakan

    permasalahan

    serius

    yang

    harus ditangani

    oleh

    seorang

    guru

    lapangan.

    Umumnya

    guru tidak

    memperhatikan

    hal-hal

    semacam

    itu,

    guru

    cenderung

    memandang

    mereka

    itu sama.

    Proses

    pembelajaran

    pun

    cukup

    dilakukan

    dengan sekali

    penyampaian

    saja dan

    perlakuan

    itu

    pun

    sama

    untuk

    karakteristik

    materi

    yang

    mudah

    maupun susah,

    konkret maupun

    abstrak,

    melibatkan

    persamaan

    matematis

    maupun

    tidak. Teori

    pembelajaran

    mengemukakan

    bahwa

    beragamnya tingkat

    kemampuan

    siswa

    hendaknya diberikan

    perlakuan

    :,ang

    berbeda

    pula

    tapi dapat

    mengakomodasi

    siswa

    yang

    berkemampuan

    tinggi, sedang

    dan

    rendah.

    Proses

    pembelajaran

    yang terjadi

    di

    lapangan

    hanya untuk

    mengakomodasi

    mereka

    saja

    yang

    berkemampuan

    tinggi,

    bagaimana

    dengan

    mereka

    yang

    berkemampuan

    rendah?

    Sebagian

    besar

    para

    guru

    fisika melakukan

    proses

    pembelajaran

    secara

    biasa-biasa

    saja

    (tradisional).

    Ternyata

    proses pembelajaran

    fisika

    yang

    seperti

    itu

    berdampak

    juga

    pada

    banyaknya

    siswa

    yang

    tidak

    bisa membedakan

    antara

    konsep

    umum

    dan

    contoh

    / aplikasinya,

    khususnya

    pada

    materi mekanika

    dan kelistrikan*atau

    elektromagnetik.

    Memang, tidak

    semua

    pembelajaran

    secara

    tradisional,

    itu tidak baik.

    Untuk

    kasus-kasus tertentu seperti

    menghadapi

    jumlah

    siswa

    yang

    banyak,

    dan

    pembelajaran-pembelajaran sosial

    cukup

    efektif,

    namun

    sebatas

    pada

    menyampaikan

    materi saja.

    Selebihnya

    tidak.

    Pembelajaran

    yang

    demikian

    itu, umumnya

    melakukan

    pemisahan-

    pemisahan

    terhadap

    struktur

    pengetahuan

    dalam

    berbagai

    hal,

    khususnya

    perihal

    kontennya.

    Hal

    terpenting

    dalam

    melakukan

    pembelajaran

    dengan

    cara

    apapun adalah

    adanya

    penerimaan

    dari

    siswa,

    terutama

    terhadap

    kejelasan

    struktur

    pengetahuan/struktur

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    2/7

    kontennya.

    Terlebih-lebih

    jika

    pembelajarannya

    bersifat mandiri.

    Hal

    ini tentunya

    dapat

    berpengaruh

    terhadap

    pemahaman

    dan

    pengingatan

    ide-ide

    pokok/sentral

    dari

    materi

    subyek

    yang

    diajarkan.

    Pembelajaran

    yang

    bagaimanakah

    yang

    bisa

    mengatasi

    permasalahan

    seperti

    ini?

    Permasalahan*permasalahan

    inilah

    yang

    harus dihadapi oleh

    seorang

    guru

    yang

    mungkin

    akan

    menjadi

    beban

    yang

    harus

    dipikul

    oleh seorang

    guru.

    Permasalahan

    seperti

    ini

    sudah

    barang

    tentu harus segera dicarikan

    solusi atau

    aternatif

    penyelesaiannya. Beban tersebut

    terlebih semakin bertambah

    oleh banyai.nya

    siswa

    yang

    harus diajar

    dan adanya

    tuntutan

    ketercapaian

    penguasaan

    konsep/materi

    yang

    baik atau

    ketuntasan

    belajar ataupun

    tuntutan lainnya

    dari

    pihak

    sekolah

    untuk

    mencapai

    suatu

    standar

    kelulusan/mutu

    tertentu.

    Hal-hal

    semacam

    inilah

    yang

    membuat

    dilema

    yang

    memusingkan

    dan

    kadang

    menjemukan bagi

    seorang

    guru,

    selain

    masalah*masalah

    teknis

    dalam

    melakukan

    pembelajar

    di

    dalam

    kelas

    (seperti

    ketersediaan alat

    peraga/media).

    Jika

    masalahnya

    hanya

    terjadi

    dalam

    satu

    pokok

    bahasan

    atau satu sub

    pokok

    bahasan,

    mungkin tidak

    menjadi

    suatu

    permasalahan

    bagi

    seorang untuk

    mengulang

    pelajaran

    atau

    memperlambat

    tempo.

    Namun, apa

    jadinya jika

    masalah ini

    terus

    berkelanjutan..atau

    guru

    terlalu

    terlarut

    dalam

    masalah

    ini.

    Apalagi

    jika

    terjadi

    pada

    beberapa

    materi.

    Disinilah

    kesabaran

    dan

    ketelatenan

    guru

    dituntut

    Menggagas

    pembelajaran mandiri melalui komputer yang

    konsturktivis

    Landasan

    pokok

    dalam

    membuat

    suatu

    pembelajaran

    mandiri

    yang

    konstruktivis

    adalah

    pengakomodasian

    keragaman kemampuan

    siswa.

    Dalam

    suatu

    pembelajaran

    seorang

    guru

    hendaknya

    memperhatikan

    bahwa siswa

    yang

    berkemampuan

    tinggi dengan

    sekali

    penyampaian

    saja

    sudah

    dapat

    memahami,

    sedangkan

    bagi

    mereka

    yang

    berkemampuan

    rendah harus dengan

    beberapa

    kali

    pengulangan.

    Salah

    satu

    usaha

    yang

    dapat

    dilakukan

    guru

    untuk

    membantu

    siswa

    dalam

    mengatasi

    dilema

    tersebut

    adalah

    dengan

    membuat

    suatu

    program

    pembela)aran yang

    sederhana

    dengan berbantukan

    komputer.

    Kemajuan teknologi

    informasi dan

    komunikasi

    memberikan

    banyak

    kemudahan

    dalam kehidupan

    manusia. Dewasa

    ini,

    kebijakan

    pendayagunaan

    teknologi

    informasi

    dan

    komunikasi

    diarahkan

    untuk

    memecahkan

    masalah

    pendidikan

    dan

    pengembangan

    Sumber

    Daya Manusia

    (SDM)

    di lndonesia.

    Sesuai

    arah

    kebijakan

    tersebut,

    program

    pendayagunaan

    teknologi

    informasi dan

    komunikasi

    untuk

    pendidikan.

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    3/7

    Kita ketahui

    bahwa

    media

    pembelajaran

    merupakan

    salah

    satu

    komponen

    pendukung

    keberhasilan

    proses

    belajar

    mengajar. Komputer termasuk

    salah

    satu

    media

    pembelajaran.

    Pengunaan

    komputer dalam

    pembelajaran

    merupakan

    aplikasi

    teknologi

    dalam

    pendidikan.

    Pada

    dasarnya teknologi

    dapat

    menunjang

    proses

    pencapaian

    tujuan

    pendidikan.

    Namun sementara

    ini,

    komputer sebagai

    produk

    teknologi

    khususnya di

    sekolah-sekolah

    kurang dimanfaatkan secara

    optimal,

    hanya

    sebatas

    word

    processing.

    Kini

    yang

    perlu

    diperhatikan

    adalah

    bagaimana

    menjadikan

    teknologi

    (komputer)

    dapat bermanfaat

    bagi

    kemajuan

    pendidikan.

    *

    Pembelalaran

    mandiri

    melalui

    komputer

    yang

    efektif cenderung

    menggunakan

    pendekatan

    konstrutivisme,

    belajar

    tuntas

    (master

    learning)

    dan

    bermakna

    yang

    terprogram dengan

    baik.

    Salah

    satu

    dari

    pembelajaran

    sains,

    yang

    paling

    banyak

    digunakan

    adalah teori

    belajar

    bermakna dari

    Ausubel

    (meaningful

    verbal learning).

    Ausubel

    (1980)

    dalam

    Ratna

    Wilis

    Dahar

    (1985),

    mengemukakan

    pentingnya

    belajar

    untuk

    menemukan

    kebermaknaan baru

    apabila dihubungkan dengan

    konsep-konsep

    yang

    sudah

    ada

    pada

    struktur

    kognitif sebelumnya. Siswa

    tidak hanya

    sekedar

    menerima

    sejumlah

    konsep

    tapi

    juga

    membelajarkan

    aktivitas

    berpikirnya,

    tugas

    seorang

    guru

    adalah

    membantu

    siswa untuk

    memperoleh keterkaitan

    pengeta$uan

    antara

    pemahamannya yang

    baru terhadap

    kerangka kognitif

    yang

    telah

    dimilikinya.

    Teori ini didukung

    oleh

    Winkel

    (1996)

    dalam Ratna Wilis Dahar

    (1985).

    Proses belajar

    juga

    harus

    memperhatikan

    pengalaman

    spesifik dalam kehidupan

    sehari*hari,

    perlahan-lahan

    dari

    yang

    konkrit

    ke abstrak.

    Ada

    beberapa

    hal

    yang harus

    diperhatikan

    dalam membangun suatu

    program

    pem

    bela

    jaran

    den

    gan

    men

    g g

    u nakan

    komputer

    d

    ianta

    ra nya :

    1.

    Bahan-bahan

    yang

    akan

    dikaji

    terbagi

    dalam

    bentuk

    unit,

    mulai dari

    yang

    sederhana

    sampai

    yang

    kompleks.

    2.

    Bahan-bahan

    yang

    disajikan

    kepada

    peserta

    didik

    diorganisasikan

    separa

    perseorangan

    dengan

    menggunakan

    berbagai

    stimulus.

    3.

    Proses belajar

    dilakukan oleh

    peserta

    didik

    secara

    bertahap

    menurut kecepatan

    masing-masing

    dengan

    melalui

    unit-unit

    pembelajaran

    itu,

    yang

    kemudian

    diberikan

    tes

    untuk menguji keberhasilannya.

    4.

    Jika

    seseorang

    peserta

    didik

    ternyata

    belum

    dapat

    menguasai

    unit

    itu, maka

    ia

    dapat

    mengulanginya sampai

    dapat

    menguasai

    tujuan

    unit

    dengan

    baik.

    Fasilitas-fasilitas

    yang

    harus

    disediakan

    dalam

    suatu

    program pembelajaran

    melalui

    komputer adalah .

    1.

    Adanya

    petunjuk

    cara

    pengopreasian

    program

    dan

    penjelasan

    tombol*tombol",

    2.

    Adanya

    indeks/glosarium

    terhadap

    istilah-istilah asing

    atau

    key

    concept.

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    4/7

    3.

    Adanya

    fasilitas

    kemudahan

    untuk keluas

    masuk

    program

    atau

    loncat

    dari suatu

    menu

    ke

    menu lain. Kebermaknaan

    belajar sains

    bergantung

    pada

    hubungan

    keterkaitan antar

    elemen informasi

    dalam

    suatu

    konsep

    dengan konsep lain.

    Pembelajaran

    akan lebih

    berhasil atau bermakna

    bila memperhatikan

    ranah-ranah

    kognitif,

    afektif, dan

    psikomotor.

    4.

    Adanya fasilitas

    peta

    konsep.

    Cara

    penyajian

    materi melalui

    komputer yang

    konstruktivis

    dapat

    dilak:kan

    dengan

    cara

    sebagai

    berikut:

    ql

    tl

    al

    =l

    '

    ol

    -v.

    I

    frl

    l

    o-\

    LATIHAN

    MATERI

    LAIN

    Untuk menlaring

    wawasan siswa

    Yang

    menggugah

    perhatian

    sjswa

    Terhadap

    pendapat

    yang

    telah

    dikumukakannya

    untuk

    diverif

    kasr

    Yang mengarahkan

    Memberikan

    penguatan

    terhadap

    Konsep-konsep

    yang

    dimiliki

    siswa

    Secara

    lebih

    mendalam.

    Menguji

    kemampuan

    pemahaman

    Konsep

    siswa

    terhadap materr

    Slswa melanjutkan ke

    materi

    yang

    lainnya

    1

    Menjaring wawasan

    siswa,

    persepi

    awal

    yang

    dimiliki

    siswa

    terhadap suatu

    materi

    dalam bentuk

    pertanyaan

    ataupun

    gambar,

    Pertanyaan

    untuk

    tahap

    ini

    sebaiknya

    dilakukan dalam

    bentuk

    pertanyaan

    yang

    terbuka

    dan

    tidak

    diberikan

    pe;+:lain

    benar atau salah. Hal ini

    dimaksudkan untuk

    tidak

    langsung

    menjustivikasi

    presepsi

    siswa terhadap suatu

    konsep/materi.

    Biarkan

    siswa

    memberikan

    pendapatnya

    masing-masing.

    Menyajikan

    pertanyaan-pertanyaan

    yang

    dapat

    menggugah

    pemikiran

    siswa

    terhadap

    pendapat

    yang

    telah

    dikumukakannya,

    baik

    setelah disajikan

    stimulus

    maupun

    tidak.

    Menyajikan

    pertanyaan

    tertutup

    yang

    bisa

    mengarahkan

    /

    mengkonstruksi

    konsep

    siswa

    dengan bentuk

    pertanyaan

    berupa

    pilihan

    ganda

    (dua

    option/

    option

    benar

    dan

    option

    yang

    salah) atau

    isian terbatas.

    Jawaban

    yang

    diberikan liswa

    sebaiknya

    diberikan feedback untuk

    mengetahui

    kebenaran

    atau

    kesalahan

    mereka

    dalam memilih

    atau

    memberikan

    jawabannya

    tersebut.

    Dalam

    mengkonstruksi

    hubungan-hubungan

    suatu

    kajian,

    siswa menyelesaikan

    2.

    3.

    PERTANYAAN TERBUKA

    PERTANYAAN TERTUTUP

    PENGUATAN

    KONSEP

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    5/7

    masalah*masalah

    sederhana

    yang

    akrab dengan

    kehidupannya,

    merefleksikannya

    metoda

    penyelesaian

    yang

    mereka

    gunakan,

    mengidentifikasi

    prinsip-prinsip

    dasar,

    dan

    mempresentasikannya

    dalam

    bentuk

    yang

    dapat

    terlihat,

    serta

    pembentukan

    peta

    konsep.

    4.

    Memberikan/menyajikan

    materi

    yang

    ingin

    kita

    sampaikan

    dengan

    berbagai

    stimulus

    (animasi,

    gambar,

    suara,

    teks).

    Stimulus

    yang

    disajikan

    dapat

    berupa

    penyajian

    fenomena.

    Pengetahuan

    diorganisasikan

    dalam

    berbagai

    tingkatan,

    mulai

    dari

    unit

    yang

    terkecil sampai

    ruang lingkup lebih umum.

    Pengetahuan

    atau

    pembelajaran

    yang

    diorganisasikan

    berdasarkan konsep-konsep

    pokok

    biasanya

    akan

    menuntun

    siswa

    pada

    langkah-

    langkah atau tahapan-tahapan

    dalam

    menyelesaikan

    suatu

    permasalahan.

    Sistem

    penyajian (materi)

    melalui

    komputer

    dapat

    dilakukan

    melalui berbagai

    cara,

    seperti

    '.

    hyperteks,

    simulasi-demontrasi

    ataupun

    tutorial.

    Tiap-tiap sistem

    memiliki keistimewaan

    masing-masing.

    Sangat

    menarik

    jika

    keunggulan

    masing-masing

    sistem tersebut digabungkan

    ke dalam

    satu

    bentuk

    model

    yang

    dapat

    digunakan dalam

    pembelajaran

    sehingga

    proses

    belajar

    mengajar

    akan

    lebih berkesan

    dan bermakna.

    5.

    Pemberian

    latihan untuk

    menguji

    penguasaan

    konsep

    siswa,

    untuk

    mengetahui

    pemahaman

    siswa

    terhadap

    materi

    sebaiknya

    dibuat

    standar

    ketuntasan

    minimal

    siswa

    terhadap

    konsep tersebut.

    Hal ini dimaksudkan

    jika

    siswa

    yang

    telah tuntas

    dapat

    melanjutkarr

    ke

    materi

    yang

    lainnya, sedangkan

    yang

    belum dapat

    kembali

    ke

    materi

    sebelumnya.

    Model

    pembelajaran

    komputer

    Yang

    mandiri

    dan

    konstruktif

    diaktualisasikan

    dalam

    bentuk

    model

    hypermedia.

    Model

    pem

    belajaran

    hypermedia

    dapat

    dikembangkan

    untuk

    mengakomodasi

    keberagaman

    kemampuan siswa

    dalam

    memahami

    materi

    yang

    disajikan.

    File-file

    hypermedia

    terdiri

    dari hyperlink-hyperlink

    yang

    dapat

    menghubungkan

    satu

    file

    dengan

    file/informasi

    terkait

    lainnya.

    Pengguna

    bebas

    memilih,

    bergerak,

    atau

    menelusuri, dari satu dokumen

    ke

    dokumen

    lain.

    Model

    pembelajaran

    yang

    berbasis

    pada

    komputer biasanya

    dikemas

    dalam

    bentuk

    bentuk

    software

    (compact

    disk).

    Model

    didesain untuk

    yang

    dapat

    digunakan

    secara

    individu

    (mandiri

    tanpa

    bantuan

    guru

    sedikitpun) maupun berkelompok

    di dalam

    maupun diluar

    kelas.

    Tugas

    guru

    dalam

    menyajikan fenomena/stimulus berupa

    audio

    visual seperti

    animasi,

    gambar,

    tabel,

    grafik,

    pernyataan, penjelasan,

    maupun

    pertanyaan

    dapat

    diakomodasi

    melalui model

    ini.

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    6/7

    Hasil

    pengimplementasian model hypermedia

    di

    suatu sekolah

    di kota

    Bandung:

    dapat

    meningkatkan

    kemampuan

    siswa

    pada

    berbagai

    label dan

    jenis

    konsep

    yang

    dikembangkan;

    meningkatkan tingkat kemampuan

    siswa

    pada

    tiap

    kategori

    kemampuan.

    Model efektif

    sekali

    untuk

    jenis

    konsep abstrak

    (meningkat

    dua

    kali

    lebih besar dari

    kelas

    kontrol

    yang

    menggunakan

    pembelajaran

    real

    experimen).

    Science

    for

    all

    dapat

    tercapai

    melalui

    model hypermedia ini karena

    model mampu

    menciptakan

    iklim belajar

    yang

    cocok

    bagi siswa berkemampuan

    tinggi

    (fasf

    learner),

    sedang,

    dan

    rendah

    (siow

    learner) bahkan

    dapat meningkatkan

    klasifikasi

    kategorinya.

    Siswa

    kategori

    rendah dikelas

    eksperimen

    lebih tinggi

    kemampuannya

    dibanding

    kelompok

    sedang

    di

    kelas kontrol,

    demikian

    juga

    pada

    kategori siswa

    berkemampuan

    sedang,

    lebih tinggi

    dibanding

    kelompok

    kemampuan tinggi kelas

    kontrol.

    Kelebihan

    lainnya

    dari

    model

    pembelalaran

    seperti

    ini

    adalah

    mampu

    meningkatkan

    keterampilan

    berpikir

    kreatif

    siswa dan

    mampu membangun

    pengetahuan

    yang telah

    dimiliki/konstruktivis;

    mempertinggi

    perhatian

    mengenai

    permasalahan;

    merangsang

    hasrat

    dan

    rasa ingin

    tahu;

    mengelompokkan

    unsur-unsur

    yang

    tidak

    relevan;

    membuat

    prediksi

    dari

    informasi

    yang

    terbatas;

    mengetahui

    hubungan

    yang

    jelas

    antara

    informasi

    baru dengan karier di

    masa depan;

    mampu

    menjelaskan

    informasi

    yang

    diberikan;

    mendorong minat siswa untuk

    melakukan

    eksperimen;

    keterampilan

    menerapkan

    konsep; meramalkan; dan

    mengklasifikasi; dan

    penguasaan konsep

    siswa

    Kelemahan

    model

    ini adalah:

    memerlukan

    persiapan

    yang

    matang

    dan cukup

    lama dalam memilih pendekatan

    dan

    metode

    yang akan

    digunakan, analisis

    materi,

    perencanaan

    pembelajaran

    (penyajian

    materi, bentuk

    pertanyaan,

    bentuk

    demontrasi

    atau eksperimen

    dan

    sistem

    evaluasinya),

    serta

    design software

    yang

    menarik,

    diperlukan

    seorang

    programer yang

    mengerti

    pemrograman,

    materi, dan

    pembelajaran

    IPA

    (dalam

    hal

    ini

    guru

    yang

    juga

    bisa

    menguasai

    software

    pemrograman).

    Secara

    teknis

    kesulitannya

    adalah

    dalam

    mengoreksi

    jawaban

    siswa

    yang

    terlalu

    panjang

    atau

    di

    luar

    perkiraan

    programer.

    k{

    L,F,:

    rnt

    itr'

    ir4i

    rr ,

    r'ri .rii4

    : r*d

    4:

    J

    iJ LJ 4 :,

    &:,1

    :x '

    i::

  • 7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer

    7/7

    Daftar

    referensi

    :

    American Association

    of

    Physics Teachers. 2000. From

    Fragmented

    Knowledge

    to a

    knowledge

    Structure

    Linking the

    Domains

    Mechanics

    and

    Electromagnci'sm,

    Physic Education

    Reseach.

    American

    Journal Physics Supplemen

    Phys Educ Res,

    Am.J.Phys Suppl,

    Volume

    68

    Number

    7

    July

    2000

    Tersedia

    h

    ttp.

    1/W],vw.la

    n

    df

    .

    g-o.

    u kij o

    u

    rn a

    I

    s

    Heinich, R. et al.

    (1996).

    lnstructional

    Media

    and Technology for

    Learntng

    New Jersey

    :

    Pretince

    Hall. lnc.

    Lawson, A.E.

    (1980)

    .

    A

    theory

    of

    teaching

    for conceptual

    understanding rattonal taught

    and creativity.

    Ohio

    . ERIC

    Clearinghouse for

    Science,

    Mathematics,

    and

    Environmental Education,

    233-248.

    Microsoft,

    (2002).

    Encarta

    Encyclopedia

    2002.

    O

    1993-2001

    Microsoft

    Corporation

    [CD-ROOM]

    Tersedia

    :

    fOktober

    2003]

    Melvin

    L. Siberman,1996, Active

    Learntng.

    sfrafegies

    to

    Teach

    Any

    Subject,

    Ally

    &Bacon,

    Simon &Schuster Company

    Needham

    Heights,

    Massachusetts.

    *

    Ng Kim

    Choy.

    (1999).

    [online].

    Tersedia

    :

    http:// www.members.nbei.com/

    mosandakan/

    iip/teorikon.htm.

    [23 Maret

    2003]

    Nasution,S. 1982. Didaktik

    Asas-Asas Mengajar,

    Jemmars, Bandung.

    N.N.

    (2003).

    Komputer dalam

    Pengajaran

    dan

    Pembelajaran.

    Tersedia.

    http

    '.

    ll

    www.

    g

    eoc

    ities.

    com/wa n n oo

    rmahzir a

    [2

    3

    Ap ri I 2

    00 3]

    N.N.(2003). Multimedia/Hypermedta.

    Tersedia .

    http.//www.geoff@

    eserver.

    org

    123

    Pebruari

    20041

    Purbo,

    Ono W. et al .

    (2002).

    Flash

    Design & Animasi

    Web

    Mengimplementasikan

    Flash

    dalam

    Membuat Anrmasi

    Web

    sehingga

    Web Lebih

    Propesional dan

    lnteraktif. Jakarta : PT. Elex Media

    Komputindo.

    Sunarno,

    W.

    (1998).

    Model

    Remediasi Miskonsepsi

    Dinamika

    dengan

    menggunLXun

    Animasi

    Simulasi

    dengan

    Komputer. Desertasi

    pada

    lKlP

    Bandung

    :

    tidak

    diterbitkan.

    Suwarna,

    lwan

    P.

    (2005)

    . Model

    Pembelajaran Hypermedia

    Listrik Dinamis

    untuk

    Meningkatkan Penguasaan

    Konsep,

    Keterampilan

    Berpikir Kreatif

    ,

    dan

    Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis

    pada

    PPS UPI

    Prodi

    IPA-P.Fisika SL.

    Bandung : Tidak diterbitkan.