PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

8
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 C - 107 PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA Ninis Sulistyowati *) Prof. Dr. Suyatno, M.Si .**) Prof. Dr. Sri Poedjiastoeti, M.Si **) *) Guru SMK N 12 Surabaya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, PPS Universitas Negeri Surabaya **) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya **) Jurusa Kimia FMIPAUniversitas Negeri Surabaya e-mail: *) [email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 5E terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir siswa (2) mendiskripsikan signifikansi hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan penguasan konsep siswa. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian pra eksperimen jenis One Group Pre Test_Post Test Design dan penelitian korelasional, yang diawali pengembangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran (RPP, LKS, Handout, Tes Penguasaan Konsep, Tes Keterampilan Berpikir Kritis) dikembangkan berdasarkan model Dick & Carey. Penelitian dilaksanakan di SMKN 12 Surabaya dengan melibatkan siswa kelas XI Multimedia sebanyak 10 orang. Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Sebanyak 8 siswa (80%) dinyatakan tuntas belajar dengan skor rata-rata penguasaan konsep sebesar 82,32 dan rata-rata gain score sebesar 0,78. Sementara itu skor rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 81 dengan rata-rata gain score 0,73. Dengan demikian peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson Product Moment antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan berpikir kritis siswa, diperoleh korelasi sebesar 0,754. Koefisisen korelasi tersebut terbukti signifikan pada uji signifikansi koefisien korelasi. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil analisis data, data dapat disimpulkan bahwa (1) Pembelajaran kimia pada pokok bahasan termokimia dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa (2) Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara penguasaan konsep dengan keterampilan berpikir kritis siswa. Kata kunci: Model Pembelajaran Learning Cycle 5E, Penguasaan Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis. Abstract. The aims of research were to (1) describe the influence of learning cycle 5E implementation to the students concept mastery (2) describe the significancy of correlation between the students concept mastery with the students critical thinking skills. This research was the mixing the poor experiment with One Group Pre Test-Post Test Design and correlational study, with initiated by teaching material development. The teaching materials (lesson plan, worksheet, handout, concept mastery test, critical thinking skill test) were developed using the Dick &

Transcript of PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Page 1: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 107

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA

Ninis Sulistyowati *) Prof. Dr. Suyatno, M.Si.**)

Prof. Dr. Sri Poedjiastoeti, M.Si**)

*) Guru SMK N 12 Surabaya

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, PPS Universitas Negeri Surabaya **) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

**) Jurusa Kimia FMIPAUniversitas Negeri Surabaya

e-mail: *) [email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 5E terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir siswa (2) mendiskripsikan signifikansi hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan penguasan konsep siswa. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian pra eksperimen jenis One Group Pre Test_Post Test Design dan penelitian korelasional, yang diawali pengembangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran (RPP, LKS, Handout, Tes Penguasaan Konsep, Tes Keterampilan Berpikir Kritis) dikembangkan berdasarkan model Dick & Carey. Penelitian dilaksanakan di SMKN 12 Surabaya dengan melibatkan siswa kelas XI Multimedia sebanyak 10 orang. Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Sebanyak 8 siswa (80%) dinyatakan tuntas belajar dengan skor rata-rata penguasaan konsep sebesar 82,32 dan rata-rata gain score sebesar 0,78. Sementara itu skor rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 81 dengan rata-rata gain score 0,73. Dengan demikian peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson Product Moment antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan berpikir kritis siswa, diperoleh korelasi sebesar 0,754. Koefisisen korelasi tersebut terbukti signifikan pada uji signifikansi koefisien korelasi. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil analisis data, data dapat disimpulkan bahwa (1) Pembelajaran kimia pada pokok bahasan termokimia dengan model learning cycle 5E dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa (2) Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara penguasaan konsep dengan keterampilan berpikir kritis siswa. Kata kunci: Model Pembelajaran Learning Cycle 5E, Penguasaan Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis. Abstract. The aims of research were to (1) describe the influence of learning cycle 5E implementation to the students concept mastery (2) describe the significancy of correlation between the students concept mastery with the students critical thinking skills. This research was the mixing the poor experiment with One Group Pre Test-Post Test Design and correlational study, with initiated by teaching material development. The teaching materials (lesson plan, worksheet, handout, concept mastery test, critical thinking skill test) were developed using the Dick &

Page 2: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 108

Carey model. Research was conducted at SMKN 12 Surabaya by involving as many as 10 students of Multimedia grade XI. The results of validation showed that the teaching materials developed were valid and could be used in learning. As many as 8 students (80%) could be reached the learning mastery with the average score of concept mastery of 82,32 and the average of gain score 0f 0,78. While the average score of the students critical thinking skill was 81 and the average of gain score was 0,73. Thereby the gain of students concept mastery and students critical thinking skill were classified as high category. Based on the correlation analysis between the students concept mastery with the students critical thinking skill using Pearson Product Moment was obtained the correlation coefficient value of 0,754. It was significant according to the significancy test of correlation coefficient. It showed that there was positive correlation significantly between the students concept mastery with the students critical thinking skill. Based on the data analysis could be concluded that (1) Chemistry learning on the Thermochemistry topic using learning cycle 5E model could be improved the students concept mastery and the students critical thinking skill (2) There was the strong correlation significantly between the students concept mastery with the students critical thinking skill. Keywords: Learning Cycle 5E Model, Concept Mastery, Critical Thinking Skills.

PENDAHULUAN Kondisi pendidikan sains, yang

didalamnya terdapat pendidikan kimia, di Indonesia saat ini masih belum berkembang secara optimal dan masih tergolong rendah.. Fakta yang dapat dijadikan indikator masih rendahnya mutu pelajaran sains di Indonesia adalah data hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (The Programme for International Student Assesment) [1].

.Siklus belajar (Learning Cycle) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Model siklus belajar sains merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan bagaimana siswa belajar. Dalam siklus belajar siswa terlibat langsung dalam kegiatan penyelidikan (hands on activities) untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep sebelum diperkenalkan dengan kata-kata atau informasi dari buku [2). Dengan demikian siklus belajar juga dapat mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan berpikir kritis siswa.

Penelitian Fatimah membuktikan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model learning cycle 5E lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model konvensional [3] Berdasarkan penelitian Alfi menyebutkan penerapan perangkat pembelajaran berorientasi siklus belajar dapat mengajarkan kemampuan kognitif produk dan melatihkan keterampilan berpikir kritis kepada siswa [4]

Dari angket pra penelitian sebanyak 73.3% siswa menyatakan termokimia merupakan materi yang sulit. Sementara itu untuk metode pembelajaran kimia diantara ceramah; praktikum; ceramah dan diskusi; ceramah,diskusi, dan praktikum, sebanyak 46,7% siswa menyukai pembelajaran yang diisi ceramah, diskusi dan praktikum.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah pra

eksperimen (poor experiment design) korelasional yang didahului dengan pengembangan perangkat model Dick and Carey. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa

Page 3: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 109

O1 O2

(LKS), Handout, Tes Penguasaan konsep (TPK), dan Tes Keterampilan Berpikir Kritis (TKBK)

Kegiatan uji coba implementasi pembelajaran berbasis model learning cycle 5E dilakukan dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran learning cycle 5E hanya pada satu kelas, tanpa kelas kontrol menggunakan rancangan one group pretest–postets design [5] sebagai berikut:

X

Keterangan: O1 : Pengujian awal (pre test ) sebelum

pemberian perlakuan O2 :Pengujian akhir (post test) setelah

pemberian perlakuan X : Perlakuan dengan penerapan model

pembelajaran learning cycle 5E

Analisis validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh pakar. Data hasil penilaian dianalisis, selanjutnya disesuaikan dengan kriteria penilaian perangkat pembelajaran yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Pengkategorian Penilaian RPP,

Handout, LKS, LP [6] Interval Skor Kategori Penilaian

4,01 ≤ P 5,00 Sangat Layak/Valid 3,01 ≤ P 4,00 Layak/Valid 2,01 ≤ P 3,00 Sedang 1,00 ≤ P 2,00 Kurang

Perhitungan reliabilitas Instrumen penilaian perangkat menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: R = Reliabilitas instrumen (persentage of agreement) A = Frekuensi kecocokan antara ketiga penilai

(agree)

D = Frekuensi ketidakcocokan antara ketiga penilai (disagree)

Instrumen penilaian perangkat dikatakan reliabel, apabila reliabilitasnya 75% [7]

Persentase ketuntasan belajar siswa dihitung menggunakan rumus berikut:

K indikator = ୨୳୫୪ୟ୦ ୧୬ୢ୧୩ୟ୲୭୰ ୲୳୬୲ୟୱ୳୫୪ୟ୦ ୱୣ୪୳୰୳୦ ୧୬ୢ୧୩ୟ୲୭୰

x 100%

Suatu indikator dikatakan tuntas apabila 75% siswa mencapai ketuntasan indikator [8].

K individual = Σ ୱ୩୭୰ ୷ୟ୬ ୢ୧୮ୣ୰୭୪ୣ୦ ୱ୧ୱ୵ୟΣ ୱ୩୭୰ ୫ୟ୩ୱ୧୫୳୫

x 100% K klasikal = Jumlah siswa yang tuntas x 100%

Jumlah seluruh siswa Penguasaan konsep siswa dapat dikatakan

tuntas belajarnya secara individu dan klasikal apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Kimia. KKM Kimia kelas XI di SMKN 12 Surabaya sebesar 75. Data hasil tes penguasaan konsep siswa yang diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan gain score (skor peningkatan). Besarnya peningkatan atau gain dianalisis dengan rumus Hake [9]:

pre

prepost

S - 100%S - Sg

Keterangan: g (gain) = peningkatan hasil belajar siswa Spre = rata-rata pre-test (%) Spost = rata-rata post-test (%) Klasifikasi gain sebagai berikut: g-tinggi: (g) > 0,7; g-sedang: 0,7 > (g) > 0,3 g-rendah: (g) < 0,3

Analisis hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan penguasaan konsep siswa diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi (r) pearson product moment menggunakan SPSS.

Kriteria hubungan antar variabel menggunakan pedoman seperti ditunjukkan pada Tabel 2

100% x A D

A

R

Page 4: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 110

Tabel 2 Pedoman untuk Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi [10]

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat kuat

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung dengan uji t yang dirumuskan sebagai berikut [10]:

2r12nrt

Dimana: t = nilai signifikansi r = koefisien korelasi n= jumlah data

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilaian Kualitas Perangkat

Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan meliputi RPP, Handout, LKS, Tes penguasaan konsep (TPK), dan Tes keterampilan berpikir kritis (TKBK). Hasil validasi perangkat pembelajaran oleh tiga pakar, adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat

Pembelajaran Rata-rata Penilaian

Kategori

1. RPP 4,43 Sangat layak 2. LKS 4,55 Sangat layak 3. Handout 4,22 Sangat layak 4 TPK 4,69 Sangat layak 5 TKBK 4,73 Sangatlayak

Reliabilitas terhadap penilaian perangkat

pembelajaran menunjukkan reabilitas 75% dengan perincian RPP, LKS, dan Handout masing-masing sebesar 86,41%; 82,22%; 80,70%. TPK untuk validitas isi 78,42%, validitas bahasa 75,80%. TKBK untuk validitas isi 84,50%, validitas bahasa 86,80%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase kecocokan penilaian antara pengamat memiliki kategori sangat baik dan reliabel [7].

B.Hasil Implementasi Perangkat Pembelajaran Model Learning Cycle 5E

1. Keterlaksanaan RPP Aspek-aspek yang diamati pada

keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E meliputi

a. Membangkitkan pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa.

b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

c. Mengarahkan siswa untuk membaca handout, LKS, atau sumber bacaan lain untuk mempersiapkan kegiatan praktikum atau diskusi.

d. Siswa melakukan praktikum/diskusi kelompok.

e. Memberikan kesempatan kepada sisswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

f. Mengklarifikasi jika ada konsep yang salah. g. Memberikan latihan soal dan memberi

kesempatan siswa mendiskusikan jawaban. h. Memberikan soal kepada siswa untuk

memantapkan konsep yang telah mereka pelajari.

i. Melibatkan siswa menyimpulkan hasil belajar yang mengacu pada indikator.

j. Meminta siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya.

. Hasil pengamatan terhadap RPP dan keterlaksanaannya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rata-rata Keterlaksanaan RPP tiap

pertemuan Hasil rata-rata terhadap keterlaksanaan

RPP terhadap ke sepuluh aspek sebesar 3,76 dengan kategori baik. Nilai reliabilitas rata-rata

0

5

Mem

Men

g…

Men

g…

Sisw

a …

Mem

Men

g…

Mem

Mem

Mel

ib…

Mem

i…

Keterlaksanaan RPP

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 5: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 111

yang diperoleh sebesar 93,30%. Hal ini menunjukkan bahwa RPP dengan menggunakan model learning cycle 5E terlaksana dengan baik oleh guru. 2. Aktivitas Siswa.

Aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan bahwa frekuensi aktivitas siswa di dalam kelas dalam pembelajaran lebih mendominasi dibandingkan aktivitas guru. Aktivitas ini terlihat dari rata-rata hasil aktivitas siswa sebesar 82.39%. Hasil ini menunjukkan dalam kegiatan pembelajaran siswa berperan aktif, sementara peran guru mengarahkan siswa atau berperan sebagai fasilisator dan motivator. Data aktivitas siswa secara visual disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Aktivitas Siswa Hasil analisis ini menunjukkan bahwa

model learning cycle 5E dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis dimana hakekat dari teori konsturktivis adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri [11]. 3. Respon Siswa

Respon siswa terhadap pembelajaran berbasis model learning cycle 5E pada pokok bahasan termokimia diketahui berdasarkan jawaban angket.

Hasil respon siswa terhadap pembelajaran berbasis model learning cycle 5E sangat baik karena 80% siswa sangat setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E melalui metode eksperimen, membuat siswa lebih senang belajar dengan langsung mengaplikasikan pelajaran atau materi yang didapat; sebanyak 70% siswa setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E membuat

siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapat-pendapat yang ada dalam pikirannya, sehingga lebih cepat paham terhadap materi yang pelajarinya; 60% siswa sangat setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, 70% siswa setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; 60% siswa setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E membuat siswa lebih mudah mengerjakan soal-soal; 80% siswa sangat setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dengan metode eksperimen menarik dan tidak membosankan; 60% siswa setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat melatih keterampilan berpikir kritisnya; dan 70% siswa setuju bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat meningkatkan peguasaan konsepnya.

Hasil penilaian respon siswa terhadap model pembelajaran learning cycle 5E di atas secara ringkas disajikan pada Gambar 3

Gambar 3. Diagram Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5E 4. Penguasaan Konsep Siswa

Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa untuk menguasai secara tuntas konsep-konsep yang diberikan selama proses pembelajaran.

Hasil analisis penguasaan konsep dapat dilihat pada tabel 4

0102030

Men

de…

Bert

any…

Mem

ba…

Mel

aku…

Beke

rja …

Men

ger…

Men

dis…

Men

ya…

Peril

aku …

Aktivitas Siswa

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

020406080

100Respon Siswa

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Page 6: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 112

Tabel 4. Hasil Analisis Ketuntasan Penguasaan Konsep Individu, Klasikal, dan Skor

Peningkatan

Siswa

Skor Pre Test (%)

Skor Post Test (%)

Ketuntas-an

Individu

Ketun-tasan

Klasikal

Skor Peningkatan (Gain)

Kategori

01 14,7 79,4 Tuntas

80%

0,76 Tinggi 02 23,5 85,3 Tuntas 0,81 Tinggi 03 11,8 79,4 Tuntas 0,77 Tinggi

04 29,4 88,2 Tuntas 0,83 Tinggi

05 26,5 88,2 Tuntas 0,84 Tinggi

06 5,9 70,6 Tidak Tuntas 0,68 Sedang

07 11,8 73,5 Tidak Tuntas 0,69 Sedang

08 23,5 82,3 Tuntas 0,77 Tinggi 09 38,2 94,1 Tuntas 0,84 Tinggi 10 23,5 76,19 Tuntas 0,7 Tinggi

Rata-rata 20,88 82,32 0,78 Tinggi

Ketuntasan tiap siswa dapat divisualisasikan dengan diagram batang pada Gambar 4

Gambar 4. Ketuntasan TPK tiap Siswa Berdasarkan data hasil penelitian dapat

diketahui bahwa 8 siswa dari 10 siswa telah mendapatkan nilai post test melampaui KKM, dengan rata-rata skor 82,32, sehingga ketuntasan klasikalnya dapat mencapai 80%.

Penguasaan konsep yang cukup tinggi setelah implementasi model learning cycle 5E menunjukkan bahwa tahap-tahap dalam pembelajaran tersebut mampu membantu siswa dalam proses konstruksi konsep sehingga meningkatkan daya akomodasi konsepnya [12].

5. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Keterampilan berpikir kritis siswa adalah

keterampilan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang tercermin melalui kemampuan (1) menjawab pertanyaan klarifikasi,(2) kemampuan memberikan alasan, (3) mengaplikasikan prinsip yang diterima, (4) merumuskan alternatif yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, dan (5) membuat hipotesis. Hasil peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Siswa

Siswa

Skor Pre Test

(%)

Skor Post Test

(%)

Skor Peningkatan

(Gain) Kategori

01 25 70 0,60 Sedang 02 35 80 0,69 Sedang 03 35 85 0,77 Tinggi 04 22,8 85 0,81 Tinggi 05 30 75 0,64 Sedang 06 10 70 0,67 Sedang 07 25 85 0,80 Tinggi 08 30 80 0,71 Tinggi 09 45 95 0,91 Tinggi 10 30 85 0,79 Tinggi

Rata-rata

28,78 81 0,73 Tinggi

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa setiap siswa mengalami peningkatan keterampilan berpikir kritis dengan nilai rata-rata peningkatannya (gain) adalah 0,73. Menurut Hake (1999) nilai peningkatan (gain) > 0,7 diklasifikasikan sebagai peningkatan yang tinggi.

Tingginya nilai gain ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis model learning cycle 5E disertai penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Fatimah (2012)dan Alfi (2012) yang telah membuktikan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan kognitif pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model

050

100

Sisw

a 1

Sisw

a 2

Sisw

a 3

Sisw

a 4

Sisw

a 5

Sisw

a 6

Sisw

a 7

Sisw

a 8

Sisw

a 9

Sisw

a 10

Rata

-…

Ketuntasan TPK Tiap Siswa

Pretest

Postest

Page 7: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 113

learning cycle 5E daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional. 6. Hubungan antara Keterampilan Berpikir Kritis dengan Penguasaan Konsep

Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas berupa uji distribusi normal Lilliefors yang dilakukan menggunakan program SPSS. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor keterampilan berpikir kritis siswa (variabel X) dan skor penguasaan konsep siswa (variabel Y).

Berdasarkan hasil perhitungan normalitas menggunakan program SPSS untuk keterampilan berpikir kritis diperoleh nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0,441 Sementara itu untuk penguasaan konsep diperoleh nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0,900, karena nilai signifikansi Shapiro-Wilk lebih besar dari 0,05 maka data skor keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep berdistribusi normal [10].

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien Korelasi-Pearson antara keterampilan berpikir kritis (variabel X) dengan penguasaan konsep siswa (variabel Y) menggunakan program SPSS, diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,754 sehingga korelasi antara berpikir kritis dan penguasaan konsep dikatakan kuat.

Sementara itu untuk mengetahui bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan (dapat digeneralisasi) atau tidak, maka perlu dilakukan uji t. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 3,246. Harga t hitung kemudian dibandingkan dengan t tabel, dengan taraf kesalahan tertentu. Bila taraf kesalahan ditetapkan 5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 10, maka harga t tabel = 2,306. Berdasarkan data diketahui harga t hitung sebesar 0,754, lebih besar dari t tabel, sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keterampilan berpikir kritis dengan penguasaan konsep siswa setelah implementasi pembelajaran menggunakan

model Learning Cycle 5E pada pokok bahasanTermokimia.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kimia menggunakan model learning cycle 5E pada pokok bahasan termokimia dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan berpikir kritis dengan penguasaan konsep siswa setelah penerapan model pembelajaran learning cycle 5E. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah menberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan S2.

.

DAFTAR PUSTAKA

1. Balitbang Kemendikbud. 2011. Survei Internasional TIMSS. http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.php?id=214.

2. Carin,A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. Seventh Edition. MacMillan Publishing Company

3. Fatimah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E dalam Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis. Universitas Negeri Surabaya.

4. Alfi, Irfa Rochimah. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Siklus Belajar 5E Dengan Strategi PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.Tesis Universitas Negeri Surabaya.

Page 8: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E ...

Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014

C - 114

5. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

6. Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi. Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

7. Borich, Gary D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. Second Edition. New York: Macmillan Publishing Company

8. Tim BSNP. (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

9. Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Tersedia http://www.physicsindiana.edu/sdi/Analyzing-Change-Gain

10. Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

11. Nur, M. & Wikandari, P. R. 2008. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS UNESA

12. Slavin, Robert E. 2009. Educational Psychology: Theory and Practice. 9th Ed. Boston: Allyn & Bacon.