Pembelajaran Ipa Sd Bahan Uas

131
PEMBELAJARAN IPA SD Drs. Yusuf Ibrahim, M.Pd., M.P.

description

Pembelajaran Ipa Sd untuk bahan UAS

Transcript of Pembelajaran Ipa Sd Bahan Uas

PEMBELAJARAN IPA SD

Drs. Yusuf Ibrahim, M.Pd., M.P.

IPA / SAINS

• Sains berasal dari kata Scientia yangberarti saya tahu. Istilah sains (yangdalam bahasa inggris :science) mula-muladiartikan sebagai pengetahuan dankemudian berkembang menjadi naturalscience (IPA atau ilmu kealaman). Dengandemikian kata science diartikan ke dalambahasa Indonesia adalah IPA atau sains.

• Natural science is a systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction

• IPA ADALAH DASAR ILMU PENGETAHUAN BAGI LAHIRNYA TEKNOLOGI

• Ditinjau dari sejarah, ilmu pengetahuanalam atau natural science, sejak zamanYunani kuno hingga abad yang laludisebut pula natural philosophy. Padamasa tersebut istilah science digunakansebagai sinonim dari philosophy,disamping itu natural science dikenalpula sebagai moral science atau moralphilosophy yang biasanya disebutphilosophy saja

• IPA sendiri lebih diarahkan padapengetahuan alam berupa “naturalscience” seperti fisika, kimia, biologi,dan ilmu pengetahuan bumi danantariksa (mencakup geologi,astronomi, dan meteorologi) dengansegala macam cabangnya atauperpaduannya

• IPA atau sains sebagai ilmu berkaitandengan mencari tahu tentang alamsecara sistematis, sehingga IPA bukanhanya penguasaan kumpulanpengetahuan yang berupa fakta,konsep, atau prinsip saja, tetapi jugamerupakan suatu proses penemuan.

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

HAKIKAT SAINS

Hakikat IPA adalah menyangkut tiga aspek pokok, dimana yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lainnya, yaitu :

1. IPA sebagai produk/hasil yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum IPA.

2. IPA sebagai proses yang berupa cara-cara bagaimana memperoleh, mengembangkan, merumuskan, memecahkan, dan mempublikasikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum IPA.

3. IPA sebagai pengembangan sikap ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikap-sikap ilmiah siswa.

Proses sains digambarkan sebagailangkah-langkah penyelidikan yangmeliputi menetapkan danmerumuskan masalah,mengumpulkan data-data yangsesuai dengan masalah, menyusunhipotesis, menguji hipotesis denganmelakukan eksperimen, danmenarik kesimpulan.

• Produk sains dapat berupakonsep-konsep sains, prinsip-prinsip sains, teori-teori, danhukum-hukum sains yang dapatkita temukan di buku-buku sains.

• Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang harusdimiliki oleh ilmuwan dalam melakukanpenelitian ilmiah seperti objektif, teliti,jujur, tekun, sabar, tidak tergesa-gesa dalammenyimpulkan, berhati terbuka (bersediamempertimbangkan pendapat orang lain),bersikap tidak memihak terhadap suatupendapat tertentu tanpa alasan yangberdasarkan atas fakta, tidak mendasarkankesimpulan atas prasangka, tidak percayapada takhayul, dapat membedakan antarafakta dan pendapat,bersediamengkomunikasikan hasil penemuannya,dapat bekerja sama, selalu ingin tahu.

• Hakikat IPA ini harus berimplikasi pada proses pembelajaran sehari-hari baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

• Sebagai contoh apabila kita melakukan kegiatan praktikum tentang fotosintesis, maka produk yang ingin dibangun pada otak siswa diantaranya adalah tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, cahaya merah dan biru diperlukan untuk fotosintesis, fotosintesis menghasilkan oksigen, fotosintesis memerlukan air dan CO2,dan sebagainya.

• Aspek proses IPA yang ingin dilaksanakan oleh siswa diantaranya adalah siswa melakukan observasi, Praktikum, siswa membuat rumusan masalah, siswa membuat hipotesis, siswa memprediksi, mengenal variabel, dan sebagainya.

• Aspek sikap ilmiah yang ingin ditumbuhkan pada diri siswa diantaranya adalah siswa bersikap obyektif, siswa bersikap tekun dan sabar, siswa dapat bekerja sama, siswa dapat menyampaikan pendapat/ide, siswa dapat menerima pendapat orang lain, dan sebagainya.

• Para guru IPA apabila dalam melakukan proses pembelajaran selalu memperhatikan hakikat IPA ini, maka pertanyaan tentang proses pembelajaran IPA yang bagaimanakah yang diharapkan mampu membantu para siswa untuk menguasai konsep-konsep IPA, dapat terjawab dengan sendirinya.

PEMBELAJARAN IPA DI SD

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

INKUIRI

Suchman (dalam Joice and Weil, 1992) mengembangkan model pembelajaran dengan pendekatan inquiri. Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan hal yang serupa seperti para ilmuwan dalam bekerja ilmiah .

• Model Pembelajaran Inkuiri ini mengkondisikan situasi bagi siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan sendiri untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri, serta membandingkan hasil temuannya dengan temuan orang lain (saintis), sehingga siswa mempunyai pengalaman langsung dalam melakukan penyelidikan ilmiah

• Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa terdorong untuk belajar lebih mendalam lagi tentang konsep yang sedang dipelajari.

Hilda Karli (2002) dalam Setiawan,A (2010) menyatakan bahwa pendekatan belajar dengan model inkuiri terdiri atas lima tahapan, yaitu:

o Tahap pertama adalah penyajian masalah atau menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.

o Tahap kedua adalah pengumpulan dan verifikasi data. Siswa mengumpulkan data/ informasi tentang peristiwa yang mereka lihat atau alami.

o Tahap ketiga adalah eksperimen.

o Tahap keempat adalah mengorganisir data dan merumuskan penjelasan. Pada tahap ini guru mengajak siswa merumuskan penjelasan. Kemungkinan besar akan ditemukan siswa yang mendapatkan kesulitan dalam mengemukakan informasi yang diperoleh menjadi uraian penjelasan. Siswa-siswa yang demikian didorong untuk dapat memberi penjelasan yang tidak begitu mendetail.

o Tahap kelima adalah mengadakan analisis terhadap proses inkuiri. Pada tahap ini siswa diminta untuk menganalisis pola-pola penemuan mereka. Mereka boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif, pertanyaan yang produktif atau tipe informasi yang dibutuhkan dan tidak diperoleh. Tahap ini akan menjadi penting apabila dilaksanakan pendekatan model inkuiri dan dicoba memperbaiki secara sistematis dan idependen. Konflik yang dialami siswa saat melihat suatu kejadian yang menurut pandangannya tidak umum dapat menuntun partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah.

Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum (Ida Kaniawati), yaitu :

1. Question (pertanyaan)

2. Student Engangement (melibatkan siswa)

3. Cooperative Interaction (interaksi/kerjasama)

4. Performance Evaluation (penampilan produk siswa)

5. Variety of Resources (sumber belajar yang bervariasi)

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

• Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada partisipasi aktif siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Siswa membangun pengetahuaannya dengan menguji ide-ide dan pendekatan–- pendekatan berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Ng Kim Choy (1999) menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan hasil usaha siswa. Implikasi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan pengetahuan siswa, karena banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan bertanya.

KETERAMPILAN PROSES SAINS

Sebuah pendekatan (dalam belajar sains) yang memberikankesempatan kepada siswa agar dapat menemukan fakta,membangun konsep-konsep, melalui kegiatan dan ataupengalaman-pengalaman seperti layaknya seorang ilmuwan(Kurniati 2001: 11)

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperolehdari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dansosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuanmendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lamakelamaan akan menjadi suatu keterampilan

Dahar (1985) menyatakan bahwa bila seoranganak selama belajar sains hanya diberiinformasi tentang sains yang sudah adadengan mendengarkan guru berbicara dimuka kelas, maka sains itu sendiri akanberhenti berkembang.

Hubungan antara produk dengan proses sainssebagai satu kesatuan. Jika hanyamengajarkan produk sains pada siswa tanpamengajarkan prosesnya maka yang diajarkanbukan sains.

Jenis-jenis Keterampilan Proses Sainsdan Karakteristiknya

1. Melakukan pengamatan (observasi)

Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar , pengecap, dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri semut, capung, kupu-kupu dan hewan lain yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.

2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)

Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat-alat gerak dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi. Begitu pula jika siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan tentang jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya bergizi tinggi, dan menyimpulkan bahwa makanan bergizi diperlukan oleh burung.

3. Mengelompokkan (klasifikasi)

Penggolongan mahluk hidup dilakukan setelah siswa mengenali ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses mengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

4. Meramalkan (prediksi)

Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup : keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola vang sudah ada. Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah timur merupakan contoh prediksi.

5. Berkomunikasi

Membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernafasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya memerikan tahap-tahap perkembangan daun, termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

6. BerhipotesisHipotesis menyatakan hubungan antara duavariabel atau mengajukan perkiraan penyebabsesuatu terjadi. Dengan berhipotesisi diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis. "Jika diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan akan lebih cepat tumbuh". Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variable (faktor pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk mengujinya (diberi pupuk NPK).

7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan

Beberapa kegiatan menggunakan pikirantermasuk ke dalam keterampilan prosesmerencanakan penyelidikan. Apabila dalamlembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat danbahan secara khusus, tetapi tersirat dalammasalah yang dikemukakan, berarti siswadiminta merencanakan dengan caramenentukan alat dan bahan untukpenyelidikan tersebut. Menentukan variabelatau peubah yang terlibat dalam suatupercobaan tentang pengaruh pupuk terhadaplaju pertumbuhan tanaman juga termasukkegiatan merancang penyelidikan.

8. Menerapkan konsep atau prinsip

Apabila seseorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru (misal banjir) dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki.

9. Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana ataupun menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana keseimbangan ekosistem dapat dipelihara, menunjukkan si penanya berpikir.

Menurut Dahar ( 1990 : 1) indikatorketerampilan proses sains yang penting danmemiliki kemungkinan untuk dapatdikembangkan di sekolah-sekolah meliputidelapan macam keterampilan, yaitu : mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakanpenelitian, berkomunikasi dan mengajukanpertanyaan.

Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

– Observasi

• Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya

– Interpretasi

• Harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola

– Klasifikasi

• Harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk.

– Prediksi

• Harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan/ ramalan

– Berkomunikasi

• Harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik

– Berhipotesis

• Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pemyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variable atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan

– Merencanakan percobaan atau penyelidikan

• Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaandengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harusditempuh, menentukan peubah (variabel), mengendalikan peubah.

– Menerapkan konsep atau prinsip

• Harus memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkannama konsepnya.

– Mengajukan pertanyaan

• Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasaatau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.

Hands-On, Minds-On dan Daily Life

Pada proses pembelajaran IPA selain Pikiran (mind) siswa yang bekerja (on) juga tangannya (hand) harus bekerja (on) bahkan harus melibatkan banyak indra siswa, sehingga setelah belajar IPA siswa tidak hanya sekedar menghapalkan konsep-konsep, tetapi siswa dapat memahami fenomena/gejala/peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari (Daily life).

Misalnya ketika mempelajari konsep ikan, dan media ikannya dihadirkan, maka siswa akan menggunakan banyak indra untuk mempelajari ikan tersebut (hands-on), misalnya melihat, menyentuh, meraba, membaui, sehingga secara otomatis pikirannya pun akan jalan (minds-on).

PERTANYAN PRODUKTIF DAN PERTANYAAN NON PRODUKTIF

• Jelly dalam Widodo (2006) mengklasifikasikan pertanyaan menjadi pertanyaan produktif dan pertanyaan nonproduktif. Pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang jawabannya ditemukan melalui kegiatan atau pengamatan, sedangkan pertanyaan nonproduktif adalah pertanyaan yang jawabannya didasarkan pada buku atau sumber kedua lainnya.

Pertanyaan siswa menggambarkan rasa ingin tahu dan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa itu sendiri terkait dengan materi atau topik yang akan diajarkan.

Guru sebaiknya mengkondisikan agar siswanya mau dan mampu mengajukan pertanyaan dalam setiap pembelajaran IPA.

LITERASI SAINS

•Science Literacy berartimemahami sains danmengaplikasikannyabagi kebutuhanmasyarakat.

• National Science Teacher Assosiation(1971) mengemukakan bahwa seseorangyang memiliki Literasi sains adalah orangyang menggunakan konsep sains, mempunyai keterampilan proses sainsuntuk menilai, membuat keputusansehari-hari kalau ia berhubungan denganorang lain, lingkungannya, sertamemahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasukperkembangan sosial dan ekonomi.

MATERI PELAJARAN DALAM IPA

• Materi pelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang perlu diperhatikan karena materi pelajaran merupakan dasar pijakan bagi pencapaian tujuan-tujuan dalam pembelajaran

• Materi pelajaran terdiri atas : fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum , dan teori-teori.

Contoh Fakta

• Dalam sebuah akuarium terdapat enam ekor ikan dan tiga batang tumbuhan air, tanpa kipas pengatur sirkulasi udara. Setelah satu minggu, semua ikan mati, hal ini karena oksigen yang dihasilkan tanaman tidak cukup untuk kebutuhan bernapas keenam ekor ikan tersebut. Inilah faktanya(Rustaman, 1989).

• Di dalam fakta tersebut terdapat konsep akuarium, konsep populasi, konsep ikan, tumbuhan air, dll.

• Fakta itu memuat prinsip bahwa oksigen yang terlarut dalam air akuarium diperlukan untuk bernapas ikan dan tumbuhan.

• Fakta itu mengandung teori bahwa setiap makhluk hidup harus bernapas, tumbuhan air berperan sebagai produsen, dan ikan berperan sebagai konsumen dalam ekosistem akuarium tersebut.Untuk kehidupan ikan di dalam akuarium, harus selalu tersedia oksigen.

Dengan demikian dalam suatu fakta, terdapat konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori.

KONSEP

• Konsep memiliki sejumlah atribut (tanda) tertentu. Contoh konsep kursi memiliki atribut ada kakinya, ada bidang datarnya untuk duduk, dll.

• Konsep serangga memiliki atribut adanya rangka luar, jumlah kakinya tiga pasang atau enam pasang, dll.

• Jadi atribut adalah suatu tanda/ciri/sifat dari suatu konsep yang membedakannya dari konsep yang lain.

PRINSIP

• Suatu pernyataan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain yang membentuk satu pengertian. Contoh : serangga merupakan hama tanaman, oksigen yang terlarut dalam air digunakan untuk bernapas ikan, dll.

HUKUM DAN TEORI

• Hubungan antara variabel-variabel yang begitu tinggi dan mendekati suatu kebenaran empiris yang mutlak.

• Fenomena alam yang memiliki kemiripan dengan hubungan variabel-variabel dalam suatu hukum dapat digunakan untuk memprediksi tentang hal-hal yang terjadi selanjutnya. Berdasarkan aturan/hukum inilah lahir suatu teori.

TABULA RASA VERSUS KONSTRUKTIVISME

•Ada dua kutub belajardalam pendidikan, yaituTabularasa dankonstruktivisme.

TABULA RASA

• Menurut tabula rasa, siswadiibaratkan sebagai kertas putih yangdapat ditulisi apa saja oleh gurunyaatau ibarat wadah kosong yang dapatdiisi apa saja oleh gurunya. Denganpendapat ini seakan-akan siswa pasifdan memiliki keterbatasan dalambelajar. Sehingga pembelajarandalam IPA selalu berpusat pada guru

KONSTRUKTIVISME

• Menurut konstruktivisme, setiaporang yang belajar sesungguhnyamembangun pengetahuannyasendiri. Pengetahuan tidak dapatdipindahkan secara utuh daripikiran guru ke siswa, namunsecara aktif dibangun oleh siswamelalui pengalaman nyata.

• Menurut pandangankonstruktivisme, keberhasilanbelajar bergantung bukan hanyapada lingkungan atau kondisibelajar saja, tetapi juga padapengetahuan awal yang telahdimiliki siswa.

• Siswa mengenal garam itu asin, ikanhidup di air, kursi gunanya untukduduk, kucing berkaki empat, ayambertelur,dll bukan dari bangkusekolah, melainkan dari luar sekolahsebagai hasil interaksi denganlingkungannya.

• Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh

• Model belajar konstruktivisme bermuladari teori perkembangan intelektualPiaget, yang memandang belajar sebagaiproses pengaturan sendiri (selfRegulation) yang dilakukan seseoranguntuk mengatasi konflik kognitif.

• Konflik timbul pada saat terjadi ketidakselarasan antara informasi yang diterimasiswa dengan struktur kognitif yangdimilikinya.

• Konflik kognitif muncul padasaat terjadi interaksi antarapengetahuan awal yang telahdimiliki siswa dengan fenomenabaru yang tidak dapatdipadukan. Sehingga diperlukanperubahan atau modifikasistruktur kognitif untukmencapai keseimbangan.

• Masuknya informasi ke dalam strukturkognitif menurut Piaget melalui duamekanisme, yaitu asimilasi danakomodasi. Pada proses asimilasiseseorang menggunakan strukturkognitif dan kemampuan yang sudahada untuk beradaptasi dengan masalahatau informasi baru yang dihadapiseseorang mengandung kesamaandengan struktur mental yang sudah ada.

• Sementara pada akomodasimelibatkan modifikasistruktur pengetahuan agarlebih sesuai ataumengakomodasi strukturkognitif.

• SKEMA PEROLEHAN PENGETAHUAN

HAL BARU

Hasil interaksi dengan lingkungannya (belajar)

SKEMATA

Dibandingkan dengan konsepsi awal

TIDAK COCOKCOCOK

KETIDAKSEIMBANGAN

JALAN BUNTU

(TAK MENGERTI )

ALTERNATIF STRATEGI LAIN

MENGERTI

KESEIMBANGAN

COCOK

AKOMODASI

ASIMILASI

PERANAN RANAH AFEKTIF PADA SISWA

Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Peserta didik kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan perilaku amat baik, namun keterampilannya rendah. Demikian sebaliknya ada peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi dan perilaku amat baik. Ada pula peserta didikyang kemampuan berpikir danketerampilannya sedang/biasa, tapi memiliki perilaku baik.

Apabila ada peserta didik kita yang kemampuan berpikirnya rendah, keterampilan rendah, dan perilaku kurang baik. Peserta didik seperti itu akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat, karena tidak memiliki potensi untuk hidup di masyarakat. Tugas guru adalah menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup bermasyarakat dengan baik.

• Kemampuan berpikir merupakan ranah kognitif yang meliputi kemampuan menghapal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, danmengevaluasi. Kemampuan psikomotor, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan gerak, menggunakan otot seperti lari, melompat, menari, melukis, berbicara, membongkar dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.

Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.

HUBUNGAN KEKERASAN DENGAN MEMORI

• Mahasiswa menonton kedua klip film, baik klipdengan kekerasan atau klip film tanpakekerasan. Kemudian mereka diminta untukmengingat dua merek produk yang telahditampilkan dalam iklan dan menyebutkan segalasesuatu yang bisa mereka ingat tentang iklantersebut. Hasil penelitian menunjukkan recall yang lebih baik untuk iklan yang muncul dalamfilm tanpa kekerasan. Penelitian lanjutanmenunjukkan bahwa kemarahan dan kekerasandapat mengurangi akurasi memori (Bushman, 1998, 2003, 2005; Gunter et al, 2005; Levine & Burgess, 1997).

IMPLIKASINYA

Para pengiklan kalau ingin pemirsamengingat nama produk serta informasitentang produk mereka. Pengiklanseharusnya menghindari film-film tentang kekerasan. Bagi pendidikan , guru harus menghindari kekerasan pada waktu melakukan pembelajaran kepada siswanya. Suasana pembelajaran harus diciptakan senyaman mungkin bagi siswanya.

Dari waktu ke waktu , memori/kenangan yang menyenangkanbertahan lebih lama dibanding yang tidakmenyenangkan.

• Dalam serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Pennebaker dan rekannya (2003), mengundang orang (siswa dan pengangguran) untuk datang ke laboratorium mereka danmenulis selama 15 sampai 20 menit sehari, tiga sampai empat hari berturut-turut. Para partisipan dalam kelompok eksperimendiminta menuliskan pengalaman traumatisyang pernah dialami. Sebaliknya, partisipandalam kelompok kontrol hanya menulistentang topik sepele/ringan untuk jumlahwaktu yang sama.

• Pennebaker dan rekannya (2003) menemukan bahwa para siswa dalamkondisi kelompok eksperimen mulaimendapatkan nilai lebih baikdibandingkan dengan siswa dalamkondisi kelompok kontrol. Selanjutnya, orang dewasa pengangguran dalamkondisi eksperimen memilikikemungkinan lebih besar dalam mencaripekerjaan.

• Para peneliti juga menemukanbahwa partisipan dalam kondisieksperimen memiliki kecenderunganlebih besar dibandingkan dengankondisi kontrol dalam menunjukkanperbaikan fungsi kekebalan tubuh, ukuran stres, dan indeks kesehatanfisik yang baik lainnya.

• Implikasi dalam pembelajaran, ketika guru menyuruh menulis pengalaman siswa selama liburan, jangan dibatasi pada kegembiraan saja, tapi juga harus mencakup pada pengalaman-pengalaman yang pahit dan menyakitkan yang pernah dialami oleh siswa.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching andLearning) adalah suatu konsep belajar yangmembantu guru mengkaitkan antara materi yangdiajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya denganpenerapannnya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utamapembelajaran efektif, yakni konstruktivisme,bertanya, menemukan, masyarakat belajar,pemodelan dan penilaian sebenarnya

• Contoh Skenario Pembelajaran Kontekstual (dalam mp. Sains)

a. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil a 4-5 orang

b. Masing-masing kelompok menghadap meja yang diatasnya telah tersedia 1toples berisi air dan ikan, penggaris, termometer, dan kertas manila masing-masing 1 buah, dan kertas quarto sesuai yang dibutuhkan

c. Selama empat puluh menit, kelompok siswa mengamati ikan yang ada dalamtoples. Siswa diminta mmengamati ikan tersebut, mencatat semua aspek yangmereka amati : ukuran, warna, perkiraan beratnya, perilaku ikan, dsb.

d. Siswa menyajikan hasil pengamatan di kertas karton. Kreativitas dalammenyajikan hasil pengamatan sangat dihargai : boleh dengan gambar, baganatau verbal. Juga siswa diharapkan mampu membedakan antara datakuantitatif dengan data kualitatif yang mereka temukan.

e. Setiap kelompok mempresentasikan/menyajikan hasil kelompok mereka.

f. Sharing pendapat berkenaan dengan temuan/hasil pengamatan kelompok

g. Sebaiknya diberikan reinforcement/penghargaan bagi kelompok yangmemperoleh hasil terbaik (baik dari segi kelengkapan temuan maupun darisegi kualitas laporan dan presentasi)

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

• Terdapat sejumlah model pembelajaran efektifberbasis kontekstual yang dapat digunakan dalamproses pembelajaran di SD, diantaranya yaitupembelajaran berbasis masalah (problem basedlearning), pembelajaran kooperatif dengan berbagaitipenya, (seperti Student-Teams AchievementDivisions/STAD (Tim Siswa Kelompok Prestasi), JIGSAW(Model Tim Ahli) dan GI (Group Investigation), think-pair and share, numbered head together, picture andpicture, examples non examples, pengajaran berbasisinkuiri, pengajaran berbasis tugas/proyek (Projectbased learning), demonstration, role playing,pemodelan (modelling), dsb.

Pembelajaran Berbasis Masalah

• Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

• Peranan guru dalampembelajaran berbasis masalahadalah menyajikan masalah,mengajukan pertanyaan danmemfasilitasi penyelidikan dandialog.

COOPERATIVE LEARNING

• pembelajaran kooperatifmerupakan pendekatanpembelajaran yang mengutamakan kerjasamaantarsiswa dalam kelompoktertentu untuk mencapai tujuanpembelajaran.

• Pembelajaran kooperatifmuncul dari konsep bahwasiswa akan menemukan danmemahami konsep yang sulitapabila mereka salingberinteraksi dan berdiskusidengan temannya.

• Metode belajar teman sejawat ini menjadikan hasil belajar terbuka untukseluruh siswa, dan menjadikan prosesberpikir siswa lain terbuka untukseluruh siswa. Pembelajaran kooperatifmenyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar danbertanggung jawab terhadap temansatu timnya mampu membuat merekabelajar sama baiknya (Slavin, 2008).

• Pembelajaran kooperatif dilaksanakandengan cara siswa belajar bersamadalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3 sampai 5 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, dilihat darikemampuan, jenis kelamin, suku/rasdan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok adalahuntuk memberikan kesempatan kepadasiswa untuk dapat terlibat secara aktifdalam proses berpikir dan belajar.

Model Student Teams Achievement Division

• Model Student Teams Achievement Division (TimSiswa Kelompok Prestasi) adalah salah satumodel pembelajaran kooperatif. Model inidikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawannya. Metode ini merupakan metode yangpaling sederhana dalam pembelajaran kooperatif.Para guru menggunakan pembelajaran STADuntuk mengajarkan informasi akademik barukepada siswa setiap minggu, baik melaluipenyajian verbal maupun tertulis.

• Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim masingmasing terdiri atas 4 atau 5 orang anggota kelompok yang bersifat heterogen (baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun potensi akademik/kemampuannya). Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok

• Secara periodik Dilakukan evaluasi olehguru untuk mengetahui tingkatpenguasaan mereka (baik individualmaupun kelompok) terhadap bahanakademik yang telah dipelajari. Setiapsiswa atau tim diberi skor ataspenguasaannya terhadap bahan ajar, dankepada siswa secara individual atau timyang meraih prestasi tinggi ataumemperoleh skor sempurna diberireinforcement/penghargaan.

• Secara singkat langkah-langkah pembelajaran model STAD terdiri atas:

•a. Membentuk kelompok heterogen a 4-5 orang anggotanya.

• b. Penjelasan materi dan tugas kelompok

Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa, selanjutnya siswa melakukan diskusi sesuai arahan guru berdasarkan LKS atau tugas lainnya (tugas kelompok).

• c. Guru memberi kuis/evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu.

• d. Pemberian penghargaan

Kelompok yang rata-rata nilai setiap anggotanya paling bagus pantas di beri penghargaan. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok baru untuk topik selanjutnya.

• Perolehan skor kelompok pada kuis diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor anggota kelompok dibagi jumlah anggota kelompok (skor rata-rata).

• Penghargaan diberikan dengan kriteria : Super teams, Great teams, dan Good teams, dan jenis penghargaannya dapat berupa kartu ucapan atau hadiah atau yang lainnya tergantung kreativitas guru.

•TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM RPP HARUS MENGANDUNG FAKTOR A, B, C, D

A = Audience, yaitu peserta didik (siswa)

B = Behavior, yaitu prilaku yang diharapkan dari siswa. (contoh: dapat menyebutkan, dapat menjelaskan, dapat mendeskripsikan, dll.)

• C = Condition, yaitu pengalaman belajar siswa (contoh: setelah melakukan praktikum tentang sel, setelah melakukan diskusi tentang ekosistem, dll).

• D = Degree, yaitu tingkatan kemampuan yang diharapkan (contoh: menyebutkan lima dari sepuluh ciri-ciri makhluk hidup)

• CONTOH :

• Setelah mendiskusikan tentang ciri-ciri makhluk hidup, siswadapat menyebutkan lima dari sepuluh ciri-ciri makhluk hidup

• Merah = Condition

• Biru = Audience

• Hijau = Behavior

• Ungu = Degree

• Contoh :

• Setelah mendengarkan ceramahdan diskusi tim tentang gambarsistem reproduksi laki-laki, siswadapat mengidentifikasi struktursistem reproduksi laki-laki.

• Merah = Condition

• Biru = Audience

• Hijau = Behavior

LATIHAN

Tentukan A,B,C,D nya !1. Setelah melakukan tanya jawab siswa

mampu menjelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis.

2.Setelah melakukan diskusi siswa dapatmembedakan tahap-tahap pembelahan mitosis dengan meiosis.

3.Setelah melakukan diskusi tentang ciri-ciri monokotil siswa dapat menyebutkan empat dari sepuluh ciri-ciri monokotil.

4. Setelah melakukan observasi dan mempelajari tentang ekosistem, siswadapat membuat salah satu contoh rantai makanan dari ekosistem di lingkungan sekolah.

5. Setelah melakukan observasi dan mempelajari tentang ekosistem, peserta didik dapat membuat jaring-jaring makanan dari beberapa rantai makanan

Model Jigsaw (Model Tim Ahli)

• Model Jigsaw dikembangkan oleh Eliot Aronson dan kawan-kawannya dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Seperti halnya pada model STAD, pada model Jigsawpun, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok/tim a 4-5 orang anggotanya yang bersifat heterogen.

Pada model jigsaw ini terdapat 2 macam kelompok, yaitu kelompok asal/dasar dan kelompok ahli. Secara skematik langkah-langkah pembelajarandapat dilihat pada gambar di atas.

• Siswa dibagi dalam beberapa kelompok asal. Setiapkelompok beranggotakan 4-5 siswa, tiap siswadiberi nomor

• Guru memberikan suatu permasalahan, pertanyaanatau dalam bentuk LKS

• Masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sama mempelajari materi yang berbeda satu samalain pada kelompok ahli.

• Siswa dari kelompok asal yang mempelajarimateri yang sama, selanjutnya berkumpuldengan anggota kelompok lain gunamembentuk kelompok gabungan (kelompokahli). Dalam kelompok ahli, mereka membahasmateri yang sama

• Setelah selesai berdiskusi, setiap anggota darikelompok ahli harus kembali ke kelompokasalnya. Anggota kelompok ahli dengan masing-masing materi yang dikuasai memberikanpenjelasan kepada teman sekelompoknya

• Masing-masing kelompok melakukan presentasi.

• KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI

• MERAH : MATERI AKAR

• HIJAU : MATERI DAUN

• UNGU : MATERI BATANG

• HITAM : MATERI BUNGA

• COKLAT : MATERI BUAH

A A A A A

A B C D E

C C C C C D D D D D E E E E E

A B C D E

B B B B B

A B C D EA B C D EA B C D E

• Bahan akademik disajikan kepada siswa dalambentuk teks dan tiap siswa diberi tanggung jawabuntuk mempelajari satu bagian dari bahanakademik tersebut. Para anggota dari berbagaikelompok/tim yang berbeda memiliki tanggungjawab untuk mempelajari satu bagian bahanakademik yang sama dan selanjutnya berkumpuluntuk saling membantu mengkaji bahan tersebut.Kelompok siswa yang dimaksud disebut ”kelompokpakar (expert group)”. Sesudah kelompok pakarberdiskusi dan menyelesaikan tugas, maka anggotadari kelompok pakar ini kembali ke kelompoksemula (home teams) untuk mengajar (membuatmengerti) anggota lain dalam kelompok semulatersebut.

Secara singkat, langkah-langkah pembelajaran Jigsaw terdiri atas :

a. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen a 4-5 orang

b. Tim anggota dalam kelompok/tim diberi bagian materi yang berbeda

c. Anggota dari tim tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka

d. Jika kelompok ahli selesai mendiskusikan tugasnya, maka anggota kelompok kembali ke kelompok asal/semula (home teams) untuk mengajar anggota lainnya dalam kelompok semula

e. Tiap kelompok/tim ahli mempresentasikan hasil diskusif. Guru memberi evaluasig. Kesimpulan/penutup

C.Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe Jigsaw1. Kelebihan :

Beberapa kajian telah menemukan bahwa ketika para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok (Deutsch,1949;Thomas 1957).Di dalam kelas yang kooperatif murid yang berusaha keras, selalu hadir di kelas dan membantu yang lainnya belajar, akan dipuji dan didukung oleh teman satu timnya.Dalam kelompok ini, pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang membuat para siswa lebih unggul diantara teman-teman sebayanya.Jadi pembelajaran kooperatif menciptakan norma-norma yang pro-akademik diantara para siswa, dan norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa. (Slavin,2010).

Kelebihan lainnya :

1. Kebanyakan guru menemukan bahwa jigsaw dalam KBM mudah

2. Kebanyakan guru sempat menikmati penerapan teknik jigsaw dalam KBM

3. Teknik jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar mengajar yang lain

4. Teknik jigsaw dapat diterapkan sekalipun hanya satu jam sehari

5. Penerapan teknik jigsaw tidak mengeluarkan biaya apapun

2. KekuranganBeberapa hal yang mungkin bisa menjadi pengganjal aplikasi metode ini di lapangan menurut Roy Killen, 1996 dalam Abdul Kholid dkk. (2009) adalah :a) Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah peer teaching. Hal ini

akan menjadi kendala, karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru mutlak diperlukan agar jangan terjadi miskonsepsi.

b) Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman,jika siswa tersebut kurang memiliki rasa percaya diri.

c) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian,perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

d) Awal [penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

e) Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa), sangatlah sulit, tapi bisa diatasi dengan model “Team Teaching”.

PEMBELAJARAN LUAR KELAS

• Pembelajaran luar kelas merupakan strategi dalam pembelajaran yang mengutamakan pemanfaatan lahan di sekitar sekolah , sehingga siswa belajar secara langsung fenomena alam

•Pada topik-topik tertentu dalam IPA dapat diimplementasikan strategi pembelajaran di luar kelas ini, seperti topik tentang

• Misalnya untuk mempelajari kamuflase dan proteksi diri pada makhluk hidup kita bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

• 1. Siapkan batang korek api yang diberi warna hijau, merah, coklat, dan kuning masing-masing 50 batang.

• 3. Siswa per kelompok berjalan secara normal (kecepatan berjalan biasa) untuk mengambil batang korek api yang terlihat.

• 2. Batang korek api tersebut sebarkan di atas rumput secara acak.

4. Hitung batang korek api yang di dapat berdasarkan warnanya.

5. Siswa mencatat hasil pengamatan secara rapi untuk dilaporkan.

6. Siswa kembali ke dalam kelas dan masing-masing kelompok mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

7. Guru memberikan penguatan terhadap hasil pengamatannya serta relevansinya dengan materi yang sedang di bahas.

8. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil kegiatan.

Keuntungan 1. Siswa belajar dalam kondisi

yang menyenangkan.

2. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata sehingga seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan.

Permainan (Games) dalam pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA tidak harus selalu diajarkan secara serius, tetapi bisa juga diajar secara menyenangkan dalam artian suasana tidak terlalu tegang dan siswa tidak merasa tertekan tetapi tetap dalam kedisiplinan dan keteraturan.

Bermain Peran dan Simulasi

• Dalam strategi bermain peran, siswa harus memahami karakter perannya dan memainkan peran tersebut dalam simulasi bersama temannya.

Bermain peran pada sistem peredaran darah

• Beberapa siswa memainkan peran yang berbeda, ada yang berperan sebagai jantung, paru-paru, jaringan tubuh, dll.

• Kemudian mereka melakukan simulasi di dalam kelas.

• Guru memberikan penjelasan dan penguatan terhadap simulasi yang dilakukan dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan yang sedang dibahas.

Bermain Kartu

• Kartu bergambar atau bertuliskan nama tertentu dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan pembelajaran IPA.

• Misalnya untuk pembelajaran IPA dengan materi rantai makanan, bisa menggunakan kartu yang bergambar ular, padi, tikus, burung, dll. Lalu siswa disuruh menyusun kartu tersebut sesuai dengan urutan rantai makanan yang tepat.

BERMAIN KATA BERSUSUN

• Sejumlah kata bermakna yang disusun ke kanan, ke atas, atau miring diantara beberapa kata acak yang tidak bermakna dapat dijadikan permainan kata agar siswa dapat memahami konsep yang telah direncanakan guru.

LANGKAH PEMBELAJARAN

• Siswa diarahkan untuk mempelajaritopik tertentu terlebih dahulu dirumah atau di sekolah

• Siswa diinstruksikan untukmenemukan istilah dalam katabersusun yang telah dibuat, yang relevan dengan materi yang dipelajari

• Siswa diberi kesempatan untukmemberikan penjelasan tentangkata yang ditemukannya. Informasimakna kata dapat digali sebanyak-banyaknya dari siswa

• Guru memberikan penegasanmakna kata berdasarkanpenjelaskan siswa, dapat jugadivariasikan dengan pertanyaanguru kepada seluruh siswa .

M U R I D O P A L A N G I J OS E K O L H E F I V E S A S M

I B A T I R P R E N G U L A P

L U F O T O S I N T E S I S A

A U T I S E I K O Z O N G I U

G E N O M U N A R I M E S A T

C E M T A H U D I U D G E L A

F A R M I L A I R M S O K I N

B I H I S K U J I N G K C A O

S L I A G M A G P O L I D E P

T I L O Y S M L U S U L D O L

S A U T P A L M O T C G E L AA K I J L O K R O M O S O M I

T R U O K S I G E N S N I S A

K A S I S H U M A N A S T I C

TUGAS 1•Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran IPA di luar kelas pada topik bebas dan tuliskan langkah-langkahnya.

TUGAS 2• Buat lima kata bermakna

yang disusun ke kanan, ke atas, atau miring diantara beberapa kata acak yang tidak bermakna (materi bebas).

TUGAS 3•Buatlah kartu bergambar/kartu bertulisan untuk materi benda dan sifatnya.