Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

44
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan Ir. Ary Sudijanto, MSE Asisten Deputi Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan Pembelajaran dari Amdal Reklamasi Teluk Jakarta:

description

disampaikan oleh Asdep Kajian Dampak Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidupdalam diskusi Reklamasi diadakan oleh Kemenko PerekonomianJakarta 12 Februari 2014

Transcript of Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Page 1: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Deputi I Bidang Tata Lingkungan

Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Ir. Ary Sudijanto, MSE Asisten Deputi

Reklamasi dan Dampaknya terhadap

Ekosistem Perairan

Pembelajaran dari Amdal Reklamasi Teluk Jakarta:

Page 2: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Panjang Reklamasi ≥ 50 m

(tegak luruh ke arah laut dari garis

pantai)

Volume ≥ 500.000

m3

Luas ≥ 25

Hektar

Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang Multisektor

Yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal - REKLAMASI

(Peraturan MENLH No. 05/2012)

Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Jika Skala/Besaran Reklamasi lebih kecil dari Skala/Besaran tersebut, Maka Rencana Reklamasi Tersebut menjadi Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan Wajib UKL-UPL

Page 3: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Rencana Reklamasi dan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Lain serta

Jenis Dokumen Lingkungan Hidup yang harus disusun

No Skala/Besaran Rencana Kegiatan Reklamasi

Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Lainnya di Lahan Reklamasi

Jenis Dokumen dan Pendekatan yang digunakan

1. Skala/Besaran Wajib Amdal

Skala/Besaran Wajib Amdal

AMDAL Terpadu

2. Skala/Besaran Wajib Amdal

Skala/Besaran Wajib UKL-UPL

AMDAL Terpadu

3. Skala/Besaran Wajib UKL-UPL

Skala/Besaran Wajib Amdal

Amdal Terpadu

4. Skala/Besaran Wajib UKL-UPL

Skala/Besaran Wajib UKL-UPL

UKL-UPL

Rencana

Kegiatan

Reklamasi

Rencana Usaha

dan/atau

Kegiatan Lainnyy

di Lahan

Reklamasi

Page 4: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak

Dampak Lingkungan Reklamasi: Interaksi antara Kegiatan

Reklamasi dan Lingkungan/Ekosistem Pesisir-Laut

Lokasi Reklamasi

lokasi sumber

material

reklamasi

Rencana Kegiatan Reklamasi & Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan Lainnyy di Lahan Reklamasi

Lingkungan:

Ekosistem

Pesisir Laut

Komponen Lingkungan

1. Biogeofisik-kimia: i.e. hidro-oceanografi, hidrologi, batimetri, topografi, geomorfologi, dan/atau geoteknik, kualitas air;

2. Sosekbud: i.e. demografi, akses publik, dan potensi relokasi

3. Kesehatan masyarakat:

prevalensi penyakit,

perubahan kesmas.

1. Dampak rencana usaha dan/atau kegiatan (Proyek) terhadap lingkungan

2. Dampak lingkungan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan (Proyek) i.e. Perubahan iklim

1. Deskripsi rencana kegiatan ; 2. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas perarian yang akan direklamasi; 3. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya 4. Sumber daya yang digunakan dan perkiraan besarnya; 5. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya; 6. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal

(terintegrasi dalam desain rencana kegiatan).

Page 5: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

5

Proyek Reklamasi yang direncanakan

Page 6: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Reklamasi

• Degradasi kawasan lindung Perusakan dan penghilangan kawasan lindung terus terjadi, sedangkan usaha pemeliharaan tetap kurang memadai. Sementara infrastruktur pelindung buatan dibuat secara tidak terpadu, bahkan tidak memadai di berbagai tempat

• Reklamasi Tak Terpadu Reklamasi dilakukan secara parsial, bahkan seringkali dilaksanakan diam-diam sehingga tidak lagi mempertimbangkan kaidah keterpaduan maupun kelayakan secara teknis dan lingkungan

• Revitalisasi yang memarjinalkan Revitalisasi yang pelaksanaan lapangannya akan diserahkan kepada pasar (pengembang swasta) akan memarjinalkan banyak penduduk setempat., terutama nelayan . Sehingga diperkirakan biaya sosial tinggi akan terus terjadi.

Page 7: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Issue Lingkungan

1) Penyesuaian penggunaan tanah

2) Penyediaan dan pengangkutan bahan reklamasi

3) Perubahan dinamika kelautan (abrasi & sedimentasi)

4) Perubahan tata air permukaan (banjir)

5) Penyediaan air bersih

6) Perubahan pola tata ruang permukiman lama

7) Perubahan kawasan lindung (obyek cagar budaya)

8) Perubahan insidensi penyakit

9) Perubahan kualitas udara, air permukaan & air laut

10) Perubahan pranata sosial & budaya masyarakat

Page 8: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak lingkungan

1. Konflik pemanfaatan antara jaringan kabel bawah laut.

2. Limpasan sedimen akan membahayakan ekosistem terumbu karang

3. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan.

4. Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi.

5. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai dan mempengaruhi perendaman air tawar

6. Penurunan kualitas air secara umum akan terjadi di sepanjang garis pantai dan perairan kawasan reklamasi.

7. Konflik daerah penentuan batas lahan hasil reklamasi

Page 9: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Rencana Reklamasi Tangerang International City

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Konflik pemanfaatan antara jaringan kabel bawah laut dengan rencana pulau reklamasi di kawasan barat Teluk Jakarta.

Limpasan sedimen akan membahayakan ekosistem terumbu karang di sekitar pulau-pulau alami yang ada. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Dampak langsung sedimentasi secara luas akan terjadi di wilayah penangkapan ikan. Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi juga mempengaruhi sentra kegiatan perikanan (bagan dan budidaya) di kawasan barat Teluk Jakarta. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai dan mempengaruhi perendaman air tawar di kawasan reklamasi tersebut. Penurunan kualitas air secara umum akan terjadi di sepanjang garis pantai dan perairan kawasan reklamasi.

tujuh (7) pulau reklamasi yang terletak di bagian barat Teluk Jakarta. Luas wilayah yang dikelola oleh PT. TIC untuk ketiga pulau tersebut adalah: 1.290 ha. untuk pengembangan kawasan bisnis, budaya, wisata, olahraga dan hiburan/rekreasi

Page 10: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Contoh: Dampak Rencana Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan membahayakan

ekosistem terumbu karang di sekitar pulau-pulau alami yang ada.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi daerah penangkapan ikan nelayan. Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi juga mempengaruhi sentra kegiatan perikanan di barat Teluk Jakarta. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan pembangunan tersebut. Penurunan kualitas air secara umum akan terjadi di sepanjang garis pantai dan perairan kawasan reklamasi. Konflik antara upaya pengawetan dan perlindungan hutan dan kehidupan liar di Suaka Margasatwa Muara Angke dan pembangunan di kawasan timur.

tiga (3) pulau reklamasi yang mencakup luas sebagai berikut: 242 ha; 279 ha; dan 277 ha. Ketiga pulau tersebut diperuntukan sebagai kawasan hunian dan infrastruktur publik

Page 11: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar wilayah pemukiman. Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik Sedimentasi berdampak terhadap pembangkit listrik dan sentra kegiatan perikanan Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai yang bermuara (banjir) di wilayah reklamasi. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan reklamasi tersebut. Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir yang ada dengan kawasan reklamasi. Konflik antara upaya pengawetan dan perlindungan hutan dan kehidupan liar di Suaka Margasatwa Muara Angke dengan reklamasi.

Dampak Rencana Reklamasi PT Jakarta Propertindo

satu pulau reklamasi yang mencakup area seluas 245 ha dan diperuntukan bagi pengembangan real estate, taman rekreasi, dan area komersial

Page 12: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Rencana Reklamasi PT. Muara Wisesa Samudera & PT. Bhakti Bangun Eramulia

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar wilayah pemukiman. Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik Sedimentasi berdampak terhadap pembangkit listrik Konflik lahan antara jaringan kabel bawah laut dengan rencana tapak reklamasi Ketidakselarasan pemanfaatan lahan antara industri yang ada dengan rencana pengembangan reklamasi Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung (banjir) di sekitar reklamasi Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir dengan kawasan reklamasi.

satu pulau reklamasi yang mencakup luas 206 ha dan diperuntukan sebagai real estate dan apartemen.

Page 13: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Rencana Reklamasi PT. Dwi Marunda Makmur

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Konflik pengembangan terkait rencana batas lahan reklamasi antara Dwi Marunda Makmur dan Pelabuhan Tarumanagara

Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik. Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan dan fasilitas pelabuhan Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan pembangunan tersebut.

satu (1) pulau reklamasi di kawasan timur Teluk Jakarta. seluas 524 ha diperuntukan sebagai kawasan industry dan kompleks pergudangan

Page 14: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

1. PLTU/PLTGU Muara Karang dan Muara Tawar.

2. PLTU Tanjung Priok.

3. Permukiman Pantai Mutiara,

4. Permukiman Pantai Indah Kapuk

5. Pelabuhan Tanjung Priok

6. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Sunda Kelapa

7. Kawasan Berikat Nusantara Marunda

8. Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol

9. Permukiman nelayan di Muara Angke dan Kamal Muara.

10. Suaka Marga Satwa Muara Angke

11. Hutan Lindung Angke Kapuk

12. Hutan Wisata Kamal.

13. Beberapa bangunan dan obyek peninggalan sejarah (Museum Fatahillah, rumah si Pitung dll).

1

2

3 4 5

6

7

8

9 10

11

12

KEGIATAN YANG AKAN TERPENGARUH

14

Page 15: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

TUMPANG TINDIH DENGAN

JARINGAN BAWAH LAUT

15

Page 16: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

HASIL KAJIAN

GANGGUAN OPERASIONAL PLTU/PLTGU MUARA KARANG

Terjadinya pendangkalan kanal intake akibat sedimentasi yang akan menurunkan

kehandalan unit pembangkit.

Reklamasi menyebabkan perubahan keseluruhan desain mesin pembangkit

Air pendingin (cooling water) tidak mengalami pencampuran yang sempurna di laut

lepas, shg terjadi kenaikan suhu air yang masuk ke kanal intake.

Hal ini akan menurunkan efisiensi mesin pembangkit.

MAKS MIN

MK1 1,10 0,23

MK2 18,79 4,53

MK3 13,32 5,84

MK4 -0,69 -4,48

MK1 1,17 0,01

MK2 18,91 5,64

MK3 12,31 5,96

MK4 0,01 0,00

BARAT

LAUT

PERUBAHAN RELATIF TEMP.

AIR (TERHADAP KONDISI

EKSISTING, %)

ARAH

ANGIN

LOKASI

GAGE PLOT

TIMUR

LAUT

30oC

35,7oC

Respon Biologis < 3oC

16

Page 17: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Kajian Lokasi/Sumber dan Rute Bahan Urugan

Pantai Utara Banten, di

Pantai Barat Jabar Pantai Utara Jawa

Barat bagian Timur

Bahan Urugan dari Laut Bahan Urugan dari Darat

Parung

Panjang

Jonggol

Cikalong

Kulon

S. Cileungsi

S. Cisedane

S. Citarum Galian

Banjir

Kanal

Timur

Galian MRT

Perairan Bangka

17

Page 18: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Hasil Kajian Perubahan Tata Air Permukaan Yang Potensial Menimbulkan

Penambahan Daerah Genangan Banjir Dan Rawan Banjir

Jakarta pada dasarnya kota banjir

DAS dari 5 sungai = 1.100 km2 ; kurang lebih 650 km2 berada di DKI Jakarta

Belanda membuat kanal-kanal untuk mengatasi banjir

Pada waktu perluasan kota, kanal-kanal tersebut tidak diteruskan

10.000 ha (100 km2) wilayah kota terendam banjir tahun 2002

situ-situ makin berkurang

penggundulan daerah resapan air di wilayah atas.

Dokumentasi Banjir Jakarta (daerah

Cawang)

Tanggal 30 April 2003

18

Page 19: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

MODELLING BANJIR JAKARTA

Asumsi bentuk reklamasi seperti pulau pulau

Tidak sesuai dengan asumsi bentuk reklamasi – menyatu dengan daratan lama

19

Page 20: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Hasil Kajian Penyediaan Air Bersih

Tingkat pelayanan PAM = 43 % dari total penduduk

Asumsi potensi air tanah DKI = 77 m3 ; tingkat pengambilan aman 60 % = 48 juta,

maka pengambilan tanah akan melewati batas aman pada 10 tahun mendatang.

Kebutuhan Tahun 2010

sub-

kawasankebutuhan

liter/det

Barat 2,130

Tengah 1,310

Timur 1,930

TOTAL 5,370

Pengelolaan Dampak

Pembangunan instalasi pengolah air

bersih dengan sumber air baku dari

air payau, air hujan, limbah cair dan

desalinasi air laut

Volume kebutuhan air bersih

sangat besar. Sumber air tawar

yang ada diperkirakan tidak

mencukupi kebutuhan ini.

Mungkinkah ?

Belum ada studi pendukung tentang alternatif penyediaan air bersih & kelayakan teknis – ekonomisnya.

Page 21: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

2050

Dampak Pemanasan Global

Jakarta

Monas

Tanjung Priok

Bandara

Soekarno-Hatta

(Susandi, 2007)

SLR dan Reklamasi Pantai

Page 22: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Water pollution due to the release of contaminants during dredging

– Major concern especially for areas requiring capital or sand key dredging and Tanjung Priok and Tarumanegara Port

– Mitigation through operational control (restricted overflow and safe disposal) enforced via strict environmental monitoring and management plan (EMMP) including monitoring of bio-accumulation in the nearest fisheries area

• Suspended sediment plumes and siltation during dredging and reclamation

– Identified as key impact especially developments in proximity to power station intakes (I) and fisheries (F): PT Muara Wisesa Samuders (I), PT Manggala Krida Yudha (I), Tanjung Priok Port (I,F), PT Kawassan Berikat Nusantara and PT Dwi Marunda Makmur (I,F)

– Mitigation through operational control (spill budget control plus physical protection measures where required) enforced via strict EMMP including monitoring of turbidity at key receptor sites.

– Consideration of cumulative impacts for parallel development critical

• Impacts on nearshore navigation and fishing activity due to operation of construction plant

– Safety hazard due to interference of construction equipment with existing nearshore navigation

– Mitigation via enforcement of clearly demarcated and lighted work area boundaries and construction plan

– Formal safety assessment (IMO) by all contractors prior to start of construction.

• Impacts to fishermen’s income owing to access difficulty, loss of fishing grounds and plume impacts resulting in lower fish catch

– Consequence of previous items without control considered moderate, but can be mitigated with the highlighted control measures plus adequate public and stake holder consultation

Summary – Construction Phase Key Strategic Issues

Page 23: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on water levels and upstream flooding – Significant threat associated with all developments with the exception of Tanjung Priok Port and the

eastern component of the PT Maggala Krida Yudha development – Lower flooding risk in the west maybe real or could be an artefact of data availability and choice of

storm scenario -> SEA should assess eastern and western sector – Impact to water levels and thus upstream flooding may be fully mitigated by pre-emptive dredging of

the drainage outlets and reclamation boundary channels any requires optimisation and assessment of the secondary impact vectors in SEA

• Aesthetic impacts and impact on recreational park at Ancol – Existing recreational area at Ancol is broadly dependent on its coastal location. Reclamation in front

of the existing development will reduce the existing value of this recreational area. – May be mitigated by appropriate land use planning in the new PT Pembangunan Jaya Ancol

development to enhance the value of the existing facilities

• Impacts on power plant operations due to thermal recirculation – Significant re-circulation risks to all power stations expected (but n particularly PLTU & PLTGU west of

Pantai Mutiara development) – Requirement of detailed 3-dimensional assessment of thermal impact of the proposed PT Muara

Wisesa Samudera and PT Jakarta Propertindo developments. Likely need for reconfiguration of the boundaries of these developments in order to mitigate thermal impacts to acceptable levels

– Detailed assessment of re-circulation for other power plants is also recommended

• Impacts on subsea pipelines and cables – Mitigation only possible via relocation of the existing services

Summary – Operation Key Strategic Issues

Page 24: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on shoreline morphology

– Most significant: sedimentation east of the PT Dwi Marunda Makmur development in the proximity of the existing power station intake and proposed Tarumanegara Port

• Conflicts between the PT Dwi Marunda Makmur development , existing power station and proposed Tarumanegara Port require significant re-configuration of the PT Dwi Marunda Makmur development in DHI’s opinion

– Increased suspended sediment concentrations in fisheries areas

– Sedimentation in the separation channels between the reclamation and existing shoreline.

• Sedimentation will require regular maintenance in order to prevent sediment build up which will have secondary consequences on retention time and backwater levels in the various rivers, drains and canals

• Consider in economic models of the various reclamations

• Impacts on water quality due to reduced flushing combined with increased loading from the residential, commercial and industrial operations on the reclaimed land.

– Reduced flushing (especially in central development area) has numerous secondary consequences (recirculation, declining water quality and associated decrease in economic value of developments, risk to human health and fisheries)

– Water quality and eutrophication impact of the development plan (including intermediate stages) must be a key focus of the SEA leading to overall optimisation of channel dimensions especially investigating options with land joined sectors to strategically block and channel hinterland pollution sources (not in line with presidential decree)

• Impacts on remnant mangroves (conservation area) owing to changes in water quality, hydrological conditions and sedimentation

– Even with provision for a 200m wide separation channel, significant changes in retention time are expected which may result in habitat decline

– This is most prominent in relation to the protected forest at Muara Angke adjacent reclamations (PT Kapuk Naga Indah and PT Jakarta Propertindo)

– Design optimisation is required for these two developments, plus a detailed assessment of habitat impacts as part of the SEA

Summary – Operation Key Strategic Issues

Page 25: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on fishermen (loss of fishing grounds, access to fish landing areas, long-term turbidity impacts) – Long term impacts to fishermen are expected

• Direct landuse conflicts in the eastern developments of PT Dwi Marunda Makmur and PT Kawasa Berikat Nusantara and the eastern most of the PT Tangerang International City developments directly impact known fisheries areas (lift net and mussel culture)

• Interference with navigation to existing fish landing sites and turbidity impacts due to current amplification around the outer face of the reclamation profiles (PT Dwi Marunda Makmur and PT Tangerang International City).

• Land traffic impacts – Not part of the REA, but given present traffic congestion levels in much of the study

area traffic impacts associated with the key developments (including intermediate development phases) are a key concern to be addressed in detail by the SEA

• Pressure on infrastructure and services (water, sewage, communications, etc.) – This has not been assessed as part of the REA, but given present pressure on

infrastructure in the Jakarta area, infrastructure impacts are a key concern to be addressed in detail by the SEA

• Air emissions during operations (increased shipping, power stations, etc.) – This has not been assessed as part of the REA, however given the proximity of the

expanded Tg. Priok Port and existing air pollution sources to planned residential and recreational areas, air quality impacts are a key concern to be addressed in detail by the SEA.

Summary – Operation Key Strategic Issues

Page 26: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

PR.. Reklamasi

• Penyediaan dan pengangkutan bahan-bahan reklamasi yang sustainable dan aman

• Pengelolaan perubahan mendasar dinamika kelautan yang potensial menimbulkan perubahan pola abrasi dan sedimentasi

• Pengelolaan tata air permukaan yang mendasar dan menyeluruh dari hulu sampai hilir

• Penyelesaian masalah sosial masyarakat yang akan termarjinalkan

• Perbaikan dan penambahan kawasan lindung

• Penyelesaian konflik daerah dalam perubahan batas lahan reklamasi

Page 27: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

PERMASALAHAN • RTRW DKI Jakarta 2010-2030, Pasal 104 ayat (1), Pengembangan

kawasan Pantura harus diawali perencanaan reklamasi yang disusun secara cermat dan terpadu sekurang-kurangnya mencakup:

Analisis dampak lingkungan;

• Dalam RTRW DKI Pasal 97, ayaT (2), Pelaksanaan reklamasi harus memperhatikan kepentingan lingkungan, kepentingan pelabuhan,

kepentingan kawasan pantai berhutan bakau, kepentingan nelayan, dan fungsi lain yang ada di kawasan pantura

Perencanaan reklamasi yang dibuat parsial tidak akan menjawab tergangunya kepentingan/fungsi lain di kawasan Pantura baik

kegiatan sektoral, masyarakat maupun pemerintah daerah

Page 28: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

PERMASALAHAN

• Belum adanya sinkronisasi perencanaan dan kegiatan eksisting sektoral (energy Migas, pipa migas, jaringan kabel bawah laut) maupun kegiatan pemanfaatan di area Teluk Jakarta,

Ketidakselarasan pemanfaatan lahan antara industri yang ada dengan rencana pengembangan reklamasi

• Perencanaan reklamasi yang dilakukan parsial tidak akan menjawab Dampak kumulatif dari perencanaan reklamasi antar pengembang

(Konflik pengembang terkait rencana batas lahan reklamasi, Isu di daratan (banjir, intrusi air laut, air rob), Terganggunya sirkulasi muara sungai di Teluk Jakarta, Terganggunya akosistem terumbu karang dan mangrove, dan Hilangnya fishing ground yang merupakan andalan bagi

mata pencarian nelayan

• Berbagai konflik yang akan timbul dari kegiatan reklamasi akan menimbulkan dampak luar biasa kepada masyarakat dan lingkungan dan mempengaruhi sustainability pengembangan

Teluk Jakarta

• Kegiatan reklamasi yang menggunakan hutan lindung Angke Kapuk (seperti rencana

pembangunan reklamasi Kapuk naga Indah)

Page 29: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

PERMASALAHAN

• Rencana pemerintah Pusat terkait rencana pembangunan tanggul laut dan penanggulangan banjir

• Kajian Amdal yang telah dilakukan parsial pada tiap pengembang (PT Kapuk Naga Indah, PT Tanggerang City, PT Muara Wisesa Samudra (Pantai Hijau), PT Bhakti Bangun Era Mulia (Pantai Mas), PT Taman Harapan Indah (Pantai Mutiara), PT Pembangunan Jaya Ancol PT

Mangala Krida Yuda

Kajian Amdal Parsial tidak mengkaji rencana pembuatan tanggul dan dampak kumulatif, sehingga apabila rencana kegiatan akan dilaksanakan dokumen Amdal yang ada sudah tidak sesuai

Page 30: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Siapa yang berperan!! !.... untuk mengendalikan

dampak lingkungan akibat rencana reklamasi

Ko

ord

inasi

Lintas Sektor Lintas daerah Administratif

PEMERINTAH

Pengembang

Page 31: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

RTRW/

RDTR

Rencana

Reklamasi

Amdal

atau

UKL-UPL

Izin

Lingkungan

Izin

Reklamasi

Pelaksanaan

Reklamasi &

Implmentasi Izin

Lingkungan

Pengawasan

Lingkungan

Hidup

Penaatan

terhadap Baku

Mutu Lingkungan

(BML) & Kriteria

Baku Kerusakan

Lingkungan

(KBKL)

Izin PPLH

Penutup: Penataan Ruang Kunci Pengkajian dan Pengelolaan Dampak

Lingkungan Kegiatan Reklamasi (1)

Rencana

Zonasi

Penataan Ruang Wilayah Pesisir

• Rencana reklamasi bukan hanya sekedar plotting di Rencana Tata Ruang, tetapi juga harus sudah dihitung daya dukung dan daya tampung LH-nya, dampak kumulatif termasuk tambahan resources yang dibutuhkan dan pengaturannya dengan berbagai kegiatan disekitar terutama obyek-obyek vital;

• Tidak terpisahkan dengan penataan ruang di wilayah daratan.

• Amdal atau UKL-UPL meninci dampak-dampak yang sudah dikaji dalam penyusunan rencana tata ruang untuk reklamasi (Amdal/UKL-UPL bisa lebih efektif, efisien dan fokus);

• Dampak yang dikaji tidak hanya dampak reklamsi terhadap LH tetapi juga dampak LH terhadap reklamasi

• RKL-RPL dan Izin Lingkungan bisa lebih operasional dan enforceable.

Pemrakarsa dapat melaksanakan izin lingkungan dan PPLH dapat mengawasi Izin Lingkungan serta izin lingkungan dapat ditegakan

Page 32: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

RTRW/

RDTR Rencana

Zonasi

Penataan Ruang Wilayah Pesisir

Rencana

Reklamasi

Amdal atau

UKL-UPL

Izin

Lingkungan

• Pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan reklamasi merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk PEMERINTAH dan pemrakarsa;

• Dokumen rencana tata ruang dapat menetapkan tanggung jawab dari pemerintah dan semua pihak terhadap pengendalian dampak LH sejak dini.

• Izin lingkungan hanya menetapkan tanggung jawab pihak pemrakarsa (pemegang izin lingkungan);

• Jika kajian dampak lingkungan hanya tergantung pada Amdal atau UKL-UPL, maka tanggung jawab yang lebih luas dari berbagai pihak lain, termasuk pemerintah tidak terdefinisi dengan jelas.

Penutup: Penataan Ruang Kunci Pengkajian dan Pengelolaan Dampak

Lingkungan Kegiatan Reklamasi (2)

Page 33: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410

Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925 http://www.menlh.go.id/

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Terima kasih

Page 34: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Rencana Reklamasi PT. Muara Wisesa Samudera & PT. Bhakti Bangun Eramulia

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar wilayah pemukiman. Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik Sedimentasi berdampak terhadap pembangkit listrik Konflik lahan antara jaringan kabel bawah laut dengan rencana tapak reklamasi Ketidakselarasan pemanfaatan lahan antara industri yang ada dengan rencana pengembangan reklamasi Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung (banjir) di sekitar reklamasi Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir dengan kawasan reklamasi.

satu pulau reklamasi yang mencakup luas 206 ha dan diperuntukan sebagai real estate dan apartemen.

Page 35: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar wilayah pemukiman dan kawasan wisata. Konflik lahan antara jaringan kabel bawah laut dengan rencana tapak reklamasi Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir dengan kawasan reklamasi.

Dampak Rencana Reklamasi PT. Jaladri EkaPaksi

satu pulau reklamasi yang menurut BAPPEDA DKI Jakarta mencakup area seluas 154 ha dan diperuntukan sebagai bangunan publik

Page 36: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar wilayah pemukiman dan kawasan wisata.

Konflik lahan antara jaringan pipa/kabel bawah laut dengan rencana tapak reklamasi Ketidakselarasan pemanfaatan lahan antara industri yang ada dengan rencana pengembangan reklamasi Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan dan pelabuhan marina Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan reklamasi tersebut. Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir dengan kawasan reklamasi.

Dampak Rencana Reklamasi PT. Pembangunan Jaya Ancol

tiga (3) pulau reklamasi yang menurut mencakup kawasan seluas 726 ha yang diperuntukkan sebagai bangunan publik dan ruang terbuka hijau.

Page 37: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan.di timur TanjungPriok Limpasan sedimen akan mempengaruhi estetika lingkungan perairan di sekitar kawasan wisata. Konflik lahan antara jaringan kabel bawah laut dengan rencana tapak reklamasi Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Sedimentasi berdampak terhadap fasilitas pelabuhan Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan reklamasi tersebut. Penurunan kualitas air secara umum antara perairan pesisir dengan kawasan reklamasi.

Dampak Rencana Reklamasi PT. Manggala KridaYudha

dua pulau reklamasi dengan area seluas 351 ha dan 481 ha yang diperuntukkan sebagai bangunan publik

Page 38: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan Kontaminasi sedimen di wilayah penangkapan akibat pengerukan pasir untuk pembukaan jalur pelayaran. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan dan fasilitas pelabuhan Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan reklamasi tersebut.

Dampak Rencana Reklamasi Pelabuhan Tanjung Priok oleh PT. Pelindo II

Menurut BAPPEDA DKI Jakarta kawasan yang diberikan pada PT. Pelindo II mencakup luas 368 ha

Page 39: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik.

Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan dan fasilitas pelabuhan Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan reklamasi tersebut.

Dampak Rencana Reklamasi PT. Kawasan Berikat Nusantara

Menurut BAPPEDA DKI Jakarta area yang diberikan pada PT. KBN mencakup luas 513 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan industri dan kompleks pergudangan

Page 40: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

Dampak Rencana Reklamasi PT. Dwi Marunda Makmur

DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN UTAMA

Konflik pengembangan terkait rencana batas lahan reklamasi antara Dwi Marunda Makmur dan Pelabuhan Tarumanagara

Dampak resirkulasi thermal terhadap pipa intake pembangkit listrik. Dampak backwater akan mempengaruhi paras muka air sungai (banjir) yang bermuara di wilayah reklamasi. Limpasan sedimen akan mempengaruhi wilayah penangkapan ikan nelayan. Sedimentasi berdampak terhadap sentra kegiatan perikanan dan fasilitas pelabuhan Limpasan sedimen akan mempengaruhi pipa intake pembangkit listrik. Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan muara sungai serta mempengaruhi perendaman air tawar dan sungai-sungai yang bermuara secara langsung di kawasan pembangunan tersebut.

satu (1) pulau reklamasi di kawasan timur Teluk Jakarta. seluas 524 ha diperuntukan sebagai kawasan industry dan kompleks pergudangan

Page 41: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Water pollution due to the release of contaminants during dredging

– Major concern especially for areas requiring capital or sand key dredging and Tanjung Priok and Tarumanegara Port

– Mitigation through operational control (restricted overflow and safe disposal) enforced via strict environmental monitoring and management plan (EMMP) including monitoring of bio-accumulation in the nearest fisheries area

• Suspended sediment plumes and siltation during dredging and reclamation

– Identified as key impact especially developments in proximity to power station intakes (I) and fisheries (F): PT Muara Wisesa Samuders (I), PT Manggala Krida Yudha (I), Tanjung Priok Port (I,F), PT Kawassan Berikat Nusantara and PT Dwi Marunda Makmur (I,F)

– Mitigation through operational control (spill budget control plus physical protection measures where required) enforced via strict EMMP including monitoring of turbidity at key receptor sites.

– Consideration of cumulative impacts for parallel development critical

• Impacts on nearshore navigation and fishing activity due to operation of construction plant

– Safety hazard due to interference of construction equipment with existing nearshore navigation

– Mitigation via enforcement of clearly demarcated and lighted work area boundaries and construction plan

– Formal safety assessment (IMO) by all contractors prior to start of construction.

• Impacts to fishermen’s income owing to access difficulty, loss of fishing grounds and plume impacts resulting in lower fish catch

– Consequence of previous items without control considered moderate, but can be mitigated with the highlighted control measures plus adequate public and stake holder consultation

Summary – Construction Phase Key Strategic Issues

Page 42: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on water levels and upstream flooding – Significant threat associated with all developments with the exception of Tanjung Priok Port and the

eastern component of the PT Maggala Krida Yudha development – Lower flooding risk in the west maybe real or could be an artefact of data availability and choice of

storm scenario -> SEA should assess eastern and western sector – Impact to water levels and thus upstream flooding may be fully mitigated by pre-emptive dredging of

the drainage outlets and reclamation boundary channels any requires optimisation and assessment of the secondary impact vectors in SEA

• Aesthetic impacts and impact on recreational park at Ancol – Existing recreational area at Ancol is broadly dependent on its coastal location. Reclamation in front

of the existing development will reduce the existing value of this recreational area. – May be mitigated by appropriate land use planning in the new PT Pembangunan Jaya Ancol

development to enhance the value of the existing facilities

• Impacts on power plant operations due to thermal recirculation – Significant re-circulation risks to all power stations expected (but n particularly PLTU & PLTGU west of

Pantai Mutiara development) – Requirement of detailed 3-dimensional assessment of thermal impact of the proposed PT Muara

Wisesa Samudera and PT Jakarta Propertindo developments. Likely need for reconfiguration of the boundaries of these developments in order to mitigate thermal impacts to acceptable levels

– Detailed assessment of re-circulation for other power plants is also recommended

• Impacts on subsea pipelines and cables – Mitigation only possible via relocation of the existing services

Summary – Operation Key Strategic Issues

Page 43: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on shoreline morphology

– Most significant: sedimentation east of the PT Dwi Marunda Makmur development in the proximity of the existing power station intake and proposed Tarumanegara Port

• Conflicts between the PT Dwi Marunda Makmur development , existing power station and proposed Tarumanegara Port require significant re-configuration of the PT Dwi Marunda Makmur development in DHI’s opinion

– Increased suspended sediment concentrations in fisheries areas

– Sedimentation in the separation channels between the reclamation and existing shoreline.

• Sedimentation will require regular maintenance in order to prevent sediment build up which will have secondary consequences on retention time and backwater levels in the various rivers, drains and canals

• Consider in economic models of the various reclamations

• Impacts on water quality due to reduced flushing combined with increased loading from the residential, commercial and industrial operations on the reclaimed land.

– Reduced flushing (especially in central development area) has numerous secondary consequences (recirculation, declining water quality and associated decrease in economic value of developments, risk to human health and fisheries)

– Water quality and eutrophication impact of the development plan (including intermediate stages) must be a key focus of the SEA leading to overall optimisation of channel dimensions especially investigating options with land joined sectors to strategically block and channel hinterland pollution sources (not in line with presidential decree)

• Impacts on remnant mangroves (conservation area) owing to changes in water quality, hydrological conditions and sedimentation

– Even with provision for a 200m wide separation channel, significant changes in retention time are expected which may result in habitat decline

– This is most prominent in relation to the protected forest at Muara Angke adjacent reclamations (PT Kapuk Naga Indah and PT Jakarta Propertindo)

– Design optimisation is required for these two developments, plus a detailed assessment of habitat impacts as part of the SEA

Summary – Operation Key Strategic Issues

Page 44: Pembelajaran dari AMDAL Reklamasi Teluk Jakarta. Reklamasi dan Dampaknya terhadap Ekosistem Perairan

• Impacts on fishermen (loss of fishing grounds, access to fish landing areas, long-term turbidity impacts) – Long term impacts to fishermen are expected

• Direct landuse conflicts in the eastern developments of PT Dwi Marunda Makmur and PT Kawasa Berikat Nusantara and the eastern most of the PT Tangerang International City developments directly impact known fisheries areas (lift net and mussel culture)

• Interference with navigation to existing fish landing sites and turbidity impacts due to current amplification around the outer face of the reclamation profiles (PT Dwi Marunda Makmur and PT Tangerang International City).

• Land traffic impacts – Not part of the REA, but given present traffic congestion levels in much of the study

area traffic impacts associated with the key developments (including intermediate development phases) are a key concern to be addressed in detail by the SEA

• Pressure on infrastructure and services (water, sewage, communications, etc.) – This has not been assessed as part of the REA, but given present pressure on

infrastructure in the Jakarta area, infrastructure impacts are a key concern to be addressed in detail by the SEA

• Air emissions during operations (increased shipping, power stations, etc.) – This has not been assessed as part of the REA, however given the proximity of the

expanded Tg. Priok Port and existing air pollution sources to planned residential and recreational areas, air quality impacts are a key concern to be addressed in detail by the SEA.

Summary – Operation Key Strategic Issues