PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA ...repository.uinjambi.ac.id/4126/1/skripsi dany...
Embed Size (px)
Transcript of PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA ...repository.uinjambi.ac.id/4126/1/skripsi dany...
-
i
PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA AKHLAK
SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NURURRODHIYAH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
MUHAMMAD DANY KUSNADI
NIM. TP. 161 519
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
ABSTRAK
Nama : Muhammad Dany Kusnadi
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Agama Islam/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Judul : Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam membina Akhlak
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota
Jambi.
Skripsi ini membahas tentang pembelajaran Aqidah akhlak dalam membina
akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota Jambi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran Aqidah akhlak di MTs
Nururrodhiyah ini dapat membina akhlak siswa-siswinya. Dan fokus kajian
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak
dalam membina akhlak siswa. Penulis dalam penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif dan dalam pengambilan subjek penelitian menggunakan
metode purposive sampling. Banyak hal yang dilakukan oleh peneliti dilapangan
untuk mengumpulkan data mulai dari observasi, wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota Jambi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Guru menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dengan adanya pembelajaran Aqidah
akhlak mampu membentuk perilaku siswa dalam berinteraksi terhadap sang
pencipta, lingkungan, maupun terhadap sesama manusia. Adapun kendala yang
dihadapi guru aqidah akhlak dalam membina akhlak siswa yaitu dari pihak guru
kurang menguasai teknologi seperti laptop dan infocus, dari pihak sekolah yaitu
penyediaan sarana dan prasarana yang masih terbatas, dari pihak siswa yaitu
peserta didiknya juga masih belum memperhatikan pembelajaran ataupun
perlengkapan lain yang menunjang proses pembelajaran. Solusi untuk mengatasi
kendala tersebut yaitu guru aqidah akhlak berusaha terus mempelajari tehnologi
agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman, dari pihak sekolah berusaha
melengkapi fasilitas yang belum memadai guna menunjang lancarnya proses
pembelajaran, serta guru aqidah akhlak memberikan teguran terhadap siswa yang
tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang kemudian jika masih
belum ada perubahan maka akan diserahkan kepada waka kesiswaan untuk
kemudian ditindak lanjuti.
Kata kunci: Pembelajaran Aqidah Akhlak, Membina akhlak, Siswa
-
vii
ABSTRACT
Name : Muhammad Dany kusnadi
Major/Faculty : Education of Islamic Study/Faculty of Education and
Teacher Training
Title : Aqidah Learning in Fostering The Morals of students
in Islamic Junior High School Nururrodhiyah Jambi
This thesis discusses the learning of aqedah morals in fostering the morals of
students in Islamic junior high school Nururrodhiyah Jambi city. This study aims
to determine wheather the learning of moral aqeedah in Islamic junior high school
Nururrodhiyah can foster the morals of the student. And the focus of this research
study is to determine the implementation of the learning of aqeedah morals in
fostering student morals. The writerin this study uses qualitative research and in
taking research subjects using purposive sampling method. Many things are done
by researchers in the field to collect data starting from interview observation and
documentation conducted in islamic junior high school.
The result of this study indicate that the implementation of aqedah learning
consist of initial activities, core activities and closing, and assignments. With the
learning of moral aqedah able to shape student behavior in interacting with the
creator, the environment, and with fellow human beighs.as for the obtacles
possessed by the techear aqedah morals in fostering the moral of student that is
the teacher lacks mastering technology such as laptops and infocus. From the
student , the student, they also still do not pay attention to learning or other
equipment that support the learning process. The solution to overcome these
obstacles is that the aqidah morality teacher tries to continue to study technology
so as not to be left behind by the times, that the school tries to complete
inadequate facilities to support the smooth learning process, and the aqedah
teacher gives a reprimand tu student who do not follow the learning process well
then if theree is still no change it will be handed over the student waka for later
follewed up.
Keywords : learning aqidah morals, fostering morality. students
-
viii
MOTTO
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya
akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(Q.S. An-Nahl : 97)
(Anonim, Al-qur’an dan Terjemahan, 2010)
-
ix
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
Dengan rasa syukur dan bahagia kupersembahkan skripsi ini untuk
Ayahanda Kusnadi dan Ibunda R.Endang sudarno
dengan selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran,
cinta dan kasih sayang, sebagai bukti dan rasa banggaku,
selalu ada do’a agar beliau diberikan kesehatan,
umur panjang dan terutama selalu ta’at beribadah pada Allah SWT.
Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku,
sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, Berguna
bagi Agama, Bangsa dan terlebih mampu dalam menjalani kehidupan
dimasyarakat
untuk sahabatku Fahma Syariati yang terus memotivasi hidupku, Kuucapkan
terima kasih yang tak terhingga atas segala yang telah diberikan dan perjalan
hidupku
Juga untuk teman-teman seperjuanganku yang selalu
mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya kepada kita semua.
Aaamiiin ya Robbal’alamin.
-
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha ‘Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad Saw
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi, baik moril maupun materil. Untuk itu, melalui kolom ini
Penulis ingin menyampaikan terimah kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadhlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr.H.Lukman Hakim Dan Bapak Habib Muhammad S.Ag M.Ag selaku
Dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah rela
mengorbankan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk setia mendidik dan
membimbing kami dari semester 1 hingga menjadi sarjana dan para karyawan
dan staf yang berada di ruang lingkup Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan.
5. Bapak Kepala Sekolah, beserta guru dan siswa di MTs Nururrodhiyah Kota
Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh
data dilapangan.
6. Sahabat-sahabat mahasiswa seperjuangan yang telah menjadi pathner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
-
xi
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skirpsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Aaamiiin.
Jambi, April 2020
Penulis
Muhammad Dany k
NIM. TP. 161 519
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PENGESAHAN............................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
MOTTO.... ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………. . xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DIX .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. LandasanTeori ............................................................................... 8
B. Studi Relevan ................................................................................ 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 25
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 29
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30
-
xiii
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 32
F. Uji keterpercayaan Data ................................................................ 35
G. Jadwal Penelitian........................................................................ ... 37
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .............................................................................. 38
B. Temuan Khusus dan Pembahasan.............................................. ... 46
1. Keadaan akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah ............................ 46
2. Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam membina akhlak
siswa di MTs Nururrodhiyah .................................................... 51
3. Kendala yang di hadapi guru aqidah akhlak dalam membina akhlak
siswa di MTs Nururrodhiyah......................................... .......... 56
4. Solusi dalam menghadapi kendala yang terjadi.......................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 60
C. Kata Penutup ................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR BAGAN
4.1 Daftar Struktur organisasi MTs Nururrodhiyah........................... 32
-
xv
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Penelitian .................................................................................... 37
4.1 Nama-nama Kepala Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah................. . 39
4.2 Struktur organisasi badan pelaksanaan pendidikan.............................. .. 39
4.3 Daftar nama-nama guru MTs Nururrodhiyah......................................... 42
4.4 Daftar nama guru wali kelas................................................................... 43
4.5 Daftar keadaan siswa MTs Nururrodhiyah............................................. 44
4.6 Keadaan gedung MTs Nururrodhiyah.................................................... 45
4.7 Keadaan sarana dan prasarana MTs Nururrodhiyah............................. .. 45
-
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran banyak ditemukan problem di dalamnya,
baik itu dari guru, siswa, maupun dari materi pembelajarannya.
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Di dalamnya terjadi
interaksi antara berbagai komponen, yaitu guru, siswa, danmateri pelajaran
atau sumber belajar. Interkasi antara tiga komponen utama ini melibatkan
sarana dan prasarana seperti metode, media, dan penataan lingkungan
tempat belajar, sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang
memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.(Heri Gunawan,
2014, hal. 116)
Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan
proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi
pesera didik menjadi kompetensi yang diharapkan.(Asis Saefudin, 2016,
hal.8)
Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu lembaga baik formal
maupun non formal yang dapat memberikan latihan dan segala hal yang
memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia
tempat mereka hidup, pendidikan juga merupakan suatu proses
membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pencerahan
pengetahuan. (M. Yatimin Abdullah, 2007, hal.21)
Di sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Agama, aqidah
akhlak merupakan sebuah mata pelajaran khusus yang wajib untuk
dipelajari. Dengan tujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan keyakinan
-
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang benar terhadap hal-hal yang harus diimani. Serta mempunyai akhlak
yang mulia, sopan santun dan menjadi muslim sejati yang mengikuti
akhlaknya Rasulullah Saw. Berdasarkan firman Allah Swt :
Artinya :“Sesungguhnya, engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti
yang luhur” (Q.S Al-Qalam: 4)
Pendidikan akhlak Islam diartikan sebagai latihan mental dan fisik
yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas
kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah.
(Beni Ahmad Saebani, 2010, hal. 16) Imam Al-Ghazali dalam Ihya
Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak ialah daya kekuatan (sifat) yang
tertanam dalam jiwa dan mendorong perbuatan-perbuatan spontan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak merupakan sikap yang
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku dan perbuatan.(Rosihon Anwar, 2008, hal.206)
Dalam kehidupan sehari-hari akhlak merupakan hal yang sangat
penting dalam bertingkah laku. Dengan akhlak yang baik seseorang tidak
akan terpengaruh pada hal-hal yang negatif. Akhlak merupakan salah satu
khazanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin
dirasakan (Alim, 2011, hal. 149)
Problem-problem akhlak adalah permasalahan yang sedang dihadapi
dikalangan remaja, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang mana
pengaruh berakhlak itu sering datang pengaruh dari dalam maupun
pengaruh dari luar sehingga siswa sering terjerumus kedalam pergaulan
yang tidak diinginkan sehingga akhlaknya rusak dan tidak memiliki akhlak
yang islami. Problem-problem akhlak itu disebabkan oleh pergulan,
pengaruh lingkungan, kurangnya perhatian orang tua dan lain sebagainya.
Karena perhatian orang tua sangat berperan yaitu untuk menjadikan anak
yang baik dan bermoral, salaras dengan tujuan pendidikan islam, serta
sekolah merupakan salah satu tempat membina, mempersiapkan siswa dan
-
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tempat siswa bergaul dengan teman sebaya serta tempat berkumpul para
guru. Pembinaan adalah proses perbuatan, cara, penyempurnaan, usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan dan pengajaran merupakan
aspek penting bagi kehidupan manusia, untuk itu eksistensi pendidikan
sangat diperlukan karena pendidikan akan bertanggung jawab dalam
pembentukan pribadi anak.
Oleh karena itu sangat penting sekali jika pembelajaran akhlak itu
dilakuan dimadrasah, disamping dalam kehidupan keluarga, karena dalam
pembelajaran aqidah akhlak banyak memuat materi-materi yang
mengarahkan siswa untuk selalu bersikap terpuji serta menjauhi perbuatan
yang tercela. Namun, banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk
meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran seperti penyampaian materi
dari sumber belajar yang diberikan oleh guru dan diterima oleh peserta
didik. Dari proses penerimaan tersebut diharapkan peserta didik mampu
menangkap materi yang diberikan oleh guru serta mampu memahaminya.
Akan tetapi masalah akan timbul apabila peserta didik kurang
memahaminya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
diantaranya yaitu kurang meresponnya peserta didik terhadap materi yang
disampaikan oleh guru, guru yang tidak mampu memahami peserta didik
atau pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik. Maka dari itu, hal ini
tidak boleh dibiarkan begitu saja, perlu adanya upaya yang dilakukan baik
guru maupun pihak sekolah untuk mengatasinya.
Pembinaan aqidah dan akhlak menjadi sangat penting mengingat
perkembangan zaman, oleh karena itu penanaman nilai-nilai keislaman
harus dilakukan sejak dini. Untuk membina akhlak yang baik dan berbudi
pekerti yang luhur, menurut prof. Dr. H Abudin Nata M.A ada beberapa
cara dalam memberikan pengetahuan agama dalam pembinaan akhlak anak
yaitu, melalui pembiasaan, melalui paksaan dan melalui keteladanan.
(Abudin Nata, 2014,hlm. 141) Peserta didik disekolah akan memiliki akhlak
yang baik apabila guru mampu memberikan contoh yang baik, sebab guru
-
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah orang yang mampu mempengaruhi kepribadian anak didik. Anak
penerus bangsa harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua,
masyarakat maupun sekolah. Salah satu cara untuk membentuk aqidah dan
akhlak anak supaya menjadi lebih baik yaitu melalui pembelajaran aqidah
akhlak di sekolah.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pembelajaran aqidah akhlak meliputi
tiga hal yaitu pertama kegiatan pendahuluan, dalam kegiatan pendaahuluan,
guru melakukan kegiatan membuka pelajaran, membuka pelajaran
merupakan kegiatan awal yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar
mengajar, untuk mengkondisikan peserta didik agar perhatian dan
motivasinya tumbuh sehingga baik secara fisik maupun psikis memiliki
kesiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kedua, kegiatan inti
dalam kegiatan inti guru menyampaikan beberapa materi pelajaran dengan
menggunakan media serta metode yang susuai dengan materi pelajaran. Dan
yang ketiga kegiatan penutup dalam kegiatan penutup guru memberikan
beberapa kesimpulan mengenai pelajaran yang telah dijelaskan serta
menutup pelajaran tersebut.(Rusman, hal. 81)
Eksistensi guru sangat menentukan dalam membina akhlak peserta
didik, karena disamping guru berperan sebagai pengajar, guru juga berperan
sebagai pengarah yang mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi terhadap diri peserta didik disekolah. Dengan demikian
para guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan dan menerapkan
dalam proses belajar mengajar dan seorang guru hendaknya selalu
memberikan atau mengarahkan anak didiknya kepada hal-hal yang sesuai
dengan ajaran agama Islam. Pembinaan akhlak pada dasarnya menuntut
seseorang agar memberi petunjuk agar peserta didik dapat berbuat baik dan
meninggalkan yang buruk maka sangat penting diadakannya pembinaan
akhlak.
Berdasarkan wawancara dan observasi awal yang dilakukan peneliti,
diperoleh gambaran tentang pembelajaran aqidah akhlak dalam membina
-
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
akhlak peserta didik, sebagaimana pernyataan dari Ibu Eni Fauziah selaku
guru mata pelajaran aqidah akhlak, mengatakan :
“saya sebagai guru aqidah akhlak telah melakukan berbagai
pembelajaran dalam mebina akhlak siswa, diantaranya adalah
memberikan contoh perbuatan yang baik terhadap peserta didik,
menanamkan nilai-nilai agama, membiasakan bersikap yang
baik, menegur siswa yang melakukan kesalahan, dan
mengadakan kegiatan keagamaan”(Wawancara, 16 November
2019)
Berdasarkan keterangan tersebut terlihat bahwa guru aqidah akhlak di
MTs Nururrodhiyah telah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran dalam
pembinaan siswa, adapun kegiatan pembelajaran tersebut yaitu
pembelajaran mengenai akhlak terpuji terhadap Allah Swt meliputi
melaksanakan shalat zuhur berjamaah, mengadakan berbagai kegiatan
keagamaan, membiasakan membaca doa sebelum pelajaran dimulai. Dan
kegiatan akhlak terpuji terhadap sesama manusia meliputi membiasakan
salam terhadap guru, memberikan teguran terhadap siswa yang bersalah,
dan memberikan contoh serta teladan yang baik dari segi ucapan, pakaian
maupun perbuatan terhadap siswa.
Namun, meskipun telah dilakukan berbagai pembinaan dalam
pelajaran aqidah akhlak, masih ada saja siswa yang melakukan akhlak
tercela seperti ribut didalam kelas, tidak menghargai guru, berbicara dengan
nada yang tinggi terhadap guru, mengganggu teman, berkelahi, saling
mengejek satu sama lain, membolos sekolah, dan melanggar tata tertib
sekolah. Dalam hal ini harus dilakukan berbagai pembinaan dalam
pembelajaran aqidah akhlak demi menciptakan akhlak peserta didik yang
baik dan jauh dari kata buruk.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAK DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH NURURRODHIYAH KOTA JAMBI”
-
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Fokus penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari
pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya.
Adapun fokus penelitian ini yaitu dikelas VII C karena banyaknya siswa
yang bermasalah itu berasal dari kelas VII C. Selanjutnya penulis
membatasi penelitian di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak dalam
membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi?
3. Apakah kendala yang dihadapi guru aqidah akhlak dalam membina
akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam
membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
diatas, tujuan penelitian ini adalah:
a. Dapat mengetahui akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
b. Dapat mengetahui pembelajaran akidah akhlak dalam membina
akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
c. Dapat mengetahui kendala yang dihadapi guru akidah akhlak dalam
membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
d. Dapat mengetahui solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi
guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTs
Nururrodhiyah Kota Jambi
2. Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Kegunaan yang bersifat teoritis : Hasil peneliti diharapkan dapat
dijadikan input atau sumbungan pengetahuan bagi pengembangan
-
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran aqidah akhlak
di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
b. Kegunaan yang bersifat praktis: hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan bagi para praktisi atau tenaga kependidikan
dalam menyelenggarakan pengolahan sekolah/madrasah
khususnya bagi: Guru bidang studi aqidah akhlak dapat
menjadikan pembelajaran aqidah akhlak untuk membentuk
akhlakul karimah.
c. Bagi siswa, dapat memberikan dorongan atau motivasi dalam
belajar, bertanggung jawab pada setiap tugas-tugasnya serta dapat
memberikan bekal untuk dapat bekerja sama dengan orang lain
dalam konteks akhlak yang mulia.
d. Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan, memperkaya wawasan
berikut praktiknya dilapangan yang berguna bagi pilihan profesi
peneliti di masa yang akan datang.
-
8 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELAVAN
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai upaya
membelajarkan siswa membantu para siswa memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk
mengekspresikan diri, dan cara-cara bagaimana belajar (Rahyubi,
2016, hal. 7)
Menurut corey yang dikutip oleh sagala dalam buku
pendidikan islam pembelajaran merupakan suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja di kelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus, atau menghasilkan respon dalam kondisi
tertentu. Pada dasarnya pembelajaran adalah kegiatan terencana
yang mengondisikan atau merangsang seseorang bisa belajar
dengan baik agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Maka kegiatan pembelajaran menurut zayadi dan
majid akan bermuara pada dua kegiatan utama: pertama,
bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku
melalui kegiatan belajar, dan kedua, bagaimana orang melakukan
-
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan
mengajar. (Gunawan, 2014, hal. 117)
b. Pengertian Aqidah akhlak
Menurut bahasaa aqidah berasal dari bahasa arab ‘Aqada-ya
qidu-uqdatan-wa ‘aqidatan. Artinya ikatan atau perjanjian
maksudnya sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani
terikat kepadanya. Aqidah adalah kepercayaan yang mantap
kepada allah para malaikat kitab-kitab para rasul, hari akhir, qadar
yang baik dan yang buruk serta seluruh muatan alquran dan as-
sunnah. Aqidah islam adalah pokok-pokok kepercayaan yg harus
di yakini kebenaran nya oleh setiap muslim. (Anwar, 2008, hal.
14)
Dasar aqidah islam :
Artinya : “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa):
"Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." (Q.S Al-Baqarah: 285)
(indonesia, 2007)
Menurut bahasa Akhlak berasal dari kata akhlaqun, bentuk
jamak sedangkan bentuk tunggalnya khuluq yang berarti perangai
atau kelakuan, budi pekerti atau moral, dan kebiasaan atau tabiat.
-
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut istilah akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang timbul dari perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan dan pikiran sehingga keadaan itu
menjadi kebiasaan (Hadhiri, 2015, hal. 14)
Akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan
tindakan. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat
dalam jiwa seseorang sehingga menjadi kepribadian. (Beni ahmad
saebani, 2010, hal. 14)
Aqidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu
menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh
kepada norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Islam
menggabungkan agama yang hak dan akhlak, menurut teori ini
agama menganjurkan setiap individu untuk berakhlak mulia dan
menjadikannya sebagia kewajiban (taklif) diatas pundaknya yang
dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya, jelaslah bahwa
akhlak yang baik emerupakan mata rantai dari keimanan
seseorang. Seorang beriman akan merasa malu untuk melakukan
kejahatan karena seperti yang ditegaskan oleh nabi bahwa malu
merupakan cabang dari keimanan, sebaliknya akhlak yang
dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi prinsip-prinsip
keimanan. Hubungan antara aqidah dan akhlak ini tercermin
dalam pernyataan Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah r.a yang artinya: Dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW. Bersabda, orang mukmin yang sempurna
imannya ialah yang terbaik budi pekertinya (H.R At-Tirmidzi)
(Anwar, 2008, hal. 202)
c. Pokok-pokok pembahasan ilmu Akhlak
Pokok pembahasan ilmu akhlak ialah tingkah laku manusia
untuk menetapkan nilainya, baik atau buruk. J.H.Muirhead
Menyebutkan bahwa pokok pembahasan ilmu akhlak ialah
-
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat manusia. Al-Ghazali
mengatakan bahwa pokok-pokok pembahasan ilmu akhlak
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu
(perseorangan) maupun kelompok (masyarakat) dilihat dari aspek
kehidupan manusia maka perbuatan manusia dapat di kategorikan
menjadi dua yaitu perbuatan yang lahir dengan kehendak dan di
sengaja, perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tidak disengaja.
(abdullah, 2007, hal. 11)
d. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada zaman modern
seperti sekarang ini, Aqidah Akhlak merupakan sebuah disiplin
ilmu yang sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian yang
baik dan berakhlaqul karimah, Karena dengan mempelajarinya
diharapkan siswa dapat memahami, meyakini dan mengamalkan
ajaran yang terkandung didalamnya secara benar dan dapat
menerapkan dalam kehidupannya sehari hari dalam berinteraksi
dengan masyarakat dan alam disekitarnya. Serta beriman kepada
Allah SWT dan tunduk patuh kepada-Nya. Sebagaimana firman
Allah SWT di dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat : 56
(indonesia, 2007, hal. 523).
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku”(QS. Adz-Dzariyat
:56)
e. Indikator Akhlak yang Baik Beberapa karakter mulia (Marzuki, 2019, hal.97-101) yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Taat kepada Allah SWT, yaitu tunduk dan patuh kepada
Allah SWT dengan berusaha menjalankan perintah-
perintahnya dan menjauhi segala larangan-larangannya.
2) Syukur, yaitu berterima kasih atau memuji yang telah
memberi kenikamatan atas kebaikan yang telah dilakukan,
-
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
seperti bersyukur kepada Allah, atau berterimakasih kepada
orang lain.
3) Iklas, yaitu melakukan perbuatan tanpa pamrih apapun, selain
hanya mengaharap ridho Allah SWT.
4) Sabar, yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang tidak
disukai karena mengharap ridha Allah SWT
5) Tawakal, yaitu berserah diri kepada kehendak Allah, dan
percaya dengan sepenuh hati atas keputusan-Nya.
6) Qana’ah yaitu rela atau suka menerima apa saja yang
diberikan kepadanya.
7) Percaya diri, yaitu merasa yakin dengan kemampuan yang
dimilikinya
8) Rasional, yaitu berfikir dengan penuh pertimbangan dan
alasan yang logis.
9) Kritis, yaitu tidak mudah percaya tetapi berusaha menemukan
kesalahan atau kekurangan yang ada.
10) Kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baik (daya cipta)
11) Inovatif, yaitu berusaha menemukan atau memperkenalkan
sesuatu yang baru.
12) Mandiri, yaitu mampu berdiri sendiri dan tidak bergantung
kepada orang lain
13) Bertanggung jawab, yaitu melaksanakan tugas secara
bersungguh sungguh serta berani menanggung konsekuensi
dari sikap, perkataan dan perilakunya
14) Cinta ilmu, yaitu memiliki kegemaran untuk menambah dan
memperdalam ilmu
15) Hidup sehat, yaitu berusaha untuk dapat hidup sehat dan
terhindar dari berbagai penyakit
16) Berhati-hati, yaitu melakukan segala perbuatan dengan teliti,
cermat, serta penuh pertimbangan dan perhitungan
-
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
17) Rela berkorban,yaitu mau melakukan atau memberikan
sesuatu sebagai pernyataan kebaktian dan kesetiaan kepada
Allah, atau kepada manusia.
18) Pemberani, yaitu memiliki keberanian dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang mulia
19) Dapat dipercaya, yaitu melakukan sesuatu dengan penuh
kejujuran dan kepercayaan
20) Jujur, yaitu menyampaikan sesuatu secara terbuka, apa
adanya dan sesuai dengan hati nurani
21) Menepati janji, yaitu selalu melaksanakan apa yang telah
menjadi janjinya.
22) Adil, yaitu menempatkan sesuatu pada temoat yang
semestinya
23) Rendah hati, yaitu berperilaku yang mencerminkan sifat yang
berlawanan dengan kesombongan.
24) Malu berbuat salah, yaitu merasa malu untuk melakukan
perbuatan-perbuatan salah dan tercela
25) Pemaaf, yaitu mau memberi maaf terhadap kesalahan orang
lain
26) Berhati lembut, yaitu memiliki sifat dan sikap yang penuh
dengan kelembutan dan kasih sayang
27) Berkerja keras, yaitu melakukan perkerjaannya secara
optimal
28) Tekun yaitu rajin, keras hati dan bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan suatu perbuatan.
29) Disiplin yaitu taat pada peraturan atau tata tertib yang berlaku
30) Bersemangat, yaitu melakukan semangat tinggi untuk
melakukan perbuatan yang baik
31) Dinamis yaitu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan.
-
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
32) Ramah yaitu suka bergaul dan menyenangkan dalam
pergaulan
33) Sportif yaitu bersifat ksatria dan jujur
34) Tabah yaitu tetap kuat hati dalam menghadapi kesulitan.
35) Terbuka yaitu tidak menutup-nutupi apa yang semestinya
disampaikan kepada orang lain.
36) Tertib yaitu teratur menurut aturan yang ada
37) Taat peraturan yaitu mentaati peraturan yang berlaku
2. Membina akhlak siswa
a. Pengertian Membina Akhlak
Berbicara tentang pembinaan akhlak sama dengan berbicara
pada tujuan pendidikan islam. Akhlak dan kepribadian manusia
tentun dapat ditingkatkan dan dibina. Pembinaan akhlak dan
kepribadian manusia dapat dilakukan dengan cara menyucikan diri
atau disebut dengan takziyah al-nafs, takziyah berarti penyucian
sedangkan al-nafs berarti pribadi. Jadi takziyah al-nafs berarti
penyucian pribadi. Al-Ghazali menekankan takziyah al-nafs sebagai
pembinaan akhlak manusia, menurutnya pribadi yang sehat
bersumber dari akhlak yang terpuji serta memutuskan segala
hubungan yang dapat merugikan kesempurnaan pribadi. Ia menilai
bahwa kualitas pribadi seseorang dapat dilihat dari penampilan
akhlaknya. Orang yang baik akhlaknya menandakan bahwa orang itu
sehat pribadinya, ia memiliki kedudukan yang paling mulia disisi-
Nya. Sebaliknya orang yang buruk akhlaknya adalah orang yang
menyimpang dari hakikat kemanusiaannya. Terbentuknya akhlak
yang baik dibutuhkan metode yang tepat yaitu mujahadat
(kesungguhan) dan riyadah al-nafs (latihan kepribadian), kedua
metode ini bila diganbungkan mengandung arti menahan diri dan
melatih diri yakni berupaya melatih diri untuk melakukan amal
perbuatan yang memberikan akhlak yang baik sehingga menjadi
-
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kebiasaan bahkan menjadi kebiasaan bahkan menjadi sesuatu yang
menyenangkan (gunawan, 2017, hal. 82)
Usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai macam metode
terus dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu
dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa
terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada ibu-bapak, sayang
kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT (indonesia, 2007) :
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. ( QS. Al-Lukman: 14 )
Sebaliknya, keadaan menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak
dibina akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan, dan
pendidikan, ternyata menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu
masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan seterusnya.
Ini menunjukkan bahwa akhlak perlu dibina (nata, 2010, hal. 158)
Pembentukan atau pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai
usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan
menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram
dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan
konsisiten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi
bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan
sendirinya. Potensi rohaniah yang ada pada diri manusia, termasuk
dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, nurani,
-
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang
tepat (abuddin, 2014, hal. 135)
b. Tujuan pembinaan akhlak
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia.
Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena disamping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa
kebahagiaan masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa
akhlak utama yang ditampilkan seseorang, tujuannya adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Azmi, 2006, hal.
54)
Para ahli pendidikan Islam berpendapat bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah
Al-Abrasy mengatakan pembinaan akhlak dalam Islam adalah untuk
membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicara
dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan
dan beradab. Jiwa dari pendidikan Islam pembinaan moral atau
akhlak. Ibnu Maskawaih merumuskan tujuan pembinaan akhlak
yaitu terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara
spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik,
sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan
sejati dan sempura dalam arti yang sempurna. Tujuan pembinaan
akhlak bersifat menyeluruh yakni mencakup kebahagiaan hidup
manusia dalam arti yang seluas-luasnya. Allah SWT
menggambarkan dalam Al-Qur‟an tentang janji-Nya terhadap orang
yang senantiasa berakhlak baik, diantaranya QS. an-Nahl : 97
(indonesia, 2007)
-
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Artinya :“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan” ( Q.S An-Nahl : 97 )
Dalam hal ini salah satu contoh dari misi kerasullan SAW. Yang
utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
c. Metode pembinaan akhlak
Adapun beberapa metode pembinaan akhlak yaitu :
1) Pembiasaan
Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pembinaan
dan pembentukan peserta didik. M, Mujib merumuskan tiga
pokok metode(Abdul kosim, 2018, hal.176) :
a) Adanya relevansi dengan kecenderungan dan watak peserta
didik baik aspek intelegensi, social, ekonomi, dan status
keberadaan orang tua.
b) Memelihara prinsip umum diantaranya berangsur-angsur dari
yang mudah menuju ke yang sulit dari yang terperinci
menuju ke yang terstruktur
c) Memperhatikan perbedaan individual misalnya nilai
keimanan tidak begitu saja hadir dalam jiwa seseorang tetapi
perlu ia tanamkan, diarahkan dan menjadi motivasi semangat
dan control terhadap pola tingkah laku.
2) Paksaan
Dalam tahap-tahap tertentu pembinaan akhlak, khususnya
akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang
lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin
menulis dan mengatakan kata-kata yang bagus misalnya pada
mulanya ia harus memaksakan tangan dan mulutnya menuliskan
atau mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila
pembinaan ini sudah berlangsung lama, maka paksaan tersebut
-
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sudah tidak terasa lagi sebagai paksaan(Abuddin Nata, 2017,
hal.141)
3) Keteladanan
Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan
pelajaran, instruksi dan larangan. Sebab tabiat jiwa untuk
menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru
mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan
sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada
pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses
melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang
baik dan nyata. (Abuddin Nata, 2017, hal.141) Cara yang
demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, keadaan ini
dinyatakan dalam ayat yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(Q.S Al- Ahzab
:21) (Qur’an, 2013)
4) Melihat kekurangan diri sendiri
Dalam hubungan ini, Ibnu Sina mengatakan jika seseorang
menghendaki dirinya berakhlak hendaknya ia lebih dahulu
mengetahui kekurangan dan cacat yang ada dalam dirinya. Dan
membatasi sejauh mungkin untuk tidak berbuat kesalahan,
sehingga kecacatannya itu tidak terwujud dalam
kenyataan.(Abuddin Nata, 2017, hal. 141
5) Memperhatikan factor kejiwaan sasaran yang akan dibina
-
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan factor kejiwaan sasaran yang akan dibina,
menurut hasil penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia
berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. (Abuddin Nata,
2017, hal. 141)
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak (putri, 2017,
hal. 54)
1) Agama
Agama dalam membina akhlak manusia dikaitkan dengan
ketentuan hukum agama yang sifatnya pasti dan jelas, misalnya
wajib, mubah, makruh dan haram, pembinaan tersebut dijelaskan
secara rinci oleh agama, maka dari itu pembinaan akhlak tidak
dapat dipisahkan dari agama.
2) Tingakah laku
Tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang
dimanifestasikan kedalam perbuatan.
3) Nafsu
Nafsu dapat mendorong manusia berbuat buruk ataupun baik
nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal,
mempengaruhi hati nurani dan menyingkirkan hasrat baik yang
lainnya.
4) Adat istiadat
Kebiasaan terjadi sejak lahir, lingkungan yang baik
mendukung kebiasaan yang baik pula, lingkungan dapat
mengubah kepribadian seseorang. Lingkungan yang tidak baik
dapat menolak adanya sikap disiplin dan pendidikan. Kebiasaan
buruk mendorong kepada hal-hal yang lebih rendah, yaitu
kembali kepada adat kebiasaan yang masih primitif.
5) Lingkungan
Lingkungan mampu mempengaruhi aklak manusia,
lingkungan dapat menjadi pendorong terhadap perkembangan
-
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kecerdasan, dan sebaliknya lingkungan juga dapat menghambat
perkembangan seseorang sehingga tidak dapat mengambil
manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.
e. Macam-macam akhlak
Ulama akhlak mengatakan bahwa akhlak yang baik merupakan
sifat para nabi dan orang-orang ,siddiq, sedangkan akhlak yang
buruk merupakan sifat syaitan dan orang yang tercela.maka pada
dasarnya, akhlak itu menjadi dua macam jenis;
1) Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaqu al-Mahmud’ah) yaitu
perbuatan baik terhadap tuhan, sesama manusia dan makhluk-
makhluk yang lain(Mahjuddin,2009, hal.10). Akhlak baik
terhadap tuhan yang meliputi antara lain:
a) Bertaubat (Al-Taubah) yaitu suatu sikap yang menyesali
perbuatan buruk yang pernah dilakukan dan berusaha
menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik.
b) Bersabar (Al-Sabru) yaitu suatu sikap yang betah atau dapat
menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Tetapi tidak
berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya
melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia.
maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali
dengan ikhtiyar, lalu diakhiri dengan sikap menerima dan
ikhlas ,bila seseorang dilanda suatu cobaan dari tuhan.
c) Besyukur ( Al-Shukru) yaitu suatu sikap yang selalu ingin
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah
diberikan oleh allah swt. Baik yang bersifat fisik maupun
non fisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri
kepada yang memberi nikmat, yaitu allah swt.
d) Bertawakal. (Al-Tawakkul) yaitu menyerahkan segala
urusan kepada allah setelah berbuat semaksimal mungkin,
untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, harus
lebih dahulu berupaya sekuat tenaga, lalu menyerahkan
-
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ketentuannya kepada allah swt. Maka dengan cara yang
demikian itu manusia dapat meraih kesuksesan dalam
hidupnya.
e) Ikhlas (Al-Ikhlas) yaitu sikap menjauhkan diri dari riya’
(menunjuk-nunjukkan kepada orang lain) ketika
mengerjakan amal baik. Maka amalan seseorang dapat
dikatakan jernih, bila dikerjakan dengan ikhlas.
f) Raja’ (Al-Raja’) yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu
(mengharapkan) sesuatu yang disenangi oleh allah swt.
Setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan yang terjadi
sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu bila tidak
mengerjakan penyebabnya, lalu menunggu sesuatu yang
diharapkan, maka hal itu disebut “tamanni” atau hayalan.
g) Bersikap takut (Al-Khauf) yaitu suatu sikap jiwa yang
sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari allah
swt. Maka manusia perlu berupaya agar apa yang
ditakutkan itu, tidak akan terjadi.
2) Akhlak buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Al- Mahmud’ah) yaitu
perbuatan buruk terhadap tuhan, sesama manusia dan makhluk-
makhluk lainnya.(Mahjuddin,2009,hal.17) akhlak buruk
terhadap tuhan yang meliputi antara lain:
a) Takabbur (Al- Kibru) yaitu suatu sikap yang
menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui
kekuaaan allah di alam ini, termasuk mengingkari nikmat
allah yang ada padanya.
b) Musyrik (Al-Isyrak) yaitu suatu sikap yang
mempersekutukan allah dengan makhluknya, dengan cara
mengnggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai
kekuasaannya.
c) Murtad (Al-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau
keluar dari agama islam, untuk menjadi kafir.
-
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d) Munafiq (Al-NIfaq) yaitu suatu sikap yang menampilkan
dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam
kehidupan beragama.
e) Riya’ (Al-Riya) yaitu suatu sikap yang menunjuk-
nunjukkan sikap baik yang dilakukannya. Maka dia berbuat
bukan karena allah , melainkan hanya ingin di puji sesama
manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas.
f) Boros atau berfoya-foya (Al-Israf) yaitu perbuatan yang
selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. Tuhan
melarang bersikap boros, karena hal itu dapat melakukan
dosa terhadapnya., merusak perekonomian manusia,
merusak hubungan social, serta merusak diri sendiri.
g) Rakus atau Tamak (Al-Hirsu atau Al-Tama’u) yaitu suatu
sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga, selalu
ingin menambah apa yang seharus nya ia mliki, tanpa
memperhatikan hak-hak orang lain. Hal ini, termasuk
kebalikan dari rasa cukup Al-Qona’ah) dan merupakan
akhlak buruk terhadap allah swt, karena melanggar
ketentuan larangan-larangan nya.
f. Unsur-unsur pembinaan
Berhasil tidaknya suatu pembinaan ditentukan oleh para
pelakunya, dalam halii ada tiga unsur (putri, 2017, hal. 55)yakni
guru, siswa dan sekolah.
1) Guru
Tugas dari guru atau pendidik adalah sebagai media agar
anak didik mencapai tujuan yang dirumuskan. Tanpa pendidik,
tujuan pendidikan tidak akan tercapai, oleh sebab itu diperlukan
guru yang profesional, karena guru yang profesional tentu akan
lebih mampu dan lebih menguasai teori pelajaran yang akan
diberikan dan tentu lebih berhasil pula sebagai guru untuk
membina dan mengembangkan kemampuan siswa.
-
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Siswa
Siswa adalah orang yang belajar atau menerima
bimbingan dari guru dalam kegiatan pendidikan, antara guru dan
siswa merupakan dua faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
tidak bisa berdiri sendiri, dimana guru sebagai pemberi pelajaran
dan siswa sebagai penerima pembelajaran, keduanya harus aktif,
bukan guru saja tetapi siswa dalam menerima pelajaran harus
dengan perhatian dan minat yang besar oleh sebab itu, anak
didik harus diperhatikan dalam kegiatan pendidikan.
3) Sekolah
Sekolah merupakan tempat dimana anak mendapatkan
pendidikan agama yang membentuk perilaku seseorang agar
menjadi lebih sempurna secara moral sehingga hidupnya
senantiasa melakukan kebaikan. Sekolah juga merupakan
lembaga pendidikan formal yang secara teatur dan terencana
melakukan pembinaan terhadap generasi muda dan guru adalah
contoh tauladan dalam pembinaan akhlak bagi peserta didik.
g. Pengertian siswa atau peserta didik
Murid merupakan bentuk isim fail dari kata “arada-yuridu-
iradatan-muridun” yang berarti orang yang menginginkan, istilah
murid ini juga mengandung arti kesungguhan dalam belajar,
memuliakan guru. Murid mengandung pengertian orang yang sedang
belajar, menyucikan diri dan sedang berjalan menuju Allah.
(Gunawan, 2014, hal. 207)
3. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
pelaksanaan pembelajaran dalam tahan ini, guru harus aktif menciptakan
dan menumbuhkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Disamping teori belajar mengajar dan pengetahuan tentang
-
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
peserta didik, diperlukan kemahiran dan keterampilan teknik belajar,
misalnya prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran,
penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar
peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak meliputi tiga kegiatan,
yaitu:
a. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan, (Rusman, 2014, hal.81). Guru
melakukan kegiatan membuka pelajaran. Menurut Abimanyu,
membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan kondisi atau suasana siap mental dan menimbulkan
perhatian peserta didik terfokus pada hal-hal yang akan dipelajari.
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan yang sangat
penting dilakukan guru, karena dengan pemulaan yang baik akan
memengaruhui jalannya kegiatan belajar selanjutnya. Bila berhasil
melakukan kegiatan pembukaan, maka sangat di mungkinkan
kegiatan inti dan penutup akan berhasil.
Menurut permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses satuan pendidikan dasar dan menengah menjelaskan bahwa
yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah:
1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai
4) Menyampaikan cakupan materi dari penjelasan uraian kegiatan
sesuai dengan silabus dan RPP.
b. Kegiatan inti
Tugas guru yang utama adalah mengajar, mengajar merupakan
proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Disini
-
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi pelajaran kepada
peserta didik secara profesional. Dalam pelaksanaannya, guru dapat
menggunakan metode pembelajaran, dan sumber-sumber belajar
yang relevan dengan pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang
relavan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1) Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang
memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa
yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan
norma kelompok yang produktif. (Rusman, 2014, hal. 90)
Komponen-komponen dalam mengelola kelas yang pertama
yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan
sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian
kelompok, memberikan petunjuk yang jelaas, menegur siswa
melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan
(reinforcement). Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan
dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Guru dapat menggunakan strategi: (a) modifikasi
tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa
yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha
memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan
pemberian penguatan secara sistematis. (b) guru menggunakana
pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara
memperlancar tugas-tugas melalui kerja sama diantara siswa dan
-
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memelihara kegiatan-kegiatan kelompok (c) menemukan dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Kegiatan mengelola kelas menyangkut kegiatan sebagai berikut:
(a) mengatur tata ruang kelas misalnya mengatur meja dan
tempat duduk, menempatkan papan tulis dan sebagainya. (b)
menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru
harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak
didik agar tidak merusak suasana kelas.(Suryosubroto, 2013,
hal.41)
2) Penggunaan metode pembelajaran
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan
makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Ada beberapa
faktor yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode
mengajar antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak
dan faktor situasi (lingkungan belajar).(Suryosubroto, 2013,
hal.141)
3) Penggunaan Media dan sumber belajar
Hal lain yang harus di monitor dalam pelaksanaan
pembelajaran adalah penggunaan media dan sumber belajar
yang di gunakan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dalam komponen kurikulum, maka kedudukan
media ini bisa sejajar dengan metode, karena metode yang di
pakai dalam suatu proses pembelajaran biasanya menuntut
media apa yang bisa diintegrasikan dan diadaptasikan dengan
kondisi yang dihadapi. Oleh karena itu kedudukan media dalam
suatu pembelajaran sangatlah penting. Pemilihan sumber belajar
secara umum terdiri atas dua macam ukuran, yaitu kriteria
umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak di capai.
Kedua kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik
untuk sumber belajar yang dirancang, maupun sumber belajar
-
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang di manfaatkan. Penggunaan media dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat divariasikan kedalam penggunaan media
visual, media audio dan media audio visual.
a) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat,
contohnya seperti gambar-gambar, poster, bagan, kartun
dan alin sebagainya.
b) Media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa untuk belajar, contohnya radio
c) Media audio visual yaitu gabungan antara media audio dan
media visual atau biasa disebut media pandang dengar.
Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai
penyampai materi karena penyajian materi bisa diganti oleh
media. (Rusman, 2014, hal. 275)
c. Kegiatan Penutup
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran,
kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar
proses satuan pendidikan dasar dan menengah menjelaskan bahwa
yang dilakukan guru dalam kegiatan penutupan(Rusman, 2014, hal.
92) adalah :
1) Bersama-sama dengan siswa atau sendiri membuat kesimpulan
pembelajaran
2) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
-
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial, pengayaan, layanan bimbingan,
memberikan tugas baik individu maupun kelompok.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
B. PENELITIAN YANG RELAVAN
Sebelum penulis mengadakan penelitian, terlebih dahulu melakukan studi
relavan yaitu identifikasi sumber-sumber dalam bentuk hasil penelitian yang
telah ada dan relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan dengan
tujuan agar tidak terjadi kesamaan dalam penelitian baik dari sisi materi
penelitian, subjek dan hasil temuan penelitian. Ada beberapa hasil penelitian
yang relevan antara lain adalah:
Malika Hasanah: (2017). Dengan Judul skripsi‘’ Efektifitas
pembelajaran Aqidah Akhak dalam membina Akhlaqul karimah siswa kelas
VIII MTs Al-Muslimun NW Tegal Desa Meninting Kecamatan Batulayar
Lobar’’. Berdasarkan Hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa efektifitas pembelajaran aqidah akhlak dalam membina akhlakul
karimah siswa mempunyai pengaruh yang besar dalam praktik hidup sehari-
hari, hal tersebut terlihat dari besarnya pengaruh pembelajaran aqidah akhlak
terhadap praktik hidup siswa sehari-hari yaitu mampu membentuk siswa-
siswi yang berakhlak mulia kepada Allah, mampu membentuk siswa-siswi
yang berakhlak mulia terhadap diri sendiri serta mampu membentuk akhlak
siswa-siswi yang berakhlak mulia terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini
terdapat perbedaan dan persamaan, perbedaannya yaitu jika penulis meneliti
mengenai pembelajaran aqidah akhlak dalam membina akhlak siswa
sedangkan jika saudari Malika mengenai keefektifan pembelajaran aqidah
tersebut. Lokasi yang penulis pilih di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah
Kota Jambi sedangkan dalam penelitian saudari Malika hasanah di MTs Al-
Muslimun Tegal. Adapun persamaannya yaitu sama-sama meneliti mengenai
pembelajaran akidah akhlak sehingga dapat membawa perubahan terhadap
akhlak siswa. (hasanah, 2017)
-
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Juwita Putri: (2017). Dengan judul skripsi “ Peran guru Akidah akhlak
dalam membina akhlak peserta didik di MIN 2 Teluk Betung Bandar
Lampung” dapat digambarkan bahwa yang menyebabkan kurang baiknya
akhlak siswa bukan dari kirang baiknya ajaran guru disekolah akan tetapi
terdapat faktor diluar lingkungan sekolah yang sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan akhlak siswa, peneliti ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, adapun teknik pengumpulan datanya dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi . Dalam penelitian tersebut terdapat persamaan
dan perbedaan, diantara perbedaan tersebut yaitu jika penulis meneliti
mengenai pembelajar akidah akhlak apakah telah terlaksana dengan baik
dalam membina akhlak siswa sedangkan dalam skripsi ini meneliti tentang
peran seorang guru akidah akhlak dalam merubah akhlak siswa. Selain itu
lokasi yang penulis pilih yaitu Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota
Jambi sedangkan penelitian saudari juwita di Madrasah Ibtidaiyah 2 Teluk
Betung. Sedangkan persamaannya yaitu sama-sama menelitu mengenai
pembinaan akhlakul karimah siswa. (putri, 2017)
Indah Dwi Pratiwi “Upaya guru akidah akhlak dalam membina akhlak
siswa di MTs Darussalam Tanggerang Selatan” dapat digambarkan bahwa
upaya yang dilakukan guru pendidikan agama islamadalah dengan menyusun
kebijakan serta program-program pembinaan akhlak siswa, setelah itu
mengawasi atau memantau program tersebut lalu mengevaluasi apakah
program tersebut berjalan lancar atau tidak. Dalam penelitin ini terdapat
perbedaan dan persamaan, adapun perbedaannya yaitu jika peneliti lebih
fokus kepada upaya atau cara guru akidah akhlak dalam memperbaiki akhlak
siswa melalui program kegiatan pembinaan akhlak, sedangkan penulis
meneliti mengenai pembelajaran akidah akhlak dalam membina akhlak siswa.
Sedangkan persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai pembinaan
akhlakul karimah siswa. (Pratiwi, 2019)
-
30 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif ,
dan sering juga disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (sugiyono, 2018, hal. 8) Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrumen yaitu
peneliti itu sendiri. Untuk mendapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang di teliti
menjadi lebih jelas dan bermakna. Dalam pengambilan sampel sumber data
di lakukan secara purposive yaitu dimana peneliti telah menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Selain itu, teknik pengumpulan datanya bersifat
trianggulasi yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan. Dan analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan dilapangan.
Dengan metode ini di harapkan dapat di peroleh pemahaman dan
penafsiran yang mendalam dan memadai mengenai makna dari kenyataan
dan fakta yang relevan terhadap apa yang terjadi sebenarnnya di lapangan.
Metode kualitatif dapat di gunakan untuk mengungkap dan memahami
sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum di ketahui. Metode ini
juga dapat di gunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang
baru sedikit di ketahui.
Metode Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang di gunakan
untuk meneliti pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen)
di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, penelitian dengan
penektan kualitatif menekankan analisis dari proses berfikir secara induktif
-
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang berkaitan dengan dinamika hubungan antara fenomena yang di Amati,
senantiasa menggunakan logika alamiah (gunawan I. , 2013, hal. 80)
Penelitian kualitatif di ibaratkan oleh bogdan, seperti orang mau
piknik, sehingga ia baru tau tempat yang akan di tuju, tetapi belum tau pasti
apa yang terjadi di tempat itu. Ia akan tau setelah mamasuki obyek, dengan
cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar- gambar, melihat obyek
dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya. Setelah memasuki obyek,
peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang
masih bersifat umum.
B. Setting dan subjek penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MADRASAH TSANAWIYAH
NURURRODHIYAH KOTA JAMBI karena di sekolah tersebut
terdapat permasalahan yang di jadikan fokus penelitian.
2. Subyek penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian disini adalah guru mata
pelajaran aqidah akhlak kelas VII . Key informan dalam penelitian ini
adalah guru aqidah akhlak yang berkewajiban membentuk moral dan
akhlak siswa, informan tambahan yaitu kepala sekolah MTs
Nururrodhiyah Kota Jambi, serta yang dimaksud dengan responden
dalam penelitian ini adalah seseorang yang diminta untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
yaitu siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi.
C. Jenis data dan sumber data
pengambilan dan pengumpulan data di gunakan dua jenis data, yakni:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. Yakni data yang diperoleh secara
langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) kepada para
informan yaitu guru akidah akhlak dan kepala sekolah MTs
Nururrodhiyah Kota Jambi. Data tentang pembelajaran aqidah akhlak
-
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah kota Jambi,
khususnya mengenai:
a. Bentuk perilaku siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
b. Proses pembelajaran aqidah akhlak dalam membina akhlak siswa di
MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
c. Kendala dan solusi yang dihadapi guru aqidah akhlak dalam
membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi.
2. Data skunder
Data skunder adalah data dari sejumlah sumber pribadi mencakup
banyak sekali macam bahan, beberapa di antaranya di pakai secara
berkala oleh peneliti. Pertama, di antara jenis data skunder pribadi
adalah dokumen pribadi. Dan data skunder yang lain juga termasuk
yaitu data yang di peroleh dari pihak kedua sebagai perantara dan data
ini bersifat sebagai penunjang dalam suatu penelitian yang meliputi :
a. Historis dan Geografis
b. Keadaan dan jumlah kelas
c. Struktur organisasi
d. Situasi di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
D. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan sebagai suatu objek yang
diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh
data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Observasi dilakukan
dengan menggunakan dan membantu peneliti dalam memperoleh data,
panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui selama penulis
berada di lokasi penelitian. Metode observasi yang peneliti gunakan
yaitu metode observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi, hal
ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
-
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan istrument yang telah baku tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan. (sugiyono, 2018, hal. 228)
2. Wawanacara
Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung,
wawancara terstruktur akan dilakukan kepada kepala sekolah dan guru
aqidah akhlak. Tujuan utama wawancara adalah berguna untuk
mengetahui pengetahuan, informasi, pemikiran, sikap prilaku,
kepercayaan, dan interprestasi. Wawancara dilakukan tersruktur sesuai
pertanyaan penelitian. Namun wawancara juga dilakukan dengan cara
unscheduled, non directive conversational yaitu wawancara pertemuan
orang-dengan orang dengan salah satu mencari informasi yang lain
(sirozi, 2004, hal. 99)
Menurut prosedurnya wawancara yang dilakukan, maka
wawancara dapat dibedakan atas wawancara berstruktur dan wawancara
tidak berstruktur. Dikatakan wawancara berstruktur apabila pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara tersebut telah disusun
dalam suatu catatan secara jelas dan terinci. Dikatakan wawancara tidak
berstruktur apabila pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam
wawancara tersebut tidak disusun secara rinci. Catatan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara tersebut dijadikan
pegangan oleh penginterviu dalam melaksanakan interviu. Dilihat dari
pengertian dan jenis wawancara ini peneliti menggunakan jenis
wawancara yang terstruktur yaitu peneliti telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatifnya pun telah disiapkan. Penulis melakukan
wawancara dengan pihak yang terkait dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
-
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang
relevan penelitian. Untuk dokumentasi penulis mengambil foto-foto
yang berhubungan dengan proses selama penelitian berlangsung.
Dokumentasi di gunakan untuk menemukan data tentang sejarah
sekolah, visi misi sekolah, workshop, rapat, dan kebijakan sekolah
khususnya mengenai cara guru dalam menanggulangi kenakalan
remaja.
Dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
mengumpulkan data melalui sumber-sumber yang tertulis, misalnya
dokumen-dokumen resmi, makalah-makalah penelitian dan buku-buku
yang relavan dengan penelitian ini, studi dokumen resmi yang
dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data melalui pencatatan atau
data tertulis mengenai keadaan sekolah yang diteliti yaitu MTs
Nururrodhiyah Kota Jambi. Penulis mengambil data dokumentasi dari
sumber sumber yang terkait.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang di peroleh dari berbagai sumber,
dengan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (trianggulasi),
Dan di lakukan secara terus menerus samapai datanya jenuh. Dengan
pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi
sekali. Data yang di peroleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun
tidak menolak data kuantitif. Ide tentang trianggulasi bersumber dari ide
tentang multiple operationisme’ yang menegaskan bahwa kesahihan
temuan-temuan dan tingkat konfidensinya akan di pertinggi oleh pemakaian
lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data. (Branner, 2005, hal.
88) Trianggulasi dengan sumber berarti membadingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang di proleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif hal itu dapat dicapai dengan 1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2.
Membandingkan apa yang katakan orang di depan umum dengan apa yang
di katakan-nya secara pribadi; 3. Membandingkan apa yang yang di katakan
-
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu; 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi; 5. Membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Jmoleong, 2013, hal. 331)
Menurut bogdan “data analysis is the process of systematically
searching and orranging the interview transcripts, fieldnotes, and ather
materials that you accumulate to increase your own understanding of them
and to enable you to present what you heve discovered to other’ (sugiyono,
metode penelitian pendidikan, 2010, hal. 334)
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat di kemukan di sini bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan documentasi.
Dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga muda di pahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan analisis data model Miles dan
Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
(sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, 2018, hal. 246)
Adapun analisis datanya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah
dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Merudksi data berarti
-
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. (sugiyono, metode
penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, 2018, hal. 247)
Masalah yang ditemukan baik melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi dalam usaha pembelajaran aqidah Akhlak dalam membina
akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah Kota Jambi dianalisis dengan
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.
2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data
Langkah selanjutnya yaitu penyajian data kepada yang telah
diperoleh kedalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data
yang didapat. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dengan
mendisplay data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. (sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif
dan R&D, 2018, hal. 249) Penyajian data mengenai usaha pembelajaran
aqidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah
Kota Jambi yang telah direduksi melalui bab-bab yang sudah tersedia.
3. Mengambil Kesimpulan/Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan dapat
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
-
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas (sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif
dan R&D, 2018, hal. 253). Mengambil kesimpulan merupakan analisis
lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data dapat
disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.
Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan
data di lapangan, dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat
bertukar pikiran dengan teman sejawat, trianggulasi, sehingga
kebenaran ilmiah dapat tercapai
Kesimpulan sementara dapat dibuat terhadap setiap data yang
ditemukan pada saat penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan
akhir dapat dibuat setelah seluruh data mengenai masalah pembelajaran
aqidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTs Nururrodhiyah
Kota Jambi dianalisis.
4. Proses analisis data
Analis data dalam penilitian kualitatif di lakukan semenjak sebelum
mamasuki lapangan, selama di lapangan, dan selesai di lapangan.
a. Analisis sebelum di lapangan
Analisis di lakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau
data skunder, yang Akan di gunakan untuk menentukan focus
penelitian
b. Analisis selama di lapangan
Analisis di lakukan pada saat pengumpulan data berlansung
dan setelah selesai pengumpulan data tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang di wawancarai.
F. Uji keterpercayaan data
Uji keabsahan data melalui triangulasi adalah pemeriksaan data yang
sangat sering dan banyak digunakan dalam penelitian kualitaitf. Ini terjadi
karena triangulasi memberi peluang paling besar untuk mendapatkan data
sesuai dengan realitas sesungguhnya. Trianggualasi adalah pengamatan
-
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang terus menerus sampai datanya jenuh. Uji keabsahan data melalui
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Lexy J.Meleong, 2018, hal. 331)
Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
-
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. JADWAL PENELITIAN
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
NO BENTUK KEGIATAN
2019/2020
JUN OKT DES JAN FEB MAR APRIL
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
3 1 3 4 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 ACC Judul √
2 Pembuatan Proposal √ √ √
3 Bimbingan Proposal √ √ √
4 Seminar Proposal √
5 Perbaikan Proposal √ √ √
6 Surat Izin Riset √
7 Penelitian √ √ √ √ √
8 Bimbingan Skripsi √ √
9 Perbaikan Skripsi √ √
10 Pramunaqasyah √
11 Munaqasyah √
-
40 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
1. Sejarah berdirinya MTs Nururrodhiyah Kota Jambi
Madrasah Nururrodhiyah berdiri pada tanggal 10 Muharram 1387
H/1985 M. Madrasah ini pada mulanya hanya berbentuk pengajian
anak-anak yang bertempat di masjid Darussabiqin. Karena tuntutan
keadaan, maka dua tahun kemudian yaitu tanggal 10 muharram 1389
H/1987 M didirikan perguruan Nururrodhiyah (PNR). Berdirinya
Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah pada tanggal 27 Juni 1989,
madrasah ini terbentuk setelah dibukanya Madrasah Ibtida’iyah yang
berstatus swasta dan dikelola oleh beberapa orang tokoh yang sekaligus
sebagai pimpinan dan penanggung jawab terhadap perkembangan
pendidikan di Madrasah.
Adapun tokoh-tokoh masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :
1. H. Abdul Rozi (Alm)
2. Drs. H. Usman Nasution (Alm)
3. Drs. H. Rahmat Nasution
4. KH. Abdul Manaf (Alm)
5. Drs. H. Firmansyah, Ar
Adapun dana untuk mendirikan Madrasah ini didapat dari hasil
sumbangan masyarakat setempat, para hartawan dan dermawan.
Semejak tahun 1989 Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah telah
memiliki gedung yang permanen. Madrasah ini perlahan lahan
mengalami perkembangan yang baik dari segi sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga pengajarnya. Terutama setelah dimasukkannya
bidang studi umum yang di sesuaikan dengan kurikulum madrasah-
madrasah negeri. Di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah juga t