Pembangunan karakter bangsa

Click here to load reader

download Pembangunan karakter bangsa

of 20

description

Bahan Kuliah pertemuan kelima mahasiswa STIA Paris Makassar

Transcript of Pembangunan karakter bangsa

  • 1. Pembangunan Karakter Bangsa (Bagian Pertama) Muslimin B. Putra Dosen STIA Paris Makassar

2. Pengantar Pada dasarnya karakter bangsa dimaknaisebagai sikap mental yang menjadi ciri suatubangsa. Sikap mental yang menjadi karakter bangsaterefleksi pada cara berfikir, berkata danbertindak pada suatu bangsa. Dengan demikian, karakter bangsa adalahsesuatu yang melekat pada eksistensi suatubangsa. Karakter bangsa bukan sesuatu yangdipertunjukkan pada bangsa lain tetapi secaranyata dapat dinilai keberadaannya oleh bangsa-bangsa lain. 3. Pengantar Quraish Shihab membedakan karakter dengantemperamen. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidupseseorang. Ia dibangun olehpengetahuan, pengalaman serta penilaianterhadap pengalaman itu. Ia bukan saja nalartetapi gabungan dari nalar, kesadaran moral dankesucian jiwa. Temperamen adalah corak reaksi seseorangterhadap berbagai rangsangan dari luar dan daridalam. Ia berhubungan erat dengan kondisibiopsikologi seseorang sehingga sangat sulitdiubah karena ia dipengaruhi oleh unsur hormon 4. PengantarJosephson Institute membagi atas 5 (lima) pilarkarakter yakni : Trustworthiness (dapat dipercaya), Respect (menghormati orang lain), Fairness (adil), Caring (perhatian terhadap orang lain), Citizenship (kewargaan). 5. PengantarKomponen dari Trustworthiness yakni : jujur, tidak curang, mempunyai keberanian melakukan hal yangbenar, membangun reputasi dan loyal. 6. PengantarUnsur dari Respect adalah : menghargai terhadap sesama, toleran terhadap perbedaan, perilaku yang baik, bertutur kata yang sopan, peka terhadap perasaan orang lain, menahan amarah tidak menyakiti orang lain. 7. PengantarKomponen dari Fairness adalah : berpikiran terbuka, mau mendengar orang lain, senang berbagi, tidak memanfaatkan orang lain, tidak menyalahkan orang lain mengikuti aturan main. 8. Pengantar Caring memiliki unsur seperti : baik hati, suka berterima kasih, pemaaf, penolong peduli penderitaan orang lain. 9. PengantarCitizenship memiliki komponen yakni: terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan dankenegaraan, bekerjasama didalam komunitas, semangat berbagi dilingkungan tempat kerja dantempat tinggal, mentaati hukum, menghormati petugas hukum dan birokrasi melestarikan lingkungan. 10. Pengantar Contoh karakter bangsa yang kuat di duniaadalah bangsa Jepang. Meski pernah mendapatserangan bom atom pada perang dunia kedua(1945) yang menewaskan ribuanpenduduknya, dalam waktu relatif singkat mampubangkit dan sekarang menjadi negara maju. Kunci keberhasilan kebangkitan bangsa Jepangadalah sikap altruistik masyarakatnya yang lebihmengedepankan kepentingan umum diataskepentingan pribadi atau golongan. Sikaptersebut dipandu dengan manajamen yangdikenal Restorasi Meiji. 11. Kebijakan Nasional Untuk menjadi bangsa Indonesia yang tangguhdan kompetitif dalam tataran interaksi global,pembangunan karakter bangsa dirasakan telahmenjadi kebutuhan bangsa Indonesia. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentangRencana Pembangunan Jangka PanjangNasional 2005-2015 telah mengamanahkan visibangsa Indonesia yang tangguh, kompetitif,berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotongroyong, patriotik, dinamis, berbudaya danberorientasi IPTEK berdasarkan Pancasila dandijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan YangMaha Esa. Karena itu, maka disusun Kebijakan Nasional 12. Kebijakan Nasional Sebenarnya bangsa Indonesia memiliki Pancasilayang dapat dikembangkan untuk membangunkarakter bangsa. Pancasila dapat disebut sebagai warisan geniusbangsa Indonesia. Pancasila sebagai pedoman karakter bangsaIndonesia digali dari nilai-nilai yang sudah lamaberkembang ditengah masyarakat yangmayoritas beragama Islam. Namun permasalahan adalah tidak sepenuhnyamenerima dan mengamalkan nilai-nilai Pancasilayang memiliki spirit Bhinneka Tunggal Ika atautoleransi terhadap pluralitas. 13. Karakter Melalui Pendidikan Pendidikan adalah salah satu wahanapembentukan karakter bangsa. Melaluipendidikan, sosialisasi kebudayaanterinternalisasi pada diri individu peserta didik. Karena itu, sangat erat kaitan antara pendidikandan kebudayaan. Pendidikan tidak bisa steril darikebudayaan karena dapat menyebabkan pesertadidik tercerabut dari akan budaya masyarakatnyasendiri. Masyarakat yang tidak mengenal kekayaanbudayanya sendiri akan cenderung merasa asingdidalam menjalani kehidupannya. 14. Karakter Melalui Pendidikan Pendidikan karakter dapat diartikan sebagaipendidikan nilai, moral, budi pekerti, watak yangbertujuan mengembangkan kemampuan pesertadidik untuk memberikan keputusan baik atauburuk dan benar atau salah. Pendidikan karakter dilaksanakan didalam satuanpendidik. Prof. Sapriya membagi atas tiga dimensipendidikan karakter yakni dimensikurikuler, dimensi sosio kultural, dan dimensibirokrasi. 15. Karakter Melalui Pendidikan Di lembaga pendidikan, peran guru sangat besardalam pembentukan karakter bangsa bagi pesertadidik dengan cara membudayakan Pancasila gunamemacu peningkatan sumber daya manusia. Bidang pendidikan yang relevan denganpembentukan karakter seperti bidang agama, sosialdan budaya. Strategi yang harus dilakukan dengancara mengintegrasikan semua sumber daya sosialdan budaya, semua elemen bangsa, semua unsurpenyelenggara negara dan unsur pimpinan bangsadisesuaikan dengan peran dan kedudukan masing-masing. Untuk membangun karakter bangsa bukan hanyatugas bagi guru di pendidikan formal tetapi juga padapendidikan informal. 16. Karakter Melalui Pendidikan Sri Sultan Hamengkubowono X dalam KongresPendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (Senin7/5) mengungkapkan bahwa pendidikan danpengajaran merupakan dua proses satu nafas,memiliki keterkaitan yang berbeda kadarnyadengan kebudayaan. Pendidikan memerdekakan nurani, pengajaranmemerdekakan pikiran. Meski begitu pengajarandapat dikatakan sebagai bagian dari pendidikansecara umum, karena ilmu yang diajarkan dandipelajari merupakan alat pendidikan. Perlu ditunjukkan keterpaduan hubungan antarapengajaran, pendidikan dan kebudayaan. 17. Karakter Melalui PendidikanMengacu pada tipologi Fitjrof Capra mengenaiKembali pada Paradigma Kebudayaan dikenaldua tipe yakni: tipe struktural dan tipe kultural. 18. Karakter Melalui Pendidikan Tipe struktural dapat dianalogikan dengan strukturkereta api bergerbong panjang yang berjalan diatasrel tunggal. Jika modernitas masyarakat duniadiletakkan pada garis kontinum, sesuai perspektif danteori-teori modernisasi, maka masyarakat tradisionaldan semi modern di Timur adalah gerbong-gerbongbelakang yang mengekor jejak gerbong-gerbongmasyarakat modern Barat yang ada dibagian depan. Ketiga gerbong masyarakat Barat telah berkiblat kekebudayaan Timur (berbalik arah), masyarakattradisional dan semi-modern Timur berada di gerbongbelakang justru tetap mengarah ke modernisasi alaBarat. Dengan kata lain, masyarakat Timur harus ter-Baratkan sepenuhnya dulu, untuk kemudian berbalikke paradigma kebudayaan Timur, jika masih tersisawaktu. 19. Karakter Melalui Pendidikan Tipe Kultural dapat dianalogikan dengan PestaOlahraga Olimpiade. Dalam Olimpiade, terbukakedudukan olahraga dan peserta adalah sama(kompetisi-koeksistensi), tetapi masing-masingtipe olahraga memiliki ciri-ciri tertentu yangdipengaruhi oleh ciri-ciri alamiah manusia,misalnya ukuran badan atau karakter kulturaltertentu. Jika paradigma kembali ke kebudayaan ditandaidengan kuatnya minat masyarakat dunia padaolahraga berranah esoterik-spiritual ke-Timuran,secara teoritis dan idealnya peluang atlet Timurmerajai Olimpiade lebih terbuka dibanding atletBarat. Namun bisa jadi tanggapan empirismasyarakat Timur boleh jadi sebaliknya. 20. Karakter Melalui Pendidikan Mereka yang berpostur badan rata-rata kecil-pendek lebih aktif mengembangkan olahragabasket ketimbang mendirikan padepokan pencaksilat, maka hampir dipastikan orang Timurkesulitan mencatatkan prestasi di arenaOlimpiade. Namun sebaliknya bila mau mengembangkanpadepokan pencak silat maka kemungkinanorang Timur mencatatkan prestasi gemilang diOlimpiade sangat terbuka. Karena dasar-dasarpencak silat ada di Timur. Oleh karena itu, kita sekarang ini sesungguhnyatengah mengalami krisis identitas.