Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

48
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) NOMOR: 1 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelak-sanaan, dan pengawasan pembangunan daerah perlu disusun rencana pembangunan jangka panjang daerah; b. bahwa rencana pembangunan jangka panjang daerah merupakan kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah yang bersifat aspiratif terhadap kehendak masyarakat Kabupaten Sleman yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Transcript of Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Page 1: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN(Berita Resmi Kabupaten Sleman)

NOMOR: 1 TAHUN 2005 SERI : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMANNOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelak-sanaan, dan

pengawasan pembangunan daerah perlu disusun rencana

pembangunan jangka panjang daerah;

b. bahwa rencana pembangunan jangka panjang daerah

merupakan kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah

yang bersifat aspiratif terhadap kehendak masyarakat

Kabupaten Sleman yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan

pembangunan daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Sleman Tahun 2006-2025.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah

Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Page 2: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004,

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4548);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang

Penetapan Mulai Berlakunya Undang-undang 1950 Nomor 12,

13, 14 dan 15 Dari Hal Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa

Yogyakarta (Berita Negara tanggal 14 Agustus 1950).

Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN,

dan

BUPATI SLEMAN,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN

SLEMAN TAHUN 2006-2025.

Pasal 1

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 adalah

dokumen perencanaan daerah yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah

yang disusun berdasarkan potensi, permasalahan, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat

serta ditetapkan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

Pasal 2

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025

berkedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah yang

2

Page 3: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

merupakan penjabaran dari kehendak masyarakat Kabupaten Sleman dengan

memperhatikan arah rencana pembangunan jangka panjang nasional.

Pasal 3

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 berfungsi

sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan

pembangunan, dan pemberian pelayanan kepada masyarakat bagi semua pihak di

Kabupaten Sleman.

Pasal 4

Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-

2025 disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN DAERAH

BAB III DASAR FILISOFIS, VISI, MISI, DAN NILAI-NILAI

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V PELAKSANAAN

BAB VI PENUTUP

Pasal 5

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 adalah

sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini, dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 6

Pelaksanaan lebih lanjut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman

Tahun 2006-2025 dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah.yang

ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman.

3

Page 4: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Ditetapkan di Sleman

Pada tanggal 22 Nopember 2005

BUPATI SLEMAN,

Cap/ttd

IBNU SUBIYANTO

Diundangkan di Sleman.

Pada tanggal 24 Nopember 2005

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SLEMAN,

Cap/ttd

SUTRISNO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2005 NOMOR 1 SERI E

4

Page 5: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMANNOMOR : 7 TAHUN 2005TANGGAL : 22 NOPEMBER 2005

BAB IPENDAHULUAN

A. PENGERTIANRencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah adalah dokumen

perencanaan daerah yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah. RPJP

Daerah disusun berdasarkan potensi, permasalahan, kebutuhan, dan aspirasi

masyarakat. RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk jangka waktu

20 tahun.

B. KEDUDUKAN DAN FUNGSIRencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sleman

merupakan pedoman umum bagi aparatur pemerintah daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga

swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan

tokoh masyarakat, dan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Sleman dalam

melaksanakan pembangunan daerah mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2025.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sleman

mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah

yang merupakan penjabaran dari kehendak masyarakat Kebupaten Sleman dengan

tetap memperhatikan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Nasional.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sleman

berfungsi sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pengelolaan pembangunan, dan pemberian pelayanan kepada masyarakat bagi

semua pihak di Kabupaten Sleman.

C. MAKSUD DAN TUJUANRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman ditetapkan

dengan maksud memberikan arah dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pengelolaan pembangunan, dan pemberian pelayanan kepada masyarakat di

Kabupaten Sleman.

5

Page 6: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

RPJP Daerah Kabupaten Sleman bertujuan mewujudkan kehidupan yang lebih

demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, kesetaraan jender,

menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang beradab, berakhlak

mulia, mandiri, bebas, maju, dan lebih sejahtera lahir batin untuk kurun waktu 20

tahun ke depan.

D. LANDASANRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman disusun atas

dasar:

1. Landasan idiil : Pancasila

2. Landasan konstitusional : UUD 1945

3. Landasan operasional : Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman

mencakup aspek pembangunan di segala bidang kehidupan untuk jangka waktu 20

tahun, yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN DAERAH

BAB III DASAR FILOSOFIS ,VISI, MISI, DAN NILAI - NILAI

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V PELAKSANAAN

BAB VI PENUTUP

6

Page 7: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

BAB IIPOTENSI DAN PERMASALAHAN DAERAH

A. POTENSI DAERAHPembangunan daerah merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

berkesinambungan melalui pengembangan potensi yang dimiliki daerah. Potensi

daerah merupakan modal dasar bagi daerah dalam melaksanakan pembangunan

untuk mewujudkan visi daerah.

1. Lingkungan Strategis

a. Letak wilayah

Kabupaten Sleman terletak di antara 107°15’03” - 100°29’30” bujur timur

dan 7°34’51” - 7°47’03” lintang selatan. Sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah; sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah;

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah; dan

sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul,

dan Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Luas wilayahLuas Kabupaten Sleman lebih kurang 574,82 km2 atau sekitar 18% dari luas

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak wilayah Kabupaten Sleman

terjauh dari utara ke selatan 32 km dan dari timur ke barat 35 km.

c. Topografi, klimatologi, dan penggunaan lahan

1). Topografi

Kondisi permukaan tanah Kabupaten Sleman di bagian selatan relatif

datar, kecuali di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian

wilayah di Kecamatan Gamping merupakan daerah perbukitan.

Semakin ke utara kondisi permukaan tanah relatif miring dan di bagian

utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal.

Sebagian besar (72,11%) wilayah Kabupaten Sleman mempunyai

ketinggian antara 100 meter hingga 2.500 meter di atas permukaan laut.

Sisanya (27,89%) wilayah Sleman mempunyai ketinggian kurang dari

100 meter di atas permukaan laut.

7

Page 8: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

2). Klimatologi

Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk

tropis basah dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 2.206,6

mm/tahun sampai dengan 2.581 mm/tahun. Berdasarkan kondisi iklim

tersebut, maka lahan di wilayah Kabupaten Sleman sangat cocok untuk

pengembangan pertanian.

3). Penggunaan lahan

Hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Sleman, yaitu di bagian

barat dan selatan, merupakan tanah pertanian yang subur dengan

didukung oleh irigasi teknis. Pada tahun 2003, penggunaan lahan untuk

persawahan mencapai 23.361 ha (40,64%), tegalan 6.440 ha (11,20%),

pekarangan 18.832 ha (32,76%), dan lain-lain 8.849 ha (15,40%).

Selama 5 tahun terakhir, luas lahan persawahan mengalami penyusutan

rata-rata 0,41%/tahun, luas lahan tegalan bertambah rata-rata

0,25%/tahun, luas lahan pekarangan bertambah rata-rata 0,07%/tahun,

dan luas lahan untuk lain-lain bertambah rata-rata 0,09%/tahun.

d. Sumberdaya alam (SDA)Potensi SDA yang terdapat di Kabupaten Sleman meliputi SDA non-hayati

yaitu air, lahan, udara, dan SDA hayati yang terdiri dari flora dan fauna.

Hingga akhir tahun 2003, cadangan air bawah tanah secara statis mencapai

1.140.000.000 m3, sementara pemakaian air tanah per tahun sebanyak

37.527.246,31 m3 (3,29% dari cadangan air bawah tanah), dengan alokasi

rata-rata per tahun untuk pemakaian domestik sebanyak 32.935.996,24 m3,

hotel 1.245.071,87 m3, rumahtangga 753.462,66 m3, dan industri

2.592.715,54 m3.

Sumberdaya lahan berupa hutan negara, hutan rakyat, dan hutan kota.

Hutan negara seluas 1.728,91 ha (3,01% dari luas wilayah Sleman) terdiri

dari 1.446,65 ha berupa hutan lindung, 118,61 ha taman wisata, dan 163,68

ha berupa cagar alam. Luas hutan rakyat 3.360 ha (5,80% dari luas wilayah

Sleman), sedangkan luas hutan kota 1,80 ha.

Bahan galian di wilayah Kabupaten Sleman berupa bahan galian golongan

C (BGCC) yang meliputi cadangan pasir (35.247.600 m³), sirtu (108.663.500

m³), andesit (55.272.300 m³), tanah liat (11.478.223 m³), kapur (2.500 m³),

dan breksi batu apung (214.835.000 m³).

8

Page 9: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

e. Lingkungan hidupPerusahaan-perusahaan di Kabupaten Sleman masih ada yang belum

memenuhi kewajibannya berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan hidup.

Sampai dengan tahun 2004, dari 28 perusahaan yang termasuk dalam

kelompok usaha wajib amdal, sebanyak 17 (60,71%) perusahaan telah

memiliki dokumen amdal. Sedangkan dari 87 perusahaan yang termasuk

dalam kelompok usaha wajib Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), baru 70 (80,46%) perusahaan yang

telah memiliki dokumen UKL-UPL.

Perusahaan-perusahaan di Kabupaten Sleman juga berkewajiban

membangun Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Namun, dari 1.400

perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok usaha wajib membangun

IPAL, baru 80 (5,71%) perusahaan yang telah membangun IPAL.

Sampai dengan tahun 2004, Kabupaten Sleman memiliki kelompok/individu

peduli lingkungan, yakni 347 orang kader lingkungan. Kelompok/individu

peduli lingkungan yang telah memperoleh penghargaan di bidang

lingkungan baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional, terdiri atas 6 orang

perintis lingkungan, 5 kelompok penyelamat lingkungan, 5 orang pengabdi

lingkungan, dan 5 orang pembina lingkungan.

Sarana pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman berupa Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) terdapat di Piyungan Bantul (kerjasama

Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta). Sarana pengelolaan

sampah lainnya yang dimiliki Kabupaten Sleman adalah 7 Lokasi Daur

Ulang Sampah (LDUS), 7 unit transfer depo, 34 unit container, dan 34 unit

Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sarana angkutan sampah terdiri

dari 11 dump truck dengan kapasitas angkut 330 m³/hari, 6 unit armroll

dengan kapasitas angkut 108 m³/hari, 2 unit pick up dengan kapasitas

angkut 6 m³/hari, 1 unit wheel loader, dan 1 unit buldozer.

Saat ini timbulan sampah di Kabupaten Sleman mencapai 1.613,40 m³/hari,

dikelola oleh masyarakat sendiri sebanyak 74,43% atau 1.200,90 m³/hari,

sedangkan sampah yang terangkut sebanyak 25,57% atau 412,5 m³/hari

dengan rincian dibuang ke TPA 307 m³/hari dan diolah di LDUS sebanyak

105,5 m³/hari.

Lokasi pembuangan sampah di luar TPA yang telah ditentukan, seperti

bantaran sungai sebanyak 152 titik, dengan sumber yang paling dominan

adalah masyarakat setempat 64%, pihak luar 27%, warung PKL setempat

7%, dan restoran/toko setempat 2%.

9

Page 10: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Cakupan pelayanan persampahan meliputi 17 kecamatan yang terdiri dari

48 perumahan/permukiman, 4 fasilitas kesehatan, 6 fasilitas pendidikan, 5

fasilitas kesehatan, 17 perusahaan swasta, dan 13 fasilitas umum.

Adapun potensi flora dan fauna di kawasan cagar alam Plawangan Turgo

terdapat 88 species flora dan 30 famili (96 species) fauna (meliputi mamalia,

reptil, Ikan, serangga, burung).

f. Karakteristik wilayah1). Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang dimiliki, Kabupaten Sleman

terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu:

a). Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang

menghubungkan kota Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, dan

Cangkringan (ringbelt) ke utara sampai dengan puncak gunung

Merapi. Di kawasan ini terdapat sumberdaya air dan ekowisata

yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya,

b). Wilayah Timur meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian

Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Di wilayah ini terdapat

peninggalan purbakala (candi) sebagai pusat wisata budaya dan

merupakan daerah lahan kering, serta sumber bahan batu putih.

c). Wilayah Tengah merupakan wilayah aglomerasi kota Yogyakarta,

meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok, dan

Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan,

dan jasa.

d). Wilayah Barat yang meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan,

dan Moyudan, merupakan daerah pertanian lahan basah yang

tersedia cukup air dan sumber bahan baku untuk industri kerajinan

mendong, bambu, serta gerabah.

2). Berdasar jalur lintas antardaerah, Kabupaten Sleman dilalui oleh jalur

jalan nasional sebagai jalur ekonomi yang menghubungkan Kabupaten

Sleman dengan kota-kota pelabuhan Semarang, Surabaya, dan

Jakarta. Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan,

Depok, Mlati, Tempel, dan Gamping.

Wilayah Kecamatan Depok, Mlati, dan Gamping dilalui jalan lingkar

(ringroad) sebagai jalan arteri primer di Daerah Istimewa Yogyakarta,

sehingga kecamatan-kecamatan tersebut cepat berkembang.

2. Hukum, Penyelenggaraan Pemerintahan, dan Politik

a. Hukum10

Page 11: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Pembangunan hukum yang telah dilakukan belum menunjukkan hasil yang

optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh masih adanya warga masyarakat

yang tidak mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

seperti pelanggaran atas pemanfaatan tanah, rendahnya disiplin berlalu

lintas, penyalahgunaan ruangan publik untuk kepentingan individu, dan

pembuangan sampah secara liar.

b. Penyelenggaraan pemerintahanPemerintah Kabupaten Sleman telah melakukan reformasi birokrasi untuk

memenuhi perkembangan kebutuhan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

Reformasi birokrasi juga bertujuan untuk menciptakan tata pemerintahan

yang baik (good governance) dengan memperhatikan kebutuhan kecamatan

(desa), sehingga kecamatan (desa) yang terdapat di Kabupaten Sleman

masih merasa memperoleh manfaat berada dalam (orbit) Kabupaten

Sleman.

1). Kelembagaan

Sejak dilaksanakannya otonomi daerah berdasar Undang-Undang No.

22 Tahun 1999, sampai dengan tahun 2003 di Kabupaten Sleman telah

dilakukan 2 kali penataan struktur organisasi.

Pada tahap pertama, berdasarkan Perda No. 12 Tahun 2000, penataan

kelembagaan yang dilakukan lebih mengetengahkan aspek

penggabungan berbagai organisasi kecil yang mempunyai karakter

pekerjaan sejenis menjadi suatu organisasi yang lebih besar dan

kompak, dan mengakomodasi adanya penggabungan antara induk

organisasi yang telah ada dengan berbagai instansi vertikal yang

diserahkan oleh Pemerintah kepada pemerintah daerah. Struktur

organisasi Pemerintah Kabupaten Sleman hasil penataan tahap

pertama terdiri dari 2 sekretariat, yakni Sekretariat Daerah dan

Sekretariat DPRD, 7 dinas, 4 badan, 3 kantor, dan 17 kecamatan.

Penataan kelembagaan tahap kedua dilaksanakan berdasar Perda No.

12 Tahun 2003. Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Sleman

terdiri dari 2 sekretariat, yakni Sekretariat Daerah dan Sekretariat

DPRD, 9 dinas, 5 badan, 1 RSUD (setingkat badan), 5 kantor, 1 balai

(setingkat kantor), dan 17 kecamatan. Tujuan yang akan dicapai dalam

penataan tahap kedua mewujudkan organisasi yang dapat

11

Page 12: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan perubahan (organisasi yang

fleksibel).

Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan pengembangan

kelembagaan secara terus menerus (continous improvement) agar

dapat lebih mengoptimalkan fungsi alokasi dan distribusi aset, regulasi

pembentuk sistem, dan pelayanan serta perlindungan masyarakat.

2). Aparatur

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan asset bagi suatu organisasi

dan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan mewujudkan tujuan

organisasi. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Sleman selalu

melakukan pengelolaan sumberdaya manusia (aparatur) yang dimiliki

secara komprehensif dan berkesinambungan.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sleman per Desember 2003

sebanyak 13.140 orang dengan latar belakang pendidikan SD 378

orang, SLTP 547 orang, SLTA 4.390 orang, D1 212 orang, D2 2.533

orang, D3 792 orang, D4 27 orang, Sarjana Muda 861 orang, S1 3.300

orang, dan S2 100 orang. Berdasar kelompok umur, banyaknya

pegawai yang berumur kurang dari 26 tahun ada 36 orang, 26-30 tahun

253 orang, 31-35 tahun 927 orang, 36-40 tahun 2.265 orang, 41-45

tahun 3.325 orang, 46-50 tahun 2.909 orang, 51-55 tahun 2.322 orang,

dan lebih dari 55 tahun 1.103 orang.

c. Politik Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan

pemilihan umum (pemilu) tahun 2004 yang diikuti oleh 594.040 orang

pemilih (81,07%) dari 732.698 orang pemilih yang terdaftar. Tingkat

partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum lebih dari 80% tersebut

menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap politik sangat tinggi.

Melalui pemilu tahun 2004, masyarakat Sleman telah memilih 45 orang

wakil-wakilnya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dengan rincian: 10 orang dari PDIP, 7 orang dari PAN, 7 orang dari PKB, 6

orang dari Golkar, 4 orang dari PPP, 6 orang dari PKS, 3 orang dari

Partai Demokrat, 1 orang dari PKPB, dan 1 orang dari PDS. Pemilihan

presiden tahap pertama diikuti oleh 609.935 orang dan tahap kedua diikuti

574.573 orang pemilih

12

Page 13: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

3. Ekonomi

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)PDRB atas dasar harga berlaku dari tahun 1999 sampai dengan 2003

mengalami kenaikan rata-rata 11,66% per tahun, yaitu dari Rp 3.175,309

milyar pada tahun 1999 menjadi Rp 5.451,102 milyar pada tahun 2003.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan rata-rata

3,35% per tahun, yaitu dari Rp 1.403,780 milyar pada tahun 1999 menjadi

Rp 1.654,682 milyar pada tahun 2003.

b. Struktur Perekonomian DaerahStruktur ekonomi Kabupaten Sleman dari tahun 1999 sampai dengan tahun

2003 menunjukkan perkembangan yang positif. Kegiatan ekonomi pada

sektor sekunder dan tersier memberikan nilai tambah (value added) yang

lebih tinggi dibandingkan dengan sektor primer. Adapun kontribusi sektor

primer (pertanian dan pertambangan) dalam PDRB Kabupaten Sleman

pada tahun 1999 sebesar 19,30% menjadi 16,93% pada tahun 2003, sektor

sekunder (industri, listrik-gas-air bersih, dan bangunan) sebesar 24,36%

pada tahun 1999 dan menjadi 29,37% pada tahun 2003, dan sektor tersier

(perdagangan, pengangkutan, keuangan dan jasa) sebesar 56,34% pada

tahun 1999 menjadi 53,69% pada tahun 2003.

c. PDRB per kapitaPDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama 5 tahun meningkat rata-

rata 9,74% per tahun, yaitu dari Rp 3.671.843 pada tahun 1999 menjadi Rp

5.803.066 pada tahun 2003. PDRB per kapita atas dasar harga konstan

meningkat rata-rata 1,57% per tahun, yatu dari Rp 1.619.503 pada tahun

1999 menjadi Rp 1.755.738 pada tahun 2003.

d. Pertumbuhan ekonomiSelama periode tahun 1999-2003, pertumbuhan perekonomian Kabupaten

Sleman mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif setelah mengalami

pertumbuhan negatif pada masa krisis, yaitu sebesar 1,93% pada tahun

1999, 3,63% pada tahun 2000, 4,00% pada tahun 2001, 4,74% pada tahun

2002, dan 4,80% pada tahun 2003.

e. Keuangan daerahSelama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kabupaten Sleman meningkat rata-rata 43,61% per tahun,

yaitu dari Rp17,889 milyar pada tahun 2000 menjadi Rp52,979 milyar pada

tahun 2003. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

13

Page 14: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Sleman meningkat dari Rp118,533 milyar tahun 2000 menjadi Rp447,510

milyar tahun 2003 atau meningkat rata-rata 55,71% per tahun. Sumber-

sumber keuangan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana

perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Sampai dengan tahun 2004, pendapatan asli daerah baru memberi

kontribusi sebesar 12,13% dari total anggaran, sehingga dalam membiayai

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masih sangat

bergantung aliran dana dari pusat berupa dana perimbangan.

f. Investasi Investasi di Kabupaten Sleman terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA),

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Non-Fasilitas. Nilai investasi

tahun 2000 sebesar Rp1.800,90 milyar dengan 20.749 unit usaha dan

menyerap tenaga kerja sebanyak 96.762 orang. Nilai investasi pada tahun

2003 meningkat menjadi Rp2.398,33 milyar dengan 21.828 unit usaha dan

menyerap tenaga kerja 112.391 orang. Dengan demikian nilai investasi

selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 mengalami

peningkatan rata-rata 10,02% per tahun,

Banyaknya unit usaha dalam periode yang sama meningkat rata-rata 1,70%

per tahun dan penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 5,12% per

tahun. Kegiatan investasi di Kabupaten Sleman sebagian besar pada

komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, industri

(pengemasan, pengolahan logam, kayu, dan pengolahan bahan galian

golongan C), dan pariwisata (wisata alam, wisata agro, wisata candi, wisata

museum, wisata budaya, wisata olah raga, dan wisata pendidikan).

g. Prasarana dan sarana ekonomi

1). Sarana Jalan

Pada akhir tahun 2003, panjang jalan kabupaten mencapai 1.085,13

km, meliputi 338,80 km dalam kondisi baik, 465,13 km dalam kondisi

sedang, dan 281,20 km dalam kondisi rusak. Panjang jalan desa

mencapai 2.764,13 km meliputi 150 km dengan kondisi sedang dan

2.614,13 km dengan kondisi rusak. Banyaknya jembatan ada 462 buah,

meliputi jembatan dengan kondisi baik 197 buah, kondisi sedang 188

buah, dan kondisi rusak 77 buah.

2). Sarana Irigasi

Sarana irigasi terdiri atas bendung sebanyak 1.043 buah, embung

sebanyak 2 buah, saluran pembawa sepanjang 299,80 km, bangunan

14

Page 15: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

pelengkap sebanyak 3.430 buah, saluran pembuang sepanjang 4.662

km, dan tanggul banjir sepanjang 6,50 km.

3). Listrik

Kebutuhan listrik masyarakat kabupaten Sleman berasal dari PT.

Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Daya terpasang 207.868 KVA dengan total pelanggan sebanyak

212.151 orang.

Sebagian besar ruas jalan Kabupaten dan ruas jalan desa sudah

dilengkapi dengan lampu penerangan jalan umum (LPJU). Sampai saat

ini jumlah LPJU yang berijin dan biaya beban daya listriknya menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah sebanyak 4.342 buah, terdiri 2.632

buah lampu jenis mercuri/natrium, 1.241 buah lampu TL, dan 469 buah

lampu pijar.

4). Pos dan telekomunikasi

Sarana pelayanan pos dan giro sebanyak 25 buah, sedangkan sarana

pelayanan telekomunikasi sebanyak 39.597 SST terdiri dari pelayanan

instansi pemerintah 5.492 SST, pelayanan swasta perorangan 32.866

SST, pelayanan telpon umum koin 372 buah, pelayanan telepon umum

kartu (TUK) dan telepon pin 210, dan pelayanan wartel 657 buah.

5). Sarana perdagangan

Sarana perdagangan di Kabupaten Sleman pada tahun 2003 terdiri dari

36 pasar pemerintah, 19 buah pasar desa, 52 mini market, 4

supermarket, 6 pasar hewan, dan 1 pasar buah. Pasar pemerintah di

Kabupaten Sleman seluas 134.155 m2, ditempati oleh 12.424 pedagang

dan dilengkapi dengan 1.185 kios, 454 los, dan 1.615 bango.

6). Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

a). Koperasi

Pada tahun 2000, jumlah koperasi di Kabupaten Sleman berjumlah

476 unit, meliputi kopersi produksi sebanyak 55 unit, koperasi

konsumsi 387 unit, koperasi jasa 8 unit, koperasi simpan pinjam

sebanyak 19 unit, dan koperasi pemasaran 7 unit, dengan anggota

181.004 orang. Jumlah modal sendiri Rp23,05 milyar, simpanan

sukarela Rp19,11 milyar, sisa hasil usaha (SHU) yang dibagi

Rp4,91 milyar, dan volume usaha Rp109,62 milyar.

15

Page 16: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Pada tahun 2003, koperasi yang aktif di Kabupaten Sleman

sebanyak 511 unit, meliputi koperasi produksi sebanyak 57 unit,

koperasi konsumsi 417 unit, koperasi jasa 8 unit, koperasi simpan

pinjam sebanyak 22 unit, dan koperasi pemasaran 7 unit, dengan

anggota 183.517 orang. Jumlah modal sendiri Rp36,94 milyar,

simpanan sukarela Rp26,53 milyar, sisa hasil usaha (SHU) yang

dibagi Rp7,51 milyar, dan volume usaha Rp154,37 milyar.

Selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 terjadi penambahan

jumlah koperasi sebesar 7,35%, penambahan jumlah anggota

sebesar 1,39%, jumlah modal sendiri meningkat sebesar 60,23%,

dan peningkatan volume usaha sebesar 40,82%.

b). Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Sampai dengan tahun 2003, banyaknya UKM mencapai 21.757 unit

yang bergerak di berbagai bidang usaha, meliputi usaha

perindustrian sebanyak 14.764 unit dengan tenaga kerja 59.885

orang, dan sebanyak 6.993 unit bergerak di bidang perdagangan,

jasa, dan lain-lain dengan tenaga kerja 52.506 orang.

7). Lembaga keuangan

Lembaga keuangan bank yang terdapat di Kabupaten Sleman pada

tahun 2003 terdiri dari Kantor Cabang Bank BNI 46 sebanyak 1 buah

dengan 7 buah kantor cabang pembantu dan 4 buah kantor kas, Kantor

Cabang Bank Pembangunan Daerah sebanyak 1 buah dengan 4 buah

kantor cabang pembantu dan 10 buah kantor kas, Kantor Cabang BRI

sebanyak 1 buah dengan kantor kas 27 buah, Kantor Cabang Bank

Danamon sebanyak 1 buah, Bank Mandiri 2 buah, Bank Panin 1 buah,

Bank Bukopin 2 kantor cabang pembantu, Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) 36 buah, dan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) 12 buah. Selain itu,

terdapat lembaga-lembaga keuangan non-bank, antara lain pegadaian,

jasa asuransi, dan lembaga-lembaga keuangan tingkat desa seperti

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) 32 buah, Badan Usaha Kredit

Pedesaan 17 buah, Badan Kredit Desa 22 buah, Usaha Ekonomi Desa

(UED), Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP), dan Usaha Sosial

dan Ekonomi Pedesaan (USEP). Keberadaan lembaga keuangan

tersebut ternyata dapat membantu kelancaran kegiatan perekonomian

masyarakat.

16

Page 17: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Simpanan masyarakat Kabupaten Sleman pada lembaga keuangan

terdiri dari giro, deposito, dan tabungan. Simpanan masyarakat pada

tahun 2000 berjumlah Rp970,85 milyar dan pada tahun 2003 menjadi

Rp1.463,20 milyar atau meningkat rata-rata 10,80% per tahun. Secara

rinci jumlah simpanan dalam giro sebesar Rp125,11 milyar tahun 2000

menjadi Rp212,04 milyar tahun 2003 atau meningkat rata-rata 14,10%

per tahun, deposito sebesar Rp334,86 milyar tahun 2000 menjadi

Rp346,51 milyar pada tahun 2003 atau meningkat rata-rata 0,86% per

tahun, dan tabungan sebesar Rp510,88 milyar tahun 2000 menjadi

Rp904,65 milyar tahun 2003 atau meningkat rata-rata 15,36% per

tahun.

Kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat

Kabupaten Sleman pada tahun 2000 sebesar Rp276,82 milyar, menjadi

Rp927,28 pada tahun 2003, atau meningkat rata-rata 49,62% per tahun.

Secara rinci, jumlah kredit menurut jenis penggunaannya adalah kredit

modal kerja Rp112,57 milyar pada tahun 2000, menjadi Rp320,98

milyar pada tahun 2003, atau meningkat rata-rata 41,80% per tahun,

kredit investasi Rp45,97 milyar pada tahun 2000, menjadi Rp176,71

milyar tahun 2003, atau meningkat rata-rata 56,65% per tahun, dan

kredit konsumsi Rp118,28 milyar pada tahun 2000, menjadi Rp429,59

milyar tahun 2003, atau meningkat rata-rata 53,71% per tahun.

8). Kepariwisataan

Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya dalam pembangunan

kepariwisataan dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam, wisata

budaya, dan wisata minat khusus.

Wisata alam meliputi kawasan wisata Kaliurang, kawasan Kaliadem,

dan kawasan wisata Agro Salak Pondoh Turi.

Wisata budaya meliputi kawasan wisata candi, upacara adat, dan

museum. Kawasan wisata candi meliputi 10 buah candi (Prambanan,

Kalasan, Sari, Gebang, Banyunibo, Sambisari, Murangan, Barong, Ijo,

Ratu Boko) dan 2 situs arkeologi (situs Watu Gudik dan Kedulan).

Selain itu, masih terdapat 56 situs dan 3 tempat penampungan benda

cagar budaya. Upacara adat yang terdapat di Kabupaten Sleman di

antaranya Suran Kaliurang, Suran Mbah Demang, Suran Batok Bolu,

Merti Bumi Tunggularum, Saparan Ki Ageng Wonolelo, Saparan

Gamping, Merti Dusun Mbah Bregas, Tuk Sibeduk, Ki Ageng Tunggul

Wulung, dan Labuhan Merapi.17

Page 18: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Selain itu terdapat 7 museum dan monumen (Jogja Kembali, Dirgantara

Mandala, Geologi dan Mineral UPN, Affandi, Nyoman Gunarsa, Ulen

Sentalu, Pancasila Sakti).

Wisata minat khusus meliputi wisata pedesaan di 9 desa budaya

(Brayut, Tanjung, Sambi, Grogol, Mlangi, Candi Abang, Plempoh,

Srowolan, Pajangan), 3 desa pertanian (Jamur, Garongan, Bokesan), 4

desa agro (Gabugan, Jambu, Trumpon, Kelor), desa fauna (Ketingan), 5

desa kerajinan (Sendari, Brajan, Gamplong, Sangubanyu, Malangan),

dan 4 desa wisata alam (Kaliurang Timur, Turgo, Kinahreja,

Tunggularum), wisata pendidikan di 5 perguruan tinggi negeri dan 28

perguruan tinggi swasta serta wisata olah raga dengan fasilitas 3

lapangan golf, 2 stadion, 9 kolam renang, dan jalur tracking di Lereng

Merapi.

Sarana pendukung pariwisata yang dapat berfungsi sebagai tempat

MICE (Meeting, Incentive Tour, Conference, dan Exhibition), yaitu 14

hotel berbintang (1.723 kamar), 85 hotel non-bintang (1.290 kamar), dan

127 pondok wisata (564 kamar), 12 restoran (tipe talam gangsa 7 buah

dan tipe talam seloka 5 buah), 98 rumah makan (kelas A 7 buah, kelas

B 36 buah, dan kelas C 55 buah), 43 biro perjalanan wisata, 19 cabang

biro perjalanan wisata, dan 4 agen perjalanan wisata. Sarana rekreasi

dan hiburan umum meliputi 11 kafe, 8 balai pertemuan umum, teater

terbuka, teater tertutup, dan panggung terbuka.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di wilayah

Kabupaten Sleman pada tahun 1998 mencapai 1.775.525 orang,

menjadi 2.343.916 orang pada tahun 2003, atau meningkat rata-rata

5,71% per tahun.

9). Air bersih

Pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Sleman berasal

dari 2 mata air dan 18 sumur bor, dan dilayani melalui 12 kantor

cabang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yaitu Kantor Cabang

Sleman, Godean, Depok, Pakem, Ngemplak, Tambakrejo, Mlati,

Sidomoyo, Nogotirto, Ngaglik, Berbah, dan Prambanan. Sampai dengan

tahun 2004 banyaknya pelanggan 19.329 sambungan rumah (SR)

dengan cakupan pelayanan 13,11% dari jumlah penduduk.

4. Kondisi Sosial Budaya

a. Kependudukan18

Page 19: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Dalam kurun waktu 1999 sampai dengan 2003, banyaknya penduduk

Kabupaten Sleman meningkat dari 838.628 orang pada tahun 1999 menjadi

884.727 orang pada tahun 2003, atau meningkat rata-rata 1,35% per tahun.

Banyaknya pendatang di Kabupaten Sleman selama 5 tahun terakhir

46.011 orang dan banyaknya penduduk yang pindah 28.151 orang,

sehingga terjadi migrasi masuk neto sebanyak 17.860 orang. Pertambahan

penduduk alami selama 5 tahun sebesar 28.239 orang.

b. KesehatanDerajad kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan,

kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan usia harapan

hidup, angka kematian bayi (per 1.000 kelahiran hidup), angka kematian ibu

melahirkan (per 100.000 persalinan), dan status gizi.

Selama periode tahun 2000-2003, usia harapan hidup meningkat dari 71,50

tahun menjadi 72,84 tahun, angka kematian bayi (AKB) mengalami

penurunan dari 11,25 per 1.000 menjadi 8,47 per 1.000, angka kematian ibu

(AKI) mengalami penurunan dari 84,60 per 100.000 menjadi 76,19 per

100.000. Proporsi penduduk dengan gizi lebih mengalami penurunan dari

1,71% menjadi 1,24%; gizi baik meningkat dari 85,92% menjadi 87,55%; gizi

kurang menurun dari 11,47% menjadi 10,47%; dan gizi buruk menurun dari

0,90% menjadi 0,74%.

c. PendidikanPerkembangan pendidikan di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 5

tahun terakhir dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK untuk SD

110,26% pada tahun 1999 menurun menjadi 109,17% pada tahun 2003,

APK untuk SMP 97,02% pada tahun 1999 menurun menjadi 84,43% pada

tahun 2003, APK untuk SMA/SMK 81,25% pada tahun 1999 menurun

menjadi 74,28% pada tahun 2003. APM untuk SD 96,02% pada tahun 1999

menjadi 93,51% pada tahun 2003, untuk SMP 68,76% pada tahun 1999

menjadi 58,95% pada tahun 2003, dan untuk SMA/SMK 53,45% pada tahun

1999 menjadi 52,12% pada tahun 2003.

Selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2003, rata-rata lama

sekolah mengalami peningkatan dari 9,26 tahun pada tahun 1999 menjadi

10,25 tahun pada tahun 2003, sedangkan angka melek huruf mengalami

19

Page 20: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

peningkatan dari 86,35% pada tahun 1999 menjadi 90,87% pada tahun

2003.

Pada tahun 2003, di Kabupaten Sleman terdapat 5 perguruan tinggi negeri

dengan jumlah mahasiswa 72.444 orang dan 30 perguruan tinggi swasta

dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 69.406 orang.

d. Generasi muda dan olah ragaPembinaan generasi muda dilakukan melalui 13 organisasi kepemudaan

tingkat Kabupaten dan 96 organisasi tingkat desa. Sarana pembinaan

generasi muda yang tersedia di wilayah Kabupaten Sleman meliputi: 5

pondok pemuda, 1 buah youth center, 9 lokasi bumi perkemahan, 4

gelanggang mahasiswa, 3 padepokan, 1 sanggar kegiatan belajar (SKB),

dan 75 gedung serbaguna.

Pembinaan olah raga dilakukan melalui 18 organisasi cabang olah raga dan

20 kelompok olah raga masyarakat tingkat Kabupaten serta 25 kelompok

olah raga masyarakat tingkat Kecamatan.

Sarana pembinaan olah raga yang tersedia di wilayah Kabupaten Sleman

meliputi: 99 lapangan sepak bola, 423 lapangan bola volley, 374 lapangan

bulu tangkis, 456 buah meja tenis, 86 lapangan tenis, 53 lapangan bola

basket, 3 lapangan sepak takraw, 1 lapangan tembak, 3 lapangan golf, 4

lapangan panahan, 1 ring tinju, 11 kolam renang, 4 lokasi panjat tebing.

e. Ketenagakerjaan

1). Penduduk usia kerja

Penduduk usia kerja (15-64 tahun) selama 5 tahun terakhir mengalami

peningkatan rata-rata 2,67% per tahun, yaitu dari 671.021 orang tahun

1999 menjadi 745.624 orang tahun 2003.

2). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yaitu banyaknya angkatan

kerja dari setiap 100 orang penduduk selama kurun waktu 5 tahun

terakhir mengalami perubahan yang bervariasi. Angka TPAK menurun

rata-rata 0,40% per tahun dari 61,25 pada tahun 1999 menjadi 60,27

pada tahun 2003.

3). Angka Beban Tanggungan

Angka beban tanggungan menurun dari 44,46 pada tahun 1999

menjadi 39,45 pada tahun 2003. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2003,

setiap 100 orang penduduk Kabupaten Sleman yang berusia produktif

20

Page 21: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

(15-64 tahun) harus menanggung kurang lebih 39 orang penduduk usia

0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Kondisi ini relatif lebih baik

dibandingkan pada tahun 1999, yakni setiap 100 orang

penduduk

Kabupaten Sleman yang berusia produktif harus menanggung kurang

lebih 44 orang penduduk.

4). Penduduk bekerja menurut lapangan usaha utama

Penduduk yang bekerja di Kabupaten Sleman pada tahun 2003

sebanyak 434.490 orang tersebar di berbagai sektor. Sektor tertinggi

dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (28,99%), diikuti

oleh sektor jasa (22,77%), perdagangan (22,06%), industri pengolahan

(11,82%), konstruksi (4,38%), keuangan (3,94%), angkutan (3,76%),

pertambangan (1,93%), listrik/gas/air (0,26%), dan lain-lain (0,09%).

5). Pelatihan kerja

Pelayanan pelatihan kerja bagi masyarakat dilakukan oleh 1 Balai

Latihan Kerja dan 32 Lembaga Pelatihan Kerja milik swasta. Pelatihan

yang diberikan meliputi berbagai induk kejuruan yaitu otomotif, listrik,

teknologi mekanik, bangunan, pertanian, aneka kejuruan, tata niaga,

dan kewirausahaan. Balai Latihan Kerja mampu memberi pelatihan

1.100 orang per tahun dengan sistem institusional dan non-institusional.

f. Kesejahteraan SosialBerdasar kriteria keluarga sejahtera, dari 226.230 kepala keluarga pada

tahun 2003, 10,30% tergolong Keluarga Pra Sejahtera, 26,70% tergolong

Keluarga Sejahtera I, 23,93% tergolong Keluarga Sejahtera II, 30,55%

tergolong Keluarga Sejahtera III, dan 8,52% tergolong Keluarga Sejahtera III

Plus.

Banyaknya pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten Sleman meningkat

rata-rata 4,36% per tahun, yaitu dari 130.409 PUS pada tahun 1999 menjadi

136.092 PUS pada tahun 2003. Peserta KB aktif mengalami peningkatan

rata-rata 3,54% per tahun, yaitu dari 102.379 orang pada tahun 1999

menjadi 105.999 orang pada tahun 2003.

Panti sosial yang ada di Kabupaten Sleman pada tahun 2003 sebanyak 31

buah, terdiri dari 17 panti sosial asuhan anak, 1 panti sosial petirahan anak,

1 panti sosial bina remaja, 1 panti sosial tresna wreda, 3 panti sosial bina

daksa, 4 panti sosial bina grahita, 3 panti sosial bina rungu wicara, dan 1

panti sosial karya wanita. Di samping panti sosial juga terdapat tempat

21

Page 22: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

penitipan anak (TPA) sebanyak 10 buah. Tenaga kesejahteraan sosial

masyarakat (TKSM) sebanyak 500 orang, sedangkan jumlah organisasi

sosial 74 buah.

Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tahun 2003 meliputi:

anak balita terlantar sebanyak 540, anak terlantar 4.404, anak korban tindak

kekerasan atau perlakuan salah sebanyak 21, anak jalanan 249, wanita

rawan sosial ekonomi 1.348 orang, wanita korban tindak kekerasan 52

orang, lanjut usia terlantar 7.287 orang, penyandang cacat fisik 2.807 orang,

penyandang cacat mental retardasi 1.057 orang, penyandang cacat mental

psikotik 772 orang, penyandang cacat ganda 546 orang, penyandang cacat

bekas penderita penyakit kronis 62 orang, tuna susila 54 orang, pengemis

44 orang, gelandangan 9 orang, bekas napi 363 orang, korban

penyalahgunaan narkoba 61 orang, keluarga berumah tidak layak huni

3.636 orang, keluarga bermasalah sosial psikologis 651 orang, pemulung

279 orang, dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana 6.972

orang.

g. Kesenian dan Kebudayaan Di Kabupaten Sleman terdapat beranekaragam seni sebagai perwujudan

dari hasil cipta, rasa, karsa, dan karya masyarakat yang meliputi: seni tari

(265 kelompok), seni musik (331 kelompok), wayang (9 kelompok), sastra (5

kelompok), teater tradisional (43 kelompok), dan drama tari (6 kelompok).

Seni non-pertunjukan meliputi: seni rupa (32 kelompok) dan seni kriya (40

kelompok).

Upacara adat dan tradisi budaya yang masih berkembang di masyarakat di

antaranya 10 macam upacara adat, 20 macam tradisi budaya, dan tradisi

budaya perorangan yang berhubungan dengan siklus kehidupan manusia.

Esensi dari kegiatan ini adalah pelestarian nilai-nilai budaya untuk

membentuk jatidiri bangsa.

Peninggalan sejarah dan purbakala berbentuk cagar budaya (68

situs/candi), benda cagar budaya (3 tempat penampungan), makam/tempat

ziarah (7 tempat), pesanggarahan (3 tempat), museum (7 buah), dan

monumen (32 buah). Peninggalan sejarah dan purbakala tersebut dapat

dijadikan sebagai obyek penelitian arkeologi, arsitektur, geologi, ilmu

humaniora, dan sejarah. Selain itu, peninggalan sejarah dan purbakala

merupakan bagian dari keanekaragaman budaya bangsa dalam rangka

memperkuat kepribadian bangsa.

22

Page 23: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

h. Agama Kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Sleman sangat baik. Hal ini

ditunjukkan oleh tidak adanya konflik antarpemeluk agama. Komposisi

penduduk menurut agama pada tahun 2003 adalah sebagai berikut: Islam

809.343 jiwa, Katolik 52.586 jiwa, Kristen 20.962 jiwa, Hindu 1.144 jiwa,

dan Budha 692 jiwa.

Sarana ibadah berupa masjid 1.773 buah, mushola 289 buah, langgar 1.066

buah, gereja Katolik 52 buah, gereja Kristen 40 buah, kapel 12 buah, rumah

kebaktian 10 buah, pura 4 buah, dan vihara 1 buah.

i. Ketentraman dan ketertiban masyarakatKetertiban masyarakat diperlukan untuk menciptakan stabilitas daerah

dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman dan tentram. Pada

tahun 2003 terjadi 1.043 kasus tindak kejahatan terdiri dari pencurian (594

kasus), penipuan (107 kasus), narkoba (86 kasus), penganiayaan (77

kasus), penggelapan (64 kasus), pengrusakan (24 kasus), pelanggaran

susila (23 kasus), penghinaan (17 kasus), dan kasus lainnya (51 kasus).

Pelanggaran peraturan daerah sebanyak 139 kasus, meliputi 75 kasus telah

disidangkan, 24 tersangka disidik, dan 40 orang dibina.

B. PERMASALAHAN DAERAHMewujudkan transformasi dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang lebih baik dalam

kurun waktu 20 tahun ke depan, bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini

disebabkan oleh masih adanya beberapa permasalahan yang dihadapi, di antaranya:

1. Kualitas pelayanan kepada masyarakat belum optimalDalam menyelenggarakan pelayanan publik, yang merupakan salah satu fungsi

penting pemerintah, Kabupaten Sleman telah berupaya membenahi kualitas

pelayanan publik sesuai dengan prinsip-prinsip “Good Governance”. Sebagai

langkah awal, Kabupaten Sleman telah berupaya meningkatkan kinerja aparat

dengan mereformasi pola berpikir (mindset) aparatur untuk senantiasa berfokus

pada tugas pokoknya, yaitu memberikan pelayanan masyarakat secara

profesional. Pembenahan pola pikir aparatur tersebut juga disertai dengan

pembenahan sistem manajemen pemerintahan yang salah satunya adalah

sistem pelayanan publik, seperti pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Satu

Atap (UPTSA) untuk memberikan pelayanan di bidang perijinan. Namun

demikian hingga saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman merasa masih

belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Oleh

karena itu di masa yang akan datang perlu dilakukan perbaikan secara terus

23

Page 24: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

menerus (continous improvement), baik menyangkut sistem maupun SDM,

sehingga kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Sleman semakin baik.

Penyebab belum optimalnya kinerja aparatur pemerintahan Kabupaten Sleman

di antaranya adalah

a. Masih terdapat sebagian aparat yang belum memiliki budaya kerja yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan;

b. Belum tersedianya ukuran standar minimum pelayanan; dan

c. Perkembangan sarana dan prasarana pelayanan publik yang dimiliki belum

mampu mengimbangi perkembangan kebutuhan pelayanan kepada

masyarakat.

2. Keluarga miskin masih cukup banyakDalam penanganan keluarga miskin, Pemerintah Kabupaten Sleman telah

berupaya mengurangi dan memberdayakan masyarakat miskin melalui

beberapa program, seperti Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan

(P2KP), Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD),

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan dan Kecil (P4K), bantuan beras

miskin (raskin), Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar

Minyak (PKPS-BBM), dan membentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan

Daerah (KPKD). Namun demikian, segala upaya yang telah dilakukan tersebut

masih belum berhasil menurunkan banyaknya keluarga miskin secara signifikan,

sehingga mengharuskan pemerintah Kabupaten Sleman berusaha lebih keras

untuk mengurangi banyaknya keluarga miskin.

3. Kualitas dan manajemen data masih rendahDalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik melalui perencanaan

pembangunan daerah, perlu dukungan data dan informasi yang akurat dan

mutakhir. Dukungan tersebut sangat menentukan tingkat efisiensi, efektivitas,

dan akuntabilitas dalam menyelenggarakan pembangunan daerah.

Pemerintah Kabupaten Sleman telah berupaya meningkatkan kualitas dan

manajemen data, antara lain dengan menghimpun berbagai data melalui

dinas/instansi dan menganalisis dengan metode yang sahih. Namun demikian,

upaya tersebut belum mampu menghasilkan data dan informasi dengan tingkat

akurasi seperti yang diharapkan. Hal ini terutama disebabkan oleh belum adanya

pengintegrasian data dari dinas/instansi, sistem informasi manajemen yang

belum memadai, dan belum dimanfaatkannya sistem jaringan komputer secara

maksimal.

24

Page 25: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

4. Peranserta swasta dan dunia usaha dalam pembangunan masih belum optimalKeberhasilan pembangunan daerah tidak dapat lepas dari peran serta pihak

swasta dan dunia usaha. Partisipasi dan peran aktif yang dilakukan sesuai

dengan porsinya tidak hanya menghidupkan roda perekonomian saja, namun

juga pembangunan daerah secara menyeluruh. Di sisi lain terdapat beberapa hal

yang dianggap menghambat peran swasta dan dunia usaha dalam proses

pembangunan. Salah satunya adalah proses perijinan yang dirasa berbelit-belit,

mahal, dan lamban. Persepsi tersebut sebenarnya tidak semua benar, karen

proses perijinan diperlukan bukan hanya sebagai sumber pendapatan dan

pengendalian, tetapi juga pembinaan terhadap dunia usaha itu sendiri. Pada

hakekatnya perijinan merupakan pemberian hak dalam pengelolaan asset

daerah, sehingga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dengan

demikian pemerintah Kabupaten Sleman perlu memberikan penyadaran kepada

masyarakat dan dunia usaha bahwa penataan dalam pemanfaatan asset daerah

Kabupaten Sleman menjadi sangat penting.

Dalam hal promosi daerah, usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah

Kabupaten Sleman dirasakan masih belum mencukupi, baik di tingkat nasional

maupun internasional. Informasi tentang potensi dan kondisi kabupaten Sleman

belum dapat tersebar secara luas dan benar. Di sisi lain, penyediaan sarana dan

prasarana pendukung bagi investasi swasta belum dapat sepenuhnya dipenuhi,

hal ini terlihat dari kawasan-kawasan yang direncanakan untuk lokasi investasi

belum diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang

memadai. Hal lain yang cukup besar pengaruhnya terhadap minat swasta

adalah harga lahan di Kabupatan Sleman yang relatif tinggi jika dibandingkan

dengan harga tanah di daerah sekitarnya.

Dari sisi tenaga kerja, hampir sebagian besar angkatan kerja memiliki kualifikasi

pendidikan tinggi, sehingga tuntutan upah menjadi lebih tinggi sementara

ketrampilan yang dimiliki angkatan kerja belum memadai. Masalah lain di bidang

ketenagakerjaan adalah angkatan kerja yang tersedia belum sesuai dengan

lapangan kerja yang tersedia atau dibutuhkan dunia usaha.

5. Keamanan dan ketertiban masyarakat masih belum sepenuhnya kondusif Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman

secara umum relatif cukup baik, relatif tenang, tidak ada pertentangan suku,

agama, ras, dan antargolongan (SARA). Kondisi ini tercipta karena peran serta

aktif masyarakat di bidang keamanan dan ketertiban, yang dapat dibuktikan

dengan kegiatan keamanan lingkungan (kamling) di setiap pedukuhan berjalan 25

Page 26: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

baik. Namun demikian jika dilihat dari angka kriminalitas, terutama pencurian

kendaraan bermotor dan penyalahgunaan narkoba masih relatif tinggi jika

dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Propinsi DIY.

26

Page 27: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

BAB IIIDASAR FILOSOFIS, VISI, MISI, DAN NILAI - NILAI

A. DASAR FILOSOFIS PERENCANAAN DAERAHPenyusunan rencana pembangunan jangka panjang memerlukan satu filosofi

pembangunan yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman

bagi daerah untuk menentukan visi, misi, dan arah pembangunan.

Filosofi pembangunan daerah Sleman digali dari filosofi luhur nenek moyang bangsa

Indonesia, yaitu: ”Gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem kerta raharja” dengan

pengertian sebagai berikut:

Gemah Ripah : perwujudan keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan

lahir dan batin.Loh Jinawi : perwujudan keadaan lahan (tanah) berserta tanam-

tanaman yang ada di atasnya sangat subur.Tata Titi Tentrem : suatu kondisi masyarakat yang taat pada aturan, disiplin,

demokratis, bijak dalam bertindak, aman, tentram, dan

damai. Kerta Raharja : tercapainya tingkat kemakmuran/ kesejahteraan di

masyarakat yang ber-pedoman pada keselamatan lahir dan

batin.Rangkuman : perwujudan suatu kondisi masyarakat yang memiliki

kemakmuran, kesejahteraan dengan penuh rasa

kedamaian, keamanan, dan keteraturan.

Implementasi filosofis juga diwujudkan dalam slogan pembangunan desa terpadu di

Kabupaten Sleman, yakni “SLEMAN SEMBADA”. Secara harfiah SEMBADA dapat

dipahami sebagai suatu sikap dan perilaku yang berwatak kesatria,

bertanggungjawab, taat azas, setia menepati janji, pantang menyerah, tabu berkeluh

kesah, bulat tekad, kukuh mempertahankan kebenaran menghindari dari perbuatan

tercela, mampu menangkal dan mengatasi segala masalah, tantangan dan ancaman

yang datang dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri, rela berkorban, dan

mengabdi bagi kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Sebagai slogan untuk upaya pembangunan, SEMBADA merupakan singkatan yang

dapat diuraikan atas arti huruf-hurufnya sebagai berikut:

S: Sehat

Yaitu kondisi masyarakat yang sehat jasmani, rohani, sosial dan lingkungan.

E: Elok dan Edi

27

Page 28: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Elok adalah aspek keindahan yang alami yang hanya diciptakan oleh Pencipta

Alam, misalnya pemandangan alam; sedang Edi adalah aspek keindahan sebagai

hasil rekayasa manusia, misalnya pembuatan pertamanan.

M: Makmur dan Merata

Yaitu kondisi masyarakat yang terpenuhi segala kebutuhan lahir dan batin merata

di seluruh wilayah, lapisan dan golongan masyarakat.

B: Bersih dan Berbudaya

Yaitu kondisi lingkungan yang terbebas dari segala bentuk pencemaran, kondisi

masyarakat yang bersih lahir batin, bebas dari cerca cela, tak berprasangka

buruk, menjauhi berbagai bentuk kecemburuan. Di samping itu juga berbudi luhur

dan memiliki sikap budaya bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

A: Aman dan Adil

Yaitu kondisi masyarakat yang bebas dari rasa ketakutan dan kekhawatiran,

bebas dari gangguan dan rongrongan yang mengancam keselamatan lahir dan

batin karenja terjaminnya rasa keadilan dalam tata kehidupan.

D: Damai dan Dinamis

Yaitu kondisi masyarakat yang jauh dari pertikaian dan silang sengketa, mantap

dalam menciptakan berbagai bentuk kerukunan, semua permasalahan

diselesaikan dengan musyawarah, namun tetap menggalakkan dinamika

masyarakat secara individu maupun kelompok merangsang aktivitas yang kreatif

dan inovatif dalam memperlancar laju pembangunan.

A: Agamis

Yaitu kondisi masyarakat yang mengutamakan nilai-nilai agama sebagai landasan

semua akal pikiran dan pertimbangan rasa dalam melaksanakan kehendak demi

terciptanya kondisi masyarakat yang sehat, makmur yang merata, berbudaya,

aman dan adil, damai dan dinamis, serta kondisi alam yang bersih, elok dan edi.

SEMBADA, berfungsi sebagai wahana untuk mencapai kondisi SLEMAN yang

Sejahtera, Lestari, dan Mandiri.

Sejahtera dimaksudkan sebagai suatu kondisi wilayah dan masyarakat yang

terpenuhi kebutuhan lahiriah, batiniah, dunia dan akherat.

Lestari dimaksudkan tumbuh berkembang terus menerus, berkelanjutan dan

berkesinambungan, mampu mengikuti perubahan keadaan sesuai dengan

perkembangan.

Mandiri dimaksudkan berdiri di atas kemampuan sendiri, bebas dari sifat

ketergantungan, tetapi tetap memiliki keterikatan dengan lingkungan.

28

Page 29: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Dengan demikian, secara keseluruhan SEMBADA berfungsi sebagai wahana untuk

mewujudkan kondisi wilayah dan masyarakat yang terpenuhi kebutuhan lahiriah,

batiniah, dunia dan akherat, tumbuh berkembang terus menerus, berkelanjutan dan

berkesinambungan, mampu mengikuti perubahan keadaan sesuai dengan

perkembangan, berdiri di atas kemampuan sendiri, bebas dari sifat ketergantungan,

tetapi tetap memiliki keterikatan dengan lingkungan.

Berdasarkan filosofi pembangunan daerah Kabupaten Sleman tersebut dapat diambil

kesepakatan bersama selama 20 tahun berupa visi, misi, dan arah pembangunan

daerah Kabupaten Sleman.

B. VISIRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman 2006-2025

menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sleman yang sejahtera, demokratis, dan berdaya saing”.

Sejahtera : perwujudan keadaan masyarakat yang maju dan tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat karena terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial, dan religius.

Demokratis : perwujudan komitmen untuk melembagakan pelibatan yang membuka ruang bagi semua elemen masyarakat untuk turut serta dalam kebijakan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat

Berdaya saing : perwujudan keadaan masyarakat yang sejahtera memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, sehingga mampu bersaing secara sehat dengan didasari oleh keyakinan akan potensi dan permasalahan yang dimiliki untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggungjawab

seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sleman yang terdiri dari aparatur pemerintah

daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial

kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga

pendidikan, dunia usaha, dan tokoh masyarakat untuk mencapai cita-cita masa

depan.

C. MISI1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik;

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat; dan

29

Page 30: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

4. Meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis.

Penjelasan masing-masing misi:

Misi kesatuMisi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam mewujudkan cita-cita mulia

yang memerlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, kerangka hukum

yang adil, transparansi, responsibilitas, berorientasi pada konsensus bersama, adil,

efektif dan efisien, akuntabel, dan misi yang strategis.

Misi ini menjiwai implementasi misi-misi yang lainnya.

Misi keduaMisi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Sleman

dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan sosial dan

ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

berkesinambungan dengan mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat

serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan

lingkungan.

Misi ketigaMisi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam membangun sumberdaya

manusia yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif, dan berakhlak mulia sebagai

kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Upaya tersebut dilakukan

melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi mutu pelayanan dasar.

Misi keempatMisi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam menegakkan supremasi hukum

sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat serta

kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi hukum dilakukan

untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta mempertahankan nilai-

nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat.

Keempat misi di atas dijabarkan dan dilaksanakan melalui prioritas pembangunan

daerah yang berupa program-program pembangunan daerah, yang diharapkan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup masyarakat,

mewujudkan masyarakat yang demokratis, dan terwujudnya tata pemerintahan yang

baik.

D. PRINSIP-PRINSIP DAN NILAI-NILAI (CORE VALUES)Prinsip-prinsip dan nilai-nilai organisasi yang perlu dikembangkan untuk mencapai

visi dan misi daerah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: 30

Page 31: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

1. Prinsip-prinsipDemokrasi : Menjunjung tinggi kebebasan menge-luarkan pendapat

dalam kehidupan masyarakat.Partisipasi : Setiap warga memiliki suara yang sama dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui

intermediasi institusi legitimasi yang mewakili

kepentingannya.Transparansi : Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus

informasi. Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi

secara langsung dapat diterima oleh mereka yang

membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat

dimonitor. Akuntabilitas : Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta dan masyarakat (civil society) bertang-gungjawab

kepada publik dan lembaga-lembaga pemangku

kepentingan (stakeholders). Desentralisasi : Penyerahan sebagian wewenang kabupaten kepada

pemerintah di bawahnya.

2. Nilai-nilaiKeadilan : Sikap dan tindakan seorang aparatur yang memperlakukan

orang lain sesuai dengan fungsi, peran dan tanggung-

jawabnya dan memperhatikan hak dan kewajiban

masyarakat.Profesional : Terampil, handal, dan bertang-gungjawab dalam

menjalankan profesinya.

Integritas : Kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian,

kebijaksanaan, dan pertanggung-jawaban sehingga

menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat.Tanggung jawab : Kesediaan menanggung sesuatu, yaitu bila salah wajib

memperbaikinya atau berani dituntut atau diperkarakan.Kemandirian : Sifat, watak, dan tindakan yang jelas dan tidak bergantung

pada pihak lain.Disiplin : Sikap yang selalu taat kepada aturan, norma dan prinsip-

prinsip tertentu.Kerjasama : Komitmen diantara anggota organisasi untuk saling

mendukung satu sama lain, menghindari ego sektoral yang

mementingkan bagian organisasinya sendiri.

31

Page 32: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

Kesetaraan : Semua bagian organisasi akan bekerja sesuai dengan

fungsi masing-masing dengan tetap memperhatikan pen-

capaian hasil akhir bagi organisasi secara keseluruhan.Kebersamaan

dalam

Keragaman

: Sikap dan perilaku yang secara bersama-sama pada suatu

ruang atau waktu yang sama menunjukkan tingkah laku

secara spontan demi kepentingan dan tujuan yang sama.

32

Page 33: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

BAB IVARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional harus

dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk mengembangkan daerah

sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah/kawasan. Dalam pelaksanaan

pembangunan daerah perlu didukung adanya prakarsa dan peran aktif masyarakat

termasuk pendayagunaan pengawasan serta koordinasi pembangunan. Kemampuan

daerah dalam manajemen dapat lebih mendayagunakan potensi yang dimiliki daerah dan

kemampuan daerah dalam rangka mendukung sumber-sumber penerimaan daerah.

Kerjasama antardaerah dalam rangka pembangunan daerah dan pengembangan

wilayah/kawasan perlu terus ditingkatkan agar daerah-daerah dalam satu wilayah

pembangunan dapat tumbuh secara serasi dan mampu memecahkan masalah-masalah

wilayah secara bersama-sama.

Dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan termasuk penanggulangan

kemiskinan, diutamakan bagi kecamatan/desa/kelurahan yang tertinggal dan kurang

berkembang sehingga ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial dengan

kecamatan/desa/kelurahan lain dapat dikurangi.

A. PELAYANAN UMUM PEMERINTAHAN

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Daeraha. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat;

b. Meningkatkan kepatuhan aparatur pemerintah pada kebijakan dan peraturan

yang ditetapkan agar penyelenggaraan pemerintahan lebih efisien dan

efektif;

c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kerja dalam

rangka memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat;

d. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah melalui pengawasan

internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat;

e. Meningkatkan kesejahteraan PNS melalui pola renumerasi berbasis sistem

kinerja baik individual maupun instansi;

f. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penentuan kebijakan publik,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan daerah melalui

mekanisme yang sah;

g. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin kuat,

demokratis, dinamis dan bertanggung jawab;

33

Page 34: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

h. Mempertahankan netralitas birokrasi dalam kehidupan politik;

i. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi termasuk pengembangan e-

government dalam penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,

pelayanan masyarakat, dan pengembangan potensi daerah; dan

j. Penataan sistem administrasi kependudukan yang mengarah pada

peningkatan pelayanan, kualitas data dan informasi kependudukan.

2. Politika. Mempertahankan keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang

bertumpu pada ke-Bhineka Tunggal Ika-an dan membangun bangsa dan

watak bangsa yang dinamis dan demokratis;

b. Meningkatkan etika dan moral budaya politik sesuai dengan prinsip

demokrasi Pancasila serta menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

c. Meningkatkan kemandirian dan fungsi partai politik dalam menyerap,

menyampaikan, dan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan

mengembangkan sikap bijaksana dan menjunjung tinggi etika demokrasi;

d. Mewujudkan kebebasan media massa, berkumpul, berserikat, dan

menyatakan pendapat setiap warga masyarakat secara bertanggungjawab;

dan

e. Meningkatkan kesadaran bela negara kepada masyarakat dalam upaya

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Agamaa. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral, spiritual,

dan etika dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara;

b. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana ibadah;

c. Meningkatkan kerukunan hidup beragama dan mengembangkan sikap

toleransi dalam kehidupan beragama; dan

d. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga keagamaan untuk kesejahteraan

umat.

4. Pembangunan Perdesaana. Meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan

potensi dan sumberdaya alam setempat, namun harus mempertimbangkan

kelestarian lingkungan;

34

Page 35: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan lembaga kemasyarakatan

perdesaan agar mandiri dan berdaya saing;

c. Melestarikan sifat kegotongroyongan dan kebersamaan masyarakat sesuai

budaya serta tradisi setempat dalam pengelolaan prasarana dan sarana

perdesaan; dan

d. Memperkuat ketahanan ekonomi perdesaan.melalui pengembangan dan

pelembagaan jaring pengaman sosial ekonomi

5. Pembangunan Perkotaana. Meningkatkan pembangunan perkotaan dengan prinsip berwawasan

lingkungan melalui sektor andalan, yakni pendidikan, jasa pariwisata, industri

kecil/perdagangan, dan berjati diri budaya serta didukung dengan tempat

hunian yang layak;

b. Mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan agar mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat melalui kerjasama pemerintah dan

swasta/masyarakat; dan

c. Mengembangkan kelembagaan pemerintahan di perkotaan yang sesuai

dengan tingkat kebutuhan pelayanan masyarakat perkotaan.

B. KETERTIBAN DAN KEAMANAN

1. Hukuma. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung

kegiatan perekonomian, sosial, budaya dan politik dalam menghadapi era

persaingan global, serta melindungi kepentingan rakyat;

b. Mengembangkan budaya hukum di masyarakat agar tercipta kesadaran dan

ketaatan hukum;

c. Mendorong terlaksananya penegakan supremasi hukum agar lebih

menjamin terciptanya kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, serta

menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

d. Mengupayakan pengakuan Hak Atas Kekayaan Intelektual secara luas;

e. Meningkatkan integritas dan profesionalitas aparatur penegak hukum untuk

menumbuhkan kepercayaan masyarakat; dan

f. Mendorong terwujudnya lembaga peradilan yang mandiri dan independen

guna mewujudkan pengayoman pada masyarakat.

35

Page 36: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

2. Ketentraman dan Ketertibana. Meningkatkan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat

untuk menciptakan stabilitas daerah yang bebas dari ancaman, tantangan,

hambatan, dan gangguan;

b. Meningkatkan kesadaran swakarsa masyarakat untuk menjaga

ketentraman dan ketertiban;

c. Meningkatkan perlindungan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan

aparat pemerintah dan swadaya masyarakat;

d. Meningkatkan pelayanan umum dan fungsi perlindungan kepada

masyarakat dalam penanganan bencana dengan dukungan peran serta aktif

masyarakat;

e. Mewujudkan situasi kondusif di daerah melalui peningkatan peran Penyidik

Pegawai Negeri Sipil dalam penegakan peraturan daerah; dan

f. Meningkatkan upaya deteksi dini, pencegahan, dan penangulangan

peredaran dan penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang, dan zat

adiktif.

C. EKONOMI

1. Pertanian

a. Meningkatkan ketahanan pangan yang diarahkan pada keragaman

sumberdaya pangan, peningkatan produktivitas hasil pertanian, penerapan

teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam pelaksanaan

pengembangan pertanian yang berorientasi agroindustri dan agribisnis

dengan memanfaatkan peluang yang ada;

c. Memantapkan kelembagaan untuk mewujudkan petani yang kuat, dinamis,

mandiri, dan berdaya saing;

d. Mengembangkan komoditas unggulan dan diversifikasi produk dengan

menggali potensi wilayah secara optimal sesuai peluang pasar guna

meningkatkan pendapatan petani;

e. Meningkatkan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

yang berkelanjutan melalui peningkatan pengenalan dan penerapan

teknologi dalam budidaya pertanian maupun pengelolaan pasca panen;

f. Meningkatkan pembangunan perkebunan yang diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan industri, menunjang peningkatan ekspor serta mengembangkan

agribisnis yang terpadu;

36

Page 37: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

g. Meningkatkan pembangunan peternakan yang diarahkan pada

pemberdayaan dan pengembangan peternakan rakyat, guna mendorong

diversifikasi produk dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani; dan

h. Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha peternakan dan peningkatan

pengawasan ternak melalui pengawasan lalu-lintas ternak, cegah dini, dan

kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet).

2. Perikanana. Meningkatkan pembangunan perikanan yang diarahkan pada usaha

agribisnis perikanan meliputi benih ikan, ikan konsumsi, ikan hias,

penanganan pasca panen, dan diversifikasi produk olahan perikanan;

b. Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha perikanan; dan

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perikanan.

3. Kehutanana. Meningkatkan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk memberikan

manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian

sumberdaya alam dan kelangsungan fungsi serta mutu lingkungan hidup;

b. Meningkatkan fungsi hutan sebagai salah satu faktor penentu ekosistem

lingkungan, melindungi plasma nutfah, dan mengembangkan

keanekaragaman hayati dengan memberdayakan masyarakat di sekitar

kawasan hutan;

c. Melestarikan hutan dengan prioritas di daerah aliran sungai, kawasan hutan

lindung, dan hutan rakyat;

d. Mengembangkan hutan pendidikan yang berfungsi sebagai hutan penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

e. Meningkatkan pengelolaan lahan kritis untuk mempertahankan kesuburan

tanah, memelihara dan mempertahankan sumber air.

4. Pertambangana. Meningkatkan pembangunan pertambangan untuk mendorong kegiatan

ekonomi masyarakat, melalui penganekaragaman pengolahan hasil

pertambangan yang efisien dan efektif untuk memperluas dan menciptakan

lapangan kerja dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya alam

dan lingkungan hidup; dan

b. Meningkatkan pengelolaan pertambangan diselenggarakan dengan

melibatkan peran serta masyarakat dan terpadu lintas daerah.

37

Page 38: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

5. Industri a. Meningkatkan pembangunan industri, terutama pengembangan kelompok

kecil yang terdapat di sentra/kantong-kantong industri, industri rumahtangga,

dan perdesaan;

b. Meningkatkan pembangunan industri yang diarahkan dengan

mengutamakan pemanfaatan bahan baku lokal dan teknologi tepat guna

serta industri teknologi tinggi ramah lingkungan;

c. Meningkatkan pembangunan industri yang diarahkan sebanyak mungkin

memanfaatkan dan mengolah bahan lokal dari hasil pertanian dan industri

yang manghasilkan input bagi proses produksi pertanian, serta rekayasa

mesin/alat tepat guna dalam rangka menghasilkan produk unggulan baik

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor; dan

d. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan industri menengah dan

besar diarahkan sesuai dengan tata ruang dan dapat menyerap tenaga lokal

sebanyak-banyaknya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

6. Energia. Meningkatkan pembangunan energi yang diarahkan untuk peningkatan

produktivitas perekonomian daerah secara tepat guna dan berhasil guna

serta memenuhi kebutuhan masyarakat;

b. Meningkatkan dan mengembangkan energi alternatif dengan memanfaatkan

semua potensi sumber energi yang tersedia; dan

c. Meningkatkan pembangunan jaringan listrik pedesaan keseluruh

perdusunan sehingga dapat meningkatkan kegiatan pembangunan yang

bersifat produktif untuk pengembangan potensi yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

7. Perdagangana. Mewujudkan sistem perdagangan yang berkeadilan, efisien, dan efektif

dengan memanfaatkan ketersediaan barang dan jasa, kelancaran arus

distribusi, dan pemantapan pelaksanaan perlindungan konsumen;

b. Meningkatkan perdagangan barang dan jasa yang diarahkan pada

penganekaragaman jenis, jumlah, dan mutu komoditas dalam negeri dan

ekspor sesuai dengan permintaan pasar;

c. Memelihara dan menciptakan peluang pasar dengan peningkatan daya

saing, penyempurnaan prasarana dan sarana perdagangan, sistem

informasi pasar, serta kegiatan promosi yang lebih terstruktur dan terarah;

38

Page 39: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

d. Meningkatkan peran serta koperasi, pemilik modal, dan lembaga keuangan

melalui sistem kemitraan guna meningkatkan produksi, pemasaran dan

perlindungan usaha kecil dan menengah;

e. Meningkatkan profesionalisme pengusaha kecil dan menengah untuk dapat

bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri; dan

f. Mengembangkan usaha informal dan tradisional yang diarahkan agar

tumbuh menjadi unsur ekonomi rakyat yang tangguh, mandiri dan berdaya

saing serta mampu berperan dalam penciptaan usaha dan lapangan kerja.

8. Transportasia. Meningkatkan sistem dan manajemen transportasi sebagai faktor

pendukung utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial budaya,

politik, keamanan dan ketertiban, serta sarana meningkatkan kesejahteraan

masyarakat;

b. Memelihara dan meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap

dalam kondisi mantap untuk mendukung kelancaran arus barang dan jasa

dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat;

c. Mengembangkan sarana transportasi pedesaan dan perkotaan secara

terpadu untuk menunjang pengembangan wilayah terutama desa-desa yang

masih tertinggal.

9. Keuangan dan Kekayaan Daeraha. Mengelola dan mengembangkan keuangan dan kekayaan daerah secara

tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan,

kepatutan, dan sebesar-besar manfaat untuk masyarakat;

b. Meningkatkan penerimaan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan daerah, dan sumber-sumber penerimaan

lainnya yang sah;

c. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak

dan retribusi secara jujur dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

d. Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam pembiayaan

pembangunan daerah agar tercapai kesinambungan pembangunan dan

kemandirian daerah;

e. Mengalokasikan pembiayaan pembangunan untuk usaha-usaha produktif

yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan kesempatan berusaha

39

Page 40: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

dengan tetap melaksanakan upaya penghematan tanpa mengurangi mutu

pelayanan; dan

f. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan keuangan dan kekayaan

daerah terutama melalui pengawasan melekat untuk mencegah

pemborosan dan segala bentuk penyimpangan.

10. Dunia Usahaa. Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi kegiatan investasi yang

berwawasan lingkungan dan mampu meningkatkan kesempatan berusaha

dan kesempatan kerja lokal;

b. Membentuk dan atau meningkatkan kelembagaan yang profesional dalam

pengembangan penanaman modal di daerah;

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penanaman modal diarahkan untuk

meningkatkan peran aktif swasta dan masyarakat dalam pembangunan

daerah; dan

d. Meningkatkan kemitraan usaha antarlembaga usaha koperasi, swasta dan

pemerintah.

11. Koperasia. Mengembangkan koperasi dan UMKM dengan menitikberatkan kepada

aspek permodalan, sumberdaya manusia, kelembagaan, dan pemasaran

berbasis pada sentra dan KSP/USP agar menjadi unit usaha yang tangguh

dan lebih mampu berperan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi,

menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing;

b. Mengembangkan koperasi dan UMKM agar lebih mampu berperan sebagai

penyedia barang dan jasa pada pasar domestik khususnya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat banyak; dan

c. Mengembangkan Bussines Development Services (BDS) sebagai lembaga

yang memberikan pelayanan dan pendampingan kepada sentra-sentra

produksi dan koperasi.

12. Tenaga Kerjaa. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja untuk membentuk

tenaga kerja yang memiliki etos kerja dan jiwa wirausaha yang tangguh,

terampil, dan menguasai teknologi;

b. Meningkatkan pendayagunaan dan penyaluran tenaga kerja yang didukung

informasi ketenagakerjaan dalam dan luar negeri serta perencanaan tenaga

kerja yang komprehensif dengan memperhatikan kemampuan dan kualitas

tenaga kerja;

40

Page 41: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

c. Mendorong dan memfasilitasi terciptanya community college base untuk

meningkatkan peran masyarakat dalam mempersiapkan tenaga kerja yang

berkualitas;

d. Memantapkan perlindungan tenaga kerja meliputi hak berserikat,

keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial tenaga kerja; dan

e. Mengupayakan perlindungan khusus bagi tenaga kerja wanita sesuai

dengan kodrat, harkat, dan martabatnya.

13. Telekomunikasi dan Informasia. Meningkatkan pelayanan pos dan telekomunikasi yang menjangkau dan

merata ke seluruh perdesaan;

b. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam menguasai,

memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

untuk menciptakan keunggulan kompetitif daerah;

c. Meningkatkan peran media komunikasi dan informasi untuk memeratakan

dan mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi, dan

menjalin hubungan timbal balik antara masyarakat dengan pemerintah

dalam berbagai aspek;

d. Meningkatkan peran mass-media dan cyber-media yang bebas dan

bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang obyektif, akurat,

edukatif, dan terkini sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif;

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam mengembangkan

media telekomunikasi dan informasi; dan

f. Meningkatkan upaya-upaya pencegahan dampak negatif atas pemanfaatan

teknologi informasi.

D. LINGKUNGAN HIDUP

1. Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alama. Melestarikan fungsi lingkungan hidup dengan menerapkan prinsip-prinsip

pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan;

b. Mengelola sumberdaya alam untuk meningkatkan kesejahteraan generasi

sekarang tanpa mengabaikan kepentingan generasi yang akan datang

dengan mempertimbangkan keseimbangan aspek ekonomi, sosial budaya

dan lingkungan; dan

c. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam yang

efektif berdasarkan tata kelola yang baik melalui pendidikan, perumusan

41

Page 42: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

kebijakan yang berwawasan lingkungan, penegakan hukum, dan partisipasi

masyarakat.

2. Penataan Ruanga. Menyusun rencana dan mengendalikan tata ruang secara transparan

dengan melibatkan masyarakat dan swasta;

b. Memanfaatkan ruang secara serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan

serta berwawasan lingkungan berdasarkan rencana tata ruang yang telah

disepakati; dan

c. Mengembangkan produk-produk perencanaan tata ruang yang lebih rinci di

kawasan strategis dan prioritas sebagai instrumen pengendalian lahan dan

kepastian investasi.

3. Pertanahana. Meningkatkan penatagunaan tanah yang berazaskan keterpaduan,

kemanfaatan, keserasian, keselarasan, keterbukaan, keadilan, dan

keberkelanjutan;

b. Meningkatkan pengendalian penggunaan tanah secara adil, transparan, dan

produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat dan masyarakat

adat berdasarkan rencana tata ruang; dan

c. Mengembangkan sistem informasi dan manajemen pertanahan yang

semakin handal, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan

kepastian hukum.

E. PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

1. Perumahan a. Mengembangkan perumahan yang memenuhi standar rumah sehat secara

merata dan menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dengan

memperhatikan rencana tata ruang;

b. Mengembangkan perumahan vertikal di perkotaan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan lahan dan mengantisipasi tingginya harga tanah; dan

c. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan perumahan oleh

masyarakat dan swasta dengan melibatkan peran perbankan dan koperasi

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Fasilitas Umuma. Membangun fasilitas umum pada kawasan permukiman dan pusat-pusat

pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;

42

Page 43: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

b. Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam mengembangkan,

mengelola, dan memelihara fasilitas umum; dan

c. Menerapkan prinsip-prinsip pemulihan biaya (cost recovery) secara selektif

dalam mengembangkan fasilitas umum.

F. KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan Masyarakata. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan dengan

pendekatan paradigma sehat;

b. Meningkatkan pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) terutama pada tatanan rumahtangga, institusi pendidikan, dan

institusi kesehatan;

c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan, dengan

memanfaatkan potensi lokal;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mewujudkan jaminan

kesehatan bagi seluruh masyarakat secara bertahap; dan

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan sistem

kesehatan daerah.

2. Penyediaan Prasarana dan Saranaa. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kesehatan; dan

b. Meningkatkan ketersediaan informasi yang akurat, tepat waktu, lengkap

melalui jaringan kerjasama.

G. PARIWISATA DAN BUDAYA

1. Pengembangan Pariwisataa. Mengembangkan pariwisata dengan pendekatan sistem yang utuh dan

terpadu bersifat multidisipliner dan partisipatoris untuk meningkatkan daya

tarik obyek wisata;

b. Meningkatkan ragam dan kualitas produk pariwisata serta promosi dan

pemasaran, baik di dalam maupun di luar negeri dengan memanfaatkan

kerjasama kepariwisataan regional secara optimal;

c. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang kepariwisataan untuk

mendukung Program Sapta Pesona; dan

d. Mewujudkan pariwisata berwawasan agama, lingkungan dengan berdasar

pada kearifan budaya lokal agar mampu berdaya saing global untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.43

Page 44: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

2. Pengembangan Budayaa. Mengembangkan kebudayaan daerah melalui pelestarian dan perlindungan

nilai-nilai luhur budaya daerah untuk memperkuat jati diri, meningkatkan

harkat dan martabat serta kepribadian bangsa;

b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali nilai-nilai luhur

budaya daerah dan menerima nilai-nilai positip yang berasal dari luar

melalui pengembangan karya, cipta, rasa, dan karsa untuk memperkaya

khasanah/keanekaragaman budaya bangsa di daerah; dan

c. Melestarikan nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala

termasuk kawasan cagar budaya, sistem nilai dan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat serta mengembangkan kesenian tradisional dan

kreasi baru untuk menunjang pariwisata.

H. PENDIDIKAN

1. Sumberdaya Manusia a. Meningkatkan dan perluasan pendidikan anak usia dini dalam rangka

mengembangkan sikap, nilai-nilai, pengetahuan dan daya cipta;

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki jati diri dan

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan

tuntutan pasar pada semua jenjang pendidikan;

c. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan

inovasi dalam pengembangan pembelajaran yang berstandar nasional

maupun global; dan

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan dasar dan menengah

menuju wajib belajar 12 tahun.

2. Prasarana dan Saranaa. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pendidikan pada

semua jenjang pendidikan; dan

b. Menyelaraskan dan melengkapi kurikulum dengan aspek-aspek ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kondisi daerah.

3. Kelembagaana. Meningkatkan kerjasama antarlembaga pendidikan, lembaga ilmu

pengetahuan dan teknologi, dunia usaha, maupun dunia industri dalam

peningkatan mutu pendidikan;

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan non-formal yang setara

dengan pendidikan formal; dan44

Page 45: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

c. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang memiliki kompetensi dan

inovasi dalam pengembangan pembelajaran yang berstandar nasional

maupun global.

I. PERLINDUNGAN SOSIAL

1. Kesejahteraan Sosiala. Meningkatkan ketahanan sosial dan memberdayakan penyandang masalah

kesejahteraan sosial;

b. Meningkatan pemahaman masyarakat rawan bencana dan penyantunan

terhadap korban akibat bencana;

c. Meningkatkan kepedulian sosial terhadap penyandang cacat, fakir miskin,

anak terlantar, kelompok rentan sosial, serta lanjut usia; dan

d. Meningkatkan kualitas keluarga melalui program keluarga berencana.

2. Peranan Perempuana. Meningkatkan peran perempuan dalam mengakses, mengontrol,

memanfaatkan, dan berpartisipasi dalam pengarusutamaan gender;

b. Meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan di segala bidang

dengan hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama dengan pria

berdasarkan kodrat, harkat, dan martabatnya;

c. Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan perempuan agar dapat

berperan aktif di segala bidang kehidupan bangsa; dan

d. Meningkatkan peran perempuan dan organisasi perempuan untuk

mewujudkan kesejahteraan keluarga.

3. Pemuda dan Olah Ragaa. Menciptakan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam

mengaktualisasikan segenap potensi diri, melalui organisasi sosial politik dan

organisasi kemasyarakatan;

b. Meningkatkan kualitas generasi muda agar dapat mandiri, unggul dan

berdaya saing;

c. Meningkatkan prestasi olah raga di sekolah dan masyarakat; dan

d. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana olah raga.

45

Page 46: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

BAB VPELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman merupakan arah

dan pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah bagi lembaga-lembaga

daerah dan seluruh rakyat Kabupaten Sleman.

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Sleman maka:

1. Bupati selaku kepala pemerintahan di daerah berkewajiban menjalankan tugas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, berkewajiban untuk mengerahkan semua

potensi dan kekuatan pemerintahan dalam melaksanakan dan mengendalikan

pembangunan daerah.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan pemerintah daerah serta lembaga-lembaga

daerah lainnya baik pemerintah maupun swasta berkewajiban melaksanakan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman sesuai dengan

tugas, fungsi, dan wewenangnya berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman dalam

pelaksanaannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) yang berupa rencana pembangunan daerah 5 tahunan yang memuat uraian

kebijakan secara rinci dan terukur serta sasaran/target yang akan dicapai, yang

ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau Rencana Strategis Daerah

(Renstrada) dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang

memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ditetapkan dengan

peraturan kepala daerah.

46

Page 47: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

BAB VI

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman tahun 2006-2025

berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan ditetapkannya Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah yang baru.

Selama belum ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Kabupaten Sleman tahun 2006-2025, pemerintah daerah dapat menggunakan dokumen

perencanaan pembangunan daerah sebelumnya.

Keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai visi dan misi

tergantung pada peran aktif masyarakat serta sikap mental, tekad, semangat, ketaatan

dan disiplin para penyelenggara pemerintahan. Sehubungan dengan itu semua kekuatan

sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya perlu

menyusun program menurut fungsi dan kemampuan masing-masing dalam

melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman.

Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara lebih merata dan adil oleh segenap

warga masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan lahir dan

batin dalam suasana yang demokratis, aman, tentram, dan damai.

BUPATI SLEMAN

Cap/ttd

IBNU SUBIYANTO

47

Page 48: Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dapat dilihat di

Seri E Nomor 1 Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Tahun 2005

48