Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional dari tahun ketahun menunjukkan kontribusi yang signifikan. Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dapat ditelusuri dari kontribusi masing-masing subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau terhadap Pendapatan Nasional. Selain itu untuk wilayah tertentu, baik kabupaten, atau provinsi dapat juga dilakukan dengan melihat besaran investasi yang dikeluarkan ke sektor tersebut dan melihat pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor Industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor Industri memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena sektor Industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada negara-negara berkembang, peranan sektor Industri juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin tinggi dari sektor Industri menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang bersangkutan secara perlahan

Transcript of Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

Page 1: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam

pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, kontribusi sektor Industri terhadap

pembangunan nasional dari tahun ketahun menunjukkan kontribusi yang signifikan. Peranan

Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dapat ditelusuri dari kontribusi

masing-masing subsektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional atau terhadap

Pendapatan Nasional. Selain itu untuk wilayah tertentu, baik kabupaten, atau provinsi dapat

juga dilakukan dengan melihat besaran investasi yang dikeluarkan ke sektor tersebut dan

melihat pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pada beberapa negara yang tergolong

maju, peranan sektor Industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor

Industri memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena sektor Industri memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam

sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan

nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.

Pada negara-negara berkembang, peranan sektor Industri juga menunjukkan

kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin tinggi dari sektor Industri

menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang bersangkutan secara perlahan

ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor Industri. Beberapa negara yang pada dekade 80-

an dan 90-an dikenal sebagai Newly Industrialized Countries (negara indusrti baru) di Asia

diantaranya Hongkong, Singapura dan Taiwan, merupakan negara-negara yang kontribusi

sektor Industrinya meningkat secara cepat jauh melebihi sektor pertanian. Indonesia pun

sejak Pembangunan Lima Tahun dicanangkan pada era Orde Baru, Kontribusi sektor

Industrinya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan sektor Industri di Indonesia

ditandai dengan perubahan struktur perekonomian pada kota-kota besar di Tanah Air pada

saat itu. Pergerakan sektor Industri yang demikian cepat di kota-kota besar di Indonesia telah

membawa Indonesia pada pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan

sebesar rata-rata 7% pertahun selama dekade 1970 hingga 1990-an. Untuk melihat peranan

sektor industri terhadap pendapatan asli daerah pada suatu daerah, dapat dilihat dari jumlah

investasi yang ditanamkan pada sektor tersebut dan melihat pengaruhnya terhadap

pendapatan asli daerah.Pada era otonomi daerah dewasa ini, setiap kabupaten berlomba

Page 2: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

dalam meningkatkan akselerasi berbagai sektornya dalam pembangunan nasional. Dengan

otonomi ini, peran daerah diberikan ruang yang lebih luas dalam mengatur rumahtangganya

sendiri teutama mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki pada seluruh sektor yang

tersedia kemudian memetakan dan menganggarkan sektor-sektor mana saja yang potensial

memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerahnya.

Indonesia merupakan negara Agraris dimana hampir 60% penduduknya mempunyai

mata pencaharian di sektor pertanian. Potensi pertanian di daerah, seperti padi, singkong,

jagung dan kedelai serta umbi-umbi lainnya sangat besar. Begitu juga potensi hasil

perkebunan dan hortikultura seperti coklat, karet dan teh, mangga, durian, nenas juga besar.

Potensi hasil ternak juga tidak kalah besarnya. Potensi tersebut selama ini masih belum

digarap dengan baik, sehingga nilai tambah yang yang diperoleh masih kecil dan umumnya

menguntungkan orang kota. Nilai tambah komoditi tersebut dapat ditingkatkan melalui

industrialisasi di pedesaan dengan memanfaatkan teknologi dan kekuatan sumberdaya alam

serta sumberdaya manusia desa. Peningkatan nilai tambah ini dapat dilaksanakan melalui

industrialisasi pedesaan berbasiskan pertanian, dan sektor pertanian dapat dikatakan sebagai

sektor penyanggah ekonomi dalam menggerakan roda perekonomian.

Melihat berbagai fenomena yang mungkin terjadi tersebut, maka diperlukan upaya

yang terencana dan terarah untuk mengatasinya. Untuk itu, industrialisasi pertanian perdesaan

merupakan suatu upaya yang perlu dilakukan sesegera mungkin.

Industri pedesaan merupakan usaha ekonomi pedesaan dalam merubah nilai tambah

hasil pertanian dan merupakan usaha dalam penerapan teknologi. Untuk itu keberhasilan

industri tergantung sejauh mana teknologi dapat diterapkan di lapangan terutama teknologi

penanganan pascapanen dan teknologi pengolahan. Selain itu diperlukan adanya suatu

strategi dalam pembangunan agroindustri di pedesaan.

Page 3: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Agroindustri?

2. Bagaimana kendala-kendala pembangunan agroindustri di daerah pedesaan?

3. Bagaimana strategi pembangunan agroindustri di daerah pedesaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep-konsep Agroindustri

2. Untuk mengetahui kendala-kendala pembangunan agroindustri di daerah pedesaan

3. Untuk mengetahui strategi pembangunan agroindustri di daerah pedesaan

Page 4: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Agroindustri

A. Agroindustri

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai

bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981)

yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau

hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan

dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan

distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap

dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri

merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian

primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.

Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi,

pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi

produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri

(pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang

disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani,

pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan demikian

mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin

Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).

B. Agroindustri Pedesaan

Agroindustri pedesaan adalah agroindustri yang berorientasi dipedesaan dan

hasil bumi atau berbasis pada kegiatan pertanian dan perikan menjadi komoditasnya

sering dimasukan dalam lingkup agroindustri pedesaan. penekanan pada

pembangunan pertanian agroindustri pedesaan mengandung stategi. Di Indonesia

industri beroperasi dan bekerja biasanya dikota-kota besar dengan pertimbangan

ketersedian inflastruktur ( prasarana ) yang memadai, padahal agroindustri yang

sendiri merupakan industri yang memerlukan pasokan hasil pertanian karena sebagai

bahan dasar atau bahan baku agroindustri umumnya dihasilkan di pedesaan.

Page 5: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

C. Prinsip-prinsip Agro industri

Wibowo (1997) mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di

pedesaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya:

1. Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah,

2. Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan

agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan,

3. Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya

akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan,

4. Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-

subsitem agribisnis,

5. Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan.

Pengembangan agroindustri sebagai pilihan model modernisasi pedesaan

haruslah dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Untuk itu

perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan

karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi

sumberdaya dan dana yang terbatas, dapat menghasilkan output yang optimal, yang

pada gilirannya akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Agar

model pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dapat terwujud diperlukan

pedoman pengelolaan sumberdaya melalui pemahaman wawasan agroekosistem

secara bijak, yaitu pemanfaatan asset-aset untuk kegiatan ekonomi tanpa

mengesampingkan aspek-aspek pelestarian lingkungan.

D. Beberapa Kecenderungan Perkembangan Argoindustri di Pedesaan

Ada empat kelompok industri di pedesaan yang paling banyak bahkan

mendominasi penyerapan tenaga kerja non pertanian, pedesaan dan kota yaitu

1) industri bahan bangunan (construction industry),

2) industri pengolahan hasil pertanian (agro processor), yang mengelolah hasil

pertanian sebagai bahan baku untuk industri lain,

3) industri bahan makanan (food processor) yang mengelolah hasil pertanian

sebagai bahan konsumsi sebagai beragam jenis kerupuk dan kacang garing

serta,

4) penyalur pembuat input dan alat pertanian. Industri ini bersakala rumah tangga

kecil dan beberapa berukuran besar.

Page 6: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

E. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Agro Industri

Tujuan yang ingin dicapai dalam industiralisasi pedesaan secara umum adalah:

“Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui upaya peningkatan nilai

tambah dan daya saing hasil pertanian di pedesaan”. Sehingga secara khusus Tujuan

pembangunan agroindustri pedesaan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen,

2. meningkatkan mutu dan harga hingga mencapaikan hasil dan efisiensi kegiatan

agroindustri.

3. mengembangkan diversifikasi produk dan mengurangi produksi atau

kelangkaan permintaan pada periode tertentu.

4. sebagai wahana pengenalan, pemanfaatan, pengolahan teknologi dan sebagai

peran masyarakat membudayakan industri, melalui menciptakan

wirausahawan baru dan swadaya pertanian.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pengembangan industrialisasi pedesaan

diarahkan untuk:

1) Mengembangkan kluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi

2) dengan sentra-sentra produksi bahan baku serta sarana penunjangnya.

3) Mengembangkan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang

didukung

4) oleh industri pengolahan skala menengah dan besar.

5) Mengembangkan industri pengolahan yang punya daya saing tinggi untuk

meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Agar pengembangan agroindustri menjadi lebih akseleratif, terpadu dan berkelanjutan

maka diperlukan sebuah kerja besar yang dikemas dalam Gerakan Industrialisasi

Pertanian di Pedesaan (GERINDA 2020) yang merupakan perwujudan terbentuknya

agribisnis modern yang berkerakyatan dengan bertumpu pada high technology, SDM

bermutu tinggi, usaha padat modal, unit bisnis yang tangguh dan derajat

kompatibilitas antar sub sistem agribisnis yang tinggi.

Secara umum Gerinda 2020 akan dicirikan dengan tumbuhnya budaya industri

dikalangan masyarakat desa khususnya pelaku yang berusaha di sektor pertanian.

Budaya industri tersebut tetap dinafasi oleh semangat sosial yang tinggi serta

Page 7: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

memiliki berperspektif gender. Gerinda 2020 pada intinya memiliki tujuan dan

sasaran :

a. Meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan dinikmati oleh keluarga dalam

masyarakat pedesaan.

b. Meningkatkan kesempatan kerja baik bagi laki-laki maupun perempuan di

pedesaan yang sekaligus mencegah arus urbanisasi.

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani melalui penciptaan

sumber pendapatan tambahan dalam rumah tangga petani.

d. Merupakan proses pembelajaran bagi perkembangan industrialisasi pedesaaan

yang diawali dengan industrialisasi pertanian.

e. Membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang dimotori oleh industri

pengolahan hasil pertanian sebagai trigger dan prasyarat pembangunan ekonomi

wilayah.

f. Mendorong pengembangan sektor pertanian on farm melalui penyediaan alternatif

pasar yaitu industri pengolahan di pedesaan sekaligus memanfaatkan secara

optimal produk utama dan by product hasil pertanian.

g. Mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan sebagai prasyarat ketahanan

ekonomi nasional melalui peningkatan daya beli, usaha-usaha produktif dan

kesempatan kerja.

h. Menyediakan kesempatan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi angkatan kerja di

pedesaan baik laki-laki maupun perempuan dalam bidang industri kecil dan

rumahtangga pengolahan dan pemasaran.

i. Mendorong berkembangnya “Workshop” industri penunjang di pedesaan yang

menghasilkan alat-alat panen, pasca panen dan alat-alat pengolahan serta

komponen pendukung lainnya.

2.2 Kendala-kendala Pembangunan Agroindustri Di Daerah Pedesaan

A. Kebijaksanaan Diversifikasi Pertanian Dan Agroindustri.

Hubungan usaha diversifikasi pertanian dengan agroindustri dapat diuraiakan sebagai

berikut. Pengembangan industri di pedesaan pada awalnya membutukan bahan baku dalam

jumlah yang relatif besar dan dalam kualitas tertentu. Kebijaksanaan pemerintah yang

menekankan swasembada beras dapat memperkecil peluang mengembangkan agro industri.

Kecuali industri pengolahan padi (rice-mills), karena produksi beras umumnya dapat

Page 8: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

langsung dikonsumsi. Usaha diversifikasi pertanian akan memperluas peluang menumbuhkan

agro industri memiliki potensi yang besar untuk menambah peluang bekerja di pedesaan.

Pertumbuhan agro industri akan mendorong terciptanya pasar yang terintegrasi secara

vertical (vertical market intergeration) dalam kegiatan produksi, pengelolahan dan

pemasaran pada pasar input dan output pertanain. Disamping itu, agro industri akan

memperlancar dan memperbaiki penyimpangan dan pemasaran hasil. Pertumbuhan vertical

market intergeration secara langsung dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dari dalam dan

luar negeri. Dalam berbagai kegiatan ini, agro industri berperan sebagai kekuatan

intermediate demand dalam pengembangan pertanian. Karena itu, kegiatan argo industri

merupakan kekuatan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, ditinjau dari sudut penyalur

input pertanian, dan dari sudut pengolahan hasil pertanian.

Salah satu contoh pengembangan vertical market intergeration yang berpusat (core)

pada pengembangan argo industri adalah sistem PIR. Kegiatan PIR ini dapat disebut sebagai

kegiatan diversifikasi pertanian secara regional, pembangunan argo industri akan

meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja. Dengan sistem PIR diharapkan dapat

ditranformasikan pertanian berskala kecil menjadi pertanian yang produktif, dan peserta

(plasma) memperoleh keuntungan.

Ada beberapa catatan dalam setiap melakukan konsep PIR untuk pengembangan agro

industri: a) bagaimanapun juga konsep PIR merupakan perkembanagn konsep perkebunan

milik negara (PTP), b)kegiatan perkebunan biasanya memiliki linkage yang kecil dengan

desa sekitarnya, c) perkebunan biasanya memilki organisasi yang terintegrasi, sehingga profit

linkage dengan ekonomi desa sangat kecil. Karena itu, pola perkembangaan perkebunan tetap

sedikit mempengaruhi pengembangan pertanian di sekitarnya.

Belakangan ini banyak dikemukakan berbagai kekhawatiran terhadap pelaksanaan

sistem PIR, terutama jika diterapkan pada pertanain berskala kecil (small holder) yang masih

tradisional, masalahnya, perluasan argo industri pada pertanian semacam itu akn

memperlemah posisi petani, sehingga munkin daya absobsi tenaga kerja subsektor pertanian

ini akan menurun. Banyak menduga bahwa argo industri dengan sistem PIR berperan sebagai

kekuatan pasar monopsoni. Sementara petani memperroduksi hasil pertanian pada pasar

kompetitif. Jika hal ini terjadi, sektor pertanian tradisional, menyerap tenaga kerja terbesar

akan melemah. Kendatipun demikian apapun modal pasar yang dihadapi dengan pola berpikit

second desk kehadiran argo industri di pedesaan dan perkotaan dapat menjamin penyaluran

hasil pertanian, sehingga merangsang petani untuk lebih berspesialisasi dalam konteks

regional, atau berdiversifikasi secara horizontal sesuai dengan keadaan fisiklahan pertanian

Page 9: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

yang dimilikinya. Pola pengembangan “bapak angkat” di dalam industri mungkin memiliki

kemiripan dengan pola PIR. Salah satu implikasi pembahasan di sini adalah perlu dicari suatu

alternatif baru selain pola PIR untuk pengembanagan agro industri di pedesaan.

B. Masalah Kebijaksanaan Harga Padi

Pendekatan utama dalam pembangunan pertanian adalah pendekatan komoditas.

Pendekatan komoditas sebaiknya berorientasi pada peningkatan pendapatan. Ada beberapa

masalah dalam pendekatan komoditas di sektor pertanian rakyat. Salah satu adalah

kecenderungan stabilitas harga, bukan stabilisasi pendapatan petani. Suatu penelitian

menunjukkan bahwa swasembada beras berpengaruh negatif terhadap produksi tanaman

paliwija lainnya. Kecuali untuk tanaman padi, produktivitas tanaman pangan dan tanaman

perkebunan, baik yang dikelolah oleh BUMN maupun rakyat seperti karet, coklat, kelapa

sawit, teh, dan kelapa, secara umum belum menggembirakan. Rendahnya produktivitas

tanaman ini mempunyai dampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani.

Untuk meningkatkan produksi padi, pemerintah memberi subsidi pupuk yang jumlahnya

milyaran rupiah pertahun dan menetapkan harga tertinggi (pada masa paceklik) dan harga

terendah (pada masa panen). Kebijaksanaan harga tertinggi dan harga terendah ini bertujuan

untuk menetapkan harga yang dapat dijangkau (alias rendah) oleh konsumen. Banyak dugaan

bahwa jarak harga tertinggi dan terendah terlalu kecil sehingga usaha swasta kurang memiliki

insentif memasuki operasi pasar. Hal ini disebabkan “profit margin” sangat kecil.

Para analisis mengemukakan dampak kebijaksanaan harga ini kurang memberi

peluang untuk meningkatkan pendapat petani, karena harga nyata (real price) beras/padi

diperetahankan konstan, harga nyata dari petani secara tidak langsung ditransfer dari

produsen ke konsumen melalui operasi pasar Bulog. Program swasembada beras sendiri

bertujuan untuk memperbesar jumlah produksi di pasar. Jumlah beras akan selalu

menurunkan harga. Sehingga potensi produsen berada pada posisi yang tidak

mengguntungkan. Karena petani padi merupakan jumlah terbesar petani, maka

kebijaksanaaharga padi secara langsung mempengaruhi pendapatan sebagian besat petani, di

samping itu, program swasembada beras telah memperkecil kemungkinan diversifikasi

pertanian, yang seyogyanya merupakan sumber bahan baku untuk industri kecil. Dengan

demikian, kebijaksanaan harga secara tidak langsung mengurangi potensi tabungan

masyarakat pedesaan, yang berarti juga mengurangi tabungan untuk proses industrialisasi.

Page 10: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

C. Masalah Pengembangan Industri Perdesaan

Proses industrialisasi pedesaaan di Indonesia sangat lambat kalau tidak

dikatakan

gagal sama sekali. Hal ini terlihat antara lain dari semakin senjangnya

ekonomi desakota.

Dualisme ekonomi desa-kota telah mengakibatkan kota menjadi pusat

segalagalanya

dan ekonomi pedesaan hanyalah pendukung ekonomi perkotaan. Dalam

jangka panjang apabila dualisme ekonomi desa-kota tidak dapat diatasi maka

dapat dipastikan akan muncul masalah lain yang lebih rumit, seperti;

urbanisasi besar-besaran, rusaknya kultur asli bangsa seperti gotong royong

dan kekeluargaan, kriminalitas yang meningkat serta yang tidak kalah

pentingnya semakin senjangnya pendapatan dalam masyarakat. Masyarakat

kaya pemilik modal akan semakin kaya sementara penduduk miskin semakin

bertambah besar.

Indonesia merupakan negara Agraris dimana hampir 60%

penduduknya mempunyai mata pencaharian disektor pertanian. Potensi

pertanian di daerah, seperti padi, singkong, jagung dan kedelai serta umbi-

umbi lainnya sangat besar. Begitu juga potensi hasil perkebunan dan

hortikultura seperti coklat, karet dan teh, mangga, durian, nenas juga besar.

Potensi hasil ternak juga tidak kalah besarnya. Potensi tersebut selama ini

masih belum digarap dengan baik, sehingga nilai tambah yang yang

diperoleh masih kecil dan umumnya menguntungkan orang kota. Nilai

tambah komoditi tersebut dapat ditingkatkan melalui industrialisasi di

pedesaan dengan memanfaatkan teknologi dan kekuatan sumberdaya alam

serta sumberdaya manusia desa. Peningkatan nilai tambah ini dapat

dilaksanakan melalui industrialisasi pedesaan berbasiskan pertanian, dan

sektor pertanian dapat dikatakan sebagai sektor penyanggah ekonomi dalam

menggerakan roda perekonomian.

Melihat berbagai fenomena yang mungkin terjadi tersebut, maka

diperlukan

upaya yang terencana dan terarah untuk mengatasinya. Untuk itu,

industrialisasi pertanian

perdesaan merupakan suatu upaya yang perlu dilakukan sesegera mungkin.

Industri pedesaan merupakan usaha ekonomi pedesaan dalam merubah nilai

Page 11: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

tambah hasil pertanian dan merupakan usaha dalam penerapan teknologi.

Untuk itu keberhasilan industri tergantung sejauh mana teknologi dapat

diterapkan di lapangan terutama teknologi penanganan pascapanen dan

teknologi pengolahan. Penerapan teknologi dalam penambahan nilai baik

secara kualitatif (mutu) maupun kuantitatif sudah dimulai sejak awal tahun

1980 sampai sekarang. Upaya penerapan teknologi tersebut selama ini

ditempuh melalui kegiatan antara lain : 1) Introduksi teknologi pengolahan di

tingkat petani; 2) Gerakan penanganan pascapanen dan pengolahan ; 3)

Demonstrasi dan

kampanye teknologi pengolahan; 4) Latihan teknologi pengolahan bagi

pelaku 5) Pembentukan kelembagaan di tingkat pusat maupun daerah, 6)

pembentukan unit pelaksana lapangan, 7) bantuan peralatan pengolahan

sebagai percontohan dan 8) melakukan kemitraan untuk membangun

pemasaran.

Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian saat ini hanya

dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat, hal ini disebabkan antara lain

karena keterbatasan informasi tentang teknologi tersebut dan perhatian

pemerintah terhadap peningkatan nilai tambah selama ini masih relatif kecil

jika dibandingkan dengan upaya produksi hasil pertanian. Sehingga

perkembangan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil hingga

dewasa ini masih berjalan lambat dan masih belum sesuai dengan harapan.

Hal ini terlihat dari lambatnya perkembangan penggunaan teknologi dan

penerapannya. Dampak yang terlihat antara lain masih tingginya tingkat

kehilangan hasil pascapanen, mutu hasil olahan yang masih rendah, tingkat

efisiensi dan efektifitas hasil yang masih rendah, nilai jual yang kurang

kompetitif dan penampakan hasil (keragaan hasil) yang belum memuaskan

(terutama masalah pengkemasan, pewarnaan, pengawetan dan pelabelan).

Lambatnya penyerapan penerapan teknologi pengolahan hasil tersebut

berimplikasi pada Industri pedesaan yang kurang berkembang antara lain

disebabkan oleh faktor teknis, sosial maupun ekonomi.

Teknis

Dari segi teknis beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain :

1) Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani akan pentingnya

penerapan teknologi

2) pengolahan hasil masih sangat terbatas

Page 12: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

3) Kurangnya tenaga yang terampil (Techknical Skill) dalam

mengoperasikan alat mesin pengolahan

4) Dukungan perbengkelan dalam perbaikan, perawatan dan

penyediaan suku cadang alat mesin masih rendah karena

kemampuan permodalan bengkel alsintan masih lemah dan

kesulitan dalam memperoleh permodalan.

5) Introduksi beberapa teknologi belum sesuai dengan kebutuhan

petani dan belum bersifat lokal spesifik.

6) Belum memadainya infrastruktur seperti jalan yang memadai

sehingga menyulitkan petani/kelompok dalam memasarkan produk

olahannya.

7) Penyebaran alsin pengolahan masih terbatas.

8) Kurangnya tenaga pembina yang terampil dalam bidang

pengolahan dibanding tenaga pembina pada kegiatan-kegiatan pra

panen.

Sosial

Dari segi sosial beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain

1) Introduksi teknologi pengolahan pada daerah-daerah yang padat

penduduknya ada

2) kecenderungan menimbulkan gesekan/friksi sosial

3) Kebiasaan petani dalam melakukan kegiatan pengolahan secara

tradisional menyulitkan dalam penerapan teknologi yang baik dan

benar

4) Daerah-daerah tertentu yang mempunyai budaya pengolahan hasil

yang teknologinya diterima secara turun temurun, sehingga

mereka sering mempunyai sifat tertutup terhadap introduksi

teknologi.

5) Terbatasnya kemampuan akses informasi masyarakat tentang

teknologi pengolahan,

6) Karena rendahnya pendidikan.

Ekonomi

Dari segi ekonomi beberapa hal yang menjadi penyebab antara

lain

1) Daya beli petani terhadap teknologi pengolahan rendah, sehingga

permintaan alsin juga relatif rendah.

Page 13: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

2) Harga alsin pengolahan relatif tinggi sehingga kurang efisien.

3) Belum tersedianya skim kredit khusus untuk pengadaan alsin untuk

usaha pengolahan hasil.

D. Kendala-kendala Pembangunan Agroindustri Di Daerah Pedesaan

Agroindustri berpotensi untuk dikembangkan melihat aspek ketersediaan bahan baku.

namun banyak kendala yang menjadi tersendatnya laju agroindustri tersebut, yaitu

1) keterbatasan modal

2) kualitas sumber daya manusia

3) keterbatasan penerapan teknologi

4) sarana dan prasarana yang kurang atau tidak memadai, dan kelembagaan.

Seperti diketahui rata-rata pemilikan lahan relatif sangat kecil (kurang dari 1 hektar)

sehingga dalam kaitannya untuk pengembangan pertanian secara bisnis tidak dapat

diandalkan. Hal ini menyebabkan taraf ekonomi petani, petemak mapun nelayan juga relatif

sang at rendah. Sebagian besar agroindustri pedesaan mempekerjakan 5 - 7 orang dan

selebihnya memperkerjakan 8-19 orang dengan tingkat pendidikan sebagian besar tamatan

SO kebawah.

Terbatasnya penguasaan teknologi, kesenjangan antara teknologi yang ada dengan

yang dibutuhkan, dan rendahnya diseminasi (penyebaran) teknologi merupakan pennasalahan

teknis yang sangat mempengaruhi pengembangan agroindustri pedesaan. Teknologi tepat

guna baik teknologi prod uk maupun teknologi proses, termasuk teknologi pengernasan serta

pengangkutan untuk rnengernbangkan agroindustri pedesaan perlu di kenalkan dan di

rnasyarakatkan ke pedesaan.

Kurang baiknya kondisi infrastruktur seperti transportasi dan komunikasi

menyebabkan terhambatnya pengembangan agroindustri pedesaan. Salah satu masalah yang

dihadapi petani adalah nilai tukar komoditas pertanian yang dihasilkan semakin rendah. Hal

ini disebabkan antara lain oleh simpul dan jaringan kelembagaan dalam pembangunan

pertanian belum dikembangkan secara optimal untuk mendukung pengembangan

agroindustri, yang terdiri dari kelompok-kelompok tani, usaha kecil dan mcnengah dalam

wadah koperasi, serta berbagai bentuk kemitraan usaha.

Selain masalah yang dikemukakan diatas, para produsen (petani,petemak,nelayan)

dan pengolah di pedesaan pada umumnya juga tidak dapat memasarkan langsung ke

konsumen. Produk yang dihasilkan pada umumnya melewati jalur pemasaran : pengumpul,

Page 14: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

tengkulak baik ditingkat pedesaan, kecamatan sampai ke kabupaten. Lemahnya

perekonomian petani dan pengolah, acapkali dimanfaatkan oleh tengkulak atau pedagang

pengurnpul menerapkan praktik ijon (membeli produk pertanian sebelum dipanen ) tentunya

dengan harga yang lebih rendah. Praktik ini juga diterapkan karena kekurang tahuan mereka

pada hubungan ke pasar (dalam negeri/lokal, regional maupun intemasional )

2.3 Strategi Pembangunan Agroindustri Di Daerah Pedesaan

A. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri di

perdesaan merupakan pilihan yang strategis untuk menggerakkan roda

perekonomian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan. Hal ini,

memungkinkan karena adanya kemampuan yang tinggi dari agroindustri

dalam penyerapan tenaga kerja, mengingat sifat industri pertanian yang

padat karya dan bersifat massal. Industri pertanian yang berbasis pada

masyarakat tingkat menengah dan bawah ini merupakan sektor yang sesuai

untuk menampung banyak tenaga kerja dan menjamin perluasan berusaha

sehingga akan efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian di

perdesaan.

Mengingat aktivitas pertanian sebagai pilar utama pembangunan di

pedesaan, maka sangat rasional jika menempatkan industrialisasi pedesaan

sebagai upaya dalam merevitalisasi pertanian.

Faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam mendukung

pengembangan

Industrialisasi Perdesaan di masa yang akan datang antara lain adalah

sebagai berikut.

1) Lingkungan Strategis

Industrialisasi merupakan salah satu pendekatan baru dalam

pembangunan

pertanian dan perdesaan untuk menjamin peran pertanian sebagai

sumber pertumbuhan ekonomi perdesaan yang bisa diandalkan. Maka,

upaya revitalisasi pertanian melalui industrialisasi perdesaan diarahkan

pada perubahan struktur ekonomi perdesaan dalam menghadapi

berbagai perubahan tantangan strategis yang dihadapi baik di pasar

Page 15: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

domestik maupun internasional. Bebarapa kunci tantangan strategis

yang diprioritaskan adalah :

a. Kebutuhan untuk memperkuat dan memperluas basis pertumbuhan

produktivitaspertanian dengan mempercepat inovasi teknologi

yang tidak hanya dibatasi pada sejumlah komoditi tertentu.

b. Kebutuhan terhadap kebijaksanaan dan kelembagaan yang tepat

untuk mengakses manfaat globalisasi dan liberalisasi ekonomi,

sekaligus mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak

negatif.

c. Kebutuhan memperbaiki akses mansyarakat perdesaan terhadap

aset produktif dan kesempatan kerja demi percepatan

pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat kemiskinan.

d. Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi ; serta

e. Perubahan polotik, termasuk kebijaksanaan pembangunan yang

berkaitan dengan demokratisasi dan desentralisasi.

2) Penataan Kembali Industri Perdesaan

Strategi pembangunan pertanian dan pedesaan adalah

kombinasi peningkatan

produktivitas pertanian dan investasi pelayanan sosial di satu sisi,

dengan perbaikan hubungan dan keterkaitan antara wilayah pedesaan

dengan inmdustri pengolahan hasil pertanian, dan pusat pertumbuhan

di sisi yang lain. Strategi ini, mengidentifikasikan enam skala prioritas

yang perlu diimplementasikan secara konsisten dengan dukungan

otoritas pemerintah pusat maupun daerah, sektor swasta, dan

organisasi masyarakat dalam hal :

a. Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan

kewirausahaan

b. Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif

dan pemberdayaan masyarakat.

c. Revitalisasi peroduktivitas pertanian berspektrum luas melalui

peningkatan penerapan teknologi dan diversifikasi

d. Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian

yang berkemampuan daya saing

e. Meningkatkan manajemen sumberdaya alam

Page 16: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

Prasyarat berkembangnya industrialisasi pedesaan, adalah

diperlukan adanya suatu proses konsolidasi usahatani dan disertai

dengan koordinasi vertikal agribisnis dalam suatu alur produk melalui

mekanisme non pasar, sehingga karakteristik produk akhir yang

dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi

konsumen akhir. Dengan demikian, setiap usaha agribisnis tidak lagi

berdiri sendiri atau bergabung dalam assosiasi horizontal, tetapi

memadukan diri dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak

dalam seluruh bidang usaha yang ada pada satu alur produk vertikal

(hulu-hilir) dalam suatu kelompok usaha. Untuk mewujudkan hal

tersebut, maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam

mendukung pengembangan industrialisasi pedesaan berbasis

pertanian, antara lain:

1. Aspek Kebijakan

Disadari bahwa selama ini keberpihakan pada kegiatan

yang terkait dalam

industrialisasi pedesaan berbasis pertanian masih tertinggal,

dibandingkan dengan

kegiatan di sektor hulu. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan

yang menyeluruh

dalam pembangunan agribisnis (hulu-hilir), sehingga nilai tambah

sektor pertanian dapat dinikmati oleh masyarakat di pedesaan.

2. Koordinasi Lintas Sektoral

Pengembangan penanganan industriualisasi pedesaan

berbasis pertanian kedepan tidak dapat dilakukan secara partial,

oleh karena itu pendekatan koordinasi antar kelembagaan terkait

yang telah dirintis perlu ditingkatkan baik di tingkat pusat, daerah

dan di lembaga penyuluhan. Koordinasi tersebut dimaksudkan

antara lain untuk mensinkronkan program dan pelaksanaan

perbaikan penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian agar dapat memberikan hasil/dampak yang

maksimal.

3. Aspek Teknologi

Pengembangan agroindustri di masa yang akan datang

diarahkan untuk

Page 17: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

meningkatkan peran teknologi melalui penambahan jumlah alsin

yang masih sangat

terbatas. Dalam penambahan alsin tersebut perlu memperhatikan

jenis alat dan mesin

yang secara teknis dan ekonomi layak untuk dikembangkan serta

kondisi sosial

memungkinkan. Dalam pengembangan alsin tersebut pemerintah

diharapkan dapat

menyediakan fasilitas kredit alsin dengan tingkat suku bunga

rendah dan persyaratan

lunak.

4. Aspek Kelembagaan

Dalam penanganan pascapanen/pengolahan, pelaku

pascapanen (petani/

kelompok tani), usaha yang bergerak dalam pascapanen, dan

industri pengolahan hasil primer, perlu ditata dan diperkuat sebagai

komponen dari sistem perekonomian di pedesaan terutama di

bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar mereka mampu

meraih nilai tambah

5. Aspek Sumber Daya Manusia

Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) diarahkan

untuk peningkatan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan

pengembangan kewirausahaan, manajemen serta kemampuan

perencanaan usaha. Dengan adanya peningkatan mutu SDM

diharapkan penggunaan alsin akan meningkat dan areal yang

dapat ditangani akan bertambah. Peningkatan mutu SDM dilakukan

melalui pelatihan/kursus, kerjasama dengan lembaga pelatihan

seperti perguruan tinggi, magang diperusahaan yang telah maju.

Sedangkan pelatihan dilakukan baik kepada petugas maupun para

pengelola alsintan dan petani.

6. Aspek Permodalan

Kelembagaan yang menangani pascapanen/pengolahan

pada umumnya lemah dalam permodalan. Untuk itu perlu

Page 18: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

diupayakan adanya skim khusus untuk alsin

pascapanen/pengolahan dengan persyaratan yang mudah, suku

bunga rendah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.

B. POLA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PEDESAAN

Dalam upaya mengembangkan agroindustri pedesaan agar dapat lebih berperan

dalam pemberdayaan ekonomi rakyat, diperlukan strategi yang mampu mengurangi

atau meniadakan hambatan-hambatan di atas dan sekaligus meningkatkan potensi

yang ada serta membuka peluang lebih luas. Keterpaduan kualitas aspek surnberdaya

manusia, pemodalan, manajemen, dan teknologi serta kekhasan produk pertanian

harus tereermin dalam lembaga sebagai salah satu pola pengembangan agroindustri

pedesaan. Seperti halnya komoditas seeara umurn hasil pertanian tertentu merniliki

keunggulan komparatif untuk dikembangkan di wilayah tertentu., karena secara kultur

teknis sesuai dan hanya dapat dikembangkan secara berhasil didaerah tersebut.

Contoh salak pondoh didaerah Siernad (yogya), mangga Indramayu, bawang Brebes,

apel Malang, tembakau Temanggung, nenas Lampung, kakao Sula'.vesi Tenggara.,

kayu eboni Sulawesi Tengah, getah dan tengkawang Kalimantan (Tengah khus:lsnya)

,kayueendana - Sumbawa . Selain itu seeara historis teniapat agroindustri kecil atau rumah

tangga yang berkembang seeara berhasil dan menjadi ciri daerah tersebut Contoh produk itu

antara lain dodol - Garut, jenang - Kudus, gethuk- Magelang, kerupuk udang

Sidoarjo, brem - Bali, minuman juice markisah - Brastagi, kopi- Dairi Mandailing,

vanili- Temanggung (dulu sampai tahun 1980-an, kini posisinya digantikan oleh Bali ),

eengkeh - Minahasa, pala- Maluku, lada - Bangka-Belitung, tembakau eerutu- Deli,

teh - Jawa Barat, daging itik - Banjarmasin, susu - Pengalengan, lenun -Majalaya,

rokok- Kudus atau Kediri dan masih banyak lagi contoh serupa . Pengembangan agroindsutri

memerlukan skala yang sifatnya spesifik baik untuk subsistem masukan (prasarana produksi)

subsistem budidaya pengolahan maupun pemasarannya Agroindustri yang berkembang di

pedesaan masih cenderung tradisional, berskala rumah tangga dan tersebar dalam unit-unit

usaha yang kecil.

Sementara itu, agroindustri yang menerapkan teknologi maju, padat modal, dan skala

besar kurang berperan dalam menopang perekonomian pedesaan. Agar tercapai tingkat

efisiensi yang tinggi, kegiatan produksi dan agroindustri menuntut prasyarat skala ekonomi

tertentu. Bahan baku yang diperlukan bagi agroindustri harus tersedia dalam jumlah tertentu,

berkeJanjutan (kontinue) dengan mutu yang baik dan harus dipenuhi seeara konsisten dari

Page 19: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

waktu ke waktu. Kegiatan produksi memerlukan suatu rangkaian pengendalian mutu yang

kental agar dicapai persyaratan proses pada kegiatan pengolahan, selanjutnya dalam

kaitannya dengan hal tersebut perlu pusat pengembangan komoditas unggulan yang terpadu

dengan pengolahan dan pemasaran merupakan uapaya untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Pengembangan agroindustri berskala kecil membutuhkan lingkungan usaha yang mendukung

serta dapat diwujudkan secara bersama oleh pemerintah dan dunia usaha. Petani yang

berusaha dibidang agroindustri kecil membutuhkan organisasi sebagai wadah yang dapat

memperjuangkan nasibnya. Demikian pula layanan bisnis merupakan bagian yang tidak

terisahkan dari pengembangan agromdustri. Lembaga penunjang tersebut harus ditingkatkan

efisiensi dan daya saingnya baik dalam negeri maupun dalam pasar intemasional

Beberapa ciri agroindustri pedesaan adalah unit usaha kecil, dengan penyebaran yang

luas, dan tingkat teknologi yang diterapkan rendah serta dukungan modal yang terbatas.

Kondisi ini yang menyebabkan agroindustri pedesaan sulit berkembang. Keberadaan lembaga

kemitraan diperlukan untuk menopang kegiatan agroindustri tersebut. Beragam pola

kemitraan telah diterapkan untuk pengembangan industri, antara lain : anak angkat bapak

angkat, pola inti plasma ( antara lain PIR), penyertaan modal ventura, pengembangan industri

kecil menengah berbasis teknologi, model usaha ekonomi bersama, model inkubator .Dalam

penerapan di lapang poIa-poia pengembangan tersebut menghasilkan kinerja yang beragam.

Ada yang berhasil dengan baik, sebaliknya tak sedikit yang mengenai sasaran. Salah satu

kesamaan faktor kegagalan lembaga kemitraan adalah kedudukan petanil petemakan ayam,

usaha kecil yang dianggap lebih rendah dan lebih membutuhkan oleh pihak yang berrnitIa

(usaha besar I swasta). Untuk mengatasi hal tersebut Eriyatno (19;5) mengusulkan konsep

kemitraan yang didasarkan atas sejajar, saling menguntungkan dan saling menghidupi.

Keterpaduan aspek bisnis, finansial, teknologi dan peningkatan sumber daya manusia

Inti strategi pengembangan agro industri harus mampu mempersatukan tujuan berikut:

a) pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, b) pilihan lokasi industri yang efisien

tetapi memakai tenaga kerja dalam jumlah besar, dan c) memiliki keadaan ukuran industri

menurut ukuran a) dan b) dan prioritas industri di lokasi yang dipilih harus mampu

memperbesar pemasaran hasil pertanian dan menyerap tenaga kerja untuk pertumbuhan

ekonomi desa.

Page 20: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Konsep Agroindustri

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai

bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981)

Page 21: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau

hewani (yang dihasilkan oleh hewan).

Agroindustri pedesaan adalah agroindustri yang berorientasi dipedesaan dan

hasil bumi atau berbasis pada kegiatan pertanian dan perikan menjadi komoditasnya

sering dimasukan dalam lingkup agroindustri pedesaan. penekanan pada

pembangunan pertanian agroindustri pedesaan mengandung stategi.

Wibowo (1997) mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di

pedesaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya:

1. Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah,

2. Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan

agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan,

3. Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya

akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan,

4. Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-

subsitem agribisnis

5. Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan.

Tujuan pembangunan agroindustri pedesaan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen,

2. meningkatkan mutu dan harga hingga mencapaikan hasil dan efisiensi

kegiatan agroindustri.

3. mengembangkan diversifikasi produk dan mengurangi produksi atau

kelangkaan permintaan pada periode tertentu.

4. sebagai wahana pengenalan, pemanfaatan, pengolahan teknologi dan sebagai

peran masyarakat membudayakan industri, melalui menciptakan

wirausahawan baru dan swadaya pertanian.

b. Kendala-kendala pembangunan agroindustri di daerah pedesaan

Agroindustri berpotensi untuk dikembangkan melihat aspek ketersediaan bahan baku.

namun banyak kendala yang menjadi tersendatnya laju agroindustri tersebut, yaitu

1) keterbatasan modal

2) kualitas sumber daya manusia

3) keterbatasan penerapan teknologi

Page 22: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

4) sarana dan prasarana yang kurang atau tidak memadai, dan kelembagaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka hal-hal yang perlu

mendapat perhatian dalam mendukung pengembangan industrialisasi

pedesaan berbasis pertanian, antara lain:

1. Aspek Kebijakan

Disadari bahwa selama ini keberpihakan pada kegiatan

yang terkait dalam

industrialisasi pedesaan berbasis pertanian masih tertinggal,

dibandingkan dengan

kegiatan di sektor hulu. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan

yang menyeluruh

dalam pembangunan agribisnis (hulu-hilir), sehingga nilai tambah

sektor pertanian dapat dinikmati oleh masyarakat di pedesaan.

2. Koordinasi Lintas Sektoral

Pengembangan penanganan industriualisasi pedesaan

berbasis pertanian kedepan tidak dapat dilakukan secara partial,

oleh karena itu pendekatan koordinasi antar kelembagaan terkait

yang telah dirintis perlu ditingkatkan baik di tingkat pusat, daerah

dan di lembaga penyuluhan. Koordinasi tersebut dimaksudkan

antara lain untuk mensinkronkan program dan pelaksanaan

perbaikan penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian agar dapat memberikan hasil/dampak yang

maksimal.

3. Aspek Teknologi

Pengembangan agroindustri di masa yang akan datang

diarahkan untuk

meningkatkan peran teknologi melalui penambahan jumlah alsin

yang masih sangat

terbatas. Dalam penambahan alsin tersebut perlu memperhatikan

jenis alat dan mesin

yang secara teknis dan ekonomi layak untuk dikembangkan serta

kondisi sosial

Page 23: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

memungkinkan. Dalam pengembangan alsin tersebut pemerintah

diharapkan dapat

menyediakan fasilitas kredit alsin dengan tingkat suku bunga

rendah dan persyaratan

lunak.

4. Aspek Kelembagaan

Dalam penanganan pascapanen/pengolahan, pelaku

pascapanen (petani/

kelompok tani), usaha yang bergerak dalam pascapanen, dan

industri pengolahan hasil primer, perlu ditata dan diperkuat sebagai

komponen dari sistem perekonomian di pedesaan terutama di

bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar mereka mampu

meraih nilai tambah

5. Aspek Sumber Daya Manusia

Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) diarahkan

untuk peningkatan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan

pengembangan kewirausahaan, manajemen serta kemampuan

perencanaan usaha. Dengan adanya peningkatan mutu SDM

diharapkan penggunaan alsin akan meningkat dan areal yang

dapat ditangani akan bertambah. Peningkatan mutu SDM dilakukan

melalui pelatihan/kursus, kerjasama dengan lembaga pelatihan

seperti perguruan tinggi, magang diperusahaan yang telah maju.

Sedangkan pelatihan dilakukan baik kepada petugas maupun para

pengelola alsintan dan petani.

6. Aspek Permodalan

Kelembagaan yang menangani pascapanen/pengolahan

pada umumnya lemah dalam permodalan. Untuk itu perlu

diupayakan adanya skim khusus untuk alsin

pascapanen/pengolahan dengan persyaratan yang mudah, suku

bunga rendah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.

c. strategi pembangunan agroindustri di daerah pedesaan

Page 24: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

Faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam mendukung

pengembangan

Industrialisasi Perdesaan di masa yang akan datang antara lain adalah

sebagai berikut.

1) Lingkungan Strategis

2) Penataan Kembali Industri Perdesaan

Strategi ini, mengidentifikasikan enam skala prioritas yang perlu

diimplementasikan secara konsisten dengan dukungan otoritas

pemerintah pusat maupun daerah, sektor swasta, dan organisasi

masyarakat dalam hal :

a. Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan

kewirausahaan

b. Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan

kolektif dan pemberdayaan masyarakat.

c. Revitalisasi peroduktivitas pertanian berspektrum luas

melalui peningkatan penerapan teknologi dan diversifikasi

d. Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri

pertanian yang berkemampuan daya saing

e. Meningkatkan manajemen sumberdaya alam

3.2 Saran

Berdasarkan pemaparan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah:

a. Pemerintah

Agar agroindustri di daerah pedesaan berjalan dengan maksimal, maka pemerintah

harus lebih mengutamakan agroindustri di daerah pedesaan untuk industri

kecil/industri pedesaan guna meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.

b. Masyarakat

Ada baiknya Masyarakat mendukung program agroindustri yang dilaksanakan

oleh pemerintah, sehingga jika masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama

dengan baik maka program tersebut bisa berjalan dengan lancar.

Page 25: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro

DAFTAR RUJUKAN

.2005. Revitalisasi Pertanian Melalui Agroindustri Perdesaan. Departemen Pertanian

(Online), (www.litbang.deptan.go.id , diakses pada 22 oktober 2011)

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76

(Online), diakses pada 23 Oktober 2011

http://jehovaimmeka.wordpress.com/2011/03/30/pengembangan-agro-industri-dan-tenaga-

kerja-pedesaan-di-indonesia/ (Online), diakses pada 23 Oktober 2011

http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page04/P04e.pdf (Online), diakses pada 23 Oktober 2011

__________. Agroindustri, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri, diakses pada

22 Oktober 2011)

Kodri, Ahmad. 2011. Agroindustri Pedesaan dan Perekonomian Rakyat, (Online),

(http://nerifimylover.blogspot.com/2011/04/agroindustri-pedesaan-dan-

perekonomian.html, diakses pada 22 Oktober 2011)

Dewa, I. Putu. Revitalisasi Pertanian Melalui Agroindustri Pedesaan, (Online),

(http://suaraanakrakyat.blogspot.com/2011/07/revitalisasi-pertanian-

melalui.html, diakses pada 22 Oktober 2011)

.

Page 26: Pembangunan Dan Strategi Agroindustri Di Daerah Pedesaan Ok Bro