Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
-
Upload
nurul-afdal-haris -
Category
Education
-
view
6.120 -
download
5
Transcript of Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.
Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di
beberapa wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir
menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak pengangkut
kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui.
Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek
kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak.
Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan
yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang
tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan
hidup.
Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan
pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis
terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.
Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup
pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi
pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000 membengkak menjadi 7 miliar.
Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R.
2
Ehrlich, 900 tahun lagi (tahun 2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang
1) orang di atas planet bumi ini atau 1700 orang permeter persegi. Kalau jumlah ini
diteruskan sampai 2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah
melebihi berat bumi itu sendiri.
Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan
dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar
amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak
negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah
pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau
penggurunan (desertifikasi) pada lahan produktif.
Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan lebih
banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances Bacon,
Descartes dan Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New Atlantic
bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan secara aktif dan menganjurkan
penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan manusia.
Descartes dalam the Discourse of Method berpendapat bahwa pengetahuan adalah
kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia perlu mengetahui tentang api, air,
tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam. Begitu pula Leibnitz,
pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di atas mulai mendapat kritik
dan tantangan. Pada akhir abad ke-19 masehi banyak sekali padangan lain yang
dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam buku Charles Darwin, The Origin of the Species
(1859), buku George Perkin Marsh “Man and Nature” (1864), buku Charles Dickens
“Hard Times” (1854).
Maka, proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh lembaga-lembaga
negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan hidup menuntut
adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil kebijakan mengenai
masalah terkait. Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan
3
diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang
berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus.
Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan
tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan
pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar
kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,
keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,
dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf
kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta
tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan?
2. Apa tujuan dari pembangunan berwawasan lingkungan?
3. Apasajakah ciri-ciri dari pembangunan berwawasan lingkungan?
4. Apasajakah aspek hukum perlindungan lingkungan?
5. Apa tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan lingkungan?
6. Apa yang dimaksud dengan rona lingkungan dan apasajakah hal-hal yang
termuat di dalamnya?
7. Apasajakah dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud?
8. Bagaimana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada pembangunan
berwawasan lingkungan?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembangunan berwawasan lingkungan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pembangunan berwawasan lingkungan.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari pembangunan berwawasan lingkungan.
4. Untuk mengetahui aspek hukum perlindungan lingkungan.
5. Untuk mengetahui tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan
lingkungan.
6. Untuk mengetahui pengertian rona lingkungan dan apasajakah hal-hal yang
termuat di dalamnya.
7. Untuk mengetahui dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud.
8. Untuk mengetahui upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada
pembangunan berwawasan lingkungan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang
terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya
alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko
terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik
yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan
lingkungan.
1. Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan
Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa konstruksi maupun masa operasi proyek
dan dapat berupa dampak positif maupun negatif bagi lingkungannya.
2. Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
Iklim
Fisiografi
6
Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
Kualitas udara
Kualitas air
d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
Demografi industri dan kependudukan
Sosial ekonomi
Sosial budaya
B. Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan
berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar
kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,
keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,
dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf
kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta
tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi,
menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala
yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi
menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu
mencegah kerusakan lingkungan ini.
Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya
penyelamatan lingkungan. Diantaranya,
1. Konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.
7
2. Perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari
dalam hidup bersama.
3. Pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi
bagi kelangsungan hidup biofisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan
(keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama.
4. Demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut
berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan
segera dengan cara menangkap, mengadili dan menghukum seberat-beratnya pembalak
liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian
bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
C. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan
memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain
lingkungan dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan
selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut
dapat bersifat positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi
tersebut sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan, Elizabeth
IEHLT.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain,
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
D. Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan
8
Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang
mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua
benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang
terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup
serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya.
Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi pada
lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang secara
klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented
Law.
1. Hukum Lingkungan Modern
Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-norma guna
mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan
dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar
dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun
generasi-generasi mendatang.
Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga sifat dan
waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan
demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada
lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh menyeluruh
atau komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan
wataknya yang luwes.
2. Hukum Lingkungan Klasik
Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma
dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-
sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna
mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-
singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral, serta kaku dan sukar
berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa sistem pendekatan
terpadu atau utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan
hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi
9
perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteen mengemukakan, bahwa
Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah hukum yang berhubungan dengan
lingkungan alam (Naturalijk milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya
berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan.
Mengingat pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka
Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan
(bestuursrecht).
Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan
lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan
suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata
usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat
pemerintah perlu memperhatikan “Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik”
(Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good
Administration). Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya
tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:
a) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
b) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
c) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
d) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
e) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku
Mutu Lingkungan (BML)
E. AMDAL
10
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.
Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses
Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari
beberapa hak berikut :
1. Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan adanya susunan
rencana pengelolaan lingkungan. Susunan rencana pengelolaan lingkungan baru
dapat dilakukan setelah diketahui dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek
yang akan dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek
pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
2. Pengelolaan Proyek
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih dahulu melakukan
fase-fase berikut :
a) Fase Identifikasi
b) Fase studi kelayakan
c) Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase rancangan
d) Fase pembangunan proyek
e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi
f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post operation)
3. Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas pembangunan akan
berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Pemerintah pun akan mengambil
keputusan dari hasil AMDAL tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan
akan dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan pembangunan
tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka kegiatan tersebut tidak akan
dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau
meminimalisasi dampak negatif tersebut.
4. Dokumen yang Penting
11
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber
informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :
a) Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis.
b) Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan dilaukan di
daerah dekat lokasi tersebut.
c) Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam menghadapi
tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.
Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :
1. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.
2. Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.
3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
4. Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara, dan
masyarakat.
F. Rona Lingkungan
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam
atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan
fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh
oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan
kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu:
1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut diketahui
dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi pengambilan
sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan
masing-masing.
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat dengan
melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada masyarakat,
pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar
12
lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis
laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan akan didapat kondisi
lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan (Rona Lingkungan).
G. Dampak Proyek Terhadap Lingkungan Sosekbud
Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa operasional
proyek dan berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka
dapat diperkirakan dampak yang akan timbul.
1. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan pembangunan,
tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat,
timbulnya gerak penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
2. Dampak Negatif
Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya penggemukan ternak
sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi bau busuk). Dampak negatif
tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasional.
3. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang
menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang
terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
4. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para ahli,
metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau serupa
dengan kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara
membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-
03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1990.
5. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak lingkungan
akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi dampak kegiatan
13
terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut
didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan
tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah penyebaran dampak
3. Intensitas dampak
4. Lamanya dampak berlangsung
5. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak
7. Penanggulangan Dampak
Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas suatu usaha feedlot tidak
mengeluarkan Iimbah yang dapat mencemari tanah dan dalam proses aktifitas tidak
menggunakan air tanah sebagai bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak
terganggu.
Pencemaran terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah satu faktor
pencemaran Iingkungan perlu dikendahkan secara baik dengan proses yang tepat dan
murah. Untuk penanggulangan Iimbah cair dari feedlot ini dapat dilakukan dengan
secara biologi.
Pencemaran terhadap Limbah Padat : Limbah padat yang dihasilkan meliputi
sampah/kotoran kandang berupa limbah organik.
Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat : Sebaliknya dengan adanya
kegiatan feedlot ini, maka masyarakat sekitar kawasan mempunyai harapan untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan proyek
ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal, sehingga akan meningkatkan
kesempatan kerja dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan, pendapatan
dan merangsang timbulnya sektor ekonomi pendukung.
14
H. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat operasional.
Pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbul,
berupa penurunan kualitas udara, penurunan kebersihan Iingkungan, terbukanya
kesempatan kerja dan usaha.
1. Dampak Sosial
Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan
Pelaksanan proyek yang akan menghasilkan suatu product akan membawa
perubahan tingkat pengetahuan dan keterampilan baru bagi para karyawan dan
masyarakat di sekitarnya, khususnya yang akan terlibat langsung dalam kegiatan
konstruksi dan produksi.
Perubahan tingkat pengetahuan bagi para pegawai dapat terjadi secara langsung
maupun tak langsung. Secara langsung perubahan tersebut terjadi bagi para pegawai
yang mendapatkan training yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak
langsung dapat diperoleh para tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-pengalaman
selama mereka bekerja di perusahaan.
Alat Penunjang Program Pemerintah
Pengoperasian proyek berupa pengembangan usaha akan dapat menunjang
program pemerintah dalam beberapa hal, yaitu:
a) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing atas produksi dalam negeri.
b) Mengaktifkan kehidupan ekonomi dengan adanya kaitan terhadap sektor
lainnya.
c) Berpartisipasi dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional
2. Dampak Ekonomi
a) Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap struktur
perekonomian pada umumnya dan pekerja usaha ini pada khususnya.
b) Meningkatkan penghasilan para Pekerja
15
Kegiatan proyek yang akan dilakukan tentunya dapat meningkatkan
penghasilan masyarakat disekitarnya, hal ini bisa dilihat dari pendapatan rata-
rata masyarakat setempat sebelum mereka bekerja di perusahaan dibandingkan
dengan pendapatan setelah bekerja pada proyek.
c) Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak
Dengan beroperasinya proyek yang dijalankan akan menambah penerimaan
negara dari sektor pajak, antara lain:
Pajak Perusahaan (PPh Badan)
Pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 21)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.
Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak
memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik
materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan
alam ini sudah rusak.
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan
berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar
kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,
keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,
dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf
kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta
tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi,
menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala
yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi
menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu
mencegah kerusakan lingkungan ini.
17
B. Saran
Setelah mempelajari materi tentang pembangunan berwawasan lingkungan,
diharapkan tumbuhnya kesadaran dari setiap individu terhadap lingkungan dalam
melaksanakan aktivitas pembangunan, sehingga lingkungan atau sumber daya dapat
dimanfaatkan dan dijaga dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran umat manusia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Latif. 2009. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di: http://fisika-
unej.blogspot.com/2009/04/pembangunan-berwawasan- lingkungan.html. (Diakses
pada 23 Oktober 2014)
Andi Syaikhonik. 2012. Pembangunan berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:
http://syaikhomania.blogspot.com/2012/04/pembangunan-berwawasan-
lingkungan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)
Christiana Soldier. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan
Lingkungan (Studi tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Alam).
Dapat diakses di:
https://www.academia.edu/5532816/PERAN_PEMERINTAH_DAERAH_DALAM_
PEMBANGUNAN_BERKELANJUTAN_BERWAWASAN_LINGKUNGAN_Studi
_tentang_Pemberdayaan_Masyarakat_berbasis_Sumber_Daya_Alam#. (Diakses pada
23 Oktober 2014)
Fathoni Muhammad. 2012. Pembangunan mmad.2 012.Lingkungan. Dapat diakses di:
http://silumanpisces.blogspot.com/2012/12/pembangunan-berwawasan-
lingkungan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)
Rizal Pribadi. 2013. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:
http://rizaladriene.blogspot.com/2013/04/makalah-pembangunan-berwawasan.html.
(Diakses pada 23 Oktober 2014)
Tusino, dkk. 2012. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:
http://angsanatirta.blogspot.com/2012/06/makalah-plh-pembangunan-
berwawasan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)
19
Wijat Subagia. 2012. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:
http://wijatsubagia.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)
20