Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak. Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan tehnologi. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup. Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih. Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000 membengkak menjadi 7 miliar. Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R.

Transcript of Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

Page 1: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang

mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara

menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk

menopangnya.

Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di

beberapa wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir

menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak pengangkut

kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui.

Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek

kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak.

Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan

lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat

ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan

yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang

tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan

hidup.

Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan

pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis

terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.

Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup

pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi

pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000 membengkak menjadi 7 miliar.

Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R.

Page 2: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

2

Ehrlich, 900 tahun lagi (tahun 2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang

1) orang di atas planet bumi ini atau 1700 orang permeter persegi. Kalau jumlah ini

diteruskan sampai 2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah

melebihi berat bumi itu sendiri.

Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan

dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar

amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan.

Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak

negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah

pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau

penggurunan (desertifikasi) pada lahan produktif.

Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan lebih

banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances Bacon,

Descartes dan Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New Atlantic

bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan secara aktif dan menganjurkan

penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan manusia.

Descartes dalam the Discourse of Method berpendapat bahwa pengetahuan adalah

kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia perlu mengetahui tentang api, air,

tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam. Begitu pula Leibnitz,

pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di atas mulai mendapat kritik

dan tantangan. Pada akhir abad ke-19 masehi banyak sekali padangan lain yang

dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam buku Charles Darwin, The Origin of the Species

(1859), buku George Perkin Marsh “Man and Nature” (1864), buku Charles Dickens

“Hard Times” (1854).

Maka, proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh lembaga-lembaga

negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan hidup menuntut

adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil kebijakan mengenai

masalah terkait. Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan

Page 3: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

3

diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang

berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus.

Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan

lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan

tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang

mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara

menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk

menopangnya. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan

pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa

kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar

kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,

pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,

keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,

dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf

kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta

tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan?

2. Apa tujuan dari pembangunan berwawasan lingkungan?

3. Apasajakah ciri-ciri dari pembangunan berwawasan lingkungan?

4. Apasajakah aspek hukum perlindungan lingkungan?

5. Apa tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan lingkungan?

6. Apa yang dimaksud dengan rona lingkungan dan apasajakah hal-hal yang

termuat di dalamnya?

7. Apasajakah dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud?

8. Bagaimana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada pembangunan

berwawasan lingkungan?

Page 4: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

4

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pembangunan berwawasan lingkungan.

2. Untuk mengetahui tujuan dari pembangunan berwawasan lingkungan.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari pembangunan berwawasan lingkungan.

4. Untuk mengetahui aspek hukum perlindungan lingkungan.

5. Untuk mengetahui tujuan dari AMDAL pada pembangunan berwawasan

lingkungan.

6. Untuk mengetahui pengertian rona lingkungan dan apasajakah hal-hal yang

termuat di dalamnya.

7. Untuk mengetahui dampak proyek terhadap lingkungan sosekbud.

8. Untuk mengetahui upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada

pembangunan berwawasan lingkungan.

Page 5: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana

menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang

terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya

pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya

alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.

Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan

berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko

terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik

yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan

lingkungan.

1. Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan

Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan akan

menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang ditimbulkan oleh

kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa konstruksi maupun masa operasi proyek

dan dapat berupa dampak positif maupun negatif bagi lingkungannya.

2. Komponen-Komponen Lingkungan

Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah

a) Biologi, mencakup sub-komponen:

Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)

Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)

b) Geofisik, mencakup sub-komponen:

Iklim

Fisiografi

Page 6: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

6

Hidrologi

c) Kimia, mencakup sub-komponen:

Kualitas udara

Kualitas air

d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:

Demografi industri dan kependudukan

Sosial ekonomi

Sosial budaya

B. Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan

berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar

kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,

pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,

keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,

dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf

kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta

tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.

Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi,

menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala

yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi

menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu

mencegah kerusakan lingkungan ini.

Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya

penyelamatan lingkungan. Diantaranya,

1. Konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.

Page 7: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

7

2. Perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari

dalam hidup bersama.

3. Pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi

bagi kelangsungan hidup biofisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan

(keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama.

4. Demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut

berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan

keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.

Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan

segera dengan cara menangkap, mengadili dan menghukum seberat-beratnya pembalak

liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian

bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.

C. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan

memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain

lingkungan dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan

selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut

dapat bersifat positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi

tersebut sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan, Elizabeth

IEHLT.

Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain,

1. Menjamin pemerataan dan keadilan.

2. Menghargai keanekaragaman hayati.

3. Menggunakan pendekatan integratif.

4. Menggunakan pandangan jangka panjang.

D. Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan

Page 8: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

8

Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang

mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua

benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang

terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup

serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya.

Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi pada

lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang secara

klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented

Law.

1. Hukum Lingkungan Modern

Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-norma guna

mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan

dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar

dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun

generasi-generasi mendatang.

Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga sifat dan

waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan

demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada

lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh menyeluruh

atau komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan

wataknya yang luwes.

2. Hukum Lingkungan Klasik

Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma

dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-

sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna

mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-

singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral, serta kaku dan sukar

berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa sistem pendekatan

terpadu atau utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan

hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi

Page 9: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

9

perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteen mengemukakan, bahwa

Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah hukum yang berhubungan dengan

lingkungan alam (Naturalijk milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya

berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan.

Mengingat pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka

Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan

(bestuursrecht).

Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan

lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan

suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata

usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat

pemerintah perlu memperhatikan “Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik”

(Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good

Administration). Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya

tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:

a) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

b) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha atau

Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

c) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

d) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman

Mengenai Ukuran Dampak Penting.

e) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku

Mutu Lingkungan (BML)

E. AMDAL

Page 10: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

10

Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang

bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses

Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari

beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan Lingkungan

Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan adanya susunan

rencana pengelolaan lingkungan. Susunan rencana pengelolaan lingkungan baru

dapat dilakukan setelah diketahui dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek

yang akan dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek

pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

2. Pengelolaan Proyek

Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih dahulu melakukan

fase-fase berikut :

a) Fase Identifikasi

b) Fase studi kelayakan

c) Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase rancangan

d) Fase pembangunan proyek

e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi

f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post operation)

3. Pengambilan Keputusan

Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas pembangunan akan

berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Pemerintah pun akan mengambil

keputusan dari hasil AMDAL tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan

akan dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan pembangunan

tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka kegiatan tersebut tidak akan

dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau

meminimalisasi dampak negatif tersebut.

4. Dokumen yang Penting

Page 11: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

11

Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber

informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :

a) Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis.

b) Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan dilaukan di

daerah dekat lokasi tersebut.

c) Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam menghadapi

tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.

Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :

1. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.

2. Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.

3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga tidak

mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

4. Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara, dan

masyarakat.

F. Rona Lingkungan

Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam

atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan

fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh

oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan

kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu:

1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut diketahui

dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi pengambilan

sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan

masing-masing.

2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat dengan

melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada masyarakat,

pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar

Page 12: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

12

lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis

laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan akan didapat kondisi

lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan (Rona Lingkungan).

G. Dampak Proyek Terhadap Lingkungan Sosekbud

Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa operasional

proyek dan berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka

dapat diperkirakan dampak yang akan timbul.

1. Dampak Positif

Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan pembangunan,

tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat,

timbulnya gerak penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.

2. Dampak Negatif

Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya penggemukan ternak

sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi bau busuk). Dampak negatif

tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasional.

3. Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang

menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang

terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.

4. Prakiraan Dampak

Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para ahli,

metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau serupa

dengan kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara

membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-

03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 1990.

5. Evaluasi Dampak

Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak lingkungan

akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi dampak kegiatan

Page 13: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

13

terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut

didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan

tingkat kepentingan.

Adapun faktor penentuan meliputi:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah penyebaran dampak

3. Intensitas dampak

4. Lamanya dampak berlangsung

5. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak

6. Sifat kumulatif dampak

7. Penanggulangan Dampak

Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas suatu usaha feedlot tidak

mengeluarkan Iimbah yang dapat mencemari tanah dan dalam proses aktifitas tidak

menggunakan air tanah sebagai bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak

terganggu.

Pencemaran terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah satu faktor

pencemaran Iingkungan perlu dikendahkan secara baik dengan proses yang tepat dan

murah. Untuk penanggulangan Iimbah cair dari feedlot ini dapat dilakukan dengan

secara biologi.

Pencemaran terhadap Limbah Padat : Limbah padat yang dihasilkan meliputi

sampah/kotoran kandang berupa limbah organik.

Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat : Sebaliknya dengan adanya

kegiatan feedlot ini, maka masyarakat sekitar kawasan mempunyai harapan untuk

meningkatkan kemakmuran masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan proyek

ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal, sehingga akan meningkatkan

kesempatan kerja dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan, pendapatan

dan merangsang timbulnya sektor ekonomi pendukung.

Page 14: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

14

H. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat operasional.

Pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbul,

berupa penurunan kualitas udara, penurunan kebersihan Iingkungan, terbukanya

kesempatan kerja dan usaha.

1. Dampak Sosial

Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan

Pelaksanan proyek yang akan menghasilkan suatu product akan membawa

perubahan tingkat pengetahuan dan keterampilan baru bagi para karyawan dan

masyarakat di sekitarnya, khususnya yang akan terlibat langsung dalam kegiatan

konstruksi dan produksi.

Perubahan tingkat pengetahuan bagi para pegawai dapat terjadi secara langsung

maupun tak langsung. Secara langsung perubahan tersebut terjadi bagi para pegawai

yang mendapatkan training yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak

langsung dapat diperoleh para tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-pengalaman

selama mereka bekerja di perusahaan.

Alat Penunjang Program Pemerintah

Pengoperasian proyek berupa pengembangan usaha akan dapat menunjang

program pemerintah dalam beberapa hal, yaitu:

a) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing atas produksi dalam negeri.

b) Mengaktifkan kehidupan ekonomi dengan adanya kaitan terhadap sektor

lainnya.

c) Berpartisipasi dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional

2. Dampak Ekonomi

a) Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap struktur

perekonomian pada umumnya dan pekerja usaha ini pada khususnya.

b) Meningkatkan penghasilan para Pekerja

Page 15: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

15

Kegiatan proyek yang akan dilakukan tentunya dapat meningkatkan

penghasilan masyarakat disekitarnya, hal ini bisa dilihat dari pendapatan rata-

rata masyarakat setempat sebelum mereka bekerja di perusahaan dibandingkan

dengan pendapatan setelah bekerja pada proyek.

c) Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak

Dengan beroperasinya proyek yang dijalankan akan menambah penerimaan

negara dari sektor pajak, antara lain:

Pajak Perusahaan (PPh Badan)

Pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 21)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Page 16: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang

mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara

menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk

menopangnya.

Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak

memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik

materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan

alam ini sudah rusak.

Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan

berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar

kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan,

pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,

keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan,

dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf

kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta

tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.

Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi,

menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala

yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi

menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu

mencegah kerusakan lingkungan ini.

Page 17: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

17

B. Saran

Setelah mempelajari materi tentang pembangunan berwawasan lingkungan,

diharapkan tumbuhnya kesadaran dari setiap individu terhadap lingkungan dalam

melaksanakan aktivitas pembangunan, sehingga lingkungan atau sumber daya dapat

dimanfaatkan dan dijaga dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran umat manusia.

Page 18: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latif. 2009. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di: http://fisika-

unej.blogspot.com/2009/04/pembangunan-berwawasan- lingkungan.html. (Diakses

pada 23 Oktober 2014)

Andi Syaikhonik. 2012. Pembangunan berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:

http://syaikhomania.blogspot.com/2012/04/pembangunan-berwawasan-

lingkungan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Christiana Soldier. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan

Lingkungan (Studi tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Alam).

Dapat diakses di:

https://www.academia.edu/5532816/PERAN_PEMERINTAH_DAERAH_DALAM_

PEMBANGUNAN_BERKELANJUTAN_BERWAWASAN_LINGKUNGAN_Studi

_tentang_Pemberdayaan_Masyarakat_berbasis_Sumber_Daya_Alam#. (Diakses pada

23 Oktober 2014)

Fathoni Muhammad. 2012. Pembangunan mmad.2 012.Lingkungan. Dapat diakses di:

http://silumanpisces.blogspot.com/2012/12/pembangunan-berwawasan-

lingkungan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Rizal Pribadi. 2013. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:

http://rizaladriene.blogspot.com/2013/04/makalah-pembangunan-berwawasan.html.

(Diakses pada 23 Oktober 2014)

Tusino, dkk. 2012. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:

http://angsanatirta.blogspot.com/2012/06/makalah-plh-pembangunan-

berwawasan.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Page 19: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

19

Wijat Subagia. 2012. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dapat diakses di:

http://wijatsubagia.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-

x.html. (Diakses pada 23 Oktober 2014)

Page 20: Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)

20