Pembangunan Berkelanjutan

9
Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini, tanpa mengabaikan kemampuan generasi manusia pada masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan diperlukan biaya yang mahal dan teknologi yang tinggi. Contoh, bagi negara-negara berkembang yang masih mengandalkan pertanian untuk meningkatkan keejahteraan penduduknya, membatasi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dianggap untuk membatasi upaya untuk memperoleh hasil panen yang setinggi-t ingginya. Pembangunan berkelanjutan didesain untuk pembangunan yang  berwawasan lingkungan dan memerhatikan akan kelestarian lingkungan. Ada berbagai pembangunan yang berkelanjutan sebagai program  pemerintah misalkan untuk sekarang ini yang dibahas adalah pembangunan di wilayah pesisir. Pembangunan berkelanjutan pesisir misalnya seperti yang telah dilakukan di kawasan pantai Semarang atau yang lebih disebut reklamasi. Reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas  pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Tujuan reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan  pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertoko an, pertanian, serta objek wisata. Reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi dilakukan oleh negara atau kota-kota besar yang laju pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru. Alternatif lain dari kebutuhan lahan selain dengan reklamasi adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung- gedung pencakar langit dan rumah-rumah susun.

description

bahan ajar

Transcript of Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan BerkelanjutanPembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini, tanpa mengabaikan kemampuan generasi manusia pada masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan diperlukan biaya yang mahal dan teknologi yang tinggi. Contoh, bagi negara-negara berkembang yang masih mengandalkan pertanian untuk meningkatkan keejahteraan penduduknya, membatasi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dianggap untuk membatasi upaya untuk memperoleh hasil panen yang setinggi-tingginya.Pembangunan berkelanjutan didesain untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan dan memerhatikan akan kelestarian lingkungan.Ada berbagai pembangunan yang berkelanjutan sebagai program pemerintah misalkan untuk sekarang ini yang dibahas adalah pembangunan di wilayah pesisir. Pembangunan berkelanjutan pesisir misalnya seperti yang telah dilakukan di kawasan pantai Semarang atau yang lebih disebut reklamasi. Reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Tujuan reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata. Reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi dilakukan oleh negara atau kota-kota besar yang laju pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru. Alternatif lain dari kebutuhan lahan selain dengan reklamasi adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung- gedung pencakar langit dan rumah-rumah susun.Reklamasi yang ada di Semarang adalah salah satu upaya pemerintah semarang untuk program pemekaran kota. Mereka memilih untuk membangun kota dengan membuat atau melakukan pengurugan terhadap wilayah yang berair. Reklamasi yang dilakukan adalah wilayah pantai marina. Pembangunan tersebut untuk menyediakan lahan baru untuk permukiman elit yang aman dari bencana rob. Kita dapat melihatnya perubahan sebelum dan sesudah pengurugan dengan memanfaatkan aplikasi google earth dengan fasilitas time series.

Citra 1 : wilayah pantai marina Semarang tahun 2002Pada citra tersebut terlihat bentuk garis pantai yang seperti ditunjuk oleh tanda merah dan tanda biru. Ini terjadi sebelum dilakukannya reklamasi. Citra 2 : Wilayah Pantai Marina Semarang tahun 2005Pada tahun 2005 sudah mulai pengurugan, yaitu seperti terlihat pada penunjuk warna merah. Perubahannya maju kearah laut sedangkan yang ditujuk olwh pwnunjuk warna biru masih sama. Pembangunan reklamasi tersebut tampak menggusur penggunaan lahan tambak yang ada di sekitarnya. Seperti yang terlihat pada lingkaran orange pada tahun 2002.

Citra 3. Marina Semarang Tahun 2007Pembangunan yang dilakukan semakin cepat terjadi penambahan daratan akibat pengurugan yaitu seperti yang ada di lingkar merah. Tampilan yang tampak pada lingkar merah tersebut merupakan salah satu reklamasi yang ada di wilayah pantai marina dan itu masih dalam tahap pengurugan. Penggunaan lahan yang ada di sana juga telah dibuang yang awalnya tambak sekarang tidak lagi menjadi tambak. Mereka hanya menyisakan sedikit taman marina yang ada di penunjuk biru. Hal tersebut adalah upaya reklamasi dalam rangka menambah lahan baru untuk keperluan pembangunan permukiman dan area terbangun lainnya yang lebih menghasilkan dibandingkan dengan penggunaan untuk tambak milik masyarakat. Pembangunan tersebut masih berlangsung sampai sekarang dan masih dalam tahap penyelesaiaan. Pembangunan reklamasi tersebut selain memajukan kearah pantai juga meninggikan daratan yang ada pada wilayah tersebut untuk menghindari ancaman banjir rob yang selalu menggenang Semarang. Pada tahun 2010 pembangunan sudah berlanjut menjadi bentuk seperti yang tambak pada citra.

Citra 4. Pantai marina tahun 2010Bentuk pada penunjuk merah sudah berbeda dari tahun 2007, kemudian pada penunuj biru perubahan terjadi dengan bertambahnya daratan di utara taman pantai Marina.Pada tahun 2013 perubahan penggunaan lahan seperti yang ditunjukkan pada penunjuk biru dibawah. Kawasan tersebut menjadi ada bangunannya di samping taman pantai Marina.

Citra 5. Pantai marina tahun 2012A. Keuntungan dan Kerugian ReklamasiCara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dll.Kerugian kegiatan Reklamasi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang didapat. Perlu diingat bahwa reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai. Hal tersebut berpotensi meningkatkan bahaya banjir, dan berpotensi gangguan lingkungan di daerah lain (seperti pengeprasan bukit atau pengeprasan pulau untuk material timbunan).B. Dampak Pembangunan/ReklamasiDampak yang paling menonjol adalah secara fisik yaitu perubahan kondisi morfologi pantai. Batas pantai atau garis pantai menjadi lebih menjorok ke arah laut. Perubahan garis pantai mengakibatkan perubahan arus yang mengarah ke pantai. Arus yang sedianya dapat tertahan di Pantai Marina kemudian berubah arah masing-masing ke arah barat dan timur. Arus yang ke arah timur memiliki arus yang relatif besar dengan tidak membawa sedimen laut. Pada arus ini akan mengakibatkan abrasi terhadap pantai seperti yang terjadi di Pantai Tawang Mas dan Pantai Sayung. Beberapa tambak yang dimiliki oleh petambak di Pantai Timur Semarang dan Pantai Demak hilang akibat adanya abrasi.Misalkan seperti yang terjadi pada pantai marina kulon semarang, terkena efek abrasi yang cukup besar. Hal ini dapat kita lihat menggunakan citra ikonos google earth dengan time series.

Citra 6. Pantai Maron tahun 2005Citra tersebut adalah wilayah pantai yang ada di sebelah barat Pantai marina yang sedang dilakukan reklamasi. Pada pantai tersebut tampak pada penunjuk yang menyala warna biru tahun 2005, garis pantainya masih ada pada penujuk warna biru tersebut. Namun setelah tahun 2005 terjadi abrasi yang sangat besar, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun terjadi perubahan garis pantai yang cukup besar, bisa dilihat pada citra dibawah ini pada tahun 2010.

Citra 7. Pantai Maron tahun 2010Pada wilayah tersebut jarak dari batas yang diberi warna orange tampak berkurang. Berkurangnya akibat abrasi mengubah garispantai menjadi seperti yang terlihat pada penunjuk yang menyala warna biru tahun 2010. Terjadi perubahan yang cukup besar pada garis pantai akibat abrasi.

Citra 8. Pantai Maron tahun 2012Pada citra tahun 2012 abrasi pantai masih besar dalam kurun waktu 2 tahun sudah menghabiskan jarak seperti yang tampak pada citra diatas yaitu dari penunjuk tahun 2010 dan penunjuk tahun 2012. Bagunan yang awalnya jauh dari pantai sekarang menjadi dekat dengan pantai.Dampak lain yang mungkin timbul adalah makin panjangnya masalah rob. Hal ini disebabkan semakin panjangnya jalur yang harus ditempuh oleh air untuk sampai ke laut. Daerah yang tadinya dijadikan sebagai daerah resapan dan tempat berhentinya air sementara seperti di pinggir pantai terkena reklamasi, sehingga air tidak bisa meresap dan tidak dapat langsung menuju ke laut.Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar pantai marina seperti yang ada di kampung bandarharjo adalah masalah rob yang berkepanjangan. Akibat adanya reklamasi tersebut wilayah parkir air menjadi terganggu. Reklamasi pantai marina selain maju kearah laut juga dibuat meninggi sehingga rob tidak bisa balik ke laut lagi karena untuk menuju laut wilayahnya semakin meninggi. Hal tersebut menyebabkan air mecari area parkir baru, yang terjadi atau terkena dampaknya adalah kampung-kampung masyarakat yang rata-rata menengah kebawah.

Seperti yang terjadi di kampung bandarharjo mereka menjadi kumuh karena rob, dan rumah mereka harus diurug untuk meninggikan daratannya agar tidak terkena genangan rob.Dampak yang berupa rusaknya sebuah ekosistem juga dapat terjadi pada kawasan ini. Dimana sebuah ekosistem pantai yang sudah lama terbentuk dan tertata sebagaimana mestinya dapat hancur atau hilang akibat adanya reklamasi. Biota pantai yang biasa hidup pada lingkungan dengan kondisi sedemikian rupa tidak dapat tumbuh seperti jalur hidupnya. Pepindahan tempat dari habitatnya ke lingkungan yang baru memerlukan penyesuaian diri atau adaptasi makhluk nidup tehadap lingkungan. Jika pada lingkungan yang baru makhluk hidup tersebut tidak dapat menyesuaikan diri atau kondisinya terlalu ekstrim sebagai tempat hidup kemungkinan makhluk hidup tersebut akan mati. Masalah yang berhubungan dengan biota laut atau pantai di atas juga dapat berimbas pada ekonomi nelayan.Jadi dalam konsep pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang mendahulukan kepentingan kelestarian lingkungan. Dalam pembangunan tidak hanya mementingkan aspek ekonomi dan sosial masyarakat namun juga dampak bagi lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan konsep geografi yaitu konspe nilai guna yang menyatakan setiap wilayah memiliki kegunaan masing-masing. Walaupun seperti wilayah yang berair dan kurang memberikan manfaat untuk perekonomian tetapi mungkin memiliki manfaat lain yang kaitannya sebagai fungsi ekologis.