PEMBAHASAN3

24
BAB I KAJIAN PUSTAKA A. LATAR BELAKANG Dua indikator kinerja perekonomian yang terus- menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga 1 STIE Indonesia Malang

description

inflasi

Transcript of PEMBAHASAN3

BAB IKAJIAN PUSTAKA

A. LATAR BELAKANGDua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.

B. RUMUSAN MASALAHDalam pembahasan materi mengenai Inflasi dan Pengangguran kami mengangkat rumusan masalah yaitu :a. Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi ?b. Apa penyebab hubugan antara Pengangguran dan Inflasi ?c. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran ?d. Apa Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia ?

C. TUJUAN1. Memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Indonesia2. Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi 3. Mengetahui hubungan antara Pengangguran & Inflasi 4. Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untukmengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGANGGURANPengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP (Gross National Product) dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN B.1. Berdasarkan Jam KerjaBerdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.B.2. Berdasarkan Penyebab TerjadinyaBerdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. b. Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. c. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : Akibat permintaan berkurang Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi Akibat kebijakan pemerintahd. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian. e. Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.f. Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. g. Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

C. PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURANPengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.D. DAMPAK TERJADINYA PENGANGGURAND.1. Bagi Perekonomian Negaraa. Penurunan pendapatan perkapita. b. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. c. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

D.2. Bagi Masyarakata. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis. b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja. c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

E. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI PENGANGGURANAdanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :a. Cara Mengatasi Pengangguran StrukturalUntuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.b. Cara Mengatasi Pengangguran FriksionalUntuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut : Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.c. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut : Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.d. Cara Mengatasi Pengangguran SiklusUntuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut : Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Meningkatkan daya beli masyarakat.F. INFLASIBerbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237) menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi.Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi. Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi.Sedangkan Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen. Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.Inflasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.Dalamilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya hargabarang-barangsecara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga yang merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. Indeks harga adalah rata-rata tertimbang dari sejumlah barang-barang dan jasa. Dalam membuat indeks harga para ekonom menimbang harga individual dengan memperhatikan arti penting setiap barnag secara ekonomis. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur inflasi yaitu indeks biaya hidup(consumer price index), indeks harga perdagangan besar (wholesale price index), dan GNP deflator.

G. JENIS-JENIS INFLASIG.1. Berdasarkan Besar Laju InflasiBerdasarkan besar laju inflasi, antara lain :

a. Inflasi ringan atau Creeping inflation (di bawah 10% setahun) Ditandai dengan laju inflasi yang rendah sehingga kenaikkan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.b. Inflasi sedang (antara 10 30% setahun)Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi. Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga. Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh, mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.c. Inflasi berat (antara 30 100% setahun)Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-pelaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.d. Inflasi liar atau hyperinflation ( di atas 100% setahun)Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).

G.2. Berdasarkan PenyebabnyaJenis-jenis Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi tersebut, antara lain :a. Inflasi tarikan permintaanInflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat. b. Inflasi dorongan biaya Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.c. Inflasi Struktural Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.

G.3. Berdasarkan Asal Terjadinya Inflasia. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang timbul karena terjadi defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh pemerintah dengan pencetakan uang baru, karena panenan gagal dan akibat-akibat lain sebagainya.b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita impor mengakibatkan :(1) secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor(2) secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin impor (cost inflation),(3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri karena kemungkinan (tetapi ini tidak demikian) kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha megimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand inflation).

H. DAMPAK DARI INFLASIInflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek adatrade offantara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya.Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut :1. Dampak Negatif a. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.d. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.e. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

2. Dampak positifa. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.b. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.c. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

I. CARA MENCEGAH INFLASI1. Kebijakan MoneterSasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :a. Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga.Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga,b. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum, c. Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki.Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.2. Kebijakan FiskalKebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.3. Kebijakan yang Berkaitan dengan OutputKenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.4. Kebijakan Penentuan Harga dan IndexingIni dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan.

J. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA DAN PENGANGGURANTeori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukanhubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya ini diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk periode 1861-1957.Kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dinamakan kurva Phillips.Kurva phillips yang menghubungkan persentase perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi.Argumentasi untuk menjelaskan kurva phillips di atas dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut:Laju inflasi = Tingkat kenaikan upah Tingkat kenaikan produktivitasSifat keterkaitan di antara inflasi harga dan tingkat pengangguran : Berdasarkan, kurva Philips menggambarkan hubungan negative antara inflasi dan penggangguran. Yaitu jika semakin tinggi angka penggangguran maka semakin rendah inflasi yang terjadi karena, jika tingginya angka penggangguran itu berarti masyarakat banyak yang tidak memiliki pekerjaan sehingga daya belinya pun kurang dan mengakibatkan harga harga barang pun menurun karena rendahnya permintaan dari konsumen. Begitu juga sebaliknya, jika semakin rendah angka penggangguran maka semakin tinggi inflasi.

K. KETERKAITAN PENGANGGURAN DENGAN INFLASIDalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga.Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANBerdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.2. Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.3. Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil. Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja. 4. Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.

B. SARAN1. Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. 2. Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan, dan semoga dapat memberi manfaat serta menambah ketaqwaan ataupun keimanan kepada Allah SWT.

BAB IVDAFTAR RUJUKAN

Boediono.Ekonomi Moneter.Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.Christopher Pass & Bryan Lowes.Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua.Collins. Penerbit Erlangga : 1997.Manullang.Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.Nopirin.Ekonomi Moneter BukuII. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2000.Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi.Makro ekonomi.Penerbit Erlangga: 1992.Sukirno, Sadono.Makro Ekonomi Teori Pengantar.Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.Waluya Harry.Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan.Penerbit Rineka Cipta. Jakarta: 1993.http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.htmlhttp://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.htmlhttp://dwi-oki.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-pengangguran-dengan.htmlhttp://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032-NETI_BUDIWATI/INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_KESEMPATAN_KERJA.pdfhttp://shandrakatherine.wordpress.com/tag/makalah-inflasi/16STIE Indonesia Malang