MAKALAH ASKEB Pengkajian Fetal dan Menentukan Diagnosa pada Kehamilan.docx
Pembahasan Makalah Askeb 1
-
Upload
nur-ayu-fauziah -
Category
Documents
-
view
82 -
download
0
Transcript of Pembahasan Makalah Askeb 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus
agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan
melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB.
Kehamilan-kehamilan dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu triwulan I (0-12 minggu),
triwulan II (12-28 minggu), dan triwulan III (28-40 minggu). Dalam 3 triwulan
tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh ibu (Sarwono, 2002). Wanita
hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan pertama
kehamilan, walaupun ada juga beberapa wanita hamil yang tidak mengalami mual
selama kehamilan pertama mereka, tetapi merasa mual dengan kehamilan berikutnya.
Mual (nausea) dan muntah (emesis) merupakan gangguan yang paling sering kita
jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam
16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami
mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. (Hanifa, 2007).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering
terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Rasa mual biasanya
terjadi pada pagi hari (disebut morning sickness), tetapi dapat pula timbul setiap saat
pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama
kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12 % ibu hamil masih
mengalaminya hingga 9 bulan (Hanifa, 2007).
Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang
tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada
yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan.
Pada umumnya ibu hamil dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ini, meskipun
1
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan
(Kehamilan yang Menyenangkan : 31).
Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya
perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang
buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau
kurang istirahat dan stress dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal
dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama
sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak, dan
cukup istirahat. Oleh karena itu, calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai mual agar ibu dapat menetukan sikap untuk mengatasi masalahnya
pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi gangguan pada kehamilan selanjutnya
(Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan : 58).
Dalam beberapa kasus mual dan muntah yang hebat, yang diperlukan adalah
keyakinan bahwa janin tetap dalam kondisi yang baik. Dalam situasi lain wanita
hamil harus mengubah pola makan mereka, seperti menghindari makanan yang
membuat mual lebih buruk. Namun tidak sedikit juga ibu hamil yang cenderung
terganggu aktivitasnya akibat gejala yang dialaminya terutama pada mual dan muntah
yang berat, sehingga kebanyakan ibu hamil mengatasinya dengan menggunakan obat
anti mual (Kehamilan yang Menyenangkan : 31).
Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa mual dan muntah umum terjadi pada
ibu hamil trimester I. Beberapa ibu hamil kemungkinan ada yang mengatasi gejala
mual dan muntah yang dialaminya dengan menggunakan obat anti-emetik. Dan
seperti yang diketahui, penggunaan obat anti-emetik dapat menimbulkan efek
terapetik yang berlebihan apabila digunakan secara tidak tepat.
1.2 Topik Pembahasan
Pada makalah ini akan membahas tentang “Emesis Gravidarum pada
Trimester Pertama”.Menjelaskan tentang hubungan antara emesisgravidarum
pada trimester pertama dan efeknya terhadap kesehatan ibu dan janin.
2
1.3 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Topik Pembahasan
1.3 Sistematika Penulisann
1.4 Rumusan masalah
1.5 Tujuan Penulisan
1.5.1 Tujuan Umum
1.5.2 Tujuan Khusus
1.6 Manfaat Penulisan
1.6.1 Bagi Penulis
1.6.2 Bagi Responden
1.6.3 Bagi Pembaca
1.7 Metode Pengumpulan Data
1.7.1 Study Pustaka
1.7.2 Observasi
BAB II EMESIS GARVIDARUM PADA TRIMESTER PERTAMA
2.1 Pembahasan Teori
2.1.1 Trimester Pertama Kehamilan
2.1.2 Pengertian Emesis Gravidarum
2.1.3 Penyebab Emesis Gravidarum
2.1.4 Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum
2.1.5 Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu dan
Janin
2.1.6 Tanda-Tanda Dehidrasi
3
2.1.7 Hal-hal yang Dilakukan Dalam MengatasiEmesis
Gravidarum
2.1.8 Hal-hal yang Harus Dihindari
2.1.9 Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami
Emesis Gravidarum
2.1.9.1 Gravida
2.1.9.2 Pendidikan
2.1.9.3 Riwayat Kehamilan
2.1.9.4 Riwayat Penyakit Ibu
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kerangka Konsep
3.1.1 Variabel Konsep
3.2.1 Definisi Operasional
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
4.1 Desain Observasi
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
4.3 Waktu dan Tempat
4.4 Hasil Observasi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis
merumuskan sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan emesis gravidarum?
Apa yang menyebabkan emesis gravidarum ?
Apakah emesis gravidarum berpengaruh bagi ibu dan janin?
Apa tanda dan gejala dari emesis gravidarum ?
Bagaimana penanganan emesis gravidarum
1.5 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.5.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui krakteristik ibu hamil yang mengalami emesis
gravidarum pada trimester pertama.
1.5.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan emesis gravidarum
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan emesis gravidarum
Untuk mengetahui bagaimana penanganan emesis gravidarum
Untuk mengetahui pengaruh emesis gravidarum bagi ibu dan janin
Mengetahui tanda dan gejala emesis gravidarum
Menekan dan mengurangi angka kematian ibu dan janin
1.6 Manfaat Penulisan
5
1.6.1 Bagi Penulis
Sebagaisalahsatusyaratpemenuhaantugasasuhankebidanan
Merupakanpenerapandariilmu yang diperolehselama proses
pembelajarandalammelakukanpenulisan.
1.6.2 Bagi Responden
Dapatmenambahpengetahuanibuhamilkhususnyaibuhamil Trimester I
tentangpenanganan emesis gravidarum..
Dapat menambah pengetahuan ibu hamil trimester I tentang penggunaan
obat anti-emetik dan kemungkinan terjadinya efek samping obat
tersebut.
1.6.3 Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya ibu
hamil dan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
1.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1.7.1 Study Pustaka
Penulis mencari sumber dari buku-buku yang membahas mengenai
asupan gizi serta penulis menggunakan akses internet guna
mendapatkan informasi yang lebih banyak dan pasti.
1.7.2 Observasi
Penulis melakukan observasi di Puskesmas Serpong 2 pada ibu hamil
yang melakukan kunjungan Antenatal care.
BAB II
6
EMESIS GRAVIDARUM TRIMESTER PERTAMA
2.1 Pembahasan Teori
2.1.1 Trimester Pertama Kehamilan
Trimester merupakanperiodetigabulanan yang
pentingbagicalonibu.Ketigaperiodetigabulananituditentukanberdasarka
nkecepatanpertumbuhanjanin.Secarakonvensional, hitungan trimester
inidimulaisejakpembuahan
(duaminggusetelahmenstruasiterakhir).Trimester pertamamewakili 12
minggupertamakehidupanjanin, trimester keduaberakhirpada 28
minggu, trimester ketigameliputisisaminggukehamilan (Stoppard,
2006).
Selama trimester pertama,
tubuhmenyesuaikandiriterhadapkehamilan.Padaawalkehamilan.Padaa
walkehamilan,
meskipunkehamilanbelumnampaktetapiaktivitashormonakanmulaiberp
engaruhdalamberbagaihal. Pada trimester pertamakehamilanini,
akanterdapatperasaanenek (nausea). Mungkininiakibatkadarhormon
estrogen yang meningkat. Tonus otot-otottraktusdigestivusmenurun,
sehinggamotilitasseluruhtraktusdigestivusjugaberkurang.Makananlebi
h lama berada di dalamlambungdanapa yang telahdicernakanlebih
lama beradadalamusus. Hal inimungkinbaikuntukresorpsi,
akantetapimenimbulkan pula obstipasi, yang
memangmerupakansalahsatukeluhanutama.
7
2.1.2 Pengertian Emesis Gravidarum
Emesis gravidarum merupakan muntah-muntah pada wanita
hamil (kamus kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual
(nausea). Mual muntah sering terjadi pada 60 – 80% pada
primigravida dan 40-60% pada multigravida. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari.
Rasa mual dimulai pada minggu-minggu pertama dan berakhir pada
bulan keempat. Namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya
hingga 9 bulan (kehamilan yang menyenangkan.
Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada
sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi
dipagi hari atau biasa disebut dengan morning sickness, tetapi dapat
juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari. Mual dan
muntah pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.
Williams smellie mengatakan bahwa keluhan pertama saat
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang terjadi pada beberapa
wanita, yang berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali
berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering
mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya mula dan
muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-
keluhan semacam ini dalam suatu kehamilan mungkin akan
mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.
2.1.3 Penyebab Emesis Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak
dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan
8
mual muntah disebabkan karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Choronic Gonadotrophin) dalam serum
(Wiknjosastro, 1999). Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen
yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya,
wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh
besar, memiliki hormon estrogen yang bersikulasi lebih tinggi dan
lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan. Dalam kehamilan
terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem pencernaan
sehingga pencernaan menjadi kurang efisein dan kelebihan asam
dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum pasti penyebab
terjadinya mual muntah pada kehamilan, karena sebagian besar ini
terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil
mengalaminya. Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan.
Hal ini disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah
teriritasi. Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya pengaruh
besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para
wanita yang mengalami mual dan muntah berkepanjangan
kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau
keluarganya.
Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya sederhana,
lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu
hamil yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan
keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis
gravidarum. Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-
minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh
terhadap terjadinya emesis gravidarum ini. Study ini membuktikan
bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun
berkarbohidrat rendah dan bervitamin B6 rendah berpeluang
menderita mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya
hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress
9
dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap Perawatan
Kehamilan).
2.1.4 Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
Rasa mual, bahkan dpat sampai muntah. Mual dan muntah ini
terjadi 1-2 kali sehari,biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat
pula terjadi setiap saat.
Nafsu makan berkurang
Mudah lelah
Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah
menjadi tidak normal apabilamual dan muntah ini terus-menerus dan
mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu
hamil mengalami emesis gravidarum dan berkelanjutan dapat terkena
dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
2.1.5 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak
menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja
apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala
emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi besar mengalami
dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidratdan lemak dalam tubuh,
dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan
lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan
gastrointestinal (Wiknjosastro, 1999).
10
2.1.6 Tanda-Tanda Dehidrasi
1. Berat badan menurun
2. Denyut nadi meningkat (120x/menit dan terus naik)
3. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)
4. Mata cekung
5. Elastisitas kulit menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil,
maka ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga
kesehatan lainnya.
Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka
anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian,
wanita hamil mengalami mual dan muntah hebat dan terpaksa dibawa
ke ruamh sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan.
Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum
sepanjang kehamilannya lebih cenderung memiliki kelainan dan
pertumbuhan yang sedikit terbelakang.
Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan
perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda akan hilang setelah kehamilan
4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dalam jumlah
kecil tapi lebih sering.
11
2.1.7 Hal yang Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum
1. Makanlah sesering mungkin dalam porsi kecil
2. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi
keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
3. Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker
untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
4. Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari
tempat tidur secara perlahan-lahan.
5. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh
raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu
mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
6. Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6
mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum
dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
2.1.8 Hal-hal yang Harus Dihindari
1. Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng
karena akan lebih sulit untuk dicerna.
2. Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
3. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan.Bagi beberapa ibu
hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya
dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka
muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok
gigi.
4. Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.Bau
menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah.
12
5. Hindari mengenakan pakaian yang ketat.Pakaian yang terlalu ketat
dapat memberikan tekanan yang tidaknyaman pada perut dan
dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap Perawatan
Kehamilan).
2.1.9 Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Emesis Gravidarum
2.1.9.1 Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai
penyebab emesis gravidarum adalah pada primigravida
(Prawihardjo, 2005). Kejadian emesis gravidarum lebih sering
dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini
berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat
mengalami kehamilan pertama (Nining, 2009). Emesis
gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60%
pada multigravida (Arief.B, 2009).
2.1.9.2 Pendidikan
Kejadian emesis pada ibu hamil lebih sering terjadi
pada ibu hamil yang berpendidikan rendah (Prawihardjo,
2005).Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih
tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan
keluarganya(Saifuddin, 2002).
2.1.9.3 Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
pada mola hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang
tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktorhormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
13
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo,
2005).
2.1.9.4 Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab emesis gravidarum lainnya adalah faktor
endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain
(Prawihardjo, 2005).
Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah
hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism
basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar
tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan
haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau
timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti
emesis gravidarum.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kerangka Konsep
Konsep kasus emesis gravidarum ini mengacu kepada teori yang
dikemukakan olehNotoatmodjo, independen yang diteliti : gravida,
pendidikan, usia kehamilan,riwayat kehamilan ini, riwayat penyakit ibu.
Dalam tinajauan kasus emesis gravidarum ini, penulis tertarik meninjau
tentang karakteristik ibu hamil yang mengalami emesis . Untuk lebih lebih
jelasnya di gambarkan dalam kerangka konsep berikut ini :
3.1.1 Variabel Konsep
Karakterisrtik Ibu Hamil Yang Mengalami Emesis Gravidarum
Di Puskesmas Serpong 2
Variabel independent Variabel Dependent
3.1.2 Definisi Operasional
15
1. Gravida
2. Pendidikan
3. Usia Kehamilan
4. Riwayat
Kehamilan Ini
5. Riwayat
Kehamilan Ibu
Karakteristik Emesis
Gravidarum
Karakterisrtik Ibu Hamil Yang Mengalami Emesis Gravidarum
Di Puskesmas Serpong 2
N
o
variabel Devinisi Alat
Ukur
Cara
Ukur
Hasil Ukur
1 emesisGravidarum
mual dan muntahberlebihan padawanita hamilsampaimengganggupekerjaan
seharihari
RekamMedik
Hitung 1. Mengalami
2. Tidak
mengalami
2 Gravida Jumlahkehamilan yangpernah dialamiibu
Rekam
Medik
Hitung 1. Primigravida (kehamilan pertama)
2. Multigravida (kehamilan ke 2-4)
3. Grande Gravida (kehamilan >4)
3 Pendidik
an
Tingkatpendidikanformal yangpernah diikutiibu
Rekam
Medik
Hitung 1. Tidak
sekolah
2. Lulus SD
3. Lulus SMP
4. Lulus SMA
5. Tamat
16
PT(D3/S1)
4 Usia
Kehamila
n
Usia
kehamilan
dihitung
dari HPHT
Rekam
Medik
Hitung 1. Trimester 1
(konsepsi-
12 minggu)
2. Trimester 2
(12-28
minggu)
3. Trimester 3
(28-40
minggu)
5 Riwayat
Kehamila
n ini
Kondisi
Kehamilan
ibu saat ini
Rekam
Medik
Hitung 1. Molahidati
nosa
2. Gemelli
6 Penyakit
ibu
Jenis penyakityang dialamiibu saatmengalamihiperemesisgravidaru
m
Rekam
medik
hitung Jumlah
penyakit yang
diderita
1. Diabetes
2. Hypertiroid
3. Gastritis
Contoh kasus ANC :
Ibu Kasmih 24 tahun datang ke Puskesmas Serpong 2 pada tanggal 11
desember 2009 pada pukul 16.00 wib. ibu mengatakan pada saat ini sering
Sakit pinggang, Ibu mengatakan hamil pertama, usia keh ami l an 7
bu l an , g e r akan j an i n d i r a sa kan i bu pada s aa t u s i a kehamilan
17
5 bulan, sekarang ini pergerakan janin dirasakan ± 10 – 15kali
sehari. Pemeriksaan kehamilan dilakukan pertama kali pada
usiakehamilan 3 bulan, dan selanjutnya tiap bulan di Pus kesmas, ibu
mempunyai buku KIA, selama hamil ibu selalu mendapat obat berupa tablet
Fe 1x 60 mg sebanyak 90 tablet. HPH T 3 -5 -2009 , mena rc he umu r
13 t ah un , siklus 28 hari, lamanya 7 hari, banyaknya : ganti
pembalut 2 – 3 kalisehari, konsistensi cair. Bidan dipuskesmas Sepong 2
melakukan pemeriksaan dengan hasil Keadaan umum ibu baik, ibu tidak
pucat, kesadaran Composmentis :k e a d a a n e m o s i o n a l s t a b i l ,
t e r l i h a t d a r i b i l a i b u d i t a n y a s e l a l u memberikan tanggapan
yang baik dan sikap yang tenang. BB : 50Kg, TB : 159 cm, LILA : 24 cm.
Tanda vital : Tensi : 110/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Respirasi :
20x/menit, Suhu: 36.5 derajat celcius T.Fut : 25 cm ( PBBJ :2015 gram ), kepala
belum masuk PAP, punggung kanan,Auskul tasi : Djj (+), teratur,
frekuensi 140x/menit.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
18
4.1 Desain Observasi
Metode yang kami gunakan dalam melakukan observasi secara
deskriftif dengan melakukan analisa pada variabel-variabel yang meliputi
emesis gravidarum sebagai variabel dependent, sedangkan variabel
independent meliputi :
Gravida
Usia kehamilan
Pendidikan
Riwayat kehamilan saat ini
Riwayat penyakit yang diderita ibu
Hasilnya berupa gambaran tentang hasil analisis variabel dependent
dan variabel independent pada ibu hamil yang melakukan kunjungann
antenatal care di Puskesmas Serpong 2.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam tinjauan kasus ini adalah ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas Serpong 2.
4.2.2 Sampel
Sampel yang digunakan adalah bagian kecil yang diambil
sebagai perwakilan yang memenuhi kriteria yang berhubungan dengan
emesis gravidarum dari banyak ibu hamil yang melakukan
kunjuungan antenatal care di Puskesmas Serpong 2.
4.3 Waktu dan Tempat
19
Untuk mendapatkan materi mengenai “Emesis Gravidarum pada Trimester
Pertama kehamilan”. Penulis mengadakan observasi pada :
Tempat : Puskesmas Serpong 2
Hari/ Tanggal : Senin, 07 Mei 2012
4.5 Hasil Observasi
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin
adalahmasalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin,
sekitar 20-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan
dengan kehamilan.
Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan
PBByang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu
dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun
(WHO, 2008).
Sebagian besar emesis gravidarum banyak terjadi dikalangan
primigravida, perasaan mual muntah ini disebabkan karena hormon HCG dan
estrogen yang meningkat namun jangan mengannggap mual muntah ini
sebagai hal yang biasa walaupun mual muntah ini dapat hilang dalam usia
kehamilan 4 bulan jika tidak diatasi dengan cepat maka dapat menjadi
hiperemesis gravidarum, jika ibu sudah mengalami hiperemesis gravidarum
dan tidak ditangani oleh tenaga kesehatan dengan cepat maka akan
menyebabkan kematian pada ibu maupun janin.
Emesis gravidarum juga dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang
emesis gravidarum, banyak dikalangan wanita hamil kurang mengetahui apa
yng di maksud dengan emesis gravidarum, selain pengetahuan asupan gizi ibu
juga ternyata memberi pengaruh besar terhadap kehamilan. Sampai saat ini
20
banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi karena wanita-wanita hamil
dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi besar mengalami
dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidratdan lemak dalam tubuh maka
perlu asupan gizi yang seimbang untuk meminimalisir terjadinya emesis
gravidarum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
21
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala -
gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Emesis gravidarum banyak terjadi dikalangan ibu hamil primigravida
Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.Perasaan
mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormonestrogen dan
HCG dalam serum. Gejala emesis gravidarum ini dapat hilang pada usia
kehamilan 4 bulan. Emesis gravidarum dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan ibu tentang tanda gejala, penybab serta bahaya emesis
gravidarum terhadap ibu dan janin.
5.2 Saran
Pada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum hendaknya lebih
memperhatikan kesehatannya dan asupan makanan yang dimakan agar
memenuhi gizi seimbang yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
Perbanyaklah menambah informasi tentang apa saja yang diperlukan
pada ibu hamil trimester pertama, serta segera konsultasi ke tenaga kesahatan
terdekat bila mengalami gejala emesis gravidarum karena jika tidak segera
diatasi akan menyebabkan hiperemesis gravidarum dan jika didiamkan saja
akan menyebabkan kematian bagi ibu dan janin.
22