Pembahasan laporan

174
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal merupakan salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan dan upaya untuk mewujudkan hidup dan perilaku sehat ini terdapat pada Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pada dasarnya, kesehatan masyarakat marupakan interaksi antar faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum). Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen dalam suatu negara, baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan melalui upaya pendekatan masyarakat yang komprehensif berupa perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan kesehatan lingkungan, pengendalian dan pemberantasan

Transcript of Pembahasan laporan

Page 1: Pembahasan laporan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal merupakan salah satu

tujuan pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan dan upaya untuk

mewujudkan hidup dan perilaku sehat ini terdapat pada Sistem Kesehatan

Nasional yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan

nasional.

Pada dasarnya, kesehatan masyarakat marupakan interaksi antar faktor-

faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum).

Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen

dalam suatu negara, baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat

itu sendiri.

Hal ini dapat dicapai dengan melalui upaya pendekatan masyarakat

yang komprehensif berupa perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan

kesehatan lingkungan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular,

pendidikan dan promosi kesehatan melalui pembinaan perilaku hidup sehat,

pengorganisasian pelayanan atau perawatan kesehatan serta pengembangan

unsur-unsur sosial untuk menjamin taraf kehidupan yang layak dengan

melakukan peningkatan sarana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Peningkatan derajat kesehatan yang efektif dan efisien dengan tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi lebih ke arah peningkatan

upaya preventif dan promotif.

Page 2: Pembahasan laporan

2

Derajat kesehatan dapat dicapai melalui upaya-upaya perbaikan sanitasi

lingkungan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, pendidikan

kesehatan, pengorganisasian pelayanan atau perawatan kesehatan serta

pengembangan unsur-unsur sosial untuk menjamin taraf kehidupan yang

layak.

Secara umum, hal yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang

sampai hari ini belum maksimal mendapatkan perhatian khusus dari pihak-

pihak yang berkepentingan adalah masih seputar permasalahan dasar seperti

buruknya sanitasi lingkungan, dan tidak diterapkannya perilaku hidup bersih

dan sehat oleh masyarakat.

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan suatu proses belajar

untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang

didapatkan selain melalui Pengalaman Belajar Ceramah (PBC) dan

Pengalaman Belajar Praktek (PBP). Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

dalam PBL harus memungkinkan dapat ditumbuhkan serta dibinanya sikap

dan kemampuan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang

dirumuskan.

Kemampuan profesional kesehatan masyarakat meliputi :

1. Menerapkan diagnosa kesehatan melalui komunikasi yang intinya

mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan

masyarakat.

2. Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat

yang bersifat promotif dan preventif.

Page 3: Pembahasan laporan

3

3. Bertindak sebagai manajer yang dapat berfungsi sebagai pelaksana,

pengelola, pendidik, dan peneliti.

4. Melakukan pendekatan pada masyarakat.

5. Bekerja dalam tim multidisipliner.

Peranan tersebut perlu didukung oleh pengetahuan yang mendalam

tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan

permintaan, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan

dan cakupan program serta bentuk-bentuk kerjasama yang digalang.

Melalui PBL I ini pengetahuan tersebut bisa diperoleh dengan

sempurna. Dengan demikian maka PBL mempunyai peranan penting dan

strategis, sehingga harus dilaksanakan dengan baik.

Salah satu kegiatan nyata yang pernah dilakukan oleh mahasiswa PBL

I Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS di Kecamatan Mariso, Kelurahan

Bontorannu RW 002, Kota Makassar adalah survei deskriptif mengenai

informasi karakteristik rumah tangga, kesehatan lingkungan, PHBS, pelayanan

kesehatan dan asuransi kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku

HIV/AIDS, informasi mengenai balita secara umum dan informasi terhadap

screening cancer.

Semua hasil survei tersebut ditabulasi dan ditentukan prioritas

masalahnya sehingga dapat membantu proses intervensi pada PBL II

selanjutnya.

B. Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan I

1. Tujuan Umum

Page 4: Pembahasan laporan

4

Secara umum, PBL I ini bertujuan untuk meningkatkan daya nalar dan

memperluas pengetahuan serta kepekaan sosial setiap mahasiswa yang

selanjutnya diharapkan akan dijadikan sebagai referensi oleh pihak-pihak

terkait (FKM Unhas dan pemerintah setempat).

2. Tujuan Khusus

Melalui kegiatan PBL I, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan rumah tangga dan balita, yang

meliputi kesehatan lingkungan, PHBS, pelayanan kesehatan dan

asuransi kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku HIV/AIDS,

creening cancer, perilaku pemberian ASI dan pencarian pengobatan,

perilaku merokok serta status kesehatan ibu hamil dan balita.

b. Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas masalah.

c. Menentukan alternatif pemecahan masalah.

d. Melakukan pendekatan komunikasi dan sosialisasi hasil kegiatan PBL

I kepada masyarakat setempat melalui kegiatan Seminar Kelurahan.

C. Manfaat Pengalaman Belajar I

1. Manfaat Bagi Pemerintah Setempat.

Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Dinas

Kesehatan Kota Makassar dalam merencanakan pembangunan kesehatan

guna meningkatkan derajat kesehatan terkhusus di Kelurahan Bontorannu

RW 002.

2. Manfaat Bagi Masyarakat Setempat

Page 5: Pembahasan laporan

5

Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

masyarakat Makassar terkhusus masyarakat Kelurahan Bontorannu RW

002 tentang masalah kesehatan di wilayahnya dan diharapkan melalui

informasi ini, masyarakat yang ada di Kelurahan Bontorannu RW 002

dapat tergugah hatinya untuk menerapkan pola-pola hidup sehat guna

meningkatkan derajat kesehatan di Kelurahan-nya.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa

Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman mahasiswa melalui observasi langsung di lapangan dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, serta

sebagai sarana untuk membina hubungan baik dengan masyarakat dan para

peserta PBL I lainnya yang tergabung dalam sebuah tim.

Page 6: Pembahasan laporan

6

BAB II

METODE KEGIATAN

A. Desain Kegiatan

Identifikasi masalah dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

melakukan Observasi Lapangan dan Pendataan dengan metode survai untuk

mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di Kelurahan Bontorannu

RW 002, Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011.

B. Lokasi dan Waktu Kegiatan

1. Lokasi : Kelurahan Bontorannu RW 002, Kecamatan Mariso Kota

Makassar

2. Waktu : 6 Juni s.d. 19 Juni 2011.

C. Pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil survai di setiap rumah tangga yang

ada di Kelurahan Bontorannu RW 002 pada tanggal 9 s.d. 15 Juni 2011.

Survai dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner yang

terdiri dari kuesioner rumah tangga dan kuesioner balita.

2. Data Sekunder

Data Sekunder berupa data demografi dan geografis Kelurahan

Bontorannu RW 002 diperoleh dari Kantor Kelurahan Bontorannu

pada tanggal 7 Juni 2011 dan Data Kesehatan Kelurahan Bontorannu RW

002 yang diperoleh dari Puskesmas Dahlia pada tanggal 8 Juni 2011.

D. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data

Page 7: Pembahasan laporan

7

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, yaitu menggunakan

program SPSS 16.0. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis

dengan menggunakan analisis bivariat kemudian kami sajikan dalam

bentuk narasi dan tabel

E. Tahapan Kegiatan PBL I

1. Pembekalan

Pembekalan dilakukan pada tanggal 11–25 Mei 2011. Pembekalan

ini dibuka oleh Dekan FKM UNHAS dan dibawakan oleh para

supervisor dan pengelola PBL 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

2. Upacara Penerimaan Peserta PBL I

Upacara penerimaan peserta PBL I dilakukan di Kantor

Kecamatan Mariso Kota Makassar pada tanggal 6 Juni 2011. Setelah itu

peserta PBL I Kel. Bontorannu menuju lokasi yakni di Kelurahan

Bontorannu dan melakukan penerimaan secara informal dengan Lurah

Bontorannu sekaligus sosialisasi PBL I FKM UNHAS.

3. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan pada tanggal 6 Juni 2011.

Obeservasi ini dilakukan di RW 002 yang ada di Kelurahan

Bontorannu.

4. Seminar Awal

Seminar awal dilakukan pada tanggal 8 Juni 2011 dengan

mengundang para Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

Page 8: Pembahasan laporan

8

Tokoh Pemuda, Perwakilan Organisasi Masyarakat, kader-kader

posyandu dan Gerakan PKK.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengumpulan

data sekunder pada tanggal 7 - 8 Juni 2011 dan pengumpulan data

primer pada tanggal 9 s.d. 15 Juni 2011.

6. Entry Data

Entry data dilakukan pada malam hari setelah melakukan

pendataan pada pagi, siang, dan sore hari oleh setiap anggota kelompok.

Jadi, data yang telah dikumpulkan pada pagi, siang, dan sore hari

langsung di input pada malam hari dalam buku kode agar koesioner yang

telah di input bisa segera dihapus dan digunakan lagi untuk pendataan

berikutnya.

7. Cleaning Data

Cleaning data dilakukan untuk cross check missing data dari

keseluruhan data yang telah diperoleh. Cleaning data dilakukan oleh

setiap anggota kelompok dibawah tanggung jawab ketua kelompok RW

002 kelurahan Bontorannu. Cleaning data dilakukan setelah data hasil

pendataan terkumpul.

8. Rekapitulasi Data

Rekapitulasi data dilakukan setelah data dari RW 002 telah

dicleaning dan bebas dari data missing. Setelah itu, barulah dilakukan

rekapitulasi data untuk siap dianalisis.

Page 9: Pembahasan laporan

9

9. Maping

Maping bertujuan untuk menyajikan distribusi rumah tangga yang

di data dan tidak didata serta kelengkapan data-data berdasarkan jumlah

rumah tangga data terbaru sesuai hasil maping yang dilakukan. Maping

dilakukan pada tanggal 17 Juni 2011 di RW 002 Kelurahan Bontorannu.

10. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0

dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan bivariat.

11. Penentuan Prioritas Masalah dan Alternatif Penyelesaian Masalah

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan

metode CARL. Awalnya dilakukan penjabaran masalah kesehatan hasil

observasi dan pendataan. Setelah itu, dilakukan diskusi informal

dengan Bapak Lurah Bontorannu untuk mengetahui masalah

kesehatan apa saja yang urgen di Kelurahan Bontorannu kemudian

dicocokkan dengan hasil penjabaran masalah. Setelah itu,

ditentukanlah masalah apa yang menjadi prioritas dengan metode CARL

kemudian disusunlah alternatif pemecahan masalah yang telah

diprioritaskan dengan beberapa pertimbangan.

12. Seminar Akhir

Seminar akhir dilakukan dua tahap. Pertama pada tanggal 18Juni

2011 di Baruga Sayang Kelurahan Bontorannu dengan mengundang para

Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda,

Perwakilan Organisasi Masyarakat, dan Gerakan PKK, serta kader-kader

Page 10: Pembahasan laporan

10

posyandu dari setiap RW. Seminar ini adalah Seminar Akhir Kelurahan

yang bertujuan untuk memaparkan hasil observasi, pendataan, prioritas

masalah, dan alternatif penyelesaian masalah yang telah disepakati.

Kedua, pada tanggal 19 Juni 2011 yang dilaksanakan di Aula Kantor

Kecamatan Mariso. Seminar ini adalah Seminar Akhir Kecamatan untuk

membahas hasil Seminar Akhir dari 9 kelurahan yang ada di

Kecamatan Mariso Kota Makassar.

Page 11: Pembahasan laporan

11

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PBL I

A. Keadaan Geografis dan Demografis

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Bontorannu merupakan salah satu Kelurahan dari

sembilan kelurahan di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Adapun Batas-

batas wilayah Kelurahan Bontorannu adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Mattoangin

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Maccini Sombala

3. Sebelah Timur : Kelurahan Tamarunang

4. SebelahBarat : Selat Ujung Pandang

Sedangkan untuk batas-batas wilayah Kelurahan Bontorannu RW

002, adalah :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Mattoangin

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Maccini Sombala

c. Sebelah Timur : RW III Kelurahan Bontorannu

d. SebelahBarat : RW I Kelurahan Bontorannu

2. Keadaan Demografis

Berdasarkan data sekunder tahun 2009, Kelurahan Bontorannu RW

002 terdiri atas 952 penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga (KK) di

Kelurahan sebanyak 238 KK.

Page 12: Pembahasan laporan

12

B. Keadaan Sosial Budaya

Mayoritas penduduk Kelurahan Bontorannu RW 002 hanya

mengenyam pendidikan hingga SD bahkan ada yang tidak pernah duduk di

bangku sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi warga setempat

yang mayoritasnya sebagai wiraswasta/pedagang (pedagang cicilan).

Secara umum, bentuk rumah di Kelurahan Bontorannu RW 002 adalah

rumah semi permanen yang kebanyakan merupakan bangunan lama tetapi

juga terdapat beberapa rumah panggung yang jumlahnya minoritas dan satu

rumah gubuk.

Kelurahan Bontorannu RW 002 terdiri atas tiga RT (A, B, dan C) yang

dipimpin oleh seorang Ketua RT. Orang-orang yang pernah duduk di struktur

pemerintahan, tokoh agama, dan orang-orang yang dituakan adalah tokoh

masyarakat di RW 002 ini.

Secara umum masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 sudah

sadar akan pentingnya mengunjungi unit pelayanan kesehatan bila anggota

keluarga atau dirinya mengalami gangguan kesehatan atau sakit.

C. Status Kesehatan

Tercapainya kondisi derajat kesehatan yang optimal diperoleh melalui

penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,

dapat diterima, dan menjangkau seluruh masyarakat luas tanpa mengabaikan

mutu pelayanan kesehatan perorangan.

Page 13: Pembahasan laporan

13

Menurut teori HL. Blum, status kesehatan dipengaruhi oleh empat

faktor yaitu lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan.

Berikut kondisi status kesehatan masyarakat berdasarkan HL.Blum yaitu :

1. Lingkungan

Kelurahan Bontorannu RW 002 merupakan daerah pesisir. Hampir

seluruh penduduk di RW ini menjadikan daerah aliran sungai sebagai

sasaran pembuangan sampah, tinja dan pembuangan air limbah karena

wilayah rumahnya berada disekitar sungai. Selain itu, terdapat banyak

lokasi pembuangan sampah umum yang berada di sekitar lokasi

pemukiman warga sehingga menyebabkan masyarakat terpapar akan

lingkungan yang beresiko menyebabkan keadaan tidak sehat.

2. Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 masih kurang

memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan

kesehatan. Hal ini terlihat dari kebiasaan warga membuang sampah tidak

pada tempatnya. Selain itu, ada beberapa lokasi yang perilaku hidup

bersihnya masih sangat rendah, hal ini terlihat dari masih banyaknya

warga yang tidak memiliki jamban.

Adapun kesadaran warga untuk berobat jika sakit telah cukup tinggi.

Hal ini terbukti dari adanya sebagian besar warga yang telah

memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan seperti tempat Klinik dan

puskesmas yang terdapat di Kelurahan Bontorannu.

3. Pelayanan Kesehatan

Page 14: Pembahasan laporan

14

Di Kelurahan Bontorannu, terdapat fasilitas pelayanan kesehatan

berupa puskesmas, posyandu, mantri, dokter praktek yang selalu

dikunjungi masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 jika mengalami

keluhan kesehatan. Sebagian besar penduduk biasanya berobat ke

Puskesmas Dahlia yang berada sekitar 2 km dari RW tersebut. Jika

keluhan tidak dapat ditangani di tingkat puskesmas, maka masyarakat akan

dianjurkan untuk berobat di Rumah Sakit Bayangkara dan

Rumah Sakit Labuang Baji. Dan terkadang apabila penduduk setempat

tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup baik dari Puskesmas

Dahlia, maka masyarakat akan berobat di Puskesmas Mamajang dan

mantri.

Di puskesmas Dahlia sendiri telah diterapkan pelayanan kesehatan

ibu hamil, pelayanan kesehatan dasar, dan kesehatan gigi dan mulut.

Secara umum, pelayanan kesehatan yang diperoleh oleh masyarakat

Kelurahan Bontorannu RW 002 dapat dikatakan telah baik. Adapun 10

penyakit utama dan kunjungan ibu hamil yang tercatat pada bagian rekam

medik Puskesmas Dahlia yaitu sebagai berikut :

Page 15: Pembahasan laporan

15

Tabel 1

10 PENYAKIT UTAMA

PUSKESMAS DAHLIA BULAN APRIL 2011

Nama Penyakit Jumlah

ISPA 486

Batuk 191

Infeksi kulit dan Jaringan Subkutan 171

Gangguan Gizi dan Jaringan Penyangga Lainnya 142

Commond Cold 86

Gejala dan Tanda-Tanda Umum Lainnya 80

Diare 72

Gastritis 66

Sakit Kepala 59

Faringitis 59

Sumber: data sekunder, Puskesmas Dahlia, 2011

Berdasarkan hasil survailans penyakit di Puskesmas Dahlia, penyakit

yang paling banyak diderita oleh penduduk tahun 2011 adalah penyakit

infeksi akut saluran pernapasan bagian atas yaitu sebesar 486.

Page 16: Pembahasan laporan

16

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan Kelurahan Bontorannu dilakukan pada

tanggal 6 Juni 2011 oleh seluruh anggota kelompok dengan berjalan

kaki mengelilingi seluruh wilayah Kelurahan Bontorannu RW 002

yang terdiri dari tiga RT (A, B, dan C). Hasil observasi lapangan juga

dilampirkan dalam bentuk foto yang menggambarkan perilaku

kesehatan masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 seperti

membuang sampah tidak pada tempatnya, sungai yang di penuhi

dengan limbah, jamban yang tidak tersanitasi dengan baik, masyarakat

yang merokok (baik dalam dan luar rumah), dan gambar lainnya.

2. Hasil Pendataan

Pendataan dilakukan pada tanggal 9-15 Juni 2011 dengan

metode survai. Survai dilakukan dengan wawancara di setiap rumah

tangga dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner

rumah tangga dan balita. Hasil pendataan adalah sebagai berikut.

Page 17: Pembahasan laporan

17

a. Karakteristik Anggota Rumah Tangga

A. Karakteristik Anggota Rumah Tangga

Tabel 2Distribusi Penduduk Berdasarkan Karakteristik ARTKelurahan Bontorannu di RW 002 Kecamatan Mariso

Kota Makassar, Tahun 2011.

Page 18: Pembahasan laporan

18Karakteristik ART N %

Jenis kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

379

366

50,5

48,7

Kelompok umur (tahun)

1. <1

2. 1-5

3. 6-15

4. 16-25

5. 26-35

6. 36-45

7. 46-55

8. >55

9

77

150

149

131

93

63

79

1,2

10,3

20,0

19,8

17,4

12,4

8,4

10,5

Pekerjaan

Tidak kerja

Sekolah

IRT

PNS/TNI/Polri

Pegawai BUMN

Pegawai swasta

Wiraswasta/pedagang

Petani/Nelayan/Buruh/becak

184

151

165

13

8

15

98

94

21

24,5

20,1

22,0

1,7

1,1

2,0

13,0

12,5

2,8

Pendidikan

1. tidak pernah sekolah

2. tidak tamat SD

3. tamat SD

4. tamat SMP

5. tamat SMA

6. tamat PT

93

159

180

124

168

22

12,4

21,2

24,0

16,5

22,4

2,9

Kebiasaan merokok

1. merokok

2. tidak merokok602

149

80,2

19,8

Total Penduduk yang terdata 751 100

Page 19: Pembahasan laporan

19

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 751 penduduk Kel.

Bontorannu RW 002 yang terdata, terlihat bahwa distribusi penduduk

berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan persentase yang hampir

seimbang antara laki-laki (50,5%) dan perempuan (48,7%). Untuk

kelompok umur, yang paling tinggi persentasenya adalah kelompok

umur 6-15 tahun (20,0 %), sedangkan untuk pekerjaan sebanyak 24,5%

tidak bekerja dan 24,0 % tamat SD. Dapat dilihat juga bahwa distribusi

penduduk yang merokok lebih banyak dari yang tidak merokok yaitu

sekitar 80,2 % dari penduduk kelurahan Bontorannu.

b. Karakteristik Rumah Tangga

Page 20: Pembahasan laporan

20

1) Jenis Rumah

Tabel 3Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Rumah di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Jenis Rumah

RT

Permanen

Semi

Permanen Panggung Lainnya

A 10 11 3 0

15,9% 15,7% 60,0% 0%

B 30 36 2 0

47,6% 51,4% 40,0% 0%

C 23 23 0 1

36,5% 32,9% 0% 100,0%

Total 63 70 5 1

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak penduduk di

RW 002 Kelurahan Bontorannu memiliki rumah semi permanen yakni

sebanyak 70 rumah tangga dan paling sedikit rumah jenis lainnya (gubuk)

sebanyak 1 rumah tangga.

2.Status Kepemilikan Rumah

Page 21: Pembahasan laporan

21

Tabel 4Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

tinggal di rumah milik sendiri yaitu sebanyak 115 responden dan paling

sedikit yang menjawab lainnya (menumpang) yaitu sebanyak 6 responden.

RT Status Rumah

Milik Sendiri Kontrak Lainnya

A 20 2 2

17,4% 11,1% 33,3%

B 53 14 1

46,1% 77,8% 16,7%

C 42 2 3

36,5% 11,1% 50,0%

Total 115 18 6

100,0% 100,0% 100,0%

Page 22: Pembahasan laporan

22

1. Kepemilikan Pekarangan

Tabel 5Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan PekaranganDi Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota

Makassar Tahun 2011

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam RW 002,

persentase responden yang memiliki pekarangan lebih sedikit

dibandingkan responden yang tidak memiliki pekarangan. Secara

keseluruhan Kelurahan Bontorannu, terdapat 51,8% responden yang

tidak memiliki pekarangan.

2. Jenis Lantai Rumah Terluas

RT Pekarangan

TotalTidak Ya 2

A N 4 20 0 24

% RT 16,7% 83,3% 0% 100,0%

% Pekarangan 5,6% 30,3% 0% 17,3%

B N 41 27 0 68

% RT 60,3% 39,7% 0% 100,0%

% Pekarangan 56,9% 40,9% 0% 48,9%

C N 27 19 1 47

% RT 57,4% 40,4% 2,1% 100,0%

% Pekarangan 37,5% 28,8% 100,0% 33,8%

N 72 66 1 139

Total % RT 51,8% 47,5% 0,7% 100,0%

% Pekarangan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 23: Pembahasan laporan

23

Tabel 6Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah Terluas

Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Bahan Utama Lantai

Total

RT Semen/

keramik/

ubin kayu/papan tanah

A N 17 7 0 24

% RT 70,8% 29,2% 0% 100,0%

% Bahan Utama Lantai 16,7% 21,2% 0% 17,3%

B N 52 15 1 68

% RT 76,5% 22,1% 1,5% 100,0%

% Bahan Utama Lantai 51,0% 45,5% 25,0% 48,9%

C N 33 11 3 47

% RT 70,2% 23,4% 6,4% 100,0%

% Bahan Utama Lantai 32,4% 33,3% 75,0% 33,8%

N 102 33 4 139

Total % RT 73,4% 23,7% 2,9% 100,0%

% Bahan Utama Lantai 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jenis lantai rumah yang dimiliki

oleh responden paling banyak adalah jenis Semen/keramik/ubin yakni

sebanyak 102 rumah tangga (73,4%) dan paling sedikit jenis tanah yakni

sebanyak 4 rumah tangga (2,9%).

Page 24: Pembahasan laporan

18

3. Jenis Atap Rumah TerluasTabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Atap Rumah Terluas Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan

Mariso Kota MakassarTahun 2011

Bahan utama atap

TotalRT Genteng Seng

A N 2 22 24

% RT 8,3% 91,7% 100,0%

% Bahan utama atap 33,3% 16,5% 17,3%

B N 3 65 68

% RT 4,4% 95,6% 100,0%

% Bahan utama atap 50,0% 48,9% 48,9%

C N 1 46 47

% RT 2,1% 97,9% 100,0%

% Bahan utama atap 16,7% 34,6% 33,8%

Total N 6 133 139

% RT 4,3% 95,7% 100,0%

% Bahan utama atap 100,0% 100,0% 100,0%

Page 25: Pembahasan laporan

19

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden memiliki

atap rumah dari seng yakni sebanyak 133 rumah (95,7%) dan paling sedikit

dari bahan genteng yakni ada 6 rumah (4,3%).

4. Jenis Dinding Rumah Terluas

Tabel 8Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dinding Rumah Terluas di Rw 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 26: Pembahasan laporan

20

Bahan utama dinding

Total

RT

Semen/bata/batako

kayu/

tripleks Seng

A N 15 8 1 24

% RT 62,5% 33,3% 4,2% 100,0%

% Bahan utama

dinding16,3% 18,2% 33,3% 17,3%

B N 47 21 0 68

% RT 69,1% 30,9% 0% 100,0%

% Bahan utama

dinding51,1% 47,7% 0% 48,9%

C N 30 15 2 47

% RT 63,8% 31,9% 4,3% 100,0%

% Bahan utama

dinding32,6% 34,1% 66,7% 33,8%

Total N 92 44 3 139

% RT 66,2% 31,7% 2,2% 100,0%

% Bahan utama

dinding100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

memiliki dinding rumah terluas dari semen/bata/batako yakni sebanyak 92

rumah (66,2%) dan paling sedikit dari seng yakni ada 3 rumah (2,2%).

c. Informasi Kesehatan Lingkungan

Page 27: Pembahasan laporan

21

1) Kepemilikan Jamban

Tabel 9Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan Jamban

Di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan MarisoKota Makassar Tahun 2011

RT Jamban

Totaltidak Ya

R

T

A N 6 18 24

% RT 25,0% 75,0% 100,0%

% Jamban 13,0% 19,4% 17,3%

B N 21 47 68

% RT 30,9% 69,1% 100,0%

% Jamban 45,7% 50,5% 48,9%

C N 19 28 47

% RT 40,4% 59,6% 100,0%

% Jamban 41,3% 30,1% 33,8%

Total N 46 93 139

% RT 33,1% 66,9% 100,0%

% Jamban 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata rumah tangga

di Kelurahan Bontorannu sudah memiliki jamban yakni sebanyak 93

rumah tangga (66,9%).

2) Jenis Jamban Yang Dimiliki

Page 28: Pembahasan laporan

22

Tabel 10Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Jamban

Yang Dimiliki di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak rumah tangga

sudah menggunakan jamban jenis leher angsa yakni sebanyak 66

rumah tangga (47,5%) dan paling sedikit jenis jamban cemplung

yakni sebanyak 26 rumah tangga (18,7%).

3) Tempat BAB Jika Tidak Memiliki Jamban

Tabel 11

Jenis jamban

TotalRT 0 leher Angsa Cemplung

A N 6 16 2 24

% RT 25,0% 66,7% 8,3% 100,0%

% Jenis jamban 12,8% 24,2% 7,7% 17,3%

B N 22 34 12 68

% RT 32,4% 50,0% 17,6% 100,0%

% Jenis jamban 46,8% 51,5% 46,2% 48,9%

C N 19 16 12 47

% RT 40,4% 34,0% 25,5% 100,0%

% Jenis jamban 40,4% 24,2% 46,2% 33,8%

Total N 47 66 26 139

% RT 33,8% 47,5% 18,7% 100,0%

% Jenis jamban 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 29: Pembahasan laporan

23

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat BAB Jika Tidak Memiliki Jamban di RW 002 Kelurahan Bontorannu

Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Tahun 2011Tempat BAB

Total

RT

0

WC

tetangga/Umu

m

Sungai/

pantai/got

A Jumlah 19 5 0 24

% RT 79,2% 20,8% 0% 100,0%

% Tempat BAB 20,2% 11,4% 0% 17,3%

B Jumlah 47 20 1 68

% RT 69,1% 29,4% 1,5% 100,0%

% Tempat BAB 50,0% 45,5% 100,0% 48,9%

C Jumlah 28 19 0 47

% RT 59,6% 40,4% 0% 100,0%

% Tempat BAB 29,8% 43,2% 0% 33,8%

Total Jumlah 94 44 1 139

% RT 67,6% 31,7% 0,7% 100,0%

% Tempat BAB 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak responden

menjawab BAB di WC tetangga/Umum jika tidak memiliki jamban

yakni sebanyak 44 responden (31,7%) dan paling sedikit yang

menjawab di Sungai/pantai/got yakni sebanyak 1 responden (0,7%).

Page 30: Pembahasan laporan

24

4) Kepemilikan Tempat Pembuangan Sampah

Tabel 12Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan

Kepemilikan Tempat Pembuangan Sampah di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Page 31: Pembahasan laporan

25

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak rumah

tangga yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah yakni

sebanyak 82 rumah tangga (59%) jika dibandingkan dengan rumah

tangga yang memiliki TPS yakni sebanyak 57 rumah tangga (41%).

RT TempatPembungan

Sampah

TotalTidak Ya

A N 6 18 24

% RT 25,0% 75,0% 100,0%

% Tempat Pembungan

Sampah7,3% 31,6% 17,3%

B N 35 33 68

% RT 51,5% 48,5% 100,0%

% Tempat Pembungan

Sampah42,7% 57,9% 48,9%

C N 41 6 47

% RT 87,2% 12,8% 100,0%

% Tempat Pembungan

Sampah50,0% 10,5% 33,8%

Total N 82 57 139

% RT 59,0% 41,0% 100,0%

% Tempat Pembungan

Sampah100.0% 100,0% 100,0%

Page 32: Pembahasan laporan

26

5) Jenis Tempat Pembuangan Sampah Yang Dimiliki

Tabel 13Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Tempat

Pembuangan Sampah Yang Dimiliki di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Tahun 2011

Page 33: Pembahasan laporan

27

Jenis Tempat Pembuangan Sampah

Total

RT 0 Permane

n

Semi

permanen

Lainnya

A N 6 0 13 5 24

% RT 25,0% 0% 54,2% 20,8% 100,0%

% Jenis Tempat

Pembuangan

Sampah

7,3% 0% 27,7% 55,6% 17,3%

B N 35 1 29 3 68

% RT 51,5% 1,5% 42,6% 4,4% 100,0%

% Jenis Tempat

Pembuangan

Sampah

42,7% 100,0% 61,7% 33,3% 48,9%

C N 41 0 5 1 47

% RT 87,2% 0% 10,6% 2,1% 100,0%

% Jenis Tempat

Pembuangan

Sampah

50,0% 0% 10,6% 11,1% 33,8%

Total N 82 1 47 9 139

% RT 59,0% 0,7% 33,8% 6,5% 100,0%

% Jenis Tempat

Pembuangan

Sampah

100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak rumah tangga

memiliki tempat pembuangan sampah jenis semi permanen yakni

Page 34: Pembahasan laporan

28

sebanyak 47 rumah tangga (33,8%) dan tidak ada rumah tangga yang

memiliki TPS dengan membuat lubang di halaman.

6) Tempat Membuang Sampah Jika Tidak Memiliki TPS Sendiri

Tabel 14Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tempat Membuang Sampah Jika Tidak Memiliki TPS Sendiri di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota

Makassar Tahun 2011

Page 35: Pembahasan laporan

29

RT Tempat Membuang Sampah

Total0

Tempat

sampah

umum

di

Got/saluran

pembuanga

n lainnya

A N 18 4 2 0 24

% RT 75,0% 16,7% 8,3% 0% 100,0%

% Tempat Membuang

Sampah31,6% 26,7% 8,7% 0% 17,3%

B N 33 4 7 24 68

% RT 48,5% 5,9% 10,3% 35,3% 100,0%

% Tempat Membuang

Sampah57,9% 26,7% 30,4% 54,5% 48,9%

C N 6 7 14 20 47

% RT 12,8% 14,9% 29,8% 42,6% 100,0%

% Tempat Membuang

Sampah10,5% 46,7% 60,9% 45,5% 33,8%

Total N 57 15 23 44 139

% RT 41,0% 10,8% 16,5% 31,7% 100,0%

% Tempat Membuang

Sampah

100,0

%100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa rata-rata di Kelurahan

Bontorannu RW 002, responden yang tidak memiliki tempat sampah

lebih banyak yang membuang sampah di tempat lainnya (empang

dan sungai) yakni sebanyak 44 responden (31,7%).

Page 36: Pembahasan laporan

30

7) Sumber Utama Air Bersih

Tabel 15Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Sumber

Utama Air Bersih di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 37: Pembahasan laporan

31

RT Sumber Utama Air Bersih

TotalPDAM

Sumur

bor/gali lainnya

A N 20 4 0 24

% RT 83,3% 16,7% 0% 100,0%

% Sumber Utama Air

Bersih17,9% 15,4% 0% 17,3%

B N 50 17 1 68

% RT 73,5% 25,0% 1,5% 100,0%

% Sumber Utama Air

Bersih44,6% 65,4% 100,0% 48,9%

C N 42 5 0 47

% RT 89,4% 10,6% 0% 100,0%

% Sumber Utama Air

Bersih37,5% 19,2% 0% 33,8%

Total N 112 26 1 139

% RT 80,6% 18,7% 7% 100,0%

% Sumber Utama Air

Bersih100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak rumah

tangga menggunakan air ledeng/PDAM untuk keperluan air bersih

yakni sebanyak 112 rumah tangga (80,6%) dan sedikit dari sumber

air sumur bor/gali yakni sebanyak 26 rumah tangga (18,7%).

Page 38: Pembahasan laporan

32

8) Sumber Utama Air Minum

Tabel 16Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Utama Air Minum di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan

Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

RT Sumber utama air minum

TotalPDAM isi ulang/galon

A N 18 6 24

% RT 75,0% 25,0% 100,0%

% Sumber utama air minum 15,9% 23,1% 17,3%

B N 54 14 68

% RT 79,4% 20,6% 100,0%

% Sumber utama air minum 47,8% 53,8% 48,9%

C N 41 6 47

% RT 87,2% 12,8% 100,0%

% Sumber utama air minum 36,3% 23,1% 33,8%

Total N 113 26 139

% RT 81,3% 18,7% 100,0%

% Sumber utama air minum 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak rumah tangga

menggunakan air ledeng/PDAM untuk keperluan air minum yakni

sebanyak 113 rumah tangga (81,3%) dan tidak ada rumah tangga

yang menggunakan sumber air minum lain selain yang disebutkan di

atas.

d. Informasi Mengenai PHBS

Page 39: Pembahasan laporan

33

1) Rumah tangga yang Merokok

Tabel 17Distribusi Frekuensi Rumah tangga yang Merokok di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak rumah tangga

yang tidak merokok jika dibandingkan dengan yang merokok yaitu

sebesar 63,3%.

Merokok

Total RT Tidak Ya

A N 11 13 24

% RT 45,8% 54,2% 100,0%

% Merokok 12,5% 25,5% 17,3%

B N 42 26 68

% RT 61,8% 38,2% 100,0%

% Merokok 47,7% 51,0% 48,9%

C N 35 12 47

% RT 74,5% 25,5% 100,0%

% Merokok 39,8% 23,5% 33,8%

Total N 88 51 139

% RT 63,3% 36,7% 100,0%

% Merokok 100,0% 100,0% 100,0%

Page 40: Pembahasan laporan

34

2) Kebiasaan Merokok Anggota Rumah Tangga

Tabel 18

Page 41: Pembahasan laporan

35

Distribusi Frekuensi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Kebiasaan Merokok di RW 002 Kelurahan Bontorannu

Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Sum

ber: Data

Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak anggota rumah

tangga yang merokok jika dibandingkan dengan yang tidak merokok

yaitu sebesar 65,5%.

RT ART merokok

Totaltidak Ya

AN 8 16 24

% RT 33,3% 66,7% 100,0%

% ART merokok 16,7% 17,6% 17,3%

BN 23 45 68

% RT 33,8% 66,2% 100,0%

% ART merokok 47,9% 49,5% 48,9%

CN 17 30 47

% RT 36,2% 63,8% 100,0%

% ART merokok 35,4% 33,0% 33,8%

Total N 48 91 139

% RT 34,5% 65,5% 100,0%

% ART merokok 100,0% 100,0% 100,0%

Page 42: Pembahasan laporan

36

3) Kebiasaan Anggota Rumah Tangga Merokok Di Dalam Rumah

Tabel 19Distribusi Frekuensi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan

Kebiasaan Merokok Di Dalam Rumah di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

RT Merokok dalam rumah

Totaltidak Ya

A N 10 14 24

% RT 41.7% 58,3% 100,0%

% Merokok

dalam

rumah

19.2% 16,1% 17,3%

B N 26 42 68

% RT 38,2% 61,8% 100,0%

% Merokok

dalam

rumah

50,0% 48,3% 48,9%

C N 16 31 47

% RT 34,0% 66,0% 100,0%

% Merokok

dalam

rumah

30,8% 35,6% 33,8%

Tota

l

Count 52 87 139

% RT 37,4% 62,6% 100,0%

% Merokok

dalam rumah100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 43: Pembahasan laporan

37

Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak anggota rumah

tangga yang merokok di dalam rumah jika dibandingkan dengan

yang tidak yaitu sebesar 62,6%.

4) Kebiasaan Beraktifitas Fisik

Tabel 20Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Beraktivitas Fisik di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

sering melakukan

aktifitas fisik

TotalRT Tidak Ya

A N 2 22 24

% RT 8,3% 91,7% 100,0%

% sering

melakukan

aktifitas fisik

4,4% 23,4% 17,3%

B N 22 46 68

% RT 32,4% 67,6% 100,0%

% sering

melakukan

aktifitas fisik

48,9% 48,9% 48,9%

C N 21 26 47

% RT 44,7% 55,3% 100,0%

% sering

melakukan

aktifitas fisik

46,7% 27,7% 33,8%

Total N 45 94 139

% RT 32,4% 67,6% 100,0%

% sering

melakukan aktifitas

fisik

100,0% 100,0% 100,0%

Page 44: Pembahasan laporan

38

Sumber: Data Primer SumSumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang sering beraktifitas fisik jika dibandingkan dengan yang tidak

yaitu sebesar 67,6%.

5) Kebiasaan Berolahraga Secara Rutin

Tabel 21Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Berolahraga Secara Rutin di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 45: Pembahasan laporan

39

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

olahraga rutin

TotalRT tidak Ya

A n 6 18 24

% RT 250% 75,0% 100,0%

% olahraga

rutin8,1% 27,7% 17,3%

B n 40 28 68

% RT 58,8% 41,2% 100,0%

% olahraga

rutin54,1% 43,1% 48,9%

C n 28 19 47

% RT 59,6% 40,4% 100,0%

% olahraga

rutin37,8% 29,2% 33,8%

Total n 74 65 139

% RT 53,2% 46,8% 100,0%

% olahraga

rutin100,0% 100,0% 100,0%

Page 46: Pembahasan laporan

40

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang tidak berolahraga secara rutin jika dibandingkan dengan yang

berolahraga secara rutin yaitu sebesar 53,2%.

6) Keseringan Konsumsi Sayur

Tabel 22Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keseringan

Konsumsi Sayur di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 47: Pembahasan laporan

41

RT Konsumsi sayur

Totaltidak Ya

A N 1 23 24

% RT 4,2% 95,8% 100,0%

% Konsumsi

sayur8,3% 18,1% 17,3%

B N 3 65 68

% RT 4,4% 95,6% 100,0%

% Konsumsi

sayur25,0% 51,2% 48,9%

C N 8 39 47

% RT 17,0% 83,0% 100,0%

% Konsumsi

sayur66,7% 30,7% 33,8%

Total N 12 127 139

% RT 8,6% 91,4% 100,0%

% Konsumsi

sayur100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang sering mengkonsumsi sayur jika dibandingkan dengan yang

tidak yaitu sebesar 91,4%.

7) Frekuensi Konsumsi Sayur Dalam Seminggu Terakhir

Tabel 23Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Page 48: Pembahasan laporan

42

Frekuensi Konsumsi Sayur Dalam Seminggu Terakhir di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

RT Frekuensi konsumsi sayur

Totalsetiap hari <3 hari 3-6 hari

A N 17 3 4 24

% RT 70,8% 12,5% 16,7% 100,0%

% Frekuensi konsumsi sayur 17,9% 9,1% 36,4% 17,3%

B N 51 14 3 68

% RT 75,0% 20,6% 4,4% 100,0%

% Frekuensi konsumsi sayur 53,7% 42,4% 27,3% 48,9%

C N 27 16 4 47

% RT 57,4% 34,0% 8,5% 100,0%

% Frekuensi konsumsi sayur 28,4% 48,5% 36,4% 33,8%

Total N 95 33 11 139

% RT 68,3% 23,7% 7,9% 100,0%

% Frekuensi konsumsi sayur 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

yang setiap hari mengkonsumsi sayur dalam seminggu terakhir yakni

sebesar 68,3% dan paling sedikit 3-6 hari yakni sebesar 7,9%.

8) Keseringan Konsumsi Buah

Tabel 24Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keseringan

Konsumsi Buah di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 49: Pembahasan laporan

43

sering konsumsi buah

TotalRT tidak Ya

A N 2 22 24

% RT 8,3% 91,7% 100,0%

% sering konsumsi buah 5,1% 22,0% 17,3%

B N 19 49 68

% RT 27,9% 72,1% 100,0%

% sering konsumsi buah 48,7% 49,0% 48,9%

C N 18 29 47

% RT 38,3% 61,7% 100,0%

% sering konsumsi buah 46,2% 29,0% 33,8%

Total N 39 100 139

% RT 28,1% 71,9% 100,0%

% sering konsumsi buah 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang sering mengkonsumsi buah jika dibandingkan dengan yang

jarang yaitu sebesar 71,9%.

9) Frekuensi Konsumsi Buah Dalam Seminggu Terakhir

Tabel 25Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Buah Dalam Seminggu Terakhir di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 50: Pembahasan laporan

44

Frekuensi konsumsi buah

TotalRT setiap hari <3 hari 3-6 hari

A N 7 12 5 24

% RT 29,2% 50,0% 20,8% 100,0%

% Frekuensi konsumsi

buah24,1% 17,1% 12,5% 17,3%

B N 15 29 24 68

% RT 22,1% 42,6% 35,3% 100,0%

% Frekuensi konsumsi

buah51,7% 41,4% 60,0% 48,9%

C N 7 29 11 47

% RT 14,9% 61,7% 23,4% 100,0%

% Frekuensi konsumsi

buah24,1% 41,4% 27,5% 33,8%

Total N 29 70 40 139

% RT 20,9% 50,4% 28,8% 100,0%

% Frekuensi konsumsi

buah100,0% 100,0% 100,0% 100.0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

yang <3 hari mengkonsumsi buah dalam seminggu terakhir yakni

Page 51: Pembahasan laporan

45

sebesar 50,4% dan paling sedikit yang mengkonsumsi buah setiap

hari dalam seminggu terakhir yakni sebesar 20,9%.

10) Kegiatan 3M Yang Dilakukan Dalam Seminggu Terakhir

Tabel 26Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegiatan 3M

Yang Dilakukan Dalam Seminggu Terakhir di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Page 52: Pembahasan laporan

46

Sumb

er: Data

Primer PBL I, 2011

3M 1 minggu

terakhir

TotalRT tidak Ya

A N 17 7 24

% RT 70,8% 29,2% 100,0%

% 3M 1 minggu

terakhir17,5% 16,7% 17,3%

B N 41 27 68

% RT 60,3% 39,7% 100,0%

% 3M 1 minggu

terakhir42,3% 64,3% 48,9%

C N 39 8 47

% RT 83,0% 17,0% 100,0%

% 3M 1 minggu

terakhir40,2% 19,0% 33,8%

Total N 97 42 139

% RT 69,8% 30,2% 100,0%

% 3M 1 minggu

terakhir100,0% 100,0% 100,0%

Page 53: Pembahasan laporan

47

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

tidak melakukan kegiatan 3M dalam seminggu terakhir jika

dibandingkan dengan yang melakukan yaitu sebesar 69,8%.

e. Informasi Pelayanan Kesehatan Dan Asuransi Kesehatan

1) Tindakan Awal Jika Ada Anggota Keluarga Yang Sakit

Tabel 27Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Pertama

Kali Diambil Ketika Ada Anggota Keluarga Yang Sakit di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Page 54: Pembahasan laporan

48

Respon Sakit Pertama

Total

RT

Istirahat

saja

minum

obat

tradiso

nal/jam

u

ke

Faskes

milik

pemeri

ntah

ke

Faskes

swasta Lainnya

A N 0 0 17 7 0 24

% RT 0% 0% 70,8% 29,2% 0% 100,0%

% Respon Sakit

Pertama0% 0% 15,3% 36,8% 0% 17,3%

B Count 4 1 53 8 2 68

% RT 5,9% 1,5% 77,9% 11,8% 2,9% 100,0%

% Respon Sakit

Pertama100,0% 100,0% 47,7% 42,1% 50,0% 48,9%

C N 0 0 41 4 2 47

% RT 0% 0% 87,2% 8,5% 4,3% 100,0%

% Respon Sakit

Pertama0% 0% 36,9% 21,1% 50,0% 33,8%

Total N 4 1 111 19 4 139

% RT 2,9% 0,7% 79,9% 13,7% 2,9% 100,0%

% Respon Sakit Pertama 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

memilih untuk ke Faskes milik pemerintah jika ada anggota keluarga

Page 55: Pembahasan laporan

49

yang sakit yaitu sebanyak 111 orang (79,9%) dan paling sedikit

memilih untuk minum obat tradisonal/jamu yaitu sebanyak 1 orang

(0,7%).

2) Tindakan Yang Diambil Jika Sakit Berlanjut

Tabel 28Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan Yang

Diambil Jika Sakit Berlanjut di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Page 56: Pembahasan laporan

50

Respon Sakit Berlanjut

Total

RT

Istiraha

t saja

minum

obat

tradisonal/ja

mu

ke Faskes

milik

pemerintah

ke

Faskes

swasta lainnya

A Jumlah 1 0 13 10 0 24

% RT4.2% .0% 54.2% 41.7% .0%

100.0

%

% Respon Sakit

Berlanjut100.0% .0% 13.0% 30.3% .0% 17.3%

B Jumlah 0 1 55 10 2 68

% RT.0% 1.5% 80.9% 14.7% 2.9%

100.0

%

% Respon Sakit

Berlanjut.0% 100.0% 55.0% 30.3% 50.0% 48.9%

C Jumlah 0 0 32 13 2 47

% RT.0% .0% 68.1% 27.7% 4.3%

100.0

%

% Respon Sakit

Berlanjut.0% .0% 32.0% 39.4% 50.0% 33.8%

Total Jumlah 1 1 100 33 4 139

% RT0.7% 0.7% 71.9% 23.7% 2.9%

100.0

%

% Respon Sakit

Berlanjut100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

100.0

%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 57: Pembahasan laporan

51

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak

responden memilih ke ke Faskes milik pemerintah jika ada

anggota keluarga yang sakitnya berlanjut yaitu sebanyak 100

orang (71,9%) dan paling sedikit memilih Istirahat saja dan

minum obat tradisonal/jamu yaitu masing – masing sebanyak 1

orang (0,7%).

3). Kunjungan Terakhir kali ke petugas/Fasilitas kesehatan

Tabel 29Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Terakhir kali ke petugas/Fasilitas kesehatan di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota MakassarTahun 2011

Waktu kunjungan terakhir

Total

RT

<6 bulan lalu

6-12 bulan

lalu >1 tahun lalu

A N 20 0 4 24

% RT83,3% 0% 16,7%

100,0

%

% Waktu kunjungan

terakhir16,8% 0% 26,7% 17,3%

B N 60 3 5 68

% RT88,2% 4,4% 7,4%

100,0

%

Page 58: Pembahasan laporan

52

% Waktu kunjungan

terakhir50,4% 60,0% 33,3% 48,9%

C N 39 2 6 47

% RT83,0% 4,3% 12,8%

100,0

%

% Waktu kunjungan

terakhir32,8% 40,0% 40,0% 33,8%

Total N 119 5 15 139

% RT85,6% 3,6% 10,8%

100,0

%

% Waktu kunjungan

terakhir100,0% 100,0% 100,0%

100,0

%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa Kunjungan Terakhir kali

ke petugas/Fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh responden

adalah sekitar <6 bulan lalu yaitu sebanyak 119 rumah tangga

(85,6%) dan yang paling sedikit adalah saat 6-12 bulan lalu yaitu

sebanyak 5 rumah tangga (3,6%).

Page 59: Pembahasan laporan

53

4). Fasilitas Kesehatan Yang Dikunjungi Terakhir Kali

Tabel 30Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Kesehatan Yang Dikunjungi Terakhir Kali di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota MakassarTahun 2011

Page 60: Pembahasan laporan

54

Faskes yang dikunjungi terakhir Total

RT PKM/

Pustu

RS

Pemerintah

RS

Swasta

Parktek

Dokter

Klinik

Swasta

A N 10 6 1 5 2 24

% RT 41,7% 25,0% 4,2% 20,8% 8.3% 100,0%

% Faskes

yang

dikunjungi

terakhir

12,7% 27,3% 16,7% 50,0% 9.1% 17,3%

B N 43 8 4 4 9 68

% RT 63,2% 11,8% 5,9% 5,9% 13.2% 100,0%

% Faskes

yang

dikunjungi

terakhir

54,4% 36,4% 66.7% 40,0% 40.9% 48,9%

C N 26 8 1 1 11 47

% RT 55,3% 17,0% 2,1% 2,1% 23.4% 100,0%

% Faskes

yang

dikunjungi

terakhir

32,9% 36,4% 16,7% 10,0% 50.0% 33,8%

Total N 79 22 6 10 22 139

% RT 56,8% 15,8% 4,3% 7,2% 15.8% 100,0%

% Faskes yang

dikunjungi

terakhir

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%100.0

%100,0%

Page 61: Pembahasan laporan

55

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas kesehatan yang

paling banyak dikunjungi oleh responden terakhir kali adalah

Puskesmas / Pustu yaitu sebanyak 79 orang (56,8%) dan yang paling

sedikit adalah RS Swasta yaitu sebanyak 6 orang (4,3%).

5). Alasan Ke Fasilitas atau Petugas Kesehatan

Tabel 31Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Ke Fasilitas

atau Petugas Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 62: Pembahasan laporan

56

Alasan ke kunjungan Faskes

Total

RT

Rawat Jalan

(Responden/

ART lain)

Rawat Inap

(Responden/

ART lain)

Pemeriksaan

Kes

(Responden/

ART lain) Lainnya

A N 1 3 20 0 24

% RT 4,2% 12,5% 83,3% 0% 100,0%

% Alasan ke

kunjungan

Faskes

14,3% 20,0% 17,2% 0% 17,3%

B N 6 6 55 1 68

% RT 8,8% 8,8% 80,9% 1,5% 100,0%

% Alasan ke

kunjungan

Faskes

85,7% 40,0% 47,4% 100,0% 48,9%

C N 0 6 41 0 47

% RT 0% 12,8% 87,2% 0% 100,0%

% Alasan

ke

kunjungan

Faskes

0% 40,0% 35,3% 0% 33,8%

Total N 7 15 116 1 139

% RT 5,0% 10,8% 83,5% 0,7% 100,0%

% Alasan ke

kunjungan

Faskes

100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 63: Pembahasan laporan

57

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak

responden ke tempat fasilitas kesehatan atau petugas kesehatan

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu sebanyak 116

responden (83,5%) dan paling sedikit untuk keperluan

lainnya(cabut gigi) yaitu sebanyak 1 orang (0,7%).

6). Penilaian Kepuasan Terhadap Fasilitas dan

Petugas Kesehatan

Tabel 32Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penilaian Kepuasan Terhadap Fasilitas dan Petugas Kesehatan di

RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Keadaan

pelayanan

kesehatan

Nilai

Kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keramahan

petugas0 0 1 0 3 6 20 98 9 2

Keterampilan

petugas0 0 0 0 0 4 25 99 9 2

Kelengkapan alat 0 0 0 0 5 25 34 62 12 1

Kebersihan alat 0 0 0 0 1 3 25 84 24 2

Waktu menunggu

di beri pelayanan0 0 0 1 7 16 30 71 13 1

Pemberian

Pelayanan yang

privasi/pribadi

0 0 0 0 2 10 39 69 19 0

Rasa aman 0 0 0 0 2 4 29 77 23 4

Page 64: Pembahasan laporan

58

Kepastian hasil

pengobatan 0 0 0 0 15 7 26 64 24 3

Keterjangkauan

fasilitas pelayanan0 0 0 2 4 1 22 74 29 7

Biaya relatif

murah0 0 2 2 0 2 4 17 28 84

Total 0 0 2 5 39 78 254 715 190 106

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian kepuasan

masyarakat terhadap Keramahan petugas, Keterampilan petugas dan

Biaya relatif murah adalah adalah paling tinggi, hal ini bisa dilihat

bahwa sekitar 99 dan 98 responden menjawab Keramahan petugas dan

Keterampilan dengan nilai 8 dan yang menjawab Biaya relatif murah

paling banyak member nilai 10.

Page 65: Pembahasan laporan

59

5. Kepemilikan Asuransi Kesehatan

Tabel 33Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan

Asuransi Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Asuransi Kesehatan

TotalRT Tidak Ya

A Jumlah 12 12 24

% RT 50,0% 50,0% 100,0%

% Asuransi Kesehatan 23,1% 13,8% 17,3%

B Jumlah 18 50 68

% RT 26,5% 73,5% 100,0%

% Asuransi Kesehatan 34,6% 57,5% 48,9%

C Jumlah 22 25 47

% RT 46,8% 53,2% 100,0%

% Asuransi Kesehatan 42,3% 28,7% 33,8%

Total Jumlah 52 87 139

% RT 37,4% 62,6% 100,0%

% Asuransi Kesehatan 100,0% 100,0% 100,0%

Page 66: Pembahasan laporan

60

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang memiliki Asuransi Kesehatan jika dibandingkan dengan yang

tidak memiliki yaitu sebesar 62,6%.

6. Jumlah yang memiliki Asuransi Kesehatan

Tabel 34Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah yang memiliki Asuransi Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu

Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011Jumlah ART yg dilayani

Asuransi KesehatanJumlah Persentase (%)

0 (yang tidak memiliki

askes)52 41

Page 67: Pembahasan laporan

61

1 22 17

2 9 6,5

3 16 11,5

4 16 11,5

5 12 8,6

6 8 5,8

7 2 1,4

8 1 0,7

12 1 0,7

Total 139 100

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak

jumlah ART yg dilayani Asuransi Kesehatan adalah 1 orang,

yakni sebanyak 22 askes dan yang paling sedikit adalah untuk 8

dan 12 orang, yakni masing-masing 1 askes.

7. Jenis Asuransi Kesehatan yang di miliki

Tabel 35Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Asuransi Kesehatan yang di miliki di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun

2011

Page 68: Pembahasan laporan

62

Jenis Asuransi

Total

RT

0 Askes

Jamskesda/

Jamkesmas

Jamsos

tek

Asuransi

Swasta Lainnya

A N 15 4 3 1 1 0 24

% RT 62,5% 16,7% 12,5% 4,2% 4,2% 0% 100,0%

%Jenis Asuransi 26,3% 20,0% 6,4% 14,3% 16,7% 0% 17,3%

B N 20 10 26 6 5 1 68

% RT 29,4% 14,7% 38,2% 8,8% 7,4% 1,5% 100,0%

%Jenis Asuransi 35,1% 50,0% 55,3% 85,7% 83,3% 50,0% 48,9%

C N 22 6 18 0 0 1 47

% RT 46,8% 12,8% 38,3% 0% 0% 2,1% 100,0%

%Jenis Asuransi 38,6% 30,0% 38,3% 0% 0% 50,0% 33,8%

Tot

al

N 57 20 47 7 6 2 139

% RT 41,0% 14,4% 33,8% 5,0% 4,3% 1,4% 100,0%

%Jenis

Asuransi

100,0

%100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling

banyak responden memiliki asuransi kesehatan jenis

Jamskesda/Jamkesmas yaitu sebanyak 47 rumah tangga

(33,8%) dan paling sedikit memiliki asuransi kesehatan

jenis lainnya (bumi putra) yaitu sebanyak 2 rumah tangga

(1,4%).

8. Alasan Tidak Memiliki Asuransi Kesehatan

Tabel 36

Page 69: Pembahasan laporan

63

Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanAlasan Tidak Memiliki Askes di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan

Mariso Kota Makassar, Tahun 2011Alasan tidak memiliki askes Jumlah

Tidak butuh 1

Proses lama/susah 16

Tidak tahu 14

Tidak menjawab 3

Lainnya :

- dapat BBM jadi tidak dapat

askes

- dianggap mampu

- Mahal

- Tidak Terdata

1

1

1

15

Total yang tidak

memiliki askes

52

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

tidak memiliki asuransi kesehatan karena prosesnya lama/susah yaitu

sebanyak 16 responden dan paling sedikit responden tidak memiliki

asuransi kesehatan karena dapat BBM jadi tidak dapat askes, tidak butuh,

dianggap mampu, mahal, dan tidak terdata yaitu masing-masing sebanyak

1 responden.

f. Informasi Mengenai Pengetahuan, Sikap & Perilaku HIV/AIDS.

1) Pernah Mendengar HIV/AIDS

Tabel 37

Page 70: Pembahasan laporan

64

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan

Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Pernah Mendengar

HIV/AIDS

TotalRT tidak Ya

A N 6 18 24

% RT 25,0% 75,0% 100,0%

% Mendengar istilah

HIV/AIDS12,0% 20,2% 17,3%

B N 20 48 68

% RT 29,4% 70,6% 100,0%

% Mendengar istilah

HIV/AIDS40,0% 53,9% 48,9%

C N 24 23 47

% RT 51,1% 48,9% 100,0%

% Mendengar istilah

HIV/AIDS48,0% 25,8% 33,8%

Total N 50 89 139

% RT 36,0% 64,0% 100,0%

% Mendengar istilah

HIV/AIDS100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang pernah

mendengar HIV/AIDS lebih besar jika dibandingkan dengan yang

tidak pernah yaitu sebesar 64%.

Page 71: Pembahasan laporan

65

2) Sumber Informasi Tentang HIV/AIDS

Tabel 38Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Sumberjumlah Persentase (%)

Sekolah6 3,5

Media Elektronik86 50

Media Cetak27 15,7

Poster/pamphlet/spanduk8 4,7

Petugas kesehatan10 5,8

Puskesmas/klinik/RS12 7,0

Teman/keluarga/suami22 12,8

Lainnya1 0,6

Total 89 100

Page 72: Pembahasan laporan

66

Sumber: Data Primer, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang menjawab bahwa ia mendengar HIV/AIDS dari media

elektronik yakni sebanyak 86 responden (50%) dan paling sedikit

yang menjawab lainnya yakni sebanyak 1 responden (0,6%).

1. Pengetahuannya Tentang Cara Penularan HIV/AIDS

Tabel 39Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuannya Tentang

Cara Penularan HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Cara penularan Jumlah Persentase (%)

Melalui Transfusi Darah 20 22,5

Melalui Ibu kepada

kandungan

7 7,9

Melalui Jarum suntik

bersama

37 41,6

Melalui lainnya 7 7,9

Tidak tahu 18 20,2

Total 89 100

Sumber: Data Primer, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

menjawab penularan HIV/AIDS melalui Jarum suntik bersama yaitu

Page 73: Pembahasan laporan

67

sebesar 41,6% dan paling sedikit yang menjawab bahwa HIV/AIDS

menular dari ibu penderita kepada anak yang dikandung da Melalui

lainnya yakni masing-masing sebesar 7,9%.

3) Pengetahuan Tentang Cara Pencegahan HIV/AIDS

Tabel 40Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuannya Tentang

Cara Pencegahan HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Cara pencegahan Jumlah Persentase (%)

Setia pada

pasangan

40 29

Kondom 26 18,8

Tidak memakai

jarum bersama

35 25,4

Cara Lainnya 10 7,2

Tidak tahu 27 9,6

Total 89 100

Sumber: Data Primer, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

menjawab cara mencegah HIV/AIDS yaitu Setia pada pasangan

Page 74: Pembahasan laporan

68

sebesar 29% dan paling sedikit yang menjawab cara lainnya yakni

sebesar 7,2%.

g. Screening Cancer

1. Jenis Kelamin

Tabel 41Distribusi Persentase Jenis Kelamin di RW 002 Kelurahan

Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 75: Pembahasan laporan

69

Jenis Kelamin

TotalRT Laki-laki Perempuan

A N 4 4 8

% RT 50,0% 50,0% 100,0%

% Jenis Kelamin 7,8% 16,7% 10,7%

B N 12 7 19

% RT 63,2% 36,8% 100,0%

% Jenis Kelamin 23,5% 29,2% 25,3%

C N 35 13 48

% RT 72,9% 27,1% 100,0%

% Jenis Kelamin 68,6% 54,2% 64,0%

Total n 51 24 75

% RT 68,0% 32,0% 100,0%

% Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan perempuan yaitu sebanyak 51 (68,0%).

2. Jenis Pekerjaan

Tabel 42

Page 76: Pembahasan laporan

70

Distribusi Persentase berdasarkan jenis Pekerjaan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Pekerjaan

Total

RT

PNS

Pekerja/

swasta Swasta Wiraswasta TNI/Polri IRT

Petani/

Buruh/Tukang Becak

Tidak

Bekerja

A N 0 0 1 1 5 1 0 8

% RT.0% .0% 12.5% 12.5%

62.5

%12.5% .0% 100.0%

%Pekerjaan.0% .0% 6.7% 100.0%

29.4

%6.7% .0% 10.7%

B N 1 2 2 0 4 4 6 19

% RT5.3% 10.5% 10.5% .0%

21.1

%21.1% 31.6% 100.0%

% Pekerjaan 16.7

%40.0% 13.3% .0%

23.5

%26.7% 37.5% 25.3%

C n 5 3 12 0 8 10 10 48

% RT 10.4

%6.2% 25.0% .0%

16.7

%20.8% 20.8% 100.0%

% Pekerjaan 83.3

%60.0% 80.0% .0%

47.1

%66.7% 62.5% 64.0%

Tot n 6 5 15 1 17 15 16 75

% RT8.0% 6.7% 20.0% 1.3%

22.7

%20.0% 21.3% 100.0%

% Pekerjaan 100.0

%100.0% 100.0% 100.0%

100.

0%100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Page 77: Pembahasan laporan

71

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden

yang bekerja sebagai URT yakni 17 (22,7%) dan di susul oleh

responden yang tidak kerja yaitu sebanyak 16 (21,3%).

3. Pendidikan Terakhir

Tabel 43Distribusi Persentase berdasarkan Pendidikan Terakhir di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Pendidikan

Total

RT Tidak

pernah

sekolah

Tidak

tamat SD

Tamat

SD

Tamat

SLTP

Tamat

SLTA S1 S3

A N 1 1 2 0 4 0 0 8

% RT 12.5% 12.5% 25.0% .0% 50.0% .0% .0% 100.0%

%Pendidik

an25.0% 7.7% 7.4% .0% 26.7% .0% .0% 10.7%

B N 0 3 6 5 5 0 0 19

% RT .0% 15.8% 31.6% 26.3% 26.3% .0% .0% 100.0%

%Pendidik

an.0% 23.1% 22.2% 50.0% 33.3% .0% .0% 25.3%

C N 3 9 19 5 6 5 1 48

% RT6.2% 18.8% 39.6% 10.4% 12.5%

10.4

%2.1% 100.0%

%Pendidik

an75.0% 69.2% 70.4% 50.0% 40.0%

100.

0%

100.0

%64.0%

N 4 13 27 10 15 5 1 75

Page 78: Pembahasan laporan

72

Tot

al

% RT5.3% 17.3% 36.0% 13.3% 20.0%

6.7

%1.3% 100.0%

%Pendidika

n100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

100.

0%

100.0

%100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir yang

lebih banyak yaitu sebesar 36,0%

4. Status Kawin

Tabel 44

Distribusi Persentase berdasarkan Status Kawin di RW 002

Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Page 79: Pembahasan laporan

73

Status Kawin

TotalRT Menikah Janda/duda

A N 6 2 8

% RT 75.0% 25.0% 100.0%

% Status Kawin 9.4% 18.2% 10.7%

B N 15 4 19

% RT 78.9% 21.1% 100.0%

% Status Kawin 23.4% 36.4% 25.3%

C N 43 5 48

% RT 89.6% 10.4% 100.0%

% Status Kawin 67.2% 45.5% 64.0%

Total N 64 11 75

% RT 85.3% 14.7% 100.0%

%Status Kawin 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang menikah lebih besar yaitu 85,3% dibandingkan dengan yang

janda/duda yaitu sebesar 14,7%.

Page 80: Pembahasan laporan

74

5. Riwayat Kanker

Tabel 45Distribusi responden berdasarkan Riwayat Kanker di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 81: Pembahasan laporan

75

Riwayat Kanker

TotalRT Tidak Ya

A Jumlah 8 0 8

% RT 100.0% .0% 100.0%

% Riwayat Kanker 11.8% .0% 10.7%

B Jumlah 16 3 19

% RT 84.2% 15.8% 100.0%

% within Riwayat

Kanker23.5% 42.9% 25.3%

C Jumlah 44 4 48

% RT 91.7% 8.3% 100.0%

% Riwayat Kanker 64.7% 57.1% 64.0%

Total Jumlah 68 7 75

% RT 90.7% 9.3% 100.0%

% Riwayat Kanker 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang tidak punya riwayat kanker lebih besar yaitu 90,7%

dibandingkan dengan yang punya yaitu sebesar 9,3%

6. Jenis Riwayat Kanker

Tabel 46

Page 82: Pembahasan laporan

76

Distribusi Persentase responden Berdasarkan Jenis Riwayat Kanker di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso

Kota Makassar, Tahun 2011

Jenis Riwayat Kanker

Total

RT

0

Kanker

Payudara

Kanker

Rahim Lainnya

A Jumlah 8 0 0 0 8

% RT 100.0

%.0% .0% .0% 100.0%

% Jenis Riwayat Kanker 11.8% .0% .0% .0% 10.7%

B Jumlah 16 1 0 2 19

% RT 84.2% 5.3% .0% 10.5% 100.0%

% Jenis Riwayat Kanker 23.5% 33.3% .0% 66.7% 25.3%

C Jumlah 44 2 1 1 48

% RT 91.7% 4.2% 2.1% 2.1% 100.0%

% Jenis Riwayat Kanker 64.7% 66.7% 100.0% 33.3% 64.0%

Total Jumlah 68 3 1 3 75

% RT 90.7% 4.0% 1.3% 4.0% 100.0%

% Jenis Riwayat Kanker 100.0

%100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

lebih besar pada jenis kanker payudara dan lainnya yaitu masing-

masing sebesar 4,0 % dibandingkan dengan kanker rahum yaitu 1,3

7. Perilaku Merokok Responden

Page 83: Pembahasan laporan

77

Tabel 47Distribusi Persentase responden berdasarkan Perilaku Merokok

di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Tahun 2011

Perilaku Merokok

TotalRT Tidak Ya

A Jumlah 5 3 8

% RT 62.5% 37.5% 100.0%

% Perilaku Merokok 11.1% 10.0% 10.7%

B Jumlah 11 8 19

% RT 57.9% 42.1% 100.0%

% Perilaku Merokok 24.4% 26.7% 25.3%

C Jumlah 29 19 48

% RT 60.4% 39.6% 100.0%

% Perilaku Merokok 64.4% 63.3% 64.0%

Total

Jumlah 45 30 75

% RT 60.0% 40.0% 100.0%

% Perilaku Merokok 100.0% 100.0% 100.0%

Page 84: Pembahasan laporan

78

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang tidak merokok lebih besar yaitu 60,0% dibandingkan dengan

yang merokok yaitu sebesar 40,0%.

8. Aktivitas Fisik Sehari

Tabel 48Distribusi Persentase Ibu Hamil Berdasarkan Keseringan

Memeriksakan Kehamilan Pada Petugas Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Page 85: Pembahasan laporan

79

Aktivitas Fisik Sehari

Total

RT

0 <30 menit

30-60

menit >60 menit

A Jumlah 1 4 1 2 8

% RT 12.5% 50.0% 12.5% 25.0% 100.0%

% Aktivitas Fisik

Sehari20.0% 11.8% 4.5% 14.3% 10.7%

B Jumlah 0 6 9 4 19

% RT .0% 31.6% 47.4% 21.1% 100.0%

% Aktivitas Fisik

Sehari.0% 17.6% 40.9% 28.6% 25.3%

C Jumlah 4 24 12 8 48

% RT 8.3% 50.0% 25.0% 16.7% 100.0%

% Aktivitas Fisik

Sehari80.0% 70.6% 54.5% 57.1% 64.0%

Total Jumlah 5 34 22 14 75

% RT 6.7% 45.3% 29.3% 18.7% 100.0%

% Aktivitas Fisik

Sehari100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang beraktifitas fisik <30 menit lebih besar yaitu 45,3 % .

9. Konsumsi Sayur-Buah

Tabel 49

Page 86: Pembahasan laporan

80

Distribusi persentase responden berdasarkan konsumsi sayur-buah di rw 002 kelurahan bontorannu kecamatan mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Konsumsi Sayur-Buah

Total

RT

0 Setiap hari

Tiga

hari

sekali

Seminggu

sekali

A Jumlah 0 5 1 2 8

% RT .0% 62.5% 12.5% 25.0% 100.0%

% Konsumsi Sayur-

Buah.0% 10.9% 4.5% 33.3% 10.7%

B Jumlah 0 12 7 0 19

% RT .0% 63.2% 36.8% .0% 100.0%

% Konsumsi Sayur-

Buah.0% 26.1% 31.8% .0% 25.3%

C Jumlah 1 29 14 4 48

% RT 2.1% 60.4% 29.2% 8.3% 100.0%

% Konsumsi Sayur-

Buah

100.0

%63.0% 63.6% 66.7% 64.0%

Total Jumlah 1 46 22 6 75

% RT 1.3% 61.3% 29.3% 8.0% 100.0%

% Konsumsi Sayur-

Buah

100.0

%100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang mengkonsumsi sayur Setiap lebih besar yaitu 61,3%

dibandingkan dengan yang yang lain.

Page 87: Pembahasan laporan

81

10. Tingkat BMI

Tabel 50Distribusi persentase responden berdasarkan Tingkat BMI di

rw 002 kelurahan bontorannu kecamatan mariso, Kota Makassar, Tahun 2011

Page 88: Pembahasan laporan

82

TINGKAT BMI

RT BB

LEBIH KURUS NORMAL OBES I PRA OBES TOTAL

A Jumlah 0 1 5 0 2 8

% RT .0% 12.5% 62.5% .0% 25.0% 100.0%

%

TINGKAT

BMI

.0% 7.1% 17.9% .0% 10.5% 10.7%

B Jumlah 2 4 9 1 3 19

% RT 10.5% 21.1% 42.1% 5.3% 15.8% 100.0%

%

TINGKAT

BMI

66.7% 28.6% 28.6% 10.0% 15.8% 25.3%

C Jumlah 1 9 15 9 14 48

% RT 2.1% 18.8% 31.2% 18.8% 29.2% 100.0%

%

TINGKAT

BMI

33.3% 64.3% 53.6% 90.0% 73.7% 64.0%

Tot

al

Jumlah 3 14 28 10 19 75

% RT 4.0% 18.7% 37.3% 13.3% 25.3% 100.0%

%

TINGKAT

BMI

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang Tingkat BMI normal lebih besar yaitu 37,3 % dan yang paling

Page 89: Pembahasan laporan

83

kecil persentase nya adalah untuk tingat Berat Badan lebih yaitu

4.0%.

1. Konsumsi Lemak

Tabel 51Distribusi Persentase responden Berdasarkan Konsumsi Lemak

di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011

Page 90: Pembahasan laporan

84

Konsumsi Lemak

Total

RT

0

Setiap

hari

Tiga

hari

sekali

Seming

gu

sekali

Lebih dari

seminggu

sekali

A Jumlah 0 3 3 1 1 8

% RT .0% 37.5% 37.5% 12.5% 12.5% 100.0%

%

Konsumsi

Lemak

.0% 8.1% 17.6% 6.7% 25.0% 10.7%

B Jumlah 0 10 4 5 0 19

% RT .0% 52.6% 21.1% 26.3% .0% 100.0%

%

Konsumsi

Lemak

.0% 27.0% 23.5% 33.3% .0% 25.3%

C Jumlah 2 24 10 9 3 48

% RT 4.2% 50.0% 20.8% 18.8% 6.2% 100.0%

%

Konsumsi

Lemak

100.0% 64.9% 58.8% 60.0% 75.0% 64.0%

Total Jumlah 2 37 17 15 4 75

% RT 2.7% 49.3% 22.7% 20.0% 5.3% 100.0%

%

Konsumsi

Lemak

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Page 91: Pembahasan laporan

85

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang mengkonsumsi lemak Setiap hari lebih besar yaitu 49,3%

2. Jenis Keluhan Sistem Pencernaan

Tabel 52Distribusi Persentase responden Berdasarkan Jenis Keluhan

Sistem Pencernaan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011

Page 92: Pembahasan laporan

86

Jenis Keluhan Sistem Pencernaan

Total

RT

0 Diare Disentri Maag

infeksi

saluran

pencernaan/

matrolis lupa maag

usus

turun

A Jumlah 6 0 0 1 0 0 1 0 8

% RT 75.0

%.0% .0% 12.5% .0% .0%

12.5

%.0%

100.0

%

%Jenis Keluhan

Sistem

Pencernaan

14.3

%.0% .0% 9.1% .0% .0% 6.7% .0%

10.7

%

B Jumlah 10 0 0 3 0 0 5 1 19

% RT 52.6

%.0% .0% 15.8% .0% .0%

26.3

%5.3%

100.0

%

% Jenis Keluhan

Sistem

Pencernaan

23.8

%.0% .0% 27.3% .0% .0%

33.3

%100.0%

25.3

%

C Jumlah 26 2 1 7 1 2 9 0 48

% RT 54.2

%4.2% 2.1% 14.6% 2.1% 4.2%

18.8

%.0%

100.0

%

% Jenis Keluhan

Sistem

Pencernaan

61.9

%100.0% 100.0% 63.6% 100.0%

100.0

%

60.0

%.0%

64.0

%

Total Jumlah 42 2 1 11 1 2 15 1 75

% RT 56.0

%2.7% 1.3% 14.7% 1.3% 2.7%

20.0

%1.3%

100.0

%

% Jenis

Keluhan 100.100.0% 100.0%

100.0100.0%

100.0 100.0100.0%

100.0

Page 93: Pembahasan laporan

87

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden

yang terkena ganguan pencernaan untuk maag yang lebih besar yaitu

20,0%.

i. Karakteristik Balita

1) Rutinitas Memeriksakan Kehamilan

Tabel 53Distribusi Persentase Ibu Hamil Berdasarkan Keseringan

Memeriksakan Kehamilan Pada Petugas Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011

Page 94: Pembahasan laporan

88

Periksa Hamil

TotalRT Tidak Ya

A N 0 10 10

% RT 0% 100,0% 100,0%

% periksa Hamil 0% 16,4% 16,1%

B N 1 29 30

% RT 3,3% 96,7% 100,0%

% Periksa Hamil 100,0% 47,5% 48,4%

C N 0 22 22

% RT 0% 100,0% 100,0%

% Periksa Hamil 0% 36,1% 35,5%

Total N 1 61 62

% RT 1,6% 98,4% 100,0%

% Periksa Hamil 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 95: Pembahasan laporan

89

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase ibu hamil

yang sering memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan

lebih besar yaitu 98,4% dibandingkan dengan yang tidak yaitu

sebesar 1,6%.

2) Jenis Pelayanan Yang Diberikan Dalam Pemeriksaan

Kehamilan

Tabel 54Distribusi Persentase Bumil Berdasarkan Jenis Pelayanan Yang

Diberikan Selama Pemeriksaan Kehamilan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar

Tahun 2011

Pelayanan Jumlah Persentase (%)

Ditimbang Berat Badannya 61 9,9

Diukur Tinggi Badannya 53 8,6

DiSuntik TT 60 9,8

Diukur Tekanan darahnya 60 9,8

Diraba Perutnya 61 9,9

Dites Kadar HB Darahnya 56 9,1

Diperiksa Air Kencing 46 7,5

Diberi Tablet Penambah Darah 58 9,4

Vitamin A 58 9,4

Anti Malaria 47 7,7

Penyuluhan 51 8,3

Tidak ada Pelayanan Apapun 3 0,5

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 96: Pembahasan laporan

90

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak persentase ibu

hamil yang menerima pelayanan penimbangan berat badan dan perabaan

Perut yakni masing-masing sebesar 9,9% dan paling sedikit yang

menjawab tidak diberikan pelayanan apapun yaitu sebesar 0,5%.

3) Tempat Persalinan Anak Terakhir

Tabel 55Distribusi Persentase Bumil Berdasarkan Tempat

Persalinan di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 97: Pembahasan laporan

91

RT Tempat Melahirkan

TotalRS PKM Klinik

Rumah

Bersalin

Bidan

Praktek

Di

rumah

sendiri

A N 5 0 2 1 1 1 10

% RT50,0% 0% 20,0% 10,0% 10,0% 10,0%

100,0

%

%

Tempat

Melahirk

an

13,5% 0%100,0

%9,1% 33,3% 33,3% 161%

B N 18 6 0 5 1 0 30

% RT60,0% 20,0% 0% 16,7% 3,3% 0%

100,0

%

%

Tempat

Melahirk

an

48,6%100,0

%0% 45,5% 33,3% 0% 48,4%

C N 14 0 0 5 1 2 22

% RT63,6% 0% 0% 22,7% 4,5% 9,1%

100,0

%

%

Tempat

Melahirk

an

37,8% 0% 0% 45,5% 33,3% 66,7% 35,5%

N 37 6 2 11 3 3 62

Total % RT59,7% 9,7% 3,2% 17,7% 4,8% 4,8%

100,0

%

%

Page 98: Pembahasan laporan

92

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling besar rata-rata persentase

ibu hamil yang melahirkan di Rumah Sakit yaitu sebesar 42,7% dan paling

kecil di tempat bersalin lainnya yaitu sebesar 0,5%.

4) Penolong Persalinan Anak Terakhir

Tabel 56Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Penolong Persalinan

Anak Terakhir di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Penolong Persalinan

Total

RT Dokter Ahli

Kebidanan Bidan Dukun

A N 4 5 1 10

% RT 40,0% 50,0% 10,0% 100,0%

% Penolong Persalinan 13,3% 17,2% 33,3% 16,1%

B N 17 13 0 30

% RT 56,7% 43,3% 0% 100,0%

% Penolong Persalinan 56,7% 44,8% 0% 48,4%

C N 9 11 2 22

% RT 40,9% 50,0% 9,1% 100,0%

% Penolong Persalinan 30,0% 37,9% 66,7% 35,5%

Total N 30 29 3 62

% RT 48,4% 46,8% 4,8% 100,0%

% Penolong Persalinan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 99: Pembahasan laporan

93

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase terbesar

adalah persalinan yang ditolong oleh Bidan yaitu sebesar 55,7 % dan yang

paling sedikit oleh perawat dan teman/keluarga yakni 1,3%.

5) Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 57Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Pemberian ASI

Eksklusif di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

RTASI Eksklusif

Totaltidak ya

A N 3 7 10

% RT 30,0% 70,0% 100,0%

% ASI Eksklusif 15,8% 16,3% 16,1%

B N 11 19 30

% RT 36,7% 63,3% 100,0%

% ASI Eksklusif 57,9% 44,2% 48,4%

C N 5 17 22

% RT 22,7% 77,3% 100,0%

% ASI Eksklusif 26,3% 39,5% 35,5%

Total N 19 43 62

% RT 30,6% 69,4% 100,0%

% ASI Eksklusif 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Page 100: Pembahasan laporan

94

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase

pemberian ASI eksklusif sudah lebih besar jika dibandingkan dengan

yang tidak memberi yaitu sebesar 69,4 %.

6) Alasan Ibu Tidak memberi ASI Eksklusif

Tabel 58Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Alasan Tidak

Memberikan ASI Eksklusif di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 101: Pembahasan laporan

95

Alasan tidak beri ASI Eksklusif

Total

RT

0

Asi

Tidak

sehat

Kurang

produksi

ASI Sakit

Tidak

Mau

Tidak puas

dengan asi

A N 7 0 2 0 1 0 10

% RT 70,0

%0% 20,0% 0% 10,0% 0% 100,0%

% Alasan

tidak beri ASI

Eksklusif

15,9

%0% 15,4% 0% 50,0% 0% 16,1%

B N 20 1 7 1 0 1 30

% RT 66,7

%3,3% 23,3% 3,3% 0% 3,3% 100,0%

% Alasan

tidak beri ASI

Eksklusif

45,5

%100,0% 53,8%

100,0

%0% 100,0% 48,4%

C N 17 0 4 0 1 0 22

% RT 77,3

%0% 18,2% 0% 4,5% 0% 100,0%

% Alasan

tidak beri ASI

Eksklusif

38,6

%0% 30,8% 0% 50,0% 0% 35,5%

N 44 1 13 1 2 1 62

% RT 71,0

%1,6% 21,0% 1,6% 3,2% 1,6% 100,0%

tota % Alasan tidak

beri ASI

Eksklusif100,0

%100,0% 100,0%

100,0

%100,0% 100,0% 100,0%

Page 102: Pembahasan laporan

96

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata alasan ibu tidak

memberikan ASI eksklusif pada balita adalah karena ASInya kurang yakni

sebesar 24,8 %.

7) Pemberian Kolostrum

Tabel 59Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Pemberian Kolostrum di

RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

RT Kolostrum

TotalTidak ya

A N 0 10 10

% RT 0% 100,0% 100,0%

% Kolostrum 0% 16,7% 16,,1%

B N 2 28 30

% RT 6,7% 93,3% 100,0%

% Kolostrum 100,0% 46,7% 48,4%

C n 0 22 22

% RT 0% 100,0% 100,0%

% Kolostrum 0% 36,7% 35,5%

Total n 2 60 62

% RT 3,2% 96,8% 100,0%

% Kolostrum 100,0% 100,0% 100,0%

Page 103: Pembahasan laporan

97

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase ibu

yang memberikan kolostrum sudah lebih banyak jika dibandingkan

dengan yang tidak yakni sebesar 96,8%.

8) Pemberian Makanan Tambahan selain ASI

Page 104: Pembahasan laporan

98

Tabel 60Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian

Makanan Tambahan selain ASI di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Makanan Tambahan selain ASI

TotalRT Tidak Ya

A N 2 8 10

% RT 200% 80,0% 100,0%

% Makanan Tambahan selain ASI

18,2% 15,7% 16,1%

B N 5 25 30

% RT 16,7% 83,3% 100,0%

% Makanan Tambahan selain ASI

45,5% 49,0% 48,4%

C N 4 18 22

% RT 18,2% 81,8% 100,0%

% Makanan Tambahan selain ASI

36,4% 35,3% 35,5%

Total N 11 51 62

% RT 17,7% 82,3% 100,0%

% Makanan Tambahan selain ASI

100,0% 100,0% 100,0%

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase ibu yang

memberi Makanan Tambahan selain ASI sudah lebih besar jika

dibandingkan dengan yang tidak memberi yakni sebesar 82,3%.

9) Jenis Makanan Tambahan selain ASI

Page 105: Pembahasan laporan

99

Tabel 61Distribusi Responden Berdasarkan Jenis pemberian Makanan

Tambahan selain ASI di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 106: Pembahasan laporan

100

Jenis Makanan Tambahan

Total

RT

0

Susu

Formula

/Susu

Bayi

Air

Putih

Bubur

Bayi

Sari

Buah Lainnya

A n 2 4 0 3 1 0 10

% RT 20.0

%40.0% .0% 30.0% 10.0% .0% 100.0%

% Jenis

Makanan

Tambahan

22.2

%16.0% .0% 14.3% 50.0% .0% 16.1%

B n 3 14 1 8 1 3 30

% RT 10.0

%46.7% 3.3% 26.7% 3.3% 10.0% 100.0%

% Jenis

Makanan

Tambahan33.3

%56.0%

100.0

%38.1% 50.0% 75.0%

4

8

.

4

%

C n 4 7 0 10 0 1 22

% RT 18.2

%31.8% .0% 45.5% .0% 4.5% 100.0%

% Jenis

Makanan

Tambahan

44.4

%28.0% .0% 47.6% .0% 25.0% 35.5%

Total n 9 25 1 21 2 4 62

% RT 14.5

%40.3% 1.6% 33.9% 3.2% 6.5% 100.0%

% Jenis

Makanan

Tambaha

n

100.0

%100.0%

100.0

%

100.0

%100.0% 100.0% 100.0%

Page 107: Pembahasan laporan

101

Sumber : Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase ibu

yang member makanan tambahan jenis Susu Formula/Susu Bayi

sudah lebih besar jika dibandingkan dengan yang jenis lain yakni

sebesar 40,3%.

10) Kepemilikan kartu KIA atau KMS

Tabel 62Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kartu

Imunisasi / Catatan Imunisasi (KMS, Buku KIA) di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,

Tahun 2011

Page 108: Pembahasan laporan

102

Ada Buku

KIA/KMS

TotalRT Tidak Ya

A n 2 8 10

% RT 20,0% 80,0% 100,0%

% Ada Buku

KIA/KMS15,4% 16,3% 16,1%

B N 5 25 30

% RT 16,7% 83,3% 100,0%

% Ada Buku

KIA/KMS38,5% 51,0% 48,4%

C N 6 16 22

% RT 27,3% 72,7% 100,0%

% Ada Buku

KIA/KMS46,2% 32,7% 35,5%

Total N 13 49 62

% RT 21,0% 79,0% 100,0%

% ada Buku KIA/KMS 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase ibu

yang memiliki kartu KIA / KMS sudah lebih besar jika dibandingkan

dengan yang tidak memiliki yakni sebesar 79,0%.

11) Riwayat Imunisasi Balita Terakhir

Tabel 63Distribusi Persentase Balita Terakhir

Page 109: Pembahasan laporan

103

Berdasarkan Riwayat Imunisasi di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Imunisasi RT A RT B RT CRATA-

RATA

BCG 10 30 22 20.6

POLIO 1 10 28 22 20

POLIO 2 10 28 22 20

POLIO 3 10 28 22 20

POLIO 4 10 28 22 20

DPT 1 10 29 22 20.3

DPT 2 10 28 22 20

DPT 3 10 28 22 20

CAMPAK 10 25 22 19

HEPATITIS 1 9 27 18 18

HEPATITIS 2 9 27 18 18

HEPATITIS 3 9 27 18 18

Belum

Diberikan

Vaksin

2 1 0

1

Tidak Ingat 1 1 0 0.6

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase

paling banyak adalah balita yang telah diimunisasi BCG yakni

sebesar 20,6%.

3. Alasan Tidak Mengimunisasi Balita terakhir

Page 110: Pembahasan laporan

104

Tabel 64Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan

Alasan Tidak Memberikan Imunisasi Pada Balita Terakhir di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota

Makassar, Tahun 2011

Alasan RT A RT B RT CRata-

rata

Tidak tahu 10 30 22 20.6

Tidak Mau 10 30 22 20.6

Takut Anak Sakit 10 30 22 20.6

Pengalaman Buruk 10 30 22 20.6

Lainnya 10 30 22 20.6

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase alasan

ibu tidak memberikan imunisasi adalah karena tidak tahu, tidak mau,

Takut Anak Sakit, Pengalaman Buruk, dan Lainnya.

4. Rutinitas Membawa Balita Terakhir Ke Posyandu

Tabel 65Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Rutinitas Membawa

Balita Terakhir Ke Posyandu di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Page 111: Pembahasan laporan

105

Rutin ke Posyandu

TotalRT Tidak Ya

A N 0 10 10

% RT 0% 100,0% 100,0%

% Rutin ke Posyandu 0% 18,2% 16,1%

B N 5 25 30

% RT 16.7% 83,3% 100,0%

% Rutin ke Posyandu 71.4% 45,5% 48,4%

C N 2 20 22

% RT 9.1% 90,9% 100,0%

% Rutin ke Posyandu 28.6% 36,4% 35,5%

Total N 7 55 62

% RT 11.3% 88.7% 100,0%

% Rutin ke Posyandu 100.0% 100.0% 100,0%

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase ibu

yang rutin membawa balita terakhir ke posyandu sudah lebih besar

jika dibandingkan dengan yang tidak yakni sebesar 88,7%.

5. Alasan Tidak Rutin Membawa Anak Ke Posyandu

Tabel 66

Page 112: Pembahasan laporan

106

Distribusi Persentase Ibu Berdasarkan Alasan Tidak Membawa Balita Ke Posyandu di RW 002 Kelurahan Bontorannu

Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011

Alasan RW 1 RW 2 RW 3Rata-

rata

Tidak tahu jadwal 0 1 0 0.3

Anak takut ditimbang 0 1 1 0.6

Anak berhalangan 0 1 1 0.6

Fasilitas Kes. Lain 0 1 0 0.3

Posyandu tidak ada 0 1 0 0.3

Ibu Tidak Ada Waktu 0 2 0 0.6

Lainnya 0 2 0 0.6

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase

alasan ibu tidak rutin membawa balita terakhir ke posyandu adalah

karena Anak takut ditimbang, Anak berhalangan, Ibu Tidak Ada

Waktu, dan alasan Lainnya.

6. Pelayanan Yang Diterima Di Posyandu

Tabel 67

Page 113: Pembahasan laporan

107

Distribusi Persentase Penduduk BerdasarkanPelayanan Yang Diterima Di Posyandu Di RW 002 kelurahan Bontorannu

Kecamatan Mariso.

Pelayanan Posyandu RW 1 RW 2 RW 3 TOTAL

Pendaftaran 1 23 17 41

Penimbangan 5 25 20 50

Penyuluhan 1 24 18 43

Pemeriksaan Kesehatan 7 19 19 45

Pemberian Obat 4 16 20 40

Lainnya 0 6 2 8

Sumber: Data Primer PBL I, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase

pelayanan posyandu yang paling banyak adalah penimbangan yakni

sebanyak 50 responden dan paling sedikit adalah lainya sebanyak 8

responden.

Page 114: Pembahasan laporan

108

3 Penentuan Prioritas Masalah Dan Alternatif Penyelesaian Masalah

a. Analisis Situasi Dan Identifikasi Masalah

Dari hasil kegiatan, dilakukan analisis situasi di kelurahan Bontorannu

RW 002.

Beberapa masalah yang ditemukan ialah :

1. Rendahnya Pengetahuan masyarakat RW 002 kel.Bontorannu tentang HIV

/ AIDS

2. Tingginya angka merokok di dalam rumah

3. Kurangnya PHBS dalam Masyarakat RW 002 Kel. Bontorannu

4. Perilaku masyarakat membuang sampah di kanal / sungai

5. Kurangnya jumlah jamban yang ada dalam masyarakat

b. Skala Prioritas Masalah

Metode yang akan digunakan untuk menentukan prioritas masalah dari

RW 003 adalah Metode CARL:

C : Capability (Kemampuan)

A : Assebility (Kemudahan)

R : Readiness (Kesiapan)

L : Leverage (Daya Ungkit/ Dampak)

Tabel 68

Page 115: Pembahasan laporan

109

Prioritas masalah berdasarkan metode CARL

NO. MasalahSKOR

C*A*R*L RangkingC A R L

1Pengetahuan tentang

HIV/ AIDS5 4 4 4 320 1

2

Perilaku masyarakat

membuang sampah di

kanal / sungai.

3 3 3 4 108 4

3Perilaku merokok di

dalam rumah3 3 3 5 135 3

4Kurangnya perlakuan 3M

dalam Masyarakat 4 4 3 4 192 2

5

Kurangnya jumlah

jamban yang ada dalam

masyarakat

2 4 2 4 64 5

Berdasarkan metode CARL yang digunakan, maka diperoleh prioritas

masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang HIV/ AIDS

2. Kurangnya perlakuan 3M dalam Masyarakat

3. Perilaku merokok di dalam rumah

4. Perilaku masyarakat membuang sampah di kanal / sungai

5. Kurangnya jumlah jamban yang ada dalam masyaraka

Page 116: Pembahasan laporan

110

2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pelaksanaan PBL I dan kegiatan

pemecah masalah:

1) Pihak pemerintah setempat

Kesediaan pemerintah setempat dalam memberikan

segala informasi dan menjadi fasilitator antara mahasiswa dan

masyarakat sangat membantu dalam pelaksanaan PBL I dan

kelak dapat memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan

pemecah masalah.

2) Pihak masyarakat

Partisipasi masyarakat dan antusiasme yang tinggi dari

masyarakat sangat membantu dalam pelaksanaan PBL I dan

kelak memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan pemecah

masalah.

3) Pihak pelaksana PBL

Para pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya

untuk mengarahkan kami, baik itu sebelum, selama, sesudah

pelaksanaan PBL I, dan kelak dalam pelaksanaan kegiatan

pemecah masalah.

4) Pihak mahasiswa

Page 117: Pembahasan laporan

111

Kerja sama dalam tim yang multidisipliner serta

kekompakan para anggota tim menjadi penyemangat bagi kami

selama berada di lapangan.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam pelaksanaan PBL I dan kegiatan

pemecah masalah:

1) Pihak masyarakat

Ada beberapa pihak masyarakat yang tidak bersedia

untuk didata, sehingga menghambat pencapaian tingkat

keberhasilan pendataan di beberapa wilayah.

2) Pihak mahasiswa

Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh mahasiswa baik

dalam komunikasi, kemampuan, maupun materi menjadi

penghambat dalam pelaksanaan PBL I dan dapat menghambat

pelaksanaan kegiatan pemecah masalah.

B. Pembahasan

Dari hasil pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel dan

narasi pada Hasil Kegiatan Pendataan di atas, ada banyak variabel yang dapat

digunakan untuk melihat berbagai karakteristik responden, anggota rumah

tangga, ibu, balita, rumah tangga, lingkungan, kinerja petugas kesehatan, dll.

Yang perlu untuk dibahas lebih dalam.

Secara keseluruhan terdapat 47,5% responden yang tidak memiliki

pekarangan. Hal ini disebabkan oleh kerapatan rumah tangga yang satu

Page 118: Pembahasan laporan

112

dengan yang lain yang tinggi. Ketidak teraturan bangunan rumah juga

menjadi penyebab kurangnya responden yang memiliki pekarangan di

Kelurahan Bontorannu RW 002.

Rata-rata jenis lantai rumah responden adalah jenis semen/keramin/ubin

sebanyak 73,4%. Hal ini juga disebabkan oleh status sosial ekonomi

masyarakat yang umumnya masih rendah. Selain itu, meskipun rata-rata

responden memiliki atap rumah dari seng yakni sebanyak 95,7% tetapi masih

ada satu rumah tangga yang jenis rumah gubuk. sedangkan untuk jenis

dinding, rata-rata responden memiliki dinding rumah dari bahan

semen/bata/batako yakni 66,5 %. Itu persentase kelurahan secara keseluruhan.

Secara umum, rata-rata rumah tangga di Kelurahan Bontorannu rw 002

sudah memiliki jamban yakni 66,9%.

Masalah yang perlu menjadi perhatian adalah kebiasaan masyarakat

membuang sampah tidak pada tempatnya. Persentase tertinggi adalah

kebiasaan membuang sampah di sungai/kanal. Berdasarkan hasil bincang-

bincang dengan salah satu responden pada saat pendataan, mereka akan mau

membuang sampah pada tempatnya apabila pemerintah sekitar ingin

menyediakan tempat pembuangan sampah, misalnya ponteiner. Hal ini

disebabkan karena sampah anorganik yang menumpuk di garis sungai/kanal

telah bertahun-tahun tidak dibuang dan tidak pernah di angkut. Sedangkan

tumpukan sampah yang ada di daratan seperti lahan kosong rata-rata

disebabkan karena tidak ada fasilitas pengangkutan sampah ke TPA.

Page 119: Pembahasan laporan

113

Masyarakat sudah membawa sampah rumah tangganya di lahan kosong atau

tanah sengketa, tetapi tetap menumpuk karena tidak pernah diangkut ke TPA.

Untuk masalah air, paling banyak rumah tangga menggunakan air

ledeng/PDAM untuk keperluan air bersih yakni 80,7. Sedangkan untuk

keperluan MCK, mereka umumnya menggunakan air sumur saja.

Hasil pendataan menunjukkan bahwa lebih banyak anggota rumah

tangga yang tidak merokok jika dibandingkan dengan yang merokok yaitu

sebesar .Pemandangan yang sangat miris ketika melihat pelajar SD yang

merokok di jalanan.

Persentase responden yang sering beraktifitas fisik tergolong tinggi

yaitu sebesar 67,6%.hal ini mungkin disebabkan rata-rata responden adalah

buruh harian, pedagang, dll. Sedangkan untuk rutinitas berolahraga sudah

cukup tinggi juga yaitu 53,2%.

Untuk konsumsi sayur, rata-rata responden sudah sering mengkonsumsi

sayur yaitu dalam seminggu terakhir mengkonsumsi sayur setiap hari

Sedangkan untuk konsumsi buah, persentase responden yang jarang makan

buah lebih tinggi karena ketika ditanya, rata-rata mereka menjawab sulit

membeli buah untuk dikonsumsi setiap hari karena pengaruh ekonominya.

untuk kegiatan 3M, lebih banyak responden yang tidak melakukan dibanding

yang melakukan karena bagaimana bisa mereka melakukan kegiatan 3M

sementara tumpukan sampah di sekitar yang menumpuk, ditambah

dibeberapa RT, banyak genangan air dan got yang tersumbat, tergenang tidak

mengalir.

Page 120: Pembahasan laporan

114

Persentase tindakan yang pertama kali diambil jika ada anggota

keluarga yang sakit tertinggi adalah kepuskesmas/fasilitas kesehatan milik

pemerintah, selanjutnya jika sakit berlanjut rata-rata dibawa ke mantri sekitar

itu, rumah sakit Labuang Baji dan rumah sakit lainnya.

Rata-rata penilaian kepuasan masyarakat terhadap Keramahan petugas,

Keterampilan petugas dan Biaya relatif murah adalah adalah paling tinggi,

hal ini bisa dilihat bahwa sekitar 99 dan 98 responden menjawab Keramahan

petugas dan Keterampilan dengan nilai 8 dan yang menjawab Biaya relatif

murah paling banyak member nilai 10.

lebih banyak responden yang memiliki Asuransi Kesehatan jika

dibandingkan dengan yang tidak memiliki yaitu sebesar 62,6%. Dan paling

banyak jumlah ART yg dilayani Asuransi Kesehatan adalah 1 orang, yakni

sebanyak 22 askes dan yang paling sedikit adalah untuk 8 dan 12 orang,

yakni masing-masing 1 askes.

Paling banyak responden tidak memiliki asuransi kesehatan karena

prosesnya lama/susah yaitu sebanyak 16 responden dan paling sedikit

responden tidak memiliki asuransi kesehatan karena dapat BBM jadi tidak

dapat askes, tidak butuh, dianggap mampu, mahal, dan tidak terdata yaitu

masing-masing sebanyak 1 responden.

Responden yang pernah mendengar HIV/AIDS lebih besar jika

dibandingkan dengan yang tidak pernah yaitu sebesar 64%. Lalu, banyak

responden yang menjawab bahwa ia mendengar HIV/AIDS dari media

Page 121: Pembahasan laporan

115

elektronik yakni sebanyak 86 responden (50%) dan paling sedikit yang

menjawab lainnya yakni sebanyak 1 responden (0,6%). Untuk penularannya,

paling banyak responden menjawab penularan HIV/AIDS melalui Jarum

suntik bersama yaitu sebesar 41,6% dan paling sedikit yang menjawab bahwa

HIV/AIDS menular dari ibu penderita kepada anak yang dikandung da

Melalui lainnya yakni masing-masing sebesar 7,9%.

Paling banyak responden menjawab cara mencegah HIV/AIDS yaitu

Setia pada pasangan sebesar 29% dan paling sedikit yang menjawab cara

lainnya.

Persentase responden yang Tingkat BMI normal lebih besar yaitu 37,3

% dan yang paling kecil persentase nya adalah untuk tingat Berat Badan

lebih yaitu 4.0%

Persentase ibu hamil yang sering memeriksakan kehamilannya pada

petugas kesehatan lebih besar yaitu 98,4% dibandingkan dengan yang tidak

yaitu sebesar 1,6%.

Paling banyak persentase ibu hamil yang menerima pelayanan

penimbangan berat badan dan perabaan Perut yakni masing-masing sebesar

9,9% dan paling sedikit yang menjawab tidak diberikan pelayanan apapun

yaitu sebesar 0,5%. Lalu, paling besar rata-rata persentase ibu hamil yang

melahirkan di Rumah Sakit yaitu sebesar 42,7% dan paling kecil di tempat

bersalin lainnya yaitu sebesar 0,5%.

Page 122: Pembahasan laporan

116

Rata-rata persentase terbesar adalah persalinan yang ditolong oleh

Bidan yaitu sebesar 55,7 % dan yang paling sedikit oleh perawat dan

teman/keluarga yakni 1,3% dan rata-rata persentase pemberian ASI

eksklusif sudah lebih besar jika dibandingkan dengan yang tidak memberi

yaitu sebesar 69,4 %.

Rata-rata persentase ibu yang memberikan kolostrum sudah lebih

banyak jika dibandingkan dengan yang tidak yakni sebesar 96,8% dan

rata-rata persentase alasan ibu tidak rutin membawa balita terakhir ke

posyandu adalah karena Anak takut ditimbang, Anak berhalangan, Ibu

Tidak Ada Waktu, dan alasan Lainnya.

Page 123: Pembahasan laporan

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masyarakat di Kelurahan Bontorannu RW 002 sebagian besar bekerja

sebagai wiraswasta/Pedagang .

2. Sumber air minum di Kelurahan Bontorannu RW 002 sudah baik karena

kebanyakan masyarakat menggunakan air ledeng PDAM meskipun

diperoleh secara paralel dari rumah-rumah tetangga. Sementara untuk

sanitasi lingkungannya masih sangat rendah, terbukti dengan kurangnya

tempat sampah, jamban, dan SPAL.

3. Sebagian besar masyarakat di Kelurahan Bontorannu RW 002 tidak

merokok, dan yang menjadi masalah adalah masih banyak masyarakat

yang merokok di dalam rumah.

4. Gizi keluarga di Kelurahan Bontorannu kurang baik dalam hal

mengkonsumsi buah, namun dalam mengkonsumsi sayur masyarakatnya

sudah baik. Ini disebabkan masih adanya masyarakat Bontorannu RW 002

yang hidup dengan ekonomi menengah kebawah.

5. Status kesehatan ibu hamil dan balita di Kelurahan Bontorannu RW 002

dapat dikatakan cukup baik terbukti dengan banyaknya para ibu

memeriksakan diri ke petugas kesehatan pada saat hamil.

6. Kesadaran masyarakat di Kelurahan Bontorannu RW 002 setelah

melahirkan sudah cukup baik dalam hal pemberian kolostrum pada bayi

mereka.

Page 124: Pembahasan laporan

118

7. Balita yang ada di kelurahan Bontorannu sebagian besar sudah mendapat

pelayanan imunisasi, namun ada beberapa balita yang belum mendapatkan

imunisasi dengan lengkap dan banyak responden yang belum memiliki

buku KIA.

8. Masalah yang menjadi prioritas pada PBL I di kelurahan Bontorannu RW

002 ialah tingkat pengetahuan masyarakat tentang sanitasi diri dan

lingkungan masih rendah serta tidak tersedianya tempat pembuangan

sampah umum terdekat di tiap-tiap RT dan jasa pengangkutan sampah.

9. Prioritas alternatif penyelesaian masalah pada PBL I di kelurahan

Bontorannu yaitu meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya sanitasi

diri dan lingkungan, mengoptimalkan koordinasi dengan pihak terkait (

lurah,LSM, dinas tata kota) untuk menyediakan truk sampah dan TPU,

memanfaatkan daur ulang sampah anorganik, serta mengadakan jadwal

kerja bakti mingguan.

10. Pada Seminar awal PBL I kelurahan Bontorannu telah diadakan sosialisasi

mengenai tujuan serta urgensi PBL I dengan tokoh masyarakat, serta

masyarakat kelurahan Bontorannu.

11. Pada seminar akhir PBL I kelurahan Bontorannu telah diadakan sosialisasi

hasil kegiatan PBL I kelurahan Bontorannu RW 002 serta penentuan

prioritas masalah dengan tokoh masyarakat dan masyarakat kelurahan

Bontorannu.

Page 125: Pembahasan laporan

119

B. Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk petugas kesehatan Puskesmas Dahlia perlu melakukan penyuluhan

kepada masyarakat tentang bahaya merokok dan dampaknya terhadap

kesehatan.

Untuk petugas kesehatan Puskesmas Dahlia agar mengadakan

penyuluhan dan penjelasan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan. Serta pembuatan tempat sampah bagi masyarakat

dan penyediaan mobil pengangkut sampah, untuk membuang sampah pada

tempat pembuangan akhir.

2. Untuk Pemerintah Kabupaten kelurahan Bontorannu kecamatan Mariso

perlu mengadakan penyediaan jamban keluarga bagi masyarakat yang

kurang mampu.

3. Untuk pengelola PBL, sebaiknya memberikan pembekalan PBL secara

teratur dan rinci layaknya mata kuliah lain sehingga terjadi keseragaman.

Terutama dalam hal pendataan dan analisis

Page 126: Pembahasan laporan

120

DAFTAR PUSTAKA

Daud, A., dan Anwar.2007.Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Hasanuddin University Press. Makassar

Puskesmas Dahlia .2010.Profil Puskesmas Dahlia Tahun 2009.Makassar

Sekretaris Kelurahan Bontorannu. 2010.Profil Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2010.Makassar

Page 127: Pembahasan laporan

121