pembahasan korteks serebri.doc
-
Upload
oktaviana-karyanti-juita -
Category
Documents
-
view
562 -
download
2
Transcript of pembahasan korteks serebri.doc
BAB I
PENDAHULUAN
Secara markoskopis, serebrum terdiri dari korteks serebri, substansia alba subkortikalis,
dan ganglia basalia. Gambaran yang paling mengesankan adalah ekspansi korteks yang luas,
yang menyebabkan lipatan ( giration ) permukaan otak. Masing – masing area kortikal
dihubungkan satu dengan yang lainnya, dan dengan struktur otak yang lebih dalam, oleh
berbagai serabut jaras yang membuat substansia alba subkortikalis.
Secara histologi, sebagian besar korteks serebri memiliki arsitektur selular berlapis enam.
Pola histologi dasar ini mengalami variasi khas dari satu lokasi korteks dengan lokasi lainnya,
membentuk berbagai area kortikal yang secara sito-arsitektural berbeda. Ahli neuroanatomi
terdahulu menduga bahwa struktur seluler spesifik masing - masing area bersesuaian dengan
tugas khusus yang dijalankan. Bahkan, dimungkinkan untuk menentukan fungsi tunggal yang
jelas pada berbagai area, yang disebut area korteks primer. Selain itu, sebagian besar bagian
korteks serebri terdiri dari area asosiasi, yang fungsinya tampaknya terdiri dari pengolahan
informasi tingkat tinggi yang berasal dari atau berjalan ke area kortikal primer. Fungsi luhur
seperti bahasa, khususnya tidak dapat dilokalisasi pada sebuah area kortikal tetapi bergantung
pada interaksi kompleks berbagai area.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. EMBRIOLOGI KORTEKS SEREBRI
Secara garis besar perkembangan sistem saraf pusat dibagi atas tiga periode yaitu :
1. Periode embrionik ( mulai konsepsi sampai 8,5 minggu)
2. Periode fetal (mulai 8,5 minggu sampai 40 minggu)
3. Periode pascanatal
Periode embrionik sendiri terdiri dari 23 stadium perkembangan, yang waktu
kelangsungannya masing-masing stadium berkisar 2 – 3 hari dengan total waktu kurang lebih
enam puluh hari pertama setelah ovulasi. Pada akhir periode ini, panjang embrio sudah mencapai
30 mm dan kemudian dilanjutkan dengan periode fetal. Pada periode fetal tidak dibagi atas
stadium-stadium, namun yang menjadi tolak ukur dalam pemantauan perkembangan didasarkan
atas ukuran dan usia janin.
Konsep penentuan saat penghentian (terminasi) perkembangan janin berperan penting
dalam menganalisa berbagai malformasi kongenital yang terjadi. Saat terminasi adalah titik tolak
waktu dimana pada periode waktu sebelumnya belum terjadi malformasi spesifik. Tidak semua
malformasi susunan saraf dapat ditentukan secara tepat kapan hal itu terjadi, dan juga beberapa
malformasi terbentuk dalam rangkaian waktu yang cukup panjang.
Secara ringkas dalam garis besarnya dapat dijabarkan mengenai proses neuroembriologi
sebagai berikut. Adapun proses pembentukan susunan saraf pusat manusia dimulai pada awal
minggu ketiga sebagai lempeng penebalan lapisan ektoderm (neural plate) yang memanjang dari
arah kranial ke kaudal.
2
Gambar 1. proses pembentukan susunan saraf pusat manusia dimulai pada awal minggu ketiga
sebagai lempeng penebalan lapisan ektoderm (neural plate) yang memanjang dari arah kranial ke
kaudal.
Selanjutnya kedua bagian sisi kiri dan kanan akan bertambah tebal dan meninggi,
membentuk lipatan-lipatan saraf yang dikenal sebagai krista neuralis / neural crest (bagian
tengah) yang cekung disebut alur saraf (neural groove).
3
Gambar 2. Pembentukkan neuroembriologi pada usia embrio pertengahan minggu ketiga
Perkembangannya kemudian, krista neuralis akan semakin meninggi dan mendekat satu
sama lain serta menyatu di garis tengah dan selanjutnya terbentuk tabung saraf (neural tube).
Penutupan tabung saraf tersebut umumnya dimulai pada bagian tengah (setinggi somit ke empat)
dan baru disusul oleh penutupan bagian kranial dan kaudal. Kedua ujung tabung saraf menutup
paling akhir (sehingga dalam hal ini tabung saraf masih mempunyai hubungan dengan rongga
amnion), yakni bagian (neuroporus) anterior menutup pada usia embrio pertengahan minggu
ketiga (somit 18-20) sedangkan neuroporus posterior pada akhir minggu ketiga (somit 25).
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada hari ke-27. SSP
selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik yang lebar, otak, dan
bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup
menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus.
Setelah tabung neural tertutup, pada bagian anteriornya akan mulai terbentuk tiga buah
gelembung, masing-masing adalah :
1. Porensefalon (otak depan) yang kelak menjadi telensefalon dan diensefalon.
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis
dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.
4
Gambar 3. Porensefalon
Gambar 4. Telencephaalon dan diensefalon
Diensefalon ikut berperan dalam pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius, dan pars
tuberalis. Diensefalon membentuk lobus posterior yang mengandung neuroglia dan
menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.
5
Gambar 5. Diensefalon berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus
intermedius, dan pars tuberalis.
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral,
hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.
6
Gambar 6. Telencephalon dan diensefalon pada usia embrio 10 minggu
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur
penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer
serebri secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral
diensefalon, mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon
sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.
7
Gambar 7. Perkembangan girus dan sulkus dilihat dari permukaan lateral hemisfer serebri
2. Mesensefalon (otak tengah)
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris
aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai stasiun
relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.
Gambar 8. Mesensefalon
3. Rombensefalon (otak belakang) yang kelak menjadi metensefalon dan mielensefalon.
Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai
lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan lamina alarisnya
mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).
8
Gambar 9.
Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang khas.
Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum, pusat koordinasi
sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut saraf antara medulla
spinalis dan korteks serebri serta koterks serebeli.
Gambar 10. Bagian kaudal dari mesensefalon dalam potongan tranverse
9
Gambar 11. Mesensefalon dan rhombensefalon
Pada akhir minggu ketiga atau awal minggu keempat, ketiga gelembung tadi telah berubah
menjadi lima buah gelembung yakni :
1. Telensefalon yang kelak menjadi hemisfer serebri.
2. Disensefalon dengan dua buah tonjolan cikal bakal mata.
3. Mesensefalon yang kemudian tidak terlalu banyak berubah.
4. Metensefalon yang kelak membentuk pons dan serebelum.
5. Mielensefalon yang kelak menjadi medula oblongata
Rongga di dalam gelembung-gelembung akan berkembang dan membentuk sistem ventrikel
cairan otak sebagai berikut :
1. Rongga dalam telensefalon (hemisfer serebri) akan membentuk ventrikel lateralis kiri dan
kanan.
2. Rongga dalam diensefalon akan membentuk ventrikel III.
3. Rongga dalam mesensefalon akan membentuk akuaduktus sylvius (menghubungkan II
dan IV).
10
4. Rongga dalam mielensefalon akan membentuk ventrikel IV
Rongga diatas akan berhubungan dengan rongga ditengah medula spinalis.
B. NEUROANATOMI dan NEUROFISIOLOGI KORTEKS SEREBRI
Secara markoskopis, serebrum terdiri dari korteks serebri, substansia alba subkortikalis,
dan ganglia basalia. Gambaran yang paling mengesankan adalah ekspansi korteks yang luas,
yang menyebabkan lipatan ( giration ) permukaan otak. Masing – masing area kortikal
dihubungkan satu dengan yang lainnya, dan dengan struktur otak yang lebih dalam, oleh
berbagai serabut jaras yang membuat substansia alba subkortikalis.
Secara histologi, sebagian besar korteks serebri memiliki arsitektur selular berlais enam.
Pola histologi dasar ini mengalami variasi khas dari satu lokasi korteks dengan lokasi lainnya,
membentuk berbagai area kortikal yang secara sito-arsitektural berbeda.
Anatomi Umum dan Subdivisi Serebrum
Fissura longitudinalis serebri (fisura interhemisferika) memisahkan kedua hemisfer
serebri hingga korpus kalosum. Masing – masing hemisfer memiliki permukaan lateral, medial,
dan basal. Area transisional antara permukaan (dorso-) lateral dan medial disebut regio
parasagitalis. Setiap hemisfer juga terbagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus frontalis, lobus parietalis,
lobus oksipitalis, dan lobus temporalis. Insula kadang – kadang di anggap sebagai lobus ke lima.
11
Gambar 12. Lobus Serebri ( hemisfer kiri, tampak lateral )
Gambar 13. Lobus serebri ( hemisfer kanan, tampak medial )
12
Gambar 14. Lobus serebri ( tampak basal otak setelah pengangkatan hemisferium serebelli
kanan )
Pembesaran masif neokorteks menyebabkan pelipatan permukaan otak menjadi konvolusi
( girus ) yang dipisahkan oleh alur ( sulkus, fisura ). Hanya sekitar sepertiga korteks serebri
terlihat pada permukaan eksternal, sedangkan dua-pertiga nya tersembunyi di dalam sulkus.
Hanya sedikit lobus yang relatif tidak mengalami perubahan anatomis. Sulkus lateralis
( fissura Sylvii ) memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis dan lobus parietalis. Tidak
seperti sulkus dengan nama ain, sulkus lateralis tidak serta merta membuat batas antara dua girus
yang berdekatan. Struktur ini meluas hingga di bawah permukaan otak yang dalam, melebar
menjadi ruangan yang luas dan datar yang mengandung cairan serebrospinal ( CSS , sisterna
sylvii, yang tidak terlihat dari luar. Sisterna Sylvii biasa nya sangat sempit, hampir menjadi
ruang semu, kecuali pada otak yang atrofi. Dinding medialnya adalah insula ( insula Rei ),
kadang - kadang disebut lobus otak yang terkubur atau lobus sentralis.dinding lateral sisterna
Sylvii disebut operkulum ("lid"), karena menutupi sisterna seperti kelopak. Struktur ini terdiri
dari bagian tiga lobus otak di sekitarnya yang tersembunyi, yaitu operkulum temporale,
13
operkulum frontale, dan operkulum parietale. Bagian temporalis superior yang tersembunyi
mengandung girus transversus Heschl ( korteks auditorik primer ).
Diantara sulkus lain yang relatif tidak bervariasi, sulkus sentralis ( fissura Rolandi )
membuat batas antara lobus frontalis dan lobus parietalis. Girus presentralis, yang terletak di
depan sulkus sentralis dan dengan demikian terletak di lobus frontalis, mengandung korteks
motorik primer. Girus postsentrali yang terletak di belakang nya dan dengan demikian terletak di
lobus parietalis, mengandung korteks somatosensorik primer. Pada permukaan medial hemisfer,
sullkus parieto-oksipitalis membentuk batas antara lobus parietalis dan lobus oksipitalis. Ujung
inferior nya bergabung dengan ujung anterior sulkus kalkarinus, yang seluruhnya terletk di lobus
oksipitalis dan berjalan ke belakang menuju obus oksipitalis. Mayoritas korteks visual primer
terletak di dalam sulkus ini, dan sisanya terdapat pada giri sisi lainnya. Dan terakhir, sulkus
cinguli memisahkan neokorteks dari mesokkorteks girus cinguli.
Gambar 15. Girus dan sulkus kortikal ( tampak lateral )
14
Gambar 16. Girus dan sulkus kortikal ( tampak medial )
15
Gambar 17. Girus dan Sulkus kortikal ( tampak basal )
Lobus oksipitalis di batasi secara tidak sempurna oleh sulkus parieto-oksipitalis dan
incisura preoksipitalis. Bagian permukaan lateral lobus frontalis yang terletak di antara girus
presentralis terbagi menjadi girus frontalis superior, medius dan inferior. Anatomi ebrbagai girus
dn sulkus sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan bahkan antara kedua
hemisfer pada individu yang sama.
16
Gambar 18. Girus transverus Heschl pada aspek superior girus temporalis superior
Gambar 19. Insula ( diperlihatkan dengan diseksi )
17
Organisasi Histologi Korteks Serebri
Permukaan otak yang berlipat - lipat terbentuk dari substansi grisea korteks serebri, yang
berwarna abu - abu karena densitas neuron yang sangat tinggi di dalamnya. Tebal korteks
bervariasi, dari sekitar 1,5 mm ( korteks visual ) hingga 4,5 - 5 mm ( girus presentralis ),
umumnya lebih tebal pada mahkota girus daripada di lembah sulkus yang berdekatan.
Arsitektur Laminar
Struktur laminar korteks serebri yang dapat terlihat dengan mata telanjang hanya terdapat
pada beberapa area kortikal, paling jelas di korteks visualis, tempat potongan anatomis yang
tegak lurus dengan permukaan otak menunjukkan stria oksipitalis Gennari ( Vicq d'Azyr ) di
dalam substansi grisea kortikalis. Pemeriksaan mikroskopis sebagian besaar area kortikal
menunjukkan struktur dasar berlapis enam yang merupakan karakteristik korteks serebri
( neokorteks ), seperti yang dipaparkan oleh Brodmann. Area kortikal yang memiliki struktur ini
disebut isokorteks sebagai lawan dari alokorteks yang secara filogenetik lebih tua, yang kemudia
terbagi menjadi paleokorteks dan arkhikorteks. Paleokorteks meliputi area olfaktoria, sedangkan
arkhikorteks meliputi girus fasiolaris, hipokampus, girus dentatus, dan girus parahipokampalis.
Struktur internal isokorteks yang berlapis enam, dari luar ke dalam, yaitu dari permukaan
pia hingga substansia albu subkortikalis adalah :
1. Lapisan molekularis ( lapisan zonalis )
Lapisan ini memiliki sel yang relatif sedikit. Selain cabang dendrit distal ( apical tuft ) sel
piramidalis etak-rendah dan akson yang mebuat kontak sinaptik dengannya, lapisan ini
sebagian besar terdiri dari neuron kecil ( sel Cajal-Retzius ), yang dendrit nya berjaan secara
tangensial di dalam lapisan ini. Sel Cajal-Retzius berperan penting pada perkembangan pola
laminar kortikal. Beberapa di antara nya berdegenerasi segera setelah perkembangan selesai.
2. Lapisan granulasi eksterna
Lapisan ini banyak mengandung sel - sel granular ("sel nonpiramidalis") dan sedikit sel
piramidalis yang dendritnya membentuk cabang di dalam lapisan granulasi eksterna dan berjalan
18
naik ke laisan molekularis. Sel nonpiramidalis sebagian besar merupakan neuron inhibitor
GABAergik, sedangkan sel piramidalis bersifat eksitatoris dan menggunakan glutamat sebagai
neurotransmiternya.
3. Lapisan piramidalis eksterna
Sesuai namanya, lapisan ini mengandung banyak sel piramidalis, tetapi berukuran lebih
kecil dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan kortikal yang lebih dalam. Sel - sel tersebut
berorientasi dengan dasarnya ke arah substansia alba subkortikalis. Akson setiap sel piramidalis
berasal dari basal sel dan berjalan turun ke substansia alba. Akson telah mendapat selubung
mielin di dalam lamina piramidalis eksterna. Struktur ini dapat berfungsi sebagai serabut
proyeksi, atau yang lebih umum, sebagai serabut komisura ata serabut asosiasi. Dendrit yang
muncul dari apeks sel piiramidalis berjalan ke atas menuju lapisan granularis eksterna dan
lapisan molekularis, tempatnya terbagi menjadi cabang - cabang terminal ( apical tuft ).
4. Lapisan granulasi interna
Seperti lapisan granulasi eksterna, lapisan ini mengandung banyak sel nonpiramidalis. Sel
granular ini terutama menerima input aferennya dari neuron talamik melalui proyeksi
talamokortikal. Serabut yang terletak di lapisan piramidalis eksterna sebagian besar berorientasi
radial, tetapi yang terletak di lapisan granularis interna secara keseluruhan berjalan secara
tangensial, membentuk external band of Baillarger.
5. Lapisan piramidalis interna
Lapisan mengandung sel piramidalis berukuran sedang dan besar. Sel terbesar pada
lapisan ini ( sel Betz ) hanya dtemukan pada regio girus presentralis. Neurit yang bermielin
sangat tebal pada sel ini membentuk traktus korikonuklearis dan traktus kortikospinalis. Lapisan
ini juga mengandung serabut yang berorientasi tangensial ( internal band of Baillarger ).
6. Lapisan mutiformis
Lapisan sel polimorf ini terbagi menjadi lapisan dalam yang jarang dan mengandung sel -
sel kecil, dan lapisan luar yang mengandung sel - sel besar.
Tipe - tipe Neuron di Korteks Serebri
19
Korteks serebri mengandung dua ( 2 ) tipe neuron utama : neuron proyeksi eksitatoris
( sel piramidalis ) dan yang lainnya adalah sel nonpiramidalis ( sel granular atau interneuron ),
yang umumnya inhibitors dan cenderung membuat hubungan lokal daripada hubungan jarak-
jauh. Akan tetapi dikotomi ini sangat dipermudah. Internuron, misalnya, terbagi menjadi
beberapa subtipe, seperti sel basket, sel chandelier ( sel aksoaksonal ), dan double bouquet cells.
Selain itu, sel piramidalis juga berpartisipasi pada sirkuit regulasi lokal ( inhibisi rekuren :
kolateral lokal sel piramidalis yang berjalan mundur mengaktivasi internuron inhibitors
GABAergik, yang kemudian menginhibisi sel piramidalis).
Sel piramidalis lapisan kortikal kelima membentuk jaras proyeksi yang berjalan melalui
substansia alba subkortikalis dan kapsula interna ke talamus, striatum, nukei batang otak, dan
medula spinalis. Serabut asosiasi dan komisural masing - masing berjalan ke area kortikal
ipsilateral dan kontraateral lain. Sel granular pada lapisan kortikal kedua dan keempat, serta sel
piramidalis, menerima serabut proyeksi dari talamus, seperti juga serabut asosiasi dan komisural
dari area kortikal lainnya.
Variasi Pola Laminar
Pola laminar berlapis enam disebut juga pola homotipikal. Namun, pada beberapa area
kortikal pola lengkap keenam lapisan tersebut hampir tidak dapat dikenali. Area tersebut disebut
heterotipikal.
Pada area kortikal penerima, seperti korteks visual, auditorik, dan somatosensorik
densitas sel granular meningkat, sedangkan sel - sel piramidalis menurun ( "granulisasi" ; korteks
granular ). Sebaliknya, di area motorik primer relatif lebih banyak sel piramidalis
( "piramidalisasi" ; korteks agranular ).
Area kortikal tidak hanya bervariasi pada ketebalannya tetapi juga struktur histologinya.
Distribusi heterogen berbagai jenis nuron pada area kortikal dan variasi yang ditimbulkan pada
pola laminar kortikal, menyebabkan ahli anantomis Brodmann, O. Vogt, dan von Economo
membagi korteks serebri menjadi berbagai area sitoarsitektural.
Peta arsitektural korteks serebri Brodmann, yang llebih sederhana dibandingkan dengan
peta arsitektural von Econom, saat ini lebih sering digunakan sebagai sistem penamaan area
20
kortikal.korteks agranular ditemukan di area Brodmann 4 dan 6 ( area motorik kortikal primer dn
sekunder ); lapisan granulasi internal area tersebut kaya akan komponen sel piramidalis.
Sebaliknya, korteks granularis ( koniokorteks ) ditemukan di area Brodmann 3, 1, 2, 41, dan
terutama 17, korteks striata ( area kortikal reseptif primer).
Pembagian korteks serebri secara histologis dapat dilakukan, tidak hanya berdasarkan
kriteria sitoarsitektural, tetapi juga berdasarkan variasi lokal serabut bermielin, sel glia, atau
pembuluh darah ( yaitu, sesuai dengan mieloarsitektur, glioarsitektur, atau angioarsitektur ).
Substansi Alba Serebri
Masing - masing hemisfer memiliki banyak substansia alba subkortikalis, yang terdiri
dari serabut saraf bermielin dengan ketebalan yang bervariasi dan neuroglia ( terutama
oligodendrosit, sel - sel yang membentuk selubung mielin ). Substansia aba subkortikalis
berkaitan dengan korteks serebri, ventrikel lateral, dan striatum. Serabut sarafnya terdiri dari tiga
tipe, yaitu ;
1. Serabut proyeksi
Serabut proyeksi menghubungkan berbagai bagian sistem saraf pusat yang berbeda satu
dengan yang lainnya meskipun jaraknya berjauhan. Serabut eferen dari korteks serebri melewati
substansi alba subkortikalis dan kemudian bergabung untuk membentuk kapsula interna. Serabut
eferen jaras kortikospinalis yang panjang terutama berasal dari area 4,3,1, dan 2 dan juga dari
area 6, sedangkan serabut yang berjalan ke arah lain, seperti fibrae kortikopontinae dan jaras
kortikotalamikus berasal dari area korteks asosiasi yang lebih besar.
Serabut aferen berjalan dari talamus ke area korteks serebri yang luas. Serabut - serabut
ini meliputi serabut dari semua modalitas somatosensorik, yang berjalan ke area 3, 2, 1 dan 4,
serta serabut lain yang membawa impuls dari serebelum, globus palidus, dan korpus mamilare
melalui talamus ke korteks serebri. Talamus merupakan stasiun relay utama terakhir yang harus
dilalui oleh impuls sensorik sebelum mencapai area korteks primer spesifik sehingga kadang -
kadang disebut "gerbang menuju kesadaran". Fibrae olfaktoriae adalah satu-satunya
pengecualian ketentuan ini. Serabut ini mencapai korteks secara langsung, tanpa di relay oleh
talamus.
21
2. Serabut asosiasi
Serabut asosiasi membentuk sebagian besar substansia alba subkortikal. Serabut - serabut
ini menghubungkan area kortikal di sekitarnya yang jaraknya berjauhan satu dengan yang
lainnya di hemisfer yang sama. Korteks serebri dapat melaksanakan fungsi integratif dan asosiasi
yang luas hanya karena semua area yang memilik fungsi penting saling berhubungan erat dan
impuls neural dapat berjalan dengan mudah dari satu area kortikal ke area kortikal lainnya.
Fasikulus longitudinalis superior berjalan ke arah dorsal menuju insula dan
menghubungkan lobus frontalis dengan sebagian besar lobus parietalis, oksipitaliis dan
temporalis. Perluasan dari struktur ini, fasikulus arkuatus, berjalan mengitari ujung posterior
sulkus lateralis 9 fisura Sylvii ) di bagian dalam substansia alba subkortikalis. Fasikulus
longitudinalis inferior menghubungkan lobus temporalis dengan lobus oksipitalis. Fasikulus
unsinatus berjalan mengelilingi ujung anterior sulkus lateralis seperti kait, menghubungkan giri
frontales orbitales dengan bagian anterior lobus anterior lobus temporalis. Gelondong serabut
asosiasi penting lainnya adalah fasikulus oksipitofrontalis superior dan inferior dan fasikulus
oksipitalis vertikalis. Fibra arkuata serebri, yang disebut juga sebagai serabut U, menghubungkan
girus yang berdekatan maupun berjauhan. Serabut saraf berjalan secara khusus di dalam korteks
serebri disebut serabut intrakortikal, berkebalikan dengan serabut subkortikal yang membentuk
substansia alba serebri. Cingulum sistem limbik. Serabut ini berjalan dari area subkalosal ke
girus parahipokampalis (area entorhinal).
3. Serabut komisural
Serabut yang menghubungkan regio kortikal dengan struktur yang sama di sisi hemisfer
serebri yang berlawanan disebut serabut komisural dan di ditemukan di korpus kalosum dan
komisura anterior. Serabut korpus kalosum berasal dari area korteks serebri yang luas; potongan
otak di garis tengah menunjukkan bahwa serabut - serabut ini bersilangan erat di korpus
kalosum. Begitu serabut ini menyilang ke hemisfer kontralateral, serabut kalosal menyebar
keluar lagi yang disebut radiasio kalosa, untuk mencapai lokasi kortikal yang sesuai, dengan cara
seperti bayangan cermin ke lokasi asalnya. Hubungan simetris area kortikal homotopik oleh
serabut komissural hanya tidak terdapat di korteks visual primer ( area 17 ) dan di area tangan
dan kaki korteks somatosensorik.
22
Serabut komisural saling berhubungan di substansia alba subkortikal dengan serabut
korona radiata dan seraabut asosiasi. Karena korpus kalosum lebih pendek daripada hemisfer
serabut pada ujung anterior ( rostrum, genue ) atau ujung posterior ( splenium ) memiliki
perjalanan seperti huruf U untuk menghubungkan area kortikal yang merupakan bayangan
cermin simetris pada polus frontalis atau polus oksipitalis. Serabut yang berlekuk - lekuk ini
membentuk forceps minor ( untuk polus frontalis ) dan forceps major ( untuk polus oksipitalis ).
Gambar 20. Serabut asosiasi substansia alba serebri ( tampak lateral ). A. Setelah diseksi hingga
sedalam kapsula eksterna. B. Setelah pengangkatan striatum untuk memperlihatkan kapsula
interna
23
Gambar 21. Traktus utama serabut asosiasi dan serabut kommisural ( diagram )
Lokalisasi Fungsional Korteks Serebri
A. Area kortikal primer
Dari titik pandang fungsional, korteks dapat dibagi menjadi area - area kortikal primer
dan area asosiasi unimodal dan multimodal. Sebagian besar area kortikal primer memiliki fungsi
24
reseptif. Area ini meruakan target akhir jaras somatosensorik dan jaras sensorik khusus ( visual,
auditorik, dan lain - lain ) di SSP dan mereka mendapatkan input aferennya melalu relay talamik.
Area korteks primer berperan untuk membawa kualitas reseptif sensorik ke dalam
kesadaran dalam bentuk kasar, yaitu, tanpa interpretasi. Masing - masing area kortikal primer
tidak memiliki gambaran anatomis umum yang jelas dan tidak berkaitan secara tepat dengan pola
konvolusi permukaan otak. Sebaliknya, luas area korteks primer didefinisikan sebagai area
korteks yang sesuai dengan akhir proyeksi talamik. Selain berbagai area penerima primer, ada
pula area motorik primer, yang mengirimkan impuls motorik melalui traktus piramidalis ke
medula spinalis dan akhirnya ke otot.
Korteks somatosensorik primer ( area 3, 2 dan 1 ) secara kasar bersesuian dengan
girus postsentralis lobus parietalis dan bagian girus presentralis. Area ini meluas ke arah atas ke
permukaan medial hemisfer dan menempati bagian posterior lobulus parasentralis. Korteks
somatosensorik primer ini berfungsi untuk persepsi nyeri dan suhu serta sensasi somatik dan
proprioseptif secara sadar, terutama dari separuh bagian tubuh dan wajah kontralateral. Input
aferennya berasal dari nukleus ventralis posterolateralis talami dan nukleus ventralis
posteromedialis talami.
Area motorik primer ( area 4 ) secara kasar berkaitan dengan girus presentralis lobus
frontalis, termasuk dinding anterior sulkus sentralis, dan membentang ke atas hingga mencapai
bagian anterior lobus parasentralis pada permukaan medial hemisfer. Lapisan kortikal kelima
pada area 4 mengandung sel piramidalis Betz yang khas. Dengan demikian, area 4 dianggap
sebagai tempat berasalny gerakan volunter, mengirimkan impuls ke otot melalui traktus
piramidalis dan sel - sel kornu anterius medula spinalis. Area ini menerima input aferen dari
otak lain yang berpartisipasi pada perencanaan dan inisiasi gerakan volunter, terutama nukleus
ventro-oralis posterior talami, area promotor 6 dan 8 serta area somatosensorik.
Area somatosensorik dan motorik primer neokorteks memiliki representasi somatotropik,
yaitu titik ke titik, tubuh bagian perifer, membentuk homunkulus ( seperti "orang kecil", yang
digambarkan di permukaan otak. Istilah Latin turunan dari homo, orang, maksudnya adalah
manusia ).
25
Pemetaan kortikal ini tidak menunjukkan representasi ukuran tubuh yang proporsional
secara metrik. Pada representasi kortikal sensasi superfisial, misalnya, bagian tubuh yang
memiliki persarafan yang padat ole serabut sensorik ( seperti lidah, mulut, dan wajah ) dipetakan
pada area korteks yang besar dan tidak proporsional dan bagian yang memiliki persarafan yang
jarang ( lengan, punggung, paha ) dipetakan pada area yang lebih kecil.
26
Gambar 21. Ukuran relatif representasi kortikal berbagai bagian tubuh pada area korteks
somatosensorik primer (a) dan motorik (b) manusia. ( Dari : Penfield W dan Rasmussen T : The
Cerebral Cortex of Man, Macmillan, New York, 1950 ).
C. NEUROFISIOLOGI KORTEKS SEREBRI
Bagian sentral sistem motorik untuk gerakan volunter terdiri dari korteks motorik primer
( area 4 ) dan area korteks di sekitarnya ( terutama korteks premotor, area 6 ) serta traktus
kortikobulbaris dan traktus kortikospinal yang berasal dari area kortikal tersebut.
Sistem saraf somatis secara umum melibatkan tiga tingkat neuron yang disebut neuron
descendens. Neuron tingkat satu sistem saraf somatis berada di sistem saraf pusat tempat impuls
tersebut berasal. Neuron tingkat pertama memiliki badan sel di dalam cortex cerebri atau berada
di tempat asal impuls. Neuron tingkat kedua adalah sebuah neuron internuncial (interneuron)
yang terletak di medulla spinalis. Akson neuron tingkat kedua pendek dan bersinaps dengan
neuron tingkat ketiga di columna grisea anterior.
Secara fungsi klinis tractus descendens dibagi menjadi tractus pyramidals
danextrapyramidals. Tractur pyramidals terdiri dari tractus corticospinal dan
tractuscorticobulbar. Tractus extrapyramidals dibagi menjadi lateral pathway dan medial
pathway. Lateral pathway terdiri dari tractus rubrospinal dan medial pathway terdiri daritractus
vestibulospinal, tractus tectospinal dan tractus retikulospinal. Medial pathway mengontrol tonus
otot dan pergerakan kasar daerah leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal.
27
Gambar 22. Jaras neuron motorik (tingkat 1, 2 dan 3)
Area Korteks Motorik
Korteks motorik primer ( girus presentralis) merupakan sekumpulan jaringan kortikal
yang terletak di sisi yang berlawanan dengan sulkus sentralis dari korteks somatosensorik primer
( di girus post-sentralis ) dan meluas ke atas dan melewati tepi superomedial hemisfer serebri
menuju permukaan medialnya. Area yang merepresentasikan tenggorokan dan laring terletak
pada ujung inferior korteks motorik primer. Di bagian atasnya, secara berkesinambungan adalah
area yang merepresentasikan wajah, eksttremitas atas, badan, dan ekstremitas bawah. Sttruktur
28
ini merupakan "homunkulus motorik" terbalik, yang bersesuaian dengan "homunkulus
somatosensorik" girus post-sentralis.
Neuron motorik tidak hanya ditemukan di area 4, tetapi juga di area korteks di sekitarnya.
Namun, serabut yang menghantarkan gerakan volunter halus terutama berasal dari girus pre-
sentralis. Girus ini merupakan lokasi neuron piramidalis ( sel Betz) besar yang khas, yang
terletak di lapisan selular kelima korteks dan mengirimkan aksonnya yang bermielin tebal dan
berdaya konduksi cepat ke traktus piramidalis. Komponen serabut terbesar berasal dari sel - sel
piramidalis dan sel - sel fusiformis area 4 dan 6 Brodmann yang lebih kecil kecil. Aksn yang
berasal dari area 4 membentuk sekitar 40% dari seluruh serabut traktus piramidalis, sisanya
bersal dari area frontalis lain, dari area 3, 2, dan 1 korteks somatosensorik parietal ( area
sensorimotor) dan dari area lainn di lobus parietal. Neuron motorik area 4 memediasi gerkan
volunter halus pada sisi tubuh kontralateral, oleh sebab itu traktus piramidalis menyilang.
Gambar 23. Jaras pyramidal dan ekstrapiramidal
29
Traktus Kortikospinal ( Traktus Piramidalis )
Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan melalui substansia alba serebri
( korona radiata ), krus posterior kapsula interna ( serabut terletak sangat berdekatan disini),
bagian sentral pedunkulus serebri (krus serebri), pons dan basal medula (bbagian anterir), tempat
traktus terlihat sebagai penonjolan kecil yang dsebut piramid. Piramid medula (terdapat satu
pada masing-masing sisi) memberikan nama pada traktus tersebut. Pada bagian ujung bawah
medula, 80-85% serabut piramidalis menyilang ke sisi lain di dekusasio piramidum. Serabut
yang tidak menyilang disini berjalan menuruni medula spinalis di funikulus anterior ipsilateral
sebagai traktus kortikospinalis anterior. Serabut ini menyilang lebih ke bawah ( biasanya
setingkat segmen yang dipersarafinya ) melalui komisura anterior medula spinalis. Pada tingkat
servikal dan torakal, kemungkinan juga terdapat beberapa serabut yang tetap tidak menyiang dan
mempersarafi neuron motorik ipsilateral di kornu anterius, sehingga otot-otot leher dan badan
mendapatkan persarafan kortikal bilateral.
Mayoritas serabut traktus piramidalis menyilang di dekusasio piramidum, kemudian
menuruni medula spinalis di funikulus lateralis kontralateral sebagai traktus kortikospinalis
lateralis. Traktus ini mengecil pada area potong-lintangnya ketika berjalan turun ke bwah medula
spinalis, karena beberapa serabutnya berakhir di masing-masing segmen di sepanjang
perjalannya. Sekitar 90% dari semua serabut traktus piramidalis berakhir membentuk sinaps
dengan interneuron, yang kemudian menghantarkan impuls motorik ke neuron motorik α yang
besar di kornu anterius, serta ke neuron motorik γ yang lebih kecil.
30
Gambar 24. Tractus Piramidalis
Traktus Kortikonuklearis ( Traktus Kortikobulbaris )
Beberapa serabut traktus piramidalis membentuk cabang dari massa utama traktus ketika
melewati otak tengah dan kemudian berjalan lebih ke dorsal menuju nuklei nervi kranialis
motorik. Serabut yang mempersarafi nuklei batang otak ini sebagian menyilang dan sebagian
lagi tidak menyilang. Nuklei yang menerima input traktus piramidalis adalah nuklei yang
memediasi gerakan volunter otot-otot kranial melalui nervus kranialis V ( nervus trigeminus ),
31
nervus kranialis VII ( nervus fasialis ), nervus kranialis IX, X, dan XI ( nervus glosofaringeus,
nervus vagus, dan nervus aksesorius), serta nervus kranialis XII ( nervus hipoglosus ).
Traktus Kortikomesensefalikus
Merupakan sekumpulan serabut yang berjalan bersama-sama dengan traktus
kortikonuklearis yang tidak berasal dari area 4 atau area 6, tetapi berasal dari area 8, lpang mata
frontal. Impuls dari serabut - serabut ini memediasi gerakan mata konjugat, yang merupakan
proses motorik yang kompleks. Karena asal dan fungsi nya yang khas, jaras yang berasal dari
lapang mata frontal memiliki mata yang berbeda ( traktus kortikomesensefalikus ).
Traktus kortikomesensefalikus berjalan bersamaan dengan traktus piramidalis (tepat di
bagian rostralnya, di krus posterius kapsula interna) dan kemudian mengarah ke bagian dorsal
menuju nuklei nervi kranialis yang memediasi pergerakan mata, yaitu nervus kranialis III, IV,
dan VI ( nervus okulomotorius, nervus trokhlearis, dan nervus abdusens ). Area 8 mempersarafi
otot-otot mata secara eksklusif dengan cara yang sinergistik, bukan secara individual. Stimulasi
pada area 8 mencetuskan deviasi tatapan konjugat ke sisi kontralateral. Serabut - serabut traktus
kortikomesensefalik tidak langsung berakhir pada neuron motor nuklei nervi kranialis III, IV,
dan VI.
Medial Pathway
Medial Pathway (jalur medial) mempersarafi dan mengendalikan tonus otot danpergerakan kasar
dari leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal. Upper motor neuron jalur medial berasal dari
nukleus vestibularis, colliculus superior dan formasio retikularis. Nukleus vestibularis menerima
informasi dari N VIII dari reseptor di vestibulumuntuk mengontrol posisi dan pergerakan kepala.
Tractus descendens yang berasal dari nukleus tersebut ialah tractus vestibulospinalis.
Tujuan akhir dari sistem ini ialah untuk menjaga postur tubuh dan keseimbangan. Colliculus
superior menerima sensasi visual. Tractus descendens yang berasal daricolliculus superior
disebut tractus tectospinal. Fungsi tractus ini ialah untuk mengaturrefleks gerakan postural yang
berkaitan dengan penglihatan.
32
Gambar 25. Tractus Medial
Lateral Pathway
Lateral Pathway (jalur lateral) berfungsi sebagai kontrol tonus otot dan presisipergerakan
dari ekstremitas bagian distal. Upper motor neuron dari jalur lateral ini terletak dalam nukleus
ruber (merah) yang terletak dalam mesencephalon. Akson motor neurondari nukleus ruber ini
turun melalui tractus rubrospinal. Pada manusia tractus rubrospinalkecil dan hanya mencapai
corda spinalis bagian cervical.
Formasio retikularis ialah suatu sel-sel dan serabut-serabut saraf yang membentuk
jejaring (retikular). Jaring ini membentang ke atas sepanjang susunan saraf pusat darimedulla
spinalis sampai cerebrum. Formatio reticularis menerima input dari hampir semuaseluruh sistem
sensorik dan memiliki serabut eferen yang turun memengaruhi sel-sel saraf di semua tingkat
susunan saraf pusat. Akson motor neuron dari formatio retikularis turunmelalui traktus
retikulospinal tanpa menyilang ke sisi kontralateral. Fungsi dari tractusreticulospinalis ini ialah
untuk menghambat atar memfasilitasi gerakan voluntar dankontrol simpatis dan parasimpatis
hipotalamus.
33
BAB III
34
KESIMPULAN
Secara markoskopis, serebrum terdiri dari korteks serebri, substansia alba subkortikalis,
dan ganglia basalia. Gambaran yang paling mengesankan adalah ekspansi korteks yang luas,
yang menyebabkan lipatan ( giration ) permukaan otak. Masing – masing area kortikal
dihubungkan satu dengan yang lainnya, dan dengan struktur otak yang lebih dalam, oleh
berbagai serabut jaras yang membuat substansia alba subkortikalis.
Secara histologi, sebagian besar korteks serebri memiliki arsitektur selular berlapis enam.
Pola histologi dasar ini mengalami variasi khas dari satu lokasi korteks dengan lokasi lainnya,
membentuk berbagai area kortikal yang secara sito-arsitektural berbeda. Ahli neuroanatomi
terdahulu menduga bahwa struktur seluler spesifik masing - masing area bersesuaian dengan
tugas khusus yang dijalankan. Bahkan, dmungkinkan untuk menentukan fungsi tunggal yang
jelas pada berbagai area, yang disebut area korteks primer. Selain itu, sebagian besar bagian
korteks serebri terdiri dari area asosiasi, yahg fungsinya tampaknya terdiri dari pengolahan
informasi tingkay tinggi yang berasal dari atau berjalan ke area kortikal primer. Fungsi luhur
seperti bahasa, khususnya tidak dapat dilokalisasi pada sebuah area kortikal tetapi bergantung
pada interaksi kompleks berbagai area.
DAFTAR PUSTAKA
35
Baehr M., Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologis DUUS : Anatomi, Fisiologi, Tanda dan
Gejala Ed. 4. Jakarta: EGC.2010. Hal 310-356.
Sadler W.T. Embriologi Kedokteran LANGMAN Ed.7. Jakarta : EGC. 1997.
Mahar Mardjono, Priguna Sidharta.Neurologi Klinis Dasar . Jakarta: Dian Rakyat. 2008.
36