Pembahasan Korona

download Pembahasan Korona

of 2

description

Pembahasan praktikum Tegangan TInggi

Transcript of Pembahasan Korona

KORONA

Percobaan praktikum korona dilakukan pada tegangan tinggi boalk balik dan tegangan tinggi searah. Elektroda yang digunakan adalah eketroda kawat dengan diameter yang bervariasi yaitu pada kawat berdiameter 0.295 mm, 0.275 mm, 0.245 mm, dan 0.17 mm yang dipasang didalam sangkar korona dengan jarak anatar elektroda sebesar 100 mm pada setiap percobaan. Untuk mengamati proses terjadinya korona pada masing-masing kawat, maka kedua elektroda kawat yang digunakan akan diberi tegangan hingga terlihat warna ungu dan suara desis pada elektroda kawat, besarnya tegangan yang didapatkan pada percobaan ini merupakan nilai tegangan fisual.Berikut merupakan grafik hasil percobaan pada setiap penggunaan sumber tegangan tinggi searah dan bolak balik dengan berbagai macam ukuran diamweter elektroda kawat.

Berdasarkan grafik diatas didaptkan hubungan antara diameter elektroda yang digunakan dengan tegangan visual koron adalah berbading lurus, ketika semakin runcing dameter elektroda yang digunakan maka akan mudah untuk terjadinya korona, karena ketidak seragaman medan pada titik yang runcing semakin besar.Sedangkan jika dibandingkan antara saat penggunaan sumber teganan ac dan dc, hasil nilai tegangan fisual korona yang dibutuhkan untuk terjadinya korona pada sumber tegangan dc lebih besar dibandingkan saat penggunaan sumber tegangan tinggi ac. Karena pada teggan tinggi ac terdapat dua polaritas positif dan negatif pada 1 perioda , kerika elektroda diberikan beda tegangan maka akan timbul kuat medan diantara elekroda yang akan mempengaruhi elektron katoda sehingga elektron lepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas , elektron bebas tersebut akan mendapatkan gaya yang mempercepat gerakannya sehingga mampu menumbuk molekul-molekul diudara yang akan menhasilkan berkalilipat elektron bebas akibat dari pelepasan muatan sebagian (partial discharge).Apabila elektroda aktif yang dgunakan memiliki kutup positif maka elelktron bebas dari elektron katoda akan bergerak ke arah elektroda akatif (postitif), namun saat sektika polaritas berubah menjadi negatif maka akan ada elektron bebas yang bergerak berlawanan menuju ke eleketron pasif (posotif) dengan usaha tertentu, sehingga akan terjadi kuat medan yang tidak homogen diantatra kedua elektroda tersebut, menyebabkan mudah untuk terjadinnya proses ionisasi hanya dengan tegangan sumber yang kecil.Sedangkan saat penggunaan sumber tegangan dc, elektroda aktif akan memiliki kutup positif saja , sehingga saat elktron mendapatkan kuat medan pada sela elktroda, elktron bebas akan mendapatkan gaya yang mempercepat elektron bergerak kearah elektroda kutup positif, saat elekton bebas bergerak dengan energi yang besar dan menumbuk molekul-molekul diudara maka akan menghasilkan elektron bebas berkalilipat yang membentuk barisan, namun karena massa ion lebih berat dibandingkan dengan elektron, ion yag berada disekitar ujung kawat akan membentuk muatn ruang positif yang bergerak perlahan menuju kutup negatif . sehingga mengurangi kuat medan disekitar titik menyebabkna sulit unutk terjadi ionisasi dengan nilai tegangan yang kecil.Kesimpulan:Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dpat disimpulkan bahwa:1. Saat elektroda diberikan beda tegangan maka akan terdengar suara mendesis yang mengindikasikan terjadinya proses korona2. Semakin besar dimensi elktroda kawat yang dgunakan maka semakin besa tegangan yang dibuthkan unutk terjadinya korona.3. Korona akan sangat terlihat pada permukaan elektroda yang runcing dan tidak rata.4. Korona akan lebih mudah terjadi pada sumber tegangan ac dibandingkan dengan sumber bertegagnan dc.5. Korona dipengaruhi oleh dimensi elektroda dan kondisi ligkungan saat percobaan dilakukan, semakin lembab kondisi udara akan semakin mudah untuk tejadinya korona.6. Tegangan maksimal padapenggunaan elektroda berdiameter 0.295 mm didapatkan pada sumber tegangan dc yaitu sebesar 32,67 kV, sedangakan pada saat sumber tegangan dc sebesar 22 kv .

REFERENSI

1. Abduh Syamsir. 2001. Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi. Salemba Teknik. Jakarta.2. Arismunandar,A., 1983. Teknik Tegangan Tinggi Suplemen. Ghalia Indonesia, Jakarta.3. Bosco, Don. 2008. Analisis dan simulasi tegangan awal terbentuknya korona pada model kubikel. Universitas Indonesia. Jakarta. Dinduh di : ttp://lib.ui.ac.id4. Daud, Aceng dan Ahmad Denimulyadi. 2015. Modul Praktikum Tegangan Tinggi. Jurusan Teknik Politeknik Negeri Bandung. Bandung.5. Holtzhausen, JP. Dan WL Vosloo. High Voltage Engineering Practice and Theory. Diunduh di : http://electrical-engineering-portal.com6. Tobing, Bonggas L. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.7. Zein, Hermagasantos. 2010. Teknik Tegangan Tinggi. Politeknik Negeri Bandung. Bandung.