pembahasan fluidisasi nurul

4
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Pengeringan hamparan terfluidisasi ( Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida. Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air. Pada praktikum ini bahan yang digunakan dalam proses pengeringan adalah ketumbar. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali RUN, setaip RUN masing-masing dilakukan selama 50 menit dan dilakukan pengambilan data setiap 5 menit sekali. Data yang diambil antara lain temperature proses, temperature bola basah (Tw), temperature bola kering (Td), tinggi unggun dan laju untuk aliran masuk dan keluar. Pada RUN pertama dan kedua ketumbar yang digunakan adalah sebanyak 0.5 kg, hanya saja pada RUN pertama tidak dilakukan pemanasan (cooling) sedangkan untuk RUN kedua

description

pembahasan fluidisasi laporan praktikum pilot plant

Transcript of pembahasan fluidisasi nurul

Page 1: pembahasan fluidisasi nurul

Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga

mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki.

Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan

memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus

hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida. Metode

pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan

mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk

partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan

limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas

sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga

memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan

peningkatan laju difusi uap air.

Pada praktikum ini bahan yang digunakan dalam proses pengeringan adalah ketumbar.

Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali RUN, setaip RUN masing-masing dilakukan selama 50

menit dan dilakukan pengambilan data setiap 5 menit sekali. Data yang diambil antara lain

temperature proses, temperature bola basah (Tw), temperature bola kering (Td), tinggi unggun

dan laju untuk aliran masuk dan keluar. Pada RUN pertama dan kedua ketumbar yang digunakan

adalah sebanyak 0.5 kg, hanya saja pada RUN pertama tidak dilakukan pemanasan (cooling)

sedangkan untuk RUN kedua dilakukan pemanasan (heating), sedangkan untuk RUN ketiga

ketumbar yang digunakan adalah sebanyak 0.4 kg dengan proses pemanasan (heating). Hal ini

dilakukan untuk melihat pengaruh massa bahan yang dikeringkan terhadap efisiensi pengeringan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah membasahi ketumbar yang sudah ditimbang

dengan cara memercikan air. Selanjutnya ketumbar yang sudah mengandung air ditimbang

kembali untuk mengetahui massa air yang ditambahkan.

Untuk RUN pertama dilakukan fluidisasi dengan proses cooling, sehingga aliran steam

tidak dinyalakan. Pada proses ini massa ketumbar yang sudah diberi air adalah 0.68 kg.

Temperature proses udara masuk rata-rata sebesar 28.34°C. pada akhir proses massa ketumbar

menjadi 0.53 kg. sehingga jika dibandingkan dengan massa ketumbar awal sebelum diberi air,

masih terdapat kandungan air sebesar 0.03 kg pada ketumbar yang sudah melalui proses

Page 2: pembahasan fluidisasi nurul

fluidisasi. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan proses pemanasan sehingga masih terdapat air

pada ketumbar tersebut.

Pada RUN kedua dilakukan fluidisasi dengan proses heating, pada proses ini sebelum

udara kering dialirkan menuju ruang fluidized bed dryer terlebih dahulu dikontakkan dengan

steam dengan tekanan 2 bar. pada proses ini massa ketumbar yang sudah diberi air adalah 0.66

kg. Temperature proses udara masuk rata-rata sebesar 53.34°C. pada akhir proses massa

ketumbar menjadi 0.42 kg, lebih kecil dibandingkan dengan massa ketumbar sebelum diberi air.

Hal ini terjadi karena pada saat RUN pertama terjadi kesalahan pengerjaan. Ketumbar yang telah

diberi air tumpah sehingga menggunakan ketumbar yang baru. Sedangkan untuk RUN kedua

digunakan ketumbar yang telah tumpah tadi. Sehingga pada RUN kedua anggapan ketumbar

awal sebelum diberikan air adalah ketumbar yang tumpah tadi sehingga sebenarnya pada massa

ketumbar awal (500 kg) sudah mengandung air.

Pada RUN ketiga dilakukan fluidisasi dengan proses heating. Pada RUN ketiga ini

mekanisme pengerjaannya sama dengan RUN kedua yaitu udara kering terlebih dahulu

dikontakkan dengan steam bertekanan 2 bar. Massa ketumbar yang sudah diberi air adalah 0.52

kg. Temperature proses udara masuk rata-rata adalah sebesar 53.19°C. pada akhir proses massa

ketumbar menjadi 0.38 kg. dapat terlihat bahwa massa ketumbar setelah proses pengeringan

kurang dari massa ketumbar awal (0.4 kg). Hal ini dapat disebabkan karena ketumbar awal

mengandung sedikit air sehingga air tersebut ikut teruapkan.

Dari hasil pengolahan data didapatkan data:

 ɳ Unggun

(%)ɳ Neraca Energi

(%)RUN 1 19,9  -RUN 2 3,15 47,65RUN 3 12,1 95,23

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa efisiensi unggun tertinggi adalah pada RUN

pertama. Padahal pada RUN pertama tidak dilakukan proses pemanasan. Seharusnya efisiensi

unggun akan semakin besar jika dilakukan pemansan. Sedangkan pengaruh massa (banyaknya

Page 3: pembahasan fluidisasi nurul

bahan yang dikeringkan) terhadap efisiensi unggun dan efisiensi energi adalah semakin sedikit

bahan yang dikeringkan maka efisiensi unggun dan energy akan semakin besar.

PUSTAKA

Rahayu, Tri. 2012. “Teknik Pengeringan dengan Fluidized Bed Dryer”. http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/22/teknik-pengeringan-dengan-fluidized-bed-dryer/. Diakses tanggal 6 November 2014