Pembahasan Agribisnis Dan Pertanian

download Pembahasan Agribisnis Dan Pertanian

of 4

description

, Agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tumbuhan dan hewan Baca Selengkapnya >>

Transcript of Pembahasan Agribisnis Dan Pertanian

By Hosenanzug Damen at http://hosenanzug-damen.org/ Copyright 2011

1

Agribisnis dan Pertanian

Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Jadi, Agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan) yang berorientasi pasar (bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pengusaha sendiri) dan perolehan nilai tambah Agribisnis adalah suatu system yang terdiri dari empat sub-sistem yang terintegrasi secara fungsional. Agribisnis hulu (up-streem agribusiness) berupa ragam kegiatan industri dan perdagangan sarana produksi pertanian. Pertanian primer (on-farm agribusiness) yang menghasilkan komoditas pertanian primer dengan menggunakan saprotan. Agribisnis hilir (down stream agribusiness) berupa ragam kegiatan industri pengolahan hasil pertanian dan perdagangan. Lembaga jasa. Satu dari sub-sistem tersebut saling tergantung secara fungsional, sehingga keterbelakangan salah satu sub-sistem akan menghambat perkembangan sub-sistem lainnya. Dalam agribisnis terdapat dua konsep pokok. Pertama, agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri dari beberapa sub-sistem, yaitu: 1. sub-sistem pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), 2. sub-sistem produksi usahatani, 3. subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian (agroindustri hilir), 4. sub-sistem pemasaran dan perdagangan, dan 5. sub-sistem kelembagaaan penunjang Powered by BlogPerubahan

By Hosenanzug Damen at http://hosenanzug-damen.org/ Copyright 2011

2

(Davis and Golberg, 1957; Downey and Erickson, 1987) Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis merupakan (a) kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on-farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan teknologi dan keunggulan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar (off-farm agribusiness); serta (b) kegiatan yang memiliki ragam kegiatan dengan spektrum yang sangat luas, dari skala usaha kecil dan rumahtangga hingga skala usaha raksasa, dari yang berteknologi sederhana hangga yang paling canggih, yang kesemuanya itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Agribisnis berbasis ekologi dapat kita simpulkan suatu kegiatan empat sub-sistem yang terintegrasi secara fungsional dengan melihat pada sisi ekologi, dengan kata lain agribisnis yang selaras, seimbang dengan lingkungan sekitar tanpa mengurangi tata ruang lingkup yang sudah ada atau merusak lingkungan serta dapat mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan. Setiap usaha-usaha serta program-program yang terkait didalamnya menjadi bagian yang saling berhubungan satu sama lain dengan memperhatikan aspek ekologi, ekologi yang berkelanjutan di satu sisi. Di sisi lain hasil dari pembangunan pertanian tersebut adalah kesejahteraan bersama diantara semua pihak yang terlibat didalamnya. Sejalan pada tiga tiga prinsip-prinsip pembangunan pertanian (keadilan, demokrasi dan berkelanjutan), maka pertumbuhan ekonomi yang idealnya dicita-citakan semua (individu, instansi, lembaga, dan pihal-pihak yang terkait) di bidang pertanian, sejatinya harus diikuti dengan keberlanjutan ekologi yang berkelanjutan. Dalam kontek agribisnis berbasis ekologi strategi pembanguan ekonomi nasional menurut Sitorus dkk (2001) maka orientasi pengembangan system agribisnis adalah peningkatan keunggulan bersaing melalui pemberdayagunaan keunggulan komparatif, sebagai wujud peningkatan kesejahteraan rakyat. Dimaksudkan supaya keunggulan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia dapat dimanfaatka sebaik mungkin tanpa mengurangi tata ruang ekologi atau lingkungan untuk dapat memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembanguna system agribisnis dikonsepsikan sebagai suatu proses pengembangan dengan tiga tahap: Agribisnis berbasis sumber daya. Tahap ini pembangunan agribisnis digerakkan oleh kelimpahan factor produksi yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia berupa tenaga kerja tak terdidik. Tahapan ini tampil berupa estensifikasi agribisnis dengan dominasi komoditi primer sebagai produksi akhirnya. Pembangunan sistem agribisnis pada tahap ini masih identik dengan pembangunan pertanian, sehingga perekonomian nasional juga masih tergolong sebagai perekonomian berbasis pertanian Powered by BlogPerubahan

By Hosenanzug Damen at http://hosenanzug-damen.org/ Copyright 2011

3

Agribisnis berbasis investasi. Tahap ini pembangunan agribisnis digerakkan oleh kekuatan investasi melalui percepatan pembanguanan dan pendalaman industri pengolahan dan industri hulu serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Produk agribisnis pada tahap ini didominasi oleh komoditi yang bersifat padat modal dan tenaga terdidik, serta memiliki nilai tambah lebih dan segmen pasar yang lebih luas. Perekonomian nasional pada tahap ini telah bergerak dari perekonomian berbasis sumber daya ke perekonomian berbasis industri agribisnis. Agribisnis berbasis inovasi. Tahap ini pembangunan agribisnis digerakkan oleh temuan baru atau inovasi melalui peningkatan kemajuan teknologi pada setiap sub-sistem agribisnis, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia pada saat bersamaan. Produk agribisnis pada tahap ini didominasi komoditi yang bersifat pada ilmu pengetahuan dan tenaga kerja terdidik, serta memiliki nilai tambah lebih besar dari perekonomian berbasis investasi ke perekonomian berbasisi teknologi. Dari masing-masing tahapan agribisnis tersebut terkait dengan hubungan agribisnis dan ekologi. Dimana masing-masing tahapan harus mempertahan ekologi untuk menciptakan pembangunan pertanian berkelanjutan khususnya, serta menciptakan kesimbangan pada lingkungan sekitarnya. Maka dalam pemanfaatan dan mengelola sumber daya alam/agraria dalam kegiatan agribisnis harus mewujudkan sejahtera secara ekonomi dalam mengelola dan memanfaatkan ekologi tanpa gangguan ekologi, sehingga pertanian maju, masyarakat sejahtera dengan pertumbuhan yang berkelanjutan serta ekologi yang berkelanjutan Saragih (1999) (lihat Diagram 1). Sub-sistem kedua dan sebagian dari sub-sistem pertama dan ketiga merupakan on-farm agribusiness, sedangkan sub-sistem lainnya merupakan off-farm agribusiness. Dalam usaha mempercepat laju pertumbuhan sektor agribisnis terutama dihadapkan dengan kondisi petani kita yang serba lemah (modal, skill, pengetahuan dan penguasaan lahan) dapat ditempuh melalui penerapan sistem pengembangan (system of development) agribisnis. Dalam konteks bahasan ini, yang dimaksud sistem pengembangan agribisnis adalah suatu bentuk atau model atau sistem atau pola pengembangan agribisnis yang mampu memberikan keuntungan layak bagi pelaku-pelaku agribisnis (petani/peternak/pekebun/ nelayan/pengusaha kecil dan menengah/koperasi), berupa peningkatan pendapatan, peningkatan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja. Di Indonesia sejak dilaksanakan pembangunan pertanian, telah diterapkan beberapa sistem pengembangan pertanian berskala usaha baik untuk komoditi pangan maupun non pangan. Jika dikaji lebih jauh tujuan dan sasaran sistem pengembangan yang pernah diterapkan di sektor pertanian, pada Powered by BlogPerubahan

By Hosenanzug Damen at http://hosenanzug-damen.org/ Copyright 2011

4

hakekatnya adalah pengembangan sektor pertanian (dalam arti luas) secara menyeluruh dan terpadu, yakni tidak hanya peningkatan produksi, tetapi juga pengadaan sarana produksi, pengolahan produk, pengadaan modal usaha dan pemasaran produk secara bersama atau bekerjasama dengan pengusaha. Sistem pengembangan sektor pertanian semacam ini, jika menggunakan istilah sekarang, tidak lain adalah pengembangan pertanian berdasarkan agribisnis, atau dengan kata lain pengembangan agribisnis. Di antara sistem-sistem tersebut ada yang diterapkan oleh pemerintah berupa kebijakan nasional dan ada pula yang telah berhasil diterapkan oleh kelompok masyarakat atau kelompok peneliti, akan tetapi masih bersifat per kasus. Adapun sistem-sistem tersebut antara lain: Unit Pelaksana Proyek (UPP), Insus dan Supra Insus, Sistem Inkubator, Sistem Modal Ventura, Sistem Kemitraan (Contract Farming) dalam berbagai bentuknya seperti Pola PIR, Pola Pengelola, Sistem Farm Cooperative, dll. Jadi dalam rangka pengembangan agribisnis hortikultura, pelaku-pelaku agribisnis dapat menerapkan satu atau lebih sistem tersebut sesuai dengan kondisi lokalitas.

Powered by BlogPerubahan