PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF...

83
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF K.H. ABDUL WAHID HASYIM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Oleh ZIKRULLOH 1110011000127 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF...

Page 1: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PERSPEKTIF K.H. ABDUL WAHID HASYIM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untukMemenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh

ZIKRULLOH

1110011000127

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

.t

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINCAN SKRIPSI

Skripsi be{udut ..Pembaharuarr pendidikan lslam dalam perspekrif K.H. Abdulwahid Hasyim"disusun oreh Zikruloh Irr00rr000127 . Jurusan pendidikan

Agama lslam Fakuttas llmu Tarbiyah dan Keguruan. UtN Syarif [,lidayatultahJakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yangberhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sc"-uai yang diretapkan oleh"fakultas.

Jakart4, J uli 2017

Yang menyatakan,

Pembirnbing

Dr. Khalimi. M.As

, NIP.t96550515t99403t006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBryAH DAN KEGURU;N

LTNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF I.IIDAYATUI,LATI

JAKARTA

2017 M / t438H

Page 3: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

LEMBAR PE\_ GE S.{HAN PENGUJI

Skripsi berjudul " Pembaharuan Pendidikan Islam dalrnr perspektif K.H. Abrlullvahid Hasl'im" disusun oleh Zikrultoh 111Ocii000127. Diajukan kepa,cia Fakultas IirruTarbiyah dan Keguruan (FITK) UL\- Syarif Hidal,atullali Jakarla. Dinyatakan lulus dalam

ujian rnunaqasah pada tanggal 22 jr:t; 201 ,1 di depan Cewen penguji. I(arena itu, penuiis..herhali lnernperoleh gelar s:rJan.i Perrdidikan ( S.PC ).

ratarta, .9-1....?91J......20i z t

Panitia Penguji Nlunaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia ( Ketua Jurusan PAI )Dr. H. Abdul Majid Khon. Ir4.AeNIP. 19580707 198703 1 005

Sekretaris Jurr:san PAIN,{arhamah Shaleh Lc. MANtP. 19720313 200801 2 010

06' o8 - Lotl

os-00- )ot1

uVrPenguji IDrs. Abdul Haris. M.AeNIP. 19660901 199503 I001

Penguji lIProf. Dr.Ahrnad Syaf ie NoorNIP. 19,+70902 196112 1 oO1

1-o- oi' 2ot'7

eguruan ( FITK )

:,

Page 4: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

KEMENTERIAN AGA}IAUIN J/.KARTAFITKJl t lt hada ib gt Ctptat t j! t 2 t,*t:a

SURATPER\YATM

Zikrulloh

Tangerang, 07 lvlaret I 99 i

r1i0011000053

Pendidikan Agama Islam

: Pembaharuan Pendidikan Islam Dalam Perspekrif Kll.AbdulWahid Hasyim

Dosen Pembimbing : Dr. Khalimi, M.AgDengan ini menyatakan bahwa srcipsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dansaya bertanggung j awah secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah.

FOR\I (FR)

Nama

Tempatffgl.Lahir

NINl

Jurusan/Prodi

Judul Skripsi

Sa1,a yang bertanda tangan di barvah ini,

17 lwti 2A fi

11r 0011000 r27

Page 5: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

i

ABSTRAK

Zikrulloh ( 1110011000127 ) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalamperspektif K.H. Abdul Wahid Hasyim”.

Tujuan penelitian ini adalah : untuk menambah data-data informasi tentangpemikiran K.H Abdul Wahid Hasyim dalam pendidikan Islam dan untukmengetahui latar belakang dan biografi K.H Abdul Wahid Hasyim.

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,dan metode yang digunakan metode penelitian kepustakaan (library research).Karena permasalahan yang akan diteliti mengkaji sejarah pendidikan maka dariitu diperlukan banyaknya literatur-literatur yang relevan dengan sejarahpendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan pendidikan K.H. A. WahidHasyim dilatarbelakangi oleh kekecewaan dan sentiment negatif kepadakolonialisme yang menganaktirikan masyarakat pribumi terkait hak-hak untukmengenyam pendidikan, dan kondisi umat Islam Indonesia yang terbelakangdalam hal pendidikan. Ini mendorong Wahid Hasyim untuk meramu pendidikanIslam di Indonesia untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa denganmendirikan madrasah Nizamiyah. Antara lain dengan: Pertama, Tujuanpendidikan Islam yaitu dengan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sesuaiperkembangan zaman serta tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi lama yangbaik. Kedua, Kurikulum Pendidikan Islam perlunya memasukkan ilmu pendidikanumum kedalam kurikulum pendidikan Islam. Dan Ketiga, Metode pembelajaran,yaitu tutorial yang sistematis dan aktif-dialogis.

Kata kunci : Pembaharuan Pendidikan Islam.

Page 6: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil ’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah

mencurahkan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah, sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya, penulis memohon

pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.

Allahumma shali ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa

Muhammad. Shalawat serta salam tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh cinta dan kasih saying kepada

sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun

materi, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Marhamah Saleh. Lc.MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr.Khalimi,M,Ag. Dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing dan memotivasi penulis.

5. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ahmad Marzuki dan Ibunda Sumiyati,

dan saudara-saudara kandungku tersayang yang telah memberikan

dukungan dan doa kepada penulis selama ini.

Page 7: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

iii

6. Sahabat-sahabat Jurusan PAI Angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang senantiasa membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat perjuangan, Taufiq Akbar, Wahyu Nurdiyansah,

Mustakim billah, Syaputra Purba, Fitri Yana Ahmad, dan Siti Nurmala

Sari yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-

mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2017

Zikrulloh

Page 8: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

iii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................7

D. Perumusan Masalah .............................................................................8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................8

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembaharuan ........................................................................................9

1. Pengertian Pembaharuan...............................................................9

2. Pembaharuan Pesantren ……………………………………. ......9

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam ………………………………....11

2. Kurikulum Pendidikan Islam ……………………………… …14

3. Metode Pembelajaran ………………………………………….16

4. Tujuan Pendidikan Islam ………………………………………18

Page 9: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

iv

5. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN )………………………….…18

6. Tujuan Institusional ( TI )……………………………………..19

7. Tujuan Kurikuler ( TK ) ………………………………………20

8. Tujuan Pembelajaran Instruksional ( TPI )……………………21

C. Gambaran Umum Pendidikan Islam dari Masa ke Masa di

Indonesia

1. Masa Permulaan Islam… ………………………………………21

2. Masa Penjajahan Belanda… ……………..……………………22

3. Masa Jepang…………………….………………………………25

4. Masa Kemerdekaan dan Orde Lama ……………………………27

D. Kajian yang Relevan…….……….………….………………………28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................30

B. Metode Penelitian……………………………………………….....30

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengelolahan Data ……………………30

D. Analisis Data …………………………………………..……………32

E. Teknik Penelitian……………………………………………………32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data......................................................................................33

1. Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim .............................................33

2. Pendidikan KH. Abdul Wahid Hasyim.........................................36

3. Organisasi KH. Abdul Wahid Hasyim..........................................40

4. Karya-karya Tentang KH. Abdul Wahid Hasyim.........................46

5. Latar Belakang Pemikiran KH. Abdul Wahid Hasyim.................47

6. Pemikiran KH. Abdul Wahid Hasyim ..........................................49

a. Tujuan Pendidikan Islam.........................................................50

b. Kurikulum Pendidikan Islam ..................................................54

c. Metode Pembelajaran..............................................................57

B. Pembahasan.........................................................................................59

Page 10: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

v

C. Relevansi Pemikiran KH. A. Wahid Hasyim dengan

Perkembangan Pendidikan Masa Kini ................................................64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................68

B. Saran.....................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju dan

berkembaang untuk mencapai kesempurnaannya, baik secara jasmani maupun

rohani. Demi mencapai kesempurnaan manusia dituntut untuk bergaul dengan

orang lain daan alam semesta yang senantiasa berubah-ubah sehingga dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mempertahankan kehidupannya.

Dan pedidikaan sebagai salah satu cara manusia untuk memenuhi hal tersebut.

Pendidikan dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat

penting. Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat membentuk kepribadian

seseorang. Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan

produktivitas seseorang. Dengan bantuan pedidikan, seseorang dapat

memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapinya, sehingga

ia dapat menciptakan suatu karya yang gemilang dalam hidupnya. Atau ia

dapat mencapai suatu peradaban yang tinggi dan gemilang dengan bantuan

pendidikan.1

Selaras dengan firman Allah SWT. Surat Al-Mujadilah ayat 11 :

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

1 Hasan Asrorah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001 ), Cet. 2

h.2

Page 12: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

2

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. Al-

Mujadilah – 11 ).

Ayat diatas menunjukan pentingnya pendidikan bagi manusia.

Sesungguhnya menuntut ilmu itu amat penting sekali bagi manusia di dunia

ini. Terutama lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan salah satu sarana

untuk menuntut ilmu dan mengembangkan potensi manusia. Tanpa

pendidikan, manusia tidak bisa berbuat dan menjadi apa-apa, karena dari

pendidikan itu sendiri manusia mampu mendapatkan ilmu-ilmu yang nantinya

akan bermanfaat di dalam kehidupannya. Selain ayat diatas, masih banyak lagi

ayat-ayat al-Qur’an yang menghargai akal dan pendidikan yang dapat

membedakan antara diri manusia dengan yang makhluk lain. Seperti halnya,

para pakar pendidikan mengungkapkan pentingnya pendidikan itu sendiri.

Syamsul Kurniawan, menyatakan pendidikan diartikan sebagai upaya

penanaman nilai-nilai dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk tujuan

tertentu.2 Pada dasarnya, pendidikan merupakan proses untuk membantu

manusia dalam menggali dan mengembangkan potensi diri sehingga mampu

menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Menurut Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada tuhan yang maha esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.3

Menurut terminologi, pendidikan adalah upaya membimbing,

mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan

2 Syamsul Kurniawan, Pendidikan di Mata Soekarno; Modernisasi Pendidikan Islam

dalam Pemikiran Soekarno, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009 ), h. 9 3 Depertemen Agama RI Undang-undang dan peraturan pemerintah RI tentang

Pendidikan, ( Jakarta : Dierktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006 ), h. 8

Page 13: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

3

terencana agar terbina suatu kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran

Islam.4 Sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mempunyai aspek-aspek

tersebut diantara lain meliputi tujuan kurikulum metode, guru,lingkungan dan

sarana.5

Islam adalah agama yang universal, ajaran didalam nya tidak hanya

menekankan pada aspek ritualitas, ubudiyah, penghambaan manusia kepada

tuhan nya semata. Lebih dari itu, ajaran Islam juga menyentuh kedalam ranah

pendidikan . Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi semua

orang (education for all) laki-laki maupun perempuan dan pendidikan

berlangsung sepanjang hayat (life long education).

Pendidikan Islam di Indonesia mengikuti masa dan dinamika

perkembangan kaum muslimin. Di Indonesia mengikuti maasa dan dinamika

perkembngan kaum muslimin. Dimana ada komunitas muslim, maka terdapat

tingkat aktivitas pendidikan Islam yang dilaksanakan sesuai dengan situasi

dan kondisi sejarah yang membahas peristiwa-peristiwa masa lalu (event the

past), jangan dianggap remeh dan dibiarkan lewat seiring dengan berlalunya

waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan umat.”belajarlah

dari sejarah”, demikian kata-kata mutiraa yang dapaat mengingatkan makna

sejarah itu. Bahkan Bung Karno sebai president RI pertama telah menitipkan

sesuatu yang sangat berharga berupa, “jasmerah”, sebab akronim dari “jangan

sampai melupakan sejarah”, sejarah memang mengandung kegunaan yang

sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena sejarah menyimpan atau

mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan

nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia.6

Dimulai dari pendidikan Islam Indonesia masa awal, sejak awal

perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat

muslim Indonesia. Di samping besarnya arti pendidikan, kepentingan

4 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2004 ), Cet.9, h. 340

5 _________, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997 ), Cet.1,h.

10. 6 Mansur, dkk., Rekontruksi Sejarah Islam di Indonesia , ( Jakarta : Direktorat jenderal

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI 2005 ), h. 3.

Page 14: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

4

Islamisasi mendorang umat Islam melakukan pengajaran Islam kendati dalam

sistem yang sederhana, dimana pengajaran diberikan dengan sistem halaqoh

yang dilakukan di tempat-tempat ibadah semacam masjid, musholah, bahkan

juga rumah-rumah ulama.7 Disamping itu juga yang dinamakan surau, yakni

lembaga pendidikan Islam tradisional di Sumatra barat. Di minangkabau

istilah surau telah digunakan sebelum Islam datang. Ia merupakan tempat yang

dibangun untuk tempat ibadah hindu-budha. Dikatakan bahwa raja

ditiawarman telah mendirikan komplek surau disekitar bukit Gombak. Surau

ini dipergunakan sebagai tempat berkumpul pemuda-pemuda untuk belajar

ilmu agama sebagai alat yang ideal untuk memecahkan masalah-masalah

agama.8

Pada zaman kolonial belanda telah didirikan beraneka macam sekolah, ada

yang namanya sekolah tingkat dasar, sekolah kelas II, HIS (Holloands

inlandse school), MULO (meer Unigebreid leger onderwijs), Ams (Algemene

Middlebare school), dan lain-lain sekolah sekolah tersebut seluruhnya hanya

pengajaran umum, tidak memberikan mata pelajaran agama sama sekali, hal

ini terkait dengan kebijakan pemerintah kolonial belanda. Pada tahun 1905

belanda memberikan aturan bahwa setiap guru agama harus izin dahulu, pada

tahun 1925 muncul juga peraturan bahwa tidak semua kiayi boleh

memberikan pelajaran. Peraturan itu besar sekali pengaruhnya dalam

menghambat perkembangan pendidikan Islam.

Ulama-ulama dan guru-guru agama kehilangan konsistensinya untuk

memberikan pelajaran dengan begitu pelaksanaan pendidikan terganggu pada

pertengahan abad 19 pemerintah belanda mulai menyelenggarakan

pendidikan model barat yang diperuntukan bagi orang-orang belanda dan

sekelompok kecil orang Indonesia (terutama kelompok belanda). Sejak itu,

tersebar jenis pendidikan rakyat, yang berarti juga bagi umat Islam.

Selanjutnya pemerintah memberlakukan politik etis yang mendidrikan dan

menyebarluaskan pendidikan rakyat sampai pedesaan. Belanda tidak

7 Ibid., h. 46

8 Harun Asrorah, Op. Cit., h. 146

Page 15: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

5

mengakui para lulusan pendidikan tradisional, sehingga mereka tidak bisa

bekerja di pabrik maupun sebagai tenaga birokrat. Jadi dengan adanya

diskriminasi dalam segala ini kehidupan akibat kolonialisme dan fandalisme

tersebut, maka terdapat banyak tokoh pemikir dan pejuang trakyat baik pribadi

maupun lewat organisasi yang bangkit dan sadar menolak terhadap perlakuan

atau penjajahan tersebut. Karena mereka sadar bahwa semua manusia, bangsa

adalah martabat, maka tidak pantas satu bangsa menjajah bangsa lain.

Sejarah mencatat bahwa pada masa awal laahirnya Islam, umat Islam

belum memiliki budaya membaca dan menulis karena belum adanya tuntutan

dari perkembangan masyarakat. Setelah Indonesia dijajah oleh belanda

pendidikan Islam mendapat tantangan, sekolah belanda dikembangkan oleh

pemerintah belanda untuk menghaasilkan tenaga rendah yang dapat digaji jauh

lebih murah daripada pekerja golongan belanda yang didatangkaan dari negeri

belanda. Inilah kemungkinan yang melatarbelakangi pendidikan formal

berorientasi pada kerja dan sifat-sifatnya kapitalis yang cinta pada harta benda

atau sifat materialistic, sehingga mengalami berbagai malpraktek pendidikan

yang dilakukan sekarang ini.9

Pada awal pemerintahan jepang meengambil siasat merangkul umat Islam

sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Sikap penjajah jepang terhadap

pendidikan Islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak pendidikan Islam

lebih bebas ketimbang pada zaman Kolonial Belanda. Hal ini dikarenakan

Jepang tidak begitu menghiraukan kepentingan agama, yang penting bagi

jepang adalah demi keperluan memenangkan perang, dan kalau perlu para

pemuka agama lebih diberikan keleluasaan dalam mengembangkan

pendidikannya. Dengan mendekati dan mengambil hati umat Islam, mereka

menempuh beberapa kebijakan. Kantor urusan agama pada zaman Belanda

disebut kantor Voor Islamitiche Zaken yang dipimpin oleh orang-orang

orientalis belanda diubah namanya oleh Jepang menjadi kantor Shumubu yang

9 Mansur, dkk. Op. Cit., h. 51-52

Page 16: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

6

dipimpin oleh ulama Islam, yaitu KH. Hasyim Asy’ari sedangakm di daerah-

daerah Sumuka.10

Salah satu tokoh yang tidak kalah pentingnya yaitu KH. Abdul Wahid

Hasyim (selanjutnya disebut hasyim). Beliau adalah tokoh yang sangat cerdas,

tegas dan berani. Serta salah satu tokoh yang memperjuangkan BPUPKI yang

kemudian menjadi PPKI untuk menyiapkan wujud NKRI dan tokoh Islam

yang memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia.

Menurut Zamakhsyari, sebagaimana dikutip oleh seri buku tempo

mengungkapkan bahwa KH. Hasyim Asy’ari mempercayakan jabatan Sumubu

kepada sang anak (Wahid Hasyim). Ketika memimpin kantor urusan agama

yang sesungguhnya embrio kementrian agama itu. Wahid Hasyim

memfokuskan diri pada masalah umat Islam yang bercerai-berai. Wahid

Hasyim saat itu menjadikan Shumubu sebagai jembatan perbedaan umat Islam

agar tidak terpecah.11

Sosok Wahid Hasyim yang merupakan tokoh yang lahir dari kalangan

pesantren tetapi beliau memiliki pemikiran yang bisa diterima banyak orang,

beliau melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang, yang diantaranya

adalah pembaharuan dalam bidang pendidikan. Pembaharuan dalam bidang

pendidikan yang dapat dibuktikan adalah dengan perombakan sistem

pendidikan pesantren Tebuireng yang didirikan oleh ayahnya, yaitu KH.

Hasyim Asy’ari.12

Ia melihat pembaharuan dalam sistem pendidikan yang

tradisional dan hanya mengkaji kitab-kitab kuning, yang menggunakan

metode halaqoh, untuk kemudian di transformasikan ke arah yang lebih

progresif, tutorial. Namun yang lebih pokok dari pembaharuannya adalah

perlunya dimasukan mata pelajaran umum ke dalam kurikulum pesantren,

karena ia memandang tidak semua santri itu bercita-cita ingin menjadi ulama

atau kyai.

10

Ibid., h. 61 11

Seri Buku Tempo, Wahid Hasyim untuk Republik Tebuireng,( Jakarta : KPG-

Kepustakaan Populer Gramedia, 2011 ), h. 43 12

Abu Bakar Atjeh, Sejarah Hidup KH. Abd. Waid Hasyim dan Karangan Tersiar,

(Jakarta ; Panitian Buku Peringatan Almarhum Wahid Hasyim, 1957 ), h. 739

Page 17: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

7

Dari wacana yang telah yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk

menganalisa lebih jauh mengenai gagasan pendidikan K.H. Abdul Wahid

Hasyim.

Dan penulis membuat skripsi ini dengan judul “Pembaharuan

Pendidikan Islam dalam perspektif K.H. Abdul Wahid Hasyim”

B. Identifikasi Masalah

1. Pendidikan dianggap penting oleh semua kalangan, baik oleh

agamawan, sosialis, suku besar maupun kecil dan sebagainya.

2. Sejarah ajaran Islam dalam segi pendidikan dianggap lambat di

Indonesia mengakibatkan kurang mengena kepada lapisan masyarakat.

3. Fenomena masyarakat Indonesia yang kurang mengamalkan

pendidikan Islam sampai sekarang sangat jauh dari harapan.

C. Pembatasan Masalah

Selain dikenal sebagai tokoh kemerdekaan Indonesia. Wahid

Hasyim juga dikenal lewat pemikiran-pemikirannya. Yaitu pemikiran

agama, politik, pendidikan, dan perjuangannya. Agar masalah yang diteliti

tidak melebar dan keluar dari pembahasan, karena itu penulis memberi

batasan masalah dalam skripsi ini :

1. Mengenal sosok Wahid Hasyim Asy’ari, latar belakang keluarga,

pendidikan organisasi dan karya-karya.

2. Menguraikan konsep pemikiran K.H Wahid Hasyim tentang

pembaharuan pendidikan Islam.

3. Relevansi pemikiran K.H Abdul Wahid Hasyim dengan

perkembangan pendidikan masa kini.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dibatasi seperti diatas, maka

perumusan masalah yang diajukan penulis adalah “Bagaimana

Page 18: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

8

Pembaharuan Pendidikan Islam dalam perspektif K.H. Abdul Wahid

Hasyim”.

E. Tujuan Pendidikan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian kualitatif ini adalah:

1. Untuk menambah data-data informasi tentang pemikiran K.H Abdul

Wahid Hasyim dalam pendidikan.

2. Untuk Mengetahui latar belakangnya dan keluarganya.

3. Untuk mengetahui lebih jelas konsep pendidikan K.H Abdul Wahid

Hasyim dan relevansi pemikirannya.

F. Manfaat Penilitian

Adapun yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Dapat dijadikan sumber referensi dalam rangka memperkaya khazanah

dalam pemikiran tokoh pendidikan.

2. Dapat memberikan kontribusi ilmiah tentang konsep pemikiran tokoh

pendidikan dan dijadikan sumber bacaan.

3. Dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa untuk

melakukan penelitian dan kajian pemikiran tokoh pendidikan lebih

lanjut.

Page 19: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembaharuan

1. Pengertian Pembaharuan

Kata pembaharuan dapat diartikan dengan reformasi, yaitu perubahan radikal

untuk perbaikan di bidang sosial, politik, hukum, agama dan lain sebagainya

dalam suatu masyarakat dan Negara.1

Menurut Abdul Rahman Saleh, sebagaimana dikutip oleh Armai Arif

mengatakan pembaharuan biasanya dipergunakan sebagai proses perubahan untuk

memperbaiki keadaan yang ada sebelumnya kepada cara atau situasi dan kondisi

yang lebih baik dan lebih maju serta mencapai suatu tujuan yang lebih baik dari

sebelumnya.2

Sedangkan L. Stoddard menyatakan bahwa pembaharuan dapat

disamakan artinya dengan reformasi. Maksudnya pembaharuan adalah Reformasi

is radical change for better in social political or religious affair (pembaharuan

secara radikal kea rah yang lebih baik dalam bidang sosial, politik, maupun

masalah-masalah keagamaan).3

2. Pembaharuan Pesantren

Kata pesantren yang terdiri dari kata asal “santri” dengan imbuhan “pe” dan

akhiran “an”, yang menunjukkan” tempat para santri”, kadang-kadang ikatan kata

“sant” (manusia baik) dihubungkan dengan suku kata “tra” (suka menolong),

sehingga kata pesantren dapat diartikan sebagai tempat pendidikan manusia baik-

baik.4

1M. Dahlan Y Al-Barri, dkk., Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual, ( Surabaya :

Target Press, 2003 ), h. 660 2 Armai Arif, Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau, ( Jakarta : Suara Adi,

2009) h. 19 3Ibid., h.20

4 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Peubahan Sosial,( Jakarta : Perhimpunan

Pengembangan Pesantren dan Masyarakat – P3M, 1986 ), Cet. 1, h. 99

Page 20: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

10

Pondok pesantren, pondok itu kamar, gubuk, rumah kecil dipakai dalam

bahasa Indonesia dengan menekankan kesederhanaan bangunan. Mungkin juga

“pondok” diturunkan dari kata arab yaitu “furuq” (ruang tidur, wisma, hotel

sederhana). Istilah pondok pesantren dimaksudkan untuk suatu bentuk pendidikan

ke-Islaman yang melembaga di Indonesia.5

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan

produk budaya Indonesia. Keberadaannya pesantren di Indonesia di nilai sejak

Islam masuk di negri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan

sebagai lembaga pendidikan yang telah lama ada di negri ini, pondok pesantren

diakui memiliki andil yang besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Pesantren

tidak hanya melahirkan tokoh-tokoh nasional yang paling berpengaruh d negeri

ini, tetapi juga diakui telah berhasil membentuk waktu tersendiri, dimana bangsa

Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang dapat menyesuaikan diri dan

penuh tenggang rasa.6

Perkembangan dunia telah melahirkan suatu kemajuan zaman yang

modern.Perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosio-kultural seringkali

membentur pada aneka kemapanan. Dan berakibat pada keharusan untuk

mengadakan usaha kontekstualisasi bangunan-bangunan dengan dinamika

modernisasi, tak terkecuali dengan sistem pendidikan pesantren karena itu, sistem

pesantren harus selalu melakukan rekonstruksi pemahaman tentang ajaran-

ajarannya agar tetap relevan dan survive.7

Keharusan untuk mengadakan rekonstruksi ini sesungguhnya sudah

dimaklumi.Bukanlahh dunia pesanntren telah memperkenalkan sebuah kaidah

yang sangat jitu.Al-muhafazhah „ala al-qodim as-Shalih wa al-akhdz bi al-jadid

al-ashlah (memelihaara nilai-nilai klasik yang baik dan menerima/menggali nilai-

nilai baru yang lebih konstruktif).

5Ibid., h. 98

6 Amin Haedari, Transformasi Pesantren; Pengembangan Aspek Pendidikan,

Keagamaan, dan Sosila, (Jakarta: LeKDis & Media Nusantara, 2006 ), Cet. 1, h. 3 7 Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam,( Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2004 ), Cet. 1. h. 128

Page 21: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

11

Kaidah ini merupakan legalitas yang kuat atas segala upaya rekonstruksi.

Kebebasan membentuk model pesantren merupakan keniscayaan, asalkan tidak

terlepas dari al-ashlah (lebih baik) begitu pula, ketika dunia pesantren

diharuuskan mengadakan rekonstruksi sebagai konsekuensi dari kemajuan dunia

modern, aspek al-ashlah menjadi kunci yang harus dipegang, pesantren modern

berarti pesantren yang selalu mengutamakan prinsip efektifitas dan efesiensi.8

Modernisasi pendidikan Islam pertama kali setidaknya mempunyai

kecenderungan, antara lain : pertama, adopsi sistem dan lembaga pendidikan

modern secara hamper menyeluruh yang bertitik tolak pada sistem kelembagaan

pendidikan modern (Belanda), misalnya yang dilakukan oleh Abdulloh Ahmad

melalui madrasah adabiyah yang kemudiam diubah menjadi sekolah adabiyah. Di

sekolah ini mengadopsi seluruh kurikulum Belanda’ dan hanya menanmbahkan

pelajaran agama 2 jam dalam sepekan kedua modernisasi pendidikan Islam yang

bertitik tolak dari sistem dan kelembagaan pendidikan Islam sendiri. Modernisasi

ini dilakukan di dunia pesantren, surau, melalui adopsi aspek-aspek tertentu dari

sistem pendidikan modern, khususnya dalam kandungan kurikulum, teknik dan

metode pembelajaran.9

Dengan kata lain sejauh mana pesantren melakukan modernisasi tetap harus

ada batasnya. Dengan adanya modernisasi, pesantren tidak kehilangan jati

dirinya yg khas.

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Sebelum melangkah kepada pendidikan Islam, terlebih dulu kiranya

dijelaskan tentang pendidikan secara etimologi berasal dari kata “didik”yang

kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti perbuatan

(hal,cara,dsb)10

istilah pendidikan ini berasal dari Yunani, yaitu “pedagogie”

yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak . Istilah ini kemudian

8Ibid., h. 129

9 Amin Haedari, Op. Cit., h. 10-11

10 W. J. S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka,

1991 ), Cet. 12, h. 250

Page 22: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

12

ditertjemahkan ke dalam bahasa inggiris dengan “education” yang

diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.11

Sedangkan secara ertimology, pengertian pendidikan belum ada kesepakatan

bersama dari pakar pendidikan. Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003,

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri ,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.12

Dalam konteks yang lebih luas john dewey memeberikan definisi sebagai

organisasi pengalaman hidup. Sementara itu, komisi nasional pendidikan

mendefinisikan, pendidikan adalah usaha nyata menyeluruh yang setiap program

dan kegiatanya selalu terkait dengan tujuan akhir pendidikan.13

Pendidikan juga mengandung arti sebagai usaha membimbing dan membina

serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektualpribadi anak didik

kearah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.14

Adapun dalam istilah pendidikan Islam setidaknya ada tiga kata yang

berhubungan dengan istilah tersebut, yaitu at-tarbiyah, at-Ta‟lim, dan at-Ta‟dib.

Pertama kata at-Tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu yang berarti

memimpin, memperbaiki, menambah, memelihara, mengasuh dan mendidik.15

Kata tarbiyah umumnya diartikan sebagai usaha sadar untuk membimbing,

mendidik untuk mendewasakan anak, mentransfer ilmu pengetahuan dan

keteramilan agar manusia tumbuh dewasa dan bisa berkompetitif pada zamannya.

Salah satu ayat Al-Quran yang menggunakan term rabba terdapat dalam

surat al- Isra ayat 24, yang berbunyi :

11

Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta : Diklat Perkuliahan 2002 ), h. 2 12

Departemen Agama RI Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006 ), h. 5 13

Armai Arief, Reformasi Pendidikan Islam, ( Jakarta : CRSD Press, 2005 ), Cet. 1, h. 18 14

________, Pengantar Ilmu & Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers,

2002 ), h. 40 15

A W Munawir, Kamus Lengkap Al- Munawwir Arab – Indonesia, ( Jogjakarta: Pustaka

Progresive, 1984 ), h. 462

Page 23: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

13

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan

dan ucapkanlah : “Wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana

mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”(QS.Al-Isra 24).

Menurut Syed M. Naquib Al-Attas, pengertian At-Tarbiyah secaraa

etimologi sebanding dengan kata ghadza yadzwu yang berarti mengasuh,

menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan,

membuat menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan,

memproduksi hasil-hasil yang sudah matang, dan menjinakan.16

Keduakata at-Ta‟lim yang berasal dari kata allama yuallimu ta‟liman yang

berarti mengajar, meberitahu, mempelajari.17

Kata at-Ta’lim dalam

pendidikan,berarti kegiatan untuk mentransfer ilmu pengetahuan ataau informs

melalui pembelajaran.

Abdul Fatah Jalal berpendapat bahwa at-Ta’lim menurutnya lebih universal

dibanding dengan proses at-Tarbiyah untuk ini jalal mengajukan alasan bahwa

kata at-Ta’lim berhubungan dengan pemberian bekal pengetahuan-pengetahuan

ini dalam Islam dinilai sesuatu yang dimiliki kedudukan yang tinggi.18

Adapun kecenderungan kata at-Ta’lim lebih kepada mentransfer ilmu

pengetahuan dengan perubahan sikap yang dihasilkannya.Atau dengan kata lain

Penggambaran mengenai proses pembelajaran. Baik di lingkungan pendidikan

maupun masyarakat.

Ketiga at-Ta’dib berasal dari kata addaba-yuaddibu ta‟diban yang berarti

mendiidik dan memperbaiki, beradab dan sopan santun.19

16

Syed M Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, ( Bandung: Mizan, 1997 ),

Cet. 7, h. 428 17

A W Munawwir, Op. Cit.,h. 966 18

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997 ), Cet. 1,

h. 8 19

A W Munawwir, Op. Cit., h. 12

Page 24: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

14

Adapun kata at-Ta’dib dalam arti pendidikan Syekh M.Naquib Al-Attas

mengartikan At-Ta‟dib sebagai pengenalan dan pengakuan secara berangsur-

angsur yang ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari

segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah

pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.

Ketiga istilah diatas sebenrnya memberikan kesan berbeda, istilah At-

Tarbiyah mengesankan proses pembinaan dan pengarahan untuk pembentukan

kepribadian, sikap dan mental. Kemudian istilah At-Ta‟lim mengesankan proses

pemberian bekal pengetahuan. Dan istilah At-Ta‟dib mengesankan proses

pembinaan sikap, moral dan etika.

Dari pengertian-pengertian diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa

pendidikan Islam adalah suatu usaha atau kegiatan kependidikan yang melalui

pendidik kepada peserta didik yaitu dengan bimbingan jasmani dan rohani,

pengajaran dan latihan untuk menyempurnakan dan mengarahkan kompetisi yang

ada dalam diri peserta didik agar terwujudnya pribadi yang baik, Islami, dan

menjadikan ajaran Islam sebagai pandangan hidup.

2. Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi pedoman tentang

jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan, pengertian asal kata

curriculum ialah arena perlombaan (race course). Frasa “arena perlombaaan”

seringkali dipandang sebagai metafora yang bermanfaat bagi perenungan makna

kurikulum pendidikan. Kadang-kadang arena itu dibayangkan sebagai arena

pacuan kuda yang memiliki garis start dan garis finish dengan rambu-rambu yang

harus dipatuhi oleh Jocky.20

Dalam kamus induk istilah ilmiah menyebutkan kurikulum adalah perangkat

mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah

atau pada lembaga pendidikan, Dan juga bisa diartikan perangkat mata pelajaran

kuliah untuk suatu bidang keahlian khusus.21

20

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Kalimah, 1999 ), h. 161 21

M Dahlan Y Al-Barry, dkk., Op. Cit., h. 440

Page 25: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

15

Kemudian Zakiah Drajat menyatakan kurikulum adalah suatu program

pendidikan yang direncanakan daan dilaaksanakan untuk mencapai sejumlah

tujuan-tujuan pendidikan tertentu.22

Ada empat kompenen utama kurikulum, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-

metode alat penilaian. Setiap praktik pendidikan diarahkan kepada pada

pencapaaian tujuan, baik berupa penguasaan pengetahuan, pengembangan

pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan berkerja. Untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan bahan ajar, untuk menyampaikan bahan ajar diperlukkan

metode serta alat-alat bantu, serta untuk menilai hasil dan proses pendidikan

diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian.

Dalam pembahasan tentang bahan ajar, pengetahuan selalu didiskusikan

oleh para ahli, baik dari klarifikasi maupun space-nya. Para ulama muslim masa

lalu yang menaruh perhatian terhadap topik ini diantaranya : al-Ghazali, Ibnu

Khaldun dan al-Zarnuji.23

Osman Muhammad al-Toumy al-Syaibany menyebutkan lima cirri

kurikulum pendidikan Islam, antara lain :

a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujan-tujuannya dan

kandungan-kandunngannya, metode-metode, alat-alat, dan tekniknya

bercorak agama.

b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Yaitu kurikulum yang

betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh.

Disamping itu juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatijkan

perkembangan dan bimbinngan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari

segi intlektual, psikologis, sosial dan spiritual.

c. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum

yang akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang

berguna bagi pengembangan individual dan pengembangan sosial.

d. Bersikaap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan

oleh anak didik.

22

Zakiah Drajat, dkk.,Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Askara, 1996 ), Cet. 3. H.

122 23

Hery Noer Aly, Op. Cit., h. 167

Page 26: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

16

e. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan minat dan bakat anak didik.24

Pendidikan Islam dibangun atas dasar pemikiran yang Islami; bertolak dari

pandangan hidup dan pandangan tentaang manusia, serta diarahkan kepadaa

tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islam. Pemikiran terssebut pada

gilirannya akan melahirkan kurikulum yang khas Islami.25

3. Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaiaan yang umum,

metode diartikan sebagai cara melakukaan suatu kegiaatan atau caara melakukan

pekerjaaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep prosedur yang

sistematis.26

Seperti yang dikemukakan di atas, metode adalah cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan tercapai secara optimal. Hal ini berarti, metode yang digunakan untuk

merealisasikan strategis yang telah ditetapkan.27

Selanjutnya yang dimaksud dengan metode mengajar ialah cara yang berisi

prosedur atau langkah-langkah unntuk melaksanakan kegiatan pendidikan,

khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang

sering diluapkan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat

dalam metode mengajar.Namun berbeda dari strategi mengajar (teaching

strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang

dikehendaki. Artinya dibandingkan dengan strategi, metode pada umumnya

kurang berorienntasi pada tujuan (less goal oriented) karena metode dianggap

konsep yang lebih luas dari pada strategi. Gagasan ini tidak mengurangi

signifikasi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu lebih adaa dan

berlaaku dalam kerangka metode mengajar.28

24

Abudin Nata, Op. Cit., h. 127 25

Hery Noer Aly, Op. Cit., h. 163 26

Muhibbin Syiah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya, 2005 ), Cet. 11, h. 201 27

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta : Kencana, 2009 ), Cet. 6, h. 145 28

Muhibbin Syiah, Op. Cit., 205

Page 27: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

17

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan

efesiensi pembelajaran. Pembelaajaaran perlu dilaakukan dengan sedikit ceramah

dan metode-metode yang berpusat pada guru, dan menekankan pada interaksi

peserta didik.Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membaantu peserta

didik dalam mencaapai tujuan pembelajaran.

Berikut beberapa metode pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk

pendidik :

a. Metode demonstrasi

Yang dimaksud metode demonstrasi itu guru dapat memperlihatkan suatu

proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi

dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikaan

pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik,sampai pada

cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.29

b. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam

pembelajaran.Pada metode ini, guru yang menyajikan bahan melalui

penuturan atau penjelasan lisan langsung terhadap peserta didik.

c. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta diidik,

demikian halnya jawabannya.30

d. Metode Diskusi

Metode diskusi sebagai percakapan pesponsif yang dijalin oleh pertanyaan-

pertanyaan problematic yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan

masalah. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang dikemukakan dalam

kamus besar bahasa Indonesia (1988) bahwa diskusi adalah pertemuan

29

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007 ), Cet. 5, h. 107 30

Ibid., h. 115

Page 28: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

18

ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Di metode diskusi

pasti ada permasalahan yang harus diselesaikan.31

Dan masih banyak lagi metode-metode pembelajaran yang dapat membantu

peserta didik untuk dapat mencapai tuujuan pembelajaran di lembaga pendidikan.

Metode-Metode pembelajaran diatas aadalah metode-metode pembelajaran yang

sering diterapkan dalam pengajaran di lembaga pendidikan.

4. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat

perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan terkandung cita-cita

kehendak, dan kesenjangan, serta berkonsekuensi penyusunan daya-upaya untuk

menncapainya.32

Maka tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk

tetap dan statis tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,

berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.33

Zakiah Drajat mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan Islam secara

keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang yang membuatnya menjaadi insan

kamil dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani,

dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal Karena takwanya kepada

Allah SWT.34

Tujuan pendidikan memeliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat

umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur tang

kemudian dinamakan kompetensi. Ada empat, yaitu : tujuan pendidikan

nasional/TPN, tujuan institusional/ TL, tujuan kurikuler/TK, dan tujuan

pembelajaran atau tujuan intruksional.

a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan

merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha

pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat

31

Ibid., h. 117 32

Hery Noer Aly,Op. Cit., h. 51 33

Zakiah Drajat, dkk, Op. Cit., h. 29 34

Noer Ubiyati, Ilmu Pendidikan Islam/IPI ( Bandung : Pustaka Setia, 1997 ), h. 41

Page 29: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

19

membentuk manusia sesuai dengan rumusan itu, baik lembaga yang

diselengarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun non formal.

Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal

sesuai dengan pandangan hidup filsafah suatu bangsa yang dirumuskan oleh

pemerinntah dalam bentuk undang-undang.

Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai

pancasila yang dirumuskan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3,

yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan unntuk

berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.35

b. Tujuan Institusional (TI)

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi

yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah merekaa menempuh atau dapat

menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional

merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam

bentuk kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan,dan jenjang

pendidikan tinggi.

Dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan Bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang

pendidikan dasar bertujuan untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Dan standar kompetensi lulusan pada suatu pendidikan menengah kejuruan

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,, kepribadian, akhlak

35

Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 63

Page 30: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

20

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejurusannya.

Selanjutnya standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan tinggi

bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

berakhlak mulia,memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap

untuk menemukan, mengembangkan, serta menetapkan ilmu, teknologi, dan seni

yang bermanfaat bagi kemanusiaan.36

c. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang atau

mata pelajaran. Oleh karena itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai

kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu

bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuaan kurikuler juga

pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga

pendidikan dengan demukian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung

daan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

Pada peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan paasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

kejuruan, dan khusus paada jenjaang pendidikaan dan menengah terdiri atas :

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan membentuk

peserta didik menjaadi manusia yang berimaan dan bertakwa kepada tuhaan

yang maha esa sertaa berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui

muatan xdaan kegiatan agama, kewarganegaraaan, kepribadian, ilmu

pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraaan daan kepribadian bertujuan :

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan

dan cintaa tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan kegiatan aagama,

akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni, dan budaya, dan pendidikan

jasmani.

36

Ibid., h. 64

Page 31: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

21

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan

mengembangkan logika, kemampuan berfikir, dan analisis peserta didik.37

d. Tujuan Pembelajaran Instruksional (TPI)

Tujuan pembelajaran atau Instruksional merupakan yang paliing khusus.

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat

didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah

mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali

pertemuan.38

C. Gambaran Umum Pendidikan Islam di Indonesia dari Masa ke Masa

1. Masa Permulaan Islam

Agama Islam di nusantara pada umumnya berlangsung melalui dua proses.

Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam kemudian

menganutnya. Kedua, orang-orang asing asia, seperti arab, india, dan cina yang

telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen disuatu wilayah

Indonesia, melakukan perkawinan dan mengikuti gaya hidup local. Kedua proses

ini sering terjadi secara bersamaan.39

Ketika berdiri kerajaan perlak yang menurut seminarMedan pada tahun

1963, dan seminar di Aceh pada tahun1978, sekitar abad-abad pertama Hijriyah,

lembaga pendidikan seperti meunaasah, rangkang, dayah dan bentuk pendidikan

atau pengajian di surau dan masjid. Jadi pengertian pendidikkan pada

masapermulaan masuknya Islam di nusantara ialah pengajian disurau-surau dan

masjid.

Ketika berdiri kerajaan Islamlain lain sesudah kerajaan perlak seperti

kerajaan Islam samudra pasai (1025 M). Kerajaan Aceh (1025 M), dan kerajaan

Islam Tamiah (1184 M) dapat dipastikan bahwa kegiatan-kegiatan pendidikan

Islam di wilayah-wilaayah kerajaan tersebut tentu samik berkembang luas dan

37

Ibid.,h. 65 38

Ibid.,h. 66 39

SKI Fakultas Adab UIN Jogjakarta,Sejarah Peradaban Islamdi Indonesia,( Yogyakarta

: Pustaka, 2006 ), Cet. 1, h. 33

Page 32: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

22

daapat diperkirakan pihak kerajaan memberikan bantuan untuk pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan Islam di wilayahnya.40

Menegaskan uraian diatas bahwa pada abad-abad pertama hijriyah atau

sekitar abad 8 atau 9 masehi, pendidikan Islam telah berdiri dan berkembang di

Aceh lewat surau-surau dan masjid.

2. Masa Penjajahan Belanda

Ketika bangsa Belanda pertama kali menginjakan kakinya di Nusantara yang

dimulai dengan melakukan monopoli kegiaatan perniagaan di bawah sebuah

badab bernama VOC (Verenidge Oost Indische Compagnie), tahun 1602-1799

lalu diikuti masa penjajahan pemerintah kolonial mulai tahun 1799, tidak dapat

disangkal, bahwa misi keagamaan golongan Kristen telah jalan bareng,baik

dilaakukan oleh pejabat VOC atau pejabat pemerintah kolonial, oleh (zending

Kristen Protestan) dan misionaris (katolik).

Dalam penyiapan tenaga terampil untuk mendukung operasional kegiatan

VOC, baik yang bergerak dilapangan maupun tenaga administrasi, VOC

membuka lembaga pendidikan dibeberapa tempat wilayah barat dan timur.

Yang dipilih untuk diterima di lembaga pendidikan tersebut adalah dari

golongan Kristen, dan untuk kaum muslimin tertutup, terkecuali dalam kasus

tertentu. Sebagai organisasi perdagangan yang semata-mata terfokus pada usaha

meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, bersikap formal mereka adalah “netral

agama”, tetapi dalam kenyataannnya, VOC menjalankan “politik agama”.

Penduduk pribumi yang beragama Islamakan dikristenkan. Dibalik konsep

mengkristenkan penduduk pribumi (umat Islam) terkandung sejumlah tujuann

yang ingin dicapai secara berjenjang. Kalau penduduk pribumi berhasil

dikristenkan, maka hambatan psikologis antara Belanda dan penduduk pribumi,

dengan sendirinya akan hilang, dan kemunngkinan timbulnya koonflik dan

perlawanan pribumi terhadap Belanda dengan motif keagamaan akan sirna pula.

Orang Kristen. Tetapi sejarah mecaatat kenyataan lain ; dalam masaa VOC yang

40

Marwan Sardjo, Pendidikan Islam dari Masa Ke Masa, ( Jakarta : Yayasan Ngalih

Aksara & Penamadani, 2010 ), h. 30 - 31

Page 33: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

23

berlangsung selama hampir dua abad 1602-1799 ia gagal mengkristenkan umat

Islam Indonesia.

Ketika mulai memikirkan, merencanakan dan mencari model pendidikan

bagi penduduk pribumi, diantara pejabat dan pemerintah kolonial terjadi

pandangan. Sebagian beranggapan, bahwa sekolah agama yang telah

memasyarakat ;ayal dipertaanggungjawabkan sebagai wadah pendidikan bagi

pribumi. Sekolah agama yang telah tersebar luas dan tellah memiliki sarana

pendidikan, walaupun masih sangat sederhana dan umumnya dibiayai

masyarakat sendiri akan menguntungkan karena pemerintah tidak perlu

mengeluarkan biaya besar dan mulai dari nol.

Tetapi sebagian pejabat koolonial menolak keras untuk menjadikan sekolah

agama madrasah menjadikan model pendidikan penduduk pribumi.

Sistem pendidikan pesantren atau diniyah dan madrasah dinilai terlalu

buruk. Didalamnya hanya diajarkan agama, bahasa Arab, dan Al-Quran. Di

pesantren dan madrasah tidak diperkenalkan huruf Latin. Guru-gurunya pun tidak

bisa membaca dan menulis huruf Latin. Pendidikan pesantren/madrasah, adalah

pendidikan agama dan arena secaara teknis sulit diadopsi untuk pendidikan

pribumi.

Uraian diatas terlihat bahwa alasan menolak untuk mengadopsi pesantren

atau madrasah sebagai bentuk dan model penduduk pribumi, disamping alasan

teknis adalah alasan politik dan alasan keagamaan.

Alasan politik dapat ditilik dari sisi pandangan pemerintah colonial Belanda,

yang memiliki ketentuan kata akhir bagi kebijakan di bidang pendidikan pribumi,

tidak bisa tidak ikut dipengaruhi oleh citra dan semangat keagamaan. Dari sisi

pandang yang kedua, yaitu dari umat Islam (pengelola dan pemilik sekolah

agama atau madrasah). Mereka tidak rela kalau pihak orang “kafir” ikut

mencampuri atau mengontroll dan mengawasi lembaga pendidikan pesantren dan

madrasah.41

Respon umat Islam dan ormas-ormas Islam atas “politik pendidik Belanda”

secara garis besar dapat diklarifikasikan ke dalam tiga golongan sebagai berikut :

41

Ibid., h. 49 - 53

Page 34: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

24

Kelompok pertama, menolak sama sekali segala yang berbau “kafir” tidak

ada kompromi. Untuk menghindari pengaruh Belanda, golongan ini melakukan

uzlah dari kota ke desa. Pendidikan yang dikelola golongan ini menjadi sangat

eksklusif dan tertutup. Menjadilah pemerintah colonial Belanda mencurigai

kegiatan pendidikan mereka, seperti dianggap menjadi pusat perlawanan dan

arena itu harus diawasi dan dimata-matai. Symbol-simbol bangsa barat yang

“kafir” seperti pakai pentolan, jas, dasi, pakaaian, kursi,meja, bahkan papan tulis

juga di haramkan. Mata pelajaran non agama, juga “diharamkan” untuk

dipelajari.

Kelompok kedua, mereka yang disebut steenbrink, menolak sistem

pendidikan Belanda sambil meniru. Sisi-sisi yang dinggap baik untuk pendidikan

madrasah mereka terima, tapi sisi-sisi yang merusak atau yang dapat mereduksi

tujuan utama pendidikan madrasah sebagai lembaga tafaqohu fiddin mereka tolak.

Kelompok ketiga, kelompok ini dianggap sebagai terlalu akomodatif

terhadap politik pendidikan Belanda. Salah seorang yang terkenal adalah

Abdullah Ahmad dengan Madrasah Adabiyah nya di Padang Panjang.

Kelompok keempat, respon mereka terhadap “ politik pendidikan “

pemerintah Kolonial Belanda dan pembaharuan pendidikan Islam.42

Jadi pada masa Kolonial Belanda, pendidikan Islam dilaksanakan di

pesantren dan madrasah, dan hanya mempelajari ilmu agama. Kemudian Kolonial

Belenda mempermainkan politik pendidikan dengan cara semua sekolah,

madrasah dan pesantren diatur oleh Belanda yang mana sekolah agama akan

dijadikan sebagai kristenisasi dan kurikulumnya diubah menjadi agama Kristen,

bahasa Belanda, dan huuf-huruf latin.

Disini banyak pertentangan dari kalangan pesantren, masyarakat, dan ormas-

ormas Islam.Belanda mencurigai ada gerakan-gerakan tersembunyi sebagai

bentuk perlawanan terhadap pemerintah colonial Belanda.

42

Ibid., h. 63-64

Page 35: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

25

3. Masa Jepang

Pemerintah Belanda sejak tanggal 8 maret 1942 lenyap di tanah Indonesia

karena harus bertekuk lutut kepada Jepang.Kendati demikian, Indonesia belum

bebas dari penjajahan, sebab Jepang mengambil alih kependudukan Indonesia dari

Belanda.Jepang muncul sebagai Negara kuat di Asiayang bercita-cita ingin

menjadi pemimpin Asia Timur Raya.Hal itu sudah direncanakan oleh Jepang

sejak tahun 1940 untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Partai-partai

Islam seakan akan mendapat kekuatan kembali setelah Jepang dating

menggantikan posisi Belanda. Jepang berusaha mengakomodasi dua kekuatan,

organisasi Islam dan nasionalisme sekuler. Jepang berpendapat bahwa organisasi-

organisasi Islam mempunyai massa yang patuh dan hanya dengan pendekatan

agama, penduduk Indonesia dapat dimobilisasi.

Sejak itulah organisasi-organisasi non keagamaan dibubarkan, sedangkan

organisasi besar seperti Muhammadiyah, Nu, Persyarikatan Ulama, dan Majlis

Islam A’la Indonesia ( MIAI ) yang kemudian dilanjutkan dengan Majlis Syura

Muslimin Indonesia ( Masyumi), diperkenankan lagi meneruskan kegiatannya.

Permohonan Masyumi juga diterima oleh Jepang untuk mendirikan barisan

Hizbullah, sebuah wadah kemiliteran bagi santri untuk mempersiapkan tenaga-

tenaga militer yang ahli. Bahkan Tentara Pembela Tanah Air ( PETA ) banyak

dimiliki oleh golongan santri yang digodok dalam kemiliteran tersebut.

Kemudian Jepang menjanjikan kemerdekaan pada rakyat Indonesia dengan

janji mengeluarkan maklumat Gunseikan No. 23/29 April 1945 tentang

pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (

BPUPKI ). Berbeda dengan situasi sebelumnya dimana kalangan Islam mendapat

layanan dari Jepang, keanggotaan BPUPKI didominasi oleh golongan nasionalis

sekuler yang saat itu disebut golongan kebangsaan, dan didalam lembaga ini,

Soekarno mencetuskan ide Pancasila.

Didalam rumusan Pancasila itu terdapat prinsip ketuhanan, tetapi terkesan

Negara dipisahkan dari agama. Setelah itu dialog resmi ideologi antara dua

golongan terbukti dalam suatu forum musyawarah. Panitia Sembilan, forum ini

membahas hal-hal yang mendasar, prembule UUD. Lima orang mewakili

Page 36: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

26

golongan nasioanalis sekuler, yakni : Soekarno, Hatta, Yamin, Maramis dan

Subardjo. Adapun yang mewakili golongan Islam ada empat orang yaitu, Abdul

Kahar Muzakir, Wahid Hasyim, Agus Salim, dan Abikusno

Tjokrosujoso.Kompromi yang dihasilkan dalam musyawarah ini dikenal dengan

Piagam Jakarta.Adapun sila yang pertama meruapak prinsip ketuhanan berarti

kewajiban melakukan syariat Islam bagi para pemeluknya.

Menjelang kemerdekaan setelah Jepang tidak bisa menghindari kekalahan

tentara sekutu, BPUPKI ditingkatkan menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia ( PPKI ).43

Kebijakan jepang terhadap Pendidikan Islam di Indonesia sangat

bagus.Seperti mengahapuskan dualism pengajaran.Dengan begitu selesailah

riwayat penyusunan pengajaran Belanda yang dualis membedakan antara

pengajaran Barat dan pengajaran Bumi Putera.Dengan penghapusan pendidikan

bertujuan mengambil hati rakyat Indonesia dan pemerintah jepang berdalih bahwa

pendidika itu tidak ada perbedaan.Padahal Jepang mempunyai semboyan Asia

untuk bangsa Asia.Jepang menguasai Indonesia yang kaya sumber alam dan

bermanfaat untuk kepentingan perang Jepang.

Sistem sekolah pada jaman jepang banyak perbedaannya dibandingan

dengan penjajah Belanda. Hanya ada satu sekolah rendah yang diadakan untuk

lapisan masyarakat, ialah sekolah rakyat 6 tahun, yang dikenal dengan

namaKokumin Gakkoo.Sekolah-sekolah desa dibiarkan tetapi namanya diganti

menjadi sekolah pertama. Adapun susunan pengajarannya menjadi, pertama,

Sekolah Rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama ), kedua, sekolah menengah 3

tahun, ketiga , Sekolah Menengah 3 tahun ( SMA pada jaman Jepang ). Terbukti

sekarang bahwa system perjenjangan yang berlaku di Indonesia merupakan

warisan penjajahan Jepang.

Kelebihan pada masa Jepang ialah menjungjung tinggi dan menetapkan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di tiap-tiap sekolah. Pemakaian bahasa

Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap

43

Mansur, dkk.Rekonstruksi Sejarah Islam di Indonesia, ( Jakarta : Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2005 ), h. 57-59

Page 37: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

27

jenis sekolah telah dilaksanakan. Namun, sekolah-sekolah tersebut digunakan

untuk memperkenalkan budaya Jepang kepada rakyat.44

contohnya, setiap pagi

hari harua mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang.

4. Masa Kemerdekaan dan Orde Lama

Dari masa kemerdekaan sampai masa orde lama dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Masa awal kemerdekaan dimulai sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus

1945 hingga saat penyerahan kedulatan dari pemerintah Belanda tahun 1949.

Dalam periode ini, keadaan dalam negerimasih meliputi suasana revolusi

fisik melawan Belanda dan tentara sekutu yang ingin menganulir

kemerdekaan Indonesia. Disamping harus melawan tentara Belanda dan

sekutu, Indonesia harus behadapan pula dengan para anasir dalam negeri

yang melakukan makar dan pemberontakan yang dilakukan PKI di Madiun

tahun 1948, peristiwa Soumokil yang memproklamasikan “ Negara Maluku

Utara “ , pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kartosoewirjo di Jawa Barat

dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, dan lain-lain.

b. Era “ Demokrasi Liberal “ berlangsung antara 19052-1959 ( hingga saat

dekrit Presiden kembali ke Undang-undang Dasar 1945 ) .

c. Era “ Demokrasi Terpimpin “ pemerintah Orde Lama 1959 sampai meletus

peristiwa makar G30S/PKI tahun 1965.

Kebijakan publik yang berkaitan dengan pendidikan Islam pada masa awal

kemerdekaan sampai runtuhnya pemerintahan Orde Lama yang dibicarakan dalam

hal ini meliputi :

a. Rancangan Pembaruan Sistem Pendidikan Nasional.

b. Penyelenggaraan Pendidikan Agama di sekolah umum dan pembinaan

madrasah dan pesantren.

c. Cita-cita konvergensi antara isi pendidikan umum dan pendidikan agama

(Islam).

44

Ibid., h. 61

Page 38: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

28

d. Pembaruan dan revitalisasi sekolah agama, menyusul penerbitan undang-

undang No. 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di

sekolah.

Sebagai model dalam melakukan pembaruan dan revitalisasi sekolah agama

itu, kementerian agama mengembangkan proyek perintisan madrasah wajib

belajar ( MWB ).45

D. Kajian Yang Relevan

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang

relevan selama proses penelitian dan penulisan skripsi, yang membahas tentang

K.H.A. Wahid Hasyim. Terdapat dalam beberapa buku dan juga terdapat dalam

tesis dan skripsi, diantaranya dalam buku K.H. Abd.Wahid Hasyim yang berjudul

mengapa memilih NU? (Konsepsi tentang Agama, Pendidikan dan Politik) yang

didalamnya membahas tentang keagamaan, kependidikan dan kepolitikan

antaranya yaitu Perbaikan Perjalanan Haji, beragamalah dengan sungguh dan

ingatlah Kebesaran Tuhan, kemajuan bahasa berarti kemajuan bangsa, tuntutan

befikir, pengurusan tinggi Islam dan mengapa saya memilih NU.46

Tesis yang ditulis oleh Rachman Basori yang berjudul The Founding

Father. Pesantren Modern Indonesia; Jejak Langkah K.H.A. Wahid Hasyim,

dalam tesis tersebut membahas mengenai pendidikan dan pembaharuan pesentren

dan madrasah, tentang K.H.A. Wahid Hasyim dan pemikirannya serta

pembaharuan pendidikan pesantren madrasah perspektif kontemporer.47

Skripsi

yang ditulis oleh Rizky Hariyanto yang berjudul K.H.A. Abdul Wahid Hasyim;

Studi Analisis tentang Pemikiran, Kiprah & Perjuangan, dalam skripsi tersebut

membahas tentang Biografi singkat K.H.A. Wahid Hasyim yang meliputi masa

45

Marwan Saridjo, Op. Cit., h. 65-66 46

KH. A Wahid Hasyim, Mengapa Memilih NU ?; Konsepsi Tentang Agama, Pendidikan

dan Politik, Ed. Buntaran Sanusi, dkk, ( Jakarta : PT. Inti Aksara, 1985 ), h. 101 47

Ruchman Basori, The Founding Father, Pesantren Modern Indonesia; Jejak Langkah

KH. A Wahid Hasyim,( Jakarta: Inceis, 2006 ), Cet. 1, Tesisnya yang berjudul Pemikiran

Pembaharuan Pendidikan Pesantren dan Madrasah ( Studi Atas Pemikiran Pendidikan Islam KH.

A Wahid Hasyim ) di Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2004, dipublikasikan.

Page 39: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

29

pra-Kemerdekaan, menjelang kemerdekaan derta sesudah kemerdekaan.48

Selanjutnya Skripsi yang ditulis oleh Fahmi Ulum yang berjudul Abdul Wahid

Hasyim; Kajian tentang Aktifitasnya dalam Bidang Pendidikan, dalam

skripsitersebut hanya membahas Biografi dan Aktifitasnya dalam bidang

pendidikan di Pondok Tebuireng.49

Dari sekian buku yang penulis temukan hampir semuanya membahas

tentang kehidupan dan perjalanan intelektual serta politiknya K.H.Abd.Wahid

Hasyim dari berbagai aspek kehidupan.Bebeda dengan diatas, dalam skripsi ini

penulis lebih fokus membahas tentang Pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim

tentang Pembaharuan Pendidikan Islam.

48

Riky Haryanto, KH. A Wahid Hasyim; Studi Analisis Tentang Pemikiran,Kiprah &

Perjuanangan, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, tidak dipublikasikan. 49

Fahmi Ulum, Abdul Wahid Hasyim; Kajian tentang aktivitasnya dalam bidang

pendidikan, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2005, tidak dipublikasikan.

Page 40: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul Pembaharuan Pendidikan Islam dalam perspektif K.H.

Abdul Wahid Hasyim ini dilaksanakan dari bulan Desember 2016 sampai bulan Juli

2017 digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang

diperoleh dari teks-book yang ada di perpustakaan, serta sumber lain yang

mendukung penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan metode yang

digunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Karena permasalahan

yang akan diteliti mengkaji sejarah pendidikan maka dari itu diperlukan banyaknya

literatur-literatur yang relevan dengan sejarah pendidikan.1

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

pendekatan penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang

secara individual maupun kelompok.2

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis

1 Imam Barnadib, Arti dan Metode Sejarah Pendidikan, ( Yogyakarta : Yayasan Penerbit FIPIKIP, 1982) h. 51

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2007 ), Cet. 3, h. 60

Page 41: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

31

menggunakan metode penelitian studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data, fakta

dan informasi berupa tulisan-tulisan dengan bantuan bermacam-macam material yang

terdapat di ruangan perpustakaan.3 Misalnya berupa buku-buku, majalah, naskah,

catatan kisah sejarah; surat kabar, internet dan sumber lain, yang berhungan dengan

Wahid Hasyim dan Pemikirannya terutama tentang Pendidikan Islam.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari literatur yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan data-data melalui

bahan bacaan dengan bersumber pada buku-buku primer dan buku-buku sekunder

atau sumber sekunder lainnya.

Adapun sumber premier dalam penulisan skripsi ini pemikiran-pemikiran

K.H.A. Wahid Hasyim yang banyak dituangkan dalam tulisan-tulisan kecilnya yang

sudah dikumpulkan oleh H. Aboebakar Atjeh dalam Sejarah Hidup K.H.A. Wahid

Hasyim dan Karangan Tersiar. Kemudian banyak buku yang memuat pemikiran

beliau seperti karya Seri Buku Tempo yang brjudul berjudul Wahid Hasyim untuk

Republik dari Tebuireng, dan buku karya Muhammad Rifai yang berjudul Wahid

Hasyim; Biografi singkat 1914-1953. Serta buku K.H.A Wahid Hasyim Sejarah,

Pemikiran, dan Baktinya Bagi Agama dan Bangsa editor Shofiyullah Mz, dkk.

Sedangkan buku pendukung dalam penulisan skripsi ini adalah karya Ahmad

Zaini yang berjudul K.H. Ahmad Wahid Hasyim, Pemburu Pendidikan Islam, buku

karya Zamakhsyari Dhofier yang berjudul Tradisi Pesantren, buku The Founding

Father, Pesantren Modern Indonesia Jejak langkah K.H.A. Wahid Hasyim karya

Ruchman Basori, dan buku karya Saifullah Ma'shum yang berjudul Karisma Ulama:

Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU, serta karya Saiful Uman, K.H.A. Wahid Hasyim:

Konsolidasi dan Pembelaan Eksistensi, dalam Azyumardi Azra, menteri-menteri

Aagama RI: Biografi sosial politik. Kemudian buku K.H.A. Wahid Hasyim: Mengap

Memilih NU? Editor Buntaran Sanusi dkk.

3 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : PT. Alfabeta, 2008 ), h. 329

Page 42: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

32

2. Teknik Pengelolahan Data

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya penulis lakukan adalah

membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data yang

relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis,

simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.

D. Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Analisis (historis analysis),

dan dengan pendekatan deskriptif yaitu berupa catatan informasi faktual yang

menggambarkan segala sesuatu apa adanya dan tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis tertentu.4 Maka di sini penulis menggambarkan permasalahan yang dibahas

dengan mengambil materi-materi yang relavan dengan permasalahan, kemudian

dianalisi, dipadukan, sehingga dihasilkan suatu kesimpulan.

E. Teknik Penulisan

Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk pada

buku Pedoman penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

4 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2009 ), Cet.10, h. 234

Page 43: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim

Abdul Wahid Hasyim lahir pada tanggal 14 Juni 1914 atau

bertepatan dengan tanggal 5 Rabi’ul Awal 1333 di Jombang, Jawa

Timur. Dia adalah putra Kiyai Haji ( K.H. ) Hasyim Asy’ari, pendiri

Nahdlatul Ulama ( NU ).1 Dari pasangan KH. M. Hasyim Asy’ari dan

Nyai Nafiqoh binti Kyai Ilyas Madiun.

Wahid Hasyim adalah anak kelima dari K.H. Hasyim Asy’ari dan

Nafiqoh, dan merupakan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara.

Nama aslinya adalah Abdul Wahid. Ketika dia beranjak dewasa dia

lebih suka menulis namanya A. Wahid, ditambah nama ayahnya di

belakangnya menjadi A. Wahid Hasyim.2

Ada yang menarik tentang bayi Wahid Hasyim. Ibunya merasakan

kepayahan yang lebih parah ketika mengandung Wahid Hasyim,

sehingga dia khawatir bayi yang dikandungnya tidak sempurna. Dalam

suasana tersebut, dia bernazar seandainya bayi tersebut selamat dan

tidak berkurang satu apapaun, maka ia akan berkunjung ke Kyai

Kholil, di Bangkalan Madura, yang juga guru KH. Hasyim Asy’ari.

Tradisi nazar sudah menjadi hal yang biasa dalam tradisi pesantren,

begitu juga mengunjungi rumah kiyai terkenal. Nazar tersebut

dilaksanakan pada saat Wahid berusia sekitar 3 bulan. Ketika mereka

sampai di rumah Kyai Kholil, hari sudah malam dan turun hujan.

Namun apa yang terjadi ? mereka tidak diijinkan masuk ke rumahnya

dan juga tidak boleh pulang. Mereka diminta untuk tetap berada di

depan rumah sambil kehujanan. Ketika hujan makin deras, ibunya

1 Achmad Zaini, KH. Abdul Wahid Hasyim Pembaru Pendidikan Islam dan PejuangKemerdekaan ( Jombang: Pesantren Tebuireng, 2011 ), h. 7

2 Azyumardi Azra; Saiful Umam ( ed. ), Menteri-menteri Agama RI : Biografi SosialPolitik ( Jakarta, PPIM 1998 ), h. 99

Page 44: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

34

meletakkan anaknya di halaman rumah Kyai Kholil agar terhidar dari

hujan, Karen khawatir anaknya jatuh sakit. Tapi Kyai Kholil

melarangnya dan menyuruh untuk mengambilnya kembali. Kejadian

ini diyakini sebagai pertanda bahwa bayinya akan menjadi orang yang

luar biasa.

Konon cerita tersebut adalah kilas balik keberhasilan dari KH.

Wahid Hasyim menjadi orang besar di Negara ini dan menjadikannya

pribadi yang memiliki visi ke depan. Akan tetapi, semua itu tidak lepas

dari kekuasaan Tuhan yang Maha Esa. Wahid Hasyim merupakan

keturunan dari keluarga masyhur, perintis pesantren di jawa. Ayahnya,

KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama dan pesantren

Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Sementara ibunya putri KH.

Muhammad Ilyas, pendiri pesantren Sewulan, Madiun. Seperti

umumnya keluarga ulama waktu itu, perkawinan merupakan

perjodohan antara anak kyai atau anak kyai dengan santrinya.

Diruntun lebih jauh, dari pihak ibunya, Wahid masih keturunan Ki

Ageng Tarub I. sedangkan dari pihak ayah, silsilah itu sampai pada

Jaka Tingkir atau Sultan Adiwijaya, Raja pertama Kesultanan Pajang (

1549 – 1582 ) keduanya bermuara di Sultan Demak Raden Brawijaya,

yang berkuasa pada 1478 – 1498.

Gambar 4.1.

Sosok K.H. Abdul Wahid Hayim

Page 45: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

35

Berikut silsilah KH. Abdul Wahid Hasyim yang bermuara ke

Brawijaya VI.

Gambar 4.2

Silsilah K.H. Abdul Wahid Hasyim yang bermuara ke Brawijaya VI.

BRAWIJAYA VI

JAKA TINGKIRMeninggal 1578

PANGERAN BENOWO

PANGERAN SAMBO

AHMAD

ABDUL JABBAR

SICHAH

LAYYINAH

HALIMAH / WINIH

KH. HASYIM ASY’ARI( 1871 – 1957 )

Pesantren Tebuireng

JAKA TARUB I

JAKA TARUB II

KYAI AGENG KETIS

KYAI AGENG SABA

KYAI AGENG SOLO

KYAI AGENGPEMANAHAN

PANEBAHAN SENOPATI

PANGERAN KAJURAN

MARKINAH

NAFIQOH( Meninggal 1939 )

KH. A WAHID HASYIM( 1914 – 1953 )

SHOLIHAH( 1922 – 1994 )

AbdurrahmanWahid

( 1939 – 2009 )

Aisyah( 1941)

SholahuddinAl-Ayubi

( 1942)

Umar( 1944)

LilyChodijah

( 1948)

MuhammadHasyim( 1953)

Page 46: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

36

Jelas sekali asal usulnya bahwa Wahid Hasyim masih keturunan ulama-

ulama besar dan priyai. Menjadikannya orang yang besar dan berpengaruh juga.

Seperti pepatah bilang buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Wahid Hasyim tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang religious.

Ibunya, Nafiqah, anaknya Kyai Ilyas seorang Kyai terkenal dari pesantren

Sewulan Madiun, sedangkan dari garis keturunan ayah, dia merupakan keturunan

ulama yang sangat dihormati. Ayah, kakek, dan buyutnya adalah ulama yang

mengabdikan hidupnya untuk belajar dan mengamalkan ilmunya serta mereka

yang mengilhami dirinya untuk membangun pesantren di Jawa. Ayah Wahid

Hasyim adalah pendiri pesantren Tebuireng Jombang. Kakeknya KH. Haysim

Ashari adalah pendiri pesantren Keras di Jombang. Dan Buyutnya, KH. Usman

selain dikenal sebagai pendiri pesantren Gedang, beliau juga dikenal sebagai

ulama yang mengajarkan Thariqat Naqshabandiyah di Jombang. Bahkan

pesantrennya disinyalir oleh Gus Dur sebagai pusat gerakan sufi di Jawa Timur.

Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang pendiam, peramah, dan pandai

mengambil hati orang. Dikenal juga sebagai orang yang suka menolong, bergaul

dengan tidak memandang bangsa, agama dan uang. Terlalu percaya pada kawan,

suka berkorban, dan mudah tersinggung perasaannya dan mudah marah tetapi

dapat mengatasi kemarahannya.3 Dengan sifat yang suka menolong dan dan

mudah bergaul, Wahid Hasyim sebagai orang yang dihormati oleh kawan maupun

lawan politiknya.

2. Pendidikan KH. Abdul Wahid Hasyim

Pendidikan dan bimbingan agama didapatkan langsung dari ayahnya

dalam lingkungan keluarga yang religious yaitu pesantren Tebuireng.

Sebagaimana umumnya anak-anak yang lain, saat usia beliau belajar Al-Qur’an

pada ayahnya sehabis sholat Maghrib dan Zuhur, disamping bersekolah di

madrasah salafiyah di Tebuireng dan khatam al-Qur’an pada usia 7 tahun.

3 Ruchman Basori, The Founding Father, Pesantren Modern Indonesia, Jejak LangkahKH. A. Wahid Hasyim, ( Jakarta: Inceis, 2006 ), Cetk. I, h. 62.

Page 47: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

37

Memang sudah menjadi kebiasaan bahwa anak-anak usia 7 – 13 tahun, belajar al-

Qur’an adalah pendidikan agama tingkat dasar.4

Ketika usianya sudah mencapai 7 tahun, ia mulai belajar kitab Fathul

Qarib, Minhajul Qowim, Mutammimah pada ayahnya juga. Termasuk umur yang

relative muda untuk anak pada zamannya dan kitab-kitab tersebut baru diajarkan

pada santri yang senior. Pada usia 12 tahun Wahid Hasyim tamat dari Madrasah

Salafuyah Tebuireng, dan mulai mengajar adiknya ( A. Karim Hasyim ) tentang

kitab Izi pada malam hari. Pada saat itu Wahid Hasyim sangat giat mempelajari

ilmu-ilmu kesastraan bahasa arab dan sastranya. Akan tetapi cara belajarnya lebih

banyak dengan mutholaah dan membaca sendiri.

Perkembangan pengetahuan yang diperoleh Wahid Hasyim selalu menjadi

perhatian ayahnya. Ketika Wahid Hasyim dipandang sudah menguasai ilmu-ilmu

agama, ayahnya mengirimkannya untuk mendalami ilmu agama di berbagai

pesantren. Pada usia 13 tahun, beliau mulai mengembara dari satu pesantren ke

pesantren lainnya.

Pesantren yang pertama kali dikunjungi adalah pesantren Siwalan Panji,

Sidoarjo, tempat dimana ayahnya juga pernah belajar. Dibawah bimbingan

ayahnya dan Kyai Chozin Panji, Wahid Hasyim belajar kitab Bidayah, Sullamut

Taufiq, Taqrib dan Tafsir Jalalain. Wahid Hasyim belajar disana selama 25 hari

bulan Ramadhan. Kemudian beliau kembali ke Tebuireng. Pada tahun berikutnya,

beliau meneruskan pengembaraannya ke berbagai pesantren di Jawa. Termasuk

pesantren Lirboyo, Kediri. Lalu akhirnya beliau banyak belajar otodidak di

pesantrennya sendiri.

Dengan demikian, pendidikan Wahid Hasyim diperoleh secara informal

dari ayahnya dan secara formal dari beberapa Kyai dari pesantren yang pernah

dikunjunginya. Program pembelajaran yang diikuti, termasuk program Ramadhan

yaitu pesantren kilat dengan sistem halaqoh, biasanya dengan membaca kitab dan

menerjemahkannya ke dalam bahasa Jawa atau Melayu. Untuk mendalami kitab,

santri diharapkan dapat mengulang kembali yang telah dipelajari secara sendiri.5

4 Ibid, h. 635 Ahmad Zaini, Op. Cit., h. 13

Page 48: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

38

Dengan berpindah-pindah pondok dan nyantri dalam hitungan hari itu

seolah-olah yang diperlukan Wahid Hasyim hanya keberkahan sang guru, bukan

ilmunya itu sendiri. Soal ilmu, mungkin beliau berfikir bahwa ilmu bisa diperoleh

dengan cara apa saja dan dimana saja. Tapi soal keberkahan guru itu harus

diperoleh dengan sungguh-sungguh dan mondok di pesantren. Itulah yang

menjadi pertimbangan utama bagi Wahid Hasyim waktu itu.

Kebiasaan mengembara dari satu pesantren ke pesantren lainnya sebagai

aplikasi dari metode pengajaran modern, yaitu studi comperatif, dengan cara

melihat dari dekat, dan membandingkan sistem pengajaran, dan karakter satu

pesantren dengan pesantren lainnya. Agar nanti dapat diambil pelajaran yang

berharga untuk kehidupan. Ternyata ini sangat positif bagi pembentukan dan

pengembangan pendidikan pesantren di kemudian hari.6

Meskipun Wahid Hasyim telah menguasai bahasa arab dan kitab-kitab,

tetapi beliau belum bisa membaca tulisan dengan huruf latin. Beliau baru belajar

huruf latin saat usia 15 tahun. Dalam waktu yang cukup singkat beliau dapat

menguasai huruf latin. meskipun tidak diketahui bagamainana bisa menguasainya

begitu cepat, akan tetapi semenjak Moh. Ilyas, sepupu Wahid Hasyim, lulus dari

HIS dan datang ke Tebuireng untuk mendalami ilmu agama pada tahun 1925,

dapat diasumsikan bahwa Wahid Hasyim belajar huruf latin dari sepupunya

tersebut. Semenjak itu Wahid Hasyim menjadi seorang kutu buku. Berbagai buku,

majalah dan jurnal telah dibacanya, baik dalam bentuk tulisan bahasa Indonesia,

Jawa maupun arab. Dia juga berlangganan beberapa jurnal baik dalam negeri

maupun luar negeri, seperti penyebar semangat, Umm al-Qura, Shaut Al-Hijaz.

Kemampuan menguasai bahasa latin mengantarkan Wahid Hasyim

mengenal ilmu pengetahuan sekuler dan berbagai bahasa asing, seperti bahasa

Belanda dan bahasa Inggris. Disamping mempelajari ilmu dan bahasa secara

otodidak, beliau juga belajar kepada Imam Sukarlan,7 Moh. Ilyas,8 beberapa santri

6 Ruchman Basori, Op. Cit., h. 647 Imam Sukarlan adalah guru Taman Siswa yang belajar ilmu keIslaman dan sekaligus

mengajar bahasa Belanda di Tebuireng.8 Moh. Ilyas adalah saudara sepupu Wahid Hasyim. Dia adalah alumni sekolah Belanda,

Holland Inlandsche Scholen ( HIS ) di Surabaya dan juga mengajar bahasa Belanda dan sains.

Page 49: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

39

ayahnya yang mempunyai kemampuan di bidang tersebut. Hal ini dimungkinkan

karena santri yang belajar di Tebuireng berasal dari berbagai lapisan dan daerah,

yang sebagian dari mereka pernah belajar di sekolah Belanda.

Wahid Hasyim juga tercatat sebagai anggota perpustakaan di Surabaya.

Dan beliau membaca semua buku yang ada di perpustakaan dan dilaporkan bahwa

dia meminjam buku berdasarkan nomor buku secara berurutan. Sayangnya,

informasi mengenai hal ini sangat sedikit. Bisa jadi benar adanya bahwa beliau

membaca semua buku dikarenakan jumlah buku yang ada terbatas. Singkatnya,

secara otodidak, pengetahuan yang diperoleh sangat luas mulai dari Tafsir, Fiqh,

Hadits, sampai pengetahuan tentang sejarah, politik dan filsafat.9 Kegemarannya

membaca kian meningkat, sehingga dia harus menggunakan kacamata.10 Ini

semua bekal dari ilmu pengetahuan yang luas sebagai modal utama untuk

mengajar di Tebuireng dan sebagai bahan ceramah dan pengajian.

Pada tahun 1931, Wahid Hasyim mulai mengajar kitab Ad-Durarul

Bahiyah dan Kafrawi kepada murid-muridnya pada malam hari. Dan kadang-

kadang beliau diminta untuk berpidato dalam rapat umum.11

Ketika menginjak umur 17 tahun ( 1932 – 1933 ), beliau dikirim ayahnya

untuk belajar selama 1 tahun di Mekkah, disamping untuk menunaikan ibadah haji

yang ditemani oleh Moh. Ilyas, sepupunya. Yang telah banyak berjasa dalam

pembentukan kecerdasan dan pribadi sosok Wahid Hasyim. Pergaulan yang

bermacam-macam dengan berbahasa Islam yang sama di Mekkah untuk

kepentingan ibadah dan menuntut ilmu pengetahuan agama membuat Wahid

Hasyim berfikir luas dan tidak sombong dalam menghadapi persoalan.

Disamping belajar ilmu pengetahuan, beliau bersama Moh. Ilyas turut

menyadarkan masyarakat Indonesia di Mekkah sesuai ukuran kebangsaannya,

berupa penentangan dari pelecehan dan penghinaan yang ditujukan kepada rakyat

Jawa pada waktu itu.

Setelah kurang lebih satu tahun di Mekkah, Wahid Hasyim kembali ke

Indonesia. Selain sebagai ulama, beliau juga menjadi staf pengajar di Tebuireng.

9 Ahmad Zaini, Op. Cit., h. 1410 Aboe Bakar Atjeh, Op. Cit., h. 14611 Ibid, h. 147

Page 50: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

40

Beliau juga ditunjuk menjadi asisten ayahnya dengan tugasnya, antara lain

menjaga kesinambungan proses belajar dan mengajar, menjawab surat-surat fiqh

yang ditujukan kepada ayahnya dan mengisi pengajian atau ceramah. Hal yang

demikian itu, sudah menjadi hal biasa dalam kaderisasi di pesantren, seorang Gus

yang dikirim ke Mekkah dan sekembalinya dari Mekkah, statusnya bukan lagi

santri, tetapi menjadi staf pengajar bahkan suatu saat nanti menggantikan ayahnya

memimpin pesantren.12

Selanjutnya, Wahid Hasyim mengakhiri masa lajangnya saat usia 25 tahun

dengan menikahi Solehah binti KH. Bisri Syamsuri, pendiri dan pemimpin

pesantren Denanyar Jombang serta menjadi pendiri Nahdlatul Ulama dan pernah

juga menjadi Rais Aam PBNU. Dari pernikahannya, Wahid Hasyim dikaruniai 6

anak, 4 putra dan 2 putri. Diantaranya adalah Abdurrahman Ad-Dachil ( Gusdur ),

Aisyah, Salahudin Al-Ayubi ( sekarang pemimpin pesantren Tebuireng ), Umar,

Lily Chadijah, dan Muhammad Hasyim.13

3. Organisasi KH. Abdul Wahid Hasyim

a. Ikatan Pelajar Islam ( IKPI )

Untuk mengorganisasikan para pemuda dan santri, Wahid Hasyim

mendirikan Ikatan Pelajar Islam ( IKPI ) pada tahun 1936. Beliau langsung yang

menjadi pemimpinnya. Pendirian taman bacaan sebagai salah satu usaha ikatan

ini.14

Tak lama kemudian, ikatan ini beranggotakan sebanyak 300 orang. Lalu,

beliau mendirikan sebuah taman bacaan atau bibtliotheek. Didalamnya kurang

lebih beris 500 buah kitab untuk anak-anak dan santri. Kitab-kitab tersebut itu

terdiri beberapa bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Madura, Sunda, Belanda

dan Inggris. Suatu kemajuan yang luar biasa pada pesantren saat itu.15

12 Ruchman Basori, Op.Cit., h. 67-6813 Lihat Azyumardi Azra; Saiful Umam (ed), Op.Cit., h.10214 Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam jilid 5, ( Jakarta : Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1997 ) h. 196315 Abu Bakar Etjih, Op.Cit., 154

Page 51: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

41

b. Nahdlatul Ulama ( NU )

Nahdlatul Ulama artinya kebangkitan ulama. Sebagai organisasi yang

didirikan para ulama pada tanggal 31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1433 H di

Surabaya.

Lahirnya NU berkaitan dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan

politik dunia Islam saat itu. Pada tahun 1924, Syarif Hussein, Raja Hijaz (

Mekkah ) yang berpaham sunni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang

beraliran Wahabi. Tersebarlah berita penguasa baru itu melarang semua bentuk

amaliah keagamaan ala Sunni yang sudah berjalan sudah lama di tanah Arab. Dan

akan menggantinya dengan model Wahabi. Pengamalan agama seperti system

bermazhab, tawashul, ziarah kubur, maulid Nabi dan lainnya akan dilarang

olehnya, bahkan Raja Ibnu Saud akan melebarkan kekuasaannya ke seluruh dunia.

Sebab inilah, akhirnya Jami’ah Nahdlatul Ulama didirikan.16

Hampir semua warga NU yang berada di desa dari profesi pedagan, petani

untuk menjadi warga NU yang lebih mempertimbangkan emosiomal. Kebanyakan

dari mereka menjadi warga NU karena keluarga, kerabat, sahabat dan tokoh yang

menjadi panutan mereka.

Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada Wahid Hasyim. Beliau memiliki

pertimbangan sendiri dalam organisasi pergerakan. Padahal saat itu beliau disebut

tokoh pemuda yang cerdas, apalagi dia seorang anak dari pendiri NU. Banyak

tawaran dari berbagai organisai untuk berkiprah dalam organisasi tersebut. Akan

tetapi, Wahid Hasyim memandang saat itu bahwa organisasi selalu saja ada

kekurangan. Oleh sebab itu, beliau membutuhkan empat tahun lamanya sebelum

akhirnya keputusan untuk bergabung dengan NU.

Pada tahun 1938, Wahid Hasyim berbagung dengan Nahdlatul Ulama ( NU ).

Alasan beliau adalah tidak ada satu pun perhimpunan yang 100%

memuaskan atau sempurna. Makanya dilihat mana yang sedikit kekurangannnya.

Saat itu, beliau memakai ukuran keradikalan ( ketangkasan dan kecepatan ), NU

jelas bukan. Akan tetapi, NU merupakan organisasi yang mengalami

16 Soelaiman Fadeli dkk., Antologi NU ; Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah, ( Surabaya ;Khalista, 2007 ), h. 1-2

Page 52: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

42

perkembangan pesat dengan cabangnya dimana-mana, jadi, apa artinya radikal

jika selama 10 tahun hanya mengumpulkan 10 cabang. Sementara yang dikatakan

lambat bergerak itu sudah mempunyai cabang 60% di berbagai daerah dan hampir

merata di seluruh Indonesia.17 Melihat kenyataan ini beliau mengenyampinkan

ukuran radikalisme, beliau memandang bahwa yang terpenting bukanlah

kegagalan dalam berjuang, melainkan hasil dri perjuangan iytu sendiri. Dari sini

kita bisa lihat karakter berfikir Wahid Hasyim yaitu sisi lain beliau terlihat sebagai

sosok tradisionalis dan di sisi lain tentunya jalur radikal. Akan tetapi beliau

melihat NU mempunyai prospek yang bagus dari organisasi yang lain nya.

Dalam karir dan perjuangannya di NU ini. Wahid Hasyim tidak langsung

menjadi seseorang tokoh penting, Padahal, jika dia mau, bisa saja beliau menjadi

seorang tokoh penting NU, apalagi beliau adalah anak tokoh salah satu pendiri

organisasi NU yang sangat dihormati oleh para ulama sepuh. Namun, beliau

memulai karir dan perjuangannya di tubuh NU dari bawah sekali.

Karirnya di NU dimulai serbagai penulis ranting NU cukir, kemudian

dipilih beliau menjadi ketua NU jombang, dan kemudian pada tahun 1940 beliau

menjadi anggota PBNU bagian Ma’arif (pendidikan).18

c. Al-Majlis Al-Islam Al-A’la al-Indonesia ( MIAI )

MIAI merupakan gabungan dari ormas-ormas Islam yang berdiri atas

prakarsa dari K.H. Abdul Wahab dari NU, K.H. mas Mansur dan K.H. Ahmad

Dahlandari Muhammadiyah serta W. Wondoamiseno dari serikat Islam. Pada

tahun 1937 M di kota surabaya.19 MIAI dikenal dalam bahasa Indonesia dengan

sebutan majlis Islam tinggi.

Kiprah Wahid Hasyim dalam organisasi MIAI ini bisa dikatakan penting

selain kepribadiannya yang terbuka, mudah bergaul, berpengetahuan yang luas,

dan kepandaiannya, juga karena pengaruh ayahnya, K.H. M. Hasyim Asyari,

17 Muhammad Rifa’I, Wahid Hasyim ; Biografi Singkat 1914 – 1953, ( Jogjakarta :Garasi, 2009 ), h. 58

18 Ibid., h. 6019 Shofiyullah, MZ ( ed ), KH. A. Wahid Hasyim ; Sejarah Pemikiran, dan Baktinya Bagi

Bangsa dan Agama, ( Yogyakarta : Pesantren Tebuireng, 2011 ), Cet. H. 276

Page 53: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

43

yang sebenarnya ditunjuk oleh para ulama dan pemuka Islam kala itu menjadi

pemimpinnya organisasi tersebut. K.H. M. Hasyim Asyari menerima dirinya

ditunjuk sebagai penasehat MIAI, tetapi pendelegasian dan pelimpahan tugas-

tugas atas kepemimpinan organisasi tersebut dilimpahkan kepada anaknya, yaitu

Wahid Hasyim.

Wahid Hasyim masuk kedalam MIAI dan berkiprah di sana ketika MIAI

mengadakan kongres pada 1939. Dalam kongres tersebut, beliau terpilih sebagai

ketua MIAI mewakili dari NU. Organisasi yang bergabung dalam MIAI pada

1941 antara lain : PSII, PBII, Muhammadiyah, Persatuan ulama Indonesia, Persis,

Nahdlatul Ulama, Ijtihadul Islamiyah, Al-Irsyad, PAI, Musyawatun Thalibin, dan

Washilah.

Kiprahnya Wahid Hasyim adalah menjaga persaudaraan antar-umat Islam

bisa dilakukan dengan konsekuen. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan

kesamaan ketimbang perbedaan diantara golongan, aliran, dan perbedaan mazhab

Islam di Indonesia.

Perjanalanan Wahid Hasyim dalam organisasi ini relatif tidak banyak. Pada

1941 beliau mengundurkan diri dari MIAI dan mengundurkan diri pula di PBNU

ketua bidang Ma’arif NU, dengan alasan dipanggil ayahnya untuk mengasuh

pesantren tebuireng karena ayahnya sudah lanjut usia.20 Dengan demikian beliau

hanya menjadi anggota biasa di MIAI. Tidak lama MIAI dibekukan oleh Jepang,

Kemudian menjadi Masyumi.

d. Masyumi

Pada tahun 1943 didirikan Masyumi di jakarta (pada masa pendudukan

tentara Jepang) di bawah pimpinan K.H. Mas Mansur sebagai ketus dan Wahid

Hasyim sebagai wakil ketua.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka timbullah pkiran dari

pemuka-pemuka Islam, di antaranya M. Nasir dan Wahid Hasyim hendak

mengadakan Mu’tamar Islam dari segala golongan seluruh Indonesia. Akhirnya

diadakanlah : Kongres Umat Islam di Yogyakarta (November 1945). Pada waktu

20 Muhammad Rifa’I, Op. Cit., h. 65-66

Page 54: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

44

itu lahirlah satu partai politik baru dengan nama Masyumi. Waktu itulah

diambilah ikrar bersama, yaitu hanya mengakui masyumi sebagai satu-satunya

partai politik dijadikan anggota istimewa dalam masyumi. Partai-partai politik

yang telah berdiri sebelum proklamasi ditiadakan dan dilebur menjadi masyumi.21

Wahid Hasyim menyadari bahwasanya organisasi masyumi adalah alat

penjiak Jepang terhadap gerakan politik Islam. Maka dari itu, sejak masuk ke

masyumi Wahid Hasyim mencari para pemuda untuk menyelamatkan organisasi

ini dan masyarakat agar tidak sekedar menjadi alat propaganda Jepang semata.

Wahid Hasyim mengajak M. Natsir, Harsono Cokroaminoto, Prawto,

Mangkusasmito, dan Zainul Arifin. Perekrutan ini bertujuan untuk meminimalisir

pengerahan pemerintah Jepang untuk Romusa secara masal. Dan berusaha

mengadakan persiapam-persiapan penting dan diam-diam, persiapan-persiapan

yang ditujukan untuk memperkuat perlawanan rakyat, baik rohani berupa

penyiaran ajaran Islam yang sebenernya, dan jasmani dalam mengisi tentara

pembela air (PETA) atau persiapan tentara Islam (Hizbulloh). Kebingungan

tentara Jepang berhubung dengan hasil-hasil penyerangan tentara sekutu.

Dipergunakan sebaik-baiknya untuk menguntungkan pertahanan bangsa, tanah air

dan agama.22

Kemudian Wahid Hasyim menguatkan bidang media pada organisasi ini.

Beliau bersama kawan-kawan yang progresif mendirikan majalah suara muslimin

indonseia, tempat ia menjadi pimpinannya. Media ini kebanyakan berisi himbauan

kepada pemuda untuk mengobarkan semngat jihad dan peperangan melawan

Jepang . didalam menulis beliau sering menggunakan nama samaran atau tak

bernama. Penyamaran ini dipakai untuk menyinggung “politik manis” Jepang.

Didalam media ini juga terdapat karangan semangat jihad dari berbagai penulis,

seperti K.H. A. Mokti, R.H. Adnan, Asa Bafagih, H.M. Dahlan, A.Bahri,

Abdulloh Aidit, Maupun Hatta.

Di samping itu, beliau juga memelopori berdirinya Badan Propaganda Islam

(BPI) yang anggotanya didik agar tampil dan mahir berpidato di hadapan umum.

21 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, ( Jakarta; PT. HidakaryaAgung, 1996 ), h. 368

22 Aboe Bakar Atjeh, Op. Cit., h. 332

Page 55: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

45

Para ahli pidato atau da’i ini digunakan sebagai penyambung gagasan-

gagasan Masyumi dan Wahid Hasyim untuk memperkuat rasa persatuan dan

persaudaraan umat Islam Indonesia. Di Jakarta diadakan latihan ulama yang di

dalamnya beliau memberikan pelajaran kedisiplinan dan ceramah-ceramah

mengenai pengetahuan umum dan perjuangan. Latihan ini setiap bulannya

mengeluarkan 60 Kyai yang tersebar di seluruh jawa.

Pada zaman inilah bisa dikatakan sebagai masa emas politik Islam ketika

muhamadiyah giat mengadakan latihan untuk menolong fakir miskin sedangkan

NU giat latihan untuk mempersiapkan Kyai-kyainya menjelang kemerdekaan

(1945) Wahid Hasyim pindah di Jakarta karena banyak tenaga dan pekerjaan yang

harus dicurahkannya di ibu kota. Bisa dikatakan pada tahun inilah fase politisnya

dimulai. Apalagi pada tahun 1945 beliau menjadi ketua Masyumi. Organisasi ini

bisa dikatakan partai politikl Islam terbesar di Indonesia saat itu.

Fase ini sebelumnya ini dimulai ketika Wahid Hasyim yang berada dalah

BPUPKI mempersiapkan proklamasi kemerdekaan dengan tujuan menyusun

Pancasila, UUD 1945. Di dalam tugas tersebut, Wahid Hasyim mewakili NU juga

mewakili MIAI. Kemudian hal itu dilanjutkan ketika beliau menjadi wakil

Masyumi masuk kedalam struktur pemerintahan Indonesia yang baru terbentuk,

yaitu dalam kabinet Soekarno sebagai dan dalam kabinet parlementer sebagai

menteri agama mewakili Masyumi. Setelah terjadi penyerahan kedaulatan dari

pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia dan berdiri R.I.S. Maka dalam

Kabinet Hatta (1950), Wahid Hasyim dipilih menjadi mentri agama. Jabatan itu

terus-menerus dipegangnya sampai 3 kali kabinet yaitu dalam kabinet Natsir dan

kabinet Sukiman.

Kiprah Wahid Hasyim dalam Masyumi juga bisa dilihat dari susunan

kepengurusan masyumi dari periode ke periode. Misalnya dalam priode 1945

dalam pengurusan pimpinan pusat Masyumi Wahid Hasyim menjabat ketua muda

II bagian majlis syuro dan ketua umumnya adalah ayahnya.

Page 56: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

46

4. Karya-karya Tentang KH. Abdul Wahid Hasyim

Karya buku yang membahas tentang Wahid Hasyim :

a. K.H. Wahid Hasyim : Mengapa memilih NU,1985

b. Kharisma ulama : Kehidupan ringkas 26 tokoh NU, 1998

c. The Founding Father : Pesantren modern Indonesia, jejak langkah K.H.A

Wahid Hasyim, 2006.

d. Wahid Hasyim : Biografi singkat (1914- 1953),2009

e. K.H. Abdul Wahid Hasyim, pembaru pendidikan Islam dan perjuangan

kemerdekaan ,2011

f. K.H. A. Wahid Hasyim : Sejarah, pemikiran,dan baktinya bagi agama dan

bangsa,2011

g. Wahid Hasyim untuk republik dari tebuireng, Seri Buku Tempo,2011

h. Tradisi pesantren : Studi pandangan hidup kiai dan visi nya mengenai

masa depan Indonesia,2011

Karya berupa artikel :

a. “Nabi muhammad SAW dan persaudaraan manusia” pidatonya pada

acara pembukaan perayaan Nabi Muhammad Saw. di istana negara,

Jakarta. 2 januari 1950

b. “Kebangkitan dunia Islam”. Di media mimbar agama edisi no. 3-4, maret-

april 1951.

c. “Beragamalah dengan sungguh kebesaran tuhan “. Pidato perayaan hari

raya idul fitri, Indonesia masih berbentuk serikat (RIS).

d. “Fanatisme dan Fanatisme”. Dalam gempita no.I tahun ke-1 (15 maret

1955).

e. “Siapakah yang akan menang dalam pemilihan umum yang akan datang”

dalam gema muslimin, tahun ke-1 maret 1953.

f. “Abdulloh Obebayid sebagai pendidik”. Dalah subuh NU, Agustus 1941,

Th. Ke-1 No.5.

g. “Kemajuan bahasa berarti kemajuan bangsa”. Dalam Suara Ansor,Rajab

1360 Th.IV No.3.

Page 57: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

47

h. “Pendidikan Ketuhanan”. Dalam Mimbar Agama Tahun 1 No. 5-6, 17

November-17 Desember 1950.

i. “Perguruan Tinggi Islam”. Pidato menyambut Berdirinya Universitas

Islam Sumatra Utara di Medan 21 juni 1952.

j. “Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri”. Pidato pembukaan dan

penyerahan PTAIN di Yogyakarta 26 September 1951.

k. “Pentingnya Terjemah Hadis Pada Masa Pembangunan”. Termuat

sebagai kata sambutan dalam kitab terjemah Hadis Shahih bukhori 1953.

l. “Tujuan Berfikir”. Kata Pendahuluan agenda Kementrian Agama 1951-

1952.

m. “Islam antara Materialisme dan Mistik”. Ceramah pada malam purnama

sidi Kamis malam, 4 Desember 1952

n. “Perbaikan Perjalanan Haji”. Dalam Mimbar Agama Tahun 1 No.2, 17

agustus 1951.23

5. Latar Belakang Pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim

Wahid Hasyim adalah sosok yang brilian dan berpandangan kedepan

melampaui kebanyakan orang pada waktu itu. Ide-ide dan gagasannya dan

kiprahnya dalam perjuangan utama Wahid Hasyim dalam berpandangan kedepan.

Untuk mencapai ke tahap itu semua selain bersal dari dirinya yang memang

mempuni, cerdas, otodidak dan mampu bergaul dengan siapa pun tanpa pandang

bulu, namun ada faktor eksternal pulalah yang turut mempengaruhi pemikiran

Wahid Hasyim, Antara lain :

a. K.H. Hasyim Asyari, ialah sosok ayah yang demokratis, Kedisiplinannya

dalam memimpin dan sikap demokratisnya tampak menonjol dalam

kehidupan keluarga, terutama dalam mendidik putra-putrinya. Sebagai ulama

besar beliau mengharapkan putra-putri nya bisa mengikuti jejak dan

berkembang menjadi generasi yang berpengetahuan luas, khususnya dalam

ilmu agama. Untuk itulah suasana kehidupan keluarga diciptakan sedemikian

rupa sehingga mendukung proses pembelajaran seluruh anggota keluarganya.

23 Aboe Bakar Atjeh, Op. Cit., h. 677 - 886

Page 58: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

48

Sejak dini putra-putrinya diperkenalkan dengan pengetahuan umum.Tidak

soal baginya bagaimana mendapatkan buku bahan bacaan bagi puta-putrinya

sebab secara ekonomi tergolong mampu untuk ukuran saat itu. Dalam

suasana itulah Wahid Hasyim tumbuh dan berkembang.24

b. K.H. Muhammad Ilyas, adalah saudara sepupu K.H. Abdul Wahid Hasyim

yang pernah mengenyam pendidkkan Hollands Indische School ( HIS ) di

surabaya. Memiliki jasa besar dalam membimbing Wahid Hasyim sehingga

tumbuh menjadi anak yg cerdas. Muhammad Ilyas dikenal fasih bahasa arab.

Ia yang memperkenalkan berbagai ilmu pengetahuan umum yang pernah

didapatnya di HTS dan tidak terdapat dalam pondok pesantren. Misalnya

bahasa inggris dan belanda. Dari sinilah terdapat interaksi antara K.H.

Muhammad Ilyas. K.H A. Wahid Hasyim menempuh studi di tanah suci

Mekkah selama dua tahun.25 Di mekkah Wahid Hasyim dismping

menunaikan haji beliau memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu,

sharaf, fikih, tafsir dan hadis.26

c. Dan guru nya di Masjidil Haram ialah Syeikh Umar Hamdan, seseorang

ulama yang terkenal alimnya ketika itu di Mekkah. Kepadanya Wahid

Hasyim belajar terutama ilmu-ilmu hadis, tafsir, fiqih, tasawuf, nahwu, sharaf

dan lainnya. Kemudian kepada Syeikh Abdul Wahab Al-Khuqir, seorang

hafiz al-Quran dan alim. Serta guru yang lain yang di kunjungi ke rumahnya

yaitu K.H. Bakir dari Yogyakarta yang terkenal baik di Mekkah ataupun di

Indonesia.27

d. Serta pengaruh gelombang pembaharu Islam yang sangat gencar dilakukan di

negeri-negeri muslim di timur tengah, mendorong munculnya kesadaran para

pendidik Islam di Indonesia untuk melakukan perubahan. Demikian kuga,

sistem oendidikan belanda yang kala itu jauh lebih maju dan lebih modern,

24 Saifullah Ma’shum, Karisma Ulama ; Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU ( Bandung :Mizan, 1998 ), Cet. 1, h. 301

25 Muhammad Rifa’I, Op. Cit., h. 25-2626 Shofiyullah Mz ( ed ), Op. Cit., h. 5627 Aboe Bakar Atjeh, Op. Cit. h. 86-87

Page 59: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

49

tampaknya juga menjadi salah satu pemicu munculnya kesadaran baru

teraebut.28

6. Pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim

Diawal abad ke-20, tidak disaksikan lagi bahwa bangsa Indonesia

mengalami berbagai bemtuk pergerakan sosial, keagamaan, politik dan

pendidikan. Pergerakan ini dipelopori tidak saja oleh para pemimpin kaum sekuler

nasionalis,tetapi juga oleh pemimpin muslim nasionalis yang dalam

perkembangannya terpecah menjadi dua kubu : modernis dan tradiaionalis.

Perkembangan pergerakan tersebut termasuk para pemimpinnya telah banyak

dikaji oleh para sarjana barat dan Indonesia. Tetapi kebanyakan mereka

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pergerakan sekuler dan

modernis. Sedangkan kaum tradisionalis mendapat perhatian yang sangat kecil hal

ini mungkin disebabkan bahwa kaum modernis, dalam pandangan mereka sebagai

kelompok yang memiliki pandangan dinamis, pragmatis, dan adaptis. Sebaliknya,

kaum tradisionalis selalu mempunyai pandangan yang negatif terhadap segala

bentuk inovasi terutama barat, dan pemimpinnya dikategorikan sangat resisten

untuk menerima perubahan.

Keterbukaan Wahid Hasyim terhadap segala hal yang baru dan pemikiran

yang cukup maju dapat dipertimbangkan. Seperti dalam pergerakan kemerdekaan,

andil dan sumbangsih Wahid Hasyim menjadi ketua Majlis A’la Islam Indonesia

(MIAI), ditunjuk menjadi salah seorang anggota PPM sampai dipilihnya dia

sebagai menteri agama menunjukkan bahwa perannya sangat signifikan dalam

rangka merebut kemerdekaan dan mempersatukan wilayah Indonesia.29

Wahid Hasyim adalah sosok pejuang yang cerdas, pragmatis dan tokoh

muda yang menjadi ketua Departemen Ma’arif PBNU, ketua MIAI, ketua

Masyumi, perintis berdirinya Hizbulloh, pendiri Sekolah Tinggi Islam Jakarta,

Kepala Jawatan Agama Pusat (Shumubucho), anggota termuda BPUPKI,

penasehat Panglima Besar Jendral Sudirman, Ketua Umum PBNU, Menteri

28 SKI Fakultas Adab UIN Yogyakarta, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, ( Yogyakarta: Pustaka, 2006 ), Cet. H. 151

29 Achmad Zaini, op. cit., hal. 1-3.

Page 60: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

50

Agama.30 Dan juga kyai Wahid Hasyim adalah sosok konseptor pendidikan

Indonesia yang sangat tangguh yang dibuktikan oleh kemampuannya menjadikan

Kementrian Agama sebagai Pengelola pendidikan bagi generasi muda Indonesia.31

Di abad ini Tradisi Pesantren telah melahirkan budayawan agung kyai Wahid

Hasyim, tokoh pembangunan Peradaban Indonesia Modern, setaraf kualitas dan

kelasnya dengan pendiri Peradaban Melayu Islam Nusantara antara abad ke-13

dan ke-17; Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Abdurrauf Singkel,dan

Nuruddin Arraniri.32

Meneliti gagasan dan pemikiran Wahid Hasyim dalam dunia pendidikan,

merupakan suatu hal yang sangat menarik. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini

peneliti merumuskan konsep pemikiran pendidikan Wahid Hasyim dalam tiga

aspek, yaitu Tujuan pendidikan islam, kurikulum pendidikan, dan metode

pembelajaran.

a. Tujuan Pendidikan Islam

Sebelum menuju sub pembahasan Wahid Hasyim, ada beberapa faktor

pembaharuan pendidikan yang di formulasikan oleh Wahid Hasyim yaitu ada dua

hal secara historis melatarbelakangi pembaharuan. Pertama,kondisi umat islam

yang terbelakang dalam hal pendidikan, yang berdasar pada kesadaran pentingnya

pendidikan dalam rangka membangun bangsa. Kedua, sentimen negative Wahid

Hasyim terhadap kolonialisme yang menganaktirikan masyarakat pribumi terkait

hak-hak untuk mengenyam pendidikan, begitu pula nasionalisme yang dibangun

anak bangsa yan merambah dan mewujud dalam bentuk reformasi pendidikan

Islam sebagai peneguh atas eksistensi identitas umat islam juga sebagai

perlawanan terhadap pemerintah kolonialisme.33

Kedua faktor diatas itulah yang melatarbelakangi Wahid Hasyim dalam

melakukan perubahan pendidikan islam di Tebuireng.

30 Saifullah Ma’shum, op. cit., hal.299.31 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren;Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia, ( Jakarta: LP3ES,2011 ), hal. 149.32 Ibid, hal. 37.33 Shofiyullah Mz (ed), op. cit.,hal.361

Page 61: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

51

Setiap orang mengenal bahwa pesantren pada masa awal merupakan suatu

lembaga pendidikan klasik dan tradisional di negeri ini.34 Termasuk Pesantren

Tebuireng.

Pesantren ialah tempat di mana anak-anak muda dan dewasa belajar secara

lebih mendalam dan lebih lanjut ilmu agama islam yang diajarkan secara

sistematis, langsung dari bahasa Arab serta berdasarkan pembacaan kitab-kitab

klasik/ kitab kuning karangan ulama-ulama besar. Mereka yang berhasil

belajarnya memang diharapkan menjadi kyai, ulama, mubaligh, setidak-tidaknya

guru agama.35

Pesantren yang semula mempunyai tujuan untuk menjadikan kyai, ulama

dan mubaligh mendapat respon dari masyarakat, terutama orang tua yang

mempercayakan kepada kyai dan mendidik anaknya agar kelak memahami agama

secara mendalam dan pada akhirnya harapan untuk menjadikan anak-anaknya

sebagai tokoh agama.

“…….. orang tua-tua masa lalu mengambil sikap bahwa pendidikan anak-

anaknya harus ditujukan pada maksud untuk menjadikan mereka itu “ ahli-ahli

agama”. Akibatnya, kurangnya kesediaan anak-anak itu setelah menjadi dewasa,

untuk berlomba-lomba dalam perjuangan hidup yang bersifat modern…”.36

Dengan demikian tujuan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan

kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan,

berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dan menegakkan islam dan

kejayaan umat. 37

Dari latar belakang itulah tujuan pesantren dirumuskan hanya mencetak

para ulama dan ahli agama belaka, dengan kata lain pesantren tidak menerima

34 Marzuki Wahid, dkk, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan danTransformasi Pesantren, (Bandung:Pustaka Hidayah, 1999), hal.224

35 M.Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1985), Cet ke-3,hal. 2.

36 K.H. A. Wahid Hasyim, Pentingnya Terjemah Hadist Pada MasaPembangunan.DalamBuntaran Sanusi, dkk, H.H.A. Wahid Hasyim Mengapa Melilih NU?, (Jakarta: PT Inti SaranaAksara, 1985), hal. 71.

37 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju DemokrasiInstitusi, (Jakarta: Erlangga, tt), hal. 4.

Page 62: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

52

atau menolak pelajar umum masuk dalam kurikulum pesantren. Dengan alasan

tidak sesuai dengan tujuan pesantren tersebut.

Kecenderungan belajar di pesantren yang demikian, menggugah Wahid Hasyim

untuk memberikan alternative lain kepada santri. Yang menyarankan kepada

sebagian santri tidak untuk menjadi ulama. Hal tersebut senada dengan kenyataan

pada waktu itu sebagian santri yang mondok bertujuan tidak untuk menjadi ulama.

Pemikiran Wahid Hasyim pula, dapat dilihat dari tulisannya tentang

“Pentingnya Terjemah Hadist Pada Masa Pembangunan”. Wahid Hasyim

mengatakan bahwa:

“….Untuk menjadikan orang beragama tidak perlu orang itu diharuskan

(ditentukan) mempunyai ilmu agama terlalu dalam dan luas. Sebaliknya, orang

yang berpengetahuan agama tidak mesti menjadi orang yang beragama dengan

baik. Acap kali kita dapatkan seorang yang tidak berpengetahuan agama dengan

luas dan dalam, beragama lebih sempurna dari orang yang berpengetahuan agama,

dalam arti yang dalam dan luas. Juga sering kita dapatkan orang yang mengerti.

Betul ilmu-ilmu agama dengan sedalam-dalamnya, perbuatannya tidak

memberikan nama baik sebagai orang yang beragama”.38

Tulisan Wahid Hasyim di atas, bukan semata-mata beliau anti terhadap

pengetahuan agama melainkan upaya Wahid Hasyim dalam memberikan

pemahaman akan potensi-potensi setiap individu. Oleh karena itu, Wahid Hasyim

berpendapat bahwa tidak selayaknya tujuan pendidikan di lingkup pesantren

hanya berorientasi dalam cakupan yang kecil, dan hanya bercita-cita untuk

menghasilkan lulusan/jebolah yang berpengetahuan agama yang mendalam (ahli

agama/ulama).

Menurut beliau penguasaan ilmu agama yang luas dan dalam bukanlah

jaminan untuk memastikan baiknya keagamaan seseorang dan sebaliknya ada

perilaku seseorang yang menunjukkan keagamaan yang baik yang berasaldari

orang yang keberagamaannya tidak lebih baik.

Beberapa alasan Wahid Hasyim mengusulkan alternatif demikian; yaitu:

38 K.H. A Wahid Hasyim, Pentingnya Terjemah Hadist pada Masa Pembangunan,Dalam Buntaran Sanusi, dkk, op.cit., hal. 70.

Page 63: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

53

1) Para santri tidak perlu menghabiskan waktu sampai puluhan tahun untuk

belajar bahasa Arab dan mengakumulasi pengetahuan dari kyai berbagai

pesantren.

2) Para santri dapat mempelajari agama islam dari buku-buku yang ditulis

dengan bahasa non-arab.

3) Para santri dapat mempfokuskan waktu untuk mempelajari berbagai

pengetahuan dan keterampilan lainnya yang dapat digunakan untuk

kepentingan dirinya sendiri dan masyarakat.39

Dengan itulah K.H. A. Wahid Hasyim berinisiatif untuk merombak dan

mengembangkan tujuan pendidikan islam, dengan menyarankan agar tidak semua

santri dicetak untuk menjadi ulama atau ahli agama. Maksud beliau itu agar santri

buka semata-mata mencari ridho Allah SWT. Melainkan mampu beradaptasi

dengan lingkungan masyarakat, kreatif, berketerampilan dan bertanggung jawab.

Dan ide ini sekarang dikenal dengan life dkill education.

Walau demikian Wahid Hasyim tetap berharap adanya sebagian santri yang

betul-betul menjadi ulama dan ahli agama. Sesuai dengan tulisannya:

“….Ini tidaklah berarti bahwa saya tidak menyetujui orang mempelajari

ilmu-ilmu agama Islam dengan menggunakan bahasa yang mengandung bahasa

Arab. Maksud saya ialah tidak menyetujui mengarabkan angkatan (generasi) kita

yang akan datang dengan memakai bahasa dan istiadat Arab yang berbeda dari

bahasa dan istiadat Indonesia.

Dalam pada itu bagi orang yang ingin menjadi betul tentang ilmu agama

Islam, maka tiada lain jalannya kecuali melalui bahasa yang mengandungnya.

Akan tetapi hal itu hanya bagi orang-orang ahli yang sedikit jumlahnya.”.40

Menurut Shofiyullah Mz, bahwa tujuan pemikiran dari Wahid Hasyim lebih

bercorak subtantif dan inklusif, dan lebih indah lagi jika corak pemkiran tersebut

dapat diwarisi oleh generasi bangsa sekarang.41 Dengan demikian dapat dipahami

39 Muhammad Rifai, op. cit., hal. 5440 K.H. A. Wahid Hasyim, Pentingnya Terjemah Hadist pada Masa Pembangunan.

Dalam Aboe Bakar Atjeh, op. cit., hal. 823.41 Shofiyullah Mz (ed), op. cit., hal.71.

Page 64: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

54

tujuan pendidikan menurut Wahid Hasyim harus memenuhi kebutuhan akhirat

(ukhrowi) dan Duniawi. Serta moral dan akhlak.

Seperti tulisan beliau tentang Ilmu Pengetahuan dan Ketuhanan:

“… Dua kemungkinan itu kuncinya terletak pada pendidikan, baik mengenai

pendidikan kecerdasan, maupun pendidikan jiwa (rohani), ataupun pendidikan

badan (jasmani). Dengan perkataan pendidikan disini tidaklah diartikan secara

falsafah yang berurat dengan dalamnya.” 42

Inilah progresifnya Wahid Hasyim yang mana sudah jauh mencanangkan

untuk bermartabat para santri, agar santri tidak diangggap remeh dan bisa

dikatakan sejajar atau lebih tinggi dari kelompok lain.

Jadi Tujuan Pendidikan menurut Beliau ialah mengembangkan pendidikan

Islam (pesantren) dan masyarakat agar tidak semua santri dicetak menjadi ulama,

dan orientasi pendidikan Islam kepada kebutuhan masyarakat sesuai

perkembangan zaman serta tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi lama yang

baik.

b. Kurikulum Pendidikan Islam

Pada zaman kolonial Belanda, Umat Islam mengenal dua bentuk lembaga

pendidikan yang dikelola umat islam dan dikelola colonial. Sistem pendidikan

yang dikelola Belanda adalah pendidikan modern,

Liberal dan netral agama. Kenetralan Belanda terhadap agama tidak konsisten

karena Belanda lebih melindungi Kristen daripada Islam.43 Spesialis masing-

masing lembaga pendidikan jelas berbeda, jika lembaga pendidikan umat islam

kajian ilmu-ilmu agama saja sedangkan lembaga pendidikan Belanda lebih

menekankan kepada ilmu-ilmu umum atau non-agama.

Dalam konteks ini upaya Wahid Hasyim yang dilakukan adalah menengahi

perbedaan dua sistem pendidikan diatas. Kepedulian Wahid Hasyim terhadap

pendidikan umat Islam Indonesia khususnya kalangan pesantren, yaitu mencoba

42 K.H. A. Wahid Hasyim, Pendidikan Ketuhanan. Dalam Buntaran Sanusi, dkk, op.cit.,hal.78

43 Mansur dkk, Rekonstruksi Sejarah Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat JendralKelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2005), hal. 53.

Page 65: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

55

memperbaiki sistem pendidikan Islam Indonesia dengan memodernisasi sistem

pendidikan pesantren yang nyatanya kurang ikut perkembangan zaman.

Sikap keterbukaan Wahid Hasyim terhadap segala hal yang baru dan

pemikiran yang cukup maju dapat dilihat ketika beliau mengusulkan adanya

perubahan kurikulum dipondok pesantren. Ide yang ditawarkan adalah

dimasukkannya ilmu pengetahuan “Sekuler” dalam kurikulum pesantren dengan

harapan santri tidak hanya menguasai ilmu keagamaan, tetapi menguasai ilmu-

ilmu pengetahuan modern Barat, sehingga santrimenjadi ahli agama, disisi lain

santri siap bersaing dengan koleganya yang berasal dan sekolah “sekuler” dalam

memperebutkan lapangan pekerjaan.44

Bentuk realisasi dari gagasan pembaruan pendidikan Wahid Hasyim yaitu

dengan didirikannya sekolah atau lembaga pendidikan yang bernama Madrasah

Nizhamiyah.45Dimana 70% kurikulumnya berisi materi pelajaran umum.

Ide Wahid Hasyim yang mengembangkan pendidikan umum dengan

presentase lebih besar dari pendidikan Islam, itu bukan tanpa alasan, karena

menurut pandangan beliau bahwa santri diajari pelajaran agama secara meluas dan

mendalam, sebagian santri tidak akan menjadi ulama. Karena Wahid Hasyim

ingin membekali santri dengan keterampilan untuk bekal di masyarakat.

Materi pelajaran yang diberikan meliputi aritmatika, sejarah, geografi dan

ilmu pengetahuan alam sedang untuk bahasa meliputi Bahasa Indonesia, Inggris

dan Bahasa Belanda. Dan keterampilan mengetik.46

Lembaga pendidikan Nidhzamiyah memberikan materi yang beragam, dari

bahasa dan ilmu pengetahuan umum dikarenakan bahasa-bahasa asing dan ilmu

pengetahuan umum tersebut untuk konteks perjuangan bahasa Indonesia yang

sedang dijajah. Namun tidak melupakan bahasa Indonesia yang nantinya untuk

mempersatukan Indonesia.

44 Achmad Zaini, op. cit., hal. 245 Madrasah Nidhzamiyah berdiri tahun 1934 dan direstui oleh ayahandanya tahun 1935.

Pada awal ruang pengajarannya di Serambi masji Tebuireng dengan siswa 29. Ini adalah terobosanpendidikan, karena pertama kali pesantren yang mengembangkan pelajaran umum 70%. LihatShofiyullah Mz (ed), op. cit., hal. 37.

46 Achmad Zaini, op. cit., hal. 38.

Page 66: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

56

Seperti tulisan Wahid Hasyim yang menyatakan, hanyalah sebagai bukti

bahwasanya kemajuan bahasa itu berarti kemajuan bangsa:

“… Penulis senang kepada orang yang berbahasa asing dan setuju juga, karena

kecuali termasuk menunaikan kewajiban sebagai putera Timur yang muslim yang

diharuskan menuntut akan sekalian kepandaian yang ada diatas jenapa ini dan

ilmu pengetahuan yang beraneka ragam itu, pun penulis pernah juga belajar

sekalipun hanya satu ONE dan ONE atau se EEN du EEN tetapi dalam selama

kita belajar itu, kita harus tetap mempunyai anggapan dan kepercayaan

bahwasanya kita putra Indonesia, kita mempunyai bahasa sendiri”.47

Berkaitan dengan di atas Wahid Hasyim mendirikan perpustakaan untuk

meningkatkan kebiasaan membaca. Selain 1.000 judul buku. Bagian

perpustakaan berlangganan majalah dan surat kabar, yaitu Panji Islam, Dewan

Islam, Islam Bergerak, Berita Nahdlatul Ulama, Adil, Nurul Islam, al-

Munawwaroh, Panji Pustaka, Pustaka Timur, Pujangga Baru, dan Penyebar

semangat. Ketujuh urutan pertama jurnal tersebut diterbitkan oleh berbagai

organisasi islam di tahun 1930-an, baik modernis maupun traisionalis. Keempat

jurnal yang terakhir diterbitkan oleh kelompok “Nasionalis”. Dari kesebelas jurnal

tersebut hanya Berita Nahdlatul Ulama saja, yang secara konsisten mewakili

pandangan kaum tradisionalis. Kesediaan Wahid Hasyim untuk berlangganan

majalah dan surat kabar milik kaum Islam modern dan kelompok “Nasionalis”

merupakan gambaran pribadinya yang progresif.48

Dalam pembaharuan ini Wahid Hasyim tidak lepas dari kritik. Segala kritik,

segala serangan mengenai usahanya dari segala golongan, tidak diindahkan oleh

Wahid Hasyim, semuanya itu disambut dengan tenang dan beliau berjalan dengan

keyakinannya sebagai idealis.49

Yang dilakukan Wahid Hasyim merupakan terobosan baru di kalangan

pesantren. Padahal pada saat itu mata pelajaran non-agama masih dianggap tabu

karena dianggap identik dengan barat. Saat itu usia baliau baru 21 tahun.

47 K.H. A. Wahid Hasyim, Kemajuan Bahasa Berarti Kemajuan Bangsa. Dalam BuntaranSanusi, dkk, op.cit., hal.66.

48 Shofiyullah Mz (ed), op. cit., hal. 17749 Aboe Bakar Atjeh, op, cit., hal. 153.

Page 67: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

57

Hal ini Wahid Hasyim mengatakan bahwa:

“Kalau dulu orang mengartikan pendidikan barat itu pada umumnya sebagai

suatu cara pendidikan yang didasarkan atas pengetahuan barat, adat-istiadat barat,

bahasa barat secara yang lahir, maka disini yang dimaksud dengan barat adalah

lebih dari itu. Pendidikan yang didasarkan pada filsafat barat yang pokok yaitu

kebendaan (materialisme) walaupun wadahnya sudah dinasinalkan dengan adat

istiadat-nasional dan bahasa nasional”.50

Tulisan Wahid Hasyim diatas itu mengenai ketidak setujuan beliau terhadap

pandangan masyarakat pesantren pada saat itu, yang menganggap pendidikan

umum atau non-agama itu dikategorikan dalam keilmuan yang negative. Karena

pada waktu itu barat (Belanda) adalah musuh besar untuk masyarakat Indonesia.

Menurut beliau yang dimaksud dengan barat itu

Lebih dari apa yang masyarakat pikirkan, salah satunya materialism dan 3

G; Gold, Glory, Gospel.

Senada dengan diatas Wahid Hasyim dalam tulisannya mengatakan bahwa:

“Sesungguhnya dalam lapangan pengetahuan, tidak perlu ada perselisihan dan

perpecahan; juga dlam pandangan islam demikian pula halnya. Dan islam pada

hakikatnya tidak mengenal diskriminasi atau sikap membeda-bedakan di dalam

segala hal; juga dalam lapangan pengetahuan”.51

Menurut beliau, agama saja tidak membeda-bedakan di dalam segala hal

apalagi dalam segi ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu non-agama.

Jadi pemikiran Wahid Hasyim dalam kurikulum pendidikan islam adalah

perlunya memasukkan ilmu pendidikan umum kedalam kurikulum pesantren.

Seperti dengan adanya Madrasah Nizhamiyah yang mana kurikulum ilmu umum

70% dan ilmu agama 30%.

c. Metode Pembelajaran

Bukti-bukti historis yang tersedia, sangatlah mungkin untuk mengatakan

bahwa kitab kuning menjadi text books, references, dan kurikulum dalam sistem

50 K.H. A. Wahid Hasyim, Pendidikan Ketuhanan. Dalam Aboe Bakar Ajteh, op. cit., hal.803.

51 _______________, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Dalam Aboe Bakar Ajteh,op. cit., hal. 813.

Page 68: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

58

pendidikan pesantren, seperti yang kita kenal sekarang, baru dimulai terjadi pada

abad ke-18 M. Bahkan, cukup realistic juga memperkirakan bahwa pengajaran

kitab kuning secara missal dan permanen itu mulai terjadi pada pertengahan abad

ke-19 M ketika sejumlah ulama Nusantara, khususnya Jawa, kembali dari

program belajarnya di Mekkah.52

Adapun metode yang lazim digunakan dalam pendidikan pesantren ialah:

a. Wetonan, yakni suatu metode kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran

dengan duduk disekeliling kyai yang menerangkan pelajaran. Santri

menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika perlu. Pelajaran diberikan

pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melaksanakan sholat

fardhu. Di Jawa Barat, metode ini disebut bandongan, sedangkan di Sumatera

disebut dengan halaqoh.

b. Metode sorongan, yakni suatu metode dimana santri menghadap kyai

seorang demi seorang dengan membawa kitab kuning yang akan

dipelajarinya. Metode sorongan ini merupakan bagian yang paling sulit dari

keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut

kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi santri, kendatipun

demikian metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan seorang demi

seorang dan ada kesempatan untuk Tanya jawab langsung.

c. Metode hafalan, yakni suatu metode dimana santri menghafal teks atau

kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya.53

Sepulang dari Mekkah, Wahid Hasyim mengusulkan kepada ayahnya (K.H.

Hasyim Asy’ari) untuk merubah metode pembelajaran di pesantren. Perubahan

metode pembelajaran yang mulanya menggunakan metode sorongan atau

bandongan diganti dengan sistem tutorial dengan bentuk kelas-kelas berjenjang

yang lebih sistematis.54

52 Marzuki Wahid, dkk, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan danTransformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), hal. 224.

53 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Era RasulullahSampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet ke-1, hal. 287

54 Seri Buku Tempo, op. cit., hal. 65

Page 69: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

59

Metode tutorial merupakan cara menyampaikan bahan pelajaran yang telah

dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa

dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang

ditemuinya secara periodic (berjangka).55

Wahid Hasyim mengharapkan dengan adanya perubahan itu agar terjadinya

proses belajar-mengajar yang aktif-dialogis, yang mana bukan semata-mata guru

sebagai satu-satunya sumber ilmu dan pendapat guru tidaklah suatu kebenaran

mutlak, sehingga bisa disanggah dan di musyawarahkan bersama oleh peserta

didik.

Jadi pemikiran beliau dalam metode pembelajaran itu pergantian metode

wetonan dan sorongan dengan sistem tutorial yang sistematis dan perjenjangan

dalam kelas, mengindahkan proses belajar mengajar yang aktif-dialogis dan guru

ditempatkan bukan satu-satunya sumber ilmu.

B. Pembahasan

Menurut Rupert C. Lodge, sebagaimana dikutip oleh Samsul Nizar

mengatakan Life is education is life.56). Pendidikan tidak akan punya arti bila

manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan, karena manusia merupakan

subjek dan objek pendidikan. Artinya, manusia tidak akan bisa berkembang dan

mengembangkan kebudayaannya secara sempurna bila tidak ada pendidikan.

Untuk itu, tidak berlebihan dikatakan, bahwa eksistensi pendidikan merupakan

salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan

manusia. Di sini, fungsi pendidikan berupaya menyesuaikan

(mengharmonisasikan) kebudayaan lama dengan kebudayaan baru secara

proporsional dan dinamis.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, bahkan paling penting

dalam mengembangkan peradapan. Seperti halnya dengan perkembangan

peradapan Islam dan dalam mencapai kejayaan umat Islam. Pendidikan Islam

tidak akan sempurna meresap dalam sanubari jika tidak disertakan didikan yang

55 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2004), cet ke-2, hal. 77.

56 Samsul Nizar, op cit, hal. 5

Page 70: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

60

baik pada seluruh generasi. Oleh sebab itu didalam al-Quran telah ditetapkan

proses awal pendidikan dan menentukan beberapa tokoh pendidikan Islam yang

harus diikuti sebagai dasar dalam membentuk dan membina kepribadian ummah.

Pendidikan Islam secara umum adalah upaya sistematis untuk membantu

anak didik agar tumbuh berkembang mengaktualkan potensinya berdasarkan

kaidah-kaidah moral al-Quran, ilmu pengetahuan, dan keterampilan hidup (life-

skill). Akan tetapi, walaupun telah dilakukan usaha-usaha pembaharuan

pendidikan Islam, namun dunia pendidikan Islam masih saja dihadapkan pada

beberapa problema. Al-Quran dan sunnah gagal ditempatkan sebagai sumber

otentik pengembangan pemikiran teoritis atau pun praktis bagi tujuan

merumuskan panduan/petunjuk kehidupan dunia.57

Modernism muncul karena beberapa factor, antara lain kontak dengan Barat,

kesadaran reinterpretasi ajaran agama, kejumudan58 dan taqlid.59

Yang dimaksud dengan dasar-dasar modernism dalam Islam disini adalah

dasar-dasar pemikiran ulama dan cendikiawan muslim guna mengembangkan

analisa mereka dalam memperjuangkan ajaran Islam yang universal.60

Kenyataannya pendidikan Islam Indonesia pada zaman Belanda mengalami

nasib yang tragis, dimana pendidikan Islam pada saat itu dianak tirikan, bahkan

penduduk asli (bumi putera) diperlakukan sebagai penduduk kelas nomer tiga,

karena kelas nomer tiga itu kelas paling rendah di negeri ini. Dimana orang

Belanda sebagai kelas nomer satu, orang asing (termasuk Cina) sebagai kelas dua,

sedangkan orang Indonesia sebagai kelas tiga.61

Dari latar belakang itulah para cendikiawan muslim mencoba memperbarui

pendidikan Islam, yang mana agar Indonesia dipandang dan pendidikan Islam di

Indonesia mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan tradisi lama. Salah

satu tokoh pembaharu pendidikan Islam adalah K.H. Abdul Whid Hasyim

57 Qurroti A’yun’s Blog, Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam, dalam Linkhttp://aaxu.wordpress.com-pembaharuan-pendidikan-Islam. Diakses pada tanggal 28 Maret 2013.58 (Jumud adalah mandek atau statis dan baku. Lihat M. Dahlan Y. Al-Barry, dkk, Kamus IndukIstilah Ilmiah Seri Intelektual, (Surabaya: Target Press,2003), hal.346.

59 Taqlid adalah mengikuti sesuatu tanpa mengetahui dasar-dasarnya. Lihat Ibid, hal.757.60 T.H. Thalhas, Alam Pikiran K.H. Ahmad Dahlan & K.H. M. Hasyim Asy’ari, (Jakarta:

Galura Pase), hal 10.61 Mansur dkk, op. cit., hal.55.

Page 71: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

61

merombak sistem pesantren Tebuireng, metode pembelajaran dan tujuan

pendidikannya.

Maka Wahid Hasyim mencoba untuk mengoreksi harapan (expectation)

santri belajar di pesantren. Beliau mengusulkan agar kebanyakan santri yang

datang ke pesantren tidak berharap menjadi ulama. Mereka dapat memperoleh

ilmu agama dan buku-buku yang ditulis dengan huruf latin, dan menghabiskan

waktunya untuk mempelajari berbagi ilmu pengetahuan dibarengi kemampuan

menguasai keterampilan yang berguna langsung di tengah masyarakat dimana

mereka berada.

Akhirnya Wahid Hasyim mendirikan sekolah yang bernama Nizhamiyah,

dengan kurikulum 70% pelajaran umum dan 30% pelajaran Agama. Yang mana

diajarkan aritmatika, sejarah, geografi dan ilmu pengetahuan alam dan bahasa

Indonesia, Belanda serta keterampilan mengetik. Tidak cukup disitu Wahid

Hasyim juga mendirikan perpustakaan yang bertujuan untuk meningkatkan

kebiasaan membaca para santri.62

Dengan didirikannya Madrasah Nizhamiyah, beliau tidak lepas dari kritikan.

Antara lain kritikan yang datang itu dari kalangan ulama dan masyarakat.

Anggapan ulama bahwa ide pembaharuan Wahid Hasyim sebagai upaya

mencampur adukan ajaran agama yang suci dengan ilmu-ilmu keduniawian yang

mana ilmu-ilmu sekuler tersebut masih dianggap produk bangsa colonial.63 Beliau

tidak mengindahkan dengan adanya kritikan tersebut. Melainkan melanjutkan

pembaharuan yang sudah dirancangnya.

Keberhasilan Madrasah Nizhamiyah sebagai pilot project dalam

memodernisasikan pesantren merupakan langkah awal bagi Wahid Hasyim dalam

mengembangkan reformasi pendidikan di kalangan kaum tradisional. Sejak

beberapa kyai mengadopsi sistem madrasah di pesantrennya, kurikulum yang

diterapkan bervariasi disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh pesantren

tersebut dan tersedianya guru. Hasil dan pembaharuan pendidikan di Tebuireng

sangat menggembirakan dengan masuknya orang-orang NU di departemen-

62 Achmad Zaini, op. cit., hal. 37-39.63 Ibid., hal. 41.

Page 72: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

62

departemen. Sebagai contoh, ketika Wahid Hasyim ditunjuk menjadi asisten

ayahnya sebagai menteri agama di masa penjajahan Jepang mengajukan usulan

agar dibentuk Shumuka (kantor cabang kementrian agama) di tiap residen, dia

dengan mudah menunjuk beberapa lulusan Tebuireng dan lulusan pesantren

lainnya yang layak menduduki posisi tersebut.64

Setelah bangsa Indonesia memenangkan “Perang Revolusi” melawan

Belanda, Presiden Soekarno mengangkat K.H. A. Wahid Hasyim menjadi Mentri

Agama Republik Indonesia pada tanggal 29 Desember 1949, dua hari setelah

ditandatanganinya Konferensi Meha Bundar (KMB) di Denhag. Belanda

menyerahkan kedaulatan Republik IIndonesia Serikat (RIS) kepada Wakil

Presiden Mohammad Hatta pada penutupan sidang KMB yang memungkinkan

Bung Karno segera membentuk Kabinet RIS Pertama tanggal 29 Desember 1949.

Wahid Hasyim selaku Mentri Agama segera menyiapkan langkah-langkah

untuk mewujudkan impiannya menjadikan ilmu pengetahuan sebagai modal untuk

memahami ajaran-ajaran Islam, menjadikan al-Quran dan Hadits sebagai tuntutan

moral yang dapat menjiwai hati dan pikiran dalam upaya membangun peradaban

Indonesia Modern.

Langkah-langkah beliau sangat konkrit. Dalam waktu enam bulan setelah

menjadi Mentri Agama, Wahid Hasyim mendirikan Pendidikan Guru Agama

Negeri (PGAN) dihampir setiap keresidenan, sekolah guru dan Hakim Agama

Negeri (SGHAN) di Yogyakarta, Bukittinggi, Bandung, Malang, serta mendirikan

Perguruan Tinggi Agama Negeri (PTAIN) di Yogyakarta.65

Pemikiran pendidikan guru berangkat dari pemikiran beliau bahwa guru

yang mengajar di madrasah hanya lulusan HIS atau pesantren, sehingga dinilai

masih kurang ilmunya untuk menjadi guru, itu sebabnya berdirinya pendidikan

guru Agama di setiap provinsi dan kabupaten.

Enam tahun sebelum menjadi guru Agama, Wahid Hasyim mendirikan

Sekolah Tinggi Islam. Sekolah yang diasuh K.H. Kahar Muzakkir ini berdiri di

64 Ibid., hal. 4465 Zamakhsyari Dhifier, op. cit., hal. 152.

Page 73: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

63

gedung Kantor Imigrasi, Gondangdia, Jakarta, pada 1944. Dari sekolah itulah

bermacam Perguruan Tinggi Islam yang ada di negeri ini berhulu.66

Empat tahun kemudian tepatnya tahun 1948, sekolah ini berubah menjadi

Universitas Islam Indonesia (UII) dengan empat fakultas: agama, pendidikan,

hukum dan ekonomi. Universitas tertua itu sejak didirikan hingga kini berada di

Yogyakarta.

Pada saat Wahid Hasyim menjabat Menteri Agama pada 1950, fakultas

agama UII dinegerikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN).

Adapun tiga fakultas lainnya tetap berstatus swasta dan dikelola pihak UII.

Penegerian Fakultas Agama UII menjadi PTAIN diatur dalam peraturan Presiden

No. 34 Tahun 1950 tertanggal 14 Agustus 1950. Yang ditekan saat selaku

Pemangku Jabatan Presiden RI.

Saat peresmian PTAIN, 26 September 1951, Wahid Hasyim menyampaikan

pidato berjudul “Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri”. Beliau menyampaikan

pembentukan perguruan tinggi bertujuan mencapai kemajuan dengan penekanan

pada pengembangan atmosfer berfikir secara rasional.Penyelenggaraan PTAIN

selanjutnya diatur dengan peraturan bersama mentri agama dan menteri

pendidikan tertanggal 21 Oktober 1951 yang ditekan Wahid Hasyim dan Mr

Wongsonegoro.

Sejak didirikan, PTAIN mengalami perkembangan pesat, baik dari jumlah

mahasiswanya maupun dari keluasan bidang ilmu agama islam yang dipelajari.

PTAIN kelak menjadi cikal bakal Institute Agama Islam Negeri (IAIN),

Universitas Islam Negeri (UIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN).

Enam tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1957, juga berdiri Akademi Dinas

Ilmu Agama (ADIA) sebagai kelanjutan usaha mendirikan Sekolah Guru Agama

Atas serta Sekolah Guru dan Hakim Agama.67

Jadi segenap paparan diatas, dimana Wahid Hasyim menilai bahwasannya

pendidikan Islam Indonesia dinilai maju adalah pendidikan yang

66 Seri Buku Tempo, op. cit., hal 78.67 Ibid., hal. 79.

Page 74: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

64

mengkombinasikan antara ilmu agama dan ilmu non-agama atau umum. Karena

beliau ingin membekali para santri terutama dan umumnya untuk generasi muda

Indonesia dengan meningkatkan sumber daya manusia dan mengikuti

perkembangan zaman.

C. Relevansi Pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim dengan perkembangan

Pendidikan Masa Kini

Cukup banyak alasan bangsa Indonesia membahas kembali kehidupan

Wahid Hasyim, antara lain :

1. Terlahir dari tradisi pesantren.

2. Wahid Hasyim adalah seorang intelektual dan budayawan besar lulusan

pesantren yang memainkan peran penting dalam peletakan batu pertama

bangunan peradaban modern, periode kemerdekaan Negra Kesatuan

Republik Indonesia.

3. Wahid Hasyim juga peletak dasar modern bagi umat Islam berupa ramuan

tradisi pesantren dengan modernitas pendidikan sampai sekarang.68

Wahid Hasyim mewarisi khazanah intelektual sang ayah dengan cara yang

paling baik. Beliau mampu mengembangkan diri jauh melebihi rekan-rekannya

yang mendidikan pendidikan formal. Ia membangun pergaulan yang luas, merintis

dan memimpin organisasi sosial dan politik, terlibat dalam gerakan kemerdekaan,

hingga menjadi menteri agama yang pertama di Republik ini.

Pikiran-pikiran beliau berkarakter progresif dan berjangkau luas kedepan.

Hal ini tampak dari perspektifnya mengenai ilmu pengetahuan dan juga praktik

mendidik putra-putrinya. Wahid Hasyim yang bahkan lahir dan tumbuh dari

keluarga pesantren beliau melihat pentingnya ilmu umum dan penguasaan bahasa

asing selain bahasa arab yang diwajibkan para santri. Sejalan sengan pandangan

itu semua putra-putrinya dimasukkan ke lembaga pendidikan modern, tanpa

meninggalkn pengetahuan agama, yang merupakan basis intelektual dan cultural

68 Zamakhsyari Dhofier, op. cit., hal.151.

Page 75: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

65

yang ditekankannya. Keenam putra-putrinya, akhirnya kelak menjadi tokoh yang

berwawasan luas, tetap berwatak sendiri.69

Perhatian Wahid Hasyim dalam menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan

umum dan agama juga diimplementasikan dalam bentuk lain, yakni memberikan

pelajaran agama di sekolah-sekolah umum, menyusul ditetapkannya UU

Pendidikan No. 4/1950, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan dan

Menteri Agama mengeluarkan keputusan bersama pada 1951, yang intinya

menegaskan bahwa pelajaran agama harus diajarkan di sekolah-sekolah umum.

Selain itu, keputusan bersama ini juga menyatakan bahwa belajar di sekolah

agama yang telah mendapatkan pengakuan dari Kementrian Agama dianggap

telah memenuhi wajib belajar.70

Selama 2 tahun 4 bulan menjadi menteri agama Wahid Hasyim membidangi

lahirnya undang-undang Pendidikan RI Nomor 4 tahun 1950. Sejumlah pasalnya

tetap berlangsung sampai sekarang, antara lain:

1. Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang

cakap dan warga-warga yang demokratis dan bertanggung jawab tentang

kesejahteraan masyarakat dan tanah air (pasal 3).

2. Belajar disekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri

agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar (pasal 10 ayat 2).

3. Cara menyelenggarakan pengajaran agama disekolah-sekolah negeri diatur

dalam peraturan yang ditetapkan oleh menteri pendidikan. Pengajaran dan

kebudayaan, bersama-sama dengan menteri agama (pasal 20 aayat 21).

4. Desemua sekolah negeri diadakan pelajaran agama; orang tuanya

menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut (pasal 20

ayat 1).

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 1950, Wahid Hasyim

berhasil memasukkan pasal-pasal kebajikan pendidikan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan, memimpin dan mengawasi pendidikan agama

disekolah-sekolah negeri.

69 Shofiyullah Mz (ed), op. cit., hal. 361.70 Azyumardi Azra; Saiful Umam (ed), op. cit., hal. 94.

Page 76: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

66

2. Memimpin,menyokong serta mengamati pendidikan dan pengajaran di

madrasah dan perguruan agama lainnya.

3. Mengadakan pendidikan guru dan hakim agama.

4. Menyelenggarakan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan pengajaran

rohani kepada anggota-anggota tentara asrama, rumah-rumah penjars dan

tempat-tempat lain yang dipandang perlu.71

PTAIN yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 September 1951 itu

tahun 2011 telah beranak pinak menjadi:

1. Enam Universitas Islam Negeri (UIN: Jakarta, Yogyakarts, Bandung,

Pekanbaru, Malang, Makasar.

2. Empat belas Institut Agama Islam Negeri (IAIN: Aceh, medan, Padang,

Jambi, Palembang,Lampung, Serang, Bengkulu, Semarang, Surabaya,

Mataram, Manado, Gorontalo dan Ambon).

3. Tiga puluh empat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) disejumlah

ibukota provinsi dan kabupaten.

4. Dan sekitar 450 Peguruan Tinggi Agama Islam swasta (PTAIS).72

Upaya dan pemikiran Wahid Hasyim dalam mengembangkan pendidikan

islam dan memajukan pendidikan Indonesia. Antara lain dengan merombak sistem

pembelajaran pesantren yang diawal menggunakan sistem wetonan dan

bandungan dirubah menjadi sistem tutorial agar aktif-dialogis, dan memasukkan

ilmu non-agama (ilmu pengetahuan umum) kedalam kurikulum pesantren,serta

tujuan pendidikan dengan mengusulkan agar santri tidak serta merta menjadi

ulama akan tetapi diajarkan ilmu pengetahuan, bahasa dan ketrampilan mengetik

untuk membekali santri dikehidupan masyarakat serta mengikuti zaman.

Dan pemikiran-pemikiran beliau tentang perguruan tinggi agama islam

negeri (PTAIN) yang nantinya menjadi UIN itu juga mengkombinasikan antara

ilmu non-agama dan ilmu agama yang mana ingin memajukan pendidikan

Indonesia dan mencerdaskan bangsa. Upaya serta pemikiran beliau tersebut

71 Zamakhsyati Dhofier, op. cit., hal 153-154.72 Ibid., hal. 160.

Page 77: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

67

relevan dengan tujuan pendidikan nasional, yang termuat dalam sistem pendidikan

nasional Undang-uandang No 20 tahun 2003 pasal 3 bab 2, yang berbunyi:

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, ckap,

kreatif, mandiri, dan menjiadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.73

Serta relevan dengan Ketentuan Umum Undang-undang No. 20 tahun 2003,

pasal 1 tentang sistem pendidikan nasoinal, yaitu pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.74

73 Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentangPendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2006), hal.8.

74 Ibid, hal.5

Page 78: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Gagasan pendidikan K.H. A.Wahid Hasyim dilatarbelakangi oleh kekecewaan

dan sentiment negative kepada kolonialisme yang menganaktirikan

masyarakat pribumi terkait hak-hak untuk mengenyam pendidikan, dan

kondisi umat Islam Indonesia yang terbelakang dalam hal pendidikan. Ini

mendorong Wahid Hasyim untuk meramu pendidikan Islam di Indonesia

untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa dengan mendirikan madrasah

Nizamiyah. Antara lain dengan: Pertama, Tujuan pendidikan Islam yaitu

dengan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sesuai perkembangan

zaman serta tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi lama yang baik.

Kedua, Kurikulum Pendidikan Islam perlunya memasukkan ilmu pendidikan

umum kedalam kurikulum pendidikan Islam. Dan Ketiga, Metode

pembelajaran, yaitu tutorial yang sistematis dan aktif-dialogis.

2. Kontribusinya terhadap upaya pembaharuan pendidikan pesantren, yang mana

tidak hanya bertujuan atau berorientasi kepada urusan ukhrowi saja namun

harus diimbangi oleh urusan duniawi agar umat islam khususnya di Indonesia

tidak tertinggal dan terbelakang, lebih langi mengikuti perkembangan zaman.

3. Pentingnya mempelajari pemikiran K.H. A.Wahid Hasyim yang progresif ini

yang berasaskan untuk memelihara nilai-nilai lama yang baik dan menerima

nilai-nilai baru yang lebih baik.

Page 79: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

69

B. Saran

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis memiliki harapan:

1. Masyarakat Indonesia, agar dapat jauh lebih mengenal sosok tokoh

pembaharu pendidikan islam yang berasal dari pesantren Tebuireng Jombang

Jawa Timur, tidak hanya mengenal tokoh-tokoh luar saja.

2. Untuk Civitas Akademika, penulis berharap agar dapat melanjutkan penelitian

dan mengembangkan pemikiran, gagasan dan cita-cita K.H. Abdul Wahid

Hasyim, untuk berperan dan sumbangsih untuk perkembangan pendidikan

Islam Indonesia.

3. Untuk pesantren di seluruh Indonesia, agar dapat mengarahkan santri atau

peserta didik berorientasi kepada perkembangan zaman, akan tetapi tidak lupa

dengan tradisi di setiap daerah masing-masing. Seperti bercocok tanam,

berdagang dan sebagainya.

4. untuk mahasiswa, agar dapat memahami pemikiran dan gagasan serta cita cita

pembaharuan pendidikan islam dan sosok pejuang kemerdekaan K.H Abdul

Wahid Hasyim dalam memajukan khasanah keilmuan Islam. Kemudian

meneladani semangat dan kegigihan dalam memperjuangkan Pendidikan

Islam pada era Belanda, Jepang dan Kemerdekaan. Yang akhirnya,

mengharapkan agar pemuda Indonesia menjadi generasi penerus untuk

memajukan pendidikan Islam Indonesia.

Page 80: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

77

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, Syed M. Naquib, KonsepPendidikanDalamIslam, Bandung: Mizan,Cet ke-7, 1997.

Al-Barry, M. Dahlan Y, dkk, KamusIndukIstilahIlmiah Seri Inelektual,Surabaya: Target Press, 2003.

Aly, HeryNoer, IlmuPendidikanIslam, Jakarta: Kalimah, 1999.

Arief, Armai, IlmuPendidikanIslam, Jakarta: DiklatPerkuliahan, 2002.

PembaharuanPendidikanIslam di Minangkabau, Jakarta: Suara ADI, 2009.

PengantarIlmudanMetodologiPendidikanIslam, Jakarta: CiputatPerss, 2002

ReformasiPendidikanIslam, Jakarta: CRSD Press, Cetke-I, 2005.

Arikunto, Suharsimi, ManajemenPenelitian, Jakarta: RinekaCipta, Cat ke-10,2009.

Asrorah, Hanun, SejarahPendidikanIslam, Jakarta: Logos WacanaIlmu, Cet. II,2001.

Atjeh, AboeBakar, SejarahHidup K.H.A. Wahid HasyimdanKaranganTersiar,Jakarta: PanitiaBukuPeringatanalm. K.H.A. Wahid Hasyim, 1957.

Azra, Azyumardi; Umam, Saiful (ed), Menteri-menteri Agama RI:BiografiSosial-Politik, Jakarta: PPIM, 1998.

Barnadib, Imam, ArtidanMetodeSejarahPendidikan, Yogyakarta:YayasanPenerbit FIP IKIP, 1982.

Basori, Ruchman, The Founding Father, Pesantren Modern Indonesia:JejakLangkah K.H.A. Wahid Hasyim, Jakarta: Inceis, Cat ke-I, 2006.

Blog, QorrotiA'yun's, http://aaxu.wordpress.com-pembaharuan-pendidikan-Islam. Padatanggal 28 Maret 2013.

Daradjat, Zakiah, dkk, IlmuPendidikanIslam, Jakarta: BumiAksara, Cet ke-3,

1996.

Page 81: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

78

Departemen Agama RI, al-Qur'an danTerjemahannya, Jakarta: CV Atlas, 1998.

al-Qur'andanTerjemahannya, Semarang CV Toha Putra, 1989.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Studi Pandangan Hidup Kyai danVisinya Mengenai MasaDepan Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2011.

Efendi, Djohan, Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi; Wancana Keagamaandi Kalangan Generasi Muda NU Masa Kepemimpinan Gus Du, Jakarta: PTKompas Media Nusantara, 2010.

Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam Jilid 5, Jakarta: IchtiarBaru Van Hoeve, 1997.

Fadeli, Soeleiman, dkk, Antologi NU: Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah,Surabaya: Khalista, 2007.

Haryanto, Riky, K.H.A. Wahid Hasyim, Studi Analisis tentang Pemikiran,Kiprah & Perjuangan, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta2007.

Hasyim, A. Wahid, Pentingnya Terjemah Hadis pada Masa Pembangunan.Dalam Buntaran Sanusi, dkk, K.H.A Wahid Hasyim Mengapa Memilih NU?,Jakarta: PT Inti Sarana Aksaram, 1985.

Kurniawan, Syamsul, Pendidikan di Mata Soekarno; Modernisasi PendidikanIslam dalam PemikiranSoekarno, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Ma'shum, Saifullah, KarismaUlama: Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU,Bandung: Mizzan, Cetke-I, 1998.

Mansur dkk, Rekonsruksi Sejarah Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat JendralKelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2005.

Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya, Cet ke-5, 2007.

Munawwir, A. W, Kamus LengkapaL-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Progresive, 1984.

Mz, Shofiyullah (ed), K.H.A. Wahid Hasyim, Sejarah Pemikiran, dan Baktinyabagi Agama dan Bangsa, Yogyakarta: Pesantren Tebuireng, Cetke-I, 2011.

Page 82: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

79

Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992.

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wancana Ilmu, Cetke-I, 1997.

Metodologi StudiIslam, Jakarta: Raja Grafindo, Cet ke-9, 2004.

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah EraRasulullah Sampai Indonesia, Jakrata: Kencana, Cet ke-I, 2007.

Purwondarminto, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, Cet ke-12, 1991.

Qumar, Mujamil, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju DemokrasiInstitusi, Jakarta: Erlangga, tt.

Rahardjo, M. Dawam, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES, Cet.ke-3,1985.

Rifai, Muhammad, Wahid Hasyim: Biografi Singkat 1914-1953. Jogjakarta:Garasi, 2009.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana, Cet. ke-6, 2009.

Sanusi, Buntaran, dkk, K.H.A. Wahid HasyimMengapaMemilih NU?Konseptentang Agama, PendidikandanPolitik, Jakarta: PT SaranaAksara, 1985.

Saridjo, Marwan, Pendidikan Islam dari Masa ke Masa, Jakarta: Yayasan NgaliAksara & Penamadani, 2010.

Seri Buku Tempo, Wahid Hasyim Untuk Republik dari Tebuireng, Jakarta:KPG-Kepustakaan Populer Gramedia, 2011.

SKI Fakultas Adab UIN Yogyakarta, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia,Yogyakarta: PenerbitPustaka, Cet.ke-I, 2006.

Sugiono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,dan R&D, Bandung: PT Alfabeta, 2008.

Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetke-I, 2004.

Page 83: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36235/2/... · Zikrulloh ( 1110011000127) “Pembaharuan Pendidikan Islam dalam

80

Syeh, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, Cet ke-11, 2005.

Thalhas, T.H., Alam Pikiran K.H Ahmad Dahlan & K.H.M Hasyim Asy'ari,Jakarta: Galura Pase, Cet ke-1, 2002.