PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

105
PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT (STUDI LIVING QUR’AN) SKRIPSI Diajukan sebagai salah Satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh Rusma NIM : UT160099 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

Page 1: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI

KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI KECAMATAN

PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

(STUDI LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah Satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

Rusma

NIM : UT160099

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

ii

Page 3: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

iii

Page 4: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

iv

MOTTO

“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya

mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

(QS.Shad: 29).1

1 Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Banyu Anyar: Abyan,

2014), 195.

Page 5: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

v

ABSTRAK

Pembahasan skripsi ini dilatarbelakangi dari rasa keingintahuan penulis

terhadap kecenderungan masyarakat Desa Mekar Jati yang mengistimewakan satu

surah dalam Al-Qur‟an, yaitu mereka menjadikan pembacaan surah Yasin sebagai

amalan penting untuk dilakukan dalam tradisi cuci kampung. selain itu juga

keingintahuan mengenai pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati terhadap

pembacaan surah Yasin. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai masalah tersebut. Dalam skripsi ini dilakukan penelitian

yang membahas mengenai pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung,

melihat pada tanggapan masyarakat terhadap hadirnya Al-Qur‟an dalam

kehidupan sosial masyarakat.

Pembahasan dari penelitian ini fokusnya adalah yang terkait dengan proses

pelaksanaan tradisi cuci kampung dan kemudian apa keyakinan masyarakat

terhadap surah yang dibaca dalam tradisi cuci kampung, sejauh mana masyarakat

memahami surah Yasin, serta apa makna Qur‟ani dari kegiatan yang dilakukan

tersebut. penelitian yang penulis gunakan adalah field research yang melakukan

penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan

pengumpulan data melalui: observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang

digunakan adalah deskriptif analitik serta landasan teori menggunkaan pendekatan

fenomenologi.

Hasil penelitian dalam penulisan skripsi ini yaitu tradisi cuci kampung

dilakukan setiap satu tahun sekali kegiatannya meliputi doa bersama untuk

memohon keselamatan agar terhindar dari segala musibah. Adapun masyarakat

berkeyakinan dengan membaca surah Yasin dalam tradisi cuci kampung diberikan

keberkahan, dapat terhindar dari kesulitan, dikabulkan segala hajat dan sebagai

penolak bala. Secara Qur‟ani kegiatan cuci kampung yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Mekar Jati merupakan kegiatan yang bernilai ibadah, karena

dalam kegiatannya dilakukan kegiatan yang positif.

Kata Kunci: Surah Yasin, Cuci Kampung, Fenomenologi, Makna Qur’ani,

Ibadah.

Page 6: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

vi

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Rasa syukur yang sedalam-dalamnya penulis persembahkan kepada Allah SWT.

atas rahmat dan hidayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

Untuk ayah Jais dan ibundaku Eliyanti (Alm), ibundaku (Juriah) tercinta, yang

telah berjasa bagiku, memberiku doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya,

serta selalu memberi semangat kepadaku dalam belajar.

Untuk kakek Yusuf dan Nenek Hamisah tercinta yang telah merawatku sejak kecil

dengan penuh kasih sayang.

Kakak Ismayana dan adikku Yulidawati, Abdul Ahdat terimakasih atas keiklasan

dan dukungan kalian menambah semangatku untuk maju dan membuat

termotivasi meraih kesuksesan.

Seluruh anggota keluarga besarku yang telah memberiku semangat untuk belajar

dan menimba ilmu, dengan terus berjuang dan pantang menyerah.

Sahabat-sahabatku terimakasih atas segala motivasi dan dukungan kalian.

Teman-teman seperjuangan IAT angkatan 2016, yang tidak pernah sungkan untuk

memberikan pertolongan dan sama-sama berjuang di UIN STS Jambi.

Page 7: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT. yang maha „Alim, atas

rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci Kampung di

Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Barat (Studi

Living Qur’an)”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

dan seluruh keluarga, para sahabat yang selalu beristiqomah dalam

memperjuangkan agama Islam. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba pilihan

seperti mereka.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .

Selama penyusunan serta penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat

dukungan, masukan baik berbentuk ide ataupun saran dari bayak pihak. Maka dari

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pembimbing

I Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag., M.Hum dan Ibu Sajida Putri M.Hum selaku

pembimbing II, serta Bapak Dr. S. Sagaf, MA selaku Pembimbing Akademik

(PA) yang telah membimbing dan memberikan arahan yang bermanfaat sehingga

selalu mendapatkan semangat baru.

Motivasi dan dorongan dari banyak pihak, dan akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis memberikan terimakasih

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, bapak Dr.

Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Page 8: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

viii

3. Bapak Dr. Abdul Halim, S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Masiyan, M.Ag selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil Selaku wakil dekan II bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag., M.Hum selaku wakil dekan III bidang

Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th.I., M.H.I selaku ketua jurusan Ilmu Al-

Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

8. Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberi

ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

beserta stafnya-stafnya.

10. Bapak Alwi S.Pd.I yang telah menyempatkan waktu-nya untuk membantu

penulis.

11. Bapak Khairudin S.Pd selaku Kepala Desa Mekar Jati yang telah memberikan

kemudahan kepada penulisan dalam memperoleh data di lapangan.

12. Sahabat- sahabat mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir angkatan

2016 yang telah meberikan motivasi kepada penulis.

Jambi, 28 Mei 2020

Penulis

Rusma

UT.160099

Page 9: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i

NOTA DINAS ..................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN OROSINALITAS SKRIPSI...................................iii

PENGESAHAN................................................................................................iv

MOTTO ...........................................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................vi

PERSEMBAHAN. ...........................................................................................vii

KATA PENGANTAR……….. ..................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................x

DAFTAR TABEL ............................................................................................xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... .xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................6

C. Batasan Masalah .............................................................................6

D. Tujuan Penelitian ...........................................................................6

E. Metode Penelitian ...........................................................................7

F. Kerangka Teori ...............................................................................9

G. Studi Relevan .................................................................................14

H. Sistematika Penulisan .....................................................................17

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa ..................................................................................19

B. Profil Desa .....................................................................................20

C. Visi Misi Desa Mekar Jati ..............................................................21

D. Gambaran umum Desa Mekar jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat ..................................................23

Page 10: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

x

BAB III PELAKSANAAN TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR

JATI

A. Definisi Tradisi Cuci Kampung ....................................................33

B. Sejarah Cuci dan Perkembangan Kampung di Desa Mekar Jati ......35

C. Orang-Orang Yang Terlibat dalam Tradisi Cuci Kampung.............40

D. Persiapan dan Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung .......40

E. Waktu Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung....................................48

F. Tujuan Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung ...................................51

G. Manfaat Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung .................................53

H. Fungsi Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung ...................................54

BAB IV FENOMENA PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADSI

CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI

A. Deskripsi Surah Yasin ....................................................................55

1. Penamaan Surah Yasin ..............................................................55

2. Kandungan Surah Yasin ............................................................58

3. Fadilah Surah Yasin ..................................................................63

B. Pemahaman Masyarakat Terhadap Pembacaan Surah Yasin

dalam Tradisi Cuci Kampung .........................................................65

C. Makna Qur‟ani Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi

Cuci Kampung ..............................................................................70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................79

B. Saran ..............................................................................................80

DATAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 11: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Desa Mekar Jati ...................................................................21

Tabel 2.2 Letak Geografis Desa Mekar Jati .......................................................23

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Desa Mekar Jati ....................................................24

Tabel 2.4 Jumlah Penganut Agama di Desa Mekar Jati .....................................27

Tabel 2.5 Perkembangan Pendidikan di Desa Mekar Jati ...................................29

Tabel 2.6 Sarana Pendidikan di Desa Mekar Jati ...............................................30

Tabel 2.7 Lembaga Masyarakat Desa Mekar Jati ...............................................32

Page 12: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

xii

PEDOMAN TRANSLITRRASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

Th ط A ا

Zh ظ B ة

a„ ع T د

Gh ؽ Tsa س

F ف J ج

Q ق H ح

K ن kh ر

L ي D د

Dz M ر

R N ر

Z H ز

S W ش

A ء Sy ظ

Sh Y ص

Dh ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

I ا A ىب A ا

Aw ا A ا U ا

Ay ا U ا I ا

Page 13: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

xiii

C. Ta Marbutah

Macam-macam transliterasi ta marbutoh:

1. Ta Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun maka translitersinya

adalah /h/.

Arab Indonesia

Shalah صلاح

Mir‟ah راح

2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah

maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wizarat Al-Tarbiyh زارح ازرث١خ

Mir‟at Al-Zaman راح اس

3. Ta Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

/tan/tin/tun.

Arab Indonesia

Fij‟atan فجئخ

Page 14: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara luas yang kaya dengan keanekaragaman suku

dan budayanya. Di seluruh wilayah Indonesia jelas terbentang berbagai suku yang

memiliki kebudayaan masing-masing. Keberagaman kebudayaan tersebut

menjadikan adanya perbedaan warna hidup yaitu berbentuk tradisi yang berbeda-

beda. Tradisi yang ada tentunya tidak terlepas dari agama yang dianut oleh

masyarakat itu sendiri, Hal ini disebabkan dalam menjalankan kehidupan ini

tentunya manusia memerlukan ajaran yang mengatur kepercayaan dan peribadatan

serta aturan yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta

manusia dengan alam sekitar. Agama merupakan sumber nilai kehidupan manusia

yang paling mendasar, Penjelasan mengenai urgensi agama bagi kehidupan

sebagai mana Ahsin Sakho Muhammad menyatakan bahwa sumber yang paling

bermutu adalah agama.2 Serta yang menjadi sumber nilai dari agama Islam adalah

Al-Qur‟an.

Kehadiran Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam dan dijadikan acuan

moral yang di dalamnya berisi petunjuk hidup, kabar gembira serta peringatan.

Al-Qur‟an dijadikan pegangan hidup manusia sampai akhir zaman, sebagaimana

telah diketahui dan diyakini bahwa Al-Qur‟an merupakan kitab shalihun li kulli

zaman wa makan (Al-Qur‟an berlaku pada setiap zaman dan tempat). Dan Al-

Qur‟an menunjukkan umat Islam kejalan yang lurus. Sebagimana terdapat dalam

firman Allah swt. Dalam QS. Al-Isra‟ ayat 9:

2Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan Al-Qur’an: Memahami Tema-Tema Penting

Kehidupan dalam Terang Kitab Suci, (Jakarta Selatan: PT Qaf: 2017), 13.

Page 15: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

2

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lebih Lurus dan memberi kabar gembira kepada orang Mukmin yang

mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar”.

(QS. Al-Isra: 9).3

Sampai saat ini banyak keilmuan yang terus mengalami perkembangan

serta kemajuan, begitu dengan keilmuan tentang kajian Al-Qur‟an. terkait hal

tersebut Sahiron Syamsudin membagi objek kajian Al-Qur‟an menjadi 4 bagian,

pertama penelitian yang menjadikan teks Al-Qur‟an sebagai objek kajian, kedua

menjadikan hal di luar teks Al-Qur‟an sebagai objek kajian yaitu yang berkaitan

dengan kehadiran Al-Qur‟an, ketiga penelitian yang menjadikan pemahaman

masyarakat terhadap Al-Qur‟an sebagai kajian, keempat penelitian terkait respon

masyarakat terhadap teks Al-Qur‟an dan hasil penafsiran seseorang.4

Al-Qur‟an yang berkedudukan sebagai petunjuk bagi umat muslim

diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Al-Qur‟an adalah kitab yang memiliki

banyak keutamaan salah satunya adalah membaca dan mengamalkannya

merupakan ibadah.5 Dengan alasan keutamaan tersebut maka tidak heran hadir

tradisi membaca Al-Qur‟an dikalangan masyarakat muslim. Selain itu dalam

lingkungan sosial masyarakat juga dapat kita temukan berbagai bentuk interaksi

masyarakat muslim dengan hadirnya Al-Qur‟an. Bentuk Respon mereka terhadap

Al-Qur‟an yang beragam itu dipengaruhi oleh cara berfikir dalam kehidupan

masyarakat.

Berbagai bentuk fenomena sosial yang terdapat di dalam kehidupan

masyarakat terkait respon mereka dengan adanya kehadiran Al-Qur‟an dapat

dilihat seperti pembacaan ayat Al-Qur‟an pada waktu tertentu, pembacaan ayat

Al-Qur‟an dalam prosesi tradisi tertentu, pemenggalan ayat-ayat Al-Qur‟an

dituliskan pada benda kemudian dijadikan sebagai jimat dan juga dijadikan

sebagai media pengobatan.6 Fenomena yang terdapat dalam kehidupan sosial

3 Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Banyu Anyar: Abyan,

2014), 124. 4 Sahiron Syamsudin, ”Ranah-Ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur‟an dan Hadis” dalam

Metodologi Penelitian Al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH.Press, 2007), xii-xiv. 5 Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur’an: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat Al-Qur’an

Dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: Lintera Hati, 2009), 43. 6 Ibid., 6.

Page 16: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

3

masyarakat tersebut merupakan kegiatan Living Qur’an. Sebagaimana

Muhammad Yusuf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Living Qur’an

adalah respon sosial masyarakat terhadap Al-Qur‟an.7 Bagaimana reaksi dari

masyarakat dengan hadirnya Al-Qur‟an di tengah kehidupan mereka. Contohnya

adalah penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an sebagai pengobatan, hal ini merupakan

salah satu bentuk respon dari masyarakat terhadap hadirnya Al-Qur‟an. Hal ini

masyarakat dikarenakan Al-Qur‟an juga memiliki nama lain yaitu As-Syifa.

Terdapat tradisi kebudayaan yang dimiliki masyarakat Indonesia di dalam

prosesinya menjalankan kegiatan yang bercorak Islam namun di dalam prosesinya

juga tidak meninggalkan kebudayaan yang bercorak Hindu maupun Budha.

Dalam proses islamisasi kebudayaan ataupun mempertahankan tradisi kebudayaan

yang telah bercorak Islam Al-Qur‟an digunakan masyarakat sebagai tujuan

tertentu, Al-Qur‟an menjadi sebuah media pada kegiatan tertentu, ayat Al-Qur‟an

dijadikan sebagai penangkal diri artinya Al-Qur‟an dijadikan jimat oleh sebagian

umat muslim, dijadikan hiasan di dinding rumah maupun masjid, ayatnya

dibacakan kepada orang yang sakit, pembacaan ayat ataupun surah Al-Qur‟an

diajarkan di masjid-masjid, pondok pesantren dan bahkan pembacaan dilakukan di

dalam tradisi kebudayaan yang biasa masyarakat lakukan seperti trasi mandi safar,

tradisi cuci kampung, dan masih banyak tradisi yang dimiliki masyarakat dalam

prosesinya melakukan kegiatan pembacaan Al-Qur‟an.

Melihat beragam fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat Islam

Indonesia terkait respon mereka dengan hadirnya Al-Qur‟an, sebagaimana yang

ada di kalangan masyarakat wilayah Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Barat ada beberapa tahapan prosesi tradisi yang

dilakukan dalam pelaksanaan cuci kampung, dalam prosesinya dilakukan kegiatan

pembacaan surah yang ada dalam Al-Qur‟an yaitu pembacaan surah Yasin dan

disertakan pembacaan doa tolak bala.

Pada masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki kecenderungan

menjadikan beberapa surah dalam Al-Qur‟an sebagai surah pilihan, yang

kemudian pembacaan terhadapnya dilakukan secara rutin dan selanjutnya menjadi

7 Ibid., 389.

Page 17: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

4

sebuah tradisi baik itu dalam prosesi adat istiadat maupun keagamaan. Seperti

halnya fenomena sosial yang terdapat dalam tradisi cuci kampung yang dilakukan

masyarakat Desa Mekar Jati. Desa ini merupakan salah satu desa di Kecamatan

Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Desa ini mayoritas

ditempati oleh masyarakat bersuku Jawa yang memiliki berbagai macam bentuk

tradisi dan kebudayaan. Salah satu tradisi yang sampai sekarang masih dijalankan

masyarakat adalah tradisi cuci kampung ini. Di desa ini pelaksanaan tradisi cuci

kampung yang dilakukan pada setiap tahun dan dilaksanakan pada awal bulan

Muharam yang bertepatan dengan bulan suro, pelaksanaan tradisi ini dilakukan

dengan tujuan agar kampung terhindar dari bala, sebagai bentuk rasa syukur atas

segala kenikmatan yang telah diberikan oleh sang pencipta.

Tradisi adalah adat atau kebiasaan turun-temurun yang telah ada dari

leluhur, dan masih dijalankan oleh masyarkat.8 Bahkan dari tradisi tersebut

muncul banyak mitos dari kebiasaan yang telah menjadi rutinitas dan selalu

dilakukan kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu bangsa. Tradisi cuci

kampung di Dusun Beringin ini dimulai ketika sebuah hutan belantara yang

kemudian dijadikan sebuah perkampungan artinya pelaksanaan tradisi cuci

kampung ini telah berlangsung sejak perkampungan itu ada. Di Desa Mekar Jati

Terdapat dua penyebab yang menjadi alasan dilaksanakannya cuci kampung,

pertama dilakukan ketika terdapat perilaku masyarakat yang menyalahi aturan

baik itu aturan agama ataupun aturan yang ada di Desa itu contoh adalah terdapat

perzinahan, Yang kedua dilakukan pada bulan Muharam yaitu merupakan tradisi

tahunan masyarakat.

Terdapat perbedaan pelaksanaan cuci kampung antara Desa Meka Jati

dengan desa lain. pada desa lain saat ini pelaksanakan cuci kampung hanya

dilakukan ketika terdapat perilaku menyimpang dari norma-norma yang ada pada

suatu desa atau norma agama, salah satu contohnya adalah terdapat perbuatan zina

yang dilakukan di suatu desa, maka akan dilakasanakan cuci kampung dengan

tujuan kampung tersebut terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan.

8 Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional: 2004), 278.

Page 18: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

5

Sedangkan di Desa Mekar jati pelaksanaan tradisi cuci kampung dilaksanakan

bukan hanya ketika terdapat perilaku menyimpang, namun dilakukan juga pada

setiap tahun dalam artian cuci kampung ini sudah menjadi rutinitas yang menurut

masyarakat penting untuk dilaksanakan, pelaksanaan cuci kampung setiap tahun

ini mengikuti tradisi yang telah dilaksanakan oleh masyarakat perkampungan

terdahulu.

Prosesi berlangsungnya tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati dilakukan

pembacaan surah Yasin dengan maksud supaya diberi keselamatan dunia akhirat

dan kegiatan pembacaan surah ini tidak pernah dikecualikan dalam tradisi cuci

kampung di desa tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana respon mereka

terhadap terhadapAl-Qur‟an, serta dapat diketahui juga bahwa mereka memiliki

kecenderungan mengistimewakan satu surah Al-Qur‟an yang dijadikan amalan

penting dalam tradisi tersebut.

Pengkajian terhadap teks Al-Qur‟an yang hidup di dalam masyarakat,

seperti fenomena sosial yang terdapat dalam tradisi cuci kampung di Desa Mekar

Jati di mana dalam prosesinya terdapat pembacaan surah Yasin, Kajian Al-Qur‟an

seperti ini dikenal dengan istilah studi Living Qur’an.9 Objek kajian pada studi

Living Qur’an adalah fenomena sosial yang terdapat di lapangan dengan berbagai

macam bentuk respon masyarakat terhadap Al-Qur‟an itu sendiri. Penelitian

Living Qur’an dilakukan bukan untuk menghakimi kelompok tertentu, ataupun

mencari kebenaran agama melalui Al-Qur‟an tetapi pelitian ini mendahulukan

penelitian tentang tradisi yang ada di masyarakat dilihat dari persepsi kualitatif.10

Berdasarkan fenomena Living Qur’an yang penulis temukan dalam tradisi

masyarakat tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Selain itu juga

didorong oleh keingintahuan penulis tentang bagaimana pemahaman masyarakat

terhadap pembacaan surah Yasin sehingga mereka lebih memilih untuk membaca

surah tersebut dalam tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan

9 Haddy Shri Ahimsa-Putra, “The Living Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi“,

Jurnal, 20, No.1 (2012), 239. 10

M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: TH. Press,

2007, 50.

Page 19: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

6

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Maka penulis tertarik untuk

mengangkat sebuah pembahasan skripsi “Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi

Cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung

Jabung Barat (Studi Living Qur’an)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis merumuskan

beberapa poin masalah yang akan dibahas pada tulisan ini :

1. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati?

2. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati terhadap pembacaan

surah Yasin dalam tradisi cuci kampung?

3. Bagaimana makna Qur‟ani dari pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci

kampung di Desa Mekar Jati?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan judul yang telah penulis angkat agar pembahasan

permasalahan dalam penulisan skripsi tidak meluas dan tepat pada sasaran pada

pokok pembahasan, maka penulis membatasi pembahasan hanya berfokus pada

pembacaan surah Yasin yang digunakan pada tradisi cuci kampung yang di

laksanakan di Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tentang pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.

2. Mendeskripsikan tentang pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati terhadap

pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung.

3. Mendeskripsikan tentang makna Qur‟ani dari pembacaan surah Yasin dalam

tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.

Page 20: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

7

E. Metode Penelitian

Menjadi sebuah karya ilmiah tentu tidak akan bisa terlepas dengan adanya

metode, karena metode adalah cara yang teratur dan terpikir secara baik untuk

mencapai tujuan akhir.11

Selain itu metode juga dapat dikatakan sebagai cara kerja

yang diatur secara sistematis, sesuai logika, rasional dan terarah sehingga

mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang di

tentukan.

Penelitian terkait pembahasan Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci

kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat ini merupakan jenis penelitian Living Qur’an yang dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan (field research) dan penelitian

kepustakaan (library research).12

Yang menjadi sumber utama dalam penelitian

ini adalah salah satu surah dalam Al-Qur‟an yang hidup dalam masyarakat di

Desa Mekar Jati berupa perilaku sebagai pemaknaan terhadap surah tersebut.

Sedangkan untuk data sekundernya adalah literatur-literatur pendukung sumber

primer.

1. Pendekatan Penilitian

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian Living Qur’an ini adalah

pendekatan fenomenologi. Penggunaan pendekatan fenomenologi ini berkaitan

dengan Living Qur’an karena yang menjadi objek pembahasan dalam penelitian

ini berhubungan erat dengan realita sosial yaitu tentang fenomena sosial yang

terdapat di dalam kehidupan masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah salah satu dusun di Desa

Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tepatnya di

Dusun Beringin. Pemilihan lokasi ini dengan alasan bahwa daerah ini merupakan

daerah yang masih kental dengan kebudayaannya, serta di dalam tradisi yang

11

Nasarudin Baidan dan Erwati Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016), 13. 12

Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living Qur’an

dan Hadis, (Yogyakarta: Idea Press 2015), 71.

Page 21: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

8

mereka lakukan setiap tahun salah satu surah Al-Qur‟an digunakan sebagai salah

satu kegiatan terpenting dalam prosesi tradisinya, serta mereka berasumsi bahwa

pembacaan surah ini sebagai pelindung dalam artian sebagai penangkal bala.

Fenomena yang ada pada masyarakat tersebut merupakan bentuk Living Qur’an

Dengan demikian penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian. Selain

itu penulis juga menggunakan pendekatan pustaka, buku berhubungan dengan

metode penelitian Al-Quran dan tafsir serta metode Living Qur’an untuk

menyelesaikan penelitian ini.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berpusat kepada segenap masyarakat dalam tradisi cuci

kampung yang memilki keyakinan terhadap surah Al-Qur‟an yang dibacakan

dalam prosesi tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini yang pertama adalah Responden, yaitu

pelaku dalam tradisi cuci kampung. Yang kedua adalah Informan, mereka adalah

pihak yang bisa memberikan informasi terkait masalah yang akan diteliti.

Jenis data yang akan digunakan diantaranya data primer yaitu data yang

penulis temukan dari hasil wawancara dengan masyarakat yang melakukan tradisi

cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung

Jabung Barat. Jenis data yang kedua adalah data sekunder yang didapat dan

dikumpulkan dari sumber yang telah ada berupa jurnal, artikel, buku-buku, dan

skripsi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga

teknik diantaranya observasi, wawancara, dokumentasi sebagaimana dijelaskan

berikut ini:

Pertama, observasi (pengamatan) yaitu penulis terjun ke tempat penelitian

yang bertujuan untuk mendapat gambaran untuk awal penelitian. Dengan melihat

Page 22: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

9

serta mengetahui keadaan yang ada di wilayah Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Kedua, wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan lisan. Sebelum

wawancara penulis menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan penggalian data

yang dibutuhkan dan kepada siapa pertanyaan itu ditujukan. Meskipun

pelaksanaan wawancara tidak semudah melakukan angket karena adanya

beberapa faktor seperti sulitnya bertemu dengan responden, harus menyediakan

waktu yang cukup lama, harus menjaga etika. Namun metode ini memiliki

keunggulan yaitu fleksibilitas dan rileks dalam prosesi pengumpulan data.

Ketiga, dokumentasi dilakukan peneliti dengan melakukan pengumpulan

data terbaru. Tokoh agama dan data penduduk di Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Data tersebut didapatkan dari

kantor Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dan pihak yang terkait.

6. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah didapat dari hasil pengumpulan data,

peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif analisis (data-data yang

berkaitan dengan tema yang diteliti dikumpulkan dan diklarifikasi). Dengan

adanya klarifikasi data-data yang berkaitan dengan tema bertujuan agar

mendapatkan gambaran yang jelas tentang penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an bagi

masyarakat yang melaksanakan pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci

kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat. Penulis juga menggunakan analisis kualitatif untuk menganalisis hasil

penelitian yang didasarkan pada landasan teoritis yang telah dirancang, sehingga

dapat memperoleh kesimpulan.

F. Kerangka Teori

Teori merupakan suatu pernyataan sistematik yang bersifat logis dan abstrak

yang dianggap sebagai pengetahuan ilmiah.13

secara akademis penelitian ini

13

Damsar, Pengantar Teori Sosiologi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 5.

Page 23: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

10

mendeskripsikan terkait penggunaan surah Yasin dalam prosesi tradisi cuci

kampung Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat. Sedangakan secara sosial penelitian ini memperkenalkan suatu tradisi yang

ada dalam fenomena kehidupan sosial masyarakat terkait respon mereka dengan

kehadiran Al-Qur‟an di kehidupan masyarakat muslim.

Berkembang pesatnya studi kajian Al-Qur‟an bisa kita lihat dari berbagai

metode yang ditawarkan untuk memahami ayat Al-Qur‟an. Perkembangan ini

seiring dengan berkembangnya ilmu, seperti sosiologi, antropologi, dan

hemeneutik. Kajian Living Qur’an merupakan penelitian yang tidak bisa berdiri

sendiri, karena yang dikaji di dalamnya adalah fenomena yang ada di lingkungan

sosial masyarakat maka dari itu perlunya adanya pendekatan ilmu sosial seperti

sosiologi, antropologi dan fenomenologi.

Muhammad Mansyur berpendapat bahwa definisi dari Living Qur’an ini

berawal dari Qur’an in everyday life.14

karena Living Qur’an pada dasarnya

berawal dari fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Fenomena itu

seperti masyarakat yang membaca Al-Qur‟an pada waktu dan tradisi tertentu,

Selain itu Al-Quran senantiasa dihafal, menjadikan potongan ayat Al-Qur‟an

sebagai hiasan di masjid dan di rumah. Ahmad „Ubaydi juga berpendapat

demikian, bahwa Living Qur’an adalah al-Qur‟an yang hidup di masyarakat baik

iti berbentuk penggunaan dan pengamalan.15

Selain itu Muhamad Yusuf mengemukakan bahwa Living Qur’an

merupakan studi Al-Qur‟an yang mengkaji fenomena sosial yang ada dalam

kehidupan masyarakat. Maksud Muhamad Yusuf adalah kajiannya tidak pada

bidang dasar teks, melainkan mengkaji respon masyarakat pada wilayah tertentu

terhadap hadirnya Al-Qur‟an.

Kajian Living Qur’an juga bisa digunakan untuk kepentingan berdakwah,

hal ini bertujuan untuk mengarahkan muslim agar menggunakan Al-Qur‟an secara

maksimal. Kajian Living Qur‟an dalam kepentingan dakwah ini ditujukan untuk

14 M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press,

2007), 38. 15 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi, dan

Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah , 2019), 11.

Page 24: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

11

mengarahkan pola pikir masyarakat sedikit demi sedikit diarahkan ke pemikiran

akademik berupa ranah kajian tafsir.16

Objek kajian dari Living Qur’an dapat diklarifikasi menjadi tiga kategori.

a. Jenis Living Qur’an kebendaan yang dikaji adalah kealaman atau kebendaan.

Jadi dalam hal ini tidak dikaji terkait perilaku, yang dikaji hanyalah benda yang

diyakini memiliki pengaruh atau kekuatan dan keyakinan tersebut berasal dari

Al-Qur‟an (terinspirasi dari Al-Qur‟an). Penilitian ini dilihat dari sisi model,

bentuk, dan kebendaanya bukan dari segi perilakunya. Contohnya adalah

kaligrafi, seni membaca Al-Qur‟an.

b. Jenis Living Qur’an Kemanusiaan yang dikaji adalah perilaku yang sifatnya

memanusiakan manusia, biasanya berkaitan dengan adab ataupun karakter

kepribadian muslim sebagaimana yang ada dalam Al-Qur‟an. Dalam kajian

jenis ini adalah perilaku perorangan ataupun kelompok, tidak melihat pada

model atau bendanya. Contohnya seperti praktik setoran hafalan Al-Qur‟an dan

membaca Al-Qur‟an.

c. Jenis Living Qur’an kemasyarakatan yang dikaji adalah aspek sosial

kemasyarakatan, nilai suatu budaya, makna budaya, tradisi dan adat yang

terinspirasi dari Al-Qur‟an. Contohnya gerakan menghafal Qur‟an, tradisi

selametan, tradisi yasinan.17

Penulis mengkategorikan penelitian ini dengan klarifikasi yang ada pada

poin ketiga yaitu kajian Living Qur’an yang mengacu pada aspek sosial

kemasyarakatan yang dalam kehidupan sosial mereka terdapat kegiatan membaca

surah Yasin dalam tradisi yang mereka miliki dan tradisi tersebut sampai saat ini

masih dijalankan oleh masyarakat.

Fenomena Living Qur’an merupakan fenomena sosial jadi jenis metode

penelitian yang digunakan adalah model penelitian sosial, maka dalam hal ini

16

M. Mansyur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press,

2007), 38. 59. 17

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi, dan

Aksiologi, (Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah , 2019), 63

Page 25: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

12

metode yang lebih tepat digunakan adalah metode kualitatif. Adapun rancangan

yang perlu dipaparkan dalam penelitian kualitatif adalah:18

1. Menentukan lokasi penelitian serta memberikan gambaran atau memaparkan

alasan adanya fenomena Living Qur’an.

2. Pendekatan dan perspektif, dalam hal ini penenliti harus menyampaikan data

secara deskripsi dan detail. Ciri khusus dari penelitian adalah data yang

disajikan menggunakan perspektif emic, yaitu disamapaikan berdasarkan

deskripsi menurut bahasa dan cara pandang subyek penelitian.

3. Tektik pengumpulan data, peneliti memiliki cara bagaimana data penelitian

bisa didapatkan. Teknik yang bisa dilakukan seperti wawancara dan

dokumentasi.

4. Unit analisis data, merupakan satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,

kelompok, benda.

5. Strategi pengumpulan data, yaitu peneliti mengatur strategi untuk mendapatkan

data seperti mencari responden.

6. Penyajian data, pada dasarnya terdiri atas hasil analisis data berupa cerita rinci

para informan sesuai dengan pandangan mereka apa adanya.

Penelitian Living Qur’an yang berangkat dari fenomena sosial yang ada

dalam masyarakat, maka diperlukan pendekatan ilmu lain untuk menyelesaikan

penelitian tersebut. pendektan yang bisa digunakan adalah pendekatan

fenomenologi. Namun bukan berarti hanya pendekatan itu saja yang bisa

digunakan dalam penelitian, ada beberapa pendektan yang bisa digunakan seperti

pendektan sosiologi, antropologi, psikologi.

Pendekatan fenomenologi pada umumnya ditandai dengan tiga ciri, yaitu

apoche, einfuhlung, dan eidetic vision. Epoche yaitu peneliti berusaha untuk

memahami kenyataan yang dihadapinya. Einfuhlung yaitu pemberian perhatian

penuh penghargaan besar terhadap realitas sosial yang diteliti. Eidetic vision yaitu

mengacu pada fenomenologi baik berupa kondisi sosial masyarakat.19

18

Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living Qur’an

dan Hadis. (Yogyakarta: Idea Press, 2015). 19

Wardi Bakhtiar, Sosiologi Klasik, (Bandung: PT.Remaja RosdaKarya ,2006), 51.

Page 26: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

13

Edmund Husserl mendefinisikan fenomenologi sebagai studi yang lekat

dengan kesadaran. Dengan struktur kesadaran tersebut memungkinkan kesadaran-

kesadaran tersebut menunjuk obyek di luar dirinya. Studi ini di perlukan reduksi

fenomenologis artinya membutuhkan refleksi tentang isi pikiran dan

mengenyampingkan segala hal.20

Suwardi Endrawarsa dalam bukunya berpendapat bahwa fenomenologi

merupakan usaha untuk memahami budaya melalui pemilik budaya atau pelaku

budaya. Selain itu disebutkan bahwa pendukung kebenaran ilmiah adalah

fenomena, serta kebenaran ilmiah berlandaskan sejumlah kenyataan yaitu

kenyataan empirik sensual, kenyataan empirik logik, kenyataan empirik etik,

kenyataan empirik transenden.21

Dalam jurnalnya Heddy menjelaskan penelitian dengan menggunakan

paradigma fenomenologi, maka yang berusaha disingkap adalah kesadaran

mengenai fenomena yang ada, menunjukkan bagaimana kesadaran mereka

terhadap perilaku yang telah dilakukan. Dalam sudut pandang fenomenologi ini

peneliti tidak menilai benar atau salahnya pemahaman, namun yang menjadi hal

penting adalah apa yang dipahami oleh pelaku tertentu.22

Berdasarkan apa yang diutarakan di atas, bahwa pendektan yang digunakan

dalam penelitian adalah pendekatan fenomenologi. Karena dalam fenomenologi

yaitu metode menelusuri pemahaman masyarakat terhadap surah yang mereka

gunakan, Memberikan gambaran dari pengalaman masyarakat dalam

mengamalkan surah tersebut.

Terdapat beberapa definisi terminologis yang digunakan dalam penelitian

dan perlu untuk dijelaskan, yaitu:

1. Surah Yasin

Surah Yasin merupakan surah ke 36 dalam Al-Qur‟an termasuk surah

Makiyah, terdiri atas 83 ayat. dari segi peruntutan turunnya surah Yasin

20

Ibid.,143. 21

Suardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:Gajah Mada

Universitas Press, 2006),15. 22

Heddy Shri Ahimsa-Putra, “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk

Memahami Agama” Jurnal Walisongo, Vol 20, No.1 (2012), 256.

Page 27: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

14

merupakan surah ke 41, ia turun sesudah surah Al-Jin dan Surah Al-Furqon.23

Al-

Qur‟an bagi siapa saja yang membacanya akan memperoleh ganjaran pahala yang

luar biasa. Maka dari itu, sebagai umat muslim seharusnya kita harus berlomba-

lomba untuk membaca serta memahami Al-Qur‟an karena di dalamnya memiliki

berbagai mukjizat yang tidak ada bandingannya. Pahala tersebut juga didapat

dengan kita membaca surah Yasin yang merupakan salah satu surah dalam Al-

Qur‟an.

Surah Yasin disebut sebagai jantung Al-Qur‟an, yang memiliki fadilah bagi

siapa saja yang membacanya. Di dalam surah ini menebutkan tentang tauhid.

Dalam surah ini secara jelas menyebutkan tujuan Al-Qur‟an, begitu juga halnya

pada bagian lain dari surah-surah Al-Qur‟an yang mulia, yaitu terkait masalah

akhlak mewarnai surah ini.

2. Cuci Kampung

Cuci Kampung adalah sebuah tradisi membersihkan kembali sebuah

perkampungan dari beberapa kejadian yang menjadikan tercemarnya nama sebuah

perkampungan. Tercemarnya nama sebuah perkampungan tersebut disebabkan

oleh perilaku masyarakat yang melanggar norma yang ada, seperti ada yang

melakukan perzinahan maka harus dilaksanakan cuci kampung untuk menghindari

kejadian buruk yang tidak diinginkan. Selain tradisi cuci kampung dilakukan

ketika ada kejadian yang menyalahi aturan, cuci kampung juga dilaksanakan pada

setiap tahun, yaitu pada waktu yang telah ditentukan artinya cuci kampung

dijadikan tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya. pada dasarnya tujuannya

sama yaitu agar perkampungan terhindar dari balak.24

G. Studi Relevan

Berdasarkan studi relevan yang telah penulis lakukan, penulis menemukan

tema kajian yang sama dengan tema yang akan penulis bahas sebagai berikut:

23 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati :2002), 502. 24 Alwi , Tokoh Masyarakat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 28: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

15

Idham Hamid dalam skripsinya berjudul Tradisi Ma’baca Yasin di Makam

Annangguru Maddappungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parrappe Kec.

Campalagian Kabupaten Polewali Mandar yang menjadi poin masalah dari

penelitian ini adalah bagaimana pemahaman dan implementasi tradisi membaca

Yasin di makam Annangguru Maddapungan di kalangan santri Pondok Pesantren

Salafiyah Parappe Kec. Camplagian Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini

dilakukan dengan pendekatan tafsir dengan metode Living Qur’an, historis dan

sosio kultural.

Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah pemahaman santri terkait

praktek tradisi ma‟baca Yasin tersebut memiliki berbagai macam tawasul,

pengingat mati, menunaikan hajat, menolak bala dalam pandangan Al-Qur‟an

tidak terdapat kontradiksi hingga ada pelarangan, dan tidak sedikit hadis yang

mendukung serta menganjurkan untuk membaca surah Yasin dalam kondisi

tertentu. Pemacaan surah Yasin dalam tradisi ini berimplikasi pada santri yakni

mampu membentuk kepribadian berdasarkan nilai Qur‟an.25

Abd. Mubarak dalam Skripsinya yang berjudul Tradisi Yasinan di

Masyarakat Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar

Sulawesi Barat. Di dalam skripsinya ia menjelaskan bahwa tradisi yasinan yang

terdapat dalam masyarakat tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang diwariskan

dari generasi sebelumnya, dan terus menerus dijalankan. Dalam penelitian ini ia

menggunakan pendekatan sosiologi histori dan fenomenologi sebagai alat analisis

data. Hasil dari penelitiannya bahwa latar belakang tradisi yasinan di masyarakat

Pambusuang dikarenkan adanya pengetahuan berasal dari hadis Nabi Saw. tentang

fadilah surah Yasin, serta terkait waktu praktek pembacaan surah Yasin yang

digunakan oleh masyarakat Pambusuang adalah ketika salah satu warga sedang

kesulitan melewati sakaratul maut, saat ziarah kubur, dan saat pengobatan.26

25 Idham Hamid, “Tradisi Ma‟Baca Yasin di Makam Annangguru Maddappungan Santri

Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec. Campalagian Kab. Polewali Mandar”, Skripsi

(Makassar: UIN Alauddin Makassar 2017), 133. 26 Abd. Mubarak, “Tradisi Yasinan di Masyarakat Pambusuang Kecamatan Balanipa

Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat”, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2006),

83.

Page 29: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

16

Nida Elfemi dkk. Dengan artikel yang berjudul Fungsi Tradisi Upacara

Cuci Kampung di Desa Lubuk Pinang Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten

Mukomuko, pembahasannya tentang deskripsi pelaksanaan tradisi upacara cuci

kampung dan deskripsi fungsi upacara cuci kampung. Hasil dari penelitiannya

menyimpulkan bahwa pelaksanaan cuci kampung dilakukan pada bulan

Muharram dan pihak yang terlibat adalah tokoh masyarakat, ketua adat, dan

kepala dusun. Pelaksanaan upacara dilakukan di masjid. Fungsi dari upacara cuci

kampung untuk menghormati nenek moyang dengan tetap melestarikan tradisi

upacara cuci kampung ini karena telah menjadi tradisi.

Khamidah dalam skripsinya yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Islam

dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten

Seluma. Skripsi ini dibuat dengan dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan

pandangan antara masyarakat Bengkulu dengan masyarakat bersuku Jawa yang

juga tinggal di bengkulu berkaitan dengan tradisi bersih desa, serta disana

dijelaskan mengenai sejarah prosesi dan nilai-nilai pendidikan Islam yang

terkandung dalam tradisi bersih desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat

Kabupaten Seluma.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang

bertujuan mengumpulkan data dan informasi dari kehidupan nyata kegunaannya

untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang ada di suatu masyarakat. Dari

hasil penelitiannya disimpulkan bahwa sejarah awal tradisi bersih desa ini

mengikuti budaya Jawa karena warga desa Purbosari merupakan pindahan dari

Kabupaten Purwodadi, Boyolali dan Sragen. pelaksanaannya pertama kali

diselenggarakan pada tahun 1990. Susunan acara tradisi bersih desa yaitu

membersihkan lingkungan, rukyah masal, istigosah, tausiah, doa dan makan

bersama.27

Widayanti dalam skripsinya yang berjudul Pembacaan Surah Yasin dan Al-

Mulk dalam Penyelenggaraan Jenazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten

Hulu Sungai Selatan. Dalam skripsinya ia menjelaskan bahwa dalam

27 Khamidah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari

Kecamatan Selumba Barat Kabupaten Selumba,” Skripsi (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019).xi

Page 30: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

17

penyelenggaraan jenazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai

Selatan, terdapat pembacaan Al-Qur‟an khususnya surah Yasin dan surah Al-Mulk

oleh masyarakat. Fokus penelitiannya pada dua permasalahan yaitu bagaimana

praktek pembacaan surah Yasin dan Al-Mulk dalam penyelenggaraan jenazah,

bagaimana pemaknaan masyarakat Kecamatan Telaga Langsat terhadap

pembacaan surah Yasin dan Al-Mulk dalam penyelenggaraan jenazah.

Hasil dari penelitannya bahwa membacakan surah-surah merupakan sebagai

harapan dari harapan dari setiap orang yang masih hidup kepada Allah Swt. Agar

Allah memberikan pengampunan dan dilapangkan kubur orang yang telah

meninggal.28

Berdasarkan terlihat dari Studi relevan ini bahwa belum ada kajian

membahas tentang Pembacaan surah Yasin dalam Tradisi Cuci kampung di Desa

Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Karya itu

berbeda dengan karya yang penulis angkat, selain itu settingnya juga berbeda

dengan setting yang akan penulis lakukan penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Penelitian berjudul “Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci Kampung

di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat” ini

dibagi dalam beberapa bab, dan setiap bab tersebut terdiri atas beberapa sub bab

sebagaimana disebutkan berikut ini:

Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, studi relevan, dan sistematika

penulisan.

Bab II berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian. yaitu terkait sejarah

desa, visi misi dan tujuan desa, jumlah penduduk, dan sarana prasarana yang ada

di lokasi penelitian.

Bab III berisi tentang Pelaksanaan tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati.

Dalam bab ini menjelaskan tentang definisi tradisi cuci kampung, sejarah tradisi

28 Widayanti, “Pembacaan Surah Yasin dan Al-Mulk dalam Penyelenggaraan Jenazah di

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan”, Skripsi (Banjarmasin: IAIN

Antasari, 2016), v.

Page 31: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

18

cuci kampung di Desa Mekar Jati, tata cara pelaksanaan cuci kampung, waktu

pelaksanaan cuci kampung, tujuan pelaksanaan cuci kampung, dan manfaat cuci

kampung.

Bab IV fenomena pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung,

mencakup deskripsi surah Yasin, pemahaman masyarakat terhadap surah Yasin

yang digunakan dalam tradisi cuci kampung dan makna Qur‟ani dari pembacaan

surah Yasin dalam cuci kampung.

Bab V penutup, merupakan bagian akhir penelitian ini, berisikan

kesimpulan dan saran-saran.

Page 32: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

19

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa

Desa Mekar Jati adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebelum dibentuk menjadi sebuah

desa sendiri, Mekar Jati merupakan salah satu dusun yang termasuk bagian dari

Desa Senyerang Jati. Pada masa tersebut Senyerang Jati masih menjadi salah satu

desa yang ada di kecamatan Pengabuan, dan saat ini Desa Senyerang Jati telah

berubah status menjadi sebuah kecamatan yaitu kecematan Senyerang. Ketika

Senyerang masih berstatus sebagai Desa, dilakukan pemekaran Desa sehingga

terbagi menjadi dua desa, yaitu Desa Senyerang Jati dan Mekar Jati.

Penamaan Desa Mekar Jati merupakan hasil musyawarah bersama antara

tokoh masyarakat dan warga. Berdasarkan cerita dari sesepuh yang ada di Desa

Mekar Jati, nama Mekar Jati berasal dari bahasa Jawa. Desa Mekar Jati resmi

menjadi sebuah Desa Pada 13 April 2006 yang diresmikan oleh Dr. Ir. H. Safrial,

M.S. sebagai desa yang baru dibentuk, tentunya desa ini belum memiliki aparatur

desa maka dari itu masyarakat melakukan musyawarah untuk pembentukan

aparatur pemerintahan sementara di desa itu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh

masyarakat Desa Mekar Jati dan aparatur pemerintah Kecamatan Pengabuan.

Berdasarkan dari hasil Musyawarah tersebut, maka disepakati seorang yang

terpilih sebagai pejabat sementara di Desa Mekar Jati.

Untuk periode pertama pejabat sementara Desa Mekar Jati adalah Sanusi.

kedudukan Sanusi sebagai pejabat sementara desa berlangsung selama satu tahun,

setelah itu dilanjutkan dengan kepala desa yang telah dipilih secara demokratis.

Sejak tahun 2008 kepala Desa Mekar Jati dipilih secara demokratis, sampai

terpilihnya kades saat ini, yaitu Khairudin, S.Pd.29

29

Data Desa Mekar Jati

Page 33: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

20

Pada masa jabatan Sanusi sebagai pejabat sementara Desa Mekar Jati, Desa

ini dibagi menjadi 4 Dusun, yaitu Dusun Indragiri, Dusun Karya Tani, Dusun

Beringin dan Dusun Sido Makmur. Seiring berjalannya waktu Desa Mekar Jati

terus mengalami perkembangan, terdapat masyarakat dari dua dusun yang

menginginkan dibentuknya desa baru. yaitu dengan membagi dua Desa Mekar

Jati. Dua dusun tersebut yaitu Dusun Indra Giri dan Dusun Karya Tani. Setelah

dilakukan musyawarah sebanyak tiga kali, baru didapatkan hasil keputusan terkait

pembagian Desa Mekar Jati.

Musyawarah Pertama dan kedua hanya dihadiri oleh perwakilan masyarakat

dari empat dusun yang ada di Desa Mekar Jati, dan musyawarah ketiga dihadiri

oleh aparatur pemerintah Kecamatan Pengabuan dan masyarakat desa.30

kesepakatan yang diperoleh dari musyawarah tersebut adalah Desa Mekar Jati

dibagi menjadi dua Desa yaitu Desa Mekar Jati dan Desa Pasar Senin. jadi 4

dusun yang ada di Desa Mekar Jati dibagi menjadi dua bagian, yaitu Dusun

Indragiri dan Dusun Karya Tani masuk dalam bagian dari Desa Baru, Dusun

Beringin dan Dusun Sido Makmur masuk dalam bagian dari Desa Mekar Jati.

Peresmian pemekaran desa dilakukan Tepat Pada tanggal 28 Maret 2012 Maka

Desa Mekar Jati dibagi menjadi dua yaitu Desa Mekar Jati dan Desa Pasar

Senin.31

Setelah dikakukan pemekaran, sampai saat ini Desa Mekar Jati dibagi

menjadi empat dusun baru yaitu Dusun Beringin, Dusun Nibung Jaya, Dusun Sido

Makmur dan Dusun Sido Mulyo.

B. Profil Desa

Desa Mekar Jati adalah suatu desa yang masih mempertahankan

kebudayaan yang telah dimiliki sejak dulu, Contohnya dari segi budaya, pertanian,

dan segi agama. Berbagai kegiatan dilakukan untuk mempertahankan nilai dari

30 Khamdan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara Dengan Penulis, 10 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 31 Dokumen Desa Mekar Jati.

Page 34: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

21

segala bagian. Sampai saat ini kegiatan yang masih dilakukan berbentuk tradisi

budaya, keagamaan maupun kegiatan sosial. Di Desa ini memiliki kegiatan yang

masih dijalankan oleh masyarakat yaitu selamatan, yasinan, tahlilan, pengajian,

dan upacara perkawinan.32

Tabel. 2.1

Struktur Desa Mekar Jati

KEPALA DESA

Khairudin, S.Pd

KETUA SEKSI

KESEJAHTERA

AN

Muh. Wisoto

KETUA

SEKSI

PELAYANAN

Maryono,SE

KETUA

SEKSI

PEMERINTAHAN

Sukati, S.Pd

KADUS

BERINGIN

Maulana, SH

KADUS

NIBUNG JAYA

Sapbani, SH

KADUS SIDO

MAKMUR

Purwoto

KADUS SIDO

MULYO

Asmuni

SEKERTARIS

DESA

Suryanto, S.Pd.I

KETUA

KEUANGAN

Harmoko

KETUA

PERENCANA

AN

Isnen

KAUR TATA

USAHA DAN

UMUM

C. Visi Misi Desa Mekar Jati

1. Visi

Visi secara etimologi merupakan kemampuan untuk melihat pada inti

masalah, memiliki pandangan atau wawasan kedepan.33

Maka visi sebagai suatu

gambaran tentang perencanaan keadaan masa depan yang diinginkan, dengan

memperhatikan kebutuhan serta potensi desa. Penyusunan Visi Desa Mekar Jati

dilakukan dengan pendekatan partisipatif, yaitu dengan melibatkan tokoh

masyarakat, BPD, tokoh agama, lembaga masyarakat dan masyarakat desa pada

ummnya. Adapun visi dari Desa Mekar Jati adalah:

32 Hasil Observasi Desa Mekar Jati pada 2 Januari 2020. 33 M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka

Grafika, 2012), 394.

Page 35: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

22

a. Menuju Mekar Jati maju 2026.

b. Terwujudnya masyarakat Desa Mekar Jati yang berakhlak mulia, sehat,

sejahtera dan bermartabat dalam naungan pemerintahan desa yang demokratis

dan amanah.34

Melalui visi tersebut diharapkan masyarakat Desa Mekar Jati menemukan

gambaran kondisi masa depan yang lebih baik, serta sebagai gambaran keadaan

yang ingin dicapai dengan membandingkan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Selain itu, diharapkan juga dengan adanya visi desa ini mampu memberikan arah

perubahan masyarakat yang lebih baik, menumbuhkan kesadaran masyarakat

untuk mengontrol perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi. Mendorong

masyarakat untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya,

menumbuhkan kompetisi sehat pada anggota masyarakat.

2. Misi

Misi secara etimologi berarti utusan yang dikirim oleh suatu negara ke

negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidangnya.35

Disini misi

memiliki kedudukan sebagai penunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi desa.

Untuk mencapai sebuah visi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi

desa, pemerintah Desa Mekar Jati menyusun misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial budaya dan ketentraman

masyarakat.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan sumberdaya manusia.

c. Meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan, pariwisata, dan kesejahteraan

masyarakat.

d. Meningkatkan kualitas profesionalisme aparatur dalam tata kelola

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan pada masyarakat.

34 Data Desa Mekar Jati. 35 M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka

Grafika, 2012), 258.

Page 36: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

23

D. Gambaran Umum Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

1. Letak Geografis

Desa Mekar Jati adalah salah satu desa dari 10 desa yang terdapat di

Kecamatan Pengabuan. secara geografis Desa Mekar Jati memiliki luas wilayah

2.890,00 Hektar. Dan terdapat beberapa wilayah yang menjadi batas Desa Mekar

Jati yaitu:

Table 2.2

Letak Geografis Desa Mekar Jati

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Madani Reteh

Sebelah Selatan Sungai Pengabuan Senyerang

Sebelah Timur Pasar Senin Pengabuan

Sebelah Barat Sungai Kayu Aro Senyerang

Kondisi topografi Desa Mekar Jati pada umumnya sama dengan desa

lainnya di Kecamatan Pengabuan Kecamatan Tanjung Jabung Barat, yang

memiliki iklim penghujan dan kemarau. Iklim tersebut sangat kuat pengaruhnya

terhadap aktivitas masyarakatnya, hal ini dikarenakan kondisi jalan di desa ini

belum memadai. Ada jalan yang telah dibangun dan masih ada juga jalan yang

belum dibangun, sehingga jika tiba musim hujan jalan yang ada di Desa Mekar

Jati sulit dilalui kendaraan. Selain itu, pola iklim yang ada di Desa Mekar Jati

memiliki pengaruh teradap pola pertanian masyarakat. Wilayah Desa Mekar Jati

memiliki 4 dusun, yang terdiri atas:

a. Kebun Kelapa : 887,70 Ha.

b. Kebun Pinang :123 Ha.

c. Lahan Permukiman : 30,00 Ha.

Page 37: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

24

d. Lahan Pertanian : 730,00 Ha.

Adapun orbitasi/jarak Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat adalah:

a. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan 10,00 km.

b. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten 60,00 km.

c. Jarak dari Ibu Kota Provinsi 195,00 km.

2. Jumlah Penduduk

Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk yang ada di Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2019

berkisar dengan jumlah penduduk laki-laki berjumlah 860 jiwa dan pada awal

tahun 2020 berjumlah 850 jiwa, untuk penduduk perempuan pada tahun 2019

berjumlah 769 jiwa, sedangkan di awal tahun 2020 penduduk perempuan

berjumlah 768 jiwa. Berdasarkan data jumlah penduduk yang ada, di Desa Mekar

Jati angka kematian lebih tinggi dari angka kelahiran. Pada tahun 2019 jumlah

penduduk 1.629 jiwa, pada tahun 2020 jumlah penduduk 1.618 jiwa.36

Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Desa Mekar Jati tahun 2019-2020

Jenis Kelamin Persentasi

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Perkembangan

2019 860 Jiwa 769 Jiwa 1.629 Jiwa -1,16%

2020 850 Jiwa 768 Jiwa 1.618 Jiwa -0,13%

36 Dokumen Desa Mekar Jati

Page 38: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

25

3. Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Mekar Jati pada dasarnya memiliki mata pencaharian

sebagai petani, selain itu ada juga yang mata pencahariannya sebagai pedagang,

pegawai honorer, pertukangan dan lain sebagainya. Jenis Tanaman yang paling

dominan di Desa Mekar Jati adalah Kelapa dan Pinang. hasil panen buah Kelapa

dan Pinang dijual kepada penampung (pembeli), baik itu yang berada di Desa

Mekar Jati atau di luar desa Mekar Jati. Hal ini disebabkan Desa ini belum ada

tempat yang menampung (pembeli) hasil panen buah Kelapa, sehingga apabila

masyarakat telah melakukan panen buah Kelapa maka mereka menjualnya kepada

pembeli yang ada di Desa lain, atau mereka menjualnya langsung ke pada pembeli

yang ada di sekitar Kecamatan Pengabuan.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan mata pencaharian masyarakat Desa

Mekar Jati dapat diperhatikan sebagai berikut:37

a. Bidan Swasta : 2 orang

b. Dukun Tradisional : 11 orang

c. Montir : 2 orang

d. Nelayan : 20 orang

e. Petani : 1.195 orang

f. Pegawai Negri Sipil : 1 orang

g. Pedagang Barang Klontong : 24orang

h. Perawat Swasta : 2 orang

i. Perangkat Desa : 10 orang

j. Wiraswasta : 85 orang

4. Keadaan Agama

Agama merupakan merupakan hal yang penting, karena agama yang

mengatur kehidupan manusia. agama yang dianut masyarakat Desa Mekar Jati

37 Dokumen Desa Mekar Jati.

Page 39: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

26

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada umumnya adalah

Islam. Hal ini dapat kita lihat dari pelaksanaan kegiatan keagamaan yang di

laksanakan oleh masyarakat desa, seperti peringatan hari besar Islam, pelaksanaan

upacara perkawinan, pemberian nama bayi dan lain sebagainya.38

Kegiatan ke-

Islaman masyarakat Desa Mekar Jati tidak luput dengan amalan yang dilakukan

oleh Nahdatul Ulama, karena mayoritas masyarakat merupakan warga Nahdatul

Ulama. Selain itu terdapat penduduk yang beragama selain Islam, mereka

merupakan petugas kesehatan di Desa Mekar Jati, terdiri atas satu KK,

Sebagaimana yang dikemukakan oleh tokoh agama di Desa Mekar Jati yakni

bapak Aminoto,S.Pd.I berikut ini:

[S]ejak kami lahir dan kami tinggal di Desa ini, semua penduduk Desa

Mekar Jati beragama Islam, tapi ada tiga orang yang beragama lain, mereka

itu petugas kesehatan yang melayani masyarakat desa, dan kemudian

menetap di desa ini sampai saat ini.39

Dapat dilihat, bahwa masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, mayoritas beragama Islam.

Bahkan, di Desa Mekar Jati memiliki seorang Da‟i desa yang ditugaskan oleh

pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Untuk melakukan pengajian di

setiap RT yang termasuk bagian Desa Mekar Jati. Da‟i desa bukan hanya ada di

Desa Mekar Jati, tetapi dimiliki oleh setiap desa di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.40

Untuk lebih jelasnya, jumlah penganut sesuai dengan agama masing-masing

dapat dilihat pada tabel berikut ini:41

38 Observasi Desa Mekar Jati pada 28 Desember 2019. 39 Aminoto, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 6 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 40 Suryanto, Sekertaris desa Desa Mekar Jati, Wawancara dengan penulis, 9 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 41 Dokumen Desa Mekar Jati.

Page 40: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

27

Tabel 2.4

Jumlah penganut agama di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi

No Agama Jenis Kelamin Jumlah

Penganut

Keterangan

Lk Pr

1. Islam 849 orang 768 orang 1.615 orang Ada

2. Kristen 1 orang 2 orang 3 orang Ada

3. Katolik - - - Tidak Ada

4. Budha - - - Tidak Ada

5. Hindu - - - Tidak Ada

Jumlah 1.618 orang

5. Sosial Ekonomi

Tinggi atau rendahnya perekonomian sangat tergantung pada mata

pencaharian, karena mata pencaharian menjadi hal yang paling mendasar dan

menjadi penentu untuk meneruskan roda kehidupan. Memiliki satu pencaharian

yang bisa mencukupi kebutuhan, maka akan lebih baik pula untuk menjalankan

kehidupan baik hal yang berhubungan dengan dunia ataupun akhirat. Sumber

pendapatan yang ada di Desa Mekar Jati kecamatan pengabuan adalah pertanian,

perkebunan, wiraswasta dan nelayan.

Berdasarkan aspek sosial, masyarakat yang tinggal di Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan memiliki rasa sosial yang tinggi. Persamaan kedudukan

sosial masyarakat tidak diukur oleh keadaan ekonomi dan kekuasaan seseorang,

tetapi diukur berdasarkan kriteria keagamaan.

Page 41: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

28

6. Pendidikan

Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat. Karena dari proses pendidikan tersebut, dapat mengubah berbagai

macam kehidupan sosial masyarakat. Bentuk kehidupan sosial masyarakat bisa

diubah sesuai dengan semestinya. Masalah pendidikan harus mendapat perhatian

yang serius dari pihak-pihak yang terkait, untuk meningkatkan kualitas kualitas

pendidikan masyarakat.

Pada tahun 90-an kesadaran Masyarakat Desa Mekar Jati terhadap

pendidikan formal masih sangat kurang. Masih banyak masyarakat yang

beranggapan bahwa mereka kurang yakin dengan keadaan ekonomi yang kurang

mampu bisa membiayai sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi, maka dari itu

mereka hanya bersekolah sampai jenjang sekolah dasar (SD). Dampak dari hal ini

adalah banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan mereka setelah

sekolah dasar (SD). Namun pola pikir masyarakat mulai berubah seiring

berkembangnya zaman dan adanya himbauan dari pemerintaah pada tahun 2006

tentang pentingnya pendidikan bagi masyarakat, sehingga Masyarakat Desa

Mekar Jati mulai memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan hal yang

sangat penting untuk kehidupan kedepan, dan pendidikan itu bukan hanya di

khususkan untuk orang yang mampu saja, namun bagi setiap orang yang

berkemauan kuat menuntut ilmu. Bukti dari kesadaran masyarakat tersebut dilihat

sekarang ini banyak masyarakat yang menyekolahkan anak-anak mereka dari

pendidikan usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), ke sekolah menengah

pertama (SMP) atau madrasah tsanawiah (MTS), sekolah menengah atas (SMA)

atau madrasah aliah (MA), dan perguruan tinggi.

Untuk melihat perkembangan pendidikan yang ada di Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat di awal tahun 2020

dapat dilihat pada table berikut ini:42

42 Data Desa Mekar Jati.

Page 42: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

29

Table 2.5

Perkembangan Pendidikan di Desa Mekar Jati 2020

No Keterangan Jumlah Penduduk

1. Anak di TK 49 Orang

2. Sedang SD/Sederajat 136 Orang

3. Tamat SD/Sederajat 390 Orang

4. Tidak Tamat SD/Sederajat 38 Orang

5. Sedang SLTP/Sederajat 124 Orang

6. Tamat SLTP/Sederajat 140 Orang

7. Tidak Tamat SLTP/Sederajat 390 Orang

8. Tamat SLTA/Sederajat 204 Orang

9. Sedang D-2 2 Orang

10. Tamat D-3 3 Orang

11. Sedang S-1 23 Orang

12. Tamat S-1 31 Orang

13. Sedang S-2 2 Orang

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan sumberdaya manusia yang

ada di Desa Mekar Jati, maka diperlukan berbagai sarana dan prasarana yang

menunjang hal tersebut. Adapun lembaga pendidikan yang ada di Desa Mekar Jati

yaitu memiliki pendidikan formal SD/Sederajat berjumlah dua buah dan lembaga

pendidikan formal keagamaan berjumlah empat buah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada table berukut:43

43 Data Desa Mekar Jati.

Page 43: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

30

Table 2.6

Sarana Pendidikan di Desa Mekar Jati

No Nama Jumlah Status

Kepemilikan

Tenaga

pengajar

Jumlah

Siswa/I

1. Play Group 1 Pemerintah 5 35

2. Sekolah Dasar 2 Pemerintah 12 86

3. Sekolah Islam 2 Swasta 16 55

4. Raudatul Anfal 1 Swasta 7 65

5. Ibtidaiyah 2 Swasta 16 55

6. Aliayah 1 Swasta 9 45

7. Kesehatan

Selain pendidikan yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat, kesehatan juga memiliki kedudukan yang tidak kalah

pentingnya, Karena kesehatan merupakan kunci dari segala kegiatan. Kesehatan

sangat dibutuhkan oleh setiap orang, begitu juga dengan masyarakat yang tinggal

di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Adanya sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di Desa Mekar Jati

diharapkan dapat membantu kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Seperti

layanan bersalin, imunisasi dan pengobatan lainnya. Sarana dan prasarana

kesehatan yang ada di Desa Mekar jati berupa dua unit Pos Yandu, satu unit

Puskesmas, satu unit Poliklinik/Balai Pengobatan, tempat persalinan (rumah

praktek Bidan) satu unit. Petugas kesehatan yang ada di Desa Mekar Jati

Page 44: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

31

diantaranya tiga orang Dukun bersalin terlatih, tiga orang Bidan, dan dua orang

Perawat.

Desa ini memiliki kegiatan penyuluhan kesehatan bagi warga yang lansia,

dengan berbagai kegiatan yang telah di rancang oleh petugas kesehatan yang ada

di Desa, kader-kader kesehatan dan para petugas kesehtan dari Kecamatan

Pengabuan juga ikut serta dalam kegiatan tersebut, walaupun tidak pada setiap

kegiatan. Kegiatan yang diadakan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan secara

gratis, pembagian vitamin secara gratis dan senam bersama. kegiatan ini

dilakukan di puskesmas atau di dusun yang ada di Desa Mekar Jati.

8. Lembaga Kemasyarakatan

Dalam kehidupan kemasyarakatan Lembaga dapat digambarkan sebagai alat

yang memiliki fungsi dalam kehidupan masarakat.44

Lembaga masyarakat

terbentuk dari suatu ikatan hubungan sesama manusia dalam suatu masyarakat.

Ikatan hubungan tersebut memiliki hubungan erat dengan berlakunya suatu aturan

sebagai acuan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup, contohnya kebutuhan

akan pendidikan, ketentraman, keadilan.

Kehidupan sosial masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki kesamaan dengan desa lain,

sebagaimana hukum alam bahwa manusia hidup di dunia tidak bisa sendiri.

Manusia diciptakan hidup bersama-sama, saling membutuhkan satu sama lain.

Kebersamaan yang diwarnai dengan berbagai perbedaan, baik itu perebedaan

agama, perbedaan ras, perbedaan bahasa, perbedaan warna kulit dan lain

sebagainya. Hal itu Tidak menjadi penghalang masyarakat untuk saling tolong

menolong satu sama lain, dan tidak menjadi alasan untuk tidak menjalin

silaturahim.

44

AbdulSyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan (Jakarta: PT Bumi Aksara,2002),

75.

Page 45: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

32

Lembaga masyarakat yang ada di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki peran penting dalam cepatnya

pembangunan, baik itu secara fisik ataupun mental spiritual. Dengan adanya

organisasi maka diharapkan dapat mempererat tali silaturahim masyarakat Desa,

serta menjaga kekompakan masyarakat yang ada di Desa Mekar Jati. Kehadiran

lembaga masyarakat yang dimaksud antara lain:

a. Organisasi Pemuda/Pemudi : Karang Taruna, Kelompok Yasin

b. Organisasi Perempuan : Kelompok Yasinan, PKK, BKMT.

c. Organisasi Laki-Laki : Kelompok Yasinan, Nelayan, dan Tani.

Adapun perkembangan lembaga masyarakat dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 2.7

Lembaga Masyarakat Desa Mekar Jati

No Organisasi Keberadaan

1. PKK Ada

2. RT Ada

3. Karang Taruna Ada

4. Kelompok Nelayan Ada

5. Kelompok Tani Ada

6 Badan Usaha Milik Desa Ada

Page 46: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

33

BAB III

PELAKSANAAN TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI

A. Definisi Tradisi Cuci Kampung

Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang

masih dijalankan masyarakat.45

Tradisi ini merupakan penilaian atau tanggapan

dari masyarakat bahwa cara-cara yang telah ada sejak dulu merupakan cara yang

paling baik dan benar. Selain itu dapat juga dikatakan sebagai penerusan dari

sesuatu yang dimiliki sejak dulu (sejarah masa lampau) dalam hal-hal tertentu

baik itu berbentuk adat, bentuk tata kemasyrakatan yang telah dianggap memiliki

nilai paling baik untuk diteruskan. Secara umun diketahui bahwa cuci kampung

adalah upacara adat yang terdapat di sebuah perkampungan, dengan tujuan

pelaksaan agar masyarakat yang tinggal di kampung tersebut terhindar dari segala

hal yang tidak diinginkan.46

Berdasarkan definisi tersebut diketahui bahwa tradisi cuci kampung

merupakan tradisi yang dilakukan untuk menjauhkan segala bentuk bala yang bisa

membahayakan masyarakat kampung dan untuk memebersihkan perkampungan

tersebut dari pada tindakan atau tingkah laku masyarakat yang tinggal di kampung

itu sendiri. Terdapat anggota masyarakat Dusun Beringin Desa Mekar Jati

mengatakan bahwa :

[T]radisi Cuci Kampung merupakan salah satu tradisi yang masih berjalan

di Dusun ini, dilakukan sebagai bentuk usaha masyarakat agar terhindar

dari berbagai macam kejadian yang dapat membahayakan dan merugikan

masyarakat, serta ada cuci kampung yang dilakukan karena adanya

perilaku zinah, dan ada juga yang dilakukan setiap tahun, sebagai bentuk

tradisi tahunan di sini.47

45 M. Subarna, et.al., Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap, (Bandung: CV Pustaka

Grafika, 2012), 46 Elon Suparlan, “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan Seluma Utara

Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Qiyas, 3, No.2, (2018). 169. 47

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 47: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

34

[C]uci kampung itu tradisi untuk menolak bala, membersihkan kampung

dari tingkah laku manusia yang melenceng, yang membuat kampung

tersebut tercemar oleh kelakukan orang yang tinggal di kampung itu

sendiri.48

Masyarakat meyakini dengan dilaksanakannya cuci kampung maka

kampung tersebut akan terhindar dari bala baik itu berbentuk wabah penyakit,

kebakaran, gagal panen, bencana dan lain sebagainya. Pada umumnya diketahui

masyarakat bahwa cuci kampung merupakan hukum adat yang ada pada

perkampungan dan pelaksanaan cuci kampung tersebut dilakukan ketika terdapat

warga kampung yang melakukan zina (asusila).

Contoh penerapan tradisi cuci kampung yang disebabkan oleh tindakan zina

(asusila) yang dilakukan warga kampung antara lain yaitu Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, Desa

Kayu Aro Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi

dan Desa Sungai Jering Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Provinsi Jambi. Dari berbagai desa yang melaksanakan tradisi cuci kampung,

tentunya setiap desa memiliki kebijakan masing-masing dalam prosesi

pelaksanaan. Pada umumnya kebijakan tersebut mengikuti tradisi yang telah

dilakukan nenek moyang sebelumnya.

Selain tradisi cuci kampung sebagai hukum adat suatu daerah yang

dilaksanakan karena adanya tindakan asusila, tradisi cuci kampung juga

dilaksanakan sebagai bentuk tradisi tahunan masyarakat daerah tertentu.

Pelaksanan tradisi seperti ini dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditentukan,

mengikuti apa yang telah dilaksanakan oleh nenek moyang sebelumnya. Pada

dasarnya Tujuan pelaksanaan cuci kampung ini juga tidak jauh berbeda dengan

tujuan pelaksanaan cuci kampung yang disebabkan oleh adanya tindakan asusila,

tujuannya dari pelaksanaan tradisi ini yaitu membersihkan kampung dari segala

hal yang sifatnya merusak dan sumbernya dari perilaku manusia yang tinggal di

kampung tersebut. Contohnya terhindar dari marabahaya, gagal panen, wabah

48

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 48: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

35

penyakit, kebakaran dan lain-lain. Contoh daerah yang melaksanakan tradisi cuci

kampung setiap tahunnya adalah Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.

Pelaksanaan tradisi cuci kampung memiliki peran yang baik dalam

kehidupan sosial masyarakat. tradisi ini dinilai sangat baik untuk menjaga

ketentraman di sebuah perkampungan.49

Di tengah maraknya pergaulan bebas

yang ada di kalangan remaja saat ini, serta banyaknnya pengaruh dari

berkembangnya zaman terhadap kepribadian masyarakat.

B. Sejarah dan Perkembangan Tradisi Cuci Kampung di Desa Mekar Jati

Manusia sebagai mahluk ciptaan yang sempurna, memiliki dua kekayaan

yang paling utama yaitu akal dan budi atau umumnya disebut dengan pikiran dan

perasaan. Dari dua kekayaan tersebut menyebabkan munculnya berbagai tuntutan

hidup manusia, baik itu jasmani maupun rohani. Hal ini yang menjadi penyebab

manusia memiliki perbedaan dengan mahluk lain. Pada sisi lain akal dan budi

memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang tentunya memiliki

perbedaan. Semua ini sebagai bukti bahwa manusia sebagai mahluk berbudaya.50

Budaya merupakan seluruh hasil usaha manusia dengan budi atau akal yang

dilakuakan dengan segenap jiwa. Budaya dapat dikatakan juga sebagai rasa,

tindakan dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan. Untuk mengatur

budaya memiliki kebudayaan sebagai suatu garis-garis pokok tentang perilaku

yang menetapkan peraturan-peraturan terkait apa yang harus dilakukan dan apa

yang dilarang dan lain sebagainya.51

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tentunya manusia tidak akan

pernah terlepas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan. Maka,

Sebagai sesuatu yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia tentunya

kebuadayaan ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

49 Elon Suparlan, “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan Seluma Utara

Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Qiyas, 3, No.2, (2018). 169. 50 Djoko Widagdho, Ilmu budaya dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 18. 51 Jacobus Ranjabar, Sistem Sosiala Budaya Indonesia (Sebuah Pengantar), (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2006), 24.

Page 49: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

36

dari Berbagai macam kebutuhan masyarakat yang memerlukan kepuasan, baik itu

di bidang spiritual maupun materiel. Kebutuhan masyarakat tersebut sebagian

besarnya terpenuhi oleh kebudayaan yang dimilki masyarakat itu sendiri.

Kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat pada dasarnya berasal dari

hasil pemikiran bangsa, karena memiliki nilai dari zaman nenek moyang

sebelumnya. Masyarakat juga memiliki berbagai cara untuk mempertahankan

budaya yang dimiliki, ditengah banyaknya kebudayaan yang sudah ditinggalkan.

meskipun tidak ada aturan yang tertulis untuk yang tidak mengikuti kebudayaan

yang ada di suatu tempat.

Berkembangnya zaman menjadi salah satu penyebab adanya kebudayaan

masyarakat daerah yang ditinggalkan oleh masyarakat. Namun, tidak menutup

kemungkinan ada kebudayaan yang masih dilaksanakan masyarakat sampai saat

ini. Kebudayaan tersebut berbentuk tradisi tersebut seperti tradisi mandi tujuh

bulan, upacara adat perkawinan, tradisi cuci kampung dan lain sebagainya.

Sebagai kebudayaan yang masih bertahan di kehidupan sosial masyarakat,

tentunya tidak terlepas dari peran-peran orang yang berkaitan dengan kebudayaan

tersebut. Seperti halnya tradisi cuci kampung bisa bertahan dikarenakan adanya

peran dari orang yang mengontrol setiap pelaksanaan tersebut.

Tradisi cuci kampung merupakan salah satu bentuk budaya masyakat dan

tradisi ini dapat dikatakan sebagai salah satu aset bagi daerah masing-masing yang

melaksanakannya. Namun belum diketahui secara pasti siapa pencetus atau yang

pertama kali melakukan tradisi tersebut. Tradisi cuci kampung ini masih

dilaksanakan oleh salah satu dusun yang ada di Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, di Dusun ini memiliki dua bentuk

tradisi cuci kampung. Pertama cuci kampung dilakukan karena terdapat warga

yang berbuat asusila, yang kedua pelaksanaan cuci kampung dilakukan sebagai

bentuk tradisi tahunan.

Tradisi cuci kampung di Dusun Beringin tidak akan dilaksanakan begitu

saja, tanpa adanya yang membawa dan memulai tradisi tersebut. Tradisi ini

dibawa oleh pendatang dan kemudian bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar

Jati. Pada awalnya Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Page 50: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

37

Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah hutan belantara, kemudian pada tahun

1941 terdapat sekolompok keluarga yang membuka hutan di daerah tersebut dan

mereka memilih untuk bermukim di wilayah tersebut.52

Kelompok keluarga yang

pertama kali bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar Jati adalah kelompok

orang yang berasal dari Kalimantan yang ber-etnis Banjar serta yang menjadi

kepala keluarga adalah Sa‟al. bermukimnya mereka di wilayah tersebut tidak

dalam waktu yang lama, mereka bermukim di Dusun Beringin hanya dalam waktu

empat tahun dan kemudian mereka pulang ke-daerah asalnya yaitu Kalimantan.53

Pendatang dari luar daerah pada masa itu cukup banyak yang berpindah dari

daerahnya dan memilih untuk bermukim di Dusun Beringin Desa Mekar Jati.

Berpindahnya Sa‟al dari Dusun Beringin Desa Mekar jati Kecamatan Pengabuan

tepat pada tahun 1944. Sebelum berpindahnya Sa‟al dari dusun ini, dia

menyerahkan daerah yang telah di tempati dan lahan yang telah digarap kepada

warga lain, yang bernama Harun. Harun adalah salah satu orang dari kelompok

keluarga yang tinggal di dusun tersebut, ia juga merupakan warga pendatang

yang berasal dari Jawa Timur. Harun merupakan seorang yang ber-etnis Jawa dan

beliau adalah pembawa tradisi cuci kampung di dusun ini, baik itu tradisi cuci

kampung yang dilakukan karena sebab adanya perzinahan maupun cuci kampung

yang dilakukan setiap tahun.54

Penyerahan lahan milik Sa‟al kepada Harun tidak secara percuma, karena

untuk memiliki lahan tersebut Harun memberikan sejumlah uang dan emas

sebagai gantinya. Pada saat itu wilayah yang dimiliki oleh Sa‟al tidak terlalu luas,

karena bermukimnya Sa‟al disana hanya empat tahun. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Musman:

52 Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 53 Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 54

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 51: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

38

[M]bah Harun ngakei duit karo emas. gawe ganti lahan seng wes di tebas

pak Sa’al, tapi jumlahnya iku orak faham aku. Lahan seng duwe pak Sa’al

ki rak luas, cuman neng daerah pangkal kono.55

Mbah Harun memberikan uang dan emas, untuk mengganti lahan yang

sudah di tebas pak Sa‟al, tapi jumlahnya itu saya juga kurang tau. Lahan

milik pak Sa‟al itu tidak luas, hanya di daerah pangkal (bagian pangkal

parit).

Tinggalnya Harun di Dusun Beringin selama dua tahun ketika itu dia

menjabat sebagai kepala kampung. Seiring berjalannya waktu, Pada tahun 1946

beliau kembali ke-daerah asalnya yaitu Jawa Timur.56

Sebelum Harun kembali

menyerahkan kedudukannya sebagai kepala kampung dan semua wilayah

miliknya kepada adik iparnya yang bernama Misiran. Pada masa itu segala urusan

diserahkan kepada Bapak Misiran begitu dengan segala tradisi yang telah dibawa

oleh Harun yaitu cuci kampung.

Habisnya masa jabatan Misiran sebagai kepala kampung Pada tahun 1967.

Selanjutnya digantikan oleh menantunya bernama Solikan. dia menjabat sebagai

kepala kampung di Dusun ini sejak tahun1967 hingga tahun 1971. Pada tahun

1971 barulah dimulai sistem pemerintahan Kadus. Saat itu Dusun ini masih

menjadi bagian Desa Senyerang Jati. Berdasarkan musyawarah bersama anatar

masyarakat, Yang terpilih menjadi kadus adalah Saparin. Dia merupakan menantu

dari bapak Misiran yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kampung. Pada

tahun 2012 dilakukan pemekaran desa dan terbentuklah desa baru yaitu Desa

Mekar Jati dengan memiliki 4 dusun dan salah satunya Dusun Beringin dimana

tempat ini masih melaksnakan tradisi cuci kampung hingga saat ini. Setelah itu

dilakukan musyawarah dengan menjadikan Sanusi sebagai kepala Desa sementara

dan kedepannya dilakukan pemilihan secara demokratis. Meskipun sistem

pemerintahan yang ada di Dusun Beringin telah berubah yaitu tidak lagi

menggunakan sistem kepala kampung, tradisi cuci kampung tetap dijalankan

masyarakat hingga saat ini.

55

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 56

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 52: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

39

Perkembangan dan kemajuan agama yang ada di Dusun Beringin Desa

Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Barat tentunya tidak

terlepas dari peran para tokoh-tokoh agama yang ada di Dusun tersebut. Beberapa

tokoh agama yang berpengaruh di Dusun Beringin diantaranya:57

1. Mangun

2. Sahrul

3. Jamuladin

4. Samsudin

5. Pawiro

6. Kusni

Tradisi cuci kampung yang ada di Dusun Beringin Desa Mekar Jati telah

dilakukan masyarakat sejak kampung tersebut ada dan masih dilakukan sampai

saat ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Alwi :

[T]radisi cuci kampung di kampung ini sudah kami laksanakan sejak dulu,

bawaan dari pak harun orang yang bermukim di sini. Beliau asalnya dari

Jawa Timur, tapi untuk yang menciptakan, mencetuskan blm jelas.

pelakasanaan tradisi ini sudah secara turun temurun dan kami belum pernah

meninggalkan tradisi ini.58

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa tradisi cuci

kampung yang ada di Dusun Beringin Desa Mekar Jati ini dimulai sejak kampung

tersebut ada, serta menurut masyarakat Desa Mekar Jati, tradisi ini dibawa oleh

warga pendatang yang bersal dari Jawa Timur, Namun untuk pencetusnya tidak

diketahui secara pasti. pelaksanaan cuci kampung di Dusun Beringin Desa Mekar

Jati Kecamatan Pengabuan ini tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan,

karena hanya masyarakat di Dusun ini yang melaksanakannya dan belum ada

tindakan pemerintah desa setempat untuk mengembangkannya secara terbuka atau

mengadakan secara serentak tradisi ini.

Pada awalnya nama dusun ini bukan Dusun Beringin Desa Mekar Jati, nama

sebelumnya adalah Parit Serun Desa Mekar Jati. Penamaan wilayah ini menjadi

57 Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 58

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 53: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

40

Serun termotivasi dari nama orang yang memiliki peran penting di wilayah

tersebut yaitu nama pak harun. beliau menjadi orang yang memilki peran penting

di wilayah tersebut karena beliau juga sebagai pembawa tradisi cuci kampung di

Desa Mekar Jati. Penamaan Dusun Beringin ini dilakukan setelah adanya

pemekaran Desa antara Desa Mekar Jati dan Desa Senyerang Jati. Namun, karena

sudah terbiasa masyarakat Desa Mekar Jati dan sekitarnya masih menyebut Dusun

Beringin ini sebagai Parit Serun.

C. Orang-Orang yang Terlibat dalam Tradisi Cuci Kampung

Terlaksananya sebuah kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari pihak-

pihak yang mengikuti kegiatan tersebut, Begitu juga dengan pelaksanaan upacara

cuci kampung yang ada di Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan yang melibatkan berbagai Pihak dalam melaksanakan kegiatannya.

yang terlibat dalam tradisi cuci kampung di Dusun Beringin antara lain pemuka

agama, pemuka adat, dan seluruh masyarakat yang tinggal di lingkungan Dusun

Beringin.59

D. Persiapan dan Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung

Indonesia memiliki masyarakat yang mayoritas beragama Islam, maka tidak

terkecuali dalam kebudayaanya mereka menyisipkan berbagai bentuk kegiatan ke-

Islaman dalam ritual atau tradisi yang ada. Maka ini menjadi penyebab munculnya

akulturasi antara kebudayaan yang dimiliki masyarakat daerah dan Islam, seperti

tradisi cuci kampung yang terdapat di Dusun Beringin Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di sini, terdapat

akulturasi antara budaya masyarakat yang mayoritas bersuku Jawa dengan Islam.

Agar Pelaksanaan cuci kampung di Dusun Beringin Desa Mekar Jati

kegitannya berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka

masyarakat menyiapkan beberapa hal sebagaimana berikut ini:60

59

Sapuan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 15 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 60

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 54: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

41

1. Dana, Pengumpulan dana dilakukan dengan cara iuran bersama (masyarakat)

yang tinggal di daerah tersebut. Biasanya 7 hari sebelum dilaksanakannya cuci

kampung terdapat seorang yang bertugas untuk mengumumkan ataupun

menghimbau masyarakat bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Suro,

maka akan dilaksanakannya cuci kampung. Dari himbawan tersebut

diharapkan masyarakat mempersiapkan dana untuk pelaksanaan cuci kampung,

pengambilan dana dari masyarakat tersebut dilakukan oleh seseorang yang

telah ditugaskan. Untuk cuci kampung yang dilakukan setiap tahun Masing-

masing KK memberikan uang sejumlah Rp.30.000 hingga Rp.50.000,

sementara untuk 5 Tahun sekali iuran tiap KK bertambah menjadi Rp.60.000

hingga Rp.70.000. penambahan dana ini digunakan untuk membeli Kambing,

untuk penambahan dana tersebut disesuaikan juga dengan dana yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan tradisi cuci kampung.artinya melihat situasi

serta kondisnya.

2. Kambing, satu kambing disiapkan oleh masyarakat untuk disembelih dalam

prosesi cuci kampung. Tidak sembarang kambing yang disembelih dalam

tradisi cuci kampung ini, kambing yang dipilih memiliki kriteria tertentu

diantanya kambing tersebut memiliki kondisi yang sempurna, artinya tidak

memiliki cacat sedikit pun, lebih tepatnya Kambing yang digunakan sama

halnya dengan kriteria hewan yang disyaratkan untuk menjadi hewan kurban,

Selain itu kambing yang dipilih memiliki warna hitam dibagian perutnya

(seperti sabuk), kambing yang digunakan adalah kambing jantan. Pemilihan

kambing ini mengikuti apa yang telah dilakukan sejak dulu. Dalam pemilihan

kambing tidak sembarang orang yang bisa memilih kambing ini, kareana

menurut keterangan dari anggota masyarakat bahwa kambing tersebut dipilih

oleh orang yang masih memiliki hubungan darah dengan Harun, yaitu orang

yang membawa tradisi cuci kampung di Dusun ini.

3. Sesaji, kata sesaji merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ketika kita

mendengarnya. apalagi dalam tradisi Islam Jawa setiap dilaksanakannya suatu

kegitan tradisi Jawa pada umumnya mereka mengadakan ritual keselamatan

atau wilujengan artinya utuk memohon diberikan keselamatan dalam hidup dan

Page 55: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

42

diberikan kebahagiaan dengan menggunakan benda, makanan ubarampe

sebagai simbol penghayatan atas hubungannya dengan sang pencipta.61

Simbol-simbol yang ritual adalah bentuk ekspresi dari penghayatan atau

pemahaman dari realitas yang tidak terjangkau sehingga menjadi sangat dekat.

Artinya dengan simbol ritual tersebut maka akan merasa bahwa Allah selalu

hadir dan senantiasa terlibat. Bagi masyarakat Jawa sendiri, ritualitas sebagai

wujud pengabdian dan ketulusan menyembah Allah Swt. Sesaji sebagai

bentuk akumulasi budaya bersifat abstrak terkadang juga dijadikan sebagai

bentuk negosiasi spiritual, agar segala bentuk hal gaib diyakini tidak akan

membahayakan manusia. Ubarampe sebagai pelengkap ritual dalam tradisi

Jawa memiliki bahan-bahan pelengkap yang disiapkan, terdiri atas:

a. Pisang

Pisang disiapkan sebanyak dua sisir dan pisang yang digunakan adalah

pisang raja. Tetapi apibila pisang ini sulit untuk didapatkan maka bisa

menggunakan berbagai jenis pisang sebagai penggantinya. penggunaan pisang

raja sebagai salah satu pelengkap dengan alasan sebagai lambang dari

permohonan dikabulkannya doa menjadi orang yang berbudi luhur, memiliki

sifat adil, dan tidak ingkar janji.

Penggunaan pisang sebagai Ubarampe memiliki kaitan mengenai etika

kehidupan. Diharapkan dengan adanya penyajian pisang ini pelaku upacara

cuci kampung menyadari bahwa dirinya selama ini sudah berguna atau tidak

bagi orang lain. Etika kehidupan yang memiliki nilai sangat tinggi dapat dilihat

dari watak pisang yang bisa hidup dimana saja, selain itu ia menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Semua

bagian pisang memiliki keguanaan buahnya mengandung vitamin C yang

bermanfaat bagi manusia, daunnya dapat digunakan sebagai bungkus makanan,

pohonnya (gedeboknya) dapat digunakan sebagai bahan pupuk, kulit batang

pisang bisa digunakan untuk kerajinan tangan seperti tempat tisu.

61 Muhammad Solikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: PT.Suka Buku,

2010), 49.

Page 56: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

43

b. Tumpeng

Tumpeng yang digunakan adalah tumpeng robyong, yang berbentuk

layaknya seperti kerucut. Pada bagian ujung tumpeng diletakkan cabe merah,

tumpeng robyong digunakan sebagai lambang kesejahteraan dan kesuburan.

Selain itu digunakan juga sega golong (nasi golong), sesaji ini dibuat sebanyak

9 buah kemudian diletakkan di sekeliling tumpeng yang telah disediakan.

Penggunakan sega ini merupakan salah satu pernak-pernik sesaji yang

tujuannya untuk memohon ataupun mengirim doa pada para leluhur agar dosa

serta kesalahan manusia yang tinggal di wilayah tersebut diampuni oleh yang

maha kuasa, serta diberikan perlindungan oleh yang maha kuasa.

c. Jenang

Jenang yang digunakan adalah jenang abang dan jenang putih Jenang

ini dikenal orang jawa dengan nama jenang Sengkolo. Kata sengkolo berasal

dari kata Morwakala (menghilangkan bala). Jenang Selongko sebagai wujud

kesungguhan doa, jenang ini diartikan sebagai satu kesatuan, yaitu

melambangkan di dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari peran

orang tua, sebagai perantara hadirnya manusia kedunia ini, jenang ini

merupakan simbol pendekatan diri kepada tuhan.

Jenang ini memiliki bahan dasar yaitu beras dan santan, Walaupun

disebut dengan jenang merah dan putih, bukan berarti warnanya merah

sebagaimana yang warna merah cabe, tetapi merah yang dimaksud merupakan

warna yang berasal dari gula merah yang dicampurkan dengan jenang ketika

dimasak. Jenang merah ini memiliki nama lain yaitu jenang retha. Terdapat

juga jenang putih atau yang dikenal dengan Setha, warna yang dimiliki putih

bersih, yang merupakan hasil dari perpaduan antara beras dan santan kelapa.

Penyajian jenang ini dari masa kemasa terus mengalami perubahan, pada

zaman dulu diletakkan di daun pisang, namun sekarang ini sudah menggunkan

piring.

d. Ayam

Disiapkan satu ayam yang nantinya diolah menjadi ayam panggang,

kemudian diletakkan satu tempat dengan sesaji lainnya. Dalam pemilihan ayam

Page 57: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

44

sendiri tidak memiliki kriteria yang khusus, namun untuk jenis ayam yang

digunakan adalah ayam kampung.

e. Beras dan bumbu masak

Beras dan bahan bumbu masak lainnya, bumbu masak lengkap dari

bawang putih, bawang merah, sere, jahe, lengkuas, kunyit.

4. Blerang dan Garam, blerang dan garam merupakan benda yang digunakan

dalam tradisi cuci kampung.

5. Bahan Pangan, penyiapan bahan makanan ini untuk dimasak bersama-sama

kemudian dikonsumsi oleh masyarakat. Biasanya terdapat sebuah rumah yang

dipilih untuk dijadikan tempat pengumpulan bahan-bahan tersebut. Bahan

pangan ini dikonsumsi masyarakat setelah diadakannya doa bersama atau yang

lebih dikenal dengan istilah selametan. Makanan yang disajikan dalam ritual

selamatan adalah simbol-simbol ritual, yang merupakan akulturasi pikiran

keinginan dan perasaan perilaku untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Upaya pendekatan ini melalui ritual selametan, sedekahan dan lain sebagainya.

6. Daun Pisang, benda ini disiapkan yang nantinya digunakan untuk tempat

makanan ketika kegiatan di luar ruangan. Daun pisang tersebut dibentuk

menjadi pincuk, benda ini sebagai pengganti piring.

Pelaksanaan tradisi cuci kampung di Dusun Beringin memiliki tahapan-

tahapan kegiatan yang dilakukan masyarakat. hingga saat ini tata cara yang

masyarakat lakukan tidak terdapat perubahan yang signifikan, mereka tetap

melakukan berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka

yang lebih dulu melakukan kegiatan ini. Berbagai tata cara pelaksanaan yang

dilakukan masyarakat dalam tradisi cuci kampung dapat kita lihat sebagaimana

berikut ini:

1. Pelaksanaan dalam ruangan (indoor)

Pelaksanaan cuci kampung yang dilakukan di dalam ruangan (indoor)

biasanya diikuti oleh seluruh masyarakat Dusun ini. Kegiatan ini dilakukan di

masjid Baitul Muttaqin yang merupakan salah satu masjid yang ada di Desa

Mekar Jati, tepatnya di Dusun Beringin dimana tradisi cuci kampung ini

Page 58: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

45

dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat di dalam ruangan

diantaranya:

a. Pembacaan Surah Yasin dan Doa Yasin, untuk kegiatan yang dilakukan

masyarakat di dalam ruangan pertama yaitu pembacaan surah Yasin. Surah ini

dibaca pada malam pergantian tahun yaitu memasuki tahun baru Jawa tepatnya

pada waktu selesai solat magrib. setelah pembacaan surah Yasin dilanjutkan

dengan pembacaan doa dipimpin oleh tokoh agama. Dalam pelaksanaan

pembacaan Yasin disiapkan air di dalam teko yang nantinya ketika membaca

surah ini, air tersebut diletakkan di tengah ruangan.

b. Pembacaan Tahlil dan Doa Tahlil, dalam kegiatan yang dilaksanakan

masyarakat dalam tradisi cuci kampung mereka juga melaksanakan kegitan

tahlilan bersama serta dilanjutkan dengan pembacaan doa.

c. Pembacaan Doa Tolak Bala, doa ini dipimpin oleh seorang tokoh agama.

d. Penyampaian Pidato, pidato disampaikan oleh salah seorang ustadz yang ada di

wilayah tersebut. Biasanya pidato yang disampaikan yaitu berkaitan tentang

bulan Muharram seperti keutamaan yang ada pada bulan Muharram. Selain itu,

pembahasannya meliputi hal yang berkaitan dengan bulan Suro seperti

larangan-larangan yang diyakini masyarakat, yang apabila kegiatan yang

dilarang tersebut dilakukan maka akan berpengaruh terhadap diri seseorang

ataupun keluaganya.

e. Penyampaian Tata Tertib Kampung (Dusun), dalam kegiatan ini masyarakat

diingatkan kembali untuk selalu menjaga nama baik Dusun, menjaga

kebersihan lingkungan artinya tidak melakukan hal-hal yang dapat

menyebabkan tercemarnya dusun tersebut baik dalam bentuk pembuangan

kotoran ataupun sampah-sampah. Penyampaian ini disampaikan oleh tokoh

adat yang ada di dusun ini.

f. Doa, setelah pengarahan dan penyampaian tata tertib tersebut dilakukan

pembacaan doa sebagai penutup kegitan untuk waktu malamnya, maka

dilakukan pembacaan doa dengan harapan dilancarkan acara selanjutnya, dan

mendapatkan keberkahan dan keselamatan.

Page 59: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

46

g. Ramah tamah, masyarakat yang menghadiri kegiatan menikmati makanan yang

telah mereka bawa.

2. Pelaksanaan ruangan terbuka (outdoor)

Pelaksanaan cuci kampung yang dilakukan di luar ruangan (outdoor)

dilakukan secara bersama, artinya diikuti oleh seluruh masyarakat yang tinggal di

wilayah tersebut. Kegiatan yang dilakukan masyarakat di luar rungan ini juga

tidak memiliki perbedaan yang begitu signifikan dengan kegitan yang telah

dilakukan oleh nenek moyang dahulu. Kegiatan di luar ruangan ini dilakukan oleh

masyarakat mulai pada pagi hari sampai dengan selesai.

a. Pembakaran Blerang dan Garam dilakukan pada waktu menjelang magrib,

serta pembakaran ini dilakukan oleh tokoh adat. pembakaran ini dilakukan

dengan niat membersihkan segala bentuk hal yang menyebabkan kampung itu

tercemar. tercemarnya kampung tersebut bersumber dari tingkah laku

masyarakat yang ada di kampung tersebut.

b. Pada pagi hari mereka melakukan persiapan untuk melakukan masak bersama

yang bertempat di depan (area pekarangan) masjid Baitul Muttaqin.

Persiapannya meliputi penyiapan alat-alat memasak, penyiapan bahan-bahan

yang telah disiapkan sebelumnya, untuk bahan ini biasanya pengumpulan-nya

telah dilakukan masyarakat pada hari-hari sebelumnya dan mengumpulkannya

pada suatu rumah warga. Jadi ketika kegiatan ini dilaksanakan masyarakat

tinggal membawa bahan tersebut ke tempat diadakannya acara.

c. Setelah semuanya bahan telah tersedia maka sebagian masyarakat mulai

memasak bahan-bahan tersebut, sebagian lainnya membersihkan masjid dan

lain-lain.

d. Peletakan sesaji dilakukan pada waktu dilaksanakannya selamatan,

pelaksaanannya di jalan depan Masjid Baitul Muttaqin.

e. Untuk lima tahun sekali, dalam tradisi cuci kampung ini dilakukan

penyembelihan satu kambing, kambing yang digunakan dalam acara ini

merupakan kambing yang terpilih artinya memenuhi syarat. Pemotongannya

dilakukan di sekitar masjid Baitul Muttaqin serta dalam pemotongan ini

Page 60: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

47

tentunya dilakukan sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Kambing yang

disembelih tersebut nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat yang

menghadiri acara. Untuk bagian kepala kambing diletakkan di muara parit, dan

bagian kaki diletakkan di ujung parit, hal ini mereka lakukan mengikuti apa

yang telah dilakukan nenek moyang mereka.

f. Setelah selasainya kegiatan masak-memasak tersebut, ada sebagian masyarakat

yang menyiapkan tempat untuk makan bersama antar masyarakat yang tinggal

di Dusun tersebut. Tempat yang disiapkan yaitu di jalan tempat biasa

masyarakat berlalu-lalang, maka di jalan tersebutlah di bentangkan tikar yang

kemudian nantinya dijadikan temapat untuk bekumpul bersama.

g. Ketika semua persiapan telah selesai dilakukan, masyarakat berkumbul

bersama di sepanjang jalan tersebut. Jika semua telah berkumpul, maka

kegiatan akan segera dimulai.

h. Pembacaan doa selamat dan pembacaan doa tolak bala.

i. Selesai kegiatan berdoa, baru dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama di

tempat tersebut. Makanan sisa dari kegiatan ini tidak boleh dibawa pulang

kerumah, hanya boleh dimakan di tempat tersebut. Jadi, jika terdapat makanan

yang tersisa maka masyarakat akan meletakkannya di teras masjid dan dimakan

kembali ketika mereka selesai membereskan tempat yang telah digunakan,

ataupun biasanya dimakan oleh para pemuda yang berolah raga, yang

tempatnya berada disekitaran masjid ini.

j. Biasanya kegiatan di luar ruangan ini selesai pada waktu menjelang zuhur

biasa pada pukul 11.00, setelah selesai masyarakat biasanya membereskan

peralatan yang mereka gunakan.

k. Setelah selesai terdapat seorang yang letak rumahnya paling ujung Dusun ini,

mendapat tugas untuk menyiramkan air yang telah dibacakan surah Yasin

beserta doa di ujung parit dusun ini sehingga air tersebut mengalir mengikuti

arus air. Masyarakat berkeyakinan air yang telah dibacakan surah Yasin

memiliki manfaat yang luar biasa, dalam hal ini mereka memanfaatkannya

untuk cuci kampung, agar kampung bersih serta terjaga dari bala. Cara yang

Page 61: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

48

mereka lakukan adalah dengan menyiramkan air Yasin tersebut di ujung parit

yang ada di kampung tersebut maka air itu mengalir di sepanjang parit tersebut.

E. Waktu Pelaksanaan Upacara Cuci Kampung

Pelaksnaan tradisi cuci kampung di Dusun Beringin Desa Mekar mengikuti

apa yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu masyarakat hanya mengikuti

penetapan waktu yang telah ditentukan oleh nenek moyang dan tidak pernah

kurang atau terlewat dari pada waktu yang telah ditetapkan.

Di Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat cuci kampung dilaksanakan setiap tahun satu kali

pelaksanaan yaitu pada tanggal 1 Muharam atau tepatnya pada 1 Suro namun,

yang menjadi acuan waktu pelaksanaannya adalah 1 Suro.62

Sebagaimana

kepercayaan masyarakat dusun pemilihan bulan Muharam tersebut sebagai bentuk

pengistimewaan terhadap bulan Muharam, dalam artian untuk menyambut tahun

baru Islam dan sekaligus melaksanakan tradisi cuci kampung untuk

membersihkan kampung dari segala bala karena banyaknya tingkah laku

masyarakat yang tidak sesuai. Pelaksanaan cuci kampung pada 1 Suro dipilih

masyarakat dengan alasan sebagai bentuk perayaan menyambut tahun baru

Jawa.63

Tahun Jawa atau dikenal dengan Kalender Jawa karya Sultan Agung

Hanyakrakusumo adalah hasil pergantian dari kalender Saka yang merupakan

warisan dari Hindu-Budha, kalender Saka ini dimulai pada tahun 78 Masehi.

Berjalannya kalender Saka hingga akhir tahun 1554 dan dilanjutkan dalam

kalender Sultan Agung dimulai dengan tahun 1555. Kebijakan pergantian

kalender ini dilakukan oleh Sultan Agung seorang pemimpin yang memiliki

perhatian besar terhadap perkembangan Islam di Jawa. Perubahan kalender itu

62

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 63

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 62: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

49

terjadi dan dimulai pada 1 Suro tahun Alip 1555, tepat pada tanggal 1

Muharamtahun 1043 Hijriyah, tepat pula pada 8 Juli 1633, hari Jumat Legi.64

Tindakan Sultan Agung untuk melakukan perubahan tahun dan

menggabungkan kalender tersebut merupakan salah satu cara untuk menyatukan

rakyatnya untuk melawan dan menghancurkan Belanda di Batavia, selain itu juga

tujuannya adalah untuk menyatakan Pulau Jawa. Maka dari itu Sulthan Agung

tidak ingin adanya perpecahan, apalagi disebabkan keyakinan Agama.

Pada umumnya 1 Muharam memang bertepatan dengan 1 Suro, namun

terkadang tidak demikian. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan jumlah hari pada

masing-masing bulan. Selain itu juga terdapat perbedaan nama bulan antara tahun

Jawa dan tahun Hijriyah. Berikut ini nama bulan Hijriyah dan bulan Jawa:65

Nama bulan Hijriyah:

1. Muharam

2. Syafar

3. Rabi’ulawal

4. Rabi’ulakhir

5. Jumadilawal

6. Jumadilakhir

7. Rajab

8. Sya’ban

9. Ramadan

10. Syawal

11. Dzulqa’idah

12. Dzulhijah

Nama bulan Jawa:

1. Suro

2. Sapar

3. Mulud

64

Muhammad Solkhin, Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa (Yogyakarta: Penerbit

Narasi, 2009), 117. 65

Karkono Kamajaya Partokusumo, Kebudayaan Jawa Perpaduannya dengan Islam

(Yogyakarta: Percetakan Adittya Media, 1995), 223.

Page 63: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

50

4. Bakda Mulud

5. Jumadilawal

6. Jumadil Akhir

7. Rejep

8. Ruwah

9. Pasa

10. Sawal

11. Dulkangidah

12. Besar

Dalam tahun Jawa satu tahunnya berumur 354 hari dikenal dengan sebutan

tahun wastu (pendek), satu tahun berumur 355 hari disebut wuntu (panjang).

Masyarakat ber-etnis Jawa mengenal nama-nama tahun yang berputarnya pada

setiap 8 tahun sekali dan merupakan nama yang diambil dari huruf arab yaitu

sebagai berikut:66

1. Alip

2. Ehe

3. Jimawal

4. Je

5. Dal

6. Be

7. Wawu

8. Jimakir

Perhitungan Jawi yaitu tanggal 1 Suro merupakan warisan nenek moyang

Jawa, yang dilakukan masayarakat ini merupakan bentuk dari kebudayaan Jawa.

perhitungan Jawi Sebagiannya adalah berasal dari Jawa asli dan kebudayaan

Hindu, artinya sebagian juga sudah ada sebelum kedatangan bangsa hindu.

Kemudian keduanya dipadukan dengan unsur agama Islam. Malam menjelang

66

Muhammad Solkhin, Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa, (Yogyakarta: Penerbit

Narasi, 2009), 117.

Page 64: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

51

tahun baru orang Jawa menyebutnya dengan istilah Tanggap Warsa dan Orang

jawa memiliki cara tersendiri untuk menyambut tahun baru. 67

Setiap masyarakat Jawa memiliki beragam kegiatan untuk menyambut atau

merayakan pergantian tahun Jawa. Beda daerah maka berbeda pula kegitan yang

dilakukan masyarakat, namun tetap memiliki maksud yang sama yaitu

memperoleh berkah datangnya tahun baru 1 Suro. Pelaksanaan tradisi cuci

kampung sebagai bentuk akulturasi budaya yang menyebabkan adanya perbedaan

dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat kita temui dalam prosesi tradisi cuci

kampung yang dilaksanakan di Dusun Beringin. Di Dusun ini memiliki 2 waktu

prosesi untuk pelaksanaan tradisi cuci kampung, yang pertama pelaksanaan

dilakukan di dalam ruangan yaitu dilakukan pada waktu sesudah Maghrib pada

malam pergantian tahun, dan yang kedua kegiatan di luar ruangan dilakukan pada

keesokan harinya yaitu pada pagi sampai dengan siang hari. 68

F. Tujuan Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung

Kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang atau masyarakat tentu memiliki

tujuan akhir yang ingin dicapai. Begitu juga dengan pelaksanaan cuci kampung

yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Beringin Desa Mekar Jati. Cuci

kampung sebagai salah satu bentuk kebudayaan yang masih hidup di lingkungan

masyarakat , dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dan menjadi sebuah tradisi

masyarakat setempat. Salah satu ciri dari cuci kampung yang dilaksanakan

masyarakat ini yaitu terdapat prosesi selamatan (melaksanakan kenduri dan doa

bersama). Kegiatan ini merupakan prosesi sebuah ritual keagamaan yang telah di

ketahui pada masayarakat umum. Prosesi selamatan disertai dengan lambang-

lambang yang ada memberikan gambaran tentang perpaduan antara tradisi dari

agama Hindu dengan unsur-unsur Islam. Adapun tujuan dari pelaksaan cuci

kampung di Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan sebagai

berikut:

67

Karkono Kamajaya Partokusumo, Kebudayaan Jawa Perpaduannya dengan Islam,

(Yogyakarta: Percetakan Adittya Media, 1995), 215. 68

Sulangkir, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 65: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

52

[Y]ang jelas tradisi cuci kampung terus dilakukan agar masyarakat kampung

ini aman dari berbagai macam bentuk kejadian/peristiwa yang dapat

membahayakan kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal disini, dan

untuk tradisi kiriman doa untuk orang dulu. kita tau yang menghuni

kampung ini sebelumnya telah ada leluhur/nenek moyang kita. Jadi doa-doa

itu harus selalu kita kirimkan untuk yang telah mendahului kita.69

[d]engan adanya pelaksanaan tradisi cuci kampung ini secara terus menerus,

rutin dilaksanakan setiap tahun sampai sekarang ini sebagi bentuk usaha

masyarakat agar terhindar dari berbagai macam bala yang ada dan bisa

merugikan masyrakat. Selain itu diharapkan agar tradisi ini bisa menjadi

salah satu upacara tradisi yang mana berkumpulnya semua masyrakat

sehingga menambah kuat rasa persaudaraan di lingkungan masyarakat.70

[d]iharapkan dengan pelaksanaan cuci kampung kami semua terhindar dari

kebakaran, gagal panen dan bencana. Diharapkan juga kampung ini bersih

dan sejahtera. apalagi banyak berbagai perilaku manusia yang terkadang

berbuat hal-hal yang merusak dan lainnya, jadi hal ini salah satu alasandi

laksanakannya cuci kampung, yang jelas melindungi anak cucu kita lah

yang tinggal di kampung ini.71

[M]asyarakat diharapkan bisa bisa lebih mencintai kebudayaan yang ada di

dusun ini, khususnya tradisi cuci kampung, kita harus bisa mempertahankan

tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Dan diharapkan dengan

adanya tradisi cuci kampung dapat menangkal perbuatan manusia yang

sering menyalahi aturan, seperti perbuatan zina. Selain itu pelaksanaan cuci

kampung ini dilakukan bertepatan pada pergantian tahun Jawa, dengan

tujuan menyambut pergantian tahun dan memohon berkah.72

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan anggota masyarakat Dusun

Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat, tunjuan dari pelaksanaan tradisi cuci kampung yang sampai saat ini masih

masyarakat laksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dusun Beringin Desa Mekar Jati menjadi wilayah yang aman dan tentram.

2. Menumbuhkan rasa kebersamaan antar masyarakat yang tinggal di Dusun

Beringin Desa Mekar Jati.

69 Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 70 Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 71

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 72

Khamdan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara Dengan Penulis, 10 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 66: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

53

3. Masyarakat selalu dilindungi dari berbagai bentuk bala yang dapat

membahayakan dan menghambat kelangsungan hidup masyarakat.

4. Untuk menumbuhkah rasa cinta masyarakat terhadap tradisi yang yang ada di

Dusun Beringin.

5. Menghidupkan tradisi yang telah dimiliki masyarakat Dusun Beringin Sejak

Dulu.

6. Merayakan pergantian tahun baru baik itu tahun baru Hijriyah maupun tahun

baru Jawa.

G. Manfaat Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung

Tradisi Cuci Kampung merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat Dusun Beringin Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, pelaksanaan prosesi tradisi cuci kampung ini diatur oleh

ketentuan adat. Dengan adanya pelaksanaan tradisi cuci kampung ini tentunya

memilki manfaat. Beberapa manfaat dari pelaksanaan pelaksanaan tradisi cuci

kampung di Desa Mekar Jati dengan menyertakan pembacaan salah satu surah

dalam Al-Qur‟an yaitu surah Yasin dan disertai dengan pembacaan doa-doa

diantaranya sebagai berikut:73

1. Masyarakat dapat menolak bala atau kejadian yang dapat merugikan dan

menghambat kelangsungan hidup.

2. Masyarakat dapat terjaga dari bala atau kejadian yang dapat menghambat

kelangsungan hidup.

3. Masyarakat dapat menjadikan tradisi cuci kampung sebagai sarana untuk

bersyukur kepada sang pencipta karena telah diberikan kenikmatan selama satu

tahun.

4. Merupakan kegiatan untuk mempertahankan warisan nenek moyang.

5. Masyarakat merasa lebih rukun dan tentram dalam menjalankan kehidupan

sesama mahluk sosial, memperkuat tali persaudaraan sesama warga yang

tinggal di Dusun ini.

73

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 67: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

54

H. Fungsi Pelaksanaan Tradisi Cuci Kampung

Dengan adanya Pelaksanaan tradisi cuci kampung baik itu dalam prosesi

yang dilakukan di luar ruangan maupun di dalam ruangan, semuanya memiliki

berbagai fungsi diantaranya:

1. Cuci kampung memiliki fungsi sosial karena dalam pelaksanaannya memiliki

nilai kebersamaan sesama masyarakat yang melaksanakan tradisi cuci

kampung. Pelaksanaan cuci kampung ini tidak memandang suku dan ras, selain

menggambarkan sikap kebersamaan, dalam tradisi ini juga memiliki peran

untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat.

2. Cuci kampung juga berfungsi sebagai kegiatan untuk melestarikan kebudayaan

daerah setempat, agar kebudayaan berbentuk tradisi tersebut bisa tetap berjalan

dan bisa dijadikan aset daerah setempat.

3. Pelaksanaan cuci kampung memiliki fungsi sebagai sarana kegiatan

menyambut tahun baru Jawa.

Page 68: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

55

BAB IV

FENOMENA PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI

KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI

A. Deskripsi Surah Yasin

Berbicara tentang surah Yasin tentunya sudah tidak asing lagi ketika kita

mendengar maupun membacanya, sebagaimana telah diketahui bahwa surah Yasin

adalah surah yang populer dan paling banyak dibaca di kalangan masyarakat

Muslim. Khususnya di Indonesia, surah ini sudah sangat familier di tengah

lingkungan masyarakat pembacaan surah Yasin juga dapat ditemukan dalam

Berbagai bentuk kegiatan masyarakat seperti masyarakat memiliki kegiatan

mingguan untuk membaca surah Yasin di rumah-rumah secara bergilir, kegiatan

membaca surah Yasin yang digelar oleh kelompok pengajian, pembacaan surah

Yasin dilakukan dalam acara tertentu seperti ada pembacaan surah Yasin dalam

tradisi cuci kampung dan masih banyak kegitan masyarakat yang melakukan

pembacaan terhadap surah Yasin. Kegiatan yang dilakukan tersebut telah menjadi

tradisi di masyarakat itu sendiri dengan berbagai bentuk kegiatan yang kita

temukan.

Maka dari itu, berikut ini penulis membahas tantang deskripsi surah Yasin

mulai dari penamaan surah Yasin, keutamaan surah Yasin dan pada urutan

keberapa surah Yasin di Dalam Al-Qur‟an. Pembahasan mengenai surah Yasin

sebagai Berikut:

1. Penamaan Surah Yasin

Salah satu surah dalam Al-Qur‟an yang sering dibaca di tengah kehidupan

masyarakat adalah surah Yasin. Penamaan surah Yasin karena surah tersebut

dimulai dengan huruf Yasin (٠ص) . Untuk makna dari kata Yasin tidak pernah di

terangkan oleh Allah Swt. Maupun Rasulullah Saw.74

hal ini menyebabkan ada

74 Zikri Darussamin dan Rahman, Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah

“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan Upacaar Kematian Berdasarkan

Al-Qur’an dan Hadis”, (Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017), 205.

Page 69: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

56

Sebagian tafisr dari para ulama tidak menjelaskan maknanya dan

mengembalikannya kepada Allah Swt.

Surah Yasin merupakan surah ke-36 dalam kitab suci Al-Qur‟an. Surah

Yasin tergolong ke dalam surah Makkiyah, karena surah ini turun di Kota Makkah

dan surat ini dilihat dari jumlah ayatnya masuk dalam katagori sedang, jumlahnya

terdiri atas 83 ayat dengan berdasarkan pendapat ulama pada umumnya Namun

berdasarkan perhitungan dari mayoritas ulama jumlah ayat dalam surah ini adalah

82 ayat. Surah ini terletak diantara surah ke-35 yaitu surah Fathir dan surah ke-

37 yaitu surah As-Saffat (bersaf-saf) selain itu, surah Yasin tergolong dalam Juz

22. Berdasarkan dari segi peruntutan turunnya surah Yasin merupakan surah ke 41

dan turun sesudah surah Al-Jin dan Surah Al-Furqon.75

Tetapi pada sebagian kitab tafsir untuk kata yasin (٠ص) ditemukan berbagai

pemaknaan, yaitu kata Yasin ( ٠ص) berasal dari kata ya insan (wahai manusia).

Kebiasaan bangsa Arab suka mengambil satu huruf dari setiap kata. Kemudian

digabungkan mereka mengambil huruf y () dari ya nida’ (yang digunakan untuk

menyeru) dan huruf s (ش) dari kata insan (manusia) kemudian kedua huruf

tersebut disusun menjadi kata Yasin Yang dimaksud dengan manusia pada .( (٠ص

ayat ini adalah Nabi Muhammad saw. Pendapat lain memaknai kata Yasin sebagai

suatu kode antara pencipta dan yang dicintainya yaitu antara Allah SWT. dengan

utusannya.76

Pada sebagian ahli tafsir juga mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan Yasin adalah ya sayyidal mursalin (wahai pemimpin rasul-rasul). sebagian

lainnya mengatakan Yasin adalah nama dari surah penafsiran lainnya mengatakan

ayat tersebut sebagian dari huruf dari Asma Allah Swt.

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir surah Yasin dipaparkan bahwa Yasin adalah

qalbu Al-Qur‟an, siapa saja yang membaca surah ini dengan harapan untuk

memperoleh pahala dari Allah Swt. Maka ia akan memperoleh ampunan dari

75 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati :2002), 502. 76 A. Madhahiri, Tafsir Surat Yasin Aqidah & Ma’rifah dari Jantung Al-Qur’an,

Diterjemahkan dari buku yang berjudul ”Al-Ma’arif wa Al-Aqaid Al-Islamiyyah min Qalbi

Qur’an” oleh Muhammad Alkaf, (Jakarta: Huddan Press 1998). 1.

Page 70: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

57

Allah Swt.77

Senada dengan apa yang terdapat dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir

Surah Yasin, Quraish Shihab menyebutkan dalam karyanya bahwa terdapat suatu

hadis riwayat At-Tirmidzy:

ث ضف١ب و١غ ق ل :دذ ثب دذ ثب لز١جخ خ ػ صب ث ذط ا ػ د ػجذار ١ذ ث د

الل ص ي الل أص لبي لبي رض لزبدح ػ ػ د١ب ث مب ر ذ ػ ذ أث بر ػ١

ض ش - ى ب لر : )ا ب فىأ لرأ ٠ص مرا ت ا ل ا ت ء ل اد ر ػشر مرا (. أ ا

“Sesungguhnya setiap sesuatu itu memiliki jantung, dan jantung bagi Al-

Qur‟an itu adalah surah Yasin siapa saja yang membacanya, maka Allah

akan memberikan pahala bacaannya seperti pahala membaca Al-Qur‟an

sepuluh kali.”78

Hadis tersebut merupakan hadis yang dijadikan dasar oleh ulama dan hadis

tersebut dinilai lemah oleh pakar hadis. Walaupun demikian, membaca Al-Qur‟an

termasuk membaca surah Yasin adalah suatu yang dianjurkan oleh Al-Qur‟an dan

Sunnah Nabi Muhammad saw. Selain itu, surah Yasin dinamakan sebagai jantung

Al-Qur‟an.79

M.Quraish Shihab menjelaskan juga dalam kitab Tafsir Al-Misbah bahwa

penamaan Yasin sebagai qalbu Al-Qur‟an merupakan asumsi yang sama dengan

pendapat dari Al-Biqa‟i, yang memandang bahwa tujuan surah ini adalah

pembuktian tentang risalah kenabian, Seorang yang diutus untuk menyampaikan

kepada manusia adalah pemimpin para rasul, serta Muhammad saw. diutus dari

Makkah merupakan qalbu dari bangsa Arab dan manusia, Begitu juga

pandangannya terhadap surah ini. Selain itu, Al-Baqa‟i menyebutkan nama lain

dari surah Yasin adalah Ad-Dafi’ah (yang menampik/menolak dan mendukung),

Kemudian dinamakan juga Al-Qadhiyah (yang menetapkan) pendapat ini dengan

77 Imanuddin Abul Fida Ismail Ibnu Khatib Abu Hafs Umar Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu

Katsir Surah Yasin, (Jakarta: Shahih, 2015), 5. 78 Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh-Dhahhak As-Sulami Adh-

Dhahir Al-Bughi At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi (Beirut: Darul Ghorb Al-Islami, 1996), Juz V,

162. 79

M. Qurais Shihab, Mistik, Seks, Ibadah (Jakarta: Penerbit Republika, 2004). 154.

Page 71: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

58

alasan bahwa siapa yang mempercayai risalah kenabian, maka kepercayaan itu

menampik/menolak segala mara bahaya, selain itu bermakna mendukng dan

menetapkan untuknya bermacam kebajikan dan memberinya apa yang

diharapkan.80

2. Kandungan Surah Yasin

Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat muslim yang tidak ada lagi keraguan

atasnya. Al-Qur‟an berkedudukan sebagai pedoman hidup bagi umat muslim dan

membawa jalan hidup yang sempurna serta memiliki dan memperlihatkan

wawasan yang luas. Diturunkannya Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia,

tidak hanya sebagai bacaan, akan tetapi turunnya Al-Qur‟an untuk dijadikan

perintah atau pedoman manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Al-Qur‟an memiliki kandungan dari surah-surah yang terdapat di dalamnya.

Begitu juga dengan surah Yasin, yang merupakan salah satu surah Al-Qur‟an

yang di dalamnya memiliki pokok-pokok kandungan. Seperti Adanya berbagai

peringatan bagi manusia, pelajaran serta amalan yang terkandung dalam surah

Yasin memiliki kesan tertentu bagi yang membacanya. Surah Yasin menyentuh

hati nurani bagi orang memahami isi kandungannya.

Dalam surah Yasin memaparkan tentang keesaan Allah, risalah kenabian

dan hari kebangkitan. Tetapi, menurut Qurais Shihab yang menjadi tema pokok

dalam surah Yasin ini adalah yang berhubungan dengan hari kebangkitan karena

terdapat urai-an bukti dari keniscayaan-nya, sanksi dan balasan yang menuggu

manusia. Sementara di sisi lain kandungan surah Yasin membicarakan tentang

balasan-balasan mengenai akhirat akan memenuhi jiwa yang mendengarnya

dengan rasa keyakinan dalam menghadapi kematian dan apa yang terjadi setelah

kematian.81

Pada surah ini diperjelas juga terkait peringatan kepada mereka yang yang

telah melenceng ataupun ingkar, agar kembali pada jalan Allah. Pada

kenyataannya memang tidak semua bisa menerima peringatan tersebut dengan

80

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati :2002), 502. 81

Ibid., 503.

Page 72: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

59

rasa tunduk serta patuh. Semua itu dapat kita lihat manusia yang baik mereka

yang terdahulu ataupun yang ada pada masa sekarang ini yang tetap tidak patuh

ataupun ingkar meskipun mereka tau peringatan tersebut telah ada untuk manusia.

Padahal sudah jelas ada bahwa tidak ada jalan untuk mencapai kebahagaian dunia

akhirat melainkan dengan mengikuti apa yang telah ditetapkannya.82

Ahmad Chodim menyebutkan pendapat-pendapat tentang kandungan surah

Yasin dalam karyanya Misteri Surah Yasin di antaranya yang pertama yaitu

pendapat dari Abdullah Yusuf Ali menyebutkan bahwa surah Yasin adalah wujud

sentral dalam pengajaran agama Islam dan surah ini terkandung ajaran pusat

tentang pewahyuan serta hari akhirat. Selain itu, dalam surah ini terkandung pula

ayat yang menjelaskan bukti adanya Allah Swt. serta dari yang terkandung itulah

yang menjadi jantung Al-Qur‟an. Selain itu Ahmad Chodjim juga menyebutkan

pendapat dari Prof. Dasteghib memaparkan bahwa surah Yasin mencakup

penjelasan tentang keberadaan Allah, hari kebangkitan, keimanan kepada Allah

dan para Nabi beserta dengan tujuannya dan bantahan terhadap orang-orang

musyrik dan kafir. Prof. Dasteghib juga menyebutkan bahwa di dalam surah ini

berisi pengutaraan tentang kejadian di Surga, Neraka beserta keadaan

penghuninya dan kebenaran ajaran Ilahi.83

Di dalam buku berjudul Merayakan Khilafiah Menuai Rahmat Ilahi karya

dari Zikri Darussamin dan Rahman menyebutkan kandungan surah Yasin dengan

membaginya ke dalam poin-poin. Poin kandungan surah Yasin yaitu pokok-pokok

keimanan akidah, mengingat kematian, untuk lebih jelasnya disebutkan dalam

pemaparan berikut ini:84

a. Pokok-Pokok Keimanan

Pada bagian ini disebutkan bahwa pokok keimanan yang merupakan

kandungan surah Yasin mencakup 8 hal, diantaranya:

82

Ibid., 140-142 83

Achmad Chodjim, Misteri Surah Yasin (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2013), 20. 84

Zikri Darussamin dan Rahman, Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah

“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan Upacaar Kematian Berdasarkan

Al-Qur’an dan Hadis” (Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017), 208.

Page 73: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

60

1. Kebenaran Al-Qur‟an sebagai kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw. Sebagai seorang rasul yang diutus untuk menyampaiakan peringatan dari

Allah Swt. dalam hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana beikut ini:

“Yaasiin. Demi Al-Qur‟an yang penuh dengan hikmah, sungguh, engkau

(Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul. yang berada di atas

jalan yang lurus . (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) yang

maha perkasa, maha penyayang . agar engkau memberi peringatan kepada

suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan,

karena itu mereka lalai.”(QS. Yasin: 1-6).85

2. Menjaga kemurnian akidah dari semua bentuk syirik, seperti tidak

menyekutukan Allah Swt. dengan setan karena setan adalah musuh yang nyata.

dengan artian tidak ada yang disembah selain Allah. dalam hal ini disebutkan

juga firman Allah sebagaimana beikut ini:

“ Bukankah aku telah memerintahkan kepadadamu wahai anak cucu Adam

agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu, musuh yang nyata

bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-ku ini jalan yang lurus , dan

sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu.

Maka apakah kamu tidak menerti?.” (QS. Yasin: 60-62).86

85

Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:

Abyan, 2014), 440 . 86

Ibid., 474.

Page 74: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

61

3. Hari kiamat, terkait hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana berikut

ini:

“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, kapan janji (hari berbangkit) itu

terjadi jika kamu orang yang benar?. Mereka hanya menunggu satu

teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang

bertengkar. Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan

mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya.” (QS. Yasin: 48-

50).87

4. Manusia di Hari Kebangkitan, dalam hal ini disebutkan juga firman Allah

sebagaimana beikut ini:

“Lalu ditiuplah sangkakala, maka ketika itu mereka keluar dari kuburnya

(dalam keadaan hidup) menuju kepada tuhannya. Mereka berkata

“celakalah kami siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur

kami (kubur)?” inilah yang dijanjikan Allah yang maha pengasih lagi

benar (rasul-rasulnya).Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu

mereka semua dihadapkan kepada kami (untuk dihisab). Maka pada hari

itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit-pun dan kamu tidak akan diberi

balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Yasin:

51-54).88

87

Ibid., 472-473. 88

Ibid., 473.

Page 75: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

62

5. Kondisi Manusia di Hari Berbangkit, terkait hal ini disebutkan juga firman

Allah sebagaimana beikut ini:

“Dan barang siapa kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan

dia kepada awal kejadiannya, maka mengapa mereka tidak mengerti?.”

(QS. Yasin: 68).89

6. Penghuni Surga, terkait hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana

beikut ini:

“(kepada mereka dikatakan), “salam” sebagai ucapan selamat dari tuhan

yang maha penyayang.” (QS. Yasin: 58).90

7. Penghuni Neraka, terkait hal ini disebutkan juga firman Allah sebagaimana

beikut ini:

“Dan (Dikatakan kepada orang-orang kafir): Berpisahlah kamu (dari

orang-orang mukmin) pada hari ini, Hai orang-orang yang berbuat jahat.

Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya

kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagi kamu" dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan

yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar

diantaramu, Maka Apakah kamu tidak memikirkan Inilah Jahannam yang

dahulu kamu diancam (dengannya).” (QS. Yasin: 59-63).91

89 Ibid., 475. 90 Ibid., 444. 91

Ibid., 574.

Page 76: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

63

8. Kekuasaan Allah Meliputi Segala Sesuatu dan Tanpa Batas

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. Maka Maha suci (Allah)

yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah

kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 82-83).92

b. Mengingat Kematian

Kematian merupakan hal yang pasti dialami oleh manusia, tidak

memandang laki-laki ataupun perempuan, kedudukan seseorang di dunia apalagi

usia baik itu tua atau muda pasti akan mengalami kematian, tanpa mengetahui

kapan kematian itu akan kita alami. Banyak manusia yang lalai dengan segala

perintah sang pencipta, dan lupa akan datangnya kematian. Mengingat kematian

merupakan salah satu kandungan dari surah Yasin. Sebagai suatu peringatan bagi

manusia.

Berdasarkan dari pendapat-pendapat di atas, diketahui bahwa inti

sari/kandungan dari surah Yasin adalah tentang perintah dan peringatan kepada

manusia, yang berhubungan dengan akidah dan gambaran bentuk kehidupan di

hari akhir nanti.

3. Fadilah Surah Yasin

Kegiatan membaca Al-Qur‟an merupakan kegiatan positif yang umumnya

dilakukan oleh Muslim, serta setiap kegiatan membaca Al-Qur‟an memiliki nilai

pahala. Pahala tersebut dihitung bukan hanya dari jumlah Juz, ayat, kalimat dan

juga kata yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Melainkan balasan pahala yang dihitung

berdasarkan pada huruf-huruf dalam Al-Qur‟an yang telah dibaca. Al-Qur‟an

sendiri memiliki fadilah yang termasuk juga di dalamnya surah Yasin. Terdapat

banyak pendapat yang menjelaskan keutamaan surah Yasin, sehingga dalam

92

Ibid., 576.

Page 77: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

64

kehidupan ini banyak juga masyarakat yang melakukan kegiatan membaca surah

Yasin, bahkan pembacaan surah Yasin tersebut menjadi tradisi yang biasa

dilakukan oleh masyarakat baik itu dijadikan salah satu prosesi dalam kebudayaan

masyarakat dan kegiatan mingguan. Pada umumnya dapat dilihat yang biasa

dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang biasa membaca surah Yasin pada

malam ataupun siang Jum‟at. Kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan-

harapan terhadap fadilah yang ada pada surah Yasin.

Achmad Chodjim menyebutkan dalam bukunya, bahwa surah Yasin

memiliki kegunaan untuk dibacakan kepada orang yang menghadapi maut, orang

yang mengalami kematian sementara (koma), orang yang telah meninggal, dan

orang-orang yang mati kesadarannya.93

Terdapat juga pendapat dari Nur‟aisyah

Al-Bantany yang memberikan pemaparan bahwa surah Yasin memiliki kekuatan

yang mendorong agar menyikapi persoalan hidup dengan bijak. Selain itu ketika

seorang yang mengalami kehilangan suatu barang dengan perantara wasilah surah

Yasin serta dengan berdoa memohon kepada Allah Swt. untuk mengembalikan

barang tersebut. Artinya menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah Swt. dan

ketika apa yang telah diharapkan belum terwujud maka tidak serta-merta

mengatakan bahwa surah Yasin tidak memiliki manfaat. Nur‟aisyah juga

menyebutkan apabila seseorang yang tertimpa musibah kematian, mengalami

persoalan hidup, dengan memahami apa yang terkandung dalam surah Yasin maka

ia akan menyadari bahwa semuanya adalah milik Allah Swt. 94

hal tersebut dapat

dilihat dan dipahami melalui surah Yasin ayat 83 sebagaimana berikut ini:

“Maka maha suci Allah yang ditangannya kekuasaan atas segala sesuatu

dan kepadanya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 83).95

93

Achmad Chodjim, Misteri Surah Yasin (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2013), 20. 94

Nur‟aisyah Al-Bantany, Rahasia Kedahsyatan Hari Jum’at (Jakarta: Lembar Langi,

2014. 95

Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:

Abyan, 2014), 576.

Page 78: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

65

Ahli tafsir dan hadis Ibnu Katsir berpendapat bahwa surah ini memiliki

keistimewaan, salah satu keistimewaan surah ini yaitu diberikan kemudahan bagi

siapa saja yang membaca surah Yasin ketika ia menghadapi kesulitan, dikarenakan

itu ketika pembacaan surah ini dilakukan bagi yang menghadapi sakaratul maut

akan mengantarkannya pada kemudahan keluarnya ruh dan diberi limpahan

rahmat dan berkah Allah Swt. bagi yang bersangkutan.96

Apabila pembacaan surah Yasin dilakukan ketika seorang yang mengalami

ketakutan maka Allah akan menghilangkan ketakutan dan rasa khawatir yang

dirasakannya, jika pembacannya dilakukan oleh orang yang fakir maka Allah

menyelamatkannya dari segala hutang, jika pembacaannya dilakukan oleh orang

yang berkebutuhan maka Allah akan memenuhi segala kebutuhannya, jika

pembacaannya dilakukan pada pagi hari maka ia dalam penjagaan Allah hingga

sore hari.

Barangsiapa yang membaca surah Yasin ikhlas mengharap ridha dari Allah,

maka Allah akan mengampuni dosanya dan memberinya pahala membaca Al-

Qur‟an 12 kali. Orang yang membaca tersebut akan mendapatkan kebaikan dunia

akhirat, akan dilindungi dari segala hal yang musibah di dunia maupun akhira,

selain itu akan terhindar dari segala bentuk kejahatan yang ada. Orang yang

membaca surah ini pada setiap hari maka akan terhitung sebagai orang yang telah

haji. Bagi orang yang mendengar bacaan surah ini akan mendapatkan seribu

cahaya, kenikmatan, rahmat, serta akan dicabut darinya kedengkian dan

penyakit.97

B. Pemahaman Masyarakat Terhadap Pembacaan Surah Yasin dalam

Tradisi Cuci Kampung

Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan penulis, masyarakat

Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

memiliki pemahaman terhadap pembacaan surah Yasin dalam tradisi prosesi cuci

kampung yang mereka laksanakan, Dari hasil wawancara yang telah dilakukan

96 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati :2002), 503. 97

Haidar Ahmad Al-A‟raji, Mukjizat Surah-Surah Al-Qur’an, (Jakarta: Zahra, 2006), 85.

Page 79: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

66

terhadap masyarakat di Desa ini dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat tidak

begitu memahami terhadap surah Yasin yang dibaca dalam tradisi cuci kampung,

artinya mereka hanya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang terdahulu

namun ada juga sebagian masyarakat yang memahami isi kandungan surah Yasin

yang dibaca dalam tradisi tersebut.

1. Penolak Bala

Sebagaimana hasil wawancara dengan Masyarakat Desa Mekar Jati

Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat berkeyakinan bahwa

membaca surah Yasin merupakan bentuk usaha masyarakat agar terpelihara dari

bala yang membahayakan manusia, yaitu khususnya anak cucu yang tinggal di

wilayah tersebut. Berarti dalam hal ini masyarakat Desa Mekar Jati berkeyakinan

bahwa surah dalam Al-Qur‟an memiliki fungsi sebagai penolak bala, yaitu dengan

cara membaca surah tersebut.

[B]erkeyakinan bahwa apabila menggunakan surah Yasin maka

keselamatan akan menghampiri kami,surah ini selalu kami baca ketika

upacara cuci kampung, kami berharap diberikan perlindungan oleh gusti

Allah dari pada bala kejadian yang bisa merugikan dan membahayakan

warga yang tinggal di kampung ini. Itu juga yang menjadi salah satu alasan

pemilihan surah ini yang dibaca dalam tradisi cuci kampung.98

Serupa dengan pendapat dari Musman tersebut juga dikemukakan oleh

Alwi, bahwa yang menjadi latar belakang pemilihan surah Yasin yang dibaca

dalam tradisi cuci kampung mengharapkan perlindungan Allah serta

keberkahannya dan ridhanya. Selain itu Alwi juga mengatakan bahwa pemilihan

surah ini karena surah ini merupakan jantung Al-Qur‟an, yang mana banyak

manfaat ketika kita membacanya.

[C]uci kampung ini ada di Desa Mekar Jati semenjak adanya Desa Mekar

Jati, jadi kami sebagai anak-anak yang lahir setelahnya hanya mengikuti apa

yang orang tua dahulu lakukan. Bagusnya cuci kampung ini menggunakan

surah yang ada dalam Al-Qur`an, karena dalam Al-Qur‟an itu memiliki

banyak keberkahan, dan menggunkan surah Yasin sebagaimana kita ketahui

bahwa surah Yasin bisa sebagai penolak bala selain itu surah ini adalah

98

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 80: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

67

jantung Al-Qur‟an. Pembacaan Yasin akan berpengaruh bagi siapa saja yang

membacanya.99

2. Cepat Terkabulnya Segala Hajat

Sebagai mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak

luput dari harapan ataupun hajat, baik itu hajat pribadi keluarga maupun

masyarakat. Ada masanya apa yang dihajatkan itu dapat terpenuhi tanpa adanya

rintangan atau hambatan yang berarti, Sehingga membuat hati lebih senang. Pada

sisi lain ada juga hajat atau harapan terpenuhi dengan adanya hambatan yang

harus dilalui. Segala usahapun dilakukan untuk terwujudnyaharapan seta hajat

yang diinginkan, termasuk didalamnya dengan cara berdoa memohon kepada

Allah Swt. Supaya diberikan jalan dan dikabulkan hajat yang diinginkan.

Musman berpendapat bahwa untuk dikabulkannya hajat memang banyak

usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat seperti melakukan shalat sunah,

sedekah, berpuasa sunah dan lain-lain. Usaha lain yang bisa dilakukan selain hal

tersebut adalah dengan membaca Yasin karena surah ini memiliki banyak fadilah

yang tentunya tidak merugikan bagi siapa saja yang membacanya.100

3. Mendapatkan Berkah

Masyarakat yang mengikuti kegiatan membaca surah Yasin dalam tradisi

cuci kampung yang mereka lakukan berkeyakinan bahwa akan mendapatkan

keberkahan dari Allah Swt. Maka dari keberkahan tersebut Desa Mekar Jati akan

menjadi desa yang tentram dan damai untuk ditempati oleh masyarakat dan

semoga terhindar dari berbagai musibah. terdapat pendapat dari salah satu

anggota masyarakat Desa Mekar Jati mengatakan bahwa:

[D]engan dilakukan pembacaan surah Yasin kami berharap desa ini bisa

menjadi tempat yang berkah, yaitu menjadi tempat yang nyaman dan aman

99

Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25

Januari2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 100

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 81: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

68

untuk warga yang tinggal di kampung ini yang jelas kami berharap dapat

terlindung dari pada marabahaya.101

Selain itu Sulangkir juga menyampaiakan pendapatnya mengatakan bahwa:

[M]udah-mudahan kami membaca surah Yasin kami yang tinggal di

kampung ini diberi berkah dari Allah, dan bisa terhindar dari gangguan jin,

mahluk halus jadi masyarakat yang tinggal di kampung ini merasa aman dan

dan damai.102

4. Pelaku Cuci Kampung Terbebas dari Kesulitan

Dibebaskan dari kesulitan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang,

banyak manusia yang terlalu cemas dengan kesulitan yang mereka hadapi dan

menimbulkan rasa takut, maka yang diinginkan paling utama adalah bagaimana

bisa terbebas dari kesulitan tersebut. Maka dengan begitu masyarakat di Desa

Mekar Jati menggunakan surah Yasin dalam prosesi acara cuci kampung karena

mereka berharap dengan menggunakan surah Yasin yang merupakan bagian dari

Al-Qur‟an bisa dibebaskan dari kesulitan yang mereka hadapi, artinya mereka

diberikan kemudahan dalam penyelesaiannya. Dengan penggunaan surah tersebut,

mereka memang betul merasakan kemudahan ketika menghadapi kesulitan,

seolah-olah mereka diberikan petunjuk penyelesaian ketika mereka menghadapi

masalah, sebagaimana disebutkan oleh Musman yang merupakan salah satu warga

Desa Mekar Jati.

[D]i dalam Al-Qur`an terkandung petunjuk termasuk dibebaskannya kita

dari kesulitan yang dihadapi, diberi kemudahan di dalam hidup kita, cuci

kampung dengan kita membaca surah Yasin ini membawa ke dalam

kemudahan apabila ada masalah seseorang karena dipakai ayat-ayat tentang

keselamatan. Bagaimana selamatnya Nabi-Nabi terdahulu dari masalah

besar, begitu juga kalau di dalam hidup kita memakai ayatayat Al-Qur`an,

pokonya baguslah hidupnya.103

Berbicara mengenai Al-Qur‟an sebagai petunjuk terbaik dalam kehidupan

jika terdapat musibah yang menimpa sehingga dengan tegas Al-Qur`an

101 Sapuan, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 15 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 102

Sulangkir, Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 103

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 82: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

69

menjelaskan jika seorang ingin hidup berjalan sesuai dengan keinginan (diberi

kehidupan) maka ikutilah Al-Qur`an sebagai pedomanu untuk kamu . Dijelaskan

dalam Al-Qur‟an surah al-Isra` ayat 9:

\

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min

yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang

besar.”(QS. Al-Isra`: 9).104

Disebutkan oleh Hamka dalam tafsirnya bahwa petunjuk Al-Quran itu

membawa kepada satu tujuan yaitu Allah SWT yang maha esa.105

Al-Qur‟an

memberikan petunjuk kepada manusia, petunjuk mengarahkan kepada jalan yang

lurus serta diberikan keselamatan untuk mencapai kebahagian yang hakiki di

dunia. Selain itu Al-Qur‟an memberikan kabar gembira kepada orang yang

beriman kepada Allah dan Rasulnya, tunduk kepada kebenara dan melakukan

perbuatan yang saleh.106

Pandangan bahwa Surah-surah dalam Al-Qur‟an memiliki kelebihan

tersendiri, karena di dalamnya merupakan kalamullah, sehingga ketika seorang

yang membaca Al-Qur‟an denga rasa yang ikhlas tentunya akan menghadirkan

sesuatu yang berpengaruh dalam hidup. Begitu juga dengan membaca surah

Yasin, Hal ini dapat dilihat dari dimudahkannya segala urusan bagi siapa saja yang

membaca surah tersebut begitulah pandangan dari Jarwo, yang merupakan salah

satu warga Desa Mekar Jati.

[M]embaca surah Yasin salah satu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

diwaktu pelaksanaan cuci kampung, pembacaannya dilakukan dengan

perasaan yakin akan mendapatkan berkah serta diniatkan memohon kepada

104 Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:

Abyan, 2014), 283. 105 Hamka, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), Jilid 6

.4019-4020 106

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2008), Juz 7 427-428.

Page 83: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

70

Allah dibebaskan dari macam-macam bentuk kesulitan yang dialami baik

itu kesulitan pribadi dan secara umumnya. sebenarnya surah ini tidak hanya

dibaca ketika tradisi ini dilaksanakan tapi juga waktu malam jum‟at yang

biasa dilakukan rombongan bapak-bapak, untuk ibu-ibu biasanya dilakukan

pada hari jum‟at waktu sore hari.107

C. Makna Qur’ani Pembacaan Surah Yasin dalam Tradisi Cuci Kampung

Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap responden

terkait penggunaan surah Al-Qur‟an dalam tradisi cuci kampung di Desa Mekar

Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Surah yang dibaca

adalah surah Yasin, pembacaan surah ini diikuti sekurang-kurangnya 41 orang,

jumlah orang ini merupakan ketetapan yang telah ada dan dilakukan serta diikuti

oleh masyarakat sejak dulu, sebagaimana disebutkan oleh salah satu masyarakat

Desa.

[S]urah Yasin selalu kami baca setiap waktu acara cuci kampung, dibaca

setelah solat magrib bersama warga di masjid. Dari dulu sampai sekarang

ini Yasin tidak pernah kami tinggalkan dan tidak ada yang berani untuk

tidak membaca surah itu, membacanya juga sekurang-kurangnya 41 orang

karena seperti yang diketahui banyak orang kalau berdoa oleh 40 orang

lebih maka akan cepat dikabulkan. Karena ya dari dulu dari zaman mbah-

mbah dulu seprti itu.108

Telah disebutkan bahwa dalam tardisi cuci kampung yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat, surah Yasin dibaca oleh masyarakat Desa Mekar Jati pada waktu setelah

solat magrib dengan jumlah orang yang membaca surah tersebut tidak boleh

kurang dari 41 orang. alasan mereka menggunkan ketetapan pembacaannya harus

diikuti oleh 41 orang, karena berkeyakinan bahwa jika dibaca oleh 41 orang maka

segala hajat maupun doa akan cepat dikabulkan.

[P]embacaan surah Yasin dalam cuci kampung ini sama saja seperti

pembacaan surah Yasin pada umumnya, pembacaannya dipimpin oleh orang

107

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2

Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 108

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 2

Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Page 84: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

71

yang sudah ditunjuk. Biasanya tidak orang tertentu yang ditunjuk, tapi orang

yang bacaannya lancar yang jadi pemimpin pembacaan surah Yasin ini.109

Dari hasil wawancara dengan responden disebutkan bahwa pembacaan

surah Yasin dalam acara cuci kampung yang masyarakat Desa Mekar Jati

Kabupaten Tanjung Jabung Barat lakukan sama dengan pembacaan surah Yasin

yang dilakukan pada tiap minggunya yaitu tiap malam Jum‟at atau yang biasa di

lakukan pada pengajian-pengajian yang dilakukan pada biasanya. Yaitu

pembacaannya dipimpin oleh seorang yang telah ditunjuk dan diikuti oleh

masyarakat Desa Mekar Jati. Penunjukan seorang yang bertugas memimpin

pembacaan surah Yasin dalam acara ini tidak memiliki kriteria yang khusus,

untuk bisa menjadi pemimpin pembacaan surah Yasin biasanya orang tersebut

adalah orang yang lancar bacaannya dalam membaca Al-Qur‟an.

Berikut ini secara rinci tata cara pelaksanaan pembacaan surah Yasin dalam

tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat:

1. Tawasul

Dijelaskan dari hasil wawancara bahwa tawasul merupakan kegiatan yang

dilakukan sebelum memulai membaca surah Yasin yaitu dengan meniatkan

pembacaan Yasin dikirim untuk Rasulullah dan para pendahulu yang ada di

Desa Mekar Jati.110

2. Membaca Surah Yasin

Pada ayat pertama dibaca sebanyak 3 kali

“Yasiin.“(QS. Yasin: 1).111

109 Alwi, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 25

Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 110

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 111

Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar:

Abyan, 2014), 440 .

Page 85: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

72

Pada ayat Sembilan dibaca sebanyak 3 kali

“dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang

mereka sekat (dinding) (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga

mereka tidak dapat melihat.( QS. Yasin: 9)112

Pada ayat lima puluh delapan masyarakat membacanya sebanyak 41 kali

“(kepada mereka dikatakan), “salam” sebagai ucapan selamat dari tuhan

yang maha penyayang.” (QS. Yasin: 58).113

3. Doa Yasin

ث ذس و ج ػ فر ا ضجذب ذ٠ و فص ػ ا . ضجذب د١ ار د ار الل ط

جؼ ضجذب ف١ى ي و ىم ارااراد ش١ئبا ج خس ضجذب فر ٠ب ا ىبف ا ائ ث١

رح اه جؼذ ض ا ١ اد ر زه ٠بارد دببفرجبػبجلا ثرد ب غ ب ج ٠ص فر

ف شفب ا لرئذ ػ١ ب مرا ف ل ا ا ء ف د ا ح ف ا ف ثروخ ا ف ػ ا ء

خ رؼ ؼ ب ض ذص الل ػ١ ذ ج١ه طب ١زبػ ض ف دبجخ ا خ ب ضلا

اذافؼخ رذفغ ػب ب خ١راذار٠ دج ح ٠بلبض ضر ١بد الض و ج ٠بدافؼب ذبجبد ا

٠برة ا ؼ١ ز س ا ٠خ١رب صر٠ ٠با لخر٠ ١ ٠با ال دبجبرب ١ ؼب

رح ٠ص اشفب ثجروخ ض ا مرا ثشفب لاثذك ا ئه شفبءػبجلاوب ىر٠ ج١ه ا ؼظ١ ا

رح ٠ص ثذك ض ا ػ ذ ذ ض١ذب م ػ خ١رخ ص١بلل رثه ضجذ ض صذج

ف ٠ ح ػ ؼس رة ا ١ ؼب رة ا ذلل ذ ا ١ رض ػ ا ضلا .

Pernyataan mengenai pembacaan surah Yasin pada ayat tertentu dilakukan

secara berulang berdasarkan dari hasil wawancara yang disampaikan oleh

Musman sebagai berikut:

[K]ami mengulang bacaan sebagian ayat dalam surah Yasin, ayatanya itu

ayat pertama dibaca sebanyak tiga kali, ayat 58 dibaca sebanyak empat

112 Ibid., 440. 113

Ibid., 444.

Page 86: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

73

puluh satu kali. Ayat 9 dibaca 3 kali. Baca ayat kursi juga agar dikasih

perlindungan114

Selain itu Penulis mendapat penjelasan dari hasil wawancara dengan

Musman terkait Tujuan pengulangan ayat yang dibaca dalam tradisi pembacaan

Yasin dalam tradisi cuci kampung. Musman menjelaskan bahwa Ayat-ayat dalam

surah Yasin yang ada dalam surah Yasin sebagiannya dibaca secara berulang.

Pembacaan ayat 1 dibaca 3 kali ayat 9 sebanyak tiga kali, pembacaan ayat 58

dilakukan sebanyak empat puluh satu kali dilanjutkan dengan pembacaan ayat

kursi dibaca sebanyak 3 kali memiliki maksud sebagai penolak bala, agar

kampung ini tetap tentram dan damai, serta terhindar dan terlindungi dari hal-hal

negatif yang menggangu kehidupan manusia.

Mengenai ayat 9 dijelaskan oleh Quraish Shihab dengan menyebutkan

pendapat dari Biqa‟i bahawa ayat Sembilan merupakan tambahan gambaran

penderitaan orang yang terbelenggu kedua tangannya ke dagu, masih dapat

melihat, walau tidak bebas bahkan tidak bisa berjalan. Namun, yang dibicarakaan

di sini sama sekali tidak dapat melihat, dan kalaupun dapat berjalan maka hanya

mampu berjalan beberapa langkah saja, pada akhirnya juga akan terbentur oleh

dinding pemisah itu. Fakhruddin Ar-Razi berpendapat bahwa ayat tersebut

sebagai ilustrasi tentang sikap kaum musyrikin, tentang keengganan mereka

memandang ayat Allah yang terdapat dalam diri manusia sendiri, maka inilah

yang dimaksud dengan belenggu yang menjadikan seorang tertengadah dan tidak

dapat melihat diri sendiri, serta keengganan mereka memandang ayat-ayat

Allah.115

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dipaparkan bahwa firman Allah ضذا(ث١ ا٠ذ٠

,merupakan dinding (kebenaran) )جؼب ( خف ضذ) dan di belakang

mereka dinding pula, mereka berbolak balik dari kebenaran, Qatadah

menyebutkan “yaitu dari berbagai kesesatan”. فؼرش١ ف١جر() dan kami

114

Musman, Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio. 115

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati :2002), 511.

Page 87: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

74

tutup mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Yaitu kami tutup mata mereka

dari kebenaran yakni tidak dapat mengambil manfaat kebaikan dan tidak

mengambil petunjuk darinya.116

Dijelaskan oleh Qurais Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah tentang surah

Yasin ayat 58, ia menjelaskan kata ضلا terambil dari akar kata ض memiliki arti

keselamatan, serta keterhindaran dari segala yang tidak diinginkan. Kalimat salam

disini adalah salam yang bersifat pasif. Selain itu terdapat juga yang bersifat aktif

yaitu mendapatkan suatu yang diinginkan. Ia menyebutkan tanda Tanwin pada

kata ضلا menggambarkan keagungan. Begitu juga dengan kata رة tujuannya

menggambarkan keagunganAllah yang maha kuasa, ia juga menjelaskan bahwa

kata rab sesuai dengan anugerah salam, dengan asal kata رة terkandung arti

bimbingan dan anugerah, karena Allah yang selalu meemberikan bimbingan

kebajikan kepada mahluknya.117

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan surah Yasin ayat 58 memiliki arti

“Salam sebagai ucapan selamat dari Rabb yang maha penyayang,” ia juga

memasukkan sebuah perkataan Ibnu Juraij, Ibnu Abbas berkata yaitu

sesungguhnya Allah memiiliki kesejahteraan kepada penghuni surga.” Perkataan

ini seperti yang ada pada firman Allah Swt. pada QS. Al-Ahzab ayat 44:

Salam kehormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari

mereka menemuinya, ialah “salam” dan dia menyediakan pahala bagi

mereka. (QS. Al-Ahzab: 44).118

Selain itu Hamka juga menafsirkan ayat tersebut dalam kitab tafsirnya

Tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa ahli surga Allah menyambutnya dengan ucapan

“selamat datang”. Datangnya ahli surga ke surga sama halnya ketika malaikat

116 Ismail Ibn Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim Bahreisy (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), Juz 8, 5.

117 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:

Lentera Hati :2002), 561. 118 Ismail Ibn Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim Bahreisy (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), Juz 8,

34.

Page 88: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

75

pemelihara surga itu juga mengucapkan salam yang sama. As-Salam bermakna

keselamatan, ketentraman, kedamaian yang didambakan oleh setiap orang.119

Berdasarkan dari tujuan dilaksankannya kegiatan tradisi cuci kampung yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Mekar Jati, kegiatan ini merupakan bentuk rasa

syukur masyarakat atas segala kenikmatan yang telah Allah Swt. berikan,

Sebagaimana yang ada dalam ajaran Islam yang menyeru kepada manusia supaya

bersyukur dengan segala pemberian Allah Swt. Disebutkan dalam Al-Qur‟an

Allah Berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7:

“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika

kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat

pedih". “(QS. Ibrahim: 7).120

Masyarakat Desa Mekar Jati memiliki tradisi cuci kampung sebagai salah

satu kebudayaan masyarakat yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan,

Dalam kegiatan tradisi masyarakat, ini menyertakan kegiatan islami yaitu

dilakukan pembacaan surah Yasin, hal ini adalah Fenomena yang muncul di

tengah masyarakat sebagai salah satu bentuk respon mereka terhadap hadirnya

Al-Qur‟an di tengah kehidupan-nya. Masyarakat memiliki berbagai macam

pandangan terhadap dilaksanakannya pembacaan surah yang ada dalam Al-Qur‟an

tersebut. Hadirnya Al-Qur‟an di tengah kehidupan masyarakat mempengaruhi

kepribadian mereka, menghasilkan pengaruh kuat tentang ajaran Islam sebagai

pokok ataupun pondasi agama para muslim, menjadikan masyarakat yang

berkarakter bagi tatanan sosial. Sebagaimana telah diketahui bahwa Al-Qur‟an

adalah pedoman bagi manusia, firman Allah Swt:

119

Hamka, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), Jilid 8,

6016. 120

Kementrian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Banyu Anyar: Abyan,

2014), 256.

Page 89: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

76

“Al-Qur‟an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi

kaum yang meyakini.”(QS. Al-Jatsiyah: 20).121

Selain itu juga, masyarakat yang melaksanaan tradisi cuci kampung ini

berasumsi bahwa dengan membaca surah Yasin dalam tradisi cuci kampung akan

memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat, yaitu Masyarakat dapat terhindar

dari bencana dan segala bentuk lain yang sifatnya merugikan serta

membahayakan, dengan dilakukannya kegitan ini mereka memohon kepada Allah

Swt. Supaya diberikan perlindungan dari hal tersebut, Selain itu juga

dimaksudkan supaya dimudahkan segala urusan, terkabulnya hajat, serta

mendapatkan keberkahan. Dari semua asumsi masyarakat ini yang pada dasarnya

mengharapkan segala sesuatunya hanyalah kepada Allah yang maha esa, serta

melakukan ibadah dengan membaca salah satu surah dalam Al-Qur‟an.

Sebagaimana diketahui ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya

manusia di dunia ini, ibadah juga merupakan istilah mencakup segala hal yang di

ridhai oleh Allah Swt. Jadi dalam kegiatan ini merupakan bentuk penghambaan

diri oleh masyarakat karena pada hakikatnya manusia diciptakan tidak lain untuk

patuh dengan segala ketetapan Allah Swt. Seperti yang Allah sebutkan dalam Al-

Qur‟an:

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada ku.” (QS.Az-Zariyat: 56).122

Pandangan penulis terhadap surah Yasin yang digunkan oleh masyarakat

Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mereka

berkeyakinan terhadap surah yang mereka baca dalam tradisi cuci kampung,

mereka menggunakan surah tersebut dengan tujuan hidupnya diberikan

keberkahan, keselamatan, kedamaian, ketentraman. Selain itu Al-Qur‟an yang

memiliki manfaat yang luar biasa, dengan keberkahan yang dimilikinya tersebut

121 Ibid., 500. 122

Ibid., 523.

Page 90: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

77

diharapakan dapat memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat yang

bertempat tinggal di Desa tersebut.

Masyarakat Desa Mekar Jati memahami surah Yasin hanya melalui cerita

turun-temurun mengenai fadilah yang terkandung dalam surah Yasin, artinya

pemahaman mereka terhadap surah Yasin bukanlah pemahaman secara mendalam.

Bahkan pada sebagian masyarakat yang mengikuti kegitan tersebut hanyalah

mengikuti apa yang telah dilaksanakan oleh orang-orang dulu, yang mana mereka

lebih dulu melaksanakan kegiatan tersebut. Maka dilihat sudut pandang kepada

masyarakat yang mengikuti kegitan pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci

kampung tersebut tradisi pembacaan surah Yasin ini memilki keutamaan sendiri

bagi pembacanya. Pernyataan tersebut berdasarkan dari rangkuman hasil

wawancara terhadap masyarakat yang mengikuti kegitan pembacaan surah Yasin,

ada rasa yang berbeda setelah masyarakat membaca surah Yasin tersebut, tidak

hanya merasakan ketenangan, ketentraman batin tetapi juga terdapat rasa lain

yaitu dimudahkan segala urusan, terpelihara dari hal yang tidak diinginkan.

Berdasarkan penjelasan yang didapat dari hasil wawancara dengan

masyarakat yang tinggal di Desa Mekar Jati penulis memandang bahwa Tujuan

utama dari dilaksanakannya Pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung

adalah supaya kampung tersebut mendapatkan berkah karena dibacakan ayat suci

Al-Qur‟an, serta terpelihara dari bala.penulis berpendapat bahwa kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat ini merupakan kegiatan yang positif, karena kegiatan

yang mereka lakukan merupakan bentuk mendekatkan diri dengan sang pencipta.

Selain itu, dengan membaca ayat suci Al-Qur‟an tersebut masyarakat merasakan

ketenangan pada diri mereka, dimudahkan segala urusan, serta terjaga dari bala.

itulah yang masyarakat rasakan sebagai bentuk pengalaman mereka berinteraksi

dengan Al-Qur‟an. Hal ini merupakan hasil dari teori yang digunakan dalam

memahami serta merekontruksi pengalaman yang ada pada orang lain, yaitu

masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

Page 91: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian di Desa Mekar Jati Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat tentang pelaksanaan pembacaan

surah Yasin dalam tradisi cuci kampung, maka penulis berkesimpulan bahwa.

Praktik pembacaan surah Yasin dalam ritual cuci kampung merupakan praktek

yang dilakukan oleh masyarakat pada setiap satu tahun sekali dengan ketetapan

waktu pada malam pergatian tahun tepatnya memasuki satu Suro atau Muharam,

tujuannya untuk menyambut bulan muharam. Adapun tujuan dilaksanakannya

pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung sesuai dengan fokus

penelitian sebagaimana berikut ini:

1. Praktik cuci kampung di Desa Mekar Jati terdapat dua penyebab yaitu cuci

kampung disebabkan oleh perzinahan dan cuci kampung sebagai bentuk

tradisi tahunan masyarakat, yang merupakan tradisi bawaan nenek moyang

warga Desa Mekar Jati. Dalam praktik cuci kampung ini terdapat kegiatan

doa bersama oleh masyarakat agar diselamatkan dari musibah, dilakukan

persiapan sesaji yang disuguhkan ketika doa bersama, dilakukan pembacaan

surah Yasin serta telah disediakan air yang nantinya akan disiramkan di

ujung parit, terdapat juga penyampaian keutamaan yang ada di bulan

Muharam dan tata tertib kampung.

2. Pemahaman masyarakat Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan Kabupaten

Tanjung Jabung Barat terhadap surah Yasin yang mereka baca pada tradisi

cuci kampung di Desa Mekar Jati dapat diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat tersebut hanya sekedar mengikuti kegiatan ini karena

merupakan kegitan yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya. terdapat juga

sebagian masyarakat yang memahami surah Yasin dengan fadilah yang

terkandung di dalam surah Yasin. Keyakinan masyarakat dari pembacaan

surah Yasin ini adalah diberikan keberkahan, dapat terhindar dari kesulitan,

dikabulkan segala hajat dan sebagai penolak bala.

Page 92: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

80

3. Secara Qur‟ani Kegiatan cuci kampung yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Mekar Jati merupakan kegiatan yang bernilai ibadah, karena di

dalamnya melakukan kegiatan positif yakni pembacaan surah yang ada

dalam Al-Qur‟an. pembacaan surah Yasin dalam tradisi cuci kampung

merupakan gambaran penghambaaan diri, karena pada hakikatnya manusia

diciptakan di dunia ini tidak lain dari patuh atas perintah Allah, kegiatan ini

juga merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas segala kenikmatan yang

Allah berikan. Seperti yang telah diajarkan dalam Islam untuk selalu

bersyukur sebagaimana terdapat dalam Al-Qur‟an surah Ibrahim ayat 7.

B. Saran

Setelah skripsi diselesaikan penulis tentunya menyadari segala kekurangan

yang terdapat di dalam karya tulis ini, setelah penulis melakukan penelitian yang

berhubungan dengan Living Qur’an yaitu ayat Al-Qur‟an yang dibaca dalam

berlangsungnya tradisi cuci kampung di Desa Mekar Jati Kecamatan Pengabuan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jadi terdapat masukan kepada para pengkaji

Living Qur’an, kepada masyarakat khususnya kepada para pembaca.

1. Diketahui bahwa Living Qur’an sebagai salah satu penelitian yang terkait

dengan kelompok masyarakat, komunitas, dan lembaga pendidikan dalam

merespon kehadiran Al-Qur‟an baik itu berbentuk pemahaman maupun dari

kegiatan yang mereka lakukan. Dalam proses penelitain Living Qur’an ini

seorang peneliti harus melakukan observasi secara mendalam lokasi yang

telah menjadi pilihan. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data

yang faktual serta akurat.

2. Masyarakat setempat hendaknya tetap melestarikan dan mempertahankan

kebiasaan atau tradisi membaca Al-Qur‟an, baik itu surah Yasin maupun

surah lain. Karena hal tersebut merupakan kegiatan yang positif dan

memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

3. Penulis berharap kepada pembaca agar skripsi ini dapat dijadikan salah satu

rujukan dalam penulisan, selain itu juga agar penelitiannya dapat diteruskan

pada masa akan datang.

Page 93: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Kementrian Agama RI. Mushaf Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Banyu

Anyar: Abyan, 2014.

B. Buku

AbdulSyani. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi

Aksara,2002.

Abul, Imanuddin Fida Ismail Ibnu Khatib Abu Hafs Umar Ibnu Katsir. Tafsir

Ibnu Katsir Surah Yasin. Jakarta: Shahih, 2015.

Ahmad, Haidar Al-A‟raji. Mukjizat Surah-Surah Al-Qur’an, Jakarta: Zahra,

2006.

Bakhtiar, Wardi. Sosiologi Klasik. Bandung: PT.Remaja RosdaKarya, 2006.

Baidan, Nasarudin dan Erwati Aziz. Metodologi Khusus Penelitian Tafsir.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

Chodim, Achmad. Misteri Surah Yasin. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,

2013.

Damsar. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Darussamin, Zikri dan Rahman. Merayakan Khilafiah menuai Rahamt Ilahiah

“Jawaban-Jawaban Atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan

Upacaar Kematian Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis”.

Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017.

Endraswara, Suardi. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:Gajah

Mada Universitas Press, 2006.

Ghofar, M.Abdul dan Abu Ihsan Al-Atsari. Tasfsir Ibnu Katsir Jilid 8.

Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul Lubabut Tafsir Min

Ibnu Katsir Tafsir Ibnu Katsir , oleh Abdullah bin Muhammad bin

Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I,

2017.

Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003,

Jilid 8.

Page 94: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

Isa, Abu Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Adh-Dhahhak As-Sulam

Adh- Dhahir Al-Bughi At-Tirmidzi. Sunan At-Tirmidzi Beirut: Darul

Ghorb Al-Islami, 1996, Juz V.

Katsir, Ismail Ibn. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Ibnu Katsir” Oleh Salim

Bahreisy. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004, Juz 7.

Madhahiri, A. Tafsir Surat Yasin Aqidah & Ma’rifah dari Jantung Al-Qur’an,

Diterjemahkan dari buku yang berjudul ”Al-Ma’arif wa Al-Aqaid Al-

Islamiyyah min Qalbi Qur’an” oleh Muhammad Alkaf. Jakarta:

Huddan Press, 1998.

Mansyur, M. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta:

TH. Press, 2007.

Mustaqim, Abdul. “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Penelitian Living

Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Idea Press, 2015.

Nur‟aisyah. Rahasia Kedahsyatan Hari Jum’at. Jakarta: Lembar Langi, 2014.

Poerwadarminta. WJS kamus umum bahasa indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional: 2004.

Ranjabar, Jacobus. Sistem Sosiala Budaya Indonesia (Sebuah Pengantar).

Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.

Sahiron, Syamsudin. ”Ranah-Ranah Penelitian dalam Studi Al-Qur‟an dan

Hadis” dalam Metodologi Penelitian Al-Qur’an dan Hadis.

Yogyakarta: TH.Press, 2007.

Sakho, Ahsin Muhammad. Keberkahan Al-Qur’an: Memahami Tema-Tema

Penting Kehidupan dalam Terang Kitab Suci. Jakarta Selatan: PT

Qaf: 2017.

Solikhin, Muhammad. Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa. Yogyakarta:

Penerbit Narasi, 2009.

Solikhin, Muhammad. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: PT.Suka

Buku, 2010.

Subarna, M. et.al. Kamus Umum Bahasa Indonesia Lengkap. Bandung: CV

Pustaka Grafika, 2012.

Page 95: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

„Ubaydi, Ahmad Hasbillah. Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,Epitimologi,

dan Aksiologi. Tangerang Selatan Banten: Yayasan Wakaf Darus-

Sunnah , 2019.

Quraish, M. Shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Qurais, M. Shihab. Mistik, Seks, Ibadah. Jakarta: Penerbit Republika, 2004.

Widagdho, Djoko. Ilmu budaya dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

C. Jurnal

Shri, Heddy Ahimsa-Putra. “Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi

untuk Memahami Agama” Jurnal Walisongo, Vol 20, No.1 (2012).

Suparlan, Elon. “Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina di Kecamatan

Seluma Utara Kabupaten Seluma Perspektif Hukum Islam”, Jurnal

Qiyas, 3, No.2, (2018).

D. Skrpsi

Hamid, Idham. “Tradisi Ma‟Baca Yasin di Makam Annangguru

Maddappungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec.

Campalagian Kab. Polewali Mandar” Skripsi, Makassar: UIN

Alauddin Makassar, 2017.

Khamidah. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Bersih Desa di

Purbosari Kecamatan Selumba Barat Kabupaten Selumba,” Skripsi

,Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2019.

Mubarak, Abd. “Tradisi Yasinan di Masyarakat Pambusuang Kecamatan

Balanipa Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat”, Skripsi,

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Widayanti. “Pembacaan Surah Yasin dan Al-Mulk dalam Penyelenggaraan

Jenazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai

Selatan”. Skripsi, Banjarmasin: IAIN Antasari, 2016.

Page 96: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

E. Wawancara

Aminoto. Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 6 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Alwi. Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis,

25 Januari, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Mesijo, Salah Satu Pemuka Adat Desa Mekar Jati, Wawancara dengan

Penulis, 2 Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Rekaman Audio.

Khamdan. Warga Desa Mekar Jati, Wawancara Dengan Penulis, 10 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Musman. Pemuka Agama Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 29

Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Sapuan. Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 15 Januari 2020,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Sulangkir. Warga Desa Mekar Jati, Wawancara dengan Penulis, 10 Januari

2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio.

Suryanto. Sekertaris desa Desa Mekar Jati, Wawancara dengan penulis, 9

Januari 2020, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekaman Audio

Page 97: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

Dokumentasi dengan Alwi Pemuka Adat

Dokumentasi dengan Musman Pemuka Agama

Page 98: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

Dokumentasi dengan Mesijo Pemuka Adat

Dokumentasi tempat pelaksanaan tradisi cuci kampung

Page 99: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

Dokumentasi tempat diletakkannya kaki Kambing

Dokumentasi tempat diletakkannya kepala Kambing

Page 100: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM

TRADISI CUCI KAMPUNG DI DESA MEKAR JATI

KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. - Profil Desa Mekar

Jati

- Obervasi

- Dokumentasi

- Setting

- Dokumen Desa

Mekar Jati

2. - Struktur Desa Mekar

Jati

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Mekar Jati

3. - Sejarah Desa Mekar

Jati

- Observasi

- Dokumentasi

- Dokumen Desa

Mekar Jati

4. - Lokasi Desa Mekar

Jati

- Observasi

- Dokumentasi

- Keadaan lokasi

- Dokumen

lokasi

5. - Sarana/fasilitas Desa

Mekar Jati

- Dokumentasi - Keadaan

fasilitas

-Dokumen

fasilitas

6. - Jumlah penduduk

Desa Mekar Jati

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Mekar Jati

7. - Pendidikan Desa

Mekar Jati

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Mekar Jati

8. - Sejarah cuci kampung

di Desa Pemusiran

- Dokumentasi

- Wawancara

- Dokumen Desa

Mekar Jati

-Warga Desa

Mekar Jati

9. - Perkembangan cuci

kampung di Desa

Mekar Jati

- Wawancara - Warga Desa

Pemusiran

Page 101: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1. - Lokasi Desa Mekar Jati - Keadaan dan lokasi Desa Mekar Jati

2. - Sarana/fasilitas Desa Mekar

Jati

- Sarana dan pra sarana yang tersedia

di ruang kantor Desa Mekar Jati

Seperti: kelengkapan ruang kantor

desa

3. - Praktik cuci kampung di Desa

Mekar Jati

- Alokasi waktu pelaksanaan

- Tata cara pelaksanaan tradisi cuci

kampong

4. - Pengaruh dari cuci kampung

terhadap perilaku

- Dampak dari pelaku cuci kampung

setelah melaksanakan cuci kampung

tersebut berpengaruh terhadap

ketenangan jiwa dan batinnya

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1. - Lokasi Desa Mekar Jati - Data dokumentasi Desa Mekar Jati

2. - Sarana/fasilitas Desa Mekar

Jati

- Data dokumentasi sarana/fasilitas

yang ada di Desa Mekar Jati

3. - Praktik cuci kampung - Data dokumentasi pelaksanaan cuci

kampong

4. - Kegiatan dan aktiftas

masyarakat Desa Mekar Jati

- Data dan dokumentasi tentang

aktifitas dan kegiatan masyarakat

Page 102: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

C. Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data dan Subtansi

Wawancara

1. - Letak geografis Desa Mekar

Jati

Wakil kepala Desa Mekar Jati

- Bagaimana setting geografis desa?

- Bagaimana sejarah desa?

- Bagaimana profil desa?

- Bagaimana kondisi masyarakat

desa?

- Bagaimana kondisi pendidikan

masyarakat?

2. - Sejarah tradisi cuci kampung

di Desa Mekar Jati?

Pelaku cuci kampung

- Bagaimana sejarah masuknya

(mulainya) pelaksanaan tradisi cuci

kampung?

- Sejak kapan cuci kampung tersebut

dilaksanakan?

- Siapa tokoh yang membawa tradisi

tersebut?

3. - Prosesi tradisi cuci kampung

di Desa Mekar Jati?

Pelaku cuci kampung

- Apa saja yang perlu disiapkan

masyarakat untuk melaksanakan

tradisi cuci kampung?

- Adakah etika khusus ketika

pelaksanaan tradisi cuci kampung?

- Apa tujuan pelaksanaan tradisi cuci

kampung?

- Apa manfaat pelaksanaan tradisi

cuci kampung?

Page 103: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

- Apa fungsi pelaksanaan tradisi cuci

kampung?

4. - Pemaknaan cuci kampung di

Desa Mekar Jati

Pelaku cuci kampung

- Mengapa surah yasin yang dipilih

sebagai surah yang dibaca ketika

prosesi cuci kampung?

- Bagaimana pemahaman anda

terhadap kekuatan surah tersebut

dalam tradisi cuci kampung?

- Apa yang membuat anda yakin

dengan pelaksanaan tradisi cuci

kampung?

- Apa saja yang anda yakini dalam

tradisi cuci kampung?

- Bagaimana penerapan pembacaan

surah yasin dalam tradisi cuci

kampung?

-

Page 104: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan

Oktober 2019

November 2019

Desember 2019

Januari 2020

Februari 2020

Maret 2020

April 2020

Mei 2020

Juni 2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3

1 Pengajuan Judul

Proposal

2 Pembuatan

Proposal

3 Pengajuan

pembimbin

g

5 konsultasi

dan Perbaikan

Proposal

6 Seminar

Proposal

7 Perbaikan

Proposal

Hasil

Seminar

8 Pengesaha

n Judul

dan Izin

Riset

9 Pelaksanaa

n Riset

10 Penyusuna

n Data

Skripsi

11 Bimbingan

skripsi

12 Munaqasy

ah

13 Revisi

14 Mengikuti

wisuda

Page 105: PEMBACAAN SURAH YASIN DALAM TRADISI CUCI …

CURICULUM VITAE

Nama : Rusma

Tempat dan Tanggal Lahir : Senyerang, 20 Maret 1998

NIM : 160099

Fakultas : Ushuluddin dan Studi Agama

Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Jaiz

Nama Ibu : Juriah

Anak Ke : 2 dari 4 Bersaudara

Alamat Asal :Parit 10 RT.07 Desa Pasar Senin Kecamatan

Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Provinsi Jambi

Nomor Telepon : 0852-6853-4863

Email : [email protected]

Alamat Sekarang : Jl. Sunan Bonang, Lorong Pustu II, RT 39,

Kel. Simpang III Sipin, Kec. Kota Baru

Jenjang Pendidikan

Tahun 2016-2020 :Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi

Tahun 2013-2016 : SMAN 3 Pengabuan

Tahun 2010 -2013 : SMPN 1 Atap Satu Pengabuan

Tahun 2004 -2010 : SDN 55/V Senyerang