Pemba Has An
-
Upload
cynthia-murray -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Pemba Has An
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi
atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang
termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa.
Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran
konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan
reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl,
Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Pada praktikum kali ini digunakan metode
Nelson Somogyi dengan sampel yang digunakan adalah blimbing wuluh dan biji salak.
Metode Nelson Somogyi adalah salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa
karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa
tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi
pada bahan. Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat,
natrium sulfat, dan K-Na-tartrat (reagen Nelson Somogyi.
1. Persiapan Sampel
Sebelum melakukan pemeriksaan gula reduksi pada sampel kita harus melakukan preparasi
sampel terlebih dahulu. Preparasi dilakukan dengan cara menimbang 5 gram dari masing-masing
sampel kenudian dilarutkan dengan aquadest 250 mL. Baru disaring agar hanya didapatkan air
dari masing-masing sampel tersebut.
2. Pembuatan Kurva Standar
Pada percobaan yang pertama memiliki tujuan yaitu menentukan kadar gula reduksi.
Pertama yang dilakukan adalah 10g/100 ml larutan glukosa standar yang tidak berwarna
diencerkan dengan aquades hingga konsentrasi glukosa menjadi 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4
ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm. Kemudian masing-masing larutan glukosa dengan
konsentrasi tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda, dan pada
tabung ke-6 diisi dengan aquades dengan jumlah 0,5, 0,45, 0,4, 0,3, 0,2,0,1, 0.
Selanjutnya ditambahkan 1 ml reagen Nelson. Tampak perubahan warna setelah
penambahan reagen Nelson pada masing-masing tabung yaitu warna larutan menjadi biru.
Fungsi adanya reagen Nelson ini yaitu untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro
oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah
terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi
menjadi kupro oksida. Lalu larutan tersebut dipanaskan dalam air yang mendidih selama
10 menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi
kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu
panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap.
Larutan ada yang berubah warna menjadi hijau, ada juga yang tetap berwarna biru.
Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan dengan reagen arsenomolybdat yang
berwarna kuning kehijauan sebanyak 0,5 mL. Penambahan larutan arsenomolybdat ini
bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro
oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdenum yang berwarna
biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer. Lalu ditambahkan dengan aquadest hingga 3.5 mL agar larutan tidak
terlalu pekat dan dapat terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi. Karena jumlah
volume yang dibuat terlau sedikit sehingga kita melakukan penenceran sebanyak 2 kali,
yaitu dengan menambahkan aquadest 5 ml.
Setelah itu larutan dikocok agar larutan tercampur secara merata dan homogen. Warna
larutan menjadi sebagai berikut :
Tabung 1 ( 0 ppm ) Hijau muda
Tabung 2 ( 1 ppm ) Biru
Tabung 3 ( 2 ppm ) Biru
Tabung 4 ( 4 ppm ) Biru
Tabung 5 ( 6 ppm ) Biru
Tabung 6 ( 8 ppm ) Biru
Tabung 7 ( 10 ppm ) Biru
Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm
karena pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara
optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Didapat hasil
absorbansinya sebagai berikut :
Tabung 1 ( 0 ppm ) 0
Tabung 2 ( 1 ppm ) 0,274
Tabung 3 ( 2 ppm ) 0,46
Tabung 4 ( 4 ppm ) 0,882
Tabung 5 ( 6 ppm ) 1,162
Tabung 6 ( 8 ppm ) 1,508
Tabung 7 ( 10 ppm ) 2,062
Setelah absorbansi telah diketahui langkah selanjutnya yaitu pembuatan kurva
kalibrasi. Diketahui juga R = 0,992 dan hasil yang didapat yaitu memiliki persamaan
kurva : y= 0,194 x + 0,046
3. Penetuan Kadar Gula Reduksi pada Sampel
Langkah selanjutnya adalah pengukuran sampel,dimana 0,1 ml sampel belimbing
wuluh dan 0,1 ml sampel biji salak dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan masing-
masing tabung 0,4 ml aquadest dan ditambahkan 0,4 ml reagen Nelson yang berwarna
biru, sehingga sampel belimbing wuluh berubah warna menjadi hijau, sedangkan untuk
sampel biji salak tetap berwarna biru. Fungsi dari reagen Nelson yaitu untuk mereduksi
kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan tersebut dipanaskan dalam air yang
mendidih selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses reduksi kupri
oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil
karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau
habis karena menguap. Larutan berubah warna menjadi hijau namun tetap ada yang biru
setelah proses pemanasan tersebut. Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan
dengan reagen arsenomolybdat yang berwarna kuning kehijauan sebanyak 0,5 mL.
Penambahan larutan arsenomolybdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan
kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat
menjadi molibdenum yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer. Lalu ditambahkan dengan aquadest hingga 3,5
mL agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat terbaca saat dilakukan pembacaan
absorbansi. Sama seperti tadi Karena sampel yang dibuat terlalu sedikit maka larutan
diencerkan 2x dengan penambahan aquadest sebanyak 5 mL.
Setelah itu larutan dikocok agar larutan tercampur secara merata dan homogen.
Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm karena
pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara optimum
sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Didapat hasil absorbansinya
yaitu :
Sampel belimbing Wuluh 1 1,158
Sampel belimbing Wuluh 2 0,808
Sampel biji salak 1 0,456
Sampel biji salak 2 0,390
Setelah ditemukan absorbansi dari masing-masing sampel kemudian dihitung kadar
dari sampel tersebut dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan garis y=
0,194 x + 0,046. Sehingga ditemukan konsentrasi sampel yaitu :
Sampel belimbing Wuluh 1 5,732
Sampel belimbing Wuluh 2 3,9278
Sampel biji salak 1 2,113
Sampel biji salak 2 1,773
Setelah ditemukan konsentrasinya, kemudian dilakukan perhitungan untuk kadar dari
sampel. Sehingga diperoleh kadar dari belimbing wuluh yaitu 24,15 mg/100 gram.
Sedangkan untuk kadar dari biji salak yaitu 9,715 mg/100 gram.