Pemba Has An

5
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa. Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain- lain). Pada praktikum kali ini digunakan metode Nelson Somogyi dengan sampel yang digunakan adalah blimbing wuluh dan biji salak. Metode Nelson Somogyi adalah salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi pada bahan. Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, natrium sulfat, dan K-Na-tartrat (reagen Nelson Somogyi. 1. Persiapan Sampel Sebelum melakukan pemeriksaan gula reduksi pada sampel kita harus melakukan preparasi sampel terlebih dahulu. Preparasi dilakukan dengan cara menimbang 5 gram dari masing-masing sampel kenudian dilarutkan dengan aquadest 250 mL. Baru disaring agar hanya didapatkan air dari masing-masing sampel tersebut. 2. Pembuatan Kurva Standar

description

iya

Transcript of Pemba Has An

Page 1: Pemba Has An

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini

dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi

atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang

termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.

Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa.

Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran

konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan

reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl,

Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Pada praktikum kali ini digunakan metode

Nelson Somogyi dengan sampel yang digunakan adalah blimbing wuluh dan biji salak.

Metode Nelson Somogyi adalah salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa

karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa

tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi

pada bahan. Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat,

natrium sulfat, dan K-Na-tartrat (reagen Nelson Somogyi.

1. Persiapan Sampel

Sebelum melakukan pemeriksaan gula reduksi pada sampel kita harus melakukan preparasi

sampel terlebih dahulu. Preparasi dilakukan dengan cara menimbang 5 gram dari masing-masing

sampel kenudian dilarutkan dengan aquadest 250 mL. Baru disaring agar hanya didapatkan air

dari masing-masing sampel tersebut.

2. Pembuatan Kurva Standar

Pada percobaan yang pertama memiliki tujuan yaitu menentukan kadar gula reduksi.

Pertama yang dilakukan adalah 10g/100 ml larutan glukosa standar yang tidak berwarna

diencerkan dengan aquades hingga konsentrasi glukosa menjadi 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4

ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm. Kemudian masing-masing larutan glukosa dengan

konsentrasi tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda, dan pada

tabung ke-6 diisi dengan aquades dengan jumlah 0,5, 0,45, 0,4, 0,3, 0,2,0,1, 0.

Selanjutnya ditambahkan 1 ml reagen Nelson. Tampak perubahan warna setelah

penambahan reagen Nelson pada masing-masing tabung yaitu warna larutan menjadi biru.

Fungsi adanya reagen Nelson ini yaitu untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro

oksida yang mana K-Na-tartrat yang ada dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah

terjadinya pengendapan kupri oksida sehingga nantinya kupri oksida bisa direduksi

menjadi kupro oksida. Lalu larutan tersebut dipanaskan dalam air yang mendidih selama

10 menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi

Page 2: Pemba Has An

kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil karena jika terlalu

panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap.

Larutan ada yang berubah warna menjadi hijau, ada juga yang tetap berwarna biru.

Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan dengan reagen arsenomolybdat yang

berwarna kuning kehijauan sebanyak 0,5 mL. Penambahan larutan arsenomolybdat ini

bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro

oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi molibdenum yang berwarna

biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer. Lalu ditambahkan dengan aquadest hingga 3.5 mL agar larutan tidak

terlalu pekat dan dapat terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi. Karena jumlah

volume yang dibuat terlau sedikit sehingga kita melakukan penenceran sebanyak 2 kali,

yaitu dengan menambahkan aquadest 5 ml.

Setelah itu larutan dikocok agar larutan tercampur secara merata dan homogen. Warna

larutan menjadi sebagai berikut :

Tabung 1 ( 0 ppm ) Hijau muda

Tabung 2 ( 1 ppm ) Biru

Tabung 3 ( 2 ppm ) Biru

Tabung 4 ( 4 ppm ) Biru

Tabung 5 ( 6 ppm ) Biru

Tabung 6 ( 8 ppm ) Biru

Tabung 7 ( 10 ppm ) Biru

Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm

karena pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara

optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Didapat hasil

absorbansinya sebagai berikut :

Tabung 1 ( 0 ppm ) 0

Tabung 2 ( 1 ppm ) 0,274

Tabung 3 ( 2 ppm ) 0,46

Tabung 4 ( 4 ppm ) 0,882

Tabung 5 ( 6 ppm ) 1,162

Tabung 6 ( 8 ppm ) 1,508

Tabung 7 ( 10 ppm ) 2,062

Page 3: Pemba Has An

Setelah absorbansi telah diketahui langkah selanjutnya yaitu pembuatan kurva

kalibrasi. Diketahui juga R = 0,992 dan hasil yang didapat yaitu memiliki persamaan

kurva : y= 0,194 x + 0,046

3. Penetuan Kadar Gula Reduksi pada Sampel

Langkah selanjutnya adalah pengukuran sampel,dimana 0,1 ml sampel belimbing

wuluh dan 0,1 ml sampel biji salak dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan masing-

masing tabung 0,4 ml aquadest dan ditambahkan 0,4 ml reagen Nelson yang berwarna

biru, sehingga sampel belimbing wuluh berubah warna menjadi hijau, sedangkan untuk

sampel biji salak tetap berwarna biru. Fungsi dari reagen Nelson yaitu untuk mereduksi

kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan tersebut dipanaskan dalam air yang

mendidih selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses reduksi kupri

oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil

karena jika terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau

habis karena menguap. Larutan berubah warna menjadi hijau namun tetap ada yang biru

setelah proses pemanasan tersebut. Setelah didinginkan maka larutan ditambahkan

dengan reagen arsenomolybdat yang berwarna kuning kehijauan sebanyak 0,5 mL.

Penambahan larutan arsenomolybdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan

kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat

menjadi molibdenum yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur

absorbansinya dengan spektrofotometer. Lalu ditambahkan dengan aquadest hingga 3,5

mL agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat terbaca saat dilakukan pembacaan

absorbansi. Sama seperti tadi Karena sampel yang dibuat terlalu sedikit maka larutan

diencerkan 2x dengan penambahan aquadest sebanyak 5 mL.

Setelah itu larutan dikocok agar larutan tercampur secara merata dan homogen.

Kemudian dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm karena

pada panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara optimum

sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik. Didapat hasil absorbansinya

yaitu :

Sampel belimbing Wuluh 1 1,158

Sampel belimbing Wuluh 2 0,808

Sampel biji salak 1 0,456

Sampel biji salak 2 0,390

Page 4: Pemba Has An

Setelah ditemukan absorbansi dari masing-masing sampel kemudian dihitung kadar

dari sampel tersebut dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan garis y=

0,194 x + 0,046. Sehingga ditemukan konsentrasi sampel yaitu :

Sampel belimbing Wuluh 1 5,732

Sampel belimbing Wuluh 2 3,9278

Sampel biji salak 1 2,113

Sampel biji salak 2 1,773

Setelah ditemukan konsentrasinya, kemudian dilakukan perhitungan untuk kadar dari

sampel. Sehingga diperoleh kadar dari belimbing wuluh yaitu 24,15 mg/100 gram.

Sedangkan untuk kadar dari biji salak yaitu 9,715 mg/100 gram.