Pemba Has An

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulpa adalah bagian gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah. Salah satu penyakit pada pulpa adalah pulpitis. Pulpitis merupakan penyakit keradangan pulpa yang berawal dari karies gigi dan hiperemi pulpa. Pulpitis dapat terjadi akibat kavitas karies gigi yang telah mencapai pulpa dan aktivitas jasad renik yang diragikan telah menginfeksi pulpa. Maka dari itu seseorang yang memiliki karies dengan kavitas yang dalam dan dalam waktu yang lama sangat rentan dapat terjadi pulpitis. Menurut Henry H. Burchard (2009), Pulpitis mempunyai 2 klasifikasi secara umum yaitu pulpitis irreversibel dan reversibel. Pulpitis reversibel mempunyai gejala ngilu dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar, terutama makanan dan minuman dingin. Namun rasa ngilu ini dapat hilang apabila stimulus dihilangkan. Sedangkan pada pulpitis yang irreversibel rasa ngilu yang ditimbulkan tidak dapat dihilangkan walaupun stimulus sudah dihilangkan, dan rasa ngilu yang ditimbulkan juga spontan. Pulpitis yang lebih parah dalam perkembangannya juga dapat menimbulkan 1

description

pembahasan preventif

Transcript of Pemba Has An

Page 1: Pemba Has An

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulpa adalah bagian gigi paling dalam yang mengandung saraf dan

pembuluh darah. Salah satu penyakit pada pulpa adalah pulpitis. Pulpitis

merupakan penyakit keradangan pulpa yang berawal dari karies gigi dan

hiperemi pulpa. Pulpitis dapat terjadi akibat kavitas karies gigi yang telah

mencapai pulpa dan aktivitas jasad renik yang diragikan telah menginfeksi

pulpa. Maka dari itu seseorang yang memiliki karies dengan kavitas yang

dalam dan dalam waktu yang lama sangat rentan dapat terjadi pulpitis.

Menurut Henry H. Burchard (2009),

Pulpitis mempunyai 2 klasifikasi secara umum yaitu pulpitis irreversibel

dan reversibel. Pulpitis reversibel mempunyai gejala ngilu dan rasa sakit

tajam yang hanya sebentar, terutama makanan dan minuman dingin. Namun

rasa ngilu ini dapat hilang apabila stimulus dihilangkan. Sedangkan pada

pulpitis yang irreversibel rasa ngilu yang ditimbulkan tidak dapat dihilangkan

walaupun stimulus sudah dihilangkan, dan rasa ngilu yang ditimbulkan juga

spontan. Pulpitis yang lebih parah dalam perkembangannya juga dapat

menimbulkan kematian pulpa atau disebut jg nekrosis pulpa sehingga syaraf –

syarafnya sudah tidak dapat mengenali rasa nyeri. (Walton dan Torabinejad,

2003).

Maka dari itu diperlukannya penanganan dan pencegahan agar pulpitis ini

tidak semakin parah dan juga apa saja yang dapat menimbulkan pulpitis akan

dibahas dalam makalah berikut ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi pulpitis?

2. Apa yang dapat menyebabkan puliptis?

3. Bagaimana proses terjadinya pulpitis?

4. Bagaimana cara mengatasi pupitis?

1

Page 2: Pemba Has An

5. Bagaimana cara mencegah terjadinya pulpitis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi pulpitis

2. Mengetahui penyebab pulpitis

3. Mengetahui proses terjadinya pulpitis

4. Mengetahui cara mengatasi rasa sakit akibat pupitis

5. Mengetahui cara mencegah terjadinya pulpitis

2

Page 3: Pemba Has An

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pulpitis

Pulpitis adalah fenomena peradangan dalam jaringan pulpa. Pulpitis

merupakan peradangan pulpa, kelanjutan dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri

yang telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa

mempunyai persyarafan terbanyak dibanding bagian lain pada pulpa. Jadi, saat

melewati pembuluh saraf yang terbanyak ini, bakteri akan menimbulkan

peradangan awal dari pulpitis akut (Tarigan, 2002).

Peradangan merupakan reaksi jaringan ikat vaskuler yang sangat penting

terhadap cedera. Reaksi pulpa sebagian disebabkan oleh lama dan intensitas

rangsangnya. Rangsang yang ringan dan lama bisa menyebabkan peradangan

kronik, sedangkan rangsang yang berat dan tiba-tiba besar kemungkinan

mengakibatkan pulpitis akut (Walton dan Torabinejad, 2003).

Pulpitis dapat dibagi 2 menurut diagnosis klinisnya yaitu pulpitis

reversibel dan ireversibel. Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang

tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan

pulpa kembali normal (Walton dan Torabinejad, 2003). Pulpitis awal dapat

terjadi karena karies dalam, trauma, tumpatan resin komposit/ amalgam/

ionomer gelas. Gambaran mikroskopis ditandai oleh lapisan odontoblas rusak,

vasodilatasi, udem, sel radang kronis, kadang sel radang akut (Standar

Pelayanan Medis, 1999).

Manifestasi Klinik suatu pulpitis reversibel antara lain :

1. Nyeri tidak berlangsung lama ketika stimulus dihilangkan.

2. Nyeri terhadap stimulus suhu berlangsung cepat, tajam, dan

3

Page 4: Pemba Has An

hipersensitif.

3. Gambar radiografi periapikular normal.

4. Nyeri sulit ditentukan lokasinya.

5. Pada pemeriksaan perkusi, gigi tidak goyang.

Pulpitis ireversibel seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari

pulpitis reversibel. Pulpitis ireversibel merupakan inflamasi parah yang tidak

bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan. Cepat atau lambat pulpa akan

menjadi nekrosis (Walton dan Torabinejad, 2003). Radang pulpa akut akibat

karies yang lama. Kerusakan jaringan pulpa mengakibatkan gangguan sistem

mikrosirkulasi pulpa yang berakibat udem, syaraf tertekan, dan menimbulkan

nyeri hebat (Standar Pelayanan Medis, 1999).

Manifestasi klinik suatu pulpitis irreversibel, gejalanya kadang berbeda

antara lain :

1. Nyeri timbul secara spontan

2. Distadium lanjut tes panas mungkin lebih signifikan

3. Responnya sampai beberapa menit sampai beberapa jam

4. Ketika ligament periodontal terkena nyeri bisa dilokasikan

5. Pelebaran ligament periodontal terlihat pada radiografik di stadium

lanjut.

Terapi meliputi perawatan saluran akar atau ekstraksi pada gigi.

4

Page 5: Pemba Has An

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Pulpitis

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.

Hal ini ditandai dengan kepekaan gigi yang timbul dari aliran darah yang

berlebihan ke gigi. Pulpitis terjadi ketika adanya karies sampai menembus dentin

dan sampai ke pulpa, juga ketika adanya trauma yang mengganggu limfatik dan

suplay darah. (Rasinta Tarigan 2000)

Gambar 1. Pulpitis

Pulpitis dapat dibagi menjadi 2 menurut diagnosis klinisnya, yaitu pulpitis

reversibel dan pulpitis ireversibel.

a. Pulpitis reversibel

Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika

penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa kembali

normal.Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam, trauma, tumpatan

resin komposit/ amalgam/ ionomer gelas. Gambaran mikroskopis ditandai

oleh lapisan odontoblas rusak, vasodilatasi, edema, sel radang kronis,

kadang sel radang akut Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa

sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan

dan minuman dingin dari pada panas dan oleh udara dingin. Tidak

berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Diagnosis berdasarkan suatu studi

5

Page 6: Pemba Has An

mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinik. Rasa sakitnya tajam,

berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulusnya

dihilangkan. Dingin, manis, atau asam biasanya menyebabkan rasa sakit.

Rasa sakit dapat menjadi kronis. Meskipun masing-masing paroksisme

(serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar, paroksisme dapat

berlanjut berminggu-miggu bahkan berbulan-bulan. Pulpa dapat sembuh

sama sekali atau rasa sakit tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan

interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa

mati. Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama

dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara untuk menemukan dan

mendiagnosis gigi yang terlibat. Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel

secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada

pemeriksaan radiografik jaringan apikal adalah normal (Walton dan

Torabinejad, 2003).

b. Pulpitis ireversibel

Pulpitis ireversibel seringkali merupakan akibat atau

perkembangan dari pulpitis reversibel. Pulpitis ireversibel merupakan

inflamasi parah yang tidak bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan.

Cepat atau lambat pulpa akan menjadi nekrosis .

Gambar pulpitis ireversibel

Pulpitis diakibatkan Radang pulpa akut akibat karies yang lama.

Kerusakan jaringan pulpa mengakibatkan gangguan sistem mikrosirkulasi

pulpa yang berakibat udem, syaraf tertekan, dan menimbulkan nyeri hebat,

6

Page 7: Pemba Has An

juga Kerusakan pulpa yang parah diakibatkan pengambilan dentin yang

luas selama porsedur operatif atau terganggunya aliran darah pulpa akibat

trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsia dapat pula

menyebabkan pulpitis ireversibel .

Gejala pulpitis ireversibel biasanya asimtomatik atau pasien hanya

mengeluhkan gejala yang ringan. Akan tetapi, pulpitis reversibel dapat

juga diasosiasikan dengan nyeri spontan (tanpa stimuli eksternal) yang

intermiten atau terus-menerus. Nyeri pulpitis ireversibel dapat tajam,

tumpul, setempat, atau difus (menyebar) dan bisa berlangsung hanya

beberapa menit atau berjam-jam. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit

dibandingkan dengan nyeri periradikuler dan menjadi lebih sulit ketika

nyerinya semakin intens. Aplikasi stimulus eksternal seperti dingin atau

panas dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan .Untuk Pemeriksaan

lokasi pulpitis ireversibel jika Penjalaran inflamasi hingga mencapai

ligamen periodontium akan mengakibatkan gigi peka terhadap perkusi dan

nyerinya lebih mudah ditentukan tempatnya. (Walton dan Torabinejad,

2003).

Untuk Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan ireversibel

adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis ireversibel lebih parah dan

berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab sakit umumnya

peka terhadap stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan

pada pulpitis ireversibel rasa sakit datang tanpa stimulus yang nyata.

Pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru

mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi

direstorasi dengan baik. (Walton dan Torabinejad, 2003).

2.2 Proses Terjadinya Pulpitis

Penyebab pulpitis yang paling sering adalah kavitas yang dalam dan

trauma. Pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak memiliki

ruang yang cukup untuk membengkak ketika terjadi peradangan, yang terjadi

7

Page 8: Pemba Has An

hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi. Tetapi peradangan yang berat

dapat mematikan pulpa. Pada pulpitis ireversibel terjadi radang pulpa akut

akibat proses karies yang lama. Kerusakan jaringan pulpa mengakibatkan

gangguan sistem mikrosirkulasi yang mengakibatkan odema, syarf tertekan

dan menimbulkan nyeri yang hebat atau ngilu.

Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat

pembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies

lunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan

ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa sakit dapat sangat hebat, dan

biasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik. Setelah

pembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang

sama sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas

atau masuk di bawah tumpatan yang bocor. (Louis Grossma 1995)

2.2.1 Mekanisme Ngilu

Hipersensitivitas dentin terjadi karena terbukanya dentin.

Berdasarkan teori hidrodinamika, rangsangan yang menyebabkan rasa

sakit diteruskan ke pulpa dalam suatu mekanisme hidrodinamik yaitu

pergerakan cairan secara cepat pada tubulus dentin. Gerakan cairan ini

akan mengubah bentuk odontoblas atau prosesusnya sehingga

menimbulkan rasa sakit.

Dikemukakan juga oleh Markowitz dan Syngcuk, melalui dentin

yang terbuka tekanan hidrodinamika akan menyebabkan kerusakan

odontoblas. Adanyahembusan udara atau karena perbedaan tekanan maka

sel-sel odontoblas yang rusak masuk ke dalam tubulus dentin bersama-

sama dengan cairan tubulus dentin yang berasal dari cairan pulpa. Sel-sel

ini akan merangsang ujung saraf yang terletak dekat dengan pulpa dan

akan menimbulkan rasa sakit atau ngilu. (Louis Grossma 1995)

2.3 Penyebab Pulpitis

Keradangan pulpa dapat terjadi karena adanya jejas yang dapat

menimbulkan iritasi pada jaringan pulpa. Jejas tersebut dapat berupa bakteri

8

Page 9: Pemba Has An

beserta produknya yaitu toksin, dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia

(tanpa adanyabakteri ). Namun kebanyakan inflamasi pulpa disebabkan oleh

kuman dan merupakan kelanjutan proses karies, dimana karies ini proses

kerusakannya terhadap gigi dapat bersifat lokal dan agresif. (Henry H.

Burchard 2009),

Ada tiga bentuk pertahanan dalam menanggulangi proses karies yaitu:

1. Penurunan permebilitas dentin

2. Pembentukan dentin reparatif

3. Reaksi inflamasi secara respons immunologik

Apabila lapisan luar gigi atau enamel tertutup oleh sisa makanan, dalam

waktu yang lama maka hal ini merupakan media kuman sehingga terjadi

kerusakan di daerah enamel yang nantinya akan terus berjalan mengenai

dentin hingga ke pulpa. Apabila pertahanan tersebut tidak dapat mengatasi,

maka terjadilah radang pulpa yang disebut pulpitis. Radang adalah merupakan

reaksi pertahanan tubuh dari pembuluh darah, syaraf dan cairan sel di jaringan

yang mengalami trauma.

Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel adalah

stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi

oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam,

dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka (Henry H.

Burchard 2009)

Faktor yang menyebabkan pulpitis irrreversibel adalah kerusakan pulpa

yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama porsedur operatif atau

terganggunya aliran darah pulpa akibat trauma atau pergerakan gigi dalam

perawatan ortodonsia dapat pula menyebabkan pulpitis ireversibel. (Henry H.

Burchard 2009)

2.4 Cara Mengatasi Pulpitis

Cara mengatasi pulpitis adalah dengan menghilangkan iritan dan menutup

serta melindungi dentin yang terbuka atau pulpa vital biasanya akan

menghilangkan gejala (jika ada) dan memulihkan proses inflamasi jaringan

pulpa. Akan tetapi jika iritasi ini berlanjut atau intensitasnya meningkat,

9

Page 10: Pemba Has An

inflamasi akan berkembang menjadi sedang bahkan parah yang akhirnya

menjadi pulpitis ireversibel dan bahkan nekrosis. ( Rasinta Tarigan 2000)

Untuk menangani pulpitis reversibel, jika karies media dapat langsung

dilakukan penumpatan, tetapi jika karies porfunda perlu pulp capping terlebih

dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhan dapat langsung

dilakukan penumpatan. Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah

pencegahan. Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies,

penumpatan awal bila kavitas meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat

resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas atau semen dasar sebelum

penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan dianjurkan

untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel,

penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup, begitu gejala telah reda,

gigi harus dites vitalitasnya untuk memastikan bahwa tidak terjadi nekrosis.

Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan perawatan yang tepat,

maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis irreversibel, yang

perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan pulpektomi.

Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak

kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel. ( Rasinta Tarigan

2000)

Untuk perawatan pulpitis irreversibel, Perawatan terdiri dari pengambilan

seluruh pulpa, atau pulpektomi, dan penumpatan suatu medikamen intrakanal

sebagai desinfektan atau obtuden (meringankan rasa sakit) misalnya kresatin,

eugenol, atau formokresol. Pada gigi posterior, dimana waktu merupakan

suatu faktor, maka pengambilan pulpa koronal atau pulpektomi dan

penempatan formokresol atau dressing yang serupa di atas pulpa radikuler

harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat. Pengambilan secara bedah

harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi.Prognosa gigi adalah

baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi endodontik dan

restorasi yang tepat. ( Rasinta Tarigan 2000)

10

Page 11: Pemba Has An

2.5 Cara Mencegah pulpitis

Cara mencegah terjadinya pulpitis adalah dengan menjaga kebersihan gigi

dan mulut sehingga tidak menimbulkan sebuah kavitas yang bila semakin

parah akan menyebabkan pulpitis. Cara – cara pencegahan yang dilakukan

adalah dengan

Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan

awal bila kavitas meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi

gingiva, penggunaan pernis kavitas atau semen dasar sebelum

penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan

dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut.

Sikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu setelah makan pagi dan sebelum

tidur. Gunakan pasta gigi yang  mengandung fluoride untuk menguatkan

email gigi.

Kurangi mengkonsumsi makanan manis dan lengket yang mengandung

gula  seperti coklat, permen, dan  lain-lainnya  agar pembentukan asam

oleh bakteri yang dapat mengikis email dapat berkurang.

Makan makanan yang kaya kalsium (ikan & susu), fluor (teh, daging sapi

& sayuran hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), vitamin C (buah-

buahan), vitamin D (susu), dan vitamin E (kecambah). Vitamin & mineral

penting bagi pertumbuhan gigi.

Bila tiba-tiba mengeluh sakit gigi, kumur – kumurlah dengan air garam

hangat, lalu lubang gigi ditutup kapas berminyak cengkeh.

Penggunaan fisure sealant untuk menutup pit dan fissure yang dalam

dengan bahan tambal sehingga dapat mencegah proses karies terjadi.

Periksalah  gigi  anda ke dokter  gigi setiap 6 bulan sekali.

(medicastore.com)

11

Page 12: Pemba Has An

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.

Pulpitis terdapat 2 klasifikasi yaitu pulpitis reversibel dan ireversibel. Pulpitis

reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya

dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-

faktor yang menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau

sebentar seperti karies insipient, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus

dentin terbuka. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri. (Walton dan

Torabinejad, 2003).

Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih

walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi

nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan

dari pulpa reversible. Kerusakan jaringan pulpa mengakibatkan gangguan sistem

mikrosirkulasi yang mengakibatkan odema, syaraf tertekan dan menimbulkan

nyeri yang hebat atau ngilu. (Walton dan Torabinejad, 2003).

Perawatan untuk pulpitis adalah dengan mencegah perkembangan karies

dan penumpatan awal bila kavitas meluas, tetapi bila pulpitis semakin parah maka

dapat dilakukan pengambilan seluruh pulpa, atau disebut juga pulpektomi.

( Rasinta Tarigan 2000)

Untuk mencegah terjadinya pulpitis adalah dengan menjaga kebersihan

gigi dan mulut agar tidak mudah terbentuk karies yang apabila kedalamannya

sudah mencapai dentin dan pulpa akan menyebabkan bakteri menginfeksi pulpa

dan terjadilah pulpitis. (medicastore.com)

12

Page 13: Pemba Has An

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Rasinta. 2000. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta:

Widya Medika

Grossma, Louis. 1995. Ilmu endodontik dalam praktik. Jakarta : EGC

www.medicastore.com

Burchard, H. 2009. A Text-book Of Dental Pathology and Therapeutics, for

Studentsand Practitioners. Michigan: Lea brothers & co.

Standar Pelayanan Medis.1999.

Walton R. E. dan Torabijad M. 2003. Prinsip dan Praktik Ilmu Edodonsia. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

13