Pemba Has An

66
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pondasi merupakan struktur terbawah dari pembuatan sebuah bangunan, pengertian pondasi sendiri adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai tempat bangunan (yang akan dibangun) dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Tiga kriteria penting dalam perancangan suatu pondasi adalah pondasi harus ditempatkan dengan tepat sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar, pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung dan pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan. Pondasi memiliki beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan berbagai kondisi yang ada di lapangan. Misalnya saja, kita tidak mungkin memakai pondasi batu kali ketika kita harus membuat bangunan di atas tanah yang selalu berair. Atau kita tidak perlu memakai pondasi tiang pancang hanya untuk membangun sebuah rumah tinggal sederhana, karena secara ekonomis itu sudah pemborosan. Untuk sekarang, tipe pondasi yang akan saya bahas dalam tulisan ini adalah pondasi dalam. Pengertian pondasi dalam (menurut wikipedia) adalah jenis pondasi dalam teknik pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi ke dalaman masuknya ke dalam tanah. Sejumlah ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam ketimbang pondasi dangkal apabila beban rancangan sangatlah berat misalnya bangunan yang lebih dari satu lantai dan tanah yang jelek pada kedalaman yanng dangkal. Pondasi dalam memiliki berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang dengan cara mencapkannya atau

description

hgjhkjuuoi

Transcript of Pemba Has An

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Pondasi merupakan struktur terbawah dari pembuatan sebuah

    bangunan, pengertian pondasi sendiri adalah suatu bagian dari konstruksi

    bangunan yang berfungsi sebagai tempat bangunan (yang akan dibangun)

    dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar

    pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential

    settlement pada sistem strukturnya. Tiga kriteria penting dalam perancangan

    suatu pondasi adalah pondasi harus ditempatkan dengan tepat sehingga tidak

    longsor akibat pengaruh luar, pondasi harus aman dari kelongsoran daya

    dukung dan pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan. Pondasi

    memiliki beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan berbagai kondisi

    yang ada di lapangan. Misalnya saja, kita tidak mungkin memakai pondasi

    batu kali ketika kita harus membuat bangunan di atas tanah yang selalu

    berair. Atau kita tidak perlu memakai pondasi tiang pancang hanya untuk

    membangun sebuah rumah tinggal sederhana, karena secara ekonomis itu

    sudah pemborosan.

    Untuk sekarang, tipe pondasi yang akan saya bahas dalam tulisan ini

    adalah pondasi dalam. Pengertian pondasi dalam (menurut wikipedia)

    adalah jenis pondasi dalam teknik pondasi yang dibedakan dengan pondasi

    dangkal dari segi ke dalaman masuknya ke dalam tanah. Sejumlah ahli

    geoteknik merekomendasikan pondasi dalam ketimbang pondasi dangkal

    apabila beban rancangan sangatlah berat misalnya bangunan yang lebih dari

    satu lantai dan tanah yang jelek pada kedalaman yanng dangkal. Pondasi

    dalam memiliki berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile), turap (sheet

    pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam

    tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya.

    Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton

    prategang. Pondasi dalam dapat dipasang dengan cara mencapkannya atau

  • 2

    memancangnya ke bumi (tanah), atau membor dengan besaran tertentu lalu

    mengisinya dengan beton masif atau beton bertulang.

    1.2.Rumusan Masalah

    Apa yang dimaksud dengan Pondasi Dalam?

    Apa macam-macam dari Pondasi Dalam?

    1.3.Tujuan

    Menjelaskan pengertian Pondasi Dalam.

    Menjelaskan macam-macam dari Pondasi Dalam.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Pengertian Pondasi Dalam

    Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi dangkal

    dengan kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan

    seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke

    pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang

    sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs

    (seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk

    menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan

    (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog dengan kolom),

    poros dibor, dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di

    situ; pondasi mendalam lainnya biasanya diletakkan di tempat dengan

    menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan dapat

    bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat

    terbuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton pratekan.

    Pondasi dalam memiliki berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile),

    turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi

    beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya.

    Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton

    prategang. Pondasi dalam dapat dipasang dengan cara mencapkannya atau

    memancangnya ke bumi (tanah), atau membor dengan besaran tertentu lalu

    mengisinya dengan beton masif atau beton bertulang.

    Pondasi dalam digunakan pada kondisi tanah stabil lebih dari

    kedalaman 3 meter. pondasi dalam membutuhkan pengeboran dalam karena

    lapisan tanah yang baik ada di kedalaman , biasanya digunakan oleh

    bangunan besar, jembatan, struktur lepas pantai , dsb.

  • 4

    2.2.Macam-macam Pondasi Dalam

    2.2.1. Pondasi Tiang Pancang

    2.2.1.1. Pengertian Pondasi Tiang Pancang

    Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur

    yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari

    struktur atas ke tanah penunjang yang terletakpada kedalaman tertentu.

    Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke

    tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel),

    dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor

    atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer).

    Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran

    beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda. Pondasi tiang sudah

    digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-

    tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal

    yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh

    sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang

    yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam

    tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan

    batu.

    Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile

    driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja

    (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile)

    sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada

    sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel.

    Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan

    konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang

    mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat

    pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving. Saat ini banyak teknik-

    teknik instalasi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang

    lainnya.

  • 5

    tujuan dari pondasi tiang adalah :

    - untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras

    - untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift

    Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah

    dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil

    pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang

    keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima

    pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi,

    estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang

    biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan

    biaya perbaikan tanah.

    Piles, tiang-tiang pancang buatan pabrik dipancang ke dalam tanah

    dengan mesin pemancang. Pile yang digunakan bisa dari kayu, beton

    ataupun baja. Tiang kayu diperoleh dari batang pohon yang tinggi. Tiang

    beton sekarang tersedia dalam bentuk persegi, oktagonal, dan lingkaran.

    Biasanya diperkuat dengan tulangan atau sistem pratekan. Tiang baja dapat

    berupa pipa baja atau profil balok baja semisal H atau C. Dahulu bila kita

    memancang dengan tiang pancang kayu, saat tiang mencapai batas

    ketinggiannya dan belum mencapai kedalaman yang dibutuhkan, tiang

    pancang kayu akan disambung lagi hingga mencapai batas yang dibutuhkan.

    Sekarang tiang yang sering di sambung apabila kasus seperti ini terjadi

    adalah tiang baja, tiang beton pun bisa namun lebih sulit. Memancang tiang

    memiliki keunggulan tersendiri ketimbang bila kita memakai sistem bor,

    yaitu tanah yang tergeser akibat pemancangan tiang memadatkan tanh di

    sekitarnya, sehingga tahanan gesek tanah terhadap tiang semakin besar dan

    meningkatkan kapasitas dukung tiang.

    Pondasi yang bergantung pada tiang pancang seringkali memiliki

    kelompok tiang (bebrapa tiang yang dipancang dengan jarak antar tiang

    yang beraturan), yang dipersatukan dengan pur/pile cap yang berupa blok

    beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok,

  • 6

    sehinggga kelompok taiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih

    besar daripada yang dapat dithan oleh satu tiang saja. Pondasi tiang pancang

    dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya

    dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras

    pada posisi sangat dalam.

    Dengan mempertimbangkan jenis struktur tanah di lokasi rencana

    bangunan, maka pondasi direncanakan menggunakan pancang.

    Daya dukung pondasi pancang yang diijinkan berdasarkan hasil

    penyelidikan sondir, dihitung sebagai berikut :

    Qa = (qc x A)/SF1 + (U x TCF)/SF2

    Dimana : Qa = daya dukung yang diijinkan

    SF1 = factor keamanan untuk daya dukung ujung, diambil = 3

    SF2 = factor keamanan untuk daya dukung geser, diambil = 3

    qc = tegangan ujung

    A = luas penampang ujung

    U = keliling

    TCF = jumlah hambatan pelekat

    Contoh : Pancang direncanakan menggunakan dimensi 20 x 20 cm.

    Perhitungan kapasitas pancang adalah :

    Untuk L = 12 m :

    Qc = 69 kg/cm2

    TCF = 463 kg/cm

    Qa = (69 x 20 x 20)/3 + (20 x 4 x 463)/3 = 21546,67 kg = 21.55 ton

    Sedangkan kapasitas penampang pancang adalah :

    Pn = 0.8 x (0.85 x fc x (Ag As) + fy As)

    Beton : K-500 , fc = 41.5 MPa

    Tulangan : fy = 400 MPa

    Pn = 0.8 x 0.7 (0.85 x 41.5 x (200 x 200 x x 102) + 400 x

    x 102)

    Pn = 806201.4 N = 82265.4 kg = 82.265 ton

    Karena pancang terkekang oleh tanah, maka factor tekuk dapat

    diabaikan.

  • 7

    Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara

    pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang

    pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang

    beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu beton dan

    baja beton).

    Tiang pancang umumnya digunakan:

    1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau

    melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal

    dan beban lateral boleh jadi terlibat.

    2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk

    telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk

    menopang kaki-kaki menara terhadap guling.

    3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas

    melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan.

    Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

    4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau

    telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang

    kemampatannya tinggi.

    5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk

    mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem

    tersebut.

    6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan

    atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

    7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas

    permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air

    tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang

    ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal

    (dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).

    cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang

    pancang dan penampang tiang pancang yang akan digunakan :

  • 8

    Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran

    25/25. Jika daya dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka

    berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?

    Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:

    1. Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk

    mengetahui berat yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga

    semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke

    dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua

    ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja

    berbeda dengan beban di tengah.

    2. Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton,

    volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya

    untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya

    dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.

    3. Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan

    tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga

    diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y

    ton.

    4. Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya,

    hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang

    pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang

    pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan

    tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua

    titik pancang.

    5. Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6

    meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter,

    maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.

    6. Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil

    laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila

    hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang.

    Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.

  • 9

    2.2.1.2. Ukuran Tiang Pancang

    Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua,

    yaitu : MINIPILE dan MAXIPILE.

    a. Minipile (Ukuran Kecil)

    Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-

    bangunan bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan

    yang ditawarkan adalah:

    1. Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.

    2. Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.

    3. Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu

    menopang beban 25 30 ton

    4. Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu

    menopang beban 35 40 ton.

    5. Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu

    menopang tekanan 30 35 ton

    6. Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu

    menopang tekanan 40 50 ton.

    b. Maxipile (Ukuran Besar)

    Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile).

    Tiang pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada

    bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang

    beban sampai 500 ton.

    2.2.1.3. Keuntungan dan kerugian pemasangan pondasi tiang pancang

    a. Kelebihan dan Kekurangan

    Kelebihan :

    1. Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.

  • 10

    2. mencapai daya dukung tanah yang paling keras.

    3. Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada

    sekeliling tiang.

    4. Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan

    oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.

    5. Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.

    Kekurangan :

    1. Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena

    faktor angkutan.

    2. Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.

    3. Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih

    mahal.

    4. Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

    b. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan

    Pondasi tiang pancang pabrikan.

    Keuntungan:

    1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat,

    hasilnya lebih dapat diandalkan.

    2. Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja.

    Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat

    ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat

    dilakukan.

    3. Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh,

    kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.

    4. Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.

    5. Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang

    sehingga pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.

    6. Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung

    beban vertikal.

  • 11

    Kerugian :

    1. Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan

    maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah

    di sekitarnya.

    2. Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan

    menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas

    atau bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak

    baik, akibatnya sangat merugikan.

    3. Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala

    tiang cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi,

    kepala tiang dilapisi denga kayu.

    4. Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah

    ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.

    5. Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak

    diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup luas.

    6. Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit

    diangkut atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang

    besar.

    7. Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

    Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat

    Keuntungan:

    1. Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan

    keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan

    pada daerah yang padat penduduknya.

    2. Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan

    diameter besar dan lebih panjang.

    3. Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau

    pabrikan.

  • 12

    4. Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap)

    dapat dibuat lebih kecil.

    5. Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam,

    tanah galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada

    lapisan antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung

    diketahui.

    6. Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.

    Kerugian :

    1. Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air

    dengan kualitas tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang

    pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya

    dapat dilakukan secara tidak langsung.

    2. Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur

    dengan reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera

    dituangkan dengan seksama setelah penggalian tanah dilakukan.

    3. Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah

    terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada

    lumpur yang tertimbun di dasar.

    4. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton,

    maka untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.

    5. Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah

    jarum jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk

    setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau

    digali.

    c. Penggolongan Pondasi Tiang Pancang

    Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian

    bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini

    akan dijelaskan satu persatu.

  • 13

    Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan dan

    karakteristik strukturnya

    Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles,

    1991) antara lain:

    1. Tiang Pancang Kayu

    Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai

    tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang

    pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya

    diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai

    bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk

    maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana

    tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala

    ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang

    terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau

    tanah kerikil.

    Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam

    penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama

    dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu

    terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan

    lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang

    selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan

    pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan

    daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk

    seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak

    diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk

    setiap tiang.

    Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-

    daerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah

    Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang

    dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai

    tiang pancang.

    Kepala Tiang Pancang

  • 14

    Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala

    tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan

    pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi

    bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau

    besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah

    pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap

    panjangnya sampai nagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet

    sebelum pur (pile cap) dipasang.

    Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur

    permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka

    perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang

    tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang

    terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton,

    kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang

    cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang

    pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk

    mencegah terjadinya keretakan.

    Sepatu Tiang Pancang

    Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk

    melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh

    pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-

    benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan

    dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan

    kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama

    pemancangan.

    Pemancangan

    Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang,

    memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari

    dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang

    pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan

    beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus ha

    rus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang

  • 15

    pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus

    terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi

    yang relatif pada tempatnya.

    Penyambungan

    Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri

    dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong

    sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak

    seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang

    digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat

    penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang

    dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan

    kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan

    pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai

    lendutan maksimum harus dihindarkan.

    Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu

    Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam

    pengangkutan.

    Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk

    pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada

    tiang pancang beton precast.

    Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat

    masuk lagi ke dalam tanah.

    Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk

    end bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.

    Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal

    dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka

    apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang

    pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah

    beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada

    dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu.

    Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:

  • 16

    Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah

    yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang

    terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya

    untuk penggalian.

    Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif

    kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau

    beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan

    turun.

    Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung

    tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung

    tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka

    pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap

    arah yang telah ditentukan.

    Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif

    dan jamur yang menyebabkan kebusukan.

    2. Tiang Pancang Beton

    a) Precast Reinforced Concrete Pile

    Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton

    bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian

    setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik

    beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat

    sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini

    haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan

    momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan

    pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton

    ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan

    untuk transport.

  • 17

    b) Precast Prestressed Concrete Pile

    Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton

    prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya

    prategangnya.

    c) Cast in Place Pile

    Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di

    tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan

    cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu

    penyelidikan tanah.

    3. Tiang Pancang Baja

    Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja

    gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana

    tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu

    beton tersebut minimum harus K250.

    Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat

    dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam

    pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti

    halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan

    sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang

    dengan tahanan ujung yang besar.

  • 18

    Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap

    texture tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan

    kelembaban tanah.

    Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang

    dekat dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition

    (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya

    bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan

    memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton

    sekurang-kurangnya 20 ( 60 cm) dari muka air tanah terendah.

    Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada

    bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan

    seperti pada konstruksi baja biasa.

    Perlindungan Terhadap Korosi

    Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka

    panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi

    dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui

    dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat

    diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang

    baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang

    terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

    Kepala Tiang Pancang

    Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak

    lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang

    untuk mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu.

    Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan

    pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke

    dalam pur (pile cap).

    Perpanjangan Tiang Pancang

    Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan.

    Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang

    baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan

    dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan

  • 19

    posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa

    atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang

    dilas harus kedap air.

    Sepatu Tiang Pancang

    Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H

    atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang

    di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat

    baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah

    ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa

    sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini

    dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah

    dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.

    Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:

    1. Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.

    2. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.

    3. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya

    patah.

    Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:

    1. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.

    2. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.

    4. Tiang Pancang Komposit

    Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua

    bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu

    tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan

    bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya

    dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa

    perlakuan apapun disebelah bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul

    dalam pembuatan sambungan menyebabkan cara ini diabaikan.

    1. Water Proofed Steel and Wood Pile

    Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah

    permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah

    mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air, karena

  • 20

    itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana selalu terletak

    dibawah air tanah.

    Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang

    pancang ini menerima gaya horizontal yang permanen. Adapun cara

    pelaksanaanya secara singkat sebagai berikut:

    1. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga

    mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakan tiang

    pancang kayu tersebut dan ini harus terletak dibawah muka air tanah

    yang terendah.

    2. Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan

    dalam casing dan terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.

    3. Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core

    ditarik keluar dari casing. Kemudian beton dicor kedalam casing sampai

    penuh terus dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing.

    2. Composite Dropped in Shell and Wood Pile

    Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di sini

    memakai shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri

    alur spiral. Secara singkat pelaksanaanya sebagai berikut:

    1. Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai

    kedalaman yang telah ditentukan di bawah muka air tanah.

    2. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari

    casing dan tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus

    dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. Pada pemancangan

    tiang pancang kayu ini harus diperhatikan benar-benar agar kepala

    tiang tidak rusak atau pecah.

    3. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari

    casing.

    4. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan

    dalam casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan

    berbentuk sangkar yang mana tulangan ini dibentuk sedemikian rupa

    sehingga dapat masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut.

  • 21

    5. Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan

    padat casing ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi

    ditahan terisi beton tadi ditahan dengan cara meletakkan core diujung

    atas shell.

    3. Composit Ungased Concrete and Wood Pile.

    Dasar pemilihan tiang composit tipe ini adalah:

    1. Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak

    memungkinkan untuk menggunakan cast in place concrete pile,

    sedangkan kalau menggunakan precast concrete pile terlalu panjang,

    akibatnya akan susah dalam transport dan mahal.

    2. Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang

    pancang kayu akan memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang

    pancang kayu tersebut selalu berada dibawah permukaan air tanah

    terendah.

    Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut:

    1. Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga

    sampai pda kedalaman tertentu (di bawah m.a.t)

    2. Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing

    terus dipancang sampai kelapisan tanah keras.

    3. Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing

    dan beton sebagian dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi

    dalam casing.

    4. Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak

    tertentu sehingga terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola

    diatas tiang pancang kayu tersebut.

    5. Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi

    sampai padat setinggi beberapa sentimeter diatas permukaan tanah.

    Kemudian beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik

    keatas sampai keluar dari tanah.

    6. Tiang pancang composit telah selesai.

    7. Tiang pancang composit seperti ini sering dibuat oleh The Mac Arthur

    Concrete Pile Corp.

  • 22

    4. Composite Dropped Shell and Pipe Pile

    Dasar pemilihan tipe tiang seperti ini adalah:

    1. Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place

    concrete.

    2. Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit

    yang bagian bawahnya terbuat dari kayu.

    Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut:

    1. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya

    masuk dalam tanah. Kemudian core ditarik.

    2. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan

    dalam casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah

    keras.

    3. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.

    4. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing

    hingga bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja.

    Bila diperlukan pembesian maka besi tulngan dimasukkan dalam shell dan

    kemudian beton dicor sampai padat.

    5. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing

    ditarik keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau

    pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang

    baja H sebagai ganti dari tiang pipa.

    5. Franki Composite Pile

    Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya

    disini pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang

    profil H dari baja.

    Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut:

    1. Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa

    baja dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras.

    Cara pemasangan ini sama seperti pada tiang franki biasa.

    2. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa

    diisi lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa

    ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.

  • 23

    3. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai

    bertumpu pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.

    4. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil

    atau pasir.

    Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya

    Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua

    bagian besar, yaitu:

    a) Tiang pancang pracetak

    Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor

    didalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat

    dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara pemasangannya

    terdiri dari :

    1. Cara penumbukan

    Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan

    cara penumbukan oleh alat penumbuk (hammer).

    2. Cara penggetaran

    Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan

    cara penggetaran oleh alat penggetar (vibrator).

    3. Cara penanaman

    Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu sampai

    kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi

    ditimbun lagi dengan tanah.

    4. Cara penanaman ini ada beberapa metode yang digunakan :

    a. Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah

    sebelumnya lalu tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.

    b. Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan

    tanah dari bagian dalam tiang.

    c. Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam

    tanah dengan memberikan tekanan pada tiang.

    d. Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air

    yang keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat

    dipancangkan kedalam tanah.

  • 24

    b) Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)

    Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik

    penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu :

    1. Cara penetrasi alas

    Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah

    kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton.

    2. Cara penggalian

    Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan

    antara lain :

    a. Penggalian dengan tenaga manusia

    Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia

    adalah penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan

    merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan

    pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu dilakukan pada

    kedalaman tertentu.

    b. Penggalian dengan tenaga mesin

    Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin

    adalah penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang

    memiliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih.

    2.2.1.2 Pondasi Borpile

    Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung

    yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan

    tanah.Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti

    pancang.Bedanya ada pada cara pengerjaanya. Pengerjaan Bored Pile

    dimulai dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang

    diinginkan , kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkandengan

    pengecoran beton.

    Tiang yang dipakai umumnya terdiri dari berbagai bentuk seperti :

    a) Bulat.

  • 25

    Bentuk ini sangat cocok untuk tiang yang dipancang sampai

    tanah keras karena efektif memikul beban. Selain itu tiang ini

    mampu memikul gaya lateral yang besar disebabkan momen

    inersia yang besar.

    b) Bujur Sangkar.

    Bentuk ini sangat cocok untuk tiang yang dipancang sampai

    tanah keras karena efektif memikul beban.

    c) Bentuk H.

    Tiang bentuk ini mempunyai luas selumut yang besar, oleh

    karena itu cocok untuk tiang yang mengandalkan friksi (geser).

    d) Bentuk

    Tiang bentuk ini mempunyai luas selumut yang besar, oleh

    karena itu cocok untuk tiang yang mengandalkan friksi (geser).

    2.2.1.2.1. Macam Pondasi Borpile

    Ada beberapa jenis alat dan sistem pengerjaan Bored Pile Namun

    pada dasarnya sama , diantara nya:

    a) Bored Pile mini crane

  • 26

    Dengan alat ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan diameter 30

    cm,40 cm,50 cm ,60 cm hingga 80 cm.Biasanya menggunakan sistem Wet

    Boring (Bor Basah).dibutuhkan air yang cukup banyak untuk

    mendukungpelaksanaan pekerjaan.

    b) Bored Pile Gawangan

    Sama dengan mini crane hanya beda bentuk alatnya saja.

    c) Bored Pile Manual (Strauss Pile)

  • 27

    Alat ini menggunakan tenaga manual untuk memutar mata bornya.Alat

    yang simpel ,ringkas dan mudah dioperasikan serta tidak bising saat

    pengerjaan menjadikan cara ini banyak digunakan diberbagai proyek

    seperti perumahan ,pabrik ,gudang,pagar dan lain-lain. Kekuranganya

    terbatasnya pilihan diameter yakni hanya 20 cm,25 cm ,30 cm dan 40 cm.

    Tentu saja karena ini berhubungan dengan tenaga penggeraknya yang

    hanya tenaga manusia. Jadi cara ini kebanyakan digunakan untuk

    bangunan yang tidak begitu berat.

    Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah

    berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu

    digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya.

    Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan

    tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.

    Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan

    mengunakan besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran

    pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm,

    sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka

    pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi

    dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan

    sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.

    Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan

    pondasi strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor,

  • 28

    peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih

    modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2

    lantai.

    Kelebihan :

    Volume betonnya sedikit

    Biayanya relative murah

    Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras

    Kekurangan :

    Diperlukan peralatan bor

    Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.

    Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos,

    karena unsur semen larut oleh air tanah.

    Tiang bor dibuat dari beton bertulang, dan jenis tiang bor ini

    memiliki daya dukung yang lebih besar dibandingkan tiang pancang.

    Untuk memperbesar daya dukung tiang bor dan menambah kekuatan tarik,

    pada pangkalnya dapat bibuat bendolan yang membesar.

  • 29

    Pada pelaksanaan tiang bor, dipancang pipa cashing terlebih

    dahulu,

    kemudian dilakukan pengeboran tanah. Untuk menjaga agar tidak

    terjadi keruntuhan tanah, maka selama pengeboran lubang diisi

    dengan bentonite. Setelah elevasi bor tercapai (diperiksa jenis tanah

    diujung pengeboran), maka dimasukkan tulangan dan dicor beton

    dengan menggunakan pipa tremi.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan tiang bor, antara

    lain sbb:

    1. Titik-titik ukur untuk memberi guide posisi letak titik tiang

    2. Disiapkan drainase, penampungan dan pembuangan lumpur hasill

    pengeboran

    3. Keakuratan kedalaman bor (bottom level)

    4. Kecermatan kualitas beton

    5. Penggunaan bentonite untuk mencegah runtuhnya tanah pada

    lubang bor

    6. Pergerakan alat bor ke arah belakang (mundur)

    7. Keakuratan elevasi pemberhentian cor beton (top level)

    Kondisi tanah di bawah biasanya tidak dapat diketahui secara

    pasti, oleh karena itu volume pengecoran beton untuk bore pile

    tidak dapat dipastikan.

    Urutan pelaksanaan Bored Pile adalah sbb:

    1. Mengebor tanah pada titik-titik yang telah ditetapkan, bila

    perlu menggunakan pipa cashing, sampai kedalaman yang

    dipasang pipa cashing.

    2. Mengebor tanah sampai kedalaman yang direncanakan, bila

    kondisi tanahnya mudah runtuh, digunakan/diisi lumpur bentonite.

  • 30

    3. Dasar lubang bor, dibersihkan dari bekas-bekas pengeboran

    dengan menggunakan bucket.

    4. Rangkaian penulangan tiang bor dimasukkan, bila perlu

    penyambungan, digunakan sambungan las agar kuat menahan.

    5. Pembersihan ulang bila masih ada kotoran, dengan

    menggunakan alat penyedot khusus.

    Pasang pipa tremi untuk pengecoran beton, sampai ke lubang dasar

    bor. Pengecoran beton tiang bor, sambil menarik/ mencabut cashing.

    Tiang bore selesai dan siap dihubungkan dengan pile cap.

  • 31

  • 32

    2.2.1.2.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan borpile, antara

    lain:

    8. Titik-titik ukur untuk member guide posisi letak titik-titik tiang

    9. Disiapkan drainase, penampungan dan pembuangan lumpur hasil

    pengeboran

    10. Keakuratan kedalamn bor(bottom level)

    11. Kecermatan kualitas beton

    12. Penggunaan bentonite untuk mencegah runtuhnya tanah pada lubang bor

    13. Pergerakan alat bor kea rah belakang (mundur)

  • 33

    14. Keakuratan elevasi pemberhentian cor beton (top level)

    Kondisi tanah di bawah biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, oleh

    karena itu, volume pengecoran beton untuk bore pile tidak dapat dipastikan.

    Untuk menghindari resiko ketidakpastian, dapat ditempuh dengan cara

    diukurkenyataan yang terjadi saja.

    Hampir di setiap proyek konstruksi pondasi tiang merupakan teknologi

    pondasi dalam yang telah jamak dipergunakan. Salah satu metode pemasangan

    tiang pondasi ini adalah dengan sistim bor. Meski tak sepopuler pondasi tiang

    pancang, penggunaan tiang bor ini semakin banyak dijumpai. Dalam kedalaman

    dan diameter dari tiang bor dapat divariasi dengan mudah, pondasi tiang bor

    dipakai untuk beban ringan maupun beban berat seperti bangunan bertingkat

    tinggi dan jembatan. Juga dipergunakan pada menara transmisi listrik, fasilitas

    dok, kestabilan lereng, dinding penahan tanah, pondasi bangunan ringan pada

    tanah lunak, pondasi bangunan tinggi, dan struktur yang membutuhkan gaya

    lateral yang cukup besar, dan lain- lain.

    2.2.1.2.3. Alat Pengebor

    Setiap alat yang ada hanya sesuai penggunaannya pada kondisi tanah dan

    teknik pengeboran tertentu saja. Salah satunya adalah fight auger. Alat yang

    sederhana dan ringan ini mempunyai kemampuan membuat lubang bor

    berdiameter 0,8-3,6 m. Cara kerjanya, rig akan berputar masuk ke tanah sampai

    terisi penuh oleh tanah, kemudian ditarik kembali ke atas dan diayun supaya tanah

    yang menempel lepas dari pisaunya.

    Alat ini efektif pada jenis tanah dan batuan lunak. Tetapi karena di

    lapangan biasanya mengalami kesulitan pada saat pengeboran, para kontraktor

    bisanya memilih mesin bor lainnya atau mengganti pisaunya dengan yang lebih

    baik. Pisau berbentuk spiral melancip akan membantu dalam pengeboran tanah

    yang keras dan batuan.

    Selain itu juga terdapat beberapa peralatan lain seperti bucket auger.

    Berfungsi untuk mengumpulkan basil galian dalam keranjang berbentuk spiral

    dengan cara mengambil tanah dari galian ke atas dan dibuang, alat ini biasanya

    berfungsi baik pada tanah pasir.

  • 34

    Kedua, belling buckets. Ajar ini mempunyai keistimewaan dengan ukuran

    yang lebih bcsar pada bagian dasarnya. Pembesaran volume biasanya disebut bells

    atau finder reams. Ketiga, core barrels. Alat pemotong berbentuk lingkaran,

    membuat dan menggali bentuk silinder. Alat ini biasanya digunakan pada tanah

    dan batuan keras.

    Keempat, multi roller Alat ini hanya digunakan untuk batuan keras.

    Kelima cleanout bucket yang berfungsi untuk memindahkan hasil galian akhir

    dari lubang bor dan membuat dasar pengeboran menjadi lebih bersih. Tiang

    tahanan ujung membutuhkan tipe bucket seperti ini.

    2.2.1.2.4. Metode Konstruksi Borpile

    Cara kuno untuk konstruksi tiang bor adalah dengan menggali secara

    manual, kemudian melakukan pengecoran beton. Jenis tiang bor yang dikerjakan

    dengan cara ini sering disebut tiang Strauz. cara ini amat membatasi kedalaman

    dan jenis tanah yang dapat ditembus, sehingga terutama hanya digunakan umuk

    bangunan residential atau bangunan ringan lainnya. Dengan ditemukannya alat-

    alat bor modern, maka pelaksanaan konstruksi menjadi lebih mudah. untuk suatu

    jenis alat pembor, lama waktu pemboran tergantung dari kemampuan dan tenaga

    dari mesin.

    1. Pengeboran Dengan Cara Kering (dry method)

    Cara ini membutuhkan tanah jenis kohesif dan muka air tanah berada

    pada kedalaman di bawah dasar lubang bor, atau jika permeabilitas tanah

    sedernikian kecilnya sehingga pengecoran beton dapat dilakukan sebelum

    pengaruh air terjadi.

    2. Pemboran dengan casing

    Casing diperlukan karena runtuhan tanah (caving) atau deformasi

    lateral dalam lubang bor dapat terjadi. Perlu dicatat bahwa slurry perlu

    dipertahankan sebelum cosing masuk. Dalam kondisi tertentu, casing harus

    dimasukkan dengan menggunakan vibrator. Penggunaan casing harus cukup

    panjang dan mencakup seluruh bagian tanah yang dapat runtuh akibat

    penggalian dan juga diperlukan bila terdapat tekanan artesis.

    Kadang kala casing sukar dicabut kembali bila beton sudah

    mengalami setting, tetapi sebaliknya casing tidak boleh dicabut mendahului

  • 35

    elevasi beton karena tekanan air di sekeliling dinding dapat menyebabkan

    curing beton tidak sempurna. Casing juga dibutuhkan pada pengecoran di

    atas tanah atau di tengah-tengah air misalnya pada pondasi untuk dermaga

    atau jembatan.

    3. Pelaksanaan dengan Slurry

    Metode ini hanya dapat dilakukan untuk suatu situasi yang

    membutuhkan casing. Perlu dicatat di sini bahwa tinggi slurry dalam lubang

    bor harus mencukupi untuk memberikan tekanan yang lebih tinggi dari

    tekanan air di sekitar lubang bor. Bentonite yang dieampur dengan air adalah

    bahan yang dipakai sebagai siurry. Umumnya diperlukan bentonite sebanyak

    4% hingga 6% untuk pencampuran tersebut.

    Dalam penggunaan slurry, umumnya, dikehendaki agar tidak

    membiarkan bahan ini terlalu lama dalam lubang galian sehingga campuran

    tersebut tidak menyebabkan suatu bentuk bahan kental (cake) yang menempel

    di dinding lubang bor. Bila lubang bor telah siap, maka anyaman tulangan

    segera dimasukkan. selanjutnya dimasukkan treminya.

    Merangkai tulangan dan memasukkan tulangan ke dalam lubang bar

    susunan tulangan untuk pondasi tiang bor ditentukan oleh besarnya gaya-gaya

    dalam (momen, geser clan gaya normal) yang dihitung oleh perencana.

    Dalam banyak hal, bilamana tiang bor hanya hanya memikul beban lateral di

    kepala tiang, maka tulangan tidak harus sampai ke dasar pondasi. Cukup

    sampai posisi di mana gaya- gaya tersebut harus dipikul oleh beton dan

    tulangan bersama-sama.

    Tetapi bilamana tiang bor digunakan sebagai shoulder pile, tuiangan

    umumnya harus dipasang pada seluruh kedalaman. Karena momen terbesar

    berada di sekitar kedalaman batas galian, maka kerapatan tulangan lebih

    besar pada lokasi tersebut

    Aspek penting lain dalam tulangan adalah kekakuan yang harus

    dipertahankan pada saat pengangkatan tulangan, agar tidak berubah bentuk

    dan tetap lurus pada saat rnasuk ke dalam lubang bor. Untuk memproleh

    bentuk yang silindris kadang-kadang diperlukan pengkaku (stiffener) pada

    penampang melintang dan tulangan. Tahu beton (concrete decking) dapat

  • 36

    diperlukan untuk mempertahankan adanya selimut beton pada sisi luar

    tulangan.

    4. Pengecoran beton

    Umumnya untuk pekerjaan besar digunakan mixer beton yang dikirim

    dalam truk-truk mixer, schingga kualitas beton dapat mencapai keseragaman

    yang lebih baik. Untuk memasukkan beton ke dalam lubang bor harus

    digunakan pipa tremi rerutama dimana muka air tanah cukup tinggi. Bilamana

    beton dijatuhkan 5ecara bebas ke dalam lubang bor diperkirakan dapar teriadi

    segregasi dan muncul rongga-rongga yang sulit dikontrol.

    Pengecoran beton ke dalam lubang bor tidak bolch terputus. . Slump

    beton urnumnya diambii cukup tinggi untuk memastikan beron mengisi

    seluruh rongga ke dalam lubang dan membentuk selimut beton yang

    melindungi tantangan dari air dan tanah disekitarnya.

    Untuk memasukan beton pertama kali melalui pipa tremi, umumnya diberi

    penyumbat agar beton dapat masuk ke dalam lubang bor tanpa bercampur

    dengan air dan tanah. sebagai penyumbat, dapat digunakan beberapa cara, di

    antarany menggunakan pasta semen atau campuran pasta semen clan

    polypropylene.

    5. Pengendalian mutu

    Pengendalian mutu untuk pelaksanaan pembuatan pondasi . tiang bor

    meliputi pemeriksaan kondisi tanah pacla saar pengeboran, cara handling dan

    penempatan tulangan, mutu beton clan pengukuran volume beton.

    Pengawasan mutu yang diperlukan untuk lubang bor adalah

    pemeriksaan alignment yang terakhir, jenis tanah yang diperoleh dan

    pembersihan dasar lubang.

    6. Bor pile dengan grouting pada ujung tiang

    Zona kaki tiang bor (bore pile) umumnya terganggu prosedur

    konstruksi secara normal. Gangguan ini dapat terjadi akibat relaksasi

    tegangan akibat dari penggalian lapisan tanah di atasnya, aliran air tanah ke

    dalam lubang galian dan proses pengeboran itu sendiri. Gangguan pada tanah

    ini umumnya sulit bahkan tidak mungkin untuk dihindari.

  • 37

    Pelaksanaan grouting di kaki pondasi meliputi tahapan-tahapan.

    Pertama, pemasangan pipa grout pada saat persiapan pembuatan tu!angan.

    Kedua, seteiah beton pada taiang mengeras, injeksikan. grout bertekanan

    tinggi ke kaki tiang yang akan mengakibatkan tanah di dasar pondasi tiang

    memadat.

    Teknik grouting bervariasi metodenya sehingga hasilnya akan berbeda.

    Variasi tersebut tergantung daripada sistem distribusi grout, ada tidaknya

    gravel pack di kaki pondasi, penggunaan grouting permeasi atau kompaksi,

    dan lain-lain.

    2.3. Contoh Soal

  • 38

  • 39

  • 40

  • 41

  • 42

  • 43

    CONTOH SOAL :

    Tentukan daya dukung tiang dari beton panjang 12 meter tertanam pada pasir

    homogen. Diameter tiang 305mm. Berat volume pasir d =16,80kN/m3.dan

    =35o. Rata-rata NSPT = 16

    a. MEYERHOFS

    Untuk tanah homogen L = 12 m. Untuk =35o dari grafik dibawah didapat

    N*q = 120.

    Luas penampang tiang = 3,14/4 x 3052 = 73024,63 mm2 = 0,073 m2.

    kNANqQ pp q 612,1766073,0120)8,1612(*

    2'* /25,420135tan1201005,0tan5,0 mkNNPq oqat

    kNkNQp 612,17663,390073,025,4201

    b. VESIC

    Untuk tanah pasir homogen Ir=Irr = 90. Untuk =35o dari tabel didapat N*a =

    79,5.

  • 44

  • 45

    Diperoleh N*a = (75,17 + 83,78 ) = 79,475 = 79,50.--> q = 16,8 x 12 = 201,60 kN/m2.

    sin1Ko = 1 sin 35o = 0,43

    2,, /12560,2013

    43,021

    3

    21mkNq

    koo

    Tahanan ujung = Qp

    kNNANcNQ cpacp q 40,725073,05,791250)(**,*

    c. JANBU

    pQcp ANqcNQ )(*,*

    Untuk pasir padat = 105o.

    Dengan = 35o dan = 105o, diperoleh N*c = 73, N*q = 50 .

    kNANqcNQ pQcp 8,735073,05060,201730)(*,*

    d. BERDASARKAN DATA NSPT

    2

    60 /33,25180305,0

    121610040,04,0 mkN

    D

    LNPq at

    2

    60 /64001610044 mkNNPq at

    kNAqQ ptp 20,4676400073,0

    Dari semua metoda perhitungan qp

    mana yang anda ambil?

    Dari contoh soal diatas diatas

    tentukan besar tahanan geser.

    Tanahan geser pasir adalah :

  • 46

    tan'v

    Kf

    K = 1-sin

    K= 1 sin 35o = 0,43

    L = 15 D = 15 x 0,305 = 4,575 m v = L = 16,8 x 4,575 = 76,86 kN/m2.

    Tahanan friksi kedalaman 0 4,575 m :

    Qs1 = (3,14 x 0,305 x 4,575) x 1,4 x ( x 76,86) x tan (0,6 x 35) = 89,58 kN

    Tahanan friksi kedalaman 4,575 m 12,00 m :

    Qs1 = {3,14 x 0,305 x (10-4,575)} x 1,4 x 76,86 x tan (0,6 x 35) = 212,44 kN

    Besar tahan geser = Qs = 89,58 + 212,44 =302,02 kN

    Daya dukung ultimit = Qu = Qp + Qs = 467,20 + 302,02 = 769,22 kN

    Daya dukung izin = Qu/SF = 769,22/4 = 192,30 kN.

    CONTOH SOAL :

    Tiang Pancang seperti gambar dibawah ini. n1 = 4, n2 = 3, D = 305 mm, d =1220

    mm, L = 15 m. Tiang pancang tertanam pada lempung homogen cu = 70 kN/m2

    Daya dukung kelompok tiang berdasarkan tiang tunggal :

    4,575 m

    (12 4,575) m

    76,86 kN/m2

  • 47

    )9(

    )(

    21

    21

    LpcAcnnQ

    QQnnQ

    upuu

    spu

    15)305,014,3(7063,0305,0

    4

    14,3709)34( 2uQ

    kNQu 289,8154

    Daya dukung kelompok tiang berdasarkan BLOK :

    LcBLNcBLQ uggcpuggu )(2)( *)(

    mDdnB

    mDdnL

    g

    g

    745,22/305,0222,1)13()2/(2)1(

    965,32/305,0222,1)14()2/(2)1(

    2

    1

    0,63

  • 48

    44,1745,2

    965,3

    46,5745,2

    15

    g

    g

    g

    B

    L

    B

    L

    diperoleh N*c = 8,6

    kNQu 206431570)745,2965,3(26,870)745,2965,3( kNkNQ ug 20643289,8154)(

    kNkN

    SF

    QQ

    ug

    izin 57,20384

    289,8154)(

    CONTOH SOAL :

    Pondasi tiang pancang kelompok seperti gambar dibawah ini. Hitung besar

    penurunan konsolidasi jika lempung normal konsolidasi.

    Panjang tiang L = 15 m. L = 2/3 L = 2/3 x 15 = 10 m.

    Titik 1 :

    8,6

  • 49

    2/8,134)2/79()81,918(22,16 mkNo

    2,

    1

    ,

    /6,51)2/0,72,2)(2/0,73,3(

    2000

    ))((

    mkN

    zLzB

    Q

    igig

    g

    i

    mLogSc

    LogCce

    HSc

    o

    o

    o

    1624,08,134

    6,518,1343,0

    82,01

    7

    1

    1

    Titik 2 :

    2/62,1812/4)81,99,18()79()81,918(22,16 mkNo

    2,

    1

    ,

    /52,14)2/472,2)(2/473,3(

    2000

    ))((

    mkN

    zLzB

    Q

    igig

    g

    i

    mLogSc

    LogCce

    HSc

    o

    o

    o

    0157,062,181

    52,1462,1812,0

    7,01

    4

    1

    2

    Titik 3 :

    2/99,2082/2)81,919(4)81,99,18()79()81,918(22,16 mkNo

    2,

    1

    ,

    /2,9)2/2472,2)(2/2473,3(

    2000

    ))((

    mkN

    zLzB

    Q

    igig

    g

    i

    mLogSc

    LogCce

    HSc

    o

    o

    o

    0054,099,208

    2,999,20825,0

    75,01

    2

    1

    2

    Total penurunan konsolidasi Sc = Sc1 + Sc2 +Sc3 = 0,1624 + 0,0157 + 0,0054 =

    0,1835 m

  • 50

    CONTOH SOAL :

    Tiang pancang beton panjang 12 meter tertanam pada paswir . Diameter tiang 305

    mm. Berat volume pasir dry = 16,8 kN/m3, rata-rata sudut geser dalam sepanjang

    tiang 35o. Beban izin yang bekerja 338 kN. Jika 240 kN adalah kontribusi dari

    geser dan 98 kN dari tahan ujung. Ep = 2,1 x 106 kN/m2, Es = 30000kN/m2 dan

    s = 0,3.

    Penurunan elastic tiang :

    321 eeec SSSS

    a. Penurunan elastic tiang Se1 :

    pp

    wpwp

    eEA

    LQQS

    )(1

    = 0,6

    mSe 00148,0)1021()305,0305,0(

    12)2406,097(61

    b. Penurunan disebabkan beban yangbekerja pada ujung tiang :

    wps

    s

    wp

    e IE

    DqS )1( 22

    2/7,1042305,0305,0

    97mkN

    A

    Qq

    p

    wp

    wp

    mSe 0082,085,0)3,01(30000

    305,07,1042 22

    3. Penurunan elastik akibat tranfer beban disepanjang tiang

    wss

    s

    wse I

    E

    D

    pL

    QS )1( 23

    2,4305,0

    1235,0235,02

    D

    LIws

    mSe 00064,02,4)3,01(30000

    305,0

    12)305,04(

    240 23

  • 51

    Total penurunan elastik = 321 eeee SSSS

    Se = 0,00148 + 0,0082 + 0,00064 = 0,01032 m

    CONTOH SOAL :

    Tiang Pancang seperti gambar dibawah ini. n1 = 4, n2 = 3, D = 305 mm, d =1220

    mm, L = 15 m. Tiang pancang tertanam pada lempung homogen cu = 70 kN/m2.

    Tiang dari beton K-350

    a. Tentukan beban lateral yang mampu dipikul tiang pancang.

    b. Tentukan beban lateral jika izin = 3 cm. Jawab :

    Koefesien reaksi tanah horizontal kh untuk tanah kohesif :

    b

    qnnk uh

    21

    Untuk Cu = 70 kN/m2 = 700 kPa n1 = 0,4

    Tiang beton, n2 = 1,15

    Nilai n1 untuk tanah lempung :

    Unconfined Comp Strength,

    qu (kPa)

    n1

    < 48 kPa 0,32

    48 kPa < qu < 191 kPa 0,36

    > 191 kPa 0,40

    Nilai n2 untuk berbagai tiang pancang :

    Jenis tiang n1

    Baja 1,00

    Beton 1,15

  • 52

    Kayu 1,30

    mkNb

    Cnn

    b

    qnnk uuh /14,211

    305,0

    70215,14,022121

    Untuk beban statik kh = 1/3 kh = 1/3 x 211,14 kN/m = 70,38 kN/m.

    Tiang beton ukuran b = 0,305 m

    Modulus elastisitas = Et = 21 x 106 kN/m

    2.

    Momen tahanan = S = 1/6 bh2 = 1/6 x 0,305 x 0,305

    2 = 0,005 m

    3

    Momen Inersia = I = 1/12 bh3 = 1/12 x 0,305 x 0,305

    3 = 0,005 m

    3

    Tiang dari beton K-350 izin = 0,43 x 350 = 168 kg/cm2 = 1680 t/m2 = 16800 kN/m2

    Dalam pancangan = D = 15 meter

    Tinggi muka tanah ke kepala tiang = ec = 0 meter

    Momen maks = My = izin x S = 16800 x 0,005 = 79,44 kN-m

    Penentuan tiang pendek atau panjang pada tanah kohesif:

    077,00007,0102104

    305,038,70

    44

    64

    EI

    bKhn

    nD = 0,077 x 15 = 1,157 < 2,25 Termasuk tiang pendek.

    D/b = 15 / 0,305 = 49,18

    ec/b = 0 / 0,305 = 0

  • 53

    Dari grafik tersebut didapat nilai load faktor x Qu/(cub2) = 60 x Qu/(cub

    2).

    Beban lateral ultimit = Qu = load faktor x (cub2) = 60 x 70 x 0,305

    2 = 390,75 kN

    Maksimum gaya lateral yang mampu bekerja = Qa = Qu/2,5 = 390,75/2,5 =

    156,28 kN

    Besar lendutan yang terjadi = adalah :

    nD = 0,077 x 15 = 1,157 < 2,25 Termasuk tiang pendek.

    D/b = 15 / 0,305 = 49,18

    ec/D = 0 / 0,305 = 0

    Dari grafi dibawah didapat faktor lendutan x KhbD/Qa. Lendutan = faktor

    lendutan x KhbD/Qa = 4,5.

    Besar lendutan = 4,5 x 156,28 /( 70,38 x 0,305 x 15 ) = 2,184 m Harus lebih

    kecil dari lendutan izin.

  • 54

    Jarak tiang = 1220 mm Z = 1220/305 = 4b, Faktor reduksi daya dukung lateral

    = 0,5

  • 55

    Besar daya dukung izin lateral 1 tiang = Qa(izin) = 0,5 x 156,28 = 78,141 kN

    Beban lateral izin kelompok tiang = Qag(izin) = n1 x n2 x Qa(izin) = 3 x 4 x 78,141 =

    937,69 kN

    c. Jika lendutan = 3 cm.

    Besar lendutan yang terjadi = adalah :

    nD = 0,077 x 15 = 1,157 < 2,25 Termasuk tiang pendek.

    D/b = 15 / 0,305 = 49,18

    ec/D = 0 / 0,305 = 0

    Dari grafi dibawah didapat faktor lendutan x KhbD/Qa. Faktor lendutan = 4,5

    = KhbD/Qa Untuk lendutan 3 cm 4,5 = 0,03 x 70,38 x 15 x 0,305/Qa

    Qa = 2,15 kN

    Jarak tiang = 1220 mm Z = 1220/305 = 4b, Faktor reduksi daya dukung

    lateral = 0,5

  • 56

    Besar daya dukung izin lateral 1 tiang = Qa(izin) = 0,5 x 2,15 = 1,08 kN

    Beban lateral izin kelompok tiang = Qag(izin) = n1 x n2 x Qa(izin) = 3 x 4 x 1,08 =

    12,96 kN.

    CONTOH SOAL :

    Tiang baja H-pile (HP 250 x 0,834) panjang 25 meter, dipancang pada tanah

    berbutir.Jika nh = 12000 kN/m3. Tentukan Gaya lateral izin jika lendutan

    diizinkan 8 mm.

    Untuk tiang HP 250 x 0,834) diperoleh momen inesia Ip = 123 x 10-6

    m4.

    Ep = 207 x 106 kN/m2

    mn

    IET

    h

    pp16,1

    12000

    )10123)(10207(5

    66

    5

    555,2116,1

    25

    T

    LZmaks Termasuk tiang panjang.

    Untuk dikepala tiang maka z = 0 meter. Dan momen kepala tiang Mg = 0

    016,1

    0

    T

    zZ dari tabel diperoleh Ax = 2,435, Bx = 1,623

    Kemiringan tiang untuk kedalaman z adalah :

    pp

    g

    x

    pp

    g

    xzIE

    TMB

    IE

    TQAzx

    23

    )(

  • 57

    )10123)(10207(

    16,10623,1

    )10123)(10207(

    16,1435,2008,0

    66

    2

    66

    3

    gQ

    kNQg 59,5316,1435,2

    )10123)(10207(3

    66

    gmgmz MBTQAzM )(

    Berdasarkan kapasitas momen maksimum.

    Tegangan baja tiang pancang = izin = 248000 kN/m2. Ip = 123 x 10-6 m4.

    Tinggi penamoang tiang pancang = h = 0,254 m

    Momen tahanan = S = Ip/ (h/2) = 123 x 10-6

    m4/ (0,254/2) = 968,5 x 10

    -6 m

    3

    Kapasitas momen maksimum = Mmaks = izin x S =248000 kN/m2 x 968,5 x 10-

    6 m

    3

    Dari tabel untuk Am = 0,772 (nilai maksimum).

    kNkNTA

    maksMQ

    MBTQAzM

    m

    zg

    gmgmz

    59,532,26816,1772,0

    )248000()105,968()(

    )(

    6

    Jadi gaya lateral maksimum = 53,59 kN

    CONTOH SOAL :

    Tiang pancang beton 0,305 m x 0,305 m dipancang bengan Steam hammer.

    Maksimum energi hammer = 35,3 kN-m

    Berat hammer = Wr = 35,6 kN

    Panjang tiang = L = 20 m

    Efesiensi hammer = E = 0,8

    Koefesien restitusi = n = 0,45

    Berat topi tiang = 3,2 kN

    Ep = 20,7 x 106kN/m

    2

    Jumlah pukulan terakhir 5 dengan penetrasi 25,4 mm

  • 58

    Tentukan besar daya dkung berdasarkan data pemancangan.

    Jawab :

    a. ENR Formula

    Untuk Staem Hammer, C = 0,254 cm

    kNCS

    EHQ Eu 3706

    254,05

    4,25

    )1003,35(8,0

    Besar daya dukung izin = Qall = Qu/SF = 3706/6 = 617,7 kN

    b. Modified ENR Formula

    Untuk Staem Hammer, C = 0,254 cm

    Bear tiang= Wtiang = A x L x tiang = 0,305 x 0,305 x 20 x 23,58 = 43,87 kN

    Beart tiang = Wtiang + Wcap = 43,87 + 3,2 = 47,07 kN

    07,476,35

    07,4745,06,35

    254,05

    4,25

    )1003,35(8,0 22

    pR

    pRru

    WW

    WnW

    CS

    hEWQ

    kNQu 2024

    Besar daya dukung izin = Qall = Qu/SF = 2024/5 = 404,8 kN

    c. DANISH FORMULA

    pp

    E

    Eu

    EA

    LEHS

    EHQ

    2

    kNQu 1644

    )107,20()305,0305,0(2

    20)1003,35(8,0

    5

    54,2

    )1003,35(8,0

    6

    Besar daya dukung izin = Qall = Qu/SF = 1644/4 = 411 kN

  • 59

  • 60

  • 61

  • 62

  • 63

  • 64

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan

    biasa digunakan pada bangunan bangunan bertingkat.

    Jenis pondasi dalam, yaitu

    1. Bore pile

    Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2

    meter.Digunakan untuk pondasi bangunan bangunan tinggi.Sebelum

    memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan

    menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat

    kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam

    permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini

    berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih

    yang diatasnya terdapat pile cap.

    2. Tiang Pancang / Paku bumi

    Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang

    membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang

    langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin

    pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena

    itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

    a. Pada pondasi tiang pancang ini, dibedakan menjadi 2 macam yaitu :Point

    Bearing Pile (pondasi yang bertumpu pada lapisan taah keras). Pada

    kondisi ini, tiang dianggap bertumpu pada lapisan keras dengan nilai qc =

    200 kg/cm2

    b. Friction Pile (pondasi yang mengandalkan lekatan tanah). Mengingat

    lapisan tanah keras berada jauh di dalam tanah, maka daya dukung tiang

    pancang dihitung berdasarkan rumus :

    Ptiang = (A.qc)/3 + (O..qc)/3

  • 65

    Dimana:

    1) A adalah luas penampang tiang

    2) Qc adalah tegangan konus tanah keras (qc = 200 kg/cm2)

    3) O adalah keliling penampang tiang

    4) adalah Jumlah Hambatan Pelekat ( = 0,2 kg/cm2)

  • 66

    Daftar Pustaka

    Adelia, Sarastiwi. 2010. Pondasi Tiang Pancang, (online),

    (http://kampustekniksipil.blogspot.com/2010/03/pondasi-tiang-

    pancang.html), diakses 1 Maret 2014.

    Andrias. 2010. Macam macam Pondasi Teknik Sipil, (online), (http://art-andrias.blogspot.com/2012/03/macam-macam-pondasi-teknik-sipil.html),

    diakses 1Maret 2014.

    Andry. 2012. Pengenalan Pondasi Tiang Pancang, (online), (http://sci-

    geoteknik.blogspot.com/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-pancang.html),

    diakses 1 Maret 2014.

    Arief, Sandi. 2009. Jenis-Jenis Pondasi.(online)

    ,(http://sandiarief.blogspot.com/2009/06/Jenis-jenis Pondasi/pondasi-

    definisi-jenisnya-dalam.html), diakses 2 Maret 2014.

    Asiyanto. 2009. Metode Konstruksi Untuk Pekerjaan Fondasi. Jakarta : UI-Press

    Khedanta. 2011. Jenis Pondasi, (online),

    (http://khedanta.wordpress.com/2011/08/04/jenis-pondasi/), diakses 2 M

    aret 2014.

    Prihatono, Yogo. 2011. Pondasi Tiang Pancang, (online),

    (http://yogoz.wordpress.com/tag/kelebihan-dan-kekurangan-pondasi-tiang-

    pancang-baja/), diakses 1 Maret 2014.

    Sera. Macam Macam Pondasi, (online), (http://sera.wordpress.com/macam-macam-pondasi/), diakses 1 Maret 2014.

    Suwono, Drs. 1989. Teknik Pondasi. Jakarta : Departemen Pemdidikan dan

    Kebudayaan.

    Yuda, Listyono. 2011. Pondasi Tiang Pancang, (online),

    (http://listiyonoyuda.blogspot.com/2011/10/pondasi-tiang-pancang.html),

    diakses 1 Maret 2014.