Pemba Has An

22
Pembahasan Hutan merupakan sumber daya alam hayati yang patut kita lindungi dan pelihara. Pada hakikatnya hutan merupakan warisan nenek moyang yang didalamnya terdapat sumber daya alam yang begitu melimpah, contohnya berbagai macam satwa, fauna dan flora dari yang biasa kita temukan di lingkungan rumah dan endemik. Sekarang ini luasan hutan mulai berkurang secara drastis karena maraknya perburuan liar, kebakaran hutan, illegal logging, konversi hutan. Jika hal ini terus menjamur maka hutan kita di dunia akan habis dalam kurun waktu ± 20 th kedepan. Sebagai generasi penerus, kita harus mengubah pola pikir berbagai pihak terutama generasi-generasi penerus bangsa yang notabene adalah pemegang kekuasaan masa depan. Bukan hanya berdampak untuk generasi penerus bangsa namun untuk kehidupan rakyat di dunia, tanpa adanya hutan manusia tidak dapat hidup karena hutan menyediakan segala yang manusia butuhkan mulai jasa lingkungan, penyimpan karbon, penyangga kehidupan, pengatur siklus hodrologi, serta masih banyak lagi. Sejak tahun 1877 kebakaran hutan Indonesia mulai meningkat, hal ini disebabkan banyaknya lahan gambut, lahan terbuka akibat illegal logging yang mudah dipanasi dan mudah terbakar, serta sigstem lading berpindah dari masyarakat lokal, serta adanya budaya membakar dalam pembukaaan wilayah hutan. Hal ini sangat disayangkan mengingat hutan Indonesia yang begitu luas berkurang hanya karena kebakaran. Melihat hal tersebut perlu adanya kesadaran dari diri masing-masing pihak dalam pengelolaan, perlindungan hutan. Dalam mewujudkan hutan lestari diperlukan

description

kehidupan adalah

Transcript of Pemba Has An

Page 1: Pemba Has An

PembahasanHutan merupakan sumber daya alam hayati yang patut kita lindungi dan pelihara. Pada

hakikatnya hutan merupakan warisan nenek moyang yang didalamnya terdapat sumber daya

alam yang begitu melimpah, contohnya berbagai macam satwa, fauna dan flora dari yang biasa

kita temukan di lingkungan rumah dan endemik. Sekarang ini luasan hutan mulai berkurang

secara drastis karena maraknya perburuan liar, kebakaran hutan, illegal logging, konversi hutan.

Jika hal ini terus menjamur maka hutan kita di dunia akan habis dalam kurun waktu ± 20 th

kedepan. Sebagai generasi penerus, kita harus mengubah pola pikir berbagai pihak terutama

generasi-generasi penerus bangsa yang notabene adalah pemegang kekuasaan masa depan.

Bukan hanya berdampak untuk generasi penerus bangsa namun untuk kehidupan rakyat di dunia,

tanpa adanya hutan manusia tidak dapat hidup karena hutan menyediakan segala yang manusia

butuhkan mulai jasa lingkungan, penyimpan karbon, penyangga kehidupan, pengatur siklus

hodrologi, serta masih banyak lagi.

Sejak tahun 1877 kebakaran hutan Indonesia mulai meningkat, hal ini disebabkan

banyaknya lahan gambut, lahan terbuka akibat illegal logging yang mudah dipanasi dan mudah

terbakar, serta sigstem lading berpindah dari masyarakat lokal, serta adanya budaya membakar

dalam pembukaaan wilayah hutan. Hal ini sangat disayangkan mengingat hutan Indonesia yang

begitu luas berkurang hanya karena kebakaran. Melihat hal tersebut perlu adanya kesadaran dari

diri masing-masing pihak dalam pengelolaan, perlindungan hutan. Dalam mewujudkan hutan

lestari diperlukan perlindungan, pemanfaatan, dan pemanfaatan. Dalam hal ini sangat diperlukan

bantuan dari seluruh stakeholder, pemerinntah, akademisi, serta masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan ternyata sangat kompleks. Kebakaran hutan

tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun

dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup bidang-bidang lain seperti sosial, budaya, dan

ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak terhadap hubungan

antar negara, serta dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.

Kebakaran hutan memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial,

budaya, dan ekonomi yang diantaranya meliputi:

1.      Terganggunya aktivitas sehari-hari: Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis

mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar

ruangan.

Page 2: Pemba Has An

2.      Menurunnya produktivitas: Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat

mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.

3.      Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan: Selain itu, bagi

masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan

berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).

4.      Meningkatnya hama: Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak

kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol.

Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang

kemudian memaksa mereka untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet,

dan binatang lain.

5.      Terganggunya kesehatan: Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas

SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia,

antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.

6.      Tersedotnya anggaran Negara: Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk menangani

(menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang terbakar serta berbagai

dampak lain semisal kesehatan masyarakat dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.

7.      Menurunnya devisa Negara: Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara baik dari kayu

maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata. Dengan terbakarnya hutan

sumber devisa akan musnah. Selain itu, menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun

pada akhirnya berpengaruh pada devisa negara.

Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang

diantaranya adalah:

1.      Hilangnya sejumlah spesies: selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam

kelangsungan hidup sejumlah binatang. Berbagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan)

terancam punah akibat kebakaran hutan.

2.      Erosi: Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah

akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air

hujan bahkan angin sekalipun.

3.      Alih fungsi hutan: Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali

menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan

atau padang ilalang.

Page 3: Pemba Has An

4.      Penurunan kualitas air: Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis.

Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan

air hujan.

5.      Pemanasan global: Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu,

dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon.

Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.

6.      Sendimentasi sungai: Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap

di sungai dan menimbulkan pendangkalan.

7.      Meningkatnya bencana alam: Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan

membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.

Asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan

saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara tetangga

seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kebakaran hutan pun berdampak pada

pariwisata baik secara langsung ataupun tidak. Dampaknya seperti ditutupnya obyek

wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya, terganggunya transportasi, terutama

transportasi udara. Semuanya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional.

Dalam melakukan penanggulangan terhadap masalah tersebut maka sangat diperlukan

peningkatan kesadaran melindungi dan memelihara hutan dilakukan sejak dini agar menjadi

kebiasaan. Sejak anak mulai menginjak bangku sekolah dasar seharusnya sudah mulai

dikenalkan bagaimana bahaya api pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Peran orang

tua dan guru sangat diperlukan karena biasanya di usia anak-anak masih mengikuti apa yang

diminta orang tua ataupun guru saat disekolah. Saat anak usia 7 – 12 tahun merupakan fase

mencoba-coba hal yang mereka belum tahu dan masih perlu sekali pengawasan.

Dalam acara penyuluhan ini diharapkan para siswa SD mulai mengetahui bahaya bermain

api jika tidak ada pengawasan orang tua serta damapak yang ditimbulkan api terhadap kesehatan

dan lingkungan sekitar. Dan mulai mengenalkan sumberdaya alam hayati yang terdapat di dalam

hutan agar para isswa sekolah dasar mempunyai rasa memiliki yang dapat menumbuhkan

kesadarn sejak dini tentang pentingnya menjaga hutan dan isinya.

Page 4: Pemba Has An

Diposkan 6th Sept

KEBAKARAN HUTAN AKIBATKAN POLUSI UDARA

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan dalam kemampuanya menimbulkan polutan di samping juga proses atrisi dan penguapan. Karena dari pembakaran itulah akan meningkatkan bahan berupa substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi dan memberikan efek terhadap manusia, hewan, vegetasi dan material (Master; 1991).Atas dasar hal tersebut, jadi jelas-jelas bahwa akibat adanya kebakaran hutan akan menghasilkan polusi udara. Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara, diantaranya adalah bahan polutan primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida, karbon dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.

Page 5: Pemba Has An

Dalam hal ini, sejumlah spesies yang potensial untuk menjadi hama tersebut selama ini berada di hutan dan melakukan interaksi dengan lingkungannya membentuk rantai kehidupan. Kebakaran yang terjadi justru memaksanya terlempar dari rantai ekosistem tersebut. Dalam beberapa kasus justru masuk dalam komunitas manusia yang ia tumpangi atau dilaluinya. Hubungan rusaknya hutan dengan muncul dan terjadinya penyebaran virus flu burung ini, diakui pula oleh Dr. Feng Lili, pakar mikroba dari Baylor College of Medicine AS. Ia menyatakan, munculnya virus flu burung sangat terkait dengan kerusakan lingkungan di Cina dalam dua dekade terakhir. Manusia, kata Lili, telah merusak alam secara berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan ekologi mikroba. Gangguan keharmonisan hidup antara manusia, alam, dan lingkungannya telah memicu bangkitnya kuman-kuman yang tidur.

Menurut Lili, seperti dikutip Prof. Dr. Hadi S. Alikodra (2006), Flu burung (FB) dan SARS merupakan penyakit yang menular lewat pernafasan. Berdasarkan penelitiannya di Cina, penyebab kedua penyakit tersebut adalah polusi udara dan penebangan hutan yang sewenang-wenang. Polusi udara di Cina saat ini sudah mencapai tahap yang sangat berbahaya. Kondisi tersebut ditambah lagi dengan minimnya suplai oksigen (O2) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seperti diketahui, suplai oksigen terbesar berasal dari hutan. Jika hutan itu rusak, maka suplai oksigen pun berkurang. Dampaknya luar biasa: mikroba akan tumbuh subur dan perkembangbiakannya tak terkendali. Sebab, oksigen --yang bila terkena sinar ultraviolet dari matahari berubah menjadi ozon (O3) dan O nascend- adalah pembunuh mikroba dan virus yang amat efektif. Bila oksigen itu berkurang, pembunuh mikroba dan virus pun berkurang. Dampaknya, mikroba dan virus akan makin berkembang. Kondisi seperti itulah, kelihatannya yang terjadi juga di Indonesia. Apalagi dewasa ini, kondisi pencemaran lingkungan dan kerusakan hutan terjadi di mana-mana. Apalagi hal ini didukung oleh sikap masyarakat yang kelihatannya kurang peduli dan mewaspadai terhadap penyebaran penyakit flu burung.

Penyebab Kebakaran liar, antara lain:

Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.

Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.

Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Page 6: Pemba Has An

Asap tebal kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan secara pasti mulai makan korban. Mula-mula masyarakat - terutama di Pulau Jawa yang tak terkena asap tak terlalu peduli ketika diberitakan bahwa asap itu menyebabkan puluhan penerbangan dibatalkan dan mengancam kesehatan lebih dari 20 juta orang. Tapi, dalam waktu singkat, ancaman itu berubah jadi kenyataan. Puluhan ribu orang harus masuk rumah sakit karena menderita infeksi saluran penapasan, ribuan terserang penyakit paru-paru, dan ratusan yang lain terkena radang mata. Beberapa puluh orang jatuh pingsan dan beberapa penderita asma diberitakan meninggal dunia.

Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:

1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.

2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.

3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.

4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.

5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.

6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.

7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.

8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang

Page 7: Pemba Has An

yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.

9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.

Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 μm) dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik.

1. Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejalapenyakit:

2. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.

3. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).

4. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.

5. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

6. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.

7. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.

8. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.

9. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).

Page 8: Pemba Has An

aiRa-fluff:Polusi Udara dan Implikasinya terhadap Kesehatan 

Menurut World Bank, 70 persen sumber pencemar berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi menyebabkan pencemaran udara di Indonesia menjadi sangat serius. Saat ini terdapat lebih dari 20 juta unit kendaraan bermotor di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta unit diantaranya berseliweran di jalanan Jakarta.

Kajian JICA (Japan International Cooperation Agency) tahun 1996 menyebutkan bahwa penyumbang zat-zat pencemar terbesar di Jakarta adalah kendaraan pribadi. Zat-zat pencemar tersebut diantaranya karbon monoksida (CO) sebesar 58 persen, nitrogen oksida (Nox) 54 persen, hidrokarbon 88,8 persen, dan timbel (Pb) 90 persen. Zat pencemar lain adalah sulfur oksida (Sox) yang banyak disumbangkan oleh kendaraan bus, truk, dan kendaraan berbahan bakar solar lainnya, sekitar 35 persen.

Sekjen Sustran Network for Asia and the Pacific (Jaringan Kegiatan Transportasi Berkelanjutan untuk Asia dan Pasifik) Bambang Susantono mengatakan gaya hidup masyarakat perkotaan dan perilaku ugal-ugalan dalam berkendaraan ikut mempengaruhi tingginya tingkat pencemaran udara di Jakarta. Gaya hidup boros itu terlihat dari kebiasaan menggunakan satu mobil untuk tiap anggota keluarga. Hal itu menyebabkan pemborosan pemakaian BBM, dan akhirnya berdampak pada pencemaran udara.

Kondisi demikian diperparah tidak seimbangnya antara pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dengan pertambahan jalan raya. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar Indonesia berkisar antara 8-12 persen per tahun, sedang pertambahan jalan raya hanya 3-5 persen saja. Keadaan ini mengakibatkan kemacetan di jalan-jalan yang akhirnya polusi udara juga meningkat, apalagi emisi gas buang kendaraan bermotor yang langsam dan merayap (macet) berbeda 12 kalinya dibanding saat kendaraan berjalan normal atau lancar.

Dampak terhadap kesehatan

Berbagai zat pencemar yang beterbangan di udara tersebut akan sangat merugikan dan berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. Akibat ini secara nyata sudah dirasakan oleh masyarakat, sebagai contoh, efek toksik pada timbel dapat mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernakan, dan sistem saraf.Kandungan timbel juga menurunkan tingkat kecerdasan atau IQ terutama pada anak-anak, menurunkan fertilitas dan kualitas spermatozoa. Gangguan kesehatan akibat zat-zat pencemar seperti gangguan pada syaraf dan ketidak-nyamanan kini menghantui masyarakat kita, apalagi WHO memperkirakan 800.000 kematian pertahun di dunia diakibatkan polusi udara.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mabes Polri dan FKUI pada tahun 1995 juga

Page 9: Pemba Has An

mengungkapkan besarnya pengaruh timbel (Pb) dari emisi kendaraan bermotor terhadap kualitas air mani polisi lalu lintas di Jakarta. Penelitian itu melibatkan 232 orang polisi lalu lintas yang bekerja di tepi jalan raya dibandingkan dengan 58 orang polisi lalu lintas yang bekerja di kantor.

Hasil pengukuran timbel urine secara keseluruhan 266,5 ug Pb/I urine, juga lebih tinggi dari yang diperbolehkan, yakni 65 ug Pb/I urine. Temuan kualitas air mani pada penelitian itu, jika dibandingkan standar baku WHO (standar normal), derajat keasaman (pH) semen (air mani) mempunyai nilai lebih besar dari standar normal (8,4 vs 7,2-7,8).

Penelitian yang dilakukan pada tahun 1998 di Surabaya oleh UI dan GTZ juga tidak kalah mengkhawatirkan bahkan lebih mencengangkan. Dari penelitian yang melibatkan 94 ibu hamil itu, diketahui kadar timbel dalam darah sebesar 42 Ug/dL yang jauh melebihi ambang batas yaitu 20 Ug/dL. Demikian juga analisis yang dilakukan terhadap air susu mereka, diperoleh hasil kadar timbel sebesar 54 Ug/dL, atau lebih dari 10 kali lipat ambang batas yang diizinkan, yakni 0,5 Ug/Dl.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brigham Young dan Universitas New York seperti dimuat pada jurnal The American Medical Association, dengan melibatkan data kesehatan 500.000 penduduk urban sejak tahun 1982-1998, mengungkapkan bahwa mereka yang terpapar polusi udara jangka panjang - terutama jelaga yang dikeluarkan oleh industri dan knalpot kendaraan - meningkatkan risiko terkena kanker paru. Paparan polusi udara ini sama bahayanya dengan hidup bersama seorang perokok dan terkena asapnya setiap hari.

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi. Hampir 90% pengidap kanker paru tidak bisa diselamatkan, karena jika sudah akut, dengan mudah kanker akan menyebar ke jaringan tubuh sekelilingnya seperti hati, tulang belakang, dan otak melalui pembuluh darah. Kanker paru telah membunuh lebih dari sejuta orang setiap tahunnya, dan saat ini menjadi pembunuh utama.

Anak-anak merupakan kelompok sensitif terhadap timbel karena mereka lebih peka dan lima kali lebih mudah menyerap timbel daripada orang dewasa. Menurut Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi, dalam sebuah seminar tentang ”Mewaspadai Efek Kesehatan BBM dari Bensin Bertimbel” bulan Februari yang lalu, sekitar 42 sampai 48 persen anak di Jakarta menghirup timbel yang bersumber dari asap pencemaran udara. Timbel padahal bersifat persistent dalam tubuh manusia, dan memiliki sifat neurotoksik dan karsinogenik sehingga bisa mengganggu sistem saraf pusat, sistem fungsi ginjal, dan pertumbuhan tulang.

Timbel sebagai bahan yang tidak dapat terurai di alam tidak akan hilang, dan akan terakumulasi di tempat-tempat deposit.Secara biologis, zat itu tidak memberi keuntungan bagi tubuh manusia, terutama kelompok penduduk di atas. Lebih jauh, kelompok yang menghirup pencemar udara yang mengandung bahan logam atau timbel akan menimbulkan penyakit perut, muntah, atau diare akut. Gejala keracuan akut kronis bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang, dan gangguan penglihatan.

Page 10: Pemba Has An

aiRa-fluff:Dampak Polusi Asap Kendaraan bagi Kesehatan

Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, lalu lintas dalam hal ini kendaraan bermotor, mempunyai andil yang sangat besar dalam memberikan kontribusi pada polusi udara. Konstribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, bandingkan dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan/ladang dan lain-lain.

Asap Kendaraan Bermotor mengganggu Kesehatan

Polusi udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan dan lingkungan yang buruk.

Terdapat korelasi yang kuat antara pencemaran udara dengan penyakit bronchitis kronik (menahun). Walaupun merokok hampir selalu menjadi urutan tertinggi sebagai penyebab dari penyakit pernafasan menahun, sulfur oksida, asam sulfur, pertikulat dan nitrogen dioksida telah menunjukkan sebagai penyebab dan pencetus asthma brochiale, bronchitis menahun dan emphysema paru

Hasil-hasil penelitian di Amerika Serikat sekitar tahun 70-an menunjukkan bronchitis kronik menyerang 1 di antara 5 orang laki-laki Amerika umur antara 40-60 tahun dan keadaan ini berhubungan dengan merokok dan tinggal di daerah perkotaan yang udaranya tercemar.

Khusus polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tak ramah lingkungan, terutama karena masih mengandung sejumlah Pb, dikhawatirkan akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia, karena akan menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak. Celakanya, timbel tidak hanya terserap lewat saluran pernapasan. Kini banyak tanaman yang mengandung residu Pb, akibat polusi udara oleh bahan kimia ini.

--

WHO Inter Regional Symposium on Criteria for Air Quality and Method of Measurement telah menentapkan beberapa tingkat konsentrasi polusi udara dalam hubungan dengan akibatnya terhadap kesehatan maupun lingkungan sebagai berikut:

Tingkat I: Konsetrasi dan waktu expose yang tidak ditemui akibat apa-apa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tingkat II: Konsentrasi yang mungkin dapat ditemui iritasi pada pencaindera, akibat berbahaya pada tumbuh-tumbuhan, pembatasan penglihatan atau akibat-akibat lain yang merugikan pada lingkungan (adverse level).

Tingkat III: Konsentari yang mungkin menimbulkan hambatan pada fungsi-fungsi faali yang fital

Page 11: Pemba Has An

serta perubahan yang mungkin dapat menimbulkan penyakit menahun atau pemendekan umur (serious level).

Tingkat IV: Konsentrasi yang mungkin menimbulkan penyakit akut atau kematian pada golongan populasi yang peka (emergency level).

Penyakit

Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara adalah:

1. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.

2. Emphysema pulmonum.

3. Bronchopneumonia.

4. Asthma bronchiale.

5. Cor pulmonale kronikum.      Di daerah industri, Czechoslovakia umpamanya, dapat ditemukan prevalensi tinggi penyakit ini. Demikian juga di India bagian utara, penduduk tinggal di rumah-rumah tanah liat tanpa jendela dan menggunakan kayu api untuk pemanas rumah.

6. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.

7. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah dapat mengganggu faal jantung.

8. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.

 9. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain pembentukannya normal.

Page 12: Pemba Has An

aiRa-fluff:Polusi Mengubah Fungsi Otak

Para peneliti mengamati reaksi otak dari 10 relawan yang dibiarkan terpapar asap kendaraan selama satu jam.

Satu lagi penelitian yang kian menguatkan dampak negatif dari polusi udara akibat asap kendaraan bermotor. Para pakar kesehatan di Belanda menyatakan bahwa asap kendaraan bermotor bisa mengubah fungsi otak bagi siapa pun yang terpapar asap beracun tersebut.

''Jika terpapar asap kendaraan selama satu jam, maka seseorang tak hanya akan menderita sakit kepala. Namun, hal tersebut bisa mengubah fungsi otak,'' ungkap Paul Borm dari Zuyd University yang memimpin penelitian tersebut. Sesungguhnya, telah banyak penelitian yang mengungkap bagaimana nanopartikel yang dikeluarkan dari emisi kendaraan bermotor masuk ke jaringan otak. Namun, penelitian ini adalah yang pertama kali mengungkapkan bagaimana proses itu terjadi.

Hal penelitian yang ditulis di jurnal Particle and Fibre Toxology ini mengungkapkan bahwa para peneliti meminta 10 relawan untuk menghabiskan waktu selama satu jam di dalam dua jenis ruangan. Ruangan pertama yaitu ruang yang udaranya bersih dan ruang kedua dipenuhi asap dari mesin diesel. Para peneliti juga memasang alat electroencephalograph (EEG), yang akan mendeteksi sinyal elektrik pada otak 10 relawan tersebut. Mereka terus dimonitor selama terpapar asap kendaraan hingga satu jam setelah mereka meninggalkan ruangan tadi.

Ternyata, tak perlu menunggu satu jam untuk melihat reaksi dari paparan asap kendaraan tadi. Setelah 30 menit berjalan, terjadi respons stres pada otak yang terpantau oleh EEG. Ini menunjukkan adanya indikasi perubahan dari proses sistem informasi pada bagian otak yang disebut korteks. Yang mengkhawatirkan, efek tersebut ternyata terus berlanjut hingga mereka meninggalkan ruangan yang dipenuhi asap tersebut.

''Kami hanya dapat berspekulasi bahwa dampak ini mungkin menjadi serius pada kota-kota sibuk dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Bisa jadi, di kota-kota tersebut terdapat partikel-partikel dari asap kendaraan sangat tinggi,'' ungkap Borm. Meski demikian, lanjut Borm, perlu diketahui bagaimana pengaruh jangka panjang dari paparan asap kendaraan bermotor tadi terhadap fungsi normal otak. ''Karena itu, sangat penting dilakukan penelitian lebih lanjut,'' katanya, seperti ditulis oleh BBC.

Meski secara jelas penelitian ini memperlihatkan pengaruh pada fungsi otak, namun menurut Ken Donaldson, guru besar bidang toksologi respirasi dari University of Edinburgh menyatakan, temuan itu tidak terlalu mengejutkan. ''Namun, perlu dilakukan investigasi lebih mendalam mengenai perubahan fisiologi tersebut dalam jangka panjang. Meski demikian, penelitian ini sangat menarik dan sangat penting,'' ungkap Donaldson.

Menurutnya, kontrol mengenai penelitian dampak dari polusi udara terhadap otak secara etika kerap memunculkan masalah. Penelitian pada populasi di area yang terpapar polusi udara dalam jangka panjang, ungkapnya, sulit dilakukan. Apalagi, jika itu dikaitkan dengan penyakit-penyakit

Page 13: Pemba Has An

pada otak yang kemudian menyebabkan kematian.

Namun, ungkap Donaldson, bisa jadi polusi udara memang berkaitan dengan infeksi pada otak yang bisa berakibat fatal. Sebuah penelitian pada dog yang hidup di kawasan tinggi polusi di Meksiko memperlihatkan bahwa terjadi kerusakan otak pada hewan tersebut yang menyerupai penyakit alzheimer. Sementara, dog yang hidup di kawasan pedesaan yang polusinya lebih rendah ternyata memiliki kerusakan otak yang lebih kecil.

Kematian diniPolusi udara nyatanya memang bukan perkara sepeleh. Beberapa waktu lalu, sebuah penelitian oleh Komisi Eropa juga menyimpulkan dampak negatif dari polusi udara. Mereka menyebutkan bahwa polusi udara bertanggung jawab terhadap 310 ribu kematian dini di Eropa setiap tahunnya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa partikel supermini yang disebut partikulat dari polusi udara bisa masuk ke jaringan respirasi, dan bahkan secara langsung bisa masuk ke pembuluh darah. Partikulat ini umumnya berasal dari asap kendaraan bermotor, industri, dan polusi domestik.

Dalam penelitian ini dijabarkan kesempatan hidup di sejumlah negara di Eropa berkurang akibat polusi udara. Di Belgia, rata-rata kesempatan hidup penduduknya diduga berkurang 13,6 bulan dan di Belanda 12,7 bulan. Sementara, Finlandia berkurang 3,1 bulan dan Irlandia 3,9 bulan.

Polusi udara juga diduga bisa memicu kanker pada anak. Anak-anak yang terpapar polusi udara memiliki meninggal karena kanker sebelum usia 16 tahun. Penelitian yang dilakukan profesor George Knox dari University of Birmingham, memetakan emisi kimia di Inggris pada tahun 2001. Dia juga mendata secara detail anak-anak yang meninggal dunia di bawah usia 16 tahun yang meninggal karena leukemia dan kanker jenis lainnya antara tahun 1966 hingga 1980.

Dia menyimpulkan bahwa anak-anak yang lahir dalam radius 1 kilometer dari partikulat akibat polusi berisiko dua hingga empat kali lipat lebih tinggi terkena kanker sebelum usia 16 tahun. Menurutnya, polusi bahkan bisa mempengaruhi janin yang masih berada di dalam kandungan ibunya. Racun-racun berbahaya dari polusi bisa masuk ke rahim melalui plasenta

Dampak Polusi Udara dan Cara MengatasinyaLeave a reply

Polusi udara merupakan proses masuknya unsur – unsur atau zat berbahaya ke dalam atmosfer. Unsur atau zat tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia dan menurunkan kualitas lingkungan. Hasilnya, lingkungan pun menjadi rusak.

Beberapa bahan yang dapat mencemari udara di antaranya adalah Nitrogen dioksida (NO2), Karbon Dioksida (CO2), CFC, Timah. Hydro Carbon, Sulfur Dioksida, Karbon Monoksida, dan benda partikulat.

Page 14: Pemba Has An

Aktivitas yang dilakukan manusia dapat mempengaruhi tingkat keparahan pencemaran udara di antaranya adalah kegiatan yang dilakukan oleh industri, kegiatan pabrik, dan kendaraan yang mengeluarkan asap.

Beberapa sumber alami juga dapat menyebabkan pencemaran udara di antaranya adalah aktivitas gunung berapi, nitrifikasi biologi, denitrifikasi biologi, dan kebakaran hutan.

Beberapa sumber lain yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah kebocoran pada tangki klor, transportasi ammonia, uap pelarut organik, dan gas metana dari tempat pembuangan sampah.

Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan.

Polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan menyebabkan gejala penyakit. Gejala – gejala tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

Inflamasi.

Ozon maupun PM dapat menyebabkan inflamasi atau radang pada paru – paru. Jika terjadi radang, hal ini dapat menurunkan fungsi paru – paru pada tubuh manusia sehingga menimbulkan masalah kesehatan.

Radikal Bebas.

Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor maupun aktivitas manusia dapat menyebabkan stres oksidatif atau radikal bebas. Radikal bebas menyebabkan kulit menjadi keriput dan penuaan dini.

Gangguan Sistem Imun Tubuh.

Adanya pencemaran udara menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia menjadi berkurang. Jika sistem imun tubuh berkurang, tubuh menjadi lebih mudah terserang berbagai macam penyakit.

Efek Procoagulant.

Efek procoagulant dapat mengganggu kelancaran sirkulasi darah di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan polutan lebih mudah menyebar ke seluruh bagian tubuh. Contohnya adalah ultrafine PM.

Gejala yang sering muncul akibat menghirup udara yang tercemar adalah batuk yang terus menerus, infeksi pada saluran pernapasan, dan sesak napas. Perubahan fisiologis juga akan terlihat pada tekanan darah dan fungsi organ paru – paru.

Page 15: Pemba Has An

Dampak jangka panjang yang paling parah adalah meningkatnya resiko kematian. Bagi wanita yang sedang hamil, polusi dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan janin di dalam rahim.

Cara Mengatasi Polusi Udara.

Program Langit Biru.

Sejak bulan Agustus tahun 1996, telah dicanangkan program langit biru. Program ini bertujuan untuk memperbaiki udara agar menjadi lebih baik setelah mengalami pencemaran. Salah satu wujud program ini adalah diberlakukannya program uji emisi untuk kendaraan bermotor agar polusi yang dihasilkan sesuai dengan batas toleransi dan tidak membahayakan.

Menyediakan Cerobong Asap.

Bagi pabrik maupun industri diwajibkan untuk menyediakan cerobong asap. Hal ini bertujuan agar asap gas hasil dari kegiatan industri tidak mencemari udara yang ada di sekitarnya sehingga pemukiman maupun lingkungan di sekitar pabrik tidak akan menghirup asap pabrik yang berbahaya.

Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor.

Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan gas buang yang dapat mengganggu kesehatan jika dihirup. Oleh sebab itu salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengurangi kendaraan bermotor.

Mulailah membiasakan diri untuk menggunakan kendaraan umum jika hendak bepergian jarak jauh. Jika hanya berpegian dalam jarak dekat, Anda bisa berjalan kaki atau naik sepeda.

Membatasi Jumlah Kendaraan Bermotor.

Jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak tentu menandakan bahwa udara di lingkungan semakin tercemar karena setiap kendaraan bermotor mengeluarkan polusi. Oleh sebab itu, jumlah kendaraan tersebut harus dibatasi.

Kendaraan yang sudah tidak layak digunakan seperti bus-bus tua maupun kendaraan dengan asap mengepul sebaiknya tidak boleh beroperasi untuk mengurangi polusi udara.

Page 16: Pemba Has An